• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol (Studi Deskriptif Kualitatif Mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya di Kota Bandung)"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : M.Reza Pahlevi.H

41810115

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)
(3)

SURAT KETERANGAN

PERSETUJUAN PUBLIKASI

Bahwa yang bertanda tangan dibawah ini, penulis dan pihak terkait dalam penelitian ini, Menyetujui :

“Untuk memberikan kepada Universitas Komputer Indonesia Hak Bebas Royalty Nonekslusif atas penelitian ini dan bersedia untuk di online-kan sesuai dengan

ketentuan yang berlaku untuk kepentingan riset dan pendidikan”.

Bandung, Agustus 2014

Penulis

Mohammad Reza Pahlevi Harland 41810115

Mengetahui Pembimbing

Melly Maulin P., S.Sos,. M.Si NIP. 4127.35.30.004

Catatan:

(4)

194

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

DATA PRIBADI

Nama : Muhammad Reza Pahlevi Harland

Tempat, Tanggal Lahir : Batam, 08 September 1991

Jenis kelamin : Pria

Umur : 22 Tahun

Agama : Islam

Alamat : JL. Tubagus Ismail Dalam No 51 Bandung

Telepon : 082119108148

Status : Belum Menikah

Nama Ayah : Robby Harland

Pekerjaan : Wiraswasta

Nama Ibu : Sri Retno Radiani

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat Orang Tua : Tiban Indah Permai Bok M No : 5 Sekupang RT 004/RW

003 Batam

(5)

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2010 - Sekarang Mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi

Kosentrasi Humas Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.

Pindah

Jurusan

2. 2007 – 2010 SMA 4 Negeri Batam Berijazah

3. 1999 – 2002 SMP 20 Negeri Batam Berijazah

4. 1994 – 2000 SD 002 Negeri Batam Berijazah

PENDIDIKAN NONFORMAL

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2005 – 2007 Kursus Music Toyo Plamo Garden Batam -

PELATIHAN DAN SEMINAR

No. Tahun Uraian Keterangan

1. 2007  Peserta Pelatihan Hipnotis di Arcamanik

Bandung

(6)

196

2. 2010  Peserta Kegiatan Seminar Budaya

Preneurship” Mengangkat Budaya Bangsa Melalui Jiwa Entrepreneurship” diadakan oleh Pusat Inkubator Bisnis Mahasiswa Unikom.

 Peserta Kegiatan Table Manner di Hotel

AMAROSA Bandung.

 Peserta Temu Kenal Mahasiswa Baru 2010

FISIP .

 Peserta Dalam Talkshow “Kreatif Menulis, Rejeki Tak Akan Habis”

 Seminar Fotografi

 Seminar “One Day Workshop MC & Radio Annoucher”

Bersertifikat

3. 2011  Peserta Seminar NetPreneur ”Meraih

Peluang Bisnis Melalui Internet”.

 Peserta Kegiatan “ONE DAY WORSHOP MC & RADIO ANNOUNCER” UNIKOM Bandung.

Bersertifikat

4. 2013  Peserta Kegiatan Budaya Komunikasi &

Komunikasikan Budaya

(7)

x

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ... i

LEMBAR PERNYATAAN ... ii

ABSTRAK ... iii

ABSTRACT ... iv

KATA PENGANTAR ... v

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xviii

BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang Masalah ... 1

1.2Pertanyaan Penelitian ... 12

1.2.1 Pertanyaan Penelitian Makro ... 12

1.2.2 Pertanyaan Penelitian Mikro ... 12

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ... 13

1.3.1 Maksud Penelitian ... 13

1.3.2 Tujuan Penelitian ... 13

1.4 Kegunaan Penelitian ... 13

1.4.1 Kegunaan Teoritis ... 13

1.4.2 Kegunaan Praktis ... 14

(8)

xi

1.4.2.2 Kegunaan Bagi Akademik Universitas ... 14

1.4.2.3 Kegunaan Bagi Orang Tua ... 14

1.4.2.4 Kegunaan Bagi Masyarakat ... 15

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN 2.1 Tinjauan Pustaka ... 16

2.1.1 Kajian Penelitian Terdahulu ... 16

2.1.2 Tinjauan Komunikasi ... 19

2.1.2.1 Pengertian Komunikasi ... 19

2.1.2.2 Unsur-unsur Komunikasi ... 20

2.1.2.3 Fungsi Komunikasi ... 22

2.1.3 Tinjauan Komunikasi Interpersonal ... 24

2.1.3.1 Pengertian Komunikasi Interpersonal ... 24

2.1.3.2 Model Komunikasi Interpersonal ... 27

2.1.3.3 Pengertian Pola Komunikasi ... 31

2.1.3.4 Komunikasi Keluarga ... 34

2.1.3.5 Kualitas Komunikasi Interpersonal Dalam Keluarga ... 38

2.1.3.6 Aspek Kualitas Komunikasi Interpersonal Keluarga ... 41

2.1.4 Tinjauan Keluarga ... 44

2.1.4.1 Pengertian Keluarga ... 44

2.1.5 Tinjauan Remaja ... 45

(9)

2.1.6. Tinjauan Orang Tua ... 46

2.1.6.1 Pengertian Orang Tua ... 46

2.1.6.2 Kriteria Orang Tua Efektif ... 47

2.1.7 Tinjauan Alkohol ... 48

2.1.7.1 Pengertian Alkohol ... 48

2.1.7.2 Faktor Yang Menyebabkan Mengkonsumsi Alkohol ... 49

2.1.7.3 Jenis-jenis Alkohol ... 49

2.1.7.4 Jenis Minuman Keras Yang Mengandung Alkohol ... 50

2.1.7.5 Pecandu Alkohol atau Alkoholisme ... 50

2.2 Kerangka Pemikiran ... 51

2.2.1 Kerangka Teoritis ... 51

2.2.2 Kerangka Konseptual ... 56

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN 3.1 Objek Penelitian ... 61

3.1.1 Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung ... 61

3.1.2 Pola Komunikasi Orang Tua ... 62

3.2 Metode Penelitian ... 65

3.2.1 Desain Penelitian ... 66

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.2.2.1 Studi Pustaka ... 68

(10)

xiii

3.2.3 Teknik Penetuan Informan ... 72

3.2.3.1 Informan Penelitian ... 72

3.2.3.2 Informan Kunci ... 74

3.2.4 Teknik Analisi Data ... 74

3.2.4.1 Uji Keabsahan Data ... 77

3.3 Lokasi dan Waktu ... 79

3.3.1 Lokasi Penelitian ... 79

3.3.2 Waktu Penelitian ... 79

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Proses Pendekatan Informan ... ………... 85

4.2 Deskripsi Identitas Informan dan Key Informan... 90

4.2.1 Informan Penelitian ... ……….. 90

4.3 Analisis Deskripsi Hasil Penelitian ... 100

4.3.1 Proses Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol… 101 4.3.2 Hubungan Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol ………… 112

4.3.3 Pola Komunikasi Orang Tua ... 123

4.4. Pembahasan Hasil Penelitian ... 126

4.4.1 Proses Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol .. 127

(11)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ……… 137

5.2 Saran ………... 138

5.2.1 Saran Bagi Orang Tua ……… 139

5.2.2 Bagi Peneliti Selanjutnya ……… 140

DAFTAR PUSTAKA ……… . 141

LAMPIRAN ………..……….. 144

(12)

141

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Budyatna, Ganiem. 2011. Teori Komunikasi Antarpribadi. Kencana Prenada

Media Group. Jakarta.

Bungin, Burhan. 2003. Analisis Data Kualitatif. Jakarta : Raja Grafindo Persada.

Cangara, hafied. 2005. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo

Persada

Cangara, hafied. 2007. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Devito. Joseph A. 1997. Komunikasi Antar Manusia. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.

Darmono. 2006. Toksikologi Narkoba dan Alkohol. Rineka Cipta. Jakarta

Djamarah, S.B. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Dalam Keluarga, Rienka Cipta, Jakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 1989. Kamus Komunikasi. Bandung: Mandar Maju

Gunarsa. 2002. Psikologi Praktis: Anak, Remaja, dan Keluarga. Gunung mulia. Jakarta

Hurlock, Elizabeth B. 1999. Psikologi Perkembangan ( Terjemahan Istiwidayanti & Soedjarwo). Jakarta : Erlangga

Harmoko, 1988. Komunikasi Sambung Rasa, Pustaka Sinar Harapan. Jakarta

(13)

Iriantara, Yosal. 2005. Media Relantions: Konsep, Pendekatan, dan Praktik. Simbiosa Rekatama Media. Bandung.

