UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
ANALISIS PERILAKU NASABAH DALAM MEMILIH KREDIT PERBANKAN
(STUDI KASUS : BANK BRI UNIT BATANG KUIS) DI KABUPATEN DELI SERDANG
Diajukan Oleh :
LIDIA KHASHOGGI SIMBOLON 080523019
EKONOMI PEMBANGUNAN
Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PENANGGUNG JAWAB SKRIPSI
NAMA : LIDIA KHASHOGGI SIMBOLON
NIM : 080523019
DEPARTEMEN : EKONOMI PEMBANGUNAN
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PERILAKU NASABAH DALAM
MEMILIH KREDIT PERBANKAN (STUDI KASUS :
BANK BRI UNIT BATANG KUIS) DI KABUPATEN
DELI SERDANG.
TANGGAL : ...
Pembimbing Skripsi
(Drs. A. Samad Zaino, MS)
NIP : 19460810 197412 1 001
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
BERITA ACARA UJIAN
Hari :
Tanggal :
Departemen : Ekonomi Pembangunan
Judul Skripsi : Analisis Perilaku Nasabah Dalam Memilih Kredit
Perbankan (Studi Kasus : Bank BRI Unit Batang Kuis)
Di Kabupaten Deli Serdang.
Ketua Program Studi Pembimbing
(Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D) (Drs. A. Samad Zaino , Ms) NIP : 19710503 200312 1 003 NIP : 19460810 197412 1 001
Penguji I Penguji II
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS EKONOMI
MEDAN
PERSETUJUAN ADMINISTRASI AKADEMIK
NAMA : LIDIA KHASHOGGI SIMBOLON
NIM : 080523019
DEPARTEMEN : EKONOMI PEMBANGUNAN
JUDUL SKRIPSI : ANALISIS PERILAKU NASABAH DALAM
MEMILIH KREDIT PERBANKAN (STUDI KASUS :
BANK BRI UNIT BATANG KUIS) DI KABUPATEN
DELI SERDANG.
Tanggal : ... Ketua Departemen
(Irsyad Lubis, SE, M.Soc.Sc, Ph.D) NIP : 19710503 200312 1 003
Tanggal : ... Dekan
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang maha Esa yang telah
melimpahkan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan
penulisan skripsi yang berjudul “Analisis Perilaku Nasabah Dalam Memilih
Kredit Perbankan (Studi Kasus : Bank BRI Unit Batang Kuis) Di Kabupaten Deli
Serdang” ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa selama penulisan skripsi ini, penulis telah
banyak mendapatkan bantuan, bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak.
Untuk itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sumatera Utara.
2. Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec selaku Ketua Departemen Ekonomi
Pembangunan fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Drs. Samad Zaino, MS selaku dosen pembimbing yang telah memberi
inspirasi, bersedia meluangkan waktu, memberikan masukan dan
bimbingan dari awal pengerjaan sampai dengan selesainya skripsi ini.
4. Wahyu Ario Pratomo, SE, M.Ec dan Drs. Syarief Fauzie, SE, M.AK, AK
selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan petunjuk dan
5. Seluruh staff pengajar dan pegawai di Fakultas Ekonomi terkhusus
Departemen Ekonomi Pembangunan atas pengajaran, bimbingan, dan
bantuannya kepada penulis selama mengikuti perkuliahan.
6. Kepada kedua orang tua tercinta Sarmen Simbolon dan Ros Deliana
Rumapea, Spd teristimewa penulis persembahkan sebagai rasa hormat dan
penghargaan atas doa, perhatian, didikan, nasihat, dukungan, cinta kasih,
motivasi terbesar, juga kepada ketiga adikku Dewi Agustina Simbolon,
Yenny Simbolon, dan Salmon Simbolon yang selalu mendukung saya
dalam doa-doanya dalam penyusunan skripsi ini.
7. Saya juga mengucapkan terima kasih buat kekasihku Ferry May Andy
Indrawan Silaban, yang juga selalu memberikan semangat buat saya,
selalu memberikan motivasi disaat saya sedang jenuh, dan juga yang selalu
setia mendoakan saya di dalam penyusunan skripsi ini.
8. Buat teman-teman Ekonomi Pembangunan Ekstensi angkatan 2008 (Ana,
Juli, Eprina, Indra, Safridal, dll) terima kasih buat masukan dan sarannya.
9. Buat teman satu kos Endang dan Juli terima kasih buat semangat dan
dukungannya.
10.Buat anak Ekonomi Pembangunan Ekstensi khususnya stambuk 2010 (Mia
dan Mitha).
11.Buat teman-teman Naposo Bulung HKBP Parsaoran Batang Kuis terima
kasih atas dorongan dan hiburan yang telah kalian berikan buat saya.
12.Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat penulis sebutkan satu
Semoga skripsi yang penulis kerjakan ini dapat bermanfaat bagi
masyarakat pada umumnya. Kesempurnaan hanya milik Tuhan semata, saran dan
kritik yang membangun sangat penulis harapkan demi kemajuan bersama karena
masih banyak kekurangan dan kelemahan ada pada diri penulis. Akhir kata
penulis ucapkan banyak terima kasih.
Medan, 2011 Penulis
Lidia Khashoggi Simbolon NIM : 080523019
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan pada bank BRI Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, besarnya Jumlah Kredit (plafond), Jaminan/Agunan, Jangka Waktu, Proses Penyaluran Kredit, dan Pelayanan.
Data diperoleh dari 30 orang nasabah Bank BRI Batang Kuis dengan teknik pengambilan simple random sampling. Metode yang digunakan dalam analisis terhadap perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan pada Bank BRI Unit Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang adalah Analisis Deskriptif, analisis deduktif dan Uji F-Statistik. Uji Validitas dan reliabilitas dengan nilai rtabel
adalah 0,5 %.
Hasil pengujian ini membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan pada Bank BRI Unit Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang adalah Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Besarnya Jumlah Kredit (Plafon), Jangka Waktu Pengembalian Kredit, Proses Penyaluran Kredit, Jaminan/Agunan, dan Pelayanan dimana semuanya berpengaruh signifikan.
Kata Kunci : Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Besarnya Jumlah Kredit, Jangka Waktu Pengembalian Kredit, Proses Penyaluran Kredit, Jaminan/Agunan, Pelayanan.
ABSTRACT
The purpose of this study was to analyze the behavior of customers in choosing a
bank loan at the bank BRI Trunk Quiz in Deli Serdang regency. The independent
variables in this study is the customer Income, Interest Rate, Number of Credit
amount (ceiling), Security / Collateral, Term, Credit Distribution Process, and
Service.
Data obtained from 30 people customers of Bank BRI Trunk Quiz by taking
simple random sampling technique. The method used in the analysis of customer
behavior in choosing a bank loan with Bank BRI Trunk Quiz in Deli Serdang
regency is descriptive analysis, deductive analysis and test F-statistics. Test
validity and reliability with rtabel value is 0.5%.
These test results prove that the factors that influence the behavior of customers in
choosing a bank loan with Bank BRI Trunk Quiz in Deli Serdang regency is
customer Income, Interest Rate, Number of Credit amount (ceiling), the Term
Loan Returns, The Distribution of Credit, Guarantee / collateral, and Service in
which all have a significant effect.
