• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kompetensi Profesional

HASIL PENELITIAN

MOTTO SMK PUSTEK

4. Kompetensi Profesional

Salah satu program pemerintah untuk meningkatkan guru profesional yaitu melalui Uji Kompetensi Awal/Uji Kompetensi Guru, Pendidikan Latihan dan Profesi Guru, Musyawarah Guru Mata Pelajaram, Kelompok Kerja Guru dan lain-lain.

Guru yang profesional adalah guru yang mempunyai kompetensi tinggi, guru yang mempunyai kemauan keras untuk meningkatkan mutu pendidikan. Bukan memandang pekerjaan hanya sebagai mata pencaharian tetapi profesinya sebagai guru memang digunakan untuk memberikan secara maksimal apa yang Ia miliki terhadap siswa dan selalu berusaha untuk menjadi guru yang profesional.

Data hasil wawancara bahwa banyak guru yang belum mengikuti Uji Kompetensi Guru.7 dari 12 orang yang diwawancarai belum mengikuti uji kompetensi guru (UKG), 3 sudah mengikuti tetapi tidak lulus dan 2 responden telah mengikuti dan lulus mendapatkan sertifikasi guru. Hal tersebut karena banyak guru yang belum memenuhi syarat untuk mengikuti Uji Kompetensi Guru (UKG).

Masalah lain, adalah banyak diantara guru yang belum pernah sama sekali mengikuti Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) dan Kelompok Kerja Guru (KKG). 7 orang guru yang mengatakan belum mengikuti KKG/MGMP, 5 Orang guru pernah menikuti tetapi dalam kategori jarang. Berikut ini merupakan indikator untuk kompetensi professional.

a. Menguasai Materi, Struktur, Konsep, dan Pola Pikir Keilmuan

yang Mendukung Mata Pelajaran yang Diampu

Penguasaan materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang mendukung materi yang diampu oleh guru di SMK PUSTEK dapat dilihat pada tabel 4.16.

Tabel 4.16

Guru Memiliki Kemampuan Yang Cukup dan Handal Dalam Mengajar Subjeknya.

No Responden Skor Total

1. Kepala sekolah 4 2. Pengawas 4 3. Yayasan 3 Total 11 Ringkasan skor (Divide total by 3) = 3,6 3,6

Menurut responden, bahwa guru SMK PUSTEK sudah bagus dalam kemampuan mengajarnya. Ada 24 jumlah guru yang telah sertifikasi. Selain itu, pengawasan terhadap kinerja guru sering dilakukan. Pengawas yang sering melakukan supervisi yaitu Bapak Ilyas, Bapak Harmen, Bapak Ade, dan Bapak Sam. Supervisi ini bertujuan untuk mengontrol kinerja guru dalam belajar-mengajar.

b. Mengembangkan Materi Pembelajaran yang Diampu Secara

Kreatif

Beberapa upaya yang di rasa ingin ditingkatkan terkait dengan performansi guru adalah:

1. Mengikuti seminar;

2. Memperbaiki performa diri;

3. Menggunakan teknologi untuk menambah wawasan; 4. Meningkatkan kompetensi;

5. Mengikuti pelatihan.85

Pengembangan materi pelajaran yang dilakukan oleh guru di SMK PUSTEK dapat dilihat pada tabel 4.17.

85

Tabel 4.17

Guru Mengembangkan Sendiri Bahan Ajar Untuk Kelas

No. Responden Skor Total

1. Kepala sekolah 4 2. Pengawas 3 3. Yayasan 3 Total 10 Ringkasan skor (Divide total by 3) = 3,6 3,3

Menurut para guru, bahan ajar harus selalu diperbaiki. Walaupun materinya sama dari tahun ke tahun, tetapi harus ada perkembangan yang lebih baik. Misalnya dengan mengembangkan bahan ajar menjadi suatu topik diskusi yang bisa menarik perhatian siswa. Kemudian, untuk menambah pengalaman dan menambah wawasan, banyak guru yang ingin mengembangkan dan meningkatkan kompetensinya secara terus menerus karena menurutnya jangan sampai siswa nantinya lebih pintar dari guru.

