• Tidak ada hasil yang ditemukan

oAnalisis Itompetensi Ciuru SMK PUSTEI( Serpong

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "oAnalisis Itompetensi Ciuru SMK PUSTEI( Serpong"

Copied!
243
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

Skripsi yang berjudul Analisis Kompetensi Guru SMK PUSTEK Serpong disusun oleh Rita Lucitasari Nomor Induk Mahasiswa i110018200017, diajukan kepada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakafia dan dinyatakan lulus dalam Ujian Munaqasah padatanggal 18 September 2014 dihadapan dewan penguji. Karena itu, penulis berhak memperoleh gelar Sarjana 31 (S.Pd) dalam bidang Manajemen Pendidikan.

I akarta, 1 8 Septemb er 2014

(6)

1110018200017 Jumsan lt{anajemen Pendidikan Fakultas Iltnu Tarbiyah dan Kepntan UIN Syarif Hiclayatullal-r Jakarla, telah diuji kebenarannya oleh dosen pembinrbing skripsi pada tanggal"

Jakarta, I2 Septernber 20i4

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)

Lampiran

2

Perattran Pemerintali Republik lndonesia

I-ampiran

3

Angket Untuk Respotrdett (Kepala Sekolah, Y-ayasan, Pengarvas, Siswa)

I-ampiran

4

Pedornan Wawancara Lampiran

5

Berita Warvarrcara

l,ampiran

6

Data UiiKompetensi Gunl Lampiran

7

Surat Birnbingan Skripsi

Lanrpiran

I

Surat Pemrohonan lzin Penelitian Lampiran

9

Surat Keterangan Dari Sekolah Larnpiran

10

Uji Referensi
(15)

1

PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang Masalah

Berdasarkan Undang-undang RI No 20 Tahun 2003 pasal 1 ayat 1

tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa: “Pendidikan adalah usaha

sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi

dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara”.1

Dalam mewujudkan pendidikan berdasarkan Undang-undang

Sistem Pendidikan Nasional tersebut, pemerintah menganjurkan

pengembangan sebagai sebuah proses terhadap sumber daya manusia baik

guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, peserta didik dan lain-lain.

Bagi guru, kepala sekolah, tenaga kependidikan, dan lainnya melalui

pendidikan lanjutan, seminar, pelatihan, dan lain-lain. Sedangkan bagi

peserta didik mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah sampai

pendidikan tinggi baik melalui jalur pendidikan formal, nonformal

maupun informal.

Untuk mewujudkan sistem pendidikan nasional, pendidikan

menengah SMK adalah bagian dari sistem pendidikan nasional.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010

bahwa: Sekolah Menengah Kejuruan, yang selanjutnya disingkat SMK,

adalah salah satu bentuk satuan pendidikan formal yang

menyelenggarakan pendidikan kejuruan pada jenjang pendidikan

menengah sebagai lanjutan dari SMP, MTs, atau bentuk lain yang

1

(16)

sederajat atau lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama atau setara SMP atau MTs”.2

Pendidikan kejuruan, SMK harus mampu melihat peluang kerja di

dunia industri, mengembangkan kemampuan dan mandiri karena dalam

pendidikan kejuruan siswa diberikan praktikum kerja langsung ke

lapangan dalam rangka mengadaptasikan siswa melihat dunia kerja dan

untuk merealisasikan hasil pembelajaran. Pendidikan kejuruan mempunyai

tiga program yang di tuangkan dalam kurikulum yaitu program adaptif,

normatif dan produktif.

Dari penjelasan di atas, diharapkan bahwa tujuan pendidikan

nasional dapat terwujud secara baik dan efektif melalui proses

pembelajaran dalam penyelenggaraan pendidikan yang melibatkan

berbagai pihak baik itu pemerintah, dinas pendidikan, pengawas, kepala

sekolah, pihak yayasan bagi sekolah swasta, stakeholder atau komite

sekolah, guru dan lain-lain.

Namun dari pihak yang terlibat di atas, peneliti mengambil pihak

guru sebagai salah satu pihak yang ikut menentukan dalam mewujudkan

tujuan pendidikan karena di sekolah peserta didik mendapat pembelajaran

lebih banyak oleh guru, sehingga guru harus mampu meningkatkan

kompetensinya dalam mendidik dan mengajarkan peserta didiknya melalui

kompetensi guru secara maksimal agar dapat terealisasi dengan efektif.

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No 14 Tahun 2005

pasal 1 ayat 1 tentang guru dan dosen bahwa: “Guru adalah pendidik

profesional dengan tugas utama mengajar, membimbing, mengarahkan,

melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak

usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.3

2

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah No. 17 Tahun 2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan.

3

(17)

Seperti tugas utama guru yang telah dipaparkan di atas, Guru

merupakan salah satu faktor yang dapat menentukan tercapainya tujuan

pendidikan nasional. Peranan guru di atas menjadi komponen yang penting

dalam performanya. Performa guru bukan hanya dilihat dari kemampuan

mengajar tetapi bagaimana kemampuan guru dalam membimbing,

mendidik, mengarahkan, melatih, memberikan penilaian, dan

mengevaluasi setiap peserta didik. Performa guru dapat membantu

mewujudkan tujuan pendidikan nasional dan menentukan efektifitas dalam

proses pendidikan.

Seperti yang telah dijelaskan dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003, bahwa “Pendidik harus memiliki

kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat

jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.4

Berdasarkan Undang-undang Sisdiknas No 20

Tahun 2003 tersebut, kompetensi guru meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

sekaligus memiliki kualifikasi akademik.

Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita

Mariyana, yang berjudul ”Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis

Bimbingan di Taman Kanak-Kanak (Studi Deskriptif Terhadap Guru TK

di Kota Bandung)”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil kompetensi

guru secara keseluruhan yaitu “kompetensi pedagogik sebesar 23.31%, kompetensi profesional sebesar 29.80%, kompetensi kepribadian sebesar 24.61%, dan kompetensi sosial sebesar 22.29%”.5

Penelitian dari konsorsium ilmu pendidikan (2000) yang ditulis

oleh Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana yaitu:

“Memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA mengajar bidang studi di luar bidang keahliannya. Paparan ini menggambarkan sekilas kualitas guru di Indonesia, bagaimana dapat dikatakan profesional jika penguasaan materi mata pelajaran

4

Perundang-Undangan, op. cit., h. 77.

5

(18)

yang diampu masih kurang, dan bagaimana dapat dikatakan profesional jika masih ada 33% guru yang mengajar di luar bidang keahliannya”.6

Sebagaimana ditemukan fakta setelah melakukan Praktik Profesi

Keguruan Terpadu (PPKT) selama empat bulan yang dilakukan di SMK

PUSTEK Serpong bahwa masih ada beberapa guru yang belum

berpendidikan Strata Satu (S1) dan juga masih ada beberapa guru yang

mengajar tidak sesuai latar belakang pendidikan. Dengan demikian,

keadaan yang seperti ini apabila disesuaikan dengan Undang-undang

Sisdiknas No. 20 Tahun 2003 dikatakan masih belum memenuhi syarat

sebagai guru mengajar.

Selain itu, disiplin guru dalam melaksanakan tugasnya masih

belum dilakukan sepenuhnya dengan baik. guru masih ada yang datang

terlambat, malas mengajar sehingga penulis mendapati hampir setiap hari

ada beberapa jam kosong yang gurunya tidak hadir untuk mengajar dengan

berbagai alasan, serta diskriminasi terhadap kelas sehingga guru memasuki

kelas yang Ia sukai saja, ada juga guru yang datang hanya memberikan

tugas tanpa memberikan pembelajaran, dan juga ada beberapa guru yang

mengajarnya masih terlihat tradisional seperti datang ke kelas lalu

meminta siswa membaca dan beliau menjelaskan, tidak disertai dengan

media pembelajaran yang bisa menarik konsentrasi dan minat siswa untuk

belajar sehingga mengakibatkan peserta didik bosan, mengantuk, berbicara

dengan teman sebangkunya atau teman lainnya, izin keluar dengan alasan

ingin ke kamar kecil padahal mereka pergi ke kantin, dan lain-lain.

Walaupun hanya sebagian kecil, namun keadaan seperti ini akan

mengganggu dan mempengaruhi proses belajar mengajar.

