• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI

PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA

(POSDAYA)

(Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)

FIFA ROHMA RAHAYU

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*

Dengan ini saya menyatakan skripsi berjudul Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

(4)

Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat. Dibimbing oleh SITI SUGIAH MUGNIESYAH

Posdaya merupakan forum diskusi yang dapat digunakan sebagai wadah pengembangan masyarakat melalui keluarga. Keluarga merupakan basis antara laki-laki dan perempuan dalam memenuhi fungsi keluarga, sementara gender digunakan sebagai tempat menyetarakan peran dan status antara laki-laki dan perempuan. Penelitian ini menemukan bahwa mayoritas peserta ketegori rumah tangga baik pada Peserta Laki-laki maupun Peserta Perempuan memiliki akses rendah terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri (KEP Posdaya EM). Kondisi tersebut berpengaruh terhadap Tingkat Kontrol peserta yang rendah pula. Dalam hal Partisipasi, Peserta Laki-laki memiliki Tingkat Partisipasi sedang, adapun pada Peserta Perempuan Tingkat Partisipasi masih rendah. Hal tersebut berpengaruh pada Tingkat Manfaat peserta pada kedua kategori rumah tangga yang tergolong rendah. Pada penelitian ini ditemukan bahwa status dalam kelompok peserta masih tergolong sedang. Penelitian ini juga menemukan bahwa KEP Posdaya EM mampu memenuhi kebutuhan praktis maupun kebutuhan strategis gender.

Kata Kunci: gender, Kegiatan Ekonomi Produktif, Posdaya

ABSTRACT

FIFA ROHMA RAHAYU. An analysis Gender in Productive Economic Activities of Family Empowerment Program (Posdaya) Case Cihideung Udik Village, CiampeaSub-district, Bogor District, West Java. Supervised by SITI SUGIAH MUGNIESYAH

Posdaya is the discussion that can be used as a community development way through family. Families are basis between male and female in fulfilling function family, while gender is used as equalizes the role and status between men and women. This research found that the majority participants household category,both on male householdor female household have access to the activities of low economical productive PosdayaEkaMandiri. The condition influented the control participants which is also low. In terms of participation, malehousehold exhibited that it has medium level on participation, and the women household participationlevel is still low. It impacted on the level of benefits participants in both category householdwhich is appertain low. In this research was found that in each groups of participant is appertain medium. This research also found that Productive Economic Activities Posdaya Eka Mandiriable to fulfill practical needs and strategic gender.

(5)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

pada

Departemen Sains Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat

ANALISIS GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI

PRODUKTIF POS PEMBERDAYAAN KELUARGA

(POSDAYA)

(Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat)

FIFA ROHMA RAHAYU

DEPARTEMEN SAINS KOMUNIKASI DAN PENGEMBANGAN MASYARAKAT FAKULTAS EKOLOGI MANUSIA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(6)
(7)

Judul Skripsi : Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos

Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) Kasus Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Jawa Barat

Nama : Fifa Rohma Rahayu NIM : I34100071

Disetujui oleh

Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, M.S. Pembimbing

Diketahui oleh

Dr. Ir. Siti Amanah, M.Sc. Ketua Departemen

(8)

Puji syukur penulis haturkan kepada Allah SWT yang senantiasa memberi rahmat dan karunia sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) (Kasus di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat) dengan lancar.

Fokus penelitian ini adalah studi evaluasi Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) menggunakan perspektif gender yang memperhatikan kesetaraan peranan dan status baik bagi laki-laki maupun perempuan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ir. Siti Sugiah Mugniesyah, MS sebagai dosen pembimbing yang telah memberikan arahan, bimbingan, kritikan, berbagi pengalaman, curahan waktu dan tenaga selama proses penulisan skripsi.

2. Orang tua penulis Bapak Suparlan dan Ibu Rahmawati serta adik penulis Irawan Sutra yang tidak ada hentinya mendo’akan, memberi dukungan moril dan materil, semangat dan motivasi pada penulis sehingga dapat menyelesaikan penulisan skripsi dengan baik.

3. Kepada Kepala Desa Cihideung Udik yang telah memberikan izin kepada penulis melakukan penelitian sehingga penelitian berjalan dengan lancar.

4. Kepada pengurus Posdaya Eka Mandiri dan masyarakat desa Cihideung Udik, khususnya Bapak Iyang, Ibu Pipih, Ibu Atikah, Bunda Euis, Bapak Sama, dan Bapak Adi Dadang serta seluruh pihak yang mendukung dalam penyusunan skripsi yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu.

5. Sahabat Seperjuangan, khususnya Azizah Trisna Jayanti, Baiq Rina Apriani, Widi Astuti, Rahmawati, Nofitri, Arini, Zulmiziar, Kak Yanti Arianti, Arini serta tema yang selalu memberi semangat dan bantuan pada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi.

6. Sahabat, khususnya Salma Neni, Azizah Nursalamah, teman-teman SKPM (Eva Masrivah dan Rika Mutmainah) dan seluruh teman SKPM angakatan 47 yang saling memberikan semangat dan dukungan untuk bersama-sama menyelesaikan penulisan skripsi dengan lancar.

Bogor, September 2014

(9)

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Perumusan Masalah ... 3

Tujuan Penelitian ... 4

Manfaat Penelitian ... 4

TINJAUAN PUSTAKA ... 5

Kerangka Pemikiran ... 13

Definisi Operasional ... 16

PENDEKATAN LAPANG ... 20

Metode Penelitian ... 20

Lokasi dan Waktu ... 20

Teknik Sampling ... 21

Teknik Pengumpulan Data ... 21

Teknik Pengolahan dan Analisis Data ... 21

KEADAAN UMUM DESA CIHIDEUNG UDIK ... 22

Kondisi Geografis dan Luas Wilayah ... 22

Kelembagaan ... 27

Sarana dan Prasarana ... 27

Sejarah dan Stuktur Organisasi Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik ... 29

Pelaksanaan Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik ... 31

Bidang Kesehatan ... 31

PROFIL RUMAH TANGGA PESERTA RUMAH TANGGA KEGIATAN EKONIMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI DI DESA CIHIDEUNG UDIK ... 35

Karakteristik Individu ... 35

(10)

KELOMPOK EKONOMIS PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI ... 46

Tingkat Bantuan Dana ... 46

Pengelolaan Posdaya EM ... 47

Peranan Kelompok ... 48

Kesimpulan ... 49

DINAMIKA GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF POSDAYA EKA MANDIRI ... 50

Tingkat Akses Peserta KEP Posdaya EM terhadap Komponen Podaya ... 50

Tingkat Kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM ... 50

Tingkat Partisipasi Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM ... 51

Tingkat Manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Posdaya EM ... 52

Kesimpulan ... 53

HUBUNGAN ANTAR PEUBAH-PEUBAH GENDER DALAM KEGIATAN EKONOMI PRODUKTIF ... 54

Hubungan Sumber daya Individu dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ... 54

Hubungan Sumber daya Rumah tangga dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ... 58

Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Akses dan Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ... 61

Hubungan Sumber daya KEP Posdaya dengan Tingkat Partisipasi dan Tingkat Manfaat Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan . 62 Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Akses dan Tingkat Kontrol Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan .. 63

Hubungan Peran Kelompok Posdaya dengan Tingkat Partisipasi Peserta KEP Posdaya EM Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan ... 64

Pemenuhan Kebutuhan Gender... 65

Kesimpulan ... 66

KESIMPULAN DAN SARAN ... 67

(11)

Saran ... 68 DAFTAR PUSTAKA ... 69 RIWAYAT HIDUP ... 76

LAMPIRAN 13

RIWAYAT HIDUP 15

DAFTAR TABEL

1 Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014 ... 23 2 Pemanfaatan tanah kas desa sebagai sarana dan fasilitas pelayanaan

masyarakat, tahun 2014 ... 23 3 Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin desa

Cihideung Udik, tahun 2014 ... 24 4 Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung

Udik, Tahun 2014 ... 25 5 Tingkat pendidikan penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ... 26 6 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa

Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, kelompok umur dan jenis kelamin, Tahun 2014 (dalam persen) ... 36 7 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa

Cihideung Udik menurut kategori rumahtanga, tingkat pendidikan formal, non-formal dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) ... 37 8 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa

Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, jenis pekerjaan dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) ... 39 9 Distribusi anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa

Cihideung Udik menurut kategori rumah tangga, status pekerjaan dan jenis kelamin, tahun 2014 (dalam persen) ... 39 10 Rata-rata kepemilikan benda berharga pada rumah tangga peserta

KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ... 41 11 Rata-rata kepemilikan ternak pada rumah tangga peserta KEP

Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ... 42 12 Persentase tipologi keluarga pada rumah tangga Peserta KEP Posdaya

EM di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ... 43 13 Rata-rata curahan waktu kerja produktif dan reproduktif pada rumah

tangga peserta KEP Posdaya EM menurut kategori rumah tangga di Desa Cihideung Udik , Tahun 2014 ... 44 14 Persentase status dalam kelompok/kelembagaan pada rumah tangga

peserta KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik berdasarkan jenis kelamin, Tahun 2014 ... 44 15 Persentase jumlah pinjaman pada rumah tangga peserta KEP Posdaya

