• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian kesiapan implementasi manajemen mutu terpadu pada usaha kecil menengah berdasarkan European Foundation Quality (Studi Kasus di UKM binaan Astra)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Kajian kesiapan implementasi manajemen mutu terpadu pada usaha kecil menengah berdasarkan European Foundation Quality (Studi Kasus di UKM binaan Astra)"

Copied!
100
0
0

Teks penuh

(1)

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA

USAHA KECIL

MENENGAH

BERDASARKAN

EUROPEAN FOUNDATION QUALITY MANAGEMENT

(Studi Kasus

di

UKM

Binaan

Astra)

.

, .

-.,

-

Oleh

i

DEPARTEMEN M A J E M E N

FAKULTAS EKONOMI lWAJEMEN

(2)

Rirqy Pranapntra. H24101133. Kajian Kesiapan lmplementasi Manajemen Mutu T-u

Pada

Usaha Kecil Menengah &nlararkan European Foundcllion @ity Management (Studi Karin di UKM b i i Astra). Di bawah bimbingan H. Mnsa H U M dan Mukhamad Najib.

Melihat tantangan usaha yang berkembang dew- ini, disadari bahwa iantangan itu bukan hanya milik

usaha

besar, tetapi juga Usaha Kecil Mentngah

(UKM),

maka Yayasan Dharrna Bhakti Astra (YDBA) bersama dengan lembaga

dan institusi baik dari dalam dm luar gnrp Asfra rnemberikan pen- teknik

dan manajemen melalui pelatitaan teahadap 520 UKM

b

i

A s h Sesuai misi

YDBA,

mengembaagkan

UKM

lebii kreatif, ioovatif dan m e m i l i daya saing

dalam bidang tekwlogi informasi dm manajemeq

akses

p- fasilitas

pembiayaan, nilai dan budaya kerja s e e Astra, nenuorking dengan imtanri dan lembaga terkait

Penelitian

ini

batujuan untuk (I) Mengkaji pengaruh proses pengelolaan mutu tafradap integrasj intend UKM, (2) Mengetahui dan menganalisa pengaruh kiuerja te&adap adaptasi eknemal UKM berdasarkan sistem yang telah dcalankan, serta (3) Mengerahui dan mengadisa kesiapan implementasi

manajemea mutu tapadu di UKM.

Data yang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan

sehunder. Data yang diburuhkan dalam penelitian ini meliputi daia yang

menggirmbarkan penilaian anggota UKM tehadap peubah-peubah laten.

Pengukuran t e h d a p peubah-peubah laten dilakukan dengan mengguna!! skah Liker?, yang nantinya dikonversi ke dalam skala i n t d (1-5). Pengolaban data meliputi uji validitas menggunakan Product Momnf Peanon, uji reliabilitas menggcmakan Alpha Croncbach dan analisis regresi linear berganda untuk mengadisis pengaruh peubah bebas dengan peubah terikat menggunakan SPSS versi 15.0 Analisis data benrpa pengujian hipotesis dan penyajian data

Berdasarkan hasil uji analisis regresi linear berganda dari oupw model ke-4, dapat dinjatakan bahwi karakterisilk leadership. people mmgement, qualify sysrem and processes terbukti secara njata mempengafuhi proses integrasi internal UKM &polesis I) dengan nilai a & s t e d R Square 0,173. Artinya,

kemgaman integrasi internal

O W

dapat dijelaskan oleh peubah independen 173%. Lntegrasi internal tern)ata tidak dipengaruhi oleh peubah planning and stralegic. resources, business resu11.
(3)

K A M

KESIAPAN IMPLEMENTASI

MANAJEMEN MUTU TERPADU PADA

USAHA

KECIL

MENENGAH BERDASARKAN

EUROPEAN FOUNDATION QUALITY MANAGEMENT

(Stndi Kasus di

UKM

Binaan Astra)

SKRIPSI

Sebagai

salah

satu

warat

untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada

Departernen Manajemen

Fakultas

Ekonorni Manajemen

Institut Pertanian

Bogor

Oleh

RIZQY

PRANAPUTRA

I424104133

.

DEPARTEMEN W A J E M E N

PAKULTAS EKONOMI MANASEMEN

(4)

INSKIIJT PERTANIAV BOGOR FAKULTAS EKOKOMI hlANA.JEMEN

DEPARTEMEN IIlAVAJEMEN

KAJIAN m P m I h i F ' m A S I

MANAJEMIEN MUTU TERPADU PADA

USAHA

KECIL MEhTNGAEi BERDASARKAN EUROPEAN FOUh?)ATION

QUALITY MANAGEMENT

(Studi

Kasus

di UKM

Binaan

Astra)

Mayefujui,

I

1 September 2008

6%

..

--

Prof. Dr. Ir. H. Mosa Hnbeis, MS. DivL Ino. DEA Mukbamad ha~tb.

SW.

MM Dosen Pembimbing

II

(5)

Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 1 Januari 1986. Penuliis merupa!! anak tunggal pasangan G. Suprayitno dan Sedamauati Yami.

Penulis menyelesaikan pendidikan di TK Islam Al-Azlw Kelapa Gading Jakana Utara pada tahun 1992, lalu melanjutkan ke Sekolah Dasar Islam

Al-

Azhar Pusat Jakana Selatan. Pada tahun 1998, penulis melanjutkan pendidikan di

Sekolah Lanjutan Tigkat Penama Negeri 05 Bogor lalu melanjuikao pendidikan di Sekolah Menengah Atas Negeri 07 Bogor pada tahun 2001 dan masuk d a b

program I&U Pengetahuan Alam (PA). Pada tahun 2004, penuliis dite.rima

di

Lnstitui

Pertanian Bogor (IF'B) melalui jalur Seleksi Pewrimaan Mahasinva Ban,

(SPMB) di Departemen Manajemen, Fakultas Ekonorni Manajemen

0.

Selarna mengikuti perkuliahan, penulis alaif di berbagai unit kegiatao

mahasiiva, anma lain di Departemen Sosial Lingkungan Ma~)&t Badan EkseLutif Mahasisua (BEM) FEM 2005-2006; staf adver?ising, marketing dan

public rela~ion Koran Karnpus 2005-2006; Departemen Pertanian BEM IPB 2006-

(6)

KATA PENGAhTAR

&gala puji syukw alas kehadirat Allah S \ W yang telah memberikan

Rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga skripsi ini dapat dibuar dan

diselesaikan dengan baik. Skripsi

ini

mengambil tema "Kajian Kesiapan

lmplementasi Manajemen Mutu Terpadu Pada Usaha Kecil Memngah

Bedas&m Ewopem Foundnfion &lily Managemeni (Studi Kasus di UKM

Binaan Astra)". Penulis sangat mengharapkan skripsi ini dapat membantu pihak

rnanajemen Usaha Kecil Menengah dalam menerapkan Total @lily

A4o~gemen1 secara t e p t

Penyusunan skripsi ini banyak dibantu oleh behagai pihak yang telah

memberikan inspimi, m o t i ~ s i dan fasilitas yang sangat berharga, sehingga skripsi ini dapai diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucapkan

rasa terima kasih )wig tulus secara khusus kepada :

1. Prof. Dr. 11. H. Musa Hubeis, MS, Dipl. Ing, DEA sebagai dosen pembiibiig

penama, dengan gaya beliau )wig penuh inspimi dan idealis, serta kaia-kata

yang mencerahkan unhlk membuat penulis dapat rnernbangun semangat dalam menyelesaikan skripsi

ini.

2. Mukhamad Najib, STP, MM sebagai dosen pembimbing kedua, telah

Wtenan membimbing penulis dengan penuh kesabaran dan perhatian sem kata-kata yang penuh kehati-hatian telah menumbuhkan keyakinan penulis

dalarn menyelesaikan skripsi ini.

3. Dr. Ir. Muhammad Syamsun, M.Sc sebagai dosen penguji )wig telah memberikan masukan ) m g sangai berarti kepada penulis.

4. Mama dan Papa )wig telah memberikan curahan kasih sayang, inspimsi hidup

dan selalu mendoakan dengan tulus.

5. Saudari Gitri Widianti yang telah mew& kehidupan penulis dengan

d d w g a n dan perhatian.

6. Bapak Soepardi (YDBA), b u Rosida (F'T SGP), Ibu Rollg (PT Mabenek) dan

Bapak Mardjono

(PT

RPA) jmg telah memberikan kernudahan dalam

mengumpulkan d a u dalam &psi ini.

(7)

8. Teman-ternan di Departemen Manajemen Aogkamn 41 yang w l d u besama-

sama membuat kenangan terindah selarna Wiah.

