• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan Sikap dan Tindakan Wanita terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan Sikap dan Tindakan Wanita terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012"

Copied!
103
0
0

Teks penuh

(1)

PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN WANITA

TERHADAP KANKER PAYUDARA DI PUSKESMAS

PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2012

Oleh :

A.PARIKSIT

090100413

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN WANITA

TERHADAP KANKER PAYUDARA DI PUSKESMAS

PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

A.PARIKSIT

090100413

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(3)

PENGETAHUAN SIKAP DAN TINDAKAN WANITA

TERHADAP KANKER PAYUDARA DI PUSKESMAS

PADANG BULAN MEDAN TAHUN 2012

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

Oleh :

A.PARIKSIT

090100413

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(4)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : Pengetahuan Sikap dan Tindakan Wanita terhadap Kanker

Payudara di Puskesmas Padang Bulan Medan Tahun 2012

Nama : A.Pariksit

NIM : 090100413

__________________________________________________________________

Pembimbing Penguji I

dr. Ichwanul Adenin, M.Ked.OG. Sp.OG(K) dr. Richard Hutapea, Sp.KK(K)

NIP : 19590223 010386 1 001 NIP : 19621030 198910 1 001

Penguji II

dr. Masitha Dewi Sari, Sp.M

NIP : 19761024 200501 2 001

Medan, Januari 2013

Dekan

Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara

( Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH )

(5)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian yang paling mengancam wanita. Berdasarkan data Global Burden Of Cancer angka kejadian kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 perempuan. Mengikut data statistik pada tahun 2008, kasus kanker payudara pada wanita di Indonesia menduduki tempat pertama dengan jumlah kasus sebanyak 39,831 yaitu 25.5% daripada total kasus kanker pada wanita di Indonesia.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas Padang Bulan, Medan pada tahun 2012.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dan populasi penelitian adalah wanita di Puskesmas Padang Bulan dengan besar sampel sebanyak 68 orang wanita.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan wanita di Puskesmas Padang Bulan mempunyai pengetahuan dan sikap yang sedang tentang kanker payudara yaitu sebanyak 33 responden (48.5%) untuk pengetahuan, 40 responden (58.8%) untuk sikap dan mempunyai tindakan yang baik yaitu sebanyak 35 responden (51.5%) Diskusi: Bahwa masih dibutuhkan pengetahuan dan edukasi lebih lanjut kepada masyarakat tentang kanker payudara

Kata kunci: Kanker payudara, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

(6)

ABSTRACT

Introduction : Breast cancer is one of the most threatening cause of death for women. Based on data from the Global Burden Of Cancer, breast cancer

incidence in Indonesia is 26 per 100,000 women. According to Statistics in 2008 , breast cancer is the number one culprit among indonesian women by the number of cases as much as 25.5% from the total 39,831 numbers of cancer cases among women in Indonesia.

Objective: The purpose of this study is to determine the knowledge, attitude and action of women against breast cancer in Padang Bulan Health Community Center, Medan.

Methods: This is a descriptive surveillance study with cross-sectional design.The number of samples are 68 women and determined by using consecutive sampling.

Result: The result showed that women in Padang Bulan Health Community Center had average knowledge on breast cancer which is 33 respondents

(48.5%), average attitude which is 40 respondents (58.8%) and followed by good action towards breast cancer which is 35 respondents (51.5% )

Discussion: Supervision and education about breast cancer are still needed for the community.

(7)

KATA PENGANTAR

Pertama-tama saya ucapkan puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang dengan petunjuk dan rahmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini yang merupakan salah satu tugas akhir dalam

menyelesaikan pendidikan Sarjana Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Dalam penelitian dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini saya telah mendapat banyak bimbingan, pengarahan, saran, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, dengan kerendahan hati saya ingin mengucapkan terima kasih yang setulusnya kepada :

1. dr. Ichwanul Adenin, Sp.OG(K) selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan waktu, tenaga, dan pikiran untuk dapat memberikan bimbingan, saran, motivasi serta semangat sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat terselesaikan.

2. dr. Richard Hutapea, Sp.KK(K) selaku Dosen Penguji I dan dr. Masita Devi, Sp.M selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan saran dan nasehat-nasehat dalam penyempurnaan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.

3. Rasa cinta dan terima kasih yang tidak terhingga saya persembahkan kepada kedua orang tua saya, ayahanda Anumanthan dan ibunda Punithavathi, dan keluarga anggota lainnya atas doa, perhatian, dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih sayang kepada saya.

4. Bapak/Ibu dosen Ilmu Kedokteran Komunitas (IKK) Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan panduan, tanggapan, dan saran kepada saya sehingga hasil penelitian ini dapat terselesaikan.

(8)

Saya menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk penyempurnaan Karya Tulis Ilmiah ini. Akhir kata, penulis berharap semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi dunia kesehatan, khususnya bagi pembaca Karya Tulis Ilmiah ini.

Medan, Desember 2012

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISTILAH/SINGKATAN ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

(10)

2.4. Kanker Payu Dara ... 10

2.4.7. Patofisiologi Kanker Payudara ... 18

2.4.8. Diagnosis Kanker Payudara ... 18

2.4.9. Penatalaksanaan ... 21

2.4.10.Pencegahan ... 21

2.4.11.Komplikasi ... 22

2.4.12.Prognosis ... 22

BAB 3 KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL…….. .. 24

3.1. Kerangka Konsep Penelitian... 24

3.2. Variabel dan Definisi Operasional... 24

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 27

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 5.1. Hasil Penelitian ... 31

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... ... 31

5.1.2 Deskripsi Karakteristik Responden ... ... 31

5.1.3 Hasil Analisa Data... ... 32

5.1.3.1.Analisa Data Variable Pengetahuan……….. 32

5.1.3.2. Analisa Data Variable Sikap………. 37

(11)

5.2. Pembahasan

5.2.1 Pengetahuan wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas Padang Bulan... ... 45 5.2.2 Sikap wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas Padang Bulan... ... 46 5.2.3 Tindakan wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas

Padang Bulan ... 48 BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

(12)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

Tabel 1 Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun 23

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia 31

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan 32

Tabel 5.3. Pengertian kanker payudara 32

Tabel 5.4. Siapa sajakah yang bisa terkena payudara 33

Tabel 5.5. Risiko kanker payudara meningkat pada 33

Tabel 5.6. Faktor risiko kanker payudara 33

Tabel 5.7. Faktor risiko kanker payudara meningkat pada umur 34

Tabel 5.8. Gejala kanker payudara 34

Tabel 5.9. Membedakan antara gejala kanker payudara dan gejala normal 34

akibat perubahan hormon Tabel 5.10. Umur berapa untuk mula melakukan pemerikasaan payudara 35 Tabel 5.11.Hasil analisis tingkat pengetahuan 35

Tabel 5.12. Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan umur 35

(14)

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap 38 Tabel 5.16. Distribusi Sikap berdasarkan umur 38 Tabel 5.17. Distribusi Sikap berdasarkan Tingkat pendidikan 39 Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel 40

Tindakan

Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan 41 Tabel 5.20. Distribusi Tindakan berdasarkan umur 42

(15)

DAFTAR ISTILAH / SINGKATAN

Singkatan Penerangan

ASI Air Susu Ibu

AJCC American Joint Committee On cancer

BRCA1 Breast Cancer Type 1 Susceptibility Protein

BRCA2 Breast Cancer Type 2 Susceptibility Protein

BRCA3 Breast Cancer Type 3 Susceptibility Protein

CT SCAN Computerized Tomography Scan

DES

DNA Deoxyribonucleic acid

ER Estrogen Receptor

MRI

KB

PR Progestron Receptor

SPSS Statistical Product and Service Solution for Windows

SADARI Periksa Payudara Sendiri TNM Tumor Node Metatastis

TP53 Tumor Protein P53

UK United Kingdom

UICC

USG

(16)

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 Riwayat Hidup Peneliti LAMPIRAN 2 Lembar Penjelasan LAMPIRAN 3 Lembar Persetujuan LAMLIRAN 4 Kuesioner

LAMPIRAN 5 Validitas kuesioner

LAMPIRAN 6 Frekuensi Karakteristik Responden

LAMPIRAN 7 Frekuensi pengetahuan tentang kanker payudara LAMPIRAN 8 Frekuensi sikap tentang kanker payudara

LAMPIRAN 9 Frekuensi tindakan tentang kanker payudara LAMPIRAN 10 Surat Izin Penelitian

(17)

ABSTRAK

Latar Belakang : Kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian yang paling mengancam wanita. Berdasarkan data Global Burden Of Cancer angka kejadian kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 perempuan. Mengikut data statistik pada tahun 2008, kasus kanker payudara pada wanita di Indonesia menduduki tempat pertama dengan jumlah kasus sebanyak 39,831 yaitu 25.5% daripada total kasus kanker pada wanita di Indonesia.

