1. Surat Izin Penelitian
2. Surat Izin dari KESBANGPOL
3. Surat Keterangan Penelitian
4. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian
5. Lampiran 2. Nilai Validitas dan Reliabilitas Butir Pertanyaan
6. Lampiran 3. Tabulasi Hasil Uji Pertanyaan
7. Lampiran 4. Koefisien Korelasi Product Moment
8. Lampiran 5. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Variabel
Gaya Kepemimpinan
9. Lampiran 6. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Variabel
Motivasi
10. Lampiran 7. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Variabel
Kinerja
11. Lampiran 8. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Tiap
Variabel
12. Lampiran 9. Regresi Linier Sederhana
13. Lampiran 10. Regresi Linier Sederhana
14. Lampiran 11. Regresi Linier Berganda
15. Lampiran 12. Jawaban Responden Tiap Pertanyaan
(Studi di Dinas Tata Kota Bandar Lampung)
(Skripsi)
Oleh
RIO PANJIKARSA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
Tabel
1 Target dan Realisasi Capaian Sasaran Strategi Program
Penataan RuangKota ……… 8
2 Gaya Kepemimpinan Yang Sesuai Dengan Kematangan Karyawan ……….. 23
3 Definisi Operasional Penelitian……… 51
4 Perhitungan Sample ……….. 54
5 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ………. 65
6 Pedoman Interpretasi KoefisienDeterminasi ………... 66
7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 73
8 Data Responden Berdasarkan Golongan……… 73
9 Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Gaya Kepemimpinan……….. 74
10 Tabel Silang Variabel GayaKepemimpinan ………. 75
11 Ditribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Motivasi ………. 77
12 Tabel Silang Variabel Motivasi ………. 78
13 Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Kinerja ……….. 79
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kinerja aparatur pemerintah di masa lalu pada umumnya diukur dari
kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Paradigma demikian tidak salah terutama apabila diingat bahwa fungsi dari
birokrasi yang menonjol pada masa lalu ialah fungsi pengaturan. Dimasa
sekarang dan yang akan datang fungsi tersebut tetap harus diselenggarakan
seefektif mungkin. Hanya saja karena banyak fungsi-fungsi lainya yang tidak
kalah pentingnya dimasa depan, diperlukan kriteria yang berbeda untuk
menilai kinerja birokrasi sebagai suatu kesatuan utuh. Dengan kata lain,
birokrasi masa depan semakin dituntut untuk menyelenggarakan fungsinya
dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk dalam bidang politik,
ekonomi, sosial, budaya dan administratif dengan kinerja yang baik.
Menghadapi lingkungan yang belakangan ini berkembang sangat cepat seiring
lebih unggul dibandingkan organisasi yang lainya. Artinya, pemerintah
mampu mewujudkan suatu perubahan yang cukup signifikan dengan bekerja
secara inovatif dan proaktif. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa aparatur
sebagai bagian dari birokrasi pemerintah merupakan ujung tombak baik dalam
pelayanan publik maupun pembangunan.
Untuk dapat melihat apakah pemerintah mampu memenuhi tuntutan
perubahan yang terjadi tersebut, serta telah mampukah pemerintah memenuhi
kriteria yang unggul adalah dengan melihat bagaimana kinerja dari
pemerintah itu sendiri, terutama dari kinerja individu yang menjadi sasaran
utamanya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Kemampuan kepemimpinan
akan ikut berpengaruh, kemampuan kepemimpinan yang demokratis yang
dilengkapi dengan kemampuan SDM melayani keinginan masyarakat serta
mampu memberikan kepuasan dari segi pelayanan. Jika terdapat
permasalahan dari segi kualitas aparatur yang dalam hal ini adalah Pegawai
Negeri Sipil (PNS) tentu saja ada jalan untuk memperbaiki dan
mengembangkanya. Dalam birokrasi SDM merupakan faktor yang teramat
penting bagi jalanya roda pemerintahan.
Di sisi lain, pengukuran keberhasilan maupun kegagalan pemerintah dalam
melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara
objektif, disebabkan karena belum diterapkannya sistem pengukuran kinerja
yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan secara objektif dan terukur
kinerja suatu program hanya lebih ditekankan pada kemampuan suatu
program menyerap anggaran. Untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan
suatu instansi pemerintah ataupun programnya, maka seluruh aktivitas yang
ada harus diukur, dan pengukuran tersebut tidak hanya dilihat dari input
(masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada output
(keluaran),outcomes(hasil),benefits(manfaat) danimpacts(dampak).
Untuk mengatasi permasalah yang ada, analisis terhadap kinerja pegawai
menjadi sangat penting atau dengan kata lain memiliki nilai yang strategis.
Informasi mengenai kinerja pegawai dan faktor-faktor apa saja yang
berpengaruh terhadap kinerja pegawai sangat penting untuk diketahui,
sehingga pengukuran kinerja pegawai hendaknya dapat diterjemahkan sebagai
suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat keberhasilan dan
kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Oleh
karena itu, analisis kinerja merupakan analisis interpretasi keberhasilan dan
kegagalan pencapaian kinerja dalan pencapaian tujuan dari tujuan organisasi
maupun program.
Pada Dinas Tata Kota (DISTAKO), Kota Bandar Lampung untuk dapat
meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas pokoknya yakni melaksanakan
urusan pemerintahan daerah dalam hal penyusunan dan pelaksanaan kebijakan
daerah dibidang perencanaan dan penataan ruang kota. DISTAKO Bandar
Lampung membutuhkan SDM dalam hal ini adalah pegawai negeri sipil yang
akan sangat berpengaruh seiring dengan perkembangan zaman yang semakin
pesat dewasa ini, karena hal itu mengacu pada visi dan misi Dinas Tata Kota,
Kota Bandar Lampung yakni“Terwujudnya Penataan Kota Dengan Estetika Sesuai Rencana Kota dan Pemberian Pelayanan Publik yang Baik.”
Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Kota, Kota
Bandar Lampung juga dihadapkan pada kendala dan permasalahan baik dalam
bidang administrasi maupun teknis, diantaranya adalah rendahnya sumber
daya manusia dari segi kompetensi (LAKIP TH 20o1). Namun demikian
semua kendala tersebut dapat dipecahkan dan ditanggulangi bersama dengan
komitmen seluruh jajaran pimpinan dan staff Dinas Tata Kota, Kota Bandar
Lampung dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan tersebut
(wawancara dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian 13/02/12).
DISTAKO Bandar Lampung saat ini dipimpin seorang Kepala Dinas yakni
Bapak Efendi Yunus SH. Menurut hasil wawancara peneliti dengan beberapa
pegawai DISTAKO diantaranya Kasubag Umum dan Kepegawaian yakni Ibu
Herlinawati SH (13/02/12) dan data sementara yang diperoleh menunjukan
bahwa kinerja DISTAKO pada saat ini belum dapat dikatakan optimal. Hal ini
dapat dilihat dari masih banyak pegawai yang belum memahami tugas pokok
dan fungsinya yang mengakibatkan pegawai hanya akan menunggu perintah
dari atasan , tanpa adanya inisiatif dalam melaksanakan tugasnya. Kendala
tersebut juga sesuai dengan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi
DISTAKO masih dibutuhkan tenaga kerja yang dikhususkan untuk
melaksanakan tugas pokok DISTAKO. Dampak yang timbul dari kendala
yang ada adalah waktu penyelesaian pekerjaan relatif molor dari tenggat
waktu yang seharusnya.
Banyak faktor yang yang berpengaruh dalam pencapaian kinerja, salah satu
faktor yang berpengaruh dalam pencapaian kinerja adalah faktor pemimpin,
secara psikologis, aspek pemimpin sangat penting dalam kepemimpinan kerja
karena sejauh mana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja
SDM-nya agar mereka mampu bekerja secara produktif dan bertanggung jawab.
Dalam menggerakan bawahanya tersebut seorang pimpinan harus mampu
memberikan motivasi, kerena melalui motivasi yang tinggi bawahan akan
terpacu untuk bekerja secara optimal.
Pemimpin/manajer, terutama pemimpin paling atas atau top manajer
merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi.
Dalam upaya mencapai kesuksesan target-target/program. Pemimpin berupaya
memaksimalkan potensi yang dimiliki organisasinya. Salah satu caranya
adalah dengan mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) dan potensi yang
dimiliki agar dapat menghasilkan suatu output/kinerja yang diharapkan.
Namun upaya untuk menggerakan pegawai agar bekerja sesuai dengan
harapan yang diinginkan bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena
tidak semua pimpinan memahami bagaimana strategi atau kiat-kiat untuk
adalah justru kontraproduktif dan muncul benturan kepentingan organisasi
dan kepentingan pegawai itu sendiri.
Dikaitkan dengan motivasi, motivasi dapat tumbuh secara sendiri dan juga
melalui perantara atau bantuan orang lain, dalam hal ini adalah motivasi yang
di timbulkan oleh seorang pemimpin. Dari penjelasan diatas dapat simpulkan
bahwa seorang pemimpin juga turut berpengaruh terhadap motivasi yang
dimiliki oleh para pegawai/bawahan. Motivasi terbentuk dari sikap (attitute)
karyawan/pegawai dalam mengahadapi situasi kerja (situation). Apabila telah
memiliki motivasi yang baik maka situasi kerja yang muncul akan posifit dan
menimbulkan mental yang baik terhadap para pegawai, sikap mental pegawai
yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi
kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Selanjutnya motivasi pada
dasarnya merupakan sebuah sinergi yang mendorong gairah kerja bawahan,
agar mereka mau bekerja keras dan memberikan segala kemampuan dan
keterampilan. Kemampuan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya
apabila mereka bekerja tidak dilandasi motivasi yang kuat untuk mencapai
hasil kerja yang optimal.
Dalam mewujudakan visi dan misinya DISTAKO berusaha menyusun
beberapa rancangan program yang dijabarkan kedalam beberapa rangakaian
kegiatan. Dengan dirumuskannya program-program oleh DISTAKO seluruh
dengan baik sehingga diharapakan hasil yang tercapaipun akan baik dan
sesuai target.
Untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi program-program yang ada dan
salah satu program yang menjadi fokus dari DISTAKO adalah Program
Penataan Ruang Kota, yang memiliki tujuan meningkatkan penataan fisik kota
dan kualitas lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang. Dalam upaya
melaksanakan program tersebut DISTAKO Kota Bandar Lampung
menerapkan prilaku gaya kepemimpinan untuk seluruh tingkatan pegawai dari
strata terendah hingga strata yang tertinggi. Untuk dapat menyelenggarakan
kinerja yang baik dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dan dalam
hal penyusunan serta pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan dan
penataan ruang kota, Kepala Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung perlu
memberikan motivasi dan memperhatikan kepentingan pegawainya dalam
rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.
Fungsi Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung adalah :
1. Perumusan kebijaksanaan teknis, perencanaan, pemanfaatan, pembinaan,
pengawasan dan pengendalian dibidang penataan ruang kota,
2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai
dengan lingkup tugasnya,
4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas
dan fungsinya.
Tabel 1. Target dan Realisasi Capaian Sasaran Strategi Program Penataan Ruang Kota
No Sasaran
Stratejik
Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Pencapaian
Mengingat optimalisasi dari pelaksanaan program tersebut tersebut adalah
pegawai (PNS), maka penelitian ini di arahkan pada analisis Sumber Daya
Manusia khususnya yang berkaitan dengan pengukuran persepsi Pegawai
Negri Sipil terhadap Gaya Kepemimpinan atasan dan Motivasi, serta
paradigma yang di kemukakan oleh H. Hadori Nawawi (1997:43), yaitu
bahwa manajemen Sumber Daya Manusia secara sadar harus memperlakukan
pegawai secara manusiawi karena sebagai manusia, secara universal ingin
diperlakukan sebagai subyek, yakni ingin diakui, dihargai dan dihormati
sesuai hakekat dan martabat kemanusianya.
