• Tidak ada hasil yang ditemukan

Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia Dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Di Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia Dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga Di Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor"

Copied!
101
0
0

Teks penuh

(1)

DESA TEGAL WARU KECAMATAN CIAMPEA KABUPATEN

BOGOR

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S. Kom. I)

Oleh:

Yulia Yusyunita

1110054000012

JURUSAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT ISLAM FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

(2)
(3)
(4)

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1. Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan ini telah saya cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Demikian surat pernyataan ini saya buat denga penuh rasa tanggung jawab.

Jakarta, 31 Desember 2014

(5)

Yulia Yusyunita

Entrepreneur Yayasan KUNTUM Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga di desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.

Dalam pembangunan perekonomian Indonesia saat ini, tingkat pengangguran pemuda masih cukup tinggi, sehingga mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial dipengaruhi oleh tingginya pengangguran diantaranya kemiskinan. dengan meningkatkan semangat kewirausahaan pada setiap individu yang ada di masyarakat. Pengembangan kewirausahaan Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga desa Tegal waru dapat menciptakan masyarakat yang mandiri menjadi landasan karakter budaya lokal yang kuat.

Dalam penelitian ini peneliti memiliki tujuan untuk mengetahui proses entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga dan untuk mengetahui hasil yang diperoleh keluarga desa Tegal Waru dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yaitu pengamatan, wawancara atau study dokumentasi secara mendalam. Agar dapat memperoleh data-data yang akurat, dan menggambarkan fenomena yang terjadi di lapangan.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa program Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia bukan sekedar menciptakan laba tetapi bagaimana mengajak orang memberikan kontribusi pada perbaikan kehidupan masyarakat untuk menggerakkan aktivitas warga desa tegal waru dalam memberikan pelatihan dan keterampilan dalam bidang entrepreneur kepada anggota keluarga desa Tegal Waru termasuk peluang besar dalam meningkatkan ekonomi keluarga untuk bisa mengatasi kemiskinan dan pengangguran.

(6)

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada waktunya

skripsi yang berjudul Entrepreneur Yayasan KUNTUM Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga di Desa Tegal Waru Kecamatan

Ciampea Kabupaten Bogor ini ditulis untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I) jurusan Pengembangan Masyarakat Islam, Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Selain rasa syukur yang mendalam, dalam penyelesaian skripsi ini, izinkanlah penulis menyampaikan rasa hormat dan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang tulus ikhlas telah memberikan bantuan dan dorongan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini, terutama kepada :

1. Prof. Dr. Komaruddin Hidayat, sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Dr. Arif Subhan, MA sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

(7)

4. Bapak Drs. Yusra Kilun , M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktunya dalam penulisan skripsi ini.

5. Bapak Dr.Tantan Hermansah, M.Si, Bapak Tedi Muhtadi, M.Si, Bapak Dicky Andika, M.Si, Bapak Dr. Asep Usmani, M.A, Ibu Nurul Hidayati,S.Ag,M.Pd, Ibu Dra. Rini Laili Prihatini yang telah memberikan Ilmu yang sangat bermanfaat selama saya kuliah di Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi.

6. Kedua orang tua saya tercinta Mamah Mulyani dan Bapak Yasin yang tak pernah berhenti mendo’akan, memotivasi dan memberikan

semangat demi keberhasilan peneliti.

7. Kakaku Tersayang Ririn Meiliana S.Pd dan adik-adik ku, M.Ihsan Sanusi dan Jaza Al-Aufa yang selalu memberikan semangat dan kebahagian kepada penulis.

8. Sahabat-sahabat seperjuangan yang tercinta : Badzlia, Maya, Enci, Mia, Eca, Salamah, Lilis, Nurul, Vivih, Nisa, Nunung, Ika, Desya, Iqbal, Taufik, Ujang, Fikri, Arya, Irfan, Givano, Ade, Hery, Viqih, Rendy,Wawan. Atas segala motivasi kalian yang selalu memberikan semangat kepada penulis, semoga tali sillaturrahmi kita tidak pernah putus sampai kita sukses nanti.

(8)

10.Kepada Sekretaris Desa Ibu Erna yang telah memberikan bantuan dan informasi tentang Masyarakat Desa Tegal Waru

11.Kapada Mba Rara Terimakasih banyak yang tidak pernah letih dan lelah mengantarkan penulis berkeliling kampung Tegalwaru dari RW 01 sampai RW 06 demi keberhasilan peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini

12.Kepada peserta Social Entrepreneur yakni para TKW Hongkong yang tidak pernah peneliti lupakan kenangan bersama kalian : Mba Anna, Mba Martin, Mba Lia, Mba Nurul, dan Mas Dedi yang telah memberikan motivasi dan semangat kepada penulis serta menjadi mitra kerja selama di lapangan.

13.Kepada Masyarakat Desa Tegal Waru yang telah memberikan begitu banyak pelajaran yang bisa di petik dan di aplikasikan oleh penulis.

Akhirnya, peneliti mohon maaf apabila didalam skripsi ini ditemukan banyak kekeliruan dan kekurangan. Semoga karya sederhana ini bergunan dan bermanfaat bagi orang yang membacanya.

Jakarta, 28 Desember 2014

(9)

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Fokus Masalah dan Batasan Masalah ... 6

C. Tujuan Penelitian ... 6

D. Metodelogi Penelitian ... 7

E. Tinjauan Pustaka ... 13

F. Sistimatika Penulisan... 16

BAB II LANDASAN TEORI ... 18

A. Pemberdayaan Masyarakat... 18

1. Definisi Pemberdayaan ... 18

2. Strategi Pemberdayaan Masyarakat ... 20

3. Tujuan dan Proses Pemberdayaan ... 21

B. Pemberdayaan Ekonomi... 23

1. Pengertian Ekonomi ... 23

2. Pola-Pola Pemberdayaan Ekonomi ... 26

3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi ... 27

4. Pendekatan dalam Pemberdayaan Ekonomi ... 30

C. Pemberdayaan Entrepreneurship ... 31

1. Pengertian Entrepreneurship ... 31

(10)

A. Profil Desa Tegal Waru………...…… 37

1. Letak Geografis………... 37

2. Komposisi Penduduk………... 38

3. Mata Pencaharian……….. 40

4. Agama ………..……… 42

5. Pendidikan……… 43

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan………..……… 44

7. Prasarana Prekonomian……… .. ….…….. 45

B. Profil Yayasan Kuntum Indonesia……… . 46

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN……….… 54

A. Temuan………...……...… 54

B. Analisis ……….………..…….. 58

1. Analisis Proses Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam Meningkatkan Ekonomi Keluarga di Desa Tegal waru……….………. 58

2. Analisis Hasil Entrepreneur yang diperoleh Keluarga desa Tegal Waru dalam Pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia……….………... 63

BAB V PENUTUP.………...…… 69

A. Simpulan………..…. 69

B. Saran……….…….... 70

DAFTAR PUSTAKA...………..……..… 72

(11)
(12)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pemberdayaan masyarakat adalah langkah tepat untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan cara menggiatkan pemberdayaan masyarakat dan mengorbankan kepentingan pribadi untuk bergiat memberdayakan masyarakat dan lingkungan sekitarnya. Payne menjelaskan pengembangan masyarakat seperti yang dikutip oleh Edi Suharto adalah salah satu metode pekerjaan sosial yang tujuan utamanya untuk memperbaiki kualitas hidup masyarakat melalui sumber-sumber yang ada pada mereka serta menekankan prinsip partisipasi sosial.1

Bagi Gunawan Sumodiningrat2 “Pemberdayaan merupakan kemampuan atau meningkatkan kemandirian masyarakat dalam kerangka pembangunan nasional. Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang : Pertama, penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat

berkembang. Kedua, peningkatan kemampuan masyarakat dalam membangun melalui berbagai bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, perlindungan melalui pemihakan kepada yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang, dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan.”

1

Edi Suharto, Membangun Masyarakat dan Memberdayakan Rakyat, (Bandung : PT Refika Aditama, 2005), h.37

2

(13)

Sebagai pengembangan masyarakat memungkinkan pemberi dan penerima pelayanan terlibat dalam proses perencanaan, pengawasan dan evaluasi. Pengembangan masyarakat meliputi berbagai pelayanan sosial yang berbasis masyarakat mulai dari pelayanan preventif untuk mencegah anak-anak terlantar sampai pelayanan kuratif dan pengembangan untuk keluarga yang berpendapatan rendah. Sebagai makhluk sosial, seseorang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain.