Keywords: Customer Revenue, Interest Rate, Total amount of Credit, Term Loan
DAFTAR ISI
DAFTAR LAMPIRAN... x
DAFTAR TABEL... xi
DAFTAR GRAFIK ... xii
BAB I PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1
1.2Perumusan Masalah ... 5
1.3Hipotesis ... 6
1.4Tujuan Penelitian ... 6
1.5Manfaat Penelitian ... 7
BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN 2.1 Pengertian Analisis ... 8
2.2 Definisi Bank ... 8
2.3 Jenis-jenis Bank ... 10
2.4 Pengertian Masyarakat ... 11
2.5 Pengertian Perilaku Konsumen ... 12
2.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 14
2.7 Pengertian Kredit ... 15
2.8 Manfaat Kredit Secara Umum ... 16
2.9 Prinsip Pemberian Kredit ... 20
2.10Jenis Kredit Yang Diberikan ... 23
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Ruang Lingkup Penelitian ... 28
3.2 Penentuan Populasi Sampel ... 28
3.3 Metode Pengambilan Sampel ... 29
3.4 Jenis Dan Teknik Pengambilan Data ... 29
3.5 Instrumen Penelitian ... 30
3.6 Uji Validitas Dan Reliabilitas Kuisioner ... 31
3.7 Metode Analisis Data ... 33
3.7.1 Analisis Deskriptif ... 34
3.7.2 Analisis Deduktif ... 34
3.7.3 Uji Kesesuaian (Uji F-Statistik) ... 34
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Bank BRI ... 37
4.2 Visi Dan Misi Bank BRI ... 38
4.3 Budaya Kerja Bank BRI ... 39
4.4 Struktur Organisasi ... 40
4.5 Gambaran Umum Kecamatan ... 45
4.6 Hasil Pengolahan Data ... 46
4.6.1 Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 46
4.6.2 Analisis Deskriptif ... 49
4.6.3 Analisis Deduktif... 56
4.6.4 Analisis Kesesuaian (Uji F-Statistik) ... 63
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 66
5.2 Saran ... 67
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran I : Peta Kecamatan Batang Kuis Kabupaten Deli serdang
Lampiran II : Kuisioner Penelitian
Lampiran III : Data Penelitian Kuisioner
Lampiran IV : Hasil Validitas dan Reliabilitas
Lampiran V : Deskriptif Karakteristik Responden
Lampiran VI : Nilai-nilai r Product moment
Lampiran VII : Indeks Pertanyaan
Lampiran VIII : Hasil Uji F-Statistik
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3.1 Instrumen Skala Likert 31
4.1 Demografi 46
4.2 Validitas Tiap Pertanyaan 48
4.3 Reliabilitas Kuisioner 49
4.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis kelamin 50
4.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur 51
4.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan 52
4.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Penghasilan Perbulan53
4.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Status Pernikahan 54
4.9 Karakteristik Responden Berdasarkan jenis kredit 55
4.10 Indeks Pertanyaan pendapatan nasabah 56
4.11 Indeks Pertanyaan tingkat suku bunga 57
4.12 Indeks Pertanyaan Besarnya jumlah kredit 58
4.13 Indeks Pertanyaan jangka waktu pengembalian kredit 59
4.14 Indeks Pertanyaan proses penyaluran kredit 60
4.15 Indeks Pertanyaan jaminan/agunan 61
4.16 Indeks Pertanyaan pelayanan 62
4.17 Rangking Indeks pertanyaan 63
4.18 Uji F-Statistik 65
DAFTAR GRAFIK
No. Grafik Grafik Halaman
4.1 Responden berdasarkan Jenis kelamin 50
4.2 Responden berdasarkan Umur 52
4.3 Responden berdasarkan Pekerjaan 53
4.4 Responden berdasarkan Penghasilan Perbulan 54
4.5 Responden berdasarkan Status Pernikahan 55
4.6 Responden berdasarkan Jenis Kredit 56
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan pada bank BRI Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang. Adapun variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, besarnya Jumlah Kredit (plafond), Jaminan/Agunan, Jangka Waktu, Proses Penyaluran Kredit, dan Pelayanan.
Data diperoleh dari 30 orang nasabah Bank BRI Batang Kuis dengan teknik pengambilan simple random sampling. Metode yang digunakan dalam analisis terhadap perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan pada Bank BRI Unit Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang adalah Analisis Deskriptif, analisis deduktif dan Uji F-Statistik. Uji Validitas dan reliabilitas dengan nilai rtabel
adalah 0,5 %.
Hasil pengujian ini membuktikan bahwa faktor yang mempengaruhi perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan pada Bank BRI Unit Batang Kuis di Kabupaten Deli Serdang adalah Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Besarnya Jumlah Kredit (Plafon), Jangka Waktu Pengembalian Kredit, Proses Penyaluran Kredit, Jaminan/Agunan, dan Pelayanan dimana semuanya berpengaruh signifikan.
Kata Kunci : Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Besarnya Jumlah Kredit, Jangka Waktu Pengembalian Kredit, Proses Penyaluran Kredit, Jaminan/Agunan, Pelayanan.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perkembangan positif dunia saat ini telah membawa para pelaku
perbankan ke persaingan yang sangat ketat untuk memperebutkan nasabah.
Berbagai pendekatan untuk memperebutkan dana dari nasabah baik melalui
peningkatan sarana dan prasarana berfasilitas teknologi tinggi maupun dengan
pengembangan sumber daya manusia agar mampu memberikan pelayanan terbaik
kepada nasabah telah dilakukan.
Persaingan untuk memberikan pelayanan yang terbaik kepada nasabah
yang dilakukan oleh masing-masing bank telah menempatkan nasabah sebagai
pengambil keputusan. Semakin banyaknya bank yang beroperasi dengan berbagai
fasilitas dan kemudahan yang ditawarkan, membuat nasabah dapat menentukan
pilihan sesuai dengan kebutuhannya.
Perbankan merupakan industri jasa yang sangat penting dalam menunjang
program pembiayaan pembangunan, baik sebagai penghimpun dana, sebagai
lembaga yang memperlancar arus uang dari masyarakat dan menuju masyarakat,
dalam hal ini bank merupakan perantara keuangan masyarakat dan sebagai alat
pembangunan.
Bank Rakyat Indonesia yang dikenal dengan nama Bank BRI adalah
wilayah Indonesia dan memiliki unit kerja yang sangat luas, sampai pada daerah
yang terpencil. Salah satu Unit Bank BRI adalah Bank BRI Unit Batang Kuis.
Bank BRI Unit Batang Kuis sebagai bank umum dalam melaksanakan
fungsinya antara lain sebagai keuangan nasabah dan juga merupakan alat
pembangunan yang bertujuan meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi
dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Dalam
rangka operasional d i B a n k BRI Unit Batang Kuis menjalankan fungsinya
dengan menghimpun dana dan menyalurkan kemasyarakat dalam bentuk kredit
berupa Kredit Umum Pedesaan (Kupedes), Kredit BRIGUNA, dan Kredit
KUR Mikro (Kredit Usaha Rakyat).
Mengenali perilaku konsumen tidaklah mudah, kadang mereka terus
terang menyatakan kebutuhan dan keinginannya, namun sering pula mereka
bertindak sebaliknya. Mungkin mereka tidak memahami motivasi mereka secara
lebih mendalam, sehingga mereka sering pula bereaksi untuk mengubah pikiran
mereka pada menit-menit terakhir sebelum akhirnya melakukan keputusan
pembelian.
Keberhasilan pemasaran suatu bank tidak hanya dinilai dari seberapa besar
dana yang dapat dihimpun dari masyarakat, namun juga bagaimana cara
mempertahankan dana tersebut. Dalam pemasaran dikenal bahwa setelah
konsumen melakukan keputusan pembelian, ada proses yang dinamakan tingkah
laku pasca pembelian yang didasarkan rasa puas dan tidak puas. Sedangkan rasa
puas dan tidak puas konsumen terletak pada hubungan antara harapan konsumen
Bila produk tidak memenuhi harapan konsumen, konsumen merasa tidak
puas, dan bila melebihi harapan konsumen, konsumen merasa puas dan akan
melakukan pembelian ulang. Hal ini jika dikaitkan dengan dunia perbankan, maka
nasabah akan tetap menyimpan dananya pada suatu bank jika dia merasa puas
akan produk yang diberikan bank tersebut.
Perilaku nasabah merupakan suatu tindakan nyata konsumen yang
dipengaruhi oleh faktor-faktor kejiwaan dan faktor luar lainnya yang
mengarahkan mereka untuk memilih dan mempergunakan barang atau jasa yang
diinginkannya. Perilaku nasabah suatu bank dapat dipengaruhi oleh beberapa
faktor antara lain keyakinan nasabah terhadap bank yang bersangkutan, kepuasan
nasabah terhadap pelayanan bertransaksi, keyakinan terhadap referen serta
pengalaman masa lalu nasabah. Proses pengambilan keputusan pembelian ini
adalah penentuan kebutuhan/masalah, pencarian informasi, penilaian alternatif,
keputusan membeli dan perilaku pasca pembelian. Dari definisi tersebut terdapat
tiga ide penting dari perilaku konsumen yaitu : (1) perilaku konsumen adalah
dinamis; (2) hal tersebut melibatkan interaksi antara afeksi, dan kognisi, perilaku
dan kejadian di sekitar, serta (3) hal tersebut melibatkan pertukaran (Setiadi
2003:45).
Seseorang sebelum bertindak seringkali mengembangkan keinginan
berperilaku berdasarkan kemungkinan tindakan yang akan dilakukan. Keinginan
berperilaku didefinisikan sebagai keinginan konsumen untuk berperilaku
menurut cara tertentu dalam rangka memiliki, membuang, dan menggunakan
Pendapat para ahli dapat disimpulkan melalui dua elemen penting dari
arti perilaku konsumen yaitu kegiatan fisik dan proses pengambilan keputusan,
yang semua ini melibatkan individu, kelompok, atau organisasi dalam menilai,
mendapatkan, dan menggunakan barang-barang atau jasa yang dapat
dipengaruhi lingkungan.
