• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Spektrum Inframerah Transformasi Fourier untuk Identifikasi Karagenan dengan Metode Analisis Komponen Utama

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Spektrum Inframerah Transformasi Fourier untuk Identifikasi Karagenan dengan Metode Analisis Komponen Utama"

Copied!
26
0
0

Teks penuh

(1)

POLA SPEKTRUM INFRAMERAH TRANSFORMASI

FOURIER UNTUK IDENTIFIKASI KARAGENAN DENGAN

METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

AMRAN ADRI

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

ABSTRAK

AMRAN ADRI. Pola Spektrum Inframerah Transformasi Fourier untuk

Identifikasi Karagenan dengan Metode Analisis Komponen Utama. Dibimbing

oleh AHMAD SJAHRIZA dan SRI SUGIARTI.

Teknik spektroskopi inframerah (IR) yang digabungkan dengan teknik

kemometrik digunakan sebagai metode alternatif untuk pencirian jenis karagenan.

Kelima jenis sampel karagenan (kappa

foodgrade

, kappa

non-blaeching

, kappa

bleaching

, iota, dan campuran kappa iota) dianalisis dengan teknik spektroskopi

inframerah transformasi Fourier. Analisis komponen utama digunakan untuk

mengelompokkan jenis karagenan. Spektrum IR dengan perlakuan pendahuluan

(normalisasi, koreksi garis dasar, derivatisasi, dan

smoothing

) menunjukkan

pengelompokan yang lebih baik dibandingkan dengan spektrum IR tanpa

perlakuan pendahuluan. Pengelompokan terbaik dihasilkan dari spektrum utuh,

yaitu pada kisaran 400-4000 cm

-1

. Dua kompoenen utama (

principal component,

PC) pertama pada

score plot

dari set data ini mampu menjelaskan 87% (PC1=

76%, PC2= 11%) dari variansi total. Dengan demikian, teknik ini berhasil

membedakan kelima jenis karagenan yang digunakan dalam penelitian ini.

ABSTRACT

AMRAN ADRI. Fourier Transformation Infrared Spectra Pattern for Carageenan

Identification Using Principal Component Analysis Method. Supervised by

AHMAD SJAHRIZA and SRI SUGIARTI.

(3)

POLA SPEKTRUM INFRAMERAH TRANSFORMASI

FOURIER UNTUK IDENTIFIKASI KARAGENAN DENGAN

METODE ANALISIS KOMPONEN UTAMA

AMRAN ADRI

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Sains pada

Departemen Kimia

DEPARTEMEN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(4)

Judul Skripi : Pola Spektrum Inframerah Transformasi Fourier untuk Identifikasi

Karagenan dengan Metode Analisis Komponen Utama

Nama

: Amran Adri

NIM

: G44070066

Disetujui,

Pembimbing I

Drs Ahmad Sjahriza

NIP

19620406 198903 1 002

Pembimbing II

Sri Sugiarti, PhD

NIP 19701225 199512 2 001

Diketahui,

Ketua Departemen Kimia

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Prof Dr Ir Tun Tedja Irawadi, MS

NIP 19501227 197603 2 002

(5)

v

PRAKATA

Assalamualaikum Wr. Wb.

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

karya ilmiah dengan judul: Pola Spektrum Inframerah Transformasi Fourier untuk

Identifikasi Karagenan dengan Metode Analisis Komponen Utama. Shalawat dan

salam disampaikan kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarga, sahabat, dan

pengikutnya yang tetap berada di jalan-Nya hingga akhir zaman.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang membantu,

memberi masukan dan saran selama kegiatan penelitian dan penyusunan karya

ilmiah ini, antara lain Bapak Drs. Ahmad Sjahriza dan Ibu Sri Sugiarti, PhD

selaku pembimbing. Ungkapan terima kasih juga disampaikan kepada Ibunda

tercinta dan kakak-kakakku, serta rekan-rekan kimia 44 yang selalu memberikan

dukungan dan do`anya

Semoga karya ilmiah ini dapat bermanfaat.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bogor, Februari 2012

(6)

vi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Riau pada tanggal 16 Juli 1989 dari pasangan M.

Rasyid dan Nurhayati. Penulis merupakan anak kelima dari lima bersaudara.