Tujuan : Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas Padang Bulan, Medan pada tahun 2012.

Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional. Teknik pengambilan sampel dilakukan secara consecutive sampling dan populasi penelitian adalah wanita di Puskesmas Padang Bulan dengan besar sampel sebanyak 68 orang wanita.

Hasil: Hasil penelitian menunjukkan wanita di Puskesmas Padang Bulan mempunyai pengetahuan dan sikap yang sedang tentang kanker payudara yaitu sebanyak 33 responden (48.5%) untuk pengetahuan, 40 responden (58.8%) untuk sikap dan mempunyai tindakan yang baik yaitu sebanyak 35 responden (51.5%) Diskusi: Bahwa masih dibutuhkan pengetahuan dan edukasi lebih lanjut kepada masyarakat tentang kanker payudara

Kata kunci: Kanker payudara, Pengetahuan, Sikap, Tindakan

(18)

ABSTRACT

Introduction : Breast cancer is one of the most threatening cause of death for women. Based on data from the Global Burden Of Cancer, breast cancer

incidence in Indonesia is 26 per 100,000 women. According to Statistics in 2008 , breast cancer is the number one culprit among indonesian women by the number of cases as much as 25.5% from the total 39,831 numbers of cancer cases among women in Indonesia.

Objective: The purpose of this study is to determine the knowledge, attitude and action of women against breast cancer in Padang Bulan Health Community Center, Medan.

Methods: This is a descriptive surveillance study with cross-sectional design.The number of samples are 68 women and determined by using consecutive sampling.

Result: The result showed that women in Padang Bulan Health Community Center had average knowledge on breast cancer which is 33 respondents

(48.5%), average attitude which is 40 respondents (58.8%) and followed by good action towards breast cancer which is 35 respondents (51.5% )

Discussion: Supervision and education about breast cancer are still needed for the community.

(19)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada tahun 2008, diperkirakan bahwa di seluruh dunia 1,38 juta wanita di diagnosa dengan kanker payudara, terhitung sekitar sepersepuluh (10,9%) dari semua kasus kanker yang baru dan hampir seperempat (23%) dari semua kasus kanker pada wanita. Insidensi kanker payudara pada wanita sangat bervariasi, dengan tingkat tertinggi di Eropa dan kadar terendah di Afrika dan Asia (NHS Breast Cancer Screening Programme).

Kanker payudara ialah kanker yang paling sering didiagnosa pada wanita dan merupakan penyebab utama kematian pada wanita, yaitu 23% daripada total kasus kanker dan 14% daripada kematian akibat kanker (Jemal 2011).

Menurut data WHO (World Health Organization), Diperkirakan 519,000 wanita meninggal pada tahun 2004 akibat kanker payudara, kanker payudara meskipun dianggap penyakit yang melibatkan negara maju, mayoritas (69%) dari semua kematian akibat kanker payudara terjadi di negara berkembang (WHO Beban Global Penyakit, 2004).

Kanker payudara telah menjadi kanker yang paling umum di UK (United Kingdom) sejak tahun 1997, meskipun sangat jarang terjadi pada pria. Setakat ini, kanker payudara merupakan kanker paling umum dalam kalangan wanita di UK, akuntansi untuk 31% daripada semua kasus baru kanker pada wanita. Pada tahun 2009, terdapat 48,788 kasus baru kanker payudara di UK dimana 48,417 pada wanita dan 371 (kurang dari 1%) pada pria, memberikan rasio wanita : laki-laki sekitar 131:1 (Cancer Research UK).

(20)

Kanker payudara merupakan penyebab kematian kedua paling umum dalam kalangan wanita di UK, setelah kanker paru, terhitung sekitar 15% daripada kematian wanita akibat kanker. Kanker payudara merupakan penyebab kematian paling umum pada wanita sampai tahun 1998, sejak itu telah ada lebih banyak kematian akibat kanker paru pada wanita di UK. Kematian akibat kanker payudara sangat terkait dengan usia. Di UK antara tahun 2008 dan 2010, sekitar 90% daripada kematian akibat kanker payudara adalah pada wanita berusia 50 tahun ke atas (Cancer Research UK).

Mengikut data statistik pada tahun 2008, kasus kanker payudara pada wanita di Indonesia menduduki tempat pertama dengan jumlah kasus sebanyak 39,831 yaitu 25.5% daripada total kasus kanker pada wanita di Indonesia. Tambahan pula, jumlah kematian akibat kanker payudara mencapai 20,052 yaitu 19.2% daripada seluruh kasus kanker payudara di Indonesia (Ferlay2008).

Menurut Purnomo (2009), kanker payudara menempati urutan kedua sesudah kanker mulut rahim pada wanita. Namun, menurut Jemal (2011) telah terjadi pergeseran dan kini kanker payudara menempati urutan pertama dan menjadi penyebab utama kematian akibat kanker pada wanita di negara-negara ekonomi berkembang.

Di negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia pun angka penderita kanker payudara dan kanker lain sudah demikian tingginya. Berdasarkan data Global Burden Of Cancer angka kejadian kanker payudara di Indonesia 26 per 100.000 perempuan. (Antarnews, 2010)

Secara umum, kanker payudara adalah salah satu penyebab kematian yang paling mengancam wanita selain kanker rahim dan kanker paru. Sebagian besar kasus kanker payudara menyerang wanita di usia 40-45 tahun. Namun ada juga wanita di luar usia tersebut yang terserang (Nurcahyo. 2010. hlm.83).

Diperkirakan 226,870 wanita akan di diagnosis dengan kanker payudara dan 39,510 wanita akan meninggal dunia akibat kanker payudara pada tahun 2012 (National Cancer Institute).

(21)

Perilaku pencegahan adalah esensial untuk mengurangi angka kematian kanker. Pengetahuan adalah faktor predisposisi yang amat diperlukan untuk perubahan perilaku. Pengetahuan juga memainkan peranan penting dalam meningkatkan perilaku sehat.Tambahan pula, pengetahuan dapat meningkatkan sikap, mengelakan kesalahpahaman dan secara serentak meningkatkan praktek skrining kanker payudara dalam kalangan wanita. Itulah sebabnya, untuk mengurangi kadar mortalitas akibat kanker payudara ada perubahan dari melakukan SADARI (Periksa Payudara Sendiri) ke kesadaran tentang kanker payudara setelah tahun 1991 (Nursing Times, 2003).

Selain itu, beberapa penelitian juga menunjukan bahawa wanita yang berpengetahuan lebih mungkin untuk mematuhi skrining payu dara yang direkomendasikan (Georgia, 2007).

Dari kasus diatas penulis melakukan survey pendahuluan di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2012.

Berdasarkan uraian diatas penulis tertarik melakukan penelitian di Puskesmas Padang Bulan, Medan mengenai “Pengetahuan, Sikap dan Tindakan Wanita terhadap Kanker Payu Dara di Puskesmas Padang Bulan, Medan”.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah “Bagaimanakah Pengetahuaan, Sikap dan Tindakan Wanita terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2012?”

