BELAJAR SISWA
(Penelitian di Kelas IV MI Al-Muawanatul .Khaeriyah
Tambora, Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalar11 Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh
NURHIDAYATI
85011001458
(ilt.:·:'in. ,,, -,-'"'""'_!,·
,!;iri • .. . . ...
t ... "' .... :,
l'1(t. •\7,,Q
'L,.<?:71\.
.. .
Nn. lrn!ulz : ..'[!lf) . .., D .2.
セ@J7.7...
"LPROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
PERSETUJUAN PEMBIMBING
HUBUNGAN ANTARA PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PENDIDIKAN ANAK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA
(Penelitian di Kelas IV MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora, Jakarta Barat)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan dalam Bidang Pendidikan Agama Islam
Oleh
NURHIDAYATI
85011001458
di bawah bimbingan
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UINSYARIFHIDAYATULLAH
JAKARTA
1429 H./2008 M.
!\
I
Skripsi berjudul Hubungan Antara Perhatian Orang Tua Terhadap Pendidikan
Anak Dengan Prestasi Pelajar Siswa diajukan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan (FITK) UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan telah dinyatakan lulus
dalam Ujian Manaqosyah pada 4 Februari 2008 di hadapan dewan penguji.
Karena itu, penulis memperoleh gelar Sarjana SI (S.Pd.I) dalam bidang
Pendidikan Agama.
Jakarta, 4 Februari 2008
Sidang Minaqosyah
Ketua Program PTTM
I
Sekretaris Sidang
Dra. Hj.
EriRassatria, M.Ag
NIP. 105 077 519
Penguji I
Drs. Hj. Gufron Ihsan, MA
105 202 340
penguji II
Drs. Ahmad Sofyan, M.Pd
NIP. 150 231 502
Mengetahui,
Tanggal
()f,,,,u:
.... f ...
r()
aya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama
Tempat I Tanggal Lahir
NfM
Jurusan
Program
Judul Skripsi
Pembimbing
NURHIDAYATI
Jakarta, 03 Februari 1960
85011001458
Pendidikan Agama Islam ( P Al )
PTTM
Hubungan Antara Perhatian Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Dengan Prestasi Belajar Siswa. Ors. Sapiudin Shidiq, M.Ag
lengan ini menyatakan bahwa skripsi ini benar-benar saya buat dan akan bertanggung jawab atas (ripsi ini secara akademis.
Artinya:
Orang mukmin yang paling sempurna imannya adalah orang yang paling
Alhamdulillah segala puji bagi Allah SWT, berkat taufik dan hidayah
-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi yang berjudul "Hubungan
Antara Perhatian Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Prestasi Belajar
Siswa di MI Al Muawanatnl Khaeriyah, Tambora Jakarta Barat" disusun
sebagai salah satu syarat guna mendapatkan gelar Sarjana Agama pada Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam
Negeri SyarifHidayatullah Jakaiia.
Dalam penyusunan Skripsi ini, penulis banyak mendapatkan bantuan,
masukan serta bimbingan dari para dosen pembimbing maupun dari rekan-rekan
mahasiswa. Penulis menyadari sepenuhnya, bahwa tanpa adanya bantuan,
motivasi dan saran dari berbagai pihak, mungkin skripsi ini tidak akan terwujud.
Oleh karena itu sudah selayaknya penulis mengucapkan rasa terima kasih dan
penghargaan yang mendalam kepada :
l. Bapak. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan.
2. Bapak. Ors. Abdul Fatah Wibisono, MA selaku Ketua dan Sekretaris Jurusan
Pendidikan Agama Islam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta.
3. !bu Ora. Hj.Eri Rossatria, M Ag. Selaku Ketua Program PTTM.
4. Bapak. Ors. Sapiudin Shidiq, M Ag. Selaku Dosen Pembimbing.
5. Bapak dan !bu Dosen beserta staff Faukltas Tarbiyah UIN Syarif
Hidayatullah, Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan dari
awal kuliah hingga selesai skripsi ini.
6. Bapak. D. Subandi A,ma. Selaku Kepala Sekolah MI Al Muawanatul
Khaeriyah (AMK) Tambora Jakarta Barat.
7. Ayahanda dan Ibunda tercinta yang tel ah memberikan dor.ongan kepada '
9. Rekan-rekan seperjuangan serta semua pihak yang telah turut memberikan
bantuan dalam penulisan skripsi ini sehingga dapat terwujud.
Penulis berdo'a semoga segala usaha semua pihak yang telah membantu
penulis untuk menyusun skripsi ini sehingga selesai, dapat diterima oleh Allah
SWT dan dibalas dengan berlipat ganda. Amin.
Jakmia, 26 Desember 2007
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PERSETUJUAN ... .ii
LEMBAR PENGESAHAN ... iii
MOTTO ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFT AR !SI ... : ... vii
DAFT AR TABEL ... ix
ABSTRAK ... x
BAB PENDAHULUAN BAB II A. Latar Belakang Masalah ... I B. Identifikasi Masalah ... 4
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah ... 5
D. Manfaat Penelitian ... 6
E. Metode Pembahasan ... 6
LANDASAN TEORETIS, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS A. Landasan Teoretis ... : ... 7
I. Definisi Pendidikan ... 7
2. Jalur dan Jenis Pendidikan ... 13
3. Orangtua dan Peranannya dalam Pendidikan ... 14
4. Prestasi Belajar ... 18
5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 21
B. Kerangka Berpikir ... 23
B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 24
C. Metode Penelitian ... 24
D. Populasi dan Sampel ... 25
E. Teknik Pengumpulan Data ... 25
F. Instrumen Penelitian ... 26
G. Teknik Analisa Data ... 27
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Profil Ml Al Muawanatul Khaeriyah ... 29
I. Latar Belakang Berdirinya dan Letak Geografisnya ... 29
2. Visi dan Misi ... 29
3. Keadaan Guru dan Karyawan ... 30
4. Keadaan Siswa ... 30
5. Sarana dan Prasarana Belajar ... 31
B. Deskripsi Data ... 32
I. Perhatian Orangtua terhadap Pendidikan Anak ... 32
2. Prestasi Belajar Siswa ... 37
C. Analisis dan lnterpretasi Data ... 43
BAB
v
PENUTUP A. Kesimpulan ... 53B. Saran ... 53
DAFT AR PUST AKA ... ; ... 55
RIWAYATHIDUP ... 56
Tabel I
Tabel 2
Tabel · 3
Tabel 4
Tabel 5
Tabel 6
Tabel 7
Tabel 8
Tabel 9
Tabel 10
Tabel 11
Tabel 12
Tabel 13
: Data siswa Ml Al-Muawanatul Khaeriyah ... 30
: Sarana dan Prasarana MI Al-Muawanatul Khaeriyah ... 31
: Perhatian Orangtua terhadap Pendidikan Anak ... 32
: Distribusi Frekuensi Median Perhatian Orangtua terhadap Pendidikan Anak ... 34
: Distribusi Frekuensi Perhatian Orangtua Terhadap Pendidikan Anak ... 37
: Tingkat Pendidikan Orangtua terhadap Prestasi Belajar Siswa ... 37
: Distribusi Frekuensi Median Nilai Prestasi Belajar Siswa ... 39
: Distribusi Frekuensi untuk Mencari Modus Nilai Prestasi Belajar Siswa ... .41
: Distribusi Frekuensi Prestasi Belajar Siswa ... 43
: Tingkat Pendidikan Fonnal Ayah ... 43
: Hasil Prestasi Belajar Siswa ... 44
: Perbandingan Prosentase ... 45
[image:10.595.49.436.99.608.2]NURHIDA YA TI, Hubungan Antara Perhatian Orangtua Terhadap Pendidikan Anak Dengan Prestasi Be/ajar Siswa di MI Al-Muawanatul Khaeriyah, Tambora, Jakarta Baral. Skripsi, Jakarta: Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, Mei 2008.
Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan data empiris mengenai hubungan antara perhatian orangtua tentang pendidikan dengan prestasi belajar siswa di MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta Bara!.
Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2007. Metode yang digunakan adalah metode survei dengan teknik korelasional. Besar sampel sebanyak 40 siswa dengan teknik pengambilan sampel secara acak.
Instrumen yang digunakan berupa kuesioner dengan skala sikap untuk mendapatkan data perhatian orangtua tentang pendidikan dan prestasi belajar siswa yang berasal dari Leger semester ganjil tahun ajaran 2007-2008.
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai koefisien korelasi r sebesar 0,513. Jika dikonsultasikan dengan tabel korelasi r Product Moment dengan n = 40 dan taraf siginifikan 5% sebesar 0,312 dan taraf signifikan 1 % sebesar
0,403 ternyata diperoleh nilai rhitung lebih besar dari r1abel yaitu 0;513 > 0,403 >
0,312.
Hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orang tua tentang pendidikan dengan prestasi belajar siswa di MI Al-Muawanatul Khaeriyah, Tambora, Jakarta Ba rat.
