• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLEUNCE LEADERSHIP STYLE AND MOTIVATION THROUGH EMPLOYEE’S PERFORMANCE IN THE CITY RESTRUCTURING PROGRAM in 2011 (Study in Dinas Tata Kota Bandar Lampung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "THE INFLEUNCE LEADERSHIP STYLE AND MOTIVATION THROUGH EMPLOYEE’S PERFORMANCE IN THE CITY RESTRUCTURING PROGRAM in 2011 (Study in Dinas Tata Kota Bandar Lampung)"

Copied!
59
0
0

Teks penuh

(1)

1. Surat Izin Penelitian

2. Surat Izin dari KESBANGPOL

3. Surat Keterangan Penelitian

4. Lampiran 1. Kuisioner Penelitian

5. Lampiran 2. Nilai Validitas dan Reliabilitas Butir Pertanyaan

6. Lampiran 3. Tabulasi Hasil Uji Pertanyaan

7. Lampiran 4. Koefisien Korelasi Product Moment

8. Lampiran 5. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Variabel

Gaya Kepemimpinan

9. Lampiran 6. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Variabel

Motivasi

10. Lampiran 7. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Variabel

Kinerja

11. Lampiran 8. Rekapitulasi Data Skor Jawaban Responden Tiap

Variabel

12. Lampiran 9. Regresi Linier Sederhana

13. Lampiran 10. Regresi Linier Sederhana

14. Lampiran 11. Regresi Linier Berganda

15. Lampiran 12. Jawaban Responden Tiap Pertanyaan

(2)

(Studi di Dinas Tata Kota Bandar Lampung)

(Skripsi)

Oleh

RIO PANJIKARSA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS LAMPUNG

(3)

Tabel

1 Target dan Realisasi Capaian Sasaran Strategi Program

Penataan RuangKota ……… 8

2 Gaya Kepemimpinan Yang Sesuai Dengan Kematangan Karyawan ……….. 23

3 Definisi Operasional Penelitian……… 51

4 Perhitungan Sample ……….. 54

5 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ………. 65

6 Pedoman Interpretasi KoefisienDeterminasi ………... 66

7 Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ………... 73

8 Data Responden Berdasarkan Golongan……… 73

9 Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Gaya Kepemimpinan……….. 74

10 Tabel Silang Variabel GayaKepemimpinan ………. 75

11 Ditribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Motivasi ………. 77

12 Tabel Silang Variabel Motivasi ………. 78

13 Distribusi Frekuensi Jumlah Skor Variabel Kinerja ……….. 79

(4)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Kinerja aparatur pemerintah di masa lalu pada umumnya diukur dari

kemampuanya menegakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Paradigma demikian tidak salah terutama apabila diingat bahwa fungsi dari

birokrasi yang menonjol pada masa lalu ialah fungsi pengaturan. Dimasa

sekarang dan yang akan datang fungsi tersebut tetap harus diselenggarakan

seefektif mungkin. Hanya saja karena banyak fungsi-fungsi lainya yang tidak

kalah pentingnya dimasa depan, diperlukan kriteria yang berbeda untuk

menilai kinerja birokrasi sebagai suatu kesatuan utuh. Dengan kata lain,

birokrasi masa depan semakin dituntut untuk menyelenggarakan fungsinya

dalam kehidupan berbangsa dan bernegara termasuk dalam bidang politik,

ekonomi, sosial, budaya dan administratif dengan kinerja yang baik.

Menghadapi lingkungan yang belakangan ini berkembang sangat cepat seiring

(5)

lebih unggul dibandingkan organisasi yang lainya. Artinya, pemerintah

mampu mewujudkan suatu perubahan yang cukup signifikan dengan bekerja

secara inovatif dan proaktif. Sebagaimana yang kita ketahui bahwa aparatur

sebagai bagian dari birokrasi pemerintah merupakan ujung tombak baik dalam

pelayanan publik maupun pembangunan.

Untuk dapat melihat apakah pemerintah mampu memenuhi tuntutan

perubahan yang terjadi tersebut, serta telah mampukah pemerintah memenuhi

kriteria yang unggul adalah dengan melihat bagaimana kinerja dari

pemerintah itu sendiri, terutama dari kinerja individu yang menjadi sasaran

utamanya adalah Sumber Daya Manusia (SDM). Kemampuan kepemimpinan

akan ikut berpengaruh, kemampuan kepemimpinan yang demokratis yang

dilengkapi dengan kemampuan SDM melayani keinginan masyarakat serta

mampu memberikan kepuasan dari segi pelayanan. Jika terdapat

permasalahan dari segi kualitas aparatur yang dalam hal ini adalah Pegawai

Negeri Sipil (PNS) tentu saja ada jalan untuk memperbaiki dan

mengembangkanya. Dalam birokrasi SDM merupakan faktor yang teramat

penting bagi jalanya roda pemerintahan.

Di sisi lain, pengukuran keberhasilan maupun kegagalan pemerintah dalam

melaksanakan tugas pokok dan fungsinya sulit untuk dilakukan secara

objektif, disebabkan karena belum diterapkannya sistem pengukuran kinerja

yang dapat menginformasikan tingkat keberhasilan secara objektif dan terukur

(6)

kinerja suatu program hanya lebih ditekankan pada kemampuan suatu

program menyerap anggaran. Untuk dapat mengukur tingkat keberhasilan

suatu instansi pemerintah ataupun programnya, maka seluruh aktivitas yang

ada harus diukur, dan pengukuran tersebut tidak hanya dilihat dari input

(masukan) dari program akan tetapi lebih ditekankan kepada output

(keluaran),outcomes(hasil),benefits(manfaat) danimpacts(dampak).

Untuk mengatasi permasalah yang ada, analisis terhadap kinerja pegawai

menjadi sangat penting atau dengan kata lain memiliki nilai yang strategis.

Informasi mengenai kinerja pegawai dan faktor-faktor apa saja yang

berpengaruh terhadap kinerja pegawai sangat penting untuk diketahui,

sehingga pengukuran kinerja pegawai hendaknya dapat diterjemahkan sebagai

suatu kegiatan evaluasi untuk menilai atau melihat keberhasilan dan

kegagalan pelaksanaan tugas dan fungsi yang dibebankan kepadanya. Oleh

karena itu, analisis kinerja merupakan analisis interpretasi keberhasilan dan

kegagalan pencapaian kinerja dalan pencapaian tujuan dari tujuan organisasi

maupun program.

Pada Dinas Tata Kota (DISTAKO), Kota Bandar Lampung untuk dapat

meningkatkan kinerja sesuai dengan tugas pokoknya yakni melaksanakan

urusan pemerintahan daerah dalam hal penyusunan dan pelaksanaan kebijakan

daerah dibidang perencanaan dan penataan ruang kota. DISTAKO Bandar

Lampung membutuhkan SDM dalam hal ini adalah pegawai negeri sipil yang

(7)

akan sangat berpengaruh seiring dengan perkembangan zaman yang semakin

pesat dewasa ini, karena hal itu mengacu pada visi dan misi Dinas Tata Kota,

Kota Bandar Lampung yakniTerwujudnya Penataan Kota Dengan Estetika Sesuai Rencana Kota dan Pemberian Pelayanan Publik yang Baik.”

Dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsinya, Dinas Tata Kota, Kota

Bandar Lampung juga dihadapkan pada kendala dan permasalahan baik dalam

bidang administrasi maupun teknis, diantaranya adalah rendahnya sumber

daya manusia dari segi kompetensi (LAKIP TH 20o1). Namun demikian

semua kendala tersebut dapat dipecahkan dan ditanggulangi bersama dengan

komitmen seluruh jajaran pimpinan dan staff Dinas Tata Kota, Kota Bandar

Lampung dalam rangka mencapai target yang telah ditetapkan tersebut

(wawancara dengan Kasubag Umum dan Kepegawaian 13/02/12).

DISTAKO Bandar Lampung saat ini dipimpin seorang Kepala Dinas yakni

Bapak Efendi Yunus SH. Menurut hasil wawancara peneliti dengan beberapa

pegawai DISTAKO diantaranya Kasubag Umum dan Kepegawaian yakni Ibu

Herlinawati SH (13/02/12) dan data sementara yang diperoleh menunjukan

bahwa kinerja DISTAKO pada saat ini belum dapat dikatakan optimal. Hal ini

dapat dilihat dari masih banyak pegawai yang belum memahami tugas pokok

dan fungsinya yang mengakibatkan pegawai hanya akan menunggu perintah

dari atasan , tanpa adanya inisiatif dalam melaksanakan tugasnya. Kendala

tersebut juga sesuai dengan LAKIP (Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

(8)

DISTAKO masih dibutuhkan tenaga kerja yang dikhususkan untuk

melaksanakan tugas pokok DISTAKO. Dampak yang timbul dari kendala

yang ada adalah waktu penyelesaian pekerjaan relatif molor dari tenggat

waktu yang seharusnya.

Banyak faktor yang yang berpengaruh dalam pencapaian kinerja, salah satu

faktor yang berpengaruh dalam pencapaian kinerja adalah faktor pemimpin,

secara psikologis, aspek pemimpin sangat penting dalam kepemimpinan kerja

karena sejauh mana pimpinan mampu mempengaruhi motivasi kerja

SDM-nya agar mereka mampu bekerja secara produktif dan bertanggung jawab.

Dalam menggerakan bawahanya tersebut seorang pimpinan harus mampu

memberikan motivasi, kerena melalui motivasi yang tinggi bawahan akan

terpacu untuk bekerja secara optimal.

Pemimpin/manajer, terutama pemimpin paling atas atau top manajer

merupakan faktor penentu dalam sukses atau gagalnya suatu organisasi.

Dalam upaya mencapai kesuksesan target-target/program. Pemimpin berupaya

memaksimalkan potensi yang dimiliki organisasinya. Salah satu caranya

adalah dengan mengelola SDM (Sumber Daya Manusia) dan potensi yang

dimiliki agar dapat menghasilkan suatu output/kinerja yang diharapkan.

Namun upaya untuk menggerakan pegawai agar bekerja sesuai dengan

harapan yang diinginkan bukan merupakan pekerjaan yang mudah karena

tidak semua pimpinan memahami bagaimana strategi atau kiat-kiat untuk

(9)

adalah justru kontraproduktif dan muncul benturan kepentingan organisasi

dan kepentingan pegawai itu sendiri.

Dikaitkan dengan motivasi, motivasi dapat tumbuh secara sendiri dan juga

melalui perantara atau bantuan orang lain, dalam hal ini adalah motivasi yang

di timbulkan oleh seorang pemimpin. Dari penjelasan diatas dapat simpulkan

bahwa seorang pemimpin juga turut berpengaruh terhadap motivasi yang

dimiliki oleh para pegawai/bawahan. Motivasi terbentuk dari sikap (attitute)

karyawan/pegawai dalam mengahadapi situasi kerja (situation). Apabila telah

memiliki motivasi yang baik maka situasi kerja yang muncul akan posifit dan

menimbulkan mental yang baik terhadap para pegawai, sikap mental pegawai

yang pro dan positif terhadap situasi kerja itulah yang memperkuat motivasi

kerjanya untuk mencapai kinerja maksimal. Selanjutnya motivasi pada

dasarnya merupakan sebuah sinergi yang mendorong gairah kerja bawahan,

agar mereka mau bekerja keras dan memberikan segala kemampuan dan

keterampilan. Kemampuan dan keterampilan pegawai tidak ada artinya

apabila mereka bekerja tidak dilandasi motivasi yang kuat untuk mencapai

hasil kerja yang optimal.

Dalam mewujudakan visi dan misinya DISTAKO berusaha menyusun

beberapa rancangan program yang dijabarkan kedalam beberapa rangakaian

kegiatan. Dengan dirumuskannya program-program oleh DISTAKO seluruh

(10)

dengan baik sehingga diharapakan hasil yang tercapaipun akan baik dan

sesuai target.

Untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi program-program yang ada dan

salah satu program yang menjadi fokus dari DISTAKO adalah Program

Penataan Ruang Kota, yang memiliki tujuan meningkatkan penataan fisik kota

dan kualitas lingkungan sesuai dengan rencana tata ruang. Dalam upaya

melaksanakan program tersebut DISTAKO Kota Bandar Lampung

menerapkan prilaku gaya kepemimpinan untuk seluruh tingkatan pegawai dari

strata terendah hingga strata yang tertinggi. Untuk dapat menyelenggarakan

kinerja yang baik dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dan dalam

hal penyusunan serta pelaksanaan kebijakan daerah dibidang perencanaan dan

penataan ruang kota, Kepala Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung perlu

memberikan motivasi dan memperhatikan kepentingan pegawainya dalam

rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat.

Fungsi Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung adalah :

1. Perumusan kebijaksanaan teknis, perencanaan, pemanfaatan, pembinaan,

pengawasan dan pengendalian dibidang penataan ruang kota,

2. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah sesuai

dengan lingkup tugasnya,

(11)

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Walikota sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

Tabel 1. Target dan Realisasi Capaian Sasaran Strategi Program Penataan Ruang Kota

No Sasaran

Stratejik

Indikator Kinerja Target Realisasi Tingkat Pencapaian

Mengingat optimalisasi dari pelaksanaan program tersebut tersebut adalah

pegawai (PNS), maka penelitian ini di arahkan pada analisis Sumber Daya

Manusia khususnya yang berkaitan dengan pengukuran persepsi Pegawai

Negri Sipil terhadap Gaya Kepemimpinan atasan dan Motivasi, serta

(12)

paradigma yang di kemukakan oleh H. Hadori Nawawi (1997:43), yaitu

bahwa manajemen Sumber Daya Manusia secara sadar harus memperlakukan

pegawai secara manusiawi karena sebagai manusia, secara universal ingin

diperlakukan sebagai subyek, yakni ingin diakui, dihargai dan dihormati

sesuai hakekat dan martabat kemanusianya.

