• Tidak ada hasil yang ditemukan

Morfologi lingkungan dan faktor sosio demografi hubungannya terhadap revalensi malaria klinis dan parasite rate malaria di kabupaten Tapanuli tengah tahun 2002

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Morfologi lingkungan dan faktor sosio demografi hubungannya terhadap revalensi malaria klinis dan parasite rate malaria di kabupaten Tapanuli tengah tahun 2002"

Copied!
171
0
0

Teks penuh

(1)
(2)
(3)
(4)
(5)

ABSTRAK

Morfologi Lingkungan dan Faktor Sosio Demografi Hubungannya Terhadap

Prevalensi Malaria

Klinis

dan

Parasite

Rate

Malaria

Di

Kabupaten

Tapannli Tengah, Tahun 2002

Telah dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui prevalensi

malaria klinis

dan

parasite rate malaria berdasarkan morfologi lingkungan elilihat dari

kondisi fisik rurnah dan kondisi fisik lingkungan di daerah pantai, rawa dan

pegunungan serta faktor sosio demografi di Kabupaten Tapanuli Tengah. Lokasi

penelitian di Desa Tapian Nauli I daerah pantai, Desa Rawa Kolang daerah rawa dan

Desa Sipan daerah pegunungan, Sampel eliambil masing-masing daerah 100 KK dan

untuk pemeriksaan sediaan darah jari diambil dari seluruh anggota keluarga

masing-masing daerah penelitian, dengan rincian 368 orang eli Desa Tapian Nauli I,

371 orang di Desa Rawa Kolang dan 347 orang di Desa Sipan dengan total sampel

1.086 sediaan darahjari untuk mengetahui parasite rate malaria.

Pada penelitian diperoleh data prevalensi malaria klinis di desa Tapian Nauli I

sebesar

J

2,23

%,

dimana prevalensi malaria klinis ini dilihat dari kondisi fisik rurnah

kategori jelek sebesar 12,0 %, kondisi fisik lingkungan kondisi jelek 12,2 %,

kelompok umur eliatas 15 tahun sebesar 8,7 %, jenis kelamin laki-laki sebesar 6,5 %,

perilaku untuk mencegah malaria karakteristik tidak baik sebesar Il,7 %; prevalensi

malaria klinis di desa Rawa Kolang sebesar 10,24

%, dilihat dari kondisi fisik rurnah

kategori jelek hanya sebesar 4,6 %, kondisi fisik lingkungan kondisi jelek 10,2 %,

kelompok umur diatas 15 tahun sebesar 6,2

%, jenis kelamin laki-laki sebesar 7,8 %,

perilaku untuk mencegah malaria karakteristik tidak baik sebesar 10,0

%; prevalensi

malaria klinis di desa Sipan sebesar 4,6 I %, dilihat dari konelisi fisik rurnah kategori

jelek hanya sebesar 2,0

%, kondisi fisik Iingkungan kondisi jelek 4,6 %, kelompok

umur diatas 15 tahun sebesar 3,7 %, jenis kelamin laki-laki sebesar 2,9 %, perilaku

untuk mencegah malaria karakteristik tidak baik sebesar 4,6

%.

Parasite rate malaria hanya diperoleh di Desa Rawa Kolang sebesar 1,35

%,

pada kondisi fisik rurnah kategori jelek sebesar 0,3 %, kondisi fisik lingkungan

kategori jelek sebesar 1,3

%, kelompok umur diatas 15 tahun sebesar 1,1 %, jenis

kelamin laki-Iaki sebesar 1,3

%

dan perilaku mencegah penyakit malaria karakteristik

tidak baik sebesar 1,3

%.

Disarankan untuk meningkatkan penyuluhan kepada masyarakat tentang

kondisi fisik rurnah dan kondisi fisik lingkungan jelek yang potensial untuk

berkembangbiaknya nyamuk. Perlu peningkatan kemampuan teknis petugas malaria

melalui pelatihan tentang diagnosa malaria dan pemeriksaan sediaan darah serta

penerapan standar klinis malaria dan penanggulangan malaria. Perlu pemeriksaan

sediaan darah

jari bagi pasien dengan gejala klinis malaria.

Kata kunci:

Morfologi lingkungan pantai, rawa, pegunungan, penduduk beresiko

malaria, plasmodium malaria, prevalensi malaria klinis, parasite rate

malaria.

