Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh : M.Reza Pahlevi.H
41810115
PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
SURAT KETERANGAN
PERSETUJUAN PUBLIKASI
Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak terkait dalam penelitian ini, Menyetujui :
“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di online-kan sesuai dengan
ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.
Bandung, Agustus 2014
Penulis
Mohammad Reza Pahlevi Harland 41810115
Mengetahui Pembimbing
Melly Maulin P., S.Sos,. M.Si NIP. 4127.35.30.004
Catatan:
194
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : Muhammad Reza Pahlevi Harland
Tempat, Tanggal Lahir : Batam, 08 September 1991
Jenis kelamin : Pria
Umur : 22 Tahun
Agama : Islam
Alamat : JL. Tubagus Ismail Dalam No 51 Bandung
Telepon : 082119108148
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Robby Harland
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Sri Retno Radiani
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Alamat Orang Tua : Tiban Indah Permai Bok M No : 5 Sekupang RT 004/RW
003 Batam
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2010 - Sekarang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi
Kosentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan
Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
Pindah
Jurusan
2. 2007 – 2010 SMA 4 Negeri Batam Berijazah
3. 1999 – 2002 SMP 20 Negeri Batam Berijazah
4. 1994 – 2000 SD 002 Negeri Batam Berijazah
PENDIDIKAN NONFORMAL
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2005 – 2007 Kursus Music Toyo Plamo Garden Batam -
PELATIHAN DAN SEMINAR
No. Tahun Uraian Keterangan
1. 2007 Peserta Pelatihan Hipnotis di Arcamanik
Bandung
196
2. 2010 Peserta Kegiatan Seminar Budaya
Preneurship” Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship” diadakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Mahasiswa Unikom.
Peserta Kegiatan Table Manner di Hotel
AMAROSA Bandung.
Peserta Temu Kenal Mahasiswa Baru 2010
FISIP .
Peserta Dalam Talkshow “Kreatif Menulis, Rejeki Tak Akan Habis”
Seminar Fotografi
Seminar “One Day Workshop MC & Radio Annoucher”
Bersertifikat
3. 2011 Peserta Seminar NetPreneur ”Meraih
Peluang Bisnis Melalui Internet”.
Peserta Kegiatan “ONE DAY WORSHOP MC & RADIO ANNOUNCER” UNIKOM Bandung.
Bersertifikat
4. 2013 Peserta Kegiatan Budaya Komunikasi &
Komunikasikan Budaya
x
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN ... i
LEMBAR PERNYATAAN ... ii
ABSTRAK ... iii
ABSTRACT ... iv
KATA PENGANTAR ... v
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xv
DAFTAR GAMBAR ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xviii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1
1.2Pertanyaan Penelitian ... 12
1.2.1 Pertanyaan Penelitian Makro ... 12
1.2.2 Pertanyaan Penelitian Mikro ... 12
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 13
1.3.1 Maksud Penelitian ... 13
1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13
1.4 Kegunaan Penelitian ... 13
1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 13
1.4.2 Kegunaan Praktis ... 14
xi
1.4.2.2 Kegunaan Bagi Akademik Universitas ... 14
1.4.2.3 Kegunaan Bagi Orang Tua ... 14
1.4.2.4 Kegunaan Bagi Masyarakat ... 15
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 16
2.1.1 Kajian Penelitian Terdahulu ... 16
2.1.2 Tinjauan Komunikasi ... 19
2.1.2.1 Pengertian Komunikasi ... 19
2.1.2.2 Unsur-unsur Komunikasi ... 20
2.1.2.3 Fungsi Komunikasi ... 22
2.1.3 Tinjauan Komunikasi Interpersonal ... 24
2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 24
2.1.3.2 Model Komunikasi Interpersonal ... 27
2.1.3.3 Pengertian Pola Komunikasi ... 31
2.1.3.4 Komunikasi Keluarga ... 34
2.1.3.5 Kualitas Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga ... 38
2.1.3.6 Aspek Kualitas Komunikasi Interpersonal Keluarga ... 41
2.1.4 Tinjauan Keluarga ... 44
2.1.4.1 Pengertian Keluarga ... 44
2.1.5 Tinjauan Remaja ... 45
2.1.6. Tinjauan Orang Tua ... 46
2.1.6.1 Pengertian Orang Tua ... 46
2.1.6.2 Kriteria Orang Tua Efektif ... 47
2.1.7 Tinjauan Alkohol ... 48
2.1.7.1 Pengertian Alkohol ... 48
2.1.7.2 Faktor Yang Menyebabkan Mengkonsumsi Alkohol ... 49
2.1.7.3 Jenis-jenis Alkohol ... 49
2.1.7.4 Jenis Minuman Keras Yang Mengandung Alkohol ... 50
2.1.7.5 Pecandu Alkohol atau Alkoholisme ... 50
2.2 Kerangka Pemikiran ... 51
2.2.1 Kerangka Teoritis ... 51
2.2.2 Kerangka Konseptual ... 56
BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 61
3.1.1 Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung ... 61
3.1.2 Pola Komunikasi Orang Tua ... 62
3.2 Metode Penelitian ... 65
3.2.1 Desain Penelitian ... 66
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 68
3.2.2.1 Studi Pustaka ... 68
xiii
3.2.3 Teknik Penetuan Informan ... 72
3.2.3.1 Informan Penelitian ... 72
3.2.3.2 Informan Kunci ... 74
3.2.4 Teknik Analisi Data ... 74
3.2.4.1 Uji Keabsahan Data ... 77
3.3 Lokasi dan Waktu ... 79
3.3.1 Lokasi Penelitian ... 79
3.3.2 Waktu Penelitian ... 79
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pendekatan Informan ... ………... 85
4.2 Deskripsi Identitas Informan dan Key Informan... 90
4.2.1 Informan Penelitian ... ……….. 90
4.3 Analisis Deskripsi Hasil Penelitian ... 100
4.3.1 Proses Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol… 101 4.3.2 Hubungan Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol ………… 112
4.3.3 Pola Komunikasi Orang Tua ... 123
4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126
4.4.1 Proses Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol .. 127
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ……… 137
5.2 Saran ………... 138
5.2.1 Saran Bagi Orang Tua ……… 139
5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ……… 140
DAFTAR PUSTAKA ……… . 141
LAMPIRAN ………..……….. 144
141
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Budyatna, Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Kencana Prenada
Media Group. Jakarta.
Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.
Cangara, hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Persada
Cangara, hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo
Persada.
Devito. Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Darmono. 2006. Toksikologi Narkoba dan Alkohol. Rineka Cipta. Jakarta
Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, Rienka Cipta, Jakarta.
Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju
Gunarsa. 2002. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Gunung mulia. Jakarta
Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan ( Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarwo). Jakarta : Erlangga
Harmoko, 1988. Komunikasi Sambung Rasa, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta
Iriantara, Yosal. 2005. Media Relantions: Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.
Kartono, Kartini. 1994. PsikologiUmum. Bandung : CV. Mandar Maju
Moeleong, J. Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Mulyana, Deddy, 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.
Bandung.
Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung.
Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.
Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya Bandung.
Rumini, Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Rineka Cipta. Jakarta
Suprato, Tommy. 2005. Pengantar Teori Komunikasi. Media Pressindo. Jakarta
Sendjaja, S.Djuarsa. 2004. Pengatar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka
Senjaya. Jakarta
Singarimbun, Masri, Sofyan Effendy. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.
Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Keluarga: Tentang Ikhwa: Keluarga,
Remaja, dan Anak. Rineka Cipta. Jakarta.
Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatana. Prenada Media. Jakarta.
143
Wresniro. 1995. Masalah Narkotika dan Zat Aditif. Sinar Grafika. Jakarta.
Willis, S.S. 2005. Remaja dan Masalahnya. Alfabeta, Bandung.
Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja
Rosdakarya. Bandung.
Jurnal dan karya ilmiah:
Ria Dwi Astuti, 2013. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Penderita
HIV di Muara Angke Jakarta, Unikom, Bandung.
Yuli Setyowati, 2010. Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan
Emosi Anak. APMD Yogyakarta
Vita Permana S Parathon, 2010. Pola Komunikasi Orang Tua dengan
Anak Indigo, UPN Veteran, Jakarta Timur.
Sumber Internet:
http://mytriaryanti.wordpress.com/minuman-keras/senin/10-maret/21.30 WIB
http://sondix.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-tujuan-observasi.html?m=1/selasa/18-maret/22.00 WIB
http://drugsdisorders.blogspot.com/alkoholisme/minggu/9-maret/20.00 WIB
v
Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas
rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi
ini dengan tepat waktu. Skripsi ini berisikan laporan peneliti untuk syarat
mengajukan penelitian skripsi sebagai tugas akhir.
Dalam menyusun Skripsi ini, peneliti cukup mengalami beberapa
hambatan dan kesulitan. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan wawasan
menjadi hambatan besar dalam penyusunan skripsi ini. Namun berkat kerja keras
dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan
dengan semaksimal mungkin.
Dalam penelitian ini, peneliti tidak sendirian, banyak pihak yang membantu
hingga penelitian ini selesai, untuk itu pada kesempatan ini, peneliti ingin
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda dan Ibunda
tercinta yang selalu memberikan doa dan restunya, kasih sayang, cinta, perhatian,
motivasi, dan limpahan materi yang tidak akan pernah terbalas hingga kapanpun
serta adikku yang tersayang Timothy Harland dan Haikal Revanza.
Tidak lupa juga, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Yth. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu peneliti dalam memfasilitasi
vi
2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik periode 2010-sekarang, yang telah
memberikan surat izin surat pengantar untuk penelitian skripsi di Program
Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas
Komputer Indonesia.
3. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si., Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi periode 2010-sekarang, telah memberikan pengesahan
pada skripsi untuk disidangkan, juga membimbing peneliti selama
penyusunan skripsi yang telah memberikan arahan, memberikan saran,
kebijaksanaan dan telah meluangkan waktunya untuk membimbing
peneliti serta memberikan motivasi untuk membantu kelancaran dalam
penyusunan Skripsi ini.
4. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos.,M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi, dosen wali dan serta selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah memberikan arahan, memberikan saran, kebijaksanaan serta
memberikan motivasi untuk membantu kelancaran dalam penyusunan
proposal penelitian ini dan telah banyak membantu baik saat penulis
melakukan kegiatan perkuliahan.
5. Yth. Staf Dosen Tetap dan Luar Biasa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada
6. Yth. Astri Ikawati. A.Md. Kom., Selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu daalam mengurus administrasi
yang berkaitan dengan perkuliahan, serta skripsi yang peneliti laksanakan
7. Yth. Ratna Widiastuti., AMd., Selaku Sekretaris Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah membantu semua
keperluan peneliti sebelum dan sesudah peneliti melakukan penyusunan
skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat tercinta kosan : Boby, Abhy, Yoga, Dhea, Auladi, Nuzul, Wilman, Jonathan, Aziz yang telah memberikan supportnya, inspirasi persahabatan yang tak pernah kulupakan dan doa selama peneliti
menyusun skripsi, kalian selalu membuatku merasa menjadi seorang yang
sangat spesial bagiku diri ini bukan siapa-siapa jika tidak ada yang spesial
seperti kalian.
9. Sahabat-Sahabatku dikampus: Susan, Ratu, Nunung, Syarah, Agree, Anisa, Eri yang selalu memberiku motivasi, berbagi ilmu, semoga kita
sukses seperti apa yang kita impikan selama ini.
10.Rekan-rekan Humas 3 angkatan 2010, kalian adalah mahasiswa paling keren jangan pernah tua tetaplah seperti pada saat masih kuliah yang selalu
suka becanda.
11.Rekan-rekan Humas dan Jurnalistik angkatan 2010, terima kasih atas
kerja samanya selama ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu terima
kasih atas dorongannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.
viii
12.Sahabat-Sahabat Kota Batam terima kasih sahabat yang sudah memberikan motivasi kepada peneliti dan dan teman-teman yang lainnya
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang pernah belajar bersama
peneliti, semoga Allah anugerahkan kehidupan yang baik dan semoga
kalian mendapatkan kesuksesan dimasa depan..
13.Dea Hanara, yang selalu memberikan doa serta motivasi untuk peneliti selama menyusun skripsi ini dan pernah membantu tugas perkuliahan
peneliti, semoga Allah membalas semua kebaikanmu.
14.Sahabat SMAN 4 Batam: Dewinta Puspasari, terima kasih sudah mau menjadi seorang sahabat curhat yang paling lama dalam hidup peneliti,
selalu memberikan doa serta motivasi dan teman-teman yang lainnya yang
tidak bisa disebutkan satu-persatu semoga kalian mendapatkan kesuksesan
dimasa depan.
15.Dan Followers di Akun Twitter : Pria Putih, Terima kasih sudah selalu setia dengan akun saya, yang selalu berbagi cerita dan saling memberi
masukan, semoga Allah anugerahkan hubungan percintaan dan
mendapatkan jodoh yang baik untuk kalian semua.
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih diperlukan
penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat
dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik
yang membangun untuk kesempurnaan penelitian skripsi ini.
Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang
semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan
pembaca umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah
diberikan itu akan mendapat balasan yang
sepadan dari Allah SWT, Amien.
Wassalamualaikum Wr. Wb.
Bandung, Agustus 2014 Peneliti
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak
anak-anak kita kita akan mnejadi aset bangsa dan negara, yang akan
menentukan masa depan bangsa dan negara tersebut, sehingga diperlukan
bimbingan dan pengawasan yang baik serta ketat untuk menghasiilkan
penerus-penerus yang bermoral baik, berwawawasan jauh serta paham
akan fungsinya sebagai penerus.
Sebelum anak-anak tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah,
keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar, peranan dari fungsi
orang tua berpengaruh besar terhadap kepribadianbdan perkembangan jiwa
anak, peran orang tua menjadi sangat penting kualitas komunikasi anak
sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orang tua berkomunikasi kepadanya,
komunikasi akan sukses apabila orang tua memiliki kredebilitas dimata
anakanya. Tanggung jawab orang tua adalaha mendidik anak, maka dari
hal itu yang terjadi kepada oramg tua kepadaanak memberikan suatu
ajaran yang bernilai pendidikan, misalnya yang diajarkan orang tua kepada
anaknya seperti norma agam, norma akhlak, norma sosial, norma etika dan
Pentingnya peran komunikasi dalam keluarga perlu dibangun dalam
rangka pola pikir anak dan membangun jiwa anak agar sesuai dengan
harapan orang tua. Dalam lingkungan keluarga orang tua berperan sebagai
institusi pendidikan, artinya tidak cukup dengan komunikasi saja, tetapi
didalamnya terjadi komunikasi dalam bidang keagamaan, sosial, dan
perlindungan yang dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya disaat
pertumbuhan remaja.
Dalam kehidupan sehari-hari pola komunikasi orang tua sangat
penting untuk perkembangan pertumbuhan remaja yang lebih baik. Pola
komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua.
Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan terciptanya pola asuh
yang baik juga. Hal ini telah membuktikan bahwa betapa pentingnya pola
asuh orang tua dalam keluarga dalam upaya untuk mendidik dan membina
remaja agar tidak terjadinya perlaku-perilaku yang menyimpang dengan
norma-norma yang telah ada. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil
dengan baik jika pola komunikasi yang tercipta dilambari dengan cinta dan
kasih sayang. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang merupakan
faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dalam
anggota masyarakat sehat, namun banyak persoalan muncul ketika pola
komunikasi dalam mendidik yang diterapkan oleh orang tua tidak mampu
menciptakan suasana kehidupan yang efektif baik bagi remaja maupun
didalam keluarga. Suasana kehidupan yang kurang efektif itu, misalnya
3
Impikasinya adalah ketidakcocokan atai ketidaktepatan orang tua
dalam memilih pola asuh, pola komunikasi yang tidak dialogis dan adanya
permusuhan serta pertentangan didalam keluarga, maka akan terjadi
hubungan yang tegang, kesenjangan demi kesenjangan selalu terjadi, dan
komunikasi yang baik pada akhirnya sukar diciptakan. Tidak semua orang
tua memahami pilihan apa yang diinginkan oleh anaknua disaat remaja,
maka biasanya orang tua sejak awal telah membekali pendidikan,
bimbingan dan arah yang baik agar anaknya berhati-hati dalam pergaulan
dengan kelompok teman sebayanya. Akan tetapi ternyata banyak orang tua
yang tidak memahami. Ketidakpahaman ini kana menyebabkan
kesalahperlakuan orang tua terhadap anak, misalnya terlalu protektif
(melindungi) dengan cara melarang bergaul dengan lawan jenisnya. Hal
ini akan berdampak buruk bagi anak, misalnya remaja mencari
ke4sempatan untuk bergaul atau berpacaran secara sembunyi-sembunyi
tanpa diketahui oleh orang tuanya.
Peneliti melihat adanya faktor penyebab perilaku remaja yang
menyimpang ini biasanya disebabkan tidak adanya perhatian dan curahan
kasih sayang dari orang tua atau juga peraturan-peraturan yang keras
sehingga sang anak tidak diberi kebebasan. Kebanyakan orang tua sering
memberikan kelonggaran dan “serba boleh” kepada anak setiap apa yang
Banyak yang terjadi disini orang tua cenderung menghindari tanggung
jawab mereka untuk memberikan perhatian serius terhadap persoalan
sehari-hari, misalnya kelalaian dan kurang kontrol orang tua terhadap
anaknya disaat remaja, hal ini dapat menjadi sebab utama terjadinya
perilaku menyimpang pada remaja, dan dapat menyebabkan banyak nya
remaja, dan dapat menyebabkan banyak remaja banyak menghabiskan
waktu di luar bersama teman sebanyanya untuk berkumpul dan bergaul
dengan teman yang dianggapnya mendukung dan memberikan perhatian,
seperti lebih sibuk berkumpul dengan teman-teman sebanyanya, dari pada
berkumpul dengan keluarga.
Agar tidak terjadi hal-hal tersebut, maka seharusnya komunikasi orang
tua dan remaja ditekan kan pada perhatian orang tua pada remaja dan
waktu luang orang tua bagi anak remajanya. Berbagai masalah remaja saat
ini, baik yang berhubungan penyimpangan perilaku minuman beralkohol,
disebabkan antara lain oleh kurang nya perhatian dan bekal yang diterima
anak dari orang taunya. Semua berawal dari masalah kurang komunikasi
antara orang tua dengan anak.
Pola komunikasi yang tidak efektif akan berdampak perilaku-perlaku
yang menyimpang oleh anak disaat pertumbuhan remajanya. Setiap orang
tua mempunyai pola komunikasi yang berbeda-beda dan bervariasi.
Didalam buku Syaiful Djamarah Bahri (2004:1) pola diartikan sebagai
bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan komunikasi adalah proses
5
tepat sehingga pesan yang dimaksud dapahami. Dengan demikian yang
dimaksud dengan pola komunikasi adalah hubungan antara dua orang atau
lebih dalam penerimaan dan pengiriman pesan dengan cara yang tepat
sehingga dapat dipahami.
Menurut Yusuf Syamsu yang dikutp dari Djamarah (2004:51), adapun
macam-macam pola komunikasi orang tua pada anak 3 yaitu :
1. Authoritarian (cenderung bersikap bermusuhan).
Pola komunikasi otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang
anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola komunikasi
otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua. Dalam
pola komunikasi ini sikap peneriman rendah, namun kontrolnya
tinggi, suka menghukum, bersikap mengkomando, mengharuskan
anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi , bersikap kaku
dan keras, cenderung emosional bersikap menolak.