Seperti yang telah dituangkan dalam Undang-undang Sisdiknas No

20 Tahun 2003, bahwa sebagai seorang guru seharusnya berkewajiban:

6

(19)

a. Menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis;

b. Mempunyai komitmen secara profesional untuk meningkatkan mutu pendidikan; dan

c. Memberikan teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi, dan kedudukan sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.7

Mengacu pada Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, guru

yang sebagai agen pembelajaran yang profesional harus mampu

menguasai kompetensi guru yaitu kompetensi pedagogik (ilmu mendidik),

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional

untuk meningkatkan performa guru sebagai pendidik yang baik.

Untuk menjelaskan ke empat kompetensi di atas, maka peneliti

memperoleh data hasil Uji Kompetensi Awal (UKA) yang bertujuan untuk

memperbaiki sistem perekrutan guru sebagai tenaga profesi sehingga guru

yang dinyatakan memenuhi syarat akan melaksanakan tahap selanjutnya

seperti pelatihan dan akan memperoleh sertifikasi. Sedangkan Uji

Kompetensi Guru (UKG) merupakan upaya untuk pemetaan kompetensi

guru. Ada dua jenis ujian yaitu uji kompetensi profesional dan uji

kompetensi pedagogik, yang sifatnya kognitif.8

Secara nasional, nilai rata-rata tertinggi diraih guru-guru di Daerah

Istimewa Yogyakarta dengan nilai 51.03 dan UKA (Uji Kompetensi Awal)

tidak jauh beda yaitu 4,2.9 Sedangkan dilihat dari tingkat propinsi, statistik

nilai gabungan dari kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik

pada mata pelajaran bahasa Indonesia bahwa propinsi Banten memperoleh

nilai rata-rata yaitu (42,70), mata pelajaran matematika (44,97), dan mata

7

Perundang-undangan, op. cit., h. 21.

8

Kemdikbud.go.id, Sisdiknas, Uji Kompetensi Guru Tetap Dilanjutkan, Friday : 07 Maret 2012.

9

(20)

pelajaran bahasa inggris (38,98).10 Data dari nilai UKA dan UKG akan

menjadi bagian lampiran skripsi.

Dari permasalahan di atas, kemungkinan akan menimbulkan

banyak sekali pertanyaan, karena untuk peserta didik diberikan standar

nilai Ujian Nasional (UN) minimal 6,0 sedangkan data perolehan guru

untuk Uji Kompetensi rerata adalah 4. Ini yang menjadikan peneliti

tertarik untuk meneliti terkait dengan kompetensi guru. Sehingga untuk

mendapatkan kebenaran dan mendapatkan solusi dari permasalah di atas,

perlu melakukan penelitian karena kompetensi guru merupakan faktor

penting dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Kompetensi guru

sebagai ujung tombak untuk menghasilkan generasi penerus yang

berpotensi.

Berdasarkan asumsi di atas, maka penulis berminat untuk

mengangkat “Analisis Kompetensi Guru SMK PUSTEK Serpong”

sebagai judul skripsi.

B.

Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat diidentifikasi beberapa

masalah sebagai berikut:

1. Kurang maksimalnya kompetensi profesional dan kompetensi

pedagogik guru

2. Kurangnya kreativitas guru dalam proses belajar-mengajar

3. Masih terdapat beberapa guru yang belum S1

4. Masih terdapat beberapa guru mengajar di luar bidang keahliannya

C.

Pembatasan Masalah dan Perumusan Masalah

Berdasarkan identifikasi di atas, maka masalah dalam penelitian ini

dibatasi pada kompetensi guru di SMK PUSTEK Serpong. Sedangkan

10

(21)

perumusan masalah sebagai berikut: “Bagaimana kompetensi guru di SMK PUSTEK Serpong?”

D.

Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk:

Mengetahui kompetensi guru SMK PUSTEK Serpong.

Kegunaan penelitian ini yaitu;

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini dapat menambah pengetahuan apabila peneliti menjadi

guru di masa yang akan datang sehingga mengetahui bagaimana guru

meningkatkan kompetensinya agar dapat membantu mewujudkan

tujuan pendidikan yang efektif.

2. Bagi Guru

Penelitian ini diharapkan dapat membantu guru untuk melaksanakan

pembelajaran yang efektif serta membantu guru dalam meningkatkan

kompetensi agar dapat meningkatkan kualitas pembelajaran.

3. Bagi Sekolah

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan yang baik

pada sekolah itu sendiri dalam rangka memperbaiki kualitas guru pada

(22)

8

A.

Kompetensi Guru

1.

Pengertian Kompetensi Guru

Mengacu pada Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20

tahun 2003 dan Undang-undang No. 14 tahun 2005 bahwa guru harus

mempunyai standar kompetensi sebagai guru profesional. “Kinerja guru

dapat dilihat dan diukur berdasarkan spesifikasi kompetensi yang harus

dimiliki oleh setiap guru”. 11 “Kompetensi merupakan seperangkat

pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan

dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”.12

Menurut Jamil Suprihatiningrum bahwa “competency (kompetensi)

didefinisikan sebagai kebulatan, penguasaan pengetahuan, keterampilan,

dan sikap yang ditampilkan melalui unjuk kerja yang diharapkan dapat dicapai seseorang setelah menyelesaikan suatu program pendidikan”.13

Menurut Saepul Anwar bahwa “kompetensi merupakan komponen yang

tidak bisa dipisahkan dari eksistensi guru dalam melaksanakan profesinya

sebagai guru, karena pekerjaan guru itu tidak gampang dan tidak sembarangan dikerjakan”.14

Sedangkan menurut Suyanto dan Asep Jihad “kompetensi guru

sendiri merupakan kemampuan seorang guru dalam melaksanakan

kewajiban secara bertanggung jawab dan layak di mata pemangku

11

Barnawi & Muhammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, Peningkatan & Penilaian, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. 1, h.14.

12

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Pendidikan, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2006, h.84.

13

Jamil Suprihatiningrum, Guru Profesioanl Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013) cet. 1, h 19.

14

(23)

kepentingan”.15

Dalam bukunya Jamil Suprihatiningrum bahwa “guru

wajib memiliki kompetensi yang meliputi kompetensi pedagogik,

kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi

profesional”.16

Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa seorang

guru wajib memiliki kompetensi, karena guru yang tidak memiliki serta

tidak memahami ke empat kompetensi seperti yang telah tertera dalam

undang-undang, belum memenuhi syarat sebagai pendidik yang

profesional. Kompetensi dibutuhkan supaya performa sebagai guru

mampu memberikan kontribusi untuk meningkatkan penampilan sekolah

yang efektif.

2.

Standar Kompetensi Guru

Dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003

Sistem Pendidikan Nasional tentang Standar pendidik, bahwa:

a. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan pendidikan nasional.

b. Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.

c. Kompetensi sebagai agen pembelajaran pada jenjang pendidikan dasar dan menengah serta pendidikan anak usia dini meliputi:

1. Kompetensi pedagogik; 2. Kompetensi kepribadian; 3. Kompetensi profesional; dan 4. Kompetensi sosial.17

Dari penjelasan di atas, dijelaskan dalam Undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 menyatakan bahwa “kualifikasi akademik adalah ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru

atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di

15

Suyanto & Asep Jihad, Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga Group, 2013), h. 1.

16

Suprihatiningrum, Op. cid. h. 100.

17

(24)

tempat penugasan”.18

Kemudian, dijelaskan dalam Undang-undang bahwa “sertifikasi adalah proses pemberian sertifikat pendidik untuk guru dan dosen. Sertifikat pendidik adalah bukti formal sebagai pengakuan yang

diberikan kepada guru dan dosen sebagai tenaga profesional”.19

Menurut Jamil Suprihatiningrum dalam bukunya bahwa: “sertifikasi guru merupakan upaya pemerintah dalam meningkatkan mutu guru yang dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru”.20

Dalam

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Tahun 2003 bahwa “program sertifikasi bertujuan untuk memenuhi kualifikasi minimum pendidik yang merupakan bagian dari program pengembangan karier oleh Pemerintah dan/atau Pemerintah Daerah”.21

Dan yang selanjutnya yaitu kompetensi. “Kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki,

dihayati, dikuasai, dan diaktualisasikan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan”. 22

Kompetensi guru meliputi kompetensi

pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi

profesional.

a. Kompetensi Pedagogik

Pedagogi berasal dari bahasa yunani yang didefinisikan secara

umum sebagai ilmu dan seni mengajar anak-anak.23 Dalam arti sempit,

pedagogi mengacu pada berbagai macam proses pendidikan dalam sekolah

yang memiliki hubungan yang sifatnya vertikal, antara guru dan murid.

