• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perancangan Sistem Informasi Persediaan Dengan Metode Entity Relationship Diagram Dan Bahasa Pemrograman PHP Di PT Tiga Musim Mas Jaya

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perancangan Sistem Informasi Persediaan Dengan Metode Entity Relationship Diagram Dan Bahasa Pemrograman PHP Di PT Tiga Musim Mas Jaya"

Copied!
111
0
0

Teks penuh

(1)

i

DI PT. TIGA MUSIM MAS JAYA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari

Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Industri Oleh :

HARJA PANDANA NIM : 050423028

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(2)

ii

PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN METODE ERD DAN BAHASA PEMROGRAMAN PHP DI PT. TIGA MUSIM MAS JAYA

TUGAS SARJANA

Diajukan Untuk Memenuhi Syarat-Syarat Mengikuti Seminar Sarjana Teknik Industri

Oleh

HARJA PANDANA 050423028

Disetujui Oleh :

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

(Ir. Sugih Arto P, MM) (Ir. Anizar M,Kes)

PROGRAM PENDIDIKAN SARJANA EKSTENSI

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I

F A K U L T A S T E K N I K

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

(3)

iii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pada jenjang Strata 1 (satu) Program Sarjana Ekstensi Teknik Industri Universitas Sumatera Utara dengan judul “PERANCANGAN SISTEM INFORMASI DENGAN

METODE ENTITY RELATIONSHIP DIAGRAM DAN BAHASA

PEMROGRAMAN PHP Di PT. TIGA MUSIM MAS JAYA“.

Keterbatasan kemampuan yang dimiliki penulis membuat Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak sangat diharapkan.

Akhir kata, penulis berharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca umumnya.

Medan, Oktober 2009

Penulis

(4)

iv

UCAPAN TERIMA KASIH

Tugas sarjana ini tidak akan pernah terwujud tanpa bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :

1. Keluarga Besar Saya terutama Ayahanda Suwandi dan Ibunda Nurbaity.

2. Ibu Ir. Rosnani Ginting, MT, selaku Ketua Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Ir. Sugih Arto Pujangkoro, MM selaku Koordinator Tugas Akhir Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara dan sekaligus selaku Dosen Pembimbing.

4. Bapak Prof. DR. Ir. A. Rahim Matondang, MSIE, selaku Ketua Bidang Manajemen Rekayasa dan Produksi Departemen Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.

5. Ibu Ir. Anizar. M,Kes selaku Dosen Pembimbing, yang telah meluangkan banyak waktunya untuk memberikan motivasi, bimbingan arahan dan koreksi dalam penulisan Tugas Sarjana ini.

6. Seluruh staf dan karyawan PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan yang telah memberikan bantuan berupa informasi dan dukungan moril selama penulisan tugas sarjana ini.

(5)

v

7. Seluruh teman-temanku khususnya anak-anak Ekstensi ‘05 yang selalu hadir memberikan semangat untuk penulis.

8. Dan buat semua pihak yang secara langsung atau tidak langsung terlibat dalam pembuatan Tugas Sarjana, terima kasih karena tanpa kalian penulis bukan siapa-siapa.

Demikian penulis sampaikan untuk memulai pembahasan Tugas Sarjana ini. Dalam hal ini penulis menyadari bahwa Tugas Sarjana yang disajikan masih banyak kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun. Semoga Tugas Sarjana ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Medan, Oktober 2009

Penulis

(6)

vi

DAFTAR ISI

BAB Halaman

LEMBAR PENGESAHAN TUGAS SARJANA

KATA PENGANTAR ... iii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR TABEL ... xii

ABSTRAK ... xiii I. Pendahuluan ... I-1 1.1. Latar Belakang Permasalahan ... I-1 1.2. PerumusanMasalah ... I-2 1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian ... I-3 1.4. Manfaat Penelitian ... I-4 1.5. Batasan Masalah ... I-5 1.6. Asumsi Yang Digunakan ... I-5 1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir ... I-5 II. Gambaran Umum Perusahaan ... II-1 2.1.SejarahPerusahaan ... II-1 2.2.Visi, Misi dan Strategi Perusahaan ... II-1 2.2.1. Visi ... II-1 2.2.2. Misi ... II-1

(7)

vii

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha ... II-2 2.4. Letak Dan Lokasi Perusahaan ... II-2 2.5. Daerah Pemasaran ... II-3 2.6. Organisasi dan Manajemen ... II-4 2.6.1. Struktur Organisasi ... II-4 2.6.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab ... II-6 2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-11 2.6.3.1. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja ... II-11 2.6.3.2. Jam Kerja ... II-13 2.6.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya ... II-13 2.6.4.1. Sistem Pengupahan ... II-13 2.6.4.2. Fasilitas Tenaga Kerja ... II-13 2.7. Proses Produksi (Proses Pengeboran) ... II-14 2.7.1.Pencarian (Survey) ... II-14 2.7.2. Rig Up ... II-14 2.7.3. Drilling Ahead (mulai membor sumur) ... II-15 III. Landasan Teori ... III-1 3.1. Pengertian Sistem ... III-1 3.1.1. Model Umum Sistem ... III-2 3.1.2. Ciri-ciri Sistem ... III-3 3.2. Sistem Informasi Manufaktur ... III-3 3.2.1. Input ... III-4 3.2.2. Proses ... III-5

(8)

viii

3.2.3. Output ... III-6 3.2.3.1. Persediaan ... III-6 3.2.3.2. Biaya ... III-6 3.3. Sistem Pendukung Keputusan ... III-7 3.4. Data Flow Diagram (DFD) ... III-9 3.4.1. Simbol dalam DFD ... III-11 3.4.2. Aturan Dalam DFD ... III-12 3.4.3. Petunjuk Pembuatan DFD... III-12 3.5. Diagram Hubungan Entitas (ERD) ... III-13 3.6. Database ... III-15 3.6.1. Normalisasi Database ... III-17 3.6.1.1. Bentuk-bentuk Normalisasi Database ... III-17 3.6.1.2. Penerapan Bentuk Normalisasi ... III-19 3.6.2. Database Management System (DBMS) ... III-20 3.6.3. Open Database Conectivity (ODBC) ... III-21 3.7. Model Data ... III-21 3.8. Structured Query Language (SQL) ... III-27 3.9. Software Pendukung ... III-28 3.9.1. Microsoft Visio ... III-31 3.9.2. Microsoft Office Access ... III-30 3.9.3. PHP ... III-30 IV. Metodologi Penelitian ... IV-1 4.1. Lokasi Penelitian ... IV-1

(9)

ix

4.2.Rancangan Penelitian ... IV-1 4.3. Pelaksanaan Penelitian ... IV-3 4.4. Pengumpulan Data ... IV-5 V. PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA ... V-1 5.1. Pengumpulan Data ... V-1 5.1.1. Prosedur Operasional ... V-1 5.1.1.1. Prosedur Penerimaan Barang (Receive) ... V-2 5.1.1.2. Prosedur Pengiriman Barang (Goods Transfer) ... V-4 5.1.1.3. Prosedur Permintaan Barang (Material Request) ... V-5 5.1.1.4. Prosedur Penawaran Harga (Quotation) ... V-6 5.1.1.5. Prosedur Pembelian Barang (Purchase Order) ... V-9 5.1.1.6. Prosedur Pemakaian Barang (Inventory Usage) ... V-11 5.2. Desain Sistem ... V-12 5.2.1. Desain Data Flow Diagram (DFD) ... V-12 5.2.2. Pemilihan Entitas ... V-17 5.2.3. Perancangan Database ... V-18 5.2.3.1. Pemodelan Data ... V-19 5.2.3.1.1. Menetapkan Atribute dan Entitas ... V-19 5.2.3.1.2. Menentukan Identifier... V-21 5.2.3.2. Rancangan Entity Relationship Diagram ... V-23 5.2.3.3. Bagan Struktur Sistem ... V-28 5.2.3.4. Implementasi Sistem ... V-30 5.2.3.4.1. Instalasi Apache Web Server Dan PHP... V-30

(10)

x

5.2.3.4.2. Hasil Penuangan Rancangan Menjadi

Bahasa Pemrograman ... V-31 VI. Hasil Dan Pembahasan ... VI-1 6.1. Rancangan Flowchart Prosedur Operasional ... VI-1 6.2. Rancangan Sistem ... VI-1 6.3. Rancangan Data Flow Diagram (DFD) ... VI-2 6.4. Rancangan Entity Relationship Model ... VI-3 6.5. Perbandingan Entity Relationship Model dan Data Flow Diagram... VI-4 6.6. Rancangan Database ... VI-4 6.7. Hasil ... VI-5 VII. Kesimpulan Dan Saran

7.1. Kesimpulan ... VII-1 7.2. Saran ... VII-2 DAFTAR PUSTAKA

(11)

