• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbandingan Shear Bond Strength Antara Breket Dengan Mesh Base Dan Retention Groove Base

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Perbandingan Shear Bond Strength Antara Breket Dengan Mesh Base Dan Retention Groove Base"

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH

ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE

DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro

TESIS

OLEH

ANDREAS CHOANDRY 047028001

(2)

PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro

TESIS

Untuk memperoleh gelar Spesialis Ortodonti

dalam Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia pada Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara

OLEH

ANDREAS CHOANDRY 047028001

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER GIGI SPESIALIS ORTODONSIA FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(3)

PERSETUJUAN TESIS

Judul Tesis : PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro Nama Mahasiswa : Andreas Choandry

Nomor Induk Mahasiswa : 047028001

Program Spesialis : Program Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia

Meyetujui Komisi Pembimbing :

( Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K) ) ( Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) ) NIP : 19540212 198102 2 001 Pembimbing Utama Pembimbing Anggota

(4)

Telah diuji

Pada Tanggal : 10 Maret 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

(5)

PERNYATAAN

PERBANDINGAN SHEAR BOND STRENGTH ANTARA BREKET DENGAN MESH BASE DAN RETENTION GROOVE BASE

Penelitian In Vitro

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat

dan karunia-Nya yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tulisan karya

ilmiah dalam bentuk tesis ini yang kami beri judul Perbandingan Shear Bond Strength antara Breket dengan Mesh Base dan Retention Groove Base. Tulisan

tesis ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Spesialis dalam Ilmu

Ortodonti di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara.

Dalam menyelesaikan tulisan ini, penulis sangat banyak mendapatkan

bimbingan dan bantuan baik secara material maupun moril dari berbagai pihak.

Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis

menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

Yang terhormat Bapak Rektor Universitas Sumatera Utara, Bapak

Prof. Dr dr Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc(CTM), Sp.A (K), yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan

Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia di Departemen Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Sumatera Utara Medan.

Yang terhormat Bapak Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Sumatera Utara Prof. Ismet Danial Nasution, drg., Ph.D., Sp.Pros (K), yang telah

(7)

Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera

Utara Medan.

Yang terhormat Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Departemen

Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Yang terhormat Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K) selaku Ketua Program

Studi Pendidikan Dokter Gigi Spesialis Ortodonsia di Departemen Ortodonti

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Yang terhormat Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K) selaku pembimbing

utama dan Erna Sulistyawati, drg., Sp.Ort (K) selaku pembimbing anggota tesis saya,

yang telah bersedia meluangkan waktunya, memberikan bimbingan, semangat,

motivasi dan perhatian sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya atas

waktu dan bimbingan yang telah diberikan selama dalam penelitian dan penulisan

tesis ini.

Yang terhormat staf pengajar di jajaran Ortodonti,

Nurhayati Harahap, drg., Sp.Ort (K), MuslimYusuf, drg., Sp.Ort (K),

Erna Sulistyawati, drg.,Sp.Ort (K), Amalia Oeripto, drg., MS, Sp.Ort (K),

Prof. Nazruddin, drg., Ph.D., Sp.Ort

,

F Susanto.A, drg., Sp.Ort (K), yang telah banyak memberikan bimbingan dalam ilmu dan pengetahuan di bidang Ortodonti,

(8)

Yang terhormat Dr. Harry Agusnar, M.Sc., M.Phil selaku Kepala

Laboratorium Penelitian FMIPA USU atas izin, bantuan fasilitas dan bimbingan

dalam pelaksanaan penelitian ini.

Yang tercinta kedua orang tua, Ayahanda Lukman Choandry, dr dan Ibunda

Julyna, drg yang dengan segala daya upaya telah mengasuh, membesarkan dan

membimbing dengan penuh kasih sayang, semenjak kecil hingga dewasa agar

menjadi anak yang berbakti kepada orang tua, agama, bangsa dan negara. Senantiasa

memberikan dukungan, dorongan dan semangat kepada penulis selama menjalani

dan menyelesaikan pendidikan Spesialis ini.

Terima kasih pada teman sejawat Elly Susianna, Syarwan, Iskandar dan

rekan-rekan PPDGS Ortodonsia lain yang telah bersama-sama baik dalam suka

maupun duka, saling membantu sehingga terjalin rasa persaudaraan yang erat,

dengan harapan teman-teman dapat lebih giat lagi sehingga dapat menyelesaikan

pendidikan ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu memberkahi kita semua.

Penulis menyadari masih banyak terdapat kekurangan dalam pelaksanaan dan

penulisan tesis ini, namun demikian diharapkan hasil penelitian ini bermanfaat dalam

menambah khazanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang Ortodonti.

Akhirnya izinkanlah penulis mohon maaf yang setulus-tulusnya atas

(9)

dorongan, petunjuk yang diberikan kepada penulis selama mengikuti pendidikan

kiranya mendapat balasan yang berlipat ganda dari Tuhan yang Maha Pengasih,

Maha Pemurah dan Maha Penyayang.

Medan, Maret 2010

Penulis

( Andreas Choandry )

NIM : 047028001

(10)
(11)

3.7. Metode Analisis Data... 30

BAB 4. HASIL PENELITIAN... 31

4.1. Hasil Penelitian Pengukuran Shear Bond Strength... 31

4.2. Analisis Hasil Penelitian... 34

BAB 5. PEMBAHASAN... 37

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN... 42

6.1. Kesimpulan... 42

6.2. Saran... 43

DAFTAR KEPUSTAKAAN... 44

(12)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength………... 33 Tabel 4.2. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I

dan II………..,. 34

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan micro-etched

mesh base...…...………... 10

Gambar 2.2. Breket Mini Dyna-Lock dengan retention groove base... 11

Gambar 2.3. Diagram kerangka konsep... 13

Gambar 3.1. Alat uji geser Torsee Electronic System Universal Testing Machine (Tokyo-Japan)………. 17

Gambar 3.2. Kaliper (Krisbow, United States)……….. 17

Gambar 3.3. Alat-alat penelitian………. 18

Gambar 3.4. Bahan-bahan penelitian……….. 19

Gambar 3.5. Self curing acrylic……… 20

Gambar 3.6. Larutan saline/NaCl 0,9 % dan air suling………... 20

Gambar 3.7. Diagram variabel penelitian... 22

Gambar 3.8. Persiapan sampel... 25

(14)

Gambar 3.11. Pengujian shear bond strength dengan Torsee Electronic

System Universal Testing Machine……….. 29 Gambar 4.1. Grafik distribusi normal menunjukkan probabilitas dari semua

data shear bond strength berada di sekitar garis normal... 31 Gambar 4.2. Grafik homogenitas varians data shear bond strength pada

kedua kelompok memiliki varians yang homogen (P>0,05)... 32

(15)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran

1. Alur Penelitian uji shear bond strength………. 47 2. Jadwal Penelitian………...…………. 48

3. Hasil uji distribusi normalitas dan uji homogenitas varians data shear

bond srength……….. 49 4. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I dan II…….. 50 5. Hasil uji statistik pengukuran shear bond strength antara breket dengan

(16)

ABSTRAK

Berbagai macam tipe basis breket tersedia di pasaran untuk perawatan

ortodonti. Perlekatan breket didapat dari penguncian mekanikal antara basis breket-bahan adhesif-permukaan enamel. Berbagai desain basis breket

dikembangkan untuk meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. Secara umum basis breket metal dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base dan breket dengan integral base Breket integral base terdiri dari mesh base dan retention groove base.