9. Ternan-ternan sepejuangan di BEM FEM, BEM IPB, Corn@ dan Koran Kampus.

10. Semua pihak rang telah membantu dalam penulisan skripsi ini.

Penulis men).adari bahwva skipsi ini bukanlah suam karya rulis yang terbaik dan masih ban)& keLvrangann)a, \\alaupun demikian mengharapkan agar *psi ini dapat b e ~ g u ~ dan bennadaat bagi pihak yang memerlukan dan para

pembaca. Amien.

(8)

DAFTAR Is1

KATA PENGANTAR

...

v

DAFTAR TABEL

...

x

DAFTAR LAMPIRAN

...

x i

...

1 . 1 Latar Belakang

...

12 Rumusan Madah 1.3 Tujuan

...

n

.

~ J A U A N PUSTAKA

...

Definisi mutu ... Konsep TQM

...

Prinsip EFQM Ercellence Model

...

...

Tujuan dan Manfaat TQM Hambatan dan Kendala dalam Menjalankan TQM

...

...

Delinisi UKM Kekuatan dan Kelernahan UKM

...

Jenis Industri dan Pasar yang sesuai bagi UKM

...

Permasalahan UKM ...

m

.

~~ETODOLOGI PEPIELIT~AN

...

24

...

3.1 Kemgka B e r p i Penelitian 24 3.2. Pengumpulan Data ... 25

3.3 Pengolaban dan Analisis

Dam

...

26

3.4 Perumusan Hipotesis

...

32
(9)

IV

.

HASIL

D m PEhlBAHASAN

4.1 Yayasan Dharma Bwi Astra ...

. .

4.2 UKivl Binaan Astra sebagai Obyek Penelltlan

...

4.2.1 PT Surya Gemilang Perkasa

...

4.2.2

PT

Maber Teknindo

...

4.2.3 PT Rachmat Perdana Adhimetal

...

4.3 Karakteristik Responden

...

4.4 Uji Validitas

dan

Reliabilitas ...

. .

.

.

4.5 Penguj~an Hipotesis Penel~tlan

...

4.5.1 Hasil Uji Proses Pengelolaan Mum ... 4.5.2 Hasil Uji KiwrJa Pengelolaan Mutu

...

...

4.6 Hubungan Proses Pengelolaan Mum dan lniegrasi l n t e d

... 4.7 Hubungan Hasil Pengelolaan Mutu dan Adaptasi Eksternal

4.8 Hasil SelfAssessmenr ... K E S I ~ W U L ~ DAK SARAN

...

A . Kesimpulan

...

B

.

Saran ...
(10)

D m A R GAMBAR

...

1

.

Sumbangan

PDB

UKM

...

2

.

Definisi mutu

3

.

PmseSTQM

...

. .

4 . K m g k a berpikir penel~han

...

. .

5

.

Tabapan proses penel~han

...

.

...

6 Karakteristik umur responden

. .

.

...

7 Kmktm& masa kerja responden

(11)

... I

.

Analisis kekuaian dan kelemahan UKM

. . .

...

2 . Alnrmdasi nlla! EFQM

... 3

.

Norma kriieria serfassessmenr

4

.

Uji d i d a s i p r d c ~ momem Pearson

...

5

.

Uji reliiilitas alpha Croncbach ...

...

6

.

Model summmy (1)

7

.

ANOVA

(I) ...

:

...

...

8 . Coeficierus (1)

...

9 . Model summmy (2)

...

.

I0

ANOVA

(2)

...

I 1 . Coeficiems (2)
(12)

No.

Halaman

. .

1. Kuesiowr pewltlao

...

60

. .

2. Shukhn orgarusas

PT.

SGP 73

3. Shukhn organisaSi PT. MaberTek

...

74

.

.

4. Shukhn orgarusas1 PT. RPA

...

75

. .

...

5.

D m

pengainatan penel~tlan 76

...

6. Uji normalitas 77

-

7. Hasil regr;eSi

YI

...

:

...

78
(13)

I.

PEKDAHULUAN

1.1 LatarBelakang

Bertahun-tahun sebelum adanya perkembangan pemdaban manusia,

mutu tidak menjadi perhatian dan tidak begitu pen- bagi manusia

Dalam masymkat yang masib primitif, setiap orang merasa hann dapat

memenuhi kebuhhamya sendiri, tidak tergantung pada orang lain.

S i n g dengan perkembangan peradaban manusia, terjadi

perkembangan keahlian pada manusia, dan terjadi pemisahan antata

kelompok produsen dan konsumen. Berkaitan dengan ha1 tersebut, peranan

mutu menjadi lebih diperhatikan dan semakin penting. Bahkan setelah tejadi revolusi industri, serta adanya perkembangan tekwlogi dan perkembangan serikat pekerja, para produsen senantiasa berusaha untuk menjaga reputasi atau nama b a i k n p

Usaha

untuk menjaga nama baik ini

dapat dilakukan melalui pengauasan mutu dari produk barang dan jasa

yang dihasilkan, yang seMigus merupakan cermin keberhasilan

pmsabn di mara masyarakai m u konsumen di dalam melaksanakan proses produksi. Mutu baiang yang diproduksi ditentukan berdasarkan

pengukuran atau penilaian karakteristik tertentu. Walaupun semua proses produksi relah direncanakan dan dilaksanakan dengan baik, kemungkinan

mutu hasil akhir tidak sesuai dengan standar yang ditenrukan akibat adanya penyimpangan.

Usaha

Kecil Menengah

( U K M )

sering Mi dipandang sebagai bagian yang terbelakang dari d m ekonomi, bersifat tradisional, tidak memiliki potensi untuk dapat berkontribusi pada peitumbuhan ekonomi,

dan lain-lain. Pandangan sqxni itu tidak dapat disetujui sepenuhnya,

sebab beberapa pihak bahkan beranaapan bahw kombinasi yang repat anma

U K M

dan perusahaan besar dapat melahirkan smktur ekonomi rang paling produktif.

Sebenamya kemampuan bersaing dan bekerjasama

UIGU

di
(14)

M ~ 1 ~ u n i l d a t a d a r i K Q n e n t c r i a n K ~ d a n U K M , p a a n U K M t ~ d d a p penciplsm Roduk Domestik BndD (PDB) lebih tmik daripada Usaba Bcsar(UB).Kaco~utamayangdirasakanUKMdiIndomsiaEdalab

pada sisi potend.

Potarsi

UKM Indonesia secara t "' *if sangat k,

~ i b e b a h a s i y a n g d i c s p a i t i d a k ~ d c o g a n j l r m l a h n y a S a l a h

s a t u f h k t o r p ~ M ~ a d a l a h m u t u p r o d u k y a n g d i h a s i D c a n

nlasihrendah,

M

wyalm!uk meningkatkan

~~

pmduk

U K M t e L a b ~ b a i k d a r i ~ t E h m a u p u o ~ p c t a k v U K M m ,

seediri

Gambar I . Sundmgw~ PDB UKU

@p.

Koperasi &m

UKM.

2007)

Mdodt peningLatlm mtrm @a UKM Indonesia tetsh dilnlronwlrnn

sejak tahun 1987, q ihasil yang dipgoleh ti& s a a i dengan rrpa yang

diharapkaqbaikda~amhalpaningkat~omutuptodukmaupuo~ dariparapclakuUKMscndiri~pclnlrrnmnmprogrampcningkata0 mtrm )mug d i j a h b n Kegagalm pelahslllgan program manajanen mtrm pada UKM d i d d k m oleh pemqamya tidak diawali dcngan

~engenalan-spesifikbagairmara-yam~ygng-yapada

UKM di bdonesiia. h p t dipahami bahwa

stbaik

apapun maode pmingi;lmm mtrm yang dilaksanakaa behm dmhl dapat ditaapkan saara

clan m e n g h a s i omwmu yang

smw

apabila maode tuscbu~ d i t a a p k a n d i ~ l s a h a ~ b a b c b a , a p a l a g i d i n e g a r a y a n g

~ ~ k m y a k h a l s c a n a n y a t a d i t c m u k a n b a b m U K M b c r b c d a

[image:14.514.84.446.52.643.2]
(15)

karena itu, perlakuan yang diberikan kepada

UKM

tidak hans sama. Karakteristik UKM, antara lain (1) tidak ada pemisahan antara pemilik dan manajerial; (2) memberdayah tenaga ke j a lokal; dan (3) menggunakan

modal sendiri. Karakteristik perusahaan besar, antara lain (1) memiliki deuan komisaris dan dewan direksi; (2) menggunakan tenaga keja yang pmfesional; dan (3) mengandalkan sumber keuangan formal (Hdiani,

2005).