Kualitas pelayanan akan memberikan konsekuensi perilaku tertentu pada
konsumennya. Parasuman (2002:30) mengatakan konsekuensi perilaku kualitas
layanan dapat dilihat sebagai tanda terjadinya retensi (bertahan) dan defeksi
(berpindah), apabila kualitas layanan yang diterima menyenangkan, maka
konsumen akan tetap setia pada perusahaan dan sebaliknya, apabila kualitas
layanan yang diterima tidak menyenangkan maka konsumen akan meninggalkan
perusahaan tersebut.
Kepuasaan konsumen salah satunya dipengaruhi oleh pelayanan
(service). Apabila perusahaan dapat memberikan pelayanan yang baik terhadap
konsumen, maka konsumen akan merasa puas dengan pelayanan yang
didapatnya, sehingga hal ini akan berpengaruh kepada besar kecilnya
permintaan konsumen terhadap barang atau jasa yang dihasilkan. Banyak
nasabah yang mengalami ketidakpuasan terhadap pelayanan jasa perbankan
karena perusahaan hanya dapat melayani keluhan nasabah dalam jumlah
terbatas. Kemampuan perusahaan untuk menjaga kualitas pelayanan yang
diberikan kepada konsumen merupakan salah satu faktor yang menentukan
keberhasilan suatu perusahaan untuk tetap unggul dalam persaingan dan
Perilaku konsumen pasca pembelian menjadi sangat penting bagi
perusahaan. Perilaku mereka dapat mempengaruhi ucapan-ucapan mereka kepada
pihak lain tentang produk perusahaan. Bagi perusahaan jasa seperti perbankan
perilaku nasabah pasca pembelian jasa layanan perbankan, akan menentukan
minat nasabah untuk melakukan transaksi lagi di bank tersebut. Ada kemungkinan
nasabah tidak akan menjadi nasabah bank lagi setelah melakukan transaksi di
suatu bank karena ketidaksesuaian kualitas pelayanan yang didapatkan dengan
keinginan atau apa yang digambarkan sebelumnya.
Berdasarkan uraian diatas, maka penulis mengambil judul penelitian.
“ ANALISIS PERILAKU NASABAH DALAM MEMILIH KREDIT PERBANKAN (STUDI KASUS : BANK BRI UNIT BATANG KUIS) DI KABUPATEN DELI SERDANG ”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah:
1. Apakah Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Kredit (plafond),
Jaminan/Agunan, Jangka Waktu, Proses Penyaluran Kredit, dan Pelayanan
secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap perilaku nasabah dalam
memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis?
2. Diantara Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Jumlah Kredit (plafond),
Jaminan/Agunan, Jangka Waktu, Proses Penyaluran Kredit, dan Pelayanan
manakah yang paling dominan mempengaruhi perilaku nasabah dalam
1.3 Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap suatu permasalahan yang
ada, artinya hipotesa bukanlah merupakan berarti jawaban akhir, namun menjadi
kesimpulan sementara yang harus diuji kebenarannya dengan data-data yang
mempunyai hubungan ataupun dengan melihat fakta yang terjadi dilapangan. Maka
berdasarkan uraian perumusan masalah diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini
adalah :
1. Pendapatan nasabah, Tingkat Suku Bunga, Besarnya Jumlah Kredit (plafond),
Jaminan/Agunan, Jangka Waktu, Proses Penyaluran Kredit, dan Pelayanan
secara bersama-sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap perilaku
nasabah dalam memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis.
2. Pendapatan nasabah dan Besarnya jumlah kredit (plafond) merupakan faktor yang paling dominan dipilih terhadap permintaan kredit di Bank BRI Unit
Batang Kuis.
1 . 4 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian yang akan dibahas, sesuai dengan permasalahan diatas
adalah :
1. Mengetahui dan menganalisis faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku
nasabah dalam memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis.
2. Mengetahui dalam menganalisis faktor yang paling berpengaruh terhadap
1.5 Manfaat Penelitian
Adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
pihak-pihak terkait. Adapun manfaat yang diharapkan antara lain:
1. Dapat mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi perilaku nasabah dalam
memilih kredit perbankan di Bank BRI Batang Kuis.
2. Sebagai referensi yang bermanfaat bagi pihak lain untuk mengadakan
penelitian lanjutan yang lebih mendalam pada masa yang akan datang.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Analisis
Analisis adalah suatu kegiatan yang meneliti atau menelaah suatu objek
yang akan diteliti untuk memperoleh informasi-informasi yang diperlukan bagi
suatu penelitian.
2.2 Definisi Bank
Kegiatan perbankan mulai dikenal pada zaman Babylonia. Kemudian
berkembang ke zaman Yunani kuno serta zaman Romawi. Pada saat itu kegiatan
utama bank baru sebatas tempat tukar-menukar uang oleh para pedagang valuta
asing.
Di Indonesia, perkembangan perbankan juga tidak terlepas dari era zaman
penjajahan Hindia-Belanda dahulu. Pada saat itu terdapat beberapa bank yang
memegang peranan penting dalam pemerintahan penjajahan Belanda.
Bagi suatu negara, bank dapat dikatakan sebagai darahnya perekonomian
suatu Negara. Karena itu, peranan perbankan sangat mempengaruhi kegiatan
ekonomi suatu Negara. Dengan kata lain, kemajuan suatu bank di suatu negara
dapat pula dijadikan ukuran kemajuan negara yang bersangkutan. Semakin maju
suatu negara, maka semakin besar peranan perbankan dalam mengendalikan
negara tersebut. Artinya, keberadaan dunia perbankan semakin dibutuhkan
Menurut Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Pokok-pokok
Perbankan mendefenisikan Perbankan adalah “segala sesuatu yang menyangkut
tentang Bank, mencakup kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses
dalam melaksanakan kegiatan usahanya.” Selanjutnya pengertian Bank menurut
Undang-Undang ini adalah, “badan usaha yang menghimpun dana dari
masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat
dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan
taraf hidup rakyat banyak.”
Bank termasuk perusahaan industri jasa karena produknya hanya
memberikan pelayanan jasa kepada masyarakat. Agar pengertian bank menjadi
jelas, penulis mengutip beberapa definisi atau rumusan yang dikemukakan sebagai
berikut :
1. Prof. G. M. Verryn struart
Bank adalah badan usaha yang wujudnya memuaskan keperluan orang lain,
dengan memberikan kredit berupa uang yang diterimanya dari orang lain,
sekalipun dengan jalan mengeluarkan uang baru kertas atau logam.
2. A. Abdurrachman
Bank adalah suatu jenis lembaga keuangan yang melaksanakan berbagai
macam usaha, seperti memberikan pinjaman, mengedarkan mata uang,
pengawasan terhadap mata uang, bertindak sebagai tempat penyimpanan
benda-benda berharga, membiayai perusahaan-perusahaan dan lain-lain.
Definisi Bank diatas memberi tekanan bahwa bank dalam melakukan
sumber dana bank. Demikian pula dari segi penyaluran dananya, hendaknya bank
tidak semata-mata memperoleh keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemilik
tapi juga kegiatannya itu harus pula diarahkan pada peningkatan taraf hidup
masyarakat. Definisi tersebut merupakan komitmen bagi setiap bank yang
menjalankan usahanya di Indonesia.
2.3Jenis-jenis Bank
Di Indonesia saat ini terdapat beberapa jenis perbankan seperti yang diatur
dalam Undang-Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 dengan sebelumnya, yaitu
Undang-Undang No.14 Tahun 1967, maka terdapat beberapa perbedaan. Namun
kegiatan utama atau pokok bank sebagai lembaga keuangan yang menghimpun
dana dari masyarakat dan menyalurkan dana tidak berbeda satu sama lainnya.
Adapun jenis perbankan dewasa ini jika ditinjau dari berbagai segi antara
lain:
Bank menurut status kepemilikannya dibagi atas:
1. Bank Milik Pemerintah
2. Bank Milik Swasta Nasional
3. Bank Milik Swasta Asing
4. Bank Milik Koperasi
Bank menurut badan hukum terdiri atas:
1. Perseroan Terbatas
2. Perusahaan Daerah
Bank menurut fungsinya dibagi atas:
1. Bank Indonesia
2. Bank Umum
3. Bank Perkreditan Rakyat
Bank menurut kemampuan menciptakan uang:
1. Bank Primer
2. Bank Skunder
Bank menurut wilayah kerja:
1. Bank Devisa
2. Bank Non Devisa
2.4 Pengertian Masyarakat
Masyarakat adalah sejumlah manusia yang merupakan satu kesatuan
golongan yang berhubungan tetap dan mempunyai kepentingan yang sama.
Berikut di bawah ini adalah beberapa pengertian masyarakat dari beberapa ahli
sosiologi dunia yaitu :
1. Menurut Selo Sumardjan masyarakat adalah orang-orang yang hidup
bersama dan menghasilkan kebudayaan.
