Mangasi Sinurat : Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job Relevant Information (JRI) Dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada PDAM Di Propinsi Sumatera Utara, 2009 USU Repository © 2008
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI)
DAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA
TESIS
Oleh
MANGASI SINURAT 077017051/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION (JRI)
DAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA
T E S I S
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Sains
dalam Program Studi Ilmu Akuntansi
pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara
Oleh
MANGASI SINURAT
077017051/Akt
SEKOLAH PASCASARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Judul Tesis : PENGARUH PARTISIPASI PENYUSUNAN
ANGGARAN TERHADAP KINERJA MANAJERIAL DENGAN JOB RELEVANT INFORMATION DAN KOMUNIKASI SEBAGAI VARIABEL MODERATING PADA PDAM DI PROPINSI SUMATERA UTARA Nama Mahasiswa : Mangasi Sinurat
Nomor Pokok : 077017051 Program Studi : Akuntansi
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS,MBA,Ak) (Fahmi Natigor,M.Ec,Ac ) Ketua Anggota
Ketua Program Studi, Direktur,
(Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, MAFIS, MBA,Ak) (Prof.Dr.Ir.T.Chairun Nisa, B,M.Sc)
Telah diuji Pada
Tanggal : 29 Mei 2009
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Ade Fatma Lubis,MAFIS,MBA,Ak Anggota : 1. Fahmi Natigor, M.Ec.Ac
2. Drs. Syamsul Bahri TRB, MM,Ak 3. Drs. Rasdianto, MA,Ak
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa tesis yang berjudul:
“ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan
Job Relevant Information (JRI) dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating Pada
PDAM di Propinsi Sumatera Utara ”
Adalah benar hasil kerja saya sendiri dan belum dipublikasikan oleh siapapun
sebelumnya. Sumber-sumber data dan informasi yang digunakan telah dinyatakan
secara benar dan jelas.
Medan, 29 Mei 2009
Yang membuat pernyataan
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama Lengkap : MANGASI SINURAT
Tempat/Tgl Lahir : Gempolan, 17 Agustus 1974
Alamat : Kp.Banjar Gempolan Kec.Sei Bamban Sergai
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Agama : Protestan
PEKERJAAN
1998-2004 : Staf pengajar pada Universitas Tanjungpura Pontianak 2004-Sekarang : Staf pengajar pada Kopertis Wilayah I SUMUT/NAD
PENDIDIKAN FORMAL
2007-2009 : Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara Magister Ilmu Akuntansi
1994- 1998 : UNIKA St.Thomas Medan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi.
1990-1993 : SMAN 2 Tebing Tinggi
1987-1990 : SMPN Kampung Pon Deli Serdang
ABSTRAK
Mangasi Sinurat, 2009. Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Job-Relevant-Information dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera utara, Dibawah Bimbingan : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, SE.MAFIS,MBA,Ak, dan Fahmi Natigor Nasution, SE.MEc.Ac ( Anggota )
Pengaruh partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran dan kinerja manajerial telah di uji dalam berbagai penelitian akuntansi dengan hasil yang bertentangan. Hasil ini mungkin menunjukkan adanya variabel moderating, Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh moderating JRI dan Komunikasi terhadap hubungan antara partisipasi manajer dalam pengganggaran dan kinerja manajerial.
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Pengumpulan data dilakukan dengan mengunakan kuesioner . Unit sampel adalah para manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara. Data akan dianalisis dengan menggunakan metode analisis Data Multivariat dan uji hipotesis dengan mengunakan Analisis Regresi Berganda dengan tingkat signifikansi 5 % sedangkan untuk menguji regresi variabel moderating digunakan uji interaksi, yang mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Populasi penelitian ini adalah seluruh manajer yang ada pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara yang terlibat dalam penyusunan anggaran dengan jumlah populasi sebanyak 123 orang dan mengambil 60 orang sebagai unit sample (Purposive Sampling) . Instrumen yang digunakan adalah kuesioner yang diadopsi dari peneliti terdahulu yang terdiri dari: untuk variabel partisipasi manajer sebagai variabel bebas diadopsi dari Milani (1975), untuk variabel kinerja manajerial sebagai variabel terikat diadopsi dari Mahoney (1963) dalam Alfar(2006), untuk variabel moderating JRI diadopsi dari O’Reilly yang dikembangkan oleh Kren (1992)dan untuk komunikasi diadopsi dari Corrado (2004).
Penelitian ini menghasilkan empat penemuan sebagaimana yang telah di ajukan dalam hipotesis penelitian . Pertama, partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Kedua, variabel pertisipasi, JRI (interaksi partisipasi dengan JRI), secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Ketiga, partisipasi, komunikasi organisasi (interaksi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial. Dan keempat, partisipasi, JRI dan komunikasi (interaksi) secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja manajerial
ABSTRACT
Mangasi Sinurat, 2009. The Influence of Participation in Composing Budget toward the Managerial Performance with Job-Relevant-Information and Communication as Moderating Variables at PDAM in North Sumatra Province, Supervising by : Prof.Dr.Ade Fatma Lubis, SE.MAFIS,Ak, and Fahmi Natigor Nasution, SE. MEc.Ac (Member)
The influence of manager participation in composing budget and managerial performance had been researching/analyzing in some accounting researchs with the inconsistency result. The inconsistency result likely because of the moderating variables. The purpose of this study/research is to analyze the influence of moderating variables, JRI and communication toward the relationship between manager participation in composing budget and managerial performance.
Data used in this study/research is primer data, obtaining from ideas or perception of managers using questionnaires. Unit samples are managers that are participating in composing the budget at PDAM in Nort Sumatra Province. Data will be analyzed using multivariate analysis and hyphothesis will be anaylized using multiple regression analysis (MRA) with the significancy 5 % while moderating variables regression using the interaction analysis, as the descriptive and inferential statistics to analyze the research variables that more than two. The population of this study/research are all managers at PDAM in Nort Sumatra Province that participate in composing budget with the total 123 persons and use 60 persons as the unit samples (purposive sampling). Instrument used is the adopted questionnaires from the prior researchers : manager participation as the independent variable adopted from Milani (1975), manager performance as the dependent variable adopted from Mahoney (1963) in Alfar (2006), moderating variables JRI adopted from O’reilly, developing by Kren (1992) and communication adopted from Corrado (2004).
This study/research proving four results, as being stated in the hyphotesis: manager participation in composing budget influences the manager performance, variables participation, JRI (participation and JRI interaction) influence the manager performance, participation, organizational communication (interaction) influence the manager performance, participation, JRI and communication (interaction) influence the manager performance.
KATA PENGANTAR
Dengan segala kerendahan hati, tulus dan ikhlas, penulis menyampaikan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat dan anugrah yang diberikaNYA sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini yang berjudul “ Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial dengan JRI dan Komunikasi Sebagai Variabel Moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara “ untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelas Magister Sains, pada Program Magister Ilmu Akuntansi Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.
Dalam menyelesaikan tesis ini tentu saja penulis banyak menemui kesulitan, kendala, dan hambatan. Akan tetapi berkat bantuan, bimbingan, petunjuk dan masukan dari berbagai pihak lainnya penulis dapat menyelesaikannya. Untuk itu dengan segala kerendahan hati dan ketulusan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Prof.Chairuddin P. Lubis, DTM&H,Sp.A.(K), Selaku Rektor Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan kesempatan dan fasilitas untuk mengikuti dan menyelesaikan Sekolah Pascasarjana.
2. Ibu Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa, B., M.Sc, Selaku Direktur Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, yang senantiasa dengan sabar dan secara berkesinambungan meningkatkan layanan pendidikan di Sekolah Parcasarjana Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Fahmi Natigor Nasution, M.Ec, Ac selaku Anggota Komisi Dosen Pembimbing yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
5. Bapak Drs. Syamsul Bahri TRB, MM, Ak selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
6. Ibu Dra. Tapi Anda Sari Lubis, M.Si, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
7. Bapak Drs. Rasdianto, MA, Ak, selaku Anggota Komisi Dosen Pembanding yang telah banyak memberikan saran dan kritik yang konstruktif dalam membimbing penulis sejak awal hingga selesainya tesis ini.
8. Bapak Iskandar Muda, SE, M.Si. Ak, terima kasih atas kesediaan bapak yang telah meluangkan waktu dan memberikan banyak masukan yang berguna untuk kesempurnaan hasil tesis ini.
