ABSTRAK
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT PEKON WAY PETAI KECAMATAN SUMBER JAYA
PADA PILKADA LAMPUNG BARAT 2012
Oleh Hariansya
Pada Pilkada 2007 terdapat 29% ketidak hadiran masyarakat Pekon Way Petai dan ditahun 2008 meningkat menjadi 33% pada pemilihan langsung kepala daerah gubernur. Fenomena ini menarik peneliti untuk menggali faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012 didasarkan pada tiga pendekatan sosiologis, psikologis dan rasional.
Hasil penelitian menunjukan bahwa tiga pendekatan sosiologis, psikologis dan rasional relevan sebagai ukuran dalam mengukur pengaruh perilaku pemilih yang dinyatakan oleh Russel J. Dalton pada perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012. Faktor Usia, faktor jenis kelamin, faktor etnis, faktor kharisma dan faktor pengenalan visi dan misi terbukti relevan sebagai faktor yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012.
ABSTRACT
FACTORS INFLUENCE VOTER BEHAVIOR IN PEKON WAY PETAI SUMBER JAYA SUBDISTRICT WEST LAMPUNG 2012 REGIONAL
ELECTORAL
Oleh Hariansya
There’s about 29% of Pekon Way Petai Society Abstain in 2007 Regional
Electoral and had increased to 33% in 2008. This situation has attracted the researcher to find out what factor affect certain behaviour of the elector of Pekon Way Petai in West Lampung 2012 Regional Electoral. This research aimed to explain what factors had influenced The elector of Pekon Way Petai Sumber Jaya SubDistrict in West Lampung 2012 Regional Elctoral based on three approaches, sociology approach, psychology approach and rational approach.
The result showed that three approachers, which is sociology, psychology and rational are relevant standard to measure the elector behaviour-as stated by Russsel J. Dalton of Pekon Way Petai in West Lampung 2012 Regional Electoral. Age, Gender, ethnicity, charismatics and vision-mission introducing obviously are relevant affected the behaviour of the Pekon Way Petai Elector in West Lampung 2012 Regional Electoral
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT PEKON WAY PETAI KECAMATAN SUMBER JAYA
PADA PILKADA LAMPUNG BARAT 2012 (Skripsi)
Oleh HARIANSYA
JURUSAN ILMU PEMERINTAHAN
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar
Halaman A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih ... 10
1. Perilaku Pemilih ... 10
2. Pengertian Pemilih ... 12
B. Pendekatan Perilaku Pemilih ... 13
1. Pendekatan Sosiologis ... 14
2. Pendekatan Psikologis ... 15
3. Pendekatan Rasional ... 16
C. Tinjauan Tentang Pemilihan Kepala Daerah Langsung... 18
1. Pengertian Pemilihan Langsung ... 18
2. Pengertian Kepala Daerah ... 19
3. Pengertian Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung ... 20
4. Asas Pemilihan Kepala Daerah Langsung... 21
K. Teknik Penentuan Skor ... 39
L. Uji Validitas dan Uji Realibilitas……….... 40
1. Uji Validitas Instrumen ……….. 40
2. Uji Reliabelitas Instrumen ……….. 41
M. Teknik Analisis Data ... 42
1. Perhitungan Proporsi ... 42
2. Uji Parsial ... 43 A. Karakteristik Identitas Responden ... 55
B. Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas Instrumen Penelitian... 58
C. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih... 61
1. Deskripsi Data Tentang Pendekatan Sosiologis ... 61
2. Deskripsi Data Tentang Pendekatan Psikologis ... 65
3. Deskripsi Data Tentang Perilaku Pemilih... ... 74
D. Analisis Data Hasil Penelitian ... 78
DAFTAR PUSTAKA
Asfar, Muhammad. 1996. Berbagai Pendekatan Dalam Memahami Perilaku Pemilih. Jurnal Ilmu Politik No16 Tahun 1996
Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian. Rineka Cipta. Jakarta.
Dalton, Russel J. 1988 Citizen Politics in Western Democracies. Chatham house Publisher. New Jersey.
Kristiadi, J. 1996. Pemilihan Umum Dan Perilaku Pemilih di Indonesia. Prisma 3. Mardalis. 2004. Metode Penelitian. PT Bumi Aksara. Jakarta.
Mas’oed Mochtar. 2003. Politik, Birokrasi, dan Pembangunan. Pustaka Pelajar. Yogyakarta.
Nazir, Moh. 1983. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia.
Nawawi, Hadari. 1991. Metodologi Penelitian Bidang Sosial. Gajah Mada University Perrs. Jogjakarta.
Nursal, Adman. 2004. Political Marketing. PT Gramedia. Jakarta.
Prasetyo, Bambang. 2005. Metode Penelitian Kuantitatif. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Prihatmoko, Joko. 2005. Pemilihan Kepala Daerah Langsung. LP3M Universitas Wahid Hasyim. Semarang.
Purwanto, Erwan A. 2007. Metode Penelitian Kuantitatif. Gaya Media. Yogyakarta
Sitepu, P. Anhonius. 2012. Studi Ilmu Politik. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Surbakti, Ramlan. 1991. Memahami Ilmu Politik. Press. Jakarta.
Dokumen:
Oktora, Ardian. 2006. Motivasi Mahasiswa Untuk Menjadi Tim Kampanye Dalam Pilkada 2005. Skripsi. Unila. Tidak Diterbitkan.
Setiawan, Edy. 2000. Pergeseran Perilaku Pemilih Pada Pemilu 1999. Skripsi. Unila. Tidak Diterbitkan.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 Tentang Pemerintahan Daerah. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah.
Media:
Halaman Tabel
1. Data Pemilu Masyarakat Pekon Way Petai pada Pemilu Kepala Daerah
dan Wakil Kepala Dearah Lampung Barat 2007 ... 4
2. Jumlah Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung 2008... 5
3. Jumlah Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai yang Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung 2008 ... 6
4. Jumlah Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai yang Tidak Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung 2008... 7
5. Skor Metode Skala Likert ... 40
6. Nilai Interpretasi Reliabel ... 42
7. Komposisi Penduduk Pekon Way Petai berdasarkan Jenis Kelamin ... 50
8. Komposisi Kepala Keluarga Pekon Way Petai berdasarkan Jenis Kelamin 51 9. Komposisi Pengangguran Pekon Way Petai ... 51
10. Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan Pekon Way Petai. 52 11. Komposisi Penduduk Pekon Way Petai Berdasarkan Mata Pencaharian.... 53
12. Sarana dan Prasarana Pemerintah Pekon Way Petai ... 53
13. Keadaan responden Menurut Jenis Kelamin... 56
14. Keadaan responden Menurut Kelompok Umur……….... 56
15. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan... 57
16. Keadaan Responden Menurut Pekerjaan………... 58
17. Uji Validitas Instrumen Penelitian………. 59
18. Uji Reliabilitas Instrumen Penelitian………..………... 61
19. Usia Responden Menurut Identitas……… 63
20. Perhitungan Usia dengan menggunakan uji chi square... 65
21. Pernyataan Jenis Kelamin Berdasarkan Identitas Responden... 68
22. Perhitungan jenis kelamin dengan menggunakan uji chi square... 70
23. Pernyataan Identitas Berdasarkan Etnis Responden... 74
24. Perhitungan Etnis dengan menggunakan uji chi square... 76
25. Pernyataan bahwa Figur kandidat yang bepenampilan menarik mempengaruhi dalam pemilu... 80
26. Pernyataan bahwa Latar belakang pekerjaan kandidat mempengaruhi dalam pemilu... 80
27. Pernyataan bahwa Latar belakang kekayaan kandidat mempengaruhi dalam pemilu... 81
32. Uji Koefisien Regresi Kharisma……… 86
33. Pernyataan bahwa Pengetahuan visi dan misi yang ditawarkan kandidat mempengaruhi dalam pemilu... 91
34. Pernyataan bahwa responden paham terhadap visi dan misi yang ditawarkan oleh calon... 92
35. Pernyataan bahwa Pemahaman Visi dan misi yang ditawarkan dapat mempengaruhi dalam pemilu... 92
36. Pernyataan bahwa responden paham terhadap program kerja yang
ditawarkan kandidat... 93
37. Pernyataan bahwa Ketertarikan program kerja yang ditawarkan kandidat mempengaruhi dalam pemilu... 94
38. Korelasi antara Faktor Pengenalan Visi dan Misi terhadap Perilaku Pemilih... 95 39. Koefisien Determinasi Faktor Pengenalan visi dan misi... 96 40. Uji Koefisien Regresi Pengenalan visi dan misi... 97 41. Pernyataan bahwa Bekerja untuk partai atau calon dapat mempengaruhi dalam
pemilu... 101
42. Pernyataan bahwa Menghadiri rapat kampanye dapat mempengaruhi dalam pemilu... 102
43. Pernyataan bahwa Membujuk pemilih lain bagaimana untuk memilih mempengaruhi dalam pemilu... 103
44. Pernyataan bahwa Keanggotaan dalam partai atau organisasi politik mempengaruhi dalam pemilu... 103
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pemilu merupakan proses pemilihan orang-orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu. Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, kepala daerah, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pemilu juga merupakan sarana berdemokrasi untuk membuat suatu sistem kekuasaan negara yang pada dasarnya lahir dari rakyat, untuk rakyat, dan oleh rakyat, menurut sistem permusyawaratan dan perwakilan. Sebagaimana dalam ketentuan umum
Undang-undang Nomor 10 Tahun 2008 dijelaskan bahwa “pemilu adalah sarana pelaksanaan
kedaulatan rakyat yang dilakukan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia dan berdasarkan Pancasila
Undang-undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia Tahun 1945”.