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

(22)

1.3.2. Tujuan Khusus

Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui pengetahuan,sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara berdasarkan umur

2. Mengetahui pengetahuan,sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara berdasarkan tingkat pendidikan

1.4. Manfaat Penelitian

1.4.1. Penelitian Kedokteran

Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat menjadi kontribusi sebagai informasi dalam menerapkan pengalaman ilmiah yang diperoleh untuk peneliti di masa akan datang. Selain itu, dapat dijadikan sebagai informasi awal penelitian kedokteran sejenisnya di Kota Medan.

1.4.2. Petugas kesehatan

Untuk menambah wawasan petugas kesehatan dalam memberikan pelayanan kebidanan yang informatif maupun interaktif terutamanya tentang kanker payudara.

1.4.3. Masyarakat

Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran yang jelas kepada masyarakat kota Medan, terutamanya golongan wanita tentang tingkat pengetahuaan kanker payudara.Dengan penelitian ini, masyarakat dapat bersikap proaktif dalam meningkatkan pengetahuan tentang kanker payu dara serta mengamalkan gaya hidup yang sehat untuk mencegah insidens kanker payudara.

1.4.4. Pemerintah

(23)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengetahuan

2.1.1. Definisi Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah seseorang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh dari pendengaran dan penglihatan. (Notoatmodjo. 2003)

2.1.2 Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan mencakup 6 tingkatan (Notoatmodjo, 2003), yaitu : a) Know (Tahu)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali (recall) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b) Comprehension (Memahami)

Diartikan sebagai suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham tentang objek atau materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkannya terhadap objek yang telah di pelajarinya.

c) Aplication (Aplikasi)

(24)

d) Analysis (Analisa)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e) Synthesis (Sintesis)

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f) Evaluation (Evaluasi)

Evaluation ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilain-penilaian itu didasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria-kriteria yang telah ada.

Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahawa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan (Notoatmodjo, 2003) yaitu :

a. Awareness (Kesadaran) dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (Objek).

b. Interest (daya tarik) terhadap stimulus atau objek tersebut.

c. Evaluation (Menimbang) terhadap baik atau tidaknya stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial (Mencoba) dimana subjek mulai mencoba melakukan sesuatu sesuai dengan apa yang di kehendaki oleh stimulus.

e. Adoption (Menerima) dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian, dari penelitian selanjutnya Rogers menyimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap tahu di atas.

(25)

2.2. Sikap

2.2.1 Definisi Sikap

Sikap adalah reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat, tetapi merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek . Sikap secara nyata menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu yang merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak.

Sikap mempunyai 3 komponen pokok : a. Afektif

Merupakan aspek emosional dari faktor sosio psikologis atau evaluasi terhadap suatu objek.

b. Kognitif

Merupakan aspek intelektual, kepercayaan, ide dan konsep yang berkaitan dengan apa yang diketahui manusia.

c. Konatif

Merupakan aspek fungsional yang berhubungan dengan kebiasaan dan kemauan untuk bertindak.

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap secara utuh. Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan, pikiran, keyakinan dan emosi memegang peranan penting (Notoatmodjo, 2007).

2.2.2. Tingkat Sikap

Sikap terdiri dari beberapa tingkatan yaitu(Notoatmojo, 2003): a. Menerima (receiving)

Menerima berarti mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan. b. Merespon (responding)

Merespon berarti memberikan jawaban jika ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan.

(26)

Pada tingkat menghargai, individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab berarti menerima semua resiko terhadap sesuatu yang telah dipilih.

2.2.3 Ciri-ciri Sikap

Sikap memiliki beberapa ciri yaitu: (Maulana, 2009).

a. Sikap tidak dibawa dari lahir, tetapi dipelajari dan dibentuk melalui pengalaman dan latihan sepanjang perkembangan individu.

b. Sikap dapat berubah-ubah dalam situasi yang memenuhi syarat untuk itu, sehingga dapat dipelajari.

c. Sikap tidak berdiri sendiri, tetapi selalu berhubungan dengan objek sikap. d. Sikap dapat tertuju pada satu atau banyak objek.

e. Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar. Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi, hal ini yang membedakan dengan pengetahuan

2.3. Tindakan

2.3.1. Definisi Tindakan

Tindakan atau praktik (practice) adalah suatu sikap belum otomatis yang terwujud dalam suatu tindakan (overt behavior). Setelah seseorang mengetahui stimulus, kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa telah yang diketahui untuk dilaksanakan atau dipraktekkan. Agar terwujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung berupa fasilitas dan dukungan dari pihak lain.(Notoatmodjo, 2007)

2.3.2. Tingkat Tindakan

Praktik ini mempunyai beberapa tingkatan: (Notoatmodjo, 2007).

(27)

b. Respon terpimpin (guided response) Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik yang kuat.

c. Mekanisme (mecanism) Apabila seseorang telah melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka ia sudah mencapai praktik tingkat tiga.

d. Adopsi (adoption)

e. Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

2.3.3. Faktor - Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan, Sikap dan

Tindakan

a. Umur adalah lamanya seseorang hidup dihitung dari tahun lahirnya sampai dengan ulang tahunnya yang terakhir. Variabel umur merupakan sebuah konsep yang masih abstrak, bahkan cenderung menimbulkan variasi dalam pengukurannya.Umur sangat erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang, semakin bertambah umur maka semakin bertambah pula pengetahuan seseorang (Notoatmodjo, 2007). Semakin cukup umur seseorang, tingkat kematangan dan kekuatan akan lebih matang dalam berpikir dan bekerja. Akan tetapi pada umur-umur tertentu atau menjelang usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. (Nursalam, 2001).

b. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik mampu mengembangkan potensi yang ada didalam dirinya.

(28)

pendidikan yang tinggi maka seseorang akan mudah untuk menerima informasi baik dari orang lain maupun dari media informasi lainnya, sebaliknya tingkat pendidikan yang rendah akan menghambat perkembangan sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru yang diperkenalkan (Nursalam, 2001). Menurut Notoatmodjo (2007), konsep dasar pendidikan merupakan suatu proses belajar yang berarti, didalam pendidikan terjadi proses pertumbuhan, perkembangan atau perubahan ke arah yang lebih matang baik pada individu, kelompok

maupun masyarakat. d. Menurut Notoatmodjo (2003), bahwa lamanya seseorang bekerja dapat

berkaitan dengan pengalaman yang diperoleh ditempat kerja, semakin lama seseorang bekerja semakin banyak pengetahuan dan keterampilan yang akan didapat.

2.4. Kanker Payudara

2.4.1. Anatomi Payudara

Payudara merupakan kelenjar aksesoris kulit yang terletak pada iga dua sampai iga enam, dari pinggir lateral sternum sampai linea aksilaris media. Kelenjar ini dimiliki oleh pria dan wanita. Namun, pada masa pubertas, payudara wanita lambat laun akan membesar hingga membentuk setengah lingkaran, sedangkan pada pria tidak. Pembesaran ini terutama terjadi akibat penimbunan lemak dan dipengaruhi oleh hormon-hormon ovarium. (Snell, 2006)

(29)

Gambar 2.1: Anatomi Payudara

Menurut Audrey et al, (2009), untuk mempermudah menyatakan letak suatu kelainan, payudara dibagi menjadi lima region, yaitu:

a. Kuadran atas bagian medial (inner upper quadrant) b. Kuadran atas bagian lateral (outer upper quadrant) c. Kuadran bawah bagian medial (inner lower quadrant) d. Kuadran bawah bagian lateral (outer lower quadrant) e. Regio puting susu (nipple)

2.4.2 Definisi Kanker Payudara

Kanker payudara adalah massa ganas yang berasal dari pembelahan diluar kendali sel-sel yang ada di jaringan payudara. Kanker payudara dapat berasal dari jaringan payudara itu sendiri atau dari jaringan lain yang merupakan hasil metastase dari kanker lain (Azamris, 2006).

(30)

2.4.3 Etiologi dan Faktor Resiko

Mengikut Azamris (2006) etiologi yang jelas tidak diketahui, tetapi ada beberapa faktor resiko yang menyebabkan seorang wanita menjadi lebih mungkin menderita kanker payudara. Beberapa faktor resiko tersebut adalah.

a. Usia.