Para pimpinan dalam mengelola dan berkomunikasi dengan para karyawanya
berkewajiban memperhatikan harga diri, hak dan kewajiban serta lain-lain
agar tercipta suasana yang kondusif karena hal ini akan menjadi motivasi
positif bagi para pegawai, yaitu berupa peningkatan kinerja seperti loyalitas
dan diskusi yang semakin tinggi serta dampaknya akan meningkatkan
efisiensi dan produktivitas.
Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang didasarkan pada profesionalisme
dan dalam suasana saling menghargai, selaras dengan predikat, posisi dan
jabatan masing-masing akan mendorong muculnya hubungan sosial yang
positif baik itu formal maupun informal (Wibowo,62:2007)
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian
mengenai Kinerja Pegawai Negri Sipil yang dikaitkan dengan Gaya
Kepemimpinan atasan dan Motivasi Kerja (berprestasi) yang ada di Dinas
Tata Kota, Kota Bandar Lampung dapat dirumuskan beberapa pokok
1. Bagaimanakah kondisi Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tata Kota, Kota
Bandar Lampung dalam program penataan ruang tahun 2011?
2. Bagaimanakah kondisi Motivasi Kerja pada Dinas Tata Kota, Kota Bandar
Lampung dalam program penataan ruang kota tahun 2011?
3. Bagaimanakah kondisi Kinerja Pegawai Dinas Tata Kota, Kota Bandar
Lampung dalam program penataan ruang kota tahun 2011?
4. Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Dinas Tata Kota, Kota Bandar
Lampung dalam program penataan ruang kota tahun 2011?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menjelaskan bagaimana Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tata
Kota, Kota Bandar Lampung dalam program penataan ruang kota.
2. Untuk menjelaskan bagaimana Motivasi Kerja PNS pada Dinas Tata Kota,
Kota Bandar Lampung dalam program penataan ruang kota.
3. Untuk menjelaskan bagaimana Kinerja Pegawai Negri Sipil di Dinas Tata
Kota, Kota Bandar Lampung dalam program penataan ruang kota.
4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan
motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Tata Kota, Kota Bandar
D. Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teorotis
dan manfaat praktis, manfaat yang dapat diberikan tersebut antara lain :
1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan
peneliti berkaitan dengan disiplin ilmu pengetahuan berkaitan dengan
konsep pendekatan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kinerja PNS
dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam hal penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan dan penataan
ruang kota.
2. Bagi Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung, untuk memberikan
sumbangan pemikiran mengenai strategi apa saja yang dapat dilakukan
oleh Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung dalam penyeragaman Gaya
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian
kuantitatif inferensial, yaitu untuk membangun suatu gambaran sesungguhnya
terhadap suatu fenomena yang berada dalam konteks penelitianya. Melalui
pemikiran deskriptif ini akan dikumpulkan berbagai informasi dalam rangka
pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut
masalah penelitian.
Dalam perencanaan penelitian, perumusan masalah dan penyusunan hipotesa
digunakan kerangka teoritis mengenai konsep gaya kepemimpinan situasional,
motivasi kerja dan kinerja yang diambil dari beberapa literatur untuk
mengkaji seluruh masalah penelitian, data yang diperlukan diperoleh melalui
survey lapangan dengan menggunakan sarana kuisioner, kemudian dilakukan
analisis dan uraian tehadap seluruh permasalahan malalui analisis data,
B. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di DINAS TATA KOTA (DISTAKO), KOTA
BANDAR LAMPUNG. Alasan peneliti akan melakukan penelitian di
DISTAKO merupakan salah satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung yang
memiliki peranan yang cukup penting dalam bidang penataan dan
pengembangan wilayah kota Bandar Lampung, oleh karena itu DISTAKO
harus memiliki SDM yang handal dan mampu bekerja dengan baik.
C. Definisi Konseptual
Definisi konseptual merupakan batasan terhadap variabel yang dijadikan
pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan arahnya tidak menyimpang.
Dalam hal ini, untuk mempermudah penelitian mengenai masalah yang akan
diteliti, maka dibawah ini penulis akan memberikan definisi konsep
penelitian, yaitu :
Definisi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai
oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Kepemipinan situasional adalah suatu konsep yang menekankan pada perilaku
pemimpin dan perilaku bawahan, karena perilaku pengikut atau bawahan amat
Pengertian motivasi dalam konsep manajemen organisasi dan kepemimpinan
adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berprilaku
dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan
D. Definisi Operasional
Setiap peneliti dalam mengusulkan rancangan penelitianya, perlu
merumuskan definisi operasional (definisi of term) dari setiap variabel yang
terdapat baik dalam judul, rumusan masalah, tujuan maupun hipotesis
penelitian.
Suatu definisi operasional merupakan semacam buku pegangan berisi
petunjuk bagi peneliti. Jadi, definisi operasional adalah untuk memberikan
pengertian secara kongkret yang di sesuaikan dengan arah dan tujuan
penelitian sehingga variabel penelitian dapat diamati atau diawasi secara
empiris. Selanjutnya dalam hubungan ini, Hasyim (1983:19) menyatakan
bahwa definisi operasional dapat diungkapkan secara definitif dan dapat pula
diungkapkan dengan mengemukakan ciri-cirinya (indikator- indikatornya).