2. Permissive (membebaskan)
Pola komunikasi ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas
kepada anak untuk berbuat dan berprilaku sesuai dengan keinginan
anak. Pola komunikasi permissive atau di kenal pula dengan pola
komunikasi serba membiarkan adalah orang tua yang bersifat
mengalah, menuruti semua keinginan, serta memberikan atau
3. Authoritative (demokratis)
Pola ini orang tua mengontrol dan menurut, tetapi dengan sikap
yang hangat, ada komunikasi timbal balik antara orangtua dengan
anak yang dilakukan secara rasional, memberi tahu hal positif dan
negatif, mau mendengarkan keluhan dan perasaan si anak,
sehingga anak mau mengunggkapkan perasaan apa yang
dirasakan, orang tua lebih bersifat sahabat. Pola komunikasi ini
merupakan gabungan dari adanya kontrol yang kuat dan dorongan
yang positif.
Begitu pentingnya faktor komunikasi dalam keluarga ini, salah satu
cara terpenting untuk membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang
berarti adalah dengan belajar berkomunikasi pada mereka secara positif.
Keluarga menjadi peran penting pembentukan kepribadian dan tingkah
laku anak.
Pendapat ini diperkuat oleh Arhnardi (1999:248) mengatakan
bahwa suasana rumah yang hangat dan perhatian, pengukuhan,
penghargaan, kasih sayang dan saling percaya akan melahirkan anak-anak
yang kelak hidup dengan nilai-nilai positif pula. Betapa pentingnya pola
komunikasi dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa
7
Pola komunikasi orang tua terhadap anak sangat bervariasi. Ada
yang pola komunikasinya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya
sendiri saja, sehingga ada yang bersifat menuntut atau mengekang,
memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta
kasih. Perbedaan pola komunikasi orang tua seperti itu dapat berpengaruh
terhadap perbedaan perkembangan emosi anak.
Orang tua harus berkomunikasi tentang bahayanya minuman
beralkohol dengan anak remajanya, dan dapat memberikan penjelasan
secara tepat sehingga anak dapat dimengerti dan menerima informasi
tentang bahayanya minuman beralkohol didalam kehidupan dengan baik.
Komunikasi yang baik dan berjalan lancar diharapkan dapat mengatasi
perilaku yang salah pada salah satunya perilaku penyimpangan dengan
minuman beralkohol dikalangan remaja.
Dalam menyampaikan pendidikan tersebut dapat dilaksanakan
secara fleksibel artinya pola komunikasi apa yang akan dipergunakan agar
para remaja mengerti dan tidak salah persepsi tentang bahayanya minuman
beralkohol, pola komunkasi ini bertujuan untuk meredamkan rasa
keinginan tahuanya terhadap minuman beralkohol.
Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung
etanol.Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan
penurunan kesadaran.minuman keras) adalah minuman yang mengandung
meskipun, bir, anggur, minuman malt semuanya mengandung alkohol
tetapi tidak minuman keras.Untuk menjadi minuman keras minuman harus
disuling dari salah satu minuman fermentasi yang disebutkan di atas.Juga
tidak semua alkohol etanol (jenis dapat minum) isopropil alkohol adalah
berbeda (alkohol) dan tidak dapat minum.
Alkohol merupakan zat psioaktif yang bersifat adiksi atau
adiktif.Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif,
terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada
perilaku, emosi, kogitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan
lain-lain.Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila
digunakan dapat menimbulkan kecanduaan dan ketergantungann.Jadi
alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak,
sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku emosi, kognitif,
persepsi dan kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat
menimbulkan kecanduaan atau ketergantungan.1
Salah satu dampak modernisasi dari faktor sosial ekonomi baru ini
cukupnyata di tengah masyarakat kita adalah penyalahgunaan minuman
keras pada kalangan remaja. Bila keadaan ini dibiasakan maka bencana
yang akan terjadi, seperti yang telah diungkapkan oleh Wresniwiro (1996)
mengenai minuman keras yang dapat menimbulkan perubahan tingkah
laku sebagai berikut:
1
9
“Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan caraberfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar”.
Minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup
berkembang di dunia remaja dan menunjukan kecenderungan yang
meningkat dari tahun ketahun yang akibatnya dirasakan dalam bentuk
kenakalan-kenakalan perkelahian, munculnya geng-geng remaja,
perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja.
Kebiasaan meminum alkohol dan generasi muda telah banyak
dibicarakan oleh para ahli dari berbagai dunia.Harapan para remaja agar
dapat dianggap dewasa oleh lingkungan sekitarnya perlu mendapat
perhatian yang serius.Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang
memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan harapan masyarakat,
remaja perlu untuk memiliki nilai yang tepat bagaimana mereka
seharusnya berperilaku.
Remaja dalam kelompok teman sebaya merupakan salah satu
bentuk kompensasi peredam konflik yang banyak dilakukan oleh remaja
dalam menghadapi masalah dengan orang tua maupun masalah- masalah
kehidupan.Kehidupan sosial dengan teman sebaya, pengaruh-pengaruh
mereka bertambah pula. Bila terdapat perbedaan antara standard moral
dirumah dan standard kelompok teman sebaya, maka mereka menerima
Bergabungnya remaja dengan teman sebayanya merupakan suatu
aspek yang positif bagi perkembangan anak, karena dengan teman
sebayanya sangat diperlukan untuk mempelajari pola interaksi sosial yang
dibutuhkan pada masa dewasanya nanti. Sisi lain karena kelompok remaja
tersebut memiliki aturan-aturan yang tidak jarang bertentangan dengan
aturan yang berlaku di keluarga, maka disinilah pengaruh negatif teman
seabaya terhadap para remaja. Tidak sedikit remaja yang berprilaku
menyimpang karena pengaruh teman sebayanya.
Pengaruh teman,lingkungan maupun didalam keluarga menjadi
faktor yang penting pada remaja untuk memulai kecanduaan minuman
beralkohol. Memulai meminum minuman beralkohol merupakan hasil dari
proses pengaruh buruk sosial, di mana orang yang bukan peminum ketika
berhubungan dengan pemabuk (pecandu alkohol) akan mengakibatkan
rasa ketertarikan untuk mencoba meminuman beralkohol tersebut.
Bisa kita lihat atai kita temukan bertebaran warung-warung pinggir
jalan, bisa kita lihat sendiri terdapat di rak-rak minuman botol-botol
minuman beralkohol bercampur dengan minuman ringan lainya. Penjualan
minuman beralkohol setiap tahunya semakin meningkat tidak menutup
kemungkinan jumlah peminum alkohol juga semakin banyak atau
meningkat, seperti munculnya suatu tradisi minum-minuman beralkohol.