Tahun 2007 penulis lulus dari SMA Negeri 3 Siak dan pada tahun yang

sama penulis masuk Institut Pertanian Bogor (IPB) melalui jalur Undangan

Seleksi Masuk IPB (USMI). Penulis diterima di Program Studi S1 Kimia,

Departemen Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut

Pertanian Bogor. Beasiswa penididikan sarjana diperoleh dari Pemerintah Daerah

Kabupaten Siak, Riau.

(7)

vii

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN ... 1

TINJAUAN PUSTAKA ... 1

Karagenan ... 1

Spektrofotometri Inframerah Transformasi Fourier (FTIR) ... 2

Pencirian Pola Spektrum FTIR ... 2

Analisis Komponen Utama... .. 2

BAHAN DAN METODE ... 3

Alat dan Bahan ... 3

Metode... 3

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 4

Analisis FTIR ... 4

Analisis Komponen Utama... 5

Pengelompokan karagenan dengan PCA ... 5

SIMPULAN DAN SARAN ... 8

Simpulan ... 8

Saran ... 8

DAFTAR PUSTAKA ... 8

(8)

viii

DAFTAR GAMBAR

Halaman

1 Struktur dasar karagenan ...

1

2 Skema alat spektroskopi FTIR ...

2

3 Spektrum FTIR karagenan dengan dan tanpa perlakuan pendahuluan ...

4

4

Score Plot

dua PC pertama dari spektrum IR utuh dengan

smoothing

...

6

5

Score Plot

dua PC pertama dari spektrum IR serbuk karagenan ...

7

DAFTAR TABEL

Halaman

1

Daerah spektrum FTIR ...

3

(9)

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

1

Bagan alir penelitian secara umum

... 10

2

Spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan tanpa perlakuan

pendahuluan

... 11

3

Spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan tanpa perlakuan

pendahuluan

... 11

4

Spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan tanpa perlakuan

pendahuluan

... 12

5

Spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan dengan perlakuan

pendahuluan

... 12

6

Spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan dengan perlakuan

pendahuluan

...

13

7

Spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan dengan perlakuan

pendahuluan

...

13

8

Analisis PCA spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan tanpa

perlakuan pendahuluan

...

14

9

Analisis PCA spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan tanpa

perlakuan pendahuluan

...

14

10

Analisis PCA spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan

tanpa perlakuan pendahuluan

... 15

11

Analisis PCA spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan dengan

perlakuan pendahuluan

... 15

12

Analisis PCA spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan

dengan perlakuan pendahuluan

...

16

13

Analisis PCA spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan

(10)

PENDAHULUAN

Salah satu dari banyak hasil laut yang mempunyai nilai ekspor adalah rumput laut. Rumput laut dimanfaatkan sebagai bahan mentah, seperti agar-agar, karagenan dan alginat. Karagenan merupakan polisakarida dengan unit-unit utamanya adalah galaktosa. Karagenan dibagi atas tiga kelompok utama yaitu kappa, iota, dan lambda. Ketiga jenis karagenan ini mempunyai bentuk dan struktur yang mirip. Oleh karena itu, perlu dilakukan pencirian sifat komponen kimia untuk klasifikasi dari jenis karagenan.

Secara konvensional, metode klasifikasi karagenan dilakukan berdasarkan kandungan sulfat dan pencampuran dengan ion alkali. Proses pelaksanaan metode ini biasanya membutuhkan waktu dan bahan kimia yang cukup banyak. Pendekatan lain untuk klasifikasi dan identifikasi dengan cara yang lebih cepat adalah berdasarkan teknik spektroskopi. Salah satu metode spektroskopi yang dapat digunakan untuk pencirian atau pembedaan dari ketiga jenis karagenan tersebut adalah dengan spektroskopi Inframerah Transformasi Fourier (FTIR).

