• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

SIKAP BIDAN TERHADAP ROOMING IN (RAWAT GABUNG) DI RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU

TAHUN 2007/2008

SRI WAHYUNI

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

(2)

LEMBAR PENGESAHAN KTI

Judul : SIKAP BIDAN TERHADAP ROOMING IN (RAWAT GABUNG) DI RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU TAHUN 2007/2008.

Nama : Sri Wahyuni

NIM : 075102024

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Pembimbing,

(3)

LEMBAR PENGESAHAN KTI

Judul : HUBUNGAN PENDAMPING PERSALINAN SAAT

BERSALIN TERHADAP LAMANYA PROSES PERSALINAN DI RSU SUNDARI MEDAN TAHUN 2008

Nama : Sri Rahmayanti

NIM : 075102030

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Pembimbing,

( Sartini Bangun, M.Kes )

(4)

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Ibu / Saudara Responden

Dr. RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru

Sebagai persyaratan tugas akhir mahasiswa Program D-IV Bidan Pendidik FK.USU Medan, saya akan melakukan penelitian tentang sikap bidan terhadap Rooming In (Rawat Gabung) di RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru Tahun 2007/2008. Tujuan penelitian penelitian ini adalah untuk mengetahui Sikap Bidan Terhadap Rooming In (Rawat Gabung) berdasarkan pengetahuan dan pengalaman Bidan.

Untuk keperluan tersebut saya mohon bersedia/tidak bersedia

Jawaban saudara dijamin kerahasiaan.

*) ibu / saudara untuk menjadi responden dalam penelitian ini, selanjutnya kami mohon bersedia / tidak bersedia*) Ibu / saudara untuk mengisi kuesioner yang saya sediakan dengan kejujuran dan apa adanya.

Demikian, lembar persetujuan ini kami buat, atas bantuan dan partisipasinya disampaikan terima kasih.

Medan, November 2007

Responden Peneliti,

……….. ( Sri Wahyuni )

(5)

KUESIONER

SIKAP BIDAN TERHADAP ROOMING IN (RAWAT GABUNG) DI RSUD ARIFIN AHMAD PEKANBARU

TAHUN 2007/2008

1. Jawablah pertanyaan dan pernyataan di bawah ini dengan jujur 2. Berikan tanda check list () pada kotak yang telah disediakan.

PENGETAHUAN

No. Pernyataan

Jawaban Benar Salah 1 Rooming in (Rawat Gabung) adalah suatu cara

perawatan ibu dan bayi dalam sebuah ruangan bersama-sama selama 24 jam

2 Tujuan Rooming in (Rawat Gabung) adalah agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin

3 Dalam rawat gabung, suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar

4 Dengan Rooming in (Rawat Gabung) ibu dan bayi tidak mendapatkan apa-apa.

(6)

No. Pernyataan

Jawaban Benar Salah 5 Rooming in (Rawat Gabung) mengharuskan

bayi satu tempat tidur dengan ibunya

6 Rooming in (Rawat Gabung) dapat diterapkan pada semua BBL ?

7 Dengan Rooming in (Rawat Gabung) akan mempercepat involusi rahim.

8 Memisahkan bayi dengan ibunya segera setelah melahirkan adalah tindakan yang tepat untuk mencegah infeksi

9 Rooming in (Rawat Gabung) tidak boleh diberikan pada bayi yang sangat premature 10 Dengan pelaksanaan Rooming in (Rawat

(7)

SIKAP

1. Tulislah jawaban saudara sesuai dengan yang anda ketahui a. Jika ada sangat setuju beri tanda () pada kolom SS b. Jika ada setuju beri tanda () pada kolom S

c. Jika ada tidak setuju beri tanda () pada kolom TS

d. Jika ada sangat tidak setuju beri tanda () pada kolom STS

No. Kuesioner Jawaban

SS S TS STS 1 Apakah anda setuju jika seorang ibu berkeinginan

untuk turun dari tempat tidur untuk merawat bayinya sendiri akan memperlambat proses pemulihan ibu ?

2 Setujukah anda jika seorang ibu tidak mau menyusui bayinya segera setelah bayinya lahir ?

3 Setujukah Anda metode kangguru merupakan cara yang paling efektif untuk mencegah kehilangan panas pada BBL

4 Apakah anda setuju bahwa kondisi psikis ibu yang bahagia dan tenang dapat melancarkan ASI ?

(8)

No. Kuesioner Jawaban SS S TS STS 6 Setujukah anda bahwa pada jam-jam pertama

setelah dilahirkan bayi segera disusukan kepada ibunya dapat merangsang pengeluaran ASI ?