”Budiarjo (2008) menyatakan bahwa pemilihan umum dianggap sebagai lambang,
dan juga sekaligus tolak ukur dari sistem demokrasi.”.
tahun-tahun sebelumnya Presiden dan Wakil Presiden dipilih oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), pada tahun 2004, untuk pertama kalinya, rakyat Indonesia memilih secara langsung Presiden dan Wakil Presidennya. Dengan dipilihnya Presiden dan wakil presiden secara langsung ditingkat nasional, pada tingkat daerah kepala daerah dipilih secara langsung oleh rakyat melalui Pemilihan Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah atau disingkat Pilkada. Pilkada ini dilaksanakan untuk memilih gubernur dan wakil gubernur dalam satu pasangan secara langsung oleh rakyat di provinsi setempat. Adapun di tingkat kota dan kabupaten, Pilkada dilaksanakan untuk memilih walikota dan bupati beserta wakilnya dalam satu paket pasangan.
Peserta Pilkada juga diatur Berdasarkan Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004, peserta pilkada adalah pasangan calon yang diusulkan oleh partai politik atau gabungan partai politik. Ketentuan ini kemudian diatur lebih lanjut dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 yang menyatakan bahwa peserta pilkada juga dapat berasal dari pasangan calon perseorangan yang didukung oleh sejumlah orang. Adanya perubahan sistem pada pemilu dan pilkada ini mempunyai konsekuensi terhadap perubahan perilaku pemilih juga. Jika sebelumnya, para pemilih hanya memperhatikan parpol saja, dengan adanya perubahan sistem ini, para pemilih juga bisa memperhatikan orang-orang yang dicalonkan oleh parpol tersebut.
Pada penyelenggaraan pemilihan langsung, asas-asas atau peraturan yang mendasari pelaksanaan pemilihan harus diperhatikan oleh penyelenggara, para peserta yang menjadi kontestan dalam pemilihan juga harus bisa menaati aturan dengan baik, serta memiliki kapasitas dan kapabilitas yang memadai sehingga dapat menjalankan tugas dan kewajiban sebagai seorang pemimpin yang baik jika terpilih kelak, namun aspek penting lainnya juga tidak bisa diabaikan yakni pemilih. Selain kedua unsur tersebut, kualitas hasil proses demokrasi ini juga sangat bergantung pada kecerdasan pemilih dalam menentukan pilihan.
aspirasi dan kepentingannya) bisa dilakukan dengan melalui berbagai cara, seperti memilih kepala daerah yang mengangkat isu sesuai dengan yang dialami masyarakat, memilih kandidat yang memperjuangkan program sesuai dengan prioritasnya, mempengaruhi proses pembuatan kebijakan yang sedang menjadi agenda publik. Perilaku pemilih pada berlangsungnya pemilihan langsung banyak dipengaruhi oleh berbagai faktor. Fenomena perilaku pemilih masyarakat pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat dalam pemilihan langsung kepala daerah dan wakil kepala daerah Lampung Barat di tahun 2007 terdapat 29% hak pilih yang tidak digunakan dan pada pemilihan langsung kepala daerah gubernur ditahun 2008 terdapat 33% hak pilih yang tidak digunakan, untuk lebih lengkapnya dapat kita lihat pada tabel-tabeldibawah ini:
Tabel 1. Data Pemilu Masyarakat Pekon Way Petai pada Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Lampung Barat 2007.
Jumlah TPS Jumlah Pemilih Dalam Salinan DPT untuk TPS Mata Pilih Menggunakan
Hak Pilih
Tidak Menggunakan Hak Pilih
8 TPS 3.334 2.340 994
Sumber : Pra Riset ( Kecamatan Sumber Jaya )
daerah dan wakil kepala daerah Lampung Barat di tahun 2007 yaitu 29% hak pilih yang tidak digunakan atau ketidak hadiran mereka dalam pemilihan umum ada 994 orang. Hal ini menunjukan perilaku pemilih yang dilakukan masyarakat Pekon Way Petai dalam ketidak hadiran pada pemilihan umum tegolong tinggi. Dapat dilihat juga data pemilu masyarakat Pekon Way Petai dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung ditahun 2008 pada tabel 2 dibawah ini :
Tabel 2. Jumlah Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung 2008.
Jumlah TPS
Jumlah Pemilih Dalam Salinan DPT untuk TPS Laki-laki Perempuan Jumlah
01 144 122 266
02 251 247 498
03 202 103 305
04 236 235 471
05 172 166 338
06 236 209 445
07 312 226 538
08 240 202 442
Jumlah 1.793 1.510 3.303
Sumber : Pra Riset ( KPU Kabupaten Lambar )
perempuan 1.510 hak pilih. Untuk jumlah pemilih yang menggunakan hak pilih dapat dilihat pada tabel 2 dibawah ini.
Tabel 3. Jumlah Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai yang Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung 2008.
Jumlah TPS
Jumlah Pemilih yang Menggunakan Hak Pilih Berdasarkan Salinan DPT untuk TPS Laki-laki Perempuan Jumlah
01 89 82 171
02 145 159 304
03 116 100 216
04 135 143 278
05 106 112 218
06 136 150 286
07 218 153 371
08 191 165 356
Jumlah 1.136 1.064 2.200
Sumber : Pra Riset ( KPU Kabupaten Lambar )
Tabel 4. Jumlah Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai yang Tidak Menggunakan Hak Pilih dalam Pemilu Kepala Daerah dan Wakil Kepala Dearah Provinsi Lampung 2008.
