LASKAR PELANGI
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh :
Anggi Ria Puspitasari NIM : 107051001478
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
LASKAR PELANGI
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)
Oleh:
Anggi Ria Puspitasari NIM : 107051001478
Di Bawah Bimbingan
Ir. Noor Bekti Negoro, SE, MSi
NIP: 19650301 199903 1 001
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini merupakan hasil karya saya yang diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan untuk memeperoleh gelar strata 1 (S1) di
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya
cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
3. Jika dikemudian hari saya terbukti bahwa ini bukan hasil karya asli saya
atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia
menerima sanksi yang berlaku di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Jakarta, 23 September 2011
Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap Film Laskar Pelangi.
Penelitian ini berjudul Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap Film Laskar Pelangi yang merupakan media komunikasi massa. Film yang diangkat dari kisah nyata seorang putra asli dari pulau Bangka Belitung yang banyak menginspirasi jutaan orang yang menonton. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti “ Bagaimana Respons Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung Terhadap Film Laskar Pelangi”.
Komunikator dalam penelitian ini adalah film Laskar Pelangi sebagai media penyiaran, dan yang menjadi komunikan adalah siswa SMP Negeri 3 Kelapa yang sudah menonton film tersebut. Suatu kegiatan komuniksi itu memberikan efek berupa respons dari proses komunikasi terhadap pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah : Bagaimana Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung Terhadap unsur-unsur film Laskar Pelangi ? Bagaimana respons kognitif, afektif dan konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi? Dan apakah ada perbedaan respon antara siswa laki-laki dan siswa perempuan ?
Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah Teori Stimulus-Respon atau juga disebut teori S-O-R (Stimulus Organism Respon) ini berasal dari psikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Menjadi teori komunikasi karena objek material psikologi dan komunikasi adalah sama yaitu manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini, prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena metode ini mengungkapkan data dari situasi yang sedang berlangsung. Metode penelitian deskriptif kuantitatif yaitu, penelitian yang berupaya menghimpun, mengolah, menganalisa dan menafsirkan data secara kuantitatif.
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt yang Maha
pengasih dan Maha pemurah atas segala karunia-Nya yang begitu besar kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “ Respons
siswa SMPN 03 Kelapa Bangka Belitung p Terhadp Film Laskar Pelangi”.
Sholawat serta salam tidak lupa penulis sampaikan kepada Nabi besar Muhammad
SAW, serta seluruh keluarga dan para sahabat.
Terselesaikannya tugas ini tentunya tak lepas dari dukungan yang
diberikan kepada penulis, baik moril maupun materil. Dan dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orang tua tersayang, Ayahanda Zuniar dan Ibunda Sholeha yang
selalu membuat penulis bangga menjadi anak kalian, terimakasih atas
kasih sayang yang tak terhingga yang selalu tercurah untuk penulis,
yang tak lelah-lelahnya untuk mendengarkan keluh kesah penulis,
serta dukungan baik moril ataupun materil. Kalian adalah anugrah
terindah yang penulis miliki.
2. Dr. H. Arief Subhan, MA selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Drs. Wahidin Saputra, MA,
selaku Pembantu Dekan Bidang Akademik, Drs. H. Mahmud Jalal, MA,
selaku Pembantu Dekan Bidang Administrasi, Drs. Study Rizal LK, MA,
dan menyarankan sehingga dapat penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Drs. Jumroni, M.Si., sebagai Ketua Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
(KPI), dan Dra. Hj. Umi Musyarofah, MA., Sekretaris Jurusan KPI.
5. Para Dosen Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, terima kasih atas
ilmu dan penegtahuannya yang telah diberkan kepada penulis selama
menunutu ilmu di bangku kuliah, semoga ilmu yang diberkannya dapat
bermanfaat khususnya bagi penulis.
6. Kakaku tersayang, kakak gita yang endut nan baik hati serta abang
Rony makasih udah jadi kakak ipar yang baik hati, adik –adikku Nur
Fatimah, Haidir Ali, M. Iqbal dan M. Akbar Rizky serta ponakanku
azilla makasih banyak kelucuan kalian selalu bisa menghibur, penulis
selalu bahagia memiliki kalian.
7. Terima kasih untuk kakekku “Tahiman” dan omku “cu Mar” yang
telah banyak berjasa membantu penulis selama menuntut ilmu.
8. Terimakasih banyak untuk bapak Tarmadi. S.Pd selaku Kepala
Sekolah beserta para guru SMP Negeri 3 kelapa yang telah
mengizinkan penulis mengadakan penelitian serta menjamu penulis
dengan baik.
9. Tidak lupa special thanks penulis ucapkan untuk sahabat-sahabatku
tersayang ayy Lena ulfiana, Nadya Nurfitria, Didih Sairoh beserta
suami tercinta kang Ujang Saepul, Fahrunnisa, Rachmi Ardhila, Nia
lalui bersama kalian.
10.Penulis mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada sahabat
Iin Apriyanti yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini.
11.Tidak lupa juaga penulis ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya
untuk teman-teman KKN 2010 CIBEUREUM yang selalu bisa
penulis andalkan, dengan segala kebaikan dan semangat yang
diberikan sehingga penulis bisa menyelesaikan skripsi ini.
12.Terima kasih juga untuk teman-teman seperjuangan KPI D 2007. Yang
telah melewati banyak waktu bersama, sehingga meninggalkan kesan
yang teramat indah untuk penulis.
13.Tidak lupa penulis ucapkan terimakasih untuk adik-adik dari SMP
Negeri 3 Kelapa selaku responden yang telah relameluangkan waktu
istirahatnya untuk membantu penulis dengan mengisi angket yang
tersedia.
Pada semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.
Tanpa mengurangi rasa hormat, penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak
luput dari segala kekurangan, saran dan kritik yang menbangun selalu
penulis harapkan dari anda pembaca yang budiman, sehingga menjadi
dibertikan kepada penulis dengan balasan yang berlipat ganda. Penulis
berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi para pembaca
umumnya dan bagi penulis khususnya.
Alhamdulillahirrabbi’aalamin.
