i
PENGARUH DISIPLIN, FASILITAS, DAN MOTIVASI
BELAJAR TERHADAP KECEPATAN MENGETIK
MANUAL (Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang
Program Keahlian Administrasi Perkantoran)
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Negeri Semarang
Oleh Ahmad Saeroji NIM 7101409002
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh Pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian skripsi pada :
Hari : Tanggal :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Drs. H. Muhsin, M.Si. Drs. Ade Rustiana, M.Si.
NIP. 195411011980031002 NIP. 196801021992031002
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan Sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari :
Tanggal :
Penguji Skripsi
Nina Oktarina, S.Pd., M.Pd. NIP. 197810072003122002 NIP. 195202281980031003
Anggota I Anggota II
Drs. H. Muhsin, M.Si. Drs. Ade Rustiana, M.Si.
NIP. 195411011980031002 NIP. 196801021992031002
Mengetahui, Dekan Fakultas Ekonomi
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain, baik sebagian atau seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat di skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Juni 2013
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO:
Dengan ilmu orang miskin bisa
menjadi kaya, orang kaya bisa menjadi lebihanggun.
(Andri Wongso)
PERSEMBAHAN:
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga kerja penulis dapat membuahkan hasil dengan
menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh Disiplin, Fasilitas, dan Motivasi
Belajar terhadap Kecepatan Mengetik Manual (Pada Siswa Kelas X SMK Negeri
Semarang Program Keahlian Administrasi Perkantoran)”. Segala halangan dan
rintangan tidak akan mampu dilalui tanpa jalan yang ditunjukkan dandigariskan-Nya.
Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Pendidikan. Penyelesaian ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk memperoleh pendidikan di UNNES.
2. Dr. S. Martono, M.Si, Dekan Fakultas Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian.
3. Dra. Nanik Suryani, M.Pd, Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi yang telah memberikan kemudahan administrasi dalam perijinan pelaksanaan penelitian. 4. Drs. Muhsin, M.Si.Dosen Pembimbing I yang dengan penuh kesabaran telah
memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Dr. Ade Rustiana, M.Si. Dosen Pembimbing II yang dengan penuh kesabaran telah memberikan bimbingan dan pengarahan sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan.
6. Drs. Edi Drajat Wiarto, M. Pd. Kepala SMK Negeri 2 Semarang yang telah memberikan kemudahan dalam administrasi pengambilan data.
7. Dra. Rosalina, guru mata pelajaran menggandakan dokumen di SMK Negeri 2 Semarang.
vii
9. Segenap pengurus takmir Masjid An-Nur yang senantiasa memberikan bantuan dan dorongan sehingga penulis dapat menyelesaikan studi dan penulisan skripsi ini.
10. Teman-teman mahasiswa Pendidikan Administrasi Perkantoran angkatan2009.
11. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu dalam penyelesaian skripsi ini.
Semoga Allah SWT memberi balasan atas semua kebaikan yang telah diberikan. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan sebagai bahan acuan peneliti selanjutnya.
Semarang,Juni 2013
viii SARI
Saeroji, Ahmad. 2013. “Pengaruh Disiplin, Fasilitas, Dan Motivasi Belajar terhadap Kecepatan Mengetik Manual (Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang Program Keahlian Administrasi Perkantoran)”. Skripsi. Jurusan Pendidikan Ekonomi. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I. Drs. Muhsin,M.Si. Pembimbing II.Dr. Ade Rustiana, M.Si.
Kata kunci :Disiplin, Fasilitas, Motivasi, Kecepatan Mengetik Manual
SMK Negeri 2 Semarang merupakan satuan pendidikan yang mengajarkan berbagai macam keahlian baik teori maupun praktik, salah satunya adalah kompetensi menggunakan peralatan kantor terutama penggunaan mesin ketik manual. Berdasarkan observasi awal diperoleh bahwa kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang masih banyak yang belum tuntas dalam penguasaan praktik kecepatan mengetik manual yaitu kelas XAP1 yang tuntas sebesar 39,29% yang belum tuntas sebesar 64,71%, XAP2 yang tuntas 60%, yang belum tuntas sebesar 40%, dan XAP3 yang tuntas sebesar42,86% dan yang belum tuntas sebesar 57,14%.
Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Disiplin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar, berdasarkan observasi awal diperoleh rata-rata disiplin siswa sebesar 86,67% yang memiliki kriteria sangat baik. Selain disiplin faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah fasilitas, berdasarkan observasi awal diperoleh data bahwa fasilitas yang dimiliki SMK Negeri 2 Semarang sudah cukup lengkap dan kondisinya baik. Selain disiplin dan fasilitas motivasi juga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran. Berdasarkan observasi awal diperoleh rata-rata motivasi siswa sebesar 82,86% yang memiliki kriteria baik. Berdasarkan data yang diperoleh dari observasi awal disiplin, fasilitas dan motivasi siswa sudah baik akan tetapi pencapaian kecepatan mengetik manual masih banyak yang belum tuntas. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui baik secara simultan maupun parsial apakah disiplin, fasilitas dan motivasi belajar berpengaruh pada kecepatan mengetik manual siswa SMK Negeri 2 Semarang program keahlian Administrasi perkantoran.
Hasil penelitian menunjukan secara parsial antara disiplin, fasilitas, dan motivasi belajar memiliki pengaruh yang signifikan. Secara simultan antar disiplin, fasilitas, motivasi belajar terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran sebesar 59,6%, sedangkan 40,4% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
ix ABSTRACT
Saeroji, Ahmad. 2013. "The Effect of Discipline, Facilities, and Motivation toWord the Typing Speed Manual (In SMK Negeri 2 Semarang Skills Program Administration)". Final Project. Department of Economic Education. Semarang State University. Supervisor I. Drs. Muhsin, M.Si. Supervisor II. Dr. Ade Rustiana, M.Si.
Keywords: Discipline, Facilities, Motivation, Typing Speed Manual
SMK Negeri 2 Semarang is an education unit that teaches a variety of skills both theory and practice, one of which is the competence to use office equipment mainly use manual typewriters. Based on initial observations, it showed that the speed manual typing of grade X students of SMK Negeri 2 Semarang were still many did not complet the mastery practice of typing speed manual it was complete class XAP1 of 39.29% which is not yet complete at 64.71%, which completed 60% XAP2 , which has not been completed by 40%, and a thorough XAP3 by 42, 86% and amounted to 57.14% unresolved.
The succes of Learning is influenced by internal and external factors. preliminary observations obtained an average of 82.86% student motivation which has both criteria. Based on data obtained from earlier observations discipline, facilities and student motivation is good but the achievement is still a lot of typing speed manual unfinished. The purpose of this study was to determine the simultaneous or partial effect of discipline, facilities and motivation toward the typing speed manual in SMK Negeri 2 Semarang of office administration skills program.
The results showed partially between disciplines, facilities, and motivation to learn has a significant effect. Simultaneous inter-disciplinary, facilities, motivation toward typing speed manual in SMK Negeri 2 Semarang student programs office administration skills of 59,6%, while 40,4% is influenced by other factors not examined in this study.
x DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ... iii
PERNYATAAN ... iv
MOTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
SARI ...viii
ABSTRACT ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ...xv
DAFTAR GAMBAR ... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ...xix
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 9
1.3.Tujuan Penelitian... 10
1.4.Manfaat Penelitian... 11
BAB II LANDASAN TEORI ... 12
2.1.Teori Belajar ... 12
xi
2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar ... 13
2.1.3. Tujuan Belajar ... 13
2.1.4. Hasil Belajar ... 14
2.2.Teori Mengetik Manual ... 15
2.2.1. Sikap pada Waktu Mengetik ... 15
2.2.2. Cara Mengetik yang Efisien ... 16
2.2.3. Alat-alat Perlengkapan Mengetik ... 16
2.3.Disiplin Belajar ... 17
2.3.1. Pengertian Disiplin ... 17
2.3.2. Tujuan Kedisiplinan ... 19
2.3.3. Perkembangan Disiplin Belajar ... 19
2.3.4. Cara Pendisiplinan ... 20
2.3.5. Indikator Disiplin Belajar Mengetik Manual ... 20
2.4.Teori Fasilitas ... 21
2.4.1. Pengertian Fasilitas ... 21
2.4.2. Jenis-jenis Fasilitas Pendidikan ... 22
2.4.3. Indikator Fasilitas Belajar Mengetik Manual ... 24
2.5.Teori Motivasi ... 24
2.5.1. Pengertian Motivasi ... 24
2.5.2. Jenis Motivasi ... 25
2.5.3. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar ... 26
2.5.4. Fungsi Motivasi... 27
xii
2.6.Penelitian Terdahulu ... 28
2.7.Kerangka Berfikir ... 29
2.8.Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN... 33
3.1.Jenis Penelitian ... 33
3.2.Populasi dan Sampel ... 33
3.2.1. Populasi ... 33
3.2.2. Sampel ... 34
3.3.Variabel Penelitian ... 35
3.4.Metode Pengumpulan Data ... 36
3.5.Validitas dan Reliabilitas ... 38
3.5.1. Uji Validitas ... 38
3.5.2. Reliabilitas ... 41
3.6.Metode Analisis Data ... 42
3.6.1. Analisis Diskriptif Persentase ... 42
3.6.2. Analisis Regresi Linier Berganda ... 44
3.6.3. Uji Asumsi Klasik ... 45
3.6.3.1.Uji Normalitas ... 45
3.6.3.2.Uji Multikolonieritas ... 46
3.6.3.3.Uji Heteroskedastisitas ... 46
3.6.4. Uji Hipotesis ... 47
xiii
3.6.4.2.Uji Signifikan Parameter Individual
(Uji Statistik t) ... 47
3.6.4.3.Koefisien Determinasi (R2) ... 48
3.6.4.4.Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 49
4.1.Hasil Penelitian ... 49
4.1.1. Diskriptif Persentase ... 49
4.1.1.1.Variabel Disiplin Belajar ... 49
4.1.1.2.Variabel Fasilitas Belajar ... 53
4.1.1.3.Variabel Motivasi Belajar ... 60
4.1.1.4.Kecepatan Mengetik Manual ... 61
4.1.2. Uji Asumsi Klasik ... 66
4.1.2.1.Uji Normalitas ... 66
4.1.2.2.Uji Multikolinieritas ... 68
4.1.2.3.Uji Heterokedastisitas ... 69
4.1.3. Uji Hipotesis ... 71
4.1.3.1.Regresi Linier Berganda ... 71
4.1.3.2.Uji Signifikansi Simultan (Uji F) ... 73
4.1.3.3.Uji Signifikan Parameter Individual (Uji Statistik t) ... 73
xiv
4.1.3.5.Koefisien Determinasi Parsial (r2) ... 76
4.2.Pembahasan ... 77
BAB V PENUTUP ... 81
5.1.Kesimpulan ... 81
5.2.Saran ... 82
DAFTAR PUSTAKA ... 84
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1.1 Hasil Kecepatan Mengetik Manual Kelas X SMK N 2 Semarang ... 6
1.2 Fasilitas Mengetik Manual SMK N 2 Semarang ... 7
3.1 Jumlah Populasi Penelitian ... 34
3.2 Skor Pilihan Jawaban Angket ... 38
3.3 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Disiplin ... 39
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Fasilitas ... 40
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Motivasi ... 40
3.4 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Disiplin ... 41
3.5 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Fasilitas ... 42
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel Motivasi ... 42
3.7 Tabel Kriteria Analisis Diskriptif Persentase ... 44
4.1 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Variabel Disiplin Belajar ... 49
4.2 Diskriptif Persentase Indikator Mematuhi Aturan dan Tata Tertib LaboratoriumMengetik ... 50
4.3 Diskriptif Persentase Indikator Menyesuaikan Diri terhadap Aturan-aturan yang Berasal dari Luar Individu ... 51
4.4 Diskriptif Persentase Indikator Jam Masuk dan Akhir Praktik Mengetik ... 52
4.5 Diskriptif Persentase Indikator Tanggung Jawab terhadap Tugas Kwajiban ... 53
xvi
4.7 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Ruangan
Laboratorium Mengetik ... 55 4.8 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Mesin Ketik Manual .... 56 4.9 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Buku Pegangan
yang Digunakan dalam Proses Pembelajarn Mengetik ... 57 4.10 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Media
Pembelajaran Mengetik ... 58 4.11 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Meja dan Kursi... 58 4.12 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Sarana Penunjang
seperti Penerangan, AC, Kertas, dan lain-lain ... 59 4.13 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Variabel Motivasi Belajar... 60 4.14 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Adanya Hasrat
dan Keinginan untuk Berhasil ... 61 4.15 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Adanya Dorongan
dan Kebutuhan dalam Belajar Mengetik ... 62 4.16 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Adanya Harapan
dan Cita-cita ... 63 4.17 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Adanya
Penghargaan dalam Belajar Mengetik Manual ... 64 4.18 Hasil Perhitungan Diskriptif Persentase Indikator Adanya Kegiatan
xvii
4.21 Analisis Uji Multikolinieritas ... 69
4.22 Output Uji Glejser ... 71
4.23 Hasil Analisis Linier Berganda ... 71
4.24 Tabel Anova Uji F ... 73
4.25 Tabel Uji Parsial (Uji t) ... 74
4.26 Uji Koefisien Determinasi Simultan (R2) ... 75
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar halaman
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran halaman
1 Hasil Kecepatan Mengetik Obsevasi Awal ...86
2 Pedoman Pengamantan untuk Motivasi Siswa dalam Mengikuti Praktik Mengetik ...89
3 Lembar Observasi Motivasi ...90
4 Pedoman Pengamatan Disiplin Siswa ...92
5 Lembar Observasi Disiplin Siswa ...93
6 Kisi-Kisi Uji Coba Instrumen ...95
7 Angket Uji Coba ...96
8 OutputUji Validitas dan Reliabilitas ...98
9 Hasil Validitas Instrumen ...102
10 Kisi-kisi Instrumen Penelitian ...103
11 Angket Penelitian ...104
12 Tabulasi Data Penelitian ...106
13 Hasil Tes Kecepatan Mengetik ...113
14 Tabel Kriteria Penilaian Kecepatan Mengetik Manual ...116
15 Teks Tes Kecepatan Mengetik...117
16 Output analisis Regresi ...118
17 Surat Ijin Penelitian ...122
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Era globalisasi ke depan dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam penyelesaian pekerjaan manusia diharapkan dapat menyelesaikan dengan cara yang cepat dan tepat, untuk itu dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas, mandiri dan memiliki kemampuan serta daya saing yang tinggi. Kualitas sumber daya manusia tergantung pada kualitas pendidikan. Karenapembangunan di bidang pendidikan secara langsung memberikan pengaruh terhadap peningkatan kualitas sumber daya manusia. Sekolah Menengah Kejuruan memiliki peran penting dalam menyiapkan peserta didik agar siap bekerja, baik bekerja secara mandiri (wiraswasta) maupun mengisi lowongan pekerjaan yang ada serta membekali siswa untuk mengikuti pendidikan lebih lanjut sesuai dengan program keahliannya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu jenjang pendidikan menengah yang dapat menghasilkan output berkualitas dan siap bersaing di dunia kerja. Upaya meningkatkan sumber daya manusia berkualitas dilakukan dipendidikan SMK dengan membekali siswanya berbagai macam keahlian yang disesuaikan dengan kurikulum kejuruan.
program keahliahPemasaran, dan program keahlian Rancang Perangkat Lunak. Di SMK Negeri 2 Semarang peserta didik diajarkan berbagai macam keahlian baik teori maupun praktik, salah satunya adalah kompetensi menggunakan peralatan kantor terutama pada penggunaan mesin ketik manual. Dengan menggunakan mesin ketik manual tersebut diharapkan siswa mampu mengetik dengan cepat dan tepat untuk menyelesaikan pekerjaan ketik mengetik secara efektif dan efisien. Untuk itu kecepatan mengetik perlu dikuasai oleh peserta didik dalam kompetensi menggunakan peralatan kantor.
