• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Faktor Harga, Lokasi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Merica Food Center Plaza Millenium Medan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengaruh Faktor Harga, Lokasi, Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Merica Food Center Plaza Millenium Medan"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

PENGARUH FAKTOR HARGA, LOKASI, DAN KUALITAS PELAYANAN TERHADAP KEPUTUSAN PEMBELIAN

PADA MERICA FOOD CENTER PLAZA MILLENIUM MEDAN

OLEH :

BETTY LUMBAN RAJA 070502240

PROGRAM STUDI STRATA-1 MANAJEMEN DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

(2)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga (X1), lokasi (X2) dan

kualitas pelayanan (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) Merica Food Center Plaza

Millenium Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian menghubungkan 2 (dua) variabel bebas atau lebih untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Merica Food

Center Plaza Millenium Medan tahun 2011. metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh harga, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian di Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

Berdasarkan uji F variabel bebas (harga, lokasi dan kualitas pelayanan) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara harga, lokasi dan kualitas pelayanan terhadap pembelian di Merica Food Center Plaza Millenium Medan merupakan hubungan yang erat. Berdasarkan uji parsial hanya Kualitas Pelayanan merupakan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pada Merica

Food Center Plaza Millenium Medan.

(3)

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan kasih dan karunia-nya sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan di Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara untuk memperoleh gelar Strata 1 (S-1) Ekonomi Manajemen.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada orang tua penulis, Bapak D. Lumban Raja dan Ibunda M. Samosir (+), yang selalu memberikan kasih sayang, doa, nasehat, serta atas kesabarannya yang luar biasa dalam setiap langkah hidup penulis, yang merupakan anugrah terbesar dalam hidup.

Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara

2. Ibu Dr. Isfenti Sadalia, SE, ME selaku Ketua Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara dan Ibu Dra. Marhayanie, M.Si Selaku Sekretaris Departemen Manajemen Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dr. Endang Sulistya Rini, SE, M.Si selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Frida Rahmadhini, SE, MM selaku Dosen Wali yang telah banyak memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama masa perkuliahan. 5. Ibu Dra. Setri Hiyanti Siregar, MSi selaku Dosen Pembimbing yang telah

banyak meluangkan waktu untuk membimbing serta memberi arahan dalam menyusun skripsi ini.

6. Ibu Dr. Beby Karina Fauzia, SE selaku Penguji I yang telah meluangkan waktunya dalam memberikan saran dan kritik demi kesempurnaan skripsi ini. 7. Ibu Dr. Yeni Absah, SE, M.Si selaku penguji II yang telah meluangkan

(4)

8. Untuk Pihak Manajemen Plaza Millenium Medan, yang telah mengizinkan penulis untuk melakukan penelitian di Merica Food Center Plaza Millenium Medan khususnya kepada Bapak Ferry Pardede, Bapak Indra, Bapak Herry serta seluruh staf dan karyawan-karyawati. Dan juga untuk Bapak Ernes selaku supervisor Merica Food Center Plaza Millenium Medan, serta seluruh karyawan-karyawati Merica Food Center Plaza Millenium Medan yang telah membantu memberikan waktu, informasi serta dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Untuk seluruh keluarga saya, Abang Hasan Lumban Raja, SH, Kakak Dorma Lumban Raja, SE, dan Adik saya Gunawan Frans Boy Lumban Raja, dan juga untuk Kak Sondang, Bang Saut serta keluarga. Terima kasih atas dukungan dan doa yang di berikan sehingga penulis dapat terpacu untuk menyelesaikan skripsi ini.

10. Untuk sahabat-sahabat saya. Terima kasih atas bantuan, doa serta dukungannya selama ini.

11. Untuk teman-teman seluruh anak Manajemen stambuk 2007 khususnya Grup C. Terima kasih atas bantuan, doa serta dukungannya selama ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan kasih dan karunia-Nya kepada pihak-pihak yang telah bersedia membantu penulisan dalam menyelesaikan skripsi ini.

Medan, Agustus 2011 Penulis

(5)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK………..i

ABSTRACT………...ii

KATA PENGANTAR………...iii

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang Masalah ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 6

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 7

2.1. Uraian Teoretis ... 7

2.1.1. Pengertian Pemasaran ... 7

2.1.2. Bauran Pemasaran (Marketing Mix) ... 7

2.1.3. Kualitas Pelayanan (Service Quality)... ..15

2.1.4. Perilaku Konsumen ... 16

2.1.5. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen………...18

2.1.6. Pengertian Keputusan Pembelian………...20

2.1.7. Proses Pengambilan Keputusan Pembelian…...20

2.2. Penelitian Terdahulu………...23

2.3. Kerangka Konseptual ... 24

2.4. Hipotesis. ... 26

BAB III. METODE PENELITIAN ... 27

3.1. Jenis Penelitian ... 27

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

3.3. Batasan Operasional Variabel ... 27

3.4. Defenisi Operasional Variabel... 28

3.5. Skala Pengukuran Variabel ... 30

3.6. Populasi dan Sampel ... 30

3.7. Jenis dan Sumber Data ... 32

3.8. Metode Pengumpulan Data ... 33

3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas... 33

3.9.1. Uji Validitas ... 33

3.9.2. Uji Reliabilitas ... 34

3.10. Teknis Analisis Data ... 34

(6)

3.10.2. Uji Asumsi Klasik ... 34

3.10.3. Analisis Linier Berganda ... 36

3.10.4. Uji Hipotesis ... 37

3.10.5. Koefisien Determinasi ... 38

BAB IV.HASIL DAN PEMBAHASAN ... 39

4.1. Gambaran Umum FoodCourt... 39

4.1.1. Gambaran Umum Merica Food Center ... 39

4.1.2. Struktur Organisasi Merica Food Center ... 43

4.1.3. Visi dan Misi Merica Food Center ... 45

4.2. Hasil Penelitian ... 46

4.2.1. Uji Validitas dan Reabilitas ... 45

4.2.2. Analisis Data ... 48

4.2.3. Uji Asumsi Klasik ... 57

4.2.4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 62

4.2.5. Uji Hipotesis ... 64

4.2.6. Pengujian Koefisien Determinasi (R²) ... 69

4.3. Pembahasan ... 70

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 72

5.1. Kesimpulan ... 72

5.2. Saran……….. 73

DAFTAR PUSTAKA ... 75

(7)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 3.1 :Operasionalisasi Variabel ... 29

Tabel 3.2 :Instrumen Skala Likert ... 30

Tabel 4.1 : Uji Validitas ... 47

Tabel 4.2 : Uji Reabilitas ... 48

Tabel 4.3 : Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur ... 49

Tabel 4.4 : Gambaran Umum Konsumen Berdasarkan Pekerjaan ... 50

Tabel 4.5 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga ... 50

Tabel 4.6 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi ... 52

Tabel 4.7 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan ... 53

Tabel 4.8 : Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Keputusan Pembelian . 55 Tabel 4.9 : One Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 59

Tabel 4.10 : Hasil Uji Glejser... 61

Tabel 4.11 : Uji Nilai Tolerance dan VIF ... 62

Tabel 4.12 : Analisis Regresi Linier Berganda ... 63

Tabel 4.13 : Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji-F) ... 65

Tabel 4.14 : Hasil Uji signifikan Parsial (Uji-t) ... 67

(8)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 : Proses Pengambilan Keputusan Pembelian ... 8

Gambar 2.2 : Kerangka Konseptual ... 12

Gambar 4.1 : Struktur Organisasi Merica Food Center ... 43

Gambar 4.2 : Grafik Histogram ... 58

Gambar 4.3 : Scatterplot Uji Normalitas ... 58

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 : Kuesioner……….77

Lampiran 2 : Hasil Kuesioner………....80

Lampiran 3 : Uji Validitas dan Reabilitas………..92

Lampiran 4 : Analisis Deskriptif………93

Lampiran 5 : Uji Asumsi KIasik………....94

Lampiran 6 : Analisis Regresi Linier Berganda……….98

(10)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh harga (X1), lokasi (X2) dan

kualitas pelayanan (X3) terhadap keputusan pembelian (Y) Merica Food Center Plaza

Millenium Medan.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian asosiatif, yaitu penelitian menghubungkan 2 (dua) variabel bebas atau lebih untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikatnya. Populasi dalam penelitian ini adalah konsumen Merica Food

Center Plaza Millenium Medan tahun 2011. metode pengumpulan data dalam

penelitian ini adalah kuesioner, wawancara dan studi dokumentasi. Data diproses dengan menggunakan SPSS 16.0 for windows. Metode analisis data menggunakan metode deskriptif dan metode kuantitatif yaitu dengan Analisis Regresi linier berganda yang digunakan untuk mengukur pengaruh harga, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian di Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

Berdasarkan uji F variabel bebas (harga, lokasi dan kualitas pelayanan) secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap variabel terikat (keputusan pembelian). Melalui pengujian koefisien korelasi (R) diperoleh bahwa tingkat korelasi atau hubungan antara harga, lokasi dan kualitas pelayanan terhadap pembelian di Merica Food Center Plaza Millenium Medan merupakan hubungan yang erat. Berdasarkan uji parsial hanya Kualitas Pelayanan merupakan faktor yang berpengaruh positif dan signifikan mempengaruhi keputusan pembelian pada Merica

Food Center Plaza Millenium Medan.