Jakarta, 11 July 2011
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Batasan dan Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian ... 8
D. Tinjauan Pustaka ... 9
E. Teknik Penulisan ... 10
F. Sistematika Penulisan ... 11
BAB II KAJIAN TEORITIS A. RESPON... 13
1. Pengertian respon ... 13
2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon ... 15
3. Faktor Terbentuknya Respon ... 17
B. SISWA ... 19
1. Pengertian Siswa atau Anak Didik ... 19
2. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik ... 20
3. Ciri Khas Anak Didik ... 20
C. Film ... 23
4. Ciri-ciri Film yang Baik ... 33
5. Pengaruh Film Bagi Khalayak ... 33
D. Film Sebagai Media Komunikasi ... 34
1. Efek Komunikasi Massa ... 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode dan Desain Penelitian ... 37
B. Subjek dan Objek Penelitian ... 39
C. Waktu dan Tempat Penelitian ... 39
D. Populasi dan Sampel ... 39
E. Sumber Data ……… ... 40
F. Variable Penelitian ... 41
G. Teknik Pengumpulan Data ... 41
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ... 44
I. Hipotesis Penelitian ... 47
BAB IV GAMBARAN UMUM A. Sejarah Berdirinya Sekolah ... 48
B. Profil Sekolah ... 50
C. Visi dan Misi Sekolah ... 50
D. Daftar Urut Kepangkatan ... 51
E. Jumlah Keseluruhan Siswa ... 52
H. Ruang Lingkup Film Laskar Pelangi ... 55
1. Sinopsis Film Laskar Pelangi ………… ... 55
2. Crew dan Pemeran (artis) Film Laskar Pelangi... 57
BAB IV TEMUAN DAN ANALISIS DATA A. Karakteristik Responden ... 59
B. Respon Siswa Terhadap Unsur-unsur Film Laskar Pelangi .. 60
1. Respon Siswa Terhadap Judul ... 60
2. Respon Siswa Terhadap Tema ... 61
3. Respon Siswa Terhadap Alur Cerita ... 63
4. Respon Siswa Terhadap Crident Title ... 64
5. Respon Siswa Terhadap Intriks ... 65
6. Respon Siswa Terhadap Klimaks ... 67
7. Respon Siswa Terhadap Suspen ... 68
8. Respon Siswa Terhadap Million Setting ... 69
9. Respon Siswa Terhadap Sinopsis ... 70
10.Espon Siswa Terhadap trailer ... 72
11.Respon Siswa Terhadap Karakter ... 73
C. Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Siswa Terhadap Pesan Dalam Film Laskar Pelangi ... 74
1. Respon Kognitif Siswa ... 74
2. Respon Afektif Siswa ... 76
3. Respon Konatif Siswa ... 78
F. Analisis Chi-Square Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Terhadap Unsur-unsur film Laskar Pelangi ... 82
G. Analisis Chi-Square Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Terhadap Pesan film Laskar Pelangi ... 85
BAB VI PENUTUP
A. Kesimpulan ... 86
B. Saran ... 88
DAFTAR PUSTAKA ... 92
Halaman
Gambar 1 Struktur Organisasi SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung .... 53
TABEL 1 Daftar Urut Kepangkatan ... 55
TABEL 12 Respon Remaja Terhadap Million Setting ... 69
TABEL 13 Respon Remaja Terhadap Synopsis ... 71
TABEL 20 perbandingan respon skala kognitif, afektif dan konatifsiswa SMP Negeri 3 terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi ... 81
TABEL 23 Perbandingan Skala Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Responden terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi dilihat Berdasarkan Jenis Kelamin ... 86
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Film sudah menjadi salah satu bagian dari kehidupan manusia. Pada
zaman modem film tidak mungkin dapat dipisahkan dari kehidupan
masyarakat. Film dapat mencerminkan pesan dirinya sebagai saluran
merupakan pesan-pesan tertentu untuk manusia. Film merupakan perwujudan
dari seluruh realitas kehidupan dunia yang begitu luas dalam masyarakat.
Oleh karenanya film mampu menumbuhkan imajinasi, ketegangan, ketakutan,
benturan emosional khalayak penonton seolah-olah mereka ikut merasakan
jadi bagian dalam cerita film tersebut. Selain itu pesan isi film dapat
menimbulkan aspek, kritik sosial, pendidikan, ilmu pengetahuan, norma
kehidupan, dan hiburan bagi khalayak penonton.
Film merupakan sesuatu yang unik dibandingkan dengan media
lainnya, karena sifatnya yang bergerak secara bebas dan tetap.
Penerjemahannya langsung melalui gambar-gambar visual dan suara yang
nyata, juga memiliki kesanggupan unruk menangani berbagai subjek yang
tidak terbatas ragamnya.1
1
Film Laskar Pelangi merupakan adaptasi sinema dari sebuah novel
fenomenal Laskar Pelangi karya Andrea Hirata yang mengambil setting di
akhir tahun 70-an. Buku yang ditulis tiga tahun lalu itu merupakan ungkapan
terimakasih Andrea terhadap guru SD-nya, ibu Muslimah. Film garapan Riri
Riza ini, dirilis pada 25 September 2008. Skenarionya ditulis oleh Salman
Aristo yang juga menulis naskah film Ayat-Ayat Cinta yang juga merupakan
film fenomenal dengan dibantu oleh RiriRiza dan Mira Lesmana. Menurut
Andrea Hirata, dengan diadaptasi menjadi sebuah film, pesan-pesan yang
terkandung di bukunya diharapkan dapat lebih menyebar ke khalayak lebih
luas.
Film ini menceritakan kisah tentang tantangan hidup kalangan
pinggiran yang penuh haru dalam menggapai mimpi, serta indahnya
persahabatan dengan latar belakang sebuah pulau indah yang pernah menjadi
salah satu pulau terkaya di Indonesia. Film Laskar Pelangi mendapat banyak
sambutan positif dari masyarakat Indonesia, termasuk dari Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri lainnya yang menyaksikan secara
langsung di Blitzmegaplex Grand Indonesia.2
Film ini mendapat perhatian besar karena sangat inspiratif yang
dikemas secara apik dengan kesederhanaan serta keakraban terhadap
lingkungan dan juga dengan tema yang membumi dan dekat dengan
2
kehidupan masyarakat serta diangkatnya Bangka Belitung sebagai lokasi
pembuatan film serta anak-anak asli dari Belitung menjadi pemerannya yang
mengangkat pentingnya pendidikan dibalut dalam cerita warna-warni
persahabatan itu mempunyai keunikan tersendiri. Laskar pelangi telah
menjelma menjadi sebuah Fenomena yang luar biasa. Ada empat alasan
mengapa Laskar Pelangi disebut sebagai “the phenomenon”3
. Pertama, buku
Laskar Pelangi telah menginspirasi jutaan pembaca. Kedua, Laskar Pelangi
terjual puluhan ribu eksemplar setip bulannya. Ketiga, Laskar Pelangi adalah
buku terlaris dalam sejarah sastra Indonesia. Keempat, Andrea Hirata sang
penulis dibayar Rp 50 juta untuk bicara tentang sastra selama 90 menit.
Kekuatan Laskar Pelangi sesungguhnya terletak pada kemampuan
sang guru memotivasi murid-muridnya untuk berani bermimpi serta tidak
pernah lelah untuk menggapai mimpinya.
Kata kunci yang disampaikan Andrea Hirata dan kembali dikutip oleh buku
the Phenomenon, “ keikhlasan seorang guru yang membentuk karakter saya
untuk bermimpi, berani berpikir out of the box, berpikir yang orang lain tak
memikirkan. Inilah esensi pendidikan; mengangkat harkat dan martabat anak
murid dan membuatnya berani bermimpi dan melakukan hal besar.”
Laskar Pelangi menjelma menjadi sebuah fenomena karena berani
tampil beda, di tengah maraknya film Indonesia yang bertemakan horror,
Laskar Pelangi hadir dengan tema pendidikan yang dapat dinikmati sebagai
3
hiburan serta dapat dijadikan panutan bagi masyarkat khususnya para remaja
dan siswa Sekolah Menengah Pertama yang sedang berada pada masa transisi
dari masa anak-anak menjadi remaja yang mencari jati diri.
Seiring dengan kemajuan yang pesat di era globalisasi, Sekolah
Menengah Pertama senantiasa menghasilkan perubahan sesuai dengan
perubahan zaman. Sekolah Menengah Pertama berusaha untuk mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan kebutuhan,
agar para siswa tidak salah dalam menggunakan kecanggihan teknologi.
Sebagai siswa yang baru menginjak usia remaja, para siswa ini selalu
tertarik dengan sesuatu hal baru serta sangat mengikuti perkembangan zaman.
Para siswa ini mempunyai perhatian lebih terhadap media massa yang
dianggap bisa menjadi wadah bagi mereka untuk mendapat pengetahuan baru,
khususnya film. Film yang diangkat dari kisah nyata seorang putra asli dari
pulau Bangka Belitung yang banyak menginspirasi jutaan orang yang
menonton. Hal inilah yang membuat penulis tertarik untuk meneliti “
BAGAIMANA RESPONS SISWA SMP NEGERI 3 KELAPA BANGKA BELITUNG TERHADAP FILM LASKAR PELANGI”.
B. Identifikasi, Batasan dan Rumusan Masalah
1. Identifikasi Masalah
Laskar pelangi telah menjelma menjadi sebuah Fenomena yang luar
phenomenon”4
. Pertama, buku Laskar Pelangi telah menginspirasi jutaan
pembaca. Kedua, Laskar Pelangi terjual puluhan ribu eksemplar setip
bulannya. Ketiga, Laskar Pelangi adalah buku terlaris dalam sejarah
sastra Indonesia. Keempat, Andrea Hirata sang penulis dibayar Rp 50 juta
untuk bicara tentang sastra selama 90 menit.
Karena alasan di atas penulis tertarik untuk meneliti tentang
unsur-unsur film serta pesan yang disampaikan dalam film Laskar pelangi.