Kenyataan yang ada menunjukkan bahua globalisasi ekonomi

memberikan dampak sangat luas terhadap lingkungan bimis, sehingga ha1 ini m&j& implikasi penting temadap kesiapan s u m unit ekonomi &lam melakukan adaptasi terhrtdap lingkungannya Kesiapao yang dimaksud

dapat d' h sebagai kemampuan manajemen suan~ organisasi untuk mengarahkan anggota organisasi dalam rnenciptakan dan memanfaatkan

peluang bisnis yang terdapat di lingkungan ekstemal dengan

memanfaakan potensi terbaik angota organisasi dan seluruh sumber daya organisasi lainnya. Dengan dernikian sangat penting bagi setiap

U K M

untuk mengetahui konsep universal yang bemubungan dengan manajemen

mutu, yaitu Tofal Quality A4aogemem (TQM).

Beberapa wgara mengeluarkan standar mutu untuk berbagai jenis

organisasi, seperti Deming Prize dari Jepang, Malcolm Baldrige dari

Amerika, European Foun&~ion/or Quality Managernem dari maqwakai

Empa dan Standar Nasional Indonesia (SNl) )ang dikeluadan oleh Badan

Standardisasi Nasional (BSN). BSN telah mengadaptasi Sistem

Manajemen Mum (SMM) Inrerna~ional Organizarion /or Srondmdizarion (ISO) 9000 menjadi SMM SNl 19-9000-2001 yang memiliki kriteria sebagai berikut : ( I ) kepemirnpinan; (2) rencana strategis; (3) fokus pa&

pelanggan; (4) manajernen pengetahuan. analisis dan pengukuran; (5) fokus pada Sumber Days Manusia (SDM); (6) manajemen proses; dan (7) basil bisnis.

Sebagian besar

standar

mutu tersehut bedaku untuk perusahaan besar

dan hanya rnqarakat Eropa )fang telah rnengeluarkan standar mum untuk

(16)

/or Qualiiy hiamgemenr Small and A4edium Enrerprise (EFQM-SW. Jika suatu UKM ingn dikatakan siap menerapkan manajemen mutu

terpadu, maka U I M tersebut pedu memenuhi sembilan aspek yang dinilai dari EFQM.

Di Indonesia, jumlah UKM meninpkat sangat cepat. M e n w t data

Bin, Pusat Statinik (BPS), 98,8% lebih usaha yang ada di Indonesia

adalah berbentuk U W . Pada tahun 2006, jumlah

UKM mencapai

18.929.636 dengan pertumbuhan 9,5%. Selain in5 U W

akan

menjadi

rumpuan utama penyerapan tenaga kerja pada masa mendatang, karena

jumlah tenaga kerja yang teriibat di UKM sangat besar. Sebagai gambaran, pada tahun 2006 mencapai lebih dari 85 juta orang aiau %,18% dari total tenaga kerja yang tertibat di UKM. dan pada periode 2005-2006, UKM

telah mampu memberikan lapangan kerja baru bagi 2 2 juta orang. Pada Usaha Besar hanya mampu menyediakan lapangan k e j a baru sebanyak 55,7 ribu saja

Hal

ini membuk?ikan bah\\a U W mempakan tulang punggung penyediaan tenaga kerja di Indonesia, serta sebagai dinamisator dan stabilisator perekonomian Lndonesia

Perkembangan LKh4 di Indonesia ditentukan oleh ban)* falnor yang secara garis besar dapat dibedakan menjadi faktor eksternal dan

internal. F&or eksternal ) m g paling dominan adalah kebijakan

pemerinrah, pasokan bahan baku dan kheristik pasar sasaran. Fallor internal ) m g paling dominan adalah kemampuan manajemen organisasi

dan mutu pmduk. Untuk memperbaiki kineja mum produk UKM

diperlukan suatu metode peninpkaian mutu yang sesuai bagi U M , yaitu

) m g mampu mendukung kemampuan manajemen organisasi U h U ,

seMigus mampu memperbaiki kineja mutu pmduknya, )pang pada

akhimya &pat mendukung keunggulan bersaing U I M , baik di pasar

1.2 Rumusan hlasalab

(17)

menghasilkan produk berrnutu baik. Keberbasilan UKM dalam memperluas pasar atau j d a b pelanggan adalah dengan m e r t g h a s i h produk sesuai.samh mutu yang telab dimapkan. Mutu bmang dan jasa

yang dihasitkan mentpakao faktor yang sangai mewntukan permintaan

masyakat temadap barang dan jasa yang ditawarkan

Menunrt Heizer (2005). di Warn perkernbangan suatu penrsahaan,

baik UKM maupun perusahaan besar, masalah mutu produk yang

berjangkvtan

akan

ikut menentukan maju atau tidaknya usaba tersebut

Dalam setiap promosi, produsen

akan

selalu menonjolkan mutu produk yang &asilkan, dan diharapkan konsumen yang

akan

wmbeli produk

tersebut memperoleb kepuasan.

Berdasarkan lnaian di atas, pennuusan masalah yang diajulran untuk

dikaji adalah bogaimuna sehor UKM dcgrm memahmni penringryo muru

produk ( h a n g drm jma), s e m kesiapm mengimplemenfmikan p r i m i p prinsip TQAK Dalam penelitian ini, kajian akan difokuskan pada :

1. Bagaimana pengaruh proses pengelOJ-aan

.

.

mu& tertradap integrasi /

internal W W berdasarkan pewrapan prinsipprinsip manajemen mutu ?

2. Bagairnana pengaruh kineja suatu UKM terhadap adaptasi eknemal

berdasarkan penerapan prinsipprinsip manajemen mum?

3. Seberapa besar kesiapan pewrapan manajemen mutu terpadu di UKM ?

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan pelaksanaan penelitian ini dapat dirinci sebagai b e d v t :

1. Meagkaji maruh proses pengelolaan mum tehadap integrasi internal

Urn.

2. Mengetahui dan menganalisa pengaruh kineja terhadap adaptasi eknernal UKh4 berdasarkan siaem rang telah dijalankan.

3. Mengetahui dan menganalisa kesiapan implementasi manajernen mutu

(18)

11. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefmisiMutu

Kata mutu mempunyai definisi yang berbeda-beda mulai dari ) m g konveosional sampai dengan yang strategik. Definisi yang konvensional

b i y a menjelaskan salah satu pengertian muhk %perti mernakaj suatu komoditas dengan en& k o d i bangunan bagus dan tahan lama.

Selain itu ada definisi lain yang menggambakan kesan prima, nomor satu

dan paling baik. Bagaimanapun para manajer yang menghadapi persaingan

b i

yang semakin keras, meningkatlcan perhatian dengan definisi yang

lebih strategik, yaitu memenuhi kebutuhan pelanggan.

Konsep mUN mulai dari organisasi rnanufakturing yang mempmduksi produk @arang dan jasa) yang nyaia, urnpan

balik

temadap mutu spesifikasi dari produk, dan mutu yang merefleksikan

pehdaan amibut ) m g dapat diukur dari suatu pproduk. Hal ini berarti adanya kesesuaian dengan spesifikasi yang telah ditetapkan sebelurnnya.

Adanya deviasi atau pekdaan dari spesifikasi pedu diperbatikq karena

adanya mutu yang l e b i rendah daripada yang diharapkan. Definisi ini merefleksikan pandangan internal organisasi dalam menyediakan produk. Hanya secara tidak langsung definisi ini m e n u n j h keinginan atau

harapan p e h 3 3 - l .

Dalam era sebelumnya. mandat mutu adalah mengukur variasi

spesifikasi atau karakteristik produk t e r i ~ d a p nandar )ang telah

ditetapkan dan kemudian memberikan tanrangan tejadinya proses

manufakturing dan pelayanan ) m g memberikan sumbangan pada variasi

tersebut ~ u ~ a s ' i n i merupakan t u g s dari kelompok inspeksi, dan biasanya

terdiri dari para ahli teknik prig menjadi departemen tersendiri.

Departemen ini paling sering melapor kepada pimpinan tinggi organisasi

dan hanya secara

tak

langsung bekeja dengan manajer yang langsung
(19)

I

hakaeristik- h a k i r i s t i k yang

asli (True)

I

Dimensi -

Dm&

Mutu

--m*

Pelengkap

Garnbar 2. Defnisi mufu (Surono &n Asiah. 2000)

T e d m s e c a r a kuaatitas clan

teknis

Saat ini semua definisi tentang mutu berorientasi pada kepuasan

pelanggan atau hams memenuhi spesifikasi (requiremew) pelanggan sekarang dan masa d a m g . Para ahli mencoba memahami kebunrhan atau

harapan pelanggan dan menuangkan dalam 6 (enam) dimensi m a yaitu mutu produk, bia).a, penyampaian prod& (deliwqg, keselamatan (sdery)

bagi peke j a dan pelanggan, moral peke j a dan lingkungan (emironmew).