9. Teristimewa buat Ibunda tercinta T.Simbolon , dan Ayahanda tersayang almarhum J. Sinurat, terima kasih atas iringan doa dan ketulusan hatinya sehingga saya dapat memperoleh apa yang saya dapatkan sekarang ini dan juga dapat menyelesaikan tesis ini.
11.Rekan-rekan Bagian Administrasi di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, Ary, Dory, Yusna, Dedi, Juli, teristimewa buat Nande Biring yang begitu tulus membantu dan memberikan semangat kepada penulis.
12.Bapak Ir. Oky Donny Siregar selaku Direktur PDAM Tirta Bulian Tebing Tinggi, yang telah memberikan begitu banyak bantuan kepada penulis sehingga data penelitian dapat saya peroleh.
13.Rekan- rekan mahasiswa Angkatan XIII terima kasih buat bantuannya, perhatiannya dan kebersamaanya teristimewa buat Endang Kemalasari, Endang Kurniasih, Ilham Hidayah Napitupulu dan Holong Sinaga, juga rekan-rekan kerja pada Kopertis Wilayah I SUMUT/NAD sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini
Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna baik dari segi penyajian maupun dari segi penyusunannya. Untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna penyempurnaan tesis ini pada masa yang akan datang.
Akhir kata penulis mengucapkan semoga tesis ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi rekan mahasiswa dan mahasiswi.
Medan, Mei 2009
DAFTAR ISI
1.1. Latar Belakang Penelitian ...………... 1
1.2. Perumusan Masalah ..………... 6
2.1.2. Partisipasi Manajer Dalam Proses Penyusunan Anggaran... 12
2.1.3. Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information... 16
2.1.4. Komunikasi Dalam Penyusunan Anggaran... 18
2.1.5. Kinerja Manajerial... 21
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu... 24
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS... 25
3.1. Kerangka Konseptual... 25
3.2. Hipotesis Penelitian... 28
BAB IV METODE PENELITIAN ... 29
4.1. Jenis Penelitian ………... 29
4.2. Lokasi Penelitian... 29
4.3. Populasi dan Sampel ...30
4.4.1. Klasifikasi Variabel ...31
4.4.2. Defenisi Operasional Variabel...34
4.5. Prosedur Pengambilan Data ...35
4.6. Model dan Teknik Analisis Data ... 35
4.6.1. Model Analisis Data...35
4.6.2. Teknik Analisis Data...36
4.6.3. Model Pengujian Hipotesis ...39
BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN………...41
5.1. Deskriptif Data………...41
5.1.1. Deskripsi Lokasi………...41
5.1.2. Karakteristik Penelititian……… 41
5.1.2.1. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………...42
5.1.2.2. Komposisi Responden Berdasarkan Usia……… 42
5.1.2.3. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ..………43
5.1.2.4. Deskripsi Variabel.………43
5.2. Analisis Data……… ….46
5.2.1. Uji Kualitas Data……… 46
5.2.1.1. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X1………46
5.2.1.2. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X2………48
5.2.1.3. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel X3………50
5.2.1.4. Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Y……… 51
5.3. Pengujian Asumsi Klasik Model I...……… 53
5.3.1. Pengujian Normalitas Data……… 53
5.3.2. Uji Heteroskedastisitas………54
5.3.3. Uji Autokorelasi...55
5.4. Pembahasan Hasil Penelitian……… 57
5.4.1. Pengujian Hipotesis……… 57
5.5. Pengujian Asumsi Klasik Model II………60
5.5.1. Pengujian Normalitas Data……… 60
5.5.2. Pengujian Multikolinearitas……… 61
5.5.3. Uji Heteroskedastisitas……… 62
5.5.4. Uji Autokorelasi……… 63
5.6. Pembahasan Hasil Penelitian……… 65
5.6.1. Pengujian Hipotesis……… 65
5.7. Pengujian Asumsi Klasik Model III……… 69
5.7.1. Pengujian Normalitas Data……… 69
5.7.2. Pengujian Multikolinearitas……… 70
5.7.4. Uji Autokorelasi……… 71
5.8. Pembahasan Hasil Penelitian……… 73
5.8.1. Pengujian Hipotesis……… 73
5.9. Pengujian Asumsi Klasik Model IV……… 78
5.9.1. Pengujian Normalitas Data……… 78
5.9.2. Pengujian Multikolinearitas……… 79
5.9.3. Uji Heteroskedastisitas……… 80
5.9.4. Uji Autokorelasi……… 81
5.10. Pembahasan Hasil Penelitian……… 82
5.10.1. Pengujian Hipotesis……… 82
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN………....88
6.1. Kesimpulan……… 88
6.2. Keterbatasan Penelitian...89
6.3. Saran...90
DAFTAR TABEL
No Judul Halaman
2.1 Penelitian Terdahulu……….24
4.1 Target Populasi...30
4.2 Defenisi Operasional Variabel...34
5.1 Populasi...42
5.2 Distribusi Frekuensi Partisipasi Penyusunan Anggaran ( X1 )...43
5.3 Distribusi Frekuensi JRI ( X2 )...44
5.4 Distribusi Frekuensi Komunikasi dalam Penyusunan Anggaran ( X3 )....44
5.5 Distribusi Frekuensi Kinerja Manajerial ( Y )...45
5.6 Uji Validitas Instrumen ( X1 ) ...47
5.7 Nilai Cronbach’s Alpha ( X1 ) ...48
5.8 Nilai Cronbach’s Alpha ( X2 )...49
5.9 Nilai Cronbach’s Alpha ( X3 )...51
5.10 Nilai Cronbach’s Alpha ( Y )...53
5.11 Nilai Durbin-Watson (Model I )...56
5.12 Pengujian Goodness of Fit ...57
5.13 Hasil Perhitungan Uji T ...58
5.14 Pengujian Multikolinieritas ( Model II )...62
5.15 Nilai Durbin-Watson ( Model II )...64
5.16 Pengujian Goodness of Fit ...65
5.17 Uji F ( Model II )...66
5.18 Hasil Perhitungan Uji T ...67
5.19 Pengujian Multikolinieritas ( Model III )...70
5.20 Nilai Durbin-Watson ( Model III )...72
5.21 Pengujian Goodness of Fit ...74
5.23 Hasil Perhitungan Uji T ...76
5.24 Pengujian Multikolinieritas Model IV )...79
5.25 Nilai Durbin-Watson ( Model IV )...81
5.26 Pengujian Goodness of Fit ...83
5.27 Uji F ( Model IV )...84
DAFTAR GAMBAR
No Judul Halaman
3.1 Kerangka Konseptual...25
5.1 Grafik Normalitas Data (Model I)...54
5.2 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model I) ...55
5.3 Statistik d Durbin-Watson (DW)...56
5.4 Grafik Normalitas Data ( Model II )...61
5.5 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model II)...63
5.6 Statistik d Durbin-Watson (DW)...64
5.7 Grafik Normalitas Data (Model III)...69
5.8 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model III)...71
5.9 Statistik d Durbin-Watson (DW)...72
5.10 Grafik Normalitas Data (Model IV)...78
5.11 Grafik Scatterplot Uji Heteroskedastisitas (Model IV)...80
DAFTAR LAMPIRAN
No Judul Halaman
I Uji Validitas & Realibility X1...96
II Uji Validitas & Realibility X2...97
III Uji Validitas & Realibility X3...98
IV Uji Validitas & Realibility Y...99
V Hasil Analisis Regresi Berganda Model I...101
VI Hasil Analisis Regresi Berganda Model II...104
VII Hasil Analisis Regresi Berganda Model III...111
VIII Hasil Analisis Regresi Berganda Model IV...118
IX Rekapitulasi Kuesioner X1,X2,X3 & Y...128
X Kuesioner Penelitian...132
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Penelitian
Untuk mencapai tujuan perusahaan dengan baik diperlukan suatu rencana kerja
yang baik, terarah dan komprehensif, sehingga mempermudah bagi manajemen untuk
mengendalikan kegiatan-kegiatan operasional perusahaan.Rencana kerja tersebut
disusun berdasarkan target yang disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan
perusahaan, baik periode yang kurang dari satu tahun atau lebih yang disusun dengan
format tertentu yang disebut dengan anggaran. Anggaran merupakan rencana kerja
yang disusun secara sistematis yang meliputi seluruh kegiatan perusahaan, yang
dinyatakan dalam unit (satuan) moneter dan berlaku untuk jangka waktu (periode)
tertentu yang akan datang (Munandar, 2001:1). PDAM merupakan salah satu badan
usaha milik pemerintah daerah yang memegang peranan penting dalam peningkatan
Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang pengelolaanya diserahkan secara otonomi penuh
kepada daerah, dimana berdasarkan fenomena pada akhir-akhir ini perusahaan ini
sering mengalami permasalahan dalam pengelolaanya dan sering mengalami defisit.