(12)

terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ... 50 18 Tingkat kontrol peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan

terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ... 51 19 Tingkat partisipasi peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan

terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ... 52 20 Tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan Peserta Perempuan

terhadap komponen KEP Posdaya EM di Desa Cihideung Udik, Tahun 2014 ... 53 21 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja, Tahun 2014 ... 54 22 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EMdi desa Cihideung Udik menurut tingkat pendidikan dan status bekerja, Tahun 2014 ... 56 23 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut Tingkat Pendidikan dan Status Bekerja, Tahun 2014 ... 57 24 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap Komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut sumber daya rumah tangga, Tahun 2014 ... 60 25 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ... 61 26 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut jumlah bantuan (X7), Tahun 2014 ... 62 27 Tingkat akses dan tingkat kontrol Peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ... 63 28 Tingkat partisipasi dan tingkat manfaat Peserta Peserta Laki-laki dan

Peserta Perempuan terhadap komponen KEP Podaya EM di desa Cihideung Udik menurut pola kepemimpinan (X10), Tahun 2014 ... 64 29 Persentase pemenuhan kebutuhan praktis gender terhadap Komponen

(13)

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya ... 15 2 Struktur kepengurusan Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik

Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ... 30 3 Persentase anggota rumah tangga peserta KEP Posdaya EM di Desa

Cihideung Udik menurut status perkawinan dan jenis kelamin ... 40

DAFTAR LAMPIRAN

(14)
(15)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Sebagai Negara Berkembang, Indonesia sedang melakukan berbagai program pembangunan untuk mengentaskan kemiskinan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya. BPS (2013) melaporkan bahwa pada September 2012 menunjukkan penduduk miskin di Indonesia mencapai 28.59 juta orang atau 11.66 persen dari total penduduk Indonesia. Menurut lokasinya, BPS menyatakan terhadap total penduduk Indonesia, penduduk miskin yang ada dikota sebesar 8,60 persen. Adapun di desa sebanyak 14.70 persen atau lebih tinggi sebanyak 6.10 persen dari penduduk miskin di kota. Persentase penduduk miskin di Jawa masih sebesar 11,31 persen. Data tersebut tidak dapat memberikan gambaran mengenai fenomena gender karena tidak terpilah jenis kelamin antara laki-laki dan perempuan.

Haryono memberi gagasan mengenai Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) untuk pembangunan melalui pemberdayaan keluarga pada Tahun 2006 guna pencapaian pembangunan secara berkelanjutan. Muljono, Mintarti, dan Dewi (2012) menyatakan pembangunan pro rakyat dalam hal ini adalah Posdaya difokuskan pada upaya penanggulangan kemiskinan berbasis keluarga, pemberdayaan masyarakat dan pemberdayaan ekonomi mikro dan kecil. Hal tersebut guna mencapai keadilan untuk anak, perempuan, ketenagakerjaan, hukum, dan kelompok miskin yang termarjinalkan. Adapun dalam Posdaya tersebut sebagai wahana pemenuhan delapan fungsi keluarga diantaranya fungsi lingkungan, fungsi pendidikan, fungsi agama, fungsi kesehatan, dan fungsi ekonomi. Selanjutnya, landasan hukum Posdaya tercantum dalam UU No. 11/2009 Pasal 12 tentang Kesejahteraan Sosial yang menyebutkan bahwa pemberdayaan sosial dimaksudkan untuk memberdayakan seseorang, keluarga, kelompok, dan masyarakat agar mampu memenuhi kebutuhan secara mandiri. Selain itu, landasan hukum Posdaya juga berada pada Inpres No.3/2010 tentang Pembangunan yang Berkeadilan dengan substansi pembangunan pro rakyat, keadilan untuk semua dan mencapai tujuan Millenium Development Goals (MDGs). Berdasarkan Inpres No.3/2010 ini, Posdaya sebagai kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam empat bidang yaitu pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Terdapat berbagai program pemberdayaan guna mengentaskan kemiskinan pada bidang ekonomi Posdaya diantaranya simpan pinjam/tabungan Posdaya, arisan, koperasi berbadan hukum, dan pembiayaan/kredit. Mengingat berbagai kebijakan pemerintah, program pembangunan bertujuan sebagai salah satu cara untuk menanggulangi kemiskinan harus memperhatikan perspektif gender.

(16)

atau lansia). Relasi gender memandang hubungan antara laki-laki dan perempuan berkaitan dengan pembagian peran yang dijalankan masing-masing pada berbagai tipe dan struktur keluarga (keluarga miskin/kaya, keluarga desa/ kota, keluarga lengkap/tunggal, keluarga punya anak/tidak punya anak, keluarga pada berbagai tahapan life cycle dan keluarga petani/nelayan).

Berbagai masalah mengenai gender dan keluarga diantaranya adalah masih terjadi ketimpangan gender atau ketidakseimbangan kemitraan gender yang sempurna dalam tingkat masyarakat yang dibuktikan dengan minimnya perempuan menduduki struktur organisasi ekonomi dan organisasi masyarakat. Maka penting melakukan penelitian mengenai relasi gender pada keluarga miskin.

Penelitian terdahulu banyak yang mengkaji tentang Posdaya, namun demikian sebagian besar penelitian tersebut belum mengintegrasikan perspektif gender secara komprehensif. Ernawati (2011) melakukan penelitian yang fokus pada faktor-faktor internal dan eksternal yang mempengaruhi efektifitas komunikasi dalam sosialisasi program Posdaya. Penelitian ini bersifat netral gender karena tidak membedakan antara peserta laki-laki dan perempuan sebagai subyeknya. Penelitian Muljono, Burhanuddin, dan Bakhtiar (2009) dengan judul penelitian upaya pemberdayaan masyarakat dan pengentasan kemiskinan melalui model Posdaya (Pos Pemberdayaan Keluarga) menunjukkan hasil kinerja Posdaya baik ditinjau dari beberapa faktor yaitu persepsi masyarakat terhadap bentuk intervensi luar yang semula dianggap berupa bantuan dana dan materi kini berubah menjadi bantuan berupa ide, gagasan, kegiatan sosial, dan cara kerja pemberdayaan. Selain itu, dengan adanya Posdaya semakin banyak warga yang aktif menjadi kader dan seluruh masyarakat aktif mengikuti kegiatan sosial. Namun demikian, tidak dijelaskan secara lebih mendalam pembahasan mengenai evaluasi kinerja Posdaya dalam mengentaskan kemiskinan yang mana merupakan salah satu program Posdaya di bidang ekonomi. Penelitian ini juga netral gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam masing-masing kegiatan Posdaya.

Naufal (2009) mengkaji tentang evaluasi program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Tujuan peneliti melakukan penelitian ini adalah mengidentifikasi pelaksanaan Posdaya, mengidentifikasi faktor penghambat dan pendukung pelaksanaan Posdaya dan menganalisis input, proses, output, dan dampak dalam program Posdaya. Fokus dari penelitian ini adalah mengevaluasi pelaksanaan program Posdaya tanpa memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan sebagai subyeknya. Hasil dari penelitian ini menunjukkan pelaksanaan program Posdaya berjalan baik. Peserta program merasa sangat terbantu terutama pada bidang pedidikan dan kegiatan kesehatan. Adapun bidang ekonomi nampaknya belum signifikan dirasakan manfaatnya oleh subyek yang diteliti. Faktor pendukung program Posdaya diantaranya adalah gotong-royong yang tinggi, rasa kebersamaan yang kuat, lamanya tinggal, dan kesiapan Sumber daya Manusia (SDM). Faktor penghambat pelaksanaan program tersebut karena belum adanya dukungan dari instansi, semua masyarakat belum mengetahui adanya Posdaya, dan keterbatasan waktu. Pada penelitian ini tidak memperhatikan relasi gender sehingga tidak tergambar fenomena gender pada evaluasi program Posdaya tersebut.

(17)

dalam Posdaya adalah bidang ekonomi, sehubungan dengan itu perlu penelitian tentang Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya di Bogor. Sehubungan dengan Posdaya memiliki program ekonomi produktif berupa simpan pinjam/tabungan Posdaya yang dapat membantu keluarga dalam meminjamkan modal usaha dan pemenuhan kebutuhan.

Posdaya merupakan forum pemberdayaan keluarga, dimana keluarga merupakan basis antara laki-laki dan perempuan dalam pengelolaan urusan rumah tangga. Hal tersebut menjadi penting meneliti bagaimana pengaksesan program Ekonomis Produktif (KEP) Posdaya Eka Mandiri dalam rumah tangga pemanfaat simpan pinjam/tabungan Posdaya berbasis analisis gender?