18

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Pendidikan, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2006, h. 84.

19

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Pendidikan,op. cid. h.84.

20

Suprihatiningrum, Op. cid. h. 40.

21

Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.20 Th.2003, (Jakarta: 2011) cet. 4, h. 69.

22

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 tentang Guru

23

(25)

Sementara, untuk mengacu pada teori-teori tentang pendidikan memakai

kata pedagogik.24

Dalam buku yang ditulis oleh Jejen Musfah bahwa yang dimaksud

dengan kompetensi pedagogik adalah:

“Kemampuan dalam pengelolaan peserta didik yang meliputi: (a) pemahaman wawasan atau landasan kependidikan; (b) pemahaman tentang peserta didik; (c) pengembangan kurikulum/silabus; (d) perancangan pembelajaran; (e) pelaksanaan pembelajaran; (f) evaluasi hasil belajar; dan (g) pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.25

Menurut Suyanto & Asep Jihad dalam bukunya yaitu “Kompetensi

pedagogik yang harus dikuasai guru meliputi pemahaman guru terhadap

siswa, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar,

dan pengembangan siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.26

Lebih lanjut, dalam RPP tentang Guru dikemukakan bahwa: “Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal

sebagai berikut.

1. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan 2. Pemahaman terhadap peserta didik

3. Pengembangan kurikulum/silabus 4. Perancangan pembelajaran

5. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis 6. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

7. Evaluasi hasil belajar (EHB)

8. Pengambangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya”.27

Berdasarkan pengertian di atas yang dapat peneliti simpulkan

bahwa kompetensi pedagogik merupakan suatu kemampuan guru dalam

ilmu mengajar dan mendidik agar guru mampu mengelola baik itu

24

Doni Koesoema A., Pendidikan Karakter, (Jakarta: PT Grasindo, 2007), h. 138.

25

Jejen Musfah, Peningkatan Kompetensi Guru melalui pelatihan dan Sumber belajar teori dan praktik, (Jakarta: Prenada media group, 2012) cet. 2, h. 31.

26

Suyanto & Asep Jihad, Guru Profesional Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, (Jakarta: Erlangga Group, 2013), h. 41.

27

(26)

mengelola pembelajaran dan pengelolaan terhadap peserta didik serta

memahami setiap psikologi peserta didik karena setiap peserta didik

memiliki kemampuan yang berbeda.

b. Kompetensi Kepribadian

“Kompetensi kepribadian, yaitu Kemampuan Kepribadian yang: (a) berakhlak mulia; (b) mantap, stabil, dan dewasa; (c) arif dan bujaksana;

(d) menjadi teladan; (e) mengevaluasi kinerja sendiri; (f) mengembangkan diri; dan (g) religius”.28

Menurut Fachruddin Saudagar & Ali Idrus bahwa “Kompetensi

kepribadian adalah kompetensi yang berkaitan dengan tingkah laku pribadi

guru itu sendiri yang kelak harus memiliki nilai-nilai luhur sehingga

terpantul dalam perilaku sehari-hari”.29

“Kompetensi personal/kepribadian ini meliputi beberapa aspek, antara lain sebagai berikut.

1. Bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa;

2. Berakhlak mulia;

3. Memiliki etos kerja yang tinggi;

4. Bersikap terbuka;

5. Memiliki jiwa memimpin;

6. Memiliki kemampuan untuk mengendalikan diri;

7. Memiliki kemampuan mengembangkan diri; dan

8. Memiliki integritas kepribadian”.30

Kompetensi kepribadian sekurang-kurangnya mencakup

kepribadian yang:

1. Beriman dan bertakwa;

2. Berakhlak mulia;

28

Musfah, Op. cid. h. 42.

29

Fachruddin Saudagar & Ali Idrus, Pengembangan Profesionalitas Guru, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2011) cet. 3, h. 42.

30

(27)

3. dan bijaksana; 4. Demokrasi; 5. Mantap; 6. Berwibawa; 7. Stabil; 8. Dewasa; 9. Jujur; 10.Sportif;

Menjadi teladan bagi peserta didik dan masyarakat; Secara

obyektif mengevaluasi kinerja sendiri; dan mengembangkan diri secara

mandiri dan berkelanjutan. Dengan demikian, peneliti menyimpulkan

bahwa kompetensi kepribadian merupakan sesuatu yang sudah melekat

pada dirinya yang berkaitan dengan karakter, berkaitan dengan

kedewasaan seorang guru dan guru harus mampu menjadi panutan yang

baik bagi peserta didiknya karena kompetensi kepribadian tidak bisa

diajarkan di ruang kelas tetapi bagaimana guru mengaplikasikannya dalam

kehidupan sehari-hari di semua lingkungan.

c. Kompetensi Sosial

“Kompetensi sosial merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk: (a) berkomunikasi lisan dan tulisan; (b)

menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional; (c)

bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, orang tua/wali peserta didik; dan (d) bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar”.31

Dari buku yang ditulis oleh Fachruddin Saudagar & Ali Idrus mengungkapkan “kompetensi sosial mencakup kemampuan untuk menyesuaikan diri kepada tuntutan kerja dan lingkungan sekitar pada

waktu membawakan tugasnya sebagai guru”.32

31

Musfah, Op. cid. h. 52-53.

32

(28)

Kompetensi sosial merupakan kemampuan guru sebagai bagian

dari masyarakat yang sekurang-kurangnya meliputi kompetensi untuk:

1. Berkomunikasi lisan, tulis, dan/ atau isyarat secara santun;

2. Menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional;

3. Bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga

kependidikan, pimpinan satuan pendidikan, orang tua atau wali peserta

didik.

4. Bergaul secara santun dengan masyarakat sekitar dengan

mengindahkan norma serta sistem nilai yang berlaku; dan

5. Menerapkan prinsip persaudaraan sejati dan semangat kebersamaan.

Dengan demikian, peneliti setuju bahwa kompetensi sosial

merupakan kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat. Karena

guru yang baik adalah guru yang mampu berkomunikasi dengan baik.

Komunikasi dapat mempengaruhi interaksi dalam pembelajaran, mampu

memotivasi peserta didik untuk aktif dalam pembelajaran, serta menarik

minat siswa untuk menyimak penjelasan guru. Selain itu, kemampuan

seorang guru harus mampu membedakan bagaimana berkomunikasi

dengan sesama guru, pimpinan, tenaga kependidikan, peserta didik, orang

tua dan masyarakat. Karena guru adalah makhluk sosial yang harus

memberikan pengaruh positif bagi masyarakat baik masyarakat sekolah

maupun di luar lingkungan sekolah.

d. Kompetensi Profesional

Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh

seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan

keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau

norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi.33

“Kompetensi profesional adalah: Kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang meliputi: (a) konsep;

struktur, dan metode keilmuan/teknologi/seni yang menaungi/koheren

33

(29)

dengan materi ajar; (b) materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah; (c)

hubungan konsep antar mata pelajaran terkait; (d) penerapan konsep

keilmuan dalam kehidupan sehari-hari; dan (e) kompetisi secara

profesional dalam konteks global dengan tetap melestarikan nilai dan

budaya nasional”.34

Menurut Martinis Yamin bahwa “kemampuan profesional

mencakup:

1. Penguasaan materi pelajaran yang terdiri atas penguasaan bahan yang harus diajarkan, dan konsep-konsep dasar keilmuan dari bahan yang diajarkan;

2. Penguasaan dan penghayatan atas landasan dan wawasan kependidikan dan keguruan;

3. Penguasaan proses-proses kependidikan, keguruan, dan pembelajaran siswa”.35

Menurut Sudarwan Danim, kompetensi profesional terdiri dari dua

ranah subkompetensi:

1. Menguasai substansi keilmuan terkait dengan bidang studi, memahami

materi ajar yang ada dalam kurikulum;

2. Menguasai struktur dan metode keilmuan untuk memperdalam

pengetahuan/materi bidang studi.36

Kompetensi profesional merupakan kemampuan guru dalam

menguasai pengetahuan bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan/ atau

seni dan budaya yang diampunya yang sekurang-kurangnya meliputi

penguasaan:

1. Materi pelajaran secara luas dan mendalam sesuai dengan standar isi

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu; dan

2. Konsep dan metode disiplin keilmuan, teknologi, atau seni yang

relevan, yang secara konseptual menaungi atau koheren dengan

34

Musfah, Op. cid. h. 54.