(11)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Sejumlah lokasi hiburan di Medan kian berkembang. Lokasi hiburan ada di setiap sudut kota, termasuk di pusat-pusat perbelanjaan modern (mal). Di mal, kini masyarakat bisa menemukan beragam wahana yang bisa memberikan hiburan di tengah rutinitas sehari-hari. Karena saat ini mal bukan sekadar tempat belanja, tetapi telah diafiliasikan dengan konsep nuansa entertaint. Dari sini kemudian hadir berbagai arena bermain bagi anak-anak, kafe-kafe yang menawarkan suasana nyaman hingga arena bermain biliar, karaoke, dan diskotek. Kalau arena bermain keluarga, sudah menjadi hal yang lazim sejak dulu. Begitu juga diskotek yang diperkenalkan Thamrin Plaza di era 90-an. Namun, konsep kafe bahkan foodcourt, biliar dan karaoke, baru tren di awal tahun 2000-an.

Satu hal yang cukup menarik saat ini adalah fenomena hadirnya kafe-kafe serta

foodcourt yang memikat di lantai mal-mal di Kota Medan. “Foodcourt adalah suatu

daerah yang berdekatan atau dikelilingi dengan berbagai konter berjualan makanan dan juga menyediakan satu area umum untuk acara makan pribadi”. Foodcourt terdiri

dari beberapa kios makanan

(12)

memiliki sebuah foodcourt yang berada di lantai 5 yaitu Merica Food Center. Pada tanggal 10 Desember 2010 Merica Food Center Plaza Millenium atas permintaan pengunjung, PT. Perkasa Internusa Mandiri selaku pemilik dan pengelola Plaza Millenium telah merenovasi pusat jajanan makanan dan minuman (food center ). Saat ini Merica Food Center menawarkan open view (menikmati hidangan makanan dan minuman sambil menikmati panorama kota Medan) dari ketinggian Lantai 5 yaitu dengan cara memperbesar ruangan sekaligus menambah fasilitas. Merica Food Center terdiri dari: 2 (dua) stan minuman, 7 stan makanan, dan 1 stan buah-buahan.

Sistem pembayaran pada foodcourt berbeda dengan sistem pembayaran pada kafe-kafe, maupun tempat makan lainnya. Pada umumnya sistem pembayaran

foodcourt baik di dalam maupun di luar negeri saat ini dilakukan dengan cara

mendepositokan uang terlebih dahulu sebelum melakukan pemesanan makanan maupun minuman. Besarnya tergantung pada deposito minimum yang di tetapkan oleh

foodcourt tersebut. Hal ini mengakibatkan keengganan masyarakat untuk melakukan

pembelian di foodcourt, namun hal ini sepertinya bukan lah penghalang bagi sebagian konsumen untuk berkunjung ke foodcourt, misalnya saja seperti Sun Plaza dan Plaza Medan Fair. Kedua mal tersebut punya puluhan kafe plus area foodcourt cukup luas. Sun Plaza dinilai cukup sukses dengan Cabe Rawit-nya. Foodcourt di lantai teratas mal tersebut kini telah menjadi ikon baru bagi warga Medan, karena lokasinya dipandang paling luas, eksotis dan nyaman. Meskipun harus mendepositokan uang sebesar Rp.100.000,- namun foodcourt ini tetap ramai dikunjungi. Belakangan, Plaza Medan Fair mencoba menyaingi popularitas Cabe Rawit dengan menghadirkan Food

(13)

Seperti sistem pembayaran foodcourt lainnya, adapun sistem pembayaran bila melakukan pembelian di Merica Food Center dilakukan dengan mendepositokan uang sebesar Rp.50.000, kemudian tiga bulan berikutnya dapat melakukan pengisian minimal Rp.10.000,-. Bila dalam kartu Merica Food Center tersebut saldo uang masih ada maka konsumen dapat menukarkannya dengan uang tunai ke kasir Merica Food

Center. Saldo pada kartu berlaku selama 30 hari setelah pengisian terakhir (kecuali

member MilleCard).

Dalam rangka memenangkan persaingan, perusahaan harus mampu memberikan kepuasan kepada para pelanggannya, misalnya dengan memberikan produk yang mutunya lebih baik, harga yang lebih murah, penyerahan produk yang lebih cepat dan pelayanan yang lebih baik daripada para pesaingnya (Supranto, 2006:1). Dalam menjalankan bisnis foodcourt juga harus memperhatikan hal-hal tersebut agar dapat memenangkan persaingan bisnis.

(14)

diminatinya. Setelah memperoleh informasi dan melakukan evaluasi barulah seorang konsumen akan memutuskan untuk membeli suatu produk yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya. Sebelum keputusan tersebut diambil, seseorang akan dihadapkan pada suatu proses pengambilan keputusan yang terdiri dari pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi alternatif, pembelian dan purnabeli konsumen (Simamora, 2003:13).

Sebelum membuat keputusan membeli konsumen mempertimbangkan banyak faktor, salah satunya adalah faktor harga. Harga (price), dalam arti yang paling sempit adalah jumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa. Lebih luas lagi, harga adalah sejumlah uang yang dibebankan atas suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai yang ditukar konsumen atas manfaat-manfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut (Lamb, Hair, Mc Daniel 2001:439).

(15)

yang sama akan mampu ditarik oleh perusahaan secara sendirian. Jadi, lokasi memegang peran kunci bagi eksistensi bisnis jasa di masa mendatang ( Yazid, 2001:174).

Namun dibandingkan dengan kedua faktor diatas, salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan dan kualitas perusahaan menurut John Sviokla, adalah kemampuan perusahaan dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan. Konsekuensi atas pendekatan kualitas pelayanan suatu produk memiliki esensi penting bagi strategi perusahaan untuk mempertahankan diri dan mencapai kesuksesan dalam menghadapi persaingan (Lupiyoadi, 2001:147). Dalam menjalankan bisnis foodcourt juga harus memperhatikan kualitas pelayanan (Service Quality) guna mencapai kepuasan pelanggan sebab pelanggan yang puas akan datang kembali untuk berkunjung.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “ Pengaruh Faktor Harga, Lokasi, dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Pembelian Pada Merica Food Center Plaza Millenium.”

1.2 Perumusan Masalah

(16)

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: ”Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh variabel harga, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada Merica Food Center Plaza Millenium.”

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian adalah:

a. Bagi perusahaan

Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan yang dapat dijadikan sebagai bahan acuan untuk terus meningkatkan kualitas dan loyalitas pelanggan, yang akhirnya berguna bagi tujuan jangka panjang perusahaan.

b. Bagi penulis

Penelitian ini memberikan tambahan wawasan dan pengetahuan bagi peneliti khususnya dalam bidang manajemen pemasaran serta memberikan suatu pembelajaran yang lebih mengenai keputusan pembelian.

c. Bagi peneliti lain

(17)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Uraian Teoritis

2.1.1 Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler dan Amstrong (2001:6), pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memperoleh apa yang mereka butuhkan dan inginkan dengan cara menciptakan serta mempertukarkan produk atau nilai dengan pihak lain. Kemudian, menurut Asosiasi pemasaran Amerika, pemasaran adalah satu fungsi organisasi dan seperangkat proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan mengelola hubungan pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan para pemilik sahamnya. Sedangkan menurut Doyle dalam Tjiptono (2005:2), pemasaran merupakan proses manajemen yang berupaya memaksimumkan laba (returns) bagi pemegang saham, dengan jalan menjalin relasi dengan jalan menjalin relasi dengan pelanggan utama (valued customers) dan menciptakan keunggulan kompetitif.

Dari pendapat ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa pemasaran merupakan suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok memenuhi kebutuhan dan keinginannya, melalui penciptaan, penawaran, serta pertukaran produk dan nilai dengan pihak lain.