7 Setujukah Anda jika seorang Bidan harus mampu menerapkan Rooming In (rawat gabung) ?

8 Setujukah Anda jika seorang ibu mengatakan tidak mau Rooming In (Rawat Gabung) karena tidak ada tempat tidur khusus untuk bayi.

9 Setujukah Anda jika seorang ibu mengatakan tidak mau Rooming In (Rawat Gabung) karena takut tidak bisa merawat bayinya ?

(9)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PERSEPSI IBU TENTANG NYERI POST PARTUM DENGAN RIWAYAT SECTIO CAESARIA DI RSU. SEMBIRING DELITUA 2008

Nama : HENNY SRI ULINA GINTING

NIM : 075102036

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Medan, November 2007 Dosen Pembimbing,

(10)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH (KTI) MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK-USU

Hari/Tanggal Materi Saran

Tanda Tangan Pembimbing Mahasiswa Senin

10-09-2007

Pengajuan Judul Perbaikan Judul

Kamis 13-09-2007

Pengajuan Judul ACC Judul

Sabtu 21-09-2007

Konsul Bab I Perbaikan Latar Belakang

Kamis

Konsul Bab 2,3,4 Perbaikan Penulisan

Sabtu 27-10-2007

Konsul Bab 2,3,4 Perbaikan Penulisan dan Penomoran

Selasa 30-10-2007

Konsul Bab 2,3,4 dan tinjauan pustaka

Perbaikan

Rabu 07-11-2007

Konsul Kuesioner Perbaikan

Sabtu 10-11-2007

Konsul Kuesioner Acc

Selasa 13-11-2007

Pengajuan Proposal Acc Proposal

Dosen Pembimbing,

( Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS NIP. 132 258 269

(11)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH (KTI) MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK-USU

Hari/Tanggal Materi Saran

Tanda Tangan Pembimbing Mahasiswa Senin

10-09-2007

Pengajuan Judul Perbaikan Judul

Kamis 13-09-2007

Pengajuan Judul ACC Judul

Sabtu 21-09-2007

Konsul Bab I Perbaikan Latar Belakang

Kamis

Konsul Bab 2,3 Perbaikan Penulisan

Sabtu 27-10-2007

Konsul Bab 2,3 Perbaikan Penulisan dan Penomoran

Konsul Kuesioner Perbaikan

Sabtu 10-11-2007

Konsul Kuesioner Acc

Selasa 13-11-2007

Pengajuan Proposal Acc Proposal

Dosen Pembimbing,

( Dewi Elizadiani Suza, SKp, MNS NIP. 132 258 269

(12)

LEMBAR PENGESAHAN

Judul : PENGARUH LINGKUNGAN TERHADAP PSIKOLOGI TUMBUH KEMBANG ANAK (7-12 TAHUN) DI MEDAN TAHUN 2008

Nama : HALIMATUSSA’DIYAH LUBIS

NIM : 075102012

Program Studi : D-IV Bidan Pendidik FK USU

Medan, November 2007 Dosen Pembimbing,

(13)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas karuniaNya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan Judul “Faktor Yang Menyebabkan Wanita Melakukan Perkawinan pada Usia Muda di Desa Cingkes Kecamatan Doloksilau.

Dalam penyusunan karya ilmiah ini, penulis menyadari masih jauh dari kesempurnaan maka dengan segala kerendahan hati. Penulis mengharapkan saran dan kritik untuk mencapai hasil yang lebih baik lagi. Maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada yang terhormat : 1. Prof. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD.KGEH, selaku dekan fakultas kedokteran

Universitas Sumatera Utara Medan yang telah memberi kesempatan kepada penulis mengikuti Program D-IV Bidan Pendidik.

2. Prof. dr. Guslihan Dasa Tjipta, Sp.A(K) selaku Ketua Departemen Ilmu Keperwatan Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

3. dr. Murniati Manik, SpKK, MSc, selaku ketua program D-IV Bidan Pendidik FK USU.

(14)

5. dr. Arlinda Sari Wahyuni, M.Kes selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan, arahan dan masukan dalam penyusunan karya tulis ilmiah ini.