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

2.1. Struktur Organisasi PT. Tiga Musim Mas Jaya ... II-5 3.1.a. Model Sistem Sederhana ... III-2 3.1.b. Penghubung Sistem (Interface) ... III-2 3.1.c. Konfigurasi Komputer sebagai Sistem dengan Subsistem ... III-2 3.2. Bagan Arus Data menjadi Informasi untuk SIMa ... III-4 3.3. Bagan Tahapan Normalisasi Database ... III-19 3.4. Contoh Model Data Hirarkis ... III-22 3.5. Contoh Model Data Jaringan ... III-23 3.6. Tabel, Baris dan Kolom ... III-26 3.7. Contoh Diagram Semantic Model ... III-25 4.1. Blok Diagram Metodologi Penelitian ... IV-2 4.2. Blok diagram Perancangan Sistem ... IV-4 5.1. Prosedur Penerimaan Barang (Receive) ... V-4 5.2. Flowchart Prosedur Pengiriman Barang ... V-7 5.3. Flowchart Prosedur Permintaan Barang ... V-8 5.4. Flowchart Prosedur Penawaran Harga ... V-9 5.5. Flowchart Prosedur Pembelian Barang ... V-10 5.6. Flowchart Prosedur Pemakaian Barang ... V-11 5.7. Diagram Dekomposisi DFD ... V-12 5.8. DFD Sistem Inventory level 0 ... V-13 5.9 DFD Rincian Pemasukan Barang level 1 ... V-14 5.10. DFD Rincian Pengeluaran Barang level 2 ... V-15 5.11. DFD Rincian Purchasing level 3 ... V-15 5.12. DFD Rincian level 4 ... V-16 5.13. Relationship antara Entitas Item dan Entitas Manufacture ... V-24 5.14. Entity Relationship Diagram ... V-27 5.15. Bagan Struktur Menu Utama ... V-28 5.16. Bagan Menu Input, Edit, dan Hapus ... V-28 5.17. Bagan Menu Cari ... V-29 5.18. Bagan Menu Laporan ... V-29

(12)

xii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Tiga Musim Mas Jaya... II-12 3.1. Tabel Simbol yang digunakan dalam DFD ... III-11 5.1. Tabel Entitas dalam dokumen... V-17 5.2. Tabel calon input dan output ... V-19 5.3. Tabel hasil perancangan Key Identifier ... V-22 5.4. Rancangan Database Sistem Informasi Persediaan ... V-24

(13)

xiii

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang proses perancangan database dengan aplikasi web browser sebagai sistem informasi persediaan di PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan. Perancangan database di susun berdasarkan ERD (Entity Relationship Diagram) yang merupakan model jaringan yang menggunakan relasi susunan data yang disimpan di dalam sistem secara abstrak, sedangkan aplikasi di buat dengan bahasa pemrograman PHP yang merupakan kependekan dari HyperText Preprocessor yaitu bahasa script server-side yang di sisipkan pada HTML, Software ini di sebarkan dan di lisensikan sebagai perangkat lunak Open Source.

ERD (Entity Relationship Diagram) dapat di susun setelah mengetahui data apa yang di butuhkan dalam suatu sistem, kemudian bagaimana data tersebut berelasi yang dapat di ketahui melalui aliran data dan prosedur operasional.

PT. Tiga Musim Mas Jaya sendiri merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang jasa pengeboran hasil bumi yang berpusat di Jl. KH Agus Salim Medan dan memiliki area kerja di seluruh kawasan Indonesia seperti Pulau Kalimantan, Sumatera dan Kalimantan. Dengan tersebarnya lokasi pengeboran maka di harapkan Sistem Informasi Persediaan ini dapat di terapkan dan berguna sebagai penyedia data yang valid, terpusat, dan terkontrol.

(14)

xiii

ABSTRAK

Penelitian ini membahas tentang proses perancangan database dengan aplikasi web browser sebagai sistem informasi persediaan di PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan. Perancangan database di susun berdasarkan ERD (Entity Relationship Diagram) yang merupakan model jaringan yang menggunakan relasi susunan data yang disimpan di dalam sistem secara abstrak, sedangkan aplikasi di buat dengan bahasa pemrograman PHP yang merupakan kependekan dari HyperText Preprocessor yaitu bahasa script server-side yang di sisipkan pada HTML, Software ini di sebarkan dan di lisensikan sebagai perangkat lunak Open Source.

ERD (Entity Relationship Diagram) dapat di susun setelah mengetahui data apa yang di butuhkan dalam suatu sistem, kemudian bagaimana data tersebut berelasi yang dapat di ketahui melalui aliran data dan prosedur operasional.

PT. Tiga Musim Mas Jaya sendiri merupakan perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang jasa pengeboran hasil bumi yang berpusat di Jl. KH Agus Salim Medan dan memiliki area kerja di seluruh kawasan Indonesia seperti Pulau Kalimantan, Sumatera dan Kalimantan. Dengan tersebarnya lokasi pengeboran maka di harapkan Sistem Informasi Persediaan ini dapat di terapkan dan berguna sebagai penyedia data yang valid, terpusat, dan terkontrol.

(15)

I-1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Permasalahan

PT. Tiga Musim Mas Jaya merupakan perusahaan yang bergerak di bidang proyek pengeboran hasil bumi, dimana memiliki lokasi pengerjaan yang tersebar di seluruh Indonesia.

Pengerjaan pengeboran sangat berkaitan dengan penggantian, pemasangan dan perbaikan mesin pendukung pengeboran seperti generator, pipa, mata bor, pompa hydrolik, pompa lumpur, top drive, crane, dan lainnya. Untuk mendukung kegiatan ini perusahaan membuat gudang penyimpanan sementara untuk ketersediaan material dan spareparts di setiap lokasi pengeboran. Pimpinan sering memutuskan untuk mengambil material dari lokasi lain yang masih memiliki persediaan yang dibutuhkan karena harga material yang cukup mahal. Pimpinan harus memeriksa persediaan setiap lokasi untuk memutuskan membeli atau mengambil dari lokasi lain, cara inilah yang sering menjadi faktor utama keterlambatan pengambilan keputusan, sementara kondisi lapangan membutuhkan keputusan dihasilkan dalam waktu yang tepat

Sistem aplikasi database atau sistem informasi persediaan merupakan hal yang di perlukan untuk membantu pimpinan dalam memutuskan untuk membeli atau memindahkan dari lokasi lain. Untuk membangun sumber informasi tersebut yang pertama kali di lakukan adalah merancang suatu sistem database agar

(16)

I-2

informasi persediaan yang ada dapat digunakan secara maksimal sehingga diharapkan dapat membantu pimpinan untuk mengambil keputusan dengan cepat.

Perkembangan teknologi informasi, khususnya di bidang perangkat lunak dapat memudahkan dalam membuat program aplikasi database. Bahkan saat ini non programmer dimungkinkan untuk membuat aplikasi database sendiri, hal yang penting dalam pengembangan aplikasi database adalah pemodelan data. Jika model data tidak menggambarkan data secara benar, maka pemakai akan menemukan aplikasi yang sulit digunakan, tidak lengkap, dan sulit untuk dikembangkan.

Suatu keharusan bahwa suatu organisasi baik yang bergerak di bidang jasa maupun non jasa memiliki data yang bisa mendukung segala aktifitas organisasi tersebut. Kecepatan dan ketepatan memperoleh infomasi inilah yang nantinya dibutuhkan dalam memberikan kepuasan bagi pelanggan, dan bisa terpenuhi apabila data yang dikumpulkan telah diolah dan diatur dengan baik dan benar. Untuk itu, dalam tulisan ini dibahas Perancangan Sistem Informasi Persediaan Dengan Metode Entity Relationship Diagram Dan Bahasa Pemrograman PHP: (HyperText Preprocessor) di PT. Tiga Musim Mas Jaya.

1.2. Perumusan Masalah

PT. Tiga Musim Mas Jaya telah memiliki infrastruktur yang memadai untuk mendukung jaringan sistem informasi, yaitu dengan tersedianya jaringan komputer namun pada proses pelaksanaannya, prasarana ini tidak secara maksimal diberdayakan oleh pihak perusahaan berhubung dengan terbatasnya sumber daya perusahaan dan belum tersedianya database di perusahaan.

(17)

I-3

Prasarana ini tentunya pada kinerja yang maksimal sangat mendukung sistem informasi perusahaan.

Dari penjelasan yang telah dijabarkan diatas, maka dapat diambil suatu perumusan masalah, yaitu bagaimana merancang sistem informasi persediaan? dan bagaimana merancang sistem databasenya?.

1.3. Tujuan dan Sasaran Penelitian 1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan dari penelitian ini adalah;

1. Merancang struktur diagram relasi dari data (ERD)

2. Merancang aplikasi berbasis web dengan bahasa pemrograman PHP 3. Memudahkan kontrol persediaan

4. Mendukung pengambilan keputusan dengan cepat 2. Sasaran Penelitian

Sasaran dari penelitian ini adalah diharapkan dengan hasil studi ini pihak manajemen akan terbantu untuk mengambil keputusan alternatif solusi pengadaan sistem informasi management berbabasis database yang dapat menunjang kelancaran proses pengerjaan pengeboran di PT. Tiga Musim Mas Jaya.

