• Tidak ada hasil yang ditemukan

Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi antara Protokol H.323 dan Sip Pada Jaringan Voip

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi antara Protokol H.323 dan Sip Pada Jaringan Voip"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

RIZAL ANSYORI

G64103051

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Komputer

pada Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

RIZAL ANSYORI

G64103051

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(3)

RIZAL ANSYORI. Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol H.323 dan SIP Pada Jaringan VoIP. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SONY HARTONO WIJAYA.

Pada dunia VoIP saat ini terdapat dua protokol standar komunikasi yang masih banyak digunakan yaitu H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol). Protokol H.323 lebih dulu muncul daripada protokol SIP. Oleh karena itu, masih banyak yang menggunakan protokol H.323 sebagai protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol VoIP SIP, para pengguna protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang menggunakan protokol SIP.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protokol yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya hanya dilakukan perbandingan kualitas layanan antara protokol H.323 dan SIP.

Media perantara interkoneksi protokol H.323 dan SIP menggunakan suatu aplikasi open source berbasis Linux yang bernama Asterisk yang dikenal sebagai salah satu signalinggateway. Berkas h.323.conf, sip.conf dan extensions.conf yang ada dalam aplikasi Asterisk dikonfigurasi sehingga memungkinkan protokol H.323 dan SIP saling terhubung dan dapat berkomunikasi dengan baik. Pengujian interkoneksi dilakukan sebanyak lima kali pengulangan panggilan untuk masing-masing protokol.

Analisis kinerja dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu delay, jitter dan packet loss ratio. Pengambilan data dilakukan selama satu hari pada saat jam sibuk jaringan yaitu berkisar antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kualitas interkoneksi protokol pada saat traffic jaringan padat. Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata-rata delay dan jitter untuk komunikasi antar sesama protokol sebesar 19,98837 ms dan 0.01127 ms. Sedangkan untuk protokol yang berbeda diperlukan delay sebesar 20,10457 ms dan jitter sebesar 0,01232 ms. Pada semua komunikasi VoIP baik antar sesama protokol maupun berbeda protokol, packet loss ratio yang dihasilkan hampir semuanya mendekati 0%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa interkoneksi protokol VoIP H.323 dan SIP berhasil dilakukan dan analisis kinerja keseluruhan memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU (International Telecommunication Union).

(4)

NIM :

G64103051

Menyetujui:

Pembimbing I,

Heru Sukoco, S.Si., M.T.

NIP 132282666

Pembimbing II,

Sony Hartono Wijaya, S.Kom

Mengetahui:

Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Institut Pertanian Bogor

Dr. drh. Hasim, DEA

NIP 131578806

(5)

Penulis dilahirkan di Palembang pada tanggal 5 April 1986 dari Bapak Samsudin dan Ibu Didah Siti Khodijah. Penulis merupakan putra kesembilan dari sembilan bersaudara. Tahun 2003 penulis lulus dari SMA Negeri 1 Bogor dan pada tahun yang sama lulus seleksi masuk IPB melalui jalur Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru IPB. Penulis memilih Program Studi Ilmu Komputer, Departemen Ilmu Komputer, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.

(6)

Puji syukur Penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala curahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah skripsi ini. Penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada Bapak Heru Sukoco, S.Si., M.T. dan Bapak Sony Hartono Wijaya, S.Kom selaku pembimbing I dan pembimbing II yang telah banyak memberi saran, masukan dan ide-ide kepada penulis. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Sri Wahjuni, M.T. selaku penguji yang telah memberi saran dan masukan. Selanjutnya, Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1 Bapak, Emak, kakak-kakak dan keponakan-keponakanku serta seluruh keluarga yang selalu memberikan bimbingan, doa, dan kasih sayang,

2 Bapak Sujatmiko, dan teman-teman di laboratorium Net Centric Computing (NCC) antara lain Nanik Q., Andi S., Faiq, David T., dan Gallan yang selalu memberikan motivasi,

3 Departemen Ilmu Komputer, staf dan dosen yang telah begitu banyak membantu baik selama penelitian maupun pada masa perkuliahan,

4 Ilkomerz 40: Rusidi, Agung P. I. S., Albert Y., M. Pandi, Firat R., Ghoffar S., dan teman-teman lainnya yang banyak membantu penulis pada masa perkuliahan,

5 Ingrid M., Alifah R., dan Bayu A. (ilkomerz 41) yang telah bersedia membantu penulis untuk menjadi pembahas dalam seminar penelitian ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penelitian ini. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat Penulis harapkan untuk perbaikan penelitian di masa mendatang. Akhir kata, Penulis berharap agar hasil penelitian ini dapat bermanfaat dan menjadi acuan bagi pembaca, terutama untuk para peneliti yang berminat untuk melanjutkan dan menyempurnakan penelitian ini.

Bogor, Mei 2008

Rizal Ansyori

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vii 

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

PENDAHULUAN  Latar Belakang ... 1 

Tujuan Penelitian ... 1 

Ruang Lingkup Penelitian ... 1 

Manfaat Penelitian ... 1 

TINJAUAN PUSTAKA  VoIP ... 1 

Protokol H.323 ... 1 

Session Initiation Protocol (SIP) ... 3 

Asterisk ... 4 

Private Branch eXchange (PBX)... 5 

Public Switched Telephone Network (PSTN) ... 5 

Delay ... 5 

Jitter ... 5 

Packet Loss ... 5 

METODE PENELITIAN  Pendekatan Interkoneksi ... 6 

Digitasi dan Kompresi Suara ... 7 

Lingkungan Pengembangan ... 7 

Konfigurasi Server VoIP Asterisk ... 7 

Implementasi dan Interkoneksi Protokol ... 8 

Analisis Kinerja ... 8 

HASIL DAN PEMBAHASAN  Analisis Desain Interkoneksi Protokol ... 8

Analisis Parameter Kinerja ... 8 

KESIMPULAN DAN SARAN  Kesimpulan...11 

Saran ...11 

DAFTAR PUSTAKA ...11

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

1 Subprotokol H.323 ... 3

2 Jenis - jenis SIP request ... 3

3 Kelas - kelas SIP response ... 4

4 Kategori degradasi berdasarkan packet loss ... 5

5 Nilai rata-rata delay dan jitter ... 11

DAFTAR GAMBAR

Halaman 1 Arsitektur Jaringan H.323 ... 2

2 Call Setup dan Call Termination pada H.323 ... 2

3 Arsitektur Jaringan SIP ... 3

4 CallSetup dan CallTermination pada SIP ... 4

5 Arsitektur registrasi user ... 6

6 Delay panggilan sesama H.323 ... 9

7 Delay panggilan sesama SIP ... 9

8 Delay panggilan interkoneksi H.323 ke SIP ... 9

9 Delay panggilan interkoneksi SIP ke H.323 ... 9

10 Jitter panggilan sesama H.323. ... 10

11 Jitter panggilan sesama SIP ... 10

12 Jitter panggilan interkoneksi H.323 ke SIP ... 10

13 Jitter panggilan interkoneksi SIP ke H.323. ... 10

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman 1 Konfigurasi berkas sip.conf ... 14

2 Konfigurasi berkas h323.conf ... 14

3 Konfigurasi berkas extensions.conf ... 15

(9)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan orang akan aplikasi komunikasi real-time berbasis internet melahirkan sebuah aplikasi yang bernama Telephone Internet atau lebih dikenal dengan istilah VoIP (Voice over Internet Protocol). Salah satu alasan menggunakan teknologi VoIP adalah biaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network).

Beberapa syarat utama untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke dalam suatu jaringan LAN (Local Area Network) atau internet, mempunyai kartu suara yang dihubungkan dengan speaker dan mikrofon. Dengan dukungan perangkat lunak khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut dapat berupa pertukaran data, suara, gambar maupun video. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara. Apabila kedua lokasi terhubung dengan jarak yang cukup jauh (antar kota atau negara) maka bisa dilihat keuntungan dari segi biaya. Kedua pihak hanya cukup membayar biaya internet saja yang biasanya akan lebih murah daripada biaya pulsa telepon Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) atau Sambungan Langsung Internasional (SLI).

Saat ini protokol standar yang digunakan pada jaringan VoIP adalah H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol) (Papageorgiou 2001). Protokol H.323 lebih dulu muncul daripada protokol SIP. Seiring dengan perkembangan komunikasi yang membutuhkan efisiensi serta biaya yang murah, maka muncul generasi terbaru protokol VoIP yaitu SIP. Namun protokol VoIP yang lebih dulu muncul yaitu H.323 masih banyak dipakai dan menjadi standar komunikasi protokol VoIP sampai sekarang.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP antar protokol yang berbeda.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1 Implementasi dan interkoneksi menggunakan program Asterisk yang berbasis sistem operasi Linux.