2.1.2 Bauran Pemasaran (Marketing Mix)

Konsep bauran pemasaran dipopulerkan oleh Mc.Carthy yang merumuskannya menjadi 4 P (product, price, promotion, dan place). Bauran pemasaran (marketing

(18)

program pemasaran yang perlu dipertimbangkan agar implementasi strategi pemasaran dan positioning yang ditetapkan dapat berjalan sukses (Lupiyoadi, 2001:58). Banyak pakar pemasaran mendefinisikan ulang bauran pemasaran sedemikian rupa sehingga lebih aplikatif untuk sektor jasa . Hasilnya, 4 P tradisional diperluas dan ditambahkan dengan empat unsur lainnya, yaitu people, process, physical evidence, dan customers

service (Tjiptono, 2005:31).

Bauran pemasaran adalah paduan strategi produk, promosi, tempat dan harga yang bersifat unik yang dirancang untuk menghasilkan pertukaran yang saling memuaskan dengan pasar yang dituju ( Lamb, Hair & Mc Daniel, 2001:55).

Bauran pemasaran yang akan diteliti oleh peneliti yang merupakan bagian dari 7P (Lupiyoadi 2001:58) dan juga merupakan bagian 8P (Tjiptono, 2005:31) diantaranya adalah:

1. Produk (product).

(19)

Dalam merencanakan penawaran pasar/produk harus memikirkan 5 (lima) tingkat produk, yaitu:

a. Tingkat paling dasar adalah manfaat utama yaitu jasa atau manfaat dasar yang sesungguhnya di beli pelanggan.

b. Tingkat kedua adalah mengubah manfaat utama menjadi produk generic yaitu variasi dasar dari produk tersebut.

c. Tingkat ketiga adalah pemasar mempersiapkan produk yang diharapkan yaitu satu set atribut dan persyaratan yang biasanya diharapkan atau disetujui pembeli ketika membeli produk itu.

d. Tingkat keempat adalah pemasar mempersiapkan produk tambahan yaitu yang,meliputi tambahan jasa dan manfaat yang akan memberdayakannya dari produk pesaing.

e. Tingkatan kelima adalah produk potensial yaitu semua tambahan dan perubahan yang mungkin di dapat produk tersebut di masa depan (Kotler dan Susanto, 2001:560).

2. Harga (pricing).

(20)

Tujuan penetapan harga menurut Adrian Payne antara lain: a. Survival.

Merupakan usaha untuk tidak melaksanakan tindakan-tindakan untuk meningkatkan profit ketika perusahaan sedang dalam kondisi pasar yang tidak menguntungkan.Usaha tersebut cenderung dilakukan untuk bertahan.

b. Profit Maximization.

Penentuan harga bertujuan untuk memaksimumkan profit dalam periode tertentu.

c. Sales Maximization.

Penentuan harga bertujuan untuk membangun pangsa pasar (market share) dengan melakukan penjualan pada harga awal yang merugi.

d. Prestige.

Tujuan penentuan harga disini adalah untuk memposisikan jasa perusahaan tersebut sebagai jasa yang ekslusif.

e. ROI.

Tujuan penentuan harga didasarkan atas pencapaian return on invesment yang diinginkan.(Lupiyoadi, 2001:88).

3. Tempat (place) .

(21)

a. Konsumen mendatangi pemberi jasa (perusahaan), apabila keadaannya seperti ini maka lokasi menjadi sangat penting. Perusahaan sebaiknya memilih tempat dekat dengan konsumen sehingga mudah dijangkau, dengan kata lain harus strategis.

b. Pemberi jasa mendatangi konsumen, dalam hal ini lokasi tidak terlalu penting, tetapi yang harus di perhatikan adalah penyampaian jasa harus tetap berkualitas.

c. Pemberi jasa dan konsumen tidak bertemu secara langsung, berarti service

provider dan konsumen berinteraksi melalui sarana tertentu seperti telepon,

(22)

4. Promosi (promotion).

Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk mengkomunikasikan manfaat jasa kepada pelanggan potensial dan aktual (Tjiptono, 2001:31). Metode promotion mix (Lupiyoadi, 2001:62) terdiri atas :

a. Periklanan (advertising). b. Personel selling.

c. Sales promotion.

d. Public relation.

e. Word of mouth.

f. Direct mail.

Promosi merupakan salah satu kegiatan pemasaran yang penting bagi perusahaan dalam upaya mempertahankan kontuinitas serta meningkatkan kualitas penjualan, untuk meningkatkan kegiatan pemasaran dalam hal memasarkan barang atau jasa dari suatu perusahaan, tak cukup hanya mengembangkan produk, menggunakan saluran distribusi dan saluran harga tetap, tapi juga didukung oleh kegiatan promosi. Perusahaan melakukan kegiatan promosi dengan memperhatikan beberapa variabel yang terkandung didalamnya, dan variabel-variabel tersebut harus dikombinasikan dengan bauran promosi (promotion mix). Defenisi promotion mix adalah kombinasi strategi yang paling baik dari variabel-variabel periklanan, personal

selling dan direct selling, yang kesemuanya direncanakan untuk memperoleh dan

mencapai target penjualan (Alma, 2003:37).

(23)

Dalam hubungannya dengan pemasaran jasa, maka people yang berfungsi sebagai service provider sangat mempengaruhi kualitas jasa yang diberikan.Untuk mencapai kualitas yang terbaik maka pegawai/karyawan harus dilatih untuk menyadari pentingnya pekerjaan mereka, yaitu memberikan konsumen kepuasan dalam memenuhi kebutuhannya.

Ada 4 (empat) kriteria peranan atau pengaruh dari aspek people yang mempengaruhi konsumen, yaitu peran :

a. Contactors.

People disini berinteraksi langsung dengan konsumen dalam frekuensi yang

cukup sering dan sangat mempengaruhi keputusan konsumen untuk membeli. b. Modifier.

Mereka tidak secara langsung mempengaruhi konsumen tetapi cukup sering berhubungan dengan konsumen, misalnya : resepsionis.

c. Influencers.

Mereka ini mempengaruhi konsumen dalam keputusan untuk membeli tetapi tidak secara langsung kontak dengan konsumen.

d. Isolated.

People disini tidak secara langsung ikut serta dalam marketing mix dan juga

(24)

6. Proses (process).

Proses merupakan gabungan semua aktivitas, umumnya terdiri dari prosedur, jadwal pekerjaan, mekanisme, aktivitas dan hal-hal rutin, dimana jasa dihasilkan dan disampaikan kepada konsumen (Lupiyoadi, 2001:63).

Proses produksi atau operasi merupakan faktor penting bagi konsumen

high-contact services, yang seringkali juga berperan sebagai co-producer jasa bersangkutan.

Pelanggan restoran, misalnya, sangat terpengaruh oleh cara staf melayani mereka dan lamanya menunggu selama proses produksi (Tjiptono, 2005:32).

7. Physical Evidence.

Karakteristik intangible pada jasa menyebabkan pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum mengonsumsinya. Ini menyebabkan risiko yang dipersepsikan konsumen dalam keputusan pembelian semakain besar. Oleh sebab itu salah satu unsur penting dalam bauran pemasaran adalah upaya mengurangi tingkat risiko tersebut dengan jalan menawarkan bukti fisik dari karakteristik jasa (Tjiptono, 2005:32).

8. Layanan Pelanggan (customer service.)

Customer service meliputi aktivitas untuk memberikan kegunaan waktu dan

(25)

Dalam sektor jasa, layanan pelanggan dapat diartikan sebagai kualitas total jasa yang dipersepsikan oleh pelanggan. Oleh sebab itu, tanggung jawab atas unsur bauran pemasaran ini tidak bisa diisolasi hanya pada departemen layanan pelanggan, tetapi menjadi perhatian dan tanggung jawab semua personel produksi (Tjiptono, 2005:32).

2.1.3 Kualitas Pelayanan (service quality)

Salah satu pendekatan kualitas pelayanan yang banyak dijadikan acuan dalam riset pemasaran adalah model SERVQUAL (service quality) yang dikembangkan oleh Pasuraman, Zeithaml, dan Berry. Kualitas pelayanan (service quality) didefinisikan sebagai seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima/ peroleh (Lupiyoadi, 2001:147). Dalam rangka menghasilkan suatu pelayanan yang berkualitas suatu perusahaaan diharapkan dapat mengukur pelayanan yang telah diberikan kepada pelanggannya dengan skala pengukuran yang telah dihasilkan dari hasil penelitian beberapa orang sebelumnya. Instrumen dalam skala tersebut didesain untuk bermacam bentuk pelayanan. Instrumen tersebut merupakan suatu format dalam menentukan harapan dan persepsi pelanggan, serta dapat digunakan untuk menentukan kualitas pelayanan suatu perusahaan atas dasar lima dimensi kualitas pelayanan antara lain:

a. Tangibles (bukti fisik) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan

eksistensinya kepada pihak eksternal. Bukti fisik meliputi: penampilan fasilitas fisik, peralatan, personil dan media komunikasi.

b. Reliability (keandalan) yaitu kemampuan untuk melaksanakan jasa yang

(26)

c. Responsivenes (ketanggapan) yaitu kemauan untuk membantu pelanggan dan

memberikan jasa dengan cepat dan tepat.

d. Assurance (jaminan dan kepastian) yaitu pengetahuan dan kesopanan

karyawan untuk menimbulkan kepercayaan dan keyakinan.

e. Empaty yaitu syarat untuk peduli, memberikan perhatian pribadi bagi

pelanggan.