(18)

I-4 1.4. Manfaat Penelitian

Pihak yang langsung ikut berperan dalam penelitian ini adalah Penulis sebagai mahasiswa yang dibimbing oleh pembimbing dan perusahaan sebagai objek, diharapkan hasil dari penelitian ini mampu memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Bagi perusahaan

a. Diperolehnya Sistem informasi yang dibangun dengan baik dan benar antara lain dapat mendukung pengambilan keputusan pimpinan dengan tepat, mengurangi stok material yang berlebih, menghilangkan kegiatan yang tidak memiliki manfaat (nilai tambah).

b. Memberikan gambaran pada pihak perusahaan ini tentang pengintegrasian sistem informasi yang telah ada, yang berguna untuk meningkatkan performansi.

2. Bagi Penulis

Bagi Penulis sendiri dapat berkesempatan mengembangkan, menerapkan dan mengetahui lebih jauh tentang perancangan database Sistem Informasi Persediaan dan kaitannya dengan perusahaan ini.

3. Bagi Institusi

Dapat menyalurkan dan menerapkan ilmu pengetahuan yang di miliki ke dalam dunia kerja.

(19)

I-5 1.5. Batasan Masalah

Jika mengamati secara detail setiap entitas dalam sistem di perusahaan itu akan membutuhkan banyak tenaga kerja, waktu dan biaya. Oleh karena itu perlu dibuat suatu pembatasan masalah dalam penelitian ini. Yaitu :

1. Pembahasannya lebih ditekankan pada Perencanaan Database dan Perancangan Sistem Informasi Persediaan dengan metode Entity Relationship Diagram dan Pemrograman PHP.

2. Sistem informasi yang akan diintegrasikan, yaitu sistem informasi inventory 3. Perancangan hanya dilakukan sampai tahap perencanaan database dan

perancangan Sistem Informasi Persediaan berbasis web dengan menggunakan Diagram Arus Data (Data Flow Diagram/DFD), Flowchart dan Diagram Hubungan Entitas (Entity Relationship Diagram/ERD)

4. Tidak memasukkan unsur keuangan dan sistem produksi proyek yang dilakukan oleh pihak perusahaan dalam perancangan sistem.

1.6. Asumsi yang Digunakan

Asumsi-asumsi yang digunakan dalam tulisan ini adalah :

1. Prosedur Operasional yang digunakan sebagai dasar bahan perencanaan sistem diperoleh dari perusahaan.

2. Sistem keamanan database telah berjalan dengan baik. 3. Telah tersedia jaringan komputer (LAN)

1.7. Sistematika Penulisan Tugas Akhir

Laporan disusun secara sistematis dalam beberapa bab yang saling berhubungan terdiri dari:

(20)

I-6 BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah, rumusan permasalahan, tujuan dan sasaran penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup dan asumsi, sistematika Penulisan Tugas Akhir.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Memuat secara ringkas tentang perusahaan meliputi sejarah perusahaan, ruang lingkup bidang usaha, lokasi perusahaan dan struktur organisasi. BAB III LANDASAN TEORI

Berisi tinjauan tentang pengantar teori yang digunakan untuk melakukan pembahasan masalah.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

Berisi tentang metodologi yang dirancang dalam melaksanakan analisis, tahap pengumpulan data, dan analisa pemecahan masalah.

BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Berisi tentang pengumpulan dan pengolahan data yang diperlukan dalam analisis sesuai dengan tujuan penelitian.

BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH

Berisi tentang analisa dari hal penelitian yang dilakukan untuk mencapai tujuan penelitian.

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

Berisi butir-butir yang penting dari setiap bab dan hasil pengolahan data. Saran yang memuat usulan yang dihasilkan, kesimpulan dalam perencanaan sistem informasi.

(21)

II-1 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.1. Sejarah Perusahaan

PT. Tiga Musim Mas Jaya adalah perusahaan kontraktor yang bergerak di bidang pengeboran, pengadaan dan penyewaan peralatan pengeboran yang merupakan badan usaha milik swasta atau perorangan yang berdiri pada tahun 1995 silam. Pada awal berdiri, perusahaan ini bernama PT. Sinar Timur yang kemudian berganti nama menjadi PT. Tiga musim Mas Jaya pada tahun 2002. 2.2. Visi, Misi dan Strategi Perusahaan

2.2.1. Visi

Visi perusahaan sebagai organisasi bisnis adalah menjadi Perusahaan Pelayanan Jasa dan Pengadaan Pengeboran utama di Indonesia yang berdaya saing global.

2.2.2. Misi

Misi PT. Tiga Musim Mas Jaya adalah :

1. Menyediakan, mengadakan dan menyalurkan alat pengeboran dan jasa pengeboran lainnya yang berkualitas dan bernilai untuk memenuhi kebutuhan penyelanggara pengeboran (Customer).

2. Memberikan service dengan tenaga kerja yang sehat dan pengeboran yang aman merupakan prioritas utama.

(22)

II-2

3. Mengembangkan Sumber Daya Manusia (SDM) perusahaan untuk meningkatkan kompentensi serta meniadakan kecelakaan kerja (accident occurrence).

2.3. Ruang Lingkup Bidang Usaha

PT. Tiga Musim Mas Jaya memiliki bidang usaha sebagai berikut; 1. Kontraktor pengeboran beserta kru

2. Penyewaan alat-alat pengeboran ; 1. BOP

2. Top Drive Maritime 3. Drilling Rig

4. Transportation

5. Catering kru pengeboran

Sampai saat ini, PT. Tiga Musim Mas Jaya telah menyelesaikan puluhan proyek pengeboran sumur milik Pertamina dan sedang dalam pengerjaan proyek-proyek pengeboran antara lain :

1. Proyek Sangatta Kalimantan

2. Proyek LPG Langkat

3. Bojonegoro

4. Babelan Bekasi

2.4. Letak dan Lokasi Perusahaan

PT. Tiga Musim Mas Jaya terletak Jl. H Agus Salim No.11 Medan, Sumatera Utara, Indonesia. Perusahaan ini berdiri diatas lahan seluas 40 x 60 m² yang terdiri dari ruang perkantoran dan gudang.

(23)

II-3

Prasarana transportasi yang tersedia di lokasi ini dapat dikatakan sangat baik, yakni tepat di sebelah jalan protokol Jl.Sudirman Medan dan dengan tersedianya angkutan umum yang cukup banyak bagi karyawan serta sangat dekat dengan bank-bank besar yang terpercaya (Bank BCA, Bank MANDIRI, Bank DANAMON, dll) guna keperluan transfer dana ke lokasi-lokasi pengeboran. Kebutuhan listrik kantor disuplai oleh PLN, kebutuhan air disuplai oleh PDAM, dan layanan jaringan telekomunikasi dari TELKOM.

PT. Tiga Musim Mas Jaya juga memiliki kantor-kantor cabang pembantu untuk proyek-proyek di luar Sumatera dan gudang-gudang untuk penyimpanan peralatan-peralatan pengeboran sebagai berikut :

1. Kantor Cabang Jl. Juanda Jakarta Selatan 2. Kantor Cabang Kebon Sirih Jakarta

3. Gudang (Pool) di Jl. Medan-Binjai Km.12,8 Sumatera Utara 4. Gudang (Yard Cibitung)

5. Gudang (Yard Bekasi)

6. Gudang TMMJ#01 s/d TMMJ#12 (Gudang sementara yang berada di lokasi pengeboran)

2.5. Daerah Pemasaran

Proses produksi PT. Tiga Musim Mas Jaya berdasarkan tender dan proyek dari pelanggan yang sampai saat ini pengerjaan proyek terletak di seluruh penjuru Indonesia dimana terdapat titik-titik sumber energi yang telah ditentukan oleh pemilik proyek.

(24)

II-4

PT. Tiga Musim Mas Jaya sangat berkeinginan untuk bisa mengeksplorasi titik-titik sumber energi diluar Indonesia tetapi, dikarenakan regulasi-regulasi yang ada saat ini mengakibatkan biaya operasi membengkak dan melebihi anggaran proyek itu sendiri, hal ini yang menyebabkan keinginan perusahaan untuk go international belum tercapai.

2.6. Organisasi dan Manajemen

Organisasi merupakan sekelompok orang yang bekerja untuk mencapai suatu tujuan yang sama dan di antara mereka diberikan pembagian tugas. Struktur organisasi adalah merupakan gambaran skematis tentang hubungan-hubungan dan kerjasama diantara fungsi-fungsi, bagian-bagian yang menggerakkan organisasi untuk mencapai tujuan.

Struktur organisasi merupakan susunan yang terdiri dari fungsi-fungsi yang saling berhubungan dan menyatakan keseluruhan kegiatan untuk mencapai suatu sasaran secara baik. Struktur organisasi dapat dinyatakan dalam gambar grafik (bagan yang memperlihatkan hubungan unit-unit organisasi dan garis-garis wewenang yang ada).

2.6.1. Struktur Organisasi

Gambar struktur Organisasi PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan dapat dilihat pada Gambar 2.1., dimana di dalamnya mencakup level manager sampai pada level supervisor dan crew.