“Mengetik adalah pekerjaan yang mendasar terdapat pada semua bidang,
baik itu dalam organisasi swasta, organisasi pemerintah ataupun organisasi kepartaian maupun organisasi yang lain” (Marimin dkk., 2012:1). Untuk itu siswa Sekolah Menengah Kejuruan yang merupakan satuan pendidikan yang menyiapkan tenaga kerja yang berkompeten dibidangnya, diharapkan mampu menguasai keterampilan mengetik dengan cepat dan tepat.
Kecepatan mengetik merupakan salah satu keterampilan yang harus dikuasai oleh siswa dalam kompetensi menggunakan peralatan kantor. Hal ini sesuai dengan tujuan pendidikan kejuruan yang mencetak lulusan yang siap kerja dengan menjadi tenaga kerja yang profesional, sehingga siswa diharapkan mampu bekerja dengan cepat dalam hal pekerjaan ketik mengetik. Menurut Marimin (2012:1) menyatakan:
Mengetik adalah pengetahuan dan keterampilan tehnik yang harus dipelajari dan dilatih, oleh sebab itu tanpa disertai pengetahuan dan keterampilan tidak akan diperoleh. Dalam proses belajar baik teori maupun praktik keberhasilan proses belajar tersebut dapat dipengaruhi beberapa faktor yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal adalah faktor yang mempengaruhi keberhasilan yang bersumber dari dalam diri individu dalam proses pembelajaran. Sedangkan faktor eksternal yaitu faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar yang bersumber dari luar individu.
Disiplin belajar merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi siswa dalam penguasaan kecepatan mengetik manual pada mata diklat menggunakan peralatan kantor. Dengan disiplin yang tinggi diharapkan siswa mampu menguasai proses belajar praktik mengetik dengan cepat. Disiplin dalam belajar terdiri atas disiplin di lingkungan sekolah dan disiplin di lingkungan rumah atau keluarga.
Selain disiplin faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan dalam belajar adalah fasilitas. Menurut Mauling dalam Amirin, dkk. (2011:76) menyatakan
bahwa “fasilitas adalah prasarana atau wahana untuk melakukan atau
mempermudah sesuatu”. Sedangkan Wahyuningrum dalam Amirin dkk.
(2011:76) menyatakan bahwa “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat
pembelajaran praktik, sehingga diharapkan kecepatan mengetik siswa pada mata diklat menggunakan peralatan kantor semakin cepat.
Fasilitas belajar dapat dibedakan menjadi dua yaitu fasilitas belajar yang sifatnya habis pakai dan tidak habis pakai. Fasilitas belajar yang sifatnya habis pakai terutama dalam pembelajaran mengetik adalah seperti kertas, tinta, karbon, penghapus, kertas stensil, dan lain-lain. Sedangkan fasilitas yang sifatnya tidak habis pakai seperti meja, kursi, mesin ketik, media pembelajaran atau alat yang menunjang pembelajaran, Air Conditioner (AC), dan fasilitas yang lainnya. Fasilitas yang habis pakai maupun yang tidak habis pakai keberadaannya baik dalam jumlah yang sesuai dibutuhkan oleh siswa juga fasilitas tersebut harus dalam kondisi yang baik dan dapat digunakan dalam proses belajar mengajar.
Untuk itu dalam proses belajar mengajar jika fasilitas yang menunjang dalam proses belajar mengajar mencukupi dalam kuantitas siswa dan dalam kondisi yang baik serta dapat digunakan, diharapkan dalam pengusaan pembelajaran mengetik siswa mampu mengetik dengan cepat serta memenuni nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan.
Selain disiplin dan fasilitas ada faktor lain yang yang mempengaruhi keberhasilan siswa dalam belajar yaitu motivasi. Motivasi menurut Mc. Donald
dalam Sardiman (2011:73) menyatakan bahwa “motivasi adalah perubahan energi
dalam diri seseorang yang ditandai dengan munculnya “feeling” dan didahului
Motivasi selalu mendasari dan mempengaruhi kegiatan seseorang untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam belajar, apabila siswa mempunyai motivasi yang baik dan kuat, hal itu akan memperbesar usaha dan kegiatanya mencapai prestasi yang tinggi.
Dalam proses belajar praktik mengetik motivasi siswa dalam mengikuti praktik juga mampu meningkatkan keberhasilan siswa dalam menguasai mengetik secara cepat. Untuk langkah-langkah dalam penguasan keterampilan tersebut jika seorang siswa memiliki motivasi yang tinggi selalu berusaha dalam segala cara untuk menguasai keterampilan mengetik dengan cepat, sehingga keberhasilan dalam belajar mengetik dapat tercapai.
Tabel 1.1.
Hasil Kecepatan Mengetik Manual Kelas X SMK N 2 Semarang Kecepatn
(epm)
Jmlh siswa % pencapaian
Keterangan XAP1 XAP
2
XAP3 XAP1 XAP2 XAP3
≤110 22 14 20 64,71% 40% 57,14% Tidak Tuntas
110< 12 22 15 39,29% 60% 42,86% Tuntas Sumber : data guru mata pelajaran mengetik SMK Negeri 2 Semarang per januari 2013
Dari tabel 1.1. terlihat bahwa pada kelas X AP 1 diperoleh dari jumlah 34 siswa yang melakukan mengetik kecepatan di peroleh 64,71% tidak tuntas, dan 39,29% belum tuntas atau masih di bawah nilai KKM. Untuk kelas X AP 2 dari 36 siswa 40% tidak tuntas dan 60% tuntas atau sudah memenuhi KKM, sedangkan untuk pencapaian kecepatan siswa kelas X AP 3 dari jumlah 35 siswa, 57,14% tidak tuntasdan 42,86% tuntas atau sudah memenuhi KKM. Data ini diperoleh dari observasi awal di SMK Negeri 2 Semarang pada tanggal 9 januari 2013.
perhitungan jumlah pedoman observasi diperoleh rata-rata disiplin sebesar 86,67% dari rata-rata tersebut dalam kriteria sangat baik.
Pembelajaran praktik mengetik membutuhkan fasilitas belajar yang memadai untuk menunjang pencapaian tujuan pembelajaran antara lain ketersediaan ruang belajar yang sesuai dengan daya tampung siswa, penerangan, buku pegangan, mesin ketik manual. Fasilitas yang tersedia di SMK Negeri 2 Semarang sudah cukup memadai, ditunjukan dengan tersedianya laboratorium mengetik yang cukup untuk menampung siswa hingga 40 orang, tersedianya mesin ketik manual dan mesin ketik elektronik sejumlah 40 dalam kondisi yang masih baik, tersedianya LCD sejumlah 1 unit, bagan surat sebanyak 7 papan sebagai petunjuk siswa dalam mengetik bentuk-bentuk surat, buku panduan mengetik sebanyak 40 buku, terdapat 3 pasang AC (Air Conditioner) penerangan yang cukup karena terdapat 10 lampu penerangan. Untuk lebih jelas mengenai fasilitas laboratorium mengetik yang dimiliki oleh SMK Negeri 2 Semarang dapat dilihat pada tabel 1.2 berikut:
Tabel 1.2
Fasilitas Mengetik Manual SMK Negeri 2 Semarang
No Fasilitas Jumlah Kondisi
1 Laboratorium mengetik 1 Baik
2 Mesin ketik manual 40 Baik
3 Mesin ketik elektronik 40 Baik
4 LCD I1 Baik
5 Bagan bentuk surat 7 Baik
6 Buku panduan mengetik 40 Baik
7 Air Conditioner /AC 3 Baik
8 Lampu penerangan 10 Baik
9 Gudman (media pembelajaran mengetik) 1 Baik
Untuk motivasi yang dimiliki oleh siswa dalam proses praktik mengetik berdasarkan wawancara dengan guru pengampu pelajaran mengetik Dra. Rosalina pada tanggal 9 Januari 2013 menyatakan bahwa motivasi siswa mengikuti praktik mengetik sangat tinggi yang ditunjukkan adanya kebutuhan siswa untuk menguasai keterampilan mengetik manual karena dibutuhkan pada waktu praktik kerja industri di perusahaan atau di instansi pemerintah maupun swasta pekerjaan yang menggunakan mesin ketik manual masih dibutuhkan, oleh karena itu antusias siswa dalam mengikuti praktik mengetik juga sangat tinggi supaya dapat menguasai keterampilan mengetik dengan cepat dan baik. Hal ini juga ditunjukkan pada hasil observasi awal dari perhitungan rata-rata motivasi diperoleh skor sebesar 82,86% yang memiliki kriteria baik.
banyak yang belum memenuhi syarat ketuntasan kecepatan mengetik manual hal ini dapat dilihat pada tabel 1.1.