2.1.4 Perilaku Konsumen (consumer behaviour)

Sejauh ini terdapat berbagai macam definisi spesifik mengenai perilaku konsumen, diantaranya sebagai berikut (Tjiptono, 2005:39) :

Perilaku konsumen (consumer behaviour) adalah “aktivitas-aktivitas individu dalam pencarian, pengevaluasian, pemerolehan, pengonsumsi, dan penghentian pemakaian barang dan jasa” (Craig-Less, Joy dan Browne, 1995).

Perilaku konsumen adalah “studi mengenai proses-proses yang terjadi saat individu atau kelompok menyeleksi, membeli, menggunakan, atau menghentikan pemakaian produk, jasa, ide, atau pengalaman dalam rangka memuaskan keinginan dan hasrat tertentu” (Solomon, 1999).

Perilaku konsumen adalah “perilaku yang ditunjukkan oleh konsumen dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan menghentikan konsumsi produk, jasa, dan gagasan” (Schiffman dan Kanuk, 2000).

(27)

memuaskan kebutuhan,serta dampak proses-proses tersebut terhadap konsumen dan masyarakat” (Hawkins, Best dan Coney, 2001).

Perilaku konsumen adalah “aktivitas mental dan fisik yang dilakukan oleh pelanggan rumah tangga (konsumen akhir) dan pelanggan bisnis yang menghasilkan keputusan untuk membayar, membeli, dan menggunakan produk dan jasa tertentu”(Sheth dan Mittal, 2004).

Perilaku membeli konsumen ( consumer buying behaviour) merujuk pada perilaku membeli konsumen akhir-individu dan rumah tangga yang membeli barang dan jasa untuk konsumsi pribadi. Seluruh konsumen akhir yang digabungkan akan membentuk pasar konsumen/consumer market (Kotler dan Armstrong, 2001:195). Tiga alasan fundamental mengapa studi perilaku konsumen sangat penting:

1. Pencapaian tujuan bisnis dilakukan melalui penciptaan kepuasan pelanggan, dimana pelanggan merupakan fokus setiap bisnis.

2. Studi perilaku konsumen dibutuhkan dalam rangka mengimplementasikan orientasi pelanggan sebagaimana ditegaskan dalam konsep pemasaran, konsep pemasaran sosial, dan konsep pelanggan.

(28)

2.1.5 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Perilaku Konsumen .

Menurut Stanton ada 2 (dua) kekuatan dari faktor yang mempengaruhi perilaku konsumen yaitu kekuatan sosial budaya dan kekuatan psikologis, (Mangkunegara 2002:39), yaitu:

1. Faktor Budaya .

Budaya adalah susunan nilai-nilai dasar, persepsi, keinginan perilaku yang dipelajari anggota suatu masyarakat dari keluarga dan instansi penting lainnya. Faktor budaya terdiri dari:

a. Sub Kebudayaan.

Yaitu sekelompok orang dengan sistem nilai bersama berdasarkan pengalaman dan situasi hidup yang sama.

b. Kelas Sosial.

Yaitu sebagian masyarakat yang relatif permanen dan tersusun rapi yang anggota-anggotanya mempunyai nilai kepentingan dan perilaku yang sama.

2. Faktor Psikologis.

Faktor psikologis terdiri dari: a. Faktor Pribadi.

Keputusan seorang pembeli dipengaruhi oleh karakteristik pribadi seperti: 1. Umur dan tahapan siklus hidup.

2. Pekerjaan . 3. Situasi ekonomi. 4. Gaya hidup .

(29)

b. Faktor Sosial .

Perilaku konsumen dipengaruhi oleh faktor sosial seperti kelompok, dalam hal ini terdiri dari dua orang atau lebih yang berinteraksi untuk mencapai susunan individu maupun kelompok. Kelompok ini terdiri atas:

1. Kelompok keanggotaan, adalah kelompok yang berfungsi sebagai titik banding, baik secara langsung maupun tidak langsung yang membentuk sikap dan perilaku seseorang.

2. Kelompok acuan, adalah kelompok yang berfungsi sebagai titik banding, baik secara langsung maupun tidak langsung yang membentuk sikap dan perilaku seseorang.

Pilihan seseorang dalam membeli dipengaruhi oleh 3 (tiga) faktor psikologis penting, yaitu:

a. Motivasi.

Motivasi adalah kebutuhan yang cukup merangsang untuk membuat seseorang mencari keputusan dan kebutuhannya.

b. Persepsi .

Persepsi adalah proses dimana seorang memilih, mengukur, dan menginterprestasikan informasi untuk membentuk suatu gambaran yang berarti mengenai dunia.

c. Pembelajaran.

Pembelajaran (learning) menggambarkan perubahan perilaku individu yang muncul karena pengalaman, proses belajar berlangsung melalui:

(30)

2. Rangsangan (stimulation). 3. Petunjuk (clues) .

4. Tanggapan (responses). 5. Penguatan (reinforcement).

2.1.6 Pengertian Keputusan Pembelian.

Keputusan pembelian (purchase decision) konsumen adalah tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana konsumen benar-benar membeli produk ( Kotler dan Armstrong, 2001:226).

2.1.7 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian.

Setiadi (2005:16-20) menyebutkan tahapan-tahapan proses pengambilan keputusan pembelian, secara umum proses itu dapat dilihat pada Gambar 2.1 sebagai berikut:

[image:30.595.116.514.446.512.2]

Sumber :Setiadi (2005:16)

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian

Gambar diatas menyiratkan bahwa konsumen melewati kelima tahap seluruhnya pada setiap pembelian. Adapun dalam pembelian yang lebih rutin, konsumen sering kali melompati atau membalik beberapa tahap ini.

Secara rinci tahap-tahap tersebut dapat diuraikan sebagai berikut : 1. Pengenalan Masalah.

Proses membeli diawali pada saat pembeli menyadari adanya masalah kebutuhan. Pembeli menyadari terdapat perbedaan antara kondisi sesungguhnya

Pengenalan masalah

Pencarian informasi

Evaluasi Alternatif

Keputusan Membeli

(31)

dengan kondisi yang diinginkannya. Kebutuhan ini dapat disebabkan oleh rangsangan internal dari kebutuhan normal seseorang atau rangsangan eksternal seseorang yaitu rasa lapar, dahaga, atau seks sehingga suatu tingkatan kebutuhan tertentu dan berubah menjadi dorongan.

2. Pencarian Informasi.

Seorang konsumen yang mulai timbul minatnya akan terdorong untuk mencari informasi yang lebih banyak. Kita dapat membedakan 2 (dua) tingkatan yaitu tingkat pencarian informasi yang sedang–sedang saja yang disebut perhatian yang meningkat. Pencarian informasi aktif dimana ia mencari bahan–bahan bacaan, menelpon teman-temannya dan melakukan kegiatan mencari untuk mempelajari yang lain. Umumnya jumlah aktivitas pencarian konsumen akan meningkat bersamaan dengan konsumen berpindah dari situasi pemecahan masalah yang terbatas ke pemecahan masalah yang ekstensif.

3. Evaluasi Alternatif .

Bagaimana konsumen memproses informasi tentang pilihan merek untuk membuat keputusan akhir. Ternyata, tidak ada proses evaluasi yang sederhana dan tunggal yang digunakan oleh konsumen bahkan oleh satu konsumen pada seluruh situasi pembeli. Sekarang sifat kognitif, yaitu perusahaan memandang konsumen sebagai pembentuk penilaian terhadap produk terutama pada pertimbangan yang sadar dan rasional.

4. Keputusan Membeli.

(32)

yang paling disukai. Walaupun demikian, dua faktor berikut dapat mempengaruhi tujuan membeli dan keputusan membeli. Faktor yang utama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada intensitas sikap negatif orang lain terhadap alternatif yang paling disukai konsumen dan motivasi konsumen untuk menuruti keinginan orang lain. Semakin tinggi intensitas sikap orang lain tersebut akan semakin dekat hubungan orang tersebut dengan konsumen, maka semakin besar kemungkinan konsumen akan menyesuaikan tujuan pembeliannya. Tujuan pembelian dipengaruhi juga oleh faktor-faktor keadaan yang tidak terduga. Konsumen membentuk tujuan pembelian berdasarkan faktor-faktor seperti pendapatan keluarga yang diharapkan, harga yang diharapkan dan manfaat produk yang diharapkan. Pada saat konsumen ingin bertindak, faktor-faktor keadaan yang tidak terduga mungkin timbul dan mengubah tujuan membeli.

