ABSTRACT
THE INFLUENCE OF ALA CHEF SHOW ON TRANS TV TOWARDS THE INTEREST OF COOKING OF TEENAGERS (Study of the Students Communications of Lampung University)
By
A.INDRA DARMAWAN AGUNG
The theory used in this research is the Theory of Uses and Effect. This research is done based on the survey method by using “Ala Chef” Program of Trans TV as the independent variable (X) and cooking interest of young women who are the students of Lampung University majoring Communications as the dependent variable (Y). The population of this research is 71 respondents who are the students (young women) of Lampung University majoring Communications, by taking whole population as the samples. The data processing techniques used in this research are editing, coding, and tabulating. The examining instruments used in this research are examining of validity, reliability, hypothesis, and the data analysis technique basing this research is the Simple Linear Regression Analysis Technique.
ABSTRAK
PENGARUH TAYANGAN ALA CHEF DI TRANS TV TERHADAP MINAT MEMASAK PADA REMAJA
(Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Universitas Lampung)
Oleh
A.INDRA DARMAWAN AGUNG
Pada zaman sekarang terdapat sebuah stereotype yang menganggap bahwa wanita pada era modern cenderung mengeyampingkan kegiatan memasak. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tempat-tempat untuk membeli makanan dengan cepat dan mudah. Fenomena yang terjadi pada saat ini mengungkapkan bahwa minat memasak pada remaja wanita semakin menurun. Disamping itu ada sebuah tayangan televisi yang fokus pada kegiatan memasak yaitu “Ala Chef”. Tayangan ini cukup diminati oleh masyarakat terbukti tayangan “Ala Chef” memenangkan Gobel Award 2011. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV dalam meningkatkan minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung.
sampel mengambil keseluruhan populasi. Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding dan tabulasi. Pengujian penelitian ini menggunakan uji validitas, reliabilitas, hipotesis dan teknik analisis regresi linier sederhana.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai r2 (r square) mengetahui adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja sebesar 27,2%. Nilai signifikan pada taraf 5% yang didapat adalah 6,037 > 1,667 maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa tayangan “Ala Chef” di Trans TV berpengaruh terhadap minat memasak pada remaja. Tetapi tidak menjadi faktor utama karena nilai sempurna adalah 100% dan sisa pengaruh sebesar 72,8% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar penelitian ini.
PENGARUH TAYANGAN “ALA CHEF” DI TRANS TV TERHADAP MINAT MEMASAK PADA REMAJA
(Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Univertas Lampung )
(Skripsi)
Oleh
A.INDRA DARMAWAN AGUNG
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR ISI
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Komunikasi ...6
1. Definisi Komunikasi...6
2. Unsur-Unsur Komunikasi...7
B. Definisi Komunikasi Massa ...9
1. Karakteristik Komunikasi Massa...9
2. Fungsi Komunikasi Massa...11
C. Tinjauan Tentang Media Massa...12
1. Pengertian Media Massa...12
2. Teori Efek Komunikasi Massa...13
D. Tinjauan Media Televisi...17
1. Klasifikasi Siaran Televisi...18
2. Format Acara Televisi...21
E. Tinjauan Mengenai Ala Chef ...23
F. Tinjauan Mengenai Minat ...25
G. Tinjauan Mengenai Memasak...27
H. Tinjauan Mengenai Remaja...27
I. Teori Yang Mendukung Penelitian ...29
J. Kerangka Pikir...31
K. Hipotesis ...33
G. Sumber Data ...42
H. Teknik Pengumpulan Data ...43
I. Teknik Pengolahan Data ...44
J. Teknik Pemberian Skors ...44
K. Teknik Analisis Data ...45
L. Uji Hipotesis ...46
M. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ...47
1. Uji Validitas ...47
2. Uji Reliabilitas ...48
BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian...49
1. Sejarah FISIP Unila...49
2. VISI FISIP Unila...50
3. MISI FISIP Unila...52
4. Tujuan FISIP Unila...52
B. Sejarah Jurusan Ilmu Komunikasi...52
1. VISI Jurusan Ilmu Komunikasi...53
2. MISI Jurusan Ilmu Komunikasi...54
C. Gambaran Singkat Trans TV...54
1. Daftar Direktur Trans TV...55
2. VISI Trans TV...55
3. MISI Trans TV...55
D. Gambaran Singkat Tentang Ala Chef...55
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...57
1. Uji Vailditas...57
2. Uji Reliabilitas...59
B. Karakteristik Responden ...60
1. Karakteristik Responden Berdasarkan usia...60
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ...61
C. Hasil Respon Sampel ...62
1. Hasil Analisis Tabel tunggal Tentang Tayangan Ala Chef...62
2. Hasil Analisis Tabel Tunggal Tentang Minat Memasak Remaja ...80
D. Pembahasan...97
1. Pembahasan Hasil Penelitian...102
2. Pembahasan Menurut Tujuan Penelitian...105
3. Pembahasan Secara Teoritis...106
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan...112 B. Saran...114
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data Rating Tayangan ...24
Tabel 2. Definisi Operasional ...36
Tabel 3. Data Pra-Survey ...41
Tabel 4. Uji Validitas Kusioner Variabel X ...58
Tabel 5. Uji Validitas Kusioner Variabel Y ...58
Tabel 6. Alpha Variabel X ...59
Tabel 7. Daftar Interprestasi Koefisien r ...59
Tabel 8. Alpha Variabel Y ...60
Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...60
Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ...61
Tabel 11. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Menonton Tayangan Ala Chef Dalam Sebulan ...63
Tabel 12. Frekuensi Tayangan Ala Chef Di Trans TV Yang Disiarkan sebanyak 2 Kali Seminggu ...64
Tabel 13. Durasi Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...65
Tabel 14. Durasi Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...66
Tabel 15. Perpaduan Menu Masakan Dalam Negeri Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...67
Tabel 16. Lokasi Yang Berbeda-beda Setiap Episodenya ...68
Tabel 17. Lokasi Yang Berbeda-beda Mempengaruhi Responden Untuk Menonton Ala Chef Di Trans TV...69
Tabel 18. Pembawa Acara Menguasai Topik Kuliner Dengan Baik ...70
Tabel 19. Pembawa Acara Sudah Berpenampilan Sesuai Dengan Keinginan Responden ...72
Tabel 20. Penampilan Pembawa Acara Ala Chef Menjadi Salah Satu Alasan Responden Untuk Menonton ...73
Tabel 21. Resep-resep Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef ...74
Tabel 22. Resep-resep Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV Sudah Dapat Diterapkan ...75
Tabel 24. Keinginan Menjadi Asisten Chef Pada Tayangan
Ala Chef Di Trans TV...78
Tabel 25. Keinginan Mencicipi Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...79
Tabel 26. Pengetahuan Akan Bahan Apa Saja Yang Digunakan Untuk Membuat Satu Menu Masakan ...81
Tabel 27. Mencatat Semua Resep Masakan Pada Tayangan Ala Chef.... ...82
Tabel 28. Dapat Membedakan Bahan-bahan Masakan Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...83
Tabel 29. Menerapkan Resep-resep Menu Masakan Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...85
Tabel 30. Berkeinginan Untuk Mencoba Memasak Masakan Yang Disajikan Oleh Chef Farah Quinn...86
Tabel 31. Menemukan Ide Baru Untuk Jenis Masakan Baru Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...87
Tabel 32. Penasaran Terhadap Rasa Masakan Yang Disajikan Oleh Chef Farah Quinn...89
Tabel 33. Tetap Berada Disaluran Tayangan Ala Chef Trans TV Selama Jeda Iklan ...91
Tabel 34. Perasaan Terhibur Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...92
Tabel 35. Memasak Adalah Kegiatan Yang Mengasyikkan ...93
Tabel 36. Tayangan Ala Chef Di Trans TV Bermanfaat ...94
Tabel 37. Tayangan Ala Chef Di Trans TV Memiliki Nilai Positif ...95
Tabel 38. Memiliki Minat Yang Besar Untuk Memasak...97
Persembahan
BISMILLAHHIRROHMANIROHIM
Ku persembahkan Karya ini sebagai tanda bakti dan
cinta Kepada :
Kedua orang tuaku yang sangat kucintai Papa dan Mama, atas semua kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, nasehat dan do’a
yang tidak pernah putus ...