Dalam kehidupan masyarakat Indonesia terdapat nilai-nilai sosial yang berbentuk kearifan lokal (local wisdom) dan telah menjadi kehidupan sehari-hari.Misalnya, gotong-royong, kekeluargaan, musyawarah untuk mufakat dan toleransi. Nilai-nilai kearifan lokal ini dijalankan tidak semata-mata untuk menjaga keharmonisan hubungan antar manusia, tetapi menjadi bentuk pengabdian manusia kepada sang pencipta. Kearifan lokal inilah yang mendorong manusia berkelompok dan membentuk entitas. Bagi Francis Fukuyama, penulis buku Trust the Social Virtues and the Creation of Prosperity, kearifan lokal merupakan modal sosial yang dipandang sebagai bumbu vital bagi perkembangan pemberdayaan ekonomi masyarakat.3 Termotivasi oleh permasalahan masyarakat muncullah inisiatif untuk menciptakan manfaat ekonomi sehingga berdirilah pemberdayaan entrepreneur

Sejak tahun 1755 ada seorang yang bernama Richard Cantillon, ahli ekonomi Irlandia yang nenek moyangnya berasal dari Prancis dianggap sebagai orang pertama yang menggunakan istilah entrepreneur dan entrepreneurship

3

(14)

dalam karya akbarnya yang berjudul Essai Sur La Nature Du Commerce en General. Bahwasannya seorang entrepreneur sebagai orang yang membayar harga

tertentu untuk produk tertentu untuk kemudian dijualnya untuk harga yang tak pasti, sambil membuat keputusan – keputusan tentang upaya mencapai dan memanfaatkan sumber-sumber daya, dan menerima resiko berusaha.4

Istilah entrepreuner sudah dikenal orang dalam sejarah ilmu ekonomi sebagai ilmu pengetahuan pada tahun 1776, seperti yang dijelaskan oleh Adam Smith, bapak ilmu ekonomi, dalam karya akbarnya yang berjudul An Inquiry into The Nature and The Wealth of Nation, menggambarkan seorang entrepreneur

sebagai seorang individu yang menciptakan sebuah organisasi untuk tujuan – tujuan komersial. Ia mengaitkan peranan sang entrepreneur dengan peranan seorang industrialis. Tetapi, ia juga memandang seorang entrepreneur sebagai seorang yang memiliki pandangan ke depan hingga ia berkemampuan untuk menditeksi permintaan pontensial akan barang dan jasa tertentu.5

Sampai saat ini, dijumpai masih banyak warga masyarakat yang berada dalam kondisi kemiskinan baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan.6

Dalam bangunan perekonomian Indonesia saat ini, tingkat pengangguran pemuda masih cukup tinggi, sehingga mengakibatkan masalah sosial yang cukup tinggi pula. Beberapa masalah sosial dipengaruhi oleh tingginya pengangguran diantaranya kemiskinan, penyalah gunaan narkoba, kriminalitas, pergaulan bebas dan premanisme, jual-beli manusia (human trafficking), dan lain sebagainya.

4

J. Winardi, Entrepreuner dan Entrepreneurship, (Jakarta,Prenada Media,2003), h. 110 5

Ibid,h. 110 6

Soetomo, Strategi-strategi Pembangunan Masyarakat, ( Yogyakarta : PT. Pustaka

(15)

Kondisi tersebut akan mengganggu pembangunan di segala bidang dan stabilitas nasional.

Oleh karna itu Pemberdayaan ekonomi pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi ekonomi di masa mendatang. Yang dibutuhkan saat ini adalah suatu solusi yang dapat membantu mengatasi permasalahan di atas. Salah satu solusi tersebut adalah dengan meningkatkan semangat kewirausahaan pada setiap individu yang ada di masyarakat, terutama kaum muda sebagai tulang punggung bangsa7.

Pengembangan kewirausahaan Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga desa Tegal Waru Kec. Ciampea Kab. Bogor. Dapat menciptakan masyarakat yang mandiri menjadi landasan karakter budaya lokal yang kuat. Kampung Wisata Tegalwaru mempunyai berbagai wirausaha diantaranya : selai kelapa, nata de coco, rumah herbal, handycraft, tas anyaman, daur ulang kertas dan briket. Kampung ini mempromosikan usaha rumahan melalui program pelatiahan entrepreneur yang diadakan oleh Yayasan Kuntum Indonesia. Lebih dari 15.000 pengunjung dari berbagai kota datang untuk mengikuti pelatihan entrepreneur dan belajar bisnis sesuai minatnya masing-masing. Tentu hal ini memberikan tambahan income bagi para pelaku wirausaha karna hubungannya yang intens dan terbukanya pasar dengan berbagai pihak.8

7

Lili Bariadi, dkk., Zakat dan Wirausaha (Jakarta : CED Center for Enterpreneurship Devlopment, 2005), h. 56

8

(16)

Dengan demikian masyarakat Desa serta menanggulangi kemiskinan dan kesenjangan menjadi fenomena yang semakin kompleks, pembangunan pedesaan dalam perkembangannya tidak semata-mata terbatas pada peningkatan produksi pertanian. Pembangunan pedesaan juga tidak hanya mencangkup implementasi program peningkatan kesejahteraan sosial melalui distribusi uang dan jasa untuk mencukupi kebutuhan dasar. Lebih dari itu adalah sebuah upaya dengan sepektrum kegiatan yang menyentuh pemenuhan berbagai macam kebutuhan sehingga segenap anggota masyarakat dapat mandiri, percaya diri, tidak bergantung dan dapat lepas dari belenggu struktural yang membuat hidup sengsara.9

Dan permasalahan di atas mendorong penulis untuk mengadakan penelitian dalam rangka memenuhi tugas skripsi mencapai gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I), pada Fakultas Dakwah Dan Komunikasi Universitas Islam Negri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta. Skripsi ini penulis beri judul : “Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga di Desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten

Bogor.”

B. Fokus dan Batasan Masalah

1. Fokus Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, maka untuk mempermudah dalam penyusunan penelitian dan penulisan skripsi ini agar lebih terarah, jelas,

9

Moelyono Mauled, Menggerakkan Ekonomi Kreatif antara Tuntutan dan Kebutuhan,

(17)

fokus dan tidak meluas, penulis memfokuskan pada Entrepreneur dan Pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia.

2. Batasan Masalah

Sesuai fokus masalah yang dikemukakan di atas, agar penulisan skripsi ini menjadi terstruktur dan tidak melebar maka pembahasan skripsi atau penelitian ini, penulis batasi pada 2 hal yaitu :

1. Bagaimana proses entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga desa Tegal Waru kecamatan Ciampea kabupaten Bogor?

2. Bagaimana hasil entrepreneur yang diperoleh keluarga desa Tegal Waru dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia ?

C. Tujuan Penelitian

Penelitian dengan judul Entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam Pemberdayaan Ekonomi Keluarga di Desa Tegalwaru Kec.Ciampea Kab. Bogor. Adapun yang menjadi tujuan dari penelitian ini, antara lain adalah sebagai berikut:

Tujuan :

1. Untuk mengetahui proses entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor.

(18)

D.Metodologi Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah yang bertujuan untuk memahami suatu fenomena secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomena yang diteliti. Bogdam dan Taylor mendefinisikan pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan prilaku yang dapat diamati secara lansung.10

Pendekatan ini diarahkan pada latar dan individu yang terlibat secara holistik (utuh).Jadi, dalam hal ini tidak boleh mengisolasikan individu atau organisasi ke dalam variabel atau hipotesis, tetapi perlu memandangnya sebagai bagian dari sesuatu keutuhan.Penelitian jenis ini yang lazimnya disebut penelitian deskriptif dimaksudkan sebagai upaya eksplorasi atau klarifikasi mengenai suatu fenomena atau kenyataan sosial.Hasil dari penelitian ini bisa menjadi masukan bagi kegiatan penelitian lebih lanjut.11

Dengan menggunakan pendekatan kualitatif peneliti dapat memperoleh data-data yang akurat, dan menggambarkan fenomena yang ada di lapangan. Seperti kondisi kelompok entrepreneur, mengetahui tentang perubahan yang terjadi dari segi ekonomi keluarga serta peningkatan pendapatan yang akhirnya dapat meningkatkan taraf

10

Lexy J. Meleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2008), Cet. Ke-25,h.5

11

(19)

kehidupan keluarga di desa Tegalwaru setelah bergabung dalam pelatihan atau pembinaan entrepreneur oleh Yayasan Kuntum Indonesia. Dalam hal ini peneliti mengumpulkan data berupa observasi dan wawancara selama berada di lapangan, serta studi dokumentasi. Kemudian data yang diperoleh dianalisis dan dibandingkan dengan teori yang digunakan.