C. Keterbatasan Penelitian

Peneliti menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Peneliti tidak berhasil melakukan Focus Group Discussion (Diskusi Kelompok Terarah) dengan guru SMK PUSTEK Serpong untuk mencari tahu informasi yang lebih mendalam tentang kompetensi guru dikarenakan sulitnya mencari waktu untuk melakukannya sehingga hasil penelitian ini menjadi kurang maksimal. Selain itu, kurang maksimalnya mendapatkan sampel, banyak di antara guru-guru yang tidak mau melakukan wawancara. Peneliti hanya memperoleh 12 orang guru dari 105 jumlah guru. Untuk sampel mengenai angket, juga masih belum maksimal karena hanya memperoleh 17% jumlah siswa kelas XII. Hal ini dikarenakan angket yang telah disebar kepada peserta didik telah hilang, mereka lupa untuk mengisi dan membawa pada saat peneliti mengambil kembali angket yang sudah diisi.

70

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan pada bab sebelumnya, dapat diambil kesimpulan bahwa kompetensi guru yang diisyaratkan dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 tentang standar guru dikatakan cukup efektif berdasarkan hitungan rumus untuk menentukan kategori nilai rata-rata hitung. Berikut ini kesimpulan dari hasil penelitian yaitu sebagai berikut.

1. Kompetensi pedagogik guru SMK PUSTEK dapat dikatakan cukup efektif. Hal ini terlihat dari data efektifitas responden dengan total skor 2,9 yang artinya cukup efektif dari nilai tertinggi yaitu 4.

Total skor kompetensi pedagogik = = 2,9

2. Kompetensi pedagogik dikatakan cukup karena sekolah PUSTEK jarang memberikan pelatihan untuk guru, adapun pelatihan diberikan kepada guru-guru tertentu sehingga data yang diperoleh pada kompetensi pedagogik dalam kategori cukup.

3. Skor dari responden menunjukkan bahwa kemampuan guru pada kompetensi profesional menunjukkan angka 3,4 yang artinya efektif.

Total skor kompetensi profesional =

= 3,4 Total Indikator

4. Tingkat efektifitas kompetensi profesional didukung dengan tersedianya alat bantu dalam proses belajar-mengajar seperti internet, LCD proyektor, dan media pembelajaran lainnya yang dapat membantu kelancaran proses belajar-mengajar di dalam kelas.

5. Hasil dari data responden bahwa kompetensi guru di SMK PUSTEK gabungan skor kompetensi pedagogik dan kompetensi profesional

mendapatkan skor = 3.1 yang artinya efektif dari nilai tertinggi yaitu 4.

6. Data responden menunjukkan bahwa kompetensi profesional lebih efektif daripada kompetensi pedagogik guru SMK PUSTEK Serpong.

B. Saran

Rekomendasi dari penelitian ini adalah:

1. Pengembangan kompetensi pedagogik guru harus terus ditingkatkan dan dilakukan secara terus menerus baik melalui diklat, bimbingan teman sejawat, atau lanjutan pendidikan formal.

2. Pengembangan kompetensi kepribadian guru juga harus terus ditingkatkan dan supervisi yang dilakukan oleh kepala sekolah sebagai bagian dari tugas pokok membina guru dan harus menjadi prioritas dalam pengembangan kompetensi kepribadian guru.

3. Pengembangan kompetensi sosial harus lebih ditingkatkan baik itu melalui pelatihan-pelatihan monitoring, diskusi ilmiah, seminar, pengembangan diri, dan diklat terkait dengan kompetensi sosial atau membuat kegiatan misalnya melakkukan kunjungan ke sekolah-sekolah yang lain, melakukan kegiatan MGMP dan KKG sehinngga bisa bekerja sama atau sharing.