Perumusan Masalah

Merujuk pada Suyono dan Haryono (2009) bahwa Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya yang awalnya kewirausahaan ditujukan pada keluarga muda yang mempunyai anak balita atau keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun. Di pihak lain masyarakat perdesaan merupakan masyarakat yang heterogen baik secara individu maupun rumah tangga. Sehubungan dengan itu, bagaimanakah profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka Mandiri? Selanjutnya, bagaimanakah sumber daya individu dan sumber daya keluarga peserta Posdaya Eka Mandiri

Mengingat target Posdaya adalah keluarga, dan keluarga terdiri dari sejumlah individu yang menjalankan sejumlah peranan untuk memenuhi fungsi keluarga, sehubungan dengan itu, apakah sumber daya individu dan sumber daya keluarga berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri?

Kegiatan Ekonomi Produktif mencakup kegiatan pembinaan pendampingan Posdaya. Merujuk pada Buku Pedoman Posdaya oleh Suyono dan Haryanto (2009) bahwa peranan unsur-unsur dalam pembangunan Posdaya salah satunya adalah terlibatnya aparatur pemerintah dan lembaga masyarakat. Bersamaan dengan itu, bagaimanakah pendampingan yang dilakukan oleh lembaga, institusi, dan aparatur pemerintah dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya?

Posdaya adalah kelembagaan yang melibatkan kelompok keluarga dalam setiap kegiatanya, sehubungan dengan itu apakah sumber daya posdaya berhubungan dengan empat dimensi analisis gender dalam hal ini akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya? Selanjutnya, bagaimanakah peranan kelompok dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya tersebut yang mencakup pola kepemimpinan?

Merujuk pada Surbakti dkk (2001) dalam Mugniesyah et al. (2007) terdapat empat dimensi analisis gender, yakni akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat. Sehubungan dengan itu, bagaimanakah akses, kontrol, partisipasi dan manfaat anggota keluarga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri?

(18)

Produktif Posdaya Perdesaan mampu memenuhi kedua kategori kebutuhan gender tersebut? Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhinya?

Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian dengan judul Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya) kasus Posdaya Eka Mandiri Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini adalah : 1. Mengidentifikasi profil kelembagaan dan penyelenggaraan Posdaya Eka

Mandiri

2. Mengidentifikasi sumber daya individu dan sumber daya keluarga peserta Posdaya Eka Mandiri

3. Menganalisis sumber daya individu dan sumber daya rumah tangga berhubungan dengan empat dimensi pada analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri

4. Menganalisis pendampingan yang dilakukan dari berbagai instansi dan lembaga pada Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri

5. Menganalisis sumber daya Posdaya dan peranan kelompok dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri

6. Menganalisis akses, kontrol, partisipasi, dan manfaat anggota rumah tangga terhadap Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri.

7. Menganalisis Kegiatan Ekonomi Produktif pada Posdaya Eka Mandiri dalam memenuhi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis gender peserta simpan pinjam Posdaya

Manfaat Penelitian

(19)

TINJAUAN PUSTAKA

Pengertian Posdaya

Menurut Suyono dan Haryanto (2009) Posdaya merupakan suatu forum silaturahmi advokasi, komunikasi, informasi, edukasi, sekaligus bisa dikembangkan menjadi wadah koordinasi kegiatan penguatan fungsi-fungsi keluarga secara terpadu. Posdaya merupakan wahana pemberdayaan delapan fungsi keluarga secara terpadu. Fungsi tersebut utamanya adalah agama atau Ketuhanan Yang Maha Esa, fungsi budaya, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi dan kesehatan, fungsi pendidikan pendidikan, fungsi ekonomi atau wirausaha, dan fungsi lingkungan. Sesuai dengan pengertian tersebut, maksud dari Posdaya adalah sebagai wadah bagi semua anggota keluarga dengan bidang garapan lebih luas. Posdaya tempat menempa kebersamaan, kepedulian sesama anak bangsa dan perhatian nyata untuk saling mengulurkan tangan dan saling membantu dalam hal pemberdayaan. Diharapkan Posdaya dapat menjadi wahana bersama untuk pemberdayaan, menambah wawasan, pengetahuan dan keterampilan dalam meningkatkan fungsi-fungsi keluarga, sehingga setiap keluarga dapat meningkatkan kualitas kehidupannya.

Lebih lanjut Suyono dan Haryanto (2009) mengemukakan dalam hal-hal tertentu, Posdaya juga menjadi wadah pelayanan keluarga secara terpadu yaitu pelayan pengembangan keluarga secara berkelanjutan, dalam berbagai bidang, utamanya agama, pendidikan, kesehatan, wirausaha, dan lingkungan hidup, sehingga keluarga secara harmonis bisa tumbuh mandiri di desa. Selanjutnya, dijelaskan bahwa dalam Posdaya tergolong menjadi empat bidang yaitu:

1. Bidang ekonomi dengan cara mendorong keluarga bergabung dalam kelompok-kelompok usaha dan pelatihan kewirausahaan

2. Bidang pendidikan, sasaran utamanya adalah anak-anak dibawah usia 15 tahun agar dapat bersekolah sebagai bagian dari wajib belajar 9 tahun. 3. Bidang kesehatan dengan tujuan agar keluarga melakukan pembinaan dan

pola hidup bergizi

4. Bidang lingkungan tujuannya adalah agar keluarga dapat memanfaatkan mengolah pekarangan kosong.

Sebagaimana pengertian di atas, tujuan dari Posdaya menurut Suyono dan Haryanto (2009) antara lain adalah

1. Dihidupkannya dukungan sosial budaya atau social capital seperti budaya hidup gotong-royong dalam masyarakat untuk saling peduli sesama anak bangsa, saling tolong menolong antar keluarga dengan keluarga lain, saling mengulurkan bantuan pemberdayaan secara terpadu atau bersama-sama memecahkan masalah kehidupan yang komplek. Kegiatan tersebut dilaksanakan melalui wadah atau forum yang memberi kesempatan setiap keluarga untuk saling asah, asih, dan asuh dalam memenuhi kebutuhan membangun keluarga bahagia dan sejahtera

(20)

sehingga tercipta suatu kehidupan yang rukun, damai dan memiliki dinamika yang tinggi

3. Terbentuknya lembaga sosial dengan keanggotaan dan partisipasi keluarga di desa atau kelurahan dinamis dan menjadi wadah atau wahana partisipasi sosial, dimana setiap keluarga dapat memberi dan menerima pembaharuan yang bisa membantu proses pembangunan kehidupan keluarga dengan mulus dan sejuk.

Kegiatan Ekonomi Posdaya

Kegiatan ekonomi pada Posdaya diarahkan pada pemberdayaan fungsi kewirausahaan. Menurut Suyono dan Haryono (2009) sasaran utama dari program ini adalah keluarga muda yang mempunyai anak balita atau keluarga yang mempunyai anak dibawah usia 15 tahun, tujuannya adalah agar keluarga dengan anak-anak masih kecil tersebut memperoleh pemberdayaan dalam bidang wirausaha sehingga semakin mempunyai akses terhadap kesempatan kerja yang terbuka. Mendorong agar keluarga kecil tersebut mulai berusaha dan bergabung dengan kelompok usaha mikro dan kecil. Selain itu juga memasilitasi berbagai pelatihan kewirausahaan serta dukungan pendampingan untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan. Selanjutnya, pada aspek ekonomi ini Posdaya juga mengusahakan kerjasama dengan bank atau lembaga keuangan dengan tujuan agar keluarga muda dan remaja yang siap berusaha memperoleh bantuan pendanaan, baik memulai pengusaha yang menampung penitipan untuk magang, atau perluasan usaha yang menguntungkan untuk masa depan keluarga tersebut.

Muljono, Mintarti, dan Dewi (2012) menyebutkan bahwa pada bidang ekonomi Posdaya terdapat usaha simpan pinjam atau LKM (Lembaga Keuangan Mikro) yang memungkinkan warga dapat meminjam dana pada Posdaya. Modal LKM tersebut berasal dari warga sendiri dengan menabung rutin tiap bulan di Posdaya dan berbagai dana tambahan LKM dari program Pemda maupun Perbankan. Merujuk pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani, dan Bahtiar (2013) menyatakan kondisi kekinian kinerja Posdaya pada aspek ekonomi terdiri dari 18 unit. Adapun 18 unit tersebut pada kegiatan perekonomian diantaranya adalah arisan, simpan pinjam/tabungan Posdaya, dan home industry. Kekuatan pendukung dalam kegiatan kewirausahaan sosial, aspek ekonomi berkontribisi sebesar 57.05 persen.

Karakteristik Unit Pengambil Keputusan

(21)

inovasi tersebut relevan dengan kebutuhannya dan konsisten dengan sikap dan kepercayaannya.

Selanjutnya, pada kelompok atau lembaga tertentu dalam proses pengambilan keputusan dipengaruhi oleh peran pemimpin. Menurut Lippit dan White dalam Applebeum (1973:74) yang dikutip oleh Mugniesyah (1986) bahwa tipe-tipe kepemimpinan yang dikembangkan oleh pemimpin dalam mencapai tujuan kelompok mencakup kepemimpinan otoriter, demokratis, dan laissez faire.