2. Subjek dan Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi subjeknya adalah para entrepreneur desa Tegal Waru yang termasuk dalam pemberdayaan Yayasan. Peneliti menentukan 5 orang entrepreneur yang menjadi subjek penelitian. Sedangkan objek dalam penelitian ini adalah Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru kecamatan Ciampea kabupaten Bogor.

3. Macam dan Sumber Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sumber data yaitu :

a. Data primer

Data primer, yaitu data yang berasal dari hasil wawancara dan hasil pengamatan dilapangan. Data ini terbagi menjadi dua sumber yaitu : 1. Sumber utama, diperoleh secara lansung dilapangan dalam

(20)

melakukan pembinaan serta pelatihan entrepreneur dapat merubah ekonomi keluarga di desa Tegalwaru, Ciampea – Bogor .

2. Sumber umum, yaitu data yang diperoleh lansung dari masyarakat kampung Tegalwaru yang bergabung berwirausaha dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia di desa Tegalwaru Kec.Ciampea - Kab.Bogor.

b. Data Skunder

Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari catatan-catatan, media kabar atau yang berkaitan dengan penelitian dari sumber yang terkait. Berupa foto, video tape, arsip, dan majalah ilmiah. Berasal dari dokumen pribadi Yayasan Kuntum Indonesia kampung wisata tegalwaru.

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mendapatkan data yang objektif maka dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data yang bersifat kualitatif, seperti :

a. Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat secara sistimatik gejala-gejala yang terjadi di lapangan penelitian12

Dalam observasi ini penulis ikut turun ke lapangan berkunjung ke para entrepreneur di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru serta berpatisipasi dalam kegiatan pelatihan di Yayasan Kuntum Indonesia, untuk mendapatkan hasil yang lebih objektif dari setiap kegiatan.

12

(21)

Penulis melakukan pencatatan apa yang bisa dilihat, didengar, serta diraba oleh pancaindra kemudian peneliti tuangkan dalam penulisan skripsi sesuai dengan data yang dibutuhkan.

b.Wawancara

Wawancara. merupakan semacam dialog atau tanya jawab antara pewancara dengan responden atau narasumber dengan tujuan meperoleh jawaban-jawaban yang dikehendaki.13

Untuk keperluan data penelitian ini maka penulis akan mewancarai ketua atau pendamping pelatihan entrepreneur Yayasan KUNTUM Indonesia dengan alasan mereka adalah orang-orang yang memahami dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru. Peneliti mengadakan tanya jawab yang berkenaan dengan proses dan hasil membentuk kelompok entrepreneur dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru kecamatan Ciampea kabupaten Bogor.

c. Studi Dokumen

Dalam studi dokumen ini peneliti mengumpulkan dan mempelajari berbagai macam bentuk data yang diperlukan berupa cacatan harian penulis, makalah, majalah, foto dan sebagainya yang berhubungan dengan kegiatan pembinaan dan pelatihan Entrepreuner di desa Tegalwaru Kec.Ciampea Kab.Bogor. Yang dapat dijadikan bahan analisa untuk hasil dalam penelitian skripsi ini, juga untuk mengetahui segala sesuatu yang ada kaitannya dengan permasalahan yang sedang diteliti.

13

(22)

5. Analisa Data

Langkah yang harus ditempuh setelah pengumpulan data yaitu analisis data.Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang tersedia dari berbagai sumber yaitu dari hasil wawancara peneliti terhadap masyarakat yang bergabung dalam kelopok entrepreneur dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia . dari hasil data yang diperoleh beraneka ragam yaitu dapat dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah berikutnya ialah reduksi datayang dilakukan dengan jalan membuatrangkuman inti atau abstraksi, pada tahap ini peneliti menggabungkan hasil rangkuman wawancara, observasi, dan dokumen-dokumen selama di lapangan. Setelah melakukan abstraksi data disusun dengan tema-tema kemudian dilanjutkan penafsiran sebagai hasil temuan sementara.14

6. Keabsahan Data

untuk menetapkan keabsahan data diperlakukan teknik pemeriksaan. Pelaksanaan tehnik pemeriksaan didasarkan atas sejumlah kriteria tertentu. Ada tiga kriteria yang digunakan yaitu15:

a. Kredibilitas (Drajat Kepercayaan)

Penerapan kriterium derajat kepercayaan (kredibilitas) dengan menggunakan teknik tringulasi sebagai pemeriksaan keabsahan data. Triangulasi adalah temuan-temuan dari satu jenis studi dapat di cek

14

Parker Ian,Psikologi Kualitatif, h.192 15

(23)

pada temuan-temuan yang diperoleh dari jenis studi yang lain.16 Dalam hal ini peneliti akan melakukan cek dan recek data antara data yang didapat melalui dokumentasi, arsip-arsip dan dokumen-dokumen yang ada di Yayasan dengan hasil dari observasi dan wawancara yang akan peneliti lakukan nantinya, dengan begitu keabsahan data yang di dapat oleh peneliti menjadi valid.

b. Keteralihan

Keteralihan sebagai persoalan empiris yang bergantung pada kesamaan antara konteks pengirim dan penerima.17 Untuk melakukan pengalihan tersebut penulis mencari dan mengumpulkan data-data yang akurat selama di lapangan dan harus mengacu pada fokus permasalahan atau penelitian yang sedang penulis teliti. Dengan demikian peneliti dapat bertanggung jawab atas penelitiannya

c. Kepastian

Yaitu apakah hasil penelitian dapat dibuktikan kebenarannya dimana hasil penelitian sesuai dengan data yang dikumpulkan dan dicantumkan dalam laporan lapangan. Hal ini dilakukan oleh peneliti untuk mengetahui bahwa sesuatu itu objektif atau tidak bergantung pada persetujuan beberapa orang terhadap pandangan, pendapat dan penemuan seseorang.18 Dalam penemuan ini maka peneliti harus mendapatkan persetujuan dan kesepakatan dari Dosen Pembimbing agar hasil dapat lebih objektif.

16

Julia Brannen, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar , 2005) Cet. Ke- VI

17

Ibid, h.324

18

(24)

7. Tempat dan Waktu

Penelitian ini dilakukan di Kampung Wisata Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Penelitian dilaksanakan dari tanggal 27 Oktober 2014 sampai 05 Desember 2014. Peneliti menetapkan Kampung Wisata Tegalwaru sebagai lokasi penelitian karena, Kampung Wisata Tegalwaru merupakan salah satu daerah yang dapat memberdayakan warga kampungnya untuk dapat mandiri dan kreatif melalui pelatihan dan pembinaan entrepreuner dapat meningkatkan ekonomi keluarga oleh Yayasan Kuntum Indonesia dan memiliki struktur pengurusan yang jelas.

E. Tinjauan Pustaka

Dalam Penyusunan Skripsi ini sebelum peneliti mengadakan penelitian lebih lanjut kemudian menyusunnya menjadi satu karya ilmiah, maka langkah awal yang peneliti tempuh adalah merangkai terlebih dahulu beberapa karya tulis penelitian yang memiliki tema yang sama dengan yang akan peneliti teliti. Maksud pengkajian ini adalah agar dapat diketahui bahwa apa yang peneliti teliti sekarang tidak sama dengan peneliti sebelumnya.

(25)

Skripsi Pertama

Judul : Pemberdayaan Ekonomi Keluarga (Studi Kasus Kelompok UPPKS Cut Nyak Dien di Kelurahan Pondok Pucung, Kota Tangerang Selatan)

Penulis : Erna Milana 108054000004

Isi Skripsi : Penelitian ini menjelaskan bagaimana praktek perencanaan dalam pemberdayaan Ekonomi Keluarga yang dilakukan UPPKS. Perencanaan yang dilakukan UPPKS pada tahap awal adalah pendekatan kepada warga agar dapat berpatisipasi, dengan melibatkan warga akan mempermudah dalam mengenali masalah yang dihadapi dan mencari alternative kegiatan untuk mengatasi masalah yang ada pada warga.