Berdasarkan permasalahan di atas, maka peneliti tertarik mengadakan
penelitian dengan judul “PENGARUH DISIPLIN, FASILITAS, DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KECEPATAN MENGETIK MANUAL (Pada Siswa Kelas X SMK Negeri 2 Semarang Program Keahlian Administrasi Perkantoran)”.
1.2 Rumusan Maslah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimanakah disiplin, fasilitas, motivasi belajar dan kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran?
2. Apakah ada pengaruh disiplin belajar siswa terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran?
3. Apakah ada pengaruh fasilitas belajar terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran?
5. Apakah ada pengaruh disiplin, fasilitas, motivasi belajar siswa secara simultan terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran?
1.3 Tujuan Penelitian
Dari uraian latar belakang dan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian yang dilakukan oleh penulis adalah:
1. Untuk mengetahui disiplin, fasilitas, motivasi belajar dan kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran
2. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh disiplin belajar siswa terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran.
3. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh fasilitas belajar siswa terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran.
4. Untuk mengetahui Apakah ada pengaruh motivasi belajar siswa terhadap kecepatan mengetik manual pada siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program keahlian administrasi perkantoran.
1.4 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan pengetahuan mengenai disiplin, fasilitas, dan motivasi dalam mempengaruhi kecepatan mengetik manual.
b. Sebagai sarana mengembangkan ilmu pengetahuan yang secara teoritis telah dipelajari.
2. Manfaat praktis
a. Memberikan masukan kepada siswa untuk selalu meningkatkan motivasi dan disiplin dalam proses pembelajaran praktik mengetik manual.
b. Memberikan masukan kepada pihak sekolah dalam mengelola fasilitas guna menunjang keberhasilan siswa dalam mencapai pembelajaran terutama pembelajaran praktik mengetik manual.
c. Memberikan masukan kepada guru pengampu praktik mengetik untuk selalu meningkatkan kualitas pembelajaran yang diberikan ketika mengajar keterampilan mengetik kepada siswa.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Teori Belajar 2.1.1. Pengertian Belajar
Cronbach dalam Suryabrata (2005:231) menyatakan “Learning is shown
by change in behavior as a result of experience. Jadi menurut cronbach belajar
yang sebaik-baiknya adalah dengan alami dan dalam mengalami itu si pelajar
mempergunakan pancainderanya”. Spears dalam suryabrata (2005:231)
menyatakan bahwa “learning is to observe, to read, to imitate, to try something
themselves, to listen, to follow direction”.
“Skinner berpandangan bahwa belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responsnya menjadi lebih baik. Sebaliknya, bila ia tidak
belajar maka responsnya menurun” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:9). Menurut
Gagne dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:10) menyatakan:
Belajar merupakan kegiatan yang kompleks. Hasil belajar berupa kapabilitas. Setelah belajar orang memiliki kerterampilan, pengetahuan, sikap, dan nilai. Timbulnya kapabilitas kapabilitas tersebut adalah dari (i) stimulasi yang berasal dari lingkungan, dan (ii) proses kognitif yang dilakukan oleh pembelajar. Dengan demikian, Belajar adalah seperangkat proses kognitif yang mengubah sifat stimulasi lingkungan, melewati pengolahan informasi, menjadi kapabilitas baru.
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya” (Slameto,
Menurut Suryabrata (2005:232) bahwa hal-hal yang pokok dalam belajar adalah:
1. Bahwa belajar itu membawa perubahan (dalamarti behavior change, aktual maupun potensial)
2. Bahwa perubahan itu pada pokoknya adalah didapatkannya kecakapan baru (dalam arti Kenntnis dan Fertingkeit)
3. Bahwa perubahan itu terjadi karena usaha (dengan sengaja). 2.1.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Belajar
Belajar sebagai suatu proses atau aktivitas disyaratkan oleh banyak sekali hal-hal atau faktor-faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar itu adalah banyak sekali macamnya, terlalu banyak untuk disebutkan satu persatu. Untuk memudahkan pembicaraan dapat dilakukan klasisifikasi demikian:
1. Faktor-faktor yang berasal dari luar diri pelajar, dan ini masih lagi dapat digolongkan menjadi dua golongan dengan catatan bahwa overlappingtetap ada, yaitu: faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor sosial.
2. Faktor-faktor yang berasal dari dalam si pelajar, dan inipun dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu: faktor-faktor fisiologis dan faktor-faktor psikologis. (Suryabrata, 2005:233)
2.1.3. Tujuan Belajar
Robert M. Gagne dalam Moedjiono dan Hasibuan (2009:5) mengelompokan menjadi lima macam kemampuan manusia yang merupakan tujuan dari belajar yang merupakan hasil belajar antara lain:
a. Keterampilan intelektual (yang merupakan hasil belajar terpenting dari sistem lingkungan skolastik).
c. Informasi verbal, pengetahuan dalam arti informasi dan fakta. Kemampuan ini umumnya dikenal dan tidak jarang.
d. Keterampilan motorik yang diperoleh di sekolah, antara lain keterampilan menulis, mengetik, menggunakan jangka, dan sebagainya. e. Sikap dan nilai, berhubungan dengan arah serta intensitas emosional
yang dimiliki seseorang, sebagaimana dapat disimpulkan dari kecenderungannya bertingkah laku terhadap orang, barang atau kejadian. Selain itu Sardiman (2011:26-28) merangkum tujuan belajar secara umum sebagai berikut:
1. Untuk mendapatkan pengetahuan. 2. Penanaman konsep dan keterampilan. 3. Pembentukan sikap.
2.1.4. Hasil Belajar
Dalam proses belajar keberhasilan dalam belajar dapat dilihat dari hasil belajar, baik dalam belajar teori maupun praktik. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan. Merujuk pemikiran Gagne, hasil belajar berupa:
(1) Informasi verbal yatu kapabilitas mengungkapkan pengetahuan dalam bentuk bahasa, baik lisan maupun tertulis.
(2) Keterampilan intelektual yaitu kemampuan mempresentaskan konsep dan lambang.
(4) Keterampilan motorik yaitu kemampuan melakukan serangkaian gerak jasmani dalam urusan dan koordinasi, sehingga terwujud otomatisme gerak jasmani.
(5) Sikap adalah kemampuan menerima atau menolak objek berdasarkan penilaian terhadap objek tersebut (Suprijono, 2012:5-6).
Menurut Klausmeier dalam Uno (2012:17-18) proses belajar keterampilan memiliki beberapa kekhasan sebagai berikut.
(1) Peralihan dari kontrol sengaja pada kontrol otomatis. Mula-mula gerakan terjadi secara perlahan dan tidak beraturan. Gerak ini dikendalikan dan dipandu oleh isyarat verbal (biasanya oleh pelatih) serta gambaran visual. Kemudian gerakan menjadi semakin cepat dan beraturan tanpa dipandu pernyataan verbal atau gambaran visual. (2) Gerakan mula-mula samar, tidak jelas, kemudian menjadi semakin
jelas dan nyata, baik dalam kualitas dan kuantitasnya.
(3) Umpan balik menjadi semakin cepat. Dalam gerakan terampil dasar, umumnya dibutuhkan umpan balik yang lama, tetapi dalam. Contoh juru ketik yang terampil atau pianis kawakan, umpan balik dari teks sebagai pemandu untuk melakukan gerakan jari di atas tuts menjadi semakin cepat, bahkan tanpa umpan balik dari teks, gerakan tangannya semakin terotomatis.