2 2 Konsep

TQM

Salah satu'pendekatan yang d i g u m b n dalam menghasilkan produk

yang bermutu adalah Toral pU0lir)r A-famgemenr (TQM). Dalam

menerapkan TQM terdapat lima komponen utama, yang dapat dijelaskan

-ai berikut : (a) sistem manajemen, yakni pemahaman temadap

konsep dan falsafah TQM;

0)

mentalitas dasar, )dmi penyesuaian setiap unsur manajemen ) m g ada dalam organisasi untuk mengubah kebiasaan
(20)

Gugus Kendali Mutu (GKM), mempakan sarana untuk menampung

mekanisme pelaksanaan kendali mutu ) m g berfungsi untuk memecahkan

masalah teknis; (d) langkah pemecahan &ah dalam upaya peningkaian

mutu; dan (e) alar kendali mutu unruk menganalisis fakta masalah ) m g

dijadikan dasar untuk penyelesaian m s l a h .

TQM adalah suatu konsep ) m g berfokus pada perbaikan produk

secara terus-menerus dan berkesinambungan dengan melibatkan seluruh tingkat manajemen dalam oqanisasi agar produk yang dihasilkan dapat bersaing dengan produk lain di pasar (Heizer, 2005). TQM adalah

p e n d e h yang bemrientasi pada pelanggan

dan

memperkenalkan

penbhan manajernen ) m g sistematik, serta perbakm yang terus- menerus tehdap proses, p d u k dan pelayanan s u m organisasi (Barkley dan Saylor, 1991).

-.TQM juga &pat dianikan sebagai perpaduan semua fungsi organisasi

) m g dibangun berdasarkan konsep mum, ream work pdukrivitas dan

pengertian sem kepuasan pelanggan (Ishikawa, 1990). Pada Gambar 3 dipertihatkan babma proses TQM bermula dari pelanggan dan berakhir pada peianggan. Proses TQM memiliki masukan spesifik, seperti

kein- kebutuhan dan harapan pelanggm, serta melakukan

rransformasi masukan dalam orgnisasi untuk mempduksi barang dan

jasa yang pada gi1irannj.a dapar memberikan kepuasan kepada pelanggan

(keluaran).

Keinginan,

[image:20.518.55.455.312.773.2]

Kebutuhan dan Kepuasan pelanggan

Gambar 3. Proses

TQM

(Barkley don Saylor. 1991)

Qmlify Connol (QC) secara staiistik merupakan proses kontrol dalam

manajemen mutu ).ang menggunakan alat statistik secara luas. QC

(21)

keputusan didasarkan pada data Kejelasan parameter yang diperiukan

dalam meogukw kineja akan membantu secam sistematik, sehingga

secara tenn-mawnn terjadi peningkaian pada semua produk, pelayanan

dan proses yang dihasilkan.

Dalam sejarah perkembangan mutu, QC telah dimulai pada abad

XX

yang disebut inspeksi, dan dikenal sew "bad apple theory fiom

Benuick". Pemerikiaan menekankan pada produk ( S w n o dan Asiah,

2000). Caranya seperti melakukan pernisahan buah ape1 yang

baik

dan

) m g b u d Cara ini belum menggunakan alat statistik seperti yang telah dikenal saai ini. Prinsip mutu pada saat itu

adalah

"menyelamarkan produk yang baik di antan yang b u d berdasarkan pendapat dengan cara

memisahkao dan melakukan p e h a h a " Kegiatan t-but dapat d h t a k m produktif, tetapi tidak ekowmis.

Menurut S w w dan Asiah (2000), perkembangan QC yang terjadi di

Amerika dengan tokoh Taylor dan Sheu4m-t dikenal sebagai perintis

pendekatan QC. Taylor mampu mempxiihaikan peningkatan ekowmi tidak hanya karena aplikasi model dan tenaga kerja, tetapi juga karena

a p l i i i pengetahuan untuk meningkatkan mum. Di samping itu, para ahli siarinik mengakui kontribusi Shewvhar~ sangat penting dalam upaya

meningkatkan mum komoditas mmufacruring. Shewhart melaporkan

adanya variasi-variasi dalam setiap facer manufacturing, tetapi variasi-

l r i a s i tersebut dapat dipahami melalui aplikasi alat statist& sedehana,

seperti penarikan wntoh, nilai tengah dan simpangan bal,'~. Pada periode \~aktu tersebut perusaham-perusahaan mulai mengaplikasikan alaf siatistik

sederhana. Prinsip mutu pada saat itu adalah mengwangi biaya kegagalan,

seria melakukan kontrol

secam

fungsional dan aplikasi statistik dasar. Pada periode kedua tokoh di atas, berkembang kelompok pemeriksa

mum (rhe group of inrpecrors) yang biasan)% terdiri d a i ahli tehnik.

Kelompok ini sering dipisahkan menjadi divisi sendiri, ) m g oleh Juran

dikritik sebagai pemecah ( d i m e 4 tanggungjawwb mutu dalam organisasi.

QC

tidak hanya pada ourpul, tetapi d i u l a i pula pada proses. Sampai
(22)

bentuk-bentuk upaya j a g dapai disamakan dengan upajra peningkatan mutu sepeni yang dikenal di Amerika Wakiu iiu dunia mempun)ai kesan

bunk terhadap prod& b u m Jepang,

sem

d i a n e a p sebagai barang

tiruan dao tidak iahan lama. Penjajahan Jepang pada

P D

11, antara lain ingin memperluas pasar secara paha.

Jepang sebagai negara yang kalah perang pada

P D

11 dan mengalami kerusakan ekonomi paling parah selain Jerman, sangat membuiuhkan

bantuan segera agar dapar menghasilkan kernbali komodiias ekspor untuk memperbaiki keTusakan e k o n o m i n ) ~ Bantuan tenaga ahli diui Amerika, yakni Deming dan Juran diterima dengan baik oleh Jepang.

Deming,

Juran

dan bangsa Jepang sendiri mempunyai andil besar dalam mempexkenalkan dan mewrapkan pualify Assurance (QA). Deming diundang &tang ke Jepang pada tahun 1947 untuk membantu sensus penduduk tahun 195 1,

dan pada rahun 1950 untuk memberi ceramah mutu pada anggora

Persatuan

Ilmia\\an dan Ahli Tehnik di berbagai iempat di Jepang.

Derning menyampaikan konsep dan prinsipnpa yang disebut T u j u h pyakit-pen).akii ) m g memaiikan dan 14 butir prinsip manajemen

mutun.

Tujuh elemen kritis dalam TQM yang dimaksud adalah (1)

kepemimpinan dan komitrnen, (2) keierlibatan pekerja. (3) perencanam

yang baik, (4) strategj implemeniasi, (5) pengukuran dan evaluasi, (6) pengendalian dan perbaikan, serta (7) mencapai dan mempertahankan

standar kesempumaan. Selain i t y 14 butir dalam pelaksanaan TQM yang

disampaikan Deming adalah (I) merumuskan dan mengurnumkan kepada kar).a\van maksud dan tujuan, (2) mempelajari filosofi b a ~ , (3)

memahami tujuan inspeksi. (4) mengakhiri praktek bisnis yang

menggunakan penghargaan bedasadan an& dan uang. (5) memperbaiki

secara kontinu sisiem produksi dan pelayanan. (6) memberda)& pendidikan dan pelatihan (diklat), (7) melembagakan kepem~mpinan, (8) menciptakan kepercayaan, (9) mengoptimalkan iujuan perusahaan dan tim,

(23)

(14) melaksanakan tindakan untuk mencapai tujuan. D e w mencoba

memisahkan penyebab yang umurn dan

khusus

yang memberi konmbusi

kqrada variasi-variasi dalam mutu produk dan m e n g d o k a s i i dengan

tepat kegiaian-kegiasan peningkatan mutu antam tingkat manajer dan

pekerja Dalam ha1 ini, Demiog menekankan penggunaan QA secara

staristik yang mampu meodiagnosa dan menyelesaikan masalah-masalah

yang dihrtdapi.

Juran mengunjungi J e p n g pada tahun 1950

dan

mampu membantu menyesuaikan konsep dan d a t mutu, t e r u t a t ~ yang dirancang di pabrik-

pabrik'yang menjadi dasar proses manajemen. Juran bertLasil memberi

nilai kuantitas yang berkaitan dengan manfaat melakukan peningkam

mutu. Oleb karena itu, sejak awal tahun 1950-an Jepang telah mewrapkan alat-dat dan prinsip-priosip mutu, di tahun 1 W a n telah menerapkan QA,

S,

dan sejak tahun 1970-an telah menerapkan TQM. Hasil d a i penerapan behagai sistem mutu a b u t telah membawa Jepang menjadi negara

i n d h maju yang mnniliki pausahaao-perusahaan

tingkat

dtmia paling banyak di antara negara-negara maju lainnya, teruiarna dalam industri

otomotif,

TV,

peralatan sterw, dan kalkulatar.