Permasalahan pengelolaan perusahaan milik daerah ini pada dasarnya terletak pada
kinerja manajerial yang kurang baik dan hubunganya terhadap perencanaan kerja
yang kurang baik yang dimulai dari penyusunan anggaran operasional.
Anggaran memiliki fungsi sebagai alat penilaian kinerja (Mardiasmo, 2002:65).
anggaran. Dalam perusahaan bisnis, pelaksana anggaran menerima kompensasi
berupa bonus apabila mampu memenuhi atau melebihi target anggaran dan hukuman
(punishment) bila tidak mampu memenuhi keinginan manajer untuk mendapatkan
bonus mendukung terjadinya senjangan anggaran karena manajer ingin kinerjanya
dinilai dengan baik. Untuk mencapai tujuan tersebut manajer akan berusaha mencapai
target anggaran. Untuk mempermudah pencapaian target anggaran, manajer berusaha
memperkecil target dalam anggaran (Utomo, 2006:23).
Merchant (1981:8), Chow et al (1998:12) serta Nouri dan Parker (1998:54)
dalam Mulyasari (2005:20) menyatakan bahwa apabila pelaksana anggaran ikut
berpartisipasi dalam penyusunan anggaran maka menghasilkan pengungkapan
informasi privat yang mereka miliki. Pemegang kuasa anggaran menerima informasi
yang belum diketahui sebelumnya dan meningkatkan akurasi pemahaman terhadap
pelaksana anggaran sehingga semakin mengurangi informasi asimetris dalam
hubungan pemegang kuasa anggaran dan pelaksana anggaran, dalam hal ini kepala
bagian dengan kepala sub bagian.
Dalam penganggaran yang dilakukan dengan sistem dari atas ke bawah (
top-down) , dimana rencana dan jumlah anggaran telah ditetapkan oleh pemegang kuasa
anggaran sehingga pelaksana anggaran hanya melakukan apa yang telah disusun.
Penerapan sistem ini mengakibatkan kinerja pelaksana anggaran menjadi tidak efektif
karena target yang diberikan terlalu menuntut namun sumber daya yang diberikan
tidak mencukupi (overload). Dalam proyeksi, pemegang kuasa anggaran kurang
memberikan target yang sangat menuntut dibandingkan dengan kemampuan
pelaksana anggaran.
Penyusunan anggaran yang baik seyogianya menggunakan prinsip dari bawah ke
atas (bottom up) yang melibatkan berbagai level jabatan di setiap departemen dalam
suatu perusahaan. Hal ini akan lebih baik karena dapat mengharapkan berbagai
masukan dari kalangan bawahan untuk menentukan target kinerja yang hendak ingin
dicapai dalam suatu periode atau jangka waktu tertentu. Penyusunan anggaran
semacam ini merupakan pendekatan anggaran partisipasi atau self imposed budget.
Melibatkan para manajer untuk turut serta berpartisipasi dalam penyusunan anggaran
perusahaan, diharapkan dapat meningkatkan kinerja organisasional baik secara
individual maupun kinerja manajerial didalamnya, karena dengan pertisipasi tersebut
akan meningkatkan semangat kerja dan tanggungjawab moral dari semua komponen
yang ada dalam perusahaan untuk mensukseskan rencana kerja yang dimaksud. Oleh
karena anggaran tersebut merupakan suatu konsep secara komprehensif yang
melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan, maka dalam penyusunan
anggaran bila pelaksana anggaran diberi kesempatan untuk memberikan masukan
berupa informasi yang dimilikinya kepada pemegang kuasa anggaran sehingga
pemegang kuasa anggaran akan memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang
pengetahuan yang relevan dengan tugas (Yusfaningrum, 2005:25).
Anggaran yang disusun berdasarkan pendekatan partisipatif tersebut salah satu
alat bagi top management untuk menilai kinerja seluruh bawahan terlebih khusus para
sekaligus juga sangat penting dalam meningkatkan motivasi kerja dari setiap elemen
perusahaan. Singkatnya, anggaran tersebut berfungsi sebagai alat pendorong yang
dapat membangkitkan motivasi para manajer dalam mencapai tujuan pusat
pertanggungjawaban yang dipimpinya dan tujuan perusahaan secara keseluruhan.
(Halim dan Supomo,2005:42)
Peneliti melihat bila partisipasi anggaran meningkat maka komunikasi dan Job
Relevant Information (JRI) juga akan turut meningkat sehingga peningkatan JRI akan
menyebabkan meningkatnya komunikasi dan hal ini akan meningkatkan kinerja
manajer dalam pelaksanaan anggaran.
Hal yang sangat penting hubunganya terhadap uraian diatas adalah
pemahaman manajemen puncak berkenaan dengan situasi yang dihadapi yaitu
kemampuan untuk menganalisis dan menentukan secara cermat tentang ketepatan
anggaran yang telah disampaikan oleh para manajer dari semua level dalam
perusahaan, sebab apabila rencana dan target kerja tersebut terlalu tinggi maka akan
menimbulkan tekanan mental bagi para manajer dan seluruh karyawan yang berada
dibawahnya untuk mencapai anggaran dimaksud. Sudah tentu hal ini akan berakibat
buruk pada hasil kinerja manajer tersebut beserta seluruh bawahanya. Juga, jika
anggaran yang telah dibuat atau disampaikan oleh para manajer terlalu rendah, maka
keadaan ini tidak efektif bagi kemajuan perusahaan, sebab anggaran tersebut tidak
menantang dan terlalu mudah untuk dicapai. Keadaan seperti ini dapat memperlambat
pertumbuhan dan perkembangan perusahaan dalam mencapai tujuanya karena masih
hal diatas tidak terjadi manajemen puncak seharusnya memililki kemampuan analisis
yang memadai dalam mengevaluasi dan menetapkan anggaran kerja para manajer di
setiap departemen dalam perusahaan, agar sesuai dengan sumber daya dan
kemampuan yang dimiliki oleh manajer tersebut, serta diselaraskan dengan
kebutuhan perusahaan dan dinamisasi perkembangan dunia usaha secara keseluruhan.
Selain hal yang positip yang diuraikan diatas, perlu juga dipahami secara
seksama bahwa penggunaan anggaran partisipatif tersebut tidak begitu efektif
diterapkan dalam suatu perusahaan apabila para manajer dan penyelia serta karyawan
tidak memperoleh informasi kegiatan yang relevan dengan apa yang dianggarkan atau
tidak adanya komunikasi yang baik antara atasan dengan pelaksana anggaran yang
secara otomatis akan mengurangi komitmen karyawan dalam melaksanakan kegiatan
yang akan dilaksanakan, dan hal ini akan berakibat rendahnya kinerja para manajer.
Peneliti ingin melihat lebih jauh tentang kesimpulan beberapa peneliti
terdahulu yang masih banyak menimbulkan pertentangan hubunganya dengan
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial. Misalnya Ompusunggu
dan Bawono (2006) dengan pengujian hipotesis melalui analisis regresi linier
berganda menyatakan bahwa partisipasi pelaksana dalam penyusunan anggaran tidak
akan mengurangi informasi asimetris, sedangkan hasil penelitian Yusfaningrum
(2005) menemukan bahwa partisipasi anggaran berpengaruh positip dan signifikan
terhadap kinerja manajerial. Penelitian yang dilakukan oleh J.Sumarno (2005)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh dan hubungan negatip yang kuat antara
Supriyono dan Syakhroza (2003: 961) menyimpulkan bahwa partisipasi anggaran
mempunyai hubungan positip dan signifikan dengan kinerja manajerial
Penelitian ini merupakan penelitian relasional yang akan menguji pengaruh
Job-Relevant-Information (JRI) terhadap komunikasi dari pimpinan kepada bawahan
dalam proses penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial pada Perusahaan
Milik Daerah (BUMD).
1.2.Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian di atas, maka yang menjadi
permasalahan dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut :
1. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial ?
2. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial dengan JRI sebagai variabel moderating pada PDAM di
Propinsi Sumatera Utara ?
3. Apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial dengan komunikasi organisasi sebagai variabel
moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara ?