Pengertian Gender

Gender merupakan suatu bentuk atau suatu konstruksi sosial mengenai perbedaan peran, fungsi, serta tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan serta bagaimana laki-laki berperilaku maskulin dan perempuan berperilaku feminin menurut budaya yang berbeda-beda. Secara lebih luas analisis yang mempengaruhi diantaranya akses dan kontrol, partisipasi, dan pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan. Gender mengacu pada perbedaan peran sosial serta tanggungjawab perempuan dan laki-laki pada perilaku dan karakteristik yang dipandang tepat untuk perempuan dan laki-laki dan pandangan tentang bagaimana beragam kegiatan yang mereka lakukan seharusnya dinilai dan dihargai.

Konsep gender menurut Fakih (1996) adalah suatu sifat yang melekat pada kaum laki-laki maupun perempuan yang dikonstruksi secara sosial maupun kultural. Gender diartikan sebagai konsep sosial yang melakukan pembedaaan (dalam arti: memilih atau memisahkan) peran antara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran antara laki-laki dan perempuan itu tidak ditentukan karena antara keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, tetapi dibedakan menurut kedudukan, fungsi dan peranan masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan (Handayani dan Sugiarti 2002).

Mugnisyah et al. (2007) menyatakan struktur pekerja wanita jika ditinjau dari sektor pekerjaan, wanita cenderung selain bekerja dalam pertanian, bekerja dalam industri, perdagangan, dan jasa. Perdagangan barangkali merupakan kegiatan paling penting bagi wanita di Jawa Barat, meskipun tidak seluas wanita di Jawa Tengah dan Jawa Timur, pria juga dipekerjakan di lapangan-lapangan tersebut, namun disamping itu mereka memiliki akses lebih mudah untuk bekerja dalam bidang konstruksi dan transportasi serta sektor-sektor yang mengalami perubahan besar.

(22)

waktu yang digunakan pemimpin wanita dalam kegiatan mencari nafkah, kegiatan sosial dan pendidikan.

Fakih (1996) juga mengemukakan dalam agenda diskursus pada pendekatan gender dilakukan pembangunan program WID (Women in Development). Agenda utama dari WID adalah bagaimana melibatkan kaum perempuan dalam kegiatan pembangunan. Adapun asumsi dari program tersebut adalah penyebab keterbelakangan perempuan karena mereka tidak berpartisipasi dalam pembangunan. Namun Fakih menyatakan program tersebut sebenarnya agenda dari negara dunia pertama untuk melakukan penindasan perempuan pada dunia ketiga. Dari kritikan keras terkait WID ini muncullah program GAD (Gender and Development). Moser (1993) menyatakan dalam GAD menelaah dimensi perempuan dalam program pembangunan adalah individu dengan responden laki-laki dan perempuan. Fokus dari konsep ini adalah relasi gender antara laki-laki-laki-laki dan perempuan dalam pemenuhan kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis. Kebutuhan praktis fokus pemenuhan kebutuhan perempuan dalam jangka pendek dengan cara meringankan beban perempuan. Adapun kebutuhan strategis fokus pada meningkatnya posisi perempuan sehingga mencapai kesetaraan dalam jangka panjang.

Mugniesyah et al. (2004a) menyatakan kesetaraan gender (Gender Equality) merupakan suatu konsep yang menyatakan laki-laki dan perempuan keduanya memiliki kebebasan untuk mengembangkan kemampuan personal mereka dan membuat pilihan-pilihan tanpa pembatasan oleh seperangkat stereotype, prasangka dan peranan gender yang kaku. Perbedaan perilaku, aspirasi dan kebutuhan perempuan dan laki-laki dipertimbangkan, dinilai, dan didukung secara setara bukan berarti bahwa laki-laki dan perempuan menjadi sama, akan tetapi hak-hak, tanggung jawab, dan kesempatan mereka tidak ditentukan karena mereka terlahir sebagai laki-laki dan perempuan.

Gender dan Keluarga

Keluarga merupakan unit terkecil dalam sistem masyarakat. Menurut Mattessich dan Hill (Zeitlin 1995) dalam Puspitawati (2012) keluarga merupakan suatu kelompok yang berhubungan kekerabatan, tempat tinggal atau hubungan emosional yang sangat dekat dan memperlihatkan empat hal yaitu interdepensi intim, memelihara batas-batas yang terseleksi, mampu untuk beradaptasi dengan perubahan dan memelihara identitas sepanjang waktu, dan melakukan tugas-tugas keluarga. Sebagaimana dinyatakan BKKBN (1996) dalam Puspitawati (2012) bahwa fungsi keluarga adalah pemenuhan kebutuhan fisik dan nonfisik yang terdiri atas fungsi keagamaan, fungsi sosial, fungsi budaya, fungsi cinta kasih, fungsi perlindungan, fungsi reproduksi, fungsi sosialisasi dan pendidikan, fungsi ekonomi, dan fungsi pembinaan lingkungan.

(23)

bertujuan untuk mendistribusikan tugas dalam rangka menjaga efisiensi dan keseimbangan sistem keluarga dan masyarakat.

Menurut White dalam Sitorus (1989) tahapan ekspansi demografis antar rumah tangga akan membawa konsekuensi perbedaan dalam hal struktur internal (ukuran dan komposisi keanggotaan) rumah tangga. Dalam hal ini mengikuti pemikiran White maka tipologi keluarga terdapat empat tahapan ekspansi demografis rumah tangga, takni:

1. Tahap dini: anak tertua yang hidup berusia 0-9 tahun 2. Tahap tengah: anak tertua yang hidup berusia 10-14 tahun

3. Tahap lanjut: anak tertua yang hidup berusia 15 tahun keatas, dan 4. Tahap penyebaran: satu orang anak atau lebih anak sudah berumah

tangga sendiri

Teknik Analisis Gender

Teknik analisis gender digunakan untuk mengetahui masalah, kesenjangan, latar belakang terjadinya kesenjangan dari aspek akses, kontrol, partisipasi dan manfaat antara laki-laki dan perempuan dapat menggunakan Gender Analysis Pathway (GAP). Menurut Surbakti dkk dalam Mugniesyah et al. (2007) analisis gender merupakan langkah awal dalam penyusunan tujuan pembangunan yang responsif gender. Dinyatakan lebih lanjut bahwa guna mengidentifikasi ada tidaknya kesenjangan gender, analisis gender tersebut harus memperhatikan empat faktor utama di bawah ini:

1. Akses atau kesempatan antara laki-laki dan perempuan sama atau mengalami kesenjangan

2. Kontrol atau pola kekuasaan antara laki-laki dan perempuan

3. Partisipasi yaitu bagaimana laki-laki dan perempuan berpartisiapasi atau berperan aktif dalam program pembangunan

4. Manfaat yang diterima antara laki-laki dan perempuan sama atau mengalami kesenjangan dari hasil pembangunan.

Teknik Analisis Harvard atau Gender Framework Analysis (GFA), yaitu suatu analisis yang digunakan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial dan peran gender dalam proyek pembangunan. Teknik analisis ini dirancang sebagai landasan untuk melihat suatu profil gender dari suatu kelompok sosial. Kerangka ini tersusun dari empat elemen pokok, yaitu a) profil aktivitas, b) pengelolaan politik, c) analisis proyek, dan d) analisis yang mempengaruhi faktor-faktor akses dan kontrol. Adapun Teknik Analisis Moser menekankan pada perencanaan gender bersifat teknis dan politis dengan tujuan memperoleh nilai yang sama antara laki-laki dan perempuan dalam pola pembagian kerja pada masa sekarang Prasodjo (2003) dalam Haryanto (2008).

(24)

Sebagaimana menurut Mugniesyah et al. (2004b) teknik analisis gender merupakan pengujian secara sistematis terhadap peranan-peranan, hubungan-hubungan, dan proses-proses yang memusatkan perhatiannya pada ketidakseimbangan kekuasaan, kesejahteraan dan beban kerja antara laki-laki dan perempuan di semua masyarakat. Teknik tersebut dapat diterapkan terhadap proses pembangunan, khususnya untuk melihat bagaimana kebijakan pada program pembangunan mempunyai dampak yang berbeda pada laki-laki dan perempuan. Tingkat analisis gender dapat dilakukan diberbagai tingkat, salah satunya adalah keluarga/rumah tangga. Pada tingkat ini maka mempelajari pembagian kerja antara laki-laki dan perempuan dalam beragam peranan baik reproduktif, produktif, dan pengelolaan masyarakat, akses dan kontrol anggota keluarga laki-laki dan perempuan terhadap beragam sumber daya (aset produksi, anak, pendidikan, dan harta), serta alokasi/distribusi ekonomi diantara anggota keluarga/rumah tangga.