Universitas : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyratakat Islam

Skripsi Kedua

Judul Skripsi : Analisis Program Social Entrepreneur Wanita terhadap Pengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru Bogor

(26)

Isi Skripsi : Skripsi ini bertujuan untuk melihat pengaruh variabel Program Social Entrepreneur (SE)terhadappengembangan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT) Ciampea Bogor . Variabel yang digunakan dalam penelitian ini meliputi Program SE (Peningkatan kapasitas SDM, pembiayaan usaha mikro berbasis kelompok, pengembangan kelembagaan komunitas, pemupukan modal suwadaya, pembangunan jaringan dan sinergi, pengembangan teknologi informasi tepat guna) dan pengembangan UMKM dengan menggunakan metode Analisis Regresi Berganda Universitas : Sekolah Tinggi Ekonomi Islam TAZKIA Bogor, Jurusan

Bisnis Manajemen Islam

Skripsi Ketiga

Judul : Pelaksanaan Program Raksa Desa Dalam Pemberdayaan Wirausaha di Desa Tarikolot Kec.Citeureup – Kab.Bogor

Penulis : Nurul Zamal (103054028800)

(27)

bertujuan untuk mengetahui apa saja Program Raksa Desa serta dampak yang diharapkan terjadi pada masyarakat khususnya pada wirausaha di Desa Tarikolot. Ternyata pada akhir tahun 2006-2007 kurang efektif karena beberapa faktor seperti pilkades dan kurangnya partisipasi masyarakat Program Raksa Desa di Desa Tarikolot tidak lagi berjalan efektif.

Universitas : Universitas Islam Negri Syarif Hidayatullah Jakarta, Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi Jurusan Pengembangan Masyratakat Islam.

Sedangkan Skripsi yang penulis bahas yaitu fokus terhadap proses pengembangan entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan ekonomi keluarga di desa Tegal Waru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor serta hasil entrepreneur yang diperoleh oleh keluarga di desa Tegal Waru dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia

F.Sistematika Penulisan

Untuk memudahkan pembahasan masalah dalam penelitian ini, penulis berusaha membuat sistematika khusus dengan jalan menggelompokkan berdasarkan kesamaan dan hubungan masalah yang ada.

(28)

BAB II : Tinjauan Teoritis, dalam bab ini menguraikan tentang Pemberdayaan: Definisi pemberdayaan, sttrategi pemberdayaan, tujuan dan proses pemberdayaa. Pemberdayaan Ekonomi: Pengertian ekonomi, langkah-langkah pemberdayaan ekonomi. Entrepreunershi (Kewirausahaan) : Pengertian Entrepreunership (Kewirausahaan), langkah-langkah menuju kewirausahaan.

BAB III : Pada Bab ini terdapat dua sumber yang akan peneliti paparkan. Suber pertama mengenai gambaran umum lokasi Kampung Wisata Tegalwaru Kec.Ciampea, kedua tentang profil Yayasan Kuntum Indonesia

BAB IV : Bab ini berisikan tentang Proses entrepreneur Yayasan Kuntum Indonesia dalam pemberdayaan masyarakat desa tegal waru kecamatan ciampea kabupaten bogor serta hasil entrepreneur yang di peroleh oleh masyarakat desa tegal waru dalam pemberdayaan Yayasan Kuntum Indonesia.

(29)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pemberdayaan

1. Definisi Pemberdayaan

Pemberdayaan merupakan terjemahan dari bahasa inggris yaitu empowerment yang secara harfiah berarti pemberkuasaan. Pemberkuasaan itu sendiri dapat dipahami sebagai upaya memberikan atau meningkatkan kekuasaan (power) kepada pihak yang lemah atau kurang beruntung. Pengertian ini mengasumsikan bahwa kekuasaan sebagai sesuatu yang tidak berubah atau tidak dapat dirubah. Kekuasaan sesungguhnya tidak terbatas pada pengertian di atas. Kekuasaan tidak vakum dan terisolasi.

Secara konseptual, pemberdayaan atau pemberkuasaan (empowerment), berasal dari kata ‘power’(kekuasaan atau keberdayaan). Karenanya, ide utama

pemberdayaan bersentuhan dengan konsep mengenai kekuasaan. Kekuasaan seringkali dikaitkan dengan kemampuan kita untuk membuat orang lain melakukan apa yang kita inginkan, terlepas dari keinginan dan minat mereka.1

Bagi Gunawan sumodiningrat “Pemberdayaan merupakan kemampuan atau

meningkatkan kemandirian masyarakat dalam kerangka pembangunan nasional. Upaya pemberdayaan masyarakat dapat dilihat dari sudut pandang :

1

(30)

Pertama, penciptaan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat

berkembang. Kedua, peningkatan kemampuan masyarakat dalam membangun melalui berbagai bantuan dana, pelatihan, pembangunan prasarana dan sarana baik fisik maupun sosial, serta pengembangan kelembagaan di daerah. Ketiga, perlindungan melalui pemihakan kepada yang lemah untuk mencegah persaingan yang tidak seimbang, dan menciptakan kemitraan yang saling menguntungkan.’2

Bagi Persons “ Pemberdayaan adalah sebuah proses yang membantu orang

menjadi cukup kuat untuk berpatisipasi dalam, berbagi pengontrolan atas, dan mempengaruhi terhadap, kejadian-kejadian serta lembaga-lembaga yang mempengaruhi kehidupannya. Pemberdayaan menekankan bahwa orang memperoleh keterampilan, pengetahuan, dan kekuasaan yang cukup untuk mempengaruhi kehidupannya dan kehidupan orang lain yang menjadi perhatiannya.3

Samuel Paul menyatakan bahwa “pemberdayaan berati pembagian kekuasaan yang adil sehingga meningkatkan kesadaran politis dan kekuasaan yang lemah serta memperbesar pengaruh mereka terhadap proses dan hasil pembangunan. Pemberdayaan pada intinya adalah pemanusiaan.’4

Dengan demikian, pemberdayaan adalah sebuah proses dan tujuan. Sebagai proses, pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat

2

Syamsir Salam dan Amir Fadhillah, Sosiologi Pedesaan , (Jakarta : Lembaga Penelitian Uin Syarif Hidayatullah,2008),h.235

3

Edi Suharto, Membangun Masyarakat dan Memberdayakan Rakyat, (Bandung : PT Refika Aditama, 2005), h.59

4

(31)

kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan. Sebagai tujuan, maka pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial. Yaitu, masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpatisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya.

2. Strategi Pemberdayaan

Dalam beberapa situasi, strategi pemberdayaan dilakukan secara individual. Meskipun pada gilirannya strategi ini pun tetap berkaitan dengan kolektivitas, dalam arti mengkaitkan klien dengan sumber atau sistem lain di luar dirinya. Dalam konteks pekerjaan sosial, pemberdayaan dapat dilakukan melalui tiga aras atau matra pemberdayaan : mikro, mezzo, dan makro.

a. Aras Mikro. Pemberdayaan dilakukan terhadap klien secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention. Tujuan utamanya adalah membimbing atau melatih klien dalam menjalankan tugas-tugas kehidupannya. Model ini sering disebut sebagai pendekatan yang berpusat pada tugas.

(32)

media intervensi. Pendidikan dan pelatihan, dinamika kelompok, biasanya digunakan sebagai strategi dalam meningkatkan kesadaran, pengetahuan, keterampilan dan sikap-sikap klien agar memiliki kemampuan memecahkan permasalahan yang dihadapinya.

c. Aras Makro. Pendekatan ini disebut juga sebagai Strategi Sistem Besar, karena sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas. Perumusan kebijakan, perencanaan sosila, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyrakat, manajemen konflik, adalah beberapa strategi dalam pemberdayaan ini. Strategi Sistem Besar memandang klien sebagai orang yang memiliki kompetensi untuk memahami situasi-situasi mereka sendiri, untuk memilih serta menentukan strategi yang tepat untuk bertindak.5

3. Tujuan Dan Proses Pemberdayaan

Pemberdayaan adalah sebuah tujuan dan proses. Pengertian pemberdayaan sebagai tujuan sering kali digunakan sebagai indikator keberhasilan pemberdayaan sebagai sebuah proses. Pemberdayaan menunjuk pada keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yaitu, masyarakat yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial seperti memiliki kepercayaan diri, mampu menyampaikan aspirasi, mempunyai mata pencaharian, berpatisipasi dalam kegiatan sosial, dan mandiri dalam melaksanakan tugas-tugas kehidupannya. Sebagai proses, maka

5

(33)

pemberdayaan adalah serangkaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami masalah kemiskinan.