Besarnya kontribusi variabel X {perhatian orangtua terhadap pendidikan) terhadap variabel Y (prestasi belajar siswa) sebesar 26,01 % di MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta Bara!. Dengan demikian ada faktor lain sebesar 73,99% yang dapat mempengaruhi prestasi belajar.
Diperoleh l1titung sebesar 3,69. Harga t1abe1 dengan (a
=
5% dan derajat kebebasan 38) sebesar 2,0315. Karena t hitung > t tabel dapat disimpulkan tolak Ho yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara perhatian orangtua tentang pendidikan dengan prestasi belajar siswa di MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta Bara!.A. Latar Belakang
Salah satu sifat manusia adalah tidak pernah merasa puas dengan apa yang
diterima atau dimiliki. Sifat semacam inilah yang akan mendorong manusia untuk
bersikap dinamis. Manusia berusaha untuk bertindak kearah yang lebih baik dan
menuju kesempurnaan. Dinamika ini muncul disebabkan individu-individu yang
menginginkan adanya perubahan dan tidak merasa puas dengan yang telah ada.
Manusia dalam bermasyarakat membutuhkan pendidikan, karena
pendidikan memegang peranan penting. Melalui pendidikan akan lahir
manusia-manusia yang mampu memberikan sumbangan pada bangsa dan Negara. Untuk
itu proses pendidikan harus mendapatkan perhatian khusus.1
Pendidikan merupakan suatu proses perubahan yang tadinya tidak tahu
menjadi tahu. Sebagai suatu ilmu tentunya melibatkan beberapa komponen yang
ada. Dan yang utama adalah lingkungan dimana manusia itu berada, dalam
pendidikan dikenal tiga lingkungan pendidikan atau tri pusat pendidikan yaitu:
keluarga, sekolah dan masyarakat. Jadi keluarga memegang peranan penting
dalam pendidikan.
Pada dasamya pendidikan ada sejak adanya manusia itu sendiri. Pendidikan berlangsung seumur hidup, yaitu dari sejak buaian sampai iiang iahat. Pendidikan pertama kali berlangsung di lingkungan keluarga atau yang disebut pendidikan informal. Pendidikan informal tidak berjalan seara baku atau memiliki peraturan-peraturan yang sama antara satu keluarga dengan keluarga yang lain, namun disesuaikan dengan ketentuan yang berlaku dalam keluarga tersebut. Dalam pendidikan informal inilah diasah kemampuan-kemampuan awal seseorang anak yang nantinya akan lebih dikembagkan pendidikan di sekolah. 2
Hal yang perlu diperhatikan oleh orangtua dalam membangun potensi
anaknya adalah hakikat, kebutuhan dan tugas perkembangan anak. Jika orangtua
1
Ngalim Purwanto, !/mu Pendidikan Teori dan Praktek, (Jakarta: Remaja Rosda Karya, 1996), Cet. Ke-I, ha! 13
2
A. Mus Neolaka, Pengantar !/mu Pendidikan, (Jakarta: Grafindo Utama, 1997), cet.
telah mengenal hakikat anak dan kebutuhannya, maka orangtua bisa mengarahkan
perilaku anak secara tepat dan sesuai. "Dalam mengembangkan potensi anak yang
penting diperhatikan orangtua adalah tugas perkembangan anak yang perlu
disesuaikan dengan usia perkembangan anak. Pendidikan anak semakin efektif
jika ada kesesuaian antara pendidikan anak dengan usia perkembangannya.3
Pendidikan yang berlangsung di sekolah atau pendidikan formal memiliki
struktur yang harus dilakukan dengan masa belajar tertentu pula direncanakan
dengan periode dan waktu tertentu, melalui tahapan. Jadi ada peraturan yang
mengikat bersifat baku bagi peserta didik di lingkungan sekolah.
Pendidikan keluarga dan sekolah tidaklah bisa dipisahkan. Keluarga
memiliki lingkungan yang erat dan saling terikat. Apa yang telah didapat dalam
lingkungan pendidikan keluarga nantinya akan terbawa hingga ke sekolah. Karena
sekolah hanya sebagai pelanjut dari pendidikan yang telah dilaksanakan di
keluarga. Hasil yang didapat dari proses belajar di sekolah memiliki keterkaitan
dengan bagaimana orang tua bersikap ramah.
Dengan memberikan yang baik kepada anak dalam lingkungan keluarga,
maka anak tumbuh dan berkembang dengan baik pula dalam lingkungan
sekitarnya. Karena dengan tujuan pendidikan yang dilaksanakan dalam rumah
tangga adalah membina, membimbing dan mengarahkan anak pada tujuan yang
suci. Dengan demikian secara tidak lar1gsung anak dapat dibentuk sesuai dengan
keinginan orangtuanya sendiri.
Sejalan dengan pentingnya peranan pendidikan seperti telah disebutkan di
atas, timbul berbagai masalah dalam pelaksanaannya. Terutama yang menyangkut
mutu proses pendidikan yang formal berlangsung didalam suatu lembaga
pendidikan. Baik yang diselenggarakan oleh pemerintah, yang umumnya
dinamakan dengan sekolah negeri maupun yang diselenggarakan oleh swasta.
Baik yang diselenggarakan oleh suatu lembaga pendidikan dapat diukur tingkat
keberhasilannya dari perubahan tingkah laku yang dimiliki anak didik atau peserta
didik setelah mengikuti proses belajar mengajar pada suatu lembaga pendidikan.
3
lrwanto Prayitna, Membangun Potensi Anok, (Jakarta: Grafika Mirtra, 2003) Cet. Ke-2,
Dalam melaksanakan tujuan pendidikan, tidak sepenuhnya tergantung dari
proses belajar mengajar di sekolah. Akan tetapi tujuan pendidikan tersebut dapat
ditentukan oleh peserta didik dalam mengikuti proses belajar mengajar yang
berlangsung. Selain faktor yang berasal dari dalam peserta didik sendiri,
tergantung pula dari faktor lain yang ikut mempengaruhi yaitu faktor eksternal.
Diantaranya keluarga dan masyarakat. Keluarga mempunyai fungsi dalam bidang
pendidikan. Keluarga merupakan sumber pengetahuan, ketrampilan dan
kemampuan intelektual. Semua ini diperoleh pertama-tama dari orangtua. Bagi
masyarakat yang menghargai ilmu pengetahuan, kepandaian dan keluasan
pengetahuan seseorang serta tingkat pendidikan dapat dijadikan sebagai ukuran
tingkat sosial ekonomi suatu keluarga. Suatu keluarga terpandang, luas
pengetahuannya serta tingkat pendidikannya maka akan mendapat penghargaan
dari masyarakat sekitarnya. Jni menunjukkan bahwa faktor ilmu pengetahuan
merupakan ha! penting bagi seorang untuk karirnya di masa depan.
Dalam diri manusia terdapat berbagai macam kemampuan yang lebih ada
sejak manusia itu lahir. Kemampuan dasar itu perlu diasah secara maksimal agar
bisa berkembang sesuai tingkat yang wajar. Sehingga seseorang dapat berbuat dan
berpikir セ・イエ。@ mampu mengingat sesuai yang pernah dilihat, didengar dan dirasakan.
Menurut Thamrin Nasution dan Nur Haliyah Nasution:4 "Manusia diwajibkan untuk menuntut ilmu, karena dengan ilmu pengetahuan itulah manusia akan memperbaiki mutu kehidupannya sendiri maupun anak-anaknya, banyak yang dapat dilakukannya untuk memperbaiki mutu kehidupan dirinya dan anak-anaknya. Demikian pula dengan keluarga (ayah dan ibu) makin tinggi pendidikannya makin besar atau makin baik pula dalam mendidik anak-anaknya."
Peranan keluarga dalam mengarahkan belajar anak-anaknya agar mencapai
prestasi yang maksimal sangatlah diperlukan, sebab prestasi belajar saat ini akan
mempengaruhi masa depan sang anak. Merupakan suatu kebahagiaan tersendiri
bagi seorang anak, apabila 1'Iienempuh kesulitan dalam proses belajar di sekolah
ada tempat untuk bertanya, memberi pengarahan dan semangat yaitu ayah atau ibu
(orang tua).
Orangtua yang dimaksud di sini adalah ayah dan ibu yang memiliki latar
belakang pendidikan yang tinggi. Minimal sederajat dengannya dan kalau bisa
melebihi dirinya. Dorongan dan cita-cita akan mempengaruhi sikap dan
perhatiannya terhadap keberhasilan belajarnya di sekolah.
Berdasarkan pemikiran di atas penulis melihat bahwa tingkat pendidikan yang
dimiliki orangtua dalam membentuk anaknya berprestasi merupakan salah satu
faktor yang dapat mengarahkan kepada keberhasilan belajar. Untuk itulah penulis
ingin meneliti dan membuktikan, apakah ada hubungannya antara latar
belakang pendidikan orangtua dengan prestasi belajar: "Hubungan antara
Perhatian Orangtua terhadap Pendidikan Anak dengan Prestasi Belajar
Siswa di Ml Al Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta Barat"
B. Identifikasi Masalah
Pencapaian jenjang pendidikan dasar hingga tingkat perguruan tinggi di
Indonesia pada saat ini masih dirasa belum merata pada masyarakat. Hal ini
disebabkan tingginya biaya pendidikan serta lemahnya tingkat ekonomi
masyarakat Indonesia, menyebabkan terbatasnya pencapaian ke jenjang
pendidikan yang lebih tinggi.