Pemenuhan kebutuhan gender dalam pembangunan menurut Moser (1993) dalam Mugniesyah et al. (2004) terdiri dari kebutuhan praktis gender dan kebutuhan strategis gender. Kebutuhan praktis gender merupakan respon terhadap suatu kebutuhan yang mendesak yang diformulasikan dari kondisi nyata/kongkrit. Berasal dari posisi peranan dalam pembagian kerja gender (peranan perempuan) yang tidak menentang posisi subordinasi perempuan dan berhubungan dengan peranan-peranan reproduktif dan produktif perempuan. Kebutuhan praktis gender mencakup:

1. Penyediaan air 2. Pelayanan kesehatan

3. Kegiatan pencarian nafkah bagi rumahtangga 4. Pelayanan perumahan dan kebutuhan dasar 5. Penyediaan pangan untuk keluarga

Selanjutnya, pemenuhan kebutuhan strategis gender diformulasikan dari suatu analisis subordinasi perempuan dalam masyarakat. Jika dilakukan, harus membawa pada transformasi pembagian kerja gender yang menentang sifat hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan tujuan menghilangkan subordinasi perempuan. Cakupan kebutuhan strategis gender:

1. Penghapusan pembagian kerja berdasarkan jenis kelamin

2. Pengentasan semua beban kerja domestik dan pengusahaan anak

3. Menghilangkan bentuk-bentuk diskriminasi kelembagaan seperti akses terhadap lahan sendiri

4. Akses terhadap kredit dan sumberdaya lain 5. Kebebasan memilih terhadap pengasuhan anak

6. Menghargai perlawanan terhadap tindak kekerasan dan kontrol laki-laki terhadap perempuan.

Hasil-hasil Studi Posdaya

(25)

untuk mengikuti kegiatan pelatihan dan sosialisasi, namun tidak dianalisis secara lebih dalam mengenai metode komunikasi yang paling tepat. Penelitian ini bersifat netral gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan dalam penerapan program pelatiahan Posdaya.

Naufal (2009) melakukan penelitian dengan judul Evaluasi Program Pos Pemberdayaan Keluarga (Posdaya). Peneliti tidak melakukan analisis relasi antara laki-laki dan perempuan sehingga tidak dapat menggambarkan fenomena gender dalam evaluasi program Posdaya tersebut. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan kuisioner dalam pengumpulan datanya. Selain itu, peneliti juga menggunakan pendekatan kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan evaluasi program posdaya berjalan dengan baik dan dirasa oleh responden memberi banyak manfaat terutama pada bidang pendidikan dan kesehatan. Adapun bidang ekonomi dirasa belum signifikan manfaatanya bagi responden. Warga lebih banyak mengikuti program kesehatan yakni sebesar 46 persen, sedangkan pada bidang pendidikan sebesar 32 persen, pada bidang ekonomi peserta yang mengikuti 24 persen lebih sedikit dibanding bidang kesehatan. Hal tersebut menunjukkan minat anggota Posdaya dalam bidang ekonomi masih relatif rendah sehingga belum dapat mengatasi masalah kemiskinan.

Muljono, Burhanuddin, dan Virianita (2013) telah melakukan studi penelitian mengenai pemetaan perkembangan Pos Pemberdayaan Keluarga (Podsaya) untuk meningkatkan kualitas program pemberdayaan masyarakat. Pemetaan tersebut diperoleh dari akumulasi jumlah skor kinerja Posdaya untuk setiap aspek yang dinilai, yaitu aspek kesekretariatan, aspek kemitraan, aspek pendidikan, aspek ekonomi, aspek kesehatan, dan aspek lingkungan. Analisis yang digunakan adalah analisis SWOT. Namun demikian, dalam penelitian ini tidak dilakukan analisis secara lebih dalam terkait perkembangan Posdaya. Hasil penelitian tersebut menunjukkan medan kekuatan (faktor pendorong dan penghambat) pada Posdaya terdiri dari lima bidang, yakni bidang ekonomi, bidang pendidikan, bidang kesehatan, dan bidang lingkungan. Faktor pendorong pada bidang ekonomi yang paling kuat adalah kegiatan usaha berbasis sumber daya lokal sedangkan faktor penghambat paling kuat adalah usaha tersebut belum dikenal oleh pasar. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, dapat diintepretasi bahwa kegiatan ekonomi yang paling banyak dilakukan oleh Posdaya adalah home industry dengan persentase sebesar 76 persen. Adapun tabungan Posdaya/simpan pinjam dengan persentase 48 persen atau lebih kecil 28 persen dari kegiatan ekonomi berupa home industry. Jika dibandingkan dengan capaian kinerja dari berbagai bidang yang ada dalam Posdaya, aspek ekonomi hanya mencapai 10.84 persen saja. Berbeda dengan aspek kesekretariatan yang mampu mencapai 27.11 persen atau 16.27 persen lebih tinggi dari aspek ekonomi. Penelitian ini tidak responsif gender karena tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan.

(26)

pengamatan, data sekunder, dan wawancara dengan kuisioner. Penelitian ini masih bersifat netral gender karena relasi antara laki-laki dan perempuan tidak diteliti sehingga tidak dapat menunjukkan peningkatan kesejahteraan yang terpilah gender. Padahal dalam hasil penelitian dinyatakan bahwa jenis kelamin perempuan lebih banyak dibanding laki-laki. Jumlah responden perempuan sebanyak 138 responden, adapun responden laki-laki sebanyak 61 orang. Hal tersebut seharusnya menjadi fenomena yang menarik untuk diteliti. Pada hasil penelitian ini disebutkan bahwa terdapat level perkembangan Posdaya berdasarkan pada tingkat partisipasi masyarakat terhadap program Posdya dalam keberlangsungan program. Adapun kategori tersebut dibagi menjadi 5 level yaitu Inovatif (level 5), Kreatif (level 4), Produktif (level 3), Dinamis (level 2), dan Potensial (level 1). Dalam mengidentifikasi kondisi kekinian Posdaya peneliti mengkaji dari beberapa aspek, diantaranya aspek pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lingkungan. Adapun kondisi kekinian program ekonomi dapat dilaporkan bahwa kinerja Posdaya pada aspek ini terdiri dari 18 unit, diantaranya arisan, tabungan Posdaya/Simpan pinjam, koperasi berbadan hukum, home industry, pelatihan/magang/pembinaan ekonomi, pemasaran, pengolahan, pembiayaan/kredit, kemitraan, kelompok tani, dan kelompok wanita tani. kerjasama tersebut yang menjadi mitra didominasi oleh lembaga pemerintahan yaitu mencapai 40 persen. Pada lembaga keuangan, lembaga pendidikan, dan lembaga sosial masing-masing mencapai frekuensi 28.75 persen. Bentuk kerjasama yang terjadi bersifat informal. Penelitian ini juga menganalisis pada variabel yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Saleh, Rokhani, dan Bahtiar (2013) diatas. Hasilnya menunjukkan kondisi kekinian Posdaya pada aspek ekonomi yang paling berkembang adalah home industry yaitu dengan persentase 75 persen, adapun program tabungan Posdaya/simpan pinjam 15 persen lebih rendah dari persentase home industry. Sehubungan dengan dukungan eksternal terhadap empat aspek yang diteliti, dukungan terbesar pada pilar kesehatan yaitu dengan nilai 64.63. Pada aspek ekonomi hanya bernilai 58.12 atau selisih 6.51 dari nilai aspek kesehatan.

(27)

ekonomi paling besar adalah akses terhadap informasi yaitu sebesar 30.63 persen. Akses permodalan lebih rendah 3.75 persen dari akses terhadap informasi, adapun komponen keberdayaan paling rendah adalah akses terhadap pasar yaitu sebesar 17.50 persen atau selisih 13.13 persen dari akses terhadap informasi. Penelitian ini juga bersifat netral gender karena tidak menganalisis relasi antara laki-laki dan perempuan.

Penelitian mutakhir mengenai Posdaya berikutnya dilakukan oleh Sadono, Saharuddin, dan Yusalina (2013) dengan judul Hubungan antara Pola Pendampingan dengan Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap Program Posdaya. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan menganalisis pola pendampingan Posdaya, kepuasan Posdaya terhadap pola pendampingan, dan tingkat kepuasan terhadap unsur-unsur pendampingan. Hasil penelitian tersebut menunjukkan pola pendampingan yang dilakukan Posdaya kepada pengurus mengacu pada unsur pendampingan yaitu pemungkinan, penguatan, perlindungan, penyokongan, pemeliharaan, frekuensi pendampingan, waktu pendampingan, dan biaya pendampingan. Kepuasan pengurus Posdaya terhadap pola pendampingan memiliki nilai tingkat kesesuaian di atas 80 persen. Hal tersebut menunjukkan Posdaya sudah puas dengan pola pendampingan.