2. Batasan Masalah
Peneliti hanya membatasi pada permasalahan respons atau tanggapan
siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap film yang
membawa pesan-pesan positif dalam kehidupan serta pendidikan
tersebut, apakah film tersebut menarik perhatian, membawa kesan
tersendiri dan meningkatkan minat untuk menerapkan nilai-nilai atau
pesan-pesan dari film tersebut di benak para siswa.
Film sebagai media menjadi komunikator dalam penelitian ini adalah
film Laskar Pelangi sebagai media penyiaran, dan yang menjadi
komunikan adalah siswa SMP Negeri 3 Kelapa yang sudah menonton
film tersebut. Suatu kegiatan komuniksi itu memberikan efek berupa
respons dari proses komunikasi terhadap pesan yang disampaikan oleh
komunikator.
4
3. Rumusan masalah
Maka rumusan masalah dari penelitian ini adalah :
1. Bagaimana Respon Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung
Terhadap unsur-unsur film Laskar Pelangi dan Bagaimana respons
kognitif, afektif dan konatif Siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka
Belitung terhadap pesan dalam film Laskar Pelangi?
2. Apakah ada perbedaan respon antara siswa laki-laki dan siswa
perempuan?
C. Tujuan Penelitian dan Manfaat Penelitian
Atas dasar latar belakang dan perumusan masalah di atas, maka tujuan
dari penelitian ini ialah :
1. Untuk mengetahui respon siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka
Belitung terhadap unsure-unsur film Laskar Pelangi.
2. Untuk mengetahui respons kognitif, afektif dan konatif Siswa SMP
Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung terhadap pesan dalam Film
Laskar Pelangi.
3. Untuk mengetahui apakah ada perbedaan respon antara siswa
Adapun manfaat penelitian ini dibagi menjadi 2 kategori :
1. Segi Akademis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
pengembangan pengetahuan yang memadai kepada pembaca, khususnya
penulis sebagai dokumentasi ilmiah.
2. Segi Praktis
Untuk mengembangkan wawasan baru dibidang komunikasi dan
penyiaran islam. Semoga penelitian ini dapat memberi kontribusi yang
besar kepada pihak-pihak yang terkait.
D. Tinjauan Kepustakaan
Tinjauan pustaka ini bertujuan untuk menjelaskan bahwa penulisan
skripsi ini bukan merupakan pengulangan dari skripsi sebelumnya dan adanya
keabsahan teori yang ada pada skripsi sebelumnya dijadikan rujukan dalam
data berikutnya. Sedangkan skripsi ini merupakan pengulangan dari skripsi
sebelumnya misalnya : Dwi Lutfiana, S1. Jurusan Komunikasi dan Penyiaran
Islam fakultas Dakwah dan Komunikasi, “ Respons Mahasiswa Fakultas
Dakwah dan Komunikasi Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Terhadap
Film Laskar Pelangi” (skripsi : UIN Jakarta 2009) dia berbicara/ atau
membahas tentang respons mahasiswa KPI terhadap film Laskar Pelangi yang
terhadap fenomena yang terjadi dalam media massa khususnya film
sedangkan skripsi ini membahas tentang unsur-unsur serta pesan dalam film
Laskar Pelangi.
Ratih Purwaningsih, S1 Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam
Fakultas Dakwah dan Komunikasi, tahun 2009 meneliti tentang “Respon
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Dakwah dan
Komunikasi terhadap film Ketika Cinta Bertasbih” yang membahas tentang
alur cerita yang temanya bersifat universal dan humanis, jauh dari
masalah-masalah mistik. Film yang menceritakan seseorang yang mau berusaha pasti
banyak cara dan jalan menuju kesuksesan.
Bedanya penelitian saya dengan penelitian terdahulu, peneliti
terdahulu meneliti respon mahasiswa terhadap film laskar pelangi dengan
menyebarkan angket dan serta bentuk sampel yang berbeda. Penelitian kali
ini hanya fokus kepada respons siswa SMP Negeri 3 Kelapa terhadap
unsur-unsur film pesan-pesan pesan-pesan positif yang dapat memotifasi dan
menginsfirasi mereka yang di sajikan dalam film Laskar Pelangi.
E. TeknikPenulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan ini, penulis menggunakan
Tesis dan Disertasi yang diterbitkan oleh UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
yang dicetak oleh UIN Jakarta Press anggota IKAPI, 2007.5
Dari berbagai data dan informasi yang telah diperoleh, kemudian
disajikan dalam bentuk tulisan yang disertai dengan analisis penulis. Dalam
hal ini, analisis dilakukan melalui elaborasi data untuk menunjukkan keadaan
dan gambaran sebenarnya.
F. Sistematika Penulisan
Untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan skripsi ini, maka
penulis membuat sistematika penulisan skripsi sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan latar belakang masalah, batasan dan rumusan masalah,
tujuan dan manfaat penelitian, teknik penulisan, tinjauan pustaka, serta
sistematika penulisan.
BAB II : KAJIAN TEORITIS
Kajian teoritis meliputi pengertian respon, macam-macam respon, proses
terjadinya stimulus respon, factor terbentuknya respon, pengertian siswa,
karakteristik siswa, pengertian film, jenis-jenis film, unsur-unsur film,
pengaruh film pada khalayak, ciri-ciri film yang baik, film sebagai media
komunikasi massa dan efek komunikasi massa.
5
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini memuat hal-hal yang berkaitan dengan pendekatan dan disaein
penelitian, ruang lingkup penelitian, subjek dan objek penelitian, waktu dan
tempat penelitian, metode penentuan sampel, populasi, variabel penelitian,
teknik pengumpulan data, dan metode analisis data dan hipotesis penelitian.
BAB IV : GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN.
Bab ini memuat gambaran umun tentang film Laskar Pelangi, synopsis film
Laskar Pelangi, crew, gambaran umum SMP 3 Kelapa Bangka Belitung yang
terdiri dari sejarah berdirinya sekolah, profil sekolah, visi dan misi sekolah,
struktur organisasi sekolah, struktur organisasi intra sekolah, daftar urut
kepangkatan dan jumlah keseluruhan siswa.
BAB V : TEMUAN DAN ANALISIS DATA
Bab ini memuat pengolahan, hasil dan pembahasan deskripsi data responden
penelitian, deskripsi kuisioner penelitian, analisis data penelitian.
BAB VI : PENUTUP
Bab ini memuat secara singkat mengenai kesimpulan berdasarkan hasil
pelaksanaan penelitian dan saran-saran yang menjadi penutup dari
KAJIAN TEORITIS
A. Respon
1. Pengertian Respon
Respons berasal dari kata response yang berarti jawaban, balasan atau
tanggapan (reaction).1Dalam Kamus Bahasa Indonesia Kontemporer
disebutkan bahwa respons adalah tanggapan atau reaksi.2 Dalam Kamus
Besar Bahasa Insonesia, respons adalah tanggapan, reaksi, jawaban,
terhadap suatu gejala, atau peristiwa yang terjadi.3Selanjutnya menurut
kamus besar ilmu pengetahuan dijelaskan bahwa respons adalah reaksi
psikologi metabolic terhadap tibanya suatu rangsangan.4 Penjelasan
mengenai definisi respons menurut dua kamus besar diatas, kurang
lebihnya hampir sama, namun sejauh mana respons yang dimaksud kurang
begitu mendalam, lalu berbeda pada pembendaharaan kalimat, yang satu
memakai gejala atau peristiwa, yang lain mengenakan rangsangan.
Menurut Abu Ahmadi mengenai definisi respons atau tanggapan yaitu
“tanggapan sebagai salah satu fungsi jiwa pokok, dapat diartikan sebagai
1
John Echlos & Hasan Shadily.Kamus Besar Bahasa Inggris Indonesia.Jakarta : Gramedia 2003.
2
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3.Jakarta : Balai Pustaka. 2002.
3
Depdikbud.Kamus Besar Bahasa Indonesia. (Jakarta : Balai Pustaka,1996) h. 838. 4
gambaran ingatan dari pengamatan, sudah berhenti, hanya kesannya saja.”