Jepang yang telah melakukan QA sejak tahun 1960-an menerapkan primip-prinsip b e r m yaitu mengurangi biaya QC, QC secara silang audit

secara

internal, dan melakukan kontrol proses secara statistik.

Kontrol tidak saja dilakukan

secara

fungsional, tetapi

secara

silang.

Menunn Surono dan Asiah (2000) adanya sistem audit mutu dapat rnemberikan gambaran secara men)~eluruh dan sedini mu&& untuk dilakukan pencegahao atau perbaikan. Tiigkat pengukuran dilakukan pada

proses, ourpul dan oulcome (dampak). Manajemen mutu dilakukan pada

(24)

2 3 Prinsip EFQM Erccllence m d r l

EFQM-SME mentpakan suatu kern& kerja yang berdasarkan pada sembilan kriteria Lima di antaranya merupakan kategori "proses" dan

empat berikum)a mempakan karegori "hasil" (European Qualify A~t.ard

1999). Kategori "proses" memiliki beberapa kriteria ) m g perlu dicapai

oleh suatu organisasi yang terdiri dari :

1. Leadership, ).aim perilaku pemimpin untuk mendorong irnplemeniasi

TQM.

2. Srrafegic and Planning, yaitu perurnusan dan pengembangan kebijakan,

serta tindakan drategik organisasi ke dalam perencanaan bisnimya.

3. People Managemem, yaitu sistem manajemen nrmber daya organisasi

dalam ran& memberdayah potensi karya\\anoya.

4. Resources, yaitu sistern manajemen organisasi untuk mengaiur pen&)- sumber da)a ) m g dimiliki secara efektif dan efisien.

5.

Qualify Sjsrem and Processes, ).aitu sistem dan proses manajemen

organisasi dalam memproduksi dan memberikan p e l a ) ~ kepada

pelanggan guna menciptalran nilai tambah.

Kategori "hasil' diakibarkan oleh "proses", ) m g mempertimbangkan

banyak krireria, meliputi :

1. Customer Sotisfocrion, yaim kinerja yang dicapai organisasi dalam

memuaskan konsumenn)~a

2. People Safis$acrion, yaitu kineja ) m g dicapai organisasi dalam

memuaskan kar).awann)*a.

3. lmpacr on Sociery, ).aim kineja yang dicapai organisasi dalam memuaskan harapan dan kebutuhan lingkungan sekitar.

4. Bclriness Resulr: yaitu kineja yang dicapai organisasi dalam

perencanaan tujuan bisnisnya.

Saat ini hanya Eropa yang mengeluarkan prinsip mum untuk Usaha Kecil Menengah

( U r n )

yang bertujuan meningkaikan kinerja UKh4 agar

dapat bertahan (sunlive) dan sernakin membaik. EFQM

(25)

pelanggan, karyauan dan maqwakat sekitar yang dicapai melalui proses

kebmamaan dan penggunaan sumber clap yang efektif dan efisien

2,4 Tujuan dan Manfaat TQM

Tujuan utama TQM adalah melakukan reorientasi sistem rnanajanen,

perilaku staf, fokus organisasi dan proses-proses pengadam pelayanan

agar lembaga penyedia pelayanan dapat berproduksi lebih baik, melakukan pe1ap-m yang lebih efektif dan memenuhi kebutuhan, keinginan

dan

keperluan pelanggan Dalam jangka panjang, manfaat utama p e w ~ a p a n

TQM pada sektor publik adalah untuk rnempeztdi pelayaoan, sexta

mengurangi biaya dan kepuasan pelanggan. P e h h n progresif dalam sistem manajemen dan mutu pelayanan akan menghasilkan peningkatan

kepuasan pelanggan. Manfaat lain yang tidak Mah pentingnya adalah peningkatan k d i a n , semangat dan rasa percaya diri di kalangan staf, p e a t d a n hubungan antara pemerintah dan masyarakat, peningkaran hansparansi dan akuntabilitas pemerintah, serta penh&&m produktifitas

dan efisiensi pelayanan.

2 5 Hambatan dan Kendala dalam Menjalankan TQM

Dalam menjalankan TQM sering ditemukan beberapa hambatan dan kendala, sehingga target d a i proses )rang diharapkan

tidak

tercapai. Beberapa hambaian dan kendala )mg dihadapi menurut Stamatis (1996) dapat dijelaskan sebagai berikut :

1.Organisasiyangkaku

Pengalaman global menunjukkan bahwa organisasi di sehqor

svasta maupun organisasi di sektor publik sangat sulit diubah. Hal tersebut berkaiian dengan faktor-faker yang membentuk budaya

. .

organisasi, yaitu s t m h r kehruasaan, sistem

amnrrustrasi,

proses kerja, kepemimpinan, pre-disposisi pegawai dan praktek-prahik manajemen. Sebagai contoh, biikrasi pemerintah Lndonesia sangat lambat dalam

melakukan hansformasi diri dari struktur topdown menuju sistem

(26)

otonorni daerah rnemberi kerangka ham mengenai cara penyediaan dan

pembiayaan pelayanan pemerintah. Walaupun

TQM

berpotensi

meaanggulangi M-id yang

W

r n e n m b a l

W

~elay-

yang lebii berorientasi kepada pelanggan dan padsipatif, namun perlu

disadari

bahsa perubaban subnaosial yang ingin dicapai akan

memakan uaktu lama untuk mewujudkannya.

2. Disfungsi sistem organisasi

organisasi seringkali rnemiliki misi

ganda, bahkan kadang

htmpang tindih. Hanya sedikit lembaga pemerintah yang memiliki akuniabilitas di mata maqmahf dan jarang sekali

ada

s a h i bagi lanbaga yang d i k i kineja buruk, serta hampir tidak

ada

persaingan iangsung. K& ini sangat berbeda dengan yang tajadi pada &tor swasta yang bajalan dengan sistem yang

-

lebih fungsional,

seperti

ekonomi pasar, dan rnemiliki nilai yang lebih jelas dan akuntabel

di

mata pelanggannya

3. Pengambii kepurusan yang tradisional dan sentralistik

Meskipun pemerintah rnulai mene~apkan desentralisasi, namun pada pemerintah tingkat KoramadyalKabuplen mash tetap

ada

kecendenmgan bertindak dengan gaya ropdown Sebagai contoh, di

Balai Penyuluhan Pertanian Kabupaten Bolaang Mongondow, petugas lapangan telah bekerja keras untuk menyediakan pelayanan yang lebih berorientasi kepada pelanggan melalui kerjasama dengan petani untuk mengidentifhsi prioritamp Usaha ini memicu lahirnya program

kredit baru yang sangat berbasil. Program ini telab diadopsi oleb pemerintah daerah yang kini akan membangun ribuan kelornpok tani dalam periode enam bulan dengan m e teknik partisipatif. Pendekatan semacam ini mempakan penerapan dari prinsip dasar konsultasi dengan pihak terkait dan kepuasan pelanggan yang sangat

esensial dalam TQM. Penolakan sinemik

untuk

perubahan

ini

disebabkan oleh praktek perencanaan program sang bersifat ropdmvn

dan sentralistik. Umumnya pemerintah &&at KotamadyalKabupaten

(27)

pemerintahan yang lebih ti&. Untuk mengubah pdekafan

mekanistik dalam perencanaan dan pelaksanaan program

ini

dibutuhkan waktucukuplama

4. Strukhu we-g yang sangat hie-rarkis

Di Indonesia, karakterisasi sektor publik dilakukan secara

tradisional berdasarkan nratifikasi status, yaitu manager senior

memegang Wewenang yang sangat besar. Shuktlrr

ini

b diubah

seam

radikal, jika ingin mengadopsi p e n d e b TQM.

Di

mas

lalu,

setiap staf diberi tugas, t a q p n g i a w a b dan diharapkan menjalankannya den& keterganningan tertentu k& orang lain. Untuk beralih dari keadaan yang sangai

struktural

menuju ke - 1

yang

l e b i fleksibel dan tidak tertalu hirarkis dapat menjadi bumerang. Tantangan

bagi para manager adalah upaya menciptakan lingkungan dengan

tingkat wewenang minimal yang dapat diperlebar.