Teknik spektroskopi FTIR berpotensi sebagai metode analisis cepat karena analisis dapat dilakukan secara langsung pada serbuk kering sampel tanpa tahapan pemisahan terlebih dahulu. Spektrum FTIR yang dihasilkan merupakan hasil interaksi antara senyawa-senyawa kimia dalam matriks sampel yang sangat kompleks. Spektrum ini sangat rumit dan tidak tampak dengan jelas dan pada umumnya tidak dapat dilihat secara visual (Chew et al. 2004). Untuk itu, digunakan suatu metode kemometrik untuk mengungkap informasi tersembunyi yang bersifat kualitatif dan kuantitatif dari data multidimensi. Teknik spektroskopi FTIR yang digabungkan dengan kemometrik dapat digunakan sebagai metode alternatif untuk pencirian jenis karagenan. Salah satu metode kemometrik yang digunakan berupa analisis multivariat yang digunakan untuk pengenalan pola dalam suatu sampel adalah metode Analisis Komponen Utama (PCA).

TINJAUAN PUSTAKA

Karagenan

Karagenan merupakan salah satu jenis polisakarida yang berasal dari alga merah (Glicksman 1983). Karagenan dibagi dalam

tiga jenis, yaitu kappa karagenan, iota karagenan, dan lamda karagenan. Kappa karagenan dihasilkan dari Eucheuma cotonii,

iota karagenan dihasilkan dari Eucheuma

spinosum, dan lambda karagenan dihasilkan

dari Chondrus crispus (Istini & Zatnika 1991). Selain dapat dibedakan oleh jenis spesies alga merah, karagenan juga dapat dibedakan berdasarkan gugus fungsinya. Kappa karagenan tersusun dari α(1→3) D galaktosa 4-sulfat dan β(1→4) 3,6 anhidro-D-Galaktosa.

Iota karagenan tersusun dari (1→3) -α-3,6 anhidro-D-Galaktosa-2-sulfat. Sedangkan lambda karagenan tersusun dari (1→3) -β -D-Galaktosa-2-sulfat (1→4) α -D-Galaktosa-2,6-sulfat (Gambar 1).

n (a) (b) n (a) n (b) n (c)

(11)

2

Spektrofotometri Inframerah Transformasi Fourier (FTIR)

Radiasi IR berada pada kisaran panjang gelombang 0.78-1000 m atau bilangan gelombang 12800-10 cm-1. Spektrumnya terbagi atas radiasi inframerah dekat (12800-4000 cm-1), menengah (4000-200 cm-1), dan jauh (200-10 cm-1). Daerah spektrum yang paling banyak digunakan untuk berbagai keperluan praktis seperti analisis dalam bidang industri, bahan pertanian, dan kendali mutu adalah pada 4000-670 cm-1 atau daerah IR tengah (Skoog et al. 1998).

Energi radiasi IR digunakan terbatas hanya pada transisi molekul yang melibatkan vibrasi. Efek dari vibrasi ini menyebabkan perubahan momen dipol. Radiasi medan listrik yang berubah-ubah akan berinteraksi dengan molekul dan akan menyebabkan perubahan amplitudo salah satu gerakan molekul. Perwujudan interaksi tersebut menghasilkan serapan yang khas dari setiap komponen atau struktur molekul. Serapan grup fungsional berada pada kisaran 4000-1500 cm-1 sedangkan fenomena intra-molekular yang bersifat sangat spesifik untuk setiap materi antara 1500-400 cm-1 (daerah sidik jari) (Khopkar 2002).

FTIR merupakan gabungan instrumen dispersif konvensional IR dengan komputer dan mikroprosesor. Komponen instrumen FTIR serupa dengan spektrometer UV-tampak, namun sumber, detektor, dan komponen optiknya sedikit berbeda. Pengukuran dengan FTIR melibatkan kombinasi interferensi konstruktif dan destruktif yang senantiasa berubah mengikuti

beberapa yang datang untuk menghasilkan

spektrum (modulasi interferometrik dari radiasi). Interferometer mengubah frekuensi yang masuk menjadi bentuk khusus yang dapat diamati oleh detektor (Gambar 2). Data yang diperoleh sangat kompleks dan

masing-masing poin membawa informasi untuk

yang berbeda. Proses matematika dengan transformasi Fourier mengkonversi data tersebut agar dapat digunakan (Naumann 1998; Wartewig 2003).