Para pimpinan dalam mengelola dan berkomunikasi dengan para karyawanya

berkewajiban memperhatikan harga diri, hak dan kewajiban serta lain-lain

agar tercipta suasana yang kondusif karena hal ini akan menjadi motivasi

positif bagi para pegawai, yaitu berupa peningkatan kinerja seperti loyalitas

dan diskusi yang semakin tinggi serta dampaknya akan meningkatkan

efisiensi dan produktivitas.

Pengelolaan Sumber Daya Manusia yang didasarkan pada profesionalisme

dan dalam suasana saling menghargai, selaras dengan predikat, posisi dan

jabatan masing-masing akan mendorong muculnya hubungan sosial yang

positif baik itu formal maupun informal (Wibowo,62:2007)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka dalam penelitian

mengenai Kinerja Pegawai Negri Sipil yang dikaitkan dengan Gaya

Kepemimpinan atasan dan Motivasi Kerja (berprestasi) yang ada di Dinas

Tata Kota, Kota Bandar Lampung dapat dirumuskan beberapa pokok

(13)

1. Bagaimanakah kondisi Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tata Kota, Kota

Bandar Lampung dalam program penataan ruang tahun 2011?

2. Bagaimanakah kondisi Motivasi Kerja pada Dinas Tata Kota, Kota Bandar

Lampung dalam program penataan ruang kota tahun 2011?

3. Bagaimanakah kondisi Kinerja Pegawai Dinas Tata Kota, Kota Bandar

Lampung dalam program penataan ruang kota tahun 2011?

4. Seberapa besar pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja

terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Dinas Tata Kota, Kota Bandar

Lampung dalam program penataan ruang kota tahun 2011?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk menjelaskan bagaimana Gaya Kepemimpinan pada Dinas Tata

Kota, Kota Bandar Lampung dalam program penataan ruang kota.

2. Untuk menjelaskan bagaimana Motivasi Kerja PNS pada Dinas Tata Kota,

Kota Bandar Lampung dalam program penataan ruang kota.

3. Untuk menjelaskan bagaimana Kinerja Pegawai Negri Sipil di Dinas Tata

Kota, Kota Bandar Lampung dalam program penataan ruang kota.

4. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh gaya kepemimpinan dan

motivasi kerja terhadap kinerja pegawai Dinas Tata Kota, Kota Bandar

(14)

D. Manfaat Penelitian

Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat teorotis

dan manfaat praktis, manfaat yang dapat diberikan tersebut antara lain :

1. Bagi peneliti, penelitian ini untuk memperkaya pengetahuan dan wawasan

peneliti berkaitan dengan disiplin ilmu pengetahuan berkaitan dengan

konsep pendekatan Gaya Kepemimpinan, Motivasi Kerja dan Kinerja PNS

dalam melaksanakan urusan pemerintahan daerah dalam hal penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan dan penataan

ruang kota.

2. Bagi Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung, untuk memberikan

sumbangan pemikiran mengenai strategi apa saja yang dapat dilakukan

oleh Dinas Tata Kota, Kota Bandar Lampung dalam penyeragaman Gaya

(15)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan tipe penelitian

kuantitatif inferensial, yaitu untuk membangun suatu gambaran sesungguhnya

terhadap suatu fenomena yang berada dalam konteks penelitianya. Melalui

pemikiran deskriptif ini akan dikumpulkan berbagai informasi dalam rangka

pengujian hipotesis atau menjawab pertanyaan-pertanyaan yang menyangkut

masalah penelitian.

Dalam perencanaan penelitian, perumusan masalah dan penyusunan hipotesa

digunakan kerangka teoritis mengenai konsep gaya kepemimpinan situasional,

motivasi kerja dan kinerja yang diambil dari beberapa literatur untuk

mengkaji seluruh masalah penelitian, data yang diperlukan diperoleh melalui

survey lapangan dengan menggunakan sarana kuisioner, kemudian dilakukan

analisis dan uraian tehadap seluruh permasalahan malalui analisis data,

(16)

B. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di DINAS TATA KOTA (DISTAKO), KOTA

BANDAR LAMPUNG. Alasan peneliti akan melakukan penelitian di

DISTAKO merupakan salah satu SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)

sebagai unsur pelaksana Pemerintah Daerah Kota Bandar Lampung yang

memiliki peranan yang cukup penting dalam bidang penataan dan

pengembangan wilayah kota Bandar Lampung, oleh karena itu DISTAKO

harus memiliki SDM yang handal dan mampu bekerja dengan baik.

C. Definisi Konseptual

Definisi konseptual merupakan batasan terhadap variabel yang dijadikan

pedoman dalam penelitian, sehingga tujuan arahnya tidak menyimpang.

Dalam hal ini, untuk mempermudah penelitian mengenai masalah yang akan

diteliti, maka dibawah ini penulis akan memberikan definisi konsep

penelitian, yaitu :

Definisi kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai

oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung

jawab yang diberikan kepadanya.

Kepemipinan situasional adalah suatu konsep yang menekankan pada perilaku

pemimpin dan perilaku bawahan, karena perilaku pengikut atau bawahan amat

(17)

Pengertian motivasi dalam konsep manajemen organisasi dan kepemimpinan

adalah dorongan kerja yang timbul pada diri seseorang untuk berprilaku

dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan

D. Definisi Operasional

Setiap peneliti dalam mengusulkan rancangan penelitianya, perlu

merumuskan definisi operasional (definisi of term) dari setiap variabel yang

terdapat baik dalam judul, rumusan masalah, tujuan maupun hipotesis

penelitian.

Suatu definisi operasional merupakan semacam buku pegangan berisi

petunjuk bagi peneliti. Jadi, definisi operasional adalah untuk memberikan

pengertian secara kongkret yang di sesuaikan dengan arah dan tujuan

penelitian sehingga variabel penelitian dapat diamati atau diawasi secara

empiris. Selanjutnya dalam hubungan ini, Hasyim (1983:19) menyatakan

bahwa definisi operasional dapat diungkapkan secara definitif dan dapat pula

diungkapkan dengan mengemukakan ciri-cirinya (indikator- indikatornya).