Proses dan pencapaian tujuan pemberdayaan di atas dicapai melalui penerapan pendekatan pemberdayaan yang dapat disingkat menjadi 5P, yaitu : Pemungkinan, Penguatan, Perlindungan, Penyokongan, dan Pemeliharaan.6

a. Pemungkinan : menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan potensi masyarakat berkembang secara optimal. Pemberdayaan harus mampu membebaskan masyarakat dari sekat-sekat kultural dan struktural yang menghambat .

b. Penguatan : memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat dalam memecahkan masalah dan memenuhi kebutuhan-kebutuhannya. Pemberdayaan harus mampu menumbuh kembangkan segenap kemampuan dan kepercayaan diri masyarakat yang menunjang kemandirian mereka.

c. Perlindungan : melindungi masyarakat terutama kelompok-kelompok lemah agar tidak tertindas oleh kelompok kuat, menghindari terjadinya persaingan yang tidak seimbang antara yang kuat dan yang lemah, mencegah terjadinya eksploitasi kelompok kuat dan kelompok lemah. Pemberdayaan harus diarahkan pada penghapusan segala jenis diskriminasi dan dominasi yang tidak menguntungkan rakyat kecil.

6

(34)

d. Penyokongan : memberikan bimbingan dan dukungan agar masyarakat mampu menjalankan peranan dan tugas-tugas kehidupannya. Pemberdayaan harus mampu menyokong masyarakat agar tidak terjatuh ke dalam keadaan dan posisi yang semakin lemah dan terpinggirkan.

e. Pemeliharaan : memelihara kondisi yang kondusif agar tetap terjadi keseimbangan distribusi kekuasaan antara berbagi kelompok dalam masyarakat. Pemberdayaan harus mampu menjamin keselarasan dan keseimbangan yang memungkinkan setiap orang memperoleh kesempatan berusaha.

B. Pemberdayaan Ekonomi

1. Pengertian Ekonomi

Pakar-pakar ilmu sosial mempunyai perhatian besar pada masalah penerapan ilmu-ilmu sosial kemasyarakatan seperti ilmu ekonomi, guna memecahkan berbagai masalah sosial. Misalnya, masalah kemiskinan, besar pengaruhnya pada pembangunan, untuk tercapainya kondisi ekonomi masyarakat yang baik perlu adanya pendekatan non direktif (partisipatif). Maka yang harus dilakukan yaitu :7

7

(35)

a) Menumbuhkan keinginan masyarakat untuk berwirausaha bergelut dalam aspek ekonomi, bertindak dengan merancang munculnya diskusi tentang apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.

b) Memberikan informasi tentang pengalaman kelompok lain yang telah sukses dari sejahtera

c) Membantu masyrakat untuk membuat analisis situasi usaha yang prospektif secara sistematik tentang hakekat dan penyebab dari masalah berbisnis.

d) Menghubungkan masyarakat dengan sumber yang dapat dimanfaatkan.

J.M Keynes menyatakan, “bahwa cacat utama dari masyarakat ekonomi

tempat kita hidup adalah kegagalannya untuk memberikan kesempatan kerja penuh dan kesewenangannya dalam distribusi pendapatan dan kekayaan yang tidak merata.8

Bagi Sayogyo “ bahwa untuk menggerakkan ekonomi masyarakat yang

bermula pada pada komunitas lokal, ada 3 syarat terlebih dahulu yang harus dipenuhi yaitu :9

Pertama, restrukturisasi kelembagaan ekonomi masyarakat sebagai dasar

komunitas. Hal ini sebagai tatanan dasar ekonomi yang mengatur kehidupan komunitas perlu diorentasikan

Kedua, meninjau kembali segala kebijakan yang memperlemah ekonomi

masyarakat, dan menggantinya dengan kebijakan yang lebih memihak pada upaya

8

Munandar Soelaeman, Ilmu Sosial Dasar, (Bandung : PT.Refika Aditama,2008).h.240 9

(36)

peningkatan keberdayaan ekonomi masyarakat desa untuk memperbaiki nasib sendiri.

Ketiga, pada aras program , pendekatan top-down harus segera diganti

pendekatan botton-up, yang tercermin dari mekanisme pengambilan keputusan dana penyelenggaraan program. Istilah program pemberdayaan ekonomi masyarakat seharusnya tidak lagi berkonotasi program masuk desa, melainkan program dari desa.

Dari asumsi-asumsi di atas, lahirlah hak, nilai dan keyakinan dalam ekonomi masyarakat yang harus dihormati, antara lain yaitu :

a) Hak menentukan keputusan-keputusan yang mempengaruhi kesejahteraan mereka. Hak ini muncul karena adanya keyakinan bahwa masyarakat memiliki realibilitas (kemampuan) memecahkan masalahnya sendiri dalam ekonomi.

b) Masyarakat mempunyai hak untuk berusaha menciptakan lingkungan yang diinginkannya dan menolak suatu lingkungan sesuai keinginan ini tetap didasari ketenangan dan ketentraman lingkungan lainnya, mengingat dalam diri masyarakat telah terjadi interaksi sosial aktif dan adaptif.

(37)

masyarakat itu guna memperhatikan karakteristik komunitas masyarakat pada umumnya.

Pemberdayaan ekonomi masyarakat pada hakikatnya merupakan suatu proses yang dinamis, artinya perubahan yang terjadi menuntut adanya dinamika masyarakat dalam meningkatkan income per capita untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari guna mengantisipasi dan mempersiapkan kondisi ekonomi di masa mendatang.

2. Pola-pola Pemberdayaan Ekonomi

Elly Irawan menjelaskan bahwasannya “pola-pola pemberdayaan ekonomi

masyarakat mempunyai cirri-ciri atau unsur-unsur pokok sebagai berikut :10

a) Mempunyai tujuan yang hendak dicapai b) Mempunyai wadah kegiatan yang terorganisir

c) Aktivitas yang dilakukan terencana, berlanjut, serta harus sesuai dengan kebutuhan dan sumber daya setempat.

d) Ada tindakan bersama dan keterpaduan dari berbagai aspek yang terkait

e) Ada perubahan sikap pada masyarakat sasaran selama tahap-tahap pemberdayaan.

f) Menekankan pada peningkatan partisipasi masyarakat dalam ekonomi terutama dalam wirausaha.

10

(38)

g) Ada keharusan membantu seluruh lapisan masyarakat khusunya masyarakat khususnya masyarakat lapisan bawah. Jika tidak, maka solidaritas dan kerjasama sulit tercapai.

h) Akan lebih efektif bila program pengembangan masyarakat pada awalnya memperoleh bantuan dan dukungan pemerintah. Selain itu sumber-sumber dari organisasi sukarela non-pemerintah harus dimanfaatkan.

Dengan demikian pola-pola pemberdayaan ekonomi masyarakat bukan sekedar diartikan sebagai keharusan masyarakat untuk mengikuti suatu kegiatan, melainkan dipahami sebagai konstribusi mereka dalam setiap tahapan yang mesti dilalui oleh suatu program kerja pemeberdayaan ekonomi masyarakat. Terutama dalam tahapan perumusan kebutuhan yang harus dipenuhi asumsinya bahwa masyarakatlah yang paling tahu kebutuhan permasalahan yang mereka hadapi.

3. Strategi Pemberdayaan Ekonomi

Secara umum, pemberdayaan ekonomi masyarakat dapat dibagi menjadi empat strategi, yaitu :11

a) The Growth Strategy : Penerapan strategi pertumbuhan ekonomi masyarakat pada umumnya dimaksudkan untuk mencapai peningkatan pendapatan yang cepat dalam nilai ekonomis melalui peningkatan pendekatan perkapita penduduk, produktivitas, sektor pertanian,

11

(39)

permodalan dan kesempatan kerja yang dibarengi dengan kemampuan konsumsi masyarakat, terutama di pedesaan.

b) The Walfare strategy : strategi kesejahteraan ini pada dasarnya dimaksudkan untuk memperbaiki kesejahteraan masyarakat.

c) The responsive strategy : strategi ini merupakan reaksi terhadap startegi kesejahteraan melalui pengadaan tekhnologi serta sumber-sumber yang sesuai bagi kebutuhan proses pembangunan.

d) The Integrated or Holistic Strategy : Dalam strategi ini, terdapat tiga prinsip dasar sebagai konsep kombinasi dari unsure-unsur pokok ketiga strategi di atas, yaitu :

1. Persamaan, keadilan, pemerataan dan partisipasi merupakan tujuan yang secara eksplisit harus ada dari tiga startegi yang menyeluruh maka badan publik yang ditugasi harus melakukan untuk melaksanakan harus :

a. Memahami dinamika sosial masyarakat sebagai intervensinya b. Intervensi dilakukan untuk memperkokoh kemampuan

masyarakat sendiri dalam memecahkan masalah yang dihadapiny, serta untuk mengambil langkah-langkah instrumental yang membutuhkan kemampuan aparatur untuk melakukan intervensi sosial

(40)

pemimpin yang kuat komitmen pribadinya terhadap tercaapainya tujuan strategi holistic tersebut, yakni untuk :

a. Menentukan arah nilai organisasi, energy dan proses menuju strategi.

b. Memelihara integritas organisasi yang didukung oleh institusional leadership.