2 Sistem operasi Linux yang digunakan untuk server Asterisk adalah distro Fedora Core 6.

3 Implementasi hanya pada jaringan intranet Institut Pertanian Bogor.

4 User agent softphone yang digunakan berbasis Windows yang dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows XP.

5 User agent softphone yang digunakan adalah SJphone versi 1.6 yang mendukung protokol H.323 dan SIP.

6 Jumlah penelepon dan penerima masing - masing hanya satu.

7 Parameter analisis kinerja VoIP yang digunakan hanya delay, jitter, dan packet loss ratio.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan sebuah solusi bagi instansi, lembaga, maupun perseorangan yang sudah menggunakan salah satu di antara kedua protokol VoIP yaitu H.323 dan SIP pada jaringannya, tidak perlu beralih ke protokol yang lain untuk berkomunikasi dengan jaringan VoIP yang menggunakan protokol yang berbeda. Sehingga hal tersebut tentu akan lebih menghemat biaya yang dikeluarkan.

TINJAUAN PUSTAKA

VoIP

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah suatu teknologi yang dapat mentransmisikan pesan suara melalui jaringan data (internet protocol) (Tharom 2002). Dalam perkembangannya, VoIP tidak hanya dapat mentransmisikan pesan suara tetapi juga sudah mampu mentransmisikan paket video dan data.

Protokol H.323

(10)

video, dan data secara realtime melalui jaringan data. H.323 tersusun atas empat komponen, yaitu: terminal, gateway, gatekeeper, dan multipoint control units (Papageorgiou 2001).

Terminal atau client merupakan end-point, di mana aliran data dan sinyal dimulai dan diakhiri. Komunikasi antar end-point ini meliputi:

• Suara

• Suara dan data • Suara dan video • Suara, data dan video

Gateway merupakan komponen

tambahan pada jaringan H.323 yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan jaringan yang lain misalnya komunikasi antara jaringan berbasis IP dengan PSTN. Gateway berfungsi menterjemahkan format data dan translasi sinyal kontrol. Gatekeeper berfungsi menterjemahkan pengalamatan dan kontrol akses pada sumber daya jaringan untuk H.323 terminal, gateway, dan multipoint control units. Multipoint control unit dibutuhkan jika melakukan multipoint conferences. Untuk lebih jelasnya arsitektur jaringan H.323 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1Arsitektur Jaringan H.323 (Sitepu 2001).

Menurut Papageorgiou (2001), proses pembentukan dan pemutusan panggilan pada jaringan H.323 melalui beberapa fase. Fase pembentukan dan pemutusan panggilan ini merupakan ciri khas dari protokol H.323 yang membedakannya dari protokol VoIP SIP. Untuk lebih lengkapnya, dijelaskan dibawah ini:

• Fase A: Pembentukan panggilan. Tujuan utama dari tahap ini adalah registrasi end-point atau client kepada gatekeeper.

• Fase B: Inisialisasi komunikasi dan kemampuan pertukaran. Pada tahap ini, dibangun kanal kontrol H.245. Kanal

kontrol bertujuan untuk mengirimkan alamat transpor antar end-point.

• Fase C: Pembentukan komunikasi suara. Pada tahap ini telah terbentuk kanal H.245 dan ditentukan hubungan master dan slave.

• Fase D: Layanan panggilan. Pada tahap ini semua koneksi yang dibutuhkan telah terbentuk dan siap untuk melakukan komunikasi.

• Fase E: Pemutusan panggilan. Pada tahap ini komunikasi telah selesai dan semua kanal yang pada awal terbentuk untuk melakukan komunikasi sekarang harus ditutup. Untuk lebih jelasnya proses pembentukan dan pemutusan panggilan pada jaringan H.323 ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2 CallSetup dan CallTermination pada protokol H.323

(11)

Menurut Papageorgiou (2001), protokol H.323 terdiri dari beberapa subprotokol penyusunnya yang masing – masing memiliki fungsi yang berbeda untuk menunjang proses komunikasi pada protokol H.323. Untuk lebih jelasnya, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Subprotokol H.323 Nama Keterangan

H.225 Pembentukan panggilan, sinkronisasi aliran media H.245 Kontrol panggilan H.235 Keamanan dan autentikasi H.450 Layanan tambahan seperti

transfer panggilan dan penahanan panggilan. H.246 Interkoneksi dengan PSTN GSM 06.10 Audiocodecs

G.711 G.729 G.723

H.261 Videocodecs H.263

Session Initiation Protocol (SIP)

SIP adalah signaling protocol yang berfungsi untuk membuat, memodifikasi dan mengakhiri sesi dengan satu atau lebih pengguna. Sesi ini termasuk internet telephone, multimedia distribution dan multimedia conferences. SIP merupakan protokol yang berada pada layer aplikasi.

Protokol SIP dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai standar rekomendasi untuk komunikasi multimedia dan dipublikasikan sebagai IETF RFC 2543. Protokol SIP memiliki kemampuan yang disebut intelligent routing yaitu client tidak diidentifikasi oleh alamat IP, melainkan berdasarkan userlogin.

Komunikasi VoIP berbasis protokol SIP tersusun atas dua komponen utama yaitu (Sukmana 2006):

1 User Agent, merupakan komponen

end-point. User Agent

menginisialisasi dan mengakhiri sesi dengan pertukaran request dan respon. User Agent dibagi lagi menjadi dua yaitu:

a User Agent Client (UAC), yaitu suatu aplikasi client yang menginisialisasi SIP request.

b User Agent Server (UAS), suatu aplikasi server yang menghubungi user ketika suatu SIP request diterima dan mengembalikan respon.

Beberapa perangkat yang memiliki fungsi sebagai User Agent pada jaringan SIP antara lain: IP Phone, Gateway, Automatic Answer Machine.

2 SIP server sendiri terbagi lagi menjadi tiga komponen yaitu:

a Proxy server, berfungsi sebagai mediator antara UAC dan UAS.

b Registrar server, berfungsi menerima permintaan REGISTER.

c Redirect server, berfungsi menerima inisiasi dalam bentuk request SIP INVITE.

Untuk lebih jelasnya, arsitektur jaringan SIP dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Arsitektur Jaringan SIP (Papageorgiou 2001).

Menurut Papageorgiou (2001), request pada SIP terdiri dari enam jenis. Fungsi dari masing-masing request tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis-jenis SIP request

Nama Fungsi

INVITE Inisialisasi panggilan

ACK Konfirmasi final respon apakah client sudah menerima requestINVITE

OPTIONS Mengetahui kemampuan

server

(12)

SIP request selalu ditindaklanjuti dengan satu atau lebih SIP response. SIP response dapat dibagi menjadi dua yaitu Final dan Provisional. Finalresponse adalah response yang digunakan untuk mengakhiri proses transaksi pada SIP. Provisional response adalah response yang digunakan oleh server untuk mengindikasikan adanya suatu request dan tidak mengakhiri suatu transaksi pada SIP.

Menurut Papageorgiou (2001), SIP response juga dibagi menjadi enam kelas. Kelas ini berdasarkan tingkatan klasifikasi tipe error seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kelas-kelas SIP response Nama Kelas Keterangan 1xx (Provisional) Informational 2xx (Final) Success 3xx (Final) Redirection 4xx (Final) Clienterror 5xx (Final) Servererror 6xx (Final) Globalfailure

Pada protokol VoIP SIP juga terdapat proses pembentukan dan pemutusan sebuah panggilan. Untuk lebih lengkapnya dijelaskan dibawah ini:

INVITE. User Agent A melakukan panggilan dengan mengirimkan request INVITE kepada proxyserver.

100 Trying. User Agent B yang mendapat request INVITE membalas dengan response100Trying.

User Agent B mengirimkan request200 OK kepada User Agent A bahwa User Agent B telah siap untuk berkomunikasi.

User Agent A yang mendapat request 200 OK segera membalas dengan mengirimkan request ACK dan komunikasi berlangsung.

• Pada saat UserAgent A ingin mengakhiri komunikasi, User Agent A mengirimkan requestBYE kepada UserAgent B. • User Agent B membalas dengan

mengirimkan request 200 OK dan komunikasi selesai. Untuk lebih jelasnya, ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Callsetup dan CallTermination pada SIP (Husni 2006).