4. Kepala sekolah dan pengawas lebih banyak lagi melakukan monitoring dan pelatihan kepada guru untuk meningkatkan kompetensi profesional guru.

5. Rekrutmen guru perlu diperhatikan dan disesuikan dengan undang-undang agar sesuai standar guru.

6. Memberikan motivasi atau beasiswa untuk guru yang belum S1 agar lebih termotivasi dalam meningkatkan kompetensinya sebagai guru.

72 Nuansa Aulia, 2013.

Barnawi., dan Arifin, Muhammad. Kinerja Guru Profesional Instrumen Pembinaan,Peningkatan & Penilaian, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2012. Danim, Sudarwan. Profesionalisasi dan Etika Profesi Guru, Bandung: CV

Alfabeta, 2013.

Direktorat Jenderal Pendidikan Islam Departemen Pendidikan, Undang-Undang dan Peraturan Pemerintah RI tentang Pendidikan, 2006.

Fathurrohman, Pupuh., dan Suryana, Aa. Guru Profesional, Bandung: Refika Aditama, 2012.

Himpunan Peraturan Perundang-Undangan, Sistem Pendidikan Nasional, Bandung:Fokusmedia, 2006.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pedoman Pelaksanaan Uji Kompetensi Awal, 2012.

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Penjaminan Mutu Pendidikan, Pedoman Uji Kompetensi Guru, 2012.

Kemdikbud. “Uji Kompetensi Guru Tetap Dilanjutkan”, www. Kemdikbud.go.id, Sisdiknas Friday : 07 Maret 2012.

Kemdikbud. “Uji Kompetensi Guru (UKG) online Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan”, Kemdikbud.go.id, Sisdiknas 21 November 2012.

Koesoema A., Doni. Pendidikan Karakter, Jakarta: PT Grasindo, 2007. Mulyasa,E. Standar Kompetensi & Sertifikasi Guru, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2009.

Musfah,Jejen. Peningkatan Kompetensi Guru Melalui Pelatihan dan Sumber Belajar Teori dan Praktik, Jakarta: 2012.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Pendidikan Menengah, Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan. Nomor 66 Tahun 2010 Tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Uji Kompetensi Guru Nomor 57 tahun 2012.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Guru, Nomor 74 Tahun 2008. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Sertifikasi

Bagi Guru Dalam Jabatan, Nomor 5 tahun 2012.

Rivai, Veithzal, dkk. Performance Aprraisal Sistem yang Tepat untuk Menilai Kinerja dan Meningkatkan Daya Saing Perusahaan, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011.

Saudagar, Fachruddin., & Idrus, Ali. Pengembangan Profesionalitas Guru, Jakarta: Gaung Persada Press, 2011.

Sukmadinata, Nana Syaodih. Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012.

Sunarso dan Sumadi. Analisis Faktor yang Berpengaruh terhadap Kinerja Guru, Jurnal Manajemen Sumber Daya Manusia, Vol 2, 2007.

Suprihatiningrum, Jamil. Guru Profesional Pedoman Kinerja, Kualifikasi, & Kompetensi Guru, Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2013.

Susanto, Hary. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru SMK, Jurnal Pendidikan Vokasi, Vol 2, 2012.

Suyanto, dan Jihat, Asep. Strategi Meningkatkan Kualifikasi dan Kualitas Guru di Era Global, Jakarta: Penerbit Erlangga, 2013.

Tim Pengembangan Ilmu Pendidikan FIP-UPI. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan, Bandung: PT IMTIMA, 2009.

Uno, Hamzah B., dan Lamatenggo, Nina. Teori Kinerja dan Pengukurannya, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2012.

Yamin, Martinis. Sertifikasi Profesi Keguruan di Indonesia, Jakarta: Gaung Persada Press, 2006.

Dokumen terkait