Pada bidang ekonomi pengurus merasa cukup puas dengan program dalam bidang tersebut. Adapun pada bidang ekonomi, anggota Posdaya tersebut menyatakan rasa kurang puas terhadap program. Hal tersebut menunjukkan perbedaan dengan yang dirasakan oleh pengurus. Hasil penelitian juga menyatakan pendampingan yang dilakukan oleh Posdaya telah cukup dirasakan manfaatnya oleh masyarakat, baik pengurus maupun anggota. Manfaat penting yang dirasakan oleh masyarakat tersebut meliputi bertambahnya kesempatan pendidikan yang murah bagi anak usia dini, peningkatan pelayanan kesehatan balita dan lansia, berkembangnya kreatifitas produk dengan bahan lokal, penghijauan, dan pemanfaatan limbah pertanian. Namun demikian, bidang ekonomi yang seharusnya menjadi pilar utama pemberdayaan masyarakat dalam pengentasan kemiskinan justru belum mencapai kepuasan bagi banyak pihak. Bahkan tidak ada analisis secara lebih dalam terkait kegiatan ekonomi yang dapat digunakan untuk meningkatkan kualitas hidup peserta Posdaya sekaligus dapat mengurangi angka kemiskinan. Penelitian ini juga tidak memperhatikan relasi antara laki-laki dan perempuan sehingga bersifat netral gender.

Kerangka Pemikiran

Penelitian ini menggunakan acuan konsep, pendekatan-pendekatan Gender, Gender dan Keluarga, dan Program Ekonomis Produktif Posdaya sehingga, dapat diintegrasikan menjadi kajian tentang Analisis Gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif pada Posdaya.

(28)

dalam penelitian yang berjudul Analisis Gender dalam KEP Posdaya EM di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor ini terdapat empat variabel dependen yakni Tingkat Akses terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y1), Tingkat Kontrol terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y2), Tingkat Partisipasi terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y3), Tingkat Manfaat terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y4), dan Pemenuhan Kebutuhan Gender (Y5).

Merujuk pada BPS 1980 bahwa dalam status bekerja dan jenis bekerja digunakan untuk mengetahui profil individu pada rumah tangga. Kegiatan Ekonomi Produktif (KEP) Posdaya Eka Mandiri keanggotannya merupakan individu dalam rumhatangga/keluarga. Selanjutnya, berdasarkan penjajakan lapang yang telah dilakukan, maka variabel sumber daya individu yang diduga mempengaruhi adalah Tingkat Pendidikan (X1) dan Status Bekerja (X2).

Mengingat bahwa Posdaya merupakan program yang memberdayakan dalam unit keluarga dan keluarga merupakan arena para anggotanya mengembangkan relasi gender dalam konteks peranan domestik, produktif, dan pengelolaan masyarakat. Merujuk pada Mugniesyah et al. (2004) bahwa analisis gender dapat dilakukan pada tingkat keluarga/rumah tangga. Sehubungan dengan itu, pada faktor sumber daya keluarga/rumah tangga yang diduga berhubungan dengan gender terhadap pengaksesan simpan pinjam/tabungan Posdaya adalah Tipologi keluarga (X3), Curahan Waktu dalam Kerja Domestik (Reproduktif) (X4), Curahan Waktu dalam Kerja Produktif (X5), dan Status dalam Kelompok atau Kelembagaan (X6).

Merujuk pada Saharuddin et al. (2013) yang menyatakan pendampingan dan sosialisasi yang dilakukan posdaya merupakan unsur yang paling penting dalam suatu program intervensi. Adapun sosialisasi adalah bagian dari kegiatan intervensi yang bertujuan untuk memberikan pemahaman secara komprehensif tentang gagasan-gagasan baru. Sesuai dengan konsep Posdaya, pencapaian tujuan dari Posdaya diduga dipengaruhi oleh input sumber daya simpan pinjam/tabungan Posdaya dan Pendampingan oleh pendamping Posdaya, yakni: Tingkat Bantuan Dana (X7) dan Freuensi Kunjungan Pendamping (X8).

Sebagaimana konsep Posdaya adalah suatu program inovasi dari pemerintah untuk menyejahterakan masyarakat. Sehubungan dengan ini, sumber daya Posdaya yang diduga mempengaruhi adalah Tingkat Kemudahan Bantuan (X9). Disamping itu pada Posdaya terdapat kelompok-kelompok dalam menjalankan seluruh aktifitas atau kegiatannya, maka diduga variabel yang berpengaruh pada Peranan Kelompok adalah Pola Kepemimpinan (X10).

(29)

15 Keterangan :

Berhubungan langsung dan diteliti secara kuantitatif

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya

Peranan Kelompok

X10. Pola

Kepemimpinan Y1.2 Tingkat akses dalam kegiatan simpan pinjam

Posdaya

Y1.3 Tingkat akses dalam kegiatan konsumer Posdaya

Y2. Tingkat Kontrol terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri Y2.1 Tingkat kontrol dalam kegiatan tabungan

Posdaya

Y2.2 Tingkat kontrol dalam kegiatan simpan pinjam Y2.3 Tingkat kontrol dalam kegiatan konsumer Y3. Tingkat Partisipasi terhadap KEP Posdaya

Y3.1 Tingkat partisipasi dalam kegiatan KEP dan Non-KEP Posdaya

Y3.2 Tingkat parisipasi dalam kegiatan luar Posdaya Y4. Tingkat Manfaat terhadap KEP Posdaya

Y2.1 Tingkat manfaat dalam kegiatan tabungan Posdaya

Y2.2 Tingkat manfaat dalam kegiatan simpan pinjam Y2.3 Tingkat manfaat dalam kegiatan konsumer

(30)

Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka pemikiran tersebut, hipotesis yang diajukan pada penelitian ini adalah:

1. Sumber daya individu peserta KEP Posdaya Eka Mandiri laki-laki dan perempuan berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta.

2. Sumber daya rumah tangga berhubungan positif terhadap tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya Eka Mandiri

3. Sumber daya Posdaya berupa tingkat kemudahan bantuan berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya Eka Mandiri

4. Frekuensi kunjungan pendamping oleh lembaga atau instansi pada Posdaya berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta laki-laki dan perempuan pada program simpan pinjam/tabungan Posdaya

5. Peranan Kelompok berhubungan positif dengan tingkat akses, tingkat kontrol, tingkat partisipasi, dan tingkat manfaat yang diperoleh peserta KEP Posdaya Eka Mandiri

6. Tingkatkesetaraan gender berhubungan dengan kemampuan Posdaya dalam mewujudkan pemenuhan kebutuhan gender meliputi kebutuhan praktis dan kebutuhan strategis.

Definisi Operasional

Dalam penelitian ini menggunakan beberapa istilah operasional yang digunakan untuk mengukur berbagai peubah. Masing-masing peubah terlebih dahulu diberi batasan sehingga dapat ditentukan indikatornya. Istilah-istilah tersebut antara lain:

1. Tingkat Pendidikan (X1) adalah akumulasi skor dari pendidikan formal dan non-formal yang pernah diikuti oleh perserta KEP Posdaya. Pendidikan formal adalah jenjang pendidikan Peserta KEP Posdaya mengikuti pendidikan di bangku sekolah, dengan kategori: tamat SD (skor 1), tamat SMP (skor 2), tamat SMA (skor 3), dan Diploma dan S1 berturut turut skor 4 dan skor 5, selanjutnya pendidikan non-formal adalah akumulasi skor dari keikutsertaan responden dalam kegiatan pelatihan yang diselenggarakan yang dibedakan kedalam kategori tingkat: desa (skor 1), kecamatan (skor 2), kabupaten (skor 3), dan perguruan tinggi (skor 5).

(31)

jenis pekerjaan adalah pekerjaan utama responden sebagai sumber nafkah keluarga yang dibedakan dalam kategori: PNS/ABRI/TNI/Polisi (skor 7), Pedagang (skor 6), Karyawan/Buruh pabrik (skor 5),. Petani Pemilik (skor 4), Guru Sukuan (skor 3), Buruh Tani (skor 2), Buruh non-tani (di pedesaan) (skor 1), Ibu rumah tangga 9skor 0).

3. Tipologi keluarga (X3) adalah tipe keluarga yang dimiliki oleh responden ekpansi dini dan tengah 0-9 dan 9-14 tahun (skor 2), ekpansi lanjut usia 15 tahun keatas (skor 3)ekspansi penyebaran (anak pertama sudah memisahkan diri dari kelaurga (skor 1)

4. Curahan Waktu Kerja Domestik (Reproduktif) (X4) adalah banyaknya skor (jumlah) waktu (menit) yang digunakan peserta KEP Posdaya Eka Mandiri dalam kegiatan rumah tangga meliputi belanja dan memasak, menghangatkan makanan,mengurus anak, menyetrika baju, mencuci piring, mencuci pakaian, menjemur pakaian, menyapu dan mengepel untuk sehari yang lalu, skor 1 untuk setiap setengah jam kegiatan. 5. Curahan Waktu Kerja Produktif (X5) adalah banyaknya skor (jumlah)

waktu (menit) yang digunakan peserta KEP Posdaya Eka Mandiri hadir dalam kegiatan Posdaya dalam kegiatan mencari nafkah rumah tangga meliputi bertani, berdagang, dan sebagai tukang ojek untuk sehari yang lalu, skor yang diberikan untuk semua kegiatan adalah 1 untuk setiap setengah jam.