Tujuan penelitian in vitro ini untuk membandingkan shear bond strength

antara breket dengan mesh base dan retention groove base.

Gigi premolar manusia yang telah diekstraksi sebanyak 30 dibagi secara random menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok 15 gigi, dan bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive digunakan untuk melekatkan breket metal ke permukaan enamel gigi sesuai instruksi pabrik. Kelompok I menggunakan breket premolar dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Kelompok II menggunakan breket premolar dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock). Uji shear bond strength dilakukan dengan alat Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

Uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan di antara kedua kelompok (P<0,01). Kelompok I memiliki nilai rerata shear bond strength yang lebih tinggi (7,77 ± 2,64 MPa) dari pada kelompok II (4,23 ± 1,44 MPa). Breket dengan

mesh base menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi dibandingkan breket

(17)

ABSTRACT

Nowadays there are so many types of orthodontic brackets that are available in the market. The adhesion of metal brackets is obtained with mechanic interlock between bracket base-adhesive resin-enamel. Orthodontic manufacturers are constantly introducing various styles of metal attachment bases designed to improve the mechanical retention of the attachment to the resin system. Metal bracket bases can be classified into two principal groups : brackets with soldered base and brackets with integral base. Integral base bracket can be divided into mesh base bracket and retention groove base bracket. The aim of this in vitro study was to compare the shear bond strength of brackets with mesh base and brackets with retention groove base.

Thirty extracted human premolars were randomly divided into two groups of 15 samples and Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive was used to bond the metal brackets on the enamel surface according to the manufacturer’s instructions. Group I was premolar bracket with mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Group II was premolar bracket with retention groove base (Mini Dyna-Lock). Shear bond strength testing was performed with a Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

T-test showed a statistically significant (P<0,01) difference between two groups. Group I had the higher mean shear bond strength (7,77 ± 2,64 MPa) than group II (4,23 ± 1,44 MPa). Brackets with mesh base showed better adhesion results than brackets with retention groove base with Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive bonding material.

(18)

ABSTRAK

Berbagai macam tipe basis breket tersedia di pasaran untuk perawatan

ortodonti. Perlekatan breket didapat dari penguncian mekanikal antara basis breket-bahan adhesif-permukaan enamel. Berbagai desain basis breket

dikembangkan untuk meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. Secara umum basis breket metal dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base dan breket dengan integral base Breket integral base terdiri dari mesh base dan retention groove base.

Tujuan penelitian in vitro ini untuk membandingkan shear bond strength

antara breket dengan mesh base dan retention groove base.

Gigi premolar manusia yang telah diekstraksi sebanyak 30 dibagi secara random menjadi dua kelompok dengan masing-masing kelompok 15 gigi, dan bahan adhesif Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive digunakan untuk melekatkan breket metal ke permukaan enamel gigi sesuai instruksi pabrik. Kelompok I menggunakan breket premolar dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Kelompok II menggunakan breket premolar dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock). Uji shear bond strength dilakukan dengan alat Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

Uji-t menunjukkan adanya perbedaan yang sangat signifikan di antara kedua kelompok (P<0,01). Kelompok I memiliki nilai rerata shear bond strength yang lebih tinggi (7,77 ± 2,64 MPa) dari pada kelompok II (4,23 ± 1,44 MPa). Breket dengan

mesh base menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih tinggi dibandingkan breket

(19)

ABSTRACT

Nowadays there are so many types of orthodontic brackets that are available in the market. The adhesion of metal brackets is obtained with mechanic interlock between bracket base-adhesive resin-enamel. Orthodontic manufacturers are constantly introducing various styles of metal attachment bases designed to improve the mechanical retention of the attachment to the resin system. Metal bracket bases can be classified into two principal groups : brackets with soldered base and brackets with integral base. Integral base bracket can be divided into mesh base bracket and retention groove base bracket. The aim of this in vitro study was to compare the shear bond strength of brackets with mesh base and brackets with retention groove base.

Thirty extracted human premolars were randomly divided into two groups of 15 samples and Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive was used to bond the metal brackets on the enamel surface according to the manufacturer’s instructions. Group I was premolar bracket with mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Group II was premolar bracket with retention groove base (Mini Dyna-Lock). Shear bond strength testing was performed with a Torsee Electronic System Universal Testing Machine.

T-test showed a statistically significant (P<0,01) difference between two groups. Group I had the higher mean shear bond strength (7,77 ± 2,64 MPa) than group II (4,23 ± 1,44 MPa). Brackets with mesh base showed better adhesion results than brackets with retention groove base with Advantage No-Mix Direct Bond Adhesive bonding material.

(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perawatan ortodonti dengan menggunakan cincin (band) metal telah dapat digantikan dengan merekatkan breket secara langsung ke gigi sejak diperkenalkan

teknik etsa asam pada permukaan enamel gigi. Mekanisme perlekatan ke enamel

dengan teknik etsa asam yang menggunakan cairan atau gel asam fosfor akan

menghasilkan kekasaran mikroporositi pada permukaan enamel sehingga

meningkatkan luas permukaan untuk penguncian (interlock) mekanikal breket ortodonti.1-5 Mitchell pada tahun 1967 yang pertama melaporkan pemakaian breket

metal dengan basis yang retentif secara direct bonding ke permukaan gigi.2

Perlekatan breket metal didapat dari penguncian mekanikal antara basis

breket-bahan adhesif-enamel. Perlekatan ini harus dapat menyalurkan gaya ortodonti

dan beban pengunyahan, estetis serta mudah dilepas pada akhir perawatan.2,4,6,7

Beberapa faktor dapat mempengaruhi shear bond strength breket mencakup prosedur

conditioning, tipe adhesif, sistem gaya yang diaplikasikan, ukuran dan desain basis breket.2,4,8 Bonding breket yang efektif didapat dengan berbagai macam bahan resin

(21)

Banyak produk di pasaran memperkenalkan berbagai desain basis breket untuk

meningkatkan retensi mekanikal perlekatan dengan bahan adhesif. 6,9-11

Secara umum basis breket metal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu

breket dengan soldered base/brazed base dan breket dengan integral base. Yang termasuk breket soldered base antara lain perforated base, foil-mesh base dan

photoetched base. Yang termasuk breket integral base antara lain retention groove base dan mesh base.2 Selain itu ada tipe breket dengan welded base yaitu dengan

melakukan welding mesh dengan diameter yang berbeda ke basis breket. Breket brazed base akan memberikan kekuatan perlekatanyang lebih kuat dari pada

tipe breket welded base.3,12 Proses pembuatan breket integral base bisa melalui

casting atau Metal Injection Molding. 13,14

Breket dengan mesh base menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesif. Penelitian breket metal dengan mesh base menunjukkan shear bond strength yang lebih baik dibandingkan breket undercut base dan perforated base (Reynold 1976, Lopez 1980).2,9,10,12,15,16 Microetching pada basis mesh dapat lebih meningkatkan

shear bond strength (MacColl et al 1998). 2,12,17 Sedangkan breket dengan retention groove base mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut horizontal yang terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur berbentuk “V” yang berjejer vertikal

pada permukaan basis. Menurut teori, desain basis demikian akan mengurangi

(22)

Breket dengan retention groove base lebih retentif dibandingkan dengan breket

mesh base (Regan dan van Noort 1989).11

Dari uraian di atas diketahui bahwa tipe desain basis yang berbeda dapat

mempengaruhi kekuatan perlekatan breket ke gigi sehingga menarik penulis untuk

menelitinya.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas timbul permasalahan

apakah ada perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base

dengan breket retention groove base ?