Sekitar 60% kanker payudara terjadi pada usia diatas 60 tahun. Resiko terbesar ditemukan pada wanita berusia diatas 75 tahun.

b. Pernah menderita kanker payudara.

Wanita yang pernah menderita kanker in situ atau kanker invasif memiliki resiko tertinggi untuk menderita kanker payudara. Setelah payudara yang terkena diangkat, maka resiko terjadinya kanker pada payudara yang sehat meningkat sebesar 0.5-1% /tahun.

c. Riwayat keluarga yang menderita kanker payudara.

Wanita yang ibu, saudara perempuan atau anaknya menderita kanker, memiliki resiko 3 kali lebih besar untuk menderita kanker payudara.

d. Faktor genetik dan hormonal.

Telah ditemukan 2 varian gen yang tampaknya berperan dalam terjadinya kanker payudara, yaitu BRCA1 dan BRCA2. Jika seorang mwanita memiliki salah satu dari gen tersebut, maka kemungkinan menderita kanker payudara sangat besar. Gen lainnya yang juga diduga berperan dalam terjadinya kanker payudara adalah p53, BARD1, BRCA3 dan Noey2. Kenyataan ini menimbulkan dugaan bahwa kanker payudara disebabkan oleh pertumbuhan sel-sel yang secara genetik mengalami kerusakan. Faktor hormonal juga penting karena hormon memicu pertumbuhan sel. Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif wanita, terutama jika tidak diselingi oleh perubahan hormonal karena kehamilan, tampaknya meningkatkan peluang tumbuhnya sel-sel yang

secara genetik telah mengalami kerusakan dan menyebabkan kanker. e. Pernah menderita penyakit payudara non-kanker.

(31)

jumlah saluarn air susu dan terjadinya kelainan struktur jaringan payudara (hiperplasia atipik).

f. Menarke (menstruasi pertama) sebelum usia 12 tahun, menopause setelah usia 55 tahun, kehamilan pertama setelah usia 30 tahun atau belum pernah hamil. Semakin dini menarke, semakin besar resiko menderita kanker payudara. Resiko menderita kanker payudara adalah 2-4 kali lebih besar pada wanita yang mengalami menarke sebelum usia 12 tahun. Demikian pula halnya dengan menopause ataupun kehamilan pertama. Semakin lambat menopause dan kehamilan pertama, semakin besar resiko menderita kanker payudara g. Pemakaian pil KB atau terapi sulih estrogen.

Pil KB bisa sedikit meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara, yang tergantung kepada usia, lamanya pemakaian dan faktor lainnya. Belum diketahui berapa lama efek pil akan tetap ada setelah pemakaian pil dihentikan. Terapi sulih estrogen yang dijalani selama lebih dari 5 tahun tampaknya juga sedikit meningkatkan resiko kanker payudara dan resikonya meningkat jika pemakaiannya lebih lama.

h. Obesitas pasca menopause.

Obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara masih diperdebatkan. Beberapa penelitian menyebutkan obesitas sebagai faktor resiko kanker payudara kemungkinan karena tingginya kadar estrogen pada wanita yang obes.

i. Pemakaian alkohol.

Pemakaian alkoloh lebih dari 1-2 gelas /hari bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

j. Bahan kimia.

Beberapa penelitian telah menyebutkan pemaparan bahan kimia yang menyerupai estrogen (yang terdapat di dalam pestisida dan produk industri lainnya) mungkin meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

k. DES (dietilstilbestrol).

(32)

l. Penyinaran.

Pemaparan terhadap penyinaran (terutama penyinaran pada dada), pada masa kanak-kanak bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara. m. Faktor resiko lainnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa kanker rahim, ovarium dan kanker usus besar serta adanya riwayat kanker dalam keluarga bisa meningkatkan resiko terjadinya kanker payudara.

2.4.4. Klasifikasi Kanker Payudara

Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut: (Peter Devilee 2003).

1. Non-invasif karsinoma

o Non-invasif duktal karsinoma o Lobular karsinoma in situ 2. Invasif karsinoma

o Invasif duktal karsinoma  Papilobular karsinoma o Invasif lobular karsinoma

 Adenoid cystic karsinoma  karsinoma sel squamos  karsinoma sel spindel  Apocrin karsinoma

 Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia

(33)

3. Paget's Disease

2.4.5. Stadium

saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang

lainnya yait

dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons). (Djamaloeddin, 2005)

Sistem TNM

TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukura "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut: ( Djamaloeddin, 2005)

(34)

edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama

• N (node), kelenjar getah bening regional (kgb) :

o N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla o N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan o N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan

o N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum

• M (metastasis), penyebaran jauh :

o M x: metastasis jauh belum dapat dinilai o M 0: tidak terdapat metastasis jauh o M 1: terdapat metastasis jauh

Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:

• Stadium 0 : T0 N0 M0

• Stadium 1 : T1 N0 M0

• Stadium II A : T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0

• Stadium II B : T2 N1 M0 / T3 N0 M0

• Stadium III A : T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0

• Stadium III B : T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0

• Stadium III C : Tiap T N3 M0

(35)

2.4.6. Gejala Klinis Kanker Payudara

Antara gejala klinis kanker payu dara adalah seperti berikut: (Purwoastuti, 2008).

• Ada bejolan yang keras di payudara. Benjolan menyerupai bunga kubis dan mudah berdarah.

• Bentuk umumnya berupa benjolan yang tidak nyeri pada payudara. Benjolan itu mula-mula kecil, semakin lama akan semakin besar, lalu melekat pada kulit atau menimbulkan perubahan pada kulit payudara atau pada puting susu.

• Puting berubah (bisa masuk kedalam, atau terasa sakit terus-menerus), mengeluarkan cairan atau darah

• Kulit atau puting susu menjadi tertarik ke dalam (retraksi), berwarna merah muda atau kecoklat-coklatan sampai menjadi odema hingga kulit kelihatan seperti kulit jeruk, mengkerut, atau timbul borok pada payudara. Borok itu semakin lama akan semakin membesar dan mendalam sehingga dapat menghancurkan seluruh payudara, sering berbau busuk, dan mudah berdarah. Ciri-ciri lainnya antara lain pendarahan pada puting susu, rasa sakit atau nyeri pada umumnya baru timbul apabila tumor sudah besar, sudah timbul borok, atau bila sudah muncul metastase ke tulang-tulang, kemudian timbul pembesaran kelenjar getah bening di ketiak, bengkak (edema) pada lengan, dan penyebaran kanker ke seluruh tubuh

• Ada perubahan pada kulit payudara diantara berkerut, iritasi, seperti kulit jeruk. • Adanya benjolan-benjolan kecil

• Ada luka di payudara yang sulit sembuh • Payudara terasa panas, memerah, dan bengkak

• Terasa sakit atau nyeri (bisa juga ini bukan sakit karena kanker, tetapi tetap harus diwaspadai)

• Terasa sangat gatal di daerah sekitar puting

• Benjolan yang keras itu tidak bergerak (terfiksasi) dan biasanya pada awal

tidak terasa sakit • Apabila benjolan itu kanker, awalnya biasanya hanya pada satu payudara.

(36)

2.4.7. Patafisiologi Kanker Payudara

Kanker payudara, seperti bentuk lain dari kanker, adalah hasil dari faktor lingkungan dan turun-temurun beberapa. Beberapa faktor-faktor ini meliputi: (San Antonio Breast Cancer Symposium)

a) Lesi pada DNA seperti mutasi genetik. Mutasi yang dapat menyebabkan kanker payudara telah eksperimental dikaitkan dengan paparan estrogen.

b) Kegagalan pengawasan kekebalan (Failure of sebuah teori di mana sistem kekebalan tubuh menghilangkan sel-sel ganas sepanjang hidup seseorang.

c) Faktor pertumbuhan abnormal sinyal dalam interaksi antara sel-sel stroma dan sel epitel dapat memfasilitasi pertumbuhan sel ganas.

d) Cacat diwariskan dalam gen perbaikan DNA, seperti''''BRCA1, BRCA2''''dan''''TP53. Orang-orang di negara-negara berkembang melaporkan tingkat kejadian lebih rendah dibandingkan di negara maju.