2. Menurut Karl Marx masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu
ketegangan organisasi atau perkembangan akibat adanya pertentangan antara
kelompok-kelompok yang terbagi secara ekonomi.
3. Menurut Emile Durkheim masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif
4. Menurut Paul B. Horton & C. Hunt masyarakat merupakan kumpulan
manusia yang relatif mandiri, hidup bersama-sama dalam waktu yang cukup
lama, tinggal di suatu wilayah tertentu, mempunyai kebudayaan sama serta
melakukan sebagian besar kegiatan di dalam kelompok / kumpulan manusia
tersebut.
2.5 Pengertian Perilaku Konsumen
1. James F. Engel et. Al dalam Mangkunegara (2002:12), berpendapat bahwa
Perilaku Konsumen didefinisikan sebagai tindakan-tindakan individu yang
secara langsung terlibat dalam usaha memperoleh dan menggunakan
barang-barang jasa ekonomis termasuk proses pengambilan keputusan yang
mendahului dan menentukan tindakan-tindakan tersebut.
2. Setiadi (2003:26), sikap disebut juga sebagai konsep yang paling khusus
dan sangat dibutuhkan dalam psikologis sosial kontemporer. Sikap juga
merupakan salah satu konsep yang paling penting yang dipakai pemasar
untuk memahami konsumen.
3. Schiffman dan Kanuk dalam Sumarwan (2003:23), mendefinisikan
Perilaku Konsumen diartikan sebagai perilaku yang diperlihatkan konsumen
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghabiskan
produk dan jasa yang mereka harapkan akan memuaskan kebutuhan
mereka).
Secara umum setiap masyarakat (nasabah) memiliki keinginan yang
memperoleh perhatian.
Berikut ini sifat-sifat nasabah yang harus dikenal :
1. Nasabah dianggap sebagai raja
Pelayanan yang diberikan haruslah seperti melayani seorang raja dalam
arti masih dalam batas-batas etika dan moral dengan tidak merendahkan derajat
bank atau CS itu sendiri.
2. Mau dipenuhi keinginan dan kebutuhannya
Kedatangan nasabah ke bank adalah agar hasrat atau keinginannya terpenuhi,
baik berupa informasi, pengisian aplikasi, atau keluhan-keluhan.
3. Tidak mau didebat dan tidak mau disinggung
Sudah merupakan hukum alam bahwa nasabah paling tidak suka dibantah atau
didebat. Usaha setiap pelaanan dilakukan melalui diskusi yan santai dan
rileks. Pandai-pandailah mengemukakan pendapat sehingga nasabah tidak
mudah tersinggung.
4. Nasabah mau diperhatikan
Nasabah yang datang kebank pada hakikatnya ingin memperoleh perhatian.
Jangan sekali-kali menyepelekan atau membiarkan nasabah, berikan perhatian
secara penuh sehingga nasabah benar-benar merasa diperhatikan.
5. Nasabah merupakan sumber pendapatan bank
Pendapatan utama bank adalah dari transaksi yang dilakukan oleh nasabahnya.
Karena itu, jika membiarkan nasabah berarti menghilangkan pendapatan.
2.6 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Proses pembelian yang spesifik terdiri dari urutan kegiatan berikut :
pengenalan masalah kebutuhan, pencarian informasi, evaluasi alternatif,
keputusan pembelian dan perilaku pasca pembelian. Lihat gambar berikut :
Mengenali pencarian evaluasi keputusan perilaku kebutuhan informasi alternatif membeli pasca
pembelian
Secara rinci tahapan-tahapan ini dapat diuraikan sebagai berikut :
a. Pengenalan masalah yaitu konsumen menyadari akan adanya kebutuhan.
Konsumen menyadari adanya perbedaan antara kondisi sesungguhnya dengan
kondisi yang diharapkan.
b. Pencarian informasi yaitu konsumen yang mulai timbul minatnya akan
terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak lagi. Proses ini
diperoleh dari bahan bacaan, menelpon teman ataupun melakukan
kegiatan-kegiatan mencari lainnya.
c. Evaluasi alternatif yaitu mempelajari dan mengevaluasi alternatif yang
diperoleh melalui pencarian informasi untuk mendapatkan alternatif terbaik
yang akan digunakan untuk melakukan keputusan pembelian.
d. Keputusan membeli yaitu melakukan keputusan untuk melakukan pembelian
yang diperoleh dari evaluasi alternatif.
e. Perilaku sesudah pembelian yaitu keadaan dimana sesudah pembelian
terhadap suatu produk atau jasa maka konsumen akan mengalami beberapa
2.7 Pengertian Kredit
Kata “Kredit” berasal dari bahasa Yunani yaitu “Credere” yang berarti
“Kepercayaan” atau dalam bahasa Latin “Creditum” yang berarti “kepercayaan
atau kebenaran”.
Undang-undang perbankan yang diubah menggunakan dua istilah yang
berbeda, namun mengandung makna yang sama untuk pengertian kredit.
Penggunaan istilah tersebut tergantung pada kegiatan usaha yang dijalankan oleh
bank. Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat di persamakan.
Dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjaman-meminjam antara
bank dan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Beberapa pendapat
tentang pengertian kredit adalah sebagai berikut:
1. Menurut pengertian dalam praktek sehari-hari, Kredit adalah kemampuan
untuk melaksanakan suatu pembelian atau mengadakan suatu pinjaman
dengan suatu janji pembayarannya akan dilakukan ditangguhkan pada suatu
jangka waktu tertentu. (Djohan, Warman, 2000)
2. Menurut Undang-Undang No.10 Tahun 1998 pasal 1 ayat 11, kredit adalah
penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu,
berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank
dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi utangnya
setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga (UU No.10,1998)
3. Perkreditan Bisnis Inti Bank komersial (M.Joh.Tjoekam,1992) ada dua pilihan
a. Commercial Loan adalah kredit yang diberikan kepada seseorang atau
badan usaha sehingga kredit ini mampu memperbaiki atau
mengembangkan kinerja usaha debitur.
b. Consumer’ sistem Loan merupakan kredit yang diberikan bukan untuk
kegiatan usaha yang produktif tetapi untuk penggunaan yang bersifat
konsumtif namun mampu meningkatkan taraf hidup dan memperkuat daya
beli sipeminjam yang secara tidak langsung mendorong pertumbuhan dan
perkembangan sektor riil.
2.8 Manfaat Kredit Secara Umum
Secara umum kredit memiliki beberapa manfaat bagi berbagai pihak
yang berkepentingan secara langsung berdasarkan beberapa pengertian kredit
tersebut dapat disimpulkan pengertian kredit adalah penyerahan uang, barang atau
jasa berdasarkan kepercayaan yang mana kontra prestasinya diberikan kemudian.
Dasar pemberian kredit adalah kepercayaan, dengan demikian kredit adalah
pemberian kepercayaan. Hal ini berarti bahwa prestasi yang diberikan benar-benar
dapat dikembalikan oleh penerima kredit sesuai dengan waktu dan syarat yang
telah disetujui bersama. Pihak-pihak yang berkepentingan secara langsung tentu
saja adalah pihak bank dan calon debitur dan pihak yang menerima manfaat kredit
secara tidak langsung adalah masyarakat dan pemerintah.
1. Manfaat Kredit Bagi Debitur
Bagi debitur kredit dapat berfungsi sebagai sumber dana yang merupakan
salah satu faktor produksi yang penting dalam kegiatan usaha. Tanpa adanya dana
Namun pada umumnya bank tidak akan membiayai seluruh usaha calon karena itu
debitur dituntut untuk memiliki modal sendiri. Dengan demikian modal sendiri
akan tampak bagi bank bahwa nasabah calon debitur serius dalam mengelola
usahanya.
Ada beberapa keuntungan yang diperoleh oleh calon debitur dengan
memenuhi sumber-sumber dananya dari sektor perkreditan yaitu:
a. Relatif mudah diperoleh bila memang usahanya feasible.
b. Telah ada lembaga yang kuat di masyarakat perbankan yang menawarkan
jasanya di bidang penyediaan dana (kredit)
c. Biaya untuk memperoleh kredit (bunga, biaya administrasi) dapat
diperkirakan dengan tepat hingga memudahkan para pengusaha dalam
menyusun rencana kerjanya untuk masa yang akan datang.
2. Manfaat Kredit bagi Debitur
Salah satu kegiatan pokok dari bank yaitu menerima dan mengumpulkan dana
dari masyarakat dalam berbagai bentuk dan kemudian menyalurkannya
kembali ke dalam bentuk kredit. Dalam melaksanakan fungsinya dalam
menyalurkan kredit bank akan memperoleh berbagai manfaat, yaitu:
a. Memperoleh bunga kredit yaitu selisih antara bunga kredit yang
dibebankan kepada debitur dengan dikurangi oleh biaya dana yang
dibayarkan kepada nasabah penyimpan dana dan dikurangi lagi dengan
biaya-biaya overhead dalam mengelola usaha tersebut.