Dalam penelitian ini, ada dua variabel bebas dan satu variabel tidak bebas
sebagaimana diungkapkan dalam permasalahan, tujuan dan hipotesa
penelitian tersebut diatas yang akan dirumuskan definisi operasional. Variabel
bebas dimaksud adalah Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2),
Definisi operasional variabel-variabel tersebut akan dirumuskan dengan
mengemukakan indikator-indikatornya sebagai berikut;
Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian
Variabel Dimensi Indikator
(1) (2) (3)
Gaya
kepemimpinan
Mengatakan(Telling) 1. Kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi bawahan 2. Kemampuan dalam
menyampaikan maksud dan tujuan
Menjual(Selling) 1. Kemampuan dalam
memberikan spirit bawahan
Berperan serta (Participating)
1. Kemamanpuan dalam menjadwalkan waktu pekerjaan
2. Kecakapan dalam ikut serta serta bersama bawahan dalam kegiatan
Mendelegasikan (Delegating)
1. Kemampuan dalam mendelegasikan wewenang/tugas Motivasi kerja Pemeliharaan
(Maintanance)
1. Keberhasilan pelaksanaan 2. Pengakuan
3. Pekerjaan itu sendiri 4. Pengembangan Permotivasian
(Motivational)
1. Besarnya gaji/upah 2. Keamana kerja 3. Kondisi kerja
4. Kebijakan organisasi 5. Teknik pengawasan antara
atasan dan bawaha
Kinerja Pemahaman atas
tupoksi
1. Kemampuan bawahan dalam memahami dan melaksanakan tupoksi masing-masing
2. Komitmen dalam
menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan
menciptakan inovasi-inovasi yang baru
2. Menyampaikan Inovasi kepada atasan
Kecepatan kerja 1. Kecepatan kerja dalam tugas rutin
2. Kecepatan kerja dalam tugas mendadak
3. Dalam bekerja mengikuti metode kerja yang ada Keakuratan kerja 1. Teliti dalam bekerja
2. Hasil kerja selalu akurat 3. Tingkat pengetahuan pegawai
dalam mengerjakan tugas
Kerjasama 1. Bisa menerima dan
menghargai pendapat orang lain
2. Bisa bekerjasama dengan rekan kerja
3. Tercipta sinergi antar pegawai
E. Populasi
Definisi populasi menurut Sugiyono (2011:117) adalah wilayah generalisasi
yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulanya.
Unit analisis penelitian sekaligus populasi yang menjadi responden dalam
penelitian ini adalah para Pegawai Negeri Sipil Dinas Tata Kota, Kota Bandar
Lampung menurut data yang diperoleh dari Bidang Umum dan Kepegawaian
F. Sampel
Sampel adalah bagian bagain dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi tersebut. Sampel digunakan bila peneliti tidak memungkinkan
meneliti keseluruhan populasi dan karena ada keterbatasan dana, tenaga, dan
waktu (Sugiyono, 2011:119). Dalam penelitian ini populasi terdiri dari empat
strata yang didasarkan pada golongan, yaitu pegawai golongan II, III, IV dan
Pegawai Honorer.
Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan dihitung
dengan menggunakan rumus Slovin (Bambang Praasetyo 2011 : 137) yaitu :
n = N
1+ (N.e2) Keterangan :
n = jumlah / ukuran populasi N = ukuran populasi
e = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolelir atau diinginkan
Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampel yang diteliti dengan asumsi
prosentase ketidaktelitian sebesar 0,01% diperoleh angka sebagai berikut :
n = 40
1+ ( 40 x 0.00012)
n = 40
n = 40, atau dengan kata lain jumlah sampel ada 40 orang.
Tabel 4. Perhitungan Sample
Keterangan Sub Populasi Jumah Sampel
PNS Gol IV I 6
PNS Gol III II 24
PNS Gol II III 6
Tenaga Honorer IV 4
JUMLAH 40
Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DISTAKO (Data diolah)
Berdasarkan perhitungan pada table diatas, maka jumlah keseluruhan sampel
sebanyak 40 responden. Cara penarikan sampel dilakukan dengan
menggunakan tabel bilangan random untk mendapatkan sampel per
masing-masing sub populasi, Sebagai catatan, hasil perhitungan jumlah sampel dibuat
hanya untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari tiap kategori.
G. Teknik Pengumpulan Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan
mengumpulkan teknik angket melaui kuisioner penelitian. Kuisioner
penelitian tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada
responden..
Banyak teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian, akan tetapi
dalam penelitian ini hanya digunakan dua teknik pengumpulan data yang
jawaban terhadap masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang
dimaksud adalah:
a) Kuisioner
Kuisioner adalah cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara
menyusun daftar pertanyaan, dimana setiap pertanyaan telah disediakan
pilihan jawaban, tinggal responden memilih jawaban yang paling tepat
menurut persepsi responden. Setiap pertanyaan yang diajukan secara tertulis
kepada responden merujuk kepada skala Likert (Likert Scale), yakni
disediakan tiga jawaban. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan pesepsi seorang responden yang terpilih
menjadi anggota sampel, yaitu Pegawai Negeri Sipil Dinas Tata Kota, Kota
Bandar Lampung. Jawaban setiap pertanyaan yang menggunakan skala Likert
memilik sejumlah kategori yang berturut-turut dari yang paling positif sampai
dengan yang paling negatif, seperti dibawah ini :
1) Baik
2) Cukup
3) Tidak Baik
Untuk keperluan data secara kuantitatif (statistik), maka jawaban-jawaban dari
responden tersebut diatas diberikan skor(score)seperti dibawah ini :
1) Baik 3
3) Tidak Baik 1
b) Teknik Dokumentasi
Teknik dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan
dalam penelitian dengan cara memperoleh data mengenai variabel-variabel
yang diteliti berupa dokumen, catatan, buku, majalah, laporan-laporan dan
sebagainya. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder.
H. Teknik Pengolahan Data
Sebelum data dianalisis sesuai dengan cara yang digunakan maka data yang
diperoleh terlebih dahulu akan diolah melalui tahapan sebagai berikut :
1. Tahap editing yaitu langkah yang dilakukan untuk meneliti kembali data
yang telah diperoleh melaui kuisioner. Langkah ini dilakukan untuk
meningkatkan validitas data yang akan diolah.