5. Lemahnya komitmen para manager

Tanggapan awal terhadap TQM cukup positif, namun sering kali hanya dalam bentuk dukungan verbal sernata Masalah mulai muncul, k e d a diperlukan dukungan aktif dari para

manager

untuk menciptakao atmosfir kondusif, yang memberikan kesempam kepada para staf

untuk melaJcvkan eksperimen dan mempelajari pendekatan

baru

dengan

tanpa takmt disalahkan ketika terjadi tekanan untuk melaksanalran proyek pesanan (ropdown). Keadaan ini dapat menyempitkao ruang lingkup TQM dan menyebabkan tidak dapat bejalan dalarn jangka

panjang. Dalam m d i banding pmgiam TQM pada kantor-kantor dinas pemerintahan, diketahui bahwa tipe kepemimpinan sangat inmumental

dalam menanggulangi masalah tersebut. Jika pihak rnanajemen hmya memberikan dukungan verbal, maka stafakan merespon prinsipprimip

(28)

2.6 Definisi UKiM

UKM didelinisikan dengan berbagai cara yang berbeda, tergantung

negaranya dan aspek-aspek laimya, seperli spesifikasi teknologi. Oleh

karena itu perlu dilakukan tinjauan khusus temadap defi~sidefinisi tersebut agar diperoleh pengenian yang sesuai tentang UKM. Ekrbagai definisi rnengenai ULU dapai dijelaskan s e w beriht :

1. Di Indonesia terdapat berhagai definisi ) m g berbeda rnengenai UKM

sesuai kepentingan lernbaga yang rnernberi definisi.

a Menurut Bin, Pusat Statistik (BPS), UKM adalah perusahaan atau

industri dengan jumlah karyawvan anma 5- 19 orang.

b. Menurut

Bank

Indonesia (BI), UKM adalah perusahaan atau industri dengan kamkterinik: (1) Modalnya Lnrrang dari Rp. 20 juta, dan (2) untuk sam putaran dari usahanya h a n p rnemburuhkan dana paling banyak Rp. 5 juta

c. Menurut Departernen Koperasi dan Usaha Kecil Menengab, UKM

adalah kegiaian ekonomi mkyai berskala kecil dan bersifat tradisional, dengan hasil penjualan tahunan paling ban)& Rp. 100 jura atau keka)wn benih anma Rp. 50 juta - Rp. 200 juta, tidak

termasuk tanah dan bangunan ternpat usaha

2. Di negara lain terdapat berbagai definisi yang berbeda rnengenai UKM sesuai karakteristik masing-masing negara.

a. Di Arnerika, definisi UKM adalah indusui yang tidak dorninan di

sektornpa, dan rnernpunyai jumlah kar).awwm kurang dari 500 orang. b. Di Empa. biteria UKM adalah jumlah karyawan 10 - 40 orang, j i b

kurang dari 10 orang d i k a t e g o h usaha rumah tangga.

2.7 Kekuatan dan Kelemahan UKM

Pengkajian permasalahan dan keterbatasan UKM telah rnenyebabkan rnunculnya pendapat-pendapat baru tentang UKM. Pendapat-pendapat

tersebut umurnnya berusaha rnenelusuri potensi kekuatan UKM

(29)

Karakteristik yang melekat pada UKM dapat merupakan kelebihan

aiau kekuatan yang justru menjadi penghambai perkernbangannya (g~owth

wnstraitu). Kombinasi dari kekuaian dan kelemahan serta interaksi

keduanya dengan sihlasi eksternal akan menentukan prospek perkembangan LJKM (Tabel I). Menurut Tambunan (2002), kombinasi

aniara kekuatan dan kelernahan tersebut sangat m m t u k a n krmampuan

UKM dalam menghadapi tantangan-tantangan yang ada. Tantangan- tantangan yang dihadapi UKM saat

ini

dan masa yang

akan

datang, terutama dalam aspek-aspek perkembangan teknologi yang pesat dan [image:29.524.58.461.264.746.2]

~ y a n g s e m a k i n b e b a s .

Tabel 1. Analisis

kekuatan

clan kelemahan UKM

- ~p

M- mber-armber

karmgm infomral p g mudah

dipaokh

Margandaikan bahan M u lokal

(tcrgarmmgjenis pmduk

d i i )

Mcta)ani segmrn pasar bauah

)ang ii.nggi paminraannp @mporsi dari popubsi paling b-0

I I I I

Sumber : Tambunan, 2002.

Perkembangan teknologi yang pesat dapat mempengaruhi ekonomi dunia usaha dari dua sisi, yakni sisi penauaran dan 'permintaan. Dari sisi

(30)

metode arau pola produksi. komposisi dan jenis inpul material, serta

bentuk dan rnutu produk sang dibuat. Dari sisi perminman perubahan

teknologi memburu pola permintaan berbeda ) m g pada aual periode setelah pembahan tersebut lebii banyak berasal dari pauaham indusbi. Dari permLntaan masyarakat, setelah diperkenalkan dengan produk-produk

baru sang mengandung teknologi baru, maka permintaan konsumen di

pasar juga akan bembah. Hal ini berkaitan dengan kernampuan benahan

(swvivd cnpabilig) dari U W yang sangai tergantung dari tingkat

fleksibilitasnya dalam melakukan penyesuaian-penyesuaian di segala bidang yang berkaitan dengan perubahan teknologi. Oleh karena itu

penguaian SDM sangat peniing.

Persaingan )ang semakin bebas ditunjukkan oleh penerapan sistem

pasar bebas dengan pola persaingan ) m g b e a h k dan intensifitasnya yang lebih tinggi, ditambah lagi dengan pembahan teknologi sang beriangsung

terus dalam laju yang semakin cepat dan pembahan selera masyadat,

tenrtama akibat pendapatan m a s p a k i t yang terus meningkat, rnaka setiap pengusaha kecil dan menengah ditantang untuk dapat menghadapi dan

menyesuaikan usahanya temadap semua perubahan ) m g terjadi.

Kerjasama antara perusahaan besar dengan UKM sering Mi mengalami

hambatan. karena berbagai tantangan tersebut, terutarna dalam M yang berkaitan dengan persyaratan mutu dari perusahaaan besar yang sering kali

tidak dapat dipenuhi oleh U r n .

2.8 Jenis Industri dan Pasar yang Sesuai bagi UIGM

Berdasarkan hasil penelitian di Amerika ) m g dikutip oleh Jumhur

(2001) d i s e b u h bahwa U U 4 dapat sukses apabila produ!! yang dihasilkan mencakup sektor-sektor yang disukai bagi

U W .

Dari

penelitian tersebut diperoleh kesimpulan mengenai adanla delapan

kelompok UU4 dorninan jang dapat dikaregorikan ke dalam tiga

(31)

1. UKM yang d i moleh lokasi

a UKM yang memperoleb bahan baku secara menyebar (dirpered),

seperti

mentega, keju dan susu bubuk, pada umumnya melakukm proses yang ditandai dengan pengurangan berat dao pernbuatan dimensi menjadi kecil, sehingga biaya pengiriman prod& dapat

ditekan lebih murah dibandingkan dengan biaya angkut bahan

baku.

b. Produk hanya mempun).ai pasar lokal terbatas dan biaya mnspor

relatif

tinggi. Sebagai

contoh, es krim, kasur dan baru bata

Proses

yang dilakukan ditandai dengan produk besar (bulky), berat, sulit di'pegang dan mudah rusak, k o m b i dari sumber yang terpisah,

biaya pemindahan produk jadi lebiih

tlnggi

dari biaya pemindahan bahan haha, lokasi perlu dekai dengan pasar dan proses produksi memakan biaya yang cukup b, tetapi terdiri dari opaasi pencampuran s e d e h atau proses sederbna lainnya yang hanya

wmberikan keuntungan relatif kecil untuk perusahaan besar.

c. Pada UKM jasa,

seperti

percetakan, pelapisan logam

(electroplating), dan penge jaan panas logam, proses yang dilakukan

. .

biasanya ditandai dengan memenuhi pennintaan yang baMnaY

akibat pesanan yang bersifat individual, mernpunyai kontak langsmg yang erat dengan klien. memdukan keterampilan khusus, sehingga biaya tenaga kerja menjadi lebih besar, lokasi pemdaan periu dekai

dengan lokasi klien, dan tidak m k untuk industri perusaham besar

akibat jumlah klien t h t a s . 2. UKM yang dipengaruhi oleh proses

a hoses manufaktur yang dapat dipisahkan

Produk menuntut adanya operasi pengerjaan rang dapat dipisah,

sepeni produk ) m g dikerjakan dengan mesin perkakas. Sebagai

contoh, mur, baut dan piston. Proses biasanla ditandai oleh tuntutan

adanya spesialisasi keahlian yang hggi dan pembagian tugas dalam

melaksanakan proses, memerlukan alat-alat

khusus

dan alat bantu dalam melaksanakan proses operasi, adanya integrasi maupun
(32)

pabrik dan lokasi perusahaan dekat dengan konsumen agar

memudahkan komunikasi untuk pesanarrpesanan khusus.

b. Contoh UKM rraj atau UKM yang memerlukan presisi, seperti baju dan perhiasan (intan/batu-batuan). Proses produksi biasanya dirandai

dengan lebih ban* pekejaan menggunakan tangan dan dengan

tingkat keierampilan tinggi, biaya transportasi rendah dibandingkan dengan harga produk, &pat memilih lokasi di pusat-pusat distribusi dengan tanpa

hams

mendekati subex-sumber bahan baku atau kousumen, letapi untuk j e ~ s produk yang ~\ain)'ZI lebii rendah (&perti usaha kap lampu dan bunga plastik) dengan transpor produk relarif tinggi lebii baik memilih lokasi yang lebih dekat dengan kousumen.

c. Assembling sederhana, seperti proses pencampuran (miringl dan proses Jnishing. Sebagai contoh, pabrik lem, penjilidan buku dan pabrik tinta cetak. Proses biasanya ditandai dengan adanya operasi I i s i i yang dijalankan rela~if sederhana, sehingga pabrik berukuran

kecil, proses tidak nunii dan jumlahny tidal banyak, serta

memerlukan meshmesin peralaian sederbm yang tidak menuntut skala ekonomi tinggi.