Dana yang disimpan oleh para nasabahnya dikelolah kembali untuk
mendapatkan bunga atau pendapatan dengan begitu bank dapat menutupi
seluruh biaya yang dikeluarkannya dalam pengelolaan usahanya
perbankan dan bank dapat membayar seluruh kewajibannya kepada
nasabah penyimpan atau lembaga keuangan lainnya.
c. Sarana untuk memasarkan produk jasa dan jasa bank lainnya.
Dengan menyalurkan kredit kepada nasabahnya bank berharap akan dapat
memasarkan produk dan jasa lainnya kepada nasabahnya. Biasanya bank
akan menentukan atau menetapkan suatu syarat agar semua kegiatan
keuangan nasabah debitur dilakukan lewat bank yang bersangkutan.
d. Pemberian kredit untuk mempertahankan dan mengembangkan usahanya.
Seperti yang telah dibahas sebelumnya bahwa bank akan mendapatkan
pendapatan dari bunga kredit yang dibebankan kepada nasabah debiturnya
yang merupakan sumber pendapatan yang paling besar proporsinya bagi
bank, bank akan mendapatkan laba yang memadai apabila mampu
mengelola dana yang diperolehnya menjadi kredit yang produktif dengan
tingkat kolektibilitas yang tinggi. Dari laba tersebut bank dapat
mempertahankan usahanya dan bahkan dapat mengembangkannya.
e. Pemberian kredit untuk merebut pasar (market share) dalam industri
perbankan. Fasilitas kredit dijadikan oleh bank sebagai perangsang dalam
merebut nasabah bank lain dengan pemberian kredit yang lebih besar
jumlahnya dan dengan suku bunga yang lebih rendah. Dengan begitu
3. Manfaat Kredit bagi Pemerintah
Kredit juga memiliki manfaat bagi pemerintah yaitu:
a. Perkreditan dapat digunakan sebagai alat untuk memacu pertumbuhan
ekonomi secara umum maupun untuk pertumbuhan ekonomi sektor-sektor
tertentu.
b. Sebagai alat pengendali moneter
c. Sebagai alat untuk menciptakan lapangan usaha.
d. Pemberian kredit sebagai alat peningkatan dan pemerataan pendapatan
masyarakat.
e. Perkreditan sebagai sumber pendapatan negara.
f. Sebagai alat untuk menciptakan pasar.
4. Manfaat kredit bagi masyarakat
Masyarakat tidak langsung mendapatkan manfaat dari kredit tetapi ada
kepentingan secara tidak langsung yang diharapkan oleh masyarakat yang ikut
dinikmatinya yaitu:
a. Dengan adanya kelancaran proses perkreditan diharapkan akan
diperolehnya pertumbuhan ekonomi yang pesat dan dapat membuka
lapangan kerja yang baru sehingga menimbulkan kenaikan tingkat
pendapatan dan pemerataan pendapatan di masyarakat.
b. Akan memberikan manfaat tertentu bagi masyarakat yang berprofesi
antara lain akuntan publik, notaris, dan lain-lain.
c. Para pemilik dana yang disimpan di bank berharap agar dana yang
d. Bagi masyarakat yang berprofesi sebagai supplier bahan-bahan baku atau
barang jadi untuk relasi usahanya akan merasa lebih terjamin pembayaran
utang relasi usahanya tersebut.
e. Dengan memberikan kredit bank membantu mendirikan usaha-usaha lain
yang dapat mendukung usaha yang baru berdiri yang dibiayai oleh bank.
2.9 Prinsip Pemberian Kredit (Kasmir, 2000)
Dalam memberikan kredit kepada debitur, pejabat kredit harus memiliki
pedoman dalam menyeleksi dan menilai kelayakan debitur untuk menerima kredit
yang dimohonnya dan pedoman yang harus dimiliki oleh pejabat kredit BRI Unit
Batang Kuis adalah prinsip 5C, yaitu Character, Capacity, Capital, Colleteral dan
Condition of Economy.
a. Character (Karakter)
Pemberian kredit kepada debitur adalah atas dasar kepercayaan, jadi yang
mendasari suatu kepercayaan yaitu adanya keyakinan dari pejabat kredit Bank
BRI Unit Batang Kuis bahwa si debitur mempunyai rasa tanggung jawab baik
dalam kehidupan pribadi sebagai manusia, kehidupannya sebagai anggota
masyarakat, ataupun dalam menjalankan kegiatan usahanya.
Manfaat dari penilaian soal karakter ini untuk mengetahui sampai sejauh mana
tingkat kejujuran dan integritas serta itikad baik yaitu kemauan untuk
memenuhi kewajiban-kewajiban calon debitur. Karakter merupakan faktor
yang paling dominan sebab walaupun calon debitur tersebut cukup mampu
untuk menyelesaikan utangnya tetapi kalau tidak mempunyai itikad baik tentu
b. Capacity (Kapasitas)
Yang dimaksud kapasitas adalah suatu penilain kepada calon debitur
mengenai kemampuan melunasi kewajiban-kewajibannya dari kegiatan usaha
yang akan dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank. Maksud
dari penilaian terhadap kapasitas adalah untuk menilai sampai dimana hasil
usaha yang akan diperolehnya dan untuk menilai kemampuan debitur untuk
melunasi kreditnya tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang telah
disepakatinya.
Pengukuran kapasitas dari calon debitur ini dapat dilakukan melalui berbagai
pendekatan, yaitu:
a. Pendekatan histories, yaitu menilai performance dari nasabah calon debitur
yang bersangkutan apakah usahanya banyak mengalami kegagalan atau
selalu menunjukkan perkembangan yang semakin maju dari waktu kepada
waktu.
b. Pendekatan yuridis, yaitu untuk menilai apakah nasabah calon debitur
layak secara hukum untuk melakukan perjanjian kredit dengan Bank BRI
Unit Batang Kuis.
c. Capital (Modal)
Yaitu jumlah dana/modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. Hal ini
dinilai apabila nasabah calon debitur memohon kredit untuk membiayai
usahanya dan bukan untuk kredit konsumtif. Pihak Bank BRI Unit Batang
Kuis tidak akan membiayai seluruh usaha calon debitur. Tetapi calon
bermodal dari dana pribadi debitur tentunya debitur akan lebih serius
dalam menjalankan usahanya. Tetapi sebaliknya apabila seluruh usaha
calon debitur dibiayai oleh Bank BRI Unit Batang Kuis maka calon
debitur dikhawatirkan akan bersikap kurang serius dalam menjalankan
usahanya.
d. Collateral (Jaminan)
Collateral adalah barang-barang agunan yang dijadikan jaminan untuk
kredit yang dimohonnya dan diserahkan kepada bank oleh debitur.
Manfaat collateral adalah sebagai alat pengamanan apabila usaha yang
dibiayai oleh kredit bank tersebut gagal atau sebab-sebab lain yang
membuat penyelesaian pembayaran kembali kredit oleh debitur terhambat
dan debitur tidak mampu melunasi utangnya.
e. Condition of Economy (Kondisi Ekonomi)
Yang dimaksud dengan kondisi ekonomi adalah situasi dan kondisi politik,
sosial, ekonomi, budaya dan lain-lain yang mempengaruhi keadaan
perekonomian pada suatu saat maupun untuk kurun waktu tertentu yang
kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha debitur.
Maksud dari penilaian kondisi ekonomi adalah untuk mengetahui sampai
sejauh mana kondisi-kondisi yang mempengaruhi perekonomian suatu
daerah akan memberikan dampak yang bersifat positif maupun dampak
yang bersifat negatif terhadap calon debitur. Selain memiliki prinsip 5C
yang akan diterapkan para pejabat kredit dalam memberikan kredit kepada
hal calon debitur sebelumnya dan menunggak pembayaran kredit yang
diminta sebelumnya. Pejabat kredit tetap akan memberikan kredit baru
pada calon debitur tersebut dengan syarat-syarat tertentu yaitu dengan
melihat data historis milik Bank BRI Unit Batang Kuis apakah calon
debitur ini sebelumnya tergolong pada tunggakan yang masih dapat
diselesaikan atau tidak. Bank BRI Unit Batang Kuis memiliki kualifikasi
khusus untuk nasabah calon debitur yang pernah menunggak pembayaran
kredit sebelumnya.
2.10 Jenis Kredit Yang Diberikan
Pada umumnya bank menyediakan fasilitas kredit yang bermacam sesuai
dengan kebutuhan nasabahnya dan jenis banknya. Jenis kredit yang umumnya
disediakan oleh bank adalah Kredit Modal Kerja dan Kredit Investasi. Kredit
Modal Kerja adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada debiturnya untuk
memenuhi kebutuhan modal kerja usaha debitur, biasanya kredit yang diterima
oleh debitur akan digunakan membeli barang untuk dijual. Kredit Investasi adalah
untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna rehabilitasi,
modernisasi, ekspansi atau pendirian usaha baru.