6. Status dalam Kelompok/Kelembagaan (X6) adalah posisi atau jabatan pada Posdaya Eka Mandari KEP dan Non-KEP yang diperankan oleh individu dalam kelompok dengan kategori: ketua (Skor 4), sekretaris dan bendahara (skor 3), koordinator bidang (skor 2), dan anggota (skor 1)

7. Tingkat Bantuan Dana (X7) adalah total jumlah uang (rupiah) yang diperoleh dari KEP Posdaya Eka Mandiri baik dari menabung, simpan pinjam, dan konsumer, skor 1 setiap untuk dana bantuan Rp 500 000 8. Frekuensi pendampingan (X8) adalah jumlah kunjungan pendamping

ke KEP Posdaya Eka Mandiri sejak berdiri sampai penelitian berlangsung, skor 1 untuk setiap satu kali kunjungan.

9. Tingkat Kemudahan Pengajuan (X9) KEP adalah kemampuan responden untuk memenuhi prasyarat yang ditetapkan dalam pengajuan dan pengembalian KEP Posdaya. Pengembalian pinjaman adalah tingkat kemudahan sistem lokasi dana pinjaman yang diberikan pada peserta dan tingkat mudah atau tidaknya persyaratan yang harus dipenuhi oleh peserta dalam peminjaman dana, skor 1 untuk setiap pemenuhan persyaratan.

10.Pola Kepemimpinan (X10) adalah tipe gaya kepemimpinan dari pengurus Posdaya Eka Mandiri dalam memimpin seluruh kegiatan Posdaya, dengan kategori: pemimpin Otoriter diberi skor 1, pemimpin Laizes Fiere diberi skor 2, dan pemimpin Demokratis diberi skor 3 11.Tingkat Akses (Y1) adalah akumulasi total skor aktivitas KEP Posdaya

yang diikuti oleh responden yang meliputi:

(32)

Mandiri sampai penelitian berlangsung yang diikuti oleh responden, skor 1 diberikan untuk setiap periode (tahun) kegiatan menabung yang dilakukan responden

Y1.2 Tingkat Akses Terhadap Simpan Pinjam adalah frekuensi kegiatan simpan pinjam (periode pinjaman) yang diperoleh oleh responden sejak berdirinya KEP Posdaya Eka Mandiri sampai penelitian berlangsung

Y1.3 Tingkat Akses Terhadap Kegiatan Konsumer adalah total frekuesi kegiatan yang diikuti oleh responden berupa kegiatan kredit konsumer, skor 1 diberikan untuk setiap periode (tahun) kegiatan menabung yang dilakukan responden.

12.Tingkat Kontrol terhadap KEP Posdaya Eka Mandiri (Y2) akumulasi total skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan KEP meliputi:

Y2.1 Tingkat Kontrol terhadap Tabungan adalah skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan menabung, dibedakan ke dalam kategori: skor 1 jika pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri atau istri sendiri, skor 2 jika pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden adalah suami dan istri dominan atau istri dan suami dominan istri, dan skor 3 untuk pola pengambilan keputusan suami dan istri setara.

Y2.2 Tingkat Kontrol terhadap Simpan Pinjam adalah skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan simpan pinjam, dibedakan ke dalam kategori: skor 1 jika pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri atau istri sendiri, skor 2 jika pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden adalah suami dan istri dominan atau istri dan suami dominan istri, dan skor 3 untuk pola pengambilan keputusan suami dan istri setara.

Y2.3 Tingkat Kontrol terhadap Konsumer adalah skor yang diperoleh dari pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden dalam kegiatan konsumer, dibedakan ke dalam kategori: skor 1 jika pengambilan keputusan yang dilakukan suami sendiri atau istri sendiri, skor 2 jika pola pengambilan keputusan yang dilakukan responden adalah suami dan istri dominan atau istri dan suami dominan istri, dan skor 3 untuk pola pengambilan keputusan suami dan istri setara.

13.Tingkat Partisipasi (Y3) adalah akumulasi keikutsertaan responden dalam kegiatan program pembangunan yang diikuti oleh responden yang meliputi:

Y3.1 Tingkat Partisipasi dalam Kegiatan Non-KEP Posdaya Eka Mandiri keikutsertaan responden dalam kegiatan Posdaya reponden dalam seluruh kegiatan Posdaya (agama, pendidikan, lingkungan, dan kesehatan) skor 1 untuk setiap kegiatan

(33)

14.Tingkat Manfaat dari KEP Posdaya Eka Mandiri (Y4) adalah akumulasi manfaat berupa total manfaaat yang diperoleh responden dari aktivitas KEP Posdaya yang meliputi:

Y4.1 Tingkat Manfaat Kegiatan Menabung manfaat tersebut dapat memenuhi kebutuha keluarga dengan kriteria: manfaat diterima oleh suami atau istri saja (skor 1), manfaat tersebut dapat dinikmati oleh suami dan istri (skor 2), dan manfaat tersebut dinikamati oleh seluruh ART peserta KEP Posdaya (skor 3). Y4.2 Tingkat Manfaat dari kegiatan Simpan Pinjam adalah akumulasi

manfaat tersebut dapat memenuhi kebutuhan keluarga dengan kriteria: manfaat diterima oleh suami atau istri saja (skor 1), manfaat tersebut dapat dinikmati oleh suami dan istri (skor 2), dan manfaat tersebut dinikamati oleh seluruh ART peserta KEP Posdaya (skor 3).

Y4.3 Tingkat Manfaat dari kegiatan Konsumer adalah manfaat tersebut dapat memenuhi kebutuha keluarga dengan kriteria: manfaat diterima oleh suami atau istri saja (skor 1), manfaat tersebut dapat dinikmati oleh suami dan istri (skor 2), dan manfaat tersebut dinikamati oleh seluruh ART peserta KEP Posdaya (skor 3). Pemenuhan kebutuhan (Y5)

Y5.1 Pemenuhan Kebutuhan Praktis Gender ( Y5.1) diukur dari total skor yang diperoleh responden dari skor variabel-variabel: Y1,Y3, dan Y4, kecuali menyangkut aspek status dalam KEP Posdaya dan Non-KEP Posdaya, skor 1 untuk setiap perolehan skor variabel. Y5.2 Pemenuhan Kebutuhan Strategis Gender (Y5.2) diukur dari total

(34)

PENDEKATAN LAPANG

Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilakukan adalah survei. Penelitian ini bermaksud untuk mengidentifikasi Kegiatan Ekonomi Produktif berupa Tabungan/Simpan Pinjam dan Konsumer Posdaya Eka Mandiri di Desa Cihideung Udik Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor dengan analisis gender. Teknik yang digunakan dalam mengetahui kebutuhan masyarakat sesuai dengan topik penelitian ini adalah Focus Group Discussion (FGD). FGD dilaksanakan pada tanggal 30 Mei 2014 bersama masyarakat dan Dosen Pembimbing yang dimaksudkan untuk menetukan kondisi faktual secara umum pada daerah penelitian. Pendekatan yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dan pendekatan kualitatif. Menurut Singarimbun (1989) pendekatan kuantitatif menggunakan metode survei pada sejumlah populasi sampel yang sesuai dengan kriteria. Adapun pendekatan kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam, pengamatan dan observasi langsung pada beberapa informan.

Lokasi dan Waktu

(35)

Teknik Sampling

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh peserta Posdaya Kegiatan Ekonomi Produktif berupa simpan pinjam/tabungan Posdaya. Teknik pengambilan sampel dilakukan pada rumah tangga sampel yaitu rumah tangga yang mengikuti Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya Eka Mandiri. Unit analisis pada penelitian ini adalah individu dalam rumah tangga. Adapun responden merupakan individu peserta program ekonomis produktif simpan pinjam Posdaya. Responden pada penelitian ini berjumlah 69 orang yang terdiri dari 24 peserta laki-laki (selanjutnya disebut Peserta Laki-laki) dan 45 peserta perempuan (selanjutnya disebut Peserta Perempuan).

Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengambilan data langsung di lapangan melalui pengumpulan data kuantitatif dan kualitatif. Adapun data sekunder diperoleh dari studi literatur berupa penelusuran dokumen keadaan umum desa Cihideung Udik dan Kecamatan Ciampea yang dapat diperoleh dari data Monografi Desa beserta Kecamatan serta data mengenai Posdaya desa Cihideung Udik. Pengumpulan data kuantitatif dilakukan melalui pengisian kuesioner terstruktur. Kuisioner tersebut digunakan untuk memperoleh data terkait karakteristik individu, karakteristik rumah tangga, dan karakteristik Posdaya dan kelembagaan Posdaya. Selain itu juga untuk mendapatkan data terkait analisis gender pada program ekonomis produktif Posdaya tersebut. Sementara untuk pengumpulan data kualitatif dilakukan melalui observasi langsung dan wawancara mendalam terhadap dan informan menggunakan panduan pertanyaan wawancara. Adapun informan yang diambil adalah Pendamping, Koordinator dan Pengurus Posdaya.