4. Apakah Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap
kinerja manajerial dengan Job Relevant Information dan komunikasi
1.3.Tujuan Penelitian
Sebagaimana telah dinyatakan dalam rumusan masalah diatas, maka tujuan
dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh
terhadap kinerja manajerial
2. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh
terhadap kinerja manajerial dengan JRI sebagai variabel moderating pada PDAM
di Propinsi Sumatera Utara ?
3. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh
terhadap kinerja manajerial dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada
PDAM di Propinsi Sumatera Utara.
4. Untuk mengetahui apakah partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh
terjadap kinerja manajerial dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel
moderating pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang lebih baik ke berbagai kalangan, antara lain :
1. Peneliti. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai media untuk mengembangkan
wawasan dan pengetahuan yang berkaitan dengan anggaran, sekaligus berguna
2. Praktisi. Sebagai bahan masukan bagi manajemen PDAM yang ada di Propinsi
Sumatera Utara untuk menyempurnakan berbagai keputusan berkaitan dengan
anggaran perusahaan ke arah yang lebih baik, demi kemajuan badan usaha milik
daerah dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
3. Akademis. Hasil penelitian ini diharapkan dapat bergunan bagi pengembangan
ilmu pengetahuan yang dijadikan sebagai bahan masukan dan referensi untuk
penelitian lebih lanjut oleh para calon peneliti berikutnya.
1.5. Originalitas
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Renny Maisyarah (2008)
pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara dengan mengunakan komitmen dan
komunikasi sebagai variabel moderating, dan melanjutkan penelitian yang dilakukan
oleh Yusfaningrum dan Ghozali (2005) yang direplikasi dari penelitian Vincent
K.Chong dan Kar Ming Chong (2002) . Perbedaan penelitian ini dengan penelitian
yang dilakukan oleh Yusfaningrum dan Ghozali (2005) terletak pada perubahan
kerangka pemikiran teoritis. Penelitian Yusfaningrum dan Ghozali (2005) menguji
pengaruh partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial melalui komitmen tujuan
anggaran dan JRI sebagai variabel intervening. Sedangkan dalam penelitian ini akan
menguji pengaruh partisipasi penyusunan anggaran terhadap kinerja manajerial
dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel moderating dan menguji langsung
hubungan antara partisipasi anggaran terhadap kinerja manajerial, dimana Perusahaan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Landasan Teori 2.1.1. Anggaran
Anggaran (budget) adalah rencana rinci tentang perolehan dan pengunaan
sumber daya keuangan dan sumber daya lainya yang dinyatakan dalam satuan mata
uang (monetary unit) untuk suatu periode tertentu. Anggaran merupakan alat
manajemen yang sangat penting sebagai suatu bentuk standar kinerja yang
ditargetkan oleh perusahaan yang mencakup rencana-rencana manajemen di dalam
suatu organisasi, mengalokasikan sumber daya dan mengkoordinasi aktivitas. Secara
umum anggaran dimaksud mengambarkan tentang rencana manajemen secara
komprehensif untuk masa yang akan datang dan bagaimana rencana tersebut dapat
dicapai dengan baik (Garrison dan Norren,2000:402). Anggaran dalam arti lain
adalah suatu rencana kerja yang dinyatakan secara kuantitatif, yang di ukur dalam
satuan moneter standar dan satuan ukuran lain, yang mencakup jangka waktu tertentu,
biasanya satu tahun(Mulyadi,2001:488). Budget adalah konsep yang membantu
manajemen, konsep budget terdapat dalam fungsi manajemen, membantu dan
mempermudah manajemen dalam mencapai tujuanya, dan memiliki sifat-sifat dan
persyaratan yang harus dimiliki agar konsep ini dapat berfungsi sebagai alat
manajemen (tools of management) yang memudahkan menajemen dalam mencapai
Dalam penyusunan suatu anggaran, perusahaan hendaknya memperhatikan beberapa
hal penting, yaitu :
1. Tujuan ataupun target yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam periode
anggaran dimaksud
2. Dapat melibatkan seluruh bagian yang ada dalam perusahaan melalui
partisipasi dari setiap pegawai yang ada dalam perusahaan.
3. Anggaran yang disusun sebaiknya realistis, yang berarti target yang hendak
dicapai tidak terlalu tinggi ataupun terlalu rendah, dengan kata lain
disesuaikan dengan kebutuhan perusahaan yang dapat mengakomodir seluruh
aspek dan kemampuan komponen perusahaan.
4. Anggaran yang disusun mengandung unsur fleksibilitas dimana tidak rentan
terhadap suatu perubahan maupun penyesuaian jika dibutuhkan perusahaan
untuk disesuaikan dengan keadaan yang mungkin berubah.
5. Anggaran yang disusun bersifat sistematis, yang berarti seluruh rencana dan
target perusahaan dalam periode tersebut disusun secara berurutan seiring
dengan berjalannya waktu dan didasarkan atas logika yang wajar.
Selain berbagai macam hal diatas yang perlu diperhatikan dalam menyusun
suatu anggaran, perusahaan hendaknya memiliki keyakinan bahwa perusahaan
mempunyai kemampuan untuk mengendalikan berbagai faktor-faktor yang relevan
(relevant variables) yang akan mempengaruhi perusahaan dalam mencapai tujuan,
melaksanakan sistem manajemen ilmiah, memberikan motivasi kepada
memiliki kemampuan untuk berkomunikasi secara efektif (Adisaputro dan
Asri,2003:7)dalam Harefa (2007). Semua hal-hal penting yang telah diuraikan ini
seyogianya tidak bertolak belakang dengan fungsi anggaran.
Fungsi anggaran menurut Mulyadi (2001:502), yaitu :
1. Anggaran merupakan hasil akhir proses penyusunan rencana kerja
2. Anggaran merupakan cetak biru aktivitas yang akan dilaksanakan perusahaan dimasa yang akan datang.
3. Anggaran berfungsi sebagai alat penghubung berbagai unit organisasi dalam perusahaan yang menghubungkan manajer bawah dengan manajer atas.
4. Anggaran berfungsi sebagai tolak ukur yang dipakai sebagai pembanding hasil operasi sesunguhnya.
5. Anggran berfungsi sebagai alat pengendalian yang memungkinkan manajemen menunjuk bidang yang kuat dan lemah bagi perusahaan.
6. Anggaran berfungsi sebagai alat untuk mempengaruhi dan memotivasi manajer dan karyawan agar senantiasa bertindak secara efektif dan efisien sesuai dengan tujuan organisasi.
Fungsi anggaran selain sebagai alat perencanaan, manajemen modern
menggunakan anggaran sebagai alat pemotivasi personil dalam melakukan perbaikan
(improvement) berkelanjutan terhadap proses yang digunakan untuk menghasilkan
produk dan jasa bagi customer (Mulyadi dan Setiawan,2001:590). Motivasi tersebut
akan semakin meningkat, jika para manajer berperan secara aktip dalam penyusunan
dan pelaksanaan anggaran perusahaan.
Sebagaimana diketahui bahwa anggaran tersebut merupakan suatu konsep
secara komprehensif yang melibatkan semua komponen yang ada dalam perusahaan,
semua jenjang kepangkatan baik dari atasan sampai bawahan, maka implementasinya
perusahaan informasi pekerjaan tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan
berjalan secara efektif (Harahap,2001:115).
2.1.2 Partisipasi Manajer dalam Proses Penyusunan Anggaran
Partisipasi adalah suatu proses pengambilan keputusan bersama oleh dua
pihak atau lebih yang mempunyai dampak masa depan bagi pembuat dan penerima
keputusan tersebut. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berarti keikutsertaan para
manajer operasional (operating managers) dalam memutuskan bersama dengan
komite anggaran.
Mengenai rangkaian kegiatan dimasa yang akan datang tentang yang akan
ditempuh oleh para menajer operasional tersebut dalam pencapaian sasaran anggaran,
sebab para manajer tersebut ditugasi untuk mengupayakan agar tugas-tugas khusus
dilaksanakan secara berhasil dan bertanggungjawab terhadap tindakan-tindakan pihak
bawahan mereka. Sukses atau kegagalan para bawahan merupakan suatu refleksi
langsung tentang keberhasilan atau kegagalan manajer yang bersangkutan dalam
melakukan tugas dan tanggungjawab yang di embannya (Winardi, 2004:5). Inilah
salah satu faktor penting melibatkan para manajer dalam penyusunan anggaran
perusahaan. Disamping itu tingkat partisipasi para manajer tersebut dalam
penyusunan anggaran akan mendorong moral kerja yang tinggi dan inisiatif serta
kegairahan para manajer itu sendiri.