Sebuah proxy server berada di jalur antara dua user agent. Proxy server berfungsi sebagai server dan user agent. Pada saat bertindak sebagai server, proxy menerima request SIP dan meneruskannya ke user agent tujuan. Pada waktu bertindak sebagai user agent, proxy menerima respon SIP dan meneruskannya ke user agent tujuan.

Asterisk

Asterisk adalah sebuah software PBX yang lengkap. Asterisk dapat bekerja pada berbagai macam protokol VoIP dan dapat dijalankan pada hampir semua perangkat standar telepon (Digium 2005). Asterisk dapat berjalan pada sistem operasi Linux, BSD, dan Mac OS X. Asterisk dikembangkan oleh Mark Spencer, mahasiswa dari Universitas Auburn, Alabama, Amerika Serikat, yang kemudian membangun perusahaan Digium Inc.

Asterisk dirancang sebagai antarmuka dari perangkat keras dan perangkat lunak telepon untuk berhubungan dengan berbagai macam aplikasi telepon. Aplikasi-aplikasi yang mampu dijalankan oleh Asterisk antara lain (Haryadi 2005):

Gateway VoIP dengan protokol MGCP (Media Gateway Control Protocol), IAX (Inter-Asterisk eXchange), SIP dan H.323

Private Branch eXchange (PBX) • ServerInteractive Voice Response (IVR) • Server konferensi

(13)

Private Branch eXchange (PBX)

Private Branch eXchange adalah suatu jaringan telepon perseorangan yang biasa digunakan dalam suatu perusahaan. Dimana setiap nomor telepon (disebut ekstensi) adalah unik atau berbeda satu sama lain. Semua user menggunakan satu buah nomor telepon tunggal sebagai penghubung dengan jaringan telepon luar perusahaan. Nomor tunggal tersebut biasanya ditentukan oleh perusahaan penyedia jasa telepon (Digium 2005).

Perbedaan PBX dengan jaringan telepon biasa adalah apabila user ingin melakukan panggilan telepon yang masih berada pada jaringan PBX, user hanya perlu menekan beberapa digit nomor yang lebih pendek daripada telepon umum biasa. Nomor pendek ini biasa disebut ekstensi. Salah satu kelebihan PBX adalah semua panggilan telepon yang masih berada dalam jaringan PBX tidak mengeluarkan biaya untuk membayar pulsa telepon sama sekali karena jaringan telepon PBX tidak melalui jaringan telepon PSTN atau telepon umum biasa. Biaya pulsa telepon dikenakan apabila salah satu user melakukan panggilan ke jaringan telepon PSTN.

Public Switched Telephone Network

(PSTN)

PSTN merupakan salah satu contoh dari tipe jaringan circuit switched dimana ketika sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan diputar untuk memberitahu kepada jaringan tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated circuit dibangun antara sumber dan tujuan selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan dihilangkan ketika panggilan telah selesai dilakukan (Stephen 2002).

Delay

Delay didefiniskan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari sumber (pengirim) ke tujuan (penerima). Dalam perancangan jaringan VoIP, delay merupakan suatu permasalahan yang harus diperhitungkan karena bagus atau tidaknya kualitas suara tergantung dari waktu delay. Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi suara adalah 150 ms. Sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima pengguna yaitu manusia adalah 250 ms.

Jitter

Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi besarnya tumbukan antar paket yang ada pada jaringan Internet Protocol. Semakin besar beban traffic pada jaringan akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya kongesti dan dengan demikian nilai jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS (Quality of Service) akan semakin menurun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin.

Nilai jitter yang direkomendasikan adalah 0 dan maksimum 100 ms. Apabila jitter melebihi batas maksimum rata-rata maka kualitas suara akan menurun (VoipForo 2006).

Packet Loss

Packet Loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu (Telkom 2004):

• Terjadinya kelebihan beban dalam jaringan,

• Kongesti dalam jaringan,

Error yang terjadi pada media fisik.

Pada implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Menurut ITU TIPHON (1998), terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kategori degredasi berdasarkan packet loss

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Dany Ramdhany Sukmana pada tahun 2006. Pada penelitian sebelumnya, hanya dilakukan

Kategori Degredasi Packet Loss

Sangat baik 0 %

Baik 3 %

Sedang 15 %

(14)

perbandingan kualitas layanan protokol dengan menggunakan model dan simulasi jaringan VoIP network-simulator (ns-2). Sedangkan pada penelitian ini dilakukan interkoneksi antara protokol H.323 dan SIP.

Pendekatan Interkoneksi

Menurut Singh & Schulzrinne (2006), pendekatan interkoneksi dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

1 Translasi Pembentukan Panggilan

Proses translasi sebuah panggilan SIP ke H.323 adalah mudah. Signaling gateway (server Asterisk) mengambil informasi dalam SIP request INVITE meliputi signaling destination address, kemampuan media lokal dan remote, dan alamat media transport lokal dan remote. Kemudian masing-masing informasi dibagi menjadi berbagai fase pembentukan panggilan protokol H.323 yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.

2 Arsitektur Registrasi User

Arsitektur ini pada tahap user melakukan registrasi. SGW yang memiliki beberapa fungsi sekaligus, menjadi media perantara interkoneksi protokol yang berbeda. Semua informasi registrasi protokol H.323 diatur dalam berkas h.323.conf sedangkan infomasi registrasi protokol SIP diatur dalam berkas sip.conf. Pengujian melibatkan dua client yaitu labncc3 dan rektorat yang berbeda lokasi maupun alamat IP. Pada saat SGW menerima request REGISTER dari client rektorat, hal ini memicu registration request (RRQ) ke H.323 gatekeeper yang notabene diatur dalam fungsi berkas h.323.conf yang selanjutnya melakukan translasi pengalamatan SIP menjadi pengalamatan pada protokol H.323 seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Arsitektur registrasi user.

3 Translasi Alamat

Client rektorat yang menggunakan teknologi SIP menganggap bahwa client labncc3 adalah jaringan luar yang apabila ingin berkomunikasi satu sama lain harus melalui perantara sebuah gateway dalam hal ini SGW. Sistem pengalamatan SIP disimbolkan dalam sebuah URL (Uniform Resource Locator) yang hampir mirip dengan pengalamatan pada sebuah web misalnya sip:user@host, dimana user dapat berupa nama ataupun sebuah nomor telepon. Pengalamatan pada protokol H.323 bisa berbagai macam bentuk misalnya username h323-ID, nomor telepon, berbagai macam tipe URL, hostname atau alamat IP, dan alamat email (email-ID). Tetapi yang paling banyak digunakan adalah username dan hostname.

4 Pembentukan Interkoneksi

(15)

(penerima) dan penerima harus mengetahui T dan M pengirim. Translasi antar protokol SIP dan H.323 melalui satu tahap yaitu pemetaan one-to-one antara pesan pada saat pembentukan panggilan SIP dan H.323.

Digitasi dan Kompresi Suara

Dalam melakukan transmisi data suara melalui jaringan packet based, sinyal suara yang berbentuk analog harus dikonversikan (digitasi) ke bentuk digital. Data digital ini kemudian dilakukan encode dan compress sebelum ditransmisikan. Sesampainya di tujuan (penerima), data harus di decode dan decompress, kemudian dikonversikan lagi ke bentuk analog (suara). Proses ini disebut CODEC dengan berbasis perangkat lunak. Hal ini dilakukan untuk memperbaiki utilitas jaringan sehingga diharapkan bisa meningkatkan kualitas suara sedangkan konversi dari bentuk analog ke digital dan bentuk digital kembali ke analog dilakukan oleh perangkat keras (Haryadi 2005).

ITU-T (International Telecommunication Union-Telecommunication Sector) membuat beberapa standar audio codecs yang direkomendasikan untuk implementasi VoIP. Beberapa standar audio codecs yang umum dikenal antara lain (Haryadi 2005):

• ITU G.711 merupakan suatu standar internasional untuk kompresi audio dengan menggunakan teknik PCM (Pulse Code Modulation) dalam pengiriman suara.

• ITU GSM 06.10 merupakan audio codecs yang didasarkan pada algoritma RPE-LTP (Regular Pulse Excitation-Long Term Prediction).

Pada protokol H.323, audiocodecs yang digunakan adalah GSM 06.10 karena tidak memerlukan lisensi hak cipta (copyright). Pada satu sesi komunikasi atau panggilan H.323, bandwidth yang dibutuhkan sebesar 28,63 kbps. Sedangkan pada protokol SIP umumnya menggunakan audio codecs G.711 (PCM). Selain karena tidak memerlukan hak cipta, codec G.711 dapat meningkatkan kualitas suara karena bandwidth yang dibutuhkan dalam satu kali panggilan sebesar 80,8 kbps (Purbo 2007). Semakin besar bandwidth yang dibutuhkan maka semakin baik kualitas suara yang dihasilkan.