35

Martinis Yamin, Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, (Jakarta: Gaung Persada Press, 2006) cet. 2, h. 22.

36

(30)

program satuan pendidikan, mata pelajaran, dan/ atau kelompok mata

pelajaran yang akan diampu.37

Dari penjelasan di atas, peneliti menyimpulkan bahwa kompetensi

profesional terkait dengan bagaimana penguasaan materi yang dimiliki

oleh guru, apabila guru tidak mampu menguasai materi pelajaran yang

akan diajarkan berarti guru tersebut tidak bisa dikatakan profesional.

Kompetensi profesional sangat erat kaitannya dengan profesi yang dalam

pelaksanaannya memerlukan syarat tertentu.

Maka dari itu, guru mempunyai kedudukan profesional yang salah

satu bentuk kompetensinya diukur melalui Uji Kompetensi Awal (UKA)

dan Uji Kompetensi Guru (UKG).

Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik

Indonesia Nomor 5 tahun 2012 bahwa “Uji kompetensi awal adalah uji

kompetensi untuk menguji penguasaan guru terhadap kompetensi

profesional dan pedagogik, dan diperuntukkan bagi guru yang akan

mengikuti sertifikasi guru dalam jabatan melalui pola pendidikan dan latihan profesi guru”. Pendidikan dan latihan profesi guru selanjutnya disebut PLPG adalah salah satu pola sertifikasi guru dalam jabatan yang

penilaiannya melalui pengamatan, uji kinerja, dan ujian lisan.38

Uji kompetensi awal dimaksudkan untuk meningkatkan dan

memastikan kesiapan guru dalam mengikuti pendidikan dan latihan profesi

guru (PLPG). Pelaksanaan uji kompetensi awal melibatkan berbagai

instansi antara lain BPSDMP dan PMP, LPTK, LPMP, dan Dinas

Pendidikan Kabupaten/Kota.39

Sedangkan Uji Kompetensi Guru menurut Peraturan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun 2012 bahwa “Uji kompetensi guru yang selanjutnya disebut UKG adalah

37

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2008 Pasal 3 tentang Guru

38

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 5 tahun 2012 pasal 1 tentang Sertifikasi Bagi Guru dalam Jabatan

39

(31)

pengujian terhadap penguasaan kompetensi profesional dan pedagogik

dalam ranah kognitif sebagai dasar penetapan kegiatan pengembangan

keprofesian berkelanjutan dan bagian dari penilaian kinerja guru.

UKG dilakukan untuk pemetaan kompetensi dan sebagai dasar

kegiatan pengembangan keprofesian guru berkelanjutan yang dilakukan

secara periodik. Aspek yang diujikan dalam UKG adalah kompetensi

pedagogik dan kompetensi profesional dalam ranah kognitif.

Kompetensi pedagogik yang dimaksud adalah:

1. Mengenal karakterstik dan potensi peserta didik;

2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang efektif; 3. Menguasai perencanaan dan pengembangan kurikulum;

4. Menguasai langkah-langkah pembelajaran yang efektif; dan 5. Menguasai sistem, mekanisme, dan prosedur penilaian.

Kompetensi profesional sebagaimana dimaksud adalah;

1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu guru;

2. Menguasai metodologi keilmuan sesuai bidang tugas yang dibebankan kepada guru; dan

3. Menguasai hakikat profesi guru.40

UKG dilaksanakan melalui 2 (dua) cara yaitu:

1. Sistem online, atau

2. Sistem manual.

Persyaratan Uji Kompetensi Guru yaitu sebagai berikut:

1. Memiliki sertifikat pendidik;

2. Belum memasuki pensiun pada tahun 2012; 3. Masih aktif menjadi guru; dan

4. Yang belum bersertifikat pendidik, dengan syarat berstatus PNS atau guru tetap yayasan serta memiliki NUPTK.41

40

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru.

41

(32)

3.

Performa Guru

Istilah kinerja terjemahan dari Performance. Karena istilah kinerja

juga sama dengan istilah performansi.42 Selanjutnya kata performance

berasal dari kata to perform yang berarti menampilkan atau melaksanakan.

Performance berarti prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja,

unjuk kerja atau penampilan kerja. 43

Menurut Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana mendefinisikan bahwa “kinerja terbentuk bilamana masing-masing struktur memiliki tanggung jawab dan memahami akan tugas dan kewajiban

masing-masing”.44Menurut Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, “kinerja adalah

perilaku seseorang yang membuahkan hasil kerja tertentu setelah

memenuhi sejumlah persyaratan”.45

Sementara itu, Dalam Undang-Undang Republik Indonesia No 14

Tahun 2005 pasal 1 Sistem Pendidikan Nasional tentang Guru dan Dosen

bahwa: “guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah”.46

Dari pengertian di atas bahwa guru mempunyai tugas mendidik,

mengajar, membimbing dan melatih dengan memberikan penilaian dan

mengevaluasi hasil pembelajaran. Untuk itu, guru harus melaksanakan

proses pembelajaran yang baik, mengikuti perkembangan zaman baik itu

ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain itu, dalam membimbing guru tidak

boleh mempunyai sikap yang diskriminatif terhadap peserta didik, serta

harus selalu menjunjung tinggi Undang-undang sebagai pedoman karena

42

Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012) cet. 1, h. 62.

43

Barnawi & Mohammad Arifin, Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan, Peningkatan & Penilaian, ( Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012), cet. 1, h. 11.

44

Pupuh Fathurrohman & Aa Suryana, Guru Profesional, ( Bandung: Refika Aditama, 2012) cet. 1, h. 30.

45

Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Op, Cid. h. 63.

46

(33)

guru tidak boleh sembarangan dalam mengajar, guru harus menjadi bibit

unggul sehingga perlu mengembangkan kualifikasinya serta

kompetensinya.

Oleh karena itu, “kinerja guru dapat diartikan sebagai tingkat

keberhasilan guru dalam melaksanakan tugas pendidikan sesuai dengan

tanggung jawab dan wewenangnya berdasarkan standar kinerja yang telah

ditetapkan selama periode tertentu dalam kerangka mencapai tujuan

pendidikan”. 47

Dalam bukunya Pupuh Fathurrohman dan Aa Suryana, “menyatakan bahwa kinerja guru erat kaitannya dengan peningkatan pemberdayaan guru tersebut di mana guru harus dapat mengkritisi

kurikulum secara mandiri, dapat mengelola kelas dan ajarnya serta dapat meningkatkan cara mengajarnya secara efisien”.48

Menurut Jamil Suprihatiningrum bahwa “kinerja guru merupakan faktor yang paling penting menentukan kualitas pembelajaran. Dengan

demikian, peningkatan mutu pendidikan, kualitas kinerja guru perlu

mendapatkan perhatian utama dalam penetapan kebijakan”.49

Dari beberapa pendapat ahli di atas, saya setuju bahwa performa

guru merupakan penampilan guru di sekolah dalam rangka memberikan

pembelajaran agar guru memiliki prestasi yang baik sehingga guru perlu

meningkatkan kompetensi dan kualifikasi akademiknya agar dapat

memberikan penampilan terbaiknya kepada peserta didik.

4.

Tujuan Penilaian/Evaluasi Performa Guru

Penilaian kinerja guru adalah proses pengukuran setiap butir

kegiatan tugas utama guru yang dilakukan melalui uji kompetensi dan

47

Barnawi & Mohammad, Op. cid. h. 14

48

Pupuh Fathurrohman & Aa Suryana, Op. Cid. h. 32.

49

(34)

observasi.50 Penilaian kinerja guru adalah penilaian dari tiap butir kegiatan

tugas utama guru dalam rangka pembinaan karir kepangkatan dan

jabatannya.51 Setiap penilaian mempunyai alat ukur yang digunakan untuk

mengetahui sejauh mana hasil yang ingin dicapai.