Jumlah TPS
Jumlah Pemilih yang Tidak Menggunakan Hak Pilih Berdasarkan Salinan DPT untuk TPS
Sumber : Pra Riset ( KPU Kabupaten Lambar )
berjumlah 1.064 hak pilih, sedangkan yang tidak menggunakan hak pilih pada pemilu kepala daerah dan wakil kepala daerah provinsi lampung di tahun 2008 terdapat 1.103 hak pilih dengan persentase 33% hak pilih yang tidak digunakan, perilaku pemilih dapat dilihat dari perilaku pada saat kampanye sampai pemilihan berlangsung, kehadiran pemilih pada saat pemilu masyarakat Pekon Way Petai diatas merupakan salah satu fenomena perilaku pemilih yang dilakukan pada saat pemilihan langsung, ini menarik peneliti untuk menggali informasi mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012 yang akan berlangsung ditahun ini dalam menentukan pilihannya dengan melakukan penelitian yang berjudul “Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada
Lampung Barat 2012”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan pada latar belakang di atas maka dapat dikemukakan perumusan masalah pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:
“Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012”
C. Tujuan Penelitian
Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012 didasarkan pada tiga pendekatan sosiologis, psikologis dan rasional.
D. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi pemikiran bagi kajian bidang politik terkait perilaku pemilih dalam pilkada. 2. Secara praktis, diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai perilaku
MENGESAHKAN
1. Tim Penguji
Ketua : Dr. Ari Darmastuti, M.A. ...
Sekretaris : Himawan Indrajat, S.IP, M.Si ...
Penguji : Dr. Suwondo, M.A. ………
Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Drs. Agus Hadiawan, M.Si. NIP 19580109 198603 1 002
Judul Skripsi : FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT PEKON WAY PETAI KECAMATAN SUMBER JAYA PADA PILKADA LAMPUNG BARAT 2012
Nama Mahasiswa : HARIANSYA
Nomor Pokok Mahasiswa : 0856021018
Jurusan : Ilmu Pemerintahan
Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
MENYETUJUI 1. Komisi Pembimbing
Dr. Ari Darmastuti, M.A. Himawan Indrajat, S.IP, M.Si NIP 19600416 198603 2 002 NIP 19830727 200912 1 009
2. Ketua Jurusan
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa
1. Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelarak ademik (Sarjana), baik di Universitas Lampung maupun di perguruan tinggi lain.
2. Karya tulis ini murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah berlaku di Universitas Lampung.
Bandar Lampung, November 2012 Yang MembuatPernyataan
Hariansya
III. METODE PENELITIAN
A. Tipe Penelitian
Pada suatu penelitian terdapat banyak ragamnya tergantung dari pada tujuan, lokasi, pendekatan, bidang ilmu dan sebagainya. Dan agar suatu penelitian dapat mencapai tujuannya sebagaimana yang diharapkan, maka tipe penelitian akan digunakan harus ditentukan terlebih dahulu.
Penelitian ini bertjuan untuk menguji dua variabel sehingga menggunakan tipe penelitian kuantitatif dengan metode eksplanatori, yang artinya penelitian ini menggunakan data yang sama dimana peneliti menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui pengujian hipotesis. Penelitian eksplanatori tidak hanya sekedar memberikan gambaran mengenai suatu gejala sosial tertentu yang menjadi fokus perhatian yang ingin dijelaskan, tetapi juga bagaimana hubungannya seperti itu. Penelitian eksplanatori bertujuan untuk menjelaskan apa-apa yang akan terjadi bila variabel-variabel tertentu dikontrol atau dimanipulasi secara tertentu. Penelitian ini dapat dikatakan sebagai penelitian pengujian hipotesis yang menguji hubungan sebab akibat diantara variabel yang diteliti (Mardalis, 2004: 26).
data yang diperoleh diolah dan disusun sampai diperoleh kejelasan tentang hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. Tujuan utama dalam penggunaaan metode eksplanatori ini adalah untuk menghubungkan pola-pola yang berbeda namun memiliki keterkaitan dan menghasikan pola hubungan sebab akibat (Bambang Prasetyo, 2005:43).
Berdasarkan uraian diatas bahwa metode penelitian eksplanatori adalah penelitian yang mencari hubungan sebab akibat yang menggunakan variabel bebas dengan variabel terikat. Jadi dalam penelitian ini, peneliti menggunakan penelitian eksplanatori, dimana hubungan sebab yakni Faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012.
B. Variabel Penelitian
Adapun variabel pada penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (X)
Variabel Independen adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya atau terpengaruhnya variabel dependen. Variabel independen dari penelitian ini adalah:
Variabel X1 : Faktor Usia
Variabel X2 : Faktor Jenis Kelamin Variabel X3 : Faktor Etnis
Variabel X4 : Faktor Karisma
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel Dependen adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen. Maka variabel dependen pada penelitian ini adalah perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012.
Bagan Hubungan Antar Variabel
Variabel Bebas (X) X1
Faktor Usia X2
Faktor Jenis Kelamin X3
Faktor Etnis
Variabel Terikat (Y)
X4 Perilaku Pemilih Faktor Karisma
X5
Faktor Pengenalan Visi dan Misi
C. Definisi Konseptual
Konsep-konsep dalam penelitian ini adalah :
1. Perilaku Pemilih
Perilaku pemilih dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai suatu keterikatan dan keterlibatan seseorang untuk memberikan hak suara dalam proses pemilihan umum dan kegiatan kampanye selama dan antara pemilu. 2. Faktor Sosiologis
Merupakan pendekatan yang melihat latar belakang pilihan tertentu ditentukan oleh karakteristik dan pengelompokan sosial pemilih, dengan indikator Karakteristik sosial pada aspek usia, jenis kelamin dan etnis.
3. Faktor Psikologis
Pendekatan yang melihat perilaku pemilih sebagai bentukan dari proses sosialisasi yang melahirkan ikatan emosional (identifikasi) yang kemudian mengarahkan tindakan politik seseorang dalam suatu pemilihan, dengan indikator Kharisma yang kuat ditengah masyarakat serta saran atau pilihan tokoh panutan yang dihormati oleh pemilih.
4. Faktor Rasional
pemahaman serta ketertarikan pemilih terhadap program yang ditawarkan calon.
D. Definisi Operasional
Dalam penelitian ini perilaku pemilih akan diukur dari : 1. Faktor sosiologis
a. Usia, diukur dari tingkat pemilih pemula dan pemilih yang sudah lebih dari satu kali mengikuti pemilihan umum.
b. Jenis Kelamin, diukur dari jenis kelamin laki-laki dan jenis kelamin perempuan.
c. Etnis, diukur dari berbeda etnis semendo, etnis jawa dan etnis sunda.
2. Faktor psikologis
d. Kharisma, diukur dari ketertarikan pemilih terhadap figur dan latar belakang calon.
3. Faktor Rasional
e. Pengenalan Visi dan Misi, diukur dari pengetahuan dan pemahaman serta ketertarikan pemilih terhadap program yang ditawarkan calon.
4. Perilaku Pemilih
E. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini adalah Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat. Alasan penelitian lokasi penelitian didaerah tersebut karena perilaku pemilih masyarakat pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat dalam pemilihan langsung kepala daerah dan wakil kepala daerah Lampung Barat di tahun 2007 terdapat 29% hak pilih yang tidak digunakan dan pada pemilihan langsung kepala daerah gubernur ditahun 2008 terdapat 33% hak pilih yang tidak digunakan. Fenomena perilaku pemilih yang terjadi pada masyarakat Pekon Way Petai ini menarik peneliti untuk menggali informasi mengenai faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012 yang akan berlangsung pada bulan september mendatang.
F. Populasi dan Sampel 1. Populasi
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang menjadi sumber data yang sebenarnya dalam suatu penelitian, dengan kata lain sampel adalah sebagian dari populasi untuk mewakili seluruh populasi (Nawawi, 1997 : 144).