5. Perilaku Sesudah Membeli.

Sesudah melakukan pembelian tehadap suatu produk, konsumen akan mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan. Konsumen juga akan terlibat dalam tindakan sesudah pembelian dan penggunaan produk yang akan menarik minat pemasar.

6. Keputusan Sesudah Membeli.

(33)

7. Tindakan–Tindakan Sesudah Membeli.

Kepuasan atau ketidakpuasan konsumen pada suatu produk akan mempengaruhi tingkah laku berikutnya. Jika konsumen merasa puas maka ia akan memperlihatkan kemungkinan yang lebih tinggi untuk membeli produk itu kembali. Konsumen yang tidak puas akan berusaha mengurangi ketidakpuasannya karena kodrat manusia untuk menciptakan keserasian, konsisten dan keselarasan diantara pendapat, pengetahuan dan nilai-nilai pada dirinya.

8. Penggunaan dan Pembuangan Setelah Pembelian .

Pemasar juga mengontrol bagaimana pembeli menggunakan dan membuang suatu produk. Apabila konsumen menemukan cara penggunaan yang baru, maka hal ini harus menarik minat pemasar karena penggunaan baru dapat diiklankan.

2.2 Penelitian Terdahulu

Sianturi (2006) berjudul “Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian Rumah pada Perumahan Citra Wisata Medan” menyatakan bahwa secara simultan ditunjukkan bahwa variabel harga, tingkat pendapatan, lokasi dan fasilitas berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian rumah pada perumahan Citra Wisata Medan. Hanya faktor harga dan lokasi yang secara signifikan memenuhi keputusan pembelian rumah pada perumahan Citra Wisata Medan.

(34)

paling dominan mempengaruhinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel lokasi, produk, harga, merek, program promosi dan pelayanan secara bersama - sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian KFC jalan Gajah Mada Medan. Hasil pengujian secara parsial menunjukkan bahwa variabel produk merupakan faktor yang lebih dominan mempengaruhi keputusan pembelian.

2.3 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual penelitian merupakan sintesa atau kesimpulan sementara dari tinjauan teori dan penelitian terdahulu yang mencerminkan keterkaitan antar variabel yang diteliti dan merupakan tuntutan untuk memecahkan masalah penelitian serta menyusun hipotesis yang berbentuk bagan atau alur dengan penjelasan kualitatif.

(35)

Place merupakan gabungan antara lokasi dan keputusan atas saluran distribusi,

dalam hal ini berhubungan dengan bagaimana cara penyampaian jasa kepada konsumen dan di mana lokasi yang strategis (Lupiyoadi, 2001:61). Lokasi yaitu keputusan yang dibuat perusahaan berkaitan dengan di mana operasi dan stafnya akan ditempatkan (Lupiyoadi, 2002:80). Lokasi fasilitas jasa acapkali tetap merupakan faktor krusial yang berpengaruh terhadap kesuksesan suatu jasa karena lokasi erat kaitannya dengan pasar potensial penyedia jasa. Keputusan pemilihan lokasi berkaitan dengan komitmen jangka panjang terhadap aspek-aspek yang sifatnya kapital intensif. Oleh karena itu, penyedia jasa harus benar-benar mempertimbangkan, menyeleksi, dan memilish lokasi yang responsif terhadap kemungkinan perubahan ekonomi, demografis, budaya, persaingan, dan peraturan di masa mendatang (Tjiptono, 2005:147).

Kualitas pelayanan (service quality) adalah seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima/peroleh. Kualitas jasa harus dimulai dari kebutuhan pelanggan dan berakhir pada persepsi pelanggan menurut Kotler. Sebagai pihak yang membeli dan mengonsumsi jasa, pelangganlah yang menilai tingkat kualitas jasa suatu perusahaan (Tjiptono, 2005:273).

(36)
[image:36.595.113.479.111.239.2]

Sumber : Lupiyoadi: 2001, Tjiptono: 2005, Kotler: 2001 (diolah) Gambar 2.2 Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual diatas menjelaskan bahwa harga, lokasi, dan kualitas pelayanan mempengaruhi keputusan pembelian.

2.4 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas suatu permasalahan yang masih harus dibuktikan kebenarannya. Berdasarkan perumusan masalah yang diberikan maka peneliti merumuskan hipotesis sebagai berikut: variabel-variabel harga, lokasi, dan kualitas pelayanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap keputusan pembelian pada Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

1. Harga (X1) 2. Lokasi (X2)

3. Kualitas Pelayanan (X3)

(37)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian asosiatif yaitu penelitian yang menghubungkan 2 (dua) variabel bebas atau lebih untuk melihat pengaruhnya terhadap variabel terikatnya (Ginting dan Situmorang, 2008:57).

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di Merica Food Center Plaza Millenium Jalan Kapten Muslim No.111 Medan. Waktu penelitan dilakukan dari bulan Mei 2011 hingga Juli 2011.

3.3 Batasan Operasional

Batasan operasional dilakukan untuk menghindari kesimpangsiuran dalam membahas dan menganalisis permasalahan yang dikemukakan oleh peneliti. Penelitian ini dilakukan terbatas pada pengaruh harga, lokasi, dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian pada Merica Food Center Plaza Millenium Medan. Adapun variabel yang akan diteliti adalah

a. Variabel independen (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel dependen dan mempunyai hubungan yang positif ataupun negatif bagi variabel dependen nantinya.

(38)

variabel terikat, menjelaskan variabilitasnya atau memprediksinya (situmorang, dkk, 2008:97).

3.4 Defenisi Operasional Variabel

Defenisi variabel yang diteliti adalah:

1. Variabel bebas.

Variabel bebas adalah variabel yang nilainya tidak tergantung pada variabel lain. Dalam penelitian ini terdapat 3 (tiga) variabel yang diteliti, yaitu:

a. Variabel Harga (X1) adalah sejumlah uang yang harus dikeluarkan oleh konsumen karena memiliki atau menggunakan makanan dan minuman atau jasa pada Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

b. Variabel Lokasi (X2) adalah tempat berlangsungnya kegiatan atau usaha yang dilakukan. Merica Food Center berada di lantai 5 Plaza Millenium Jl.Kapten Muslim No.111 merupakan lokasi strategis, potensi pasar yang baik, dapat dilalui oleh berbagai kendaraan.

c. Variabel Kualitas Pelayanan (X3) adalah seberapa jauh perbedaan antara

kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima/ peroleh dari Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

2. Variabel terikat.

(39)
[image:39.595.103.519.177.689.2]

konsumen benar-benar membeli produk Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

Tabel 3.1

Operasionalisasi Variabel

Variabel Defenisi Indikator Skala

Harga (X1) sejumlah uang yang

harus dikeluarkan oleh konsumen karena memiliki atau menggunakan makanan

dan minuman atau jasa.

a. Tingkat Harga. b.sesuai dengan

kualitas.

Likert

Lokasi (X2) Suatu tempat atau

wilayah berlangsungnya kegiatan usaha. a.Kondisi lingkungan. b.Transportasi. Likert Kualitas Pelayanan (X3)

seberapa jauh perbedaan antara kenyataan dan harapan pelanggan atas layanan yang mereka terima/peroleh. a.Tangibles. b.Reliability. c.Responsivenes. d.Assurance. e.Empaty. Likert Keputusan Pembeli (Y)

tahap dalam proses pengambilan keputusan pembeli dimana

konsumen benar-benar membeli produk.

a. Memilih karena sesuai kebutuhan. b. Melakukan evaluasi sebelum membeli produk. c.Keputusan yang tepat dalam membeli produk. Likert

(40)

3.5 Skala Pengukuran Variabel

[image:40.595.183.500.327.492.2]

Penelitian ini menggunakan skala likert yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiyono, 2006:86). Dalam melakukan penelitian terhadap variabel-variabel yang akan di uji, pada setiap jawaban akan diberi skor. Dalam penelitan ini peneliti memberikan lima alternatif jawaban kepada responden dengan menggunakan skala 1 sampai 5 yang dapat dilihat pada Tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

Keterangan Skor

Sangat setuju 5

Setuju 4

Kurang setuju 3

Tidak setuju 2

Sangat tidak setuju 1

Sumber : Sugiyono (2006)

3.6 Populasi dan Sampel 3.6.1 Populasi

(41)

Food Center tidak terbatas pada usia dan jumlah pengunjungnya setiap hari juga

berbeda, berdasarkan data yang diperoleh penulis dari Merica Food Center Plaza Millenium Medan, jumlah pengunjung Merica Food Center Plaza Millenium Medan sekitar 50 orang/hari, jumlah ini dapat meningkat hingga 200 orang/hari bahkan lebih pada saat event tertentu atau pada saat weekend maupun hari libur.