Untuk mengetahui bagaimana hasil dari performansi maka

diperlukan evaluasi. Dari buku Hamzah B. Uno bahwa “ evaluasi kinerja

(appraisal of performance) adalah proses yang mengukur kinerja

seseorang”. 52

Dalam kegiatan/proses pengukuran, tentunya sudah

mempertimbangkan sasaran, standar, dan kriteria/indikator yang telah

ditetapkan.

Menurut Hamzah B.Uno & Nina Lamatenggo bahwa “ tujuan

evaluasi kinerja adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat dan

valid mengenai kinerja seseorang dalam kurun waktu tertentu, pada suatu lembaga demi peningkatan nasib atau kesejahteraan mereka”.53

Dari buku Barnawi & Mohammad Arifin “menyebutkan bahwa

tujuan penilaian kinerja adalah.

1. Pengembangan profesi dan karier guru; 2. Pengambilan kebijaksanaan per sekolah; 3. Cara meningkatkan kinerja guru;

4. Penugasan yang lebih sesuai dengan karier guru;

5. Mengidentifikasi potensi guru untuk program in-service training; 6. Jasa bimbingan dan penyuluhan terhadap kinerja guru yang

mempunyai masalah kinerja;

7. Penyempurnaan manajemen sekolah;

8. Penyediaan informasi untuk sekolah serta penugasan-penugasan”.54

Penilaian kinerja banyak digunakan di Great Britian adalah untuk:

1. Meningkatkan kinerja;

2. Menetapkan tujuan organisasi;

3. Mengidentifikasi pelatihan dan kebutuhan pengembangan.55

50

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57 tahun 2012 tentang Uji Kompetensi Guru

51

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pedoman Uji Kompetensi Guru, 2012.

52

Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Op, Cid. h. 87.

53

Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Op, Cid. h. 89.

54

(35)

Dari pendapat di atas, ada asumsi peneliti bahwa penelitian ini

melakukan penilaian agar mendapatkan kebenaran dari apa yang

diasumsikan. Karena kita tidak bisa menilai sesuatu tanpa ada bukti

kebenaran. Sedangkan kebenaran itu diperoleh melalui penilaian dari

observasi atau penelitian berdasarkan data yang diperoleh.

5.

Manfaat Penilaian Performa Guru

Dalam buku yang ditulis oleh Hamzah B.Uno & Nina Lamatenggo,

bahwa:

“Manfaat kinerja ialah untuk meningkatkan pelaksanaan individu dan unit kerja, komunikasi yang lebih baik, hubungan yang lebih efektif,

identifikasi kekuatan-kekuatan dan kelemahan, penemuan masalah yang

ada dan potensial, identifikasi kebutuhan akan pelatihan dan

pengembangan, penjernihan kerja, peran, dan meningkatkan kesempatan

untuk mengungkapkan pandangan”.56

Manfaat penilaian kerja bagi semua pihak adalah agar mereka

mengetahui manfaat yang dapat mereka harapkan. Seperti untuk

pengembangan perencanaan untuk meningkatkan kinerja dengan

membangun kekuatan dan mengurangi kelemahan semaksimal mungkin.57

Selain itu, dalam buku Barnawi & mohammad Arifin mengemukakan bahwa “ manfaat dari adanya penilaian kinerja guru sebagai berikut.

1. Pengembangan staf melalui in-service training; 2. Pengembangan karier melalui in service training; 3. Hubungan yang semakin baik antara staf dan pemimpin; 4. Pengetahuan lebih mendalam tentang sekolah dan pribadi;

5. Hubungan produktif antara penilaian dengan perencanaan dengan pengembangan sekolah;

6. Kesempatan belajar yang lebih baik bagi siswa;

55

Veithzal Rivai, dkk. Performance Aprraisal Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), cet. 4, h. 50.

56

Hamzah B. Uno & Nina Lamatenggo, Op, Cid. h. 89.

57

(36)

7. Peningkatan moral dan efisiensi sekolah”.58

Dengan demikian, peneliti mengambil kesimpulan bahwa penilaian

digunakan sebagai pedoman untuk guru supaya mampu melihat sejauh

mana kemampuannya. Penilaian dimaksudkan agar guru memahami

apakah implikasi dari penilaian supaya guru menerima apa saja

kekurangannya sehingga perlu diperhatikan dan perlu melakukan

perbaikan, sedangkan kelebihan yang sudah ada perlu dikembangkan terus

menerus supaya mampu menghasilkan pembelajaran yang efektif, siswa

belajar dengan tenang karena guru telah menguasai

kompetensi-kompetensi yang wajib guru miliki.

B.

Hasil Penelitian yang Relevan

Penelitian ini serupa dengan penelitian yang dilakukan oleh Rita

Mariyana, yang berjudul ”Kompetensi Guru dalam Pembelajaran Berbasis Bimbingan di Taman Kanak-Kanak (Studi Deskriptif Terhadap Guru TK di Kota

Bandung)”. Dari penelitian tersebut diperoleh hasil kompetensi guru secara keseluruhan yaitu “kompetensi pedagogik sebesar 23.31%, kompetensi profesional sebesar 29.80%, kompetensi kepribadian sebesar 24.61%, dan

kompetensi sosial sebesar 22.29%”.59

Selain itu, penelitian dari Syamsul Bahri dengan judul penelitian

Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru SD di Dataran Tinggi Moncong

Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi Selatan disimpulkan bahwa “kinerja

guru SD di Dataran Tinggi Moncong Kabupaten Gowa Propinsi Sulawesi

Selatan termasuk dalam kategori baik (rerata = 100,93 dari skor

maksimum 124). Kemampuan mengajar guru dalam kategori kurang

(rerata = 86,11 dari skor maksimum 144); persepsi tentang lingkungan

kerja dalam kategori baik (rerata = 71,18 dari skor maksimum 108); dan

58

Barnawi & Muhammad, Op. cid. h. 41.

59

(37)

motivasi kerja dalam kategori sangat baik (rerata 78,05 dari skor

maksimum 96).60

C.

Kerangka Berpikir

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Peneliti berasumsi bahwa guru harus mempunyai tingkat kesadaran

dan tanggung jawab yang tinggi untuk mewujudkan makna pendidikan di

atas, apabila guru tidak memiliki kesadaran dan tanggung jawab sebagai

guru sebagaimana mestinya, bagaimana tujuan pendidikan akan tercapai.

Sedangkan peserta didik membutuhkan guru yang profesional yang

mampu mencetak output atau lulusan yang berkualitas.

Guru juga merupakan seseorang yang harusnya mempunyai

panggilan jiwa, tidak semata-mata memandang profesi sebuah tempat

untuk mencari penghasilan tetapi bagaimana guru mampu menyayangi

peserta didiknya agar semua peserta didik mendapatkan perlakuan yang

sama, dibimbing, dididik, agar mereka memiliki karakter baik sebagai

generasi penerus yang dicetak dari sekolah sehingga kebaikan guru akan

menjadikan mereka (Guru) sebagai suri tauladan dan mampu memperbaiki

nilai pendidikan menjadi berkualitas.

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mengajar,

membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta

didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan

dasar, dan pendidikan menengah.

60

(38)

Sebagai guru profesional, Undang-undang Sisdiknas telah

mewajibkan guru untuk memiliki empat kompetensi yaitu kompetensi

pedagogik, kepribadian, sosial, dan professional. Idealnya bahwa keempat

kompetensi tersebut mampu meningkatkan performa guru dalam dunia

pendidikan.

Saya sangat setuju bahwa memang seorag guru harus memiliki ke

empat kompetensi tersebut. Karena pertama, kompetensi profesional

terkait dengan bagaimana guru mempunyai kemampuan dalam bidang

keilmuan yang sudah jelas diukur dengan hasil akhir adalah nilai

kuantitatif yang bersifat kognitif. Sedangkan ketiga kompetensi seperti

pedagogik, sosial, dan kepribadian adalah kompetensi yang bersifat

nonkognitif atau bisa disebut sebagai kemampuan yang berbasis pada

karakter. Ketiga kompetensi ini yang memang sulit sekali dimiliki oleh

seorang guru, karena pada dasarnya pendidikan kita sudah membiasakan

pada sebuah hasil yang diukur dengan Ujian Nasional (UN) yang mana

guru terlena hanya memberikan pengajaran yang berbasis pada hasil yang

bersifat kuantitatif sehingga tidak sadar bahwa proses lah yang sebenarnya

penting untuk ditanamkan oleh peserta didik.