(25)

II-5

Gambar 2.1. Struktur Organisasi PT. Tiga Musim Mas Jaya

Direktur

Keuangan

Purchasing

Tax Accounting

Lapangan

Personalia Rig

Drilling Material

Gudang

Electric General Workshop Adm

Manager

Ass Manager

Supervisor

(26)

II-6

Berdasarkan keterangan diatas maka hubungan kerja dalam organisasi

perusahaan PT. Tiga Musim Mas Jaya adalah hubungancampuran lini-fungsional. Hal ini ditunjukkan dengan adanya hubungan lini pada pelimpahan wewenang dan

tanggung jawab pada Manager Lapangan dan Manager Keuangan. Hubungan

fungsional dijumpai pada hubungan antara sesama karyawan dengan Personalia.

2.6.2. Pembagian Tugas dan Tanggung Jawab

Dalam pembagian tugas (disertai uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab) ada faktor-faktor yang harus diperhatikan, di antaranya adalah :

1. Beban tugas harus seimbang

Di dalam organisasi harus dihindarkan kepincangan-kepincangan beban tugas dari setia orang atau sekumpulan orang yang menyelenggarakan tugas tertentu. Tugas-tugas harus dijelaskan secara terperinci dan sebaiknya tertulis.

2. Kejelasan hubungan kerja antara bagian-bagian

Metode pembagian tugas memunculkan 3 jenis hubungan kerja dalam organisasi, seperti yang telah disampaikan di atas.

3. Motivasi kerja

Motivasi kerja adalah dorongan yang timbul atau tumbuh dalam diri seseorang untuk bekerja lebih giat dan lebih produktif.

4. Kepemimpinan.

Ada 3 (tiga) tipe kepimimpinan yaitu : otokratik, demokratik, dan koordinatik. Pimpinan yang memiliki tipe otokratik cenderung untuk melaksanakan apa-apa yang baik menurut dirinya dan kurang menanggapi pendapat atau saran bawahannya. Pimpinan yang memiliki tipe demokratik

(27)

II-7

cenderung untuk mengambil keputusan setelah mendengar pendapat bawahannya. Pimpinan yang memiliki tipe koordinatik cenderung untuk menyerahkan pengambilan keputusan kepada para bawahannya dan dia berperan sebagai koordinator. Secara umum tidak ada tipe pemimpin yang lebih baik dari yang lain.

Karakter seseorang dan jenis pekerjaan menentukan tipe mana yang lebih baik dari yang lain. Terkadang aturan main yang sudah digariskan oleh organisasi turut menentukan tipe pimpinan yang sesuai.

Adapun uraian tugas, wewenang, dan tanggung jawab pada masing-masing jabatan dalam struktur organisasi pada PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan adalah sebagai berikut :

1. Direktur

a. Bertanggung jawab sebagai pemilik perusahaan.

b. Bertanggung jawab memberikan kebijakan-kebijakan yang mendukung visi dan misi perusahaan kedepan.

c. Memeriksa dan menyetujui berbagai hal yang berkaitan dengan kontrak dan asset.

d. Mengontrol kinerja para manager dan menerima laporan-laporan bulanan dari manager.

2. Lapangan

a. Merencanakan pengembangan dibidang IT

b. Mengontrol aktivitas pada bagian personalia atau kepegawaian. c. Memberikan laporan bulanan atau harian kepada direktur. d. Mengawasi aktivitas pengeboran di lapangan

(28)

II-8

e. Bertanggung jawab atas kelancaran pengeboran

f. Memeriksa dan mengawasi permintaan material di lantai pengeboran g. Menerima laporan dari Rig Supervisor

h. Bertugas memenangkan tender dan mencari tender 3. Keuangan

a. Penerapan peraturan / instruksi sistem prosedur akuntansi yang diterapkan di Perusahaan Bertanggung jawab dengan analisa keuangan perusahaan. b. Menyetujui perihal pembelian spareparts.

c. Memeriksa laporan pembelian dari staff pembelian. d. Mengontrol kinerja perpajakan.

e. Memeriksa laporan keuangan dari accounting.

f. Membuat laporan bulanan atau harian kepada direktur. 4. Rig

a. Bertanggung jawab atas segala hal yang ada di lokasi pengeboran b. Mengepalai seluruh kru pada lokasi pengeboran

c. Menentukan jadwal operasi rig

d. Memeriksa dan mengawasi keluar masuk material di lokasi pengeboran e. Bertanggung jawab atas keamanan di lokasi pengeboran

f. Memberikan laporan kepada manager lapangan 6. Gudang

a. Mengawasi dan mengontrol segala kegiatan di area gudang b. Memeriksa dan menyetujui pengiriman barang dari gudang c. Update inventory

(29)

II-9 7. Personalia

a. Bertanggung jawab atas penghitugan dan pembayaran gaji seluruh karyawan.

b. Perekrutan karyawan 8. Accounting

a. Pencatatan pengeluaran/penerimaan Kas, Bank dengan sarana Jurnal Kas/Bank yang menghasilkan (Output) Buku Harian Kas dan Bank.

b. Pencatatan Barang masuk dengan sarana Nomor Barang Masuk di jurnal yang menghasilkan Buku Penerimaan Barang.

c. Pencatatan Pembelian Barang dengan sarana Faktur-Faktur yang diterima dari Leveransir di jurnal yang menghasilkan Buku Pembelian.

d. Pencatatan Penjualan Barang dengan sarana Faktur Penjualan ( NPI ) di jurnal yang menghasilkan Buku Penjualan

e. Pencatatan Nota Debet (ND) dan Nota Kredit (CN) yang dibebankan atau diperhitungkan dari Kantor Pusat dan Unit/Outlet lain dengan sarana di jurnal yang menghasilkan Buku Memorial (Buku Tambahan)

f. Pengolahan dan penyusunan hasil perhitungan Harga Pokok Penjualan (HPP) dari hasil produksi.

g. Pengolahan dan Penyusunan Laporan Keuangan antara lain : 1. Neraca

2. Rugi- Laba 3. Alokasi Biaya 4. Cash Flow

(30)

II-10 h. Daftar Aktiva dan Penyusutannya i. Rincian - rincian Rekening. 9. Purchasing

a. Menjalin hubungan dengan supplier b. Melakukan penawaran harga

c. Melakukan pembelian

d. Pelaporan pembelian bulanan 10.Tax (Pajak)

a. Bertugas dalam hal yang berkaitan dengan pajak diperusahaan. 11.Electric

a. Bertugas dalam hal kelistrikan b. Maintenance Generator

c. Perbaikan alat-alat listrik 12.Drilling

a. Konstruksi Rig (Rig Up & Rig Down)

b. Pemasangan, penggantian dan penyambungan pipa pengeboran (Drill Pipe)

c. Maintenance Rig d. Cementing e. Mobilisasi 13.Material

a. Bertanggung jawab atas inventory di lokasi pengeboran

b. Menjaga stock balance atas material yang dibutuhkan pengeboran

(31)

II-11

c. Mengajukan permintaan,penambahan dan pengadaan material 14.Administrasi

a. Mendokumentasikan segala kegiatan pada warehouse b. Membuat laporan kehadiran karyawan gudang

c. Bertanggung jawab atas surat menyurat misal ; Pengiriman barang ke lokasi, pengiriman barang ke gudang, dll.

15.Workshop

a. Engine Maintenance b. Engine repair

c. Assembly (bubut, bor, besi tempah) 16.General

a. Pemantauan keamanan, pemeliharaan kebersihan lingkungan gudang. b. pengawasan dan transportasi termasuk personilnya Security memeriksa

dan mengawasi kendaraan masuk dan keluar gudang. 2.6.3. Jumlah Tenaga Kerja dan Jam Kerja

2.6.3.1. Tenaga Kerja

PT. Tiga Musim Mas Jaya memiliki sumber daya manusia terdiri dari tenaga kerja tetap yang merupakan tenaga kerja langsung dan tenaga kerja tidak langsung. Tenaga kerja langsung adalah pekerja pada bagian produksi/proses pengeboran, sedangkan tenaga kerja tidak langsung adalah pekerja yang kerjanya tidak berhubungan langsung dengan produksi.

(32)

II-12

PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan memiliki 155 orang tenaga kerja. Adapun data perincian tenaga kerja di PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Tiga Musim Mas Jaya

(33)

II-13 2.6.3.2. Jam Kerja

Jam kerja yang berlaku pada PT. Tiga Musim Mas Jaya adalah dari pukul 08.30 s/d 17.00 WIB dengan waktu istirahat 30 menit. Sehingga jumlah jam kerja sehari adalah 8 jam kerja. Jumlah hari kerja dalam seminggu adalah 6 hari kerja yaitu hari Senin s/d Jum'at, hari sabtu setengah hari kerja.

2.6.4. Sistem Pengupahan dan Fasilitas lainnya. 2.6.4.1. Sistem Pengupahan

Sistem pengupahan PT. Tiga Musim Mas Jaya, yaitu :

1. Gaji Dasar I, yaitu berupa gaji pokok pegawai. Gaji Dasar ini diberikan setiap tanggal 25 sampai akhir bulan tiap bulannya.

2. Gaji Dasar II, yaitu berupa tunjangan transportasi (konjungtor). Gaji Dasar ini diberikan setiap tanggal 5 tiap bulannya.