Lingkungan Pengembangan

Lingkungan pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi lingkungan pengembangan pada sisi client dan server. Lingkungan pengembangan pada sisi client adalah sebagai berikut:

Perangkat lunak:

• Sistem operasi: Microsoft Windows XP • Aplikasi pendukung: softphone SJphone

versi 1.6.

Perangkat keras yang digunakan adalah dua buah komputer personal untuk menerima dan melakukan percakapan dengan spesifikasi: Prosesor Intel Pentium 4 3 GHz, Memori RAM 256 MB, media penyimpanan 40 GB, dan speaker untuk mendengarkan percakapan yang sudah terintegrasi dengan komputer personal. Masing-masing komputer tersebut dilengkapi satu buah mikrofon untuk melakukan percakapan.

Lingkungan pengembangan pada sisi server adalah sebagai berikut:

Perangkat lunak:

• Sistem operasi: Linux Fedora Core 6 • Aplikasi pendukung: Asterisk versi

1.4.9, libpri versi 1.4.1, zaptel versi 1.4.4, pwlib versi 1.10.0, dan openh323 versi 1.18.0.

Perangkat keras yang digunakan adalah satu buah komputer sebagai server Asterisk dengan spesifikasi: Prosesor AMD Athlon 1.25 GHz, Memori RAM 256 MB, media penyimpanan 80 GB dan alamat IP statis 172.18.78.149.

Konfigurasi Server VoIP Asterisk

(16)

x 100% Implementasi dan Interkoneksi Protokol

Pengujian panggilan masing-masing dilakukan sebanyak lima kali. Hal ini untuk melihat kestabilan interkoneksi protokol. Pengujian tersebut adalah:

1 Pengujian panggilan dari protokol H.323 ke H.323

Langkah pertama adalah SJphone berada pada profile voip-h323. Setelah itu client rektorat melakukan panggilan ke labncc3.

2 Pengujian panggilan dari protokol SIP ke SIP

Langkah pertama adalah SJphone berada pada profile voip-sip yang telah dibuat sebelumnya. Client rektorat melakukan panggilan ke labncc3.

3 Pengujian panggilan dari protokol H.323 ke SIP dan SIP ke H.323

Langkah pertama adalah SJphone rektorat berada pada profile voip-h323, sedangkan SJphone client labncc3 berada pada profile voip-sip. Setelah itu client rektorat melakukan panggilan ke labncc3 dan kemudian profile client rektorat dirubah ke voip-sip sedangkan client labncc3 pada profile voip-h323.

Perintah yang digunakan untuk melakukan dan menerima sebuah panggilan adalah sebagai berikut:

exten => _2XX,1,Dial(H323/rektorat,20) exten => _2XX,2,Hangup

exten => _3XX,1,Dial(H323/labncc3,20) exten => _3XX,2,Hangup

exten => _5XX,1,Dial(SIP/rektorat,20) exten => _5XX,2,Hangup

exten => _6XX,1,Dial(SIP/labncc3,20) exten => _6XX,2,Hangup

Cara membaca perintah tersebut adalah sebagai berikut:

• 2XX berarti nomor terdiri dari tiga dijit yang diawali dengan angka 2 dan dua angka berikutnya diabaikan atau bisa angka berapa saja yang diinputkan oleh pengguna seperti 200, 256, 289, 275, dan sebagainya. • Contoh yang diambil adalah baris

pertama. Jika ada user yang menghubungi 2XX maka langkah pertama yang harus dilakukan adalah

dial ekstensi tersebut mengunakan teknologi protokol H.323. Setelah menunggu selama 20 detik, jika softphone tidak diangkat selama rentang waktu tersebut maka dilanjutkan pada langkah kedua yaitu HangUp atau memutuskan hubungan komunikasi.

• Nomor ekstensi 2XX dan 3XX menggunakan teknologi protokol H.323 sedangkan nomor ekstensi 5XX dan 6XX menggunakan teknologi protokol SIP.

Analisis Kinerja

Pengambilan data selama satu hari dan dilakukan pada saat jam sibuk jaringan yaitu berkisar antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB (Qodarsih 2007). Hal ini dimaksudkan untuk melihat kualitas interkoneksi protokol pada saat traffic jaringan padat.

Parameter untuk mengukur kinerja adalah (Sukoco 2005):

Delay, untuk menghitung delay digunakan rumus:

delay(i) = Ri - Si

dengan

Ri = Received Time Si = Sent Time.

Jitter, untuk menghitung jitter digunakan rumus: menghitung PLR digunakan rumus:

∑ packet loss

∑ packet sent

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Desain Interkoneksi Protokol

Desain interkoneksi seperti yang ditampilkan sebelumnya pada Gambar 5, berhasil diimplementasikan. Desain ini adalah desain paling sederhana dan mendasar dalam sebuah komunikasi VoIP.

Analisis Parameter Kinerja

Hasil dari pengujian panggilan diukur berdasarkan tiga parameter yaitu delay,

(17)

jitter, dan Packet Loss Ratio (PLR). Untuk lebih lengkap, dijelaskan dibawah ini.

Delay

Pada panggilan sesama protokol H.323, rata-rata delay yang dihasilkan adalah 19,98560 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 6 dan Lampiran 4.

Gambar 6 Delay panggilan sesama protokol H.323.

Pada panggilan sesama protokol SIP, rata-rata delay yang dihasilkan adalah 19,99114 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan ada Gambar 7 dan Lampiran 4.

Gambar 7 Delay panggilan sesama protokol SIP.

Pada interkoneksi komunikasi protokol yang berbeda yaitu dari protokol H.323 ke protokol SIP, rata-rata delay yang dihasilkan adalah 20,22084 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 8 dan Lampiran 4.

Gambar 8 Delay interkoneksi H.323 ke SIP.

Pada interkoneksi dengan menggunakan protokol yang berbeda yaitu dari protokol SIP ke protokol H.323, rata-rata delay yang dihasilkan adalah 19,98831 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 9 dan Lampiran 4.

Gambar 9 Delay interkoneksi SIP ke H.323.

Dari hasil pengujian panggilan antar protokol yang sama dapat dilihat bahwa rata-rata delay yang dihasilkan oleh protokol H.323 lebih rendah daripada protokol SIP. Tetapi nilai rata-rata delay dari hasil keduanya masih memenuhi nilai delay standar yang direkomendasikan oleh ITU yaitu di bawah 150 ms.

Dari hasil pengujian panggilan protokol VoIP yang berbeda, dapat dilihat bahwa rata-rata delay panggilan dari H.323 ke SIP lebih tinggi daripada SIP ke H.323. Tetapi nilai rata-rata delay ini juga masih memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU.

(18)

source informasi (pengirim); queueingdelay yaitu waktu proses yang diperlukan oleh router di dalam menangani transmisi paket pada sepanjang jaringan tetapi pada umumnya delay ini sangat kecil, kurang lebih sekitar 100 microsecond; propagation delay yaitu waktu proses perjalanan informasi selama di dalam media transmisi seperti kabel coax atau kawat tembaga pada kabel LAN (Telkom 2004).

Jitter

Pada panggilan sesama protokol H.323, rata-rata jitter yang dihasilkan adalah 0,01336 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 10 dan Lampiran 4. 

Gambar 10 Jitter panggilan sesama protokol H.323.

Pada panggilan sesama protokol SIP, rata-rata jitter yang dihasilkan adalah 0,00918 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 11 dan Lampiran 4.

Gambar 11 Jitter panggilan sesama protokol SIP.

Pada interkoneksi dengan menggunakan protokol yang berbeda yaitu dari protokol H.323 ke protokol SIP, rata-rata jitter yang dihasilkan adalah 0,01130 ms. Untuk lebih

jelasnya ditampilkan pada Gambar 12 dan Lampiran 4.

Gambar 12 Jitter interkoneksi H.323 ke SIP.

Pada interkoneksi dengan menggunakan protokol yang berbeda yaitu dari protokol SIP ke protokol H.323, rata-rata jitter yang dihasilkan adalah 0,01334 ms. Untuk lebih jelasnya ditampilkan pada Gambar 13 dan Lampiran 4.

Gambar 13 Jitter interkoneksi SIP ke H.323.