Hal itu tentunya akan menghambat kemajuan negara serta pendidikan
untuk semua orang seperti yang telah diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945
yakni mencerdaskan kehidupan bangsa serta seperti yang tertuang dalam pasal 30
ayat I UUD 1945 "Setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan."
Berdasarkan uraian di atas, terdapat beberapa masalah yang dapat
diidentifikasi dan permasalahan tersebut terletak pada dua faktor penting, yaitu
faktor internal dan faktor ekstemal.
Faktor internal meliputi intelektual, motivasi, minat, bakat dan intelegensi
siswa. Sedangkan faktor eksternal meliputi lingkungan keluarga, lingkungan
sekolah, lingkungan masyarakat, status sosial orangtua, pendidikan orangtua dan·
Dari faktor-faktor internal dapat melahirkan beberapa pertanyaan:
I. Intelegensi siswa mampu untuk mencapai prestasi belajar yang baik.
2. Siswa mempunyai motivasi, minat dan bakat yang tinggi dalam belajar.
3. Siswa memiliki disiplin dalam mengatur waktu belajar untuk menunjang
prestasi belajar.
Demikian pula halnya dari faktor eksternal dapat m uncul berbagai
pertanyaan:
I. Apakah lingkungan keluarga telah memberikan pengaruh dan dorongan positif
bagi pencapaian prestasi belajar siswa?
2. Apakah lingkungan sekolah telah menciptakan hubungan yang positif bagi
pencapaian prestasi belajar yang tinggi?
3. Apakah orangtua memperhatikan perkembangan belajar anak-anaknya?
4. Apakah dedikasi dan penyajian materi pelajaran dan guru cukup baik sehingga
menarik perhatian siswa?
5. Apakah jenjang pendidikan orangtua juga mempengaruhi proses pencapaian
prestasi anaknya?
Dari pertanyaan-pertanyaan yang dikemukakan di atas, jelaslah bahwa
baru sebagian kecil saja permasalahan yang dapat diidentifikasi dalam penulisan
dan penelitian ini. Karena itu untuk meningkatkan prestasi belajar siswa, masih
banyak permasalahan yang memunculkan pemecahan disertai data yang lengkap
dan akurat sehingga menghasilkan penelitian yang lebih berbobot.
C. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Untuk menghindari perbedaan persepsi dalam pembahasan ini penulis
membatasi permasalahan pada hubungan antara perhatian orangtua tentang
pendidikan dengan prestasi belajar siswa.
Sedangkan untuk pembatasan istilah adalah sebagai berikut:
a. Sekolah yang penulis maksud adalah MI Al Muanawatul Khaeriyah
b. Prestasi yang dimaksud adalah prestasi nilai semester ganjil kelas IV tahun pelajaran 2006-2007.
c. Orangtua yang dimaksud adalah Ayah.
2. Perumusan Masalah
Setelah membatasi masalah, penulis merumuskan masalah sebagai berihit:
Apakah ada hubungan antara perhatian orangtua tentang pendidikan dengan prestasi belajar siswa? __-'
D. Manfaat Penelitian
Adapun penelitian ini diharapkan sebagai khazanah atau pengetahuan bagi para pembaca umumnya dan sebagai bahan masukan yang berharga keluarga besar MI Al Muawanatul Khaeriyah Tambora, Jakarta Barat.
E. Metode Pembahasan
Dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan studi lapangan (field
research) yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pendidikan orang tua
dengan prestasi belajar siswa.
A. Landasan Teoretis
1. · Definisi Pendidikan
Dalam upaya manusia agar dapat menjalankan kemanusiaannya, maka
diperlukan suatu sarana agar ha! tersebut dapat terlaksana dan pendidikan adalah
salah satunya. Pengertian pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa
mempersiapkan generasi mudanya untuk menjalankan kehidupan dan memenuhi
tujuan hidup secara efektif dan efisien.
Pendidikan lebih dari sekedar pengajaran karena, dalam kenyataannya
pendidikan adalah suatu proses dimana suatu bangsa atau negara membina dan
mengembangkan kesadaran diri diantara individu-individu. "Dengan kesadaran
tersebut, suatu bangsa atau negara dapat mewariskan kekayaan budaya atau
pemikiran kepada generasi berikutnya, sehingga menjadi inspirasi bagi mereka
dalam setiap aspek kehidupan.1
Mengenai arti pendidikan banyak sekali orang mendefinisikannya.
Arti tentang pendidikan di sini tergantung tokoh itu memandangnya, walaupun
berbeda pandangan tentang arti pendidikan secara umum terdapat kesamaan
dalam merumuskan pengertian pendidikan.
Sebe!um penulis menjelaskan pengertian pendidikan secara epistemologis,
penulis akan menjelaskan terlebih dahulu secara etimologis. Secara etimologis,
kata pendidikan berasal dari kata didik yang mendapat awalan Bーセ@ dan akhiran an". Dalam bahasa arab disebut "tarbiyah" dari kata "rabba". Kata ini sering
digunakan sejak zaman Nabi Muhammad SAW dan sebagaimana yang tercantum
dalam surat Al-Isra' ayat 24.
1
Azyumardi Azra, Esai-esai Pendidikan Islam, (Jakarta: Logos, 1999), cet. Ke-I, ha!. 3
Artinya:
"Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah" "Wahai Tuhanku, kasihanilah mereka keduanya sebagaimana mereka berdua telah mendidikku waktu kecil". (Q.S. A-l lsra' : 24). 2
Dari keterangan di alas bahwa kata rabba dapat pula diartikan sebagai pembinaan, pemeliharaan dan sebagainya.
Pengertian pendidikan akan penulis jabarkan sebagai berikut: Menurut
tokoh pendidikan Langeveld yang dikutip oleh Bernadib mengatakan bahwa yang
dimaksud dengan pendidikan ialah "bimbingan dan bantuan rohani bagi yang
memerlukannya atau membutuhkannya".3
Laster D. Crow mendefinisikan "pendidikan sebagai proses yang diproleh
melalui pengalaman dan informasi, dan menurutnya pula pendidikan merpakan
sebuah produksi dari proses belajar"4
Demikian juga pendidikan itu merupakan suatu bimbingan secara sadar
yang diberikan oleh pendidik kepada anak didik dalam perkembangan jasmani
dan rohaninya menuju terciptanya kepribadian yang utama. Sebagaimana yang
dikemukakan oleh Ahmad D. Marimba "pendidikan adalah bimbingan atau
pimpinan secara sadar oleh pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani
terdidik menu ju terbentuknya kepribadian yang utama" .5
Pengertian di atas diperkuat oleh pendapat Jumhur yang mengatakan
bahwa "pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses bantuan yang diberikan
oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan". 6
Demikian juga dalam Ensiklopedia Pendidikan Indonesia dijelaskan
pengertian pendidikan ialah "proses membimbing manusia dari kegelapan menuju
2 Depag RI, Al-Qur 'an dan Teljemahnya, (Jakarta: 1995), cet.ke-2, hal. 428 3
Sutari Imam Bemadib, Pengantar I/mu Pendidikan, (Yogyakarta, FIP !KIP, 1979), cet. Ke-9, h. 20
4
Lester D. Crow, at. all., Introduction to Education, (New York: American Book Company, 1960),cet.Ke-l,hal.16
5
Ahmad D. Marimba, Pengantar Filsafat Pendidikan, (Bandung: PT. Al-Ma'arif, t.t), cet. K w-1 ha!. 20
6 I.
kecerdasan pengetahuan".7 Dalam artian bahwa pendidikan baik yang formal
maupun yang informal meliputi segala hak yang memperluas segala pengetahuan
manusia tentang dirinya sendiri dan tentang dunia mereka itu hidup.
Disisi lain menurut M. Nashir Ali, bahwa pengertian pendidikan dapat
diartikan secara luas dan sempit. Pengertian secara luas yaitu menyinggung
seluruh hidup dan kehidupan manusia. Didalam keluasan ini pendidikan berarti
"segala seuatu yang menyangkut proses perkembangan dan pengembangan
• 8
manusia.