5
Sedangkan menurut Jalaludin Rakhmat, respons adalah suatu kegiatan
(activity) dari organize itu, bukanlah semata-mata suatu gerakan yang
poitif, dari setiap jenis kegiatan (activity) yang ditimbulkan oleh suatu
perangsang dapat juga diebut respons. Secara umum respons atau
tanggapan dapat diartikan sebagai hasil atau kesan yang didapat (yang
ditinggal) dari pengamatan.Adapun dalam hal ini yang dimaksud dengan
tanggapan adalah penngalaman tentang subjek, peristiwa atau
hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan
menafsirkan pesan.6
Istilah respons dalam komunikasi adalah kegiatan komunikasi yang
diharapkan mempunyai hasil atau efek.Suatu kegiatan komunikasi
tersebut memberikan efek berupa respons dari komunikasi terhadap pesan
yang dilancarkan oleh komunikator. Hal inilah yang nantinya dapat
menimbulkan respon yang dibedakan menjadi tiga bagian oleh Steven M.
Chaffe, yaitu:
a. Kognitif, yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan
keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. Respons
5
Abu Ahmadi. Psikologi Belajar.(Jakarta Rieneka Cipta, 1992) h. 64. 6
ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau di
persepsi olek khalayak.
b. Afektif, yaitu respon yang berhubungan dengan emosi, sikap dn
menilai seseorang terhadap sesuatu. Respons ini timbul apabila ada
perubahan pada apa yang disenangi khalayak terhadap sesuatu.
c. Konatif, yaitu respons yang berhubungan dengan prilaku nyata yang
meliputi tindakan atau kebiasaan.
Kesimpulannya adalah respon itu terbentuk dari proses rangsangan
atau pemberian aksi atau sebab yang berujung pada hasil reaksi dan akibat
dari proses rangsangan. Respon akan muncul dari penerimaan pesan
setelah terjadinya serangkaian komunikasi. Ahmad Subandi
mengemukakan respon dengan istilah feedback (umpan balik) yang
memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik atau
tidaknya suatu komuniksai.7
2. Proses Terjadinya Stimulus-Respon
Teori stimulus respons beranggapan bahwa media massa memiliki
efek langsung yang dapat mempengaruhi individu sebagai audience
(penonton/pendengar).
7
Teori stimulus-respon atau juga disebut teori S-R (stimulus respon) ini
berasal dari pikologi, yang muncul antara tahun 1930 dan 1940. Menjadi
teori komunikasi karena objek aterial psikologi dan komunikasi adalah
sama yaitu manusia yang meliputi komponen-komponen sikap, opini,
prilaku, kognisi, afeksi, dan konasi.
Menurut stimulus respon efek yang ditimbulkan adalah reaksi khusus
terhadap stimulus khusus, sehingga seseorang dapat mengharapkan dan
memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.
Unsur-unsur dalam teori ini adalah:
a. Pesan (stimulus, S)
b. Komunikan (organism, O)
c. Efek (respon, R)
Dalam proses komunikasi berkenaan dengan perubahan sikap adalah
aspek “how” bukan “what” dan “why”.Jelasnya how to communicate,
dalam hal ini how to change the attitude.Bagaimana mengubah sikap
komunikan.
Prof Dr. Mar’at dalam bukunya “sikap Manusia, perubahan serta
pengukurannya, mengutip pendapat Hovland, Janis dan Kelly yang
menyatakan bahwa dalam menelaah sikap yang baru ada tiga variabel
a. Perhatian
b. Pengertian
c. Penerimaan
Stimulus atau pesan yang disampaikan kepada komunikan mungkin
diterima atau ditolak. Komunikan akan berlangsung jika ada perhatian dari
komunikan. Proses berikutnya komunikan mengerti. Kemampuan
komunikan inilah yang malanjutkan proses berikutnya. Setelah komunikan
mengolahnya dan menerimanya, maka terjadilah kesediaan untuk merubah
sikap.
Respon merupakan timbal balik dari apa yang dikomunikasikan
terhadap orang-orang yang terlibat proses komunikasi. Komunikasi
menampakan jalinan sistem yang utuh dan signinifikan, sehingga proses
komuniksi hanya akan berjalan denan efektif dan efisien apabila
unsur-unsur didalamnya terdapat keteraturan.
3. Faktor Terbentuknya Respon
Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi
faktor penyebabnya. Pada proses awal individu mengadakan tanggapan
tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak
semua stimulus itu mendapat respon individu, sebab individu melakukan
maka individu selain tergantung pada stimulus juga tergantung pada
keadaan individu itu sendiri.
Faktor stimulus yang akan mendapatkan individu ada 2 faktor yaitu :
a) Faktor Internal, yaitu faktor yang ada dalam diri individu manusia itu terdiri dari dua unsur yakni rohani dan jasmani. Maka seseorang
yang mengadakan tanggapan terhadap sesuatu stimulus tetap
dipengaruhi oleh eksistensi kedua unsur tersebut. Apabila terganggu
salah satu unsur saja, maka akan melahirkan hasil tanggapan yang
berbeda intensitasnya pada diri individu yang melakukan tanggapan
atau akan berbeda tanggapannya tersebut antara 1 orang dengan orang
lain. Unsur jasmani atau fisiologis meliputi keberadaan, keutuhan dan
cara kerja alat indera, urat syaraf dan bagian-bagian tertentu pada otak.
Unsur-unsur rohani dan fisiologis yang meliputi keberadaan,
perasaan(feeling), akal, fantasi, pandangan jiwa, mental, pikiran,
motivasi.
b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada pada lingkungan. Faktor ini intensitas dan jenis benda perangsang atau orang menyebutnya dengan
factor stimulus. Menurut Bimo Walgito dalam bukunya, menyatakan
bahwa factor pisis berhubungan dengan objek menimbulkan stimulus,
dan stimulus akan mengenai alat indera. 8
8
Seseorang yang melakukan tanggapan satu waktu menerima
bersama-sama stimulus. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, stimulus
harus cukup kuat, apabila stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari
oleh individu yang bersangkutan, dengan demikian ada batas kekuatan
yang minimal dari stimulus. Batas kekuatan minimal stimulus yang
menimbulkan kesadaran pada individu disebut ambang absolut, sebelah
bawah atau juga disebut ambang stimulus. Kurang dari kekuatan tersebut
individu tidak akan menyadarinya.
B. Siswa
1. Pengertian Siswa atau Anak Didik
Seorang anak disebuat anak didik apabila ia menjadi penanggung
jawab pendidik tertentu.9
Menurut Langeveld dalam buku Ilmu Pendidikan, anak didik adalah
anak atau orang yang belum memeperoleh kedewasaan atau seseoran yang
asih menjadi tanggung jawab pendidik tertent; anak didik tersebut adalah
anak yang memiliki sifat ketergantungan kepada pendidiknya itu, karena
ia secara alami tidak berdaya, ia sangat memerlukan bantuan pendidiknya
untuk dapat menyelenggarakan dan melanjutkan hidupnya baik secara
jasmaniah maupun rohaniah.
9
Berdasarkan UUSPN Nomor 2 tahun 1989, Pasal 1 Ayat 6 dan Pasal
23 Ayat 1 dan penjelasannya, pengertian “peserta didik” yaitu anggita
masyarakat yang berusaha mengembangkan dirinya melalui proses
pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis pendidikan tertentu. 10
Anak didik adalah anak yang belum dewasa, yang memerlukan usaha,
bantuan bimbingan orang lain untuk menjadi dewasa, guna dapat
melaksanakan tugasnya sebagai mahluk tuhan, sebagai umat manusia,
sebagai Warga Negara, sebagai anggota masyarakt dan sebagai pribdi atau
individu. 11
2. Karakteristik atau Sifat Khas Peserta Didik antara lain :
a. Anak didik adalah seorang yang belum dewasa atau belum
memperoleh kedewasaan; ia masih menjadi tanggung jawab seorang
pendidik tertentu.
b. Anak didik adalah anak yang sedang berkembang; sejak lahir sampai
meninggal anak mengalami perkembangan. Karena itu pendidik harus
membantu membimbing perkembangan anak baik perkembangan jiwa,
pengetahuan, dan penguasaan diri terhadap lingkungan sosialnya.