Dalam penelitian ini, ada dua variabel bebas dan satu variabel tidak bebas

sebagaimana diungkapkan dalam permasalahan, tujuan dan hipotesa

penelitian tersebut diatas yang akan dirumuskan definisi operasional. Variabel

bebas dimaksud adalah Gaya Kepemimpinan (X1) dan Motivasi (X2),

(18)

Definisi operasional variabel-variabel tersebut akan dirumuskan dengan

mengemukakan indikator-indikatornya sebagai berikut;

Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian

Variabel Dimensi Indikator

(1) (2) (3)

Gaya

kepemimpinan

Mengatakan(Telling) 1. Kemampuan pemimpin dalam mempengaruhi bawahan 2. Kemampuan dalam

menyampaikan maksud dan tujuan

Menjual(Selling) 1. Kemampuan dalam

memberikan spirit bawahan

Berperan serta (Participating)

1. Kemamanpuan dalam menjadwalkan waktu pekerjaan

2. Kecakapan dalam ikut serta serta bersama bawahan dalam kegiatan

Mendelegasikan (Delegating)

1. Kemampuan dalam mendelegasikan wewenang/tugas Motivasi kerja Pemeliharaan

(Maintanance)

1. Keberhasilan pelaksanaan 2. Pengakuan

3. Pekerjaan itu sendiri 4. Pengembangan Permotivasian

(Motivational)

1. Besarnya gaji/upah 2. Keamana kerja 3. Kondisi kerja

4. Kebijakan organisasi 5. Teknik pengawasan antara

atasan dan bawaha

Kinerja Pemahaman atas

tupoksi

1. Kemampuan bawahan dalam memahami dan melaksanakan tupoksi masing-masing

2. Komitmen dalam

menjalankan tugas sesuai dengan tupoksi yang telah ditetapkan

(19)

menciptakan inovasi-inovasi yang baru

2. Menyampaikan Inovasi kepada atasan

Kecepatan kerja 1. Kecepatan kerja dalam tugas rutin

2. Kecepatan kerja dalam tugas mendadak

3. Dalam bekerja mengikuti metode kerja yang ada Keakuratan kerja 1. Teliti dalam bekerja

2. Hasil kerja selalu akurat 3. Tingkat pengetahuan pegawai

dalam mengerjakan tugas

Kerjasama 1. Bisa menerima dan

menghargai pendapat orang lain

2. Bisa bekerjasama dengan rekan kerja

3. Tercipta sinergi antar pegawai

E. Populasi

Definisi populasi menurut Sugiyono (2011:117) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik

tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik

kesimpulanya.

Unit analisis penelitian sekaligus populasi yang menjadi responden dalam

penelitian ini adalah para Pegawai Negeri Sipil Dinas Tata Kota, Kota Bandar

Lampung menurut data yang diperoleh dari Bidang Umum dan Kepegawaian

(20)

F. Sampel

Sampel adalah bagian bagain dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Sampel digunakan bila peneliti tidak memungkinkan

meneliti keseluruhan populasi dan karena ada keterbatasan dana, tenaga, dan

waktu (Sugiyono, 2011:119). Dalam penelitian ini populasi terdiri dari empat

strata yang didasarkan pada golongan, yaitu pegawai golongan II, III, IV dan

Pegawai Honorer.

Jumlah sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini akan dihitung

dengan menggunakan rumus Slovin (Bambang Praasetyo 2011 : 137) yaitu :

n = N

1+ (N.e2) Keterangan :

n = jumlah / ukuran populasi N = ukuran populasi

e = prosentase kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih ditolelir atau diinginkan

Berdasarkan rumus diatas, maka besar sampel yang diteliti dengan asumsi

prosentase ketidaktelitian sebesar 0,01% diperoleh angka sebagai berikut :

n = 40

1+ ( 40 x 0.00012)

n = 40

(21)

n = 40, atau dengan kata lain jumlah sampel ada 40 orang.

Tabel 4. Perhitungan Sample

Keterangan Sub Populasi Jumah Sampel

PNS Gol IV I 6

PNS Gol III II 24

PNS Gol II III 6

Tenaga Honorer IV 4

JUMLAH 40

Sumber : Sub Bagian Umum dan Kepegawaian DISTAKO (Data diolah)

Berdasarkan perhitungan pada table diatas, maka jumlah keseluruhan sampel

sebanyak 40 responden. Cara penarikan sampel dilakukan dengan

menggunakan tabel bilangan random untk mendapatkan sampel per

masing-masing sub populasi, Sebagai catatan, hasil perhitungan jumlah sampel dibuat

hanya untuk menentukan jumlah sampel yang diambil dari tiap kategori.

G. Teknik Pengumpulan Data

Data yang diperlukan dalam penelitian ini dikumpulkan dengan

mengumpulkan teknik angket melaui kuisioner penelitian. Kuisioner

penelitian tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang diberikan kepada

responden..

Banyak teknik pengumpulan data dalam kegiatan penelitian, akan tetapi

dalam penelitian ini hanya digunakan dua teknik pengumpulan data yang

(22)

jawaban terhadap masalah penelitian. Teknik pengumpulan data yang

dimaksud adalah:

a) Kuisioner

Kuisioner adalah cara pengumpulan data yang dilakukan peneliti dengan cara

menyusun daftar pertanyaan, dimana setiap pertanyaan telah disediakan

pilihan jawaban, tinggal responden memilih jawaban yang paling tepat

menurut persepsi responden. Setiap pertanyaan yang diajukan secara tertulis

kepada responden merujuk kepada skala Likert (Likert Scale), yakni

disediakan tiga jawaban. Skala likert merupakan skala yang digunakan untuk

mengukur sikap, pendapat, dan pesepsi seorang responden yang terpilih

menjadi anggota sampel, yaitu Pegawai Negeri Sipil Dinas Tata Kota, Kota

Bandar Lampung. Jawaban setiap pertanyaan yang menggunakan skala Likert

memilik sejumlah kategori yang berturut-turut dari yang paling positif sampai

dengan yang paling negatif, seperti dibawah ini :

1) Baik

2) Cukup

3) Tidak Baik

Untuk keperluan data secara kuantitatif (statistik), maka jawaban-jawaban dari

responden tersebut diatas diberikan skor(score)seperti dibawah ini :

1) Baik 3

(23)

3) Tidak Baik 1

b) Teknik Dokumentasi

Teknik dokumentasi adalah suatu cara pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian dengan cara memperoleh data mengenai variabel-variabel

yang diteliti berupa dokumen, catatan, buku, majalah, laporan-laporan dan

sebagainya. Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data sekunder.

H. Teknik Pengolahan Data

Sebelum data dianalisis sesuai dengan cara yang digunakan maka data yang

diperoleh terlebih dahulu akan diolah melalui tahapan sebagai berikut :

1. Tahap editing yaitu langkah yang dilakukan untuk meneliti kembali data

yang telah diperoleh melaui kuisioner. Langkah ini dilakukan untuk

meningkatkan validitas data yang akan diolah.

2. Koding yaitu usaha untuk mengklasifikasikan jawaban-jawaban responden

menurut macam dan jenisnya. Klasifikasi ini dilakukan dengan jalan

menandai masing-masing jawaban tersebut dengan tanda atau kode

tertentu. Langkah ini dimaksudkan untuk menghemat waktu dan tenaga.

3. Tabulasi yaitu langkah penyusunan data yang melalui kuisioner dalam

bentuk tabel, dengan tujuan untuk menyederhanakan data tersebut agar

mudah dipahami, pada tahapan ini data dianggap sudah selesai diproses

oleh karena itu harus segera disusun dalam suatu format yang sebelumnya

(24)

4. Tahap interprestasi yaitu data-data penelitian yang telah dideskripsikan

baik melaui narasi maupun tabel. Selanjutnya diinterpretasikan sehingga

dapat ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian.

I. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian

Pengujian instrument penelitian meliputi dua hal yaitu pengujian Validitas

dan Reliabilitas, pentingnya pengujian Validitas dan Reliabilitas ini, berkaitan

dengan pengukuran yang cenderung keliru. Uji Validiatas dan Reliabilitas

diperlukan sebagai upaya memaksimalkan kualitas alat ukur, agar

kecenderungan kekeliruan dapat diperkecil.

1) Uji Validitas

Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument (Arikunto, 1993:225). Untuk mengukur

tingkat validitas instrument digunakan rumus korelasi product moment

yaitu:

rxy= n∑XY-(∑X)(∑Y) √(n∑X2

-(∑X2))(n∑Y2-(∑ Y2))

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara gejala X dan Y X = skor gejala X

(25)

n = jumlah sampel

Kriteria pengujian, apabila r hitung > r table dengan taraf signifikasi 0,05

maka alat ukur dapat dikatakan valid dan sebaliknya.

2) Uji Reliabilitas

Suatu instrument pengukuran dikatakan reliable jika pengukuran konsisten

dan akurat. Reliabilitas merujuk pada suatu pengertian bahwa suatu

instrument cukup dapat dipercaya untuk dapat dipergunakan sebagai alat

pengumpul data karena instrument tersebut sudah baik

(Arikunto,1993:236). Suatu angket dikatakan reliable jika angket tersebut

memiliki keterpercayaan yang tinggi dan memiliki kemantapan, keajegan

atau ketepatan. Untuk mengukur reliabilitas digunakan koefisien Alpha(α)

dariCronbachsebagai berikut :

k ∑ X2- b2

r11 = k-1 1- t2

Dimana :

Rumus varians (Ali Muhidin, 2007:38) =

2 =

∑ (∑ )

Keterangan :

(26)

∑ab2

= jumlah variabel butir At2 = variabel total

N = jumlah responden

Kriteria pengujian, apabila r hitung> r tabel dengan taraf signifikan 0,05 maka

angket sebagai instrumen penelitian memenuhi syarat reliable.

Kemudian diinterpretasikan dengan 5 nilai kejagean (Sugiyono, 2002;13) :

1. 0,000- 0,199 sangat rendah

2. 0,200- 0,399 rendah

3. 0,400- 0,599 sedang

4. 0,600- 0,799 kuat

5. 0,800- 1,00 sangat kuat

J. Analisis Data

Pada Penelitian ini, analisis data menggunakan statistik deskriptif. Menurut

Sugiyono (2010:21-22), statistik deksriptif adalah statistik yang digunakan

untuk menggambarkan atau menganalisis suatu statistik hasil penelitian, tetapi

tidak digunakan untuk membuat hasil kesimpulan yang lebih luas

(generalisasi/inferensi). Mengenai rumus statistik deskriptif yang digunakan

unutk menganalisis data kauntitatif dalam penelitian ini antara lain:

(27)

Analisis ini bertujuan untuk melihat presentase responden dalam memilih

kategori tertentu. Dalam analisis tabulasi sederhana ini, data yang

diperoleh dioleh ke dalam bentuk presentase menggunakan rumus sebagai

berikut.

P =

x 100%

Dimana:

P = presentase reponden yang memilih kategori tertentu fi = jumlah responden yang memilih kategori tertentu ∑fi = banyaknya jumlah responden

Tujuan dari tabulasi sederhana ini adalah memberi gambaran mengenai

data-data yang didapat dari kuisioner yang bersifat menggambarkan karakteristik

tertentu dari responden

Untuk mengetahui penggolongan kategori hasil jawaban dari sub variabel

secara keseluruhan, perlu ditentukan terlebih dahulu intervalnya. Menurut

Sugiyono (2005:29), besarnya interval diperoleh dari skor tertinggi dikurangi

skor terendah, kemudian dibagi dengan jumlah keseluruhan alternative

jawaban. Dengan cara tersebut diperoleh interval untuk setiap kategori

jawaban, yaitu:

(28)

Dimana :

i = interval NT = nilai tertinggi NR = nilai terendah k = kategori skala

Nilai interval gaya kepemimpinan situasional Kepala Dinas Tata Kota Bandar

Lampung yaitu:

i = 24–8 3 i = 16 = 5, 33

3

Jadi interval untuk variabel Gaya Kepemimpinan Situasional dapat

dikategorikan sebagai berikut:

8–13,33 kategori: tidak baik

13,34–18,66 kategori: cukup

18,67–24 kategori: baik

Nilai interval untuk variabel Motivasi yaitu:

i = 36–12 3 i = 24 = 8

(29)

Jadi interval untuk variabel Motivasi dapat dikategorikan sebagai berikut:

12–20 kategori: tidak baik

21–28 kategori: cukup

29–36 kategori: baik

Sedangkan nilai interval untuk variabel Kinerja Pegawai yaitu:

I = 33–11 3 I = 22 = 7, 33

3

Jadi interval untuk variabel Kinerja dapat dikategorikan sebagai berikut:

11–18,33 kategori: tidak baik

18,34–25,66 kategori: cukup

25,67–33 kategori: baik

K. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah variabel bebas dan variabel

terikat keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Untuk menguji asumsi

ini dilakukan dengan melihat norma P–Pplot of regression standardized

residualmelalui perhitungan regresi dengan program SPSS 20. Cara termudah

(30)

grafik yang menunjukkan pola penyebaran tertentu. Model yang baik adalah

memiliki distribusi normal atau mendedekati normal. Dasar pengambilan

keputusan adalah:

1. Jika data menyebar di disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis

diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah

garis, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

(Santoso, 2000:214)

L. Uji Hipotesis

1. Analisis Korelasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untuk mencari arah dan kuatnya

hubungan dua variabel atau lebih. Menurut Erwan Agus P dan Dyah Ratih S

dalam (Liza, 2011:75) didalam analisi regresi, analisis korelasi menunjukan

arah hubungan (positif atau negatif) antara variabel dependen dan variabel independen. Koefisien korelasi disimbolkan dengan “r”.

Nilai koefisien korelasi yang semakin besar (mendekati +1) maka derajat

hubungan semakin tinggi dan sebaliknya, niali koefisien korelasi yang

semakin rendah berarti derajat hubungan antara dua variabel semakin lemah. Tanda “+” menunjukan hubungan searah, artinya apabila nilai variabel

(31)

Tanda “-“ menunjukan hubungan yang berlawanan arah,artinya apabila nilai

variabel independen meningkat maka nilai variabel dependennya menurun.

• Hubungan searah (r > 0)

Hubungan searah bila X↑ maka Y↓

• Hubungan berlawanan arah (r < 0)

Hubungan berlawana arah bila X↑ maka Y↓

• Tidak ada hubungan

Dalam penelitian analisis korelasi yang digunakan adalah analisis korelasi

product moment dan analisis korelasi ganda. Untuk mengatahui ada tidaknya

hubungan antara Gaya Kepemimpinan (X1) dengan Kinerja Pegawai (Y) dan

Motivasi (X2) dengan Kinerja Pegawai (Y) digunakan korelasi product

moment. Korelasi Product Moment digunakan untuk mencari hubungan dan

membuktikan hipotesis hubungan dua variabel, bila data kedua variabel

berbentuk interval dan dari sumber data yang sama (Sugiyono, 2007: 212).