6. dr. Juliandi Harahap, MA, selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

7. Kedua orang tuaku yang sangat kusayangi, Ayahanda (K. Tarigan) dan Ibunda (S. br. Sembiring) dan keempat saudara dan kakak ipar saya yang selalu mendukung dalam doa dan moril serta materil selama mengikuti pendidikan. 8. Kepada Kakak dan adik serta keponakanku yang selalu membawa keceriaan

kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat program D-IV bidan Pendidik FK USU, yang telah berbagi pengalaman, masukan dan dukungan dalam penyelesaian penyusunan karya tulis ini, juga untuk kebersamaan yang bermakna dan tak akan terlupakan selama pendidikan.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang turut membantu penulis selama menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, semoga bermanfaat bagi semua pihak dan kiranya Tuhan Yang Maha Esa selalu memberikan karuniaNya yang berlimpah kepada kita semua. Amin..

Medan, Juni 2008

(15)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

KATA PENGANTAR ... ii

DAFTAR ISI ... iv

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I. PENDAHULUAN ... 1

1.1.Latar Belakang ... 1

1.2.Pertanyaan Penelitian ... 3

1.3.Tujuan ... 4

1.3.1. Tujuan Umum ... 4

1.3.2. Tujuan Khusus ... 4

1.4.Manfaat Penelitian ... 4

1.5.Ruang Lingkup Penelitian ... 5

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ... 6

2.1. Sikap ... 6

2.1.1. Pengertian Sikap ... 6

2.1.2. Komponen Sikap ... 6

(16)

2.2. Pengetahuan ... 9

2.2.1. Pengertian Pengetahuan ... 9

2.2.2. Tingkatan Pengetahuan ... 9

2.3. Pengertian Bidan ... 11

2.4. Rooming In (Rawat Gabung) ... 11

2.4.1. Pengertian Rooming In ... 11

2.4.2. Tujuan Rooming In ... 12

2.4.3. Syarat-syarat Rooming In ... 13

2.4.4. Kontra Indikasi Rooming In ... 13

2.4.5. Manfat Rooming In ... 14

2.5. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rooming In ... 16

2.6. Pelaksanaan Rooming In Inap (Rawat Gabung) ... 18

BAB III. KERANGKA PENELITIAN ... 19

3.1. Kerangka Konseptual ... 19

3.2. Defenisi Operasional ... 19

3.2.1. Sikap Bidan ... 19

3.2.2. Pengetahuan Bidan ... 20

BAB IV. METODELOGI PENELITIAN ... 22

4.1. Desain Penelitian... 22

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian ... 22

4.2.1. Populasi ... 22

(17)

4.3. Lokasi Penelitian ... 23

4.4. Pertimbangan Etik ... 23

4.5. Instrumen Penelitian ... 23

4.5.1. Penyusunan Kisi Pertanyaan / Pernyataan ... 24

4.6. Pengumpulan Data ... 25

4.7. Analisa Data ... 26

BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 27

5.1.Hasil Penelitian ... 27

5.1.1.Pengetahuan Bidan ... 27

5.1.2.Sikap Bidan ... 27

5.2.Pembahasan ... 29

5.2.1.Pengetahuan Bidan ... 29

5.2.2. Sikap Bidan ... 29

BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ... 30

6.1. Kesimpulan ... 30

6.2. Saran ... 30 DAFTAR PUSTAKA

(18)

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In di RS Awal Bros Pekan Baru Tahun 2008

Nama : Sri Wahyuni NIM : 075102024

Program Studi : D.IV Bidan Pendidik FK USU Medan

Menyetujui Pembimbing

Sartini Bangun, SPd, M.Kes

Penguji I Penguji II

(19)

LEMBAR PENGESAHAN KTI

Judul : Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In di RS Awal Bros Pekan Baru Tahun 2008

Nama : Sri Wahyuni NIM : 075102024

Program Studi : D.IV Bidan Pendidik FK USU Medan

Pembimbing

(20)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2008

SRI WAHYUNI

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008

ABSTRAK

Rooming In (Rawat Gabung) adalah menempatkan bayi sekamar / seruangan

dengan ibunya, meski berada ditempat tidur yang berbeda, jarak ibu dan bayinya jadi berdekatan, sehingga memungkinkan ibu memperhatikan bayinya. Dalam upaya menggalakkan pemberian ASI rawat gabung merupakan langkah awal yang sangat penting. Berdasarkan SDKI Tahun 2002-2003 jumlah pemberian ASI Ekslusif hanya mencakup 64% dari total bayi, sementara UU RI No. 25 Tahun 2000 mencantumkan tingkat pencapaian pemberian ASI Ekslusif adalah 80%.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh bidan di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008. Sampel penelitian adalah seluruh total populasi. Analisa data dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependent dan independent (univariat).