10
Alisuf Sabri, Ilmu Pendidikan. hal. 12 11
c. Dasar hakiki anak adalah dapat dididik dan harus dididik, karena anak
mempunyai bakat dan disposisi-disposisi yang memungkinkan
pendidikan.
3. Ciri Khas Anak Didik
a. Individu yang memiliki potensi fisik dan psikis yang khas, sehingga
merupakan insan yang unik.
b. Individual yang sedang berkembang yang membutuhkan bimbingan
individual dan perlakuan yang manusiawi.
c. Individual yang memiliki kemampuan mandiri, oleh karena itu
pendidik harus member kesempatan dan menorong peserta didik agar
setapak demi setapak dapat berdiri sendiri dalam segala hal.
Langeveld berpendapat bahwa sepanjang hidup manusia sejak lahir sampai
mati dapat mengalami tiga proses, yaitu :
1) Tahap dressurel atau tahappembiasaan, yaitu dari lahir sampai anak
mengenal kewibawaan (0 sampai 4 tahun). Tahap ini juga disebut
tahap “pra pendidikan”.
2) Tahap pendidikan yang sesungguhnya, yaitu setelah anak mengenal
kewibawaan sampai anak mencari kedewasaan .
3) Tahap building atau tahap pembentukan diri sendiri (disebut paska
Beberapa hal yang perlu dipahami dalam masalah anak didik adalah :
1) Anak didik bukan miniature orang dewasa, ia mempunyai dunia
sendiri, sehingga metode belajar mengajar tidak boleh disamakan
dengan orang dewasa.
2) Anak didik , anak mengikuti periode-periode perkembangan tertentu
dan mempunyai pola perkembangan serta tempo dan iramanya.
Dalam psikologi perkembangan disebut bahwa periodesasi manusia pada
dasarnya dapat dibagi menjadi lima tahapan yaitu :
a. Tahap asuhan (usia 0,0-2,0 tahun), pada tahap ini anak belum memiliki
kesadaran dan daya intelektual, ia hanya mampu menerima rangsangan
yang bersifat biologis dan psikologis melalui air susu ibunya. Pada
fase ini belum dapat diberikan edukatif secara langsung.
b. Tahap pendidikan jasmani dan peltihan panca indera (usia 2,0-12,0
tahun) pada tahap ini anak mulai memiliki potensi-potensi biologis,
pedagogis dan psiklogis. Oleh karena itu, pada tahap ini mulai
diperlakukan adanya pembinaan, pelatihan, bimbingan pengajaran, dan
pendidikan yang disesuaikan bakat, minat dan kemampuan.
c. Tahap pembentukan watak dan pendidikan agama (usia 12,0-20,0
drastic, postur tubuh hampir menyamai orang dewasa walaupun tarif
kematangan jiwanya belum mengimbanginya.
d. Tahap kematangan (usia 20,0-30,0 tahun), pada tahap ini, anak telah
beranjak menai dewasa dalam arti sebenarnya, mencakup kedewasaan
biologis, sosial psikologis dan kedewasaan reigius. Pada fase
ini,mereka sudah mempunyai kematangan dalam bertindak, bersikap
dan mengambil keputusan untuk menentukan masa depannya sendiri.
e. Tahap kebijaksanaan (usia 30,0-meninggal),pada tahap ini manusia
sudah menemukan jati dirinya yang hakiki, sehingga tindakannya
penuh dengan kebijaksanaan yang mampu memberi naungan dan
perlindungan bagi orang lain.
3) Anak didik memiliki kebutuhan dan menuntut untuk memenuhi
kebutuhan itu semaksimal mungkin.
4) Anak didik memiliki perbedaan antara individu dengan individu yang
lain, baik perbedaan yang disebabkan dari factor endogen (fitrah)
maupu eksogen (lingkungan) yang meliputi segi jasmani, inteligensi,
sosial, bakat, minat dan lingkungan yang mempengaruhinya.
5) Anak didik dipandang sebagai kesatuan sistem manusia. Maka pribadi
anak didik walaupun terdiri dari banyak segi, merupakan satu kesatuan
6) Anak didik merupakan objek pendidikan yang aktif dan kreatif serta
sudah mendapat tempat begitu penting di segaa lapisan masyarakat
modern.13
Film adalah gambar hidup juga sering disebut movie (semula plesetan
untuk berpindah gambar).Film secara kolektif, sering disebut
sinema.Gambar hidup adalah bentuk seni, bentuk populer dari hiburan dan
juga bisnis.Film dihasilkan dengan rekaman dari orang dan benda
(termasuk fantasi dan figur palsu) dengan kamera atau animasi.14
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI : 2003), film
diartikan sebagai : (1) selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat
12
Muhaimin, Pemikiran Pendidikan Islam Kajian Filosofi dan Kerangka Dasar Operasionalisasinya (Bandung : Penerbit Trigenda Karya, 1993), h. 177-181.12
13
Gayus Siagian. Menilai Film. (Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta,2006) h. 141. 14
gambar negatif (yang akan dipotret) atau untuk tempat gambar positif
(yang akan dimainkan di bioskop), (2) lakon (cerita) gambar hidup.15
Film adalah fenomena sosial, psikologis dan estetika yang
kompleks.Film merupakan dokumen yang terdiri dari cerita dan gambar
yang diiringi kata-kata dan musik. Kata film digunakan untuk segala
sesuatu yang berhubungan dengan media massa film, dari produksi,
hasilnya dan tempat pertunjukannya sampai pada kegiatan sosial cultural,
artistik dan industri yang berhubungan dengan film.
Selain sebagai kesenian, film juga merupakan salah satu media
komunikasi massa, di samping surat kabar, majalah, radio, dan televisi.
Sebagai komunikasi massa, film dibuat dengan tujuan tertentu kemudian
hasilnya tersebut ditayangkan untuk dapat ditonton oleh masyarakat
dengan peralatan teknis.16
Berdasarkan Undang-undang No.8 tahun 1992 tentang perilman, film
adalah karya cipta seni dan budaya yang merupakan media komunikasi
massa pandand-dengar yang dibuat berdasarkan asas sinematografi dengan
direkam pada pita seluloid,pita video, piringan video, dan bahan hasil
penemuan teknologi lainnya dalam segala bentuk, jenis, ukursn melalui
proses kimiawi, elektronik, atau lainnya, dengan atau tana suara, yang
dapat dipertunjukan dan ditayangkan dengan sistem proyeksi mekanik,
15
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.Kamus Besar Bahasa Indonesia edisi ke 3. Jakarta: Balai Pustaka.2002
1616
elektronik, dan lainnya. Sedangkan perfilman itu sendiri adalah seluruh
kegiatan yang berhubungan dengan pembuatan, jasa, teknik,
pengeksporan, pengimporan, pengedaran, pertunjukan, dan penayangan
film.17
Visi pemerintah yang diikuti oleh badan sensor film juga mengartikan
kata film sebagai movie atau sinema sebagai prkembangan dari istilah
bioskop.Itilah ini berasal dari bahasa yunani yang artinya melihat sesuatu
yang hidup atau seolah-olah hidup.18 Lebih lanjut, dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia (2002), sinema bisa juga disebut sebagai (1) gedung
tempat pertunjukan film; bioskop, (2) film : Gambar hidup. 19
Film dikenal pula dengan istilah sinema, bila dilihat dari sudut
pandang penonton, istilah sinema ini mempunyai dua makna, pertama
istilah yang menggambarkan sesuatu yang seolah-olah hidup dan sifatnya
membawa penonton pada kenyataan yang bisa ada ataupun tidak dalam
kehidupan sehari-hari. Makna kedua, pada perkembangannya kemudian
dengan adanya kebijakan pemerintah mengenai perfilman dan inisiatif dari
pembuat film itu sendiri, muncul suatu usaha baru yang membawa
penonton untuk menikmati isi dari film tersebut sebagai bentuk tayangan
yang dapat mengingat kembali diri dan lingkungannya. Pada makna kedua
inilah penonton diajak untuk berpikir serta mau tak mau mampu untuk
17
Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1992 Nomor 32.