Rumus statistik korelasi product moment:

rxy= ∑xy

√(∑ x2

)(∑y2)

Dimana:

Rxy = korelasi antara variabel x dengan y ∑xy = jumlah skor variabel bebas dan terikat ∑x2

= jumlah kuadrat skor variabel bebas ∑ y2

(32)

Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya hubungan secara simultan antara

variabel bebas dan (X1) dan (X2) terhadap variabel terikat (Y) digunakan

analisis korelasi ganda(Multiple Corelation).

Rumus statistik korelasi ganda:

Kemudian nilai korelasi masing-masing variabel dikonsultasikan dengan

Tabel 4. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi untuk mengetahui

hubungan antara variabel

Tabel 5. Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Interval Koefisien

Tingkat Hubungan

0,00-0,199 Sangat Rendah

0,20-0,399 Rendah

0,40-0,599 Sedang

0,60-0,799 Kuat

0,80-1,000 Sangat Kuat

(Sugiyono, 2007:214)

3.11.2.2 Uji Keberartian Model

Untuk besarnya pengaruh dari variabel bebas (X1dan X2) terhadap variabel

terikat dan membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsional atau

(33)

hubungan kausal dengan menggunakan rumus Koefisien Penentu (KP) atau

Koefisien Determinasi.

Rumus Koefisien Determinasi:

Dimana:

R2 = Koefisien Determinasi R = Koefisien korelasi (Sugiyono, 2007:215)

Setelah nilai R diketahui, maka penentuan tingkat tinggi rendahnya

berdasarkan kriteria pedoman interpretasi koefisien determinasi.

Tabel 6. Pedoman Interprestasi Koefisien Determinasi

Interval Koefisien Tingkat Pengaruh

>81% Sangat Tinggi

50%-81% Tinggi

17%-49% Cukup

5%-16% Rendah

<5% Rendah Sekali

Rahmat (1991:29)

( )

2 100 %

2

x r

(34)

3.11.2.3 Analisis Regresi

Analisis regresi digunakan untuk melakukan prediksi seberapa tinggi nilai

variabel dependen bila nilai variabel independen dimanipulasi

(dirubah-rubah).

Persamaan regresi linier sederhana menurut Sugiyono, yaitu:

Dimana:

Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan a = Harga Y bila X = 0 (harga konstan)

b = Angka arah atau koefisien regresi yang menunjukkan angka peningkatan atau penurunan variabel dependen yang didasarkan pada variabel independen. Bila b

(+) maka naik, dan bila b (-) maka terjadi penurunan

X = Subjek pada variabel bebas yang mempunyai nilai tertentu. (Sugiyono, 2007:218).

Selanjutnya persamaan regresi linier ganda ialah suatu alat analisis peramalan

nilai pengaruh dua variabel bebas atau lebih terhadap variabel terikat. Adapun

persamaan regresi linier ganda menurut Sugiyono, yaitu: Y = a +bX

(35)

Setelah harga a dan b ditentukan, maka persamaan regresi dapat disusun

sehingga diketahui pengaruh dari variabel bebas terhadap variabel terikat,

Pengaruh yang dimaksud yaitu apakah setiap kenaikan variabel bebas selalu

diikuti oleh naik atau tidaknya variabel terikat. Selanjutnya apabila kedua

variabel tersebut mengalami kenaikan, maka terjadi pengaruh dan

hubungannya positif. Analisis regresi dalam penelitian ini menggunakan

(36)

Arikunto, Suuharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. PT. Rineka Cipta. Jakarta.

Danim, Sudarwan. 2004. Motivasi Kepemimpinan dan Efektivitas Kelompok. PT. Rineka Cipta Jakarta.

Fadel, Muhammad.2009. Reinventing Government (Pengalaman Dari Daerah). PT. Elex Media Komputindo. Jakarta.

Handoko, TH. 2001.Manajemen. BPFE. Yogyakarta.

Hasibuan, Malayu S. P. 2006. Manajemen, Dasar, Pengertian, dan Masalah. Bumi Aksara. Jakarta.

Keban, YT. 2004. Enam Dimensi Strategis Administrasi Publik (Konsep, Teori dan Isu). Grava Media. Yogyakarta.

Kartono, Kartini. 2004. Pemimpin dan Kepemimpinan. Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Mangukunegara, Anwar Prabu. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. PT. Reflika Aditama. Bandung.

Manullang, 1996.Dasar-Dasar Management.P. T. Pertiga. Jakarta

(37)

Rivai, Veithzal & Mulyadi, Deddy. 2003. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.PT. Raja Grafindo Persada. Bandung.

Robbins, Stephen P. 1994.Organization Theory: Structute, Design and Aplications, Alih Bahasa Jusuf Udaya, Penerbit Arcan.

Siagian, Sondang. 1995. Teori Aplikasi dan Aplikasinya. P.T Rineka Cipta. Jakarta.

Simamora, Henry. 1997. Manajemen Sumber Daya Manusia. STIE YKPN. Yogyakarta.

Stoner, James A.F and R. Edward Freeman.1994.Manajemen, Prentice Hall Internasional, New Jersey, USA, Alih Bahasa W.W. Bokuwutun.

Intermedia. Jakarta.

Sugiyono. 2004. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). CV. Alfabeta. Bandung.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). CV. Alfabeta. Bandung.

Terry, Goerge R & Rue, Leslie W, 1996. Dasar-dasar Management, Bumi Kasara. Jakarta.

Thoha, Miftah. 2004. Perilaku Organisasi (Konsep Dasar dan Aplikasinya). PT. Raja Grafindo Persada.

(38)

Pegawai (Studi pada Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan

Kabupaten Tulang Bawang)

Usman, Mochamad. 2005. Pengaruh Gaya Kepemimpina,Motivasi dan Budaya Organisasi Terhadap Kinerja Pegawai Negri Sipil Pada

(39)

Responden Di

Tempat

Kuisioner yang diberikan ini semata-mata hanyalah untuk keperluan

akademik peneliti untuk menyelesaikan Studi pada program S1 Administrasi

Negara Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Unuversitas Lampung dan tidak

ada hubunganya/terkait dengan kedudukan responden. Setiap jawaban yang

diberikan akan dijamin kerahasianya, mohon dijawab dengan jujur dan benar

sesuai dengan keadaan dan kenyataan yang ada saat ini.

Atas bantuan dan kerja sama Bapak/ibu, saya ucapkan terima kasih.

Peneliti

Rio Panjikarsa NPM.