Pengertian tersebut di atas diperkuat oleh Soeganda Purbakawatja
mengatakan sebagai berikut: "Pengertian pendidikan dalam arti luas adalah
meliputi seluruh perbuatan dan usaha dari generasi tua untuk mengalihkan
pengetahuannya, pengalaman, kecakapan, serta keterampilan. Selain itu,
mengalihkan kebudayaan pada generasi muda sebagai usaha menyiapkan agar
dapat memenuhi fungsi hidupnya baikjasmani maupun rohani.9
Sedangkan pengertian pendidikan secara sempit adalah menyangkut
masalah mendidik anak yang dibatasi dengan tujuan. Hal ini sejalan dengan
pendapat John Dewey yang dikutip Pujawiyatna sebagai berikut: "Pendidikan
adalah suatu proses pengalaman, karena kehidupan adalah pertumbuhan,
pendidikan berarti membantu batin tanpa dibatasi oleh usia. Proses pertumbuhan
ini ialah proses penyesuaian pada tiap-tiap pase serta menambahkan kecakapan di
dalam perkembangan seseorang.10
Di sini terlihat, bahwa pendidikan adalah suatu proses kontinu. Ia
merupakan pengulangan yang perlahan-lahan tapi terus menerus, sehingga sampai
kepada bentuk yang diinginkan, laksana tetesan air terus menerus sampai akhirnya
melubangi batu. Dilain pihak bahwa pendidikan sangat penting bagi kehidupan
manusia. Ia merupakan kebutuhan mutlak yang harus dipenuhi
untuk mempertahankan hidupnya sebagai individu atau anggota masyarakat, juga
7 Ensiklopedia Pendidikan Indonesia;
(Jakarta: lchtiar Baron Van More, 1984), ha!. 2627 8
M. Nashir Ali, Pendidikan Islam dan Keluarga, (Jakarta: Gema lnsani Press, 1989), cet. ke-2 ha!. 32
9
Soeganda Purbakawatja, Pendidikan da/am Keluarga, (Jakarta: Gema lnsani Press, 1989)
untuk mempertahankan eksistansi umat manusia. Seseorang yang tidak
memperoleh pendidikan, tidak mungkin hidup bermasyarakat dan akhirnya tidak
beragama. Hal ini sesuai dengan pendapat Jaka sebagai berikut: Pendidikan adalah
usaha orang dewasa dalam pergaulan anak-anak, berupa pimpinan dalam
perkembangan jasmani dan rohani, yang mempunyai tujuan supaya anak didik
kelak sanggup menyelenggarakan tugas hidupnya sebagai individu atau anggota
masyarakat. Dari beberapa pengertian tersebut di alas dapat disimpulkan disini
kalau pendidikan merupakan suatu usaha yang sifatnya memberikan bantuan,
pengarahan, perlindungan pimpinan ataupun bimbingan yang dilakukan orang
dewasa terhadap perkembangan jasmani dan rohani terdidik menu ju terbentuknya
kepribadian yang utama. Dengan pendidikan itu akan tercapai kehidupan yang
harmonis, yang seimbang antara kebutuhan fisik material dan kebutuhan mental
spiritual serta mampu berdiri sendiri tanpa adanya ketergantungan pda orang lain
dan berfungsi sebagaimana fungsinya sesuai nilai-nilai yang dianut dan cita-cita
yang telah diterapkannya. Oleh karena itu pendidikan menyimpan kekuatan yang
luar biasa untuk menciptakan keseluruhan aspek lingkungan hidup secara umum
dan dapat memberikan informasi yang paling berharga mengenai pandangan
hidup masa depan didunia, serta membantu anak didik dalam mempersiapkan
kebutuhan esensial untuk menghadapi perubahan.
Selain itu dilihat dari kata bimbingan dapat menunjukkan bahwa usaha itu
tidak hanya dilakukan sekali saja, namun merupakan proses. Proses pendidikan
yaitu kegiatan yang mengarahkan perkembangan seseorang sesuai dengan
nilai-nilai yang dilakukan berkali-kali untuk menuju ke arah kedewasaan dari segi
jasmani dan rohani. Untuk itu diperlukan bimbingan yang berkelanjutan.
Orang yang memberikan bimbingan disebut pendidik yaitu orang telah
dewasa, dengan kata lain seperti orang tua, guru, pimpinan masyarakat dan
sebagainya. Kemudian dalam membimbing betul-betul diminta tanggung jawab
yang wajar dari si pendidik dan perhatian yang serius dari si terdidik, sebab bila
tidak demikian proses pendidikan (bimbingan) itu akan sia-sia.
Setelah penulis menguraikan beberapa pengertian pendidikan secara
umum di atas maka tentunya ada pengertian secara khusus. Pengertian secara
khusus ini adalah pengertian pendidikan menurut Islam. Jika pengertian
pendidikan dikaitkan dengan agama Islam akan menimbulkan makna lain dan
rriempunyai arti tersendiri, disamping ada perbedaan-perbedaan atau sifat yang
menjadi ciri-ciri dalam pendidikan Islam, yaitu pendidikan yang diwarnai oleh
nilai-nilai Islam. Dengan pendidikan umum diharapkan terbentuknya
kepribadian anak didik, maka dengan pendidikan Islam diharapkan dapat
terbentuk kepribadian anak sesuai dengan ajaran Islam, sehingga ia kelak
menjadi orang dewasa yang berbudi luhur menurut ukuran ajaran Islam. Hal
ini sesuai dengan pengertian pendidikan Islam yang dikemukakan oleh Ahmad
D. Marimba "Pendidikan Islam adalah bimbingan jasmani dan rohani
berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam. Kepribadian utama ini
disebut kepribadian muslim; ialah kepribadian yang memiliki nilai-nilai Islam
dan bertanggungjawab sesuai dengan nilai-nilai Islam".11
Menurut Hasan Langgulung, pendidikan Islam adalah proses
penyiapan generasi muda untuk mengisi peran, pemindahan pengetahuan dan
nilai-nilai Islam yang diselaraskan dengan fungsi manusia untuk beramal di
dunia dan akhirat.12
Dengan demikian pendidikan Islam lebih banyak ditujukan kepada
perbaikan sikap mental yang akan terwujud dalam perbuatan dan tidak
hanya bersifat teoritis tetapi juga praktis. Demikian juga pendidikan Islam
merupakan perpaduan antara pendidikan iman dan amal menuju
kepada terbentuknya kepribadian utama yang disebut dengan kepribadian
muslim. Hal ini berarti, bahwa setiap pola tingkahlaku, tindakan, perbuatan
dan sebagainya dijiwai oleh nilai-nilai Islam.
Dari uraian tersebut di atas dapat dipahami, bahwa pendidikan
Islam adalah setiap usaha yang diarahkan kepada kepribadian anak penuh
11
Ahmad D. Marimba, op.cit., hal. 21
12
dengan manifestasi ajaran Islam begitu pula pendidikan Islam
tidak mengabaikan terhadap pembinaan aka! pikiran, karena ajaran yang
diwahyukan Allah SWT perlu digali dengan penganalisaan dan
pemikiran, agar menemukan kebenaran yang hakiki dan dapat menyibak
rahasia yang terkandung di dalamnya sebagai petunjuk bagi kehidupan
manusia.
Dengan pengertian-pengertian di atas dari dua pengertian pendidikan,
di sini terlihat jelas perbedaan pendidikan umum yang menjadi sumber
pengetahuan adalah kebudayaan, yaitu nilai-nilai yang berkembang dalam
masyarakat sehingga dari hasil cita rasa dan karya manusia yang secara estafet
diwariskan kepada generasi penerus. Sedangkan dalam pengertian pendidikan
Islam, pengembangan pengetahuan disamping bersumber kepada kebudayaan
juga bersumber kepada Al-Qur'an dan Al-Hadist yang sekaligus menjadi filter
nilai-nilai dan sebagainya.
Di sisi lain kalau diperhatikan pelaksanaan pendidikan Islam itu
sendiri, nyatalah bahwa usaha bimbingan itu tidaklah sekali jadi, tetapi
merupakan suatu proses. Y aitu pendidikan dari belum dewasa kepada
kedewasaan jasmani dan rohani, .kemudian dari belum dewasa kepada
tercapainya tujuan hidup. Untuk mengarahkan anak didik kepadatujuan hidup
yaitu kepribadian utama (kepribadian muslim), sudah semestinya bimbingan
yang diberikan itu hams bernafaskan Islam, artinya segala sesuatu yang
berkenaan dengan bimbingan itu hendaklah dijiwai oleh nilai-nilai Islam.
Selain itu juga bahwa tujuan pendidikan Islam tidak hanya diharapkan
kepada terbentuknya kepribadian muslim, melainkan juga tercapainya
kebahagiaan di dalam dunia dan akhirat. Jadi pendidikan Islam lebih luas
dari pendidikan umum. Dengan tujuan itu seorang muslim dituntut
selalu menjaga keseimbangan materi dan spiritual. Pemenuhan kebutuhan
materi dan rohani secara seimbang merupakan ajaran utama d.alam
2. Jalur dan Jenis Pendidikan
Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
2003, Ketentuan tentang jalur pendidikan terdapat dalam bab VI pasal 13 ayat
I dan 2, tentang jenjang pendidikan tercantum dalam pasal 14, ketentuan
tentang jenis pendidikan pasal 15.
