• Tidak ada hasil yang ditemukan

THE INFLUENCE OF ALA CHEF SHOW ON TRANS TV TOWARDS THE INTEREST OF COOKING OF TEENAGERS (Study of the Students Communications of Lampung University)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "THE INFLUENCE OF ALA CHEF SHOW ON TRANS TV TOWARDS THE INTEREST OF COOKING OF TEENAGERS (Study of the Students Communications of Lampung University)"

Copied!
138
0
0

Teks penuh

(1)

ABSTRACT

THE INFLUENCE OF ALA CHEF SHOW ON TRANS TV TOWARDS THE INTEREST OF COOKING OF TEENAGERS (Study of the Students Communications of Lampung University)

By

A.INDRA DARMAWAN AGUNG

(2)

The theory used in this research is the Theory of Uses and Effect. This research is done based on the survey method by using “Ala Chef” Program of Trans TV as the independent variable (X) and cooking interest of young women who are the students of Lampung University majoring Communications as the dependent variable (Y). The population of this research is 71 respondents who are the students (young women) of Lampung University majoring Communications, by taking whole population as the samples. The data processing techniques used in this research are editing, coding, and tabulating. The examining instruments used in this research are examining of validity, reliability, hypothesis, and the data analysis technique basing this research is the Simple Linear Regression Analysis Technique.

(3)

ABSTRAK

PENGARUH TAYANGAN ALA CHEF DI TRANS TV TERHADAP MINAT MEMASAK PADA REMAJA

(Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Universitas Lampung)

Oleh

A.INDRA DARMAWAN AGUNG

Pada zaman sekarang terdapat sebuah stereotype yang menganggap bahwa wanita pada era modern cenderung mengeyampingkan kegiatan memasak. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tempat-tempat untuk membeli makanan dengan cepat dan mudah. Fenomena yang terjadi pada saat ini mengungkapkan bahwa minat memasak pada remaja wanita semakin menurun. Disamping itu ada sebuah tayangan televisi yang fokus pada kegiatan memasak yaitu “Ala Chef”. Tayangan ini cukup diminati oleh masyarakat terbukti tayangan “Ala Chef” memenangkan Gobel Award 2011. Rumusan masalah pada penelitian ini adalah adakah pengaruh dan seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh dan besarnya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV dalam meningkatkan minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung.

(4)

sampel mengambil keseluruhan populasi. Teknik pengolahan data menggunakan editing, coding dan tabulasi. Pengujian penelitian ini menggunakan uji validitas, reliabilitas, hipotesis dan teknik analisis regresi linier sederhana.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa nilai r2 (r square) mengetahui adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja sebesar 27,2%. Nilai signifikan pada taraf 5% yang didapat adalah 6,037 > 1,667 maka hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan Hi diterima. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa tayangan “Ala Chef” di Trans TV berpengaruh terhadap minat memasak pada remaja. Tetapi tidak menjadi faktor utama karena nilai sempurna adalah 100% dan sisa pengaruh sebesar 72,8% yang dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang berasal dari luar penelitian ini.

(5)

PENGARUH TAYANGAN “ALA CHEF” DI TRANS TV TERHADAP MINAT MEMASAK PADA REMAJA

(Studi Pada Mahasiswi Komunikasi Univertas Lampung )

(Skripsi)

Oleh

A.INDRA DARMAWAN AGUNG

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG

(6)

DAFTAR GAMBAR

(7)

DAFTAR ISI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Tentang Komunikasi ...6

1. Definisi Komunikasi...6

2. Unsur-Unsur Komunikasi...7

B. Definisi Komunikasi Massa ...9

1. Karakteristik Komunikasi Massa...9

2. Fungsi Komunikasi Massa...11

C. Tinjauan Tentang Media Massa...12

1. Pengertian Media Massa...12

2. Teori Efek Komunikasi Massa...13

D. Tinjauan Media Televisi...17

1. Klasifikasi Siaran Televisi...18

2. Format Acara Televisi...21

E. Tinjauan Mengenai Ala Chef ...23

F. Tinjauan Mengenai Minat ...25

G. Tinjauan Mengenai Memasak...27

H. Tinjauan Mengenai Remaja...27

I. Teori Yang Mendukung Penelitian ...29

J. Kerangka Pikir...31

K. Hipotesis ...33

(8)

G. Sumber Data ...42

H. Teknik Pengumpulan Data ...43

I. Teknik Pengolahan Data ...44

J. Teknik Pemberian Skors ...44

K. Teknik Analisis Data ...45

L. Uji Hipotesis ...46

M. Uji Validitas dan Reliabilitas Data ...47

1. Uji Validitas ...47

2. Uji Reliabilitas ...48

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN A. Gambaran Umum Objek Penelitian...49

1. Sejarah FISIP Unila...49

2. VISI FISIP Unila...50

3. MISI FISIP Unila...52

4. Tujuan FISIP Unila...52

B. Sejarah Jurusan Ilmu Komunikasi...52

1. VISI Jurusan Ilmu Komunikasi...53

2. MISI Jurusan Ilmu Komunikasi...54

C. Gambaran Singkat Trans TV...54

1. Daftar Direktur Trans TV...55

2. VISI Trans TV...55

3. MISI Trans TV...55

D. Gambaran Singkat Tentang Ala Chef...55

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ...57

1. Uji Vailditas...57

2. Uji Reliabilitas...59

B. Karakteristik Responden ...60

1. Karakteristik Responden Berdasarkan usia...60

2. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ...61

C. Hasil Respon Sampel ...62

1. Hasil Analisis Tabel tunggal Tentang Tayangan Ala Chef...62

2. Hasil Analisis Tabel Tunggal Tentang Minat Memasak Remaja ...80

D. Pembahasan...97

1. Pembahasan Hasil Penelitian...102

2. Pembahasan Menurut Tujuan Penelitian...105

3. Pembahasan Secara Teoritis...106

(9)

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan...112 B. Saran...114

(10)

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Data Rating Tayangan ...24

Tabel 2. Definisi Operasional ...36

Tabel 3. Data Pra-Survey ...41

Tabel 4. Uji Validitas Kusioner Variabel X ...58

Tabel 5. Uji Validitas Kusioner Variabel Y ...58

Tabel 6. Alpha Variabel X ...59

Tabel 7. Daftar Interprestasi Koefisien r ...59

Tabel 8. Alpha Variabel Y ...60

Tabel 9. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...60

Tabel 10. Karakteristik Responden Berdasarkan Angkatan ...61

Tabel 11. Waktu Yang Dihabiskan Untuk Menonton Tayangan Ala Chef Dalam Sebulan ...63

Tabel 12. Frekuensi Tayangan Ala Chef Di Trans TV Yang Disiarkan sebanyak 2 Kali Seminggu ...64

Tabel 13. Durasi Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...65

Tabel 14. Durasi Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...66

Tabel 15. Perpaduan Menu Masakan Dalam Negeri Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...67

Tabel 16. Lokasi Yang Berbeda-beda Setiap Episodenya ...68

Tabel 17. Lokasi Yang Berbeda-beda Mempengaruhi Responden Untuk Menonton Ala Chef Di Trans TV...69

Tabel 18. Pembawa Acara Menguasai Topik Kuliner Dengan Baik ...70

Tabel 19. Pembawa Acara Sudah Berpenampilan Sesuai Dengan Keinginan Responden ...72

Tabel 20. Penampilan Pembawa Acara Ala Chef Menjadi Salah Satu Alasan Responden Untuk Menonton ...73

Tabel 21. Resep-resep Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef ...74

Tabel 22. Resep-resep Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV Sudah Dapat Diterapkan ...75

(11)

Tabel 24. Keinginan Menjadi Asisten Chef Pada Tayangan

Ala Chef Di Trans TV...78

Tabel 25. Keinginan Mencicipi Masakan Yang Disajikan Pada Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...79

Tabel 26. Pengetahuan Akan Bahan Apa Saja Yang Digunakan Untuk Membuat Satu Menu Masakan ...81

Tabel 27. Mencatat Semua Resep Masakan Pada Tayangan Ala Chef.... ...82

Tabel 28. Dapat Membedakan Bahan-bahan Masakan Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV ...83

Tabel 29. Menerapkan Resep-resep Menu Masakan Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...85

Tabel 30. Berkeinginan Untuk Mencoba Memasak Masakan Yang Disajikan Oleh Chef Farah Quinn...86

Tabel 31. Menemukan Ide Baru Untuk Jenis Masakan Baru Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...87

Tabel 32. Penasaran Terhadap Rasa Masakan Yang Disajikan Oleh Chef Farah Quinn...89

Tabel 33. Tetap Berada Disaluran Tayangan Ala Chef Trans TV Selama Jeda Iklan ...91

Tabel 34. Perasaan Terhibur Setelah Menonton Tayangan Ala Chef Di Trans TV...92

Tabel 35. Memasak Adalah Kegiatan Yang Mengasyikkan ...93

Tabel 36. Tayangan Ala Chef Di Trans TV Bermanfaat ...94

Tabel 37. Tayangan Ala Chef Di Trans TV Memiliki Nilai Positif ...95

Tabel 38. Memiliki Minat Yang Besar Untuk Memasak...97

(12)

Persembahan

BISMILLAHHIRROHMANIROHIM

Ku persembahkan Karya ini sebagai tanda bakti dan

cinta Kepada :

Kedua orang tuaku yang sangat kucintai Papa dan Mama, atas semua kasih sayang, pengorbanan, kesabaran, nasehat dan do’a

yang tidak pernah putus ...