(4) Dalam belajar keterampilan, pola gerakan pun semakin lama semakin terkoordinasi.
(5) Hasil akhir dari belajar keterampilan adalah kinerja menjadi semakin stabil.
2.2. Teori Mengetik Manual
2.2.1. Sikap pada Waktu Mengetik
Sikap yang benar dan baik pada waktu mengetik adalah dengan menggunakan pedoman seperti di bawah ini:
d. Kedua ibu jari punggungnyasaling berdampingan dan siap untuk melakukan entakan pada BILAH SPASI.
e. Kedua paha lurus, tetapi tidak saling berhimpitan dan kedua kaki tegak lurus di lantai.
f. Kepala dalam sikap bebas untuk melihat ke naskah yang akan diketik. (Marimin, 2012:12)
2.2.2. Cara Mengetik yang Efisien
Ada beberapa cara yaang dapat dilakukan dalam kegiatan mengetik untuk menyelesaikan kegiatan ketik mengetik ini secara efisien. Antara lain sebagai berikut:
1. Mengetik dengan Sistem 10 Jari Buta.
Mengetik dengan sistem 10 jari mengharuskan tiap-tiap jari melakukan entakan sesuai dengan tugasnya sendiri-sendiri.
2. Penghematan Gerak pada Waktu Mengetik
Penghematan gerak disini merupakan efek dari penggunaan cara mengetik dengan sistem sepuluh jari, karena mengetik dengan sistem sepuluh jari menghemat gerakan dengan adanya bantuan refleksi perasaan untuk menggerakkan jari pada waktu menghentakan tuts, sehingga mata hanya tertuju pada naskah atau teks yang akan diketik. Hal ini bisa menghemat gerakan mata antar melihat tuts dan melihat naskah.
3. Mengetik Berirama
Mengetik berirama merupakan pendukung keberhasilan dari mengetik sepuluh jari. Mengetik berirama ini merupakan cara mengetik yang kecepatan hentakanya disesuaikan dengan cepat lambatnya irama musik yang digunakan dalam proses pengetikan (Marimin, 2012:5-11).
2.2.3. Alat-alat Perlengkapan Mengetik
Pada waktu mengetik selain diperlukan alat-alat yang pokok, yaitu: mesin tulis, kertas, karbon, stopmap dan sebagainya, juga harus diperhatikan adanya alat perlengkapan yang diperlukan sesuai dengan kebutuhan, antara lain:
b. Sikat pembersih blok huruf (type block) yang akan digunakan secara teratur untuk membersihkan blok huruf supaya hasil entakan tetap bersih.
c. Karet penghapus yang akan digunakan apabila memang terpaksa harus dihapus.
d. Penerangan yang cukup terang. (Marimin, 2012:13-14)
Dari penjelasan para ahli di atas dapat disimpulkan pengertian dari belajar mengetik adalah suatu proses yang membawa perubahan pada diri siswa serta mendapatkan kecakapan baru dalam penguasaan keterampilan mengetik. Dan hasil dari belajar mengetik dapat diukur melalui kecakapan dalam melakukan kecepatan mengetik dengan ukuran entakan permenit (epm).
2.3. Disiplin Belajar 2.3.1. Pengertian Disiplin
Menurut Khalsa dalam Roosmaningsih (2011:83) “kata disiplin
mempunyai akar pada kata disciple dan berarti mengajar atau melatih salah satu definisi melatih melalui pengajaran atau pelatihan. Disiplin merupakan bagian dari proses berkelanjutan atau pendidikan”. Selain itu Roosmaningsih (2011:83)
juga menyimpulan bahwa “kedisiplinan siswa adalah ketaatan siswa terhadap (tata
tertib) yang berkaitan dengan jam belajar di sekolah yang meliputi jam masuk
sekolah dan keluar sekolah dan sebagainya”.
Manusia memerlukan disiplin dalam hidupnya terutama untuk kelancaran dalam pencapaian tujuan yang dikehendaki, sehingga manusia mustahil hidup
tanpa disiplin. Roosmaningsih (2011:81) menyatakan “konsep disiplin berkaitan
dengan tata tertib, aturan, atau norma dalam kehidupan bersama (yang melibatkan
Pengertian disiplin menurut Moeliono dalam Roosmaningsih (2011:82)
“disiplin artinya adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan tata tertib, aturan,
atau norma dan lain sebagainya”. Sedangkan menurut Rohma dalam
Roosminingsih (2011:82) “disiplin adalah peraturan yang sudah ditentukan harus
ditaati”.
Disiplin dalam penelitian ini adalah disiplin belajar. Pengertian belajar
menurut Baharuddin dan Wahyuni (2007:11) adalah “proses manusia untuk
mencapai berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan sikap”.
Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Ardiansyah, 2011).
Menurut Roosmaningsih (2011:82) menyebutkan bahwa “kedisiplinan
siswa dapat dilihat dari ketaatan (kepatuhan) siswa terhadap aturan (tata tertib) yang berkaitan dengan belajar di sekolah yang meliputi antara lain
jam masuk sekolah” (Jurnal Pedagogik Volume 5 Nomor2. Mei 2011). Sedangkan Nellitawati (2003) menyimpulkan “bahwa disiplin adalah suatu
sikap sadar yang mencerminkan ketaatan , kepatuhan, kesadaran, untuk
melaksanakan sesuatu pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab”.
2.3.2. Tujuan Kedisiplinan
Bagley dalam Lewis (2004:198) mengidentifikasikan sejumlah fungsi kedisiplinan. Bagley mendiskripsikan fungsi kedisiplinan menjadi dua yaitu:
a. Kedisiplinan sebagai penciptaan dan pelestarian keadaan yang penting terhadap kemajuan kerja teratur yang berada di sekolah.
b. Pendisiplinan adalah persiapan siswa terhadap keikutsertaan aktif dalam lingkungan orang dewasa yang terorganisasi.
Selain itu peranan disiplin disiplin menurut Lemhanas dalam Roosminingsih (2011:82) adalah:
a. Menciptakan suatu kondisi dimana siswa dan kepala sekolah dan guru mematuhi semua peraturan dan ketentuan.
b. Menciptakan pranata yang ditaati dan dihormati oleh segenap anggota siswa, kepala sekolah dan guru dengan penuh kesadaran.
c. Sebagai upaya untuk mempertahankan kehidupan dan mengembangkan kehidupan sekolah.
2.3.3. Perkembangan Disiplin Belajar
Telah diketahui bahwa perkembangan disiplin belajar anak bukan merupakan sesuatu yang terjadi kebetulan melainkan membutuhkan waktu cukup lama untuk berkembang. Singgih dalam Ardiansyah (2011)mengemukakan lima tahapan antara lain :
(1) Pada tahapan pertama disiplin belajar dimulai seseorang untuk menghindari hukuman;
(2) Pada perkembangan tahap kedua, disiplin belajar diwujudkan hanya untuk membuat atau mendapatkan imbalan;
(4) Pada tahap keempat, disiplin belajar diterapkan berdasarkan kesadaran, bahwa untuk hidup bermasyarakat perlu mengikuti peraturan yang dilandasi oleh kepentingan pribadi atau kepentingan perorangan;
(5) Pada tahap kelima, tahapan disiplin belajar ini dianggap tahapan yang paling tinggi atau sempurna di antara yang lain dimana sikap disiplin belajar sudah diwujudkan oleh kebutuhan informal dari dalam dari sendiri.
2.3.4. Cara Pendisiplinan
Roosminingsih (2011:83) menyebutkan dua tipe pendisiplinan yaitu disiplin preventif dan disiplin kuratif.
Disiplin preventif adalah suatu upaya untuk menggerakkan siswa mengikuti dan mematuhi peraturan yang berlaku dalam kaitanaya dengan disiplin siswa maka suatu upaya untuk menggerakkan siswa untuk mengikuti dan mematuhi peraturan (tata tertib) yang telah ditetapkan oleh sekolah sehingga dapat menekan seminimal mungkin melakukan pelanggaran. Tujuan dalam gerakkan penegakkan disiplin untuk menggerakkan siswa tersebut untuk berdisiplin, bukan karena adanya paksaan dari guru. Dengan cara preventif, siswa dapat memelihara dirinya terhadap aturan aturan sekolah.