3.6.2 Sampel

Penarikan sampel yang digunakan adalah metode purposive random sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan karakter dan ciri-ciri yang ditentukan terlebih dahulu untuk membatasi sampel (Sugiono, 2006:72). Adapun karakter yang ditentukan oleh konsumen yang pernah dan sedang melakukan pembelian, minimal dua kali pembelian sebulan, dan telah berusia 17 tahun. Untuk menggunakan jumlah sampelnya digunakan rumus (Supramono, 2003:62) sebagai berikut:

keterangan :

n = jumah sampel

Zα = nilai standard normal yang besarnya tergantung α Bila α = 0,05 maka Z =1,67

(42)

d = peyimpangan yang ditolerir

penulis memperoleh jumlah sampel yang besar dan nilai p belum di ketahui, maka data digunakan p = 0,5 sehingga jumlah sampel yang mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:

= 96,04 = 97 orang.

Berdasarkan uraian diatas maka jumlah sampel yang akan di pakai dalam penelitian ini adalah berjumlah 97 orang yang merupakan konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

3. 7 Jenis dan Sumber Data

a. Data Primer

adalah data yang diperoleh secara langsung dari obyek penelitian melalui kuesioner dan wawancara terstruktur kepada responden.

b. Data Sekunder

(43)

3.8 Metode Pengumpulan Data

a. Kuesioner.

Menyebarkan daftar pertanyaan untuk diisi oleh yang telah ditetapkan menjadi responden yaitu konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan. b. Wawancara.

Wawancara dilakukan dengan responden untuk memperjelas jawaban dari kuesioner yang diisi.

c. Studi dokumentasi.

Mengumpulkan data dari buku-buku, tulisan ilmiah, dan internet yang memiliki relevansi dengan penelitian tentang keputusan pembelian.

3.9 Uji Validitas dan Reliabilitas. 3.9.1 Uji Validitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Valid artinya data yang diperoleh melalui kuesioner dapat menjawab tujuan penelitian. Uji validitas dilakukan kepada responden diluar sampel sebanyak 30 orang dengan tingkat signifikansi sebesar 5%. Pengujian validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 16.0 dengan kriteria sebagai berikut :

1. Jika rhitung > rtabel maka pertanyaan valid

(44)

3.9.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang reliabel adalah instrument yang apabila digunakan berulangkali untuk mengukur objek yang sama akan menghasilkan data yang sama (Sugiyono, 2006:110).

Adapun kriteria untuk pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:

1. Jika ralpha positif atau > rtabel maka pertanyaan tersebut reliabel.

2. Jika ralpha negatif atau > rtabel maka pertanyaan tidak reliabel .

3.10 Teknik Analisis Data

Peneliti ini menggunakan metode analisis data yaitu: 3.10.1 Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif merupakan suatu metode analisis dimana data yang diperoleh, disusun, dikelompokkan, kemudian diinterprestasikan secara objektif sehingga diperoleh gambaran tentang masalah yang dihadapi dan menjelaskan hasil perhitungan.

3.10.2 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar dapat perkiraan yang tidak bias dan efisiensi maka dilakukan pengujian asumsi klasik yang harus dipenuhi, yaitu:

1. Uji Normalitas

(45)

signifikan 5% maka jika nilai Asymp.sig. (2-tailed) diatas nilai signifikan 5% artinya variabel residul berdistribusi normal (Situmorang, 2008:62) .

2. Uji Multikolinieritas

Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas/independen (Ghozali, 2001:91). Hubungan linier antar variabel independen inilah yang disebut dengan multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF). Nilai yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah

Tolerance < 0, 1 sedangkan Variance Inflation Factor (VIF) > 5.

3. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika

variance dan residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka terjadi

homokedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang homokedastisitas atau tidak

(46)

3.10.3 Analisis Regresi linear Berganda

Model regresi digunakan untuk mengasumsikan bahwa terdapat hubungan linier antara variabel harga dengan variabel lokasi, kualitas pelayanan, dan keputusan pembelian. Adapun model persamaan regresi yang dapat diperoleh dalam analisis ini adalah :

Y = a + + + + e

Keterangan:

Y = Keputusan pembelian

a = Constanta

= Koefisien Regresi

= Harga = Lokasi

= Kualitas Pelayanan

e = Standard Error

(47)

3.10.4 Uji Hipotesis

Untuk mengetahui pengaruh harga , lokasi dan kualitas pelayanan terhadap keputusan pembelian maka penulis melakukan pengujian dengan menggunakan:

1. Uji Signifikan Simultan (uji F)

Pengujian ini dimaksudkan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang dimasukkan dalam metode mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel terikat.

Kriteria pengujiannya adalah:

Ho: b1=b2=b3= 0 artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan

signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Ho: b1≠b2≠b3≠0 artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel bebas terhadap variabel terikat.

Adapun kriteria pengambilan keputusannya adalah: Ho diterima jika Fhitung < FTabel pada α = 5%

Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%.

2. Uji Signifikan Parsial (Uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh suatu variabel independen secara parsial (individual) terhadap variasi variabel dependen. Kriteria pengujiannya adalah:

H0: b1= 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

(48)

H0: b2 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0: b2 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0 : b3 = 0, artinya secara parsial tidak terdapat pengaruh yang positif dan signifikan

dari variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0: b3 ≠ 0, artinya secara parsial terdapat pengaruh yang positif dan signifikan dari

variabel independen (X1,X2,X3) terhadap variabel dependen (Y).

H0 diterima jika t hitung < t tabelpada α = 5%

Ha diterima jika t hitung > t tabelpada α = 5%

3.10.5 Koefisien Determinasi ( )

(49)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Foodcourt

4.1.1 Gambaran Umum Merica Food Center

Merica Food Center Plaza Millenium Medan merupakan salah satu foodcourt di Medan yang dikelola oleh PT.PIM (Perkasa Internusa Mandiri) yang juga merupakan pemilik dan pengelola Plaza Millenium Medan. Sebelumnya Merica Food

Center adalah Millenium Foodcourt yang telah beroperasi di lantai 5 (lima) Plaza

Millenium Medan sejak tahun 2007. Usaha Foodcourt ini kian berkembang dan atas permintaan pengunjung maka PT. PIM (Perkasa Internusa Mandiri) selaku pengelola merenovasi pusat jajanan (food center) yang berada di lantai 5 (lima) Plaza Millenium Medan serta Millenium Foodcourt dengan cara menambah sejumlah fasilitas. Pusat jajanan saat ini terdiri dari:

1. 58 unit meja/232 tempat duduk 2. 14 unit “face to face Sofa” 3. 3 unit sofa ( L )

4. 10 unit sofa ( U ) 5. 2 ruang VIP Room

6. Kids Soft Play and Children

7. Playing Ground

8. Live Music/Karoeke/Sound System

(50)

PT.PIM (Perkasa Internusa Mandiri) kemudian mengganti nama Millenium

Foodcourt menjadi Merica Food Center pada tanggal 10 Desember 2010. Saat ini

Merica Food Center terdiri dari 2 stan minuman yaitu Luciano Cafe dan Grade One

Coffe, Chocolate and Tea serta 7 stan makanan yaitu Kebab Turki, Asoka Corner,

Java and Baliness Food, Malaysian and Indian Food, Hot Plate and Sea Food, Obonk

Steak dan Bakso Pantai Timur.

Harga dan jenis produk (makanan dan minuman) yang ditawarkan Merica

Food Center berbeda di setiap stan seperti:

1. Luciano Cafe menawarkan harga minuman dari mulai Rp.5000-Rp.15.000. Adapun minuman yang disedikan Luciano Cafe antara lain air mineral, soft

drink, serta jus.

2. Grade One Coffe, Chocolate and Tea menawarkan harga minuman dari mulai

Rp.6000-Rp.15.000. Adapun minuman yang disedikan antara lain kopi, coklat serta ice.

3. Kebab Turki menawarkan harga sesuai dengan menu yang bervariasi seperti kebab turki, burger, kentang goreng serta pisang coklat. Harga mulai dari Rp.6500-Rp. 20.000.