Hasil analisa univariat menemukan bahwa dari 40 responden pengetahuan bidan tentang Rooming In, 15 responden dikategorikan pengetahuan baik, 21 responden dikategorikan pengetahuan cukup, sedangkan 4 responden diketegorikan pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan responden terbanyak adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (52,5%) sisanya adaalah berpengetahuan baik sebanyaak 15 responden (37,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (10%). Dari 40 responden sikap bidan tentang Rooming In 22,5% dibawah rata-rata dan 50% di atas angka rata-rata.

Untuk itu diharapkan kepada pihak rumah sakit agar bisa menfasilitai pelaksanaan Rooming In dan seluruh tenaga bidan diberikan pelatihan pelaksanaan agar dapat mensukseskan usaha asuhan saying bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan dan sikap bidan, rooming in

(21)

RANCANGAN / ANGGARAN BIAYA PENELITIAN

KARYA TULIS ILMIAH

PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK-USU TAHUN 2007 / 2008

e Seminar proposal (power point) Terbilang : (dua juta tujuh ratus lima puluh ribu rupiah)

Peneliti,

(22)

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan Tentang rooming in di

RS. Awal Bros Pekanbaru Tahun 2008 ... 27 Tabel 5.2. Distribusi frekuensi sikap bidan tentang rooming in di RS. Awal

Bros Pekanbaru Tahun 2008 ... 28

(23)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian (Informed Consent) 2. Lembar kuesioner Penelitian

3. Master Data

4. Jadwal Kegiatan (Time Table) 5. Rencana Biaya Penelitian

6. Surat Izin Penelitian dari D-IV Bidan Pendidik

(24)

UNIVERSITAS SUMATRA UTARA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK

KARYA TULIS ILMIAH, JUNI 2008

SRI WAHYUNI

Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008

ABSTRAK

Rooming In (Rawat Gabung) adalah menempatkan bayi sekamar / seruangan

dengan ibunya, meski berada ditempat tidur yang berbeda, jarak ibu dan bayinya jadi berdekatan, sehingga memungkinkan ibu memperhatikan bayinya. Dalam upaya menggalakkan pemberian ASI rawat gabung merupakan langkah awal yang sangat penting. Berdasarkan SDKI Tahun 2002-2003 jumlah pemberian ASI Ekslusif hanya mencakup 64% dari total bayi, sementara UU RI No. 25 Tahun 2000 mencantumkan tingkat pencapaian pemberian ASI Ekslusif adalah 80%.

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008.

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan Cross Sectional. Populasi adalah seluruh bidan di RS Awal Bross Pekanbaru Tahun 2008. Sampel penelitian adalah seluruh total populasi. Analisa data dilakukan untuk mendapatkan distribusi frekuensi dari masing-masing variabel dependent dan independent (univariat).

Hasil analisa univariat menemukan bahwa dari 40 responden pengetahuan bidan tentang Rooming In, 15 responden dikategorikan pengetahuan baik, 21 responden dikategorikan pengetahuan cukup, sedangkan 4 responden diketegorikan pengetahuan kurang. Tingkat pengetahuan responden terbanyak adalah berpengetahuan cukup yaitu sebanyak 21 responden (52,5%) sisanya adaalah berpengetahuan baik sebanyaak 15 responden (37,5%) dan pengetahuan kurang sebanyak 4 responden (10%). Dari 40 responden sikap bidan tentang Rooming In 22,5% dibawah rata-rata dan 50% di atas angka rata-rata.

Untuk itu diharapkan kepada pihak rumah sakit agar bisa menfasilitai pelaksanaan Rooming In dan seluruh tenaga bidan diberikan pelatihan pelaksanaan agar dapat mensukseskan usaha asuhan saying bayi.