18
Gatot Prakoso. Film dan Kekuasaan (Jakarta : Yayasan Seni Visual Indonesia, 2004) h. 137.
19
menanggapi atas hal-hal yang ditontonnya dari film itu. Tanggapan itu
bisa dalam bentuk persetujuan ataupun kritik, atau komentar.20
Film juga sebuah media yang tidak pernah bebas dari nilai, baik untuk
industry, mainstream politik ataupun sebagai media alternative yang
menceritakan keberpihakan terhadap nilai-nilainya.
2. Jenis-jenis Film
Dalam perkembangannya ada begitu banyak jenis film.Masing-masing
jenis dibuat dengan maksud-maksud tertentu dan untuk melayani
keperluan publik terbatas maupun public yang lebih luas.Namun pada
dasrnya film dapat dikelompokkan ke dalam dua pembagian besar yaitu
film teatrikal dan non teatrikal. Pendapat lain menggolongkannya menjadi
fiksi dan non fiksi.
Film teatrikal adalah film yang diproduksi berdasarkan cerita yang
dikarang dan dimainkan oleh aktor/aktris.Film teatrikal umumnya bersifat
komersial, yaitu dipertunjukan di bioskop dengan harga karcis tertentu
atau diputar dengan dukungan sponsor iklan tertentu.
Film teatrikal mempunyai sejumlah katagori (genre) film teatrikal
yaitu: film drama, film horror, film komedi, film action, film musical, dan
sebagainya.21
20
Gatot Prakosa. Film dan Kekuasaan. H. 137-138. 21
Sedangkan film non teatrikal adalah film yang mengambil kenyataan
sebagai objek. Film teatrikal juga mempunyai sejumlah kategori, meski
kebanyakan bukan tujuan komersial.22Dalam pembuatan film -film cerita
ini membutuhkan pemikiran dan teknis. Proses pemikiran merupakan
pencarian ide, gagasan atau cerita yng akan digarap. Sedangkan proses
teknis berupa keterampilan artistic untuk mewujudkan ide, gagasan atau
cerita menjadi film yang siap ditonton oleh karena itu cerita bisa
dipandang sebagai penyebaran nilai-nilai.23
Film teatrikal dengan non-teatrikal memiliki banyak perbedaan
termasuk di dalamnya ragam dari masing-masing fil yang bisa dijabarkan
sebagai berikut :
a. Film Cerita, yang menganandung cerita yang lazim dipertunjukan
digedung-gedung bioskop dengan layar lebar. Film cerita ini
disebut juga dengan istilah “ story film”. Cerita disini dapat berupa
cerita drama, misteri, komedi. Romantic.
b. Film Berita (newsreel), fil mengenai fakta dan peristiwa yang
sungguh-sungguh terjadi, disajikan kepada masyarakat melalui
media televise. Dengan dipandu gambar film dan berita, maka
pesan/penerangan akan lebih merasuk di hati ara pemirsa.
22
Marselli Soearnoe. Apresiasi Film. H.4-5 23
c. Film Dokumenter, film fakta terhadap suatu peristiwa yang pernah
terjadi yang disimpan untuk keperluan kenang-kenangan atau
keperluan sejarah. Film documenter dapat mengungkap peristiwa
lama dan bermanfaat bagi generasi mendatang untuk melihat
segala sesuatu yang diperbuat generasi sebelumny. Fiml
documenter sebagai dokumentasi yang bernilai sejarah yang sangat
berharga.
d. Film Kartun (cartoon), film yang dibuat dari lukisan/gambar yang
dirangkai menjadi bentuk cerita yan dapat bergerak seperti yang
dikehendaki oleh pembuatnya.
e. Film Laga, film yang berisi tentang aksi, perkelahian, atau
keributan. Adakalanya silat masuk dalam kategori ini, lebhih
spesifik lagi film silat mengisahkan tantang cerita mandarin
dengan banyak menampilkan adegan perkelahian dengan adu
ketangkasan bermain silat.24
f. Film Iklan, yang berisi kegiatan menyampaikan berita, di mana
berita itu disampaikan atas pesanan pihak yang ingin agar produk
atau jasa yang dimaksud disukai, dipilih, dan dibeli oleh khalayak.
24
g. Film Sejarah, melukiskan kehidupn di masa lalu. Sebagian
mengartikan film kehidupan seorang tokoh tersohor dan
peristiwanya; biasa disebut film biografi.
h. Film Perang, menggambarkan peperangan atau situasi di
dalammya atau setelahnya.
i. Film Futuristik, menggambarkan masa depan secara khayali.
j. Film Anak, mengupas kehidupan anak-anak.
k. Film Adventure, ilm petualangan. Sebagian mengartikan film
pertarungan tergolong dalam film klasik.
l. Film Crime Story, film yang umumnya mengandung sifat-sifat
heroic.
m. Film Seks, menampilkan erotisme.25
n. Film Misteri/horror, mengisahkan cerita menyeramkan.
o. Film Profil Perusahaan, film diproduksi untuk kepentingan
institusi tertentu berkaitan dengan kegiatan yang mereka lakuka.
Film ini berfungsi sebagai alat pembantu presentasi. 26
p. Program Televisi, program ini diproduksi untuk dikonsumsi secara
umum, pogram televise dibagi menjadi dua jenis yaitu cerita dan
25
Kusnawan ,dkk, Komunikasi Penyiaran Islam, h. 100-101. 26
noncerita. Jenis cerita terbagi menjadi dua kelompok yakni
kelompok fiksi dan nonfiksi. Kelompok fiksi memproduksi serial
(TV series) film televisi/FTV. Kelompok nonfiksi menggarap
program pendidikan, film documenter atau profil tokoh.
Sedangkan program noncerita menggarap variety show, TV quiz,
talkshow, dan liputan/berita.27
3. Unsur-Unsur film
Terdapat beberapa hal yang menjadi unsur-unsur dalm film yaitu:
a. Title (judul)
b. Crident tiltemeliputi : Produser. Crew, artis dn lain-lain
c. Tema film, inti cerita dalam film
d. Intriks, usaha pemeranan film untuk mencapai tujuan
e. Klimaks, benturn antar kepentingan
f. Plot (alur cerita)
g. Suspen atau keterangan, masalah yang masih terkatung-katung.
h. Million setting, latar belakang terjadinya peristiwa, waktu, bagian
kota, perlengkapan aksesoris dan fesyen yang disesuaikan.
27
i. Synopsis, untuk member ringkasan atau gambaran dengan cepat
kepada orang yang berkepentingan
j. Trailer, bagian film yang menarik
k. Character, karakteristik pelaku dalam film.
Dalam perkembangannya, film telah mengukuhkan diri sebagai anak
kandung teknologi modern. Diawali ketika film diartikan sebagai medium
komunikasi massa, yakni alat penyampai berbagai jenis pesan dalam
peradaban modern ini. Kemudian berlanjut dimana film dimanfaatkan
sebagai ekspresi astiktik, yaitu alat bagi seniman-seniman film untuk
mengarakan gagasan, ide, leat suatu wawasan keindahan.28
Menurut Onong Uchjana Effendi (2000), “film merupakan medium
komuniksi yang ampuh, bukan saja untuk hiburan tetapi juga penerangan
dan pendidikan. Jakop Soemarjo (2003) lebih jauh mengungkapkan,
bahwa film sebagai sebuah nilai ebenarnya dapat memenuhi kebutuhan
yang bersifat spiritual, yaitu keindahan dan transendental.Nilai yang
dimaksud dimulai ketika seorang sineas menyaksikan adanya
ketidaksesuaian antara nilai-nilai ideal dengan kenyataan hidup yang
dilihatnya.Atau ketika seorang sineas melihat tidak sesuainya nilai-nilai
komunal dengan nilai-nilai ideal temuannya sendiri atau kolektif. Maka
28
sang sineas tersebut mulai bekerja mengajukan tata nilai ideal dalam
konfrontasi dengan nilai ideal masyarakat. “29
Efek dari film adalah peniruan yang diakibatkan oleh anggapan bahwa
apa yang tergantung pada keselarasan antara film dengan objek
(komunikan/penonton). Apakah stimulis (film) dapat diterima oleh
komunikan atau sebaliknya. Jika stimulus (film) dapat diterima berarti
komunikasi yang disampaikan melalui film tersebut efektif dan lancar.