Pada penelitian ini yang menjadi sampel penelitiannya adalah pemilih tetap, yakni pemilih tetap pada pemilihan kepala daerah Kabupaten Lampung Barat 2012. Untuk menentukan banyaknya sampel yang akan digunakan maka dapat digunakan rumus yang dikemukakan oleh Frank Lynch sebagai berikut :
Nz2 . P ( 1- p) n =
Nd2 + z2 . p(1- p)
Ket : n = Banyaknya Sampel N = Jumlah populasi
z = Nilai Normal dari variabel (1,96) tingkat kepercayaan 100% p = Harga patokan tertinggi (0.50)
d = Sampling error (0,10) (Suharsimi Arikunto, 1997:123)
Dengan menggunakan rumus tersebut populasi masyarakat Pekon Way Petai yang mengikuti Pilkada adalah 3.303 dan jumlah pemilih yang diambil sampel adalah sebanyak 93 orang dengan perhitungan
Nd2 + z2 . p(1- p)
3303
memperhatikan sifat-sifat dan penyebaran populasi agar diperoleh sampel yang representatif atau benar-benar mewakili populasi (Hadari Nawawi, 1993 : 152).
Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah purposive sampling yaitu pengambilan sampel disesuaikan dengan keriteria-keriteria tertentu yang ditetapkan berdasarkan tujuan penelitian. Dalam hal ini keriteria tersebut adalah Pemilih yang berwarga Negara Republik Indonesia yang melaksanakan Pemilihan pada hari dan tanggal pemungutan suara telah berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin dan terdaftar dalam daftar pemilih tetap.
H. Jenis Data
Pada dasarnya data yang diklasifikasikan maupun dianalisa untuk mempermudah dalam menghadapkan pada pemecahan permasalahan, perolehan data itu sendiri dapat berasal dari masyarakat secara langsung maupun berasal dari bahan-bahan kepustakaan. Seperti yang diungkapkan oleh Subagyo (2006 : 87) sumber data terdiri dari :
1. Data Primer
Yaitu data yang diperoleh secara langsung dari masyarakat baik yang dilakukan melalui kuesioner, wawancara dan observasi.
2. Data Sekunder
I. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah :
1. Kuesioner
Merupakan sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya, atau hal-hal yang diketahuinya. Teknik kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan cara memberikan daftar pertanyaan kepada pemilih tetap dipekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya Kabupaten Lampung Barat.
2. Teknik Wawancara
Subagyo (2006 : 39) mengungkapkan wawancara yaitu suatu kegiatan untuk mendapatkan informasi secara langsung dengan menungkapkan pertanyaan-pertanyaan pada para responden.
3. Dokumentasi
Dokumentasi dilakukan oleh penulis untuk mengumpulkan data-data tertulis yang berhubungan dengan objek penelitian. Berupa catatan, buku, surat kabar, arsip-arsip, majalah, jurnal dan sebagainya yang berhubungan dan mendukung penelitian ini.
J. Teknik Pengolahan Data
1. Editing
Yaitu tahap memeriksa kembali data yang berhasil diperoleh dalam rangka menjamin keabsahannya (validitas) untuk kemudian dipersiapkan ketahap selanjutnya yaitu memeriksa hasil kuesioner yang telah diisi oleh responden. Kuesioner yang telah diisi disesuaikan dengan pertanyaan-pertanyaan kuesioner lainnya.
2. Koding
Tahap koding adalah tahap dimana jawaban dari responden diklasifikasikan menurut jenis pertanyaan untuk kemudian diberi kode dan dipindahkan dalam tabel kode atau buku kode.
3. Tabulasi
Merupakan tahap mengelompokkan jawaban-jawaban yang serupa secara teratur dan sistematis. Tahap ini dilakukan dengan cara mengelompokkan jawaban-jawaban responden yang serupa. Melalui tabulasi data akan tampak ringkas dan bersifat merangkum. Dalam penelitian ini data-data yang diperoleh dari lapangan kemudian disusun dalam bentuk tabel, sehingga pembaca dapat membaca dan memahaminya dengan mudah. 4. Interpretasi Data
K. Teknik Penentuan Skor
Penelitian ini menggunakan dua jenis data yaitu data nominal dan data ordinal. Data nominal diperoleh melali kuesioner dengan tipe Pertanyaan demografi merupakan bagian integral kuesioner. Pertanyaan-pertanyaan ini digunakan untuk mengidentifikasi karakteristik reponden seperti umur, jenis kelamin, pengahasilan, suku bangsa, lokasi tempat tingga, dan lainnya (Erwan, 2007: 66).
Data ordinal dalam penelitian ini diperoleh melalui Skala Likert yang dipergunakan untuk mengukur persepsi, pendapat, sikap serta penilaian seseorang terhadap fenomena sosial (Sugiyono, 2009: 23). Teknik ini berdasarkan pada data yang diperoleh dari hasil penyebaran kuesioner serta dokumentasi yang diinterpretasikan dan kemudian ditarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Penskoran menggunakan penilaian dapat dilihat pada tabel 4 sebagai berikut:
Tabel 5. Skor Metode Skala Likert.
No. Pernyataan Dengan Memilih Jawaban Skor
1 Setuju 3
2 Kurang Setuju 2
3 Tidak Setuju 1
Sumber: (Erwan dan Dyah, 2007: 63)
L. Uji Validitas dan Uji Realibilitas
1. Uji Validitas Instrumen
sebelum disebarkan kepada resonden harus diuji kevalidan dan kevariabelnya agar daftar pertanyaan yang dibuat benar-benar mampu menguak data sehingga mampu menjawab permasalahan hingga tujuan penelitian tercapai.
Uji validitas dimaksudkan untuk memastikan seberapa baik suatu instrumen mengukur konsep yang seharusnya diukur. Instrumen yang valid berarti instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur secara tepat dan benar. Dengan mempergunakan instrument penelitian yang memiliki validitas yang tinggi, hasil penelitian mampu menjelaskan masalah penelitian sesuai dengan keadaan atau kejadian yang sebenarnya. Uji validitas dalam penelitian ini menngunakan bantuan SPSS 17.
.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukan sejauh mana alat pengukur (instrumen) yang digunakan dapat dipercaya atau dilakukan untuk mengetahui konsistensi dan ketepatan pengukuran. Uji reabilitas dalam penelitian ini menggunakan Alpha Cronbachs. Pengolahan data dibantu dengan program aplikasi SPSS 17.
Rumus:
(k) (1- ∑ S2 y1)
α =
Keterangan :
k = Jumlah Item/belahan
∑ S2 y1 = Jumlah varian belahan dalam tes Sx – tot = Varian Skor
Nilai hitung yang diperoleh melaui rumus Alpha Cronbachs dengan bantuan aplikasi SPSS 17 kemudian diinterpretasikan dengan nilai interpretasi reabilitas sebagai berikut:
Tabel 6. Nilai Interpretasi Reliabel.
Besar Nilai r Interpretasi
Antara 0.800 sampai dengan 1.00 Tinggi Antara 0.600 sampai dengan 0.800 Cukup Antara 0.400 sampai dengan 0.600 Agak rendah Antara 0.200 sampai dengan 0.400 Rendah
Antara 0.000 sampai dengan 0.200 Sangat rendah (Tidak berkorelasi) Sumber: Suharshimi Arikunto, 2002: 155
M. Teknik Analisis Data
Menurut Chris Manning dalam Masri Singarimbun dan Sofian Effendi (1995: 263) analisis data adalah proses penyederhanaan data ke dalam bentuk yang lebih mudah dibaca dan diinterpretasikan. Penelitian ini menggunakan dua teknik analisi data yakni menggunakan perhitungan proporsi dan pengujian secara parsial, hal ini dikarenakan kuesioner dalam penelitian ini memiliki dua jenis data yakni data nominal dan data ordinal. Analisis data ordinal dibantu dengan aplikasi SPSS 17. Adapun teknik analisis data sebgai berikut:
1.Perhitungan Proporsi (Analisis Data Nominal)
dilakukan terhadap jenis data nominal, yakni faktor Usia (X1), Jenis kelamin (X2) dan Etnis (X3). Rumus dasar yang dipakai adalah perhitungan menurut Erwan dan Dyah (2007: 110) sebagai berikut:
% = F ( Frekuensi suatu Kasus ) x 100 N
2. Uji parsial (Analisis Data Ordinal)
Uji parsial dilakukan untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel X terhadap variabel Y yaitu mengetahui masing-masing faktor Usia (X1) , Faktor Jenis Kelamin (X2), Faktor Etnis (X3), Faktor Kharisma (X4), Faktor Pengenalan Visi dan Misi (X5) terhadap pergeseran pola perilaku pemilih (Y) secara terpisah.
a. Uji Korelasi
Uji Korelasi yakni mengetahui nilai penghubung atau kolerasi antara dua variabel yang diteliti. Nilai koefisien atau indeks korelasi digunakan sebagai pedoman untuk menentukan ada tidaknya korelasi, bagaimana arah hubungan dan besarnya hubungan yang terjadi antar kedua variabel.