Hal ini terbukti ada beberapa warung pinggiran jalanan yang
11
Bandung, rata-rata mereka memang hanya minum segelas dua gelas
minuman bersoda, namun tentu tidak menutup kemungkinan beberapa
diantara mereka penasaran ingin mencoba Green Sands, Simirnoff, atau Heineken atau BeerBintang yang terpanjang bebas disana, dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan berkelanjutan, mereka akan mencoba
minuman keras lainnya yang berkadar alkoholnya lebih tinggi, seperti
Martell, Chivas Regal, Vodka, Black Label, Jack Daniels apabila tidak adanya pengawasan dan bimbingan dari orang tua maka mereka akan
menjadi kecanduaan meminum-minuman beralkohol dan dijadikan suatu
kebiasaan, sehingga mudah dipengaruhi hal-hal yang negatif dan alhasil
didalam kehidupan sosial seseorang remaja ini tidak berjalan dengan
efektif.
Di kota Bandung sendiri minuman beralkohol itu masih tergolong
mudah untuk didapatin. Hasil dari wawancara oleh peneliti kepada Bpk.
Asep Sudarjat (Disperidag) Bandung mengatakan bahwa :
“Segala minuman beralkohol berapapun kadarnya hanya dapat
dijual di kafe, pub, hotel, karoke dan hanya doperboehkan meminumnya
atau dikonsumsi ditempat itu juga tidak diperbolehkan untuk dibawa
keluar”
Namun kenyataan lain, minuman beralkohol tetap saja mudah
ditemukan seperti warung-warung pinggir jalan masih ada aja menjual
Dari uraian-uraian penjelasan diatas, peneliti tertarik melakukan
penelitiaan untuk mengetahui tentang pola komunikasi orang tua dengan
remaja, dengan judul Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja
Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.
1.2 Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan penelitian merupakan fokus kajian peneliti dalam
melakukan penelitian agar semua pertanyaan dapat terarah dengan baik
secara sistematis dan koheren. Adapun pertanyaan dari penelitan, sebagai
berikut:
1.2.1 Pertanyaan Makro
Dari uraian-uraian penjelasan diatas yang ditelah
dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti
merumuskan pertanyaan makro sebagai berikut. “Bagaimana Pola
Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung ?”
1.2.2 Pertanyaan Mikro
Adapun rumusan masalah tersebut peneliti membuat
pertanyaan mikro sebagai berikut:
1. Bagaimana proses komunikasi Orang tua dengan Remaja
13
2. Bagaimana hubungan Orang tua dengan Remaja Pecandu
Alkohol di Kota Bandung?
1.3Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan pada saat
melakukan penelitian adalah sebagai berikut:
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
Bagaimana Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja Pecandu
Alkohol di Kota Bandung.
1.3.2 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui proses komunikasi Orang Tua dengan
Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui hubungan Orang Tua dengan Remaja
Pecandu Alkohol di Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Adapun Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Diharapkan dengan penelitian ini maka akan berguna untuk
perkembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya, dan khususnya
1.4.2 Kegunaan Praktis
1.4.2.1 Kegunaan Bagi Peneliti
Peneliti mengharapkan penelitian ini untuk
menerapkan diri peneliti dalam menganalisis Pola
Komunikasi Orang Tua dengan Remaja Pecandu Alkohol di
Kota Bandung.
1.4.2.2 Kegunaan Bagi Akademik Universitas
Penelitian ini diharapkan dapat menambah
pengetahuan dan memberikan gambaran yang berguna
sebagai referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi
Universitas Komputer Indonesia mengenai pola
komunikasi.
1.4.2.3 Kegunaan Bagi Orang Tua
Bagi orang tua dapat memberikan gambaran pola
komunikasi orang tua terhadap perilaku remaja pecandu
alkohol, sehingga orang tua dapat memberikan upaya
penanggulangan dan lebih memperhatikan perilaku anak
15
1.4.2.4 Kegunaan Bagi Masyarakat
Bagi masyarakat dapat memberikan contoh yang
baik dilingkungan eksternal bagi para remaja, sehingga
masyarakat dapat memberikan nilai pendidikan setelah
keluarga dan sekolah dalam upaya penanggulangan
perilaku remaja dengan kecanduaan minuman yang
61 3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung
Maraknya peredaran minuman keras di Indonesia semakin
meningkat, khususnya di kota-kota besar minuman beralkohol itu
masih tergolong mudah untuk didapatin,bisa kita lihat dan dijumpai
hal ini terbukti dari beberapa warung-warung pinggiran jalanandi kota
Bandung yang masih tersedia menjual minuman berkadar alkohol
yang menjadi tempat tongkrongan atau kumpulan remaja-remaja di
kota Bandung, para remaja ini hampir lupa waktu apabila mereka
sedang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan ramai-ramai, dan
bisa kita lihat tidak sedikit bagi mereka yang tidak mabuk atau tidak
menyadarkan diri, sehingga mereka lupa dengan apa yang telah
terjadi.
Kejadian ini akan membahayakan bagi seorang remaja yang
mengakibatkan kecanduan pada minuman beralkohol dan hal ini
mengakibatkan menjadi suatu kebiasaan meminum-minuman
beralkohol, sehingga pada kehidupan sosialnya tidak berjalan dengan
efektif, hal ini terbukti dengan munculnya kasus-kasus para remaja di
kota Bandung yang sering mengadakan pesta minuman keras dengan
62
overdosis terlalu banyak mengkonsumsi mimuman keras ketika
berpesta minuman keras, banyak kasus-kasus penyimpangan sosial
yang terjadi pada para remaja di kota Bandung yang berkaitan dengan
minuman beralkohol, dan hal ini terbukti kuat saat penelitimelakukan
wawancara langsung kepada Ibu. Aiptu Qoriah Kepolisian Wilayah
Bandung Barat mengatakan bahwa :
“Banyak terjadinya kegiatan kriminalitas remaja-remaja dikota Bandung sehabis mengkonsumsi minuman keras, mereka berani melakukan apapun karena dipengaruhi oleh alkohol tersebut”.
Dari perilaku-perilaku remaja yang menyimpang maka
dibutuhkan adanya suatu pola komunikasi yang baik yang dibangun
oleh orang tua agar terciptanya pola asuh yang baik dalam mendidik
seorang anak disaat remaja agar terhindar dan tidak mudah terpengaruh
perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang telah ada.