Moral kerja yang tinggi merupakan kepuasan seseorang terhadap pekerjaanya
mengidentifikasikan dirinya sebagai bagian dari organisasi tersebut dan sejauhmana
ia dilibatkan dalam proses penyusunan rencana serta pengambilan keputusan bagi
perusahaan. Partisipasi ini dapat dilakukan dalam berbagai kegiatan, yang seluruhnya
dapat disebutkan sebagai partisipasi dalam memecahkan masalah. Kemampuan
mewujudkan dan membina partisipasi dalam memecahkan masalah itu, akan
bermuara pada perkembangan rasa tanggung jawab dalam melaksanakan setiap tugas
secara operasional (Nawawi dan Martini,2004:171).
Pada umumnya semakin besar keterlibatan para manajer maupun bawahan
dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan keputusan dalam
perusahaan, maka sangat tinggi rasa tanggung jawab mereka untuk menyukseskan
kesepakatan atau keputusan tersebut terlaksana dengan baik. Partisipasi ini juga
sangat mudah diterima oleh semua khalayak karena mengandung azas musyawarah
dan mufakat, sehingga terdapat kegairahan untuk terus berjalan dalam melaksanakan
hal-hal yang telah disepakati bersama baik tanpa pemimpinnya ada atau tidak
disamping mereka (Effendy, 1998:185). Melibatkan para manajer dan karyawan
dalam sistem perencanaan berarti menghargai kebutuhan untuk sebuah lingkungan
kerja yang nyaman dan ramah, yang mendukung terlaksananya komunikasi yang
baik, karena imbalan terpenting bagi karyawan akan datang dari kepuasan mereka
bahwa anggaran mereka akan dihargai dan diterapkan dalam perusahaannya
(Corrado,2004:68). Begitu pula halnya dalam proses penyusunan anggaran, apabila
para manajer dan bawahan dapat ikut berpartisipasi untuk merumuskannya, maka
lebih baik oleh karena telah adanya tanggung jawab moril dari para manajer dan
bawahan yang terlibat didalamnya. Bagaimanapun anggaran hanya efektif jika
mendapat dukungan dari semua pihak baik atasan maupun bawahan. Konsep
anggaran ini melibatkan semua orang terlebih-lebih bawahan. Oleh sebab itu tanpa
dukungan dari bawahan maka anggaran ini tidak akan berjalan dengan baik. Untuk
mengusahakan supaya anggaran ini mendapat dukungan dari bawahan maka bisa
ditempuh melalui cara penyusunan secara demokratis atau bottom up
(Harahap,2001:118). Apabila ditinjau dari siapa yang membuat anggaran tersebut,
maka penyusunan anggaran dimaksud dapat dilakukan dengan cara : otoriter (
top-down), demokrasi (buttom-up) dan campuran. Penggunaan cara demokrasi inilah
yang dimaksud dengan penyusunan anggaran partisipatif, karena disusun berdasarkan
hasil keputusan bawahan.
Selain berbagai alasan-alasan penting di atas tentang partisipasi para manajer
dan bawahan dalam pengambilan keputusan-keputusan penting bagi perusahaan
khususnya dalam penyusunan anggaran, bagi top manajemen akan lebih mudah untuk
mensosialisasikan berbagai kebijakan yang telah diputuskan sampai ke level paling
bawah oleh karena para manajer dan penyelia dapat membangun informasi kerja yang
relevan dalam bentuk komunikasi yang baik kepada bawahan mereka, dan juga
dengan para manajer lain dalam perusahaan. Hal yang tak kalah penting lagi bahwa
para manajer tersebut dapat melakukan atau mengunakan persuasi dan kompromis
untuk mempromosikan tujuan-tujuan organisasi (Winardi,2004:8), inilah hal utama
keterlibatan para manajer dan bawahan dari hampir semua level dalam penyusunan
dan merumuskan anggaran perusahan.
Kenis (1979:309) mendefinisikan partisipasi sebagai luasnya manajer terlibat
dalam penyiapan anggaran dan besarnya pengaruh manajer terhadap budget goals
unit organisasi yang menjadi tanggungjawabnya. Definisi yang lebih rinci mengenai
partisipasi diberikan oleh Brownell (1982:124,153) yaitu ; suatu proses yang
individu-individu didalamnya terlibat dan mempunyai pengaruh atas penyusunan
target anggaran, yang kinerja akan dievaluasi, dan mungkin dihargai atas dasar
pencapaian target anggaran mereka. Tingkat keterlibatan dan pengaruh bawahan
dalam proses penyusunan anggaran merupakan faktor utama yang membedakan
anggaran partisipatif dan non-partisipatif. Partisipasi ini memungkinkan manajer
(sebagai bawahan) untuk melakukan negosiasi dengan atasan mengenai target
anggaran yang menurut mereka dapat dicapai (Brownell & Marconi,1986:241).
Penerapan partisipasi dalam penyusunan anggaran memberikan banyak
manfaat antara lain (Siegel & Marconi,1989:139) :
1.Partisipasi (orang terlibat dalam proses penyusunan anggaran) menjadi ego-involved tidak hanya task-ego-involved dalam kerja mereka.
2.Partisipasi akan menaikkan rasa bersama dalam kelompok, yang akibatnya akan menaikkan kerja sama anggota kelompok dalam penerapan sasaran.
3.Partisipasi dapat mengurangi rasa tertekan akibat adanya anggaran.
4.Partisipasi dapat mengurangi rasa ketidaksamaan di dalam alokasi sumber daya di antara bagian-bagian organisasi.
Meskipun partisipasi mempunyai banyak manfaat, bukan berarti partisipasi
tidak memiliki keterbatasan dan masalah yang berkaitan dengan partisipasi. Becker &
dapat merusak motivasi dan menurunkan kemampuan untuk mencapai sasaran
organisasi (Siegel & Marconi,1989:138).
Karena lebih banyak manfaat dibanding kelemahan partisipasi tersebut, dalam
hubungannya dengan pengendalian profesional, juga diterapkan konsep tersebut.
Namun adanya interaksi para profesional dalam proses penyusunan anggaran bisa
menimbulkan konflik sebagimana yang dikemukakan Comerford &
Abernethy(1999:93,110). Hal ini disebabkan para profesional cenderung mempunyai
komitmen rendah pada nilai manajerial sehingga melibatkan mereka secara langsung
dengan pengendalian keuangan seperti dalam pengganggaran akan menimbulkan
konflik peran. Konflik peran tersebut timbul sebagai akibat timbulnya pertentangan
dalam proses pengganggaran. Karena individu tersebut rendah orientasi
manajerialnya, ia bisa menyusun anggaran semata-mata untuk memenuhi kepentingan
profesinnya dan bukan kepentingan organisasi
2.1.3.Partisipasi Anggaran dan Job Relevant Information
Partisipasi memberikan dampak positip terhadap perilaku karyawan,
meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi dan meningkatkan kerjasama diantara
para manajer. Betapa pun demikian, bentuk keterlibatan bawahan/pelaksana anggaran
disini dapat bervariasi, tidak sama satu organisasi dengan yang lain. Tidak ada
pandangan yang seragam mengenai siapa saja yang harus turut berpartisipasi,
seberapa dalam mereka terlibat dalam pengambilan keputusan dan beberapa masalah
memutuskan sendiri batasan-batasan mengenai partisipasi yang akan mereka
terapkan.
Menurut Brownell (1982:120) dalam Sumarno (2005:27), partisipasi anggaran
adalah tingkat keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran
sementara Chong (2002:76) menyatakan sebagai proses dimana bawahan/pelaksana
anggaran diberikan kesempatan untuk terlibat dalam dan mempunyai pengaruh dalam
proses penyusunan anggaran. Kesempatan yang diberikan diyakini meningkatkan
pengendalian dan rasa keterlibatan dikalangan bawahan/pelaksana anggaran.
Kren (1992:51) dalam penelitianya tentang JRI memahami JRI sebagai
informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas.
Baiman (1982:42) dalam Yusfaningrum (2005:31) menambahkan bawah JRI
membantu bawahan/pelaksana anggaran dalam meningkatkan pilihan tindakannya
melalui informasi usaha yang berhasil dengan baik. Kondisi ini memberikan
pemahaman yang lebih baik pada bawahan mengenai alternatif keputusan dan
tindakan yang perlu dilakukan dalam mencapai tujuan.