Bank BRI Unit Batang Kuis melayani tiga jenis fasilitas kredit antara lain :
1. KUPEDES (Kredit Umum Pedesaan)
Adalah fasilitas kredit yang bersifat umum, individual, selektif dan berbunga
wajar dengan tujuan untuk mengembangkan usaha mikro yang layak/eligible
(SK Direksi BRI NOKEP. S.30-DIR/ADK/04/2003 tgl. 29 April 2003).
1. KUPEDES Modal Kerja (eksploitas)
Untuk membiayai modal kerja usahanya
2. KUPEDES Investasi
Untuk pembelian barang-barang modal dan jasa yang diperlukan guna
rehabilitasi, modernisasi, ekspansi atau pendirian usaha baru.
2. BRIGUNA
Adalah kredit yang diberikan kepada calon debitur/debitur dengan sumber
pembayaran (repayment) berasal dari sumber penghasilan tetap atau fixed
income (gaji/uang pensiun).
3. KUR (Kredit Usaha Rakyat) Mikro
Adalah kredit modal kerja dan atau kredit investasi dengan plafon kredit
sampai dengan Rp 500 juta yang diberikan kepada usaha mikro, kecil dan
koperasi yang memiliki usaha produktif yang mendapat penjaminan dari
Perusahaan penjamin.
Tiga Skim KUR-BRI :
1. KUR Mikro
• Plafond : s/d RP. 20 Juta, suku bunga max. 22 % efektif p.a
• Dilayani oleh BRI Unit
• Setelah adanya Addedum III MoU KUR, KUR Mikro juga dilayani
oleh Bank pelaksana KUR lainnya, yaitu Baank Mandiri, BTN,
Bukopin, Bank Syariah Mandiri.
2. KUR Ritel
• Dilayani oleh Kanca dan Kancapem
• Juga oleh pelaksana lainnya : Bank Mandiri, BTN,
3. a. KUR Linkage (Executing)
• Linkage : BPR, BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya (boleh sedang
memperoleh pembiayaan dari perbankan)
• Plafond untuk lembaga linkage maksimal Rp. 2M, dengan bunga max
14 % efektif p.a
• Pinjaman LKM ke end user : maksimal Rp. 100 juta, dengan bunga
max 22 % efektif p.a
• Pengembalian KUR tanggung jawab lembaga linkage
• Pencairan kredit sesuai dengan rencana penggunaan
b. KUR Linkage (Channeling)
• Linkage : BKD, KSP/USP, BMT, LKM lainnya (boleh sedang
memperoleh pembiayaan dari perbankan maupun kredit program)
• Plafond, suku bunga, dan jangka waktu KUR melalui lembaga linkage
kepada debitur UMKM mengikuti ketentuan KUR Ritel & KUR
Mikro
• Pengembalian KUR tanggung jawab UMKM penerima KUR
• Pencairan kredit sesuai dengan kebutuhan anggota lembaga linkage
Peter dan Olson (2002:22) menyatakan bahwa dalam menganalisis
konsumen dapat digunakan roda analisi konsumen yang terdiri dari tiga elemen
1. Afeksi dan Kognisi Konsumen
Afeksi dan kognnisi mengacu pada dua tipe tanggapan internal
psikologis yang dimiliki konsumen terhadap rangsangan lingkungan dan
kejadian yang berlangsung. Afeksi melibatkan emosi dari konsumen terhadap
rangsangan lingkungan dan kejadian yang berlangsung. Kognisi mengacu pada
proses mental dan struktur pengetahuan yang dilibatkan dalam tanggapan
seseorang terhadap lingkungannya.
2. Perilaku Konsumen
Perilaku konsumen mengacu pada tindakan nyata konsumen yang dapat
di observasi secara langsung. Perilaku konsumen berhubungan dengan apa yang
sebenarnya dilakuka n oleh konsumen.
3. Lingkungan Konsumen
Lingkungan konsumen mengacu pada rangsangan fisik dan sosial yang
kompleks di dunia eksternal konsumen. Termasuk benda-benda, tempat/lokasi,
dan lokasi lain yang mempengaruhi afeksi dan kognisi konsumen serta
perilakunya. Pemasar khususnya tertarik untuk menafsirkan kata lingkungan,
yang terkadang disebut lingkungan fungsional, karena dapat mempengaruhi
tindakan konsumen. Penerimaan lingkungan pada setiap konsumen berbeda,
disebabkan setiap konsumen memiliki pengetahuan, pengertian, dan keyakinan
yang berbeda.
Istilah perilaku erat hubungannya dengan objek yang studinya diarahkan
pada permasalahan MANUSIA. Untuk memahami konsumen dan
mereka pikirkan (kognisi) dan mereka rasakan (pengaruh), apa yang mereka
lakukan (perilaku), dan apa serta dimana (kejadian di sekitar) yang mempengaruhi
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah langkah dan prosedur yang akan dilakukan
dalam pengumpulan data atau informasi empiris guna memecahkan permasalahan
dan menuju hipotesis penelitian. Dalam mengumpulkan data yang diperlukan
untuk menyusun skripsi ini, metode penelitiannya adalah sebagai berikut :
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah menganalisa perilaku nasabah dalam
memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis yang terletak di Jl.
Batang Kuis-Lubuk Pakam.
3.2 Penentuan Populasi dan Sampel
Teknik penarikan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
simple random sampling yaitu cara penarikan sampel anggota populasi secara
acak tanpa memperhatikan strata yang ada. Dalam penelitian ini yang menjadi
populasi penelitian adalah seluruh nasabah yang melakukan pinjaman kredit
perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis. Jumlah seluruh nasabah yang
melakukan pinjaman kredit perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis adalah 300
orang yang terdiri dari nasabah kelompok Kredit Kupedes, Kredit Briguna, dan
Kredit KUR Mikro (Kredit Usaha Rakyat). Apabila subjek berjumlah lebih dari
100 maka dapat diambil sampel sebanyak 10-15% dari total populasi, tergantung
kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana. Sempit luasnya wilayah
peneliti (Arikunto, 2006). Oleh karena populasi dalam penelitian ini sebanyak
300, maka ditentukan 30 orang sebagai sampel, dimana jumlah ini merupakan
10% dari keseluruhan populasi yang ada dan dimana menurut penulis sudah cukup
memenuhi syarat untuk melakukan penelitian dengan jumlah responden sebanyak
30 orang.
3.3 Metode Pengambilan Sampel
Prosedur pengambilan sampel atau responden dalam penelitian ini
menggunakan teknik simple random sampling. Menurut (Nasir, 1999) bahwa
pokok pengambilan dari simple random sampling adalah semua anggota populasi
mempunyai peluang yang sama untuk masuk menjadi anggota sampel.
Pengambilan sampel penelitian dari populasi nasabah kredit kupedes,
kredit Briguna, dan kredit KUR Mikro (Kredit Usaha Rakyat) dilakukan secara
acak. Pengertian acak adalah bahwa setiap nasabah yang berada pada setiap
kelompok sama-sama berpeluang untuk terpilih menjadi responden atau sampel
penelitian.
3.4 Jenis dan Teknik Pengumpulan Data
Untuk mendapatkan data yang diperlukan dalam menyelesaikan tugas
akhir ini maka jenis data yang dipakai adalah :
1. Data Primer
Data Primer yaitu data yang diperoleh secara langsung dari pihak pertama
yang menjadi objek penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
wawancara dan juga pengisian kuisioner terhadap para nasabah yang dijadikan
2. Data Sekunder
Data Skunder yaitu data yang diperoleh dari instansi-instansi yang terkait
dengan melakukan studi kepustakaan terhadap bahan-bahan publikasi secara
resmi, buku-buku, majalah-majalah serta laporan lain yang berhubungan dengan
penelitian.
Sedangkan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah :
1. Kuisioner
Para nasabah yang menjadi responden atau sampel dalam penelitian ini,
diajukan lembaran kuisioner. Hal ini dilakukan untuk memperoleh informasi
mengenai perilaku nasabah dalam memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit
Batang Kuis.
2. Wawancara
Pada perolehan ini dilakukan wawancara kepada nasabah untuk menggali
informasi yang lebih mendalam mengenai alasan nasabah memilih kredit
perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis secara langsung.