Teknik Pengolahan dan Analisis Data

(36)

KEADAAN UMUM DESA CIHIDEUNG UDIK

Kondisi Geografis dan Luas Wilayah

Desa Cihideung Udik berada di Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor Provinsi Jawa Barat dengan luas wilayah 261.7 Ha. Ditinjau dari keadaan tipologinya, secara umum desa ini berada pada tinggi curah hujan 300-600 M3. Desa Cihideung Udik memiliki dua musim yakni musim hujan dan musim kemarau. Suhu udara pada wilayah ini berkisar antara 30-35°C, sementara tinggi dari permukaan laut 600 mdpl.

Desa Cihideung Udik secara geografis berbatasan langsung dengan sebelah utara berbatasan dengan Desa Cihideung Ilir, sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Dramaga, sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Tenjolaya, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bojong Jengkol.

Jarak kantor desa Cihideung Udik ke ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dan ibu kota propinsi, serta ibu kota negara secara administratif berturut-turut adalah sebagai berikut: Ibu Kota Kecamatan berjarak 7 Km, Ibu Kota Kabupaten 30 Km, Ibu Kota Propinsi Jawa Barat 130 Km, dan Ibu Kota Negara berjarak 60 Km.Adapun desa ini dapat ditempuh menggunakan kendaraan motor atau mobil dari Kabupaten Bogor dengan waktu tempuh sekitar 3-4 jam, dan sekitar 20 menit jika ditempuh dari Kator kecamatan Ciampea. Apabila menggunakan kendaraan umum, dapat menggunakan angkutan umum dan ojek untuk dapat masuk ke Desa.

Secara administratif, desa Cihideung Udik terbagi menjadi 15 Rukun Warga (RW) namun pada data monografi desa tidak dijelaskan secara rinci daftar nama RW tersebut. Selain itu, pada data tersebut juga tidak dijelaskan mengenai jumlah Rukun Tetangga (RT) pada setiap RW, sehingga tidak dapat menggambarkan jumlah RT pada Desa Cihideung Udik.

(37)

Pemanfaatan lahan Tanah di Desa Cihideung Udik disajikan dalam Tabel 1 sebagai berikut.

Tabel 1 Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014

Pemanfaatan Lahan Luas (Ha) Persen (%)

Sawah 171.5 60.9

Tanah / Bangunan Pendidikan 2.0 0.7

Tanah / Bangunan Peribadatan 2.0 0.7

Lapangan Olah Raga 1.0 0.4

Perkantoran 0.5 0.2

Sumber: Data Monografi Desa Cihideung Udik 2014

Selanjutnya, tanah kas desa seluas 10.2 Ha alokasi penggunaannya disajikan dalam Tabel 2 berikut.

Tabel 2 Pemanfaatan tanah kas desa sebagai sarana dan fasilitas pelayanaan masyarakat, tahun 2014

Jenis Fasilitas Luas (Ha) Persentase (%)

Jalan Desa Sumber: Data Monografi Desa Cihidueng Udik tahun 2014

Sebagaimana disajikan pada Tabel 2, jenis fasilitas dari tanah kas desa pada Desa Cihideung Udik paling luas dimanfaatkan sebagai jalan desa yakni seluas 2.8 Ha atau sebesar 27.5 persen. Selanjutnya, tanah kas desa tersebut digunakan sebagai fasilitas pelayanan masyarakat berupa bangunan untuk pendidikan, tanah makan/kuburan, dan masjid/mushola/majelis ta’lim. Luas lahan untuk ketiga jenis bangunan tersebut masing-masing adalah seluas 2 Ha dengan persentase sebesar 19.61 persen atau lebih sempit 7.89 persen dibanding lahan yang digunakan sebagai jalan desa. Pemanfaatan lapangan olahraga menggunakan tanah kas desa seluas 1 Ha atau sebesar 9.52 persen. Adapun pemanfaatan bangunan kantor desa hanya mengunakan lahan kas desa seluas 0.4 Ha atau 3.92 persen dari total 100 persen luas lahan kas desa.

(38)

Keadaan Umum Penduduk

Berdasarkan data potensi Desa Cihideung Udik pada tahun 2014 dilaporkan bahwa kondisi penduduk Desa Cihideung Udik pada Maret tahun 2014 mencapai 14.217 jiwa terdiri dari laki-laki sebanyak 7.387 jiwa atau sebesar 51.96 persen dan perempuan sebanyak 6.830 jiwa atau sebesar 48.04 persen, dengan kepadatan penduduk 50 Jiwa/Km. Dari data tersebut dapat dianalisis bahwa jumlah penduduk laki-laki lebih banyak 3.92 persen dibandingkan penduduk perempuan. Secara lebih rinci, data kependudukan ini disajikan pada Tabel 3 berdasarkan kelompok umur dan jenis kelamin.

(39)

Sebagaimana tercantum dalam Tabel 3, mayoritas penduduk Desa Cihideung Udik masuk pada usia produktif yaitu pada usia 15-64 tahun dengan persentase sekitar 58.51 persen. Selanjutnya persentase kedua adalah kelompok Usia Sekolah SD, SMP dan SMA (4-19 tahun) yakni sebesar 38.54 persen atau lebih rendah 19.97 persen dari usia produktif. Kelompok usia lanjut (>65 tahun) sekitar 11.79 persen atau lebih rendah 46.72 persen dari kelompok usia prodkutif. Jika data tersebut dianalisis terpilah gender, maka persentase penduduk usia produktif lebih tinggi laki-laki 6.13 persen dibanding perempuan.

Namun demikian, kelompok usia lanjut masih di dominasi oleh perempuan yakni sebesar 11.69 persen atau lebih tinggi 0.36 persen dari pada laki-laki. Selain itu, kelompok umur balita berjenis kelamin perempuan lebih besar 0.94 persen dibanding laki-laki. Secara keseluruhan, tanpa memperhatikan kelompok umur jumlah penduduk laki-laki lebih besar daripada perempuan.

Tabel 4 Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung Udik, Tahun 2014

Jenis Pekerjaan Jumlah (Orang) Persen (%)

Petani dan Buruh Tani 2 503 32.65

Buruh Pabrik 1 450 18.92

Pedagang 928 12.11

Pegawai Swasta 694 9.05

Penjahit 250 3.26

Pegawai Negeri Sipil 99 1.29

Guru 70 0.91

Pengrajin 68 0.89

Tukang Bangunan 60 0.78

Pensiunan / Purnawirawan 48 0.63

Tukang Ojeg 44 0.57

Sopir Angkutan 41 0.53

Pengemudi 35 0.46

Mekanik 30 0.39

Tukang Las 5 0.07

TNI / POLRI 4 0.05

Dokter 3 0.04

Bidan 2 0.03

Lain-lain 1 331 17.36

Total 14 217 100.00

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran hubungan variabel dependen dan variabel independen dalam analisis gender dalam Kegiatan Ekonomi Produktif Posdaya
Tabel 1  Pemanfaatan lahan di Desa Cihideung Udik, tahun 2014
Tabel 3  Jumlah penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin desa Cihideung Udik, Tahun 2014
Tabel 4  Jenis pekerjaan sebagai mata pencaharian penduduk Desa Cihideung
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis interaksi antara tempat penyimpanan benih dan tingkat pengeringan menunjukkan bahwa interaksi faktor yang mempengaruhi daya berkecambah, kadar air dan

Sedangkan untuk konsep warna Mahendra Ega Higuitta (24 tahun) memilih warna hijau pada bagian kepala jamur karena selain brand yang dijual berwarna hijau,

Banyak faktor yang menyebabkan masalah pada kesehatan mental remaja seperti faktor- faktor yang dapat berkontribusi terhadap stres selama masa remaja termasuk keinginan untuk

Komposisi ini menunjukkan jika ASEAN memperluas kerjasama ekonomi khususnya perdagangan dan investasi denga negara lain seperti dalam kerangka ASEAN China Free Trade

S Ibu mengatakan bayinya dalam keadaan baik dan tidak ada kelainan serta menyusi sangat kuat. Mengingatkan kembali pada ibu untuk tetap menjaga kehangatan bayinya dengan

Kemudian hal tersebut dapat diartikan bahwa sumbangan pengaruh pengawasan preventif dan pengawasan detektif terhadap efektifitas pengendalian anggaran pada Inspektorat

Projected gold price increase is based on the historical purchase prices by the Company.. Analisis sensitivitas liabilitas imbalan kerja c. Durasi rata-rata tertimbang

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa upaya yang telah dilakukan mensosialisasikan undang-undang nomor 16 tahun 2006 tentang sistem penyuluhan pertanian, perikanan