Kata Kunci : Pengetahuan dan sikap bidan, rooming in

(25)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Rekomendasi WHO pada pertemuan Tahun 1979 di Geneva tentang makanan bagi bayi dan anak antara lain : menyusukan merupakan bagian terpadu dari proses produksi yang secara ideal dan alamiah, serta merupakan dasar biologis dan psikologik yang dibutuhkan untuk pertumbuhan, memberikan susu formula sebagai tambahan, dengan dalil apapun pada bayi harus dihindari (Prawirohardjo, 2002).

Pada tahun 1982 diselenggarakan Travelling Seminar On Breastfeeding oleh BKPD dan USAID yang diselenggarakan di Bandung. Kegiatan ini sangat merangsang peningkatan penggunaan air susu ibu dan pelaksanaan rawat gabung. Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002-2003, didapati data jumlah memberikan ASI Ekslusif pada bayi dibawah usia 2 bulan hanya mencakup 64% dari total bayi yang ada. Persentase tersebut menurun seiring dengan bertambahnya usia bayi yakni 46% pada bayi usia 2-3 bulan dan 14% pada bayi usia 4-5 bulan, yang lebih memprihatinkan 13% bayi di bawah 2 bulan telah diberi susu formula dan satu dari tiga bayi usia 2-3 bulan telah diberi makanan tambahan.

(26)

mencantumkan tingkat pencapaian pemberian ASI Ekslusif ibu kepada bayinya yang harus dicapai yaitu sebesar 80% (Hanifah, 2005).

Dalam upaya menggalakkan pemberian Air Susu Ibu, rawat gabung merupakan langkah awal yang sangat penting pada saat propaganda susu formula. Berdasarkan evaluasi beberapa tahun terakhir, ternyata sikap demikian merugikan bayi dan ibunya. Kesadaran untuk kembali pada sistem lama mendapat inspirasi dari orang-orang yang selalu memberikan air susu ibu dan terbukti bayinya sehat dan tumbuh kembang dengan baik (Marjono, 2006).

Pada masa kehamilan, kenyamanan dan kehangatan yang dirasakan bayi didapatkan dari air ketuban yang melindunginya di dalam rahim. Proses persalinan menghilangkan semua kenyamanan tersebut. Pergantian lingkungan dari dalam rahim ke dunia luar yang begitu mendadak tentu saja sudah merupakan trauma pada bayi. Setelah proses persalinan fungsi air ketuban pada masa kehamilan digantikan oleh ibu melalui dekapan dan kasih sayang yang diberikan, hal tersebut akan didapat melalui rooming in (Rawat gabung) antara ibu dan bayi tersebut (Wiknojosastro, 2002).

(27)

yaitu dari alveolus (tempat ASI diproduksi) ke duktus laktiferus (tempat dimana ASI disimpan sebelum dihisap oleh bayi) (Prawirohardjo, 2004).

Rooming In (rawat gabung) juga dapat memungkinkan ibu menyesuaikan

diri dengan bayinya, melihat tingkah laku bayi dan belajar menafsirkan kebutuhan bayi, memberikan ASI secara dini pada bayinya serta memudahkan ibu menyusui bayi setiap saat diperlukan dengan bimbingan perawat yang berpengalaman. Sayangnya, sampai sekarang masih banyak Rumah Sakit atau Rumah Bersalin yang tidak menyediakan fasilitas ini. Umumnya, setelah ibu melahirkan bayinya, ibu dan bayi akan langsung dipisahkan dan berada di ruangan yang berbeda. Ibu berada di ruangan perawatan untuk ibu dan bayinya berada diruang perwatan khusus untuk bayi.

Saat ini penulis lebih memfokuskan kepada Bidan di RS Awal Bros Pekanbaru, karena merekalah yang pertama berhubungan dengan ibu dan bayi baru lahir. Oleh karena itu diharapkan mereka dapat mengaplikasikan ilmu yang didapat, sehingga dari masyarakat yang tidak tahu menjadi tahu, dari yang tidak menerima menjadi menerima dengan tangan terbuka dan diterapkan dengan baik.

Berdasarkan hal tersebut maka penulis ingin melakukan penelitian dengan judul Pengetahuan dan Sikap Bidan Tentang Pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung) di RS Awal Bros Pekanbaru Tahun 2008.

1.2.Pertanyaan Penelitian

(28)

1.3.Tujuan Penelitian

1.3.1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengetahuan dan sikap bidan tentang pelaksanaan rooming in (rawat gabung) ?