3. UKM yang dipengaruhi pasar

a Program beragam (diflerenjiajed) yang masing-masing mempun).ai skala ekonomis lebih rend& seperti pakaian jadi, tas dan dompet.

Proses biasanya ditandai dengan dibuatnya dalam jumlah besar ieiapi tidak dalam \vaktu lama, akibai adanya keragaman produk )ang

selalu berubah. Keragaman produk mendorong produ!! yang

-

berorientasi pada proses assembling ) m g tidak menuntut perdatan

mahal yang &pat mengakibatkan naiknya skala ekonomi. Biaya

.

bahan merupakan unsur yang rela*if t i n e persentasenpa dibandingkan b i a p pembuaian dan tidak menuntut.peralatan mahal.

b. UKM rang melayani pasar b e n h r a n kecil

(33)

pernasukan pendapatan yang kecil, sehingga tidak menguntungkan

bagi usaha dengan investasi besar.

2.9 Permasalahan UKM

Perkerntangan UKM di Indonesia tidak teriepas dari bdagai macam permasalahan. T i t intensitas dan sifat dari m a s a l a h - d a h

tersebut dapat beheda, tidak haqa menurn jenis produk atsu pasar yang

dilayani, terapi juga berbeda antar wilayah, antar senha, antar sektor, subsektor atau jenis kegiatan dan antar unit usaha dalam kegiatan atau sektor yang sama k u m ~ ~ ~ demikian, ada beberapa d a b yang m u m dihadapi oleh pengusaha kecil dan menengah (Tambunan, 2002), seperti

keterbatasan modal kerja atau modal investasi, kesulitan mendapatk;m bahan

baku

dengan mutu baik dan harga yang terjangkau, ket-

tekwlogi, SDM dengan mutu yang baik terutama manajemen dan teknisi produksi, informasi mengenai pasar, dan kesulitan dalam pemasaran

temtama d h i b u s i .

I. Kesulitan pernasann

Salah sam aspek yang terkait dengan masalah pernasalan yang m u m dihadapi oleh

U W

addah tekanan-tekanan persaingan, baik

di

pasar domestik dari produk-produk serupa b u a m usaha besar dan produk impor, maupun di pasar ekspor. Kesulitan &ah pemasaran

) m g

bertambah

serius dapat terjadi pada negara-negara yang

mengalami krisis keuangan seperti Indonesia, Filipina dan Korea Selatan karena sebagai salah satu efek dari krisis tersebut, a!ses ke kredit bank menjadi s u l i ~ Akibatnya dapat diperkirakan

b a h w

banyak

UIVvl tidak memiliki sumber &).a produksi yang cukup untuk paling

tidak mempertahankan volume produksi dan mem- mum dari produk-produkn)~ dan hal ini berarti send& sulit untuk meningkaikan

bahkan

mempertahankan tingkat daya saing UKM

di

pasar dome&
(34)

2. Keterhaiasan finansial

UKM di Indonesia menghadapi dua masalah utama dalam aspek

finansial. Pertama. mobilisasi modal a t 4 ( s f m up cclpifal) dan akses

ke modal kerja

sem

finansial jangka panjang. Modal yang dimiliki oleh pengusaha kecil sering kali tidak mencukupi untuk kegiatan produksin)~ terutama untuk investasi (perluasan kapasitas produksi

atau penggantian mesin-mesin tua), sdaupun pada umumnya modal awal bersumber dari modal

sendii

atau

surnber-waber

informal. Banyaknya W i t perbankao saat ini tidak menjamin pemenuhan

keburuhan finansii UKU Sumber-surnber pendanaan dari sektor informal mash tetap dominan dalam pembiayaao UKM.

Hal

ini disebabkan oleh sejumlah alasan, di a n m y a adalah lokasi

bank

terialu jauh bagi pengusaha yang tinggal di daerah yang relaiif /terisolasi, persyaratan terlalu berat, dan kurang informasi mengenai

skim-skim perkreditan sang ada dan prosedumya

3. Keterbaiasan SDM

Ketehiasan SDM mmrpakan salah satu kendala serius bagi

banyak U W di Indonesia, terutama dalam aspek-aspek

entrepreneurship. manajemen, teknik produksi, pengembangan

prod* engineering design. qualir), connol. organisasi bisnis, akuntansi, dam processing serta riset dan teknik pemasaran. Sernua keahlian ini sangat dibutuhkan u n h k mempertahankan danlaiau

memperbaiki mutu prod& mmingkalkan efisiensi dan produ!?ivitas

dalam produksi, dan memperluas pangsa pasar dan menembus pasar

tau.

4. Masalahbahan baku

Keterbatasan bahan baku dan inpur-inpur laimya juga sering

menjadi salah SaN kendda serius bagi pemmbuhan dan kelanpungan

produksi bagi banyak

UKM

di Indonesia, terutama selama rnasa kritis, banyak senna-sentra UKM di sejumlah subsektor industri manufd-tur,
(35)

mendapatkan bahan baku

arau

inpuf lainnya karena harganya dalam rupiah mahal akibat depresiasi nilai tukar rupiah

terhadap

dollar AS.

5.

Ketabatasan teknologi

Berbeda dengan negara-wgara maju,

UKM

di Indonesia

umurnnya masih menggunakan teknologi lama (tradisional) dalam

bentuk mesin-mesin tua (alat-alai produksi yang sifahya manual).

Keterbelakangan teknologi ini tidak hanya menyebabkan rendahnya

total faktor produktivitas dan efisiensi di dalam proses produksi, tetapi

juga rendahnya mutu produk yang dibuat Keterbaiasan teknologi

di

6

disebabkai oleh banyak faktor, di antaranya k e m h a s a o modal

investasi untdc membeli mesin-main baru guna menyempumakan proses produksi, k e t e r b a m infonnasi mengenai perkembangan

teknologi (main-mesin dim alat-alat produksi baru), serta ket-

(36)

3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

Kerangka b + i penelitian diarahkan untuk rnendapatkan konsep konsep penelitian yang berkaitan dengan pennasalahan yang ah, sehingga dapai d i j a d i i sebagai landasan dalam setiap

tahapan

penelitian Selanjutnya akan didapatkan umpan balik mengenai kekuatan dan kelernahan, serta peubbpeubah late0 yang perlu diperbaiki di Usaha Kecil Memugah (UKM) yang meajadi obyek penelitian.

Leadership Business Results Strategy and P l m i n g

People Management Resources

Quality S w e m and Processes

1

1

-

[image:36.527.36.476.292.709.2]

TQM di UKM

(37)

Selanjurnya penelitian dilaksanakan dengan diagram alur berpikir

)ang sinematis, jelas dan logis dalam rangka mencapai tujuan penelitian )ang telah disusun. Pada Gambar 5 dapaf disimak

tahapan

proses penelitian ) m g dilakukan.

Lam Belakang dan Perumusan Masalah

Tujuan Penelitian

-

i

Model Penelitian

1

Perancangan

1

Penentuan T e h k

-

Penentuan Contoh

Kuesioner Pengolahan Data Penelitian

I

I

I

Penyebaran Kuesioner, Wa\\ancara dan

Pengainam

I

analisis data

[image:37.514.64.454.136.655.2]

I

Kesimpdan dan Saran

I

Gambar 5. Tohopon proses penelirian

32 Pengumpolan Data

Data )ang dikumpulkan pada penelitian ini meliputi data primer dan

sekunder. Data primer diperoleh melalui pengamam tangsung di lapangan

(38)

sekunder diperoleh melalui Laporan-laporan manajemen penrsahaan yang

Mubungan dengan kebutuhm pewlitian. Selain itu, data penunjang d i p l e h melalui penmian informasi dari perpustakaan dan inkmet

Data

yang dibutuhkan dalam penelitian ini meliputi

.data

yang

menggambarkan penilaian anggota UKM tehadap peubah-peubab laten. Data penpektif

ini

memenuhi syamt., bila setiap item pertanyaan terjawab dan hanya memiliki satu jawaban untuk setiap pertanyaan.