Kartono, Kartini. 1994. PsikologiUmum. Bandung : CV. Mandar Maju

Moeleong, J. Lexy.2007. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Mulyana, Deddy, 2009. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Mulyana, Deddy. 2002. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung.

Rakhmat, Jalaludin. 1998. Metode Penelitian Komunikasi. PT. Remaja Rosda Karya. Bandung.

Rakhmat, Jalaludin. 2002. Psikologi Komunikasi. Remaja Rosdakarya Bandung.

Rumini, Sundari. 2004. Perkembangan Anak dan Remaja. Rineka Cipta. Jakarta

Suprato, Tommy. 2005. Pengantar Teori Komunikasi. Media Pressindo. Jakarta

Sendjaja, S.Djuarsa. 2004. Pengatar Ilmu Komunikasi. Universitas Terbuka

Senjaya. Jakarta

Singarimbun, Masri, Sofyan Effendy. 1989. Metode Penelitian Survey. Jakarta : LP3ES.

Soekanto, Soerjono. 2003. Sosiologi Keluarga: Tentang Ikhwa: Keluarga,

Remaja, dan Anak. Rineka Cipta. Jakarta.

Suyanto. 2005. Metode Penelitian Sosial: Berbagai Alternatif Pendekatana. Prenada Media. Jakarta.

(14)

143

Wresniro. 1995. Masalah Narkotika dan Zat Aditif. Sinar Grafika. Jakarta.

Willis, S.S. 2005. Remaja dan Masalahnya. Alfabeta, Bandung.

Yusuf, Syamsu. 2007. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Remaja

Rosdakarya. Bandung.

Jurnal dan karya ilmiah:

Ria Dwi Astuti, 2013. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak Penderita

HIV di Muara Angke Jakarta, Unikom, Bandung.

Yuli Setyowati, 2010. Pola Komunikasi Keluarga dan Perkembangan

Emosi Anak. APMD Yogyakarta

Vita Permana S Parathon, 2010. Pola Komunikasi Orang Tua dengan

Anak Indigo, UPN Veteran, Jakarta Timur.

Sumber Internet:

http://mytriaryanti.wordpress.com/minuman-keras/senin/10-maret/21.30 WIB

http://sondix.blogspot.com/2013/08/pengertian-dan-tujuan-observasi.html?m=1/selasa/18-maret/22.00 WIB

http://drugsdisorders.blogspot.com/alkoholisme/minggu/9-maret/20.00 WIB

(15)

v

Segala puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas

rahmat, hidayah, dan karunia-Nya, akhirnya peneliti dapat menyelesaikan Skripsi

ini dengan tepat waktu. Skripsi ini berisikan laporan peneliti untuk syarat

mengajukan penelitian skripsi sebagai tugas akhir.

Dalam menyusun Skripsi ini, peneliti cukup mengalami beberapa

hambatan dan kesulitan. Terbatasnya kemampuan, pengetahuan, dan wawasan

menjadi hambatan besar dalam penyusunan skripsi ini. Namun berkat kerja keras

dan dukungan dari berbagai pihak, pada akhirnya peneliti dapat menyelesaikan

dengan semaksimal mungkin.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak sendirian, banyak pihak yang membantu

hingga penelitian ini selesai, untuk itu pada kesempatan ini, peneliti ingin

mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya untuk Ayahanda dan Ibunda

tercinta yang selalu memberikan doa dan restunya, kasih sayang, cinta, perhatian,

motivasi, dan limpahan materi yang tidak akan pernah terbalas hingga kapanpun

serta adikku yang tersayang Timothy Harland dan Haikal Revanza.

Tidak lupa juga, dengan segala kerendahan hati peneliti mengucapkan

terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Yth. Dr. Ir. Eddy Soeryanto Soegoto selaku Rektor Universitas Komputer Indonesia yang telah membantu peneliti dalam memfasilitasi

(16)

vi

2. Yth. Bapak Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A., Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik periode 2010-sekarang, yang telah

memberikan surat izin surat pengantar untuk penelitian skripsi di Program

Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Komputer Indonesia.

3. Yth. Bapak Drs. Manap Solihat, M.Si., Selaku Ketua Program Studi Ilmu Komunikasi periode 2010-sekarang, telah memberikan pengesahan

pada skripsi untuk disidangkan, juga membimbing peneliti selama

penyusunan skripsi yang telah memberikan arahan, memberikan saran,

kebijaksanaan dan telah meluangkan waktunya untuk membimbing

peneliti serta memberikan motivasi untuk membantu kelancaran dalam

penyusunan Skripsi ini.

4. Yth. Ibu Melly Maulin, S.Sos.,M.Si., Selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Komunikasi, dosen wali dan serta selaku dosen pembimbing skripsi

yang telah memberikan arahan, memberikan saran, kebijaksanaan serta

memberikan motivasi untuk membantu kelancaran dalam penyusunan

proposal penelitian ini dan telah banyak membantu baik saat penulis

melakukan kegiatan perkuliahan.

5. Yth. Staf Dosen Tetap dan Luar Biasa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang telah memberikan ilmu dan pengetahuannya kepada

(17)

6. Yth. Astri Ikawati. A.Md. Kom., Selaku Sekretariat Program Studi Ilmu Komunikasi yang telah banyak membantu daalam mengurus administrasi

yang berkaitan dengan perkuliahan, serta skripsi yang peneliti laksanakan

7. Yth. Ratna Widiastuti., AMd., Selaku Sekretaris Dekan FISIP Universitas Komputer Indonesia Bandung Yang telah membantu semua

keperluan peneliti sebelum dan sesudah peneliti melakukan penyusunan

skripsi ini.

8. Sahabat-sahabat tercinta kosan : Boby, Abhy, Yoga, Dhea, Auladi, Nuzul, Wilman, Jonathan, Aziz yang telah memberikan supportnya, inspirasi persahabatan yang tak pernah kulupakan dan doa selama peneliti

menyusun skripsi, kalian selalu membuatku merasa menjadi seorang yang

sangat spesial bagiku diri ini bukan siapa-siapa jika tidak ada yang spesial

seperti kalian.

9. Sahabat-Sahabatku dikampus: Susan, Ratu, Nunung, Syarah, Agree, Anisa, Eri yang selalu memberiku motivasi, berbagi ilmu, semoga kita

sukses seperti apa yang kita impikan selama ini.

10.Rekan-rekan Humas 3 angkatan 2010, kalian adalah mahasiswa paling keren jangan pernah tua tetaplah seperti pada saat masih kuliah yang selalu

suka becanda.

11.Rekan-rekan Humas dan Jurnalistik angkatan 2010, terima kasih atas

kerja samanya selama ini dan tidak dapat disebutkan satu persatu terima

kasih atas dorongannya sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini.

(18)

viii

12.Sahabat-Sahabat Kota Batam terima kasih sahabat yang sudah memberikan motivasi kepada peneliti dan dan teman-teman yang lainnya

yang tidak bisa disebutkan satu-persatu yang pernah belajar bersama

peneliti, semoga Allah anugerahkan kehidupan yang baik dan semoga

kalian mendapatkan kesuksesan dimasa depan..

13.Dea Hanara, yang selalu memberikan doa serta motivasi untuk peneliti selama menyusun skripsi ini dan pernah membantu tugas perkuliahan

peneliti, semoga Allah membalas semua kebaikanmu.

14.Sahabat SMAN 4 Batam: Dewinta Puspasari, terima kasih sudah mau menjadi seorang sahabat curhat yang paling lama dalam hidup peneliti,

selalu memberikan doa serta motivasi dan teman-teman yang lainnya yang

tidak bisa disebutkan satu-persatu semoga kalian mendapatkan kesuksesan

dimasa depan.

15.Dan Followers di Akun Twitter : Pria Putih, Terima kasih sudah selalu setia dengan akun saya, yang selalu berbagi cerita dan saling memberi

masukan, semoga Allah anugerahkan hubungan percintaan dan

mendapatkan jodoh yang baik untuk kalian semua.

Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian skripsi ini masih diperlukan

penyempurnaan dari berbagai sudut, baik dari segi isi maupun pemakaian kalimat

dan kata-kata yang tepat, oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik

yang membangun untuk kesempurnaan penelitian skripsi ini.

Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang

(19)

semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi peneliti khususnya dan

pembaca umumnya. Semoga semua bantuan, dorongan dan bimbingan yang telah

diberikan itu akan mendapat balasan yang

sepadan dari Allah SWT, Amien.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Agustus 2014 Peneliti

(20)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Anak merupakan aset keluarga yang harus dijaga dengan baik, kelak

anak-anak kita kita akan mnejadi aset bangsa dan negara, yang akan

menentukan masa depan bangsa dan negara tersebut, sehingga diperlukan

bimbingan dan pengawasan yang baik serta ketat untuk menghasiilkan

penerus-penerus yang bermoral baik, berwawawasan jauh serta paham

akan fungsinya sebagai penerus.

Sebelum anak-anak tiba ke tangan pendidik atau guru di sekolah,

keluarga merupakan tempat pertama kali anak belajar, peranan dari fungsi

orang tua berpengaruh besar terhadap kepribadianbdan perkembangan jiwa

anak, peran orang tua menjadi sangat penting kualitas komunikasi anak

sangat dipengaruhi oleh sejauh mana orang tua berkomunikasi kepadanya,

komunikasi akan sukses apabila orang tua memiliki kredebilitas dimata

anakanya. Tanggung jawab orang tua adalaha mendidik anak, maka dari

hal itu yang terjadi kepada oramg tua kepadaanak memberikan suatu

ajaran yang bernilai pendidikan, misalnya yang diajarkan orang tua kepada

anaknya seperti norma agam, norma akhlak, norma sosial, norma etika dan

(21)

Pentingnya peran komunikasi dalam keluarga perlu dibangun dalam

rangka pola pikir anak dan membangun jiwa anak agar sesuai dengan

harapan orang tua. Dalam lingkungan keluarga orang tua berperan sebagai

institusi pendidikan, artinya tidak cukup dengan komunikasi saja, tetapi

didalamnya terjadi komunikasi dalam bidang keagamaan, sosial, dan

perlindungan yang dilakukan orang tua terhadap anak-anaknya disaat

pertumbuhan remaja.

Dalam kehidupan sehari-hari pola komunikasi orang tua sangat

penting untuk perkembangan pertumbuhan remaja yang lebih baik. Pola

komunikasi yang dibangun akan mempengaruhi pola asuh orang tua.

Dengan pola komunikasi yang baik diharapkan akan terciptanya pola asuh

yang baik juga. Hal ini telah membuktikan bahwa betapa pentingnya pola

asuh orang tua dalam keluarga dalam upaya untuk mendidik dan membina

remaja agar tidak terjadinya perlaku-perilaku yang menyimpang dengan

norma-norma yang telah ada. Kegiatan pengasuhan anak akan berhasil

dengan baik jika pola komunikasi yang tercipta dilambari dengan cinta dan

kasih sayang. Perawatan orang tua yang penuh kasih sayang merupakan

faktor yang kondusif untuk mempersiapkan anak menjadi pribadi dalam

anggota masyarakat sehat, namun banyak persoalan muncul ketika pola

komunikasi dalam mendidik yang diterapkan oleh orang tua tidak mampu

menciptakan suasana kehidupan yang efektif baik bagi remaja maupun

didalam keluarga. Suasana kehidupan yang kurang efektif itu, misalnya

(22)

3

Impikasinya adalah ketidakcocokan atai ketidaktepatan orang tua

dalam memilih pola asuh, pola komunikasi yang tidak dialogis dan adanya

permusuhan serta pertentangan didalam keluarga, maka akan terjadi

hubungan yang tegang, kesenjangan demi kesenjangan selalu terjadi, dan

komunikasi yang baik pada akhirnya sukar diciptakan. Tidak semua orang

tua memahami pilihan apa yang diinginkan oleh anaknua disaat remaja,

maka biasanya orang tua sejak awal telah membekali pendidikan,

bimbingan dan arah yang baik agar anaknya berhati-hati dalam pergaulan

dengan kelompok teman sebayanya. Akan tetapi ternyata banyak orang tua

yang tidak memahami. Ketidakpahaman ini kana menyebabkan

kesalahperlakuan orang tua terhadap anak, misalnya terlalu protektif

(melindungi) dengan cara melarang bergaul dengan lawan jenisnya. Hal

ini akan berdampak buruk bagi anak, misalnya remaja mencari

ke4sempatan untuk bergaul atau berpacaran secara sembunyi-sembunyi

tanpa diketahui oleh orang tuanya.

Peneliti melihat adanya faktor penyebab perilaku remaja yang

menyimpang ini biasanya disebabkan tidak adanya perhatian dan curahan

kasih sayang dari orang tua atau juga peraturan-peraturan yang keras

sehingga sang anak tidak diberi kebebasan. Kebanyakan orang tua sering

memberikan kelonggaran dan “serba boleh” kepada anak setiap apa yang

(23)

Banyak yang terjadi disini orang tua cenderung menghindari tanggung

jawab mereka untuk memberikan perhatian serius terhadap persoalan

sehari-hari, misalnya kelalaian dan kurang kontrol orang tua terhadap

anaknya disaat remaja, hal ini dapat menjadi sebab utama terjadinya

perilaku menyimpang pada remaja, dan dapat menyebabkan banyak nya

remaja, dan dapat menyebabkan banyak remaja banyak menghabiskan

waktu di luar bersama teman sebanyanya untuk berkumpul dan bergaul

dengan teman yang dianggapnya mendukung dan memberikan perhatian,

seperti lebih sibuk berkumpul dengan teman-teman sebanyanya, dari pada

berkumpul dengan keluarga.

Agar tidak terjadi hal-hal tersebut, maka seharusnya komunikasi orang

tua dan remaja ditekan kan pada perhatian orang tua pada remaja dan

waktu luang orang tua bagi anak remajanya. Berbagai masalah remaja saat

ini, baik yang berhubungan penyimpangan perilaku minuman beralkohol,

disebabkan antara lain oleh kurang nya perhatian dan bekal yang diterima

anak dari orang taunya. Semua berawal dari masalah kurang komunikasi

antara orang tua dengan anak.

Pola komunikasi yang tidak efektif akan berdampak perilaku-perlaku

yang menyimpang oleh anak disaat pertumbuhan remajanya. Setiap orang

tua mempunyai pola komunikasi yang berbeda-beda dan bervariasi.

Didalam buku Syaiful Djamarah Bahri (2004:1) pola diartikan sebagai

bentuk atau struktur yang tetap, sedangkan komunikasi adalah proses

(24)

5

tepat sehingga pesan yang dimaksud dapahami. Dengan demikian yang

dimaksud dengan pola komunikasi adalah hubungan antara dua orang atau

lebih dalam penerimaan dan pengiriman pesan dengan cara yang tepat

sehingga dapat dipahami.

Menurut Yusuf Syamsu yang dikutp dari Djamarah (2004:51), adapun

macam-macam pola komunikasi orang tua pada anak 3 yaitu :

1. Authoritarian (cenderung bersikap bermusuhan).

Pola komunikasi otoriter ditandai dengan orang tua yang melarang

anaknya dengan mengorbankan otonomi anak. Pola komunikasi

otoriter mempunyai aturan-aturan yang kaku dari orang tua. Dalam

pola komunikasi ini sikap peneriman rendah, namun kontrolnya

tinggi, suka menghukum, bersikap mengkomando, mengharuskan

anak untuk melakukan sesuatu tanpa kompromi , bersikap kaku

dan keras, cenderung emosional bersikap menolak.

2. Permissive (membebaskan)

Pola komunikasi ini ditandai dengan adanya kebebasan tanpa batas

kepada anak untuk berbuat dan berprilaku sesuai dengan keinginan

anak. Pola komunikasi permissive atau di kenal pula dengan pola

komunikasi serba membiarkan adalah orang tua yang bersifat

mengalah, menuruti semua keinginan, serta memberikan atau

(25)

3. Authoritative (demokratis)

Pola ini orang tua mengontrol dan menurut, tetapi dengan sikap

yang hangat, ada komunikasi timbal balik antara orangtua dengan

anak yang dilakukan secara rasional, memberi tahu hal positif dan

negatif, mau mendengarkan keluhan dan perasaan si anak,

sehingga anak mau mengunggkapkan perasaan apa yang

dirasakan, orang tua lebih bersifat sahabat. Pola komunikasi ini

merupakan gabungan dari adanya kontrol yang kuat dan dorongan

yang positif.