3. Tunjangan lainnya, yaitu berupa tunjangan tertib kerja dan upah lembur. Diberikan setiap tanggal 15 tiap bulannya.

2.6.4.2. Fasilitas Tenaga Kerja

Fasilitas yang diberikan oleh PT. Tiga Musim Mas Jaya Medan kepada tenaga kerja atau karyawannya adalah sebagai berikut :

1. Perusahaan memberikan Tunjangan Hari Raya (THR) dan bonus.

2. Tunjangan dan pelayanan kesehatan dengan menyediakan dokter perusahaan dan memberikan rumah sakit rujukan.

3. Pemberian alat keselamatan kerja seperti : head cover, masker, sarung tangan dan sepatu kerja.

(34)

II-14 2.7. Proses Produksi (Proses Pengeboran)

Produksi dalam hal ini adalah tahapan proses pengeboran yaitu semua kegiatan untuk menghasilkan sumber energi baik berupa gas,minyak, dan lain-lain.

2.7.1. Pencarian (Survey)

Ada beberapa macam metoda survey yaitu ;

a. Survey Gravitasi, metode ini mengukur variasi medan gravitasi bumi yang disebabkab perbedaaan densitas material di strukt ur geologi kulit bumi.

b. Survey Magnetik, metode ini mengukur variasi medan magnetik bumi yang disebabkan perbedaan properti magnetik dari bebatuan di bawah permukaan. c. Survey Seismik, metode ini menggunakan gelombang kejut (shock-wave)

buatan yang diarahkan untuk melalui bebatuan menuju target reservoir dan daerah sekitar. Oleh berbagai lapisan material di bawah tanah, gelombang kejut ini akan dipantulkan ke permukaan dan ditangkap oleh alat receiver sebagai pulsa tekanan ( oleh hydrophone di daerah perairan) atau sebagai percepatan (oleh geophone di darat). Sinyal pantulan ini lalu diproses secara digital mejadi sebuah peta akustik dibawah permukaan untuk kemudian dapat di interprestasikan.

2.7.2. Rig Up

Rig adalah serangkaian peralatan khusus yang digunakan untuk menggali sumur atau mengakses sumur. Ciri utama Rig adalah adanya menara (Mast) yang terbuat dari baja yang digunakan untuk menaik-turunkan pipa-tubular sumur sedangkan yang dimaksud dengan Rig Up adalah tahap menempatkan dan

(35)

II-15

merangkai berbagai peralatan (Equipment) menjadi sebuah Rig dan menyiapkannya untuk operasi mengebor.

Beberapa tahapan dalam proses Rig Up adalah:

1. Setting up the Substructure (Membuat/Merangkai Substructure), yaitu struktur dasar atau pondasi dari peralatan Rig.

2. Setting up Rig Floor & Mast (menara), membangun lantai untuk dasar menara kemudian memasang Stairways (tangga) dan Guardrails untuk menyediakan access ke lantai Rig.

3. Installing Power System, yaitu menyiapkan peralatan pembangkit tenaga guna menjalankan peralatan. Hal ini dilakukan beriringan dengan Setting up Rig Floor & Mast.

4. Setting up Circulating System, yaitu membangun atau menset peralatan sistem sirkulasi. Hal ini juga dilakukan beriringan dengan Setting up Rig Floor & Mast. Sistem sirkulasi berguna untuk mensirkulasikan lumpur pemompa Cutting pengeboran naik ke permukaan sekaligus menjaga agar tekanan dalam sumur lebih besar dari tekanan Reservoir (daerah disekitar sumur).

5. Inspecting the Rig, yaitu inspeksi yang dilakukan terhadap Rig apakah semua peralatan telah terpasang sesuai pada tempatnya.

2.7.3. Drilling Ahead (mulai menggali sumur)

Tahapan proses membor yaitu :

1. Preparing Drilling Fluid, yaitu menyiapkan fluida pengeboran yang berguna untuk :

(36)

II-16

a. mendinginkan dan melubrikasi mata bor (Drill Bit)

b. Menyingkirkan cutting hasil pengeboran dan mengangkatnya kepermukaan.

c. Menyeimbangkan formasi tekanan didalam sumur untuk menjaga agar formasi diluar sumur (gas, air, dll) tidak memasuki sumur dengan mengukur viskositas dan densitasnya secara periodik.

Beberapa jenis fluida pengeboran yaitu :

 Lumpur berbasis air ( air tawar atau air asin)

 Lumpur berbasis minyak

Synthetic Material (Vegetableesters, Poly AlphaOlefins, Linear

Alpha Olefins, Synthetic Parrafins, Ethers, Linear Alkylbenzenes) d. Tripping Out/In

e. Casing Operation 2. Maintenance Activities 3. Well Control

a. Blow Out Preventers (BOP) b. Mud Circulation System c. Kick

Peralatan dan material yang digunakan dapat dilihat pada tabel RIG IDECO 800-HP pada lampiran III.

(37)

III-1

BAB III

LANDASAN TEORI

3.1. Pengertian Sistem

Kata sistem berasal dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian. Salah satu pandangan umum menyatakan sistem sebagai perangkat dari bagian-bagian yang berhubungan membentuk satu kesatuan yang kompleks. Pandangan ini berarti bahwa bagian-bagian yang berhubungan itu secara aktif bekerja sama untuk mencapai tujuan keseluruhan1

1

McLeod, Jr. Raymond

.

Ada beberapa definisi sistem yang digunakan, antara lain adalah definisi dengan pendekatan pada prosedur, yaitu suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu. Sedangkan definisi sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.

Definisi ini akan mempunyai peranan yang penting di dalam pendekatan untuk mempelajari suatu sistem. Pendekatan sistem yang menekankan pada elemen atau komponen atau subsistem merupakan definisi yang banyak diterima. Karena kenyataannya suatu sistem dapat terdiri dari beberapa subsistem.

(38)

III-2

Subsistem ini saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kegiatan sehingga tujuan atau sasaran sistem tersebut dapat tercapai.

3.1.1. Model Umum Sistem

Model umum suatu sistem adalah masukan, pengolahan dan keluaran. Sebuah sistem dapat mempunyai beberapa masukan maupun keluaran. Setiap sistem tersusun dari beberapa sub sistem, dan subsistem terdiri pula atas beberapa subsistem. Masing-masing subsistem dibatasi oleh batasnya. Saling kaitan dan interaksi antar subsistem disebut jalinan (interface). Untuk jelasnya mengenai model sistem, konsep batas sistem dan interface sederhana dapat dilihat pada Gambar 3.1.a, Gambar 3.1.b, dan Gambar 3.1.c.

Gambar 3.1.a. Model Sistem Sederhana

Keluaran

Masukan Subsistem Subsistem

Gambar 3.1.b. Penghubung Sistem (Interface)

Unit Masukan

Unit pengolahan pusat

Unit Keluaran Unit

Penyimpanan

Interface

Subsistem Masukan Subsistem Keluaran

Subsistem Penyimpanan

Gambar 3.1.c. Konfigurasi Komputer sebagai Sistem dengan Subsistem

Masukan Sistem Keluaran

(39)

III-3 3.1.2. Ciri-ciri Sistem

Suatu sistem mempunyai ciri-ciri :

1. Mempunyai tujuan, tujuan dari sistem sangat menentukan masukan (input) yang dibutuhkan sistem dan keluaran (output) yang akan dihasilkan sistem 2. Adanya batasan, batas sistem (boundary) merupakan daerah yang

membatasi antara suatu sistem dengan sistem lainnya atau dengan lingkungan luarnya untuk mencapai tujuan dari sistem

3. Adanya mekanisme kontrol, merupakan pengawas dari pelaksanaan pencapaian tujuan sistem dan merupakan kekuatan yang mempersatukan dan mempertahankan sistem yang bersangkutan

4. Adanya masukan (input), merupakan energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan dapat berupa signal, yaitu energi yang diproses untuk mendapatkan keluaran, misalnya data

5. Adanya proses, merupakan bagian yang memproses masukan data menjadi informasi sesuai dengan keinginan si penerima

6. Adanya keluaran (output), merupakan tujuan akhir dari sistem

7. Adanya penghubung sistem (interface), merupakan media penghubung antara satu subsistem dengan subsistem lainnya

8. Adanya lingkungan luar (environment), yaitu apapun yang berada diluar batas dari sistem yang mempengaruhi operasi sistem.

3.2. Sistem Informasi Manufaktur

Sistem Informasi Manufaktur (SIMa) termasuk dalam kerangka kerja Sistem Informasi Manajemen (SIM) secara keseluruhan. SIMa lebih menekankan

(40)

III-4

kepada proses produksi yang terjadi dalam sebuah lantai produksi, mulai dari input bahan mentah hingga output barang jadi, dengan mempertimbangkan semua proses yang terjadi, dapat diperhatikan dalam Gambar 3.2.

Gambar 3.2. Bagan Arus Data menjadi Informasi untuk SIMa 3.2.1. Input

Data Internal perusahaan merupakan data intern sistem keseluruhan yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Data ini meliputi sumber daya manusia (SDM), material, mesin, dan hal lainnya yang mendukung proses secara keseluruhan seperti transportasi, spesifikasi kualitas material, frekuensi perawatan, dan lain-lain.