2. Koding yaitu usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden
menurut macam dan jenisnya. Klasifikasi ini dilakukan dengan jalan
menandai masing-masing jawaban tersebut dengan tanda atau kode
tertentu. Langkah ini dimaksudkan untuk menghemat waktu dan tenaga.
3. Tabulasi yaitu langkah penyusunan data yang melalui kuisioner dalam
bentuk tabel, dengan tujuan untuk menyederhanakan data tersebut agar
mudah dipahami, pada tahapan ini data dianggap sudah selesai diproses
oleh karena itu harus segera disusun dalam suatu format yang sebelumnya
4. Tahap interprestasi yaitu data-data penelitian yang telah dideskripsikan
baik melaui narasi maupun tabel. Selanjutnya diinterpretasikan sehingga
dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.
I. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian
Pengujian instrument penelitian meliputi dua hal yaitu pengujian Validitas
dan Reliabilitas, pentingnya pengujian Validitas dan Reliabilitas ini, berkaitan
dengan pengukuran yang cenderung keliru. Uji Validiatas dan Reliabilitas
diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar
kecenderungan kekeliruan dapat diperkecil.
1) Uji Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan
atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 1993:225). Untuk mengukur
tingkat validitas instrument digunakan rumus korelasi product moment
yaitu:
rxy= n∑XY-(∑X)(∑Y) √(n∑X2
-(∑X2))(n∑Y2-(∑ Y2))
Keterangan :
rxy = koefisien korelasi antara gejala X dan Y X = skor gejala X
n = jumlah sampel
Kriteria pengujian, apabila r hitung > r table dengan taraf signifikasi 0,05
maka alat ukur dapat dikatakan valid dan sebaliknya.
2) Uji Reliabilitas
Suatu instrument pengukuran dikatakan reliable jika pengukuran konsisten
dan akurat. Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat
pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik
(Arikunto,1993:236). Suatu angket dikatakan reliable jika angket tersebut
memiliki keterpercayaan yang tinggi dan memiliki kemantapan, keajegan
atau ketepatan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan koefisien Alpha(α)
dariCronbachsebagai berikut :
k ∑ X2- b2
r11 = k-1 1- t2
Dimana :
Rumus varians (Ali Muhidin, 2007:38) =
ℴ
2 =
∑ (∑ )
Keterangan :
∑ab2
= jumlah variabel butir At2 = variabel total
N = jumlah responden
Kriteria pengujian, apabila r hitung> r tabel dengan taraf signifikan 0,05 maka
angket sebagai instrumen penelitian memenuhi syarat reliable.
Kemudian diinterpretasikan dengan 5 nilai kejagean (Sugiyono, 2002;13) :
1. 0,000- 0,199 sangat rendah
2. 0,200- 0,399 rendah
3. 0,400- 0,599 sedang
4. 0,600- 0,799 kuat
5. 0,800- 1,00 sangat kuat
J. Analisis Data
Pada Penelitian ini, analisis data menggunakan statistik deskriptif. Menurut
Sugiyono (2010:21-22), statistik deksriptif adalah statistik yang digunakan
untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi
tidak digunakan untuk membuat hasil kesimpulan yang lebih luas
(generalisasi/inferensi). Mengenai rumus statistik deskriptif yang digunakan
unutk menganalisis data kauntitatif dalam penelitian ini antara lain:
Analisis ini bertujuan untuk melihat presentase responden dalam memilih
kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data yang
diperoleh dioleh ke dalam bentuk presentase menggunakan rumus sebagai
berikut.
P =
∑
x 100%
Dimana:
P = presentase reponden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = banyaknya jumlah responden
Tujuan dari tabulasi sederhana ini adalah memberi gambaran mengenai
data-data yang didapat dari kuisioner yang bersifat menggambarkan karakteristik
tertentu dari responden
Untuk mengetahui penggolongan kategori hasil jawaban dari sub variabel
secara keseluruhan, perlu ditentukan terlebih dahulu intervalnya. Menurut
Sugiyono (2005:29), besarnya interval diperoleh dari skor tertinggi dikurangi
skor terendah, kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan alternative
jawaban. Dengan cara tersebut diperoleh interval untuk setiap kategori
jawaban, yaitu:
Dimana :
i = interval NT = nilai tertinggi NR = nilai terendah k = kategori skala
Nilai interval gaya kepemimpinan situasional Kepala Dinas Tata Kota Bandar
Lampung yaitu:
i = 24–8 3 i = 16 = 5, 33
3
Jadi interval untuk variabel Gaya Kepemimpinan Situasional dapat
dikategorikan sebagai berikut:
8–13,33 kategori: tidak baik
13,34–18,66 kategori: cukup
18,67–24 kategori: baik
Nilai interval untuk variabel Motivasi yaitu:
i = 36–12 3 i = 24 = 8
Jadi interval untuk variabel Motivasi dapat dikategorikan sebagai berikut:
12–20 kategori: tidak baik
21–28 kategori: cukup
29–36 kategori: baik
Sedangkan nilai interval untuk variabel Kinerja Pegawai yaitu:
I = 33–11 3 I = 22 = 7, 33
3
Jadi interval untuk variabel Kinerja dapat dikategorikan sebagai berikut:
11–18,33 kategori: tidak baik
18,34–25,66 kategori: cukup
25,67–33 kategori: baik
K. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas dan variabel
terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji asumsi
ini dilakukan dengan melihat norma P–Pplot of regression standardized
residualmelalui perhitungan regresi dengan program SPSS 20. Cara termudah
grafik yang menunjukkan pola penyebaran tertentu. Model yang baik adalah
memiliki distribusi normal atau mendedekati normal. Dasar pengambilan
keputusan adalah:
1. Jika data menyebar di disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis
diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah
garis, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
(Santoso, 2000:214)
L. Uji Hipotesis
1. Analisis Korelasi
Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya
hubungan dua variabel atau lebih. Menurut Erwan Agus P dan Dyah Ratih S
dalam (Liza, 2011:75) didalam analisi regresi, analisis korelasi menunjukan
arah hubungan (positif atau negatif) antara variabel dependen dan variabel independen. Koefisien korelasi disimbolkan dengan “r”.