1.3.2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui pengetahuan bidan di RS Awal Bros Pekanbaru tentang pelaksanaan rooming in (rawat gabung).

b. Untuk mengetahui sikap bidan di RS Awal Bros Pekanbaru tentang Pelaksanaan rooming in (rawat gabung)

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Bagi perkembangan ilmu pengetahuan

Hasil penelitian ini diharapkan akan bermanfaat secara teoritis sebagai aset pengembangan pelayanan kebidanan khususnya tentang pelaksanaan rooming in (rawat gabung)

1.4.2. Bagi Bidan di RS Awal Bros Pekanbaru

Sebagai bahan masukan bagi Bidan dalam meningkatkan kualitas pelayanan terutama tentang rooming in (rawat gabung).

1.4.3. Bagi RS Awal Bros Pekanbaru

(29)

1.4.4. Bagi Peneliti

Menambah pengetahuan dan wawasan penulis dalam melakukan penelitian dan sebagai penerapan ilmu yang telah dipelajari

1.5.Ruang Lingkup Penelitian

(30)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan (Knowledge) adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra yakni indra pengetahuan manusia melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2007) 2.1.2 Tingkatan pengetahuan

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari sebelumnya termasuk ke dalam pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat kembali (recall) terhadap saat yang bersifat spesifik dari seluruh badan yang telah dipelajari/rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehension)

(31)

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi Real (sebenarnya). Aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi/ penggunaan hukum-hukum, rumus, metode prinsip, disebut dalam konteks / situasi yang lain.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen tetapi masih di dalam suatu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. e. Sintesis (Syntetis)

Sintesis menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan, atau menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (Evaluation)

(32)

2.2 Sikap

2.2.1 Pengertian sikap

Sikap adalah suatu bentuk evaluasi dan reaksi perasaan. Sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau tidak memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut (Azwar, 2007).

Pengertian sikap kedua adalah sikap merupakan konstelasi komponen kognitif (pemikiran), afektif (perasaan) dan konatif (tindakan) yang saling berinteraksi dalam memahami, merasakan dan berprilaku terhadap sesuatu (Azwar, 2007).

Sikap adalah suatu efek atau penilaian positif atau negatif terhadap suatu objek (Azwar, 2007).

Sikap adalah merupakan reaksi atau respon seseorang yang masih tertutup terhadap suatu stimulus atau objek.

2.2.2. Komponen sikap a. Afektif

Afektif merupakan respon emosional atau perasaan seseorang terhadap objek yang dihadapinya.

b. Kognitif

Kognitif merupakan respon perseptual atau pemikiran dan pernyataan mengenai apa yang diyakini.

(33)

c. Konatif

Konatif merupakan respon berupa tindakan dan pernyataan terhadap perilaku.

Ketiga komponen ini bersama-sama membentuk sikap yang utuh. Sikap terdiri dari berbagai tingkatan yakni :

1) Menerima (Receiving)

Menerima diartikan bahwa orang mau dan memperhatikan stimulus yang diberikan.

2) Merespon (Responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikator dari sikap. Karena dengan suatu usaha untuk menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan, lepas pekerjaan itu benar atau salah adalah berarti orang menerima ide tersebut.

3) Menghargai (Valving)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan dengan orang lain terhadap suatu masalah adalah suatu indikasi sikap.

4) Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilih dengan segala resiko adalah merupakan sikap yang paling tinggi (Notoatmojo, 2003). 2.2.3. Pengukuran sikap

(34)

atau tidak mendukung, apakah memihak atau tidak memihak terhadap sesuatu atau seseorang sebagai objek.

b. Sikap memiliki intensitas, artinya kedalaman atau kekuatan sikap terhadap sesuatu belum tentu sama walaupun arahnya mungkin tidak berbeda .

c. Sikap juga memiliki keluasan, maksudnya kesetujuan atau ketidak setujuan terhadap suatu objek sikap dapat mengenai hanya aspek yang sedikit dan sangat spesifik akan tetapi dapat pula mencakup banyak sekali aspek yang ada pada objek sikap.

d. Sikap juga memiliki konsistensi, maksudnya adalah kesesuaian antara pernyataan sikap yang dikemukakan dengan responnya terhadap objek sikap yang termaksud. Konsistensi sikap diperlihatkan oleh kesesuaian sikap antar waktu. Untuk dapat konsisten sikap harus bertahan dalam diri individu untuk waktu yang relatif panjang.