2.4.8. Diagnosa Kanker Payudara

Diagnosis dari kanker payudara dapat ditegakkan dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan tambahan yang dilakukan oleh tenaga kesehatan.

a) Anamnesa

Pada anamnesa ditanyakan keluhan di payudara atau daerah aksila dan riwayat penyakitnya. Keluhan dapat berupa adanya benjolan, rasa nyeri, nipple discharge, nipple retraction, krusta pada areola, kelainan kulit berupa penebalan seperti kulit jeruk, ulserasi, dan perubahan warna kulit.

(37)

c) Riwayat penyakit yang pernah diderita pasien, serta obat-obat yang digunakan dan jenis pengobatan yang didapat, serta faktor resiko kanker payudara pada pasien juga ditanyakan dalam anamnesa (Gleadle, 2007).

d) Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan ini terdiri atas inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi dilakukan pengamatan ukuran dan bentuk kedua payudara pasien, serta kelainan pada kulit, antara lain : benjolan, perubahan warna kulit (eritema), tarikan pada kulit (skin dimpling), luka/ulkus, gambaran kulit jeruk (peau de orange), nodul satelit, kelainan pada areola dan puting, seperti puting susu tertarik (nipple retraction), eksema dan keluar cairan dari puting. Ada atau tidaknya benjolan pada aksila atau tanda-tanda radang serta benjolan infra dan supra klavikula juga diperhatikan (Gleadle, 2007).

e) Pada palpasi dilakukan perabaan dengan menggunakan kedua tangan bagian polar distal jari 2, 3, dan 4, dimana penderita dalam posisi berbaring dengan pundak diganjal bantal kecil dan lengan di atas kepala. Palpasi harus mencakup 5 regio, terutama daerah lateral atas dan subareola, karena merupakan tempat lesi tersering. Cara melakukan palpasi ada 3 cara, yaitu sirkular, radier dan dilakukan dari pinggir payudara menuju ke areola dan meraba seluruh bagian payudara bertahap. Hal yang harus diamati bila didapati benjolan adalah lokasi benjolan (5 regio payudara, aksila, infra dan supra klavikula), konsistensi (keras, kenyal, lunak/fluktuasi), permukaan (licin rata, berbenjol-benjol), mobilitas (dapat digerakkan, terfiksir jaringan sekitarnya), batas (tegas atau tidak tegas), nyeri (ada atau tidak ada), ukuran (Gleadle, 2007).

(38)

g) Pemeriksaan Tambahan : - Mamografi payudara - CT & MRI pada payudara - Ultrasonografi (USG) - Skrining tulang

h) Pemeriksaan biopsi jarum halus

Pada pemeriksaan ini dilakukan sitologi pada lesi atau luka yang secara klinis dan radiologik dicurigai merupakan suatu keganasan (Davey, 2006).

i) Pemeriksaan Laboratorium dan Histopatologik

Pemeriksaan laboratorium yang dilakukan berupa pemeriksaan darah rutin dan kimia darah yang sesuai dengan perkiraan metastase. Pemeriksaan reseptor ER dan PR juga perlu dilakukan. Pemeriksaan tumor marker juga harus dilakukan untuk follow up (Davey, 2006).

Jika pada pemeriksaan-pemeriksaan tersebut di atas dijumpai adanya kelainan, baik berupa benjolan atau gambaran radiologi yang abnormal, maka perlu dilakukan biopsi untuk mendapatkan contoh jaringan yang akan diperiksa di bawah mikroskop dan dipastikan ada atau tidaknya sel kanker.

j) Sebagai langkah pendeteksian dini, para wanita disarankan untuk melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI) di rumah atau pemeriksaan payudara oleh tenaga kesehatan secara rutin. Pada pemeriksaan ini, dapat ditemukan adanya benjolan pada payudara, baik disertai nyeri ataupun tanpa nyeri. Berdasarkan lokasinya, kanker payudara sering ditemukan pada

(Hoskins et al, 2005):

(39)

2.4.9. Penatalaksanaan

Tujuan utama pengobatan kanker payudara pada tahap awal adalah untuk mengangkat tumor dan membersihkan jaringan sekitar tumor. Tumor primer biasanya dihilangkan dengan pembedahan, yaitu lumpectomy dimana tumor tersebut diangkat, atau dengan pembedahan mastectomy, dimana sebagian payudara yang mengandung sel kanker diangkat, atau seluruh payudara diangkat. Selain terapi pembedahan juga ada radioterapi adjuvan, dimana ini berfungsi untuk mengurangi resiko rekurensi tumor lokal setelah operasi. Selain pembedahan dan radioterapi, juga dilakukan kemoterapi dan terapi hormon (Davey, 2006).

2.4.10. Pencegahan

Berikut ini adalah beberapa langkah sederhana untuk mencegah terjadinya kanker payudara. (WHO cancer prevention)

a) Berolah raga secara teratur

Berolah raga dapat menurunkan kadar estrogen yang terdapat dalam tubuh sehinggah mengurangi resiko kanker payudara.

b) Jangan memasak daging terlalu matang

Daging-daging yang dimasak/dipanggang menghasilkan senyawa karsinogenik. Semakin lama dimasak semakin banyak senyawa ini.

c) Konsumsi buah dan sayuran

Makanan dari tumbuh-tumbuhan banyak mengadung anti oksidan yang tinggi, diantara nya vitamin A,C,E dan mineral selenium, yang dapat mencegah kerusakan sel yang bisa menjadi penyebab kanker

d) Konsumsi suplemen anti oksidan

Suplemen tidak dapat digantikan dengan sayur dan buahan, tetapi suatu formula anti oksidan bisa merupakan tambahan makanan yang dapat mencegah kanker payudara.

e) Konsumsi kacang-kacangan

Selain dalam kedelai, fitro estrogen juga terdapat dalam kacang-kacangan lainya.

(40)

Penelitian menunjukan bahawa alkohol meningkatkan kadar estrogen dalam darah

g) Berjemur Di bawah matahari

Sedikit sinar matahari pagi dapat membatu mencegah kanker payudara, karena pada saat matahari mengenai kulit, tubuh membuat vitamin D. Vitamin D akan membantu jaringan payudara menyerap kalsium sehingga mengurangi resiko kanker payudara.

h) Jangan merokok

Rokok mengandung nikotin yang bisa menyebankan kanker. Oleh karena itu dianjurkan wanita maupun pria jangan merokok.

i) Memberikan ASI rutin

Menyusui berhubungan dengan berkurangnya resiko kanker payudara sebelum masa menopause.

2.4.11. Komplikasi

a) Lymphedema atau Lengan Bengkak

-komplikasi dari operasi kanker payudara.(American Cancer Society) b) Osteoporosis

-Pengobatan kanker payudara dapat mengakibatkan osteoporosis.osteoporosis atau tulang menipis adalah salah satu komplikasi yang dapat terjadi setelah mengobati kanker payudara dengan hormon-blocking terapi, sebuah proses yang melibatkan pemblokiran hormon untuk mengobati kanker. Ini digunakan

untuk menyusut dan mengendalikan kanker payudara.(Mayo Clinic) c) Pengeluaran cairan pada puting (Nipple Discharge). (Mayo Clinic)

2.4.12. Prognosis

(41)

Tabel 2.1 : Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun (Breastcancer.Org)

Breast Cancer Stage 5-Year Survival Rate for Women

0 93%

I 88%

IIA 81%

IIB 74%

IIIA 67%

IIIB 41%

IIIC 49%

IV 15%

(42)

BAB 3

KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka konsep

Berdasarkan tujuan penelitian di atas maka kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

Skema 3.1. Kerangka konsep pengetahuan, sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas Padang Bulan, Medan.