3. Keterllibatan badan publik dan organisasi sosial secara terpadu, maka memerlukan suatu pedoman untuk memfungsikan organisasi yang bertugas antara lain :

a. Membangun dan memelihara perspektif menyeluruh

b. Melaksanakan rekutmen dan pengembangan pimpinan kelembagaan, dan

c. Membuat mekanisme kontrol untuk mengatur saling berkaitan antara organisasi formal dan informal melalui system management startegis.

(41)

kesejahteraan masyarakat, bukan sekedar menaikkan pendapatan satu kelompok saja12

4. Pendekatan dalam Pemberdayaan Ekonomi

Pendekatan pemberdayaan ekonomi dapat dibagi pada tiga pendekatan, yaitu :13

a) Pendekatan yang memandang masyarakat yang menjadi sasaran proses diffusi.

b) Pendekatan dilakukan dengan memberikan ransangan dan motivasi kepada masyarakat yang dijadikan sasaran diffusi untuk memikirkan problem dan menemukan pemecahan yang terbaik untuk problem yang mereka hadapi, jadi sasaran diperlakukan sebagai subyek sasaran.

c) Kombinasi dari pendekatan di atas, pada pendekatan ini masyarakat selain dipandang sebagai kelompok manusia yang perlu dituntun kejalan yang tepat, juga diberi kesempatan yang luas untuk memikirkan dan merancang pengembangan potensi mereka sendiri.

12 Ibid 13

(42)

C. Pemberdayaan Entrepreunership

1. Pengertian Entrepreneurship

Istilah kewirausahaan berasal dari terjemahan entrepreneurship, yang dapat diartikan sebagai “the backbone of economy”, yaitu pengendali perekonomian suatu bangsa. Secara epistemologi, kewirausahaan merupakan nilai yang diperlukan untuk memulai suatu usaha atau proses dalam mengerjakan sesuatu yang baru dan berbeda.

Pandangan ahli ekonomi, wirausaha adalah orang yang mengombinasikan faktor-faktor produksi seperti sumber daya alam, tenaga kerja, material, dan peralatan lainnya untuk meningkatkan nilai yang lebih tinggi dari sebelumnya. Wirausaha juga merupakan orang yang memperkenalkan perubahan-perubahan, inovasi dan perbaikan produksi lainnya. Dengan kata lain wirausaha adalah seseorang atau sekelompok orang yang mengorganisasikan faktor-faktor produksi, sumber daya alam, tenaga, modal, dan keahlian untuk tujuan memproduksi barang dan jasa.14

Marzuki Usman bahwa wirausaha adalah seseorang yang memiliki kemampuan dalam menggunakan dan mengombinasikan sumber daya seperti keuangan, material, tenaga kerja, keterampialan untuk menghasilkan produk, proses prosuksi bisnis dan organisasi usaha baru. Wirausaha seorang yang

14

(43)

memiliki kombinasi unsur-unsur internal yang meliputi, visi, komunikasi, optimisme, dorongan, semangat, dan kemampuan memanfaatkan peluang usaha.15

Bagi Thommas W. Zimmerer kewirausahaan adalah penerapan kreativitas dan inovasi untuk memecahkan masalah dan upaya untuk memanfaatkan peluang yang dihadapi setiap hari. Kewirausahaan merupakan gabungan dari kreativitas, inovasi, dan keberanian menghadapi risiko yang dilakukan dengan cara kerja keras untuk membentuk dan memelihara usaha baru. Kreativitas diartikan sebagai kemampuan mengembangkan ide-ide dan menemukan cara-cara baru dalam memecahkan persoalan dan menghadapi peluang. Sedangkan Inovasi, diartikan sebagai kemampuan menerapkan kreativitas dalam rangka memecahkan persoalan dan peluang untuk meningkatkan dan memperkaya kehidupan. 16

Richard Cantillon mengatakan bahwa wirausaha adalah orang yang spesialis dalam mengambil resiko. Pekerja yang ‘yakin’ bekerja dengan membeli

output untuk maksud menjualnya kembali sebelum para consumer menyadari berapa besar harga yang pantas bagi mereka untuk membayarnya. Para pekerja ini menerima pemasukan yang terjamin (sekurangnya dalam jangka pendek), sementara wirausaha memikul resiko yang disebabkan oleh fluktuasi dan di pasar konsumsi. Istilah wirausaha merupakan sebutan bagi para pedagang yang membeli barang di daerah-daerah yang kemudian menjualnya dengan harga yang tak pasti.17 Seseorang yang memiliki bakat kewirausahaan dapat mengembangkan

15

Ibid, h.16 16

Suryana, Kewirausahaan Pedoman Praktis: Kiat dan Proses Menuju Sukses, h.16 17

(44)

bakatnya melalui pendidikan. Mereka yang menjadi wirausaha adalah orang-orang yang mengenal potensi dan belajar mengembangkannya untuk menangkap peluang serta mengorganisasi usaha dalam mewujudkan cita-citanya. Oleh karna itu, untuk menjadi wirausaha yang sukses, memiliki bakat saja tidak cukup, tetapi juga harus memiliki pengetahuan mengenai segala aspek usaha yang akan ditekuninya.

Dilihat dari perkembangannya, sejak awal abad ke-20, kewirausahaan sudah diperkenalkan di beberapa negara, misalnya di Belanda dikenal dengan “ondernemer” dan di Jerman dikenal dengan dengan “unternehmer”. Di

beberapa negara, kewirausahaan memiliki banyak tanggung jawab, antara lain tanggung jawab dalam mengambil keputusan yang menyangkut kepemimpinan teknis, kepemimpinan organisasi dan komersial, penyediaan modal, penerimaan dan penanganan tenaga kerja, pembelian, pemasangan iklan, dan lain-lain. Kemudian, pada tahun 1950-an, pendidikan kewirausahaan mulai dirintis di beberapa negara seperti di Eropa, Amerika, dan Kanada. Bahkan, sejak tahun 1970-an, banyak universitas yang mengajarkan kewirausahaan, menejemen usaha kecil atau menejemen usaha baru. Pada tahun 1980-an, hampir 500 sekolah di AS memberikan pendidikan kewirausahaan. Di Indonesia, pendidikan kewirausahaan masih terbatas pada beberapa sekolah atau perguruan tinggi tertentu.18

Pada mulanya kewirausahaan berkembang dalam bidang perdagangan, namun kemudian diterapkan di berbagai bidang lain seperti industri, perdagangan, pendidikan, kesehatan, dan seperti institusi lainnya. Di bidang bisnis, misalnya,

18

(45)

perusahaan sukses dan memperoleh peluang besar karna memiliki kreatifitas dan inovasi. Melalui proses kreatif dan inovatif, wirausaha menciptkan nilai tambah atas barang dan jasa. Nilai tambah barang dan jasa yang menciptakan melalui proses inovatif dan kreatif banyak menciptakan keunggulan, termasuk keunggulan bersaing.

Ada empat strategi yang biasanya digunakan wirausaha dalam menghadapi lingkungan eksternal, yaitu : (1) Berada pertama di pasar dengan produk dan jasa baru, (2) Memosisikan produk dan jasa tadi dalam relung yang tidak terlayani, (3) Memfokuskan produk dan jasa tadi pada relung yang kecil tetapi bisa tertahan, (4) Mengubah karakteristik produk, pasar, dan industri.

2. Langkah – Langkah Menuju Wirausaha

Dari beberapa pengertian tentang entrepreneurship dan social entrepreneur di atas, dapat disimpulkan bahwa peran social entrepreneur dalam perekonomian masyarakat sangat signifikan. Usaha tersebut merupakan model pencaharian masyarakat kebanyakan. Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan, dan aktif dalam proses pembangunan nasional demi tujuan-tujuan sosial.

(46)

ada di masyarakat. Dalam rangka mempermudah dan memperlancar proses pemberdayaan ekonomi masyarakat.19

Untuk memberdayakan industri kecil seperti industri rumahan terutama untuk memperbesar peranannya dalam struktur perekonomian nasional, maka langkah-langkah berikut dipertimbangkan sebagai strategi :

Pertama, peningkatan akses kepada akses produktif. Masalah yang

mendasar dalam rangka perluasan iklim usaha dan pemberdayaan wirausaha ini akses kepada dana. Akses kepada modal harus diartikan sebagai keterjangkauan, yang memiliki dua sisi ada pada saat diperlukan dan di sisi yang lain dalam jangkauan kemampuan untuk memanfaatkannya. Selain itu yang lebih penting dalam meningkatkan akses produksi adalah akses kepada tekhnologi. Akses kepada tekhnologi ini terkait dengan peningkatan keterampilan teknik produksi, teknik pemasaran, dan teknik manajerial. Karna itu, peningkatan pelatihan-pelatihan untuk memperkuat keterampilan tersebut bagi industri kecil seperti industri rumahan sangat diperlukan.