Disiplin korektif suatu upaya menggerakkan siswa dalam menyatukan suatu aturan dan mengarahkan untuk tetap mematuhi peraturan sesuai dengan peraturan yang berlaku di sekolah.
Sekaitan dengan itu, disiplin korektif yang menyangkut siswa adalah tindakan yang diambil untuk menangani pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut yang dilakukan siswa. Disiplin korektif sering berupa bentuk hukuman tindakan. Siswa yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
2.3.5. Indikator Disiplin Belajar Mengetik Manual
1. Mematuhi aturan dan tata tertib laboratorium mengetik.
2. Menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar individu.
3. Jam masuk dan akhir praktik mengetik.
4. Tanggung jawab terhadap tugas dan kwajiban.
2.4. Teori Fasilitas
2.4.1. Pengertian Fasilitas
Menurut Mauling dalam Amirin dkk. (2011:76) “fasilitas adalah prasarana
atau wahana untuk melakukan atau mempermudah sesuatu”. Sedangkan
Wahyuningrum dalam Amirin dkk (2011:76) menyatakan bahwa “fasilitas adalah
segala sesuatu yang dapat memudahkan dan melancarkan pelaksanaan suatu
usaha”.
Perlengkapan sekolah, atau juga sering disebut dengan fasilitas sekolah dapat dikelompokkan menjadi : (1) sarana pendidikan; dan (2) prasarana pendidikan. Sarana pendidikan adalah semua perangkat peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung digunakan dalam proses pendidikan di sekolah. Sedangkan prasarana pendidikan adalah semua perangkat kelengkapan dasar yang secara tidak langsung menunjang pelaksanaan proses pendidikan di sekolah (Bafadal, 2004:2).
Secara otimologis (arti kata) prasarana berarti alat tidak langsung untuk mencapai tujuan. Dalam pendidikan misalnya: lokasi/tempat, bangunan sekolah, lapangan olahraga, uang dan sebagainya. Sedang sarana seperti alat langsung untuk mencapai tujuan pendidikan. Misalnya: ruang, buku, perpustakaan, laboratorium dan sebagainya. (Daryanto, 2010:51)
Menurut Bafadal (2004:24) menyatakan bahwa:
Sedangkan menurut keputusan Menteri P dan K No. 079/1975 dalam Daryanto (2010:51), sarana pendidikan terdiri dari 3 kelompok besar yaitu:
a. Bangunan dan perabot sekolah.
b. Alat pelajaran yang terdiri, pembukuan dan alat-alat peraga dan laboratorium. c. Media pendidikan yang dapat dikelompokkan menjadi audiovisual yang menggunakan alat penampil dan media yang tidak menggunakan alat penampil.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa fasilitas mengetik adalah semua perangkat, peralatan, bahan, dan perabot yang secara langsung maupun tidak langsung yang digunakan dalam proses pembelajaran mengetik, serta menunjang keberhasilan dari proses pembelajaran mengetik itu sendiri.
2.4.2. Jenis-jenis Fasilitas Pendidikan
Nawawi dalam Bafadal (2004:2-3) mengklasifikasikan beberapa macam sarana pendidikan sebagai berikut:
1. Ditinjau dari Habis Tidaknya Dipakai
Apabila dilihat dari habis tidaknya dipakai, ada dua macam sarana pendidikan, yaitu sarana pendidikan yang habis pakai dan sarana pendidikan tahan lama.
a. Sarana pendidikan yang habis pakai
Sarana pendidikan yang habis pakai adalah segala bahan atau alat yang apabila digunakan bisa habis dalam waktu yang relatif singkat. b. Sarana pendidikan yang tahan lama
Sarana pendidikan yang tahan lama adalah keseluruhan bahan atau alat yang dapat digunakan secara terus menerus dalam waktu yang relatif lama. Beberapa contohnya adalah bangku sekolah, mesin tulis, atlas, globe, dan beberapa peralatan olahraga.
2. Ditinjau dari Pendidikan Bergerak Tidaknya a. Sarana pendidikan yang bergerak
bila diinginkan. Demikian pula bangku sekolah termasuk sarana pendidikan yang bisa digerakkan atau dipindahkan ke mana saja. b. Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak
Sarana pendidikan yang tidak bisa bergerak adalah semua sarana pendidikan yang tidak bisa atau relatif sangat sulit untuk dipindahkan. Misalnya saja suatu sekolah dasar yang telah memiliki saluran dari Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Semua peralatan yang berkaitan dengan itu, seperti pipanya, relatif tidak mudah untuk dipindahkan ke tempat-tempat tertentu.
3. Ditinjau dari Hubungannya dengan Proses Belajar Mengajar Dalam hubungannya dengan proses belajar mengajar, ada dua jenis sarana pendidikan. Pertama, sarana pendidikan yang secara langsung digunakan dalam proses belajar mengajar. Sebagai contohnya adalah kapur tulis, atlas, dan sarana pendidikan lainnya yang digunakan guru dalam mengajar. Kedua, sarana pendidikan yang secara tidak langsung berhubungan dengan proses belajar mengajar, seperti lemari arsip di kantor sekolah merupakan sarana pendidikan yang tidak secara langsung digunakan oleh guru dalam proses belajar mengajar.
Sedangkan prasarana pendidikan di sekolah bisa diklasifikasikan menjadi dua macam. Pertama, prasarana pendidikan yang secara langsung digunakan untuk proses belajar mengajar, seperti ruang teori, ruang perpustakaan, ruang praktik keterampilan, dan ruang laboratorium. Kedua, prasarana sekolah yang keberadaannya tidak digunakan untuk proses belajar mengajar, tetapi secara langsung sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar. Beberapa contoh tentang prasarana sekolah jenis terakhir tersebut di antaranya adalah ruang kantor, kantin sekolah, tanah dan jalan menuju sekolah, kamar kecil, ruang usaha kesehatan sekolah, ruang guru, ruang kepala sekolah, dan tempat parkir kendaraan.
Wahuningrum dalam Amirin (2011:76) juga membedakan fasilitas menjadi 2 bagian yaitu:
a. Fasilitas fisik adalah segala sesuatu yang berupa benda atau yang dapat dibedakan, yang mempunyai peran dapat memudahkan dan melancarkan suatu usaha.
b. Fasilitas uang adalah segala sesuatu yang dapat memberi kemudahan suatu
2.4.3. Indikator Fasilitas Belajar Mengetik Manual
Dari penjesalan dan definisi dari beberapa ahli di atas mengenai fasilitas belajar, maka penulis menyimpulkan indikator dari fasilitas belajar mengetik manual dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Ruang laboratorium mengetik b. Mesin ketik manual.
c. Buku pegangan yang digunakan dalam proses pembelajaran mengetik d. Media pembelajaran mengetik.
e. Meja dan kursi.
f. Sarana penunjang, seperti penerangan, AC, kertas, dan lain sebagainya. 2.5. Teori Motivasi
2.5.1. Pengertian Motivasi
Menurut Slavin dalam Baharuddin dan Wahyuni (2007:22) menyatakan bahwa:
Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilakunya setiap saat.
Motivasi dipandang sebagai dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Dalam motivasi terkandung adanya keinginan yang mengaktifkan, menggerakkan, menyalurkan, dan mengarahkan sikap dan perilaku individu belajar (Dimyati dan Mudjiono, 2006:80).
Dari segi dorongan, menurut Hull dalam Dimyati dan Mudjiono (2006:82) menyatakan bahwa:
organisme dapat memelihara kelangsungan hidupnya. Kebutuhan– kebutuan organisme merupakan penyebab munculnya dorongan, dan dorongan akan mengaktifkan tingkah laku mengembalikan keseimbangan fisiologis organisme.
Dari pengertian beberapa ahli di atas, maka pengertian motivasi belajar mengetik adalah suatu dorongan mental yang menggerakkan dan mengarahkan perilaku siswa untuk mencapai keefektifan siswa dalam belajar terutama dalam proses pembelajaran mengetik. Dorongan mental ini dapat bersumber dari dalam diri siswa itu sendiri maupun dari luar individu seorang siswa. Sehingga apabila siswa memiliki motivasi yang tinggi keefektifitasan dari pembelajaran dan pencapaian pembelajaran siswa dapat tercapai.