I. Jalur pendidikan
(a) Jalur pendidikan terdiri atas pendidikan formal, nonformal, dan informasi yang dapat sating melengkapi dan memperkaya. (b) Pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (I)
diselenggarakan dengan sistem terbuka melalui tatap muka dan/atau melalui jarak jauh.
2. Jenjang pendidikan
Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menegah dan pendidikan tinggi.
3. Jenis pendidikan
Berdasarkan bunyi pasal 15;
Jenis pendidikan mencakup pendidikan umum, keguruan, akademik, profesi, vokasi, keagamaan, dan khusus. 13
Jalur pendidikan dimaksud di sini adalah tingkat pendidikan formal,
dimana sekolah sebagai tempat berlangsungnya pendidikan formal melaksanakan
tugas pendidikan yang disesuaikan dengan tahapan kemampuan peserta didik
sehingga perlu adanyajenjang-jenjang pendidikan. Menurut A. Mumi Yusufjalur
pendidikan formal yatu, "pendidikan yang berstruktur, mempunyai jenjang atau
tingkatan dalam periode tertentu dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi".14
Sementara Yusuf Enoch menyatakan"pendidikan formal mempunyai jenjang
dalam periode waktu-waktu tertentu berlangsung dari sekolah dasar sampai
universitas dengan cakupan disamping bidang studi akademis umum, juga
berbagai program khusus dan lembaga untuk latihan teknis dan lapangan."15
ha!. 45
Dalam Undang-Undang Pendidikan dinyatakan "bahwa jenjang pendidikan yang termasuk jalur pendidikan sekolah terdiri dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pendidikan diselenggarakan untuk mengembangkan sikap kemampmm serta memberikan pengetahuan dan -:
13 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, (Surabaya: Karina, 2003), hal.9 14
A. Murni Yusuf, I/mu Pengantar Pendidikan, (Jakarta: Gunung Mulia), 1998, cet. ke,3
15 M. Yusuf Ench, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, (Bandung: !KIP, 1995), cet.
pendidikan dasar dan juga untuk memiliki kemamuan mengenai hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial budaya dan alam sekitamya. Pendidikan tinggi diselenggarakan untuk menyiapkan peserta didik yang mempunyai kemampuan akademik danjuga meneruskan, mengembangkan dan mencipta.''16
Jadi yang dimaksud dengan tingkat pendidikan dalam penulisan skripsi ini
adalah pendidikan yang berstruktur dan berjenjang dengan periode tertentu serta
memilild program dan tujuan yang disesuaikan dengan jenjang yang diikuti dalam
mendidik. Dalam hal ini adalah pendidikan yang ditempuh oleh ayah.
3. Orangtua dan Peranannya dalam Pendidikan
Lingkungan pertama yang dialami oleh setiap umat manusia adalah
lingkungan keluarga, orang tua merupakan guru yang pertama bagi anak-anaknya
seperti apa yang telah dijelaskan oleh Ahmad Tafsir sebagai berikut:
"Orang tua adalah pendidik utama dan pertama bagi anak-anaknya. Orang tua menginginkan anaknya menjadi orang yang baik lahir dan batin. Dan keinginan ini wajar oleh karena itu orangtua berkewajiban mendidik anak-anaknya. Keterbatasan kemampuan intelektual, biaya, waktu orangtua, menyebabkan orangtua mengirim anak-anaknya ke sekolah. Orangtua harus bisa memperlihatkan ketenangan dan kedamaian di depan anak-anaknya."17
Di samping itu anak juga merupakan sebuah titipan yang sangat besar
yang diberikan oleh . Allah SWT, kepada kedua orangtuanya. Maka sudah ·
sepantasnyalah orangtua memberikan pendidikan dan membimbingnya ke arah
kehidupannya yang diridhai Allah SWT.
"Allah SWT telah menjadikan anak dan keluarga sebagai perhiasan dan sekaligus sebagai amanah Allah S WT telah menciptakan semua potensi manusia untuk di syukuri dan dipergunakan dengan baik. Target persiapan manusia adalah ibadah dan menjadi khalifah, oleh karena itu peran orangtua dalam membangun potensi anak sangatlah diutamakan, seperti pendidikan anak dimulai dengan menyusui anak dan menjaga agar anak tetap dalam fitrah. Orangtua wajib bersikap baik dan kasih sayang
16 Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, Op.Cit., hal.83 17
terhadap anak dan keluarganya, se1ta mendidiknya secara bertahap hingga mencapai kedewasaan."18
Sebagaimana firman Allah Q.S. Al-Hajj : 5
J. ..- J. " jッセ@ ' セ@ o J. Jl J.
( D·--\ \)
0,(".l..:;,\ \
0.ll.•:1;:• I|NNゥ「ッNHセ@0 • . ; : •
· e:..-
· · ·
r
Y'-7':!ti
-
I'"'セ@
f-l ·
Artinya:
" ...... Kemudian kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian (dengan berangsur-angsur) kamu sampailah kepada kedewasaan.." (Q.S. Al-Hajj:5)
Untuk dapat melaksanakan tugas orangtua sebagai pendidik yang pertama
dan utama dalam keluarga bagi anak-anaknya, maka orangtua dituntut dapat
melakukan hubungan yang harmonis dengan anak-anak mereka. Sehingga proses
pendidikan yang diberikan orangtua dapat berjalan secara efektif.
"Orangtua perlu menjalin hubungan yang positif dengan anak dimana pendekatan harus dilakukan secara baik. Menyuruh atau melakukan suatu tingkah laku, perlu diberikan dengan ramah dan bersifat himbauan, sehingga hubungan menjadi akrab dan tidak bermusuhan. Larangan dan hal-hal yang tidak boleh disampaikan dengan alasan yang rasional dan Iogis serta dapat diterima dan dimengerti anak. Anak tidak dijadikan sebagai obyek tapi sebagai subyek. Hubungan orangtua - anak yang baik akan mengefektifkan segala perlakuan yang diberikan dalam merubah peri!aku anak. Masalah-masalah anak dapat diatasi dengan baik. Pengaruh-pengaruh dari luar dapat dibendung dan dicegah."19
Pendidikan yang efektif adalah pendidikan yang diberikan orangtua
kepada anaknya. Dengan contoh ini anak akan mudah melihat tingkah laku yang
akan ditiru dari orang dewasa. Dengan contoh dari orangtuanya, anak dapat
melihat langsung dan mengamalkannya. Orangtua membangun potensi anak
melalui contoh akan semakin berhasil apabila orangtua tersebut memberi suatu
balasan atau ganjaran. Karena pentingnya pendidikan anak maka orangtua harus
pandai dalam membimbing anak-anaknya. Dan disinilah pentingnya pendidikan
bagi orangtua untuk menghadapi anak-anaknya.
18
lrwanto Prayitno, Membangun Potensi Anak, (Jakarta: Grafika Mitra,2003) Cet, ke-2, hal.3
19
"Peran keluarga dewasa ini tampak semakin bertambah dengan membantu anak dalam menyelesaikan tugas-tugas sekolah di rumah serta memberi pengalaman dan pengetahuan yang melengkapi fungsi pengajaran sekolah. Hal ini disebabkan kemampuan orangtua untuk andil dalam proses belajar semakin bertambah karena adanya peningkatan intelektualitas keluarga atas dasar itu latar belakang sosial anak bisa menjadi penyebab perbedaan besar dalam keberhasilan anak-anak di sekolah." 20
Orangtua yang melahirkan anaknya, memiliki kesempatan untuk menjadi
seorang yang paling dekat dengan anaknya. Hal ini terlihat pada saat anak lahir ke
dunia, maka ibu dan bapaknya yang pertama kali ia kenal. Saat awal kehidupan
balita orangtua yang pertama mendidik kemandirian seorang anak baik berupa
percakapan untuk minum, makan, berbicara, berjalan dan lain-lain yang mungkin
juga bisa dibantu oleh anggota keluarga lainnya, tetapi pendidikan orang tua tentu
Iebih mendominasi. Anak merupakan titipan Allah maka setiap titipan harus
dijaga dan dirawat dengan baik. Karena anak itu makhluk maka cara merawatnya
dengan mendidik agar menjadi dewasa. Agar dapat mendidik anak dengan baik
maka orang tua harus mengetahui ilmu pendidikan untuk anak. Ilmu pendidikan
itu bisa di dapat dari pendidikan formal, informal maupun non formal. Orangtua
yang memiliki bekal pengetahuan dan pengalaan yang memadai akan lebih mudah
mengetahui bagaimana cara membimbing anaknya. Jadi orangtua yang memiliki
pengetahuan tinggi besar kemungkinannya untukkeberhasilan anak-anaknya.
Di samping pendidikan orangtua bisa juga perhatian orangtua sangat
menunjang prestasi belajar siswa. Di saat inilah perhatian orangtua sangat
diperlukan.