Rumus koefisien korelasi Pearson adalah sebagai berikut:
rxy
= n∑xiyi –( ∑xi) ( ∑yi )√
{
n ∑xi2 –( ∑xi )2}{
n ∑yi2 –( ∑yi )2}
Keterangan:
rxy = nilai koefisien korelasi
y = total untuk variabel terikat xy = total untuk variabel x dan y n = jumlah responden
x2 = hasil perkalian kuadrat total skor bebas (x) y2 = hasil perkalian kuadrat total variabel terikat (y)
Untuk dapat memberikan penapsiran terhadap nilai koefisien yang diperoleh, maka digunakan pedoman untuk memberikan interpretasi koefisien korelasi pada tabel 5 sebagai berikut:
Tabel 7. Nilai Koefisien.
Nilai Koefisien Penjelasan
+0,70 – Ke atas Hubungan positif yang sangat kuat +0,50 – +0,69 Hubungan positif yang sangat kuat +0,30 – +0,49 Hubungan positif yang sangat sedang +0,10 – +0,29 Hubungan positif yang tak berarti
0,00 Tidak ada hubungan
-0,01 – -0,09 Hubungan negatif tidak berarti -0,10 – -0,29 Hubungan negatif tidak rendah -0,30 – -0,49 Hubungan negatif tidak sedang -0,50 – -0,69 Hubungan negatif tidak kuat
-0,70 – -ke bawah Hubungan negatif tidak sedang kuat Sumber: Bungin, 2008: 184
T = rp √ n - 3 √ 1 – rp2 Keterangan:
r = koefisien korelasi parsial n = jumlah sampel
Adapun taraf kepercayaan yang digunakan adalah 95% sehingga tingkat signifikansinya sebesar 5%.
b. Uji Regresi
Regresi digunakan untuk memprediksi pengaruh variabel X dengan variabel Y. Adapun rumus regresi linier sederhana (Sugiyono, 2009: 188) adalah sebagai berikut:
Y= a + bx
Keterangan:
Y = Nilai variabel bebas yang diramalkan a = Konstanta bila harga X = 0
b = Koefisien regresi dari x x = Nilai variabel independen
N. Uji Hipotesis
Untuk menguji apakah hipotesis diterima atau ditolak, maka digunakan uji T-test dengan rumus:
o Apabila r hitung > r tabel maka Ha diterima dan Ho ditolak.
Hal ini menunjukan bahwa adanya pengaruh signifikan antara variabel bebas (X) dengan variabel terikat (Y).
o Apabila r hitung < r tabel maka Ha ditolak dan Ho diterima.
Correlations
Nilai
s6 Pearson Correlation .612**
Sig. (2-tailed) .000
N 30
s7 Pearson Correlation .629** Sig. (2-tailed) .000
N 30
s8 Pearson Correlation .425* Sig. (2-tailed) .019
N 30
s9 Pearson Correlation .755** Sig. (2-tailed) .000
N 30
s10 Pearson Correlation .677** Sig. (2-tailed) .000
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliaability Scale: Kharisma X4 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Correlations
Nilai
s11 Pearson Correlation .580**
Sig. (2-tailed) .001
N 30
s12 Pearson Correlation .614** Sig. (2-tailed) .000
N 30
s13 Pearson Correlation .753** Sig. (2-tailed) .000
N 30
s14 Pearson Correlation .638** Sig. (2-tailed) .000
N 30
s15 Pearson Correlation .532** Sig. (2-tailed) .002
N 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Reliaability Scale: Pengenalan visi dan misi X5
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0 a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
Correlations
Nilai
Y1 Pearson Correlation .371*
Sig. (2-tailed) .043
N 30
Y2 Pearson Correlation .459* Sig. (2-tailed) .011
N 30
Y3 Pearson Correlation .494** Sig. (2-tailed) .005
N 30
Y4 Pearson Correlation .671** Sig. (2-tailed) .000
N 30
Y5 Pearson Correlation .434* Sig. (2-tailed) .017
N 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Reliability Scale: Perilaku Pemilih (Y) a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
[DataSet0]
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
Perilaku pemilih 13.1505 1.95017 93
kharisma 12.9462 1.93011 93
Correlations
pengenalan visi
misi nilai
Pearson Correlation Perilaku pemilih 1.000 .946
[DataSet0]
Descriptive Statistics
Mean Std. Deviation N
penegenalan visi misi 13.4086 1.90672 93
nilai 12.9462 1.93011 93
Pearson Correlation Perilaku pemilih 1.000 .541
penegenalan visi misi .541 1.000
Sig. (1-tailed) Perilaku pemilih . .000
a. Predictors: (Constant), penegenalan visi misi
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 97.758 1 97.758 37.581 .000a
Residual 236.715 91 2.601
Total 334.473 92
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Perilaku Pemilih
1. Perilaku Pemilih
Sikap politik seseorang terhadap objek politik yang terwujud dalam tindakan atau aktivitas politik merupakan perilaku politik seseorang. Sudijono Sastroatmojo (1995: 8) menyatakan bahwa perilaku politik adalah tindakan yang dilakukan oleh pemerintah ataupun masyarakat berkaitan dengan tujuan dari suatu masyarakat, kebijakan untuk mencapai suatu tujuan, serta sistem kekuasaan yang memungkinkan adanya suatu otoritas untuk mengatur kehidupan masyarakat kearah pencapain tujuan tersebut. Berdasarkan pengertian perilaku politik lebih diarahkan pada tercapainnya konsensus untuk mencapai tujuan dari masyarakat dan pemerintah. Russel J. Dalton (1988: 41) dalam bukunya “Citizen Politics
in Western Democracies” berpendapat bahwa:
Dari pendapat diatas dapat dijelaskan bahwa Partisipasi dalam kegiatan kampanye merupakan perpanjangan partisipasi pemilu di luar tindakan pemungutan suara yang artinya partisipasi dalam kegiatan kampanye merupakan bentuk tindakan dari partisipasi pemilih yang merupakan suatu partisipasi pemilu. Tindakan politik yang dilakukan pemilih dalam kegiatan kampanye yaitu bekerja untuk partai atau calon, menghadiri rapat kampanye, membujuk pemilih lain bagaimana untuk memilih, keanggotaan dalam partai atau organisasi politik, dan bentuk lain dari aktivitas partai selama dan antara pemilu. Sebagai insan politik, setiap warga negara tentunya melakukan tindakan politik yang dalam penelitian ini lebih difokuskan pada tindakan politik voter.
mempengaruhi pilihan politik ditentukan oleh faktor internal dan juga faktor eksternal.
2. Pengertian Pemilih
Robert D. Putnam dalam Mas’oed (2003 : 87) memandang bahwa sistem
politik terdiri dari lapisan-lapisan seperti halnya stratifikasi sosial dimana salah satu lapisannya disebut kaum pemilih (voters), lapisan ini dalam sistem stratifikasi politik di negara penganut demokrasi perwakilan adalah lapisan massa warga negara biasa yang hanya bisa mempengaruhi kehidupan politik nasional ketika diselenggarakan pemilihan umum. Kaum Pemilih ini memiliki satu sumber politik kolektif penting, yaitu jumlahnya yg besar, tetapi sebagai individu mereka tidak mempunyai pengaruh politik sama sekali.