(35)

Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

2.3 Pengertian Bidan

Bidan adalah seorang wanita yang telah mengikuti dan menyelesaikan pendidikan bidan yang telah diakui pemerintah dan lulus ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku, dicatat (registrasi), diberi izin secara sah untuk menjalankan praktek (Sofyan, 2006).

Bidan adalah wanita yang mempunyai kepandaian menolong dan merawat orang melahirkan dan bayinya (Departemen Pendidikan Nasional, 2005).

2.4 Rooming In (Rawat gabung)

2.4.1 Pengertian Rooming In

Rooming in (rawat gabung) berarti menempatkan bayi sekamar/seruangan dengan ibunya, meski tetap berada di tempat tidur yang berbeda, jarak ibu dan bayinya jadi berdekatan, sehingga memungkinkan ibu memperhatikan bayinya. Sebagian besar bayi baru lahir normal hanya membutuhkan ruangan hangat, bersih dan diobservasi ketat, segera diberikan kepada ibu untuk dihangatkan tubuhnya dan mendapatkan ASI (WHO, 1998).

Stimulus Rangsangan

Proses Stimulus

Reaksi Tingkah Laku (terbuka)

(36)

Rooming in (rawat gabung) ialah suatu system perawatan bayi serta ibu dirawat dalam satu unit. Dalam pelaksanaannya bayi harus selalu berada disamping ibu sejak segera setelah dilahirkan sampai pulang. Untuk persalinan di Rumah Sakit terdapat modifikasi dalam praktek bahwa pada saat kunjungan bayi ditempatkan dalam suatu station bayi agar tidak ada kontaminasi dengan pengunjung. Station bayi dibuat dengan dinding kaca agar pengunjung dapat melihat bayinya (Prawirohardjo, 2002).

Rooming in (rawat gabung) adalah suatu cara perawatan dimana ibu dan bayi yang baru dilahirkan tidak dipisahkan, melainkan ditempatkan dalam sebuah ruangan bersama-sama selama 24 jam penuh dalam seharinya (Budi Marjono, 1999).

2.4.2 Tujuan Rooming In (rawat gabung)

a. Agar ibu dapat menyusui bayinya sedini mungkin, kapan saja dibutuhkan. b. Agar ibu dapat melihat dan memahami cara perawatan bayi yang benar

seperti yang dilakukan oleh petugas.

c. Agar ibu mempunyai pengalaman dalam merawat bayinya sendiri selagi ibu masih di rumah sakit.

d. Dalam rawat gabung, suami dan keluarga dapat dilibatkan secara aktif untuk mendukung dan membantu ibu dalam menyusui dan merawat bayinya secara baik dan benar.

(37)

2.4.3 Syarat-syarat rooming in (rawat gabung)

Bayi dan ibu yang dirawat gabung harus memenuhi syarat sebagai berikut :

a. Lahir spontan, baik presentasi kepala maupun bokong.

b. Bila lahir dengan tindakan, maka rawat gabung dilakukan setelah bayi cukup sehat , reflek menghisap baik, tidak ada tanda infeksi dsb.

c. Bayi yang dilahirkan dengan secsio cesarea dengan anastesia umum, rawat gabung dilakukan setelah ibu dan bayi sadar penuh (bayi tidak ngantuk), misalnya 4-6 jam setelah operasi selesai. Bayi tetap disusukan meskipun mungkin ibu masih terpasang infus.

d. Bayi tidak asfiksia setelah lima menit pertama (nilai apgar minimal 7) e. Umur kehamilan 37 minggu atau lebih.

f. Berat lahir 2000-2500 gram atau lebih.

g. Tidak terdapat tanda-tanda infeksi intrapartum. h. Bayi dan ibu sehat.

2.4.4 Kontra indikasi rooming in (rawat gabung)

Rawat gabung tidak boleh diberikan pada ibu dan bayi yang mengalami : a. Bayi yang premature

b. Bayi berat lahir kurang dari 2000-2500 gram c. Bayi dengan sepsis.

(38)

e. Bayi dengan gangguan napas.

f. Ibu dengan infeksi berat, misalnya : sepsis, dsb.