3.5 Instrumen Penelitian
Dalam penelitian ini variabel yang diukur adalah perilaku nasabah dalam
memilih kredit perbankan pada Bank BRI Unit Batang Kuis di Kabupaten Deli
Serdang. Untuk mengukur variabel perilaku tersebut maka terdapat 7 indikator
utama perilaku yang dianalisis yaitu Pendapatan nasabah, Tingkat suku bunga,
Jumlah kredit (plafon), Jangka waktu pengembalian kredit, proses penyaluran
kredit, Jaminan/agunan, dan Pelayanan. Pengukuran perilaku nasabah dalam
memilih kredit perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis menggunakan skala
pengukuran sikap yang paling luas digunakan dalam riset pemasaran (Simamora
2002). Dalam penelitian skala Likert mewakili nasabah berdasarkan kriteria
penilaian sangat setuju, setuju, kurang setuju, dan tidak setuju dengan skor 5, 4, 3,
2, dan 1.
Tabel 3.1
Instrumen Skala Likert
Pernyataan Skor
Sangat Setuju (SS) 5
Setuju (S) 4
Kurang Setuju (KS) 3
Tidak Setuju (TS) 2
Sangat Tidak Setuju (STS) 1
3.6 Uji Validitas dan Reliabilitas Kuisioner
Menurut (Arikunto, 2002) analisis validitas merupakan analisis terhadap
suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan atau kasasihan suatu
kuisioner. Suatu instrumen yang valid mempunyai nilai valid jika mampu
mengukur apa yang diinginkan dan dapat mengungkapkan data variabel yang
diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari gambar tentang validitas yang
dimaksud. Untuk mempermudah pengujian validitas dan reliabilitas maka
digunakan program komputer. Program komputer yang dimaksud adalah SPSS 16
1. Uji Validitas
Dalam penelitian ini, penguji validitas dilakukan dengan menggunakan
Metode Product Moment. Rumusnya adalah sebagai berikut :
2 2 2 2
Sumber : (Arikunto, 2002)
Keterangan :
r
x = Koefisien Korelasi Product MomentXi = Skor tiap pertanyaan/item
Yi = Skor total pertanyaan
n = Jumlah responden
nilai dari rx yang didapat kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel. Jika
nilai rx lebih besar dari nilai rtabel maka instrument tersebut valid sebaliknya jika
nilai rx lebih kecil dari nilai rtabel maka instrumennya tersebut tidak valid (Sugiono,
2005).
2. Reliabilitas
Analisis reliabilitas menunjukkan pada suatu pengertian bahwa sesuatu
instrument cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data,
karena instrumen tersebut sudah baik. Uji reliabilitas digunakan jika alat ukur
telah dinyatakan valid, selanjutnya reliabilitas alat ukur diuji. Dimana uji
reliabilitas ini menunjukkan konsisten suatu alat ukur didalam mengukur gejala
yang lama, sehingga jika alat ukur itu digunakan stabil, dapat diandalkan, dan
penelitian.
Namun jika alat ukurnya tidak reliabel atau berubah-ubah maka hasilnya
tidak sama. Sehingga alat ukur dan tingkat kesalahan pengukuran yang dipakai
harus dievaluasi lagi.
Rumusnya adalah sebagai berikut :
Nilai dari rxyang didapatkan kemudian dibandingkan dengan nilai rtabel jika
nilai rx lebih besar dari nilai rtabel maka instrument tersebut relatif, sebaliknya jika
nilai rx lebih kecil dari nilai rtabel maka instrument tersebut tidak reliable
(Sugiyono, 2005).
3.7 Metode Analisis Data
Dalam penelitian ini terdapat 3 metode analisis yaitu analisis deskriptif,
analisis deduktif dan Uji F-Statistik.
3.7.1 Analisis Deskriptif
Analisis Deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan
dan menjelaskan sesuatu hal seperti adanya (Irawan, 2004). Dalam penelitian ini analisis
perbankan di Bank BRI Unit Batang Kuis. Data-data yang diolah dengan analisis
deskriptif ini kemudian akan ditampilkan dalam bentuk tabel.
3.7.2 Analisis Deduktif
Analisis deduktif adalah metode analisis dalam memberikan kesimpulan yang
logis berdasarkan teori-teori yang telah diterima sebagai suatu kebenaran secara umum.
3.7.3 Uji Kesesuaian 3.7.3.1Uji F-Statistik
Uji F-statistik ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh
variabel independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen. Untuk
pengujian ini digunakan hipotesa sebagai berikut:
Ho : β1= β2= β3 = β4= β5= β6= β7 = 0 (tidak ada pengaruh)
Ha : β1≠ β2≠ β3 ≠β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ β7≠ 0 (ada pengaruh)
Kriteria pengambilan keputusan :
Ho : β1 = β2 = β3 = β4 = β5 = β6 = β7 = 0 Ho diterima (F* < F-tabel) artinya
variabel independen secara simultan tidak berpengaruh
nyata terhadap variabel dependen.
Ha : β1≠ β2≠ β3 ≠β4 ≠ β5 ≠ β6 ≠ β7≠ 0 Ha diterima (F* > F-tabel) artinya variabel
independen secara simultan berpengaruh nyata terhadap
variabel dependen.
Nilai F-hitung dapat diperoleh dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
Dimana:
F* = F-hitung
R2 = Koefisien determinasi
k = Jumlah variabel independen
n = Jumlah sampel
3.8 Definisi Operasional
Dalam penelitian ini terdapat beberapa definisi operasional yang dapat
dijelaskan. Definisi tersebut adalah :
1. Pendapatan nasabah adalah penghasilan yang timbul dari aktifitas yang biasa
dikenal atau disebut penghasilan jasa, bunga, atau deviden.
2. Tingkat suku bunga kredit adalah harga jual yang harus dibayar oleh peminjam
(nasabah) kepada bank atau dapat juga diartikan sebagai bunga yang
dibebankan kepada nasabah oleh bank.
3. Jumlah kredit (plafond) yaitu pendapat debitur mengenai besarnya nominal kredit
yang dapat disetujui pihak bank.
4. Jangka waktu adalah lamanya proses pengembalian kredit yang dipinjam (jangka
waktu atau jatuh tempo, dimana mereka harus membayarnya).
5. Jaminan/Agunan adalah segala sesuatu yang diberikan kepada kreditur untuk
menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi kewajiban yang dapat
dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.
6. Proses penyaluran kredit yaitu pelayanan yang diberikan pihak bank kepada
nasabah menyangkut proses penyaluran kredit dan segala persyaratan yang harus
7. Pelayanan yaitu kegiatan yang dibuat perusahaan agar nasabah merasa
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Sejarah Singkat Bank BRI
Sejarah berdirinya Bank Rakyat Indonesia dimulai pada zaman Belanda
yaitu pada tanggal 16 Desember 1895 ditandai dengan berdirinya “de
Poerwokertosche Hulp End Spaarbank Der In Landsche Hoof Den” atau yang
lebih sering dikenal sebagai Bank Priyayi yang didirikan oleh seorang Patih
Purwokerto bernama R. Bei Aria atmaja untuk selanjutnya patih ini disebut
sebagai tokoh pendiri Bank Rakyat Indonesia sekaligus dikenal sebagai Bapak
Perkreditan Rakyat.
Berdirinya BRI pada saat itu segera mendapat sambutan yang positif dari
masyarakat dan dari berbagai pihak, terbukti dari berdirinya badan-badan
perkreditan baru di daerah lain seperti Manado, Bukit Tinggi, Garut serta
daerah-daerah lainnya.
Perkembangan BRI tidak lepas dari aktivitas Syomin Ginko, berjalan
ditengah system pemerintahan yang berkuasa. Pada tanggal 22 maret 1946 pada
masa kemerdekaan, Bank Rakyat (dahulu AVB/Syomin Ginko) ditetapkan
sebagai bank pemerintah sehingga BRI menjadi satu-satunya Bank Pemerintah
yang pertama dapat memberikan permodalan kepada Yayasan Bank Negara
Indonesia. Pada tanggal 21 April 1951 AVB dibubarkan sehingga BRI dan NHM
ditambah BTN dan dibentuklah Bank Koperasi Tani dan Nelayan (BKTN). Tahun
1965 BKTN diintegrasikan kedalam Bank Indonesia Khusus tani dan nelayan.
nama Bank Negara Indonesia unit dua merupakan wadah eks NHM yang bekerja
dibidang eksport import. Tanggal 18 Desember 1960 Bank Rakyat Indonesia
(BRI) menampung hak dan kewajiban serta kekayaan perlengkapan Bank Negara
Indonesia unit II dibidang rural diatur dengan Undang-undang No. 2 tahun 1968.
Tahun 1982 Direksi menugaskan sebuah team mengkaji tanggal berdirinya Bank
Rakyat Indonesia (BRI) yang hasilnya dituangkan kembali dalam SK DIREKSI
BRI NOKEP : 67/Dir/12/1982, tanggal 2 Desember 1982 secara resmi ditetapkan
bahwa BRI berdiri pada tanggal 16 Desember 1895 yaitu pada saat embrio Bank
Rakyat Indonesia (BRI) bernama “De Poerwokerosche Hulp En Spaar Bank Der
Inlandsche Hoofden” didirikan pertam kali oleh R. Bei Patih Wiria Atmaja.