Begitu pentingnya faktor komunikasi dalam keluarga ini, salah satu

cara terpenting untuk membantu anak-anak menjadi orang dewasa yang

berarti adalah dengan belajar berkomunikasi pada mereka secara positif.

Keluarga menjadi peran penting pembentukan kepribadian dan tingkah

laku anak.

Pendapat ini diperkuat oleh Arhnardi (1999:248) mengatakan

bahwa suasana rumah yang hangat dan perhatian, pengukuhan,

penghargaan, kasih sayang dan saling percaya akan melahirkan anak-anak

yang kelak hidup dengan nilai-nilai positif pula. Betapa pentingnya pola

komunikasi dalam keluarga yang dapat mempengaruhi perkembangan jiwa

(26)

7

Pola komunikasi orang tua terhadap anak sangat bervariasi. Ada

yang pola komunikasinya menurut apa yang dianggap terbaik oleh dirinya

sendiri saja, sehingga ada yang bersifat menuntut atau mengekang,

memanjakan anak, acuh tak acuh, tetapi ada juga yang dengan penuh cinta

kasih. Perbedaan pola komunikasi orang tua seperti itu dapat berpengaruh

terhadap perbedaan perkembangan emosi anak.

Orang tua harus berkomunikasi tentang bahayanya minuman

beralkohol dengan anak remajanya, dan dapat memberikan penjelasan

secara tepat sehingga anak dapat dimengerti dan menerima informasi

tentang bahayanya minuman beralkohol didalam kehidupan dengan baik.

Komunikasi yang baik dan berjalan lancar diharapkan dapat mengatasi

perilaku yang salah pada salah satunya perilaku penyimpangan dengan

minuman beralkohol dikalangan remaja.

Dalam menyampaikan pendidikan tersebut dapat dilaksanakan

secara fleksibel artinya pola komunikasi apa yang akan dipergunakan agar

para remaja mengerti dan tidak salah persepsi tentang bahayanya minuman

beralkohol, pola komunkasi ini bertujuan untuk meredamkan rasa

keinginan tahuanya terhadap minuman beralkohol.

Minuman beralkohol adalah minuman yang mengandung

etanol.Etanol adalah bahan psikoaktif dan konsumsinya menyebabkan

penurunan kesadaran.minuman keras) adalah minuman yang mengandung

(27)

meskipun, bir, anggur, minuman malt semuanya mengandung alkohol

tetapi tidak minuman keras.Untuk menjadi minuman keras minuman harus

disuling dari salah satu minuman fermentasi yang disebutkan di atas.Juga

tidak semua alkohol etanol (jenis dapat minum) isopropil alkohol adalah

berbeda (alkohol) dan tidak dapat minum.

Alkohol merupakan zat psioaktif yang bersifat adiksi atau

adiktif.Zat psikoaktif adalah golongan zat yang bekerja secara selektif,

terutama pada otak, sehingga dapat menimbulkan perubahan pada

perilaku, emosi, kogitif, persepsi dan kesadaran seseorang dan

lain-lain.Sedangkan adiksi atau adiktif adalah suatu bahan atau zat yang apabila

digunakan dapat menimbulkan kecanduaan dan ketergantungann.Jadi

alkohol adalah suatu zat yang bekerja secara selektif, terutama pada otak,

sehingga dapat menimbulkan perubahan pada perilaku emosi, kognitif,

persepsi dan kesadaran seseorang yang apabila digunakan dapat

menimbulkan kecanduaan atau ketergantungan.1

Salah satu dampak modernisasi dari faktor sosial ekonomi baru ini

cukupnyata di tengah masyarakat kita adalah penyalahgunaan minuman

keras pada kalangan remaja. Bila keadaan ini dibiasakan maka bencana

yang akan terjadi, seperti yang telah diungkapkan oleh Wresniwiro (1996)

mengenai minuman keras yang dapat menimbulkan perubahan tingkah

laku sebagai berikut:

1

(28)

9

“Minuman keras adalah minuman yang mengandung alkohol yang bila dikonsumsi secara berlebihan dan terus-menerus dapat merugikan dan membahayakan jasmani, rohani maupun bagi kepentingan perilaku dan caraberfikir kejiwaan sehingga akibat lebih lanjut akan mempengaruhi kehidupan keluarga dan hubungan dengan masyarakat sekitar”.

Minuman keras saat ini merupakan permasalahan yang cukup

berkembang di dunia remaja dan menunjukan kecenderungan yang

meningkat dari tahun ketahun yang akibatnya dirasakan dalam bentuk

kenakalan-kenakalan perkelahian, munculnya geng-geng remaja,

perbuatan asusila, dan maraknya premanisme pada kalangan remaja.

Kebiasaan meminum alkohol dan generasi muda telah banyak

dibicarakan oleh para ahli dari berbagai dunia.Harapan para remaja agar

dapat dianggap dewasa oleh lingkungan sekitarnya perlu mendapat

perhatian yang serius.Remaja merupakan generasi penerus bangsa yang

memiliki potensi untuk berkembang sesuai dengan harapan masyarakat,

remaja perlu untuk memiliki nilai yang tepat bagaimana mereka

seharusnya berperilaku.

Remaja dalam kelompok teman sebaya merupakan salah satu

bentuk kompensasi peredam konflik yang banyak dilakukan oleh remaja

dalam menghadapi masalah dengan orang tua maupun masalah- masalah

kehidupan.Kehidupan sosial dengan teman sebaya, pengaruh-pengaruh

mereka bertambah pula. Bila terdapat perbedaan antara standard moral

dirumah dan standard kelompok teman sebaya, maka mereka menerima

(29)

Bergabungnya remaja dengan teman sebayanya merupakan suatu

aspek yang positif bagi perkembangan anak, karena dengan teman

sebayanya sangat diperlukan untuk mempelajari pola interaksi sosial yang

dibutuhkan pada masa dewasanya nanti. Sisi lain karena kelompok remaja

tersebut memiliki aturan-aturan yang tidak jarang bertentangan dengan

aturan yang berlaku di keluarga, maka disinilah pengaruh negatif teman

seabaya terhadap para remaja. Tidak sedikit remaja yang berprilaku

menyimpang karena pengaruh teman sebayanya.

Pengaruh teman,lingkungan maupun didalam keluarga menjadi

faktor yang penting pada remaja untuk memulai kecanduaan minuman

beralkohol. Memulai meminum minuman beralkohol merupakan hasil dari

proses pengaruh buruk sosial, di mana orang yang bukan peminum ketika

berhubungan dengan pemabuk (pecandu alkohol) akan mengakibatkan

rasa ketertarikan untuk mencoba meminuman beralkohol tersebut.

Bisa kita lihat atai kita temukan bertebaran warung-warung pinggir

jalan, bisa kita lihat sendiri terdapat di rak-rak minuman botol-botol

minuman beralkohol bercampur dengan minuman ringan lainya. Penjualan

minuman beralkohol setiap tahunya semakin meningkat tidak menutup

kemungkinan jumlah peminum alkohol juga semakin banyak atau

meningkat, seperti munculnya suatu tradisi minum-minuman beralkohol.

Hal ini terbukti ada beberapa warung pinggiran jalanan yang

(30)

11

Bandung, rata-rata mereka memang hanya minum segelas dua gelas

minuman bersoda, namun tentu tidak menutup kemungkinan beberapa

diantara mereka penasaran ingin mencoba Green Sands, Simirnoff, atau Heineken atau BeerBintang yang terpanjang bebas disana, dan tidak menutup kemungkinan hal ini akan berkelanjutan, mereka akan mencoba

minuman keras lainnya yang berkadar alkoholnya lebih tinggi, seperti

Martell, Chivas Regal, Vodka, Black Label, Jack Daniels apabila tidak adanya pengawasan dan bimbingan dari orang tua maka mereka akan

menjadi kecanduaan meminum-minuman beralkohol dan dijadikan suatu

kebiasaan, sehingga mudah dipengaruhi hal-hal yang negatif dan alhasil

didalam kehidupan sosial seseorang remaja ini tidak berjalan dengan

efektif.

Di kota Bandung sendiri minuman beralkohol itu masih tergolong

mudah untuk didapatin. Hasil dari wawancara oleh peneliti kepada Bpk.