3.2. Definisi Operational

1. Pengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui oleh responden tentang payudara mulai dari definisi, etiologi, faktor risiko, gejala klinis, cara pencegahan dan cara deteksi dini.

-Cara ukur : Metode angket.

-Alat ukur : Kuesioner. Pengetahuan responden diukur melalui 8

pertanyaan. Responden yang menjawab benar akan diberi skor 2, yang menjawab salah diberi skor 1 dan yang menjawab tidak tahu diberi skor 0.Sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai

responden adalah 16.

-Hasil ukur : a) Pengetahuan Baik jika >75% dijawab benar oleh responden

b) Pengetahuan Sedang jika 40-75% dijawab benar oleh responden Pengetahuan

Sikap

Tindakan

(43)

c) Pengetahuan Kurang jika <40% dijawab benar oleh responden -Skala ukur : Ordinal

Maka penilaian terhadap pengetahuan responden, yaitu: a) Skor 12-16 : Pengetahuan Baik

b) Skor 7-11 : Pengetahuan Sedang c) Skor ≤6 : Pengetahuan Kurang

2. Sikap adalah tanggapan responden, berupa pernyataan setuju, kurang setuju dan tidak setuju mengenai kanker payudara.

-Cara ukur : Metode angket.

-Alat ukur : Kuesioner. Sikap responden diukur melalui 8 pertanyaan. Responden yang menjawab benar akan diberi skor 2, yang menjawab salah diberi skor 1 dan yang menjawab tidak tahu diberi skor 0. Sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 16.

-Hasil ukur: a) Baik jika >75% dijawab benar oleh responden b) Sedang jika 40-75% dijawab benar oleh responden c) Kurang jika <40% dijawab benar oleh responden -Skala ukur: Ordinal

Maka penilaian terhadap sikap responden, yaitu: a) Skor 12-16 : Sikap Baik

b) Skor 7-11 : Sikap Sedang c) Skor ≤6 : Sikap Kurang

3. Tindakan adalah segala sesuatu yang telah dilakukan oleh wanita yang berhubungan dengan kanker payudara.

-Cara ukur : Metode angket

(44)

skor 0.Sehingga skor tertinggi yang dapat dicapai responden adalah 16.

-Hasil ukur: a) Baik jika >75% dijawab benar oleh responden b) Sedang jika 40-75% dijawab benar oleh responden

c) Kurang jika <40% dijawab benar oleh responden -Skala ukur: Ordinal

Maka penilaian terhadap tindakan responden, yaitu: a) Skor 12-16 : Tindakan Baik

(45)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan cross-sectional, yang bertujuan untuk mengidentifikasikan pengetahuan, sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara di Puskesmas Padang Bulan pada tahun 2012.

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Puskesmas Padang Bulan, Medan. Penelitian dilaksanakan selama bulan April-November2012, sedangkan pengambilan dan pengumpulan data dilakukan selama bulan September-Oktober 2012.

4.3. Populasi dan Sampel

4.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitiaan ialah semua pasien wanita yang berusia antara 18-45 tahun yang datang berobat di Puskesmas Padang Bulan.

4.3.2. Sample

4.3.2.1. Kriteria inklusi

Kriteria inklusi adalah wanita yang datang berobat di Puskesmas Padang Bulan yang berusia antara 18-45 tahun yang bersedia menjawab kuestioner yang diberikan, dapat berkomunikasi dengan baik,bersedia menjadi responden dan telah menandatangani formulir kesediaan.

4.3.2.2. Kriteria eksklusi

(46)

n = Z²1 - α/2 . р (1-P)

d2

Dimana :

n = besar sampel minimum

Z²1 - α/2 = nilai distribusi normal baku ( table Z ) pada α tertentu p = harga proporsi di populasi

d = kesalahan ( absolut ) yang dapat ditolerir

Pada penelitan ini, tingkat kepercayaan dikehendaki sebesar 90% sehingga untuk

Zα dua arah diperoleh nilai Z²1 - α/2 = 1,645. Nilai p yang ditetapkan adalah 0,5 karena peneliti belum mengetahui proporsi sebelumnya, selain itu karena

penggunaan p= 0,5 mempunyai nilai р(1-P) paling besar sehingga dihasilkan besar sampel paling banyak. Kesalahan absolut yang diinginkan adalah sebesar 10%. Berdasarkan rumus di atas, besarnya sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

n = Z²1 - α/2 . р (1-P)

d2

n = 1,6452 . 0,5 ( 1 – 0,5 ) = 67,65

0,10²

(47)

4.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh responden untuk mengidentifikasi pengetahuan, sikap dan tindakan wanita terhadap kanker payudara. Adapun prosedur pengumpulan data yaitu dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

a. Mengajukan permohonan izin pelaksanaan penelitian pada instansi pendidikan (Fakultas Kedokteran Program S-1 USU)

b. Setelah mendapatkan izin dari instansi pendidikan, kemudian mengajukan permohonan izin kepada Puskesmas Padang Bulan.

c. Memilih wanita yang datang berobat di Puskesmas Padang Bulan yang memenuhi syarat atau kriteria sampel dan menjelaskan tujuan penelitian kepada responden serta meminta kesediaanya untuk ikut serta dalam penelitian sebagai sample penelitian.

d. Setelah mendapat izin maka meminta persetujuan responden menjadi responden secara sukarela, setelah responden bersedia maka diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent),

(48)

4.5. Pengolahan dan analisis data

(49)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Hasil Penelitian

Proses pengambilan data untuk penelitian telah dilakukan dengan menggunakan instrumen kuisioner yang telah diisi oleh 68 orang responden di Puskesmas Padang Bulan. Data kuisioner yang telah dikumpulkan kemudian dianalisa, sehingga dapat disajikan hasil penelitian sebagai berikut.

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Puskesmas Padang Bulan, Jalan Jamin Ginting, Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Kelurahan Padang Bulan termasuk di dalam Kecamatan Medan Baru dengan luas wilayah 168 Ha. Luas wilayah kelurahan ini banyak digunakan untuk pemukiman dan sarana umum (kantor, kampus, sekolah, tempat ibadah, kuburan dan sebagainya).

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden

Dalam penelitian ini responden yang terpilih adalah sebanyak 68 orang wanita yang berusia anatra 18-45 tahun yang datang berobat di Puskesmas Padang Bulan. Responden dipilih dengan menggunakan teknik Consecutive Sampling. Dari keseluruhan responden, gambaran karakteristik responden yang diamati adalah berdasarkan usia dan tingkat pendidikan. Data lengkap mengenai karakteristik responden tersebut dapat dilihat pada tabel-tabel berikut di bawah ini.

Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia

Usia Frekuensi (n) Persentase (%)

(50)

Dari tabel 5.1 diatas, dapat menyimpulkan bahwa responden terbanyak terdiri dari kelompok umur 18-25 tahun sebanyak 32 orang (47.1%) ,diikuti oleh kelompok umur 26-30 tahun sebanyak 11 orang (16.2%), kemudian 31-35 tahun sebanyak 9 orang (13.2%) dan 36-40 tahun juga sebanyak 9 orang (13.2%). Responden yang paling sedikit adalah dari umur 41-45 tahun yaitu sebanyak 7 orang ( 10.3%).

Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat

Pendidikan

Tingkat Pendidikan Frekuensi (n) Persentase (%)

SD 4 5.9

Dari tabel 5.2 diatas, dapat menyimpulkan bahwa tingkat pendidikan responden yang paling banyak dari SMA, yaitu sebanyak 32 orang (47.1%) ,diikuti oleh PT, sebanyak 17 orang (25%), kemudian dari SMP sebanyak 15 orang (22.1%). Responden yang paling sedikit adalah dari tingkat SD sebanyak 4 orang ( 5.9%).

5.1.3. Hasil Analisis Data

5.1.3.1. Analisa Data Variabel Pengetahuan

(51)

Tabel 5.3.

1.Pengertian kanker payudara

n %

0 2 2.9

1 11 16.2

2 55 80.9

68 100.0

Berdasarkan tabel 5.3. jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah sebanyak 55 orang, yaitu 80.9%.