Kakak-kakakku tersayang Palinda dan Evi serta Adikku Teddy, Denti dan Irvan yang selalu memberikan rasa cinta kasih, motivasi,

dan semangat ...

(13)

MOTTO

Belajarlah mengalah sampai tak seorang pun

yang bisa mengalahkanmu

Belajarlah merendah sampai tak seorangpun

yang bisa merendahkanmu

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 30

Juli 1990, sebagai anak ketiga dari enam bersaudara, buah

hati pasangan Bapak M. Nasir, SH dan Ibu Parida Yanti.

Penulis menyelesaikan pendidikan Taman Kanak-kanak

Kasih Ibu Bandar Lampung pada tahun 1999, SD Negeri 1

Kampung Sawah Lama Bandar Lampung pada tahun

2001, SMP Negeri 10 Bandar Lampung pada tahun 2004 dan SMA YP UNILA

Bandar Lampung pada tahun 2008. Pada tahun 2008 penulis terdaftar sebagai

mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Unversitas

Lampung Melalui jalur Mandiri.

Pada tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten

(15)

SANWACANA

Alhamdulillahirobbil’alamin, segala puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat, nikmat, ridho dan kehendak-Nya skripsi ini dapat

terselaikan.

Skripsi yang berjudul Pengaruh Tayangan “Ala Chef” di Trans TV Terhadap Minat Memasak Pada Remaja (Studi Pada Mahasiswi Komunikasi

Universitas Lampung) sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar

Sarjana Ilmu Komunikasi di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung. Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa penulisan maupun penyusunan

skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, peneliti mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi proses pembelajaran dan perbaikan.

Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi masyarakat luas di kemudian hari.

Berbekalkan kemampuan dan pengetahuan yang peneliti miliki, tanpa adanya

bantuan, motivasi, dukungan dan semangat dari berbagai pihak, skripsi ini tidak mungkin dapat terselesaikan. Dalam kesempatan ini, peneliti mengucapkan terima

(16)

1. Allah SWT, yang selalu mengiringi perjalanan hidup ini dengan cinta, kasih sayang, nikmat, ridho, perlindungan, dan pembelajaran.

2. Bapak Drs. Agus Hadiawan, M.Si, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung.

3. Bapak Drs. Teguh Budi Raharjo, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu

Komunikasi.

4. Ibu Dr. Nina Yudha Aryanthi, S.Sos, M.Si, selaku Dosen Pembimbing

Skripsi yang telah memberikan banyak masukan, saran dan perbaikan dalam penulisan skripsi. Terima kasih juga ibu karena telah sangat sabar untuk membimbing penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. Semua

ilmu yang pernah ibu berikan akan selalu diingat oleh penulis

5. Ibu Dhanik. S, S.Sos., M.Comn&MediaSt, selaku Dosen Penguji Skripsi

yang telah memberikan banyak masukan, nasehat, kritik serta kebaikannya dalam mengiringi penulis menyelesaikan skripsi ini.

6. Bapak Toni Wijaya, S.Sos, M.A, selaku Dosen Pembimbing Akademik

penulis. Terima kasih untuk saran, bimbingan dan pengarahan selama penulis menjalakankan perkuliahan dari awal sampai akhir.

7. Dosen di Jurusan Ilmu Komunikasi : Pak Sarwoko, Ibu Nanda, Ibu Ida,

Ibu Hestin, Ibu Anna, Ibu Windah, Ibu Bangun, Pak Agung, Pak Rudy, Pak Andy, Pak Riza, Pak Firman, Pak Cahyono. Semoga Allah selalu

(17)

8. Seluruh staf administrasi dan karyawan FISIP Universitas Lampung , khususnya Jurusan Ilmu Komunikasi, Mas Tur, Mas Jul, Pak Jo dan Pak

Pitoyo yang telah membantu kelancaraan seminar dan ujian skripsi.

9. Mama-papa tersayang, yang selalu memberikan semangat, motivasi dan nasehat kepada penulis untuk selalu maju dan tidak patah semangat hingga

dapat terselesaikannya skripsi ini dengan baik. Ini merupakan salah satu bukti penulis untuk membanggakan mama-papa tersayang, I love you

mah-pah.

10.Adek, kakak, dan spu-spu ku. Palinda, Evi Fitriana, Teddy, Denti, Irvan, Tia, Ahmad, Jemi dan yang lainnya, selalu membantu penulis serta

memberikan inspirasi bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

11.Untuk Citra Ayu Wardani, S.H, terima kasih untuk semua doa, dukungan

semangat, motivasi yang diberikan kepada penulis selama ini sehingga dapat menyelesiakan skripsi ini.

12.Teruntuk Sahabatku : Faruk, Ari, Ebon, Aria. Semangat untuk kalian

semua mudah-mudahan kita semua bisa sukses bersama.

13.Untuk sahabat sedarahku : Jesica, Isti, Elok. Terima kasih atas dukungan kalian selama ini yang selalu memberi masukan kepada peneliti.

14.Untuk sahabatku di Mabes Slepet : Aji, Amal, Amri Riski Rangga, Reza Willy, Tajuddin.

15.Teman-teman Komunikasi 2008 : Barni, Ali, Satria, Joni, Riski Dewa, Tama, Bastian Vp, Bastian RM, Vita, Rara, Ule, Sulis, Alia, Angel, Rani, Diah, Vera, Bocil, Hendi, Patrik, Nova, Mifta, Ayu, Intong, Helda, Pinta,

(18)

Oki, Fitri, Yudi, Evan, Rio, Duwi, Nadia serta teman-teman semua yang selalu memberikan warna dalam hidup ini. Sukses untuk kita semua

16.Kakak-kakak Komunikasi : Kak Feri, Kak Heru, Kak Kiting, Kak Hafis, Kak Krisna, Mbak Dedek, Mbak Sya, Mbak Nina, Kak Hernadi dan kakak-kakak yang lain. Terimakasih untuk semua pengalaman dan

pengetahuan yang diberikan kepada peneliti.

17.Teman-teman 2009, 2010, 2011 dan 2012 semangat dan segera menyusul.

18.Teman-teman KKN di Pesawaran Indah Dusun Mergosari, terimakasih untuk kebersamaan yang kita lewati selama 40 hari serta memberikan kita banyak sekali pengalaman baru dan memiliki keluarga baru disana.

19.Kepada anda yang membaca skripsi ini, semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi anda khususnya dan masyarakat luas pada

umumnya.

Bandar Lampung, 12 Oktober 2012

(19)

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Di dalam suatu pernikahan, selain sebagai seorang istri, perempuan juga berfungsi

sebagai ibu rumah tangga, artinya yang mengatur berbagai macam urusan rumah

tangga agar berjalan lancar dan mulus. Banyak sekali tugas dan tanggung jawab

perempuan sebagai ibu rumah tangga, diantaranya mengatur keadaan rumah agar

terlihat rapi, bersih dan nyaman, juga mengatur menu makanan yang akan

disajikan, disusun agar semua gizinya seimbang, dipikirkan cara memasak yang

sehat, pemilihan bahan yang tepat, dan lain-lain.

Memasak merupakan aktivitas yang banyak dilakukan oleh wanita secara turun

menurun. Meski sekarang tidak sedikit laki-laki yang pandai memasak, namun

dalam kehidupan rumah tangga, memasak tetap dominan diperani oleh wanita.

Seorang wanita dituntut untuk bisa mengerjakan pekerjaan di dapur khususnya

memasak dan menyiapkan makanan untuk keluarga setiap hari. Saat berkeluarga,

seorang istri yang pandai memasak akan membuat keluarganya lebih merasakan

kehadiran dan perannya, sehingga mampu mempererat hubungan keluarga.