(6)

ABSTRACT

The correlation of environmental morphology and

soeio-demographic factor of

clinical malaria prevalence and parasite malaria rate at Middle

Tapanuli Regency in 2002

This research has been conducted for clinical malaria prevalence and parasite

malaria rate based on environmental morphology from house and environment

condition at coastal, swamp, and mountain areas as well as socio-demographic factor

at Middle Tapanuli regency. The locations of this research are Tapian Nauli I village,

Rawa Kolang village and Sipan village. The total blood sample has been taken is

1086, there are from 100 families of each areas which are 368 persons at Tapian

Nauli I village, 371 persons at Rawa Kolang village and 347 persons at Sipan village,

in order to know Malaria's rate.

The result, clinical malaria prevalence at Tapian Nauli I village is 12,23%, it

can be seen from sample with bad house condition is 12,0%;:'bad environment

condition is 12,2%, age classification above 15 years is 8,7%, 6,5% is man, negative

attitute for the prevention of malaria categorized is 11,7%. Clinical malaria

prevalence at Rawa Kolang village is 10,24%, it can be seen from bad house

condition is only 4,6%, bad environment condition is 10,2%, age classification above

15 years is 6,2%, 7,8% of man, negative attitude for the prevention of malaria is

10,0%. Clinical malaria prevalence at Sipan village is

4,61%.

The bad house

condition only 2,0%, bad environment condition is 2,9%, and the negative attitute

for the prevention of malaria is 4,6%.

Malaria parasite

rate is only obtained at Rawa Kolang village is 1,35 %,

which is 1.3 % has bad house condition, 1,1 % is above 15 years of age , 1,3 % is

male.and 1,3 % with bad attitude for the prevention of malaria.

This research suggest to increase counseling for the community that bad

house condition and bad environment condition will potential for mosquitos breeding

place.

It

would be necessary to improve the health officers capability through training

about

malaria diagnosis and blood inspection. Moreover, its needed to apply of

malaria standard procedure that conducted by Ministry of Health. In addition, it is

suggested that patients with the symptoms of malaria clinical has blood test.

Key words : Environmental morphology of coastal, swamp, mountain, population

risk for malaria, plasmodium malaria, clinical

malaria prevalence,

malaria parasite rate.

(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
(12)
(13)
(14)
(15)
(16)
(17)
(18)
(19)
(20)
(21)
(22)
(23)
(24)
(25)
(26)
(27)
(28)
(29)
(30)
(31)
(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)
(53)
(54)
(55)
(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)
(63)
(64)
(65)
(66)
(67)
(68)
(69)
(70)
(71)
(72)
(73)
(74)
(75)
(76)
(77)
(78)
(79)
(80)
(81)
(82)
(83)
(84)
(85)
(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)
(120)
(121)
(122)
(123)
(124)
(125)
(126)
(127)
(128)
(129)
(130)
(131)
(132)
(133)
(134)
(135)
(136)
(137)
(138)
(139)
(140)
(141)
(142)
(143)
(144)
(145)
(146)
(147)
(148)
(149)
(150)
(151)
(152)
(153)
(154)
(155)
(156)
(157)
(158)
(159)
(160)
(161)
(162)
(163)
(164)
(165)
(166)
(167)
(168)
(169)
(170)
(171)

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa latar belakang pendidikan tidak berpengaruh terhadap penggunaan informasi akuntansi, hasil ini dibuktikan dengan nilai

20. Amalu Ahlil Madinah : Khas Mazhab Maliki Yang Paling menonjol dan membedakan dengan mazhab lain adalah penggunaan amalu ahlil Madinah. Imam Malik hidup di Madinah

petunjuk pelaksanaan anggaran yang berasal dari pemerintah maka diadakan kesepakatan dengan anggota Musyawarah Kelurahan, yaitu apabila petunjuk pelaksanaan berbeda,

Hasil Observasi klinik yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa Teh herbal ekstrak umbi bawang dayak dengan dosis 4,2 gram/hari dikonsumsi 2 kali sehari dapat

Uji coba dilakukan dalam dua tahap, yang pertama yaitu dilakukan pencarian rute minimum pada data sampel menggunakan program aplikasi dengan metode heuristic

Kandungan Kafein dan Polifenol pada Biji Kopi Arabika Coffea Arabica L.. dari

Pak Hardi : Jadi potensi gitar di indonesia itu sebenarnya sangat bagus, dan sebenarnya gitar gitar di indonesia di luar negeri itu sudah punya nama, tapi di indosnesia

Dengan mengangkat konsep “Kenapa Nunggu,” Manulife menyadari jika selama ini banyak faktor yang dijadikan alasan orang atau masyarakat Indonesia untuk menunda berinvestasi untuk