Kakak-kakakku tersayang Palinda dan Evi serta Adikku Teddy, Denti dan Irvan yang selalu memberikan rasa cinta kasih, motivasi,
dan semangat ...
MOTTO
Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun
yang bisa mengalahkanmu
Belajarlah merendah sampai tak seorangpun
yang bisa merendahkanmu
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30
Juli 1990, sebagai anak ketiga dari enam bersaudara, buah
hati pasangan Bapak M. Nasir, SH dan Ibu Parida Yanti.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak
Kasih Ibu Bandar Lampung pada tahun 1999, SD Negeri 1
Kampung Sawah Lama Bandar Lampung pada tahun
2001, SMP Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan SMA YP UNILA
Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai
mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unversitas
Lampung Melalui jalur Mandiri.
Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten
SANWACANA
Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, nikmat, ridho dan kehendak-Nya skripsi ini dapat
terselaikan.
Skripsi yang berjudul Pengaruh Tayangan “Ala Chef” di Trans TV Terhadap Minat Memasak Pada Remaja (Studi Pada Mahasiswi Komunikasi
Universitas Lampung) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar
Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan maupun penyusunan
skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi proses pembelajaran dan perbaikan.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di kemudian hari.
Berbekalkan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki, tanpa adanya
bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima
1. Allah SWT, yang selalu mengiringi perjalanan hidup ini dengan cinta, kasih sayang, nikmat, ridho, perlindungan, dan pembelajaran.
2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.
3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu
Komunikasi.
4. Ibu Dr. Nina Yudha Aryanthi, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing
Skripsi yang telah memberikan banyak masukan, saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi. Terima kasih juga ibu karena telah sangat sabar untuk membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua
ilmu yang pernah ibu berikan akan selalu diingat oleh penulis
5. Ibu Dhanik. S, S.Sos., M.Comn&MediaSt, selaku Dosen Penguji Skripsi
yang telah memberikan banyak masukan, nasehat, kritik serta kebaikannya dalam mengiringi penulis menyelesaikan skripsi ini.
6. Bapak Toni Wijaya, S.Sos, M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik
penulis. Terima kasih untuk saran, bimbingan dan pengarahan selama penulis menjalakankan perkuliahan dari awal sampai akhir.
7. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Pak Sarwoko, Ibu Nanda, Ibu Ida,
Ibu Hestin, Ibu Anna, Ibu Windah, Ibu Bangun, Pak Agung, Pak Rudy, Pak Andy, Pak Riza, Pak Firman, Pak Cahyono. Semoga Allah selalu
8. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung , khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul, Pak Jo dan Pak
Pitoyo yang telah membantu kelancaraan seminar dan ujian skripsi.
9. Mama-papa tersayang, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan nasehat kepada penulis untuk selalu maju dan tidak patah semangat hingga
dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Ini merupakan salah satu bukti penulis untuk membanggakan mama-papa tersayang, I love you
mah-pah.
10.Adek, kakak, dan spu-spu ku. Palinda, Evi Fitriana, Teddy, Denti, Irvan, Tia, Ahmad, Jemi dan yang lainnya, selalu membantu penulis serta
memberikan inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
11.Untuk Citra Ayu Wardani, S.H, terima kasih untuk semua doa, dukungan
semangat, motivasi yang diberikan kepada penulis selama ini sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini.
12.Teruntuk Sahabatku : Faruk, Ari, Ebon, Aria. Semangat untuk kalian
semua mudah-mudahan kita semua bisa sukses bersama.
13.Untuk sahabat sedarahku : Jesica, Isti, Elok. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini yang selalu memberi masukan kepada peneliti.
14.Untuk sahabatku di Mabes Slepet : Aji, Amal, Amri Riski Rangga, Reza Willy, Tajuddin.
15.Teman-teman Komunikasi 2008 : Barni, Ali, Satria, Joni, Riski Dewa, Tama, Bastian Vp, Bastian RM, Vita, Rara, Ule, Sulis, Alia, Angel, Rani, Diah, Vera, Bocil, Hendi, Patrik, Nova, Mifta, Ayu, Intong, Helda, Pinta,
Oki, Fitri, Yudi, Evan, Rio, Duwi, Nadia serta teman-teman semua yang selalu memberikan warna dalam hidup ini. Sukses untuk kita semua
16.Kakak-kakak Komunikasi : Kak Feri, Kak Heru, Kak Kiting, Kak Hafis, Kak Krisna, Mbak Dedek, Mbak Sya, Mbak Nina, Kak Hernadi dan kakak-kakak yang lain. Terimakasih untuk semua pengalaman dan
pengetahuan yang diberikan kepada peneliti.
17.Teman-teman 2009, 2010, 2011 dan 2012 semangat dan segera menyusul.
18.Teman-teman KKN di Pesawaran Indah Dusun Mergosari, terimakasih untuk kebersamaan yang kita lewati selama 40 hari serta memberikan kita banyak sekali pengalaman baru dan memiliki keluarga baru disana.
19.Kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada
umumnya.
Bandar Lampung, 12 Oktober 2012
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Di dalam suatu pernikahan, selain sebagai seorang istri, perempuan juga berfungsi
sebagai ibu rumah tangga, artinya yang mengatur berbagai macam urusan rumah
tangga agar berjalan lancar dan mulus. Banyak sekali tugas dan tanggung jawab
perempuan sebagai ibu rumah tangga, diantaranya mengatur keadaan rumah agar
terlihat rapi, bersih dan nyaman, juga mengatur menu makanan yang akan
disajikan, disusun agar semua gizinya seimbang, dipikirkan cara memasak yang
sehat, pemilihan bahan yang tepat, dan lain-lain.