Tabel 5.4.

2.Siapa sajakah yang bisa terkena payudara

n %

0 0 0

1 47 69.1

2 21 30.9

68 100.0

Berdasarkan tabel 5.4. jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah sebanyak 21 orang, yaitu 30.9%.

Tabel 5.5.

3.Risiko kanker payudara meningkat pada

n %

0 25 36.8

1 22 32.4

2 21 30.9

68 100.0

(52)

Tabel 5.6.

4.Faktor risiko kanker payudara

n %

0 12 17.6

1 20 29.4

2 36 52.9

68 100.0

Berdasarkan tabel 5.6. jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah sebanyak 36 orang, yaitu 52.9%.

Tabel 5.7.

5.Faktor risiko kanker payudara meningkat pada umur

n %

0 4 5.9

1 40 58.8

2 24 35.3

68 100.0

Berdasarkan tabel 5.7. jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah sebanyak 24 orang, yaitu 35.3%.

Tabel 5.8.

6.Gejala kanker payudara

n %

0 3 4.4

1 11 16.2

2 54 79.4

68 100.0

(53)

Tabel 5.9.

7.Membedakan antara gejala kanker payudara dan gejala normal akibat perubahan hormon

n %

0 12 17.6

1 32 47.1

2 24 35.3

68 100.0

Berdasarkan tabel 5.9. jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah sebanyak 24 orang, yaitu 35.3.

Tabel 5.10.

8.Umur berapa untuk mula melakukan pemerikasaan payudara

n %

0 4 5.9

1 15 22.1

2 49 72.1

68 100.0

Berdasarkan tabel 5.10. jumlah responden yang menjawab dengan benar adalah sebanyak 49 orang, yaitu 72.1%.

Tabel 5.11. Hasil analisis tingkat pengetahuan

Pengetahuan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 32 47.1

Sedang 33 48.5

Kurang 3 4.4

(54)

Berdasarkan tabel 5.11. di atas dapat dilihat bahwa tingkat pengetahuan responden yang paling tinggi adalah pada kategori sedang, yaitu sebanyak 33 orang (48.5%) , diikuti dengan kategori baik sebanyak 32 orang (47.1%) dan kategori kurang sebanyak 3 orang (4.4%) yang mencatat angka paling rendah.

Tabel 5.12. Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan umur

Karakteristik Tingkat Pengetahuan

Umur Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

18-25 16 23.5 13 19.1 3 4.4 32 47 26-30 5 7.4 6 8.8 0 0 11 16.2 31-35 4 5.9 5 7.4 0 0 9 13.2 36-40 4 5.9 5 7.4 0 0 9 13.2 41-45 3 4.4 4 5.9 0 0 7 10.3 Total 32 47.1 33 48.5 3 4.4 68 100.0

Wanita yang mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak adalah golongan umur (18-25) tahun sebanyak 16 orang (23.5%), diikuti oleh golongan umur

(55)

Tabel 5.13. Distribusi Tingkat Pengetahuan berdasarkan Tingkat pendidikan

Karakteristik Tingkat Pengetahuan

Tingkat

Pendidikan Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

SD 0 0 4 5.9 0 0 4 5.9 SMP 9 13.2 4 5.9 2 2.9 15 22.1 SMA 15 22.1 16 23.5 1 1.5 32 47.1 PT 8 11.8 9 13.2 0 0 17 25 Total 32 47.1 33 48.5 3 4.4 68 100.0

Wanita yang mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 orang (22.1%), diikuti oleh tingkat SMP sebanyak 9 orang (13.2%), pendidikan PT sebanyak 8 orang (11.8%) dan bagi tingkat SD pula, tiada yang mempunyai tingkat pengetahuan baik. Bagi tingkat pengetahuan sedang paling banyak pada tingkat SMA sebanya 16 orang (23.5%), diikuti oleh tingkat PT sebanyak 9 orang (13.2%), tingkat SMP dan SD masing-masing 4 orang (5.9%). Tingkat pengetahuan kurang pula paling banyak oleh golongan SMP sebanyak 2 orang (2.9%), SMA sebanyak 1 orang (1.5%) dan diikuti oleh PT dan SD tidak ada orang yang pengetahuan kurang. (0%).

5.1.3.2. Analisa Data Variabel Sikap

(56)

Tabel 5.14. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel Sikap

1 Kanker payudara timbul setelah usia 45 atau pada usia lanjut sahaja

13 19.1 37 54.4 18 26.5

2 Mempunyai payudara yang besar berisiko untuk mendapat kanker payu dara

3 4.4 29 42.6 36 52.9

3 Merokok dan konsumsi alkohol meningkatkan risiko terjadinya kanker payudara

51 75 13 19.1 4 5.9

4 Sering mengunakan pil KB berisiko untuk mendapat kanker

6 Kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko menyembuhkan kanker payudara Mengobati kanker payudara

(57)

Pertanyaan sikap paling banyak dijawab salah adalah nomor 7, yaitu sebanyak 28 responden (41.2%).

Berdasarkan tabel tersebut maka sikap terhadap kanker payudara dapat dikategorikan pada tabel 5.15.

Tabel 5.15. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Sikap

Sikap Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 24 35.3

Sedang 40 58.8

Kurang 4 5.9

Total 68 100.0

Dari tabel 5.15. dapat dilihat bahwa mayoritas responden mempunyai sikap yang sedang, yaitu sebanyak 40 orang responden (58.8%), diikuti oleh sikap yang baik sebanyak 24 orang responden(35.3%) dan minoritas orang mempunayi sikap yang kurang sebanyak 4 orang responden(5.9%).

Tabel 5.16. Distribusi Sikap berdasarkan umur

Karakteristik Sikap

Umur Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

18-25 12 17.6 20 29.4 0 0 32 47.1 26-30 5 7.4 5 7.4 1 1.5 11 16.2 31-35 4 5.9 5 7.4 0 0 9 13.2 36-40 2 2.9 7 10.3 0 0 9 13.2 41-45 1 1.5 3 4.4 3 4.4 7 10.3 Total 24 35.3 40 58.8 4 5.9 68 100.0

(58)

(26-30) tahun sebanyak 5 orang (7.4%), umur (31-35) tahun sebanyak 4 orang (5.9%), (36-40 tahun) sebanyak 2 orang (2.9%) diikuti oleh golongon umur (41-35) sebanyak 1 orang (1.5%). Bagi sikap sedang yang paling banyak adalah pada golongan umur (18-25) tahun sebanyak 20 orang (29.4%), diikuti oleh golongan umur (26-30) tahun dan (31-35) tahun masing-masing sebanyak 5 orang (7.4%), golongan umur (36-40) tahun sebanyak 7 orang(10.3%) dan golongan umur (41-45) sebanyak 3 orang (4.4%). Seterusnya, bagi sikap kurang yang paling banyak adalah dari golongan umur 41-45 tahun sebanyak 3orang (4.4%) dan diikuti oleh golongan umur 26-30 sebanyak 1 orang(1.5%). Responden dari golongan umur (18-25) tahun, umur (31-35) tahun, dan (36-40 tahun) tidak ada yang sikapnya kurang.

Tabel 5.17. Distribusi Sikap berdasarkan Tingkat pendidikan

Karakteristik Sikap

Tingkat

Pendidikan Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

SD 0 0 1 1.5 3 4.4 4 5.9 SMP 5 7.4 9 13.2 1 1.5 15 22.1 SMA 11 16.2 21 30.9 0 0 32 47.1 PT 8 11.8 9 13.2 0 0 17 25 Total 24 35.3 40 58.8 4 5.9 68 100.0

(59)

sebanyak 3 orang (4.4%), SMP sebanyak 1 orang (1.5%) dan diikuti oleh SMA dan PT tidak ada responden yang sikap kurang. (0%).

5.1.3.3. Analisa Data Variabel Tindakan

Data lengkap distribusi frekuensi jawaban kuesioner responden pada variable tindakan dapat dilihat pada tabel 5.18.