Analisis dengan FTIR lebih cepat dan lebih sensitif daripada IR dispersif. Penggunaan interferometer Michelson mampu mengatasi kekurangan sistem dispersif dalam penggunaan energi karena pada sistem dispersif banyak energi yang terbuang akibat penggunaan model deteksi pemindaian. FTIR juga memiliki perbaikan dari segi laju koleksi sinyal, keakuratan data terkait dengan hasil

pengukuran laser dari kaca bergerak, linearitas absorbans karena tidak ada penghamburan cahaya, dan penyimpanan serta mutu data melalui peningkatan resolusi atau koreksi garis dasar (Naumann 1998)

Gambar 2 Skema alat spektroskopi FTIR. (1)Sumber Inframerah (2) Pembagi Berkas (Beam Spliter) (3) Kaca Pemantul (4) Sensor Inframerah (5) Sampel dan (6) Display (Stchur 2002)

Kehadiran FTIR pada dasawarsa terakhir mampu meningkatkan aplikasi radiasi menengah IR tidak hanya untuk analisis kualitatif organik dan penentuan struktur, tetapi juga untuk analisis kuantitatif contoh yang kompleks. Model analisis kuantitatif ini dikembangkan dengan memanfaatkan informasi pola sidik jari yang bersifat khas sebagai variabel yang mempengaruhi penampakan kimiawi seperti aktivitas biologis, konsentrasi, dan polarisabilitas (Wold et al. 2001).

Pencirian Pola Spektrum FTIR

Spektrum IR mengandung informasi struktur molekular yang terdiri atas gerak vibrasi. Banyaknya gerakan molekular dari molekul poliatom akan membentuk serangkaian pita serapan yang spesifik untuk masing-masing molekul. Untuk dapat mengekstraksi informasi dari data spektrum IR tersebut, diperlukan suatu metode kemometrik berupa analisis multivariat (Stchur et al. 2002).

(12)

3

regression, principal component regression,

PLS, artificial neural network (ANN),

principal component analysis (PCA),

discriminant analysis, K-nearest neighbor,

soft independent modeling of class anology

(SIMCA), dan cluster analysis (Miller &

Miller 2000)

Analisis Komponen Utama

Analisis Komponen Utama (AKU) atau

Principal Component Analysis (PCA)

merupakan suatu metode analisis yang bertujuan mereduksi dimensi peubah asal sehingga diperoleh peubah baru (principal

component, PC) yang tidak saling berkorelasi

tetapi menyimpan sebagian informasi yang terkandung pada peubah asal. PC pertama memiliki variansi terbesar dalam set data, sedangkan PC kedua memiliki variansi terbesar selanjutnya. Dua PC pertama pada umumnya digunakan sebagai bidang proyeksi untuk inspeksi visual dari data (Miller & Miller 2000). PC terakhir biasanya mewakili bagian yang tidak penting dari varian dan diasumsikan sebagai noise (derau) atau gangguan yang lain di dalam proses rekoleksi, dan PC pertama mempertahankan proporsi utama dari variansi.

Teknik PCA berdasarkan pada dekomposisi matriks data X (N x K) menjadi dua matriks T (N x A) dan matriks P (K x A) yang saling tegak lurus. Matriks T yang disebut dengan matriks skor menggambarkan variansi dalam objek, sedangkan matriks P yang disebut matriks loading menjelaskan pengaruh variabel terhadap komponen utama. Matriks P terdiri atas data asli dalam sistem koordinat baru. Error dari model yang terbentuk dinyatakan dalam E (Lohninger 2004).

X=TP` + E ≈ TP`

Skor dapat diplot bersama-sama dengan

loading untuk mengidentifikasi karakteristik

yang lebih relevan di dalam data. Kelompok pengamatan dapat dideteksi bersama dengan hubungan dalam pengamatan, di dalam variabel, dan di antara pengamatan dan variabel.

PCA dapat digunakan untuk identifikasi. Jika mencocokkan suatu model PC dengan hanya pengamatan satu kelompok atau kelas tertentu, model dapat digunakan untuk melihat apakah suatu pengamatan baru termasuk dalam kelas yang sama. Hal ini

dilakukan dengan menghitung peluang dari pengamatan yang termasuk dalam model.

BAHAN DAN METODE

Alat dan Bahan

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini ialah karagenan kappa

foodgarade, kappa bleaching, kappa non-

bleaching, iota, campuran kappa dan iota (1:1)

dan KBr. Alat yang digunakan adalah komputer personal (PC) yang dioperasikan menggunakan windows 7, dan spektroskopi inframerah transformasi Fourier (FTIR) Shimazu. Perangkat lunak yang digunakan adalah Essential FTIR, Microsoft Excel, dan The Unscrambler 10.1 (Camo Inc) .