Nilai koefisien korelasi yang semakin besar (mendekati +1) maka derajat
hubungan semakin tinggi dan sebaliknya, niali koefisien korelasi yang
semakin rendah berarti derajat hubungan antara dua variabel semakin lemah. Tanda “+” menunjukan hubungan searah, artinya apabila nilai variabel
Tanda “-“ menunjukan hubungan yang berlawanan arah,artinya apabila nilai
variabel independen meningkat maka nilai variabel dependennya menurun.
• Hubungan searah (r > 0)
Hubungan searah bila X↑ maka Y↓
• Hubungan berlawanan arah (r < 0)
Hubungan berlawana arah bila X↑ maka Y↓
• Tidak ada hubungan
Dalam penelitian analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi
product moment dan analisis korelasi ganda. Untuk mengatahui ada tidaknya
hubungan antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) dan
Motivasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) digunakan korelasi product
moment. Korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan
membuktikan hipotesis hubungan dua variabel, bila data kedua variabel
berbentuk interval dan dari sumber data yang sama (Sugiyono, 2007: 212).
Rumus statistik korelasi product moment:
rxy= ∑xy
√(∑ x2
)(∑y2)
Dimana:
Rxy = korelasi antara variabel x dengan y ∑xy = jumlah skor variabel bebas dan terikat ∑x2
= jumlah kuadrat skor variabel bebas ∑ y2
Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara simultan antara
variabel bebas dan (X1) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y) digunakan
analisis korelasi ganda(Multiple Corelation).
Rumus statistik korelasi ganda:
Kemudian nilai korelasi masing-masing variabel dikonsultasikan dengan
Tabel 4. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi untuk mengetahui
hubungan antara variabel
Tabel 5. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien
Tingkat Hubungan
0,00-0,199 Sangat Rendah
0,20-0,399 Rendah
0,40-0,599 Sedang
0,60-0,799 Kuat
0,80-1,000 Sangat Kuat
(Sugiyono, 2007:214)
3.11.2.2 Uji Keberartian Model
Untuk besarnya pengaruh dari variabel bebas (X1dan X2) terhadap variabel
terikat dan membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau
hubungan kausal dengan menggunakan rumus Koefisien Penentu (KP) atau
Koefisien Determinasi.
Rumus Koefisien Determinasi:
Dimana:
R2 = Koefisien Determinasi R = Koefisien korelasi (Sugiyono, 2007:215)
Setelah nilai R diketahui, maka penentuan tingkat tinggi rendahnya
berdasarkan kriteria pedoman interpretasi koefisien determinasi.
Tabel 6. Pedoman Interprestasi Koefisien Determinasi
Interval Koefisien Tingkat Pengaruh
>81% Sangat Tinggi
50%-81% Tinggi
17%-49% Cukup
5%-16% Rendah
<5% Rendah Sekali
Rahmat (1991:29)
( )
2 100 %2
x r
3.11.2.3 Analisis Regresi
Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai
variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi
(dirubah-rubah).
Persamaan regresi linier sederhana menurut Sugiyono, yaitu:
Dimana:
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)
b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b
(+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan
X = Subjek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu. (Sugiyono, 2007:218).
Selanjutnya persamaan regresi linier ganda ialah suatu alat analisis peramalan
nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Adapun
persamaan regresi linier ganda menurut Sugiyono, yaitu: Y = a +bX
Setelah harga a dan b ditentukan, maka persamaan regresi dapat disusun
sehingga diketahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat,
Pengaruh yang dimaksud yaitu apakah setiap kenaikan variabel bebas selalu
diikuti oleh naik atau tidaknya variabel terikat. Selanjutnya apabila kedua
variabel tersebut mengalami kenaikan, maka terjadi pengaruh dan
hubungannya positif. Analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan
Arikunto, Suuharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.
Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. PT. Rineka Cipta Jakarta.
Fadel, Muhammad.2009. Reinventing Government (Pengalaman Dari Daerah). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.
Handoko, TH. 2001.Manajemen. BPFE. Yogyakarta.
Hasibuan, Malayu S. P. 2006. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara. Jakarta.
Keban, YT. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik (Konsep, Teori dan Isu). Grava Media. Yogyakarta.
Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Mangukunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. PT. Reflika Aditama. Bandung.
Manullang, 1996.Dasar-Dasar Management.P. T. Pertiga. Jakarta
Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.PT. Raja Grafindo Persada. Bandung.
Robbins, Stephen P. 1994.Organization Theory: Structute, Design and Aplications, Alih Bahasa Jusuf Udaya, Penerbit Arcan.
Siagian, Sondang. 1995. Teori Aplikasi dan Aplikasinya. P.T Rineka Cipta. Jakarta.
Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta.
Stoner, James A.F and R. Edward Freeman.1994.Manajemen, Prentice Hall Internasional, New Jersey, USA, Alih Bahasa W.W. Bokuwutun.
Intermedia. Jakarta.
Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). CV. Alfabeta. Bandung.
Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). CV. Alfabeta. Bandung.
Terry, Goerge R & Rue, Leslie W, 1996. Dasar-dasar Management, Bumi Kasara. Jakarta.
Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). PT. Raja Grafindo Persada.
Pegawai (Studi pada Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan
Kabupaten Tulang Bawang)
Usman, Mochamad. 2005. Pengaruh Gaya Kepemimpina,Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Pada
Responden Di
Tempat
Kuisioner yang diberikan ini semata-mata hanyalah untuk keperluan
akademik peneliti untuk menyelesaikan Studi pada program S1 Administrasi
Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Lampung dan tidak
ada hubunganya/terkait dengan kedudukan responden. Setiap jawaban yang
diberikan akan dijamin kerahasianya, mohon dijawab dengan jujur dan benar
sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang ada saat ini.