4. Asoka Corner menawarkan harga dengan menu masakan tradisional yang bervariasi. Harga mulai dari Rp.12.000-Rp.30.000.

5. Java and Baliness Food menawarkan harga dengan menu makanan tradisional

khas Jawa dan Bali yang bervariasi. Harga mulai dari Rp.6000-Rp.28.000. 6. Malaysian Food and Indian Food menyediakan menu makanan khas Malaysia

(51)

7. Hot Plate and Sea Food menyediakan menu makanan bervariasi seperti: steak

serta aneka makanan laut, dengan harga mulai dari Rp.12.000-Rp.35.000. 8. Obonk Steak menyediakan menu steak bervariasi dengan harga mulai dari

Rp.12.000-Rp.35.000

9. Bakso Pantai Timur menyediakan menu bakso dan mie ayam yang bervariasi dengan harga mulai dari Rp.12.000-Rp.25.000.

Merica Food Center menerima pesanan tempat untuk acara meeting, arisan maupun acara ulang tahun. Makanan yang disediakan di Merica Food Center memiliki izin dari Dinas Kesehatan (Dinkes). Merica Food Center memiliki jam operasional dari pukul 11.00-22.00 WIB. Pada hari Sabtu dan Minggu pukul 20.00-24.00, Merica

Food Center mengadakan acoustic weekend dengan menghadirkan Vegasuz Band,

pada hari Minggu pukul 14.00-17.00 WIB menghadirkan New Syara. Merica Food

Center juga telah mengadakan Gebyar Food Promo with Honda periode 20 Januari –

19 April 2011. Promo ini berupa makan dan minum di Merica Food Center berhadiah, struk belanja ditukarkan kekasir dengan menunjukkan Mille Card dan mendapat kupon undian. Hadiah utamanya adalah 1 unit Honda Absolute Revo, 1 unit Laptop, 2

Black Berry Gemini, 6 Handphone Qwerty serta 10 Voucher @ Rp.100 ribu menurut

syarat dan ketentuan berlaku.

Untuk melengkapi fasilitas dan kenyamanan serta meningkatkan loyalitas konsumen, Plaza Millennium telah meluncurkan Kartu MilleCard sejak 9 Januari 2006. Kartu MilleCard – Plaza Millennium Family, merupakan fasilitas eksklusif bagi pengunjung Plaza Millennium Medan yang akan mendapatkan privileged dan benefit

(52)

mendapatkan keuntungan lebih seperti misalnya diskon khusus, hadiah khusus bila berbelanja di merchant yang berpartisipasi, juga dapat mengumpulkan point belanja bila belanja di toko yang menjadi sponsor dan mendapatkan kesempatan memenangi undian dengan hadiah – hadiah spektakuler (seperti : mobil, sepeda motor, handphone, televisi, mesin cuci dan ratusan hadiah lainnya) selama program acara berlangsung. Cara Menjadi Anggota MilleCard antara lain:

1. Mengisi form pendaftaran yang tersedia pada CRO/Informasi Plaza Millennium.

2. Mengembalikan form pada CRO Plaza Millennium.

3. Membayar biaya pembuatan kartu (berlaku 1 tahun) yakni sebesar :

a. Rp. 10.000 dengan menunjukan bon belanja di outlet mana saja di Plaza Millenium dengan nilai minimum belanja Rp 100.000,

(53)

4.1.2 Struktur Organisasi Merica Food Center

[image:53.595.130.515.152.391.2]

Sumber : Merica Food Center, 20 Maret 2011

Gambar 4.1 Bagan Struktur Organisasi Merica Food Center Plaza Millenium Medan

Tugas dan tanggung jawab dari masing- masing bagian struktur organisasi pada Merica Food Center Plaza Millenium Medan dapat diketahui sebagai berikut :

1. Supervisor bertanggung jawab atas seluruh kegiatan/operasional Merica Food

Center Plaza Millenium Medan, mengkoordinasi capten, administrasi serta

karyawan agar bertugas sesuai dengan aturan/ ketetapan yang diberikan perusahaan, melaporkan kepada perusahaan tentang perkembangan Merica

Food Center Plaza Millenium Medan.

2. Capten bertugas untuk mengawasi/mengkoordinir semua karyawan-karyawati

Merica Food Center Plaza Millenium Medan agar melaksanakan semua tugas menurut fungsinya masing-masing, mengatur jadwal/shift karyawan-karyawati,

Supervisor (Ernes)

Capten

(Taufik)

Administrasi (Ayu)

Kru (7 orang)

Kasir (3 orang)

Barista (2 orang)

Stewerd

(3 orang)

Entertain/

(54)

melaporkan kepada supervisor jadwal cuti karyawan, mengkoordinasi agar kegiatan operasional sehari-hari dapat terlaksana sesuai dengan ketentuan yang berlaku, seperti jadwal masuk serta pulang karyawan-karyawati sesuai dengan jadwal kerja yang telah ditetapkan sebelumnya, mengawasi agar kegiatan operasional Merica Food Center Plaza Millenium Medan, membantu karyawan menghadapi kendala di foodcourt seperti komplain pelanggan, memastikan bahwa konsumen/pelanggan dilayani dengan baik oleh karyawan-karyawati serta memperhatikan agar seluruh ruangan bersih dan rapi.

3. Kru bertugas melayani para konsumen/pelanggan seperti mengantarkan pesanan makanan dan minuman, serta menjaga kebersihan meja dan kursi Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

4. Kasir bertugas mengatur seluruh transaksi yang dilakukan oleh konsumen seperti top up maupun melayani pengurusan kartu member Merica Food

Center Plaza Millenium Medan, memberikan informasi saldo kartu kepada

konsumen/pelanggan, serta menyarankan kepada konsumen bila ada potongan diskon yang sedang berlangsung di Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

(55)

6. Barista bertugas membuat minuman seperti kopi serta minuman yang dipesan oleh konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

7. Stewerd bertugas menyapu, mengepel serta membersihkan, mengatur agar

ruangan selalu bersih dan kursi dan meja tertata rapi dan bersih sebelum operasional food court dimulai dan setelah kegiatan food court selesai.

8. Entertain/hiburan bertugas memberikan hiburan seperti mengatur musik agar

konsumen merasa terhibur sambil menunggu pesanan/makanan dan minuman mereka diantarkan oleh karyawan-karyawati Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

4.1.3 Visi dan Misi Merica Food Center Plaza Millenium Medan 1. Visi Merica Food Center

Visi dari Merica Food Center adalah untuk memberikan kenyamanan kepada konsumen/pelanggan yaitu sebagai sarana hiburan keluarga di Plaza Millenium Medan. Hal ini terwujud pada komitmen Merica Food Center Plaza Millenium Medan sebagai pusat jajanan yang menyediakan produk dan pelayanan yang secara konsisten menawarkan nilai dari segi harga dan kualitas, dan yang aman bagi konsumen/pelanggan, maupun menyediakan sistem bagi hasil yang sesuai dengan para penyewa tempat usaha di Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

2. Misi Merica Food Center Plaza Millenium Medan

(56)

2. Menjadi sarana hiburan dan pusat jajanan bagi para konsumen/pelanggan Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

3. Bertujuan meningkatkan target pertumbuhan yang menguntungkan dan memberikan imbalan bagi karyawan dan para penyewa tempat usaha/stan di Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

4.2 Hasil Penelitian

4.1.2 Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas dilakukan untuk mengukur apakah data yang didapat setelah penelitian merupakan data yang valid dengan alat ukur yang digunakan (kuesioner). Pengujian validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan software SPSS (Statistic Package and Social Science) 16.0 for windows dengan cara

one shot method artinya pengujian validitas dan reliabilitas kuesioner cukup dilakukan

sekali.

1. Uji Validitas

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program SPSS 16.0 dengan kriteria sebagai berikut:

a. Jika r hitung > r tabel maka pertanyaan dinyatakan valid.

b. Jika r hitung < r tabel maka pertanyaan dinyatakan tidak valid.

c. Nilai r hitung dapat dilihat pada kolom corrected item total correlation.

Penyebaran kuesioner khusus dalam uji validitas dan reliabilitas diberikan kepada 30 responden diluar dari responden penelitian, tetapi memiliki karakteristik yang sama dengan responden penelitian. Nilai r tabel dengan ketentuan df = jumlah

(57)
[image:57.595.109.516.129.757.2]

Tabel 4.1 Uji Validitas

No Pertanyaan r hitung r tabel Validitas

1 P1 0,626 0,361 Valid

2 P2 0,567 0,361 Valid

3 P3 0,620 0,361 Valid

4 P4 0,680 0,361 Valid

5 P5 0,567 0,361 Valid

6 P6 0,719 0,361 Valid

7 P7 0,521 0,361 Valid

8 P8 0,640 0,361 Valid

9 P9 0,742 0,361 Valid

10 P10 0,571 0,361 Valid

11 P11 0,673 0,361 Valid

12 P12 0,500 0,361 Valid

13 P13 0,608 0,361 Valid

14 P14 0,764 0,361 Valid

15 P15 0,617 0,361 Valid

16 P16 0,659 0,361 Valid

17 P17 0,726 0,361 Valid

18 P18 0,380 0,361 Valid

19 P19 0,581 0,361 Valid

20 P20 0,617 0,361 Valid

21 P21 0,696 0,361 Valid

22 P22 0,663 0,361 Valid

23 P23 0,628 0,361 Valid

(58)

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS 16,0 (Juli 2011)

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa seluruh butir pertanyaan telah valid karena r

hitung > r tabel. Dengan demikian, kuesioner dapat dilanjutkan pada tahap pengujian

reliabilitas.