Data Eksternal perusahaan merupakan data yang berasal dari luar perusahaan (environment) yang mendukung proses pengolahan data menjadi informasi yang berguna. Contoh data eksternal adalah data pemasok (supplier), kebijakan pemerintah tentang UMR, listrik, dll. Data-data ini biasanya berguna untuk perhitungan cost dalam manufaktur mulai dari awal hingga akhir proses.

(41)

III-5

Data awal ini dapat diperoleh sejak awal perusahaan berdiri maupun pada saat proses produksi berlangsung, kemudian data-data yang diperlukan didokumentasikan ke dalam sebuah Database. Oleh karena abstrak dan banyaknya data yang harus didokumentasi, maka kita harus bisa mendefinisikan tujuan akhir dari informasi yang hendak kita buat. Pihak manajemen puncak (eksekutif) harus memberikan pedoman kepada pihak manajemen informasi untuk membuat sebuah sistem informasi yang dikehendaki. Setelah itu, pihak manajemen informasi dapat memutuskan untuk mengumpulkan data yang seperti apa untuk dapat menghasilkan informasi seperti yang diharapkan oleh pihak eksekutif.

3.2.2. Proses

Proses pengolahan data menjadi informasi selalu diidentikkan dengan Database Management System (DBMS). DBMS ini identik dengan manajemen data, dimana data yang ada harus dijamin akurasi, kemutakhiran, keamanan, dan ketersediaannya bagi pemakai.

Kegiatan yang terjadi di dalam manajemen data adalah : 1. Pengumpulan (pendokumentasian) data

2. Pengujian data, agar tidak terjadi inkonsistensi data

3. Pemeliharaan data, untuk menjamin akurasi dan kemutakhiran data. 4. Keamanan data, untuk menghindari kerusakan serta penyalahgunaan data. 5. Pengambilan data, bisa dalam bentuk laporan, untuk memudahkan

pengolahan data yang lain.

(42)

III-6

Seperti halnya data input, pengolahan data menjadi informasi memerlukan proses khusus dengan menggunakan metode perhitungan yang sesuai dengan kebutuhan industri yang bersangkutan. Apabila kita belum mengetahui keinginan informasi dari pihak eksekutif, pengolahan data yang ada dapat menimbulkan cost yang inefektif dan inefisiensi.

3.2.3. Output

Informasi yang dihasilkan dari hasil pengolahan data perlu diklasifikasikan berdasarkan beberapa subsistem. Dalam hal ini, penulis mengklasifikasikan output data menjadi 3 bagian yaitu persediaan, produksi dan kualitas, dimana ketiganya ini tidak meninggalkan unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

3.2.3.1. Persediaan

Subsistem persediaan memiliki definisi setiap produk yang ada dalam perusahaan baik yang disimpan ataupun akan dibutuhkan. Subsistem persediaan memberikan jumlah stok, biaya holding, safety stock, dan lain-lain berdasarkan hasil pengolahan data dari input.

Subsistem persediaan biasanya memiliki proses pembelian (purchasing) dan penyimpanan (inventory). Proses yang lain dapat dikembangkan sesuai kebutuhan perusahaan, namun kedua proses ini sudah cukup mewakili keseluruhan proses dalam subsistem persediaan.

3.2.3.2. Biaya

Komponen biaya termasuk dalam semua subsistem yang ada. Tujuan perusahaan manufaktur secara umum adalah mencapai keuntungan dari hasil

(43)

III-7

penjualan produknya. Oleh karena itu, sebuah sistem informasi tidak akan pernah terlepas unsur biaya yang terjadi di dalamnya.

Bagan sistem informasi manufaktur diatas menggambarkan bahwa biaya merupakan komponen yang melingkupi keseluruhan output informasi tersebut, dan biaya juga termasuk dalam setiap komponen subsistem tersebut. Maksudnya, dalam menghasilkan informasi untuk setiap subsistem memerlukan biaya yang besar dan sekaligus ada biaya yang dapat direduksi dari hasil informasi yang didapatkan dari sistem yang ada.

3.3. Sistem Pendukung Keputusan

SPK adalah salah satu dari subsistem dari Sistem Informasi Berbasis/Computer Based Information (CBIS) yang dapat menyediakan informasi yang berguna bagi proses pengambilan keputusan ketika menghadapi sebuah masalah semi terstruktur yang spesifik. Informasi sebagai Output dari SPK, dapat disajikan dalam bentuk laporan yang dihasilkan melalui perhitungan/model matematika (McLeod, 2001)2

Menurut Holsapple dan Winston (1996), tujuan dari SPK adalah .

Bila diterapkan dalam sebuah organisasi, tujuan utama SPK adalah membantu manager dan orang-orang yang terlibat dalam proses pengambilan keputusan, adalah untuk meningkatkan kemampuannya dalam memutuskan masalah. Keputusan yang dihasilkan nantinya dapat memenuhi batasan kognitif, waktu dan ekonomis. Sistem ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi dan efektifitas pada proses pengambilan keputusan (Holsapple dan Winston, 1996).

3

2

McLeod, Jr. Raymond 3

Holsapple, Winston

;

(44)

III-8

1. SPK adalah suplemen bagi kemampuan pengambilan keputusan oleh seorang pengambil keputusan. Salah satunya yaitu membantu pengambil keputusan dalam mengenali masalah dan kemudian memformulasikan data pendukung untuk keperluan analisis dan pengambil tindakan.

2. SPK dapat memfasilitasi salah satu atau semua fase pengambil keputusan. Fase pengambilan keputusan itu sendiri menurut Herbert A. Simon seperti yang dituliskan oleh McLeod (2001) adalah :

a. Intelligence Activity : yaitu proses pencarian informasi dan data dari lingkungan yang berguna dalam pemecahan masalah.

b. Design Activity : menemukan, mengembangkan dan menganalisa kemungkinan dari tindakan yang akan menjadi solusi.

c. Choice Activity : memilih salah satu dari tindakan yang telah di analisa pada fase sebelumnya, yang kemudian dijadikan alternative solusi.

d. Review Activity : mengimplementasikan solusi dan Following Up. 3. SPK dapat memfasilitasi agar proses pengambilan keputusan dapat

berjalan secara lancar dan lebih cepat.

4. SPK dapat menjadi bantuan untuk memecahkan masalah yang semi terstruktur bahkan tidak terstruktur.

5. SPK dapt membantu dalam memanajemen informasi/pengetahuan. Hal ini dimungkinkan karena DSS dapat memiliki kemampuan untuk menerima, menyimpan, menggunakan, menurunkan dan merepresentasikan informasi/pengetahuan yang sesuai dengan keputusan yang akan diambil.

(45)

III-9

3.4. Data Flow Diagram (DFD)

DFD adalah suatu model logika data atau proses yang dibuat untuk menggambarkan dari mana asal data dan kemana tujuan data yang keluar dari sistem, dimana data disimpan, proses apa yang menghasilkan data tersebut dan interaksi antara data yang tersimpan dan proses yang dikenakan pada data tersebut4

1. Kebebasan dari menjalankan implementasi teknis sistem. .

DFD sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada

atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa

mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir atau dimana

data tersebut akan disimpan.

DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan

sistem yang terstruktur. Kelebihan utama pendekatan aliran data, yaitu :

2. Pemahaman lebih jauh mengenai keterkaitan satu sama lain dalam sistem dan subsistem.

3. Mengkomunikasikan pengetahuan sistem yang ada dengan pengguna melalui diagram aliran data.

4. Menganalisis sistem yang diajukan untuk menentukan apakah data-data dan proses yang diperlukan sudah ditetapkan.

4

Parno, SKom., MMSI.

(46)

III-10

Disamping itu terdapat kelebihan tambahan, yaitu :

1. Dapat digunakan sebagai latihan yang bermanfaat bagi penganalisis, sehingga bisa memahami dengan lebih baik keterkaitan satu sama lain

dalam sistem dan subsistem.

2. Membedakan sistem dari lingkungannya dengan menempatkan batas-batasnya.

3. Dapat digunakan sebagai suatu perangkat untuk berinteraksi dengan pengguna.

4. Memungkinkan penganalisis menggambarkan setiap komponen yang digunakan dalam diagram.

DFD terdiri dari context diagram dan diagram rinci (DFD Levelled). Context diagram berfungsi memetakan model lingkungan (menggambarkan hubungan antara entitas luar, masukan dan keluaran sistem), yang direpresentasikan dengan lingkaran tunggal yang mewakili keseluruhan sistem. DFD levelled menggambarkan sistem sebagai jaringan kerja antara fungsi yang berhubungan satu sama lain dengan aliran dan penyimpanan data, model ini hanya memodelkan sistem dari sudut pandang fungsi.

Dalam DFD levelled akan terjadi penurunan level dimana dalam penurunan level yang lebih rendah harus mampu merepresentasikan proses tersebut ke dalam spesifikasi proses yang jelas. Jadi dalam DFD levelled bisa dimulai dari DFD level 0 kemudian turun ke DFD level 1 dan seterusnya. Setiap penurunan hanya dilakukan bila perlu. Aliran data yang masuk dan keluar pada suatu proses di level x harus berhubungan dengan aliran data yang masuk dan

(47)

III-11

keluar pada level x+1 yang mendefinisikan proses pada level x tersebut. Proses yang tidak dapat diturunkan/dirinci lagi dikatakan primitif secara fungsional dan disebut sebagai proses primitif.