Memasak merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh wanita secara turun
menurun. Meski sekarang tidak sedikit laki-laki yang pandai memasak, namun
dalam kehidupan rumah tangga, memasak tetap dominan diperani oleh wanita.
Seorang wanita dituntut untuk bisa mengerjakan pekerjaan di dapur khususnya
memasak dan menyiapkan makanan untuk keluarga setiap hari. Saat berkeluarga,
seorang istri yang pandai memasak akan membuat keluarganya lebih merasakan
kehadiran dan perannya, sehingga mampu mempererat hubungan keluarga.
Pada masa modern seperti saat ini, terdapat sebuah stereotype yang menganggap
bahwa wanita pada era modern cenderung mengenyampingkan memasak sebagai
keahlian. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tersedia tempat-tempat untuk
membeli makanan dengan cepat dan mudah, sehingga lebih memudahkan mereka
memperoleh makanan tanpa harus memasak. Fenomena yang terjadi pada saat ini
mengungkapkan bahwa perilaku memasak pada remaja wanita untuk memasak
semakin menurun. Kemudahan untuk memperoleh makanan dengan berbagai
variasi rasa serta harga yang terjangkau mengakibatkan mereka lebih memilih
berperan sebagai konsumen aktif pembeli makanan dibandingkan belajar
memasak sebagai minat maupun keahlian.
(Dunia parenting. Mengenal dan mengolah bahan masakan. http://duniaparenting.com/page/35/ diunduh pada 10 april 2012)
Media massa, terutama televisi memainkan peranan yang cukup signifikan dalam
mempromosikan kegiatan memasak untuk tetap diminati masyarakat, baik wanita
maupun pria. Jenis media ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani
banyak syarat untuk dapat menikmatinya.
Media televisi merupakan media yang terpopuler dan digemari khalayak. Benda
berbentuk bola (pada umumnya) dengan kemampuan audio-visual sejak tahun
1980 telah menggeser popularitas media radio. Media ini tidak hanya sebuah
benda mati tetapi sebuah showbiz yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang
mampu mengangkat dirinya dan menghipnotis publik (Bungin B.2001:64)
Salah satu tayangan televisi yang fokus pada kegiatan memasak adalah “Ala
Trans TV. Pada tayangan “Ala Chef” ini terdapat resep baru serta demo memasak
yang sederhana, praktis dan dapat dijadikan salah satu referensi resep masakan
oleh pemirsa, memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana mengolah
masakan serta lokasi setiap episodenya selalu berbeda tergantung dimana daerah
yang dikunjunginya. Pada umumnya, masyarakat menganggap bahwa wanita yang
pandai memasak identik dengan orang yang sudah tua dan berpenampilan kurang
menarik (not good looking), terlebih pada masa remaja penampilan merupakan
salah satu hal yang paling diutamakan. Dengan tayangan “Ala Chef” yang
dipandu dengan koki cantik dan berpenampilan menarik serta pandai
berkomunikasi dengan baik membuat tayangan ini banyak diminati masyarakat,
terutama remaja wanita. Terbukti tayangan “Ala Chef” ini mendapatkan dukungan
yang baik dari masyarakat dengan terpilihnya “Ala Chef” sebagai pemenang
Gobel Award 2011 dalam kategori “Travel, Hobi, dan Gaya Hidup Terfavorit”. (Trans Tv Multimedia Team. www.TransTv.co.id. Review Program Ala Chef. Diunduh tanggal 7 Februari 2012)
Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans
TV terhadap minat memasak pada remaja wanita. Remaja wanita dinilai mampu
mewakili tingkat perolehan pengaruh minat memasak melalui tayangan “Ala
Chef”. Karena pada masa remaja merupakan masa peralihan dari masa
kanak-kanak menuju dewasa di mana pada masa ini remaja berusaha untuk mencari
identitas diri, hal ini ditunjang juga dengan penonton tayangan “Ala Chef” yang
didominasi oleh para remaja wanita. Untuk menggali tingkat pengaruh tayangan
Ala “Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja wanita, peneliti
sample. Pemilihan sample tersebut didasari pertimbangan bahwa mahasiswi
Jurusan Ilmu Komunikasi UNILA aktif mengonsumsi media massa sebagai proses
pembelajaran Ilmu Komunikasi yang berhubungan erat dengan media massa.
Berkaitan dengan penjelasan di atas, maka peneliti ingin mengetahui seberapa
besar pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada
remaja. Dengan demikian, maka penelitian ini dipandang perlu untuk dilakukan.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka
perumusan masalahnya adalah :
1. Adakah pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat
memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung ?
2. Seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap
minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas
Lampung?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV
terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas
Lampung.
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di
Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi
D. Kegunaan Penelitian
Kegunaan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang segala hal yang
berhubungan dengan penelitian, jadi kegunaan dari penelitian ini adalah :
1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan
pengetahuan bagi kajian Ilmu Komunikasi khususnya pengaruh dari
tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja.
2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan
pemikiran penulis kepada stasiun televisi terutama stasiun televisi swasta
agar tayangan dapat lebih memberikan hal-hal yang bersifat positif
terhadap masyarakat terutama dalam membangkitkan minat para remaja
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Komunikasi
Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi,
karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan
sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap
aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak diri bangun tidur di pagi hari
sampai dengan manusia beranjak tidur di malam hari. (Suprapto, 2006 : 1).
1. Definisi Komunikasi
Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin
communis yang berarti sama, communico, communicatio atau communicare yang
berarti membuat sama. Istilah communis paling sering disebut sebagai asal kata
komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.
Komunikasi menyarankan suatu pikiran, pesan dan makna dianut secara sama.
(Mulyana, 2007 : 46)
Masih di dalam buku yang sama, Mulyana (2007: 65) mengutip Tubbs dan Moss
yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua
pada tindakan seseorang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan, yang
terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu,
mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik
(Devito, 1997: 23)
Dari pernyataan-pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi
adalah proses transaksi informasi dari komunikator kepada komunikan untuk
memperoleh keinginan tertentu.
2. Unsur-Unsur Komunikasi
Berdasarkan yang didefinisikan oleh Harold Laswell. Terdapat 5 unsur
komunikasi yang saling bergantung satu sama lainnya. Laswell mengungkapkan
bahwa cara yang baik untuk komunikasi adalah dengan menjawab
pertanyaan-pertanyaan berikut “Who Says What In Which Channel To Whom With What
Effect” ? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada
Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ? (Mulyana. 2007 : 69-72)
1. Sumber (Source)
Unsur ini biasa dikenal dengan istilah pengirim (sender) penyandi
(encoder), komunikator (communicator), Pembicara (speaker/originator).