2. Uji Reliabilitas

Menurut Ghozali dan Kuncoro (dalam Ginting dan Situmorang, 2008:179) butir pertanyaan yang sudah dinyatakan valid dalam uji validitas akan ditentukan reliabilitasnya dengan kriteria sebagai berikut:

1. Menurut Ghozali jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,60 maka pertanyaan reliabel. 2. Menurut Kuncoro jika nilai Cronbach’s Alpha > 0,80 maka pertanyaan

[image:58.595.116.519.455.509.2]

reliabel.

Tabel 4.2 Uji Reliabilitas

Cronbach’s Alpha Jumlah Pertanyaan

0,941 24

Sumber: Hasil Pengolahan SPSS (Juli 2011)

(59)

4.2.2 Analisis Data

1. Analisis Deskriptif

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah daftar pertanyaan (kuesioner). Jumlah pertanyaan adalah 24 butir pertanyaan, yaitu empat butir pertanyaan untuk variabel Harga (X1), empat butir pertanyaan untuk variabel Lokasi

(X2), sepuluh butir pertanyaan untuk variabel Kualitas Pelayanan (X3), dan enam butir

pertanyaan untuk variabel Keputusan Pembelian (Y).

Kuesioner disebarkan kepada Sembilan puluh tujuh (97) orang yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan oleh peneliti di Merica Food Center Plaza Millenium Medan.

a. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Umur

(60)
[image:60.595.135.470.113.258.2]

Tabel 4.3

Gambaran Umum Responden Berdasarkan umur Karakteristik Jumlah

Responden

Jumlah (%)

Total

Umur 17-25 tahun 39 37,83 %

100 % >26 tahun 58 56,26%

Sumber: data Primer diolah Peneliti (Juli 2011)

Pada Tabel 4.3 dapat disimpulkan bahwa konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan tidak memandang usia, ini dapat dilihat dari data gambaran umum responden dimana konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan hampir merata baik mulai dari umur 17-25 tahun maupun diatas umur 26 tahun.

b. Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan

Berdasarkan data-data pada kuesioner yang telah disebarkan oleh peneliti kepada 97 orang responden, diperoleh data mengenai gambaran umum responden penelitian. Jumlah dan persentase gambaran umum responden berdasarkan pekerjaan dapat dilihat pada Tabel 4.4 berikut ini:

Tabel 4.4

Gambaran Umum Responden Berdasarkan Pekerjaan

Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%)

Pelajar/Mahasiswa 21 20,37

Pegawai Swasta 31 30,07

Pegawai Negeri 18 17,46

Wiraswasta 24 23,28

Kontraktor 2 1,94

Pengacara/ Advokat 1 0,97

(61)

Pada Tabel 4.4 dapat disimpulkan bahwa Konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan tidak hanya pada Pekerjaan tertentu saja, dengan jumlah pengguna yang berbeda - beda pada jenis Pekerjaan. Ini dapat dilihat dari data gambaran umum responden dimana jumlah konsumen Merica Food Center Plaza Millenium Medan tidak merata, karena tergantung pada jumlah orang menurut jenis pekerjaannya.

c. Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga, Lokasi, dan Kualitas Pelayananan.

Tabel 4.5

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Harga (X1) No

Ite m

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 3 3,1 64 66,0 30 30,9 97 100

2 0 0 0 0 0 0 73 75,3 24 24,7 97 100

3 0 0 0 0 0 0 62 63,9 35 36,1 97 100

4 0 0 0 0 2 2,1 70 72,2 25 25,8 97 100 Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011)

Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa:

(62)

2. Pada pertanyaan kedua, dari 97 responden, 24,7% menyatakan sangat setuju bahwa responden membeli di Merica Food Center karena memiliki produk (makanan dan minuman) dengan pilihan berbagai harga dan 75,3% menyatakan setuju.

3. Pada pertanyaan ketiga, dari 97 responden, 36,1% responden menyatakan sangat setuju produk (makanan dan minuman) Merica Food Center sesuai dengan kualitas yang disediakan, sedangkan sisanya 63,9% menyatakan setuju.

[image:62.595.86.559.452.574.2]

4. Pada pertanyaan keempat, dari 97 responden terdapat 25,8% responden menyatakan sangat setuju bahwa membeli produk (makanan dan minuman) Merica Food Center karena sesuai dengan manfaat yang diperoleh, 72,2% menyatakan setuju, dan 2,1% menyatakan kurang setuju.

Tabel 4.6

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Lokasi (X2) No

Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 3 3,1 6 6,2 68 70,1 20 20,6 97 100

2 6 6,2 3 3,1 13 13,4 48 49,5 27 27,8 97 100

3 0 0 0 0 21 21,6 54 55,7 22 22,7 97 100

4 0 0 2 2,1 5 5,2 70 72,2 20 20,6 97 100

Sumber: Data Primer diolah peneliti (Juli 2011) Berdasarkan Tabel 4.6 dapat dilihat bahwa:

(63)

2. Pada pertanyaan kedua, dari 97 responden, 27,8% responden yang menyatakan sangat setuju Merica Food Center di Lantai 5 Plaza Millenium Medan memiliki tempat yang cukup luas, 49,5% menyatakan setuju, 13,4% menyatakan kurang setuju, 3,1% menyatakan tidak setuju dan 6,2% menyatakan sangat tidak setuju.

3. Pada pertanyaan ketiga, dari 97 responden, 22,7% responden menyatakan sangat setuju Lokasi Merica Food Center di Jalan Kapten Muslim Medan dilalui banyak alat transportasi, sedangkan 55,7% menyatakan setuju, 21,6% menyatakan kurang setuju, tidak ada responden yang menyatakan tidak setuju dan menyatakan sangat tidak setuju.

[image:63.595.89.563.509.709.2]

4. Pada pertanyaan keempat, dari 97 responden terdapat 20,6% responden menyatakan sangat setuju Lokasi Merica Food Center di Jalan Kapten Muslim Medan mudah ditemukan, 72,2% menyatakan setuju, 5,2% menyatakan kurang setuju, hanya 2,1% menyatakan tidak setuju.

Tabel 4.7

Distribusi Jawaban Responden Terhadap Variabel Kualitas Pelayanan (X3) No

Item

STS TS KS S SS Total

F % F % F % F % F % F %

1 0 0 0 0 10 10,3 58 59,8 29 29,9 97 100

2 0 0 0 0 1 1,0 74 76,3 22 22,7 97 100

3 0 0 2 2,1 27 27,8 41 42,3 27 27,8 97 100

4 0 0 2 2,1 9 9,3 61 62,9 25 25,8 97 100

5 0 0 2 2,1 6 6,2 63 64,9 26 26,8 97 100

6 0 0 0 0 1 1,0 73 75,3 23 23,7 97 100

7 0 0 6 6,2 7 7,2 65 67,0 19 19,6 97 100

8 0 0 1 1,0

Gambar

Gambar 2.1 Proses Pengambilan Keputusan Pembelian
Gambar 2.2 Kerangka Konseptual
Tabel 3.1  Operasionalisasi Variabel
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil analisis data dapat diperoleh, terdapat pengaruh secara positif dan signifikan antara Produk, Kualitas Pelayanan, Lokasi, Promosi dan Harga dengan terhadap keputusan

Variabel lokasi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pembelian Hotel Syariah di Surakarta, sedangkan hasil analisis uji F secara bersama-sama variabel

Setelah kuesioner dianalis maka diperoleh hasil penelitian variabel harga berpengaruh positif dan signifikan secara parsial terhadap keputusan pembelian konsumen dan

Nilai Koefisien (R) sebesar 0,596 menunjukkan bahwa variabel Harga, Produk, Pelayanan, Lokasi, dan Suasana Toko terhadap keputusan pembelian konsumen pada Jolie

Dengan demikian dapat diketahui bahwa faktor kualitas pelayanan, harga, dan lokasi merupakan faktor-faktor yang dapat berpengaruh terhadap keputusan pembelian di Toko

Dari keseluruhan hasil analisis data menunjukkan bahwa variabel persepsi harga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian minimarket Alfamart

Hasil pembahasan ditemukan bahwa secara simultan kualitas produk, harga dan lokasi berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian dengan kontribusi sebesar 57,0%

Angka R Squer 0,818 menunjukan kemampuan atau tingkat pengaruh kualitas pelayanan, harga, dan lokasi terhadap keputusan pembelian pada Rumah Makan di Kabupaten Mamuju, serta angka