Metode

Analisis Sampel Menggunakan Spektroskopi FTIR

Disiapkan masing-masing sebanyak 0.01 g serbuk kappa foodgrade (KF), kappa non

bleaching (KNB), kappa bleaching (KB), Iota,

dan campuran kappa dan iota 1:1 (K+I). Sebanyak 0.01 g serbuk sampel yang telah disiapkan dicampurkan dengan 0.1 g KBr. Pengukuran spektrum dilakukan menggunakan spektrometer FTIR. Sebuah komputer personal yang dilengkapi dengan perangkat lunak essential FTIR mengatur kerja spektrofotometer FTIR pada kisaran daerah 4000-400 cm-1. Spektrum yang dihasilkan disimpan dalam format txt. Selanjutanya diubah dalam bentuk fomat excel.

Analisis Data Secara Kemometrik

Spektrum FTIR dalam bentuk format txt disimpan dalam bentuk format Excel dengan program Microsoft Excel. Data kemudian dibagi menjadi 3 jenis, yaitu spektrum utuh dengan 935 titik, segmentasi I (daerah sidik jari) dengan 287 titik, dan segmentasi II (daerah gugus fungsi) dengan 649 titik. Pembagian daerah panjang gelombang spektrum diperlihatkan pada Tabel 2.

Tabel 2 Daerah spektrum FTIR

Kisaran bilangan gelombang (cm-1) Spektrum utuh 400-4000

(13)

4

Analisis data kemometrik dilakukan menggunakan set data dengan dan tanpa perlakuan pendahuluan yang meliputi normalisasi, koreksi garis dasar, derivatisasi

dan smoothing. Selanjutnya set data dinamai

berdasarkan diberikan atau tidaknya perlakuan pendahuluan dan segmentasi terhadap data. Penamaan dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3 Penamaan set data

Set data Perlakuan pendahuluan Pembagian data 1 Ada Spektrum utuh 2 Segmentasi I 3 Segmentasi II 4

Tidak ada

Spektrum utuh 5 Segmentasi I 6 Segmentasi II

Analisis kemometrik PCA dilakukan menggunakan Unscrambler 10.1 (camo inc).

Prosedur lengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 1

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis FTIR

Pengujian FTIR dilakukan pada serbuk kappa foodgrade, kappa bleaching, kappa

non-bleaching, iota, serta campuran antara

serbuk kappa dan iota (1:1). Setiap objek amatan tersebut diukur sebanyak 5 kali ulangan menggunakan spektroskopi FTIR sehingga diperoleh 5 spektrum untuk tiap objek amatan (Gambar 2). Spektrum FTIR tidak memiliki pola tertentu dan bersifat fluktuatif. Data spektrum FTIR yang digunakan berada pada kisaran bilangan gelombang 400 sampai 1500 cm-1.

Adapun pita-pita serapan utama yang dapat diamati dari spektrum adalah pita serapan lebar pada daerah 1210-1260 cm-1 yang merupakan representasi dari serapan S=O dan pada 1010-1080 cm-1 yang merupakan daerah serapan ikatan glikosida. Pita serapan tersebut berlaku untuk semua jenis karagenan. Sedangkan pita serapan lain menunjukkan perbedaan karakteristik jenis karagenan. Pita serapan 845-850 cm-1 menunjukkan daerah kappa dan iota karagenan. Sedangkan pada serapan 800-805 cm-1 menunjukkan karakteristik iota karagenan.

(a)

(b)

Gambar 2 Spektrum FTIR serbuk kappa

foodgrade ( ), kappa bleaching

( ) , kappa nonbleaching ( ), iota ( ), kappa+ iota ( ) tanpa perlakuan pendahuluan (a) dan dengan perlakuan pendahuluan (b).