"Orangtua bertanggung jawab mempersiapkan anak untuk menghadapi
perubahan yang terjadi. Anak membutuhkan dukungan dan pemahaman tentang
lingkungan untuk bisa tumbuh didalamnya. Selama ini hubungan orangtua dengan
anak akan terns tertekan dan tertantang."21
20
Hery Noer Aly & Munzier S, Watak Pendidikan Islam, (Friska Agung Insani, 2003) . Cet. ke-2 hal.205
21
Pada masa sekarang anak mulai banyak mengalami perubahan, pada masa
inilah keluarga sangat dibutuhkan. Peranan keluarga bagi anak antara lain:
I. Keluarga dapat memenuhi kebutuhan anak keakraban dan kehangatan yang memang perlu baginya.
2. Keluarga dapat memupuk kepercayaan diri anak dan kepercayaan anak, dapat berdiri sendiri dan bergaul dengan orang lain.
3. Su pa ya dapat berdiri sendiri baik fisik maupun spiritual dalam arti bertindak sendiri, ia harus mengalami proses ini. Dalam hal ini keluarga berperan sekali, yakni memberi dorongan atau motivasi untuk memperkembangkan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.22
Peranan orangtua sangat dibutuhkan, ayah atau ibu harus mengadakan
pendekatan pada anak secara lebih bersahabat. Sehingga anak merasa
diperlakukan sebagaimana manusia yang sederajat atau sama dewasanya dan mau
menerima bimbingan yang diberikan.
Ayah atau ibu yang memiliki kelebihan yaitu sosok yang mudah dikenal
akrab oleh anak sejak kecip dapat memainkan peran sebagai tempat mencurahkan
segala problem yang dihadapi oleh anak dan memberi arahan secara bijaksana dan
mampu memberikan perasaan aman bagi anak.
Zahara Idris mengatakan bahwa "tingkat pendidikan seseorang erat
kaitannya dengan tingkat potensinya termasuk potensi fisik, emosional, sosial,
sikap, moral, pengetahuan dan keterampilan."23
Jadi tingkat pendidikan seseorang akan berpengaruh dengan
perkembangan potensi yang dimiliki termasuk potensi emosional, pengetahuan,
sikap dan keterampilan. Dengan kematangan emosional, pengetahuan sikap yang
dimiliki seorang sedikit banyak akan memberikan kontribusi bagi orang-orang
yang menjadi tanggung jawabnya. Sehingga pengertian tingkat pendidikan
keluarga disini dengan bekal ilmu serta kedewasaan yang dimiliki, lebih
memungkinkan seorang ayah atau ibu untuk bertindak lebih bijaksana dalam
mengarahkan anak belajar, sesuai dengan taraf usia anak dan mampu menunjang
keberhasilan prestasi belajar anak.
'
hal.45 22
4. Prestasi Belajar a. Pengertian belajar
Belajar adalah suatu usaha atau latihan dengan tujuan untuk mendapatkan
suatu kepandaian dan keterampilan. Mengenai pengertian belajar ini para ahli
berbeda pendapat seperti yang dikuti oleh I. Djumhur, antara lain:
1. Tingkah laku seorang terhadap situasi tertentu disebabkan oleh pengalamannya yang berulang-ulang dalam situasi ini, dimana perubahan tingkah laku itu dapat dijelaskan, atau 1-Iilgard dan Bower, alam buku
"Theories of /earning (1975)" mengemukakan: "Belajar berhubungan dengan perubahan dasar kecenderungan respon pembawaan, kematangan, atau keadaan-keadaan sesaat seseorang (misalnya kelelahan, pengaruh obat, dan sebagainya)".
2. Gagne, dalam buku "The condition of learning (1977) "mengatakan bahwa, belajar adalah setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu has ii dari latihan dan pengalaman". 3. Morgan, dalam buku Jntroductional Psychology " mengatakan, bahwa "Belajar adalah suatu perubahan didalam kepribadian yang menyehatkan diri sebagai suatu pola baru dari reaksi ケ。ョセ@ berupa kecakapan, sikap, kebiasaan, kepandaian, atau suatu pengertian." 4
Dari definisi-definisi di atas, dapat diambil kesimpulan bahwa
belajar mernpakan suatu perubahan tingkah laku dan perubahan itu dapat
mengangkat pada tingkah laku yang lebih baik, tetapi ada pula
kemungkinan mengarah pada tingkah laku yang lebih buruk. Selain itu
belajar juga merupakan perubahan yang terjadi melalui latihan dan
pengalaman; dalam arti perubahan-perubahan yang disebabkan oleh
pertumbuhan dan kematangan tidak dianggap sebagai hasil belajar, seperti
perubahan-perubahan yang terjadi pada bayi. Sedangkan belajar menurut
Sumadi Suryabarata:
1. Belajar adalah aktifitas yang menghasilkan perubahan pada diri individu yang belajar baik aktual maupun potenial.
2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif sama.
3. Perubahan itu karena usaha. 25
241.
Djumhur, I/mu Pendidikan, (Jakarta: CV. Gunung Mulia, 1996), Cet. Ke-2, h. 5 25
Lain halnya dengan WS. Winkel yang mejelaskan bahwa :"Belajar
merupakan interaksi aktif subyektif dengan lingkungan yang menghasilkan
perubahan-perubahan dalam pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap. Jadi
belajar merupakan suatu proses interaksi aktif subyektif dengan lingkungan dan
dengan adanya interaksi itulah yang akan menimbulkan perubahan."26
Sementara E.P. Hutabarat mengkaitkan belajar dengan dikuasainya suatu
kemampuan oleh seseorang. Menurutnya belajar adalah kegiatan yang dilakukan
untuk menguasai kemampuan, kebiasaan, keterampilan dan sikap lewat proses
hubungan timbal balik yang berlangsung dengan lingkungan.27
Manusia lahir ke bumi dalam keadaan tidak mengerti apapun, kemudian
lewat proses pendidikan ia mengetahui apa yang tidak diketahuinya. Hal ini sesuai
dengan pendapat Rusytiyah N.K yang menyatakan belajar merupakan suatu
proses dan seseorang mengalami perubahan tingkah laku dan pengalaman edukatif
sehingga terjadi perubahan dari tidak tahu menjadi tahu.28
Belajar dalam arti luas adalah proses perubahan tingkah laku yang
0
dinyatakan dalam bentuk penguasaan, pengetahuan, dan penilaian atau mengenai
sikap dan nilai-nilai pengetahuan dan kecakapan dasar yang terdapat dalam
berbagai studi atau lebih luas lagi dalam berbagai lingkup kehidupan atau
pengalaman-pengalaman terorganisasi. Pada setiap aktifitas kehidupannya,
manusia pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai dari aktifitas tersebut, maka
Sudirman A, menyusun tujuan belajar adaiah:
I. Untuk mendapatkan pengetahuan yang ditandai kematangan berpikir
2. Pemahaman konsep dan keterampilan
3. Pembentukan sikap.29
Belajar itu sendiri pada dasamya suatu perubahan yang dialami seseorang
dari tidak tahu menjadi tahu dari segi pengetahuan sikap pada perilaku yang
26
W.S. Winkel, Psikologi Pendidikan Evaluasi Be/ajar, (Jakarta: Gramedia, 1985), cet. ke-2, hal.37
27
Hutabarat, Cara Be/ajar, (Jakarta: Gunung Mulia, 1985), hal. 11 .
28
Rustiyah N.K, Masa/ah-masa/ah I/mu Keguruan, (Jakarta: Bina Akasara, 1986) Ce!. ke-2, hal. 41
didapat lewat suatu proses interaksi seseorang dengan lingkungannya ba!k melalui
pengalaman maupun latihan-latihan.
Dalam psikologi pendidikan disimpulkan bahwa hal-hal pokok dari
pengertian belajar adalah:
1. · Belajar itu membawa perubahan
2. Perubahan itu pada pokoknya adalah didapat kecakapan baru
3. perubahan terjadi karena usaha.30
Dengan memahami pengertian di atas penulis menyimpulkan bahwa
pengertian belajar adalah pengetahuan yang didapat seseorang setelah ia
mempelajari sesuatu baik itu melaluibahan atau pengalaman yang berada
dilingkungannya sehingga terjadi perubahan-perubahan baik itu tingkah laku,
sikap ataupun nilai.
b. Hakekat latar belakang pendidikan orangtna
Kegiatan pendidikan secara umum dibedakan menjadi 2, yaitu :
1) Pendidikan formal
2) Pendidikan non formal
Selanjutnya jalur pendidikan formal menurut Undang-Undang
Sisdiknas nomor 20 tahun 2003, terbagi menjadi beberapa jenjang, yaitu:
a) Pendidikan Dasar
b) Pendidikan Menengah
c) Pendidikan Tinggi
Adapun yang dimaksud dengan latar belakang pendidikan orangtua
dalam penulisan skripsi ini adalah jenjang pendidikan formal yang pemah
dan telah ditempuh oleh orangtua ataupun wali murid dan yang disebut
sebagai variabel X.
c. Pengertian prestasi belajar
Di Indonesia prestasi belajar siswa di sekolah dapat dilihat melalui
nilai yang tercantum pada raport .yang diterima di setiap periode tertentu, '
sehingga Nana Sudjana mengatakan prestasi belajar adalah taraf prestasi
30
yang dicapai dari bermacam mata pelajaran yang diikuti, ini dapat
ditentukan nilai-nilai dalam raport tiap semester atau catur wulan nilai
ujian tingkat sekolah yang dilaluinya.
Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai diri sendiri, biasanya
dikaitkan dengan nilai dari suatu mata pelajaran. Dalam kamus Besar
Bahasa Indonesia dinyatakan, bahwa "prestasi belajar adalah penguasaan
pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,
lazimnya ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh
guru". 31 Menurut Nana Sudjana "Prestasi belajar adalah kemampuan yang
dimiliki oleh siswa setelah ia menerima pengalaman belajamya".32
Adapun menurut pendapat penulis belajar itu biasanya dilambangkan
dengan bentuk prestasi konkrit yakni prestasi belajar dapat diketahui
setelah dilaksanakan tes prestasi belajar atau evaluai belajar. Pada
umumnya belajar di sekolah dinyatakan dalam bentuk angka. Angka
tersebut biasanya dicantumkan dalam deretan nilai berupa raport atau
ijazah yang diberikan oleh guru. Selanjutnya dalam penelitian ini prestasi
belajar siswa tersebut disebut sebagai variabel Y.
S. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Faktor yang mempengaruhi belajar itu banyak macamnya, yang
digolongkan menjadi dua yaitu:
1. Faktor interu
Yang dimaksud dengan faktor intern adalah faktor yang ada dalam
diri individu. Faktor ini digolongkan menjadi dua yaitu:
a. Faktor fisiologis
Faktor ini ditinjau dari segi kesehatan jasmani yang dapat
menunjang keberhasilan belajar seseorang. Orang yang badannya
terganggu akibat penyakit atau kelelahan tidak akan belajar dengan efektif,
31 Kamus Besar Bahasa Indonesia, (DEPDIKBUD, 1983) cet. Ke-2 h. 179
tetapi sebaliknya keadaan fisik yang sehat, kuat, dan segar akan
menguntungkan hasil belajar.
b. Faktor psikologis
Faktor ini sangat besar pengaruhnya terhadap belajar dan prestasi
· belajar. Yang termasuk ke dalam faktor ini yaitu intelegensi, kematangan,
minat, bakat dan sebagainya.
2. Faktor ekstern
Yang dimaksud dengan faktor yang berasal dari luar individu, dapat
digolongkan menjadi tiga, yaitu:
a. Faktor sosial, yaitu:
I) Keadaan keluarga
2) Guru dan cara mengajarnya 3) Alat-alat pelajaran
4) Motivasi sosial
5) Lingkungan dan kesempatan
b. Faktor-faktor alam, yaitu mencakup sirkulasi udara dan cuaca
c. Faktor sarana, baik fisik maupun non fisik
Menurut Rostiyah dalam bukunya "Masalah-masalah Ilmu Keguruan", dia
membagi faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seorang anak dengan
melihat keadaan keluarga siswa. Faktor tersebut antara lain:
I. Cara orangtua mendidik
2. Suasana keluarga
3. Pengertian orangtua
4. Latar belakang kebudayaan.33
Dari beberapa faktor yang dikemukakan di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa pada dasarnya hasil belajar yang dicapai siswa dipengaruhi oleh dua faktor
utama, yakni faktor dari dalam siswa dan faktor yang datang dari luar diri siswa
.
.
.atau lingkungan. Adanya pengaruh dari dalam siswa merupakan ha! yang wajar
dan logis, sebab hakekat perbuatan belajar adalah perubahan tingkah laku individu
33
yang diniati dan disadarinya. Siswa harus merasakan adanya suatu kebutuhan
untuk belajar dan berprestasi. la harus berusaha mengarahkan segala daya dan
upaya untuk dapat mencapainya.
B. Ke.rangka Berpikir
Manusia sebagai makhluk sosial tentunya harus berinteraksi dengan
masyarakat yang ada di sekitarnya, agar masyarakat mau menerimanya tentu
manusia harus mampu menempatkan diri atau be1tindak sesuai dengan fungsi
kemanusiaannya. Untuk itu diperlukan pendidikan, karena dengan pendidikan
manusia menuju pada perubahan-perubahan yang lebih baik, daripada hari-hari
yang telah lewat atau lalu.
Proses pendidikan yang pertama kali dirasakan oleh seorang anak adalah
lewat kedua orangtuanya. Sejak anak berada dalam kandungan ibu telah mampu
berinteraksi dan berkomunikasi dengan anaknya, begitu pula saat lahir maupun
pertumbuhan dirinya, dan peranan tersebut akan terus berlangsung mungkin
dalam porsi yang makin berkurang hingga dewasa.
Di lain pihak orangtua adalah sosok pribadi yang utuh, kematangan
pribadi setiap orang tua berbeda. Salah satu penyebab perbedaan itu adalah
pendidikan diharapkan dengan memiliki ilmu pengetahuan dan pengalaman yang
lebih luas serta kepribadian yang lebih matang, sehingga orangtua akan mampu
mengarahkan putra-putrinya meraih prestasi belajar yang lebih baik. Diduga
terdapat hubungan positif antara perhatian orangtua tentang pendidikan dengan
prestasi belajar siswa.
C. Hipotesis
Untuk menguji ada atau tidaknya hubungan antara kedua variabel tersebut
penulis merumuskan hipotesis sebagai berikut:
Ho : Tidak ada hubungan antara perhatian orangtua tentang pendidikan
dengan prestasi belajar siswa.
H(\ : Adanya hubungan positif antara perhatian orangtua tentang
A. Tujuau Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk:
I. Mengetahui hasil belajar atau prestasi belajar siswa.
2. Mengetahui apakah ada hubungan antara perhatian orangtua tentang
pendidikan dengan prestasi belajar siswa.
B. Waktn dan Tern pat Penelitian
I. Waktu Penelitian : Penelitian dilakukan pada bulan Desember 2007.
2. Tempat Penelitian
C. Metode Penelitian
: MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta
Barat.
Metode merupakan upaya yang dapat dilakukan peneliti dalam
mengumpulkan data dan mencari kebenaran yang diteliti. Menurut Wirarno
Surachmad "Cara mencari kebenaran yang dipandang ilmiah adalah metode
penyelidikan".1
Penggunaan metode penyelidikan dimaksudkan untuk menemukan data
yang valid, akurat, dan signifikan dengan permasalahan sehingga dapat digunakan
untuk mengungkap masalah yang diteliti. Menurut Sutrisno Hadi bahwa "suatu
rise! khususnya dalam ilmu pengetahuan empirik pada umumnya bertujuan untuk
menemukan, mengembangkan atau menguji kebenaran suatu pengetahuan".2
Metode yang digunakan dalam penelitianini adalah metode survei dengan
teknik korelasional.
1
Sutrisno Hadi, Metodo/ogi Riser I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), cet. Ke-I, h. 3 2
Sutrisno Hadi, Metodo/ogi Rise/ I, (Yogyakarta: Andi Offset, 1990), cet. Ke-1, h. 3
D. Populasi dan Sampel
Populasi adalah sejumlah (manusia atau bukan) yang terdapat dalam
kawasan tertentu dalam suatu unit kesatuan. 3
Menurut pendapat M. Nashir bahwa populasi adalah kumpulan dari
individu dengan kualitas atau ciri-ciri tersebut dinamakan variabel. Populasi
dalam penelitian ini adalah siswa MI Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta
Bara!.
Sedangkan yang dimaksud dengan sampel adalah bagian dari populasi
(sejumlah 45 siswa dari kelas IV) yang akan dijadikan obyek penelitian. Dalam
penelitian ini penulis mengambil sampel sebanyak 40 siswa.
E. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data akurat tentang perhatian orangtua tentang
pendidikan (variabel X) dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan
teknik pengumpulan data sebagai berikut:
a. Observasi, dalam ha! ini penulis mengunjungi langsung MI
Al-Muawanatul Khaeriyah Tambora Jakarta Bara! untuk mengamati secara
langsung kondisi sekolah, guru, karyawan, sarana dan prasarana serta
prestasi belajar.
b. Wawancara, penulis mengadakan komunikasi langsung dengan Kepala
Sekolah, Tata Usaha, untuk mendapatkan data mengenai masalah yang
menjadi obyek penelitian.
c. Dokumentasi, penulis mengumpulkan data-data mengenai prestasi belajar
siswa dari leger.
d. Angket, penulis menyebarkan angket untuk orangtila para siswa melalui
siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini.
Sedangkan untuk hasil belajar siswa, penulis mengambil data nilai dari tes
hasil belajar siswa semester ganjil.
3
F. Instrumen Penelitian
Instrumen merupakan ala! ukur yang digunakan untuk mendapatkan
informasi kuantitatiftentang karakteristik secara obyektif. 4
Adapun instrumen penelitian yang penulis gunakan untuk pengumpulan
data lapangan ditempuh dengan:
I. Interview
Interview sering disebut juga dengan wawancara atau kuesioner lisan
adalah sebuah dialog yang dilakukan oleh pewawancara untuk memperoleh
informasi dari terwawancara. Dalam interview ini penulis mengadakan
wawancara dengan kepala sekolah dan tata usaha untuk memperoleh data-data
yang diperlukan.