Dari hasil pengujian panggilan antar protokol yang sama diperoleh bahwa rata-rata jitter yang dihasilkan dari protokol H.323 lebih tinggi daripada protokol SIP. Hal ini berarti bahwa dengan adanya traffic lain pada jaringan, protokol SIP lebih stabil daripada H.323.

(19)

Tabel 5 Nilai rata - rata delay dan jitter

Terlihat bahwa dari hasil pengujian dan perhitungan keseluruhan panggilan baik antar protokol VoIP yang sama maupun berbeda protokol, menghasilkan jitter yang hampir sama yaitu mendekati nilai 0. Hal ini disebabkan proses komunikasi melewati background traffic sama pada jaringan yang dilalui paket-paket H.323 dan SIP.

Packet Loss Ratio (PLR)

Pada semua komunikasi VoIP baik antar sesama protokol maupun berbeda protokol, PLR yang dihasilkan hampir semuanya mendekati 0%. Hal ini memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

1 Komunikasi VoIP antara protokol yang sama yaitu H.323 ke H.323 dan SIP ke SIP berhasil dilakukan.

2 Interkoneksi antara protokol VoIP H.323 dan SIP berhasil dilakukan dengan indikasi bahwa softphone yang berbasis H.323 dapat melakukan panggilan dan berkomunikasi dengan softphone yang menggunakan teknologi protokol SIP.

3 Rata-rata nilai delay dan jitter untuk komunikasi antar protokol yang sama adalah 19,98837 ms dan 0.01127 ms. Sedangkan untuk rata-rata waktu delay dan jitter yang berbeda adalah 20,10457 ms dan 0,01232 ms.

4 Rata-rata Packet Loss Ratio (PLR) keseluruhan panggilan mendekati 0 %.

Saran

Untuk pengembangan penelitian ini disarankan hal-hal sebagai berikut:

1 Jumlah komputer (softphone) untuk test bed diperbanyak dan dilakukan pada beberapa segmen jaringan.

2 Pengujian melibatkan handset (hardphone) agar terlihat Asterisk juga mampu mendukung berbagai tipe user agent baik softphone dan hardphone.

3 Interoperability berbagai teknologi VoIP sperti Cisco, Asterisk, dan IP based PBX.

4 Integrasi dan interoperability infrastruktur VoIP pada beberapa organisasi, baik melalui intranet dan internet.

5 Pembangunan sistem penomoran dan autentikasi universal pada sistem VoIP seperti Lightweight Directory Access Protocol (LDAP), DomainNameSystem (DNS), Naming Authority Pointer (NAPTR): Electronic Number (ENUM) dan Internet Telephony Administrative Domain (ITAD).

DAFTAR PUSTAKA

Digium. 2005. Glossary: Asterisk Terms. http://www.asterisk.org/Glossary_ Asterisk Terms _ Asterisk.htm [22 November 2006].

Husni M. 2006. Aplikasi QoS Pada Jaringan VoIP. Surabaya: Institut Teknologi Sepuluh November.

Haryadi et.al. 2005. Perbandingan Kinerja Speech Codec G.711 dan GSM pada Implementasi Softswitch dengan Protokol SIP. TSSA 2005. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

ITU TIPHON. 1998. General aspects of Quality of Service (QoS) DTR/TIPHON-05001 V1.2.5.

Papageorgiou P. 2001. A Comparison of H.323vsSIP. University of Maryland at College Park.

Purbo OW. 2007. VoIP : Cikal Bakal ”Telkom Rakyat”. Jakarta: Info Komputer.

Qodarsih N. 2007. Perencanaan Kapasitas Untuk Kinerja Web dan Proxy Server IPB Menggunakan Model Open Queueing Network M/M/2 dan M/M/1 [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

(20)

Sitepu H. 2001. Aspek Keamanan Komunikasi Multimedia H.323. Bandung: Program Magister Teknik Sistem Komputer, Institut Teknologi Bandung.

Stephen J.B. 2002. Troubleshooting, Maintaining & Repairing. USA:The McGraw-Hill Companies.

Sukmana DR. 2006. Perbandingan Kualitas Layanan Pada Protokol VOIP H.323 dan SIP [skripsi]. Bogor: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Pertanian Bogor.

Sukoco H. 2005. TCP-Friendly Congestion Control Menggunakan Pendekatan Layered Multicast untuk Aplikasi Multicast [tesis]. Bandung: Program Pascasarjana, Institut Teknologi Bandung.

Telkom. 2004. Simulasi Jaringan Berbasis Paket Dengan Mempergunakan

Simulator OPNET.

http://www.ristinet.com/index.php?lang= ind&ch=8 [16 Januari 2008].

Tharom T. 2002. Teknik dan Bisnis VoIP. Jakarta. Elex Media Komputindo.

(21)
(22)

Lampiran 1 Konfigurasi berkas sip.conf

Konfigurasi berkas sip.conf adalah sebagai berikut:

[general]

bindport=5060 ;port protokol SIP dari server Asterisk bindaddr=172.18.78.149 ;alamat IP server Asterisk

srvlookup=yes disallow=all allow=ulaw context=default autodomain=yes dtmfmode=rfc2833

rfc2833compensate=yes

[rektorat] ;username yang digunakan pada softphone type=friend

context=default

username=rektorat ;username yang digunakan secret=rektorat ;password yang digunakan

callerid="rektorat" ;identitas yang muncul pada layar softphone host=dynamic ;alamat IP dinamis jika menggunakan DHCP mailbox=rektorat@context,rektorat

[labncc3] type=friend context=default username=labncc3 secret=labncc3 callerid="labncc3" host=dynamic

mailbox=labncc3@context,labncc3

Lampiran 2 Konfigurasi berkas h323.conf

[general]

port = 1720 ;port protokol H.323 bindaddr = 172.18.78.149 ;alamat IP server Asterisk context=default

[rektorat] ;username yang digunakan type=friend

host=172.17.1.171 ;alamat IP client context=default

h245Tunneling=yes

(23)

Lampiran 3 Konfigurasi berkas extensions.conf

Perintah yang digunakan untuk melakukan dan menerima sebuah panggilan adalah:

;==================Interkoneksi H323 & SIP softphone SJphone=================== [general]

static=yes writeprotect=no autofalltrough=yes clearglobalvars=no priorityjumping=no

;========================= Teknologi Protokol H.323========================

exten => _2XX,1,Dial(H323/rektorat,20) exten => _2XX,2,Hangup

exten => _3XX,1,Dial(H323/labncc3,20) exten => _3XX,2,Hangup

;==========================Teknologi protokol SIP==========================

exten => _5XX,1,Dial(SIP/rektorat,20) exten => _5XX,2,Hangup

exten => _6XX,1,Dial(SIP/labncc3,20) exten => _6XX,2,Hangup

(24)

Lampiran 4 Ringkasan delay rata – rata dan jitter rata – rata setiap panggilan

Jumlah paket

Rata - rata

Delay

Rata – rata

Jitter

Packet Loss Ratio

H.323 ke H.323 dalam ms dalam %

Panggilan ke- 1 1500 19,98555 0,01334 0 Panggilan ke- 2 1500 19,98561 0,01332 0 Panggilan ke- 3 1500 19,98557 0,01338 0 Panggilan ke- 4 1500 19,98563 0,01339 0 Panggilan ke- 5 1500 19,98564 0,01339 0

Rataan 19,98560 0,01336 0

SIP ke SIP

Panggilan ke- 1 1500 20,00597 0,01303 0,06 Panggilan ke- 2 1500 19,98624 0,00079 0 Panggilan ke- 3 1500 19,98561 0,00535 0 Panggilan ke- 4 1500 19,98540 0,01303 0 Panggilan ke- 5 1500 19,99249 0,01368 0

Rataan 19,99114 0,00918 0,012

H.323 ke SIP

Panggilan ke- 1 1500 20,24781 0,00025 0,06 Panggilan ke- 2 1500 20,20302 0,01370 0 Panggilan ke- 3 1500 20,22752 0,01303 0 Panggilan ke- 4 1500 20,19738 0,01650 0 Panggilan ke- 5 1500 20,22847 0,01301 0,06

Rataan 20,22084 0,01130 0,024

SIP ke H.323

Panggilan ke- 1 1500 19,98567 0,01327 0 Panggilan ke- 2 1500 19,99905 0,01330 0,06 Panggilan ke- 3 1500 19,98569 0,01335 0 Panggilan ke- 4 1500 19,98549 0,01339 0 Panggilan ke- 5 1500 19,98564 0,01337 0

(25)

RIZAL ANSYORI

G64103051

DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(26)

RIZAL ANSYORI. Desain, Implementasi, dan Analisis Interkoneksi Antara Protokol H.323 dan SIP Pada Jaringan VoIP. Dibimbing oleh HERU SUKOCO dan SONY HARTONO WIJAYA.