Sumber disini berperan sebagai pihak yang berinisiatif dalam memulai
suatu komunikasi. Sumber dapat berupa seorang individu, kelompok,
organisasi dan perusahaan. Apa yang akan disampaikan oleh sumber
didalam pikirannya perlu diubah berupa pesan verbal maupun non-verbal
sehingga dimengerti pesan tersebut oleh penerima pesan. Proses
2. Pesan (message)
Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada
penerima. Pesan dapat berupa verbal maupun verbal. Pesan
non-verbal berupa isyarat anggota tubuh (gerakan tangan, senyuman, mata dll).
Sedangkangkan pesan verbal terdiri dari pesan secara lisan (ucapan,
percakapan dan wawacanca) maupun tulisan (novel, artikel, esai dll).
3. Saluran (media)
Saluran merupakan alat atau wahana yang digunakan oleh sumber dalam
menyampaikan pesan kepada penerima. Pada dasarnya manusia
menggunakan 2 saluran saat berkomunikasi yaitu saluran cahaya dan
suara, serta kelima indera.
4. Penerima (receiver)
Biasa juga disebut dengan sasaran/tujuan (destination), komunikate,
penyanding balik, khalayak, pendengar, yaitu pihak yang menerima pesan
dari sumber. Apa yang disampaikan oleh sumber kepada penerima akan
ditafsirkan dan diterjemahkan sehingga pesan yang berupa verbal maupun
nonverbal tersebut dapat dipahami oleh penerima.
5. Efek
Efek dapat terjadi setelah proses komunikasi berlangsung. Efek ini dapat
bersifat positif maupun negatif. Reaksi apa yang terjadi kepada penerima
pesan adalah hasil dari komunikasi. Efek komunikasi ini dapat terlihat
pada penerima melalui, penambahan pengetahuan, perubahan sikap dan
B. Definisi Komunikasi Massa
Masyarakat modern ini tidak dapat dilepas dari pengaruh komunikasi massa.
Setiap topik yang didiskusikan akan selalu berkaitan dengan berita-berita yang
disajikan dalam koran, televisi dan radio. Komunikasi massa secara sederhana
dapat diartikan sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada
sejumlah besar orang (Bittner dalam Ardianto dan Komala, 2004 : 3)
Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan, “Mass
communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to
large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa
adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di produksi secara massal/tidak
sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan
heterogen)”. (Nurudin, 2007 : 12)
Dari berbagai definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa
adalah sebuah pesan yang disebarluaskan kepada masyarakat baik melalui media
elektronik maupun media cetak.
1. Karakteristik Komunikasi Massa
Karakteristik komunikasi massa antara lain :
a. Komunikator Melembaga
Dalam komunikasi massa terlihat bahwa komunikatornya bukan hanya
satu orang melainkan beberapa orang. Artinya gabungan antar berbagai
macam unsur yang tergabung dan bekerja satu sama lain dalam sebuah
karena elemen komunikasi massa adalah media massa yang hanya bisa
muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. (Nurudin,
2007 : 19)
b. Komunikan Bersifat Heterogen
Artinya dalam komunikasi massa komunikannya terdiri dari berbagai
lapisan masyarakat yang dapat digolongkan dalam kelompok usia, jenis
kelamin, pendidikan, latar belakang budaya, agama, dan tingkatan
ekonomi. (Ardianto dan Komala, 2004 : 15)
c. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah
Karena melalui media massa, komunikator dan komunikan tidak dapat
melakukan kontak langsung, komunikator menyampaikan pesan dan
komunikan menerima pesan namun tidak dapat melakukan dialog secara
langsung. (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004 : 11)
d. Pesannya Bersifat Umum
Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa tidak hanya ditujukan
kepada sekolompok orang saja melainkan kepada semua orang. Oleh
karena itu pesan yang disampaikan harus bersifat umum. Pesan dapat
berupa fakta peristiwa atau opini (Ardianto Komala, 2004 : 8)
e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan
Salah satu kelebihan komunikasi massa adalah jumlah sasaran khalayak
atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas, tetapi
pesan yang disampaikan dapat diterima secara secara serempak dengan
2. Fungsi Komunikasi Massa
Menurut Dominick dalam Ardianto dan Komala (2004:15), komunikasi massa
mempunyai fungsi bagi masyarakat antara lain :
1. Pengawasan (surveillance)
Fungsi pengawasan ini dibagi kedalam 2 bentuk yaitu, pengawasan
peringatan yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang
kejadian bencana alam, tayangan inflasi atau serangan militer. Kemudian
yang kedua adalah pengawasan instrumental yaitu, penyebaran informasi
yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Penafsiran (Interpretation)
Penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editoral).
Penafsiran ini berbentuk komentar atau opini yang ditujukan kepada
khalayak pembaca serta dilengkapi dengan persektif atau sudut pandang
terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. Tujuan penafsiran
media adalah untuk mengajak para pembaca atau pemirsa untuk
memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi
kelompok.
3. Pertalian (Linkage)
Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam
sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang
sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan
4. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of values)
Fungsi ini disebut juga sebagai sosialisasi. Media mewakili sebagai model
dan peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.
5. Hiburan (Entertainment)
Melalui program-program ditelevisi dan radio, khalayak dapat
memperoleh hiburan yang dikehendaki. Sementara surat kabar dapat
melakukan hal tersebut dengan membuat cerpen, teka-teki silang (TTS)
dan berita yang mengandung sentuhan manusiawi.
C. Tinjauan Tentang Media Massa
1. Pengertian Media Massa
Media massa adalah saluran komunikasi yang dapat menjangkau khalayak dalam
jumlah yang besar, heterogen dan terpencar-pencar serta bagi komunikator yang
menyebarkan pesannya yang bersifat abstrak. Media tersebut meliputi televisi,
radio, pers, dan film sebagai cirinya yang utama menimbulkan keserempakan
pada khalayak saat diterpa pesan. (Effendy O.U, 1992 : 62)
Tujuan media massa sebagai institusi adalah menyebarluaskan informasi,
mempengaruhi, menghibur, mendidik, bagi membimbing tindakan atau perilaku
individu sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat, atau membimbing
cara-cara bagi setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.
Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi media, maka peranan media
menyebarluaskan informasi, hiburan, dan pengaruh melalui isi informasi yang
disebarluaskan. (Liliweri,Alo , 2011 : 877).
Menurut Karnilah fungsi komunikasi massa secara khusus terdiri dari : Fungsi
Informasi, Fungsi Pendidikan, Fungsi Mempengaruhi, Fungsi Proses
Pengembangan, Fungsi Adaptasi Lingkungan, Fungsi Memanipulasi Lingkungan.