(14)

5

Analisis Komponen Utama

Penggunaan spektrum FTIR sebagai alat bantu untuk penentuan struktur molekul suatu senyawa kimia biasanya terbatas hanya melibatkan informasi serapan pada daerah-daerah tertentu saja sebagai tanda pengenal gugus fungsi tertentu. Pemanfaatan ini membatasi informasi lain yang dimiliki oleh suatu spektrum IR, terlebih lagi bila spektrum tersebut merupakan spektrum yang bersifat multidimensi seperti spektrum sel utuh dari suatu bagian tumbuhan.

Spektrum multidimensi mengandung informasi kuantitatif yang dapat menggambarkan ciri khas suatu spesies. Spektrum sel utuh setiap contoh karagenan juga memiliki perbedaan informasi kuantitatif, informasi yang tidak dapat diekstrak hanya dengan melihat pola serapan spektrum karagenan. Untuk mendapatkan informasi perbedaan secara sederhana dari 25 spektrum karagenan tersebut, digunakanlah Analisis Komponen Utama (PCA). PCA mereduksi variabel-variabel yang dimiliki oleh spektrum menjadi beberapa variabel utama saja. Proses reduksi ini dapat menyebabkan contoh karagenan terkelompokkan berdasarkan korelasi informasi variabel yang dimiliki dalam grup.

Analisis PCA karagenan dilakukan tidak hanya menggunakan data spektrum asli, tetapi juga melibatkan data spektrum hasil perlakuan pendahuluan. Perlakuan pendahuluan tersebut menggunakan metode yang berasal dari beberapa penelitian dengan tahapan berikut yaitu, normalisasi spektrum baseline, derivatisasi dan smoothing (Goodacre et al. 1998). Smoothing spektrum terdiri dari

point-point, sehingga perlu dilakukan analisis data

untuk mendapatkan smoothing terbaik dalam mengelompokkan karagenan.

Gambar 3 merupakan score plot dari komponen utama pertama dan komponen utama kedua. Interpretasi visual terbaik dalam pengelompokan didapatkan dari smoothing 13

point. Terbaiknya pengelompokan oleh

smoothing 9 point dibandingkan dengan yang

lainya dapat dilihat dari pola kelas yang yang lebih jelas dan nilai akumulasi variansi yang lebih tinggi. Nilai akumulasi variansi

smoothing 5 point, 7 point, dan 9 point, 11

point, dan 13 point, berturut-turut adalah 77%,

77%, 85%, 86%, dan 87%. Menaikkan nilai

smoothing ke titik yang lebih tinggi (15 point)

tidak memperlihatkan pola kelas dan akumulasi varian yang berbeda dengan

smoothing dengan 13 point. Sehingga untuk

analisis data (dengan perlakuan pendahuluan) digunakan smoothing 13 point.

Selain digunakan seluruh data absorbans spektrum IR karagenan, analisis PCA juga dilakukan terhadap spektrum pada kisaran bilangan gelombang tertentu, baik pada spektrum asli maupun spektrum dengan proses pendahuluan. Segmentasi ini dilakukan untuk melihat keberadaan konstituen-konstituen kunci yang berperan secara signifikan dalam analisis kemometrik.

Pengelompokan karagenan dengan PCA

Teknik PCA dapat mengurangi dimensi dari data awal, yaitu dari ribuan dimensi (sebanyak jumlah bilangan gelombang spektrum IR) menjadi hanya dua dimensi. Proyeksi sampel terhadap dua variabel baru ini ditunjukkan pada score plot. Score plot

untuk dua PC pertama biasanya paling berguna dalam analisis karena kedua PC ini memiliki variansi terbanyak dalam data. Gambar 4 menunjukkan score plot dari 25 spektrum IR sampel serbuk karagenan. Plot ini memperlihatkan pola yang terdapat pada spektrum IR, semakin dekat satu titik dengan titik yang lain, maka semakin besar kemiripan di antara spektrum IR sampel tersebut.

Pengelompokan dari spektrum IR tanpa perlakuan pendahuluan ditunjukkan pada Gambar 4a-c. Score plot dari spektrum IR ini tidak menunjukkan pemisahan yang jelas antara kelima kelompok karagenan. Score

plot dari spektrum IR ini menunjukkan

pemisahan pada sampel iota dan KF pada spektrum utuh, sedangkan untuk sampel KB, KNB, dan K+I tidak dapat dikelompokkan. Pada Segmentasi I, PCA dapat mengelompokkan iota dan KNB. Sedangkan pada segmentasi II, PCA mampu megelompokkan iota dan KF. Score plot dua PC pertama dari data spektrum IR spektrum utuh, segmentasi I, dan segmentasi II berturut-turut mampu menjelaskan 96% (PC1 = 78%, PC2 = 18%), 98% (PC1 = 94%, PC2 = 4%), dan 97% (PC1 = 94%, PC2 = 4%) dari variansi total.