1.3. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base dengan breket retention groove base.

1.4. Hipotesis

Ada perbedaan shear bond strength antara breket micro-etched mesh base

(23)

1.5. Manfaat Penelitian

Beberapa manfaat penelitian ini adalah :

1. Sebagai bahan pertimbangan dalam pemilihan pemakaian breket dengan tipe

basis yang tersedia di pasaran, untuk digunakan di Klinik Ortodonsia RSGMP

FKG USU.

2. Sebagai informasi untuk dokter gigi khususnya ortodontis untuk mengetahui tipe

basis breket yang memberikan kekuatan perlekatan maksimal dalam perawatan

(24)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Pemakaian teknik etsa asam enamel untuk direct atau indirect bonding

breket ortodonti ke permukaan gigi merupakan bagian yang penting dalam

perawatan ortodonti. 1-5 Efektifitas breket yang dilekatkan dalam mentransfer gaya

ortodonti ke gigi sangat tergantung pada kekuatan perlekatan breket ke gigi.

Berbagai penelitian telah dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang

mempengaruhi kekuatan perlekatan breket mencakup prosedur conditioning, bahan adhesif, sistem gaya yang diaplikasikan, ukuran dan desain basis breket. 2,4,8 Level

kekuatan perlekatan breket yang dapat diterima secara klinis berkisar 6 – 8 MPa. 2,10

2.1. Breket dengan Mesh Base

Ada 3 jenis breket yang umumnya digunakan dalam perawatan ortodonti

yaitu : 3,4

1. Breket plastik

2. Breket metal

3. Breket ceramic.

Breket plastik dapat memberikan kekuatan perlekatan yang kuat melalui penyatuan

molekuler dengan bahan resin adhesif tetapi ikatannya bersifat tidak teratur.

(25)

mengalami distorsi, sayap breket mengalami abrasi atau retak dan dapat terjadi

perubahan warna. Perlekatan breket ceramic dan breket metal didapat dari penguncian (interlock)mekanikal dengan bahan adhesif. Breket ceramic mempunyai keunggulan dari segi estetis namun juga mempunyai kelemahan antara lain

desainnya besar dan bersifat brittle.4,5 Breket metal terbukti dapat diandalkan dan paling banyak digunakan dalam perawatan ortodonti dan kekuatan perlekatannya

sangat tergantung pada desain basis breketnya. Perlekatan interface permukaan enamel-bahan adhesif-basis breket metal dapat dicapai karena adanya undercut

mekanikal yang menyediakan tempat untuk bahan resin adhesif menyebar di basis

breket sebelum terjadinya polimerisasi.6,7 Berbagai penelitian menunjukkan

kegagalan perlekatan breket metal yang dilekatkan ke permukaan enamel melalui

interlock mekanikal dan teknik etsa asam. Kegagalan ini dapat terjadi pada interface

bahan adhesif dengan basis breket, di dalam bahan adhesif sendiri atau di antara

bahan adhesif dengan permukaan enamel. Bagaimanapun ketika basis breket

dilekatkan secara direct bonding ke permukaan gigi, kegagalan perlekatan lebih banyak terjadi di interface bahan adhesif dengan basis breket apabila permukaan gigi telah dipersiapkan dengan baik, karena konsentrasi tekanan dan kerusakan terjadi di

dalam bahan resin adhesif. Kekuatan perlekatan basis juga berkurang karena korosi

akibat kebocoran pada interface bahan resin adhesif dengan basis. 4,6,16,18

(26)

untuk meningkatkan desain retentif mekanikal dengan memberikan undercut pada tuangan (cast) basis breket atau melakukan welding kawat mesh dengan diameter lain ke basis breket dan dapat juga dengan menggabungkan desain lain di dalam

mesh itu sendiri. Secara umum basis breket metal dapat dibagi menjadi dua golongan yaitu breket dengan soldered base dan breket dengan integral base. Breket soldered base merupakan breket metal yang dibuat dengan cara soldering/brazing basisnyake

body dari breket. Yang termasuk breket soldered base antara lain perforated base, foil-mesh base dan photoetched base. Breket integral base merupakan breket metal dengan basis dan body breket dicor menjadi satu kesatuan. Breket integral base ada beberapa jenis di antaranya retention groove base dan mesh base.2

Proses pembuatan breket metal integral base umumnya dilakukan dengan

casting, namun proses pembuatan casting memerlukan biaya yang lebih mahal. Belakangan ini pada awal tahun 1980 diperkenalkan metode Metal Injection Molding

(MIM) yang digunakan untuk memproduksi alat-alat yang kecil termasuk breket

ortodonti. Pada proses Metal Injection Molding, digunakan tepung metal yang halus yang dicampur dengan bahan organik pengikat (binder), lubricants dan dispersants

menjadi campuran homogen. Melalui mesin injection molding, campuran homogen diinjeksikan membentuk cetakan breket, kemudian komponen organik dihilangkan

dengan menggunakan pelarut dan proses pemanasan. Proses terakhir dilakukan

(27)

Thanos et al (1979) membandingkan breket mesh-base dengan perforated metal-base dan menemukan tipe mesh-base lebih retentif dalam hal tension strength sedangkan perforated metal-base lebih retentif dalam hal shear strength.9,11 Reynold et al (1976) dan Lopez (1980) menyatakan breket mesh base (Victory Series, 3M Unitek, Monrovia, Calif) (30,48 ± 7,99 MPa) menghasilkan shear bond strength yang lebih tinggi dibandingkan tipe breket

undercut base (Mini Dyna-Lock, 3M Unitek, Monrovia, Calif) (15,70 ± 5,67 MPa) dan perforated base (Topic, Dentaurum, Ispringen,

Germany) (17,92 ± 6,73 MPa). Ukuran mesh kawat berkisar 60 – 70 gauge

memberikan kekuatan yang optimum. Breket dengan mesh base akan menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesif.2,9,10,12,15,16 Maijer dan Smith

(1981) mengidentifikasikan sejumlah variabel yang dapat mempengaruhi

kekuatan perlekatan breket antara lain : 3

1. Weld spot harus dihindari, karena dapat mengurangi area retentif, 2. Weld spur dapat mengurangi kekuatan perlekatan pada breket mesh,

3. Basis breket harus didesain untuk mencegah terperangkapnya udara di bawah

basis,

4. Penetrasi resin dan kekuatan perlekatan yang baik didapat dari tipe basis

anyaman dengan mesh halus.