JRI dapat meningkatkan kinerja karena memberikan prediksi yang lebih
akurat mengenai kondisi lingkungan yang memungkinkan dilakukannya pemilihan
serangkaian tindakan yang lebih efektif (Campbell dan Gingrich, 1986 dalam
Kren,1992:40). Dalam penelitian Campbell dan Gingrich, beberapa pemrogram
berpartisipasi secara aktif dalam mendiskusikan rencana kegiatan dengan para
atasan/pemegang kuasa anggaran mereka dan benar-benar berusahan untuk
juga dibebankan kepada pemrogram lainnya. Hasilnya, pemrogram yang dilibatkan
menunjukkan pencapaian secara signifikan dibanding pemrogram yang tidak
dilibatkan secara keseluruhan namun tidak dalam program-program sederhana.
Disimpulkan bahwa partisipasi dalam penyusunan tujuan mengarahkan pada
pendiskusian tugas dengan orang yang lebih ahli (dalam hal ini salah satunya
atasan/pemegang kuasa anggaran). Namun, ketika tugasnya sederhana, pendekatan
yang lebih efektif menjadi sangat jelas sehingga diskusi dengan atasan menjadi tidak
terlalu penting karena bawahan/pelaksana anggaran dapat memutuskannya sendiri.
2.1.4. Komunikasi dalam Penyusunan Anggaran
Manusia sebagai mahluk sosial memerlukan bantuan dari orang lain
disekitarnya. Dalam konteks manusia sebagai mahluk sosial, maka komunikasi tidak
saja sebagai alat untuk melakukan kontak hubungan dengan antar individu, namun
komunikasi juga merupakan alat bagi manusia untuk bertahan hidup
(Soemanagara,2006:45). Untuk itulah manusia memerlukan dan melakukan
komunikasi dengan baik. Manusia sebagai makhluk berbudi pekerti luhur yang harus
dapat berpartisipasi dengan lingkungan sekitarnya, akan selalu berinteraksi untuk
berbicara, menyampaikan keinginan, dan lain sebagainya melalui atau dengan cara
berkomunikasi. Semua kebutuhan dan keinginan dimaksud hanya dapat disampaikan
dan dipenuhi dengan jalan berkomunikasi dengan baik antara yang satu dengan yang
lainya, terlebih dalam suatu sistem organisasi perkantoran atau perusahaan, dimana
kegiatan operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila manusia
tidak mampu berkomunikasi dengan baik mereka tidak akan bisa bekerjasama
(Effendy,1987:7). Komunikasi yang baik berarti bisnis yang baik. Komunikasi
merupakan perekat yang menyatukan manusia bekerjasama untuk mencapai tujuan
bersama (Corrado,2004:11). Peran penting komunikasi dalam memulihkan
keseimbangan antara kebutuhan perusahaan dan kebutuhan karyawan, menjadi jelas
bagi lebih banyak orang, karena komunikasi amat penting bagi peremajaan kembali
organisasi. Komunikasi yang baik meningkatkan keharmonisan kerja dalam
lingkungan kerja. Sebaliknya apabila tidak ada komunikasi yang baik, maka
koordinasi akan terganggu. Akibatnya adalah disharmonisasi yang akan menggangu
proses pencapaian target dan tujuan perusahaan (Suranto,2005:57).
Pimpinan tidak hanya memiliki kemampuan membuat komitmen atau
keputusan, tetapi harus diterjemahkan menjadi gagasan, prakarsa, inisiatif, kreativitas,
pendapat, saran, perintah, dan lainya yang sejenis dengan hal tersebut melalui
komunikasi yang baik. Oleh karena kemampuan mengambil keputusan akan
kehilangan artinya tanpa kemampuan mengkomunikasinya (Namawi dan
Martini,2004:167). Dengan komunikasi yang baik maka seluruh komponen dalam
perusahaan dapat secara sistematis bekerja dalam satu arah yang sama yaitu untuk
meningkatkan produktivitas perusahaan (Suranto,2005:57). Jika terjadinya
miscommunication dalam suatu perusahaan, khusunya dalam penyusunan anggaran,
maka akan menimbulkan dampak negatip yang berakibat buruk bagi kelangsungan
Kemahiran berkomunikasi bagi seorang manajer dapat memperkecil, bahkan
menghilangkan konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi
(Effendy,1998:134,141). Untuk itulah komunikasi yang baik dan lancar tersebut
selalu ditumbuhkan dalam perusahaan, yang salah satunya dengan cara melibatkan
(Partisipasi) para manajer dan karyawan dalam merumuskan dan memutuskan suatu
keputusan atau hal-hal penting dalam perusahaan, terlebih khusus tentang
penyusunan anggaran dimaksud.
Untuk mencapai sasaran yang diharapkan dari anggaran dimaksud, maka
manajemen hendaknya menggerakkan para karyawan agar mempunyai otoaktivitas
dalam melaksanakan fungsi dan tugasnya dengan penuh gairah. Berkurangnya atau
tidak adanya gairah para karyawan dalam melaksanakan tugas mereka, akan
merupakan masalah bagi manajemen. Untuk sampai kepada suasana bekerja seperti
itu, diperlukan kegiatan komunikasi, persuasi dan motivasi melalui partisipasi, yang
sangat erat hubungannya dengan kejiwaan para pekerja dalam mencapai tujuan yang
telah digariskan dan direncanakan sebelumnya. Kemampuan berkomunikasi yang
baik akan besar artinya bagi para manajer dalam mengemban tugasnya mengelola dan
mencapai tujuan perusahaan, khususnya dalam upaya melakukan perubahan sikap
(attitude change), perubahan pendapat (opinion change), perubahan tingkahlaku
(behavior change) para karyawan, sehingga sesuai , serasi, selaras senada dan
seirama dengan perilaku organisasi (organizational bahavior) (Effendy,1989:29,149).
Dengan demikian tujuan dan sasaran organisasi atau perusahaan yang telah
2.1.5. Kinerja Manajerial
Kinerja manajerial adalah kemampuan atau prestasi kerja yang telah dicapai
oleh para personil yang atau sekelompok orang dalam suatu organisasi, untuk
melaksanakan fungsi, tugas dan tanggung jawab mereka dalam menjalankan
operasional perusahaan. Kinerja manajerial yang dimaksud dalam penelitian ini yakni
kinerja individu dalam kegiatan manajerial yang mencakup perencanaan, investigasi,
koordinasi, evaluasi, pengawasan, staffing, negosiasi, dan representasi. Variabel
kinerja manajerial diukur mengunakan instrumen self rating yang dikembangkan oleh
Mahoney (1963) dalam Alfar (2006:53), dimana setiap responden diminta untuk
mengukur kinerja sendiri ke dalam delapan dimensi, yaitu perencanaan, investigasi,
pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, dan perwakilan,
serta satu dimensi pengukuran kinerja seorang manajer secara keseluruhan.
Perencanaan adalah penentuan kebijakan dan sekumpulan kegiatan untuk
selanjutnya dilaksanakan dengan mempertimbangkan kondisi waktu sekarang dan
yang akan datang. Perencanaan bertujuan untuk memberikan pedoman dan tata cara
pelaksanaan tujuan, kebijakan, prosedur, penggangaran dan program kerja sehingga
terlaksana sesuai sasaran yang telah ditetapkan. Investigasi merupakan kegiatan untuk
melakukan pemeriksaan melalui pengumpulan dan penyampaian informasi sebagai
bahan pencatatan, pembuatan, pembuatan laporan, sehingga mempermudah
dilaksanakannya pengukuran hasil dan analisis terhadap pekerjaan yang telah
dilakukan. Pengkoordinasian merupakan proses jalinan kerjasama dengan
penyesuaian program-program kerja. Evaluasi adalah penilaian yang dilakukan oleh
manajer terhadap rencana yang telah dibuat, dan ditujukan untuk menilai pegawai dan
catatan hasil kerja sehingga dari hasil penilaian tersebut dapat diambil keputusan
yang diperlukan.