Asep Sudarjat (Disperidag) Bandung mengatakan bahwa :

“Segala minuman beralkohol berapapun kadarnya hanya dapat

dijual di kafe, pub, hotel, karoke dan hanya doperboehkan meminumnya

atau dikonsumsi ditempat itu juga tidak diperbolehkan untuk dibawa

keluar”

Namun kenyataan lain, minuman beralkohol tetap saja mudah

ditemukan seperti warung-warung pinggir jalan masih ada aja menjual

(31)

Dari uraian-uraian penjelasan diatas, peneliti tertarik melakukan

penelitiaan untuk mengetahui tentang pola komunikasi orang tua dengan

remaja, dengan judul Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja

Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.

1.2 Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan penelitian merupakan fokus kajian peneliti dalam

melakukan penelitian agar semua pertanyaan dapat terarah dengan baik

secara sistematis dan koheren. Adapun pertanyaan dari penelitan, sebagai

berikut:

1.2.1 Pertanyaan Makro

Dari uraian-uraian penjelasan diatas yang ditelah

dikemukakan dalam latar belakang masalah diatas, maka peneliti

merumuskan pertanyaan makro sebagai berikut. “Bagaimana Pola

Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung ?”

1.2.2 Pertanyaan Mikro

Adapun rumusan masalah tersebut peneliti membuat

pertanyaan mikro sebagai berikut:

1. Bagaimana proses komunikasi Orang tua dengan Remaja

(32)

13

2. Bagaimana hubungan Orang tua dengan Remaja Pecandu

Alkohol di Kota Bandung?

1.3Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang dilakukan pada saat

melakukan penelitian adalah sebagai berikut:

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk mengetahui

Bagaimana Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja Pecandu

Alkohol di Kota Bandung.

1.3.2 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui proses komunikasi Orang Tua dengan

Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui hubungan Orang Tua dengan Remaja

Pecandu Alkohol di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Adapun Kegunaan dari penelitian ini sebagai berikut:

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Diharapkan dengan penelitian ini maka akan berguna untuk

perkembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya, dan khususnya

(33)

1.4.2 Kegunaan Praktis

1.4.2.1 Kegunaan Bagi Peneliti

Peneliti mengharapkan penelitian ini untuk

menerapkan diri peneliti dalam menganalisis Pola

Komunikasi Orang Tua dengan Remaja Pecandu Alkohol di

Kota Bandung.

1.4.2.2 Kegunaan Bagi Akademik Universitas

Penelitian ini diharapkan dapat menambah

pengetahuan dan memberikan gambaran yang berguna

sebagai referensi bagi mahasiswa Ilmu Komunikasi

Universitas Komputer Indonesia mengenai pola

komunikasi.

1.4.2.3 Kegunaan Bagi Orang Tua

Bagi orang tua dapat memberikan gambaran pola

komunikasi orang tua terhadap perilaku remaja pecandu

alkohol, sehingga orang tua dapat memberikan upaya

penanggulangan dan lebih memperhatikan perilaku anak

(34)

15

1.4.2.4 Kegunaan Bagi Masyarakat

Bagi masyarakat dapat memberikan contoh yang

baik dilingkungan eksternal bagi para remaja, sehingga

masyarakat dapat memberikan nilai pendidikan setelah

keluarga dan sekolah dalam upaya penanggulangan

perilaku remaja dengan kecanduaan minuman yang

(35)

61 3.1 Objek Penelitian

3.1.1 Remaja Pecandu Alkohol di Kota Bandung

Maraknya peredaran minuman keras di Indonesia semakin

meningkat, khususnya di kota-kota besar minuman beralkohol itu

masih tergolong mudah untuk didapatin,bisa kita lihat dan dijumpai

hal ini terbukti dari beberapa warung-warung pinggiran jalanandi kota

Bandung yang masih tersedia menjual minuman berkadar alkohol

yang menjadi tempat tongkrongan atau kumpulan remaja-remaja di

kota Bandung, para remaja ini hampir lupa waktu apabila mereka

sedang mengkonsumsi minuman beralkohol dengan ramai-ramai, dan

bisa kita lihat tidak sedikit bagi mereka yang tidak mabuk atau tidak

menyadarkan diri, sehingga mereka lupa dengan apa yang telah

terjadi.

Kejadian ini akan membahayakan bagi seorang remaja yang

mengakibatkan kecanduan pada minuman beralkohol dan hal ini

mengakibatkan menjadi suatu kebiasaan meminum-minuman

beralkohol, sehingga pada kehidupan sosialnya tidak berjalan dengan

efektif, hal ini terbukti dengan munculnya kasus-kasus para remaja di

kota Bandung yang sering mengadakan pesta minuman keras dengan

(36)

62

overdosis terlalu banyak mengkonsumsi mimuman keras ketika

berpesta minuman keras, banyak kasus-kasus penyimpangan sosial

yang terjadi pada para remaja di kota Bandung yang berkaitan dengan

minuman beralkohol, dan hal ini terbukti kuat saat penelitimelakukan

wawancara langsung kepada Ibu. Aiptu Qoriah Kepolisian Wilayah

Bandung Barat mengatakan bahwa :

“Banyak terjadinya kegiatan kriminalitas remaja-remaja dikota Bandung sehabis mengkonsumsi minuman keras, mereka berani melakukan apapun karena dipengaruhi oleh alkohol tersebut”.

Dari perilaku-perilaku remaja yang menyimpang maka

dibutuhkan adanya suatu pola komunikasi yang baik yang dibangun

oleh orang tua agar terciptanya pola asuh yang baik dalam mendidik

seorang anak disaat remaja agar terhindar dan tidak mudah terpengaruh

perilaku-perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang telah ada.

3.1.2 Pola Komunikasi Orang Tua

Objek penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah mengenai

Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja Pecandu Alkohol di Kota

Bandung.Komunikasi orang tua merupakan pembentukan sikap dan

perilaku anak yang berpengaruh pada perkembangan anak disaat

remaja ke dewasa dan disinilah unsur pendidik terhadap anak di

bentuk. Dan salah satu cara adalah dengan berkomunikasi untuk

menanamkan nilai-nilai. Bila hubungan yang di kembangkan oleh

orang tua tidak harmonis misalnya tidak ketepatan orang tua itu sendiri

(37)

konflik antara orang tua dengan sang anak disaat masa pertumbuhan

remajanya yang tidak dapat terelakan begitu juga sebaliknya, jika

orang tua memilih telah memilih pola komunikasi yang tepat maka

konflik-konflik antara orang tua dengan anaknya disaat remaja pun

dapat terelakan.

Peran orang orang tua sebagai orang pertama dalam sebuah

keluarga yang berinteraksi dengan seorang anak sangat memiliki

peranan dalam menentukan pembentukan dan perkembangan mental

anak untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tengah dihadapi oleh

sang anak disaat remaja. Didalam tercakup pemberian kasih sayang,

penerimaan, penyediaan segala kebutuhan anak, aturan-aturan, disiplin

serta mendorong kompetensi kepercayaan diri, dalam menampilkan

model peran yang pantas dan menciptakan suatu lingkungan yang

menarik dan responsive,dan orang tua harus memberikan pendidikan

berupa pengarahandan bimbingan yang berkaitan dengan ilmu

pengetahuan, norma, agama, tatakrama serta masih banyak lagi yang

dapat menentukan perkembangan remaja, serta dapat memberikan

suatu kepercyaan penuh kepada anak agar anak remaja mereka dapat

hidup mandiri secara bertanggung jawab dan jalan di jalan yang benar.

Sekarang ini telah terjadi kemerosotan moral dikalangan remaja,

salah satu bukti nyata bahwa moralitas remaja-remaja di kota

Bandung mengalamin kemerosotan moral dengan semakin banyaknya

(38)

64

Bandung seperti tindakan kekerasan yang muncul atau kegiatan

premanisme, perkelahian dan hingga meminum-minuman keras

bersama teman-teman sebayanya.

Hal ini terlihat jelas terdapat buruknya kualitas komunikasi orang

tua di kota Bandung dalam membentuk perilaku anaknya disaat

remaja, sehinga sang anak mengalamin kemerosotan moral terhadap

kehidupan sosialnya. Di kota Bandung masih banyak orang tua yang

salah dalam mengasuh anaknya, hal yang menyebabkan kesalahan

pola komunikasi orang tua dalam memilih pola asuh anaknya disaat

remaja, ini biasanya mereka lebih cenderung ke otoriter atau

mengekang, ada yang terlalu memberi kebebasan, da nada juga orang

tua yang terlalu sibuk dengan pekerjaannya sehingga sang anak

merasa kekurangan kasih sayang atau perhatian dari orang tuanya.