2. Dokumentasi
Yang dimaksud dengan dokumentasi adalah arsip catatan sejumlah data
yang bersifat tulisan seperti catatan atau laporan. Data yang dicari dalam
penelitian ini adalah nilai semester ganjil kelas IV.
3. Angket
Yaitu sejumlah pertanyaan tulisan untuk memperoleh data mengenai
perhatian orangtua tentang pendidikan. Angket ini menggunakan skala likert
dengan skala perilaku yang pilihan jawabannya adalah selalu (nilai 5), sering
(nilai 4), kadang-kadang (nilai 3), pernah (nilai 2) dan tidak pernah (nilai I),
pembuatan angket berdasarkan kisi-kisi yang penulis buat. (lihat lampiran).
Indikator kedua variabel adalah:
I. Variabel bebas terikat (X) adalah perhatian orangtua tentang pendidikan yakni
berupa motivasi dan bimbingan yang diberikannya kepada anak didalam
belajar dan kemampuan dalam mengatasi masalah yang berhubungan dengan
belajar anak serta hubungannya dengan pihak sekolah.
2. Variabel terikat (Y) adalah nilai siswa yang diambil melalui leger.
Adapun untuk mengetahui rentangan nilai hasil belajar siswa penulis
berpedoman pada criteria yang dibuat sendiri yaitu:
a. Nilai 8, 1 - IO Nilai baik sekali
b.
Nilai 7, 1 - 80 Nilai baikc. Nilai 5,5 - 70 Nilai cukup
d. Nilai 0-5,4 Nilai kurang
Demikian pula dengan data perhatian orang tua tentang pendidikan penulis
mengkategorikannya sebagai berikut:
a. Nilai 25 - 30
b. Nilai 21 -24
c. Nilai 16-=- 20
Nilai tinggi sekali
Nilai tinggi
Nilai cukup I sedang
Nilai 11 - 15 Nilai kurang I rendah sekali
G. Teknik Analisis Data
Dalam mengolah data atau menganalisis data yang te!ah terkumpul,
penulis melakukan tabulasi data (data secara rinci ke dalam tabel frekuensi
perhitungan rata-rata) dengan menggunakan rumus:
F
P=-x100%
N
Keterangan:
P = Prosentase F = Frekuensi
N = Jumlah yang dianalisis (responden)
Setelah data terkumpul, untuk mengetahui ada korelasi atau tidak antara
kedua variabel di atas penulis melakukan editing dan coding. Kemudian penulis
menggunakan korelasi Product Moment Pearson. Penggunaan rumus itu untuk mencari koefisien korelasi antara dua variabel yakni variabel bebas (X) dan
f
AセᄋMMMᄋMMᄋᄋセMMᄋ@ -·
nD:y- (hl:)(Ey)
rxy=-,=======================
セ{ョオG@
- (D:)' ][nEy' - (Ey)']Keterangan:
rxy
=
angka indeks korelasi "r" product moment n=
Jumlah dataLXy = Jumlah hasil perkalian antara skor X dan Y LX = Jumlah seluruh skor X
L'y = Jumlah seluruh skor Y
Pada dasarnya nilai rxy dapat bervariasi dari - I melalui 0 sampai
+
I dimana:rxy =+I, terdapat korelasi positif
rxy = 0, tidak ada korelasi
rxy = - I , terdapat korelasi negatif
Keberartian koefisien korelasi kedua variabel diuji dengan menggunakan
uji t pada taraf signifikan a= 0,05 dengan rumus sebagai berikut:
Keterangan:
イセ@
lhirung
=
セ@vl-r
n = jumlah data
r = besar korelasi Product Moment
Dan untuk mengetahui besarnya kontribusi yang diberikan oleh perhatian
orangtua terhadap pendidikan anak dengan prestasi belajar siswa, dapat diketahui
dengan menghitung koefisien determinasi dengan rumus sebagai berikut:
KD=r' x 100%
Keterangan:
KD
=
koefisien determinasiA. Profil MI Al Muawanatul Khaeriyalt
I. . Latar Belakang Berdirinya dan Letak Geografisnya
MI Al Muawanatul Khaeriyah merupakan sebuah lembaga pendidikan
swasta yang bernaung di bawah Departemen Agama Republik Indonesia
(Depag). Madrasah ini berdiri pada tahun 1968 di bawah Yayasan Jamiatul
lslamiyah dengan Ketua Yayasan Bapak Ahmad Damsyik.
MI Al Muawanatul Khaeriyah mengalami pergantian Kepala Sekolah
dan pada saat ini kepala sekolahnya adalah Bapak D. Subandi, A.Ma. Yayasan
mendirikan MI Al Muawanatul Khaeriyah tentunya mempunyai maksud dan
tujuan, yaitu untuk ikut serta membangun masyarakat dalam bidang
intelektual yang berciri khas agama Islam.
MI Al Muawanatul Khaeriyah terletak di Jalan Krendang Selatan I
No. I RT. 006 RW. 006 Kelurahan Krendang Kecamatan Tambora, Kodya
Jakarta Barat. Madrasah ini berada di tempat strategis tepatnya di belakang
Kantor Kelurahan Krendang yang berpenduduk cukup padat, sehingga
aktivitas siswa tidak terganggu oleh suara bising kendaraan.
Adapun mengenai siswa-siswi yang masuk ke MI Al Muawanatul
Khaeriyah tersebut berlatar belakang ekonomi menengah ke bawah dan
sebagian besar pekerjaan orangtua murid sebagai buruh dengan latar belakang
pendidikan orangtua mereka SD, SMP tetapi ada juga yang berpendidikan
SMA dan ada beberapa yang berpendidikan Sarjana.
2. Visi dan Misi
Visi
Tinggi dan unggul dalam prestasi berdasarkan iman dan taqwa.
Misi
Melaksanakan pendidikan dan pembelajaran secara aktif, kreatif dan ·
menyenangkan.
Menumbuhkan semangat berprestasi dan memotivasi individu siswa
untuk mampu mengenal dan menge1nbangkan potensi dan lebih
optimal dalam belajar.
Memupuk dan menumbuhkan rasa percaya diri, penghayatan terhadap
ajaran agamanya serta cinta pada bangsa dan budayanya.
Menerapkan manajemen partisipasi dalam setiap aktivitas.
3. Keadaan Guru dan Karyawan
Guru yang ada di MI Al Muawanatul Khaeriyah berjumlah 7 orang
2 orang Sarjana 3 orang lulusan D 1 dan 2 orang lagi sedang menyelesaikan
pendidikan sarjana (S l ). Guru dan karyawan yang ada di sekolah ini pegawai
honorer 4 orang. PNS 2 orang, l orang guru bantu dan 1 orang karyawan sebagai pesuruh.
4. Keadaan Siswa
Jumlah ruang belajar di MI Al Muawanatul Khaeriyah ada 7 kelas.
Kelas I dan kelas II parallel, kelas 1 masuk pagi jam 07.00 - 09.30 WIB, kelas II jam 10.00 - 12.15 WIB, kelas III satu kelas, kelas IV satu kelas, kelas V satu kelas, kelas VI satu kelas masuk dari jam 07.00 - 12.15 WIB. Dua ruang belajar kosong tetapi terkadang dipergunakan untuk rapat dan praktek shalat.
Jumlah siswa tahun ajaran 2007-2008, murid kelas I sampai kelas V dapat dilihat pada tabel berikut:
[image:41.595.65.453.233.703.2]Tabel 1
Jumlah siswa-siswi Tahun Ajaran 2007-:WOS
No. Kelas Laki-laki Perempuan Jumlah
1 I 22 13 35
2 II 17 11 28
3 Ill 15 15 30
4 IV 14 7 21
6 VI I I 9
20
Jumiah 104 75 179
Dari tabel di atas ternyata tiap tahun ajaran jumiah siswa menurun, ha!
ini disebabkan karena MI Al Muawanatul Khaeriyah diapit oleh 2 SD Negeri,
kita tahu bahwa sekolah di SD Negeri gratis sedangkan di MI Al Muawanatul
Khaeriyah ini masih dipungut SPP, tetapi lulusan MI banyak yang diterima di
SMPNegeri.
5. Sarana dan Prasarana Pendidikan
Pada dasamya setiap sekolah untuk mewujudkan tujuannya harus
didukung oleh segala sarana dan prasarana yang memadai. Dengan prasarana
yang memadai proses belajar mengajar akan berjalan dengan baik dan berhasil
sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Sarana dan prasarana yang dimiliki oleh "MI Al Muawanatul
[image:42.595.67.437.144.699.2]Khaeriyah " dapat dilihat dalam tabel berikut!
Tabel 2
Sarana dan Prasarana MI Al Muawanatul Khaeriyah (AMK)
No. Nama Bangunan Bany