(28)

sandblasting dan microetching pada permukaan mesh base, serta efek pengurangan luas area permukaan basis breket. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa

sandblasting (14,24 ± 3,72 Kgf) dan microetching (15,42 ± 3,44 Kgf) akan meningkatkan shear bond strength secara signifikan pada breket mesh base

dibandingkan tanpa sandblasting dan microetching (11,45 ± 2,73 Kgf) (P < 0,05).

Tidak adanya perbedaan shear bond strength yang signifikan pada luas area permukaan basis breket antara 8,41 mm2 - 12,35 mm2, namun berkurang bila luas

area permukaannya 2,38 mm2 – 6,82 mm2 (P < 0,05). 6,11,12

Wang et al (2004) menyatakan kekuatan perlekatan breket dengan mesh base

(Ultratrimm, Dentaurum, Ispringen, Germany) lebih besar dibandingkan breket dengan retention groove base (Dynalock, 3M Unitek, Monrovia, Calif), dan mesh

dengan jarak antar jejaring yang lebih besar (Ultratrimm, Dentaurum, Ispringen, Germany) akan menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih besar dibandingkan

mesh dengan jarak antar jejaring yang lebih kecil (Tip edge Rx-I, TP Orthodontics, LaPorte Ind dan Mini Diamond, Ormco, Glendora, Calif). Hasil penelitian mereka menunjukkan kekuatan perlekatan breket Dentaurum (8,24 ± 2,26 MPa) signifikan lebih besar dari breket Dynalock (7,16 ± 1,77 MPa), breket Tip edge Rx-I (5,69 ± 1,18 MPa) dan breket Mini Diamond (4,32 ± 1,38 MPa) (P < 0,05). 6

(29)

perlekatan retensi mekanikal hingga 33% dibandingkan dengan mesh base tanpa dilakukan etching (Gambar 2.1). 19

Gambar 2.1. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan micro-etched mesh base.19

2.2. Breket dengan Retention Groove Base

Regan dan van Noort (1989) menemukan bahwa breket dengan retention groove base lebih retentif dibandingkan breket dengan mesh base. 11 Breket

Dyna-Lock merupakan breket integral base dengan basis dan body dicor bersamaan menjadi satu unit melalui proses casting. Proses pembuatan breket dengan casting

akan menghasilkan breket yang lebih presisi.13 Konstruksi breket dengan satu unit

(30)

Breket Mini Dyna-Lock merupakan breket dengan retention groove base, yang mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut horizontal terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur berbentuk “V” yang berjalan vertikal pada

permukaan basis (Gambar 2.2). Undercut yang dalam dengan pinggiran bergerigi tajam akan mencengkeram bahan adhesif untuk mendapatkan kekuatan perlekatan

yang besar. Menurut teori, desain basis breket demikian akan mengurangi

terperangkapnya udara karena bahan adhesif yang berlebih dapat mengalir

keluar. 2,20,21 Siomka dan Power (1985) melaporkan kekuatan perlekatan breket

Dynalock (3M Unitek, Monrovia, Calif) dengan retention groove base

(0,96 ± 0,19 kg/mm2) signifikan lebih besar daripada breket Mini-Mesh (Ormco, Glendora, Calif) dengan mesh base (0,85 ± 0,06 kg/mm2). 6,18

(31)

2.3. Landasan Teori

Breket integral base adalah breket dengan basis dan body merupakan satu unit single stainless steel yang solid. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM

adalah breket integral base yang dibuat dengan proses Metal Injection Molding dan mempunyai micro-etched mesh base yang akan memberikan retensi yang maksimal. Pemberian micro-etching pada mesh base akan meningkatkan perlekatan retensi mekanikal hingga 33%.

Breket Mini Dyna-Lock adalah breket integral base yang pembuatannya melalui proses casting dan mempunyai retention groove base dengan ciri-ciri terusan

undercut yang horizontal dengan pola alur berbentuk “V”. Desain basis undercut

yang dalam akan mencengkeram bahan adhesif sehingga memberikan kekuatan

perlekatan yang besar.

Adanya perbedaan desain basis kedua breket di atas untuk mendapatkan

(32)

2.4. Diagram Kerangka Konsep

PERLEKATAN BREKET KE PERMUKAAN GIGI

DUA TIPE BASIS BREKET

Metal Injection Molding (MIM) Casting

Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM

Mini Dyna-Lock

Mechanical interlock Micro-etched mesh base

Mechanical interlock Retention groove base

Perbedaan besar Shear Bond Strength

(33)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Experimental Laboratorium Komparatif.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi penelitian

1. Laboratorium Terpadu FMIPA USU

2. Klinik Ortodonsia RSGMP FKG USU

3.2.2. Waktu penelitian

Mei 2009 – Maret 2010

3.3. Populasi dan Sampel 3.3.1. Populasi

Breket ortodonti.

3.3.2. Sampel

Breket dengan mesh base dan breket dengan retention groove base yang dilekatkan ke gigi premolar yang memenuhi kriteria sebagai berikut :

(34)

d. Permukaan enamel bagian bukal dalam keadaan baik tanpa karies,

restorasi dan perawatan endodonti.

3.3.3 Besar sampel

Besar sampel dihitung dengan rancangan acak lengkap yaitu : 22 ( t – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

( 2 – 1 ) ( r – 1 ) ≥ 15

1 ( r – 1 ) ≥ 15

( r – 1 ) ≥ 15 - 1

r ≥ 14 + 1

r ≥ 15

Keterangan :

t = jumlah kelompok perlakuan

r = jumlah sampel

Setiap kelompok perlakuan dipakai 15 sampel. Dalam penelitian ini diambil

30 sampel gigi yang dibagi menjadi dua kelompok perlakuan yaitu :

1. Kelompok I : Advantage (37% asam phospor) + Advantage Primer +

AdvantageAdhesive Paste dengan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM.

2. Kelompok II : Advantage (37% asam phospor) + Advantage Primer +

(35)

3.4. Alat dan Bahan 3.4.1. Alat

Penelitian ini menggunakan alat-alat sebagai berikut :

• Alat uji geser Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine (2tf

“Senstar”, SC-2-DE, Tokyo-Japan) • Chip blower

• Cawan, pipet dan spatula semen untuk mengaduk akrilik

• Pipa PVC, gergaji kecil untuk memotong pipa PVC, penggaris dan pensil

• Spuit (23G X 1 ¼”, Terumo, Filipina)

Stop watch

• Kaliper (Krisbow, United States) • Rubber cup

Disposable brush

(36)

Gambar 3.1. Alat uji geser Torsee Electronic System Universal Testing Machine (Tokyo-Japan).

(37)

Gambar 3.3. Alat-alat penelitian : chip blower, cawan, pipet, spatula semen, pipa PVC, gergaji kecil, penggaris, pensil, spuit, stop watch, rubber cup, disposable brush, bracket holder, bracket gauge, plastis instrumen, pinset, scaler dan sonde.