Newman dalam Nursal (2004 : 126) membagi pemilih berdasarkan perilaku dalam empat segmen, yaitu :
a. Pemilih Rasional, adalah pemilih yang memfokuskan perhatian pada faktor isu dan kebijakan kontestan dalam menentukan pilihan.
b. Pemilih Emosional, adalah pemilih yang dipengaruhi oleh perasaan-perasaan tertentu yang ditentukan oleh faktor personalitas kandidat dalam menentukan pilihannya.
c. Pemilih Sosial, adalah pemilih yang mengasosiasikan kontestan pemilu dengan kelompok-kelompok sosial tertentu dalam menentukan pilihannya.
d. Pemilih Situasional, adalah pemilih yang dipengaruhi faktor-faktor situasional atau kondisi tertentu dalam menentukan pilihannya.
yang berusia sekurang-kurangnya 17 (tujuh belas) tahun atau sudah/pernah kawin yang terdaftar sebagai pemilih didaerah pemilihan.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa pemilih adalah warga Negara Indonesia yang melaksanakan pemilihan yang pada hari pemilihan tersebut sekurang-kurangnya sudah cukup umur yaitu 17 (tujuh belas) tahun atau sudah pernah menikah dan yang terdaftar sebagai pemilih di daerah pemilihan.
B. Pendekatan Perilaku Pemilih
Berbicara tentang perilaku pemilih, perilaku pemilih itu bisa timbul dari isu-isu dan kebijakan-kebijakan politik yang menjadi faktor seseorang memiliki pilihan politik yang berbeda satu sama lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi pilihan politik ditentukan oleh faktor internal dan juga faktor eksternal. Dan untuk memahami tentang perilaku pemilih terdapat beberapa pendekatan yang bisa digunakan, Adman Nursal (2004 : 54) mengelompokkan beberapa pendekatan untuk melihat perilaku pemilih kedalam beberapa pendekatan, yaitu pendekatan sosiologis (mazhab Columbia), pendekatan psikologis (mazhab Michigan), dan pendekatan rasional.
1. Pendekatan Sosiologis (Mazhab Columbia)
hakikatnya adalah pengalaman kelompok. Artinya, pendekatan sosiologis menempatkan kegiatan memilih pada konteks sosial. Melalui pendekatan ini, tingkah laku politik seseorang akan dipengaruhi identifikasi diri terhadap kelompok, termasuk norma yang dianut oleh kelompok tersebut. Karakteristik dan pengelompokan sosial dapat dilihat dari usia, jenis kelamin, agama dan latar belakang.
Kelompok-kelompok sosial itu menurut mazhab Columbia memiliki peranan dalam membentuk sikap, persepsi dan orientasi seseorang. Jika masyarakat berada pada dalam kelompok tertentu, maka kelompok tertentu akan mempengaruhi setiap tindakannya, dapat dikatakan tindakan individu adalah tindakan kelompokan begitu juga dengan perilaku memilih dalam memberikan suara pada suatu pemilihan umum. Asfar Muhammad dalam Adman Nursal (2004 : 55) berpendapat mengenai pendekatan sosiologis :
“Pendekatan sosiologis pada dasarnya menjelaskan bahwa
karakteristik sosial dan pengelompokan-pengelompokan sosial mempunyai pengaruh yang cukup signifikan dalam mnentukan perilaku pemilih. Pengelompokan sosial seperti umur (tua,muda), jenis kelamin, agama dan semacamnya, dianggap mempunyai perananyang cukup menentukan dalam membentuk perilaku pemilih”.
adalah tindakan kelompok begitu juga dengan perilaku memilih dalam pemberian suara pilkada.
2. Pendekatan Psikologis (Mazhab Michigan)
Pendekatan psikologis pertama kali dikembangkan oleh August Campbel dari mazhab Michigan, The Michigan Research Center. Pendekatan ini melihat tingkah laku pemilih dipengaruhi oleh interaksi antara faktor internal dan eksternal. Hal ini dilandasi oleh sikap dan sosialisasi seseorang dalam lingkungannya. Sikap seseorang sangat mempengaruhi perilaku politiknya. Sikap itu terbentuk melalui sosialisasi yang berlangsung lama, bahkan bisa sejak pemilih berusia dini. Pada usia dini, seseorang calon pemilih telah menerima pengaruh politik dari orangtuanya baik secara langsung ataupun tidak.
upaya yang mungkin terwujud mekanisme atau pertahanan dan externalisasi suatu proyeksi, rasionalitas idealisme, dan identifikasi.
Identifikasi partai merupakan keterikatan individu terhadap partai sekalipun ia bukan anggota. Perasaan itu tumbuh sejak kecil dipengaruhi oleh orang tua dan lingkungan keluarga. Bagi orang yang tidak perduli dengan program partai, figur seorang pemimpin sangat menentukan. (Asri Warman Adam, 1999;34). Menurut Soerjono Soekanto (1982), kepemimpinan adalah kemampuan dari seorang pemimpin untuk mempengaruhi orang lain (para pengikutnya) untuk bertingkah laku sebagaimana dikehendaki pemimpinnya. Jadi dari pendapat diatas kharisma seroang pemimpin dapat mempengaruhi pengikutnya untuh bertingkah laku sesuai dengan yang diinginkan pemimpinnya, dalam pemilihan juga sosok seorang figur pemimpin sangat menentukan dalam pemilihan umum.
3. Pendekatan Rasional
Pendekatan rasional berkaitan dengan orientasi utama pemilih yaitu orientasi isu dan orientasi kandidat. Perilaku pemilih berorientasi isu berpusat pada siapa yang akan memerintah dan yang akan mampu mengatasi semua persoalan-persoalan yang dihadapi masyarakat. Sementara itu orientasi kandidat mengacu pada sikap seseorang terhadap pribadi kandidat.
pengetahuan dan mendapat informasi-informasi yang cukup. Tindakan mereka didasarkan bukan karena faktor kebetulan atau kebiasaan dan bukan merupakan kepentingan pribadi, tetapi kepentingan umum berdasarkan pikiran dan pertimbangan yang logis.
Sementara Nimno (dalam Adman Nursal, 2004) ciri-ciri pemberian suara yang rasional meliputi 5 hal:
1. Dapat mengambil keputusan apabila dihadapkan pada alternatif.
2. Dapat membandingkan apakah sebuah alternatif lebih disukai, sama saja, atau lebih rendah dibandingkan alternatif lain.
3. Menyusun alternatif dengan cara transitif.
4. Memilih alternatif yang tingkat prefensifnya lebih tinggi.
5. Selalu mengambil keputusan yang sama apabila dihadapkan pada alternatif-alternatif yang sama.
Jika pemilih memang menyerap informasi tetapi tidak mencari dan mengelola informasi dengan aktif, sangat jarang sekali pemilih rasional dapat memenuhi syarat-syarat diatas, hal ini disebabkan karena tidak ada intensif yang memadai untuk mencari informasi maksimal sebagai input untuk mengambil keputusan. Mereka mendapatkan informasi sebagai produk sampingan dan berbagai aktifitas sehari-hari, merka tidak memperoleh informasi yang cukup dan merka juga tidak memiliki waktu untuk memeriksa akurasi informasi yang diserapnya.
formal dan informal. Sikap seseorang tersebut akan meberikan pemahaman terhadap isu kebijakan dan kandidat.
C. Tinjauan Tentang Pemilihan Kepala Daerah Langsung
1. Pengertian Pemilihan Langsung
Sebelum kita merangkai arti kedua kata tersebut, kita lihat terlebih dahulu pengertian pemilihan. Pemilihan yang dimaksud disini adalah pemilihan umum (Pemilu). Menurut Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat 1, pemilihan umum adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Pemilu diselenggarakan dengan tujuan membentuk pemerintahan yang demokratis, kuat dan memperoleh dukungan rakyat dalam rangka mewujudkan tujuan nasional sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 (Undang-Undang Pemilu Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, dan Dewa Perwakilan Rakyat Daerah).