Kedua, memperkuat posisi transaksi dan kemitraan usaha antara indutri

kecil dan industri menengah /besar. Peningkatan posisi tawar ini bisa dilakukan melalui pengembangan dan pembangunan prasarana dan sarana perhubungan yang akan memperlancar pemasaran produknya.

19

(47)

Ketiga, kebijaksanaan pengembangan industri harus mengarah pada penguatan industri kecil. Proses indutrialisasi harus mengarah ke pedesaan dengan memanfaatkan potensi setempat.

Keempat, kebijaksanaan ketenagakerjaan yang merangsang tubuhnya tenaga kerja mandiri sebagai cikal-bakal wirausaha yang kuat dan saling menunjang. Dalam rangka itu secara luas harus disediakan pelatihan keterampilan teknis, menejemen dan perdagangan, termasuk pengetahuan mengenai pasar serta cara untuk memperoleh pendanaan.

(48)

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI WILAYAH DAN PROFIL YAYASAN

KUNTUM INDONESIA

A. Profil Desa Tegal Waru

1. Letak Geografis

Desa Tegal Waru merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Desa Tegal Waru memiliki luas wilayah 338,843 Ha, berada di ketinggian 200 - 500 mil diatas permukaan laut umumnya merupakan Daerah Agraris Pertanian Suhu rata-rata harian di daerah Desa adalah 25-35 oC. dengan batas-batas wilayah sebagai berikut :1

a. Sebelah utara : Berbatesan dengan Desa Bojong Jengkol b. Sebelah Selatan : Berbatesan dengan Desa Cinangka

c. Sebelah Barat : Berbatesan dengan Desa Bojong Rangkas d. Sebelah Timur : Berbatesan dengan Desa Bojong Jengkol

Desa Tegal Waru merupakan tempat wisata yang sangat unik, keunikannya bukan hanya sekedar kental akan nuansa pedesaanya, tapi di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru (KWBT) para wisatawan dapat belajar dan melihat lansung proses produksi dari sebuah usaha berbasis home industry. Nama Tegalwaru berasal dari sebuah nama sebuah desa

1

(49)

yang berada di kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor. Desa ini terkenal sebagai lumbung berbagai produksi pertanian serta wirausaha.

Orbitasi ( Jarak Dari Pusat Pemerintahan) :

a. Jarak Antara Pemerintahan Desa ke Ibu Kota Kecamatan : 3Km b. Jarak Antara Pemerintahan Desa ke Ibu Kota Kabupaten : 25Km c. Jarak Antara Pemerintahan Desa ke Ibu KotaPropinsi : 60Km d. Jarak Antara Pemerintahan Desa ke Ibu Kota Negara : 40Km

2. Koposisi Penduduk

Penduduk desa Tegal Waru hingga saat ini tercatat sebanyak 12.315 jiwa, Dan jumlah Penduduk Pria dan wanita di desa Tegal Waru dapat dilihat berdasarkan jenis kelamin dalam tabel berikut :

Tabel 1

Penduduk Desa Tegal Waru Berdasarkan Jenis Kelamin

Sumber : Laporan Penanggung Jawaban Kepala Desa Tegal Waru Tahun 2013

Berdasarkan tabel 2 di atas jumlah penduduk wanita lebih banyak sebesar 6.162 jiwa sedangkan Laki-laki sebanyak 6.153 jiwa. Jika dilihat perbandingan jumlah penduduk dengan luas wilayah yang ada, desa Tegal Waru merupakan wilayah berpenduduk jarang (kurang padat).

No Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa)

1 Pria 6.153

2 Wanita 6.162

(50)

Dilihat dari kelompok usia, penduduk desa tegal waru, dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2

Komposisi Penduduk Desa Tegal Waru Berdasarkan Usia

No Kelompok Umur Jumlah Jiwa Jumlah

Laki-Laki Perempuan

Sumber : Laporan Penanggung Jawaban Kepala Desa Tegal Waru Tahun 2013

(51)

3. Mata Pencaharian

Desa Tegal Waru terdiri dari 3.209 Kepala Keluarga (KK) yang terdiri 6 Rukun Warga (RW) dan 38 Rukun Tetangga (RT), Penduduk desa Tegal Waru mempunyai mata pencaharian beraneka ragam mulai dari petani hingga menjadi saudagar kaya seperti pedagang besar maupun pedagang kecil. Tabel berikut ini menjelaskan mata pencaharian masyarakat desa Tegal Waru sebagai berikut :

Tabel 3

Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

No Jenis Pekerjaan Laki-Laki Perempuan

1. Petani 250 Orang -

2. Buruh Tani 306 Orang 80 Orang

3. Buruh Migran 670 Orang 702 Orang

4. Pegawai Negeri Sipil 70 Orang 50 Orang 5. Pengrajin Industri Rumah Tangga 510 Orang 300 Orang

6. Pedagang Keliling 128 Orang 102 Orang

7. Peternak 12 Orang -

Jumlah 2.342 Orang 1.338 Orang

(52)

Tabel 4

Jumlah Penduduk Berdasarkan RW dan Jenis Entrepreneur

RW Home Industri Jumlah

01 Pengrajin Anyaman, Bambu Bilik, Produksi Tas, Industri accesoris dan Industri krupuk

5 Industri

02 Industri Pandai Besi, Industri Sendal 2 Industri 03 Industri Obat-obat Herbal, dan Tananama Hias 2 Industri 04

Industri Selai Kelapa, Nata de coco, dan Pembiakan Ikan patin, Industri Wayang Golek dan Ternak Sapi

5 Industri 05 Kecap, cuka, saus, minuman orson, dan

produksi ikan pindang

5 Industri

06 Budidaya tanaman DAS , Budidaya Jamur 2 Industri

Total 21 Industri

Sumber : Berdasarkan Hasil Pengamatan Peneliti di Lapangan dan Data dari Yayasan Kuntum Indonesia

Berdasarkan tabel diatas menunjukan di RW 01 beberapa warga memilih alternatif pencaharian keluarganya sebagai pengrajin anyaman, bambu bilik, produksi tas, accesoris dan produksi krupuk. RW 02 terdapat pengrajin pandai besi, dan produksi sepatu dan sandal. RW 03 karena industri selai kelapa, berpotensi melahirkan aneka usaha seperti brikat arang, nata de coco dan hiasan/accesoris.

(53)

media produksi yang sangat sederhana telah memberikan income keluarga menjadikan satu prestasi yang membanggakan untuk kesuburan Desa dan pergerakan/mobilitas penduduk terlihat semakin padat. Jika hal tersebut di jadikan sebagai indikator dan dapat dikatakana bahwa masyarakat di desa Tegalwaru sedang mengalami perkembangan

4. Agama

Pemeluk agama dalam desa Tegal Waru beraneka ragam, adapun agama yang dianut masyarakat desa Tegal Waru mayoritas adalah muslim. Berikut jumlah penduduk berdasarkan agama yang dianut :

Tabel 5

Jumlah Penduduk Berdasarkan Agama

No Agama Laki-Laki Perempuan

1 Islam 6218 Orang 6271 Orang

Jumlah 6237 Orang 6277 Orang

Sumber : Laporan Penanggung Jawaban Kepala Desa Tegal Waru Tahun 2013

(54)

ibadah yang ada di desa Tegal Waru seperti Masjid terdapat 17 unit, Mushollah sebanyak 24 unit. Kehidupan beragama di desa Tegal Waru cukup baik. Hal ini dapat dilihat pengamatan sementara, sampai saat ini tidak pernah terjadi konflik berlatar agama ataupun SARA (Suku Agama Ras Dan Antar Golongan) di desa Tegal Waru. Masing-masing pemeluk agama saling menghormati dan hidup berdampingan secara damai.