3.4.2. Bahan

Penelitian ini menggunakan bahan-bahan sebagai berikut :

• Gigi premolar sebanyak 30 buah

• Breket premolar Mini Dyna-Lock (3M Unitek, Monrovia, Calif)

sebanyak 15 buah

• Breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM (Ortho Organizers,

(38)

• Bahan resin komposit Advantage Adhesive Paste (Ortho Organizers,

United States)

• Kawat stainless steel 0,017 X 0,025 inci (Ortho Organizers, United States)

Ligature wirestainless steel 0,009 inci. (Class One Orthodontics, Austria) • Bubuk pumice (Kemdent, Partson Swindo Wiltshire SN5 4HT, Germany)

Self curing acrylic (Pigeon Dental Resin Powder, Shanghai Pigeon Dental

MFG, Co.,Ltd, China)

• Larutan saline/NaCl 0,9 % (PT. Widatra Bhakti, Indonesia)

• Air suling.

(39)

Gambar 3.5. Self curing acrylic.

Gambar 3.6. Larutan saline/NaCl 0,9% dan air suling.

3.5. Variabel dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel penelitian

3.5.1.1. Variabel bebas

Tipe basis breket :

(40)

Retention groove base : breket Mini Dyna-Lock (3M Unitek,

Monrovia, Calif).

3.5.1.2. Variabel tergantung

Besar shear bond strength breket dengan micro-etched mesh base dan

retention groove base. 3.5.1.3. Variabel terkendali :

• Jenis bahan adhesif (etsa Advantage dan Advantage Primer, Ortho

Organizers) dan teknik pengaplikasian.

• Jenis resin komposit ortodonti (Advantage Adhesive Paste, Ortho

Organizers) dan teknik pengaplikasian.

• Gigi premolar yang diekstraksi untuk perawatan ortodonti. • Permukaan bukal gigi premolar.

• Jenis bubuk pumice dan teknik pembersihan permukaan bukal gigi

sebelum bonding breket.

• Teknik perlekatan breket ke permukaan gigi.

• Lama perendaman sampel gigi dalam air suling. • Suhu tempat penelitian.

• Penggunaan alat uji geser Universal Testing Machine sesuai

penelitian sebelumnya.

3.5.1.4. Variabel tidak terkendali :

(41)

• Gigi premolar atas dan bawah, pertama dan kedua, kanan dan kiri. • Gigi premolar berasal dari umur pasien yang tidak diketahui.

• Jangka waktu ekstraksi gigi premolar.

• Lama perendaman gigi premolar dalam larutan saline setelah gigi

diekstraksi.

Variabel terkendali

- Jenis bahan adhesif (etsa Advantage dan

Advantage Primer, OrthoOrganizers) dan teknik pengaplikasian

- Jenis resin komposit ortodonti (Advantage Adhesive Paste, Ortho Organizers) dan teknik pengaplikasian

- Gigi premolar yang diekstraksi untuk perawatan ortodonti

- Permukaan bukal gigi premolar

- Jenis bubuk pumice dan teknik pembersihan permukaan bukal gigi sebelum bonding breket

- Teknik perlekatan breket ke permukaan gigi - Lama perendaman sampel gigi dalam air suling

- Suhu tempat penelitian

- Penggunaan alat uji geser Universal Testing Machine

Variabel tidak terkendali

- Variasi struktur anatomi sampel gigi premolar

- Gigi premolar atas dan bawah, pertama dan kedua, kanan dan kiri

- Gigi premolar berasal dari umur pasien yang tidak diketahui

- Jangka waktu ekstraksi gigi premolar - Lama perendaman gigi premolar dalam larutan saline setelah gigi diekstraksi

Variabel bebas

Tipe basis breket :

- Micro-etched mesh base

- Retention groove base

Variabel tergantung

Shear bond strength breket dengan

(42)

3.5.2. Definisi operasional

• Breket dengan micro-etched mesh base merupakan breket integral base

yang dibuat melalui proses Metal Injection Molding dengan desain mesh base dan dilakukan micro-etching.

• Breket dengan retention groove base merupakan breket integral base

dengan basis dan body dicor menjadi satu unit breket yang pembuatannya melalui proses casting, mempunyai ciri-ciri terusan (channel) undercut

horizontal yang terbuka pada sisi mesial dan distal, dengan pola alur

berbentuk “V” yang berjejer vertikal pada permukaan basis.

Shear bond strength adalah besarnya beban geser yang dapat diterima oleh

breket dan jaringan gigi baik dalam arah gingivo-oklusal atau mesio-distal

hingga kedua komponen terpisah satu sama lain. Kekuatan geser diukur

dengan alat Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine dalam satuan Kilogram Force (Kgf) dan dikonversi ke satuan Newton lalu dikonversikan lagi ke satuan Megapascals (MPa) dengan membagi luas permukaan breket.

• Bahan adhesif adalah bahan yang bila diaplikasikan pada permukaan suatu

benda dapat melekat, bertahan dari pemisahan dan menyebarkan beban

melalui perlekatannya. Penelitian ini menggunakan bahan adhesif

(43)

terdiri dari Advantage etching agent, Advantage Primer dan Advantage Adhesive Paste.

• Resin komposit Adhesive Paste adalah bahan yang dipakai dalam ortodonti

untuk melekatkan breket ke permukaan enamel gigi yang berisi komponen

bisphenol A diglycidyl ether dimethacrylate, bisphenol A BIS (2-hydroyethyl ether) dimethacrylate, quartz dan filler silica. Penelitian ini

menggunakan Advantage Adhesive Paste dari Ortho Organizers.

Cohesive failure adalah kegagalan bonding pada perlekatan di antara bahan

adhesif dan basis breket.

Adhesive failure adalah kegagalan kegagalan bonding pada perlekatan di

antara permukaan enamel gigi dan bahan adhesif.

3.6. Prosedur Penelitian 3.6.1. Persiapan sampel

Sampel terdiri dari 30 gigi premolar yang telah diekstraksi untuk keperluan

perawatan ortodonti dan telah dibersihkan dari sisa darah dengan menggunakan

brush di bawah air yang mengalir. Gigi-gigi tersebut kemudian direndam dalam larutan saline. Semua sampel dibagi secara acak dalam dua kelompok dengan masing-masing kelompok 15 sampel. Seluruh sampel gigi premolar ditanam dalam

(44)

yang berlebih dan kemudian sampel gigi premolar direndam kembali dalam larutan

saline masing-masing kelompok pada suhu kamar (Gambar 3.8). 23

A

B

C

Gambar 3.8. Persiapan sampel, A. 30 sampel direndam dalam larutan saline, B. Sampel dibagi secara acak menjadi dua kelompok, C. Akar gigi premolar ditanam ke dalam pipa PVC dengan self curing acrylic dan sampel direndam kembali dalam

(45)

3.6.2. Pemasangan breket pada sampel

Kedua kelompok sampel diberi perlakuan sebagai berikut :

1. Kelompok I :

Pada kelompok I, sampel gigi premolar dilekatkan breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM. Permukaan enamel bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice menggunakan rubber cup dan air, kemudian dibersihkan dengan air dan dikeringkan dengan chip blower. Bahan etsa 37% asam fosfor (Advantage etching agent) dioleskan pada permukaan enamel gigi selama 60 detik, dibilas dengan air dan dikeringkan dengan chip blower. Permukaan enamel gigi yang telah dietsa dan basis breket dioleskan tipis dengan Advantage Primer.

Breket premolar Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dilekatkan dengan menggunakan Advantage Adhesive Paste, ditempatkan 4 mm dari oklusal gigi premolar di permukaan bukal enamel gigi dan ditekan kemudian sisa bahan

adhesif dibersihkan (Gambar 3.9).