(20)

Pada masa modern seperti saat ini, terdapat sebuah stereotype yang menganggap

bahwa wanita pada era modern cenderung mengenyampingkan memasak sebagai

keahlian. Hal ini didukung pula dengan banyaknya tersedia tempat-tempat untuk

membeli makanan dengan cepat dan mudah, sehingga lebih memudahkan mereka

memperoleh makanan tanpa harus memasak. Fenomena yang terjadi pada saat ini

mengungkapkan bahwa perilaku memasak pada remaja wanita untuk memasak

semakin menurun. Kemudahan untuk memperoleh makanan dengan berbagai

variasi rasa serta harga yang terjangkau mengakibatkan mereka lebih memilih

berperan sebagai konsumen aktif pembeli makanan dibandingkan belajar

memasak sebagai minat maupun keahlian.

(Dunia parenting. Mengenal dan mengolah bahan masakan. http://duniaparenting.com/page/35/ diunduh pada 10 april 2012)

Media massa, terutama televisi memainkan peranan yang cukup signifikan dalam

mempromosikan kegiatan memasak untuk tetap diminati masyarakat, baik wanita

maupun pria. Jenis media ini, sebagai media audio-visual, tidak membebani

banyak syarat untuk dapat menikmatinya.

Media televisi merupakan media yang terpopuler dan digemari khalayak. Benda

berbentuk bola (pada umumnya) dengan kemampuan audio-visual sejak tahun

1980 telah menggeser popularitas media radio. Media ini tidak hanya sebuah

benda mati tetapi sebuah showbiz yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang

mampu mengangkat dirinya dan menghipnotis publik (Bungin B.2001:64)

Salah satu tayangan televisi yang fokus pada kegiatan memasak adalah “Ala

(21)

Trans TV. Pada tayangan “Ala Chef” ini terdapat resep baru serta demo memasak

yang sederhana, praktis dan dapat dijadikan salah satu referensi resep masakan

oleh pemirsa, memberikan pengetahuan baru tentang bagaimana mengolah

masakan serta lokasi setiap episodenya selalu berbeda tergantung dimana daerah

yang dikunjunginya. Pada umumnya, masyarakat menganggap bahwa wanita yang

pandai memasak identik dengan orang yang sudah tua dan berpenampilan kurang

menarik (not good looking), terlebih pada masa remaja penampilan merupakan

salah satu hal yang paling diutamakan. Dengan tayangan “Ala Chef” yang

dipandu dengan koki cantik dan berpenampilan menarik serta pandai

berkomunikasi dengan baik membuat tayangan ini banyak diminati masyarakat,

terutama remaja wanita. Terbukti tayangan “Ala Chef” ini mendapatkan dukungan

yang baik dari masyarakat dengan terpilihnya “Ala Chef” sebagai pemenang

Gobel Award 2011 dalam kategori Travel, Hobi, dan Gaya Hidup Terfavorit”. (Trans Tv Multimedia Team. www.TransTv.co.id. Review Program Ala Chef. Diunduh tanggal 7 Februari 2012)

Dalam penelitian ini, peneliti fokus pada pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans

TV terhadap minat memasak pada remaja wanita. Remaja wanita dinilai mampu

mewakili tingkat perolehan pengaruh minat memasak melalui tayangan “Ala

Chef”. Karena pada masa remaja merupakan masa peralihan dari masa

kanak-kanak menuju dewasa di mana pada masa ini remaja berusaha untuk mencari

identitas diri, hal ini ditunjang juga dengan penonton tayangan “Ala Chef” yang

didominasi oleh para remaja wanita. Untuk menggali tingkat pengaruh tayangan

Ala “Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja wanita, peneliti

(22)

sample. Pemilihan sample tersebut didasari pertimbangan bahwa mahasiswi

Jurusan Ilmu Komunikasi UNILA aktif mengonsumsi media massa sebagai proses

pembelajaran Ilmu Komunikasi yang berhubungan erat dengan media massa.

Berkaitan dengan penjelasan di atas, maka peneliti ingin mengetahui seberapa

besar pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada

remaja. Dengan demikian, maka penelitian ini dipandang perlu untuk dilakukan.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka

perumusan masalahnya adalah :

1. Adakah pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat

memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas Lampung ?

2. Seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap

minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas

Lampung?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di Trans TV

terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi Universitas

Lampung.

2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh dari tayangan “Ala Chef” di

Trans TV terhadap minat memasak pada remaja mahasiswi komunikasi

(23)

D. Kegunaan Penelitian

Kegunaan penelitian adalah untuk mendapatkan informasi tentang segala hal yang

berhubungan dengan penelitian, jadi kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan

pengetahuan bagi kajian Ilmu Komunikasi khususnya pengaruh dari

tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak pada remaja.

2. Secara praktis, diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan

pemikiran penulis kepada stasiun televisi terutama stasiun televisi swasta

agar tayangan dapat lebih memberikan hal-hal yang bersifat positif

terhadap masyarakat terutama dalam membangkitkan minat para remaja

(24)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Komunikasi

Kehidupan manusia di dunia tidak dapat dilepaskan dari aktifitas komunikasi,

karena komunikasi merupakan bagian integral dari sistem dan tatanan kehidupan

sosial manusia dan masyarakat. Aktivitas komunikasi dapat terlihat pada setiap

aspek kehidupan sehari-hari manusia, yaitu sejak diri bangun tidur di pagi hari

sampai dengan manusia beranjak tidur di malam hari. (Suprapto, 2006 : 1).

1. Definisi Komunikasi

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari kata latin

communis yang berarti sama, communico, communicatio atau communicare yang

berarti membuat sama. Istilah communis paling sering disebut sebagai asal kata

komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata latin lainnya yang mirip.

Komunikasi menyarankan suatu pikiran, pesan dan makna dianut secara sama.

(Mulyana, 2007 : 46)

Masih di dalam buku yang sama, Mulyana (2007: 65) mengutip Tubbs dan Moss

yang mendefinisikan komunikasi sebagai proses penciptaan makna antara dua

(25)

pada tindakan seseorang atau lebih, yang mengirim dan menerima pesan, yang

terdistorsi oleh gangguan (noise), terjadi dalam suatu konteks tertentu,

mempunyai pengaruh tertentu dan ada kesempatan untuk melakukan umpan balik

(Devito, 1997: 23)

Dari pernyataan-pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi

adalah proses transaksi informasi dari komunikator kepada komunikan untuk

memperoleh keinginan tertentu.

2. Unsur-Unsur Komunikasi

Berdasarkan yang didefinisikan oleh Harold Laswell. Terdapat 5 unsur

komunikasi yang saling bergantung satu sama lainnya. Laswell mengungkapkan

bahwa cara yang baik untuk komunikasi adalah dengan menjawab

pertanyaan-pertanyaan berikut “Who Says What In Which Channel To Whom With What

Effect” ? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada

Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana ? (Mulyana. 2007 : 69-72)

1. Sumber (Source)

Unsur ini biasa dikenal dengan istilah pengirim (sender) penyandi

(encoder), komunikator (communicator), Pembicara (speaker/originator).

Sumber disini berperan sebagai pihak yang berinisiatif dalam memulai

suatu komunikasi. Sumber dapat berupa seorang individu, kelompok,

organisasi dan perusahaan. Apa yang akan disampaikan oleh sumber

didalam pikirannya perlu diubah berupa pesan verbal maupun non-verbal

sehingga dimengerti pesan tersebut oleh penerima pesan. Proses

(26)

2. Pesan (message)

Pesan merupakan apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada

penerima. Pesan dapat berupa verbal maupun verbal. Pesan

non-verbal berupa isyarat anggota tubuh (gerakan tangan, senyuman, mata dll).

Sedangkangkan pesan verbal terdiri dari pesan secara lisan (ucapan,

percakapan dan wawacanca) maupun tulisan (novel, artikel, esai dll).

3. Saluran (media)

Saluran merupakan alat atau wahana yang digunakan oleh sumber dalam

menyampaikan pesan kepada penerima. Pada dasarnya manusia

menggunakan 2 saluran saat berkomunikasi yaitu saluran cahaya dan

suara, serta kelima indera.

4. Penerima (receiver)

Biasa juga disebut dengan sasaran/tujuan (destination), komunikate,

penyanding balik, khalayak, pendengar, yaitu pihak yang menerima pesan

dari sumber. Apa yang disampaikan oleh sumber kepada penerima akan

ditafsirkan dan diterjemahkan sehingga pesan yang berupa verbal maupun

nonverbal tersebut dapat dipahami oleh penerima.

5. Efek

Efek dapat terjadi setelah proses komunikasi berlangsung. Efek ini dapat

bersifat positif maupun negatif. Reaksi apa yang terjadi kepada penerima

pesan adalah hasil dari komunikasi. Efek komunikasi ini dapat terlihat

pada penerima melalui, penambahan pengetahuan, perubahan sikap dan

(27)

B. Definisi Komunikasi Massa

Masyarakat modern ini tidak dapat dilepas dari pengaruh komunikasi massa.

Setiap topik yang didiskusikan akan selalu berkaitan dengan berita-berita yang

disajikan dalam koran, televisi dan radio. Komunikasi massa secara sederhana

dapat diartikan sebagai pesan yang dikomunikasikan melalui media massa kepada

sejumlah besar orang (Bittner dalam Ardianto dan Komala, 2004 : 3)

Menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney (1988) disebutkan, “Mass

communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to

large, anonymous, and heterogeneous masses of receivers (Komunikasi massa

adalah sebuah proses di mana pesan-pesan yang di produksi secara massal/tidak

sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan

heterogen)”. (Nurudin, 2007 : 12)

Dari berbagai definisi diatas peneliti menyimpulkan bahwa komunikasi massa

adalah sebuah pesan yang disebarluaskan kepada masyarakat baik melalui media

elektronik maupun media cetak.

1. Karakteristik Komunikasi Massa

Karakteristik komunikasi massa antara lain :

a. Komunikator Melembaga

Dalam komunikasi massa terlihat bahwa komunikatornya bukan hanya

satu orang melainkan beberapa orang. Artinya gabungan antar berbagai

macam unsur yang tergabung dan bekerja satu sama lain dalam sebuah

(28)

karena elemen komunikasi massa adalah media massa yang hanya bisa

muncul karena gabungan kerjasama dengan beberapa orang. (Nurudin,

2007 : 19)

b. Komunikan Bersifat Heterogen

Artinya dalam komunikasi massa komunikannya terdiri dari berbagai

lapisan masyarakat yang dapat digolongkan dalam kelompok usia, jenis

kelamin, pendidikan, latar belakang budaya, agama, dan tingkatan

ekonomi. (Ardianto dan Komala, 2004 : 15)

c. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Karena melalui media massa, komunikator dan komunikan tidak dapat

melakukan kontak langsung, komunikator menyampaikan pesan dan

komunikan menerima pesan namun tidak dapat melakukan dialog secara

langsung. (Elvinaro dan Lukiati Komala, 2004 : 11)

d. Pesannya Bersifat Umum

Pesan yang disampaikan dalam komunikasi massa tidak hanya ditujukan

kepada sekolompok orang saja melainkan kepada semua orang. Oleh

karena itu pesan yang disampaikan harus bersifat umum. Pesan dapat

berupa fakta peristiwa atau opini (Ardianto Komala, 2004 : 8)

e. Komunikasi Massa Menimbulkan Keserempakan

Salah satu kelebihan komunikasi massa adalah jumlah sasaran khalayak

atau komunikan yang dicapai relatif banyak dan tidak terbatas, tetapi

pesan yang disampaikan dapat diterima secara secara serempak dengan

(29)

2. Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Dominick dalam Ardianto dan Komala (2004:15), komunikasi massa

mempunyai fungsi bagi masyarakat antara lain :

1. Pengawasan (surveillance)

Fungsi pengawasan ini dibagi kedalam 2 bentuk yaitu, pengawasan

peringatan yang terjadi ketika media massa menginformasikan tentang

kejadian bencana alam, tayangan inflasi atau serangan militer. Kemudian

yang kedua adalah pengawasan instrumental yaitu, penyebaran informasi

yang memiliki kegunaan atau dapat membantu khalayak dalam kehidupan

sehari-hari.

2. Penafsiran (Interpretation)

Penafsiran media dapat dilihat pada halaman tajuk rencana (editoral).

Penafsiran ini berbentuk komentar atau opini yang ditujukan kepada

khalayak pembaca serta dilengkapi dengan persektif atau sudut pandang

terhadap berita yang disajikan pada halaman lainnya. Tujuan penafsiran

media adalah untuk mengajak para pembaca atau pemirsa untuk

memperluas wawasan dan membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi

kelompok.

3. Pertalian (Linkage)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam

sehingga membentuk pertalian berdasarkan kepentingan dan minat yang

sama tentang sesuatu. Kelompok-kelompok yang mempunyai kepentingan

(30)

4. Penyebaran Nilai-Nilai (Transmission of values)

Fungsi ini disebut juga sebagai sosialisasi. Media mewakili sebagai model

dan peran yang kita amati dan harapan untuk menirunya.

5. Hiburan (Entertainment)

Melalui program-program ditelevisi dan radio, khalayak dapat

memperoleh hiburan yang dikehendaki. Sementara surat kabar dapat

melakukan hal tersebut dengan membuat cerpen, teka-teki silang (TTS)

dan berita yang mengandung sentuhan manusiawi.

C. Tinjauan Tentang Media Massa

1. Pengertian Media Massa

Media massa adalah saluran komunikasi yang dapat menjangkau khalayak dalam

jumlah yang besar, heterogen dan terpencar-pencar serta bagi komunikator yang

menyebarkan pesannya yang bersifat abstrak. Media tersebut meliputi televisi,

radio, pers, dan film sebagai cirinya yang utama menimbulkan keserempakan

pada khalayak saat diterpa pesan. (Effendy O.U, 1992 : 62)

Tujuan media massa sebagai institusi adalah menyebarluaskan informasi,

mempengaruhi, menghibur, mendidik, bagi membimbing tindakan atau perilaku

individu sebagai anggota suatu kelompok atau masyarakat, atau membimbing

cara-cara bagi setiap individu memenuhi kebutuhan mereka.

Dengan perkembangan dan kemajuan teknologi media, maka peranan media

(31)

menyebarluaskan informasi, hiburan, dan pengaruh melalui isi informasi yang

disebarluaskan. (Liliweri,Alo , 2011 : 877).

Menurut Karnilah fungsi komunikasi massa secara khusus terdiri dari : Fungsi

Informasi, Fungsi Pendidikan, Fungsi Mempengaruhi, Fungsi Proses

Pengembangan, Fungsi Adaptasi Lingkungan, Fungsi Memanipulasi Lingkungan.

(Ardianto, 2004 : 19-23)

2. Teori Efek Komunikasi Massa

Teori ini dikembangkan oleh Sandra Ball-Rokeachdan Melvin L. Defluer (1976),

yang memfokuskan pada kondisi struktural suatu masyarakat yang mengatur

kecenderungan terjadinya suatu efek media massa. Teori ini berangkat dari sifat

masyarakat modern, dimana media massa dianggap sebagai sistem informasi yang

memiliki peran penting dalam proses memelihara, perubahan, dan konflik pada

tataran masyarakat, kelompok, dan individu dalam aktivitas sosial. Ada tiga

dimensi efek komunikasi massa, yaitu : kognitif, afektif, konatif. Efek kognitif

meliputi peningkatan kesadaran, belajar, dan tambahan pengetahuan. Efek afektif

berhubungan dengan emosi, perasaan, dan attitude (sikap). Sedangkan efek

konatif berhubungan dengan perilaku dan niat untuk melakukan sesuatu menurut

cara tertentu. (Rakhmat, 2004 : 220)

1. Cognition / kognitif(pengertian atau nalar)

Komponen kognisi ini berkaitan dengan penalaran seseorang untuk

menilai suatu informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan

pendiriannya. Komponen ini menghasilkan penilaian atau pengertian diri

(32)

2. Affect / afektif (perasaan atau emosi)

Komponen ini berkaitan dengan rasa senang, suka, sayang, takut, benci,

sedih, dan kebanggaan hingga muak atau bosan terhadap sesuatu, sebagai

akibat setelah merasakannya atau timbul setelah melihat dan

mendengarkannya. Kemudian komponen afektif tersebut merupakan

evaluasi berdasarkan perasaan seseorang yang secara emotif (aspek

emosional) untuk menghasilkan penilaian baik atau buruk.

3. Behaviour / konatif(tingkah laku)

Komponen ini lebih menampilkan tingkah laku atau perilaku seseorang,

misalnya bereaksi memukul, menghancurkan, menerima, menolak,

mengambil, membeli dan sebagainya. Jadi merupakan komponen untuk

menggerakkan seseorang secara aktif untuk melakukan tindakan atau

perilaku yang dihadapinya. (Rosady, Ruslan.2000 : 55)

Sedangkan menurut Bloom (Winkel, 1996 : 247-248), menguraikan aspek

kognitif dan aspek afektif, yaitu :

1. Kognitif

Aspek kognitif adalah kemampuan intelektual seperti pengetahuan,

pengertian dan keterampilan berfikir. Menurut Bloom domain kognitif

terdiri atas enam bagian :

a. Pengetahuan (knowelegde)

Berisikan kemampuan untuk mengenali dan mengingat peristilahan,

definisi, fakta-fakta, gagasan, pola, urutan, metodologi, prinsip dasar

(33)

mengingat akan hal-hal yang pernah dipelajari dan disimpan dalam

ingatan.

b. Pemahaman (comprehension)

kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang

dipelajari. Pemahaman juga dikenali dari kemampuan untuk membaca

dan memahami gambaran, laporan, tabel, diagram, arahan, peraturan,

dan sebagainya.

c. Penerapan (application)

Penerapan atau aplikasi sebagai kemampuan untuk menerapkan suatu

kaidah atau metode bekerja pada suatu kasus atau problem yang

konkret dan baru. Penerapan merupakan tingkat kemampuan berfikir

yang lebih tinggi daripada pemahaman. Ditingkat ini, seseorang

memiliki kemampuan untuk menerapkan gagasan, prosedur, metode,

rumus, teori dan sebagainya di dalam kondisi kerja.

d. Analisis (analysis)

ditingkat ini seseorang akan mampu menganalisa informasi yang

masuk dan membagi-bagi atau menstrukturkan informasi kedalam

bagian yang lebih kecil untuk mengenali hubungannya, dan mampu

mengenali serta membedakan faktor penyebab dan akibat dari skenario

yang rumit.

e. Sintesa (synthesis)

mengacu kepada kemampuan memadukan konsep atau

(34)

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi diartikan sebagai kemampuan untuk membentuk suatu

pendapat mengenai sesuatu atau beberapa hal.

2. Aspek afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti minat,

sikap, apresiasi, dan cara penyesuain diri. Aspek ini terdiri dari 6 bagian

yaitu :

a. Penerimaan (receiving)

Penerimaan mencakup kepekaan akan adanya suatu perangsang dan

kesediaan untuk memperhatikan rangsangan itu.

b. Tanggapan (responding)

Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.

Meliputi persetujuan, kesediaan dan kepuasan dalam memberikan

tanggapan.

c. Penilaian atau penentuan sikap (valuing)

Mencakup kemampuan untuk memberikan penilaian terhadap sesuatu

dan membawa diri sesuai dengan penilaian itu mulai dibentuk suatu

sikap menerima, menolak atau mengabaikan.

d. Pengorganisasian (organization)

Kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai sebagai pedoman

dan pegangan dalam kehidupan.

e. Karakterisasi atau pembentukan pola hidup (characterization by a

value or value complex).

Memiliki sistem nilai yang mengendalikan tingkah lakunya sehingga

(35)

kemampuan untuk menghayati nilai-nilai kehidupan sedemikian rupa,

sehingga menjadi milik pribadi dan menjadi pegangan nyata dan jelas

dalam mengatur kehidupannya sendiri.

Suatu media dapat dikatakan efektif apabila mendapatkan respon yang positif dari

khalayaknya. Maksudnya, pemberian informasi melalui pemakaian atau aplikasi

media yang positif dapat menimbulkan efek yang diinginkan sehingga

menjadikannya sebagai media informasi yang efektif. Efek atau pengaruh ini telah

menjadi pusat perhatian bagi berbagai pihak dalam masyarakat yang melalui

pesan-pesan yang hendak disampaikannya berusaha untuk menjangkau khalayak

yang diinginkan. Oleh karenanya, mereka akan berusaha untuk menemukan

saluran yang paling efektif untuk dapat mempengaruhi khalayak.

D. Tinjauan Media Televisi

Televisi ditemukan pada tahun 1884 oleh Paul Nipkov di Jerman Timur yang

menemukan elecrische teleskop dan terus mengalami modifikasi mengikuti

perkembangan teknologi dimana telepon, telegraf dan fotografi ditemukan.

(Kuswandi, W. 1996 : 6)

Televisi adalah sebuah alat elektronik yang merupakan gabungan antara audio

(broardcast) dan film (video/moving picture) yang dapat menerima pesan yang

dipancarkan dari stasiun pemancar televisi . (McQuail, D. 1996 : 15)

Media televisi merupakan media yang terpopuler dan digemari khalayak. Benda

berbentuk kotak (pada umumnya) dengan kemampuan audio-visual sejak tahun

(36)

benda mati tetapi sebuah showbiz yang penuh dengan kreasi dan inovasi yang

mampu mengangkat dirinya dan menghipnotis publik. (Bungin B, 2001 : 64)

Media televisi mempunyai kelebihan dan kekurangan yang akan dijelaskan

sebagai berikut :

1. Kelebihan : media televisi mampu menampilkan pesan berupa gambar

hidup dengan suaranya, jangkauan lebih luas dari media lainnya, serta

komunikasi yang berlangsung antara komunikator dengan komunikan

seolah-olah langsung.

2. Kekurangan : pesan yang disampaikan bersifat time-bond atau terikat

dengan waktu, khalayak yang ingin menikmati pesan harus memiliki alat

televisi. (Kuswandi W, 1996 : 8-10)

Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti menyimpulkan bahwa media televisi

adalah alat atau media komunikasi yang dapat memberikan pesan berupa gambar

dan suara (audio visual) kepada komunikan yang berasal dari stasiun pemancar

televisi.

1. Klasifikasi Siaran Televisi

Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum dibagi menjadi

dua (Baksin, 2006:79-81), yaitu:

1. Karya Artistik

Yang tergolong ke dalam karya artistik adalah Film, Sinetron (sinema

(37)

teater), Acara keagamaan, Variety show, Kuis, Ilmu pengetahuan dan

teknologi, Penerangan umum, Iklan (komersial dan layanan masyarakat)

2. Karya Jurnalistik

Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan

dan menggunakan imajinasi senimannya, karya jurnalistik justru

sebaliknya. Yang tergolong dalam karya jurnalistik adalah :

a. Berita aktual yang bersifat timeconcern.

b. Berita nonaktual yang bersifat timeless.

c. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang

tertuang dalam acara monolog (seperti pengumuman harga BBM,

pidato kepala negara), dialog (bisa berupa wawancara / diskusi),

laporan dan siaran langsung (komentar, reportase)

JB Wahyudi berpendapat memasuki abad ke-21 ada kecenderungan terjadi

penggabungan antara artistik dan jurnalistik. Penggabungan ini sangat terasa pada

media televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara

talkshow merupakan hasil penggabungan antara karya artistic dan jurnalistik

(Baksin, 2006 : 82).

Pada karya jurnalistik televisi memiliki unsur dominan yang menjadi ciri khas

dari karya jurnalistik media cetak, yakni adanya penampilan anchor, narasumber,

dan bahas yang digunakan. Karakteristik suatu peristiwa yang meliputi fakta dan

opini yang layak menjadi berita adalah fakta dan opini yang harus mengandung

unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan lainnya yang bertujuan menghibur.

(38)

lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran (Ardianto, 2004 :

131). Faktor tersebut adalah :

a. Pemirsa

Pemirsa adalah khalayak yang menonton tayangan tersebut. Sasaran

khalayak perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan pesan yang

disampaikan agar maksud pesan tersebut sampai kepada khalayak

sasaran.

b. Waktu

Setelah mengetahui minat dan kebiasaan setiap kategori pemirsa,

langkah selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan

kebiasaan pemirsa. Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar

setiap acara ditayangkan secara proporsional dan dapat diterima oleh

khalayak yang dituju.

c. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap

penayangan acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan

jenis acara dan tuntutan naskah. Suatu acara tidak akan mencapai

sasaran karena durasi terlalu singkat atau terlalu lama.

d. Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk

menghibur dan informasi. Tetapi, tidak berarti fungsi mendidik dan

membujuk dapat diabaikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk

(39)

rupa, yakni menggunakan metode penyajian tertentu dimana pesan

non-hiburan dapat mengundang unsur hiburan.

2. Format Acara Televisi

Format acara televisi adalah sebuah perencanaan dasar dari suatu konsep acara

televisi yang akan menjadi landasan kreativitas dan desain produksi yang akan

terbagi dalam berbagai kreteria utama yang disesuaikan dengan tujuan dan target

pemirsa acara tersebut (Rukmananda, 2004 : 63)

Dari pernyataan diatas peneliti menyimpulkan bahwa format acara televisi adalah

susunan atau rangkaian acara yang akan ditayangkan pada sebuah stasiun televisi

serta disesuaikan dengan target dan tujuan agar dapat diterima oleh pemirsa

dengan baik.

FORMAT ACARA TELEVISI

DRAMA Opera NON DRAMA Infotainment BERITA

(FIKSI) Musikal (NON FIKSI) Sportaiment (NEWS)

Reality Show

Tragedy Musik Features

Komedi Magazine Show Sports

Cinta Talk Show News

Legenda Variety Show

Horror Repackaging

Game Show

(40)

Gambar 1 . Sumber : (Rukmananda, 2004 : 64) 1. Drama (fiksi)

Format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses

imajinatif kreatif dari kisah drama yang direkayasa dan dikreasi ulang.

Format yang digunakan merupakan interprestasi kisah kehidupan yang

diwujudkan dalam suatu runtunan cerita dalam sebuah adegan. Contoh :

tragedy, komedi, legenda dan horror.

2. Non drama (non fiksi)

Format acara televisi yang diproduksi dan diciptakan melalui proses

imajinatif kreatif dari realititas kehidupan sehari-hari tanpa harus

menginterpretasi ulang. Format acara ini lebih mengutamakan unsur

hiburan yang dipenuhi dengan aksi, gaya dan musik. Contohnya : musik,

magazine Show, talk show, variety show, repackagin, game show, kuis dan

lain-lain.

3. Berita (news)

Format ini memerlukan nilai-nilai factual dan actual yang disajikan

dengan ketepatan dan kecepatan waktu dimana dibutuhkan sifat liputan

yang independen. Contohnya : features, sports dan news

4. Lainnya

Perpaduan antara drama dan non-drama adalah drama musikal dan reality

show. Perpaduan antara non-drama dan berita adalah entertaiment dan

sporttaiment. (Rukmananda, 2004:65)

Dalam penelitian ini tayangan “Ala Chef” masuk dalam kategori Reality and

(41)

yang menyajikan suatu keadaan nyata dengan cara sealamiah mungkin tanpa

rekayasa. Menurut data diatas Reality Show merupakan format acara yang

menggabungkan antara Drama dan Non-Drama. Sementara itu Magazine adalah

program yang menampilkam informasi ringan namun mendalam mengenai

informasi tempat makan, acara masak, dan tempat hiburan yang menarik.

E. Tinjauan Mengenai Tayangan “Ala Chef”

Tayangan dapat diartikan sebagai sesuatu yang ditampilkan, mempertunjukan atau

pertunjukan (KBBI, 1998 : 909). Dalam penelitian ini adalah segala sesuatu yang

berkaitan dengan apa yang dikonsumsikan oleh komunikator kepada komunikan

melalui media massa televisi.

“Ala Chef” adalah sebuah program kuliner yang menampilkan perjalanan seorang

chef perempuan mengelilingi Indonesia dan mengeksplorasi kekayaan kuliner

serta budaya suatu daerah. Keunikan program ini adalah host akan melakukan

demo masak yang akan menggabungkan resep masakan tradisional Indonesia dan

Eropa (Fusion) ala Chef Farah Quinn, tetapi di kerjakan secara mudah sekali

sehingga masyarakat dapat mengikuti resep-resep yang ia buat. Hasil masakannya

akan dicicipi oleh penduduk lokal dan bahan-bahan masakan yang akan

digunakan pun adalah hasil bumi daerah yang dikunjungi.

(Trans Tv Multimedia Team. www.TransTv.co.id. Review Program Ala Chef.

Diunduh tanggal 7 Februari 2012)

Program “Ala Chef” ini dipandu oleh wanita cantik yang sangat pandai sekali

memasak yaitu Farah Quin. Dengan latar belakang pengalaman kemampuan Farah

(42)

tayangan ini mendapatkan respon yang begitu baik dari masyarakat untuk

memenangkan penghargaan gobel award 2011 dengan nominasi tayangan “Travel,

Hobi dan Gaya Hidup” Terfavorit. Oleh karena itu dengan adanya program acara

“Ala Chef” di Trans TV sangat diharapkan bisa menumbuhkan minat remaja

dalam memasak.

Tabel 1. Data Rating Tayangan per 18 Maret 2012

No Judul Tayangan Data Rating

1. Tendangan Si Madun (MNCTV, 20:03-21:07), 5.6/20.1-5.6/19.5

2 Fathiyah (MNCTV, 19:00-20:03), 3.9/14.4-4/14.4

3 Putih Abu Abu (SCTV, 19:12-20:33), 3.8/13.8-3.8/13.6

4 Karunia (RCTI, 20:32-23:01), 3.7/16.5-3.8/16.6

5-6 Cintaku Full Enggak 1/2 Setengah (SCTV, 09:48-11:53), 3.4/23.5-3.3/23.6 6-5 Shaun The Sheep (MNCTV, 17:47-18:53), 3.3/16.6-3.4/17.1

7 PAS Mantab (TRANS7, 20:31-22:07), 3.3/12.9-3.2/12.3

8-12 Reportase (TRANS, 17:21-17:54), 3.2/19.3-3/18.3

9 Jika Aku Menjadi (TRANS, 17:54-18:59), 3/15.8-3.1/16.3 10-12 Si Miskin & Sikaya (MNCTV, 21:07-22:09), 3/12.4-2.9/12 11-13 Hitam Putih (TRANS7, 18:32-19:34), 2.9/11.9-2.9/11.5 12-9 Yusra Dan Yumna (RCTI, 18:13-20:32), 2.9/11.4-3.1/11.9 13-8 Tutur Tinular (IVM, 20:59-22:53), 2.8/12.6-3.2/14.2 14-16 Eliminasi 2012(R), (RCTI, 12:58-15:05), 2.8/21.1-2.6/20.4 15 BPL: Wolves Vs Man Utd (GTV, 19:59-22:31), 2.6/10.3-2.7/10.7 16-18 Didin Dan Surat Dalam Botol (SCTV, 12:28-14:23), 2.5/18.8-2.5/19.1 17-19 Ketok Palu (TRANS7, 19:34-20:31), 2.5/8.9-2.5/8.7 18-14 ISL: Persiba Vs Pelita Jaya (ANTV, 18:05-20:31), 2.5/10.1-2.5/11.2 19-21 Ceriwis (TRANS, 08:31-09:37), 2.5/18.5-2.4/17.8

20 Ala Chef (TRANS, 09:37-10:24), 2.4/16.9-2.4/17.2

21-22 Liputan 6 Siang (SCTV, 11:53-12:27), 2.4/17.7-2.4/17.3

22-24 Swat (TRANS, 21:17-23:39), 2.4/13-2.3/12.5

23-28 Cinta Salsabilla (SCTV, 20:33-22:40), 2.4/9.9-2.2/9.2 24-23 Mister Tukul (TRANS7, 22:07-23:06), 2.4/13.5-2.4/13.4

25 Super Trap (TRANS, 19:33-20:39), 2.3/8.1-2.3/8.1

26-17 Cinta Cinderella dan Kupu2 Ajaib (IVM, 18:00-19:58), 2.3/9.6-2.5/10.5 27-29 The Polar Express (GTV, 19:38-19:59), 2.3/9.9-2.2/9.4 28-31 Tolak Angin Hip Hip Hura (SCTV, 14:53-16:56), 2.3/17.3-2.2/17

29-30 Intens (RCTI, 10:53-11:56), 2.2/16.1-2.2/15.5

(43)

Pada data diatas menyatakan bahwa tayangan “Ala Chef” mendapat peringkat 20

diantara tayangan-tayangan lain. Namun jika dibandingkan dengan tayangan

sejenis tayangan “Ala Chef” masih sangat baik tingkat rating yang diraihnya.

F. Tinjauan Tentang Minat

Hurlock (1993) menjelaskan bahwa minat adalah sumber motivasi yang

mendorong seseorang untuk melakukan apa yang ingin dilakukan ketika bebas

memilih. Minat Merupakan komponen kognitif dan berorientasi pada objek

(perilakunya lebih ditarik daripada didorong). (Munandar, A.S, 2001 : 429).

Menurut Onong U. Effendy (2000 : 103) minat adalah perhatian yang merupakan

titik tolak timbulnya hasrat untuk melakukan kegiatan yang diharapkan. Minat

akan timbul bila ada unsur-unsur seperti :

a. Terjadinya sesuatu hal yang menarik.

b. Terdapat kontras yaitu antara hal yang satu dengan yang lainnya sehingga

apa yang menonjol itu menimbulkan perhatian.

c. Terdapatnya harapan akan mendapatkan keuntungan atau mungkin

gangguan dari hal yang dimaksud

Wilbur Schramm dalam Slamet (1995 : 66) menguraikan taraf-taraf pertumbuhan

atau tumbuhya minat sebagai berikut :

1. Sensasi : perhatian responden terhadap stimulus atau pesan berupa

tayangan yang berarti bahwa dalam benak atau tingkah lakunya mencari

(44)

2. Persepsi, ia berkeinginan pesan itu bermanfaat baginya sehingga mengerti

isi pesan yang disampaikan / memahami dan menyimpulkan isi pesan.

3. Kegunaan yaitu, mengenai manfaat tidaknya bilamana ia menerima pesan

tersebut dan melaksanakannya.

4. Minatini adalah taraf terakhir setelah mengalami perhatian, keinginan dan

kegunaan / manfaat.

Secara bahasa minat berarti “kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu.”

Minat merupakan sifat yang relatif menetap pada diri seseorang. Minat besar

sekali pengaruhnya terhadap kegiatan seseorang sebab dengan minat ia akan

melakukan sesuatu yang diminatinya. Sebaliknya tanpa minat seseorang tidak

mungkin melakukan sesuatu. Menurut Sarwono (2006 : 52) menyebutkan bahwa

interest atau minat dapat diartikan sebagai berikut :

1. Suatu sikap yang berlangsung terus menerus yang memberi pola pada

perhatian seseorang sehingga membuat dirinya selektif terhadap objek

minatnya.

2. Perasaan yang menyatakan bahwa satu aktifitas pekerjaan atau objek itu

berharga atau berarti bagi individu.

3. Satu keadaan motivasi atau satu set motivasi yang menuntut tingkah laku

menuju satu arah tertentu.

Berdasarkan uraian di atas peneliti menyimpulkan bahwa minat adalah sebuah

dorongan dalam diri seseorang sehingga dapat membuat seseorang tersebut,

(45)

G. Tinjauan Mengenai Memasak

Menurut Sihite (2000 : 112) memasak merupakan sebuah proses dengan

penerapan panas pada bahan makanan, untuk membuat bahan-bahan dasarnya

berubah menjadi makanan yang mempunyai rasa lebih enak, yang mudah dicerna

dan membunuh kuman-kuman yang mungkin terdapat didalamnya serta

mengubah bentuk bahan dasar sehingga bermanfaat bagi tubuh manusia serta

meningkatkan penampilan dari bahan dasar menjadi lebih baik.

Jadi memasak adalah mengolah penganan, makanan dan gulai dengan cara

membuat bahan makanan menjadi makanan yang siap untuk dimakan dengan

menggunakan energi panas. Penelitian ini melihat minat remaja khususnya wanita

untuk memasak, karena fenomena sekarang para remaja khususnya wanita gengsi

pergi ke dapur untuk memasak makanan. Padahal memasak adalah salah satu hal

penting yang harus dilakukan para calon ibu rumah tangga nanti.

H. Tinjauan Mengenai Remaja

Masa remaja, menurut (Mappiare, 1982 : 26), berlangsung antara umur 12 tahun

sampai dengan 21 tahun bagi wanita, dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi

pria. Rentang usia remaja ini dapat dibagi menjadi 2 bagian, yaitu usia 12 atau 13

tahun sampai dengan usia 17 atau 18 tahun adalah masa remaja awal. Dan usia 17

atau 18 sampai dengan usia 21 atau 22 tahun adalah masa remaja akhir.

Remaja adalah masa transisi / peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa

dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan

psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia

(46)

remaja akan melalui masa krisis dimasa remaja berusaha untuk mencari identitas

diri (search for self-identity). (Dariyo, A. 2002. 13-14)

Menurut Erikson tahap adolesen (remaja), yang dimulai pada saat masa puber dan

berakhir pada usia 18 atau 20 tahun. Masa remaja (adolescence) ditandai adanya

kecenderungan identity – Identity Confusion. Sebagai persiapan ke arah

kedewasaan didukung pula oleh kemampuan dan kecakapan-kecakapan yang

dimilikinya dia berusaha untuk membentuk dan memperlihatkan identitas diri,

ciri-ciri yang khas dari dirinya. Dorongan membentuk dan memperlihatkan

identitas diri ini, pada para remaja sering sekali sangat ekstrim dan berlebihan,

sehingga tidak jarang dipandang oleh lingkungannya sebagai penyimpangan atau

kenakalan. Dorongan pembentukan identitas diri yang kuat di satu pihak, sering

diimbangi oleh rasa setia kawan dan toleransi yang besar terhadap kelompok

sebayanya. Di antara kelompok sebaya mereka mengadakan pembagian peran,

dan seringkali mereka sangat patuh terhadap peran yang diberikan kepada

masing-masing anggota. Pencapaian identitas pribadi dan menghindari peran ganda

merupakan bagian dari tugas yang harus dilakukan dalam tahap ini. Masa ini

merupakan masa yang mempunyai peranan penting, karena melalui tahap ini

orang harus mencapai tingkat identitas ego, dalam pengertiannya identitas pribadi

berarti mengetahui siapa dirinya dan bagaimana cara seseorang terjun ke tengah

masyarakat. Lingkungan dalam tahap ini semakin luas tidak hanya berada dalam

area keluarga, sekolah namun dengan masyarakat yang ada dalam lingkungannya.

Masa pubertas terjadi pada tahap ini, kalau pada tahap sebelumnya seseorang

dapat menapakinya dengan baik maka segenap identifikasi di masa kanak-kanak

(47)

melihat dan mengembangkan suatu sikap yang baik dalam segi kecocokan antara

isi dan dirinya bagi orang lain, selain itu juga anak pada jenjang ini dapat

merasakan bahwa mereka sudah menjadi bagian dalam kehidupan orang lain.

Semuanya itu terjadi karena mereka sudah dapat menemukan siapakah dirinya.

Identitas ego merupakan kulminasi nilai-nilai ego sebelumnya yang merupakan

ego sintesis. Dalam arti kata yang lain pencarian identitas ego telah dijalani sejak

berada dalam tahap pertama/bayi sampai seseorang berada pada tahap

terakhir/tua. Oleh karena itu, salah satu point yang perlu diperhatikan yaitu

apabila tahap-tahap sebelumnya berjalan kurang lancar atau tidak berlangsung

secara baik, disebabkan anak tidak mengetahui dan memahami siapa dirinya yang

sebenarnya ditengah-tengah pergaulan dan struktur sosialnya, inilah yang disebut

dengan identity confusion atau kekacauan identitas. (Suryabrata, 1983 :58-60)

Dari seluruh definisi remaja yang dikemukakan diatas, peneliti menyimpulkan

bahwa, remaja termasuk dalam kategori usia 12 tahun sampai 21 tahun, berada

pada masa transisi antara masa anak-anak dan masa dewasa yang mengalami fase

perkembangan menuju kematangan secara mental, emosi, fisik, dan sosial.

I. Teori Yang Mendukung Penelitian

Uses and Effects Theory pertama kali dipikirkan oleh Sven Windahl pada tahun

1979. Adanya teori ini merupakan sintesis dari teori sebelumnya, yaitu uses and

gratifications theory dan teori tradisional mengenai efek. Konsep “use” merupakan

bagian yang sangat penting atau pokok dari suatu pemikiran ini. Karena

pengetahuan mengenai penggunaan media yang menyebabkannya, akan

(48)

komunikasi massa. Penggunaan media massa dapat memiliki banyak arti. Ini

dapat berarti exposure yang semata-mata menunjuk pada tindakan mempersepsi.

Dalam konteks lain, pengertian tersebut dapat menjadi suatu proses yang lebih

kompleks, dimana isi terkait harapan-harapan tertentu untuk dapat dipenuhi, fokus

dari teori ini lebih kepada pengertian yang kedua. (Bungin, Burhan. 2006 : 291)

Dalam uses and gratifications, penggunaan media pada dasarnya ditentukan oleh

kebutuhan dasar individu, sementara pada uses and effect, kebutuhan hanya salah

satu dari faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya pengunaan media. Harapan

dan persepsi terhadap media, dan tingkat akses kepada media, akan membawa

individu kepada keputusan untuk menggunakan atau tidak menggunakan isi media

massa. (Sendjaja, S. Djuarsa. 1999 : 216)

Asumsi dasar pada penggunaan media terhadap model uses and gratification

terbagi menjadi tiga variabel yaitu :

1. Jumlah waktu, dimensi ini menyajikan jumlah waktu yang digunakan

dalam menggunakan media.

2. Jenis isi media, dimensi ini menyajikan jenis isi media yang dipergunakan

3. Hubungan, dimensi menyajikan perihal hubungan antara individu

konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media

secara keseluruhan. (Sendjaja, S. Djuarsa. 1999 : 214)

Dalam penelitian ini prinsip dasar yang terkandung yaitu, dimana para pengguna

media massa mendapatkan suatu efek setelah menggunakan media massa tertentu.

Dengan demikian seseorang dapat mengharapkan atau memperkirakan suatu

(49)

tayangan “Ala Chef” di Trans TV yang menayangkan wanita cantik sedang

memasak serta memberikan suatu informasi dan edukasi yang baru terhadap

khalayak. Pengetahuan tersebut akan membuat khalayak mampu mengambil

pelajaran dan informasi dari tayangan “Ala Chef” dan otomatis menerima efek

setelah menggunakan atau menonton tayangan tersebut.

J. Kerangka Pikir

Sesuai peran media, televisi sebagai sarana tayangan realitas sosial menjadi

penting bagi manusia untuk memantau diri manusia dalam kehidupan sosialnya.

Pemantauan itu bisa dalam bentuk perilaku mode bahkan sikap terhadap ideologi

tertentu. Hal ini tergantung dari bagaimana kesiapan manusianya untuk

menghadapi informasi televisi. (Kuswandi, 1996 : 22)

“Ala Chef” merupakan tayangan acara yang berformat kuliner, disamping itu

tayangan ini memberikan informasi kepada masyarakat dalam mengolah masakan

serta mempunyai resep-resep yang simpel dan mudah untuk diikuti. Fenomena

saat ini banyak sekali remaja putri yang kurang berminat untuk memasak. Dengan

berbagai alasan dan latar belakang yang membuat mereka menjadi malas untuk

memasak.

Dalam penelitian ini pengaruh tayangan “Ala Chef” terhadap minat memasak

pada remaja. Pembahasannya dapat ditunjukkan dalam Teori Uses and Effect.

Teori uses and effect pertama kali dikemukakan oleh Sven Windahl (1979),

merupakan sintesis antara pendekatan uses and gratifications dan teori tradisional

(50)

Konsep “use” (penggunaan) merupakan bagian yang sangat penting atau pokok

dari pemikiran ini. Karena pengetahuan mengenai penggunaan media yang

menyebabkan, akan memberikan jalan bagi pemahaman dan perkiraan tentang

hasil dari suatu proses komunikasi massa. Pada penelitian ini konsep Use

(penggunaan) menggunakan konsep dari uses and gratifications yaitu,

penggunaan media adalah jumlah waktu yang dikonsumsi, berbagai hubungan antara

individu dan konsumen media, serta isi media yang dikonsumsi atau dengan media

secara keseluruhan.

Dalam penelitian ini, para pengguna (uses) media massa mendapatkan suatu efek

(effect) setelah menggunakan media massa tertentu. Dengan demikian seseorang

dapat mengharapkan atau memperkirakan kaitan erat antara pesan-pesan media

dan reaksi audience.

Demikian halnya pada tayangan “Ala Chef” di Trans TV yang menayangkan

wanita cantik sedang memasak serta memberikan suatu informasi dan edukasi

yang baru terhadap khalayak. Pengetahuan tersebut akan membuat khalayak

mampu mengambil pelajaran dan informasi dari tayangan “Ala Chef” dan

otomatis menerima efek (effect) setelah menggunakan atau menonton tayangan

tersebut. Berdasarkan teori Uses And Effect maka dapat disusun gambaran

(51)

Gambar 2. Kerangka Pikir

K. Hipotesis

Hipotesis adalah asumsi atau dugaan mengenai suatu hal yang dibuat untuk

penjelaskan hal itu yang sering dituntut untuk melakukan pengecekannya.

(Sudjana, 1992 : 219)

H0 : Tidak adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat

memasak pada remaja

H1 : Adanya pengaruh tayangan “Ala Chef” di Trans TV terhadap minat memasak

pada remaja

Minat Memasak Pada Remaja ( Y ) (effect)

1. Kognitif : pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesa dan evaluasi terhadap tayangan “Ala Chef’ di Trans TV.

2. Afektif : aspek perasaan yaitu meliputi penerimaan, tanggapan, penilaian, atau penentuan sikap,

pengorganisasian dan karakteristik/pembentukan pola Penggunaan media pada tayangan “Ala Chef” di

Trans TV ( X ) (Uses)

1. Jumlah waktu 2. Jenis isi media

(52)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tipe Penelitian

Penelitian ini menggunakan tipe penelitian deskriptif. Isaac dan Michael

menjelaskan penelitian deskriptif adalah melukiskan secara fakta atau

karakteristik populasi tertentu atau bidang tertentu secara faktual dan cermat.

Dengan metode deskriptif, kita menghimpun data, menyusun secara sistematis,

faktual dan cermat. (Rakhmat, 1995 : 22,).

Metode penelitian ini yaitu metode survei. Metode survei yaitu penyelidikan yang

diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari

keterangan-keterangan secara faktual mengambil sampel dari satu populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok baik tentang

institusi sosial, ekonomi atau politik dari suatu kelompok atau suatu daerah.

(Nazir 2003 : 56).

B. Variabel Penelitian

Variabel yang digunakan dalam penelitian ini, adapun adalah :

1. Variabel bebas (Independent Variabel), yaitu sejumlah gejala atau faktor

(53)

gejala atau faktor atau unsur lain yang pada gilirannya gejala atau faktor

atau unsur yang kedua ini disebut variabel terikat. Biasanya variabel bebas

ditandai dengan simbol X. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah :

Tayangan “Ala Chef” di Trans Tv

2. Variabel terikat (Dependent Variabel), yaitu sejumlah gejala atau faktor

atau unsur yang ada atau muncul dipengaruhi atas ketentuan adanya

variabel bebas. Variabel terikat disimbolkan dengan Y. Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah : Minat Memasak Remaja

C. Definisi Konseptual

Definisi konsep adalah pemaknaan dari konsep yang digunakan, sehingga

memudahkan peneliti untuk mengoperasikan konsep tersebut di lapangan

(Singarimbun, 2001 : 121)

Definisi konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Penggunaan media

Pengunaan media adalah suatu cara dengan menggunakan sarana untuk

mendapatkan pesan atau informasi. Menurut teori uses and gratifications

penggunaan media terdiri dari Jumlah waktu yang digunakan dalam

menggunakan media, Jenis isi media yang dipergunakan, Hubungan antara

individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan

(54)

2. Minat

Minat adalah perhatian yang merupakan titik tolak timbulnya hasrat untuk

melakukan kegiatan yang diharapkan (Effendy, 2000 : 13). Menurut teori

Bloom taraf minat terdapat pada aspek kognitif dan afektif yaitu pada

aspek kognitif adalah sebuah penalaran seseorang untuk menilai suatu

informasi, pesan fakta dan pengertian yang berkaitan dengan pendiriannya,

dan aspek afektif menekankan pada aspek perasaan dan emosi, seperti

minat, sikap, apresiasi, dan cara penyesuaian diri.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah petunjuk bagaimana suatu variabel diukur dengan

membaca definisi operasional dalam penelitian, maka kita akan mengetahui baik

buruknya variabel tersebut (Singarimbun, 2001 : 123)

Berdasarkan definisi konsep diatas, maka definisi operasional :

Tabel 2. Definisi Operasional

NO Variabel (X) Dimensi Indikator

(55)
(56)

Hubungan, dimensi

(57)
(58)
(59)

yang mengendalikan

Dalam penelitian, populasi digunakan untuk menyebutkan serumpun atau

sekelompok objek yang menjadi masalah sasaran penelitian. Oleh karenanya,

populasi penelitian merupakan keseluruhan (universum) dari objek penelitian

yang dapat berupa manusia, hewan, tumbuh-tumbuhan, udara, gejala, nilai,

peristiwa, sikap hidup dan sebagainya. Sehingga objek-objek ini dapat menjadi

sumber dari penelitian (Masyhuri dan Zainuddin, 2008 : 151).

Populasi dalam penelitian ini adalah remaja mahasiswi komunikasi UNILA, jadi

untuk mengakuratkan data dengan populasi yang mendekati permasalahan maka

penelitian ini dilakukan terhadap remaja tingkat akhir (usia 18-21 tahun)

mahasiswi UNILA (Universitas Lampung) yang berjumlah 71 orang yang terdiri

dari berbagai angkatan.

Tabel 3. Data Pra-survey

No. Mahasiswi Komunikasi UNILA Jumlah Menonton

“Ala Chef” %

1. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2009 47 20 28,2

2. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2010 49 21 29,6

3. Mahasiswi Komunikasi UNILA Angkatan 2011 59 30 42,2

Jumlah 155 71 100

Gambar

Tabel 1. Data Rating Tayangan per 18 Maret 2012
Gambar 2. Kerangka Pikir
Tabel 2. Definisi Operasional
Tabel 3. Data Pra-survey
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dan setiap orang yang berdosa (dengan dosanya) tidak pula dapat menanggung dosa orang lain dan kami tidak akan menimpakan azab sebelum kami mengutuskan rasul

Menurut Flippo (1990) tujuan utama dari tunjangan karyawan adalah untuk membuat karyawan mengabdikan hidupnya pada organisasi dalam jangka panjang (Flippo, 1990). Dengan

Klara dari Asisi dengan Marisa Hendarmin dari Jakarta.. Bagi umat yang mengetahui halangan perkawinan mereka wajib memberitahukan ke

Kesimpulan dari penelitian ini adalah peningkatan dosis pemberian ekstrak etanol putri malu (Mimosa pudica L.) meningkatkan jumlah sel yang mengalami nekrosis pada

Tujuan penelitian ini yaitu: (1) mendeskripsikan penerapan pendekatan saintifik dengan media komik, (2) meningkatkan pembelajaran IPS tentang perjuangan

selaku Dekan FKIP dan para Wakil Dekan, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta, yang telah memberi ijin menyusun skripsi.. Agus Efendi,

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran card sort dapat meningkatan motivasi belajar siswa hal ini terlihat dari beberapa hal berikut :

dan pengeluaran hasil konsepsi dengan berat janin kurang dari 500. gram