Dengan memperhatikan sekilas sejarah Bank Rakyat Indonesia (BRI)
dapat diketahui bahwa hingga saat ini bila dihitung sejak berdirinya Bank Priyayi
yang menjadi sejarah permulaan BRI telah terjadi beberapa kali perubahan nama
sebelum memakai nama sekarang yaitu Bank Rakyat Indonesia (BRI). Selanjutnya
pada tanggal 1 Juli 1992 bank Rakyat Indonesia (BRI) berubah status menjadi
perseroan dengan nama PT, BRI (Persero).
4.2 Visi dan Misi Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Dalam menghadapi iklim persaingan perbankan yang semakin tajam maka
direksi BRI telah menetapkan Visi dan Misi BRI sebagai bank umum komersial
dan juga sebagai agent of development Pemerintah, yakni sebagai berikut:
Visi Bank Rakyat Indonesia adalah menjadi bank komersial terkemuka
Misi Bank Rakyat Indonesia adalah :
1. Melakukan kegiatan perbankan yang tertarik dengan mengutamakan
pelayanan kepada usaha mikro, kecil dan menengah untuk menunjang
perkembangan ekonomi masyarakat.
2. Memberikan pelayanan prima kepada nasabah melalui jaringan kerja yang
tersebar luas dan didukung oleh sumber daya manusia yang professional
dengan melaksanakan praktek good corporate governance.
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan.
4.3 Budaya Kerja Bank Rakyat Indonesia (BRI)
Objek penelitian ini adalah faktor yang mempengaruhi perilaku nasabah
dalam memilih kredit perbankan di bank BRI Unit Batang Kuis. BRI Unit Batang
Kuis menyalurkan kredit perbankan untuk beberapa sektor seperti : sektor
pertanian, peternakan, usaha mikro dan kecil yang layak.
Untuk lebih meningkatkan pelayanan serta memberikan pelayanan yang
terbaik, sejak tanggal 16 Desember 1990 Direktur utama BRI mencanangkan satu
budaya kerja yang berlaku di lingkungan wilayah kerja BRI di seluruh Indonesia.
Dalam budaya kerja ini terkandung nilai-nilai, bukti-bukti dan pedoman yang
semuanya merupakan ciri khas BRI dalam melayani nasabahnya. Disamping itu
BRI mempunyai motto “ Melayani Seluruh Lapisan Masyarakat “, juga dikenal
adanya budaya “TRAMPIL “ yang berarti :
R : Ramah serta cekatan dalam memberikan pelayanan kepada nasabah
dengan senyum serta penampilan dan budi bahasa yang baik.
A : Andal dalam berbisnis berorientasi yang tinggi dengan sikap sadar
semangat, daya bersaing yang tinggi dan bekerja dengan efisien.
M : Mandiri dalam bertugas penuh percaya diri, aktif, kreatif serta disiplin
dan bertanggung jawab terhadap tugas yang diembannya.
P : Piawai dalam bekerja dan menguasaibidang pekerjaannya serta selalu
meningkatkan pengetahuan dan keterampilannya.
I : Idealis dalam berkreasi dibidang sistem kerja dan produk dengan rasa
memiliki semangat kerja yang tinggi.
L : Luas dalam wawasan dan tanggapan terhadap permasalahan dan situasi
yang terjadi.
4.4 Struktur Organisasi
Struktur organisasi Bank BRI Unit Batang Kuis adalah berbentuk garis,
dimana setiap bawahan hanya bertanggung jawab kepada seorang atasan saja
tiap-tiap bagiannya terpisah antara satu dengan lainnya berdasarkan fungsi dan
tugasnya.
Untuk lebih jelasnya mengenai struktur organisasi Bank BRI Unit Batang
STRUKTUR ORGANISASI BANK BRI UNIT BATANG KUIS
Tugas dan Wewenang masing-masing adalah :
a. Kaunit
Bertugas :
1. Menetapkan tugas masing-masing pegawai sesuai dengan Job Description
2. Menunjuk pegawai untuk tugas-tugas khusus bila diperlukan
3. Memeriksa dan menyetujui transaksi-transaksi berdasarkan prosedur
operasional unit dari batas kewenangan yang berlaku
4. Membantu nasabah dalam mengatasi masalah
5. Memeriksa kelengkapan voucher dan dokumen pada akhir hari
6. Memeriksa hasil validasi dengan berdasarkan DMH (Daftar Mutasi
Harlan) dan vouchernya pada unit komputer
7. Memantau pelayanan pada nasabah
8. Mengambil uang tunai dari Kas Induk pada awal hari dan pada saat
diperlukan selama jam kerja
KAUNIT
9. Menyetorkan kelebihan uang kas pada akhir hari
10.Memberi fiat bayar pada pembayaran-pembayaran sebatas kewenangannya
11.Secara aktif memantau kegiatan nasabah dan memastikan semua nasabah
sudah diperlakukan sama baik serta dilayani dengan baik dalam waktu
sesingkat mungkin
12.Dalam program aplikasi komputer BRI Unit Batang Kuis, Kaunit bertugas
melaksanakan :
a. Aplikasi harian
b. Aplikasi bulanan
c. Aplikasi akhir tahun
d. Aplikasi Insidentil
b. Mantri
Bertugas :
1. Mengadakan pemeriksaan ke tempat objek usaha kawasan setempat,
menganalisa dan mengusulkan putusan pinjaman kredit kepada kepala unit
2. Melakukan pembinaan terhadap nasabah pinjaman maupun simpanan
3. Memperkenalkan dan memasarkan jasa-jasa Bank kepada masyarakat serta
mengajak masyarakat untuk berhubungan dengan BRI Unit
4. Mengadakan kunjungan kepada calon nasabah pinjaman dan simpanan
potensial
5. Melaksanakan pengendalian tunggakan dengan cara melakukan
pemeriksaan setempat mengusulkan langkah-langkah penyelesaian
6. Menyampaikan laporan kepada Kepala Unit atas hasil
kunjungan-kunjungan penyimpangan-penyimpangan dalam melaksanakan operasional
BRI Unit harus segera melaporkan kepada Kepala Unit hari itu juga
7. Memelihara rencana kerja
8. Mengumpulkan data-data tentang potensi dan perkembangan situasi
wilayah kerja untuk digunakan dalam rangka pengembangan BRI Unit
9. Senantiasa berusaha meningkatkan keterampilan dan pengetahuannya
10.Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan Kepala Unit sepanjang
tidak melanggar azas pengawasan inten.
c. Deksman
Bertugas :
1. Menatakerjakan register-register sisa pinjaman
2. Menatakerjakan register SKPP dan nominatif nasabah
3. Mengerjakan register pemberantasan tunggakan
4. Memberikan pelayanan administrasi kepada nasabah/calon nasabah
pinjaman,simpanan dan jasa Bank lainnya dengan sebaik-baiknya
5. Mengelola berkas pinjaman dan simpanan
6. Mengerjakan semua laporan BRI Unit
7. Mengatur kearsipan dari bukti-bukti pembukuan dalam amplop
berdasarkan urutan buku besar serta tanggal pembukuannya
8. Mengatur arsip transaksi teller dalam ordner sesuai tanggal pembukuannya
9. Melaksanakan tugas-tugas lainnya yang diberikan oleh Kepala Unit
10.Menjamin terjaganya kerahasiaan Password
11.dalam mengelola komputer BRI unit, deskman melakukan :
a. Verifikasi awal/pemeriksaan awal
b. Mencetak total transaksi teller
c. Melakukan Fastback/merekat data
d. Mengarsipkan Backsheet pembukuan komputer
d. Teller
Bertugas :
1. Bersama-sama Kaunit menyelenggarakan pengurusan kas BRI Unit
2. Menerima uang setoran untuk rekening nasabah dan mencatatnya pada
transaksi teller/memvalidasi voucher pada unit komputer
3. Memfiat (persetujuan bayar) simpanan dan jasa bank lainnya dalam
batas wewenang yang diberikan Pemimpin cabang
4. Menyetor kelebihan kas selama jam kerja kekas induk dengan
menggunakan tanda setoran
5. Menyetorkan kelebihan kas akhir hari ke kas induk dengan membuat
tanda setoran
6. Membayar uang kepada yang berhak setelah ada fiat bayar dari yang
berwenang dan dicatat dalam transaksi pada teller pada unit komputer
7. Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan Kepala unit sepanjang tidak
bertentangan dengan azas pengawasan intern
8. Dalam program komputer BRI Unit, Teller melaksanakan :