5. Pendidikan

Untuk menunjang kemajuan pendidikan penduduk, Desa Tegal Waru juga memiliki sarana dan prasarana pendidikan baik yang bersifat religius (agama) maupun umum yang ada di Desa Tegal Waru untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Sumber : Laporan Penanggung Jawaban Kepala Desa Tegal Waru Tahun 2013

Tabel 7

(55)

Berdasarkan tabel di atas menunjukan bahwa masyarakat desa Tegal Waru masih banyak yang tidak peduli akan pentingnya pendidikan dapat tercatat bahwa ada sekitar 1235 Orang yang tidak melanjutkan sekolah hanya di tingkat Sekolah Dasar (SD). Namun semakin bertambah tahun banyak perubahan zaman yang membuat masyarakat manjadi peduli akan sarana pendidikan anak bangsa dengan cara mendirikan sarana pendidikan yang baik seperti Taman Kanak-Kanak (TK) sebanyak 8 unit, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 5 Unit, Madrasah Ibtida’iyah (MI) sebanyak

2 unit, Madrasah Tsanawiyyah (MTS) sebanyak 1 unit, Madrasah Aliyah (MA) sebanyak 1 unit, Pondok Pesantren (PONPES) sebanyak 1 unit, dan Majlis Ta’lim sebanyak 16 unit.

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Sarana dan Prasarana kesehatan di Desa Tegal waru masih dibilang sangat terbatas, Puskesdes atau Posyandu adalah salah satu tempat yang diandalkan warga untuk mendapatkan pelayanan kesehatan karena untuk ke klinik atau Rumah Sakit butuh jarak tempuh sekitar 3 KM yang letaknya di Kecamatan Ciampea. Dan berikut tabel 9 sarana dan prasarana kesehatan Desa Tegalwaru dibawah ini :

Tabel 8

Sarana dan Prasarana Kesehatan Desa Tegal Waru

NO Prasarana Jumlah

1 Poliklinik -

2 POSYANDU 10 Unit

3 Puskesdes 1 Unit

Total 11 Unit

(56)

Selain keterbatasan sarana dan prasarana kesahatan, bantuan tenaga medis juga sangat minim. Karena keterbatasan tenaga medis dan obat-obatan, warga seringkali memanfaatkan pengobatan tradisional seperti obat-obatan herbal yang diracik sendiri atau mengkonsumsi sembarang obat yang dijual diwarung-warung. Berdasarkan bantuan tenaga medis desa Tegalwaru dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 9

Bantuan Tenaga Medis Desa Tegal Waru

NO Tenaga Medis Jumlah

1 Dokter Praktek Swasta 1 Orang

2 Bidan Desa 1 Orang

3 Bidan Praktek Swasta -

4 Dukun Beranak Terlatih 1 Orang

5 Kader Posyandu 50 Orang

Total 53 Orang

Sumber : Laporan Penanggung Jawaban Kepala Desa Tegal Waru Tahun 2013

Berdasarkan pada tabel di atas, menunjukan bahwa pelayanan kesehatan atau bantuan tenaga medis di desa-desa sangat minim, seperti di desa tegalwaru bantuan tenaga medis hanya terdapat Dokter Praktek Swasta 1 orang, Bidan Desa 1 orang dan Kader Posyandu 50 orang dan Desa Tegal waru terdiri dari 12.315 jiwa 6 Rukun Warga (RW) dan 38 Rukun Tetangga (RT)

7. Prasarana Perekonomian

(57)

pencaharian masyarakatnya adalah wirausaha. Dapat kita lihat pada tabel berikut dibawah ini :

Tabel 10

Berdasarkan Sarana dan Prasarana Perekonomian

NO Prasarana Jumlah

1 kios/toko/warung 300 Unit

2 Matrial/bahan bangunan 1 Unit

3 Wartel -

Sumber : Laporan Penanggung Jawaban Kepala Desa Tegal Waru Tahun 2013

Berdasarkan tabel diatas, dapat dibuktikan bahwa masyarakat Desa Tegalwaru menggantungkan kehidupan sehari-harinya dengan berwirausaha. Masyarakat sudah menekuni usaha ini bertahun-tahun hingga saat ini, dan ada juga yang melanjutkan usaha keluarga yang turun menurun sampai pergantian generasi.

B. Profil Yayasan Kuntum Indonesia

1. Sejarah

Kampong Wisata Bisnis Tegalwaru awalnya dimotori oleh seorang wanita penduduk asli yang tinggal di Kampung Wisata Bisnis Tegalwaru yang bernama Tatiek Kancaniati. Beliaulah yang smapai saat ini berkonsentrasi penuh dalam memajukan wisata kampong ini.

(58)

mendapatkan penghasilan tambahan, ada harapan lain yang ingin dicapai, paling tidak daerahnya dapat menjadi alternatif destinasi ecotourism yang dapat dikenal sampai mancanegara.

Obrolan dan nasehat dari beberapa teman dekatnya ditambah dengan dukungan dari RUMAH KREATIFITAS EKONOMI MEKAR MITRA MANDARI sebagai LSM yang fokus pada pemberdayaan ekonomi masyarakat, akhirnya tercetus ide untuk mewujudkan salah satu perkampungan yang ada di Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor, menjadi KAMPUNG WISATA BISNIS yang memberikan pelatihan Entrepreneur untuk masyarakat sekaligus sebagai proyek percontohan yang mungkin akan dikembangkan juga untuk daerah lainnya di Kabupaten Bogor atau Kabupaten di daerah lainnya.

(59)

nilai jual KWBT untuk mengembangkan kualitas pemasaran Home Industry dan pencitraan desa Tegalwaru sebagai Desa Mandiri2

2. Identitas Yayasan

Nama : Yayasan Kuntum Indonesia.

Alamat Sekretariat : Kampung Pulekan No 31 Desa Tegalwaru kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor – Jawa Barat

Kantor Pemasaran : Jl. H. Mad Nur No. 43 desa Jampang kecamatan Kemang kabupaten Bogor – Jawa Barat

Telphone : (0251)8621751 atau 081382433432 Situs Web : www.facebook. Kampoeng Wisatabisnis

www.kampoengwisatabisnistegalwaru.blo

gspot.com

www.tegalwarukreatif.com

Tanggal Berdiri :18 Juni 2008

Jenis Home Industry dan UKM :

a. Industri Tas g. Peternakan Kelinci

b. Industri Accesoris h. Peternakan Kambing

c. Industri Krupuk i. Tanaman herbal

d. Industri data de coco j. Budidaya Jamur

e. Industri Wayang Golek k. Budidaya Ikan Mas

f. Industri Sepatu dan Sendal l. Budidaya Ikan Patin

2

(60)

3. Visi dan Misi Yayasan Kuntum Indonesia

a. Visi

1. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam 2. Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Berbasis Modal Sosial

yang Ada

b. Misi

1. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Melalui Pendampingan Kewirausahaan dan Leadership

2. Memberikan Pembiayaan Usaha dan Menghilangkan Ketergantungan Terhadap Ekonomi Ribawi

3. Memberikan Pelayanan Sosial Masyarakat

4. Tujuan Yayasan Kuntum Indonesia

a. Mengembangkan Potensi Sumber Daya Masyarakat dan Alam b. Meningkatkan Kemandirian Masyarakat Berbasis Modal Sosial

yang Ada

c. Meningkatkan Pengetahuan Masyarakat Melalui Pendampingan Kewirausahaan dan Leadership

d. Memberikan Pembiayaan Usaha dan Menghilangkan Ketergantungan Terhadap Ekonomi Ribawi

(61)

5. Tujuan Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat

a. Meningkatkan pengetahuan seputar tekhnologi tepat guna dan

applicable dalam keseharian masyarakat.

b. Memberdayakan masyarakat desa Tegalwaru dengan pengenalan teknologi pembuatan briket biomassa dan tehnologi pemanfaat

limbah industri seperti pemanfaatan air kelapa menjadi Coctail

Nata de Coco, pemanfaatan batok dan serabut menjadi aksesoris

serta pemanfaatan bambu menjadi aneka anyaman dengan berbagai

jenis dan manfaatnya.

c. Turut serta dalam mensukseskan program pemerintah yaitu

“Program Desa Mandiri Energi”.

d. Menciptakan lapangan pekerjaan, khususnya ibu-ibu pedesaan dalam menambah income keluarga serta memberdayakan home

industri guna menciptakan kemadirian.

6. Program Kegiatan

a. Membentuk kelompok usaha besek 50 bambu sebanyak 80 orang di 4 kelurahan (2009)

b. Membentuk kelompok usaha daur ulang kertas, inspirasi dari kelompok komunitas reggae dan slanker, membina remaja (2010)

c. Membentuk pernak-pernik terigu kepada remaja mesjid Tegalwaru. Inspirasi produk dari anak-anak pengamen jalanan

Gambar

GAMBARAN UMUM LOKASI WILAYAH DAN PROFIL YAYASAN
Tabel 1 Penduduk Desa Tegal Waru Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 2 Komposisi Penduduk Desa Tegal Waru Berdasarkan Usia
Tabel 3 Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian
+7

Referensi

Dokumen terkait