Proses pembelajaran memberikan peranan penting bagi guru untuk

memberikan pembiasaan diri agar siswa diajarkan bagaimana mempunyai

karakter yang baik seperti misalnya bertanggung jawab, peduli dengan

lingkungan, menghormati orang lain, sopan santun, rasa ingin tahu,

kegigihan dan sebagainya akan mengantarkan mereka (Peserta Didik) pada

keberhasilan dalam pendidikan.

Kedua, bahwa ke empat kompetensi guru tersebut dinilai mampu

meningkatkan kualitas guru apabila kompetensi profesional, pedagogik,

sosial dan kepribadian dikolaborasikan dan ditanamkan dengan baik

sehingga hasilnya akan efektif seperti misalnya pengetahuan

membutuhkan karakter begitu juga sebaliknya bahwa karakter juga

membutuhkan pengetahuan agar mampu mengendalikan diri mana yang

(39)

dengan nilai edukasi supaya peserta didik memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,

serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan

Negara.

Di latar belakang masalah dijelaskan bahwa kompetensi guru

masih dikatakan belum memenuhi standar karena rerata hasil Uji

Kompetensi Guru (UKG) dan Uji Kompetensi Awal (UKA) adalah 4,

sedangkan untuk hasil UKG nilai rerata tertinggi adalah 51,03. Saya

berasumsi bahwa hal ini terjadi karena bisa jadi guru tersebut saat

mengikuti Uji Kompetensi Awal (UKA) dan Uji Kompetensi Guru (UKG)

tidak mempersiapkan diri untuk belajar. Jelas bahwa kebanyakan guru

memang sudah memiliki keluarga sehingga mereka sulit untuk membagi

waktu antara sekolah dan kehidupan sehari-hari di keluarga.

Selanjutnya, bisa jadi guru malas untuk belajar karena mungkin

UKA & UKG memiliki bobot soal yang dianggap mudah untuk dikerjakan

atau bisa jadi juga bahwa komputer yang digunakan mengalami hambatan

dan atau guru tersebut tidak tahu cara menggunakan komputer.

Dengan demikian, kerangka berpikir ini membutuhkan penelitian

yang relevan untuk menjawab asumsi-asumsi di atas, dan mencari tahu

apakah guru yang UKA dan UKG nya rendah belum menguasai ke empat

kompetensi tersebut. Maka dari itu, keempat kompetensi tersebut penting

sekali untuk diterapkan dalam pendidikan supaya penampilan guru

menjadi unggul dan mampu menerapkan kepada peserta didik agar mereka

(40)

26

Lokasi penelitian adalah SMK PUSTEK Serpong di Jl. Raya

Serpong No 17 Kel. Pondok Jagung (samping WTC Matahari) Serpong

Utara kota Tangerang Selatan Propinsi Banten.

Waktu penelitian yang dibutuhkan secara keseluruhan dari mulai

proses perencanaan hingga pengumpulan data ± 1 bulan yaitu dari bulan

agustus sampai dengan September.

B.

Jenis Penelitian

Untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan dan mencapai hasil

yang maksimal supaya dapat dipertanggungjawabkan maka dalam

penelitian ini digunakan metode penelitian. Metode yang dianggap tepat

digunakan dalam penelitian ini yaitu metode deskriptif. Penelitian

deskriptif kualitatif merupakan penelitian yang mengggambarkan keadaan

yang sebenarnya dari fenomena objek yang diteliti dan dibandingkan

dengan teori yang sesuai dengan masalah penelitian. Ditujukan untuk

memahami fenomena-fenomena sosial dari sudut atau perspektif

partisipan.61

Metode deskriptif analisis dengan pendekatan kualitatif untuk

mendeskripsikan situasi-situasi atau kejadian-kejadian yang secara alami

dan nyata terjadi dilingkungan objek penelitian. Peneliti berharap, melalui

pendekatan kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini mampu

mencapai tujuannya yakni menjelaskan kompetensi guru.

61

(41)

C.

Prosedur Pengumpulan Data

Dalam mengumpulkan data, peneliti menggunakan prosedur

pengumpulan data seperti:

1. Angket

Merupakan sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang harus dijawab atau

direspon oleh responden.62 Responden dalam penelitian ini adalah kepala

sekolah, pengawas, yayasan dan siswa. Bentuk angket yang diberikan

adalah angket langsung yang bersifat tertutup dengan alternatif-alternatif

jawaban yang telah tersedia. Jumlah angket yang diberikan kepada

responden sebanyak 101 angket dari 583 siswa kelas XII, dan 3 angket

untuk masing-masing individu diberikan kepada kepala sekolah, yayasan,

dan pengawas sekolah.

2. Wawancara

Wawancara dilakukan secara lisan dalam pertemuan tatap muka

dengan guru SMK PUSTEK. Jumlah guru yang diwawancarai yaitu 12

orang guru yang mewakili jumlah guru keseluruhan.

3. Studi Dokumenter

Studi dokumenter (documentary study) merupakan suatu teknik

pengumpulan data dengan menghimpun dan menganalisis

dokumen-dokumen, baik dokumen tertulis, gambar maupun elektronik.63 Dokumen

ini berupa data hasil wawancara dengan guru SMK PUSTEK.

D.

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini digunakan sebagai pedoman wawancara,

namun peneliti tidak menentukan urutan pertanyaan yang ketat,

62

Nana Syaodih Sukmadinata, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), Cet. 8, h. 219.

63

(42)

pertanyaan akan dikembangkan sesuai dengan jawaban yang diberikan

[image:42.595.122.517.166.756.2]

subjek peneliti.

Tabel 3.1 Kompetensi guru

No Ranah Kompetensi

1 Pedagogik 2 Kepribadian 3 Sosial 4 Professional

Total

Tabel 3.2 Standar Kompetensi Guru SMA/SMK

No Kompetensi Inti Guru

Indikator Pertanyaan

Kompetensi Pedagogik 1 Menguasai

karakteristik siswa dari aspek fisik, moral, spiritual, sosial, kultural, emosional, dan intelektual.

a. Memahami

karakteristik siswa yang berkaitan dengan aspek fisik, intelektual, sosial-emosional, moral, spiritual, dan latar belakang sosial-budaya

b. Mengidentifikasi potensi siswa dalam mata pelajaran yang diampu.

c. Mengidentifikasi bekal-ajar awal siswa dalam mata pelajaran yang diampu

d. Mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran yang diampu.

2 Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip

pembelajaran yang mendidik.

a. Memahami berbagai teori belajar dan prinsip-prinsip

(43)

dengan mata pelajaran yang diampu

b. Menerapkan berbagai pendekatan, strategi, metode, dan teknik pembelajaran yang mendidik secara kreatif dalam mata pelajaran yang diampu.