Atas bantuan dan kerja sama Bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.
Peneliti
Rio Panjikarsa NPM.
1. Variabel Gaya Kepemimpinan Alpha if Item
Deleted
item1 17.68 2.840 .283 .453
item2 17.60 3.221 .068 .529
item3 17.75 2.808 .289 .451
item4 17.85 2.541 .342 .423
item5 17.58 3.174 .106 .515
item6 18.00 3.077 .157 .499
item7 17.73 2.820 .284 .452
Item8 17.93 2.789 .317 .440
Reliability Statistics
2. Variabel Motivasi
Item-Total Statistics Alpha if Item
Deleted
item3 25.97 9.820 .364 .718
Item4 25.87 9.856 .357 .719
Item5 26.22 9.102 .466 .703
Item6 26.22 9.102 .466 .703
item11 26.05 10.049 .297 .726
item12 26.00 9.385 .515 .700
Reliability Statistics
3. Variabel Kinerja Pegawai
Item-Total Statistics Alpha if Item
Deleted
item1 25.28 6.256 .250 .691
item2 25.38 6.343 .179 .703
item3 25.60 6.144 .259 .691
item4 25.73 6.256 .250 .691
Item5 25.48 5.435 .566 .638
Item6 25.48 5.692 .447 .659
Item7 25.55 5.485 .545 .642
Item8 25.58 5.481 .552 .641
Item9 25.28 5.897 .421 .665
item10 25.30 6.318 .211 .697
item11 25.38 6.497 .115 .712
Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Kesimpulan
1. Gaya Kepemimpinan
1 X1_1 0,312 0,498 Valid
2 X1_2 0,312 0,326 Valid
3 X1_3 0,312 0,523 Valid
4 X1_4 0,312 0,567 Valid
5 X1_5 0,312 0,342 Valid
6 X1_6 0,312 0,370 Valid
7 X1_7 0,312 0,504 Valid
8 X1_8 0,312 0,490 Valid
2. Motivasi
1 X2_1 0,312 0,510 Valid
2 X2_2 0,312 0,358 Valid
3 X2_3 0,312 0,535 Valid
4 X2_4 0,312 0,523 Valid
5 X2_5 0,312 0,555 Valid
6 X2_6 0,312 0,555 Valid
7 X2_7 0,312 0,406 Valid
8 X2_8 0,312 0,406 Valid
9 X2_9 0,312 0,396 Valid
10 X2_10 0,312 0,588 Valid
11 X2_11 0,312 0,418 Valid
12 X2_12 0,312 0,563 Valid
3. Kinerja Pegawai
1 Y_1 0,312 0,368 Valid
2 Y_2 0,312 0,397 Valid
3 Y_3 0,312 0,460 Valid
4 Y_4 0,312 0,389 Valid
5 Y_5 0,312 0,667 Valid
6 Y_6 0,312 0,573 Valid
7 Y_7 0,312 0,528 Valid
8 Y_8 0,312 0,560 Valid
9 Y_9 0,312 0,599 Valid
10 Y_10 0,312 0,409 Valid
Correlations
Gaya Kepemimpinan
Motivasi Kinerja
Gaya
Kepemimpinan
Pearson
Correlation 1 .306 .322
*
Sig. (2-tailed) .054 .043
N 40 40 40
Motivasi Pearson
Correlation .306 1 .388
*
Sig. (2-tailed) .054 .013
N 40 40 40
Kinerja Pearson
Correlation .322
*
.388* 1
Sig. (2-tailed) .043 .013
N 40 40 40
TABEL X1
No BUTIR SOAL
1 2 3 4 5 6 7 8 Total X
TABEL X2
No BUTIR SOAL
No BUTIR SOAL
Regresi linier sederhana X1 terhadap Y
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables
Removed
Method
1 Gaya Kepemimpinanb . Enter
a. Dependent Variable: Kinerja
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .322a .103 .080 2.498
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 27.328 1 27.328 4.381 .043b
Residual 237.047 38 6.238
Total 264.375 39
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 19.104 4.328 4.414 .000
Gaya Kepemimpinan .444 .212 .322 2.093 .043
Regresi linier X2 terhadap Y
Variables Entered/Removeda
Model Variables
Entered
Variables
Removed
Method
1 motivasib . Enter
a. Dependent Variable: kinerja
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .388a .151 .129 2.431
a. Predictors: (Constant), motivasi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 39.896 1 39.896 6.754 .013b
Residual 224.479 38 5.907
Total 264.375 39
a. Dependent Variable: kinerja
b. Predictors: (Constant), motivasi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 19.409 3.376 5.750 .000
motivasi .307 .118 .388 2.599 .013
Variables Entered/Removeda
Model Variables Entered Variables Removed
Method
1 Gaya Kepemimpinan,
Motivasib . Enter
a. Dependent Variable: kinerja
b. All requested variables entered.
Model Summary
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 .359a .129 .082 2.495
a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Motivasi
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 34.026 2 17.013 2.733 .078b
Residual 230.349 37 6.226
Total 264.375 39
a. Dependent Variable: kinerja
b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Motivasi
Coefficientsa
Model Unstandardized Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 16.734 4.890 3.422 .002
Motivasi .120 .116 .163 1.037 .306
Gaya Kepemimpinan .395 .217 .286 1.816 .078
Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)
Kondisi Gaya Kepemimpinan diukur dengan empat indikator yakni
kemampuan Mengatakan (Telling), Menjual (Selling), Berperan Serta
(Participating)dan mendelegasikan(Delegating).