(Ardianto, 2004 : 19-23)
2. Teori Efek Komunikasi Massa
Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. Defluer (1976),
yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur
kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat
masyarakat modern, dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang
memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada
tataran masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Ada tiga
dimensi efek komunikasi massa, yaitu : kognitif, afektif, konatif. Efek kognitif
meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif
berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek
konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut
cara tertentu. (Rakhmat, 2004 : 220)
1. Cognition / kognitif(pengertian atau nalar)
Komponen kognisi ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk
menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan
pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian diri
2. Affect / afektif (perasaan atau emosi)
Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci,
sedih, dan kebanggaan hingga muak atau bosan terhadap sesuatu, sebagai
akibat setelah merasakannya atau timbul setelah melihat dan
mendengarkannya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan
evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek
emosional) untuk menghasilkan penilaian baik atau buruk.
3. Behaviour / konatif(tingkah laku)
Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang,
misalnya bereaksi memukul, menghancurkan, menerima, menolak,
mengambil, membeli dan sebagainya. Jadi merupakan komponen untuk
menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau
perilaku yang dihadapinya. (Rosady, Ruslan.2000 : 55)
Sedangkan menurut Bloom (Winkel, 1996 : 247-248), menguraikan aspek
kognitif dan aspek afektif, yaitu :
1. Kognitif
Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual seperti pengetahuan,
pengertian dan keterampilan berfikir. Menurut Bloom domain kognitif
terdiri atas enam bagian :
a. Pengetahuan (knowelegde)
Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,
definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar
mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam
ingatan.
b. Pemahaman (comprehension)
kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang
dipelajari. Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca
dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan,
dan sebagainya.
c. Penerapan (application)
Penerapan atau aplikasi sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu
kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang
konkret dan baru. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir
yang lebih tinggi daripada pemahaman. Ditingkat ini, seseorang
memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,
rumus, teori dan sebagainya di dalam kondisi kerja.
d. Analisis (analysis)
ditingkat ini seseorang akan mampu menganalisa informasi yang
masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi kedalam
bagian yang lebih kecil untuk mengenali hubungannya, dan mampu
mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario
yang rumit.
e. Sintesa (synthesis)
mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau
f. Evaluasi (evaluation)
Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu
pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal.
2. Aspek afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat,
sikap, apresiasi, dan cara penyesuain diri. Aspek ini terdiri dari 6 bagian
yaitu :
a. Penerimaan (receiving)
Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan
kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.
b. Tanggapan (responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing)
Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu
dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu mulai dibentuk suatu
sikap menerima, menolak atau mengabaikan.
d. Pengorganisasian (organization)
Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman
dan pegangan dalam kehidupan.
e. Karakterisasi atau pembentukan pola hidup (characterization by a
value or value complex).
Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga
kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa,
sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas
dalam mengatur kehidupannya sendiri.
Suatu media dapat dikatakan efektif apabila mendapatkan respon yang positif dari
khalayaknya. Maksudnya, pemberian informasi melalui pemakaian atau aplikasi
media yang positif dapat menimbulkan efek yang diinginkan sehingga
menjadikannya sebagai media informasi yang efektif. Efek atau pengaruh ini telah
menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui
pesan-pesan yang hendak disampaikannya berusaha untuk menjangkau khalayak
yang diinginkan. Oleh karenanya, mereka akan berusaha untuk menemukan
saluran yang paling efektif untuk dapat mempengaruhi khalayak.
D. Tinjauan Media Televisi
Televisi ditemukan pada tahun 1884 oleh Paul Nipkov di Jerman Timur yang
menemukan elecrische teleskop dan terus mengalami modifikasi mengikuti
perkembangan teknologi dimana telepon, telegraf dan fotografi ditemukan.
(Kuswandi, W. 1996 : 6)
Televisi adalah sebuah alat elektronik yang merupakan gabungan antara audio
(broardcast) dan film (video/moving picture) yang dapat menerima pesan yang
dipancarkan dari stasiun pemancar televisi . (McQuail, D. 1996 : 15)
Media televisi merupakan media yang terpopuler dan digemari khalayak. Benda
berbentuk kotak (pada umumnya) dengan kemampuan audio-visual sejak tahun
benda mati tetapi sebuah showbiz yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang
mampu mengangkat dirinya dan menghipnotis publik. (Bungin B, 2001 : 64)
Media televisi mempunyai kelebihan dan kekurangan yang akan dijelaskan
sebagai berikut :
1. Kelebihan : media televisi mampu menampilkan pesan berupa gambar
hidup dengan suaranya, jangkauan lebih luas dari media lainnya, serta
komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan komunikan
seolah-olah langsung.
2. Kekurangan : pesan yang disampaikan bersifat time-bond atau terikat
dengan waktu, khalayak yang ingin menikmati pesan harus memiliki alat
televisi. (Kuswandi W, 1996 : 8-10)
Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa media televisi
adalah alat atau media komunikasi yang dapat memberikan pesan berupa gambar
dan suara (audio visual) kepada komunikan yang berasal dari stasiun pemancar
televisi.
1. Klasifikasi Siaran Televisi
Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum dibagi menjadi
dua (Baksin, 2006:79-81), yaitu:
1. Karya Artistik
Yang tergolong ke dalam karya artistik adalah Film, Sinetron (sinema
teater), Acara keagamaan, Variety show, Kuis, Ilmu pengetahuan dan
teknologi, Penerangan umum, Iklan (komersial dan layanan masyarakat)
2. Karya Jurnalistik
Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan
dan menggunakan imajinasi senimannya, karya jurnalistik justru
sebaliknya. Yang tergolong dalam karya jurnalistik adalah :
a. Berita aktual yang bersifat timeconcern.
b. Berita nonaktual yang bersifat timeless.
c. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang
tertuang dalam acara monolog (seperti pengumuman harga BBM,
pidato kepala negara), dialog (bisa berupa wawancara / diskusi),
laporan dan siaran langsung (komentar, reportase)
JB Wahyudi berpendapat memasuki abad ke-21 ada kecenderungan terjadi
penggabungan antara artistik dan jurnalistik. Penggabungan ini sangat terasa pada
media televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara
talkshow merupakan hasil penggabungan antara karya artistic dan jurnalistik
(Baksin, 2006 : 82).