Pengelompokan terbaik dari spektrum IR dengan perlakuan pendahuluan dimiliki oleh data spektrum utuh (Gambar 4d). Terlihat bahwa seluruh sampel pada masing-masing kelompok berada saling berdekatan satu sama lain. Sehingga secara keseluruhan, analisis PCA terbaik untuk pencirian karagenan adalah menggunakan data spektrum utuh dengan nilai

(15)

6

(a)

(c)

(e)

(b)

(d)

(f) Keterangan :

Gambar 3 Score plot dua PC pertama dari hasil analisis PCA, dengan data yang dianalisis dari perlakuan pendahuluan melalui smoothing (a) 5 point, (b) 7 point, (c) 9 point, (d)11

point, (e) 13 point, dan (f) 15 point.

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

(16)

7

(a)

(c)

(e)

(b)

(d)

(f)

Keterangan :

SIMPULAN DAN SARAN

Gambar 4 Score plot dua PC pertama dari spektrum IR serbuk karagenan: a. utuh tanpa perlakuan

pendahuluan, b. segmentasi I tanpa perlakuan pendahuluan, c. Segmentasi II tanpa perlakuan pendahuluan, d. utuh dengan perlakuan pendahuluan, e. segmentasi I dengan perlakuan pendahuluan, f.segmentasi II dengan perlakuan pendahuluan.

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

(17)

8

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Teknik spektroskopi FTIR yang digabungkan dengan aplikasi kemometrik sudah dapat digunakan untuk pencirian jenis karagenan. PCA mampu menunjukkan pengelompokan IR dari kelima jenis karagenan. Pengelompokan terbaik dihasilkan dari set data spektrum utuh melalui perlakuan pendahuluan dengan nilai smoothing 13 point.

Saran

Perlu dilakukan pencirian karagenan pada jenis karagenan yang lain, yaitu lambda. Sehingga analisis PCA bisa dilakukan secara bersamaan untuk ketiga jenis karagenan.

DAFTAR PUSTAKA

Chew OS, Hamdan MR, Ismail Z, Ahmad MN. 2004. Assessment of herbal medicines by chemometrics-assisted interpretation of FTIR spectra. J Anal

Chim Acta,in press.

Glicksman M. 1983. Food Hydrocolloids. Volume I. Florida: CRC Press Boca Raton. 207 p.

Goodacre, R. Burton, N. Kaderbhai, AM. Woodward, D.B. Kell &P. J. Rooney.1998. Rapid identification of urinary tract infection bacteria using hyperspectral whole–organisme fingerprinting and atificial neural network. J. Microbial

144: 1156-1170

Istini S dan Zatnika A. 1991. Optimasi Proses

Semirefine Carrageenan dari Rumput Laut

Eucheuma cottonii. Di dalam: Teknologi

Pasca Panen Rumput Laut. Prosiding

Temu Karya Ilmiah; Jakarta, 11-12 Maret

1991. Jakarta: Departemen Pertanian. hlm 86-95

Khopkar SM. 2002. Konsep Dasar Kimia

Analitik. Saptorahardjo A, penerjemah;

Jakarta: UI Press. Terjemahan dari: Basic Concepts of Analytical Chemistry.

Lohninger H. 2004. Multivariate calibration.[terhubung berkala]. http://www.vias.org/tmdatanaleng/cc_mult ivaritae.html [20 Juni 2011]

Miller JC, Miller JN. 2000. Statistic and Chemometrics for Analytical Chemistry.

Ed ke-4. Harlow: Pearson Education. Naes T, Isaksson T, Fearn T, Davies T. 2002.

A User Friendly Guide to Multivariate

Calibration and Classification. Chichester:

NIR Publication.

Naumann D. 1998. Infrared spectroscopy in microbiology. Di dalam: Meyers RA, editor Encyclopedia of Analytical

Chemistry. Berlin: J Wiley. hlm 1-28.