Pengawasan merupakan penilaian untuk mendapatkan keyakinan bahwa
perencanaan, pengkoordinasian, penyusunan personalia dan pengarahan telah berjalan
secara efektif. Pemilihan staf (staffing) yang sering disebut sebagai penyusunan
personalia merupakan fungsi manajemen yang berkenaan dengan perekrutan,
penarikan, penempatan, pemberian latihan kepada pegawai, mempromosikan
pegawai, dan melakukan mutasi terhadap pegawai, yang sudah tentu memperhatikan
keterampilan pegawai dan kebutuhan perusahaan. Proses penyusunan personalia
dapat dipandang sebagai suatu rangkaian kegiatan yang dilaksanakan terus-menereus
untuk menjaga pemenuhan kebutuhan personalia perusahaan agar setiap bagian
ditempatkan oleh personil yang tepat dan pada saat yang tepat. Negosiasi dalam hal
ini berkaitan dengan pengambilan keputusan, baik dalam satu bagian maupun secara
keseluruhan dalam perusahaan dengan menyelaraskan antara kebutuhan perusahaan
dengan kebutuhan karyawan terlebih khusus dalam proses penyusunan dan
pencapaian target anggaran. Sedangkan perwakilan dalam hal ini dimaksudkan
dengan kegiatan manajer dalam hal menghadiri pertemuan-pertemuan dengan
perusahaan lain, perkumpulan bisnis, acara kemasyarakatan, dan
Tujuan utama penilaian kinerja adalah untuk memotivasi karyawan dalam
mencapai sasaran perusahaan yang telah ditetapkan sebelumnya agar mencapai hasil
yang diinginkan. Penilaian kinerja juga memberikan pendalaman yang penting pada
manajemen mengenai segi efisiensi operasional, dan mengungkapkan masalah
perilaku yang penting karena inefisiensi perorangan (Welsch, dkk, 2000:475).
Penilaian kinerja dilakukan untuk menekan perilaku yang tidak semestinya dan
sekaligus mendorong untuk menegakkan perilaku yang semestinya melalui umpan
2.2. Tinjauan Penelitian Terdahulu
Beberapa penelitian sebelumnya yang dijadikan sebagai pedoman untuk
melakukan penelitian ini mengenai pengaruh partisipasi dalam penyusunan anggaran
terhadap kinerja manajerial dapat dilihat pada tabel 2.1 berikut ini :
Tabel 2.1. Penelitian Terdahulu
Nama peneliti Judul Penelitian Variabel yang digunakan Hasil Penelitian
Renny Maisyarah (2008 )
Pengaruh Partisipasi Penyusunan Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dengan Komitmen dan Komunikasi sebagai Varibel Moderating Pada PDAM Propinsi Sumatera Utara
Variable Independen: ( X ) Partisipasi Dalam
Pengaruh Partisipasi dalam Penyusunan anggaran Terhadap Kinerja Manajerial pada Perguruan Tinggi Swasta di Kota Medan
Variabel Independen : (X) Partisipasi Dalam Raflia Alfar ( 2006 ) Pengaruh Partisipasi Manajer Dalam
Pengganggaran Terhadap Kinerja Manjerial Dengan Budgetary Slack Sebagai Variabel Moderating pada Kantor Direksi PTPN Wilayah SUMUT
Variabel Independen: (X1)
Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Dan Komuniasi Sebagai Variabel Moderator pada BNI Tbk di Kota Medan
Variabel Independen : (X) Partisipasi Anggaran
Analisis Pengaruh Partisipasi Anggaran Terhadap Kinerja Manajerial Melalui Komitmen Tujuan Anggaran dan Job Relevant Information ( JRI ) Sebagai Variabel Intervening Terhadap Perusahaan Manufaktur di Indonesia
Variabel Independen :(X)
BAB III
KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS
3.1. Kerangka Konseptual
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual
Anggaran merupakan suatu rencana yang dibuat secara sistematis dan
terperinci serta dinyatakan dalam satuan nilai mata uang (monetary unit) yang
disusun dengan baik untuk mencapai tujuan perusahaan secara menyeluruh, maka
dalam penyusunan dan pelaksanaanya memerlukan partisipasi dan informasi yang
relevan tentang apa yang direncanakan dan apa yang akan dikerjakan dari semua
komponen yang ada serta perlu dikomunikasikan oleh semua pihak yang terlibat
dalam perencanaan dan pelaksanaan untuk mewujudkan tujuan dalam perusahaan
mulai dari atasan maupun sampai bawahan. Partisipasi dimaksud sangat diharapkan
Partisipasi Dalam Penyusunan
Anggaran
Job relevant information
Komunikasi Dalam Perusahaan dari level
bawah ke atas dan sebaliknya
dari para manajer pertanggungjawaban yang ada dalam perusahaan, sebab semakin
besar keterlibatan mereka dalam merumuskan sesuatu hal yang dapat menghasilkan
keputusan dalam perusahaan, maka akan semakin tinggi rasa tanggung jawab mereka
untuk menyukseskan keputusan tersebut dan akan terlaksana dengan baik. Hal yang
tak kalah penting juga diperhatikan dalam proses pengambilan dan pelaksanaan suatu
keputusan maupun rencana kerja dalam perusahaan, yakni terdapatnya jalinan
komunikasi yang baik di kalangan semua pihak, sebab jika dalam suatu perusahaan
komunikasi tidak baik, maka anggaran tersebut tidak akan berjalan secara efektif dan
efisien. Komunikasi yang baik sangat dibutuhkan untuk menjalankan kegiatan
operasional dan demi kelangsungan hidup perusahaan, sebab bila setiap personil yang
ada dalam perusahaan tidak mampu berkomunikasi dengan baik antara yang satu
dengan yang lainnya, maka mereka tidak akan bisa bekerjasama satu sama lain.
Informasi yang relevan dan komunikasi yang baik berarti perusahaan dapat
dijalankan dengan baik, komunikasi yang baik dengan informasi yang relevan
merupakan perekat yang menyatukan semua komponen yang ada dalam perusahaan
agar dapat bekerjasama untuk mencapai tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Bila
komunikasi yang baik dapat tercapai dengan informasi yang relevan dengan
keputusan yang akan diambil dalam perusahaan maka akan tumbuh motivasi untuk
mencapai kinerja yang baik. Informasi yang relevan dalam penyusunan anggaran
adalah seluruh informasi yang bermanfaat dan berkaitan dengan seluruh kegiatan
yang akan dilaksanakan yang diperoleh dari atasan/pemegang kuasa yang diberikan
Anggaran tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya komunikasi yang
baik antara pimpinan dan bawahan. Kemampuan berkomunikasi secara efektif bagi
seorang pimpinan erat kaitanya dengan kepemimpinan yang berwibawa, maka ia
perlu mempunyai kemampuan berkomunikasi secara efektif. Kemahiran
berkomunikasi bagi seorang manajer dapat memperkecil, bahkan menghilangkan
konflik antara kepentingan pribadi dengan kepentingan organisasi. Dengan adanya
komunikasi yang baik antara bawahan dengan atasan maka seluruh informasi yang
relevant dengan rencana yang akan dilaksanakan dan bawahan akan memberikan
saran secara terbuka kepada atasan jika dalam penyusunan dan pelaksanaan
anggaran melibatkan para bawahan (manajer) sehingga kinerja para manajer akan
3.2. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tinjauan teori, dan
kerangka pemikiran, maka hipotesis penelitian dapat dikemukakan sebagai berikut:
1. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja
manajerial
2. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial
dengan Job Relevant Information sebagai variabel moderating
pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.
3. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial
dengan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di Propinsi
Sumatera Utara.
4. Partisipasi dalam penyusunan anggaran berpengaruh terhadap kinerja manajerial
Dengan JRI dan komunikasi sebagai variabel moderating pada PDAM di
BAB IV
METODE PENELITIAN 4.1. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang menguji teori-teori melalui
pengukuran variabel-variabel penelitian dengan angka dan melakukan analisis data
dengan prosedur statistik. Tujuan penelitian ini untuk menguji hipotesis penelitian
yang berkaitan dengan current status dari responden yang diteliti. Hasil pengujian
hipotesis digunakan sebagai dasar untuk menarik kesimpulan penelitian, mendukung
atau menolak hipotesis yang dikembangkan dari telaah teoritis. Penelitian ini akan
mengidentifikasi bagaimana variabel independen dan moderating mempengaruhi
variabel dependen.
4.2. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Propinsi Sumatera utara dan menjadikan PDAM
di Sumatera Utara sebagai objek penelitian. Objek penelitian ini dipilih karena
PDAM merupakan Badan Usaha Milik Daerah yang dalam penyusunan anggaran
perusahaan serta pengambilan kebijakan anggaran melibatkan para Kepala Cabang,
Kepala Satuan Operasional (KSO),Manajer Keuangan, Manajer Operasional dan
Direktur PDAM dimasing-masing Pemda dan Pemko. Penelitian ini akan membahas
permasalahan tentang partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran di PDAM
melihat pengaruh Job Relevant Information dan Komunikasi sebagai variabel
moderating.