Pada dunia VoIP saat ini terdapat dua protokol standar komunikasi yang masih banyak digunakan yaitu H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol). Protokol H.323 lebih dulu muncul daripada protokol SIP. Oleh karena itu, masih banyak yang menggunakan protokol H.323 sebagai protokol jaringan komunikasi VoIP. Dengan munculnya protokol VoIP SIP, para pengguna protokol H.323 mengalami beberapa kendala dalam hal interkoneksi dengan pengguna yang menggunakan protokol SIP.

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP melalui protokol yang berbeda. Pada penelitian sebelumnya hanya dilakukan perbandingan kualitas layanan antara protokol H.323 dan SIP.

Media perantara interkoneksi protokol H.323 dan SIP menggunakan suatu aplikasi open source berbasis Linux yang bernama Asterisk yang dikenal sebagai salah satu signalinggateway. Berkas h.323.conf, sip.conf dan extensions.conf yang ada dalam aplikasi Asterisk dikonfigurasi sehingga memungkinkan protokol H.323 dan SIP saling terhubung dan dapat berkomunikasi dengan baik. Pengujian interkoneksi dilakukan sebanyak lima kali pengulangan panggilan untuk masing-masing protokol.

Analisis kinerja dilakukan berdasarkan tiga parameter yaitu delay, jitter dan packet loss ratio. Pengambilan data dilakukan selama satu hari pada saat jam sibuk jaringan yaitu berkisar antara pukul 10.00 dan 12.00 WIB. Hal ini dimaksudkan untuk melihat kualitas interkoneksi protokol pada saat traffic jaringan padat. Dari hasil pengujian diperoleh nilai rata-rata delay dan jitter untuk komunikasi antar sesama protokol sebesar 19,98837 ms dan 0.01127 ms. Sedangkan untuk protokol yang berbeda diperlukan delay sebesar 20,10457 ms dan jitter sebesar 0,01232 ms. Pada semua komunikasi VoIP baik antar sesama protokol maupun berbeda protokol, packet loss ratio yang dihasilkan hampir semuanya mendekati 0%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa interkoneksi protokol VoIP H.323 dan SIP berhasil dilakukan dan analisis kinerja keseluruhan memenuhi nilai standar yang direkomendasikan oleh ITU (International Telecommunication Union).

(27)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan orang akan aplikasi komunikasi real-time berbasis internet melahirkan sebuah aplikasi yang bernama Telephone Internet atau lebih dikenal dengan istilah VoIP (Voice over Internet Protocol). Salah satu alasan menggunakan teknologi VoIP adalah biaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network).

Beberapa syarat utama untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke dalam suatu jaringan LAN (Local Area Network) atau internet, mempunyai kartu suara yang dihubungkan dengan speaker dan mikrofon. Dengan dukungan perangkat lunak khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut dapat berupa pertukaran data, suara, gambar maupun video. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara. Apabila kedua lokasi terhubung dengan jarak yang cukup jauh (antar kota atau negara) maka bisa dilihat keuntungan dari segi biaya. Kedua pihak hanya cukup membayar biaya internet saja yang biasanya akan lebih murah daripada biaya pulsa telepon Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) atau Sambungan Langsung Internasional (SLI).

Saat ini protokol standar yang digunakan pada jaringan VoIP adalah H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol) (Papageorgiou 2001). Protokol H.323 lebih dulu muncul daripada protokol SIP. Seiring dengan perkembangan komunikasi yang membutuhkan efisiensi serta biaya yang murah, maka muncul generasi terbaru protokol VoIP yaitu SIP. Namun protokol VoIP yang lebih dulu muncul yaitu H.323 masih banyak dipakai dan menjadi standar komunikasi protokol VoIP sampai sekarang.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP antar protokol yang berbeda.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1 Implementasi dan interkoneksi menggunakan program Asterisk yang berbasis sistem operasi Linux.

2 Sistem operasi Linux yang digunakan untuk server Asterisk adalah distro Fedora Core 6.

3 Implementasi hanya pada jaringan intranet Institut Pertanian Bogor.

4 User agent softphone yang digunakan berbasis Windows yang dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows XP.

5 User agent softphone yang digunakan adalah SJphone versi 1.6 yang mendukung protokol H.323 dan SIP.

6 Jumlah penelepon dan penerima masing - masing hanya satu.

7 Parameter analisis kinerja VoIP yang digunakan hanya delay, jitter, dan packet loss ratio.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan sebuah solusi bagi instansi, lembaga, maupun perseorangan yang sudah menggunakan salah satu di antara kedua protokol VoIP yaitu H.323 dan SIP pada jaringannya, tidak perlu beralih ke protokol yang lain untuk berkomunikasi dengan jaringan VoIP yang menggunakan protokol yang berbeda. Sehingga hal tersebut tentu akan lebih menghemat biaya yang dikeluarkan.

TINJAUAN PUSTAKA

VoIP

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah suatu teknologi yang dapat mentransmisikan pesan suara melalui jaringan data (internet protocol) (Tharom 2002). Dalam perkembangannya, VoIP tidak hanya dapat mentransmisikan pesan suara tetapi juga sudah mampu mentransmisikan paket video dan data.

Protokol H.323

(28)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kebutuhan orang akan aplikasi komunikasi real-time berbasis internet melahirkan sebuah aplikasi yang bernama Telephone Internet atau lebih dikenal dengan istilah VoIP (Voice over Internet Protocol). Salah satu alasan menggunakan teknologi VoIP adalah biaya yang jauh lebih murah bila dibandingkan dengan menggunakan jaringan PSTN (Public Switched Telephone Network).

Beberapa syarat utama untuk mengadakan koneksi VoIP adalah komputer yang terhubung ke dalam suatu jaringan LAN (Local Area Network) atau internet, mempunyai kartu suara yang dihubungkan dengan speaker dan mikrofon. Dengan dukungan perangkat lunak khusus, kedua pemakai komputer bisa saling terhubung dalam koneksi VoIP satu sama lain. Bentuk hubungan tersebut dapat berupa pertukaran data, suara, gambar maupun video. Penekanan utama dalam VoIP adalah hubungan keduanya dalam bentuk suara. Apabila kedua lokasi terhubung dengan jarak yang cukup jauh (antar kota atau negara) maka bisa dilihat keuntungan dari segi biaya. Kedua pihak hanya cukup membayar biaya internet saja yang biasanya akan lebih murah daripada biaya pulsa telepon Sambungan Langsung Jarak Jauh (SLJJ) atau Sambungan Langsung Internasional (SLI).

Saat ini protokol standar yang digunakan pada jaringan VoIP adalah H.323 dan SIP (Session Initiation Protocol) (Papageorgiou 2001). Protokol H.323 lebih dulu muncul daripada protokol SIP. Seiring dengan perkembangan komunikasi yang membutuhkan efisiensi serta biaya yang murah, maka muncul generasi terbaru protokol VoIP yaitu SIP. Namun protokol VoIP yang lebih dulu muncul yaitu H.323 masih banyak dipakai dan menjadi standar komunikasi protokol VoIP sampai sekarang.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk menghubungkan protokol H.323 dengan SIP pada jaringan VoIP. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menjembatani komunikasi VoIP antar protokol yang berbeda.

Ruang Lingkup Penelitian

Ruang lingkup pada penelitian ini adalah:

1 Implementasi dan interkoneksi menggunakan program Asterisk yang berbasis sistem operasi Linux.

2 Sistem operasi Linux yang digunakan untuk server Asterisk adalah distro Fedora Core 6.

3 Implementasi hanya pada jaringan intranet Institut Pertanian Bogor.

4 User agent softphone yang digunakan berbasis Windows yang dijalankan pada sistem operasi Microsoft Windows XP.

5 User agent softphone yang digunakan adalah SJphone versi 1.6 yang mendukung protokol H.323 dan SIP.

6 Jumlah penelepon dan penerima masing - masing hanya satu.

7 Parameter analisis kinerja VoIP yang digunakan hanya delay, jitter, dan packet loss ratio.

Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan menghasilkan sebuah solusi bagi instansi, lembaga, maupun perseorangan yang sudah menggunakan salah satu di antara kedua protokol VoIP yaitu H.323 dan SIP pada jaringannya, tidak perlu beralih ke protokol yang lain untuk berkomunikasi dengan jaringan VoIP yang menggunakan protokol yang berbeda. Sehingga hal tersebut tentu akan lebih menghemat biaya yang dikeluarkan.