Pada penelitian

ini

digunakan kuesioner sebagai insbumen

penelitian. Kwsioner menrpakan serangkaian pernyataan yang dkmm

secara

sinematis dan mmcakup seluruh aspek pertanyaan penelitian. Kuesioner disebarkan langnmg kepada responden untuk diisi dan dijawab

sesuai dengan maksud dan tujuan. setiap butir item, dalam rangka rnendapaikan data penepsi responden Hasil kuesioner a h menjadi pedoman dalam rangka memperoleh masukan yang obyektif. Pengukuran t e d d a p peubah-peubah laten dilakukan dengan menggunakan s M a

Liken. yang nantinya dikonveni ke dalam butir skala intend (1-5),

s e h g g a dapat dianalisis

secara

statistik.

3 3 Pengolahan dan Analisis Data

Hasil pengolahan data L ~ a n t i ~ f digunakan unruk mempelajari

hubungan maupun pengaruh peubah-peubah 1-g diukur. Pengolahan data

meliputi uji validitas, uji reliabilitas dan analisis r e p s i linear berganda,

seria analisis data b e ~ p a pengujian hipotesis dan penyajian data. 3.3.1 Uji Validitas

Setelah kuesioner terbentuk, maka langkah awal yang dilakukan adalah menguji validitas kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan

menggunakan teknik korelasi Producr Momem Pemson Uji validitas

ini

digunakan untuk menghirung nilai korelasi (r) antara data pada masing-

masing pertanyaan dengan skor total. Validitas mengukur sejauhmana alat

(39)

3.3.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas atau keandalan mempakan petunjuk ) m g penting

tentang mutu suatu penelitian. Reliabilitas menunjukkan kemantapan,

keiepaian dan homogenitas suatu alat ukur. Inmumen penelitian diuji

keandalannya dengan mengpunakan koefisien Alpha Cronboch yang

mempunyai nilai dari 0-1. Angka koefisien yang mendekati I

menunjukkan inshumen sernakin handal dan sebaliknya Alpha Cronboch menggambarkan seberapa besar korelasi yang dapat diharapkan antam saru

peubah manifes dengan sejumlah peubah manifes l a i ~ y a dalam mengukur

tujuan yang s a w Nilai tersebut memggambarkan korelasi antam ailai

ohservasi (observed score) dengan nilai sebenarnya (true score).

3.3.3 Analisis Regesi Linear Berganda

Analisis regresi digunakan untuk melihat bagaimana variasi

peubah dari beberapa peubah bebas mempengaruhi peubah tidak bebas dalam suatu fenomena yang kompleks. Analisis regresi dapat dibedakan

menjadi regresi s e d e h dan regresi berganda Jika parameter dari suatu hubungan fungsional antara saiu peubah tidak bebas dengan lebih dari satu

peubah bebas rnaka jang digunakan adalah regresi berg& Analisis regresi berganda menjelaskan s e w jauh suatu peubah mempengaruhi

peubah 1aimj.a Untuk mempermudah dan membantu perhilungan,

digunakan komputer dengan program SPSS Ver 15.0 Data jang ada,

diolah dan disajikan dalam bentuk tabel dan gambar untuk mempermudah pembacaan dan selanju1n)ra diberi pemaknaan. Penelitian ini menggunakan

dua peubah terikai b e d a s r h k i l penelitian terdahulu. meliputi : (I)

adaptasi eknemal. yaitu keadaan organisasi )<mg lebih fleksibel untuk

men).esuaikan din dengan lingkungannya yang dicapai dengan cara

mengamhkan anggota organisasi untuk bekerja memenuhi keburuhan

lingkungan bisnis dan mengembangkan kapabilitas dalam ran&

menghadapi tantangan bimis global; (2) integrasi internal, ).aim keadaan organisasi yang lebih efektif dan efisien yang dicapai meldui usaha

(40)

kinerja yang melebihi harapan. Model regresi linear berganda dapat dilihat

Y2

: adaptasi eksternal

a

,

konstanta

b~ : koefisien regresi peubah

XI

b

: koefisien iegresi peubah

X2

b

: koefisien regresi peubah

X3

b

:koefisienregresipeubahx,

&

:koefisienregresipeubahXs bg : koefisien regresi peubah

Xs

b

: koefisien regresi peubah

XI

ba

: koefisienregresipeubahXs : koefisien regresi peubah

Xq

x

I : leadership

Xz

: plonning and strafegy

X,

:people managemenr

& :resources

XI

: quality *em and processes

Xg : cusiomer sarisfacfion

XI

: people sarisfacfion

&

: i m p c f on society

Xq

: business result

e : tingkat kesalahan (galat)

Ada beberapa asumsi yang hams dipenuhi oleh model regresi. Oleh

(41)

a Uji Normalitas

Statistik Kolmogorov-Smimov digunakan untuk menguji

kenormalan data. Uji normalitas merupakan uji jang dilakukan

jika data j a g digunakan kurang dari 30 untuk mengehui distribusi kenormalan data, yaitu apakah data dapat dianggap berdistribusi normal amu tidak. Ketika data telah berdistribusi

normal, maka data tersebut dapat diolah menggunakan mtistik pamnetrik yang pada penelitian ini menggunakan model regresi

bergamh Jika nilai mosr m e m e d~flerences absolute @

hitung) 5 nilai lcritis D tabel maka dikafakan daia berdistribusi normal (Susanti, 2007).

b. Uji Multikolinearitas

Multikolinearitas adalah kondisi di rnana peubah-peubah bebas

memiliki korelasi di anma satu dengan sang lainnla Jika

peubah-peubah bebas memiliki korelasi sama dengan I aiau

berkorelasi sempuma mengakibatkan koefisien-koefisien

regresi menjadi ridak dapat diperkirakan dan ~ l a i gdat setiap

koefisien regresi rnenjadi tak hingga (Arief, 2006). Uji

multikolinearitas adalah uji untuk melihat apakah terdapat korelasi anma peubah bebas sang digunakan dalam model

regresi. Matriks korelasi digunalan pada uji ini.

c. Uji Heteroskedastisitas

Sdah satu asumsi pokok dalam model linear klasik adalah

varian setiap disrurbance rerm sang dibatasi oleh nilai iertentu

mengenai peubah-peubah bebas adalah berbentuk suatu ~ l a i konsian j m g sama dengan

d.

Disrurbance ada sang bersifat h o m o s k d i s i t a s dan rang bersifat heteroskedastisitas (Arief,

2006). J i b varian dari resi

Gambar

Gambar I .  Sundmgw~ PDB UKU @p. Koperasi &m UKM. 2007)
Gambar 3. Proses TQM (Barkley don Saylor. 1991)
Tabel 1. Analisis kekuatan clan kelemahan UKM
Gambar 4. Kerangka berpikir penelitimt
+7

Referensi

Dokumen terkait

Siswa berdiskusi dalam google classrom dengan cara membalas tulisan topik diskusi yang telah dikirimkan oleh guru.. Fase 2: Pernyataan/Identifikasi Masalah (Problem

Hasil pengujian parsial pada model pertama menunjukan bahwa VACE ( Value Added Capital Employed ), VAHC ( Value Added Human Capital ), SCVA ( Structural Capital Value Added ), dan

Tasikmalaya berasal dari 2 sumber air baku, yaitu PDAM sebanyak 27 depot (65.5%), air sumur gali sebanyak 14 depot (34,1%).Ada perbedaan jumlah Coliform pada air minum

UUD 1945 pada pasal 32 ayat (2) menegaskan bahwa “Negara m enghormati dan memilihara bahasa daerah sebagai kekayaan budaya nasional.” dan juga sesuai dengan perumusan

There are several indicators as to why the forests of agroforestry planting systems have a good forest health status of 60%, among others are increased tree growth,

Anti korupsi yang saya tekankan dalam pelayanan kesehatan adalah kejujuran dalam menuliskan terapi sesuai dengan yang saya berikan kepada  pasien( Apabila saya

Lampung tahun 2014-2016 dengan OR 10,514 yang artinya responden yang menggunakan kosmetik berpeluang 10 kali lebih berisiko menderita melasma. Hal ini sama dengan

Gambaran hiperkontraksi serabut otot jantung tikus wistar yang terpapar arus listrik bolak balik (alternating current) 31-60 mA secara langsung dengan mikroskop cahaya.. Olympus