3.1.2 Pola Komunikasi Orang Tua
Objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai
Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja Pecandu Alkohol di Kota
Bandung.Komunikasi orang tua merupakan pembentukan sikap dan
perilaku anak yang berpengaruh pada perkembangan anak disaat
remaja ke dewasa dan disinilah unsur pendidik terhadap anak di
bentuk. Dan salah satu cara adalah dengan berkomunikasi untuk
menanamkan nilai-nilai. Bila hubungan yang di kembangkan oleh
orang tua tidak harmonis misalnya tidak ketepatan orang tua itu sendiri
konflik antara orang tua dengan sang anak disaat masa pertumbuhan
remajanya yang tidak dapat terelakan begitu juga sebaliknya, jika
orang tua memilih telah memilih pola komunikasi yang tepat maka
konflik-konflik antara orang tua dengan anaknya disaat remaja pun
dapat terelakan.
Peran orang orang tua sebagai orang pertama dalam sebuah
keluarga yang berinteraksi dengan seorang anak sangat memiliki
peranan dalam menentukan pembentukan dan perkembangan mental
anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapi oleh
sang anak disaat remaja. Didalam tercakup pemberian kasih sayang,
penerimaan, penyediaan segala kebutuhan anak, aturan-aturan, disiplin
serta mendorong kompetensi kepercayaan diri, dalam menampilkan
model peran yang pantas dan menciptakan suatu lingkungan yang
menarik dan responsive,dan orang tua harus memberikan pendidikan
berupa pengarahandan bimbingan yang berkaitan dengan ilmu
pengetahuan, norma, agama, tatakrama serta masih banyak lagi yang
dapat menentukan perkembangan remaja, serta dapat memberikan
suatu kepercyaan penuh kepada anak agar anak remaja mereka dapat
hidup mandiri secara bertanggung jawab dan jalan di jalan yang benar.
Sekarang ini telah terjadi kemerosotan moral dikalangan remaja,
salah satu bukti nyata bahwa moralitas remaja-remaja di kota
Bandung mengalamin kemerosotan moral dengan semakin banyaknya
64
Bandung seperti tindakan kekerasan yang muncul atau kegiatan
premanisme, perkelahian dan hingga meminum-minuman keras
bersama teman-teman sebayanya.
Hal ini terlihat jelas terdapat buruknya kualitas komunikasi orang
tua di kota Bandung dalam membentuk perilaku anaknya disaat
remaja, sehinga sang anak mengalamin kemerosotan moral terhadap
kehidupan sosialnya. Di kota Bandung masih banyak orang tua yang
salah dalam mengasuh anaknya, hal yang menyebabkan kesalahan
pola komunikasi orang tua dalam memilih pola asuh anaknya disaat
remaja, ini biasanya mereka lebih cenderung ke otoriter atau
mengekang, ada yang terlalu memberi kebebasan, da nada juga orang
tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga sang anak
merasa kekurangan kasih sayang atau perhatian dari orang tuanya.
Orang tua yang cenderung ke otoriter atau mengekang akan
menciptakan hubungan yang tegang, orang tua menggunakan kontrol
tinggi, kekuasaan dan peraturan-peraturan yang dibuat seerta
memaksa anakya untuk menuruti semua yang dikatakan.
Kesalahan pola komunikasi orang tua inilah yang menghasilkan
pola asuh yang buruk yang menyebabkan munculnya kasus-kasus
3.2 Metode Penelitian
Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan dalam upaya
mendapatkan data ataupun informasi untuk memperoleh jawaban atas
permasalahan penelitian yang telah diajukan. Oleh karena itu, penentuan
tahapan penelitian berikut teknik yang digunakan harus mencerminkan
relevansi dengan fenomena penelitian. Peneliti berpijak dari realitas yang
terjadi dilapangan, yaitu pola komunikasi orang tua dengan remaja pecandu
alkohol di kota bandung.
Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan studi
deskriptif. Dalam definisi yang dikemukakan Sugiyono seperti yang dikutip
dalam bukunya yang berjudul Memahami Penelitian Kualitatif, menyatakan
bahwa :
“Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi” (Sugiono, 2009 : 5).
Sementara Deddy Mulyana (2003:159), menyatakan bahwa:
“Metode penelitian kualitatif dalam arti penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistic. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi prilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, ahli-ahli mengubah menjadi entitas-entitas kuantitatif.”
Maka penelitian kualitatif selalu mengandaikan adanya suatu kegiatan
proses berpikir induktif untuk memahami realitas, peneliti yang terlibat
66
memusatkan perhatian pada suatu pristiwa kehidupan sesuai dengan konteks
penelitian.
3.2.1 Desain Penelitian
Dalam melakukansuatu penelitian sangat diperlukan perencanaan
dan perancangan dalam penelitian, agar penelitian dapat berjalan
dengan lancar, baik dan sistematis.
Dalam desain penelitian ini, peneliti melakukan suatu penelitian
dengan pendekatan deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan
penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan
sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang
berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat efek yang terjadi,
atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.
Menurut definisi yang dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat
(1998:25) bahwasannya metode penelitian deskriptif adalah:
“Memaparkan situasi atau peristiwa, mengumpulkan informaasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yana dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk
menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang”.
Penelitian deskriptif ini mengamati objeknya, menjelajahi dan
menemukan pengetahuan-pengetahuan sepanjang proses penelitian
lebih jauh dan lebih dalam khususnya pola komunikasi orang tua
Menurut Jonathan Sarwono pengertian desain penelitian memiliki
pengertian sebagai berikut:
“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”
Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan
terhadap pengumpulan data sehingga dapat menjawab pertanyaan
dalam penelitian.
Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan perancangan
dan perencanaan. Maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa
yang akan diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam
penelitian ini penulis mengambil judul Pola Komunikasi Orang
Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Di Kota Bandung. 2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu
kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini menjadi rumusan
masalah adalah sebagai berikut:
a. Proses komunikasi
b. Hubungan
3. Memberi definisi terhadap subfokus. Penelitian ini hanya terdapat
satu subfokus yaitu pola komunikasi.
68
5. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini
dengan menggunakan 2 cara, yaitu pengumpulan data melalui
penelitian lapangan seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan
penelitian kepustakaan atau data yang di peroleh dari sumber lain,
seperti buku, literatur, ataupun catatan-catatan perkuliahan.