Sedangkan langsung disini merupakan salah satu asas yang dipakai dalam Pemilihan Kepala Daerah yang mengandung maksud, rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa perantara (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004).
menentukan sendiri pemimpinnya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya tanpa diwakili oleh orang lain.
2. Pengertian Kepala Daerah
Kepala daerah yang dimaksud disini adalah gubernur, bupati atau walikota. Kepala daerah adalah kepala pemerintahan daerah yang dipilih secara demokratis (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004). Pemilihan secara demokratis terhadap kepala daerah/wakil kepala daerah tersebut didasarkan atas Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 Pasal 18 Ayat (4) yang menyatakan bahwa gubernur dan bupati atau walikota sebagai kepala daerah dipilih secara demokratis. Kemudian mengingat bahwa tugas dan wewenang Dewan Perwakilan Rakyat Daerah menurut Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Dewan Perwakilan Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah telah menghapus tugas dan wewenang lembaga legislatif daerah untuk memilih kepala daerah/wakil kepala daerah. Maka dengan demikian pemilihan demokratis diartikan sebagai pemilihan langsung. Kepala daerah dalam melaksanakan tugasnya dibantu oleh seorang wakil kepala daerah dan perangkat daerah (Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004).
Daerah dan atau memperoleh dukungan suara dalam pemilihan umum legislatif dalam jumlah tertentu.
3. Pengertian Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Langsung
Pilkada merupakan bagian terpenting dari pengembangan sebuah demokrasi, pilkada merupkan tonggak dari cita-cita demokrasi yang ingin dicapai. Pilkada langsung merupakan mekanisme baru dalam proses seleksi pimpinan daerah yang diharapkan dapat memunculkan figur-figur pemimpin yang diharapkan oleh konsituen. Seperti yang diungkapkan oleh Abdul A.Harahap yang dikutip oleh Ardian (2006 : 18) menyatakan :
”Pilkada langsung merupakan tonggak demokrasi terpenting daerah, tidak hanya terbatas pada mekanisme pemilihannya yang lebih demokratis dan berbeda dengan sebelumnya, tetapi merupakan ajang pemebelajaran politik terbaik dan merupkan perwujudan dari kedaulatan rakyat. Melalui Pilkada langsung rakyat semakin berdaulat, dibandingkan dengan mekanisme sebelumnya. Sekarang seluruh rakyat yang mempunyai hak pilih dapat menggunakan hak suaranya secara langsung dan terbuka untuk memilih kepala daerahnya sendiri. Inilah esensi dari demokrasi dimana kedaulatan sepenuhnya ada ditangan rakyat, sehingga berbagai distorsi demokrasi dapat ditekan seminimal
mungkin”.
dalam situasi yang penuh tekanan, bentuk dari tekanan pun bermacam-macam dan dipenetrasikan dengan beragam alasan.
4. Asas Pemilihan Kepala Daerah Langsung
Salah satu ciri sistem pilkada yang demokratis dapat dilihat dari asas-asas yang dianut. Asas pilkada adalah suatu pangkal tolak pikiran untuk melaksanakan pilkada. Dengan kata lain asas pilkada merupakan prinsip-prinsip atau pedoman yang harus mewarnai proses penyelenggaraan. Asas pilkada juga berarti jalan atau sarana agar pilkada terlaksana secara demokratis. Dengan demikian asas-asas pilkada harus tercermin dalam tahapan-tahapan kegiatan atau diterjemahkan secara teknis dalam elemen-elemen kegiatan pilkada.
Rumusan mengenai asas-asas pilkada langsung ini tertuang dalam Pasal 56 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. Bunyi dari pasal tersebut adalah sebagai berikut: Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah dipilih dalam satu pasangan calon yang dilaksanakan secara demokratis berdasarkan asas langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil.
Dengan asas-asas tersebut, dapat dikatakan bahwa pilkada langsung di Indonesia telah menggunakan prinsip-prinsip yang berlaku umum dalam rekruitmen Kepala Daerah yang terbuka. Adapun pengertian asas-asas tersebut adalah:
Rakyat sebagai pemilih mempunyai hak untuk memberikan suaranya secara langsung sesuai dengan kehendak hati nuraninya, tanpa perantara.
b. Umum
Pada dasarnya semua warga negara yang memenuhi persyaratan sesuai dengan ketentuan perundangan berhak mengikuti pemilihan kepala daerah. Pemilihan yang bersifat umum mengandung makna menjamin kesempatan yang berlaku menyeluruh bagi semua warga negara, tanpa diskriminasi berdasarkan suku, agama, ras, golongan, jenis kelamin, kedaerahan, pekerjaan dan status sosial.
c. Bebas
Setiap warga negara yang berhak memilih bebas menentukan pilihannya tanpa tekanan dan paksaan dari siapa pun. Dalam melaksanakan haknya, setiap warga negara dijamin keamanannya, sehingga dapat memilih sesuai dengan hati nurani dan kepentingannya.
d. Rahasia
Dalam memberikan suaranya, pemilih dijamin bahwa pilihannya tidak akan diketahui oleh pihak manapun dan dengan jalan apapun. Pemilih memberikan suaranya pada surat suara dengan tidak dapat diketahui oleh orang lain kepada siapa suaranya diberikan.
e. Jujur
peserta pemilihan umum, pengawasan dan pemantau pemilu termasuk pemilih dan semua pihak yang terlibat secara tidak langsung harus bersikap dan bertindak jujur sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
f. Adil
Dalam penyelenggaraan pemilihan kepala daerah, setiap pemilih dan calon/peserta pemilihan kepala daerah diperlakukan sama, serta bebas dari kecurangan pihak manapun (Joko J. Prihatmoko: 206-208).
D. Kerangka Pikir
Secara umum teori tentang perilaku pemilih dapat di analisis dengan menggunakan tiga pendekatan, yaitu sosiologis, psikologis dan rasional. Untuk memudahkan peneliti dalam mengetahui dan memahami faktor-faktor apakah yang mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012, peneliti memilih bebrapa variabel dari ketiga pendekatan tersebut. peneliti memilih beberapa variabel dari ketiga pendekatan tersebut yang diturunkan menjadi faktor-faktor yang digunakan untuk mengetahui perilaku pemilih masyarkat Pekon Way Petai dengan indikator sebagai berikut:
Faktor Sosiologis a. Usia
b. Jenis kelamin c. Etnis
Faktor Psikologis d. Kharisma Faktor Rasional
e. Pengenalan visi dan misi
SKEMA KERANGKA PIKIR
Faktor-faktor yang mempengaruhi Perilaku Pemilih (Y) perilaku pemilih (X): a. Bekerja untuk partai atau Faktor Sosiologis calon
a. Usia (X1) b. Menghadiri rapat
b. Jenis kelamin (X2) kampanye
c. Etnis (X3) c. Membujuk pemilih lain
Faktor Psikologis bagaimana untuk memilih d. Kharisma (X4) d. Keanggotaan dalam partai Faktor Rasional atau organisasi politik e. Pengenalan visi dan misi (X5)
E. Hipotesis
Berdasarkan dari uraian yang telah dijelaskan diatas, peneliti mencoba merumuskan hipotesis bahwa diduga faktor usia, jenis kelamin, agama, etnis (Sosiologis), Kharisma (Psikologis), Pengenalan visi dan misi (Rasional) berpengaruh signifikan dalam perilaku pemilih. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
H0 : Tidak terdapat perbedaan proporsi yang signifikan dalam perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012 dilihat dari variabel usia, jenis kelamin dan etnis.
Ha : Terdapat perbedaan proporsi yang signifikan dalam perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012 dilihat dari variabel usia, jenis kelamin dan etnis.