TINJAUAN PUSTAKA

VoIP

Voice over Internet Protocol (VoIP) adalah suatu teknologi yang dapat mentransmisikan pesan suara melalui jaringan data (internet protocol) (Tharom 2002). Dalam perkembangannya, VoIP tidak hanya dapat mentransmisikan pesan suara tetapi juga sudah mampu mentransmisikan paket video dan data.

Protokol H.323

(29)

video, dan data secara realtime melalui jaringan data. H.323 tersusun atas empat komponen, yaitu: terminal, gateway, gatekeeper, dan multipoint control units (Papageorgiou 2001).

Terminal atau client merupakan end-point, di mana aliran data dan sinyal dimulai dan diakhiri. Komunikasi antar end-point ini meliputi:

• Suara

• Suara dan data • Suara dan video • Suara, data dan video

Gateway merupakan komponen

tambahan pada jaringan H.323 yang diperlukan untuk melakukan komunikasi dengan jaringan yang lain misalnya komunikasi antara jaringan berbasis IP dengan PSTN. Gateway berfungsi menterjemahkan format data dan translasi sinyal kontrol. Gatekeeper berfungsi menterjemahkan pengalamatan dan kontrol akses pada sumber daya jaringan untuk H.323 terminal, gateway, dan multipoint control units. Multipoint control unit dibutuhkan jika melakukan multipoint conferences. Untuk lebih jelasnya arsitektur jaringan H.323 dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1Arsitektur Jaringan H.323 (Sitepu 2001).

Menurut Papageorgiou (2001), proses pembentukan dan pemutusan panggilan pada jaringan H.323 melalui beberapa fase. Fase pembentukan dan pemutusan panggilan ini merupakan ciri khas dari protokol H.323 yang membedakannya dari protokol VoIP SIP. Untuk lebih lengkapnya, dijelaskan dibawah ini:

• Fase A: Pembentukan panggilan. Tujuan utama dari tahap ini adalah registrasi end-point atau client kepada gatekeeper.

• Fase B: Inisialisasi komunikasi dan kemampuan pertukaran. Pada tahap ini, dibangun kanal kontrol H.245. Kanal

kontrol bertujuan untuk mengirimkan alamat transpor antar end-point.

• Fase C: Pembentukan komunikasi suara. Pada tahap ini telah terbentuk kanal H.245 dan ditentukan hubungan master dan slave.

• Fase D: Layanan panggilan. Pada tahap ini semua koneksi yang dibutuhkan telah terbentuk dan siap untuk melakukan komunikasi.

• Fase E: Pemutusan panggilan. Pada tahap ini komunikasi telah selesai dan semua kanal yang pada awal terbentuk untuk melakukan komunikasi sekarang harus ditutup. Untuk lebih jelasnya proses pembentukan dan pemutusan panggilan pada jaringan H.323 ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2 CallSetup dan CallTermination pada protokol H.323

(30)

Menurut Papageorgiou (2001), protokol H.323 terdiri dari beberapa subprotokol penyusunnya yang masing – masing memiliki fungsi yang berbeda untuk menunjang proses komunikasi pada protokol H.323. Untuk lebih jelasnya, disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1 Subprotokol H.323 Nama Keterangan

H.225 Pembentukan panggilan, sinkronisasi aliran media H.245 Kontrol panggilan H.235 Keamanan dan autentikasi H.450 Layanan tambahan seperti

transfer panggilan dan penahanan panggilan. H.246 Interkoneksi dengan PSTN GSM 06.10 Audiocodecs

G.711 G.729 G.723

H.261 Videocodecs H.263

Session Initiation Protocol (SIP)

SIP adalah signaling protocol yang berfungsi untuk membuat, memodifikasi dan mengakhiri sesi dengan satu atau lebih pengguna. Sesi ini termasuk internet telephone, multimedia distribution dan multimedia conferences. SIP merupakan protokol yang berada pada layer aplikasi.

Protokol SIP dikembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF) sebagai standar rekomendasi untuk komunikasi multimedia dan dipublikasikan sebagai IETF RFC 2543. Protokol SIP memiliki kemampuan yang disebut intelligent routing yaitu client tidak diidentifikasi oleh alamat IP, melainkan berdasarkan userlogin.

Komunikasi VoIP berbasis protokol SIP tersusun atas dua komponen utama yaitu (Sukmana 2006):

1 User Agent, merupakan komponen

end-point. User Agent

menginisialisasi dan mengakhiri sesi dengan pertukaran request dan respon. User Agent dibagi lagi menjadi dua yaitu:

a User Agent Client (UAC), yaitu suatu aplikasi client yang menginisialisasi SIP request.

b User Agent Server (UAS), suatu aplikasi server yang menghubungi user ketika suatu SIP request diterima dan mengembalikan respon.

Beberapa perangkat yang memiliki fungsi sebagai User Agent pada jaringan SIP antara lain: IP Phone, Gateway, Automatic Answer Machine.

2 SIP server sendiri terbagi lagi menjadi tiga komponen yaitu:

a Proxy server, berfungsi sebagai mediator antara UAC dan UAS.

b Registrar server, berfungsi menerima permintaan REGISTER.

c Redirect server, berfungsi menerima inisiasi dalam bentuk request SIP INVITE.

Untuk lebih jelasnya, arsitektur jaringan SIP dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3 Arsitektur Jaringan SIP (Papageorgiou 2001).

Menurut Papageorgiou (2001), request pada SIP terdiri dari enam jenis. Fungsi dari masing-masing request tersebut disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2 Jenis-jenis SIP request

Nama Fungsi

INVITE Inisialisasi panggilan

ACK Konfirmasi final respon apakah client sudah menerima requestINVITE

OPTIONS Mengetahui kemampuan

server

(31)

SIP request selalu ditindaklanjuti dengan satu atau lebih SIP response. SIP response dapat dibagi menjadi dua yaitu Final dan Provisional. Finalresponse adalah response yang digunakan untuk mengakhiri proses transaksi pada SIP. Provisional response adalah response yang digunakan oleh server untuk mengindikasikan adanya suatu request dan tidak mengakhiri suatu transaksi pada SIP.

Menurut Papageorgiou (2001), SIP response juga dibagi menjadi enam kelas. Kelas ini berdasarkan tingkatan klasifikasi tipe error seperti terlihat pada Tabel 3.

Tabel 3 Kelas-kelas SIP response Nama Kelas Keterangan 1xx (Provisional) Informational 2xx (Final) Success 3xx (Final) Redirection 4xx (Final) Clienterror 5xx (Final) Servererror 6xx (Final) Globalfailure

Pada protokol VoIP SIP juga terdapat proses pembentukan dan pemutusan sebuah panggilan. Untuk lebih lengkapnya dijelaskan dibawah ini:

INVITE. User Agent A melakukan panggilan dengan mengirimkan request INVITE kepada proxyserver.

100 Trying. User Agent B yang mendapat request INVITE membalas dengan response100Trying.

User Agent B mengirimkan request200 OK kepada User Agent A bahwa User Agent B telah siap untuk berkomunikasi.

User Agent A yang mendapat request 200 OK segera membalas dengan mengirimkan request ACK dan komunikasi berlangsung.

• Pada saat UserAgent A ingin mengakhiri komunikasi, User Agent A mengirimkan requestBYE kepada UserAgent B. • User Agent B membalas dengan

mengirimkan request 200 OK dan komunikasi selesai. Untuk lebih jelasnya, ditampilkan pada Gambar 4.

Gambar 4 Callsetup dan CallTermination pada SIP (Husni 2006).

Sebuah proxy server berada di jalur antara dua user agent. Proxy server berfungsi sebagai server dan user agent. Pada saat bertindak sebagai server, proxy menerima request SIP dan meneruskannya ke user agent tujuan. Pada waktu bertindak sebagai user agent, proxy menerima respon SIP dan meneruskannya ke user agent tujuan.

Asterisk

Asterisk adalah sebuah software PBX yang lengkap. Asterisk dapat bekerja pada berbagai macam protokol VoIP dan dapat dijalankan pada hampir semua perangkat standar telepon (Digium 2005). Asterisk dapat berjalan pada sistem operasi Linux, BSD, dan Mac OS X. Asterisk dikembangkan oleh Mark Spencer, mahasiswa dari Universitas Auburn, Alabama, Amerika Serikat, yang kemudian membangun perusahaan Digium Inc.