Pada karya jurnalistik televisi memiliki unsur dominan yang menjadi ciri khas
dari karya jurnalistik media cetak, yakni adanya penampilan anchor, narasumber,
dan bahas yang digunakan. Karakteristik suatu peristiwa yang meliputi fakta dan
opini yang layak menjadi berita adalah fakta dan opini yang harus mengandung
unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan lainnya yang bertujuan menghibur.
lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto, 2004 :
131). Faktor tersebut adalah :
a. Pemirsa
Pemirsa adalah khalayak yang menonton tayangan tersebut. Sasaran
khalayak perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan pesan yang
disampaikan agar maksud pesan tersebut sampai kepada khalayak
sasaran.
b. Waktu
Setelah mengetahui minat dan kebiasaan setiap kategori pemirsa,
langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan
kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar
setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh
khalayak yang dituju.
c. Durasi
Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap
penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan
jenis acara dan tuntutan naskah. Suatu acara tidak akan mencapai
sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.
d. Metode Penyajian
Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk
menghibur dan informasi. Tetapi, tidak berarti fungsi mendidik dan
membujuk dapat diabaikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk
rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan
non-hiburan dapat mengundang unsur hiburan.
2. Format Acara Televisi
Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara
televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan
terbagi dalam berbagai kreteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target
pemirsa acara tersebut (Rukmananda, 2004 : 63)
Dari pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa format acara televisi adalah
susunan atau rangkaian acara yang akan ditayangkan pada sebuah stasiun televisi
serta disesuaikan dengan target dan tujuan agar dapat diterima oleh pemirsa
dengan baik.
FORMAT ACARA TELEVISI
DRAMA Opera NON DRAMA Infotainment BERITA
(FIKSI) Musikal (NON FIKSI) Sportaiment (NEWS)
Reality Show
Tragedy Musik Features
Komedi Magazine Show Sports
Cinta Talk Show News
Legenda Variety Show
Horror Repackaging
Game Show
Gambar 1 . Sumber : (Rukmananda, 2004 : 64) 1. Drama (fiksi)
Format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses
imajinatif kreatif dari kisah drama yang direkayasa dan dikreasi ulang.
Format yang digunakan merupakan interprestasi kisah kehidupan yang
diwujudkan dalam suatu runtunan cerita dalam sebuah adegan. Contoh :
tragedy, komedi, legenda dan horror.
2. Non drama (non fiksi)
Format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses
imajinatif kreatif dari realititas kehidupan sehari-hari tanpa harus
menginterpretasi ulang. Format acara ini lebih mengutamakan unsur
hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contohnya : musik,
magazine Show, talk show, variety show, repackagin, game show, kuis dan
lain-lain.
3. Berita (news)
Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan
dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan
yang independen. Contohnya : features, sports dan news
4. Lainnya
Perpaduan antara drama dan non-drama adalah drama musikal dan reality
show. Perpaduan antara non-drama dan berita adalah entertaiment dan
sporttaiment. (Rukmananda, 2004:65)
Dalam penelitian ini tayangan “Ala Chef” masuk dalam kategori Reality and
yang menyajikan suatu keadaan nyata dengan cara sealamiah mungkin tanpa
rekayasa. Menurut data diatas Reality Show merupakan format acara yang
menggabungkan antara Drama dan Non-Drama. Sementara itu Magazine adalah
program yang menampilkam informasi ringan namun mendalam mengenai
informasi tempat makan, acara masak, dan tempat hiburan yang menarik.
E. Tinjauan Mengenai Tayangan “Ala Chef”
Tayangan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ditampilkan, mempertunjukan atau
pertunjukan (KBBI, 1998 : 909). Dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang
berkaitan dengan apa yang dikonsumsikan oleh komunikator kepada komunikan
melalui media massa televisi.
“Ala Chef” adalah sebuah program kuliner yang menampilkan perjalanan seorang
chef perempuan mengelilingi Indonesia dan mengeksplorasi kekayaan kuliner
serta budaya suatu daerah. Keunikan program ini adalah host akan melakukan
demo masak yang akan menggabungkan resep masakan tradisional Indonesia dan
Eropa (Fusion) ala Chef Farah Quinn, tetapi di kerjakan secara mudah sekali
sehingga masyarakat dapat mengikuti resep-resep yang ia buat. Hasil masakannya
akan dicicipi oleh penduduk lokal dan bahan-bahan masakan yang akan
digunakan pun adalah hasil bumi daerah yang dikunjungi.
(Trans Tv Multimedia Team. www.TransTv.co.id. Review Program Ala Chef.
Diunduh tanggal 7 Februari 2012)
Program “Ala Chef” ini dipandu oleh wanita cantik yang sangat pandai sekali
memasak yaitu Farah Quin. Dengan latar belakang pengalaman kemampuan Farah
tayangan ini mendapatkan respon yang begitu baik dari masyarakat untuk
memenangkan penghargaan gobel award 2011 dengan nominasi tayangan “Travel,
Hobi dan Gaya Hidup” Terfavorit. Oleh karena itu dengan adanya program acara
“Ala Chef” di Trans TV sangat diharapkan bisa menumbuhkan minat remaja
dalam memasak.
Tabel 1. Data Rating Tayangan per 18 Maret 2012
No Judul Tayangan Data Rating
1. Tendangan Si Madun (MNCTV, 20:03-21:07), 5.6/20.1-5.6/19.5
2 Fathiyah (MNCTV, 19:00-20:03), 3.9/14.4-4/14.4
3 Putih Abu Abu (SCTV, 19:12-20:33), 3.8/13.8-3.8/13.6
4 Karunia (RCTI, 20:32-23:01), 3.7/16.5-3.8/16.6
5-6 Cintaku Full Enggak 1/2 Setengah (SCTV, 09:48-11:53), 3.4/23.5-3.3/23.6 6-5 Shaun The Sheep (MNCTV, 17:47-18:53), 3.3/16.6-3.4/17.1
7 PAS Mantab (TRANS7, 20:31-22:07), 3.3/12.9-3.2/12.3
8-12 Reportase (TRANS, 17:21-17:54), 3.2/19.3-3/18.3
9 Jika Aku Menjadi (TRANS, 17:54-18:59), 3/15.8-3.1/16.3 10-12 Si Miskin & Sikaya (MNCTV, 21:07-22:09), 3/12.4-2.9/12 11-13 Hitam Putih (TRANS7, 18:32-19:34), 2.9/11.9-2.9/11.5 12-9 Yusra Dan Yumna (RCTI, 18:13-20:32), 2.9/11.4-3.1/11.9 13-8 Tutur Tinular (IVM, 20:59-22:53), 2.8/12.6-3.2/14.2 14-16 Eliminasi 2012(R), (RCTI, 12:58-15:05), 2.8/21.1-2.6/20.4 15 BPL: Wolves Vs Man Utd (GTV, 19:59-22:31), 2.6/10.3-2.7/10.7 16-18 Didin Dan Surat Dalam Botol (SCTV, 12:28-14:23), 2.5/18.8-2.5/19.1 17-19 Ketok Palu (TRANS7, 19:34-20:31), 2.5/8.9-2.5/8.7 18-14 ISL: Persiba Vs Pelita Jaya (ANTV, 18:05-20:31), 2.5/10.1-2.5/11.2 19-21 Ceriwis (TRANS, 08:31-09:37), 2.5/18.5-2.4/17.8
20 Ala Chef (TRANS, 09:37-10:24), 2.4/16.9-2.4/17.2
21-22 Liputan 6 Siang (SCTV, 11:53-12:27), 2.4/17.7-2.4/17.3
22-24 Swat (TRANS, 21:17-23:39), 2.4/13-2.3/12.5
23-28 Cinta Salsabilla (SCTV, 20:33-22:40), 2.4/9.9-2.2/9.2 24-23 Mister Tukul (TRANS7, 22:07-23:06), 2.4/13.5-2.4/13.4
25 Super Trap (TRANS, 19:33-20:39), 2.3/8.1-2.3/8.1
26-17 Cinta Cinderella dan Kupu2 Ajaib (IVM, 18:00-19:58), 2.3/9.6-2.5/10.5 27-29 The Polar Express (GTV, 19:38-19:59), 2.3/9.9-2.2/9.4 28-31 Tolak Angin Hip Hip Hura (SCTV, 14:53-16:56), 2.3/17.3-2.2/17
29-30 Intens (RCTI, 10:53-11:56), 2.2/16.1-2.2/15.5
Pada data diatas menyatakan bahwa tayangan “Ala Chef” mendapat peringkat 20
diantara tayangan-tayangan lain. Namun jika dibandingkan dengan tayangan
sejenis tayangan “Ala Chef” masih sangat baik tingkat rating yang diraihnya.