2. Kelompok II

Pada kelompok II, sampel gigi premolar dilekatkan breket premolar Mini Dyna-Lock dengan cara yang sama dengan kelompok I.

Setelah semua breket dilekatkan, seluruh sampel direndam dalam air suling

(46)

A B C

D E F

G H I

J K

Gambar 3.9. Pemasangan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan

(47)

3.6.3. Uji shear bond strength

Pengukuran shear bond strength dilakukan di Laboratorium Terpadu FMIPA USU dengan menggunakan alat Torsee’s Electronic System Universal Testing Machine pada beban maksimal 100 Kgf dengan kecepatan crosshead 1 mm/menit. Uji kekuatan geser dilakukan dengan bantuan kawat 0,017 X 0,025 inci stainless steel. Kawat tersebut dibentuk U loop dan dimasukkan ke slot breket kemudian diikat dengan ligature wire 0,009 inci stainless steel (Gambar 3.10). Kedua ujung kawat dijepitkan ke alat Torsee’s. Pengukuran shear bond strength dilakukan dengan alat tersebut dalam arah gingivo-oklusal gigi sehingga breket bergerak

meluncur sejajar dengan permukaan enamel gigi sampai breket lepas (Gambar 3.11).

Data nilai yang diperoleh dalam satuan Kgf dan dikonversikan ke satuan Newton,

kemudian dibagi dengan luas permukaan breket untuk mendapatkan satuan

(48)

A B

Gambar 3.10. Pengikatan kawat ke breket, A. Sampel gigi yang telah dilekatkan breket, B. Kawat berbentuk U loop diikat ke breket dengan menggunakan kawat ligatur.

A B

(49)

3.7. Metode Analisis Data

Data nilai yang diperoleh dianalisa secara statistik menggunakan uji-t (t-test) untuk mengetahui perbedaan nilai shear bond strength antara kelompok yang menggunakan breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM dengan kelompok breket

(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1. Hasil PenelitianPengukuran Shear Bond Strength

Data shear bond strength pada saat breket lepas yang diperoleh dari penelitian ini dalam satuan satuan Kilogram force (Kgf)dan dikonversikan ke satuan

Newton kemudian ke Megapascals (Mpa). Hasil data yang diperoleh terlebih dahulu diuji distribusi normalitasnya dengan menggunakan metode Anderson Darling, sedangkan Levene’s test digunakan untuk menguji homogenitas varians data. Pengujian metode Anderson Darling dengan tingkat kemaknaan α = 5% diperoleh nilai peluang (P-value) 0,111 > 0,05 sehingga menunjukkan semua data terdistribusi normal (P>0,05) (Gambar 4.1).

Probability Plot of Shear Bond Strength ( MPa)

Normal

0

(51)

Hasil pengujian homogenitas varians data dari Levene’s test dengan tingkat kemaknaan α = 5% diperoleh nilai peluang 0.152 > 0,05 maka data shear bond strength memiliki varians yang homogen (P>0,05) (Gambar 4.2). Hasil uji distribusi normal dan uji homogenitas varians data selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 3.

D

Test Homogeneity Variance for Shear Bond Strength ( MPa)

Gambar 4.2. Grafik homogenitas varians data shear bond strength pada kedua kelompok memiliki varians yang homogen (P>0,05).

(52)

bahan adhesif (adhesive failure) (Gambar 4.3). Dari 3 sampel yang mengalami

adhesive failure dilakukan uji shear bond strength kembali dengan sampel yang baru.

Tabel 4.1. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength

Kelompok I Kelompok II

Cohesive failure 14 13

Adhesive failure 1 2

Keterangan : Kelompok I : Breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) Kelompok II : Breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock )

A B

Gambar 4.3. Kondisi sampel setelah uji shear bond strength, A. Kegagalan perlekatan antara bahan adhesif dengan basis breket (cohesive failure), B. Kegagalan

(53)

Data hasil penelitian pengukuran shear bond strength breket dengan mesh

base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) dan retention groove base (Mini Dyna-Lock ) pada kedua kelompok dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Data hasil pengukuran shear bond strength (SBS) kelompok I dan II

Keterangan : Kelompok I : Breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) Kelompok II : Breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock )

4.2. Analisis Hasil Penelitian

(54)

dianalisis secara statistik menggunakan uji-t dengan tingkat kemaknaan α = 0,01.

Hasil uji statistik ini selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 5.

Tabel 4.3 memperlihatkan nilai rerata shear bond strength dan standar deviasi dari masing-masing kelompok. Kelompok I (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) memiliki nilai rerata shear bond strength tertinggi yaitu 7,77 ± 2,64 MPa, sedangkan nilai rerata kelompok II (Mini Dyna-Lock) 4,23 ± 1,44 MPa. Hasil analisis uji-t dengan tingkat kemaknaan α = 0,01 diperoleh signifikan 0.000 < 0.01

yang menunjukkan adanya perbedaan nilai rerata shear bond strength yang sangat signifikan antara kedua kelompok (P < 0.01). Grafik histogram nilai rerata shear bond strength antara kedua kelompok dapat dilihat pada gambar 4.4.

Tabel 4.3. Uji-t dan nilai rerata shear bond strength kelompok I dan II Shear Bond Strength (MPa)

Kelompok

N X ± SD Sig.

I 15 7,77 ± 2,64 0,000

II 15 4,23 ± 1,44

____________________________________________________________________

(55)

Gambar 4.4. Grafik histogram nilai rerata antara kelompok I dan II

(56)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan tipe desain basis breket

terhadap shearbond strength breket ortodonti. Pengukuran kekuatan perlekatan pada perkembangan tipe desain basis breket ortodonti secara in vitro dilakukan sebagai pedoman dalam pemilihan breket untuk penggunaan klinik. Pengukuran kekuatan

perlekatan pada penelitian ini menggunakan uji shear karena kekuatan shear

merupakan kekuatan yang paling banyak bekerja pada breket ortodonti selama

perawatan.24,25 Meskipun nilai yang diperoleh dari pengukuran bond strength tidak bersifat absolut, namun hasil pengukuran tersebut dapat digunakan untuk membantu

membandingkan efektivitas kekuatan perlekatan tipe basis breket yang berbeda.

Desain basis breket merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kekuatan

perlekatan breket.

Pada penelitian ini, digunakan 30 sampel gigi premolar yang dibagi dalam

dua kelompok dengan masing-masing kelompok terdiri dari 15 gigi. Kelompok I

menggunakan breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM). Kelompok II menggunakan breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock).