2.5.2. JenisMotivasi
Dimyati dan Mudjiono (2006:86-90) membagi motivasi menjadi dua jenis yaitu:
1. Motivasi primer adalah motivasi yang didasarkan pada motif-motif dasar. Motif-motif dasar tersebut umumnya berasal dari segi biologis atau jasmani manusia.
2. Motivasi skunder adalah motivasi yang dipelajari. Hal ini berbeda dengan motivasi primer.
Menurut Arden N. Frandsen dalam Baharuddin dan Wahyuni (2007:23) membagi motivasi menjadi dua yaitu motivasi intrinsik dan ekstrinsik.
Motivasi intrinsik untuk belajar adalah:
a. Dorongan ingin tahu dan ingin menyelidiki dunia yang lebih luas. b. Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan
untuk maju.
c. Adanya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang penting, misalkan orangtua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebagainya.
Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah faktor yang datang dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh terhadap kemauan untuk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua dan lain sebagainya. Kurangnya respon dari lingkungan secara positif akan memengaruhi semangat belajar seseorang menjadi lemah.
“Motivasi seseorang dapat bersumber dari (i) dalam diri sendiri, yang dikenal sebagai motivasi internal, dan (ii) dari luar seseorang yang dikenal
sebagai motivasi eksternal” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:90).
“Motivasi intrinsik yang dikarenakan orang tersebut senang melakukanya. Sedangkan motivasi ekstrinsik adalah dorongan terhadap perilaku seseorang yang
ada di luar perbuatan yang dilakukannya” (Dimyati dan Mudjiono, 2006:91)
“Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik dapat dijadikan titik pangkal
rekayasa pedagogis guru. Sebaiknya guru mengenal adanya motivasi-motivasi tersebut. Untuk mengenal motivasi yang sebenarnya, guru perlu melakukan
penelitian” (Dimyati dan Mudjiono,2006:94).
2.5.3. Unsur-unsur yang Mempengaruhi Motivasi Belajar
Ada beberapa unsur yang mempengaruhi motivasi belajar siswa antara lain:
a. Cita-cita atau Aspirasi Siswa b. Kemampuan siswa
c. Kondisi siswa
d. Kondisi lingkungan siswa
e. Unsur-unsur Dinamis dalam Belajar dan Pembelajaran
Selain dari beberapa unsur motivasi di atas terdapat beberapa indikator motivasi belajar yang diklasifikasikan sebagai berikut : (1) adanya hasrat dan keinginan berhasil; (2) adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar; (3) adanya harapan dan cita-cita masa depan; (4) adanya penghargaan dalam belajar; (5) adanya kegiatan yang menarik dalam belajar; (6) adanya lingkungan belajar yang kondusif, sehingga memungkinkan seseorang siswa dapat belajar dengan baik (Uno, 2012:23).
2.5.4. Fungsi Motivasi
Purwanto dalam Uno (2012:64) mengatakan bahwa fungsi motivasi bagi manusia adalah:
1. Sebagai motor penggerak bagi manusia 2. Menentukan arah perbuatan.
3. Mencegah penyelewengan dari jalan yang harus ditempuh untuk mencapai tujuan.
4. Menyeleksi perbuatan diri, artinya menentukan perbuatan mana yang harus dilakukan, yang serasi guna mencapai tujuan dengan menyampingkan perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan itu.
2.5.5. IndikatorMotivasi Belajar Mengetik
Mengacu pada uraian teori di atas maka dapat disimpulkan bahwa indikator dari motivasi belajar mengetik manual pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran mengetik.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mengetik.
4. Adanya penghargaan dalam belajar mengetik manual. 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mengetik.
2.6. Penelitian Terdahulu Ichsan Arbai (2012)
Judul Penelitian “ Pengaruh Motivasi Belajar dan Fasilitas Belajar
terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas XI Mata Diklat Membuat Dokumen SMK
PGRI 1 Mejobo Kudus Tahun 2011/2012”. Hasil penelitian menunjukkan antara
motivasi dan fasilitas belajar berpengaruh terhadap hasil belajar pada mata diklat membuat dokumen sebesar 44,8%. Untuk pengaruh motivasi terhadap hasil belajar sebesar 7,45%, sedangkan Fasilitas berpengaruh terhadap hasil belajar sebesar 32,7%.
Ernawati (2012)
Judul Penelitian “Pengaruh Disiplin dan Cara Belajar terhadap Prestasi
Belajar Mata Diklat Produktif Administrasi Perkantoran Standar Kompetensi Memahami Prinsip-prinsip Penyelenggaraan Administrasi Perkantoran Kelas X
Program Keahlian Administrasi Perkantoran SMK Widya Praja”. Hasil penelitian
menunjukkan besar pengaruh disiplin dan cara belajar terhadap prestasi belajar sebesar 60,9%. Disiplin dan cara belajar berpengaruh positif terhadap prestasi Belajar baik simulta maupun parsial. Dari kedua variabel yang sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar adalah variabel cara belajar.
Moh. Taufik (2011)
kelas VIII SMP Muhammadiyah Gombong Kab. Kebumen.” Hasil penelitian
Taufik menunjukkan bahwa pengaruh antara motivasi belajar, komunikasi guru dan sarana prasarana berpengaruh secara signifikan terhadap prestasi belajar sebesar 21,62%.
2.7 Kerangka Berfikir
“Belajar ialah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruahan, sebagai
hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya”
(Slameto,2010:2). Untuk dapat melihat keberhasilan dalam proses belajar dapat
dilihat dari hasil belajar. Menurut Suprijono (2012:5) menyatakan bahwa “hasil
belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan-keterampilan”.
Keberhasilan dalam proses belajar dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern adalah faktor yang ada dalam diri individu yang sedang belajar, sedangkan faktor ekstern adalah faktor yang ada di luar individu (Slameto, 2010:54).
Disiplin belajar adalah predis posisi (kecenderungan) suatu sikap mental untuk mematuhi aturan, tata tertib, dan sekaligus mengendalikan diri, menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar sekalipun yang mengekang dan menunjukkan kesadaran akan tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban (Ardiansyah, 2011).
Disiplin belajar penting dalam kegiatan belajar, karena disiplin memberi pengaruh yang positif terhadap belajar siswa. Banyak sekolah yang dalam pelaksanaan disiplin kurang akan mempengaruhi siswa dalam belajar, kurang bertanggung jawab, karena bila tidak melaksanakan tugas toh tidak ada sangsi (Slameto, 2010:67)
Untuk itu disiplin memiliki pengaruh dalam kegiatan belajar untuk mencapai tujuan dari proses belajar. Indikator disiplin dalam penelitian ini adalah (1)Mematuhi aturan dan tata tertib laboratorium mengetik. (2) Menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar individu. (3) Jam masuk dan Akhir praktik mengetik. (4) Tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban.
Selain dari disiplin, fasilitas merupakan faktor yang mempengaruhi ketercapaian belajar. Menurut Wahyuningrum dalam Amirin (2011:76)
menyatakan bahwa “fasilitas adalah segala sesuatu yang dapat memudahkan dan
melancarkan pelaksanaan suatu usaha”. Untuk itu dengan fasilitas yang lengkap
pembelajaran mengetik. (5) Meja dan kursi. (6) Sarana penunjang, seperti penerangan, AC, kertas, dan lain sebagainya.
Selain disiplin dan fasilitas, motivasi merupakan faktor yang mempengaruhi belajar mengetik, dengan motivasi yang tinggi akan mengakibatkan pencapaian hasil belajar yang maksimal, sehingga tujuan dari pembelajaran yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai. Menurut Slavin
dalam Baharuddin dan Wahyuni (2007:22) “Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang
mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar”. Dengan adanya motivasi ini
siswa melakukan kegiatan pembelajaran tanpa ada paksaan. Sehingga siswa dalam belajar akan melakukannya dengan penuh kesadaran. Indikator motivasi dalam penelitian ini adalah (1) Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran mengetik, (2) Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mengetik, (3) Adanya harapan dan cita-cita dimasa depan mengenai manfaat dari keterampilan mengetik, (4) Adanya penghargaan dalam belajar mengetik manual, (5) Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mengetik.