F. Tinjauan Tentang Minat
Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang
mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas
memilih. Minat Merupakan komponen kognitif dan berorientasi pada objek
(perilakunya lebih ditarik daripada didorong). (Munandar, A.S, 2001 : 429).
Menurut Onong U. Effendy (2000 : 103) minat adalah perhatian yang merupakan
titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Minat
akan timbul bila ada unsur-unsur seperti :
a. Terjadinya sesuatu hal yang menarik.
b. Terdapat kontras yaitu antara hal yang satu dengan yang lainnya sehingga
apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.
c. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin
gangguan dari hal yang dimaksud
Wilbur Schramm dalam Slamet (1995 : 66) menguraikan taraf-taraf pertumbuhan
atau tumbuhya minat sebagai berikut :
1. Sensasi : perhatian responden terhadap stimulus atau pesan berupa
tayangan yang berarti bahwa dalam benak atau tingkah lakunya mencari
2. Persepsi, ia berkeinginan pesan itu bermanfaat baginya sehingga mengerti
isi pesan yang disampaikan / memahami dan menyimpulkan isi pesan.
3. Kegunaan yaitu, mengenai manfaat tidaknya bilamana ia menerima pesan
tersebut dan melaksanakannya.
4. Minatini adalah taraf terakhir setelah mengalami perhatian, keinginan dan
kegunaan / manfaat.
Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.”
Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar
sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan
melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak
mungkin melakukan sesuatu. Menurut Sarwono (2006 : 52) menyebutkan bahwa
interest atau minat dapat diartikan sebagai berikut :
1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada
perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek
minatnya.
2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu
berharga atau berarti bagi individu.
3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku
menuju satu arah tertentu.
Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah sebuah
dorongan dalam diri seseorang sehingga dapat membuat seseorang tersebut,
G. Tinjauan Mengenai Memasak
Menurut Sihite (2000 : 112) memasak merupakan sebuah proses dengan
penerapan panas pada bahan makanan, untuk membuat bahan-bahan dasarnya
berubah menjadi makanan yang mempunyai rasa lebih enak, yang mudah dicerna
dan membunuh kuman-kuman yang mungkin terdapat didalamnya serta
mengubah bentuk bahan dasar sehingga bermanfaat bagi tubuh manusia serta
meningkatkan penampilan dari bahan dasar menjadi lebih baik.
Jadi memasak adalah mengolah penganan, makanan dan gulai dengan cara
membuat bahan makanan menjadi makanan yang siap untuk dimakan dengan
menggunakan energi panas. Penelitian ini melihat minat remaja khususnya wanita
untuk memasak, karena fenomena sekarang para remaja khususnya wanita gengsi
pergi ke dapur untuk memasak makanan. Padahal memasak adalah salah satu hal
penting yang harus dilakukan para calon ibu rumah tangga nanti.
H. Tinjauan Mengenai Remaja
Masa remaja, menurut (Mappiare, 1982 : 26), berlangsung antara umur 12 tahun
sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi
pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12 atau 13
tahun sampai dengan usia 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal. Dan usia 17
atau 18 sampai dengan usia 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.
Remaja adalah masa transisi / peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa
dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan
psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia
remaja akan melalui masa krisis dimasa remaja berusaha untuk mencari identitas
diri (search for self-identity). (Dariyo, A. 2002. 13-14)
Menurut Erikson tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan
berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa remaja (adolescence) ditandai adanya
kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah
kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang
dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,
ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan
identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan,
sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau
kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering
diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok
sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran,
dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada
masing-masing anggota. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda
merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Masa ini
merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini
orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi
berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah
masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas tidak hanya berada dalam
area keluarga, sekolah namun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungannya.
Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada tahap sebelumnya seseorang
dapat menapakinya dengan baik maka segenap identifikasi di masa kanak-kanak
melihat dan mengembangkan suatu sikap yang baik dalam segi kecocokan antara
isi dan dirinya bagi orang lain, selain itu juga anak pada jenjang ini dapat
merasakan bahwa mereka sudah menjadi bagian dalam kehidupan orang lain.
Semuanya itu terjadi karena mereka sudah dapat menemukan siapakah dirinya.
Identitas ego merupakan kulminasi nilai-nilai ego sebelumnya yang merupakan
ego sintesis. Dalam arti kata yang lain pencarian identitas ego telah dijalani sejak
berada dalam tahap pertama/bayi sampai seseorang berada pada tahap
terakhir/tua. Oleh karena itu, salah satu point yang perlu diperhatikan yaitu
apabila tahap-tahap sebelumnya berjalan kurang lancar atau tidak berlangsung
secara baik, disebabkan anak tidak mengetahui dan memahami siapa dirinya yang
sebenarnya ditengah-tengah pergaulan dan struktur sosialnya, inilah yang disebut
dengan identity confusion atau kekacauan identitas. (Suryabrata, 1983 :58-60)
Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan diatas, peneliti menyimpulkan
bahwa, remaja termasuk dalam kategori usia 12 tahun sampai 21 tahun, berada
pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengalami fase
perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik, dan sosial.
I. Teori Yang Mendukung Penelitian
Uses and Effects Theory pertama kali dipikirkan oleh Sven Windahl pada tahun
1979. Adanya teori ini merupakan sintesis dari teori sebelumnya, yaitu uses and
gratifications theory dan teori tradisional mengenai efek. Konsep “use” merupakan
bagian yang sangat penting atau pokok dari suatu pemikiran ini. Karena
pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkannya, akan
komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini
dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.
Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih
kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus
dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. (Bungin, Burhan. 2006 : 291)
Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh
kebutuhan dasar individu, sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah
satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengunaan media. Harapan
dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa
individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media
massa. (Sendjaja, S. Djuarsa. 1999 : 216)
Asumsi dasar pada penggunaan media terhadap model uses and gratification
terbagi menjadi tiga variabel yaitu :
1. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan
dalam menggunakan media.
2. Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis isi media yang dipergunakan
3. Hubungan, dimensi menyajikan perihal hubungan antara individu
konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media
secara keseluruhan. (Sendjaja, S. Djuarsa. 1999 : 214)
Dalam penelitian ini prinsip dasar yang terkandung yaitu, dimana para pengguna
media massa mendapatkan suatu efek setelah menggunakan media massa tertentu.
Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu
tayangan “Ala Chef” di Trans TV yang menayangkan wanita cantik sedang
memasak serta memberikan suatu informasi dan edukasi yang baru terhadap
khalayak. Pengetahuan tersebut akan membuat khalayak mampu mengambil
pelajaran dan informasi dari tayangan “Ala Chef” dan otomatis menerima efek
setelah menggunakan atau menonton tayangan tersebut.
J. Kerangka Pikir
Sesuai peran media, televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi
penting bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya.
Pemantauan itu bisa dalam bentuk perilaku mode bahkan sikap terhadap ideologi
tertentu. Hal ini tergantung dari bagaimana kesiapan manusianya untuk
menghadapi informasi televisi. (Kuswandi, 1996 : 22)
“Ala Chef” merupakan tayangan acara yang berformat kuliner, disamping itu
tayangan ini memberikan informasi kepada masyarakat dalam mengolah masakan
serta mempunyai resep-resep yang simpel dan mudah untuk diikuti. Fenomena
saat ini banyak sekali remaja putri yang kurang berminat untuk memasak. Dengan
berbagai alasan dan latar belakang yang membuat mereka menjadi malas untuk
memasak.
Dalam penelitian ini pengaruh tayangan “Ala Chef” terhadap minat memasak
pada remaja. Pembahasannya dapat ditunjukkan dalam Teori Uses and Effect.
Teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979),
merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional
Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok
dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang
menyebabkan, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang
hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pada penelitian ini konsep Use
(penggunaan) menggunakan konsep dari uses and gratifications yaitu,
penggunaan media adalah jumlah waktu yang dikonsumsi, berbagai hubungan antara
individu dan konsumen media, serta isi media yang dikonsumsi atau dengan media
secara keseluruhan.
Dalam penelitian ini, para pengguna (uses) media massa mendapatkan suatu efek
(effect) setelah menggunakan media massa tertentu. Dengan demikian seseorang
dapat mengharapkan atau memperkirakan kaitan erat antara pesan-pesan media
dan reaksi audience.
Demikian halnya pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV yang menayangkan
wanita cantik sedang memasak serta memberikan suatu informasi dan edukasi
yang baru terhadap khalayak. Pengetahuan tersebut akan membuat khalayak
mampu mengambil pelajaran dan informasi dari tayangan “Ala Chef” dan
otomatis menerima efek (effect) setelah menggunakan atau menonton tayangan
tersebut. Berdasarkan teori Uses And Effect maka dapat disusun gambaran
Gambar 2. Kerangka Pikir
K. Hipotesis
Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk
penjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.
(Sudjana, 1992 : 219)
H0 : Tidak adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat
memasak pada remaja
H1 : Adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak
pada remaja
Minat Memasak Pada Remaja ( Y ) (effect)
1. Kognitif : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi terhadap tayangan “Ala Chef’ di Trans TV.
2. Afektif : aspek perasaan yaitu meliputi penerimaan, tanggapan, penilaian, atau penentuan sikap,
pengorganisasian dan karakteristik/pembentukan pola Penggunaan media pada tayangan “Ala Chef” di
Trans TV ( X ) (Uses)
1. Jumlah waktu 2. Jenis isi media
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Isaac dan Michael
menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau
karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.
Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis,
faktual dan cermat. (Rakhmat, 1995 : 22,).
Metode penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei yaitu penyelidikan yang
diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari
keterangan-keterangan secara faktual mengambil sampel dari satu populasi dan
menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok baik tentang
institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah.
(Nazir 2003 : 56).
B. Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adapun adalah :
1. Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu sejumlah gejala atau faktor
gejala atau faktor atau unsur lain yang pada gilirannya gejala atau faktor
atau unsur yang kedua ini disebut variabel terikat. Biasanya variabel bebas
ditandai dengan simbol X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :
Tayangan “Ala Chef” di Trans Tv
2. Variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu sejumlah gejala atau faktor
atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atas ketentuan adanya
variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan Y. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah : Minat Memasak Remaja
C. Definisi Konseptual
Definisi konsep adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga
memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan
(Singarimbun, 2001 : 121)
Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Penggunaan media
Pengunaan media adalah suatu cara dengan menggunakan sarana untuk
mendapatkan pesan atau informasi. Menurut teori uses and gratifications
penggunaan media terdiri dari Jumlah waktu yang digunakan dalam
menggunakan media, Jenis isi media yang dipergunakan, Hubungan antara
individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan
2. Minat
Minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk
melakukan kegiatan yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Menurut teori
Bloom taraf minat terdapat pada aspek kognitif dan afektif yaitu pada
aspek kognitif adalah sebuah penalaran seseorang untuk menilai suatu
informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya,
dan aspek afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti
minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.
D. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur dengan
membaca definisi operasional dalam penelitian, maka kita akan mengetahui baik
buruknya variabel tersebut (Singarimbun, 2001 : 123)
Berdasarkan definisi konsep diatas, maka definisi operasional :
Tabel 2. Definisi Operasional
NO Variabel (X) Dimensi Indikator
Hubungan, dimensi
yang mengendalikan
Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau
sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya,
populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian
yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,
peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi
sumber dari penelitian (Masyhuri dan Zainuddin, 2008 : 151).
Populasi dalam penelitian ini adalah remaja mahasiswi komunikasi UNILA, jadi
untuk mengakuratkan data dengan populasi yang mendekati permasalahan maka
penelitian ini dilakukan terhadap remaja tingkat akhir (usia 18-21 tahun)
mahasiswi UNILA (Universitas Lampung) yang berjumlah 71 orang yang terdiri
dari berbagai angkatan.
Tabel 3. Data Pra-survey
No. Mahasiswi Komunikasi UNILA Jumlah Menonton
“Ala Chef” %
1. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2009 47 20 28,2
2. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2010 49 21 29,6
3. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2011 59 30 42,2
Jumlah 155 71 100