Asterisk dirancang sebagai antarmuka dari perangkat keras dan perangkat lunak telepon untuk berhubungan dengan berbagai macam aplikasi telepon. Aplikasi-aplikasi yang mampu dijalankan oleh Asterisk antara lain (Haryadi 2005):

Gateway VoIP dengan protokol MGCP (Media Gateway Control Protocol), IAX (Inter-Asterisk eXchange), SIP dan H.323

Private Branch eXchange (PBX) • ServerInteractive Voice Response (IVR) • Server konferensi

(32)

Private Branch eXchange (PBX)

Private Branch eXchange adalah suatu jaringan telepon perseorangan yang biasa digunakan dalam suatu perusahaan. Dimana setiap nomor telepon (disebut ekstensi) adalah unik atau berbeda satu sama lain. Semua user menggunakan satu buah nomor telepon tunggal sebagai penghubung dengan jaringan telepon luar perusahaan. Nomor tunggal tersebut biasanya ditentukan oleh perusahaan penyedia jasa telepon (Digium 2005).

Perbedaan PBX dengan jaringan telepon biasa adalah apabila user ingin melakukan panggilan telepon yang masih berada pada jaringan PBX, user hanya perlu menekan beberapa digit nomor yang lebih pendek daripada telepon umum biasa. Nomor pendek ini biasa disebut ekstensi. Salah satu kelebihan PBX adalah semua panggilan telepon yang masih berada dalam jaringan PBX tidak mengeluarkan biaya untuk membayar pulsa telepon sama sekali karena jaringan telepon PBX tidak melalui jaringan telepon PSTN atau telepon umum biasa. Biaya pulsa telepon dikenakan apabila salah satu user melakukan panggilan ke jaringan telepon PSTN.

Public Switched Telephone Network

(PSTN)

PSTN merupakan salah satu contoh dari tipe jaringan circuit switched dimana ketika sebuah panggilan dibuat, digit-digit akan diputar untuk memberitahu kepada jaringan tujuan dari panggilan tersebut. Dedicated circuit dibangun antara sumber dan tujuan selama panggilan dilakukan. Circuit ini akan dihilangkan ketika panggilan telah selesai dilakukan (Stephen 2002).

Delay

Delay didefiniskan sebagai waktu yang dibutuhkan untuk mengirimkan data dari sumber (pengirim) ke tujuan (penerima). Dalam perancangan jaringan VoIP, delay merupakan suatu permasalahan yang harus diperhitungkan karena bagus atau tidaknya kualitas suara tergantung dari waktu delay. Besarnya delay maksimum yang direkomendasikan oleh ITU untuk aplikasi suara adalah 150 ms. Sedangkan delay maksimum dengan kualitas suara yang masih dapat diterima pengguna yaitu manusia adalah 250 ms.

Jitter

Jitter merupakan variasi delay yang terjadi akibat adanya selisih waktu atau interval antar kedatangan paket di penerima. Besarnya nilai jitter sangat dipengaruhi besarnya tumbukan antar paket yang ada pada jaringan Internet Protocol. Semakin besar beban traffic pada jaringan akan menyebabkan semakin besar peluang terjadinya kongesti dan dengan demikian nilai jitter akan semakin besar. Semakin besar nilai jitter akan mengakibatkan nilai QoS (Quality of Service) akan semakin menurun. Untuk mendapatkan nilai QoS jaringan yang baik, nilai jitter harus dijaga seminimum mungkin.

Nilai jitter yang direkomendasikan adalah 0 dan maksimum 100 ms. Apabila jitter melebihi batas maksimum rata-rata maka kualitas suara akan menurun (VoipForo 2006).

Packet Loss

Packet Loss didefinisikan sebagai kegagalan transmisi paket IP mencapai tujuannya. Kegagalan paket tersebut dapat disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu (Telkom 2004):

• Terjadinya kelebihan beban dalam jaringan,

• Kongesti dalam jaringan,

Error yang terjadi pada media fisik.

Pada implementasi jaringan IP, nilai packet loss ini diharapkan mempunyai nilai yang minimum. Menurut ITU TIPHON (1998), terdapat empat kategori penurunan performansi jaringan berdasarkan nilai packet loss seperti terlihat pada Tabel 4.

Tabel 4 Kategori degredasi berdasarkan packet loss

METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan pengembangan dari penelitian yang dilakukan oleh Dany Ramdhany Sukmana pada tahun 2006. Pada penelitian sebelumnya, hanya dilakukan

Kategori Degredasi Packet Loss

Sangat baik 0 %

Baik 3 %

Sedang 15 %

(33)

perbandingan kualitas layanan protokol dengan menggunakan model dan simulasi jaringan VoIP network-simulator (ns-2). Sedangkan pada penelitian ini dilakukan interkoneksi antara protokol H.323 dan SIP.

Pendekatan Interkoneksi

Menurut Singh & Schulzrinne (2006), pendekatan interkoneksi dilakukan dengan beberapa tahap yaitu:

1 Translasi Pembentukan Panggilan

Proses translasi sebuah panggilan SIP ke H.323 adalah mudah. Signaling gateway (server Asterisk) mengambil informasi dalam SIP request INVITE meliputi signaling destination address, kemampuan media lokal dan remote, dan alamat media transport lokal dan remote. Kemudian masing-masing informasi dibagi menjadi berbagai fase pembentukan panggilan protokol H.323 yang telah dijelaskan sebelumnya di atas.

2 Arsitektur Registrasi User

Arsitektur ini pada tahap user melakukan registrasi. SGW yang memiliki beberapa fungsi sekaligus, menjadi media perantara interkoneksi protokol yang berbeda. Semua informasi registrasi protokol H.323 diatur dalam berkas h.323.conf sedangkan infomasi registrasi protokol SIP diatur dalam berkas sip.conf. Pengujian melibatkan dua client yaitu labncc3 dan rektorat yang berbeda lokasi maupun alamat IP. Pada saat SGW menerima request REGISTER dari client rektorat, hal ini memicu registration request (RRQ) ke H.323 gatekeeper yang notabene diatur dalam fungsi berkas h.323.conf yang selanjutnya melakukan translasi pengalamatan SIP menjadi pengalamatan pada protokol H.323 seperti pada Gambar 5.

Gambar 5 Arsitektur registrasi user.

3 Translasi Alamat

Client rektorat yang menggunakan teknologi SIP menganggap bahwa client labncc3 adalah jaringan luar yang apabila ingin berkomunikasi satu sama lain harus melalui perantara sebuah gateway dalam hal ini SGW. Sistem pengalamatan SIP disimbolkan dalam sebuah URL (Uniform Resource Locator) yang hampir mirip dengan pengalamatan pada sebuah web misalnya sip:user@host, dimana user dapat berupa nama ataupun sebuah nomor telepon. Pengalamatan pada protokol H.323 bisa berbagai macam bentuk misalnya username h323-ID, nomor telepon, berbagai macam tipe URL, hostname atau alamat IP, dan alamat email (email-ID). Tetapi yang paling banyak digunakan adalah username dan hostname.

4 Pembentukan Interkoneksi

Gambar

Gambar 1 Arsitektur Jaringan H.323 (Sitepu
Tabel 1 Subprotokol H.323
Tabel 3 Kelas-kelas SIP response
Tabel 4 Kategori degredasi berdasarkan
+7

Referensi

Dokumen terkait

The results indicated that microwave- assisted esterification was of pseudo-homogen second-order reaction with the activation energy of 2830 J/mol and frequency factor (A)

Variable Total variable cost is Variable cost per unit remains proportional to the activity the same over wide ranges level within the relevant range..

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian adalah suatu keputusan konsumen sebagai pemilikan tindakan dari dua atau lebih pilihan alernatif

Analisa dari segi ekonomi, dengan adanya situs website djokjhashop.esy.es yang terintegrasi dengan SMS Gateway dapat meningkatkan pendapatan penjual dan pembeli,

Dalam perancangan dan simulasi yang dilakukan untuk antena susun versi 2 yang dilakukan mempunyai hasil yang sangat mendekati dengan spesifikasi radar yang dibutuhkan,

Saya juga percaya dan penuh yakin bahawa buku Garis Panduan Pengurusan Kejohanan Balapan dan Padang (Olahraga) di Sekolah ini akan dapat memudahkan pihak sekolah untuk

Tujuan praktikum ini adalah mengenal Mikrokontroler Arduino, mulai dari kegunaannya pada sistem pengontrolan, hardware dan software dari Arduino, serta membuat

selaku Sekertaris Departemen Fisika Universitas Sumatera Utara, dan seluruh staf pengajar beserta pegawai administrasi di Departemen Fisika yang telah memberikan