Tabel 5.18. Distribusi Frekuensi Jawaban Responden pada Variabel

Tindakan

Jawaban Responden

No. Pertanyaan/Pernyataan Benar Salah Tidak Tahu

n % n % n %

1 Pencegahan kanker payudara 53 77.9 10 14.7 5 7.4 2 Tindakan terhadap gejala

kanker payudara

60 88.2 6 8.8 2 2.9

3 Kapan melakukan pemeriksaan payudara sendiri (SADARI)

30 44.1 29 42.6 9 13.2

4 Makanan yang menurunakan risiko kanker payudara

41 60.3 9 13.2 18 26.5

(60)

Dari tabel 5.18. di atas menunjukkan pertanyaan tentang tindakan yang paling banyak dijawab benar oleh responden adalah pertanyaan kedua yaitu sebanyak 60 orang responden (88.2%). Selain itu, pertanyaan tentang tindakan yang paling banyak dijawab salah oleh responden adalah pertanyaan ketiga yaitu sebanyak 29 orang responden (42.6%). Pertanyaan tentang tindakan yang paling banyak dijawab tidak tahu oleh responden adalah pertanyaan keenam dan ketujuh yaitu sebanyak 17 orang responden (25%).

Berdasarkan tabel tersebut maka tindakan wanita terhadap kanker payudara dapat dikategorikan pada tabel 5.19.

Tabel 5.19. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tindakan

Tindakan Frekuensi (n) Persentase (%)

Baik 35 51.5

Sedang 30 44.1

Kurang 3 4.4

Total 68 100.0

(61)

Tabel 5.20. Distribusi Tindakan berdasarkan umur

Karakteristik Tindakan

Umur Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

18-25 18 26.5 12 17.6 2 2.9 32 47.1 26-30 7 10.3 4 5.9 0 0 11 16.2 31-35 3 4.4 6 8.8 0 0 9 13.2 36-40 5 7.4 4 5.9 0 0 9 13.2 41-45 2 2.9 4 5.9 1 1.5 7 10.3 Total 35 51.5 30 44.1 3 4.4 68 100.0

(62)

Tabel 5.21. Distribusi Tindakan berdasarkan Tingkat pendidikan

Karakteristik Tindakan

Tingkat

Pendidikan Baik Sedang Kurang Total

n % n % n % n %

SD 0 0 3 4.4 1 1.5 4 5.9 SMP 9 13.2 6 8.8 0 0 15 22.1 SMA 17 25 13 19.1 2 2.9 32 47.1 PT 9 13.2 8 11.8 0 0 17 25 Total 35 51.5 30 44.1 3 4.4 68 100.0

(63)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Wanita terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang

Bulan

Berdasarkan tabel 5.3. pertanyaan yang paling banyak dijawab dengan benar adalah pertanyaan nomor 1 yaitu mengenai pengertian kanker payudara. Hal ini menurut peneliti, karena kasus kanker payudara pada wanita di Indonesia menduduki tempat pertama dan responden telah mendapat informasi dari pusat pelayanan kesihatan,kempen,quran dan sebagainya. (Ferlay2008)

Sedangkan pertanyaan yang paling banyak dijawab salah adalah pada nomor 2 berdasarkan tabel 5.4. yaitu siapa sajakah yang bisa terkena payudara. Hal ini menunjukkan bahwa responden mempunyai tanggapan yang salah bahwa hanya wanita sahaja yang bisa menghidap kanker payudara.Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Penang, Malaysia di mana mayoritas responden (74.1 %) menjawab hanya wanita sahaja yang bisa menghidap kanker payudara. Pertanyaan yang paling banyak dijawab tidak tahu adalah pada nomor 3 berdasarkan tabel 5.4. yaitu faktor risiko kanker payudara.Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan di Penang, Malaysia dimana mayoritas wania tidak bisa mengidentifikasi faktor risiko kanker payudara dengan tepat. (Abdul Hadi, M 2008)

Berdasarkan tabel 5.10. diketahui bahwa tingkat pengetahuan responden dengan kategori sedang memiliki persentase paling besar. Hal ini disebabkan karena informasi tentang kanker payudara,faktor risiko dan cara–cara

pencegahannya yang diterima adalah sangat sederhana. Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil yang didapatkan oleh Parisa Parsa(2005) yakni sebanyak 45.6% daripada wanita kota Hamadan,Iran berpengetahuan sedang tentang kanker payudara. Hasil penelitian ini juga ada berbeda dengan penelitian Irurhe (2012) yang menunjukkan bahwa 62.3% responden dari populasi Nigeria berpengetahuan kurang mengenai kanker payudara. Selain itu, hasil ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan pada 414 orang guru wanita di kota Khorramabad,Iran yakni sebanyak 89.2% responden mempunyai pengetahuan yang kurang

(64)

Jika ditinjau berdasarkan umur, wanita yang mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak adalah golongan umur (18-25) tahun sebanyak 16 orang (23.5%).Ini kerana wanita pada golongan usia ini aktif ,rajin membaca dan mempunyai sifat ingin tahu yang lebih jika dibandingkan dengan golongan usia lanjut. Di samping itu,hal ini tidak sejalan dalam penelitian yang dilakukan pada wanita di United Kingdom(UK) dimana pengetahuan wanita muda dalam mengidentifikasi faktor risko dan gejala kanker payudara sangat terbatas,hanya 23% responden yang menjawab benar bahwa 1 dari 10 wanita memiliki kesempatan untuk mendapat kanker payudara. Kurang dari satu pertiga yang mengakui peran usia lanjut sebagai faktor risiko potensial.(Grunfeld 2002) Selain itu, Wanita yang mempunyai tingkat pengetahuan baik yang paling banyak adalah tingkat pendidikan SMA sebanyak 15 orang (22.1%). Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Millat di Jeddah, dimana mayoritas mahasiswsi memiliki pengetahuan yang sangat sedikit mengenai gejala kanker payudara dan faktor risikonya. Mereka juga tidak biasa dengan pemeriksaan payudara sendiri. ( WA Milaat 2000)

Tingkat pengetahuan yang sedang pada responden mungkin dipengaruhi latar belakang responden yang banyak menerima informasi-informasi dari media massa, petugas kesehatan, orang tua dan dokter keluarga tentang penyebab kanker payudara, faktor resiko, maupun gejala klinis yang khas pada kanker payudara.Namun masih perlu edukasi yang tinggi dan penyuluhan yang konsisten untuk meningkatkan lagi pengetahuan wanita tentang kanker payudara.

5.2.2. Sikap Wanita terhadap Kanker Payudara di Puskesmas Padang Bulan

Gambar

Gambar 2.1:  Anatomi Payudara
Tabel 2.1 : Harapan hidup pasien kanker payudara dalam lima tahun
Tabel 5.1. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.2. Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hidrokarbon aromatik polisiklik dalam air dan sedimen laut serta akumulasinya pada ikan nomei, Harpadon nehereus (Hamilton, 1822)..

Dalam penelitian ini didapatkan indeks bias furfural standard 1,52701 dari data tersebut di atas dapat diketahui bahwa indeks bias furfural hasil identik dengan indeks bias furfural

Ia berpandangan bahwa jika suatu pengetahuan dapat diverifikasi di dalam realitas empiris, pengetahuan tersebut adalah pengetahuan yang valid dan tidak bermakna. 45

Kegiatan awal dan kegiatan akhir yaitu sebuah pembiasaan untuk melatih anak terbiasa melakukan, mengucapkan pembiasaan yang ada dalam sekolah (standar

fungsi dan arti penting angkutan peti kemas khususnya dengan kapal laut, meskipun di negara.. kita pada saat ini masih di dalam taraf pertumbuhan, namun

Model kopi luwak murni dan campuran yang dibangun dengan metode PCA dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.. menggunakan metode SIMCA dapat dilihat pada

Perkembangan ekonomi ditandai dengan adanya perubahan – perubahan yang menyebabkan perusahaan akan menghadapi berbagai kendala di dalam perkembangan bisnisnya. Aktivitas