Maka respon terhadap film pun beragam seperti :
a. Merespon secara positif yakni film dapat diterima dan mambawa
perubahan sikapterhadap komunikan sesuai isi film
b. Merespon secara negatif yakni tidak dapat menerima isi film
c. Acuh, film tidak berpengaruh apa-apa terhadap perubahan sikap.
4. Ciri-ciri Film yang Baik, antara lain :
a. Dapat menarik minat anak;
b. Benar dan autentik;
c. Up to date dalam setting, pakaian dan lingkungannya;
d. Sesuai dengan tingkatan dan kematangan audien;
e. Perbendaharaan bahasa yang digunakan secara benar;
29
f. Teknis yang dipergunakan cukup memenuhi persyaratan dan cukup
memuaskan.
5. Pengaruh Film terhadap Khalayak
Pengaruh film terhadap khalayak cukup besar pada pola pikir dan
sikap manusia, hal itu disebabkan, yang pertama oleh suasana di dalam
gedung bioskop, dan yang kedua karena sifat dari film itu sendiri.30
Ketika film dimulai,ruangan ioskop dalam keadaan gelap. Seluruh
mata penonton tertuju pada sebuah layar besar.Perhatian dan perasaan
penonton tercurah pada film itu.Tak ada pengaruh-pengaruh lain lain yang
mengganggu perhatiannya.Apa yang dilihat penonton pada layar bioskop
seolah-olah kejadian yang benar-benar nyata. Hal tersebut terjadi melalui
berbagai pola tata cara (setting), pemilihan pemain (casting), pencatatan
sosial (social typing) dan tindakan (action) sehingga mampu
mendefinisikan realitas sosialnya sendiri.
Film bersifat satu arah.Penonton bersikap pasif, mereka disuguhkan
cerita yang sudah masak, dan tinggal menikmatinya saja.Walau bersifat
satu arah, film merupakan salah satu media yang cukup efektif dalam
mempengaruhi pola pikir dan sikap manusia.
30
Social Learning Theory adalah salah satu teori yang menjelaskan
bahwa terpaan media membuat orang melakukan apa yang dilihatnya di
media.
D. Film Sebagai Media Komunikasi Massa
Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi
berasal dari bahasa latin communication, dan perkataan ini bersumber
pada kata communis, yang berarti sama, dalam arti kata sama makna,
yaitu sama makna mengenai satu hal. Secara terminologis, komunikasi
berarti proes penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang
lain. 31
Dalam Kamus Besar Indonesia disebutkan bahwa “Komunikasi adalah
pengiriman dan penerimaan pesan atau berita ntara dua atau lebih
sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami, hubungan, kontak”. 32
Komunikasi massa merupakan salah satu jenis domain komunikasi
manusia yang telah banyak mengalami kemajuan yang pesat sejak
bentuk-bentuk awalnya. Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa inggris,
mass communication, kependekan dari mass media communication
31
Onong Uchjana Effendy. Dinamika Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2000) Cet ke 4, h. 3.
32
(komunikasi media massa). Artinya, komunikasi yang menggunakan
media massa atau komunikasi yang “mess mediated”. 33
Menurut Jalaludin Rakhmat dalam bukunya Psikologi Komunikasi,
mengartikan komunikasi assa sebagai jenis komunikasi yang ditujukan
kepada sejumlah khalayak yang tersebar, heterogen, dan anonym melalui
media cetak atau elektonik sehingga pesan yang sama dapat diterima
secara serentak dan sesaaat. 34
Komunikasi massa media film ialah proses komunikasi antara
komunikator dengan komunikan (massa) melalui seuah sarana, yaitu film.
Film dibuat dengan tujuan ertentu kemudian hasilnya ditayangkan untuk
dapat itonton oleh masyarakt dengan peralatan tekhnis.35Pesan-pesan
dalam film bukan hanya bisa didengar, tetapi dapat juga dilihat dalam
gambar yang bergerak (audiovisual).
1. Efek Komunikasi Massa
Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media
massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Karena itu efek
melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis. Mengenai
efek komunikasi ini diklasifikasikan sebagai efek kognitif (cognitive
effect), efek afektif (afektive effect), atau efek konatif (behavioral effect)
33
Wiryanto.Kumunikasi Massa. (Jakarta : PT. Grasindo, 2000) h. 2. 34
Jalaludin Rakhmat. Psikologi Komunikasi. (Bandung : PT. Remaja Rosda Karya, 2004) Cet. Ke 21, h. 189.
35
a. Efek Kognitif
Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang
sifatnya informative bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini akan dibahas
tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam
mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan
kognitif. Melalui media massa, kita memperoleh informasi tentang benda,
orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.
b. Efek Afektif
Efek ini berkaitan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa
bukan hanya sekedar memberitahu kepada khalayak agar menjadi tahu
tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu, setelah mengetahui informasi yang
diterimanya, khalayak diharapkan dapat merasakannya. Perasaan akibat
menonton film Laskar Pelangi bisa bermacam-macam, senang sehingga
tertawa terbahak-bahak, sedih sehingga bercucuran air mata dan perasaan
lain yang hanya bergejolak dalam hati, misalnya perasaan marah, benci,
kesal, kecewa, penasaran sayang, gemas, dan sebagainya.
c. Efek Konatif
Efek konatif bersangkutan dengan niat.Merupakan akibat yang timbul
pada diri khalayak dalam bentuk perilaku, tindakan atau kegiatan.Kerena
juga disebut efek behavioral.36 Efek konatif tidak langsung timbul sebagai
akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan efek
afektif. Apakah setelah Siswa SMP Negeri 3 menonton film Laskar Pelangi
dapat merubah prilaku mereka atau tidak hal ini tergantung dari repons
penerimaan masing-masing individu.
36
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif, karena metode ini
mengungkapkan data dari situasi yang sedang berlangsung. Metode penelitian
deskriptif kuantitatif yaitu, penelitian yang berupaya menghimpun, mengolah,
menganalisa dan menafsirkan data secara kuantitatif.1
Dengan metode deskriptif kuantitatif diharapkan akan mendapatkan
informasi dari responden dan tidak hanya terbatas pada pengumpulan data,
melainkan analisa data, menafsirkan data dan di akhiri dengan kesimpulan.
Pendekatan kuantitatif merupakan salah satu pendekatan dalam penelitian
yang lebih ditekankan pada data yang dapat dihitung untuk menghasilkan
penafsiran kuantitatif yang kokoh.2
Sedangkan desain penelitian ini adalah survey. Dalam penelitian ini,
penulis ingin mensurvei dan mengetahui bagaimana respons siswa SMP
Negeri Kelapa Bangka belitung terhadap film Laskar Pelangi. Metode survey
merupakan metode untuk memperoleh data yang ada pada saat penelitian
1
Winarno Surachmat, Penelitian Ilmiah Dasar Metode dan Teknik, (Bandung: Tarsito, 1989), h.132.
2
dilakukan. Data dapat dikumpulkan melalui beberapa teknik, seperti
menyebar angket, wawancara dan observasi.3
A. Subjek dan Objek Penelitian
Yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SMP Negeri
3 Kelapa , sedangkan objek dalam penelitian ini adalah respon siswa SMP
Negeri 3 Kelapa terhadap fillm Laskar Pelangi.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis melakukan penelitian selama
satu bulan yang dilakukan pada bulan mei 2011. Dan penelitian ini dilakukan
di Sekolah SMP Negeri 3 Kelapa Bangka Belitung tepatnya di Jl. Raya
Kelapa Desa Pusuk Bangka barat 33364. Alasan memilih lokasi penelitian
tersebut karena Bangka Belitung merupakan tempat asal lahirnya film Laskar
Pelangi yang menjadi fenomena, sehingga peneliti tertarik meneliti respon
anak asli pulau Bangka.