3.4.1. Simbol dalam DFD

Simbol-simbol yang digunakan dalam DFD dapat dilihat pada Tabel 3.1.

Tabel 3.1. Tabel Simbol yang digunakan dalam DFD

Gane/Sarson Yourdon/De Marco Keterangan

Entitas eksternal, dapat berupa orang/unit terkait yang berinteraksi dengan sistem tetapi diluar sistem

Orang, unit yang mempergunakan atau

melakukan transformasi data. Komponen fisik tidak

diidentifikasikan

Aliran data dengan arah khusus dari sumber ke tujuan

Penyimpanan data atau tempat data direfer oleh proses.

(48)

III-12 3.4.2. Aturan dalam DFD

Dalam penggambaran DFD, ada beberapa peraturan yang harus

diperhatikan sehingga dalam penggambarannya tidak terjadi kesalahan, aturan tersebut yaitu :

1. Antar entitas tidak diijinkan terjadi hubungan atau relasi.

2. Tidak boleh ada aliran data antara entitas eksternal dengan data store. 3. Untuk alasan kerapian (menghindari aliran data yang bersilangan), entitas

eksternal atau data store boleh digambar beberapa kali dengan tanda khusus, misalnya diberi nomor

4. Satu aliran data boleh mengalirkan beberapa paket data. 5. Bentuk anak panah aliran data boleh bervariasi

6. Semua objek harus mempunyai nama.

7. Aliran data selalu diawali atau diakhir dengan proses. 8. Semua aliran data harus mempunyai tanda arah.

9. Jumlah proses tidak lebih dari sembilan proses dalam sistem, jika melebihi maka sebaiknya dikelompokkan beberapa proses yang bekerja bersama-sama didalam suatu subsistem.

3.4.3. Petunjuk Pembuatan DFD

Ada beberapa petunjuk yang dapat digunakan dalam pembuatan DFD, yaitu sebagai berikut :

1. Penamaan yang jelas

a. Setiap entitas diberi nama yang sesuai dengan suatu kata benda.

(49)

III-13

b. Nama aliran data dalam kata benda karena menunjukkan seseorang, tempat atau sesuatu.

c. Proses diberi nama menggunakan format kata kerja - kata sifat - kata benda untuk proses-proses yang rinci.

d. Penyimpanan data diberi nama dengan suatu kata benda. 2. Memberi nomor pada proses

a. Nomor yang diberikan pada proses tidak harus menjadi nomor urut. b. Penomoran dimaksudkan sebagai identifikasiproses dan memudahkan

penurunan (level yang lebih rendah) ke proses berikutnya.

c. Untuk proses primitif selain diberi nomor juga diberi tanda khusus (biasanya tanda *) untuk menyatakan bahwa proses tersebut tidak dirinci lagi

3. Penggambaran kembali

a. Ukuran dan bentuk lingkaran tetap sama

b. Panah yang melengkung dan lurus tidak jadi masalah.

c. Hindari proses yang mempunyai masukan tetapi tidak mempunyai

keluaran begitu juga sebaliknya hindari proses yang mempunyai keluaran tetapi tidak mempunyai masukan.

3.5. Diagram Hubungan Entitas ( Entity Relationship / E – R Diagram )

Sebuah diagram entity relationship secara grafis menggambarkan isi sebuah database . Diagram ini menunjukkan berbagai entity yang terlibat dan pola hubungan antar entity. Entity merupakan objek yang digunakan untuk mengumpulkan data, objek ini dikelompokkan menjadi tiga yaitu resources,

(50)

III-14

events dan agents. Resources (sumber daya) meliputi semua identifiable object yang memiliki nilai ekonomi secara langsung mempengaruhi sumber daya perusahaan. Istilah agent mencakup sekelompok orang dalam organisasi yang mengumpulkan data untuk membantu merencanakan, mengawasi dan mengevaluasi kinerja aktivitas5

1. Satu ke satu (one to one/ 1-1) .

Dalam ERD hubungan (relasi) dapat terdiri dari sejumlah entitas yang disebut dengan derajat relasi. Derajat relasi maksimum disebut dengan kardinalitas sedangkan derajat minimum disebut dengan modalitas. Jadi kardinalitas relasi menunjukkan jumlah maksimum entitas yang dapat berelasi dengan entitas pada himpunan entitas lain. Kardinalitas relasi yang terjadi diantara dua himpunan entitas (misalnya A dan B) dapat berupa :

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan paling banyak satu entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

2. Satu ke banyak (one to many/ 1- N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, tetapi tidak sebaliknya.

3. Banyak ke banyak (many to many/ N –N)

Setiap entitas pada himpunan entitas A dapat berelasi dengan banyak entitas pada himpunan entitas B, demikian juga sebaliknya.

5

Andi Sunyoto

(51)

III-15 3.6. Database

Burch dan Stater Jr, mengatakan bahwa Database sebagai landasan sistem informasi berisi elemen-elemen data yang teroganisir dalam record dan file dengan berbagai cara. Myrna L.Silver mendefinisikan Database sebagai kumpulan dari data yang digunakan dalam suatu perusahan dan disusun secara sistematis untuk menghindari duplikasi secara optimal6

1. Penggabungan elemen data

.

Ada dua pendekatan yang digunakan dalam merancang Database , yaitu pendekatan aplikasi dan pendekatan secara Database . Perancangan Database dengan menggunakan pendekatan aplikasi masih bersifat tradisional, dimana setiap aplikasi mempunyai masing-masing file dan program tersendiri. Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk memenuhi satu aplikasi saja dan tidak ada usaha untuk mengurangi kerangkapan data. Masalah yang dihadapi dalam merancang Database dengan pendekatan aplikasi ini adalah adanya kemungkinan beberapa dari file aplikasi mengandung data yang sama. Pendekatan seperti ini membatasi kemungkinan penggunaan satu Database terpadu untuk melayani beberapa aplikasi.

Sedangkan perancangan Database berdasarkan pendekatan secara Database akan menghasilkan suatu Database terpadu yang dapat digunakan untuk melayani beberapa aplikasi. Pendekatan secara Database memungkinkan operator untuk berhubungan secara langsung dengan sistem.

Keuntungan yang diperoleh dari pendekatan secara Database ini adalah:

6

Yenty Yuliana ,Oviliani

(52)

III-16

2. Dalam pendekatan ini, Database yang dirancang memiliki kemampuan untuk menggabungkan data yang dapat digunakan oleh beberapa fungsi yang ada dalam organisasi supaya pelayanan informasi dalam suatu organisasi menjadi lebih tepat, lebih luas dan lebih terkoordinasi berkat kemudahan dalam melakukan up-dating secara keseluruhan

3. Mengurangi duplikasi data

Dengan pendekatan secara Database , setiap data cukup disimpan satu kali saja dalam satu Database sentral, sehingga menghemat pemakaian media penyimpanan serta mengurangi kesalahan dalam proses pengolahan data. 4. Kebebasan data

Kebebasan data dapat diartikan sebagai kebebasan untuk melakukan perubahan terhadap data tertentu tanpa harus mengganti program yang mengakseskan data tersebut

5. Adanya hubungan antara Database dengan pemakai

Pemakai (user ) dapat berhubungan secara on-line dengan Database sesuai dengan wewenang yang ada padanya. Data yang dibutuhkan juga disediakan langsung oleh Database tanpa perlu memeriksa keseluruhan data yang ada

6. Standarisasi format data

Format data dan nama data dapat dibuat standar sebagai dasar untuk beberapa aplikasi yang ada.

(53)

III-17 3.6.1. Normalisasi Database

Normalisasi adalah suatu teknik untuk mengorganisasi data ke dalam tabel-tabel untuk memenuhi kebutuhan pemakai di dalam suatu organisasi. Teknik normalisasi banyak digunakan terutama pemula karena mudah dipahami dan diaplikasikan. Adapun tujuan dari normalisasi data ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk menghilangkan kerangkapan data 2. Untuk mengurangi kompleksitas

3. Untuk mempermudah pemodifikasian data Dasar-dasar normalisasi adalah sebagai berikut :

1. Normal form (bentuk normal) adalah suatu klas dari skema database relasi yang didefinisikan untuk memenuhi tujuan dari tingginya integritas dan maintainability

2. Kreasi dari suatu bentuk normal disebut normalisasi

3. Normalisasi dicapai dengan penganalisaan ketergantungan diantara setiap individu attribut yang diassosiasikan dengan relasinya

3.6.1.1. Bentuk-bentuk Normalisasi Database

Bentuk-bentuk dari normalisasi database dapat dikategori dengan tahapan sebagai berikut :

1. Normal 1 (1 NF) : tabel disebut sebagai bentuk normal kesatu jika semua atribut yang bersangkutan tidak dapat dibagi lagi menjadi atribut yang lebih kecil, tetapi masih mengandung redudancy (atribut yang tampil berulang).