(57)

Untuk melihat pengaruh perbedaan tipe basis breket terhadap shear bond strength breket ortodonti adalah dengan melihat cohesive failure.4,6,16,18 Tabel 4.1 menunjukkan kondisi sampel setelah dilakukan uji shear bond strength. Dari 30 sampel terlihat 27 sampel terjadi kegagalan perlekatan antarabahan adhesif dengan

basis breket (cohesive failure) dan 3 sampel terjadi kegagalan perlekatan antara permukaan enamel dengan bahan adhesif (adhesive failure). Pada penelitian ini terdapat 3 adhesive failure sehingga dilakukan uji shear bond strength kembali dengan sampel yang baru sampai didapat 15 cohesive failure pada masing-masing

kelompok. Hal ini mendukung pernyataan Dickinson et al (1980) dan Smith

et al (1983) yang menyatakan cohesive failure memegang peranan penting dalam kekuatan perlekatan breket apabila permukaan enamel gigi telah dipersiapkan

dengan baik karena lokasi kegagalan perlekatan lebih banyak terjadi antara basis

breket dengan bahan adhesif. Dalam hal ini diperlukan breket dengan retensi yang

baik antara basis breket dengan bahan ahesifnya. 4,6,16,18

Hasil penelitian pada Tabel 4.3 menunjukkan nilai rerata shearbond strength

breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) tertinggi 7,77 ± 2,64 MPa, sedangkan kelompok breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock) 4,23 ± 1,44 MPa. Hasil uji statistik uji-t mendapatkan P = 0,000 berarti ada perbedaan yang sangat signifikan antara kedua kelompok (P<0,01). Nilai

(58)

yang dapat diterima secara klinis 6 – 8 MPa (Reynold). 2,10 Hasil penelitian ini

sejalan dengan penelitian Reynold et al (1976), Lopez (1980) dan Wang et al (2004). Reynold et al (1976) dan Lopez (1980) menyatakan bahwa breket dengan

mesh base menghasilkan shear bond strength yang lebih tinggi dibandingkan breket dengan undercut/retention groove base dan perforated base. Sebagaimana diketahui bahan adhesif tidak akan melekat pada basis stainless steel breket tanpa tambahan

retensi mekanikal basis breket. Berbagai desain basis breket dikembangkan untuk

meningkatkan retensi mekanikal dengan bahan adhesifnya di antaranya dengan

memberikan tambahan mesh, retention groove, perforated, ukuran kawat gauze

ataupun ukuran luas basis. Breket dengan tipe mesh base akan menyediakan ruang untuk penetrasi bahan adhesifnya.2,9,10,12,15,16 James et al (2003) dalam penelitiannya menyatakan bahwa ukuran luas basis mesh tidak mempengaruhi retensi perlekatan secara signifikan namum lebih dipengaruhi oleh ukuran kandungan filler dalam bahan adhesif yang digunakan.26 Hasil penelitian Maijer et al (1981) menyatakan pemakaian bahan adhesif dengan kandungan persentase filler yang lebih rendah dan ukuran partikel yang lebih halus akan menghasilkan kekuatan perlekatan yang tinggi

(59)

akan memberikan tempat untuk penetrasi bahan adhesif dan mengurangi

terperangkap udara. 6

Kelompok satu pada penelitian ini memakai breket dengan mesh base dari

Ortho Organizers yaitu Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM yang merupakan breket Metal Injection Molding dengan micro-etched mesh base. Hasil shear bond strength breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM pada penelitian ini lebih tinggi dari pada breket Mini Dyna-Lock juga disebabkan perlakuan micro-etching basis yang sudah dilakukan pabrik. Dikatakan micro-etching dapat meningkatkan retensi mekanikal hingga 33%. Hal ini sesuai dengan penelitian Mac Coll et al (1998) yang meneliti efek sandblasting dan micro-etching pada permukaan mesh base dan efek pengurangan luas area permukaan basis terhadap shear bond strength breket. Hasil penelitian mereka menunjukkan sandblasting dan micro-etching akan meningkatkan

shear bond strength pada mesh base secara signifikan dibandingkan dengan tanpa dilakukan micro-etching. Tidak ada perbedaan signifikan hasil shear bond strength

pada luas area permukaan basis breket antara antara 8,41 mm2 - 12,35 mm2, namun

berkurang secara signifikan bila luas area permukaannya 2,38 mm2 – 6,82 mm2. 6,11,12

Sandblasting dan micro-etching akan meningkatkan retensi mekanikal karena terjadi kekasaran mikro sehingga meningkatkan luas area permukaan basis untuk

(60)

Nilai rerata breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock) dalam penelitian ini didapat 4,23 ± 1,44 MPa, lebih rendah dibandingkan breket mesh base Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM. Breket Mini Dyna-Lock merupakan breket

integral base yang pembuatannya melalui proses casting dengan retention groove base, yang mempunyai ciri-ciri terusan undercut horizontal terbuka pada sisi mesial dan distal dengan pola alur berbentuk “V”. Menurut teori, desain basis breket

demikian akan mengurangi terperangkapnya udara karena bahan adhesif yang

berlebih dapat mengalir keluar. 2,20,21 Namun Willems et al (1997) menyatakan bahwa undercut basis Mini Dyna-Lock terlalu dangkal pada terusan horizontalnya sehingga tidak sempurna diisi oleh bahan adhesif. Disarankan untuk memperdalam

(61)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian perbandingan shear bond strength antara breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) dan retention groove base

(Mini Dyna-Lock ) dapat disimpulkan bahwa :

• Perlakuan kedua kelompok pada penelitian ini menunjukkan breket dengan

mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) menghasilkan nilai rerata

shear bond strength yang paling tinggi sedangkan breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock) menghasilkan nilai rerata shear bond strength yang lebih rendah.

• Ada perbedaan nilai rerata shear bond strength yang sangat signifikan antara

kedua kelompok perlakuan terhadap shear bond strength (P<0,01) yaitu antara breket dengan mesh base (Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM) dan breket dengan retention groove base (Mini Dyna-Lock ).

• Breket dengan mesh base menghasilkan kekuatan perlekatan yang lebih

(62)

6.2. Saran

• Pada penelitian lanjutan diharapkan dapat membandingkan breket dengan

tipe basis lain yang bervariasi yang tersedia di pasaran.

• Pada penelitian lanjutan diharapkan menggunakan sampel gigi premolar yang

berasal dari rahang yang sama.

• Pertimbangan pemilihan breket disarankan sebaiknya memakai breket dengan

(63)

DAFTAR KEPUSTAKAAN

1. Buonocore MG. A simple method of increasing the adhesión of acrylic filling materials to enamel surfaces. J Dent Res 1955;34:849-53.

2. Cozza P, Martucci L, Toffol LD, Penco SI. Shear bond strength of metal brackets on enamel. Angle Orthod 2006;76:851-6.

3. Maijer R, Smith DC. Variables influencing the bond strength of metal orthodontic bracket bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1981;79:20-34.

4. Smith DC, Maijer R. Improvements in bracket base design. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1983;83:277-81.

5. Wang WN, Meng CL, Tamg TH. Bond strength : A comparison between chemical coated and mechanical interlock bases of ceramic and metal brackets. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1997;111:374-81.

6. Wang WN, Li CH, Chou TH, Wang DDH, Lin LH, Lin CT. Bond strength of various bracket base designs. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2004;125:65-70.

7. Knox J, Hubsch P, Jones ML, Middleton J. The influence of bracket base design on the strength of the bracket-cement interface. J Orthod 2002;27:249-54.

8. Sharma-Sayal SK, Rossouw PE, Kulkarni GV, Titley KC. The influence of orthodontic bracket base design on shear bond strength. Am J Orthod Dentofacial Orthop 2003;124:74-82.

