• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENUTUP PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA NARKOTIKA SETELAH DIKELUARKANNYA UNDANG-UNDANG NOMER 35 TAHUN 2009.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENUTUP PERANAN PENYIDIK POLRI DALAM PENCEGAHAN TINDAK PIDANA NARKOTIKA NARKOTIKA SETELAH DIKELUARKANNYA UNDANG-UNDANG NOMER 35 TAHUN 2009."

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

56

BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian, baik dalam penelitian kepustakaan,

maupun penelitian lapangan, serta analisis yang telah penulis lakukan pada

bab-bab terdahulu, berikut disajikan kesimpulan yang merupan jawaban

terhadap rumusan permasalahan dalam penelitian hukum, beberapa hal

sebagai berikut :

1. Peranan penyidik Polri dalam pencegahan tindak pidana narkotika setelah

dikeluarkannya Undang-Undang Nomer 35 Tahun 2009 adalah sebagai

penyidik pembantu Badan Narkotika Nasional (BNN), apabila akan

melakukan penyidikan terhadap kejahatan narkotika maka harus

berkoordinasi dahulu dengan BNN yang merupakan pemilik wewenang

terbesar dalam penyidikan kasus kejahatan narkotika. Dengan adanya

Penyidik Polri upaya penyidikan terhadap pelaku tindak pidana Narkoba

yang dilakukan oleh BNN dapat dilaksanakan dengan baik, bahkan

dengan hasil memuaskan. Hal ini karena instrumen yang ada di dalam

Polri bekerjasama dalam menuntaskan kasus-kasus tindak pidana narkoba

(2)

56

2. Hambatan-hambatan yang ditemui penyidik Polri dalam pencegahan

tindak pidana narkotika setelah dikeluarkannya Undang-Undang Nomer

35 Tahun 2009, adalah besarnya biaya yang dibutuhkan untuk mencari

barang bukti dan pengujian terhadap alat bukti terhadap jenis golongan

narkotika yang membutuhkan biaya yang cukup besar, hambatan lain

datang dari anggota penyidik Polri yang kurangnya pendidikan khusus

tentang narkotika, dan hambatan yang terbesar yakni dari masyarakat yang

masih kurang mengetahui ciri-ciri narkotika dan kurangnya kesadaran

akan kejahatan narkotika yang terjadi dilingkungan sekitarnya.

B. SARAN-SARAN

Bertitik tolak dari kesimpulan diatas tentang hambatan yang ditemui

penyidik Polri, berikut ini yang ingin dikemukakan oleh penulis beberapa

saran yang mungkin dapat bermanfaat bagi semua pihak yang terlibat

penyelesaian perkara tindak pidana narkotika antara lain :

1. Perlu pengadaan suatu pendidikan atau penataran khusus terhadap para

penyidik Polri yang terlibat dalam pencegahan tindak pidana narkotika,

karena dilihat dari berbagai macam jenis-jenis narkotika yang

disalahgunakan dan beredar di masyarakat, diharapkan penyidik telah

mengetahui jenis-jenis obat-obatan yang beredar di masyarakat.

2. Dalam peranannya diharapkan penyidik Polri dapat memberikan

(3)

56

kejahatan narkotika, karena tidak semua masyarakat mengetahui tentang

narkotika dan kejahatan narkotika dan pembinaan terhadap masyarakat

agal lebih peka terhadap lingkungan sekitar, salah satunya bila terjadi

kejahatan narkotika yang mereka ketahui sehingga dapat melaporkannya

(4)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Narkotika Nasional ,Pedoman Petugas Penyuluhan P4GN di lingkungan

hukum, 2009, Jakarta, hlm 74

Bawengan Gerson., Penyidikan Perkara Pidana.Pradnya Paramita. Jakarta. l977. hlm. 11

Hamzah Andi, 1983,Pengantar Hukum Acara Pidana Indonesia, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 14

LoebbyLoqman, Hak Asasi Manusia (HAM) Dalam Hukum Acara Pidana (HAP), Datacom, Jakarta, 2002, hlm 22

M. Taufik Makarao, et.al., 2003,Tindak Pidana Narkotika, Ghalia Indonesia, Jakarta, hlm. 34

Philipus M. Hadjon, makalah penelitian Argumentasi Hukum Fakultas Hukum Universitas Airlangga, Dasar Argumentasi Hukum dan Legal Opinion (legal memo) , 18 Juni 2004

Prakoso Djoko, ey,al., Kejahatan-kejahatan Yang Merugikandan Membahayakan

Negara, BinaAksara, Jakarta, hlm. 480

Soedjono D., 1976, Segi HukumtentangNarkotika di Indonesia,Karya Nusantara, Bandung, hlm. 14

Tim Prima Pena, 2005, Kamus Besar bahasa Indonesia edisi terbaru, Gita Media Perss, Jakarta, hlm. 600

Internet

http://www.umsl.edu/rkee/180/drgcrime.htm, Goode Erich, Drug And Crime, tanggal 6 Maret 2012

www.KamusBesar Bahasa Indonesia.org

Peraturan Perundang-Undangan

(5)

Undang-UndangNomer 2 Tahun 2002tentangKepolisianRepublik Indonesia

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika

Referensi

Dokumen terkait

Analisis data bertujuan agar peneliti dapat menyempurnakan pemahaman terhadap data tersebut, untuk kemudian menyajikannya kepada pihak lain dengan lebih jelas tentang apa

dan nilai Anti-image Correlation variabel- variabel yang diuji diatas 0,5. Pada analisis selanjutnya dari variabel- variabel preferensi konsumen dalam memilih buah durian,

Sebelum praktikan melaksanakan mengajar terbimbing, praktikan terlebih dahulu melakukan bimbingan dengan guru pamong dan guru kelas untuk berkonsultasi tentang materi

H terdapat pengaruh yang signifikan antara variabel kualitas layanan (X) terhadap loyalitas nasabah (Z). Tingkat signifikan α yang

Kenny Hanitijo Soemitro, Metode Penulisan Hukum dan Juri Metri.. berguna dan dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. Dalam hal ini, penulis melakukan wawancara dengan

Pengusangan cepat terkontrol (PCT) merupakan metode analisis vigor benih yang dapat dijadikan sebagai alternatif. Metode ini mulai dikembangkan dan telah banyak digunakan

Hasil penelitian dapat disimpul- kan sebagai berikut: tngkat pendidikan remaja yang marriage diusia muda mayoritas berpendidikan rendah, yaitu SD ke bawah, tingkat pendidikan orang

Pada Tabel 4, memperlihatkan hasil pengujian pada sensor HC-SR04 dengan tiga kondisi, yaitu dengan permukaan datar ( flat) , permukaan dengan garis kontur (