Orang tua yang cenderung ke otoriter atau mengekang akan

menciptakan hubungan yang tegang, orang tua menggunakan kontrol

tinggi, kekuasaan dan peraturan-peraturan yang dibuat seerta

memaksa anakya untuk menuruti semua yang dikatakan.

Kesalahan pola komunikasi orang tua inilah yang menghasilkan

pola asuh yang buruk yang menyebabkan munculnya kasus-kasus

(39)

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian adalah prosedur yang dilakukan dalam upaya

mendapatkan data ataupun informasi untuk memperoleh jawaban atas

permasalahan penelitian yang telah diajukan. Oleh karena itu, penentuan

tahapan penelitian berikut teknik yang digunakan harus mencerminkan

relevansi dengan fenomena penelitian. Peneliti berpijak dari realitas yang

terjadi dilapangan, yaitu pola komunikasi orang tua dengan remaja pecandu

alkohol di kota bandung.

Penelitian ini menggunakan pendekatan metode kualitatif dengan studi

deskriptif. Dalam definisi yang dikemukakan Sugiyono seperti yang dikutip

dalam bukunya yang berjudul Memahami Penelitian Kualitatif, menyatakan

bahwa :

“Bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah,(sebagai lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data bersifat induktif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari pada generalisasi” (Sugiono, 2009 : 5).

Sementara Deddy Mulyana (2003:159), menyatakan bahwa:

“Metode penelitian kualitatif dalam arti penelitian kualitatif tidak mengandalkan bukti berdasarkan logika matematis, prinsip angka, atau metode statistic. Penelitian kualitatif bertujuan mempertahankan bentuk dan isi prilaku manusia dan menganalisis kualitas-kualitasnya, ahli-ahli mengubah menjadi entitas-entitas kuantitatif.”

Maka penelitian kualitatif selalu mengandaikan adanya suatu kegiatan

proses berpikir induktif untuk memahami realitas, peneliti yang terlibat

(40)

66

memusatkan perhatian pada suatu pristiwa kehidupan sesuai dengan konteks

penelitian.

3.2.1 Desain Penelitian

Dalam melakukansuatu penelitian sangat diperlukan perencanaan

dan perancangan dalam penelitian, agar penelitian dapat berjalan

dengan lancar, baik dan sistematis.

Dalam desain penelitian ini, peneliti melakukan suatu penelitian

dengan pendekatan deskriptif.Penelitian deskriptif merupakan

penelitian yang berusaha mendeskripsikan dan menginterpretasikan

sesuatu, misalnya kondisi atau hubungan yang ada, pendapat yang

berkembang, proses yang sedang berlangsung, akibat efek yang terjadi,

atau tentang kecenderungan yang tengah berlangsung.

Menurut definisi yang dikemukakan oleh Jalaludin Rakhmat

(1998:25) bahwasannya metode penelitian deskriptif adalah:

“Memaparkan situasi atau peristiwa, mengumpulkan informaasi actual secara rinci yang melukiskan gejala yang ada, mengidentifikasikan masalah atau memeriksa kondisi dan praktek-praktek yang berlaku, membuat perbandingan atau evaluasi dan menentukan apa yana dilakukan orang lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman mereka untuk

menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan datang”.

Penelitian deskriptif ini mengamati objeknya, menjelajahi dan

menemukan pengetahuan-pengetahuan sepanjang proses penelitian

lebih jauh dan lebih dalam khususnya pola komunikasi orang tua

(41)

Menurut Jonathan Sarwono pengertian desain penelitian memiliki

pengertian sebagai berikut:

“Desain penelitian bagaikan sebuah peta jalan bagi peneliti yang menuntun serta menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar dan tepat sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan.”

Berdasarkan definisi diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa

desain penelitian merupakan rencana dan struktur penyelidikan

terhadap pengumpulan data sehingga dapat menjawab pertanyaan

dalam penelitian.

Dalam melakukan penelitian diperlukan melakukan perancangan

dan perencanaan. Maka peneliti melakukan langkah-langkah sebagai

berikut:

1. Menetapkan judul yang akan diteliti, sehingga dapat diketahui apa

yang akan diteliti dan menjadi masalah dalam penelitian. Dalam

penelitian ini penulis mengambil judul Pola Komunikasi Orang

Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol Di Kota Bandung. 2. Menetapkan masalah-masalah yang akan dianalisis terhadap suatu

kehidupan masyarakat. Dalam penelitian ini menjadi rumusan

masalah adalah sebagai berikut:

a. Proses komunikasi

b. Hubungan

3. Memberi definisi terhadap subfokus. Penelitian ini hanya terdapat

satu subfokus yaitu pola komunikasi.

(42)

68

5. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini

dengan menggunakan 2 cara, yaitu pengumpulan data melalui

penelitian lapangan seperti wawancara, observasi, dokumentasi dan

penelitian kepustakaan atau data yang di peroleh dari sumber lain,

seperti buku, literatur, ataupun catatan-catatan perkuliahan.

3.2.2 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling

strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah

mendapatkan data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka

peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data

yang di tetapkan. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan,

sebagai berikut:

3.2.2.1Studi Pustaka

Peneliti menggunakan studi kepustakaan yaitu teknik

pengumpulan data menggunakan buku atau referensi sebagai

penunjang penelitian, dengan melengkapi atau mencari

data-data yang dibutuhkan dari literature, referensi, majalah,

makalah dan yang lainnya, sehingga memperoleh data-data

yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada kaitannya

dengan masalah penelitian. Peneliti disini dalam melakukan

penelitian tentu tidak terlepas dari adanya pencarian data

(43)

menggunakan studi pustaka dengan mencari berbagai data

sebagai pendukung dari penelitian yang dilakukan oleh

peneliti, yaitu dengan menggunakan:

A. Referensi buku

Referensi buku adalah buku yang dapat memberikan

keterangan topik perkataan, tempat pariwisata, data

statistika, pedoman, alamat, nama orang, riwayat

orang-orang terkenal.Pelayanan referensi adalah pelayanan dalam

menggunakan buku-buku referensi dan disebut “koleksi

referensi”, sedangkan ruang tempat penyimpanan disebut

ruang referensi karena sifatnya dapat memberikan petunjuk

harus selalu tersedia di perpustakaan sehingga dapat dipakai

oleh setiap orang pada setiap saat.

B. Internet Searching

Pengumpulan data dengan melengkapi atau mencari

data-data yang dibutuhkan internet, yaitu dari website

maupun blog.Dengan hal ini, upaya penelitian yang

dilakukan pun dapat menjadi baik karena tidak hanya

berdasarkan pemikiran sendiri selaku peneliti melainkan

pemikiran-pemikiran dan pendapat dari para ahli atau

peneliti lainnya. Sehingga bisa dibandingkan serta referensi

(44)

70

3.2.2.2 Studi Lapangan

Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang valid dan faktual yang diharapkan

berkenaan dengan penelitian yang dilakukan mencakup

beberapa cara diantaranya yakni:

1. Wawancara Mendalam atau in-depth Interview

Menurut Burhan Bungin menjelaskan mengenai

wawancara mendalam adalah :

“Proses memperoleh keterangan untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil bertatap muka antara pewawancara dengan informan atau orang yang diwawancarai dengan atau tanpa menggunakan pedoman (guide) wawancara, dimana

pewawancara dan informan terlibat dalam

kehidupan sosial yang relatif lama”.

Dan sebagaimana juga dijelaskan oleh Masri

Singarimbun mengenai wawancara mendalam adalah

sebagai berikut :

“Percakapan yang dilakukan oleh pewawancara

dengan cara menyampaikan pertanyaan kepada

responden, merangsang responden untuk

menjawabnya, menggali jawaban lebih jauh bila dikehendaki dan mencatatnya”.

Untuk itu dibutuhkan keterampilan mewawancarai,

motivasi yang tinggi dan rasa aman, artinya tidak ragu

(45)

2. Observasi non Partisipan

Menurut Nasution dalam buku Sugiyono

(2009:310) observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. Para ilmuwan hanya dapat bekerja

berdasarkan data yaitu fakta mengenai dunia kenyataan

yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan

dan sering dengan bantuan berbagai alat yang sangat

jauh (benda ruang angkasa) dapat diobservasi dengan

jelas.