9. Thanos CE, Munholland T, Caputo AA. Adhesion of mesh-base direct-bonding brackets. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1979;75:421-30.

10. Lopez JI. Retentive shear strengths of various bonding attachment bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1980;77:669-78.

(64)

12. MacColl GA, Rossouw PE, Titley KC, Yamin C. The relationship between bond strength and orthodontic bracket base surface area with conventional and microetched foil-mesh bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1998;113:276-81.

13. Zinelis S, Annousaki O, Makou M, Eliades T. Metallurgical characterization of orthodontic brackets produced by metal injecton molding (MIM). Angle Orthod 2004;75:1024-31

14. Siargos B, Bradley TG, Darabara M, Papadimitriou G, Zinelid S. Galvanic corrosion of metal injection molded (MIM) and conventional brackets with nickel-titanium and copper; nickel-titanium archwires. Angle Orthod 2007;77:355-60.

15. Bordeaux JM, Moore RN, Bagby MD. Comparative evaluation of ceramic bracket base designs. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1994;105:552-60.

16. Dickinson PT, Powers JM. Evaluation of fourteen direct-bonding orthodontic bases. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1980;78:630-9.

17. Grabouski JK, Staley RN, Jakobsen JR. The effect of microetching on the bond strength of metal brackets when bonded to previously bonded teeth : An in vitro study. Am J Orthod Dentofacial Orthop 1998;113:452-60.

18. Siomka LV, Powers JM. In vitro bond strength of treated direct-bonding metal bases. Am J Orthod 1985;88:133-6.

19. Katalog Ortho Organizers. Worlds of Difference in Orthodontic Manufacturing. 2007:13-33.

20. Katalog 3M Unitek. Metal brackets, Standard edgewise-Dyna-Lock brackets. 2006: 3.73.

21. Willems G, Carels CEL, Verbeket G. In vitro peel/shear bond strength evaluation of orthodontic bracket base design. J. Dent 1997;25:271-8.

22. Hanafiah AK. Rancangan percobaan : Teori dan Aplikatif. Jakarta:Penerbit Rajawali, 2009:220-245.

(65)

24. Eliades G, Watts DC, Eliades T. Dental hard tissue and bonding. Germany:Springer, 2005:53-69.

25. Klocke A, Nieke BK. Influence of force location in orthodontic shear bond strength testing. Dent Mater 2005;21:391-6.

(66)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Alur Penelitian uji shear bond strength

30 buah gigi premolar

Advantage Primer dioles pada permukaan enamel gigi dan basis breket Akar gigi ditanam dalam pipa PVC dengan

self curing acrylic

Permukaan enamel gigi dietsa dengan 37% asam fosfor (Advantage etching agent) +

bilas air + keringkan

Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice memakai rubber cup + bilas

air + keringkan

Kelompok I 15 gigi Kelompok II 15 gigi

Akar gigi ditanam dalam pipa PVC dengan

self curing acrylic

Permukaan bukal gigi dibersihkan dengan bubuk pumice memakai rubber cup + bilas

air + keringkan

Permukaan enamel gigi dietsa dengan 37% asam fosfor (Advantage etching agent) +

bilas air + keringkan

Advantage Primer dioles pada permukaan enamel gigi dan basis breket

Advantage Adhesive Paste dipakai untuk melekatkan breket Mini Edgewise

Nickel-Lite Opti-MIM ke gigi

Advantage Adhesive Paste dipakai untuk melekatkan breket Mini Dyna-Lock ke gigi

Sampel direndam dalam air suling selama 24 jam

Pengukuran shear bond strength dengan alat Universal Testing Machine

Analisa Data (uji-t) Data

(67)

Lampiran 2. Jadwal Penelitian

No Kegiatan

Januari-Desember

2009

Desember 2009

Januari – Februari

2010

Maret 2010

1. Pembuatan Proposal dan

Diskusi

XX

2. Seminar Proposal dan

Perbaikan

XX

3. Pengumpulan Data XX

4. Pengolahan Data XX

5. Penulisan Laporan XX

6. Seminar Hasil XX

(68)

Lampiran 3. Hasil uji distribusi normalitas dan uji homogenitas varians data Probability Plot of Shear Bond Strength ( MPa)

Normal

Test Homogeneity Variance for Shear Bond Strength ( MPa)

(69)
(70)

Lampiran 5. Hasil uji statistik pengukuran shear bond strength antara breket dengan mesh base dan retention groove base

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Variance

Kelompok 1 15 4.39 13.52 7.7693 2.64442 6.993

Kleompok 2 15 1.14 6.23 4.2320 1.43678 2.064

Valid N (listwise) 15

One-Sample Test

Test Value = 0

95% Confidence Interval of the Difference

t Df Sig. (2-tailed)

Mean

Difference Lower Upper

(71)

RIWAYAT HIDUP

Nama Lengkap : Andreas Choandry, drg

Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 14 Februari 1976

Jenis Kelamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Belum Kawin

Riwayat Pendidikan : - SD Methodist Binjai, 1981 -1987

- SMP Methodist Binjai, 1987 - 1990

- SMA Sutomo 1 Medan, 1990 – 1993

- Fakultas Kedokteran Gigi UI Jakarta, 1993 – 2000

Gambar

Gambar 2.1. Breket Mini Edgewise Nickel-Lite Opti-MIM                                            dengan  micro-etched  mesh base.19
Gambar 2.2. Breket Mini Dyna-Lock dengan retention groove base. 20
Gambar 3.3.   Alat-alat penelitian :  chip blower                       gergaji kecil, penggaris, pensil, spuit,                         brush, cawan, pipet, spatula semen, pipa PVC,  stop watch, rubber cup,  disposable , bracket holder, bracket gauge, pla
Gambar 3.6. Larutan saline/NaCl  0,9% dan air suling.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sehubungan dengan Surat Penetapan Pemenang Pelelangan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa Dinas Pendidikan Kota Tanjungbalai, dengan ini diumumkan Pemenang untuk Sub Kegiatan

Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan, didapatkan alternatif yang termurah untuk gedung dengan ketinggian 3, 4 dan 5 lantai adalah menggunakan pondasi dangkal

Riau Aceh Papua Barat Riau Maluku Sulut DKI Jakarta Sumut Kalsel Kaltara Sumbar Kalteng Sulsel Jawa Tengah Lampung Sumsel Kalbar Jawa Timur Maluku Utara Jambi NTB Papua Sulbar

Tanah pelapukan yang berada di atas batuan kedap air pada perbukitan/punggungan dengan kemiringan sedang hingga terjal, berpotensi mengakibatkan tanah longsor pada musim hujan

karangan. 3) Harus singkat, yaitu tidak boleh mengambil bentuk kalimat atau frasa yang.. panjang, tetapi harus berbentuk kata atau rangkaian kata yang

Sudah  pada  tempatnyalah  saat ini apabila  para  pakar  kesehataD  masyarakat  meneliti Iebih  aktif lagi  bahaya penggunaan  pestisida yang berlebihan, oleh

tindakan rasional yang dilakukan oleh para perempuan dewasa belum menikah.. di Kota Sungailiat termasuk kedalam tindakan yang bertujuan

Dengan memanjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas segala rahmat dan karunia-Nya, sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul PEMBINGKAIAN KASUS