H0 : Faktor kharisma tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012
H0 : Faktor pengenalan visi dan misi tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya pada Pilkada Lampung Barat 2012
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMILIH MASYARAKAT PEKON WAY PETAI KECAMATAN SUMBER JAYA
PADA PILKADA LAMPUNG BARAT 2012
Oleh
HARIANSYA
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA ILMU PEMERINTAHAN
Pada
Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS LAMPUNG
RIWAYAT HIDUP
MOTTO
”
Mulailah melakukan apa yang perlu, kemudian melakukan apa yang mungkin,
dan tiba-tiba kau sedang melakukan hal yang mustahil
”
(Benny)
”Tidak ada jaminan kesusksesan, namun tidak mencoba adalah jaminan
kegagalan.”
(Bill Clinton)
”Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan”
Persembahan
Puji syukur Alhamdulillah ku ucapkan kehadirat Allah S.W.T. Yang mengusai hari ini, kemarin dan hari esok,
Amin.
Kupersembahkan karya sederhana ini kepada orang-orang terkasih...
Ayah dan Ibuku yang telah membesarkan dan mendidikku dengan limpahan cinta dan kasih sayang. Terimakasih atas doa yang tak pernah putus, pengorbanan, dukungan dan kesabaran
dalam membimbing setiap langkahku untuk mencapai keberhasilan.
Kekasih, Sahabat, Teman dan Kerabat yang telah menemani dan menghiasi tiap hari-hari dalam hidupku. Terimakasih atas dukungan dan support kalian.
Dan
SANWACANA
Alhamdulillahhirabbil’alamin . . .
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah serta izin-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat beriring salam
senantiasa tercurah kepada Nabi Besar Muhammad SAW yang syafa’atnya selalu
kita nanti hingga yaumilakhir kelak. Amin . . .
Skripsi dengan judul ” Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Pemilih Masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya Pada Pilkada Lampung Barat 2012” adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ilmu Pemerintahan di Universitas Lampung.
2. Bpk. Drs. Hi. Aman Toto Dwijono, M.H. Selaku Ketua Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung, sekaligus Pembimbing Akademik penulis yang telah banyak memberikan arahan untuk kesempurnaan skripsi ini;
3. Bpk. Drs. Denden Kurnia Indrajat, M.Si. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Lampung; 4. Ibu Dr. Ari Darmastuti, M.A. selaku Dosen Pembimbing Utama,
terimakasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses bimbingan skripsi ini, sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung;
5. Bpk. Himawan Indrajat, S.I.P., M.Si. selaku Dosen Pembimbing pembantu, terimakasih atas waktu, motivasi, bimbingan, saran dan kesabarannya dalam proses bimbingan skripsi ini, sehingga saya dapat menyelesaikan studi di Universitas Lampung;
6. Bpk. Dr. Suwondo, M.A. selaku Dosen Pembahas yang telah memberikan perhatian, bimbingan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini; 7. Seluruh Dosen FISIP Unila yang telah membekali penulis dengan ilmu
dan pengetahuan selama menjalani masa perkuliahan;
terimakasih atas informasi dan bantuannya;
10. Masyarakat Pekon Way Petai Kecamatan Sumber Jaya selaku informan dan responden yang telah memberikan waktu, informasi dan bantuannya; 11. Kedua orang tuaku Mama dan Papa, yang telah membesarkan, mendidik,
membimbing serta memberikan cinta dan kasih sayang dengan penuh kesabaran, terimakasih atas doa-doa yang tidak ada hentinya untuk keberhasilanku dan pengorbanannya tak akan terbalaskan oleh apapun. 12. Kekasihku Dwi Elok Fitricia, terimakasih telah menenangkan hatiku.
Terimakasih atas cinta, kasih sayang dan perhatian yang penuh bagiku yang selalu memotivasi memberi keceriaan. Terimakasih sudah menjadikan aku berarti buat kamu, semoga Allah SWT meridhoi segala yang terbaik untuk kita berdua. Amin...
(Buat Jesika n Isty makasih ya udah mempercayai gua untuk mendampingi sahabat kalian *elok)
13. Teman seperjuangan Andi, Aji, Diki, Edwin, Farhan, Fahmi, Prabu, Imam, Rizky, Danial , Endus, Reza dan Ivan terimakasih atas dukungan dan persahabatan yang kita bina selama ini dan sukses buat kita semua. Amin...
Bang Rizon, Mbak Nurul, mbak Fitri, Mba Uli, Mba Atika, Mba Merita terimakasih atas dukungan, arahan dan pertemanan yang telah selama ini dibangun. Untuk adik-adik, Yusiana, Mahayu, Fei, Tommy semuanya deh, tetap semangat dan kejarlah cita-cota kalian.
VI. SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Simpulan dalam penelitian ini berasal dari dua teknik analisis data yang berbeda, yakni perhitungan proporsi dengan uji chi square dan pengujian parsial. Untuk pendekatan sosiologis, psikologis dan rasional simpulan yang dapat diambil adalah :
1. Sosiologis
3. Psikologis
Berdasarkan hasil perhitungan (Koefisien Determinasi) didapat angka sebesar 89,6% seagai sumbangan faktor kharisma dalam mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor kharisma sebagai ukuran untuk mencari pengaruh perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012.
4. Rasional
Berdasarkan hasil perhitungan (Koefisien Determinasi) didapat angka sebesar 29,2% seagai sumbangan faktor pengenalan visi dan misi dalam mempengaruhi perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor pengenalan visi dan misi sebagai ukuran untuk mencari pengaruh perilaku pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012.
Perilaku Pemilih masyarakat Pekon Way Petai pada Pilkada Lampung Barat 2012 dengan angka 89,6%.
B. Saran
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Karakteristik Identitas Responden
Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Pekon Way Petai yang telah memiliki hak pilih (17 tahun keatas atau telah menikah) dan telah ditetapkan sebagai pemilih yang terdaftar dalam Daftar Pemilih Tetap (DPT) Pekon Way Petai tahun 2012. Adapun jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 93 orang. Berdasarkan jumlah kuesioner yang telah disebar dapat diketahui identitas responden yang mengisi kuesioner. Karakteristik responden dalam penelitian ini dapat dilihat berdasarkan kelompok jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan dan pekerjaan.
1. Jenis Kelamin
Tabel 13. Keadaan responden Menurut Jenis Kelamin.
Jenis Kelamin Frekuensi Persentase (%)
Laki-laki 52 56 %
Perempuan 41 44%
Jumlah 93 100%
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Kuesioner 2012
Berdasarkan tabel diatas, dketahui bahwa dari 93 responden dalam penelitian ini adalah berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 52 orang responden dengan persentase 56%, sedangkan responden dengan jenis kelamin perempuan sebanyak 41 orang responden dengan persentase 44%. Dengan demikian repsonden berjenis kelamin laki-laki lebih banyak daripada responden perempuan.
2. Umur Responden
Umur responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini beragam yaitu berkisar antara umur 17 sampai 60 tahun. Jumlah responden berdasarkan kelompok umur dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 14. Keadaan responden Menurut Kelompok Umur
Umur Frekuensi Persentase (%)
17- 35 57 61%
36-54 29 31%
55 tahun keatas 7 8%
Jumlah 93 100%
Berdasarkan tabel 14 diatas dapat diketahui bahwa dari 93 responden, sebanyak 57 orang responden berusia antara 17-35 tahun dengan persentase 61%, 29 responden berusia antara 36-54 tahun dengan persentase 31% dan 7 responden berusia diatas 55 tahun dengan persentase 8%. Dengan demikian usia antara 17-35 tahun lebih mendominasi.
3. Pendidikan Responden
Identitas responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat diketahui berdasarkan tabel berikut:
Tabel 15. Keadaan Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Pendidikan Frekuensi Persentase (%)
SD 29 31%
SLTP 36 39%
SLTA 23 25%
Diploma 1 1%
S1 4 4%
Jumlah 93 100%
Sumber: Data Diolah Dari Hasil Kuesioner 2012