3. Dokumentasi

Moleong (2007:161) menjelaskan mengenai

dokumentasi, adapun penjelasannya mengenai

dokumentasi sebagai berikut :

“Dokumentasi berasal dari catatan peristiwa yang telah berlalu. Dokumen dapat berupa tulisan, gambar, foto, video dan sebagainya. Dokumen sudah lama digunakan dalam penelitian sebagai sumber data karena dalam banyak hal dokumen sebagai sumber data dapat dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan, bahkan meramalkan“.

Dokumentasi sendiri merupakan salah satu

pengumpul data dimana sumber dokumentasi ini

diperoleh dari beberapa data atau dokumen, laporan,

buku, surat kabar, dan juga beberapa bacaan lainnya

(46)

72

3.2.3 Teknik Penentuan Informan

3.2.3.1 Informan Penelitian

Menurut Kuswarno menjelaskan mengenai informan

penelitian adalah

“Seseorang yang memberikan informas ikepada orang lain yang belum mengetahuinya. Dalam hal ini ,informan merupakan sumber data penelitian utama yang memberikan informasi dan gambaran mengenai pola perilaku dari kelompok masyarakat yang diteliti”.

Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan oleh

peneliti dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling menurut Kriyantono adalah teknik yang digunakan dalam penelitian observasi eksploratoris atau

wawancara mendalam dimana teknik ini dipilih untuk

penelitian yang lebih mengutamakan kedalaman data dari pada

untuk tujuan yang representative yang dapat digeneralisasikan.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian

adalah orang-orang pilihan peneliti yang dianggap terbaik

dalam memberikan informasi yang dibutuhkan kepada peneliti,

Para informan penelitian tersebut akan disajikan dalam bentuk

(47)

Tabel 3.1

Daftar Informan Penelitian

No. Nama Umur Keterangan

1 Edwin Permadi 43 th Orang Tua

2 Rohman Firmansyah 21 th Orang Tua

3 H. Barnas Trisana., SH 69 th Orang Tua

5 Athina Niassrin Muhammad 22 th Remaja

Sumber:Peneliti, 2014

Informan terpilih dari beberapa Orang Tua dan Remaja

Pecandu Alkohol dikota Bandung diatas menggunakan teknik

purposive sampling, dimana tekni kini mencakup orang-orang yang diseleksi atas dasar kriteria-kriteria tertentu yang dibuat

peneliti berdasarkan tujuan penelitian. Alasan dipilihnya

informan tersebut karena informan tersebut mempunyai

keterterlibatan dengan permasalahan minuman beralkohol dan

informan ini dapat memberikan informasi apa yang kita

harapkan mengenai pola komunikasi orang tua yang diterapkan

didalam keluarga kepada anak yang akhirnya peneliti dapat

mengetahui pola komunikasi orang tua seperti apa yang

diterapkan, sehingga akan memudahkan peneliti menjelajahi

(48)

74

3.2.3.2 Informan Kunci ( Key Informan)

Selain menggunakan informan utama, peneliti juga

memakai informan kunci yaitu orang atau orang-orang yang

paling banyak mengetahui informasi mengenai objek yang

sedang diteliti tersebut. Informan kunci adalah mereka yang

mengetahui dan memiliki berbagai informasi pokok yang

diperlukan dalam penelitian, sedangkan informan utama

adalah mereka yang terlibat langsung dalam interaksi social

yang sedang diteliti (Suyanto,2005:172).

Yang menjadi informan kunci (keyinforman) dalamp

enelitian ini adalah sebagaiberikut :

Tabel 3.2 Informan Kunci

Sumber :Peneliti, 2014

3.2.4 Teknik Analisis Data

Teknik analisa data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada

saat pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai

pengumpulan data dalam periode tertentu. Analisis data menurut

Patton (1980:268) dalam Moleong adalah : “Proses mengatur urutan

data, mengorganisasikan kedalam suatu pola, kategori, dan satuan

uraian dasar”. (Moleong, 2007:280). Analisis data kualitatif menurut

No. Nama Keterangan

(49)

Bogdan dalam Sugiyono yang berjudul memahami penelitian

kualitatif adalah :

“Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan bahan lain sehingga dapat mudah dipahami, dan temuanya dapat di informasikan kepada orang lain.” (Sugiyono, 2012 : 88).

Dalam penelitian diperlukan tahap-tahap penelitian yang

memungkinkan peneliti untuk tetap berada dijalur yang benar dan

memiliki langkah-langkah yang akan diambil dalam penelitian.

Tahapan-tahapan ini berguna sebagai sistematika proses penelitian

yang akan mengarahkan peneliti dengan patokan jelas sebagai

gambaran dari proses penelitian dan digunakan sebagai analisis data.

Teknik analisis data dilakukan dengan langkah sebagai berikut :

1. Reduksi Data (Data reduction)

Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan

kesempurnaan data dan serta kejelasan data. Memilah data

yang didapatkan untuk dijadikan sebagai bahan laporan

penelitian. Hal ini dilakukan agar data yang didapatkan sesuai

dengan kebutuhan penelitian dan dianggap relevan untuk

dijadikan sebagai hasil laporan penelitian. Data yang diperoleh

kemungkinan tidak sejalan dengan tujuan penelitian

sebelumnya, oleh karena itu penyeleksian data yang dianggap

(50)

76

sebagai cara untuk dapat memfokuskan pembahasan penelitian

tertentu yang dianggap menunjang.

2. Pengumpulan Data (Data collection): Data yang dikelompok

kan selanjutnya disusun dalam bentuk narasi-narasi, sehingga

berbentuk rangkaian informasi yang bermakna sesuai dengan

masalah penelitian.

3. Penyajian Data (Data Display)

Melakukan minterpretasi data yaitu menginter pretasikan apa

yang telahdi interpretasikan informan terhadap masalah yang

diteliti.

4. PenarikanKesimpulan (Conclusion Verification)

Menganalisa hasil kesimpulan, tahap akhir yang diperoleh

dan berusaha membandingkannya dengan berbagai teori atau

penelitian sejenis lainnya dengan data yang diperoleh

secaranyata dilapangan. Menganalisa jawaban atas penelitian

yang dilakukan dan berusaha menguatkan yang ada. Tahap ini

mengambil satu intisari yang diperoleh selama penelitian

dilakukan. Dengan penarikan kesimpulan diharapkan seluruh

penelitian dapat tercakup secara menyeluruh pada bagian ini.

Agar mudah di mengerti dan dipahami. Analisa dilakukan

secara kontinu dari pertama sampai akhir penelitian, untuk

mengetahui Pola Komunikasi Orang Tua dengan Remaja

(51)

5. Evaluasi : Melakukan verifikasi hasil analisis data dengan

informan, yang didasarkan pada kesimpulan tahap keempat.

Tahap ini dimaksudkan untuk menhindari kesalahan

interprestasi dari hasil wawancara dengan sejumlah informan

yang dapat mengaburkan makna persoalan sebenarnya dari

focus penelitian.

Dari kelima tahap analisis data diatas setiap bagian-bagian

yang ada didalamnya berkaitan satu sama lainnya. Analisis

dilakukan secara kontinu dari pertama sampai akhir penelitiaan,

untuk mengetahui Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja

Pecandu Alkohol Di Kota Bandung.

3.2.4.1 Uji Keabsahan Data

Cara pengujian kredibilitas data atau kepercayaan terhadap hasil

penelitian menurut Sugiyono dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan dalam penelitian, triangulasi,

diskusi dengan teman sejawat, analisis kasus negatif,dan

membercheck. (2005:270).

1. Perpanjangan pengamatan, berarti peneliti kembali ke lapangan,

melakukan pengamatan, wawancara lagi dengan sumber data

yang pernah ditemui maupun yang baru.

2. Peningkatan ketekunan, berarti melakukan pengamatan secara

(52)

78

kepastian data dan urutan peristiwa akan dapat direkam secara

pasti dan sistematis.

3. Triangulasi, diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Triangulasi

sumber dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Triangulasi teknik dilakukan

dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan

teknik berbeda. Misalnya data diperoleh dengan wawancara, lalu

dicek dengan observasi, dokumentasi, atau kuesioner. Triangulasi

waktu dilakukan dengan cara melakukan pengecekan dengan

wawancara, observasi,atau teknik lain dalam waktu atau situasi

yang berbeda. (Sugiyono, 2005:270-274)

4. Diskusi dengan teman sejawat, teknik ini dilakukan dengan

mengekspos hasil sementara atau hasil akhir yang diperoleh

dalam bentuk diskusi dengan rekan-rekan sejawat. Pemeriksaan

sejawat berarti pemerikasaan yang dilakukan dengan jalan

mengumpulkan rekan-rekan sebaya, yang

memilikipengetahuanumum yang samatentangapa yang sedang

diteliti, sehingga bersama mereka peneliti dapat me-review

persepsi, pandangan dan analisis yang sedang dilakukan.