(54)

III-18

2. Normal 2 (2 NF) : suatu tabel bentuk normal 1 yang memenuhi syarat tambahan bahwa semua atribut bukan kuncinya hanya bergantung pada kunci primer

3. Normal 3 (3 NF) : suatu tabel bentuk normal 2 yang memenuhi syarat tambahan bahwa semua atribut bukan kunci tidak memiliki kebergantungan transitif (nilai datanya bergantung pd suatu atribut yang juga bergantung pada atribut yang lain) terhadap kunci primer

4. Normal Boyce-Codd (BCNF) : tabel yang memiliki semua field penentu yang merupakan candidate key atau perbaikan dari bentuk normal 3, setiap tabel yang memenuhi syarat BCNF pasti memenuhi bentuk normal 3, tetapi belum tentu sebaliknya

5. Normal 4 (4 NF) : jika relasi dalam BCNF dan tidak berisi kebergantungan banyak nilai. Untuk menghilangkan kebergantungan banyak nilai dari satu relasi, kita membagi relasi menjadi dua relasi baru. Masing – masing relasi berisi dua atribut yang mempunyai hubungan banyak nilai. Bertujuan untuk menghilangkan ketergantungan Multivalue

6. Normal 5 (5 NF) : berurusan dengan properti yang disebut join tanpa adanya kehilangan informasi (lossless join). Bentuk normal kelima (5NF) juga disebut PJNF (projection-join normal form). Bagan proses normalisasi database dapat diperhatikan pada Gambar 3.3.

(55)

III-19

Gambar 3.3. Bagan Tahapan Normalisasi Database

3.6.1.2. Penerapan Bentuk Normalisasi

Proses perancangan database menggunakan metode normalisasi dapat dimulai dari dokumen dasar yang pakai dalam sistem, yaitu sebagai berikut :

1. Menuliskan semua data yang akan direkam, bagian yang double tidak perlu dituliskan. Terlihat record yang tidak lengkap, sulit untuk membayangkan bagaimana bentuk record yang harus dibentuk untuk merekam data tersebut.

2. Bentuklah menjadi bentuk normal kesatu dengan memisah misahkan data pada field yang tepat dan benilai atomic, juga seluruh record harus lengkap adanya. Bentuk file adalah flat file.

Bentuk Tidak Normal

Bentuk Normal Pertama (1NF)

Bentuk Normal Kedua (2NF)

Bentuk Normal Ketiga (3NF)

Bentuk Normal Boyce-Codd (BCNF)

Bentuk Normal Keempat (4NF)

Bentuk Normal Ketiga (5NF)

Menghilangkan perulangan group

Menghilangkan ketergantungan sebagian

Menghilangkan ketergantungan transitif

Menghilangkan anomali-anomali hasil dari ketergantungan fungsional

Menghilangkan Ketergantungan Multivalue

Menghilangkan anomali-anomali yang tersisa

(56)

III-20 3.6.2. Database Management System (DBMS)

Database Management System (DBMS) adalah perangkat lunak yang menetapkan dan memelihara integrasi logis antar file, baik ekplisit maupun inplisit. Contoh: IDS, Information Management System (IMS), Structured Query Language/Data System (SQL/DS), Query by Example (QBE), ORACLE, dBase II-III-III plus-IV, Foxbase, Qbase dll .

Sistem manajemen Database didefinisikan : “Suatu sistem perangkat lunak yang memungkinkan untuk membentuk dan memperbaharui file-file, memilih, memantau serta mengendalikan Database untuk menghasilkan laporan”7

a. Melindungi data dari pihak yang tidak bertanggung jawab

. Tujuan dari sistem manajemen Database adalah sebagai berikut :

b. Mengurangi kerangkapan data

c. Menyediakan sistem dengan akses data yang cepat d. Memungkinkan pemakaian data secara tepat

e. Melayani sistem peningkatan (update) yang mampu melakukan perubahan data yang terjadi.

Dalam perkembangannya, sistem manajemen Database dibagi atas dua jenis yaitu :

a. Sistem manajemen Database secara manual

b. Sistem manajemen Database yang dilakukan secara komputerisasi

Perbedaan antara kedua sistem itu terletak pada cara pengolahan data dalam sistem. Pada sistem manajemen Database secara manual, manusia secara fisik melakukan perubahan terhadap data. Pada sistem manajemen Database yang

7

Permana, Budi

(57)

III-21

dilakukan secara komputerisasi, tugas ini diambil alih oleh program yang didesain untuk merancang dan mengoperasikan data dalam sistem tersebut.

3.6.3. Open Database Conectivity (ODBC)

ODBC merupakan singkatan dari Open database Connectivity yaitu merupakan suatu standart yang dikembangkan oleh Microsoft untuk mengakses database agar lebih mudah dengan fungsi yang bersifat umum8

3.7. Model Data

.

Tentu saja untuk mengakses database tidak lagi menggunakan cara-cara seperti pada MS Acces, VBasic ataupun Delphi yang dengan menggunakan komponen tertentu. Untuk mengakses database diperlukan perintah SQL (Structured Query Language). Pada program berbasis Windows sumber data ODBC dapat diakses pada program melalui DSN (Data Source Name).

Model data adalah sekumpulan konsep terintegrasi yang dipakai untuk menjabarkan data, hubungan antardata. dan kekangan terhadap data yang digunakan untuk menjaga konsistensi9. Kadang model data disebut struktur data logis. Model data yang umum pada saat ini ada 4 macam, yaitu (1) model data hirarkis, (2) model data jaringan, (3) model data relasional, dan (4) model data berbasis objek. Tiga model yang disebut pertama (model data herarkis, Jaringan, dan relasional) disebut model data yang berbasis rekaman (record-based data model).

8

Betha Sidik. ir 9

Yenty Yuliana ,Oviliani

(58)

III-22 a. Model Data Hirarkis

Dari keempat model data yang telah diutarakan di depan, model data herarkis merupakan model data yang tertua. Sampai saat ini model ini masih digunakan untuk menangani sistem reservasi penumpang. Contoh DBMS terkenal yang menggunakan model ini yaitu IMS (IBM).

Model ini seringkali dijabarkan dalam bentuk pohon terbalik. Di dalam model ini dikenal istilah orangtua dan anak. Masing-masing berupa suatu simpul dan terdapat hubungan bahwa setiap anak hanya bisa memiliki satu orangtua, sedangkan orangtua dapat memiliki sejumlah anak. Simpul tertinggi yaitu yang tidak memiliki orangtua disebut akar. Contoh terdapat pada Gambar 3.4.

Gambar 3.4. Contoh Model Data Hirarkis

Pengaksesan atau peremajaan data dapat dilakukan sangat cepat disebabkan hubungan antar data telah ditentukan di depan. Kelemahannya, karena struktur data harus didefinisikan di depan, penambahan field baru memerlukan penentuan ulang terhadap struktur secara keseluruhan. Hal inilah yang dirasa menyulitkan.

(59)

III-23 b. Model Data Jaringan.

Model data ini dibuat untuk mengatasi masalah pada model hirarkis. Bentuknya menyerupai model hirarkis, tetapi dengan perbedaan:

o tidak mengenal akar.

o Setiap anak bisa memiliki lebih dari satu orangtua.

Gambar 3.5. memperlihatkan contoh model data jaringan didasarkan data yang sama pada model data hirarkis.

Gambar 3.5. Contoh Model Data Jaringan

Model data jaringan dapat mengatasi masalah problem hubungan M:M yang muncul pada model data hirarkis, karena mendukung hubungan seperti itu. Namun penanganannya tetap jauh lebih kompleks daripada model data relasional. Produk DBMS terkenal yang menggunakan model data jaringan yaitu IDMS/R (Computer Associates).

c. Model Data Relasional

Model data relasional menggunakan sekumpulan tabel berdimensi dua (yang biasa disebut relasi atau tabel), dengan masing-masing tabel tersusun atas

(60)

III-24

sejumlah baris dan kolom. Contoh kolom dan baris diperlihatkan pada Gambar 3.6. berikut:

Gambar 3.6. Gambar Tabel, Baris dan Kolom

Kolom dapat didefinisikan sebagai satuan data terkecil dalam sebuah tabel yang mempunyai makna. Nama pegawai, alamat, dan nama bagian merupakan contoh-contoh kolom. Baris (kadangkala disebut record) adalah kumpulan kolom yang menyatakan suatu data yang saling terkait. Analogi istilah dalam model relasional, pemrograman dan user .

relasi = file = tabel tuple = record = baris atribut = field = kolom

Pada model relasional, jumlah tupel suatu relasi disebut kardinalitas dan jumlah atribut suatu relasi disebut derajat (degree) atau kadang-kadang disebut arity. Relasi yang berderajat satu (hanya memiliki satu atribut) disebut unary. Relasi yang berderajat dua disebut binary, dan relasi yang berderajat tiga disebut ternary. Relasi yang berderajat n disebut n-ary. Istilah lain yang terdapat pada model relasional adalah domain, yang merupakan himpunan nilai yang berlaku bagi suatu atribut.

Gambar

Tabel 2.1. Perincian Jumlah Tenaga Kerja PT. Tiga Musim Mas Jaya
Gambar 3.1.b. Penghubung Sistem (Interface)
Tabel 3.1. Tabel Simbol yang digunakan dalam DFD
Gambar 3.3. Bagan Tahapan Normalisasi Database
+7

Referensi

Dokumen terkait