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling
strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah
mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka
peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data
yang di tetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan,
sebagai berikut:
3.2.2.1Studi Pustaka
Peneliti menggunakan studi kepustakaan yaitu teknik
pengumpulan data menggunakan buku atau referensi sebagai
penunjang penelitian, dengan melengkapi atau mencari
data-data yang dibutuhkan dari literature, referensi, majalah,
makalah dan yang lainnya, sehingga memperoleh data-data
yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada kaitannya
dengan masalah penelitian. Peneliti disini dalam melakukan
penelitian tentu tidak terlepas dari adanya pencarian data
menggunakan studi pustaka dengan mencari berbagai data
sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan oleh
peneliti, yaitu dengan menggunakan:
A. Referensi buku
Referensi buku adalah buku yang dapat memberikan
keterangan topik perkataan, tempat pariwisata, data
statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat
orang-orang terkenal.Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam
menggunakan buku-buku referensi dan disebut “koleksi
referensi”, sedangkan ruang tempat penyimpanan disebut
ruang referensi karena sifatnya dapat memberikan petunjuk
harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai
oleh setiap orang pada setiap saat.
B. Internet Searching
Pengumpulan data dengan melengkapi atau mencari
data-data yang dibutuhkan internet, yaitu dari website
maupun blog.Dengan hal ini, upaya penelitian yang
dilakukan pun dapat menjadi baik karena tidak hanya
berdasarkan pemikiran sendiri selaku peneliti melainkan
pemikiran-pemikiran dan pendapat dari para ahli atau
peneliti lainnya. Sehingga bisa dibandingkan serta referensi
70
3.2.2.2 Studi Lapangan
Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang valid dan faktual yang diharapkan
berkenaan dengan penelitian yang dilakukan mencakup
beberapa cara diantaranya yakni:
1. Wawancara Mendalam atau in-depth Interview
Menurut Burhan Bungin menjelaskan mengenai
wawancara mendalam adalah :
“Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana
pewawancara dan informan terlibat dalam
kehidupan sosial yang relatif lama”.
Dan sebagaimana juga dijelaskan oleh Masri
Singarimbun mengenai wawancara mendalam adalah
sebagai berikut :
“Percakapan yang dilakukan oleh pewawancara
dengan cara menyampaikan pertanyaan kepada
responden, merangsang responden untuk
menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya”.
Untuk itu dibutuhkan keterampilan mewawancarai,
motivasi yang tinggi dan rasa aman, artinya tidak ragu
2. Observasi non Partisipan
Menurut Nasution dalam buku Sugiyono
(2009:310) observasi adalah dasar semua ilmu
pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja
berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan
yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan
dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat
jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan
jelas.
3. Dokumentasi
Moleong (2007:161) menjelaskan mengenai
dokumentasi, adapun penjelasannya mengenai
dokumentasi sebagai berikut :
“Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, video dan sebagainya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan“.
Dokumentasi sendiri merupakan salah satu
pengumpul data dimana sumber dokumentasi ini
diperoleh dari beberapa data atau dokumen, laporan,
buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya
72
3.2.3 Teknik Penentuan Informan
3.2.3.1 Informan Penelitian
Menurut Kuswarno menjelaskan mengenai informan
penelitian adalah
“Seseorang yang memberikan informas ikepada orang lain yang belum mengetahuinya. Dalam hal ini ,informan merupakan sumber data penelitian utama yang memberikan informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti”.
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh
peneliti dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling menurut Kriyantono adalah teknik yang digunakan dalam penelitian observasi eksploratoris atau
wawancara mendalam dimana teknik ini dipilih untuk
penelitian yang lebih mengutamakan kedalaman data dari pada
untuk tujuan yang representative yang dapat digeneralisasikan.
Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian
adalah orang-orang pilihan peneliti yang dianggap terbaik
dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada peneliti,
Para informan penelitian tersebut akan disajikan dalam bentuk
Tabel 3.1
Daftar Informan Penelitian
No. Nama Umur Keterangan
1 Edwin Permadi 43 th Orang Tua
2 Rohman Firmansyah 21 th Orang Tua
3 H. Barnas Trisana., SH 69 th Orang Tua
5 Athina Niassrin Muhammad 22 th Remaja
Sumber:Peneliti, 2014
Informan terpilih dari beberapa Orang Tua dan Remaja
Pecandu Alkohol dikota Bandung diatas menggunakan teknik
purposive sampling, dimana tekni kini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat
peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Alasan dipilihnya
informan tersebut karena informan tersebut mempunyai
keterterlibatan dengan permasalahan minuman beralkohol dan
informan ini dapat memberikan informasi apa yang kita
harapkan mengenai pola komunikasi orang tua yang diterapkan
didalam keluarga kepada anak yang akhirnya peneliti dapat
mengetahui pola komunikasi orang tua seperti apa yang
diterapkan, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi
74
3.2.3.2 Informan Kunci ( Key Informan)
Selain menggunakan informan utama, peneliti juga
memakai informan kunci yaitu orang atau orang-orang yang
paling banyak mengetahui informasi mengenai objek yang
sedang diteliti tersebut. Informan kunci adalah mereka yang
mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang
diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama
adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social
yang sedang diteliti (Suyanto,2005:172).
Yang menjadi informan kunci (keyinforman) dalamp
enelitian ini adalah sebagaiberikut :
Tabel 3.2 Informan Kunci
Sumber :Peneliti, 2014
3.2.4 Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada
saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai
pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data menurut
Patton (1980:268) dalam Moleong adalah : “Proses mengatur urutan
data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan satuan
uraian dasar”. (Moleong, 2007:280). Analisis data kualitatif menurut
No. Nama Keterangan
Bogdan dalam Sugiyono yang berjudul memahami penelitian
kualitatif adalah :
“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat di informasikan kepada orang lain.” (Sugiyono, 2012 : 88).
Dalam penelitian diperlukan tahap-tahap penelitian yang
memungkinkan peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan
memiliki langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian.
Tahapan-tahapan ini berguna sebagai sistematika proses penelitian
yang akan mengarahkan peneliti dengan patokan jelas sebagai
gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai analisis data.
Teknik analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut :
1. Reduksi Data (Data reduction)
Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan
kesempurnaan data dan serta kejelasan data. Memilah data
yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan
penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai
dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk
dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh
kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian
sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap
76
sebagai cara untuk dapat memfokuskan pembahasan penelitian
tertentu yang dianggap menunjang.
2. Pengumpulan Data (Data collection): Data yang dikelompok
kan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga
berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan
masalah penelitian.
3. Penyajian Data (Data Display)
Melakukan minterpretasi data yaitu menginter pretasikan apa
yang telahdi interpretasikan informan terhadap masalah yang
diteliti.
4. PenarikanKesimpulan (Conclusion Verification)
Menganalisa hasil kesimpulan, tahap akhir yang diperoleh
dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau
penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh
secaranyata dilapangan. Menganalisa jawaban atas penelitian
yang dilakukan dan berusaha menguatkan yang ada. Tahap ini
mengambil satu intisari yang diperoleh selama penelitian
dilakukan. Dengan penarikan kesimpulan diharapkan seluruh
penelitian dapat tercakup secara menyeluruh pada bagian ini.