3 Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang diampu

a. Memahami prinsip-prinsip

pengembangan kurikulum

b. Menentukan tujuan pembelajaran yang diampu

c. Menentukan

pengalaman belajar yang sesuai untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diampu

d. Memilih materi pembelajaran yang diampu yang terkait dengan pengalaman belajar dan tujuan pembelajaran

e. Menata materi pembelajaran secara benar sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan karakteristik siswa f. Mengembangkan

indikator dan instrumen penilaian 4 Menyelenggarakan

pembelajaran yang mendidik

a. Memahami prinsip-prinsip perancangan pembelajaran yang mendidik

(44)

pembelajaran

c. Menyusun rancangan pembelajaran yang lengkap, baik untuk kegiatan di dalam kelas, laboratorium, maupun lapangan d. Melaksanakan

pembelajaran yang mendidk di kelas, di laboratorium, dan di lapangan dengan memerhatikan

standar keamanan yang dipersyaratkan e. Menggunakan media

pembelajaran dan sumber belajar yang relevan dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang diampu untuk mencapai tujuan pembelajaran secara utuh

f. Mengambil keputusan

transaksional dalam pembelajaran yang diampu sesuai dengan situasi yang berkembang

5 Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan pembelajaran

a. Memanfaatkan

teknologi informasi dan komunikasi dalam pmbelajaran yang diampu

6 Memfasilitasi pengembangan potensi siswa untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki

a. Menyediakan

berbagai kegiatan pembelajaran untuk mendorong siswa mencapai secara optimal

b. Menyediakan

(45)

mengaktualisasikan potensi siswa, termasuk

kreativitasnya 7 Menyelenggarakan

penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

a. Memahami prinsip-prinsip penialain dan evaluasi proses dan hasil belajar sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu

b. Menentukan aspek-aspek proses dan hasil belajar yang penting untuk dinilai dan dievaluasi sesuai dengan karakteristik mata pelajaran yang diampu

c. Menentukan prosedur penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar

d. Mengembangkan instrumen penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar e. Mengidentifikasi

penilaian proses dan hasil belajar secara berkesinambungan dengan menggunakan berbagai instrument f. Menganalisis hasil

penilaian proses dan hasil belajar untuk berbagai tujuan g. Melakukan evaluasi

proses dan hasil belajar

8 Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan

pembelajaran.

a. Menggunakan

informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk menentukan

(46)

b. Menggunakan

informasi hasil penilaian dan evaluasi untuk merancang program remedial dan pengayaan.

c. Mengomunikasikan hasil penilaian dan evaluasi kepada pemangku

kepentingan. d. Memanfaatkan

informasi hasil penelitian dan evaluasi

pembelajaran untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran. 9. Melakukan tindakan

reflektif untuk peningkatan

kualitas pembelajaran.

a. Melakukan refleksi terhadap

pembelajaran yang telah dilaksanakan. b. Memanfaatkan hasil

untuk perbaikan dan pengembangan

pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

c. Melakukan penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan

kualitas pembelajaran dalam mata pelajaran yang diampu.

Kompetensi Kepribadian 10

.

Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan

nasional Indonesia.

a. Menghargai siswa tanpa membedakan keyakinan yang di anut, suku, adat-istiadat, daerah, asal, dan gender.

(47)

yang di anut, hukum dan sosial yang berlaku dalam masyarakat, dan kebudayaan nasional Indonesia yang beragam.

11 .

Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia. Dan teladan bagi

siswa dan

mayarakat.

a. Berprilaku jujur, tegas, dan manusiawi. b. Berprilaku yang

mencerminkan

ketakwaan dan akhlak mulia.

c. Berprilaku yang dapat diteladani oleh siswa dan anggota masyarakat di sekitarnya.

12 .

Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa.

a. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap dan stabil. b. Menampilakan diri

sebagai pribadi yang dewasa, arif, dan berwibawa.

13 .

Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi guru, dan rasa percaya diri.

a. Menunjukkan etos kerja dan tanggung jawab yang tinggi. b. Bangga menjadi guru

dan percaya pada diri sendiri.

c. Bekerja mandiri secara profesional. Kompetensi Sosial

14 .

Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tindak diskriminatif karena pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang keluarga, dan status sosial ekonomi.

a. Bersikap inklusif dan objektif terhadap siswa, teman sejawat dan lingkungan sekitar dalam melaksanakan

pembelajaran.

b. Tidak bersikap diskriminatif

(48)

lingkungan sekolah karena perbedaan agama, suku, jenis kelamin, latar belakang keluarga, dan status sosial-ekonomi.

15 .

Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.

a. Berkomunikasi dengan teman sejawat dan komunitas ilmiah lainnya secara santun, empatik dan efektif. b. Berkomunikasi

dengan orang tua siswa dan masyarakat secara santun, empatik, dan efektif tentang program pembelajaran dan kemajuan siswa. c. Mengikutsertakan

orang tua siswa dan masyarakat dalam program

pembelajaran dan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa.

16 .

Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia yang memiliki keragaman sosial budaya.

a. Beradaptasi dengan lingkungan tempat bekerja dalam rangka meningkatkan

efektivitas sebagai pendidik.

b. Melaksanakan

berbagai program dalam lingkungan kerja untuk mengembangkan dan meningkatkan

kualitas pendidikan di daerah yang bersangkutan.

Kompetensi Profesional

(49)

. struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung mata pelajaran yang diampu.

18 Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.

a. Memilih materi pelajaran yang diampu sesuai dengan tingkat

perkembangan siswa. b. Mengolah materi

pelajaran yang diampu secara kretaif sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.

kompetensi di atas, digunakan sebagai kisi-kisi dalam melakukan

wawancara. Dengan demikian, transkip hasil wawancara yang diambil dari

beberapa indikator di atas, akan menjadi bagian dari lampiran skripsi.

E.

Pemeriksaan atau Pengecekan Keabsahan Data

Data hasil wawancara dan angket akan dilakukan pemeriksaan

untuk memperoleh keabsahan data sehingga meminimalisir terjadinya

kesalahan.

F.

Analisis Data

Dalam menganalisis data penelitian, penulis menyesuaikan dengan

tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yakni sesuai dengan jenis

data yang dikumpulkan. Analisis data dimulai dengan pengolahan data

mentah dan dimulai dengan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Editing

Melakukan pengecekan terhadap pengisian angket mengenai

kelengkapan, kejelasan, dan kebenaran pengisian angket tersebut agar

(50)

2. Skoring

Pemberian skor dilakukan dengan memperhatikan data yang ada.

Kriteria skor yaitu sebagai berikut.

No Alternatif Jawaban Skor

1 2 3 4 Sangat efektif Efektif Cukup efektif Kurang efektif 4 3 2 1 3. Tabulating

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

analisis deskriptif. Data yang dikumpulkan dikualifikasikan ke dalam

angka-angka sehingga data berbentuk kuantitatif yang kemudian dapat

dideskripsikan. Data dalam penelitian ini menggunakan nilai rata-rata.

Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

(51)

37

HASIL PENELITIAN

A.

Deskripsi SMK PUSTEK

1.

Profil SMK PUSTEK

SMK PUSTEK berdiri pada tahun ajaran 1999/2000, berlokasi di

Jalan Raya Serpong No.17 Kelurahan Pondok Jagung (Samping WTC

Matahari) Kecamatan Serpong Utara Kota Tangerang Selatan Propinsi

Banten. Kepala sekolah pertama yaitu Drs. Sudirman yang bertugas dari

tahun 1999 s.d 2002. Kedua yaitu Drs. H. Mathodah S.,M.Si yang bertugas

dari tahun 2003 s.d sekarang.

Kompetensi keahlian yang ada di SMK PUSTEK hingga saat ini

adalah :

1. Teknik Pemesinan

2. Teknik Kendaraan Ringan/Otomotif

3. Akuntansi

4. Administrasi Perkantoran

5. Teknik Komputer dan Jaringan

[image:51.595.121.516.215.717.2]

6. Multimedia

Tabel 4.1

Data Akreditasi Kompetensi Keahlian

Kompetensi Keahlian Akreditasi Tahun diakreditasi

1. TEKNIK PEMESINAN B 2005

2. TEKNIK KENDARAAN RINGAN /

OTOMOTIF A 2005

3. TEKNIK KOMPUTER JARINGAN A 2009

4. MULTIMEDIA -

5. ADMINISTRASI PERKANTORAN B 2005

(52)

Untuk mencapai akreditasi A diperlukan kurikulum kompetensi

keahlian yang sesuai dengan kebutuhan, guru yang profesional dalam

mengajar, memiliki kerja keras, tanggung jawab terhadap profesinya dan

memiliki inovasi dalam merancang kegiatan belajar-mengajar. Kurikulum

[image:52.595.123.517.212.589.2]

yang di terapkan di SMK PUSTEK adalah sebagai berikut.

Tabel 4.2

Kurikulum yang Digunakan

Kurikulum yang digunakan

Tk.1 Tk.2 Tk.3

2013 KTSP KTSP

2013 KTSP KTSP

2013 KTSP KTSP

2013 KTSP KTSP

2013 KTSP KTSP

Dilihat dari tabel di atas, kelas X telah menerapkan kurikulum

2013 sebagai pengganti dari kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)

sedangkan untuk kelas XI dan XII masih menggunakan kurikulum lama

yaitu KTSP. SMK PUSTEK memiliki visi, misi, dan tujuan sekolah.