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian, untuk keperluan
penelitian ini diambil populasi dengan berpedoman kepada pendapat
Suharsimi Arikunto, seperti di bawah ini:
"Apabila subjek kurang dari 100 orang, lebih baik diambil semua,
sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika
jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10-15% atau lebih tergantung
3
setidak-tidaknya dari kemampuan peneliti di lihat dari segi waktu, tenaga dan
dana."4
Sampel adalah sebagian dari populasi yang diambil melalui cara-cara
tertentu yang memiliki karakteristik tertentu, jelas dan lengkap yang dianggap
bisa mewakili populasi.
Cara pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan random
sampling yaitu menggunakan sampel acak sederhana, yakni populasi
berjumlah 61 orang, dalam hal ini yang menjadi sampel adalah 60% dari
keseluruhan populasi yaitu siswa SMP Negeri Kelapa kelas 1 dan 2 yang
berjumlah 40 orang. Tetapi dalam penelitian ini terdapat data yang error atau
rusak sehingga keseluruhan responden berjumlah 36 orang.
D. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari responden lewat
angket. Dalam hal ini peneliti menyebarkan angket atau daftar pertanyaan
tertulis yang disampaikan kepada responden (siswa SMP Negeri 3
Kelapa) untuk di isi. Untuk mengetaui respon siswa SMP Negeri 3
Kelapa Bangka Belitung terhadap film Laskar Pelangi akan diukur
dengan skala likert. Liker merupakan pengukuran variabel yang hasilnya
bersifat ordinal (jenjang). Adapun skala likert ini menggunakan 5 (lima)
kategori penilaian yang masing-masing kategori tersebut nantinya di
4
kuantifisir dengan memberi bobot nilai, adapun untuk penilaian derajat
responden terhadap film Laskar Pelangi di kualifikasikan dengan nilai 5
untuk sangat setuju (SS), nilai 4 untuk setuju (S), nilai 3 untuk cukup
setuju (CS), nilai 2 untuk tidak setuju (TS) dan nilai 1 untuk sangat tidak
setuju (STS).
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan peneliti berupa
catatan-catatan atau dokumen-dokumen, buku-buku serta sumber lain yang
berkaitan dengan masalah penulisan penelitian ini.
E. Variabel Penelitian
Berdasarkan kerangka teori dalam penelitian ini maka penelitian
tentang respon siswa SMP Negeri Kelapa Bangka Belitung terhadap film
Laskar Pelangi menetapkan dua variabel yaitu variabel terpengaruh (variabel
dependen) dalam penelitian ini adalah pesan yang disampaikan dalam film
Laskar Pelangi dan variabel pengaruh (variable indenpenden) dalam
penelitian ini adalah respon positif dan negative responden terhadap film
Laskar Pelangi.
F. Definisi Operasional dan Indikator Penelitian
1. Variable independen
a. Ketertarikan
1) Definisi Operasional : Responden tertarik untuk menonton film
Laskar Pelangi.
a) Responden tertarik dengn judul film
b) Responden tertarik dengan trailer film
c) Responden tertarik dengan karakter pemain dalam film
d) Responden tertarik dengan million setting
e) Responden tertarik dengan intriks film
b. Pemahaman
1) Definisi Operaional: menonton Laskar Pelangi memberikan
pemahaman dan pengetahuan.
2) Indikator :
a) Responden tahu mengenai tema film
b) Responden tahu mengenai alur cerita film
c) Responden tahu mengenai klimaks film
d) Responden tahu mengenai crident title
e) Responden tahu mengenai suspen
2. Variable Dependen.
a. Penerapan terhadap pesan-pesan yang disampaikan dalam film Laskar
Pelangi.
1) Definisi Operasional: menonton Laskar Pelangi berdampak pada
perubahan sikap, tingkah laku dan cara pandang responden
sehari-hari.
2) Indikator :
a) Respon kognitif siswa setelah menonton film Laskar Pelangi
c) Respon konatif siswa setelah menonton film Laskar Pelangi
G. Teknik Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi yaitu alat pengumpul data yang dilakukan dengan cara
mengamati dan mencatat secara sistematis gejala-gejala yang diselidiki.5
Obervasi ini ditujukan kepada siswa SMP Negeri 3 Kelapa Bangka
Belitung yang menonton film Laskar Pelangi.
1. Angket
Angket adalah suatu cara atau usaha dengan mengajukanpertanyaan
kepada responden atau merupakan alat pengumpul data yang berisi daftar
pertanyaan secara tertulis yang ditujukan kepada responden penelitian.
Pertanyaan pada angket bisa bersifat tertutup (berstruktur) dan bisa bersifat
terbuka (tidak berstruktur).6
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah pengumpulan data yang berkaitan dengan
masalah penelitian.7 Sumber data yang berupa catatan atau
dokumen-dokumen yang tersedia. Dokumen yang dibutuhkan untuk pengumpulan
data diambil dari arsip Tata Usaha SMP Negeri 3 Kelapa.
5
Cholid Narbuko, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2004), Cet.Ke-4, h.70. 6
Faisal Sanafiah, Format-format Penelitian Sosial, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2005), h.122.
7
H. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
Data yang diperoleh melalui angket atau kuesioner kemudian diproses
melalui tahapan-tahapan:
1. Editing, yakni memeriksa jawaban-jawaban responden untuk diteliti dan
kemudian dirumuskan pengelompokannya baik respon kognitif, afektif
maupun konatif.
2. Tabulating, yakni memindahkan jawaban responden ke dalam table, lalu
kemudian dicari presentasenya.
3. Analisa dan interprestasi data yakni merubah data kuantitatif hasil
perolehan angket menjadi bentuk kata-kata, sehingga pernyataan
persentase tersebut menjadi bermakna.
Penelitian deskriptif ini menggunakan pertanyaan secara terstruktur atau
sistematis kepada banyak orang untuk kemudian seluruh jawaban yang
diperoleh penulis dengan menggunakan analisis kuantitatif yakni suatu
metode analisis yang dilakukan dengan cara mengumpulkan, mengolah,
menyajikan, dan menganalisis data yang berwujud angka. Analisis ini
meliputi perhitungan Mean (menghitung rata-rata), Standar Deviasi, dan
Chi-Square.
1. Mean
Mean adalah (nilai rata-rata) dalah nilai tengah atau kecenderungan tengah
Rumus :
Keterangan:
= rata-rata
x = pengamatan
f = frekuensi8
2. Standar Deviasi
Adalah seberapa jauh nilai pengamatan tersebar disekitar nilai rata-rata.
Rumus:
Keterangan:
SD = Simpang Deviasi
n = Jumlah Pengamatan
xi = Jumlah Pengamatan ke i
8
xi2 = jumlah pengamatan ke ii
3. Chi-Square (Chi-Kuadrat)
Adalah menilai probalitas dalam memperoleh perbedaan frekuensi yang
nyata dengan frekuensi yang diharapkan dalam kategori-kategori tertentu
sebagai akibat dari kesalahan sampling.
Rumus:
² =
Keterangan:
² = Chi-Square
fo = frekuensi yang diperoleh dari (diobservasi dalam) sampling
fh = frekuensi yang diharapkan dalam sampel sebagai pencerminan
dari frekuensi yang diharapkan dalam populasi (frekuensi yang
diharapkan merupakan perkalian antara jumlah baris dengan lajur
dibagi jumlah total). 9
I. Hipotesis Penelitian
9
Rachmat Kriyantono. Teknik Praktis Riset Komunikasi : Disertai Contoh Praktis Riset
media, PublicRelation, Advertising, Komunikasi Organisasi, Komuniksai Pemasaran. (jakarta :
Kencana, 2