Agar mudah di mengerti dan dipahami. Analisa dilakukan
secara kontinu dari pertama sampai akhir penelitian, untuk
mengetahui Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja
5. Evaluasi : Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan
informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat.
Tahap ini dimaksudkan untuk menhindari kesalahan
interprestasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan
yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari
focus penelitian.
Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian
yang ada didalamnya berkaitan satu sama lainnya. Analisis
dilakukan secara kontinu dari pertama sampai akhir penelitiaan,
untuk mengetahui Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja
Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.
3.2.4.1 Uji Keabsahan Data
Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil
penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan
pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,
diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,dan
membercheck. (2005:270).
1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan,
melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data
yang pernah ditemui maupun yang baru.
2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara
78
kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara
pasti dan sistematis.
3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai
sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi
sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah
diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan
dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan
teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu
dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi
waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan
wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi
yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274)
4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan
mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh
dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan
sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan
mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang
memilikipengetahuanumum yang samatentangapa yang sedang
diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review
persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.
(Moleong, 2007:334)
mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa
yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang
diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai
dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
(Sugiyono, 2005:275-276).
Dari penjelasan di atas peneliti memilih membercheck sebagai proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data
agar penelitian data lebih valid, sehingga informasi yang diperoleh
sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini memiliki lokasi yang menjadi lapangan penelitian dari
peneliti serta waktu berlangsungnya penelitian ini, adapun lokasi dan
waktunya sebagai berikut :
3.3.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Bandung. Penelitian yang
dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan
berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.
3.3.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini berlangsung dan dilaksanakan oleh peneliti dengan
menggunakan kurun waktu penelitian selama 6 bulan mulai dari bulan
80
Tabel 3.3
Jadwal Kegiatan Penelitian
Sumber :Peneliti, 2014
No Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 PengajuanJudul 2 Penulisan Bab I
Bimbingan 3 Penulisan Bab II
Bimbingan
4 Pengumpulan Data Lapangan
5 Penulisan Bab III Bimbingan 6 Seminar UP 7 Wawancara 8 Penulisan Bab IV
Bimbingan 9 Penulisan Bab V
Bimbingan
10 PenyusunanKesulur uhan Draft
137
Bab ini merupakan bagian terakhir dari hasil penelitian yang penulis
lakukan. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai simpulan penelitian dan
saran-saran penulis.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV telah diangkat subfokus yang
menjelaskan Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol
Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Proses komunikasi dari keluarga kurang harmonis karena adanya suatu
tekanan dari orang tua dengan anak dan adanya komunikasi perantara
melalui media elektonik tanpa face to face. Proses komunikasi yang penuh
dengan tekanan akan menghasilkan komunikasi yang kurang terbuka
antara orang tua, ketidakharmonisan komunikasi inilah yang membuat
tidak adanya saling pengertian antara orang tua dan anak, dan sedangkan
proses komunikasi melalui perantara media elektronik berlangsung
berjalan kurang kondusif dari pada berkomunikasi secara face to face, karena hanya melalui media eletronik yaitu Handphone, komunikasi ini tidak memungkinkan berjalan secara dialogis dan tidak adanya kontak
138
belaian dari orang tua sehingga anak mudah terpengaruh hal-hal negatif
dalam berprilaku dan anak merasa kehilangan orang tua.
2. Hubungan dari dua keluarga juga mengalamin kurang harmonis, karena
adanya suatu hubungan yang tegang antara orang tua dan anak sehingga
adanya permusuhan serta pertentangan didalam keluarga yang sering
menimbulkan terjadinya suatu konflik didalam keluarga, selain itu juga
kekurangan faktor waktu untuk bertemu juga dapatmenimbulkan suatu
permasalahan pada anak, anak merasa tidak dilindungi dan dibimbing
orang tua secara langsung sehingga anak tidak jelas arah hidupnya dan
anak tidak tahu sampai mana batasan-batasan kesalahannya dimana.
3. Pola komunikasi dari dua keluarga menghasilkan pola komunikasi yang
berbeda, yaitu pola komunikasi Authoritarian dan Permissive, dimana pola
komunikasi Authoritarian ini sikap orang tua untuk menerima kemauan pada anak sangat rendah, namun kontrolnya tinggi, terdapat beberapa
hukuman baik fisik maupun tidak apabila sang anak melakukan kesalahan,
sedangkan pola komunikasi Permissive sikap orang tua untuk menerima sangat tinggi namun kontrolnya sangat rendah, mendukung setiap anaknya
mau karena merupakan terbaik buat anaknya.
5.2 Saran
Setelah penulis menyelesaikan pembahasan pada skripsi ini, maka
pada bab penutupan penulis mengemukakan saran-saran sesuai dengan
5.2.1 Saran Bagi Orang Tua
1. Sebagai orang tua tentunya untuk senantiasa melungkan waktunya
bersama anak. Orang tua harus bisa mengkomunikasikan segala
sesuatunya dengan kedekatan diri kepada anak, bahwa orang tua
bukan hanya sekedar melarang tapi juga harus bisa memberikan
contoh apa yang dibutuhkan anak, selain itu orang tua juga harus
selalu mendukung, memberikan dorongan berupa motivasi
terhadap anak.
2. Orang tua bisa melakukan pendekatan terhadap anak dengan
konteks komunikasi yang mudah diterima dan dipahami oleh anak,
memposisikan anak sebagai orang teman yang selalu menghargai
pendapat anak, sehingga anak memiliki rasa nyaman dan terbuka
dalam setiap komunikasi bersama orang tuanya.
3. Orang tua disarankan mampu memberikan waktu bersama
ananknya, supaya anak itu juga tidak ada merasa kehilangan orang
tuanya, mesikupun orang tuanya ada tapi tidak ada komunikasi,
jadi bahkan meskipun orang tuanya tidak ada ditempat, tapi kalau
komunikasi sering dilakukan, maka anak juga akan merasa orang
tuanya itu ada.
4. Orang tua juga disarankan bisa membentuk dan mengembangkan
140
komunikasi interpersonal yang dilakukan orang tua dalam waktu
kebersamaan bersama keluarga.
5.2.2 Saran Peneliti untuk Selanjutnya
Adapun saran-saran penulis untuk peneliti selanjutnya sebagai
berikut :
1. Peneliti harus lebih spesifik dan mendalam lagi tentang pembahasan
mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu
Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung.
2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya,
disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak
lagi sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakiin baik serta
dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.
3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan
rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni dalam program studi ilmu
Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas
Oleh : M.Reza Pahlevi.H
41810115