(40)

1. Variabel Gaya Kepemimpinan Alpha if Item

Deleted

item1 17.68 2.840 .283 .453

item2 17.60 3.221 .068 .529

item3 17.75 2.808 .289 .451

item4 17.85 2.541 .342 .423

item5 17.58 3.174 .106 .515

item6 18.00 3.077 .157 .499

item7 17.73 2.820 .284 .452

Item8 17.93 2.789 .317 .440

Reliability Statistics

2. Variabel Motivasi

Item-Total Statistics Alpha if Item

Deleted

item3 25.97 9.820 .364 .718

Item4 25.87 9.856 .357 .719

Item5 26.22 9.102 .466 .703

Item6 26.22 9.102 .466 .703

(41)

item11 26.05 10.049 .297 .726

item12 26.00 9.385 .515 .700

Reliability Statistics

3. Variabel Kinerja Pegawai

Item-Total Statistics Alpha if Item

Deleted

item1 25.28 6.256 .250 .691

item2 25.38 6.343 .179 .703

item3 25.60 6.144 .259 .691

item4 25.73 6.256 .250 .691

Item5 25.48 5.435 .566 .638

Item6 25.48 5.692 .447 .659

Item7 25.55 5.485 .545 .642

Item8 25.58 5.481 .552 .641

Item9 25.28 5.897 .421 .665

item10 25.30 6.318 .211 .697

item11 25.38 6.497 .115 .712

(42)

Variabel Nilai rhitung Nilai rtabel Kesimpulan

1. Gaya Kepemimpinan

1 X1_1 0,312 0,498 Valid

2 X1_2 0,312 0,326 Valid

3 X1_3 0,312 0,523 Valid

4 X1_4 0,312 0,567 Valid

5 X1_5 0,312 0,342 Valid

6 X1_6 0,312 0,370 Valid

7 X1_7 0,312 0,504 Valid

8 X1_8 0,312 0,490 Valid

2. Motivasi

1 X2_1 0,312 0,510 Valid

2 X2_2 0,312 0,358 Valid

3 X2_3 0,312 0,535 Valid

4 X2_4 0,312 0,523 Valid

5 X2_5 0,312 0,555 Valid

6 X2_6 0,312 0,555 Valid

7 X2_7 0,312 0,406 Valid

8 X2_8 0,312 0,406 Valid

9 X2_9 0,312 0,396 Valid

10 X2_10 0,312 0,588 Valid

11 X2_11 0,312 0,418 Valid

12 X2_12 0,312 0,563 Valid

3. Kinerja Pegawai

1 Y_1 0,312 0,368 Valid

2 Y_2 0,312 0,397 Valid

3 Y_3 0,312 0,460 Valid

4 Y_4 0,312 0,389 Valid

5 Y_5 0,312 0,667 Valid

6 Y_6 0,312 0,573 Valid

7 Y_7 0,312 0,528 Valid

8 Y_8 0,312 0,560 Valid

9 Y_9 0,312 0,599 Valid

10 Y_10 0,312 0,409 Valid

(43)

Correlations

Gaya Kepemimpinan

Motivasi Kinerja

Gaya

Kepemimpinan

Pearson

Correlation 1 .306 .322

*

Sig. (2-tailed) .054 .043

N 40 40 40

Motivasi Pearson

Correlation .306 1 .388

*

Sig. (2-tailed) .054 .013

N 40 40 40

Kinerja Pearson

Correlation .322

*

.388* 1

Sig. (2-tailed) .043 .013

N 40 40 40

(44)

TABEL X1

No BUTIR SOAL

1 2 3 4 5 6 7 8 Total X

(45)

TABEL X2

No BUTIR SOAL

(46)

No BUTIR SOAL

(47)
(48)
(49)

Regresi linier sederhana X1 terhadap Y

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables

Removed

Method

1 Gaya Kepemimpinanb . Enter

a. Dependent Variable: Kinerja

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .322a .103 .080 2.498

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 27.328 1 27.328 4.381 .043b

Residual 237.047 38 6.238

Total 264.375 39

a. Dependent Variable: Kinerja

b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 19.104 4.328 4.414 .000

Gaya Kepemimpinan .444 .212 .322 2.093 .043

(50)

Regresi linier X2 terhadap Y

Variables Entered/Removeda

Model Variables

Entered

Variables

Removed

Method

1 motivasib . Enter

a. Dependent Variable: kinerja

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .388a .151 .129 2.431

a. Predictors: (Constant), motivasi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 39.896 1 39.896 6.754 .013b

Residual 224.479 38 5.907

Total 264.375 39

a. Dependent Variable: kinerja

b. Predictors: (Constant), motivasi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 19.409 3.376 5.750 .000

motivasi .307 .118 .388 2.599 .013

(51)

Variables Entered/Removeda

Model Variables Entered Variables Removed

Method

1 Gaya Kepemimpinan,

Motivasib . Enter

a. Dependent Variable: kinerja

b. All requested variables entered.

Model Summary

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the

Estimate

1 .359a .129 .082 2.495

a. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Motivasi

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1

Regression 34.026 2 17.013 2.733 .078b

Residual 230.349 37 6.226

Total 264.375 39

a. Dependent Variable: kinerja

b. Predictors: (Constant), Gaya Kepemimpinan, Motivasi

Coefficientsa

Model Unstandardized Coefficients Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1

(Constant) 16.734 4.890 3.422 .002

Motivasi .120 .116 .163 1.037 .306

Gaya Kepemimpinan .395 .217 .286 1.816 .078

(52)

Variabel Gaya Kepemimpinan (X1)

Kondisi Gaya Kepemimpinan diukur dengan empat indikator yakni

kemampuan Mengatakan (Telling), Menjual (Selling), Berperan Serta

(Participating)dan mendelegasikan(Delegating).

Tabel Tabel Ditribusi Tanggapan Reseponden

No Pertanyaan Bobot F % Skor Total

a. Kemampuan Mengatakan (Telling) 1 Bagaimana sensitifitas

pimpinan anda dalam mempengaruhi bawahanya

2 Bagaimana kemampuan pimpinan anda dalam memonitor bawahan

Akumulasi 80 213

b. Kemampuan Menjual(Selling)

3 Bagaimana kemampuan yang dimiliki pimpinan anda dalam memecahkan masalah/konflik yang ada

3

4 Bagaimana kemampuan pimpinan anda

mengembangkan spirit program kerja diantara bawahan

5 Bagaimana kemampuan pimpinan anda dalam menetapkan kebijakan

Akumulasi 120 309

c. Kemampuan Berperan Serta(Participating)

(53)

d. Kemampuan Mendelegasikan(Delegating)

7 Bagaimana kecakapan pimpinan anda dalam menetapkan suatu prioritas suatu pekerjaan

8 Bagaimana kemampuan pimpinan anda dalam memberikan penjadwalan pekerjaan tertentu dalam waktu yang khusus

3

Akumulasi 80 198

Sumber: data diolah, 2012

Variabel Motivasi (X2)

a. Faktor Intrinsik

Dimensi faktor intrinsik diukur dengan empat indikator yaitu keberhasilan

pelaksanaan, pengakuan, pekerjaan itu sendiri, dan pengembangan.