Stchur P, Cleveland D, Zhou J. Michel RG. 2002. A review of recent applications of near infared spectroscopy, and the characteristic of a novel PbS CCD array-based near infrared spectrometer. Appl

Spect Rev 37:383-428.

Skoog DA, Holler FJ, Nieman TA. 1998.

Principles of Instrumental Analysis. Ed

ke-5. Philadelphia: Harcourt Brace.

Wartewig S. 2003. Infrared and Raman

Spectroscopy Fundamental Process.

Weinheim: J Wiley.

Wold S, Sjostrom M, Eriksson L. 2001. PLS-regression: a basic tool of chemometrics.

(18)

11

(19)

16

Lampiran 1 Bagan alir penelitian secara umum

Karagenan

Serbuk kappa

Foodgrade

Serbuk kappa

non bleaching

Serbuk kappa

bleaching Serbuk iota

Serbuk campuran kappa dan iota

(1:1)

Analisis

menggunakan FTIR

Analisis Statistik

a

PCA

(20)

16

Lampiran 2 Spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan tanpa perlakuan

pendahuluan

Lampiran 3 Spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan tanpa perlakuan

pendahuluan

11

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

Campuran kappa:iota

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

(21)

17

Lampiran 4 Spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan tanpa perlakuan

pendahuluan

Lampiran 5 Spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan dengan perlakuan

pendahuluan

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

Campuran kappa:iota

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

Campuran kappa:iota

(22)

18

Lampiran 6 Spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan dengan

perlakuan pendahuluan

Lampiran 7 Spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan dengan

perlakuan pendahuluan

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

Campuran kappa:iota

Kappa foodgarade

Kappa bleaching

Kappa non-bleaching

Iota

Campuran kappa:iota

(23)

19

Lampiran 8 Analisis PCA spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan tanpa

perlakuan pendahuluan

Lampiran 9 Analisis PCA spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan

tanpa perlakuan pendahuluan

(24)

20

Lampiran 10 Analisis PCA spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan

tanpa perlakuan pendahuluan

Lampiran 11 Analisis PCA spektrum IR utuh sampel serbuk karagenan dengan

perlakuan pendahuluan

(25)

21

Lampiran 12 Analisis PCA spektrum IR segmentasi I sampel serbuk karagenan

dengan perlakuan pendahuluan

Lampiran 13 Analisis PCA spektrum IR segmentasi II sampel serbuk karagenan

dengan perlakuan pendahuluan

(26)

Gambar

Gambar 1  Struktur dasar kappa karagenan (a), iota karagenan (b), dan lambda karagenan (c)
Gambar 2  Skema alat spektroskopi FTIR.
Tabel 2  Daerah spektrum FTIR
Gambar 2 Spektrum FTIR serbuk kappa
+3

Referensi

Dokumen terkait

Metode rasio ragam merupakan salah satu metode yang dapat digunakan untuk mengetahui pola penyebaran suatu jenis. Metode tersebut menggunakan nilai rataan dan nilai

Tahapan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode pendekatan yang juga dapat digunakan untuk sistem pengenalan pola karakter dengan menggunakan metode

Salah satu metode yang digunakan dalam eksplorasi geofisika adalah metode geolistrik hambatan jenis. Geolistrik hambatan jenis memanfaatkan sifat resistivitas listrik batuan

Tahapan tersebut dapat dilakukan dengan menerapkan salah satu metode pendekatan yang juga dapat digunakan untuk sistem pengenalan pola karakter dengan menggunakan metode

Principal Component Analysis (PCA) merupakan suatu teknik statistik untuk mengubah dari sebagian besar variabel asli yang digunakan dan saling berkorelasi satu dengan

dengan menggunakan penduga kekar. MCD adalah salah satu penduga kekar untuk menduga vektor rataan dan matriks ragam- peragam yang digunakan untuk menduga jarak

Metode tahanan jenis atau resistivitas adalah salah satu dari ketiga metode survey elektrik, metode ini digunakan untuk mengetahui gambaran di bawah permukaan dengan

Untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kemiskinan, perlu dilakukan identifikasi dengan metode tertentu salah satunya melalui metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu