• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tayangan Ala Chef dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Medan)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tayangan Ala Chef dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Medan)"

Copied!
126
0
0

Teks penuh

(1)

TAYANGAN ALA CHEF DAN PENINGKATAN PENGETAHUAN (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi

Pariwisata Medan)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana (S-1) pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Diajukan Oleh :

Edward F Sibuea 060904027

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL ILMU POLITIK

DEPARTEMEN ILMU KOMUNIKASI

LEMBAR PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan oleh :

NAMA : EDWARD F SIBUEA

NIM : 060904027

DEPARTEMEN : ILMU KOMUNIKASI

JUDUL : Tayangan Ala Chef dan Peningkatan Pengetahuan

(Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV

Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Manajemen

Tata Boga Akademi Pariwisata Medan)

Medan, 08 September 2011

Dosen Pembimbing, Ketua Departemen,

Emilia Ramadhani, S.Sos Dra. Fatma Wardi Lubis, M.A

Nip.197310212006042001 Nip.196208281987012001

Dekan FISIP USU,

(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Ala Chef dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tayangan Ala Chef terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang melihat sejauhmana pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi, teori komunikasi massa, televisi, efek media massa, teori terpaan media, dan kuliner.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa D3 Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Negeri Medan stambuk 2008 sampai 2010 yaitu sebanyak 279 orang. Melalui rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, maka besar sampel yang diambil adalah sebanyak 74 orang responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel stratifikasi proporsional dan sampel acak sederhana. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara antara lain melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil angket. Dan melalui data sekunder yaitu mengumpulkan data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dan wawancara.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien korelasi Rank Order oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variabel digunakan skala Guildford.

(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena berkat kasih

karunia-Nya yang senantiasa memberikan kesehatan dan semangat kepada penulis, sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kepada kedua orang

tua penulis, R. Sibuea dan R. Simanjuntak yang senantiasa mendoakan, memberikan

dukungan dan kasih sayang yang diberikan kepada penulis. Penulis juga mengucapkan

terima kasih kepada Saudariku Riska Tresia Sibuea dan Heppy Christina Sibuea yang selalu

memberikan dukungan kepada penulis.

Skripsi ini berjudul Tayangan Ala Chef dan Peningkatan Pengetahuan, dibuat sebagai

salah satu persyaratan kelulusan dan perolehan gelar sarjana dari Fakultas Ilmu Sosial dan

Ilmu Politik, departemen Ilmu Komunikasi Universitas Sumatera Utara. Dalam penelitian dan

penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bimbingan, nasehat serta dukungan dari berbagai

pihak.

Penulis juga menyampaikan rasa terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Dra. Fatma Wardi Lubis, MA dan Dra. Dayana M.Si selaku Ketua dan Sekretaris

Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU.

3. Ibu Emilia Ramadhani, S.Sos selaku dosen pembimbing penulis, yang sangat banyak

membantu penulis untuk menyelesaikan skripsi ini. Mulai dari meluangkan waktu,

memberikan saran dan kritik berharga dan berkenan berdiskusi dengan penulis

4. Bapak Drs. Humaizi, MA. selaku dosen wali yang telah membimbing penulis selama

(5)

5. Seluruh Staf Dosen dan Administrasi Departemen Ilmu Komunikasi FISIP USU, yang

telah memberikan pendidikan pelajaran, bimbingan serta bantuan lainnya pada penulis

dari semester awal hingga menamatkan perkuliahan.

6. Bapak Drs. Bahagia Tondang, SH, MAP selaku Direktur Akademi Pariwisata Medan

yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian di Akademi

Pariwisata Medan.

7. Seluruh Staf dosen dan Administrasi Akademi Pariwisata Negeri Medan yang telah

memberikan bimbingan dan bantuan selama penulis melakukan penelitian di Akademi

Pariwisata Negeri Medan.

8. Teman – teman penulis di Akademi Pariwisata Negeri Medan.

9. Keluarga Penulis Opung, Bapatua, Maktua, Uda, Inanguda, Tante, Tulang yang telah

memberikan berbagai dukungan.

10. Teman-teman dan sahabat penulis di “LANTAI 3 CREATIVE” Kris A Lubis,

Pangeran F Hutapea, Ikram H Angkat dan Johanes Ginting

11. Teman-teman penulis di Departemen Ilmu Komunikasi, terkhusus kepada Nelvita,

Mey, Esther, Andi, Bayu, Yahdi, Hendra.

12. Sahabat-Sahabat penulis di berbagai daerah Anto, David, Toto, Astrada, Frans.

13. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis juga menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

kesempurnaan, masih terdapat kekurangan Oleh karena itu diharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk kedepannya bagi penulis. Semoga skripsi ini dapat berguna bagi seluruh

pihak yang membacanya.

Medan, Agustus 2011

Penulis,

(6)

DAFTAR ISI

ABSTRAKSI ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Masalah ... 1

BAB II URAIAN TEORITIS II.1. Komunikasi ... 17

II.1.1. Pengertian Komunikasi ... 17

II.1.2. Unsur-Unsur Komunikasi ... 18

II.1.3. Tujuan dan Fungsi Komunikasi ... 20

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi ... 20

II.2. Komunikasi Massa ... 23

II.2.1. Ciri-ciri Komunikasi Massa ... 23

II.2.1. Karakteristik Media Massa... 26

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa ... 26

II.3. Peningkatan Pengetahuan ... 39

BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Metode Penelitian ... 40

III.2. Lokasi Penelitian ... 40

III.3. Populasi ... 40

III.4. Sampel ... 41

(7)

III.6. Teknik Pengumpulan Data ... 43

III.7. Teknik Analisis Data ... 43

III.8. Proses Pengolahan Data ... 46

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN IV.1. Deskripsi Lokasi Penelitian... 47

IV.1.1. Sejarah Singkat Akademi Pariwisata Negeri Medan ... 47

IV.1.2. Visi Akademi Pariwisata Negeri Medan ... 47

IV.1.3. Misi Akademi Pariwisata Negeri Medan ... 47

IV.2. Analisis Tabel Tunggal ... 49

IV.2.1. Karakteristik Responden... 49

IV.2.2. Tayangan Ala Chef di MetroTV ... 51

IV.2.3. Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa ... 66

IV.3. Analisis Tabel Silang ... 78

IV.4. Uji Hipotesis ... 88

IV.5. Pembahasan ... 90

BAB V PENUTUP V.1. Kesimpulan ... 93

V.2. Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 96

(8)

DAFTAR TABEL

No. Tabel hal

Tabel 1 : Variabel Operasional ... 14

Tabel 2 : Populasi ... 40

Tabel 3 : Sampel ... 42

Tabel 4 : Jenis Kelamin Responden ... 49

Tabel 5 : Stambuk/angkatan Responden ... 50

Tabel 6 : Penampilan Pembawa Acara/Host Ala Chef di TRANS TV dalam berpakaian ... 51

Tabel 7 : Kemampuan pembawa acara Ala Chef di TRANS TV dalam Menguasai topik Kuliner ... 52

Tabel 8 : Sikap ramah yang dimiliki pembawa acara Ala Chef di TRANS TV dalam menyapa penonton ... 53

Tabel 9 : Kejelasan suara dan artikulasi pembawa acara Ala Chef di TRANS TV ... 54

Tabel 10 : Kemampuan pembawa acara Ala Chef di TRANS TV menggunakan bahasa formal dan informal yang mudah dipahami ... 55

Tabel 11 : Pengalaman yang dimiliki narasumber dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV dalam bidang akademis ... 56

Tabel 12 : Kualitas yang dapat dipercaya yang dimiliki Narasumber Ala Chef di TRANS TV ... 57

Tabel 13 : Kesesuaian latar belakang narasumber dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV dengan topik yang disajikan ... 58

(9)

di TRANS TV ... 59

Tabel 15 : Kerjasama tim antara pelaku yang terlibat dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV ... 60

Tabel 16 : Kekompakan antara pelaku dalam penyampaian topik kuliner dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV ... 61

Tabel 17 : Topik yang disajikan dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV ... 62

Tabel 18 : Keaktualan topik yang disajikan dalam tayangan Ala Chef di TRANS TV ... 63

Tabel 19 : Frekuensi penayangan Ala Chef di TRANS TV dalam satu minggu ... 64

Tabel 20 : Durasi penayangan Ala Chef di TRANS TV... 65

Tabel 21 : Frekuensi mahasiswa menonton Ala Chef di TRANS TV ... 66

Tabel 22 : Pengetahuan kuliner nusantara mahasiswa setelah menonton Ala Chef di TRANS TV ... 67

Tabel 23 : Pengetahuan kuliner internasional mahasiswa setelah menonton tayangan Ala Chef di TRANS TV ... 68

Tabel 24 : Keaktifan dalam kepengurusan organisasi mahasiswa setelah menonton Ala Chef di TRANS TV ... 69

Tabel 25 : Pengetahuan tentang perangkat memasak mahasiswa setelah menonton Ala Chef di TRANS TV ... 70

Tabel 26 : Pengaruh Ala Chef di TRANS TV terhadap Teknik memasak mahasiswa ... 71

Tabel 27 : Pengaruh Ala Chef di TRANS TV terhadap keaktifan belajar mahasiswa ... 72

Tabel 28 : Pengaruh Ala Chef di TRANS TV terhadap proses belajar mahasiswa .... 73

(10)

Tabel 30 : Pengaruh tayangan Ala Chef di TRANS TV terhadap keaktifan

Mahasiswa dalam memberikan saran dan suara dalam perkuliahan ... 75

Tabel 31 : Pengaruh tayangan Ala Chef di TRANS TV terhadap sikap mahasiswa

untuk menjadi juru masak yang baik ... 76

Tabel 32 : Hubungan antara kualitas narasumber dalam tayangan Ala Chef

di TRANS TV yang dapat dipercaya dengan sikap mahasiswa untuk

menjadi juru masak yang baik ... 78

Tabel 33 : Hubungan antara topik kuliner yang disajikan dalam tayangan

Ala Chef di TRANS TV dengan keaktifan dalam kepengurusan

organisasi mahasiswa ... 80

Tabel 34 : Hubungan antara topik yang disajikan dalam tayangan Ala Chef

di TRANS TV dengan pengetahuan kuliner nusantara ... 81

Tabel 35 : Hubungan antara topik yang disajikan dalam tayangan Ala Chef

di TRANS TV dengan pengetahuan kuliner internasional ... 83

Tabel 36 : Hubungan antara jenis kelamin dengan teknik memasak mahasiswa

di TRANS TV ... 84

Tabel 37 : Hubungan jenis kelamin dengan kepengurusan organisasi mahasiswa

setelah menonton tayangan Ala Chef di TRANS TV ... 85

Tabel 38 : Hubungan stambuk/angkatan dengan kepengurusan organisasi mahasiswa

(11)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Tayangan Ala Chef dan Peningkatan Pengetahuan (Studi Korelasional Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV Terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Medan). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengaruh tayangan Ala Chef terhadap Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Medan.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional, yaitu metode yang melihat sejauhmana pengaruh antara satu variabel terhadap variabel lainnya. Teori yang digunakan adalah teori komunikasi, teori komunikasi massa, televisi, efek media massa, teori terpaan media, dan kuliner.

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa D3 Manajemen Tata Boga Akademi Pariwisata Negeri Medan stambuk 2008 sampai 2010 yaitu sebanyak 279 orang. Melalui rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90%, maka besar sampel yang diambil adalah sebanyak 74 orang responden. Teknik penarikan sampel yang digunakan adalah sampel stratifikasi proporsional dan sampel acak sederhana. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui dua cara antara lain melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil angket. Dan melalui data sekunder yaitu mengumpulkan data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan dan mendukung penelitian ini. Melalui data primer yaitu data yang diperoleh melalui hasil kuesioner dan wawancara.

Teknik analisa data yang digunakan adalah analisis tabel tunggal, tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien korelasi Rank Order oleh Spearman. Untuk melihat kuat lemahnya korelasi kedua variabel digunakan skala Guildford.

(12)

BAB I PENDAHULUAN

I.1. LATAR BELAKANG MASALAH

Media massa merupakan bagian yang tak terpisahkan dari komunikasi massa. Pada

hakikatnya, media massa adalah perpanjangan tangan dan lidah manusia yang sangat berjasa

dalam meningkatkan pengembangan stuktur sosialnya.

Munculnya media televisi dalam kehidupan manusia memang menghadirkan suatu

peradaban, khususnya dalam proses komunikasi dan informasi yang bersifat massa.

Globalisasi informasi dan komunikasi setiap media massa jelas melahirkan suatu efek sosial

yang bermuatan perubahan nilai-nilai sosial dan budaya manusia.

Menurut R.Mar’at (dalam Effendy,2002:122) acara televisi pada umumnya

mempengaruhi sikap, pandangan, persepsi dan perasaan para penonton, ini adalah hal yang

wajar. Jadi, bila ada hal-hal yang mengakibatkan penonton terharu, terpesona atau latah,

bukanlah sesuatu yang istimewa, sebab salah satu pengaruh psikologis dari televisi

seakan-akan menghipnotis penonton, sehingga mereka seolah terhanyut dalam keterlibatan pada

kisah atau peristiwa yang disajikan oleh televisi.

Pesan dalam komunikasi massa dikirim dari sumber yang melembaga, bersifat massal

dan melalui alat – alat mekanis. Jika di masa tradisional komunikasi massa tersampaikan

melalui media seperti asap api, kentongan, drama dan bedug, maka di masa sekarang ini

komunikasi tampil dalam rupa media seperti surat kabar, radio, televisi, dan film. Saat ini

televisi telah menjadi media yang penting dikarenakan kemampuannya merasuk ke dalam

pribadi manusia. Tidak sulit menemukan orang yang betah duduk berjam – jam di depan

televisi, sekalipun harus melihat sekian banyak iklan yang menyelinginya.

Televisi dengan kemampuannya mengatasi keterbatasan ruang, jarak dan waktu dapat

mengirimkan sekian banyak informasi pada massa yang tak sedikit jumlahnya. Disamping

itu, informasi yang disampaikan juga dipertegas dengan dukungan gambar , warna yang jelas

dan suara sehingga pencapaian tujuan komunikasi semakin besar. Masing – masing stasiun

televisi senantiasa menyuguhkan tayangan terbaik mereka, mulai yang dikemas khusus sesuai

kelompok untuk anak, remaja, dewasa, bimbingan orangtua, maupun semua umur. Sesuai

(13)

jelas bahwa jasa penyiaran diselenggarakan oleh empat lembaga yakni lembaga penyiaran

publik, lembaga penyiaran swasta, lembaga penyiaran komunitas dan lembaga penyiaran

berlangganan. Dari pengelompokan itu maka di Indonesia sendiri perkembangan industri kini

telah ada 12 stasiun televisi swasta yang berskala nasional, yakni TVRI, RCTI, GLOBAL

TV, MNC TV,INDOSIAR, ANTEVE, SCTV, TRANS TV, TVONE, TRANS7, dan DAAI

TV Indonesia.

Mulai saat itu media massa terus mengalami perkembangan mulai dari media cetak ke

media elektronik, hingga sekarang kehadiran internet yang juga diakui sebagai media massa.

Dari sejarah perkembangan media massa, televisi merupakan jenis media massa yang paling

popular. Televisi merupakan media audio visual yang mampu memberikan informasi secara

cepat, lebih murah, dan lebih menarik. Penyatuan gambar dan suara membuat televisi

menjadi media massa yang mampu menarik perhatian masyarakat luas. Televisi juga

merupakan sumber informasi utama bagi seseorang untuk belajar tentang masyarakat,

nilai-nilai budaya dan adat istiadat serta kebiasaan (Purba, 2006:58).

Sejalan dengan perkembangan media massa, televisi di Indonesia juga mengalami

perkembangan yang sangat pesat. Ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya stasiun televisi

yang meramaikan industri televisi. Selain itu perkembangan televisi juga terlihat dari

tayangannya yang semakin beragam. Kebutuhan masyarakat yang beragam terhadap

informasi yang didapatnya memicu setiap stasiun televisi berusaha untuk bisa memberikan

tayangan terbaik yang dapat memebuhi kebutuhan masyarakat. Mengingat keterbatasan setiap

stasiun televisi untuk mencakup seluruh kebutuhan dari setiap lapisan masyarakat, maka

TRANS TV sebagai salah stasiun televisi di Indonesia mengkhususkan sasaran khalayaknya

pada golongan menengah, dan kaum akademisi. Sejak 15 Desember 2001 mengudara di

Indonesia, TRANS TV lebih memfokuskan pada acara hiburan yang juga terdapat edukasi di

dalamnya Salah satu contoh Tayangannya adalah Ala Chef yang membahas informasi tentang

Kuliner.

Tahun terus berganti Acara kuliner tetap bertahan di layar kaca, penggemar acara

kuliner tergolong penggemar yang loyal.. Kepala Departemen PR Marketing Trans TV

Hadiansyah, mengatakan, acara kuliner memiliki segmen pasar yang cukup luas dan mampu

menarik iklan. ”Dari sisi rating, acara kuliner saat ini tidak besar, paling mentok 2. Tapi,

acara ini punya penonton loyal, terutama ibu-ibu,” Salah satu contoh tayangan kuliner adalah

(14)

Tayangan Ala Chef telah ada sejak Februari 2005. Acara Ala Chef setiap hari Sabtu

dan Minggu Pukul 10.00 WIB WIB. Dalam setiap tayangannya, tema yang diangkat selalu

berbeda. Tayangan ini dikonsep secara menarik, dan selalu membahas tentang Kuliner

terbaru. Acara ini juga dipandu seorang koki yaitu Farah Quinn dan selalu mendatangkan

bintang tamu.

Program tersebut tidak hanya menghibur para penontonnya tetapi juga mendidik khala

yak terutama tentang Kuliner . Dalam tayangan tersebut juga menghadirkan bintang tamu

dari berbagai latar belakang yang sesuai dengan tema tayangannya.

Tayangan Ala Chef memberikan informasi dan edukasi cukup baik mengenai dunia

kuliner. Tayangan Ala Chef tidak hanya menyajikan tentang cara masak memasak namun

juga berusaha memberikan konteks sosial-budaya atas kegiatan kuliner. Farah Queen

biasanya mengajak pemirsanya untuk mengunjungi pasar tradisional. Sambil menjelaskan

bagaimana memilih bahan-bahan masakan yang baik juga menceritakan keunikan

masing-masing pasar yang dia kunjungi. Kelihatannya, ini seperti jalan-jalan biasa. Namun,

sebenarnya kita sedang diajak menyelami akar tradisi kuliner di daerah tertentu. Dari sudut

pasar tradisional yang semrawut, dia berusaha menemukan makanan khas di sana. Lalu,

berbincang-bincang seputar makanan itu dengan pedagangnya. Farah Queen juga mampu

menjelaskan pengaruh budaya tertentu yang terkandung dalam sejumlah masakan yang dia

cicipi dan kadangkala juga menghitung nilai gizi dan kalorinya.

Meskipun dalam tayangan Ala Chef mengangkat masalah Kuliner, namun konsep

acara yang disajikan tidak membuat jenuh penontonnya, seperti yang sering dipikirkan orang

awam. Konsep acara yang disajikan tidak seperti konsep berita yang terkesan kaku dan

membosankan. Namun dikemas secara ringan sehingga dapat dinikmati penontonnya.

Kelebihan lain yang membuat acara ini cukup diminati, juga karena cerita yang mereka

angkat dalam setiap tayangannya adalah dari isu-isu yang sedang hangat di kalangan

masyarakat.

Bukan hanya kalangan pengamat Kuliner saja yang tertarik dengan tayangan ini,

kalangan mahasiswa juga memiliki perhatian khusus terhadap tayangan ini. Terutama

mahasiswa yang ingin menambah pengetahuan di bidang Kuliner.

Jurusan Tata Boga Akademi Pariwisata Medan merupakan Akademi yang erat

hubungannya dengan dunia kuliner. Informasi Kuliner merupakan hal penting yang dapat

(15)

ruang lingkupnya masih terbatas yaitu kegiatan yang ada di sekitar kampus. Kegiatan

eksternal kampus seperti organisasi menjadi satu wadah pembelajaran bagi mahasiswa

tersebut untuk menghadapi tingkatan organisasi selanjutnya seperti dunia kerja. Kehadiran

organisasi mahasiswa adalah sebagai sarana mengapresiasikan dunia kerja yang nyata bagi

mahasiswa yang ruang lingkupnya masih terbatas. Mahasiswa Akademi Pariwisata juga

memiliki perhatian khusus kepada setiap tayangan yang membahas Informasi seputar dunia

kuliner yang dapat meningkatkan pengetahuannya di bidang kuliner, yang juga bisa dibawa

kedalam dunia kerja yang nyata nantinya. Tidak menutup kemungkinan Mahasiswa Jurusan

Tata Boga juga tertarik pada tayangan Ala Chef yang memang disajikan untuk membahas

Informasi tentang dunia masak memasak.

Tayangan tersebut bisa menambah pengetahuan mahasiwa Jurusan Tata Boga tentang

dunia kuliner di Indonesia khusunya, dan di dunia global pada umumnya. Konsep acaranya

yang dikonsep secara ringan membuat acara ini tidak kaku dan membosankan. Berdasarkan

uraian-uraian diatas, peneliti merasa tertarik untuk mengetahui sejauh mana pengaruh

tayangan Ala Chef terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Jurusan Tata Boga

(16)

I.2. PERUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah

sebagai berikut :

Sejauh mana Pengaruh Tayangan Ala Chef di TRANS TV terhadap Peningkatan

Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan ?

I.3. PEMBATASAN MASALAH

Untuk menghindari ruang lingkup penelitian yang terlalu luas, maka peneliti merasa

perlu membuat pembatasan masalah agar menjadi lebih jelas, yaitu :

a. Tayangan Ala Chef yang dimaksud adalah dibatasi pada pembawa acara/host,

narasumber, perangkat acara, materi acara, dan waktu tayang.

b. Penelitian ini dilakukan pada tayangan Ala Chef di TRANS TV yang dibawakan oleh

Farah Queen dan disiarkan setiap hari Sabtu dan Minggu.

c. Penelitian ini dilaksanakan selama bulan Maret 2011

d. Responden dalam penelitian ini adalah mahasiswa stambuk 2008-2010 program Diploma

-3 Akademi Pariwisata Medan yang pernah menonton tayangan Ala Chef di TRANS TV.

e. Tayangan yang diambil adalah setelah tahun 2011

I.4. TUJUAN PENELITIAN DAN MANFAAT PENELITIAN I.4.1. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui sejauh mana keaktifan mahasiswa mengikuti perkembangan

tayangan Ala Chef di TRANS TV.

2. Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh tayangan Ala Chef di TRANS TV terhadap

Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.

I.4.2. Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat penelitian ini adalah :

1. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan dan

memperluas wawasan peneliti mengenai media massa, khususnya dalam pengaruhnya

(17)

2. Secara akademis, penelitian ini diharapkan mampu memperkaya khasanah penelitian

dalam ilmu komunikasi dan dapat menambah wawasan pembacanya.

I.5. KERANGKA TEORI

Teori merupakan himpunan konstruk (konsep), defenisi dan preposisi yang

mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara

variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004:6). Teori

berfungsi untuk menjelaskan, meramalkan, dan memberikan pandangan terhadap sebuah

permasalahan. Teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

I.5.1. Komunikasi

Secara epistemologis istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication

berasal dari bahasa latin yakni communication, dan bersumber dari kata communis yang

berarti “sama”. Sama dalam arti kata ini bisa dikatakan dengan pemaknaan yang sama. Jadi

secara sederhana dalam proses komunikasi yang terjadi adalah bermuara pada usaha untuk

mendapatkan kesamaan makna atau pemahaman pada subjek yang melakukan komunikasi

tersebut. Komunikasi bukan hanya hal yang paling wajar dalam pola tindakan manusia, tetapi

juga paling rumit (Purba dkk,2006:29). Komunikasi dapat diartikan sebagai bentuk interaksi

manusia yang saling memperngaruhi antara yang satu dengan yang lain sengaja atau tidak

sengaja, dan tidak terbatas pada komunikasi verbal saja (Cangara,2003:20).

Dalam perkembangannya, banyak ahli komunikasi mendefenisikan komunikasi secara

berbeda-beda. Sejak awal abad 20 tepatnya 1930-1960, defenisi-defenisi mengenai

komunikasi telah banyak diungkap, ketika itu para ahli di Amerika Serikat mulai merasakan

kebutuhan akan “Science Of Communication”, dan diantaranya adalah Carl I. Hovland.

Menurutnya, Ilmu Komunikasi adalah suatu usaha yang sistematis untuk merumuskan secara

tegas azas-azas dan atas dasar azas-azas tersebut disampaikan informasi serta dibentuk

pendapat dan sikap (a systematic attempt to formulate in rigorous fashion the principles by which information is transmitted and opinions and attitudes are formed) (Purba dkk, 2006:29). Jika Carl I. Hovland mendefenisikan komunikasi sebagai usaha yang sistematis,

maka Harold Laswell menerangkan cara terbaik untuk menggambarkan komunikasi adalah

(18)

I.5.2. Komunikasi Massa

Komunikasi dapat dipahami sebagai proses penyampaian pesan, ide, atau informasi

kepada orang lain dengan menggunaka sarana tertentu guna mempengaruhi atau mengubah

perilaku penerima pesan.

Komunikasi Massa adalah komunikasi melalui media massa, atau komunikasi kepada

banyak orang (massa) dengan menggunakan sarana media. Media massa sendiri ringkasan

dari media atau sarana komunikasi massa.

(http://id.shvoong.com/social-sciences/1877099-definisi-komunikasi-massa/)

Dari defenisi komunikasi massa di atas kita dapat mengetahui bahwa komunikassi

massa harus menggunakan media massa. Jadi sekalipun komunikasi itu disampaikan kepada

khalayak yang banyak, seperti rapat akbar di lapangan luas yang dihadiri puluhan ribu orang,

jika tidak menggunakan media massa, maka itu bukan komunikasi massa. Media komunikasi

yang termasuk media massa adalah radio siaran, dan televisi yang dikenal sebagai media

elektronik, surat kabar dan majalah yang disebut disebut dengan media cetak.

Komunikasi massa itu menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi.

Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus menerus dalam

jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, mingguan atau bulanan. Proses

memproduksi pesan tidak dapat dilakukan oleh perorangan, melainkan harus oleh lembaga,

dan membutuhkan suatu teknologi tertentu.

I.5.3. Televisi

Televisi (TV) berasal dari katatele yang artinya jauh danvision,artinya tampak. Jadi televisi adalah suatu alat komunikasi yang tampak atau dapat dilihat dari jarak jauh. Televisi

juga bisa dikatakan sebagai perangkat elektronik yang dapat disaksikan atau dinikmati.

Televisi juga merupakan alat yang dapat menampilkan gambar pada layarnya yang berasal

dari gelombang frekuensi tinggi tanpa perantara fisik.

Di Indonesia, Pada tahun 1962 menjadi tonggak pertelevisian Nasional Indonesia

dengan berdiri dan beroperasinya TVRI. Pada perkembangannya TVRI menjadi alat strategis

pemerintah dalam banyak kegiatan, mulai dari kegiatan sosial hingga kegiatan-kegiatan

politik. Selanjutnya televisi terus berkembang ditandai dengan banyaknya stasiun televisi

(19)

televisi mampu mendekatkan peristiwa dan tempat kejadian dengan penontonnya.

(http://duniatv.blogspot.com/2008/02/sejarah-televisi.html)

Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas

televisi, yaitu (Baksin, 2006-63-68) :

1. Penampilan Penyaji

Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah

istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter

televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena

menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program iptek yang merupakan

profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di

bidang tertentu lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Presenter_televisi)

RM Hartoko dalam Baksin 2006 menyebutkan beberapa prasayarat untuk menjadi

presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin, 2006:157) :

a. Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman.

b. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya

penyesuaian dan daya ingatan yang kuat.

c. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.

d. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki

wibawa yang cukup mantap.

2. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui

informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak

sembarangan atau special adalah (Fadli, 2001:131) :

(20)

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemmapuan dalam bidang akademis

maupun pengalaman.

b. Memiliki kredibilitas

Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan

kepercayaan.

c. Memiliki akseptabilitas yang baik

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber.

3. Bahasa

Bahasa merupakan sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh pita suara

manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata-kata dan kalimat, yang

masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya (Baksin, 2006: 67). Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter,

yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi, dan

mengindetifikasi diri Baksin, 2006 : 67).

Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi

terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin 2006:79). Siaran

karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan

penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita

nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang

dalam acara monolog, dialog, laporan ataupun siaran langsung. Sedangkan karya artistik

merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga

unsur keindahan menjadi unggulan dan daya tarik acara seperti ini.

I.5.4. Model Teori S – O – R

Model teori S-O-R singkatan dari Stimulus organism Respon suatu model klasik

komunikasi yang lahir pada tahun 1930-an. Asumsi dasar dari model ini adalah: media massa

menimbulkan efek yang terarah, segera dan langsung terhadap komunikan. Model teori ini

merupakan model teori paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh displin psikologi, khususnya

(21)

ditimbulkan adalah reaksi khusus terhadap stimulus khusus sehingga seseorang dapat

mengharapkan dan memperkirakan kesesuaian antara pesan dan reaksi komunikan.

unsur-unsur dalam model ini adalah :

1. Pesan (stimulus, S) adalah tayangan Ala Chef di TRANS TV.

2. Komunikan (organism, O) adalah kalangan mahasiswa yang menonton acara tersebut.

3. Efek (Response, R) adalah pengaruh yang diimbulkan acara tersebut yang terlihat dalam peningkatan pengetahuan mahasiswa.

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku

tergantung kepada kualitas rangsang (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources) misalnya kredibilitas, kepemimpinan, gaya berbicara sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku seseorang, kelompok

atau masyarakat.

Dalam prinsip S-O-R secara gamblang dijelaskan tentang sebuah proses belajar

dimana efek adalah suatu reaksi khusus yang timbul akibat stimulus tertentu. Artinya bahwa

orang-orang dapat memprediksi keterkaitan yang erat antara pesan-pesan yang disampaikan

melalui media massa terhadap reaksi yang akan muncul dalam diri penerima akibat pesan

tersebut.

I.5.5. Efek Media Massa

Berbagai penelitian tentang efek media massa telah menjadi pusat perhatian berbagai

pihak, baik para praktisi maupun para teoritisi. Merka berusaha mencari dan menemukan

media yang paling efektif untuk mempengaruhi khalayak. Adapun efek media massa menuru

(Ardianto, 2004 :51), antara lain:

1. Efek Kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya informatif

bagi dirinya. Dalam efek kognitif ini media massa dapat membantu khalayak

mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan

kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh informasi tentang benda, orang

atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara langsung.

2. Efek Afektif, dimana kadarnya lebih tinggi dari pada efek kognitif. Tujuannya dari

(22)

dari itu, khalayak diharapkan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih,

gembira, marah dan sebagainya. Gambaran berupa suasana atau perasaan yang kita

rasakan setelah membaca, mendengar ataupun melihat sesuatu.

I.5.6. Terpaan Media (Media Exposure)

Menurut Prastyono (dalam Rahkmat 2005, p.23) media exposure dapat diartikan

sebagai terpaan media. Sedangkan, Shore mengatakan “Exposure is hearing, seeing, reading,

or most genneraly, experiencing, with at leasr minimal amount of interest the mass media, the

exposure might occure an individual or group level” (Rahkmat 2005, p.23), jadi dapat

dikatakan bahwa terpaan adalah mendengar, melihat, membaca pesan pesan media ataupun

mempunyai pengalaman dan perhatian terhadap pesan tersebut yang dapat terjadi pada

individual maupun kelompok.

Rosengen mengemukakan bahwa penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang

digunakan dalam berbagai media, jenis isi media, media yang dikonsumsi dan berbagai

hubungan antara individu konsumen media dengan isimedia yang dikonsumsi atau dengan

media secara keseluruhan (Rahkmat 2005, p.23)

Terpaan media berusaha mencari data khalayak tentang penggunaan media baik jenis

media, frekuensi penggunaan maupun durasi penggunaan atau longevity (dalam Ardianto

Erdianaya, 2004). Sedangkan, pengaruh antara khalayak dengan isi media meliputi attention

atau perhatian. Kenneth E Andersen mendefinisikan perhatian sebagai proses mental ketika

stimui atau rangkaian stimuli menjadi menonjol dalam kesadaran pada saat stimuli lainnya

melemah (dalam Rahkmat 2005, p.23).

1.5.7. Kuliner

Kuliner adalah suatu bagian hidup yang erat kaitannya dengan konsumsi makanan

sehari-hari. Kuliner merupakan sebuah gaya hidup yang tidak dapat dipisahkan dari

kehidupan sehari-hari. Karena setiap orang memerlukan makanan yang sangat dibutuhkan

sehari-hari. Mulai dari makanan yang sederhana hingga makanan yang berkelas tinggi dan

(23)

I.6. KERANGKA KONSEP

Kerangka Konsep adalah hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam

memperkirakan kemugkinan hasil penelitian yang dicapai (Nawawi, 1993: 40).

Konsep merupakan istilah dan defenisi yang akan digunakan untuk menggambarkan

secara abstrak suatu fenomena yang hendak diuji (Singarimbun, 1995 : 32).

Adapun yang menjadi kerangka konsep dalam penelitian ini adalah :

1. Variabel bebas atauIndependent variabel(X)

Variabel bebas adalaha sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang menentukan atau

mempengaruhi ada atau munculnya gejala atau faktor atau unsur yang lain (Nawawi,

1995:56). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah tayangan Ala Chef di TRANS TV.

2. Variabel terikat

Variabel terikat adalah sejumlah gejala atau faktor atau unsur yang ada atau muncul

dipengaruhiatau ditentukan oleh adanya variabel bebas (Nawawi, 1995:57). Variabel terikat

dalam penelitian ini adalah Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa Akademi Pariwisata

Medan.

3. Karakteristik Responden.

Karakteristik responden adalah nilai-nilai yang dimiliki oleh seorang yang

membedakannya dengan orang lain, seperti : jenis kelamin, stambuk, lingkungan tempat

(24)

I.7. MODEL TEORITIS

Variabel – variabel yang telah dikelompokkan dalam kerangka konsep dibentuk

dalam suatu model teoritis sebagai berikut :

Tayangan Ala Chef di TRANS TV

Peningkatan Pengetahuan Mahasiswa

(25)

I.8. VARIABEL OPERASIONAL

Berdasarkan kerangka teori dan kerangka konsep diatas, maka dibuat variabel

operasional yang berfungsi untuk kesesuaian dalam penelitian, yaitu :

Tabel 1. Variabel Operasional

Variabel Teoritis Variabel Operasional

Variabel bebas (X)

b. Komunikasi antara perangkat acara

(26)

I.9. DEFENISI OPERASIONAL

Defenisi operasional adalah unsur penelitian yang memberitahukan bagaimana caranya

untuk mengukur suatu variabel (Singarimbun:46). Dengan kata lain, defenisi operasional

adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan

variabel yang sama.

Defenisi operasional dari variabel-variabel dalam penelitian ini adalah :

Variabel bebas (Ala Chef di TRANS TV)

1. Host/Pemandu acara : Seseorang yang membawakan acara dalam program acara Ala

Chef di TRANS TV.

a. Penampilan merupakan cermin atau gambaran kepribadian seorang pemandu acara

yang telihat dari berpenampilan yang rapi dalam berpakaian.

b. Suara dan Artikulasi, yaitu kejelasan suara dan artikulasi host/pemandu acara Ala

Chef di TRANS TV.

c. Penguasaan materi, yaitu kemampuan host/pemandu acara mengusai topik

pembahasan dalam acara Ala Chef di TRANS TV.

2. Narasumber, yaitu pakar atau ahli yang hadir dalam setiap tayangan Ala Chef.

a. Latar belakang narasumber, meliputi latar belakang pendidikan atau keahlian yang

dimiliki narasumber.

b. Pengusaan topik, meliputi kemampuan narasumber menguasai topik yang dibahas.

3. Perangkat acara, yaitu seluruh komponen yang terlibat dalam tayangan Ala Chef di

TRANS TV.

a. Kerja sama tim, yaitu keselarasan komunikasi semua pelaku yang terlibat dalam

penayangan Ala Chef di TRANS TV.

b. Komunikasi antara perangkat acara yaitu kekompakan antara semua pelaku terutama

dalam penggunaan humor.

4. Materi acara, yaitu materi-materi acara yang dibawakan dalam setiap penayangan Ala

Chef di TRANS TV.

a. Topik pembahasan, yaitu hal yang menjadi pokok masalah yang akan dibahas dalam

tayangan Ala Chef di TRANS TV.

b. Akuratisasi topik, yaitu keakuratan topik yang dibahas.

5. Waktu tayang, yaitu waktu penayangan Ala Chef di TRANS TV.

a. Frekuensi penayangan, yaitu seringnya penayangan Ala Chef dalam satu minggu.

b. Durasi penayangan, yaitu lamanya waktu penayanangan acara Ala Chef di TRANS

(27)

2. Variabel Terikat (Peningkatan Pengetahuan)

a. Frekuensi

Sering atau tidaknya Mahasiswa Menyaksikan Tayangan Ala Chef di TRANS TV

b. Tanggapan

Opini, Pendapat atau Reaksi Responden terhadap suatu masalah.

c. Kesukaan

Adanya Minat atu Kegemaran Responden Menyaksikan tayangan tentang Kuliner

d. Peningkatan Pengetahuan :

Menginformasikan kepada Responden tentang suatu hal, yang pada awalnya tidak tau

menjadi tau, dan yang tau menjadi lebih tau.

e. Dukungan

Memberikan nilai positif dan berusaha memberikan motivasi agar yang diharapkan

terlaksana.

f. Peneguhan

Meyakinkan kembali suatu perkara yang masih diragukan.

3. Variabel Antara (Karakteristik Responden)

a. Jenis kelamin : Dilihat dari jenis kelamin pria atau wanita.

b. Stambuk/Angkatan : tahun masuk atau aktif kuliah sebagai mahasiswa jurusan Tata

Boga Akademi Pariwisata yaitu stambuk 2008 sampai 2010.

I.10. HIPOTESIS

Hipotesis secara sederhana merupakan dugaan sementara yang diharapkan terjadi

dalam penelitian. Hipotesis memfokuskan kita untuk berpikir lebih dalam tentang

kemungkinan sebagai pengganti hipotesis membimbing peneliti ke arah pemahaman yang

lebih luas tentang implikasi pertanyaan dan variabel yang terlibat. Dengan menentukan

hipotesis, peneliti harus berpikir lebih hati-hati.

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap masalah yang tengah diteliti

(Suyanto dan Sutinah, 2005: 43).

Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

Ho : Tidak terdapat pengaruh antara tayangan Ala Chef di TRANS TV terhadap

Peningkatan Pengetahuan Kuliner Mahasiswa Akademi Pariwisata Medan.

Ha : Terdapat pengaruh antara tayangan Ala Chef di TRANS TV terhadap Peningkatan

(28)

I.11. METODOLOGI PENELITIAN

1. Metode Penelitian

Metode Penelitian yang digunakan adalah metode korelasional. Metode yang

digunakan untuk meneliti sejauh mana pengaruh Penayangan Tayangan Ala Chef di televisi

terhadap Peningkatan Pengetahuan Kuliner. Penelitian ini bertujuan menemukan hubungan

antara variabel tersebut.

Metode korelasional meneliti hubungan antara variabel-variabel . Metode korelasional

digunakan untuk meneliti hubungan atau pengaruh sebab akibat. Keuntungan metode ini

adalah kemampuannya memberikan bukti nyata mengenai hubungan sebab akibat yang

langsung bisa dilihat ( Kriyantono, 2006:62).

2. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Akademi Pariwisata Negeri Medan Jl. Rumah Sakit Haji

No. 12 Medan 20371 Sumatera Utara Telp. (061) 77152218 | Fax. 061 - 6629441

3. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari manusia, hewan, benda,

tumbuh-tumbuhan, gejala atau peristiwa sebagai sumber data yang lebih memiliki

karakteristik tertentu dalam suatu persitiwa (Nawawi, 1991:141). Dalam penelitian ini

populasinya adalah Mahasiswa program D -III stambuk 2008 sampai 2010 Akademi

Pariwisata Medan yang pernah menonton tayangan Ala Chef minimal 3 kali.

4. Sampel

Sampel adalah sebagian populasi yang diambil dengan menggunakan cara-cara

tertentu (Nawawi, 1991:144).

I.12. TEKNIK PENARIKAN SAMPEL

Teknik penarikan sampel adalah teknik penarikan sampel yang sesuai dengan tujuan

penelitian.

Adapun teknik penarikan sampel yang dilakukan peneliti adalah :

1. Purposive sampling

Yaitu teknik penarikan sampel yang disesuaikan dengan tujuan penelitian, dimana

sampel yang digunakan sesuai dengan kriteria-kriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan

(29)

1. Mahasiswa Program D - 3 stambuk 2008 sampai 2010 yang ada di Akademi Pariwisata

Medan.

2. Responden yang pernah menonton tayangan Ala Chef di TRANS TV minimal

tiga kali.

I.13. TEKNIK PENGUMPULAN DATA

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah :

1. Data Premier

Data primer merupakan sumber data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak

melalui media perantara). Data primer dapat berupa opini subjek (orang) secara

individual atau kelompok, hasil observasi terhadap suatu benda (fisik), kejadian atau

kegiatan, dan hasil pengujian. Metode yang digunakan untuk mendapatkan data

primer yaitu : (1) metode survei dan (2) metode observasi.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain). Data

sekunder umumnya berupa bukti, catatan atau laporan historis yang telah tersusun

dalam arsip (data dokumenter) yang dipublikasikan dan yang tidak dipublikasikan.

I.14. TEKNIK ANALISIS DATA

Analisis data adalah proses penyederhanaan data kedalam bentuk yang lebih mudah

dibaca dan dipresentasikan (Singarimbun, 1995 : 263). Pada penelitian ini teknik analisis data

yang dilakukan adalah :

1. Analisis Tabel tunggal

Analisis table tunggal merupakan analisa yang dilakukan dengan membagi

variabel-variabel penelitian ke dalam jumlah frekuensi dan presentase (Singarimbun, 1995 : 266).

2. Analisis Tabel Silang

Analisis tabel silang merupakan salah satu teknik yang digunakan untuk menganalisis

dan mengetahui apakah variabel yang satu mempunyai hubungan dengan variabel yang

(30)

3. Uji Hipotesis

Uji Hipotesis ialah salah satu fungsi statistic untuk menyederhanakan data sehingga

mudah dibaca dan dipresentasikan, juga dipakai untuk menguji hipotesis.

Dalam penelitian ini variabel-variabel yang diukur terdapat dalam skala ordinal.

Sesuai dengan pedoman penggunaan test statistic yang berlaku, pengujian hipotesa yanag

berskala ordinal dapat dilakukan dengan test statistic “Korelasi Rank Spearmen” (Kriyantono,2006:174) :

Keterangan :

Rho = koefisien korelasi rank-order

d = perbedaan antara pasangan jenjang

N = jumlah invidu dalam sampel

∑ = sigma atau jumlah

1 = bilangan konstan

6 = bilangan konstan

Spearman Rho Koefisien adalah metode untuk menganalisis data dan untuk melihat

hubungan antara variabel yang sebenarnya dengan skala ordinal.

Jikarho <0, maka hipotesis ditolak

Jikarho > 0, maka hipotesis diterima

Untuk meguji tingkat signifikansi korelasi, maka digunakan rumus pada tingkat

signifikan 0,05 sebagai berikut :

Keterangan :

(31)

r = nilai koefisien korelasi

n = jumlah sampel

Jika > , maka hubungan signifikan

Jika > , maka hubungan tidak signifikan

Selanjutnya, untuk mengatur kekuatan derajat hubungan, digunakan nilai koefisien korelasi

sebagai berikut (Kriyantono, 2006: 168-169).

< 0,20 = hubungan rendah sekali ; lemah sekali

0,20-0,39 = hubungan rendah tapi pasti

0,40-0,70 = hubungan yang cukup berarti

0,71-0,90 = hubungan yang tinggi; kuat

(32)

BAB II

URAIAN TEORITIS II.1. KOMUNIKASI

II.1.1 Pengertian Komunikasi

Manusia merupakan mahluk sosial, yang harus berinteraksi antar satu dan yang

lainnya untuk kelangsungan hidupnya. Dalam interaksi tersebut terjadilah proses komunikasi

sebagai konsekuensi dari hubungan sosial antara satu dengan yang lainnya. Dimana hakikat

komunikasi adalah proses pernyataan antar manusia, yang dinyatakan dalam bentuk pikiran

atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan bahasa sebagai alat

penyalurnya (Effendy, 2003: 27-28).

Secara etimologi (bahasa), kata ‘komunikasi’ berasal dari Bahasa Inggris

communication” yang mempunyai akar kata dari Bahasa Latin “communicare”. Kata “communicare” sendiri memiliki 3 (tiga) kemungkinan arti:

1. “to make a common” atau membuat sesuatu menjadi umum. 2. “cum+munus” berarti saling memberi sesuatu sebagai hadiah. 3. “cum+munire” yaitu membangun pertahanan bersama.

Sedangkan secara epistemologis (istilah), terdapat ratusan uraian eksplisit (nyata) dan

implisit (tersembunyi). Diantara ratusan defenisi tersebut, salah satu defenisi komunikasi

adalah proses atau tindakan menyampaikan pesan (message) dari pengirim (sender) ke penerima (the receiver), melalui suatu medium (channel) yang biasanya mengalami gangguan (noise). Dalam defenisi ini, komunikasi haruslah bersifat intentional (disengaja) serta membawa perubahan (Mufid, 2005: 1-2).

Menurut Harold D. Laswell, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh

komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu. Dari

defenisi tersebut menunjukkan bahwa komunikasi meliputi 5 unsur yakni Who (siapa), Says What (berkata apa), in Which Channel (melalui saluran apa), to Whom (kepada siapa) dan

With What Effect(dengan efek apa) (Effendy, 2003: 253).

1. Who (siapa): Komunikator adalah orang yang menyampaikan pesan dalam proses

(33)

2. Says What (apa yang dikatakan): pernyataan umum adalh dapat berupa suatu ide,

informasi, opini, pesan dan sikap yang sanagt erat kaitannya dengan pesan yang

disampaikan.

3. In Which Channel (melalui saluran apa): media komunikasi atau saluran yang

digunakan untuk melaksanakan kegiatan komunikasi.

4. To Whom (kepada siapa): komunikan atau audience yang menjadi sasaran komunikasi adalah kepada siapa pernyataan tersebut ditujukan, berkaitan dengan si

penerima pesan/khalayak.

5. With What Effect (dengan efek apa): hasil yang dicapai dari usaha penyampaian

pernyataan umum itu pada sasaran/khalayak yang dituju.

Sedangkan defenisi lain menyebutkan bahwa komunikasi adalah suatu transaksi,

proses simbolik yang menghendaki orang-orang yang mengatur lingkungannya dengan (1)

membnagun hubungan antar sesama manusia (2) melalui pertukaran informasi (3) untuk

menguatkan sikap dan tingkah laku orang lain (4) serta berusaha mengubah sikap dan tingkah

laku itu (Cangara, 2006: 18).

II.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Dari pengertian komunikasi sebagimana diuraikan diatas, tampak adanya sejumlah

komponen dan unsur yang dicakup dan merupakan persyaratan terjadinya komunikasi. Dalam

bahasa komunikasi komponen atu unsur adalh sebagai berikuit (Widjaja, 2002: 11-20):

1. Sumber (Source)

Sumber adalah dasar yang digunakan di dalam penyampaian pesan, yang digunakan

dalam rangka memperkuat pesan itu sendiri. Sumber dapat berupa orang, lembaga, buku dan

sejenisnya. Dalam hal ini yang perlu kita perhatikan kredibilitasnya terhadap sumber

(kepercayaan) baru, lama, sementara dan lain sebagainya. Apabila kita salah mengambil

sumber maka kemungkinan komunikasi yang kita lancarkan akan berakibat lain dari yang

kita harapkan.

2. Komunikator

Komunikator dapat berupa individu yang sedang berbicara, menulis, kelompok orang,

(34)

komunikator menyampaikan pesan komunikator dapat menjadi komunikan sebaliknya

komunikan menjadi komunikator. Syarat-syarat yang perlu diperhatikan oleh seorang

komunikator adalah memiliki kredibiloitas yang tinggi bagi komunikasinya, ketrampilan

berkomunikasi, mempunyai pengetahuan yang luas danmemiliki daya tarik dalam arti ia

memiliki kemampuan untuk melakukan perubahan sikap/penambahan pengetahuan bagi

/pada diri komunikan.

3. Pesan

Pesan adalah keseluruhan daripada apa yang disampaikan oleh komunikator. Pesan

seharusnya mempunyai inti pesan (tema) sebagai pengarah di dalm usaha mencoba

mengubah sikap dan tingkah laku komunikan. Pesan dapat disampaikan secara panjang lebar,

namun yang perlu diperhatikan dan diarahkan kepada tujuan akhir dari komunikasinya.

4. Saluran (Channel)

Saluran komunikasi selalu menyampaikan pesan yang dapat diterima melalui panca

indera atau menggunakna media. Pada dasarnya komunikasi yang sering dilakukan dapat

berlangsung menurut 2 saluran yaitu saluran formal atau yang bersifat resmi yang mengikuti

garis wewenang dari suatu organisasi dna saluran informal atau yang bersifat tidak resmi

berupa desas-desus, kabar angin dan kabar burung.

5. Komunikan

Komunikan atau penerima pesan dapat digolongkan kedalam 3 jenis yaitu personal

(komunikais yang ditujukan kepada sasaran yang tunggal), kelompok (komunikasi yang

ditujukan kepada kelompok yang tertentu), massa (komunikasi yang ditujukan kepada massa

atau komunikasi yang menggunakan media. Massa di sini adalah kumpulan orang-orang yang

hbungan antar sosialnya tidak jelas dan tidak mempunyai struktur tertentu). Komunikais akan

berhasil baik jika pesan yang disampaikan sesuai dengan rangka pengetahuan dan lingkup

pengalaman komunikan.

6. Effect(Hasil)

Effect adalah hasil akhir dari suatu komunikasi, yakni sikap dan tingkah laku orang,

sesuai atau tidak sesuai dengan apa yang kita inginkan. Jika sikap dan tingkah laku orang lain

(35)

II.1.3 Tujuan dan Fungsi Komunikasi

Tujuan Komunikasi (Effendy, 2003: 55) yaitu:

a. Mengubah sikap (to change the attitude)

b. Mengubah opini/pendapat/pandangan (to change the opinion)

c. Mengubah perilaku (to change the behaviour)

d. Mengubah masyarakat ( to change the society)

Sedangkan fungsi komunikasi (Effendy, 2003:55) yaitu:

a. Menginformasikan (to inform)

b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertaint)

d. Mempengaruhi (to influence)

II.1.4. Ruang Lingkup Komunikasi

Ilmu komunikasi merupakan ilmu yang mempelajari, menelaah, dan meneliti

kegiatan-kegiatan komunikasi manusia yang luas ruang lingkup dan banyak dimensinya.

Berikut ini jenis-jenis komunikasi menurut konteksnya (Efendi, 1993:52-54) :

1. Berdasarkan bidang komunikasi

Yang dimaksud dengan bidang disini adalah bidang kehidupan manusia, dimana di

antara jenis kehidupan yang satu dengan jenis kehidupan lainnya terdapat perbedaan yang

khas dan kekhasan ini menyangkut proses komunikasi. Berdasarkan bidangnya komunikasi

meliputi :

a. Komunikasi sosial (sosial communication)

b. Komunikasi organisasional/manajemen (organization.management communication)

c. Komunikasi bisnis (business communication)

(36)

e. Komunikasi internasional (international communication)

f. Komunikasi antarbudaya (intercultural communication)

g. Komunikasi pembangunan (development communication)

h. Komunikasi tradisional (traditional communication)

2. Berdasarkan sifat komunikasi

Ditinjau dari sifatnya komunikasi diklasifikasikan sebagai berikut :

a. Komunikasi verbal (verbal communication)

1) Komunikasi lisan (oral communication)

2) Komunikasi tulisan (written communication)

b. Komunikasi nirverbal (nonverbal communication)

1) Komunikasi kial (gestural/body communication)

2) Komunikasi gambar (pictorial communication)

3) Lain-lain

c. Komunikasi tatap muka (face-to-face communication)

d. Komunikasi bermedia (mediated communication)

3. Berdasarkan tatanan komunikasi

Yang dimaksud dengan tatanan komunikasi adalah proses komunikasi ditinjau dari

jumlah komunikan, apakah satu orang, sekelompok orang, atau sejumlah orang yang

bertempat tinggal secara tersebar. Berdasarkan situasi komunikan seperti itu, maka

diklasifikasikan mejadi bentuk sebagai berikut:

a. Komunikasi pribadi (personal communication)

1) Komunikasi intrapribadi (intrapersonal communication)

2) Komunikasi antarpribadi (interpersonal communication)

(37)

1) Komunikasi kelompok kecil (small group communication)

a) Ceramah

b) Forum

c) Symposium

d) Diskusi panel

e) Seminar

f) Lain-lain

2) Komunikasi kelompok besar (large group communication)

c. Komunikasi Massa (mass communication)

1) Komunikasi media massa cetak

a) surat kabar

b) majalah

2) Komunikasi media massa elektronik

a) radio

b) televisi

c) film

d) lain-lain

d. Komunikasi media

a) surat

b) telepon

c) pamflet

d) poster

e) spanduk

(38)

II.2. KOMUNIKASI MASSA

Komunikasi massa diadopsi dari istilah bahasa Inggris “mass communication”,singkatan dari mass media communication. Artinya, komunikasi yang menggunakan media massa atau“mass mediated”. Komunikasi Massa merupakan suatu tipe komunikasi manusia (human communication) yang lahir bersamaan dengan mulai digunakannya alat-alat mekanik, yang mampu menggandakan pesan-pesan komunikasi

(Wiryanto, 2000:1).

Defenisi komunikasi massa yang paling sederhana dikemukakan oleh Bittner yaitu

komunikasi massa adalah pesan yang dikomunikasikan mellaui media massa pada sejumlah

besar orang (mass communication is messages communicated through a mass medium to a large number of people)(Ardianto, 2004:3).

Defenisi komunikasi massa yang lebih rinci dikemukakan oleh Gerbner. Menurut Gerbner (1967) komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan

teknologi dan lembaga dari arus pesan yang kontinyu serta paling luas dimiliki orang dalam

masyarakat industri. Dari defenisi Gerbner tergambar bahwa komunikasi massa itu

menghasilkan suatu produk berupa pesan-pesan komunikasi (Ardianto,2004:4) .

Produk tersebut disebarkan, didistribusikan kepada khalayak luas secara terus

menerus dalam jarak waktu yang tetap, misalnya harian, mingguan, atau bulanan. Proses

memproduksi pesan tidak dapat dilakukan perorangan, melainkan harus oleh lembaga, dan

membutuhkan suatu teknologi tertentu sehingga komunikasi massa akan banyak dilakukan

oleh masyarakat industri.

II.2.1. Ciri-ciri Komunikasi massa

Ciri-ciri komunikasi massa (Nurudin,2007:19), yaitu :

(39)

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan

orang-orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam

sebuah lembaga. Lembaga yang dimaksud disini menyerupai sebuah sistem. Sebagaimana

kita ketahui, sistem adalah sekelompok orang, pedoman dan media yang melakukan suatu

kegiatan mengolah, menyimpan, menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan

dalam membuat keputusan untuk mencapai suatu kesepakatan dan saling pengertian satu

sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Komunikator dalam

komunikasi massa itu lembaga disebabkan elemen utama komunikasi massa adalah media

massa.

2. Komunikan dalam komunikasi massa bersifat heterogen

Komunikan dalam komunikasi massa sifatnya heterogen/beragam. Artinya, penonton

televisi itu beragam pendidikan, umur, jenis kelamin, status sosial, ekonomi, punya jabatan

yang beragam, punya agama atau kepercayaan yang tidak sama pula.

Herbert Blumer pernah memberikan ciri tentang karakteristik audience/komunikan, yaitu :

1. Audience dalam komunikasi massa sangatlah heterogen. Artinya, ia mempunyai heterogenitas komposisi atau susunan. Jika ditinjau dari asalnya, mereka berasal dari

berbagai kaelompok dalam masyarakat.

2. Bersisi individu-individu yang tidak tahu atau mengenal satu sama lain. Disamping

itu, antara individu itu tidak berinteraksi satu sama lain secara langsung.

3. Mereka tidak mempunyai kepemimpinan atau organisasi formal.

3. Pesannya bersifat umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa itu tidak ditujukan kepada satu orang atau satu

kelompok masyarakat tertentu. Dengan kata lain, pesan-pesan yang dikemukakannya pun

(40)

tertentu. Meskipun dalam televisi ada program acara yang dikhususkan pada kalangan

tertentu tetapi televisi perlu menyediakan acara lain yang sifatnya lebih umum. Ini penting

agar televisi tidak kehilangan ciri khasnya sebagai saluran komunikasi massa.

4. Komunikasinya berlangsung satu arah

Komunikasi dalam komunikasi massa berlangsung satu arah. Artinya, komunikasi

berlangsung dari media massa ke khalayak, namun tidak terjadi sebaliknya. Respon yang

diberikan oleh khalayak tidak terjadi langsung pada saat komunikasi tersebut berlangsung.

Meskipun terkadang terjadi dua arah, namun tidak kepada semua khalayak. Misalnya, telepon

interaktif yang dilakukan pembawa acara dan khalayak.

5. Komunikasi massa menimbulkan keserempakan

Salah satu ciri komunikasi selanjutnya adalah bahwa dalam komunikasi massa itu ada

keserempakan. Serempak disini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut secara

bersamaan.

6. Komunikasi mengandalkan peralatan teknis

Media massa sebagai alat utama dalam menyampaikan pesan kepada khalayaknya

sangat membutuhkan bantuan peralatan teknis. Peralatan teknis yang dimaksud misalnya

pemancar untuk media elektronik.

7. Komunikasi massa dikontrol olehGatekeeper

Gatekeeper atau yang sering disebut pentapis informasi/ palang pintu/ penjaga gawang, adalah orang yang sangat berperan dalam penyebaran informasi melalui media

massa. Gatekeeper ini berfungsi sebagai orang yang ikut menambah atau mengurangi,

(41)

II.2.2. Karakteristik Media Massa

1. Publisitas, yakni disebarluaskan kepada publik, khalayak, atau orang banyak.

2. Universalitas, pesannya bersifat umum, tentang segala aspek kehidupan dan semua

peristiwa di berbagai tempat, juga menyangkut kepentingan umum karena sasaran dan

pendengarnya orang banyak (masyarakat umum).

3. Periodisitas, tetap atau berkala, misalnya harian atau mingguan, atau siaran sekian jam

per hari.

4. Kontinuitas, berkesinambungan atau terus-menerus sesuai dengan priode mengudara

atau jadwal terbit.

5. Aktualitas, berisi hal-hal baru, seperti informasi atau laporan peristiwa terbaru, tips

baru, dan sebagainya. Aktualitas juga berarti kecepatan penyampaian informasi kepada

publik.

II.2.3. Fungsi Komunikasi Massa

Menurut Karnilah fungsi komunikasi massa secara khusus (Ardianto,2004:19-23) terdiri dari

a. Fungsi informasi

b. Fungsi pendidikan

c. Fungsi mempengaruhi

d. Fungsi proses pengembangan mental

e. Fungsi adaptasi lingkungan

f. Fungsi memanipulasi lingkungan

II.3. Televisi

Televisi (TV) adalah paduan antara radio (broadcast) dan film (moving picture. Para penonton televisi tidak akan mungkin menangkap siaran televisi jika tidak ada unsur-unsur

radio dan tidak akan dapat melihat gambar yang bergerak pada layar pesawat TV jika tidak

(42)

Televisi berasal dari dua kata yang berbeda asalnya, yaitu tele (bahasa Yunani) yang berarti jauh, danvisi (videre, bahasa Latin) yang berarti penglihatan Dengan demikian televisi diartikan dengan melihat jauh. Melihat jauh maksudnya gambar dan suara yang diproduksi di

suatu tempat dan dapat dilihat dari tempat lain melalui sebuah perangkat penerima.

Televisi memiliki daya tarik yang kuat bila dibandingkan dengan media lainnya.

Selain memiliki unsur kata-kata, music dan sound effect, televisi juga memiliki memiliki unsur visual berupa gambar bergerak. Gambar yang terdapat dalam televisi merupakan

gambar yang hidup yang mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada penonton.

Menurut Askurifai Baksin, terdapat unsur-unsur dominan yang menjadi ciri khas televisi,

yaitu (Baksin, 2006-63-68) :

4. Penampilan Penyaji

Penyaji atau yang lebih dikenal dengan sebutan presenter atau pemandu acara adalah

istilah Inggris untuk orang yang membawakan acara atau program televisi. Seorang presenter

televisi biasanya juga seorang aktor, penyanyi, dan lainnya, tapi umumnya terkenal karena

menjadi presenter program tertentu. Kecuali presenter untuk program iptek yang merupakan

profesional di bidangnya, atau selebriti yang berhasil di satu bidang tapi punya minat di

bidang tertentu lainnya. (http://id.wikipedia.org/wiki/Presenter_televisi)

RM Hartoko dalam Baksin 2006 menyebutkan beberapa prasayarat untuk menjadi

presenter televisi yang baik, yaitu (Baksin, 2006:157) :

e. Penampilan yang baik dan perlu didukung oleh watak dan pengalaman.

f. Kecerdasan pikiran yang meliputi pengetahuan umum, penguasaan bahasa, daya

penyesuaian dan daya ingatan yang kuat.

g. Keramahan yang tidak berlebihan sampai over friendly yang dapat menjengkelkan dan menjadi tidak wajar.

h. Jenis suara yang tepat dengan warna suara yang enak untuk didengar dan memiliki

(43)

5. Narasumber

Narasumber adalah orang yang menjadi sumber informasi atau yang mengetahui

informasi tertentu. Menurut R. Fadli yang digolongkan kepada narasumber yang tidak

sembarangan atau special adalah (Fadli, 2001:131) :

d. Memiliki kapabilitas

Kapabilitas adalah kemampuan yang meliputi kemmapuan dalam bidang akademis

maupun pengalaman.

e. Memiliki kredibilitas

Kredibilitas merupakan kualitas, kapabilitas, atau kekuatan untuk menimbulkan

kepercayaan.

f. Memiliki akseptabilitas yang baik

Akseptabilitas meliputi latar belakang pribadi maupun profesi seorang narasumber.

6. Bahasa

Bahasa merupakan sistem ungkapan melalui suara yang dihasilkan oleh pita suara

manusia yang bermakna, dengan satuan-satuan utamanya berupa kata-kata dan kalimat, yang

masing-masing memiliki kaidah-kaidah pembentuknya (Baksin, 2006: 67). Sedangkan

menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahasa adalah sistem lambang bunyi yang arbiter,

yang dipergunakan oleh para anggota masyarakat untuk bekerja sama berinteraksi, dan

mengindetifikasi diri Baksin, 2006 : 67).

Menurut Askurifai Baksin, pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi

terbagi menjadi dua, yakni siaran karya artistik dan karya jurnalistik (Baksin 2006:79). Siaran

karya jurnalistik merupakan produksi acara televisi yang mengutamakan kecepatan

penyampaian informasi, realitas atau peristiwa yang terjadi, misalnya berita aktual, berita

nonaktual, dan penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang

dalam acara monolog, dialog, laporan ataupun siaran langsung. Sedangkan karya artistik

merupakan produksi acara televisi yang menekankan aspek artistik dan estetika, sehingga

(44)

Televisi sebagai media massa, secara umum memiliki lima fungsi utama (Wahyudi,

1986:215), yaitu :

1. Pendidikan

2. Hiburan

3. Penerangan/informasi

4. Iklan

5. Seleksi

II.3.1. Klasifikasi Siaran Televisi

Pada prinsipnya penyelenggaraan siaran di stasiun televisi umum dibagi menjadi dua

(Baksin, 2006:79-81), yaitu:

1. Karya Artistik

Yang tergolong ke dalam karya artistik adalah :

a. Film

b. Sinetron (sinema elektronik)

c. Pergelaran musik, tari, pantomin, lawak, sirkus, sulap, dan teater

d. Acara keagamaan

e. Variety show

f. Kuis

g. Ilmu pengetahuan dan teknologi

h. Penerangan umum

(45)

2. Karya Jurnalistik

3. Berbeda dengan karya artistic yang menekankan pada aspek keindahan dan

menggunakan imajinasi senimannya, karya jurnalistik justru sebaliknya. Yang

tergolong dalam karya jurnalistik adalah :

1. Berita aktual yang bersifat timeconcern.

2. Berita nonaktual yang bersifat timeless

3. Penjelasan yang bersifat aktual atau sedang hangat-hangatnya yang tertuang dalam

acara :

a. Monolog (seprti pengumuman harga BBM, pidato kepala Negara)

b. Dialog (bis aberupa wawancara atau diskusi)

c. Laporan

d. Siaran langsung (komentar, reportase)

JB Wahyudi berpendapat memasuki abad ke-21 ada kecenderungan terjadi

penggabungan antara artistik dan jurnalistik. Penggabungan ini sangat terasa pada media

televisi karena siaran televisi lebih berperan sebagai media hiburan. Acara talkshow

merupakan hasil penggabungan antara karya artistic dan jurnalistik (Baksin, 2006:82).

Karya jurnalistik eletronik (televisi) memiliki unsur dominan yang menjadi ciri khas

dari karya jurnalistik media cetak, yakni adanya penampilananchor, narasumber, dan bahasa yang digunakan.

Karakteristik suatu peristiwa yang meliputi Fakta dan opini yang layak menjadi berita

adalah fakta dan opini yang harus mengandung unsur penting dan menarik. Begitu pula pesan

lainnya yang bertujuan menghibur. Tetapi, pesan yang disampaikan melalui televisi juga

memerlukan pertimbangan lain agar pesan tersebut dapat diterima oleh khalayak sasaran

(46)

a. Pemirsa

Pemirsa adalah khalayak yang menonton tayangan tersebut. Sasaran khalayak

perlu diperhatikan dan disesuaikan dengan pesan yang disampaikan agar

maksud pesan tersebut sampai kepada khalayak sasaran.

b. Waktu

Setelah mengetahui minat dan kebiasaan setiap kategori pemirsa, langkah

selanjutnya adalah menyesuaikan waktu penayangan dengan kebiasaan pemirsa.

Faktor waktu menjadi bahan pertimbangan agar setiap acara ditayangkan secara

proporsional dan dapat diterima oleh khalayak yang dituju.

c. Durasi

Durasi berkaitan dengan waktu, yakni jumlah menit dalam setiap penayangan

acara. Durasi masing-masing acara disesuaikan dengan jenis acara dan tuntutan

naskah. Suatu acara tidak akan mencapai sasaran karena durasi terlalu singkat

atau terlalu lama.

d. Metode Penyajian

Fungsi utama televisi menurut khalayak pada umumnya adalah untuk menghibur

dan informasi. Tetapi, tidak berarti fungsi mendidik dan membujuk dapat

diabaikan. Hal yang perlu diperhatikan untuk memadukan fungsi televisi adalah

cara mengemas pesan sedemikian rupa, yakni menggunakan metode penyajian

tertentu dimana pesan nonhiburan dapat mengundang unsur hiburan.

II.4. Model Teori S – O – R

Dimulai pada tahun 1930-an, lahir suatu model klasik komunikasi yang banyak

mendapat pengaruh teori psikologi, Teori S-O-R singkatan dari

Stimulus-Organism-Response. Objek material dari psikologi dan ilmu komunikasi adalah sama yaitu manusia

yang jiwanya meliputi komponen-komponen : sikap, opini, perilaku, kognisi afeksi dan

Gambar

Tabel Sampel
Tabel 5. Stambuk/angkatan responden
Tabel 6. Penampilan pembawa acara/host Ala Chef di TRANS TV dalam berpakaian
Tabel 7. Kemampuan pembawa acara Ala Chef di TRANS TV dalam menguasai topik
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ukuran pengambilan sampel pada penelitian ini tergantung pada tingkat ketelitian atau kesalahan yang dikehendaki, tingkat ketelitian atau kepercayaan yang dikehendaki

Hendro Gunawan, MA Pembina Utama Muda

[r]

Untuk analisis regresi (Sudjana, 2003, p6) akan dibedakan dua jenis variabel yaitu variabel bebas atau variabel prediktor dan variabel tak bebas atau variabel respon.

Pemberian dosis gula yang rendah menghasilkan berat nata yang rendah, hal ini terjadi karena kecepatan pertumbuhan bakteri yang rendah dan nutrient yang tersedia

transaksional lisan dan tulis sangat pendek dan sederhana yang melibatkan tindakan memberi dan meminta informasi terkait nama hari, bulan, nama waktu dalam hari, waktu

Populasi dalam penelitian ini adalah para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus), dan yang menjadi sampel adalah seluruh mahasiswa dari program studi

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui aras intensitas cahaya yang berpengaruh positif terhadap profil cita rasa kopi Robusta, selain itu juga untuk mengetahui kadar