Tabel Tabel Distribusi Tanggapan Responden

No Pertanyaan Bobot F % Skor Total

a. Indikator Keberhasilan Pelaksanaan 1 Bagaimanan tingkat

kesadaran anda dalam bekerja, apakah selalu berorientasi terhadap keberhasilan pelaksanaan tugas dengan baik

3

Akumulasi 40 95

b. Indikator Pengakuan 2 Bagaimanakah inisiatif

pimpinan anda dalam menangani suatu

permasalahan yang berkaitan dengan tugas pokok dan

(54)

3 Bagaimana kualitas pekerjaan anda di Dinas

3

Akumulasi 40 99

d. Indikator Pengembangan 4 Bagaimanakah kesadaran

anda untuk melaksanakan pekerjaan dengan baik, sehubungan untuk peningkatan karier anda

3

Akumulasi 40 103

Sumber: data diolah, 2012

b. Faktor Ekstrinsik

Diukur dengan lima indikator yaitu besarnya gaji/upah, keamanan kerja,

kondisi kerja, kebijakan organisasi, dan teknik pengawasan antara atasan

dan bawahan

Tabel . Tabel Distribusi Jawaban Responden

No Pertanyaan Bobot F % Skor Total

a. Indikator Besarnya Gaji/upah 5 Bagaimana tingkat

kesesuaian besaran gaji/upah anda dengan beban kerja yang anda hadapi

6 Bagaimana pemberian bonus apabila melakukan pekerjaan diluar jam kerja

3

Akumulasi 80 176

b. Indikator Keamanan Kerja 7 Bagaimanakah kondisi

keamanan di tempat kerja anda

Akumulasi 40 93

(55)

9 Bagaimana kondisi lingkungan kerja anda

3

Akumulasi 80 163

d. Indikator Kebijakan Organisasi 10 Bagaimana penghargaan

dari pimpinan anda untuk mendorong agar anda bekerja lebih baik

3

11 Bagaimana kebijakan di Dinas anda dalam upaya peningkatan motivasi

Akumulasi 80 192

e. Indikator Pengawasan Antara Atasan dan Bawahan 12 Bagaimana sistem

pengawasan di Dinas

3

Akumulasi 40 98

Sumber: data diolah, 2012

Variabel Kinerja (Y)

Diukur dengan lima indikator yaitu pemahaman tupoksi, inovasi, kecepatan

kerja, kekuratan kerja, dan teknik pengawasan antara atasan dan bawahan.

Tabel Tabel Distribusi Jawaban Responden

No Pertanyaan Bobot F % Skor Total

a. Pemahaman Tupoksi 1 Bagaimana pemahaman anda

tentang tugas pokok dan fungsi anda sebagai Pegawai Negeri Sipil

2 Bagaimana pemahaman anda tentang program penataan kota

(56)

Akumulasi 120 310 b. Inovasi

4 Bagaimana kemampuan anda menyampaikan inovasi yang anda miliki kepada pimpinan

3

Akumulasi 40 91

c. Kecepatan Kerja

5 Bagaiamana kemampuan anda mengerjakan tugas rutin anda dengan tepat waktu

3

6 Bagaimana kemampuan anda mengerjakan tugas yang mendesak

Akumulasi 80 202

d. Keakuratan Kerja

7 Bagaimana kemampuan anda setiap melaksanakan tugas secara berdaya guna (program penataan ruang)

8 Bagaiamana tingkat ketelitian anda dalam mengerjakan tugas

Akumulasi 80 200

e. Kerjasama

9 Bagaimana kemampuan anda untuk menghargai pendapat orang lain

10 Bagaimana kemampuan anda untuk bekerja sama dengan orang lain

11 Bagaimana kemampuan anda untuk menciptakan

kenyamanan kerja dengan rekan

Akumulasi 120 322

(57)

Interval Jawaban Kategori Jawaban

2,363,02 Tinggi

1,68–2,35 Sedang

1,001,67 Rendah

(58)

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

kinerja 40 22.00 33.00 28.1250 2.60362

gaya kepemimpinan 40 17.00 24.00 20.3000 1.88380

motivasi 40 20.00 34.00 28.4000 3.29568

Valid N (listwise) 40

Descriptives

Statistic Std. Error

kinerja

Mean 28.13 .412

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27.29

Upper Bound 28.96

5% Trimmed Mean 28.17

Median 28.00

Variance 6.779

Std. Deviation 2.604

Minimum 22

Maximum 33

Range 11

Interquartile Range 3

Skewness -.080 .374

Kurtosis .216 .733

gaya kepemimpinan

Mean 20.30 .298

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 19.70

Upper Bound 20.90

5% Trimmed Mean 20.28

Median 20.50

Variance 3.549

Std. Deviation 1.884

Minimum 17

(59)

Kurtosis -.870 .733

motivasi

Mean 28.40 .521

95% Confidence Interval for

Mean

Lower Bound 27.35

Upper Bound 29.45

5% Trimmed Mean 28.56

Median 28.50

Variance 10.862

Std. Deviation 3.296

Minimum 20

Maximum 34

Range 14

Interquartile Range 4

Skewness -.541 .374

Gambar

Tabel 1. Target dan Realisasi Capaian Sasaran Strategi Program
Tabel 3. Definisi Operasional Penelitian
Tabel 4. Perhitungan Sample
Tabel 4. Pedoman Interprestasi Koefisien Korelasi untuk mengetahui
+7

Referensi

Dokumen terkait

c) Quick Ratio atau Acid Test Ratio, rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban finansial jangka pendek dengan mengunakan aktiva lancar yang lebih likuid

Mesin Politeknik Negeri Bandung 122 Ruzi Falahi L S1 Chemical Engineering Institut Teknologi Bandung 123 SAMSUDIN L D3 Industrial Engineering Institut Teknologi Bandung 124 Sandi

Derajat subsitusi CMC tertinggi yang dihasilkan pada penelitian ini diperoleh dari perlakuan asam trikloroasetat 20 % dan waktu reaksi 3 jam. Sehingga viskositas CMC

Pada penelitian ini akan dilakukan sintesis dan karakterisasi Na-CMC dari selulosa tanaman eceng gondok yang diperoleh dari dua daerah yang berbeda, yaitu daerah Jatinangor

Demikianlah surat pengajuan proposal skripsi ini saya buat, atas perhatian dan kebijaksanaan Bapak, saya menghaturkan terima kasih. Depok, tanggal bulan tahun

Saat pertama kali seseorang mulai tertidur, Anda memasuki tahap pertama di mana Anda mengalami tidur ringan atau tidur dangkal, di mana otot tubuh akan mengendur

Setelah diperoleh nilai MSE dari penaksir rasio regresi menggunakan dua karakter tambahan untuk rata-rata populasi pada sampling acak sederhana, kemudian

Model penjadwalan pemetikan pucuk teh yang disusun dengan menggunakan program linier fuzzy memberikan hasil berupa produktivitas pucuk basah yang lebih tinggi dibandingkan hasil