Gambar 2.1. Kerangka Berfikir Penelitian 2.8 Hipotesis
“Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara
terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data yang terkumpul”
(Suharsimi, 2006:71). Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
Ho: tidak ada pengaruh disiplin, fasilitas, motivasi belajar siswa secara parsial terhadap kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang pada program keahlian administrasi perkantoran
Ha: ada pengaruh disiplin, fasilitas, motivasi belajar siswa secara parsial terhadap kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang pada program keahlian administrasi perkantoran.
Ho: tidak ada pengaruh disiplin, fasilitas, motivasi belajar siswa secara simultan terhadap kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang pada program keahlian administrasi perkantoran.
Ha: ada pengaruh disiplin, fasilitas, motivasi belajar siswa secara simultan terhadap kecepatan mengetik manual siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang pada program keahlian administrasi perkantoran.
Disiplin (X1)
Fasilitas (X2)
Motivasi (X3)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Berdasarkan wilayah data yang dijadikan subjek penelitian ini, maka
penulis dalam penelitian ini mengunakan penelitian kuantitatif. “Penilitian
kuantitatif sesuai dengan namanya penelitian yang banyak dituntut menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta
penampilan dari hasilnya”. (Suharsimi, 2006:12)
3.2 Populasi dan Sampel 3.2.1 Populasi
“Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian” (Suharsimi, 2006:130).
Sedangkan menurut Sugiyono (2009:80) “populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya”.
Tabel 3.1
Jumlah Populasi Penelitian
No Kelas Jumlah Siswa
1 X AP 1 34
2 X AP 2 36
3 X AP 3 35
Jumlah 105
Sumber: daftar presensi siswa kelas X AP SMK N2 Semarang 3.2.2 Sampel
“Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti” (Suharsimi,
2006:131). Sedangkan Sugiyono (2009:215) menjelaskan “sampel adalah
sebagian dari populasi itu.” Sampel dari penelitian ini adalah sebagian dari siswa
kelas X SMK Negeri 2 Semarang yang jurusan Administrasi Perkantoran yang mengikuti praktik mengetik manual, untuk menentukan besaran sampel dalam penelitian ini adalah menggunakan Rumus Slovin yaitu:
= � 1 +� 2
Keterangan:
= Besaran Sampel N = Besaran Populasi
= Nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran Ketidaktelitian karena kesalahan penarikan sampel)
Dari hasil perhitungan dari jumlah populasi sejumlah 105 dengan taraf signfikansi 5% diperoleh sampel sejumlah 83. Secara rinci dapat dilihat pada perhitungan di bawah ini:
= 105
3.3 Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2009:38) “variabel penelitian pada dasarnya adalah
segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik
kesimpulannya”. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan empat variabel
penelitian yaitu tiga variabel bebas (Independent Variabel) dan satu untuk variabel terikat (Dependent Variabel)
1. Variabel Bebas (Independent Variabel)
Penelitian ini terdapat tiga variabel bebas yaitu: a. Disiplin
Indikator disiplin dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mematuhi aturan dan tata tertib laboratorium mengetik.
2. Menyesuaikan diri terhadap aturan-aturan yang berasal dari luar individu.
3. Jam masuk dan akhir praktik mengetik.
4. Tanggung jawab terhadap tugas dan kwajiban. b. Fasilitas
Indikator fasilitas dalam penelitian ini adalah: 1. Ruang laboratorium mengetik
2. Mesin ketik manual.
3. Buku pegangan yang digunakan dalam proses pembelajaran mengetik
5. Meja dan kursi.
6. Sarana penunjang, seperti penerangan, AC, kertas, dan lain sebagainya.
c. Motivasi
Sedangkan indikator motivasi dalam penelitian ini adalah:
1. Adanya hasrat dan keinginan untuk berhasil dalam pembelajaran mengetik.
2. Adanya dorongan dan kebutuhan dalam belajar mengetik.
3. Adanya harapan dan cita-cita dimasa depan mengenai manfaat dari keterampilan mengetik.
4. Adanya penghargaan dalam belajar mengetik manual. 5. Adanya kegiatan yang menarik dalam belajar mengetik 2. Variabel Terikat (Dependent Variabel)
Variabel terikat dalam penelitian ini adalah kecepatan mengetik manual yang diukur melalui proses pengetikan dan hasil dari kecepatan pengetikan dengan ukuran epm (entakan per menit). Data diambil dari kecepatan mengetik dari masing-masing siswa menggunakan tes kecepatan. Untuk mengehui kecepatan yang diperoleh dalam tes kecepatan mengetik dengan perhitungan
epm entakan per menit =jml entakan−jml kesalahan waktu
3.4. Metode Pengumpulan Data
yang objektif dan dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah, diperlukan cara yang mampu mengungkapkan dan sesuai dengan pokok permasalahanya. Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
a. Kuesioner (Angket)
“Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya” (Sugiyono, 2009:142). Dalam penelitian ini
angket dibuat berdasarkan indikator yang diturunkan dari variabel-variabel yang disetiap indikator terdiri dari beberapa item soal. Angket diisi responden yaitu siswa kelas X SMK Negeri 2 Semarang program studi Administrasi Perkantoran.
Dalam penelitian ini instrumen penelitian yang berupa angket menggunakan skala Likert. Skala Likert ini mempunyai gradasi yang dapat berupa kata-kata sebagai berikut:
a. Sangat Setuju (SS) b. Setuju (S)
c. Ragu-Ragu (RG) d. Tidak Setuju (TS)
e. Sangat Tidak Setuju (STS)
Tabel 3.2
Skor Pilihan Jawaban Angket
Keterangan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Ragu-ragu (RG) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Sugiyono, 2009:93-94 b. Metode Tes
Suharsimi (2006:223) menyatakan “bahwa data yang diungkap dalam
penelitian dapat dibedakan menjadi tiga jenis, yaitu: fakta, pendapat, dan kemampuan. Untuk mengukur ada atau tidaknya serta besarnya kemampuan
objek yang diteliti, digunakan tes”. Jadi metode tes adalah merupakan suatu alat
pengambilan data penelitian dengan instrumen berupa tes baik kognitif, afektif maupun psikomotorik. Dalam penelitian ini metode tes psikomotorik digunakan untuk mengambil data dari kecepatan dari masing-masing responden dengan tes kecepatan mengetik manual.
3.5. Validitas dan Reliabilitas
Sebelum mengambil data penelitian, maka instrumen yang berupa angket perlu diuji cobakan terlebih dahulu. Adapun langkah-langkah yang diambil dalam uji coba angket adalah sebagai berikut :
3.5.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalitan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu instrummen dikatakan valid jika mampu mengukur apa yang diinginkan serta dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat (Suharsimi,2006:168).
Menurut Ghozali (2011:52) menyatakan bahwa “ uji validitas digunakan
dilakukan dengan analisisi faktor. Uji ini merupakan suatu analisis untuk menguji apakah indikator-indikator betul-betul merupakan indikator konstruk. Dalam perhitungannya dapat digunakan program SPSS 16.0 . Hasil perhitungan tiap-tiap item idikator diperoleh item pernyataan yang valid dan item yang tidak valid dengan cara membandingkan nilai nilai Correlated Item – Total Corelation dengan hasil perhitungan r tabel, untuk hasil perbandingan dapat dilihat pada tabel dibawah ini:
Tabel 3.3.
Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Disiplin Indikator Nomer item Correlated Item –
Total Corelation r tabel Keterangan
1 1 0.492 0.355 Valid
2 0.719 0.355 Valid
2
3 0.704 0.355 Valid
4 0.500 0.355 Valid
5 0.688 0.355 Valid
3 6 7 0.214 0.751 0.355 0.355 Tidak Valid Valid
8 0.769 0.355 Valid
4
9 0.305 0.355 Tidak Valid
10 0.578 0.355 Valid