Tabel Tabel Ditribusi Tanggapan Reseponden
No Pertanyaan Bobot F % Skor Total
a. Kemampuan Mengatakan (Telling) 1 Bagaimana sensitifitas
pimpinan anda dalam mempengaruhi bawahanya
2 Bagaimana kemampuan pimpinan anda dalam memonitor bawahan
Akumulasi 80 213
b. Kemampuan Menjual(Selling)
3 Bagaimana kemampuan yang dimiliki pimpinan anda dalam memecahkan masalah/konflik yang ada
3
4 Bagaimana kemampuan pimpinan anda
mengembangkan spirit program kerja diantara bawahan
5 Bagaimana kemampuan pimpinan anda dalam menetapkan kebijakan
Akumulasi 120 309
c. Kemampuan Berperan Serta(Participating)
d. Kemampuan Mendelegasikan(Delegating)
7 Bagaimana kecakapan pimpinan anda dalam menetapkan suatu prioritas suatu pekerjaan
8 Bagaimana kemampuan pimpinan anda dalam memberikan penjadwalan pekerjaan tertentu dalam waktu yang khusus
3
Akumulasi 80 198
Sumber: data diolah, 2012
Variabel Motivasi (X2)
a. Faktor Intrinsik
Dimensi faktor intrinsik diukur dengan empat indikator yaitu keberhasilan
pelaksanaan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, dan pengembangan.
Tabel Tabel Distribusi Tanggapan Responden
No Pertanyaan Bobot F % Skor Total
a. Indikator Keberhasilan Pelaksanaan 1 Bagaimanan tingkat
kesadaran anda dalam bekerja, apakah selalu berorientasi terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas dengan baik
3
Akumulasi 40 95
b. Indikator Pengakuan 2 Bagaimanakah inisiatif
pimpinan anda dalam menangani suatu
permasalahan yang berkaitan dengan tugas pokok dan
3 Bagaimana kualitas pekerjaan anda di Dinas
3
Akumulasi 40 99
d. Indikator Pengembangan 4 Bagaimanakah kesadaran
anda untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, sehubungan untuk peningkatan karier anda
3
Akumulasi 40 103
Sumber: data diolah, 2012
b. Faktor Ekstrinsik
Diukur dengan lima indikator yaitu besarnya gaji/upah, keamanan kerja,
kondisi kerja, kebijakan organisasi, dan teknik pengawasan antara atasan
dan bawahan
Tabel . Tabel Distribusi Jawaban Responden
No Pertanyaan Bobot F % Skor Total
a. Indikator Besarnya Gaji/upah 5 Bagaimana tingkat
kesesuaian besaran gaji/upah anda dengan beban kerja yang anda hadapi
6 Bagaimana pemberian bonus apabila melakukan pekerjaan diluar jam kerja
3
Akumulasi 80 176
b. Indikator Keamanan Kerja 7 Bagaimanakah kondisi
keamanan di tempat kerja anda
Akumulasi 40 93
9 Bagaimana kondisi lingkungan kerja anda
3
Akumulasi 80 163
d. Indikator Kebijakan Organisasi 10 Bagaimana penghargaan
dari pimpinan anda untuk mendorong agar anda bekerja lebih baik
3
11 Bagaimana kebijakan di Dinas anda dalam upaya peningkatan motivasi
Akumulasi 80 192
e. Indikator Pengawasan Antara Atasan dan Bawahan 12 Bagaimana sistem
pengawasan di Dinas
3
Akumulasi 40 98
Sumber: data diolah, 2012
Variabel Kinerja (Y)
Diukur dengan lima indikator yaitu pemahaman tupoksi, inovasi, kecepatan
kerja, kekuratan kerja, dan teknik pengawasan antara atasan dan bawahan.
Tabel Tabel Distribusi Jawaban Responden
No Pertanyaan Bobot F % Skor Total
a. Pemahaman Tupoksi 1 Bagaimana pemahaman anda
tentang tugas pokok dan fungsi anda sebagai Pegawai Negeri Sipil
2 Bagaimana pemahaman anda tentang program penataan kota
Akumulasi 120 310 b. Inovasi
4 Bagaimana kemampuan anda menyampaikan inovasi yang anda miliki kepada pimpinan
3
Akumulasi 40 91
c. Kecepatan Kerja
5 Bagaiamana kemampuan anda mengerjakan tugas rutin anda dengan tepat waktu
3
6 Bagaimana kemampuan anda mengerjakan tugas yang mendesak
Akumulasi 80 202
d. Keakuratan Kerja
7 Bagaimana kemampuan anda setiap melaksanakan tugas secara berdaya guna (program penataan ruang)
8 Bagaiamana tingkat ketelitian anda dalam mengerjakan tugas
Akumulasi 80 200
e. Kerjasama
9 Bagaimana kemampuan anda untuk menghargai pendapat orang lain
10 Bagaimana kemampuan anda untuk bekerja sama dengan orang lain
11 Bagaimana kemampuan anda untuk menciptakan
kenyamanan kerja dengan rekan
Akumulasi 120 322
Interval Jawaban Kategori Jawaban
2,36–3,02 Tinggi
1,68–2,35 Sedang
1,00–1,67 Rendah
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kinerja 40 22.00 33.00 28.1250 2.60362
gaya kepemimpinan 40 17.00 24.00 20.3000 1.88380
motivasi 40 20.00 34.00 28.4000 3.29568
Valid N (listwise) 40
Descriptives
Statistic Std. Error
kinerja
Mean 28.13 .412
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 27.29
Upper Bound 28.96
5% Trimmed Mean 28.17
Median 28.00
Variance 6.779
Std. Deviation 2.604
Minimum 22
Maximum 33
Range 11
Interquartile Range 3
Skewness -.080 .374
Kurtosis .216 .733
gaya kepemimpinan
Mean 20.30 .298
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 19.70
Upper Bound 20.90
5% Trimmed Mean 20.28
Median 20.50
Variance 3.549
Std. Deviation 1.884
Minimum 17
Kurtosis -.870 .733
motivasi
Mean 28.40 .521
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 27.35
Upper Bound 29.45
5% Trimmed Mean 28.56
Median 28.50
Variance 10.862
Std. Deviation 3.296
Minimum 20
Maximum 34
Range 14
Interquartile Range 4
Skewness -.541 .374