4.3. Populasi dan Sampel
1. Populasi dalam penelitian ini yaitu semua manajer yang terlibat dalam
penyusunan anggaran yang ada dalam struktur organisasi pada perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) di Propinsi Sumatera Utara, yang terlibat dalam
proses penyusunan anggaran pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara
sebanyak 123 orang. Dalam penetapan sampel penelitian ditetapkan 60
sampel yang dipilih dari populasi (Purposive Sampling)
Tabel 4.1. Target Populasi
Keterangan Jumlah
PDAM Tirtanadi (18 Cabang ) 54 orang
KSO/Kerjasama Operasional (8 KSO) 24 orang
PDAM Daerah Tingkat II (15 Daerah) 45 orang
4.4. Variabel Penelitian 4.4.1. Klasifikasi Variabel
Variabel bebas (Independent Variable) yang digunakan dalam penelitian ini
yaitu partisipasi dalam penyusunan anggaran dan moderating variable adalah JRI dan
komunikasi, sedangkan variabel terikat (Dependent Variable) yang merupakan
perhatian utama yakni kinerja manajerial. Instrumen dan alat ukur yang digunakan
untuk mengukur variabel-variabel mengunakan skala likert yang diadopsi dari
peneliti terdahulu dengan beberapa modifikasi. Instrumen dimaksud adalah :
1. Variabel partisipasi diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Milani (1975).
Instrumen tersebut berisi enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat
partisipasi manajer dalam penyusunan anggaran, yaitu keikutsertaan manajer
dalam penyusunan anggaran , revisi anggaran, pendapat ataupun usulan manajer
dalam penyusunan anggaran, pengaruh manajer yang tercermin dalam anggaran
akhir perusahaan, kontribusi manajer terhadap anggaran, dan frekuensi
permintaan pendapat manajer oleh atasan dalam penyusunan anggaran.
Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai dengan tujuh pada
setiap butir pertanyaan. Skala pengukuran adalah skala interval dari angka satu
sampai tujuh. Berdasarkan jawaban responden dapat diukur apakah para manajer
ikut berpartisipasi dan memberikan kontribusi mereka dalam penyusunan
anggaran perusahaan. Skor terendah adalah nilai satu yang menunjukkan
skor tertinggi adalah nilai tujuh yang menunjukkan keikutsertaan atau partisipasi
manajer dalam penyusunan anggaran.
2. Untuk variabel JRI diukur dengan instrumen yang diadopsi dari O’Reilly yang
dikembangkan oleh Kren (1992). Instrumen yang terdiri dari lima pertanyaan
mengukur seberapa banyak para manajer memiliki informasi berkaitan dengan
tugas yang dilakukan. Pengukuran variabel JRI dilakukan dengan mengunakan
skala 1 (satu) sampai 7 (tujuh), angka 1 menunjukkan JRI yang rendah dan angka
7 (tujuh) menunjukkan JRI yang tinggi. Banyaknya informasi yang disampaikan
oleh atasan/penguasa anggaran kepada bawahan/pelaksanaan anggaran
hubunganya terhadap partisipasi manajer dan seberapa banyak atasan/penguasa
anggaran meminta masukan informasi kepada bawahan/pelaksana anggaran
dalam rangka revisi, dan pelaksanaan anggaran.
3. Variabel komunikasi diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Corrado (2004).
Instrumen tersebut berisi dua belas butir pertanyaan yang mengukur kebijakan
komunikasi dalam perusahaan, tingkat kejujuran dan keterbukaan informasi,
struktur organisasi yang menunjukkan saluran komunikasi, informasi tentang
rencana dan kemajuan perusahaan, alasan mengapa semua urusan diberikan
secara langsung kepada supervisor yang kemudian diteruskan kepada karyawan,
pertemuan dengan bawahan untuk berdiskusi dan bertukar pikiran, pertemuan
manajemen dengan manajer dan supervisor untuk mendiskusikan hal-hal penting
dalam perusahaan, apakah kebutuhan dan minat yang paling mendasar dari
kepada perusahaan, pemberian informasi tentang gaji, pelatihan, dan kesempatan
untuk meningkatkan karir, pengkomunikasian rencana kerja kepada para supervisi
untuk disampaikan kepada karyawan, sosialisasi dan kunjungan secara tidak
resmi pada pejabat tinggi perusahaan untuk berbicara dengan karyawan ditempat
kerja, dan penjelasan tentang masalah-masalah ekonomi yang mempengaruhi
kondisi perusahaan. Responden diminta untuk memilih skala nilai satu sampai
tujuh pada setiap butir pertanyaan seperti petunjuk pada variabel partisipasi.
4. Sedangkan variabel kinerja manajerial diukur dengan instrumen yang diadopsi dari
Mahoney (1963) dalam Alfar (2006). Instrumen tersebut berisi sembilan butir
pertanyaan yang mengukur perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi,
pengawasan, pemilihan staf, negosiasi, representasi dan penilaian kinerja secara
4.4.2. Defenisi Operasional Variabel
Untuk menjelaskan variabel-variabel yang sudah diidentifikasikan, maka
definisi operasional variabel adalah sebagai berikut :
Tabel 4.2. Defenisi Operasional Variabel
Jenis Variabel
Nama Variabel Definisi Instrumen Skala
Pengukuran
Independen Partisipasi dalam penyusunan anggaran
Keikutsertaan para manajer dan penyelia yang berkompeten dalam merumuskan rencana kerja dan target perusahaan dalam periode tertentu.
Kuesioner Interval
Dependen Kinerja Manajerial
Faktor-Faktor yang dapat meningkatkan kinerja individu dalam perusahaan melalui perencanaan, investigasi, pengkoordinasian, evaluasi, pengawasan, pemilihan staf, negosiasi dan representasi
Kuesioner Interval
Moderating Job Relevant Information
Informasi yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas
Kuesioner Interval
Moderating Komunikasi Suatu bentuk informasi yang jujur dan terbuka baik dari pihak atasan maupun bawahan tentang rencana-rencana dan kemajuan perusahaan, pembahasan masalah-masalah yang timbul dalam perusahaan, pertemuan antara atasan dan bawahan untuk bertukar pikir dan mendiskusikan hal-hal penting dalam organisasi, penjelasan tentang berbagai hal, seperti kompensasi yang akan diberikan kepada karyawan sehubungan dengan pelaksanaan tugas dan tanggungjawab mereka serta penjelasan tentang masalah ekonomi yang dapat mempengaruhi kondisi perusahaan.
Kuesioner Interval
Partisipasi para manajer dalam penyusunan anggaran sangat mendukung
keberhasilan pencapaian anggaran yang telah digariskan dalam anggaran perusahaan,
dan hal ini secara langsung mendukung kinerja manajer yang lebih baik. Akan tetapi
keterlibatan manajer dalam penyusunan anggaran tidak memberikan kepastian
pencapaian kinerja yang lebih baik apabila dalam pelaksanaan anggaran informasi
yang memfasilitasi pembuatan keputusan yang berhubungan dengan tugas tidak
dikomunikasikan dengan jujur dan terbuka baik dari pihak atasan maupun bawahan
4.5. Prosedur Pengambilan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Metode
pengumpulan data adalah mengunakan metode survei dengan mengunakan
pertanyaan tertulis melalui pengisian kuisoner oleh unit sampel. Unit sampel adalah
para manajer yang terlibat dalam penyusunan anggaran pada PDAM di Propinsi
Sumatera Utara. Kuisoner penelitian diedarkan langsung oleh peneliti melalui semua
divisi yang ada pada PDAM di Propinsi Sumatera Utara.
4.6. Model dan Teknik Analisis Data 4.6.1. Model Analisis Data
Data dianalisis dengan mengunakan metode Analisis Data Multivariate, yang
mana metode ini merupakan metode statistik deskriptif dan inferensial yang
digunakan untuk menganalisis data lebih dari dua variabel penelitian. Tujuan
penelitian disamping mendeskripsikan distribusi data, juga menguji dependensi dan
interdependensi antar variabel yang diteliti (Indriantoro dan Supomo,1999:200).
Analisis dependensi (Analysis of dependence) merupakan metode statistik dalam
analisis multivariate yang digunakan untuk menjelaskan dan memprediksi satu atau
lebih variabel dependen berdasarkan beberapa variabel independen. Analisis
interdependensi (Analysis of Interdependence) merupakan metode statistik dalam
analisis multivariate yang digunakan untuk mengetahui struktur dari sekelompok