(Moleong, 2007:334)

(53)

mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa

yang diberikan oleh pemberi data. Sehingga informasi yang

diperoleh dan akan digunakan dalam penulisan laporan sesuai

dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

(Sugiyono, 2005:275-276).

Dari penjelasan di atas peneliti memilih membercheck sebagai proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data

agar penelitian data lebih valid, sehingga informasi yang diperoleh

sesuai dengan apa yang dimaksud sumber data atau informan.

3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini memiliki lokasi yang menjadi lapangan penelitian dari

peneliti serta waktu berlangsungnya penelitian ini, adapun lokasi dan

waktunya sebagai berikut :

3.3.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di kota Bandung. Penelitian yang

dilakukan tidak terfokus pada satu tempat, tetapi dilakukan

berdasarkan kesepakatan antara peneliti dan informan.

3.3.2 Waktu Penelitian

Penelitian ini berlangsung dan dilaksanakan oleh peneliti dengan

menggunakan kurun waktu penelitian selama 6 bulan mulai dari bulan

(54)

80

Tabel 3.3

Jadwal Kegiatan Penelitian

Sumber :Peneliti, 2014

No Kegiatan

Bulan

Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 PengajuanJudul 2 Penulisan Bab I

Bimbingan 3 Penulisan Bab II

Bimbingan

4 Pengumpulan Data Lapangan

5 Penulisan Bab III Bimbingan 6 Seminar UP 7 Wawancara 8 Penulisan Bab IV

Bimbingan 9 Penulisan Bab V

Bimbingan

10 PenyusunanKesulur uhan Draft

(55)

137

Bab ini merupakan bagian terakhir dari hasil penelitian yang penulis

lakukan. Dalam bab ini juga diuraikan mengenai simpulan penelitian dan

saran-saran penulis.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian pada Bab IV telah diangkat subfokus yang

menjelaskan Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu Alkohol

Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Proses komunikasi dari keluarga kurang harmonis karena adanya suatu

tekanan dari orang tua dengan anak dan adanya komunikasi perantara

melalui media elektonik tanpa face to face. Proses komunikasi yang penuh

dengan tekanan akan menghasilkan komunikasi yang kurang terbuka

antara orang tua, ketidakharmonisan komunikasi inilah yang membuat

tidak adanya saling pengertian antara orang tua dan anak, dan sedangkan

proses komunikasi melalui perantara media elektronik berlangsung

berjalan kurang kondusif dari pada berkomunikasi secara face to face, karena hanya melalui media eletronik yaitu Handphone, komunikasi ini tidak memungkinkan berjalan secara dialogis dan tidak adanya kontak

(56)

138

belaian dari orang tua sehingga anak mudah terpengaruh hal-hal negatif

dalam berprilaku dan anak merasa kehilangan orang tua.

2. Hubungan dari dua keluarga juga mengalamin kurang harmonis, karena

adanya suatu hubungan yang tegang antara orang tua dan anak sehingga

adanya permusuhan serta pertentangan didalam keluarga yang sering

menimbulkan terjadinya suatu konflik didalam keluarga, selain itu juga

kekurangan faktor waktu untuk bertemu juga dapatmenimbulkan suatu

permasalahan pada anak, anak merasa tidak dilindungi dan dibimbing

orang tua secara langsung sehingga anak tidak jelas arah hidupnya dan

anak tidak tahu sampai mana batasan-batasan kesalahannya dimana.

3. Pola komunikasi dari dua keluarga menghasilkan pola komunikasi yang

berbeda, yaitu pola komunikasi Authoritarian dan Permissive, dimana pola

komunikasi Authoritarian ini sikap orang tua untuk menerima kemauan pada anak sangat rendah, namun kontrolnya tinggi, terdapat beberapa

hukuman baik fisik maupun tidak apabila sang anak melakukan kesalahan,

sedangkan pola komunikasi Permissive sikap orang tua untuk menerima sangat tinggi namun kontrolnya sangat rendah, mendukung setiap anaknya

mau karena merupakan terbaik buat anaknya.

5.2 Saran

Setelah penulis menyelesaikan pembahasan pada skripsi ini, maka

pada bab penutupan penulis mengemukakan saran-saran sesuai dengan

(57)

5.2.1 Saran Bagi Orang Tua

1. Sebagai orang tua tentunya untuk senantiasa melungkan waktunya

bersama anak. Orang tua harus bisa mengkomunikasikan segala

sesuatunya dengan kedekatan diri kepada anak, bahwa orang tua

bukan hanya sekedar melarang tapi juga harus bisa memberikan

contoh apa yang dibutuhkan anak, selain itu orang tua juga harus

selalu mendukung, memberikan dorongan berupa motivasi

terhadap anak.

2. Orang tua bisa melakukan pendekatan terhadap anak dengan

konteks komunikasi yang mudah diterima dan dipahami oleh anak,

memposisikan anak sebagai orang teman yang selalu menghargai

pendapat anak, sehingga anak memiliki rasa nyaman dan terbuka

dalam setiap komunikasi bersama orang tuanya.

3. Orang tua disarankan mampu memberikan waktu bersama

ananknya, supaya anak itu juga tidak ada merasa kehilangan orang

tuanya, mesikupun orang tuanya ada tapi tidak ada komunikasi,

jadi bahkan meskipun orang tuanya tidak ada ditempat, tapi kalau

komunikasi sering dilakukan, maka anak juga akan merasa orang

tuanya itu ada.

4. Orang tua juga disarankan bisa membentuk dan mengembangkan

(58)

140

komunikasi interpersonal yang dilakukan orang tua dalam waktu

kebersamaan bersama keluarga.

5.2.2 Saran Peneliti untuk Selanjutnya

Adapun saran-saran penulis untuk peneliti selanjutnya sebagai

berikut :

1. Peneliti harus lebih spesifik dan mendalam lagi tentang pembahasan

mengenai Pola Komunikasi Orang Tua Dengan Remaja Pecandu

Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung.

2. Bagi peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya,

disarankan untuk mencari dan membaca referensi lain lebih banyak

lagi sehingga hasil penelitian selanjutnya akan semakiin baik serta

dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang baru.

3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

rujukan bagi peneliti selanjutnya yakni dalam program studi ilmu

(59)

Remaja Pecandu Alkohol Dalam Membentuk Perilakunya Di Kota Bandung)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh : M.Reza Pahlevi.H

41810115

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

Gambar

Tabel 3.1
Tabel 3.2 Informan Kunci
Tabel 3.3 Jadwal Kegiatan Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil wawancara di atas bahwa telah terjadi komunikasi yang aktif antara anak dengan orang tua, dimana orang tua tidak ingin mencampuri urusan anaknya dan

Tentu saja empat keluarga ini memiliki anak penyandang autis sebagai objek yang paling utama enam informan termasuk ayah, ibu ataupun anggota keluarga yang lain yang

Untuk menambah kajian dalam bidang ilmu komunikasi terutama yang menggunakan metode kualitatif pada khususnya, penelitian ini diharapkan dapat memperoleh

Seperti diketahui, anak indigo memiliki dunia sendiri dan tidak memiliki inisiatif untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena itu dibutuhkan kedekatan emosional antara orang

Autis merupakan gangguan pervasife yang terjadi pada anak pada 2,5 tahun-17 tahun usia perkembangan anak .untuk mengatasi kasus tersebut maka orang tua

Autis merupakan gangguan pervasife yang terjadi pada anak pada 2,5 tahun-17 tahun usia perkembangan anak .untuk mengatasi kasus tersebut maka orang tua

Seperti diketahui, anak indigo memiliki dunia sendiri dan tidak memiliki inisiatif untuk bersosialisasi dengan orang lain, karena itu dibutuhkan kedekatan emosional

Saya menggunakan smartphone dari bangun tidur pukul delapan pagi hingga pukul satu malam, tetapi saya melepaskan smartphone ketika orang tua saya memanggil untuk membantu pekerjaan