Berikut ini merupakan penjabaran mengenai visi, misi, dan tujuan SMK

PUSTEK.

VISI SMK PUSTEK

“Terwujudnya SMK PUSTEK sebagai lembaga diklat kejuaraan yang berorientasi pada pasar kerja, dengan Standar Nasional menuju Standar Internasional”.

MISI SMK PUSTEK

1. Mengembangkan sistem pendidikan pada SMK PUSTEK yang

(53)

2. Mengembangkan sistem pendidikan pada SMK PUSTEK yang

terintegrasi, berwawasan mutu dan keunggulan sesuai tuntutan pasar

kerja;

3. Memberikan pelayanan prima dalam pemberdayaan sekolah dan

masyarakat;

4. Mengembangkan iklim belajar yang berwawasan global yang

berakar pada norma agama, dan nilai budaya bangsa Indonesia.

TUJUAN SMK PUSTEK

Mempersiapkan tenaga kerja tingkat menengah yang berpotensi untuk

mencetak SDM yang berkualitas dengan kompetensi yang handal.

MOTTO SMK PUSTEK

1. Kokoh dalam IMTAQ, sinergi dengan IPTEK

2. 3 S (Salam, Senyum, Sapa).64

Untuk menjadi SMK yang sesuai dengan visi, misi, tujuan, serta

motto di atas, diperlukan SDM yang kompeten di bidangnya dalam

pengetahuan, sikap yang disiplin, sosialisasi yang baik serta pengelolaan

yang sesuai. SDM yang perlu mendapat perhatian adalah guru sebab guru

yang memberikan pembelajaran dalam kegiatan belajar-mengajar kepada

[image:53.595.119.516.100.757.2]

peserta didik.

Tabel 4. 3

Manajemen Sekolah Menengah Kejuruan PUSTEK Serpong Kota

Tangerang Selatan Propinsi Banten Tahun Pelajaran 2013/2014

No. JABATAN NAMA

1 Kepala Sekolah Drs. H. Mathodah S., M.Si

2 Koordinator Pengendalian Mutu

Pembelajaran Drs. Ade Ma’mun R., M.MPd

64

(54)

3 Wakil Kepala Sekolah Ir. Harmen Latief., M.MPd 4 PKS. Sarana Prasarana H. Rusli, S.Sos

5 PKS. Kurikulum

1. Saiful Andhi, ST 2. Peni Herawati, S.Pd.,

M.MPd

3. Nuraeni, S.Sos

6 Ka. Prog Adaptif & Normatif 1. Drs. Solikhin Rais 2. Drs. Samya Perjana

7 PKS. Kesiswaan Ridwan, SE

8 PKS, BP/BK Danang SN, S.Pd

9 Staf BP/BK dan Piket Nahrawi

10 PKS. Pembina OSIS Herdi Supriyadi, S.Pd

11 PKS HUMAS/HUBIN 1. Endah Nopitasari 2. Dewi Susinawati, S.Pd 12 Ka. Prog Pemesinan Dedi Ediono, S.Pd

13 Ka. Beng Pemesinan Darja H

14 Ka. Prog TKR/Otomotif Achmad Iwa Istiwa, ST 15 Ka. Beng TKR/Otomotif Hermansyah, A.Md 16 MR. TKR/Otomotif Mat Sarifudin

17 Ka. Prog TKJ Sumiyadi, SE

18 Ka. Laboratorium Komputer Indrawan AF, S.Kom 19 Ka. Program MM Drs. H. Karwandi 20 MR. TKJ/Assembling Anita Triana, A.Md 21 MR. MM/Assembling Sahroni

22 Ka. Prog Bisnis dan Menejemen Dra. Titik Asmiati 23 Ka. Lab Bisnis dan Manajemen Sufira Wahyuni 24 Ka. Tata Usaha/Ur. Adm

Keuangan

Masri, SE

25 Staf Ur. Adm Umum Yoyoh Nuryeti

26 Staf Ur. Piket dan Siswa 1. Jaswari

2. Rohani Apriyanty 27 Staf Umum Tata Usaha Erwin Sahreja

Tabel di atas menunjukkan manajemen sekolah dari SMK

PUSTEK yang memiliki tugas masing-masing. Tim manajemen sekolah

ada yang merangkap sebagai guru kecuali Kepala Sekolah, Koordinator

Pengendalian Mutu Pembelajaran, Wakil Kepala Sekolah, PKS Sarana dan

Prasarana, Staf Ur. Piket dan Siswa, Staf Ur. Adm Umum, serta Staf Tata

[image:54.595.123.517.109.611.2]
(55)
[image:55.595.121.570.143.604.2]

Tabel 4.4

Data Jumlah Siswa

No Kompetensi Keahlian

Tingkat I Tingkat II Tingkat III

Total Jenis

Kelamin Jum lah

Jenis

Kelamin Jum lah

Jenis

Kelamin Jum lah

L P L P L P

1 T.P 102

102 121 121 96 96 319

2 T.K.R 111 1 112 82 82 95 95 289

3 T.K.J 139 25 164 107 45 152 115 30 145 461 4 Multimedia 90 61 151 57 44 101 46 45 91 343

5 Akuntansi 7 56 63 6 52 58 2 42 44 165

6 A.P 90 90 79 79 112 112 281

449 233 682 373 220 593 354 229 583 1,858

Tabel di atas menunjukkan data siswa dari kelas XII, XI, dan X.

tabel di atas menunjukkan peningkatan jumlah siswa yaitu kelas XII

berjumlah 583, kelas XI berjumlah 593 dan kelas X berjumlah 682.

Tabel 4.5

Keadaan Ketenagaan SMK PUSTEK

No. Jabatan PNS GBS TKK Jumlah

1. Kepala Sekolah 1

2. Guru 20 85 105

3. Karyawan 35 35

JUMLAH 141

Tabel 4.5 menunjukkan jumlah ketenagaan SMK PUSTEK, dari

105 guru yang ada di sekolah ini terdapat 20 guru yang sudah menjadi

PNS. Hal ini menunjukkan bahwa SMK PUSTEK memiliki SDM yang

baik, sehingga Kepala Sekolah harus terus memberikan motivasi bagi

guru-guru untuk selalu meningkatkan kompetensinya baik melalui

(56)
[image:56.595.116.514.107.728.2]

Tabel 4.6

Keadaan Sarana dan Prasarana SMK PUSTEK

Komponen Ukuran Luas m2

Tanah

Ruang Kelas @ 51Kelas 2 Shift Ruang Kepala Sekolah

Ruang Gudang Ruang KM/WC Ruang Serba Guna Ruang Lab Komputer Ruang Perpustakaan Ruang Tata Usaha

Gambar

Tabel 3.1 Kompetensi guru
Tabel 4.1 Data Akreditasi Kompetensi Keahlian
Tabel 4.2 Kurikulum yang Digunakan
Tabel 4. 3
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada pengamatan pertama tidak terdapat perbedaan yang nyata terhadap kontrol, tetapi terdapat beberapa ekstrak tanaman yang diuji menunjukkan intensitas yang lebih

ditulis) mampu memberikan pengaruh yang sangat kuat di masyarakat maka hal ini perlu dijadikan alat propaganda penyiaran Islam, sehingga dengan demikian jika

Kasus yang dirawat dengan: advanced wound dressing , tindakan necrotomy-debridement , tidak diberikan insulin SC, dan dilakukan pemberian nutrisi IV akan

Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan produk berupa perangkat pembelajaran trigonometri yang baik berdasar- kan kevalidan, kepraktisan dan

Metode yang dapat digunakan untuk mengembangkan perilaku prososial pada anak usia dini adalah metode pembelajaran yang terdapat pola permainan yang bernuansa sosial

Selain itu untuk meningkatkan kinerja yang maksimal perlu diberikan reward yang terus meningkat dari waktu ke waktu, serta menciptakan suasana yang menyenangkan

Dengan merestrukturisasi keduanya menjadi entitas anak terkendali yang dimiliki secara langsung oleh Perseroan, maka pembinaan dan dukungan yang diperlukan dapat diberikan langsung

Sebagaimana yang telah diketahui bersama bahwa pengelolaan harta wakaf tersebut diemban oleh pihak nadir, karena dalam hal ini seorang nadir menjadi top manajer.. Tidak hanya