2.4.5. Manfaat rooming in (rawat gabung) bagi ibu dan bayi. 1. Aspek fisik

a. Menyusui anak akan mudah dilaksanakan dan mudah berhasil karena anak berada disamping ibunya. Ibu tahu betul waktu menyusui dan waktu anaknya lapar.

b. Bahaya infeksi dari bayi lain dapat dikurangi karena bayi terpisah dari bayi lain karena bayi sekamar dengan ibunya.

2. Aspek fisiologis

a. Bila ibu dekat dengan bayinya, maka bayi akan segera disusui dan frekwensinya lebih sering dan ini merupakan proses fisiologisyang alami.

b. Dengan menyusui maka akan timbul refleks oksitosin yang akan membantu proses fisiologis infolusi rahim, dan prolaktin yang akan memacu proses produksi ASI.

3. Aspek Psikologis.

(39)

b. Menimbulkan kepuasan bagi bayi dan ibu karena hubungan diantara mereka dapat selalu dijalin.

c. Membentuk temperamen yang baik bagi bayi karena bayi tidak perlu marah atau menangis karena lapar atau karena kurang perhatian sebab sewaktu-waktu ibu dapat menolong dan memperhatikannya.

d. Waktu kunjungan kedua orang tua yaitu ibu dan ayah akan lebih gembira karena merasa dapat bertemu dalam satu kesatuan keluarga.

4. Aspek pendidikan

a. Bagi yang belum berpengalaman dengan adanya rawat gabung dapat mempelajari bayinya menambah pengetahuan dan pengalaman dalam merawat anaknya bila telah pulang kerumahnya.

b. Dengan mengamati tingkah laku anaknya, ia akan mengetahui hal-hal yang perlu mendapatkan pertolongan, misalnya : bila muka anaknya pucat, bernafas tidak teratur, buang iar besar encer, berwarna hijau,dsb.

5. Aspek Ekonomi.

(40)

b. Lama perawatan ibu menjadi lebih pendek karena involusi rahim menjadi lebih cepat. Demikian juga infeksi dapat dikurangi atau dicegah, berarti penghematan biaya bagi keluarga ibu karena perawatan lebih singkat.

6. Aspek medis.

Dengan pelaksanan rawat gabung maka akan menurunkan terjadinya infeksi nosokomial pada bayi serta menurunkan angka morbiditas ibu maupun bayi.

Manfaat yang tak kalah penting, dengan rooming in bayi tidak akan kehilangan kesempatan mendapatkan kolostrum yang diproduksi payudara ibu semenjak hari pertama sampai maksimal 3-4 hari (Roesli, 2004).

Dari beberapa studi terdahulu bahwa dengan menempelkan bayi ke dada ibu segera langsung dan menyelimuti ibu bersama bayinya (metode kangguru) merupakan cara yang sangat efektif untuk mencegah kehilangan panas pada bayi baru lahir (Depkes RI, 2001).

2.5 Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Rooming in (Rawat Gabung)

Keberhasilan rooming in (rawat gabung) yang mendukung peningkatan penggunaan ASI dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain:

1. Peranan sosial budaya

(41)

formula dianggap modern karena memberikan ibu kedudukan yang sama dengan ibu-ibu golongan atas. Ketakutan mengendornya payudara membuat ibu-ibu enggan menyusui bayinya.

2. Faktor ekonomi

Beberapa wanita memilih bekerja diluar rumah karena status atau memang dirinya dibutuhkan. Pada sebagian kasus lainnya ibu bekerja diluar rumah hanya semata karena tekanan ekonomi dimana penghasilan suami dirasakan belum dapat mencukupi kebutuhan keluarga.Dengan bekerja diluar rumah ibu tidak dapat berhubungan penuh dengan bayinya, bila bayi telah mengenal dot/botol maka bayi cenderuang lebih memilih botol. Dengan demikian frekwensi penyusuan akan berkurang dan akan menyebabkan produksi menurun. Keadaan ini selanjutnya akan mendorong ibu untuk menghentikan pemberian ASI.

3. Peranan tata laksana rumah sakit/rumah bersalin.

Peranan tata laksana rumah sakit/rumah bersalin sangat penting mengingat kini banyak ibu yang lebih menginginkan melahirkan di pelayanan kesehatan yang lebih baik. Tata laksana rumah sakit yang tidak menunjang keberhasilan menyusui harus dihindari, seperti :

a. Bayi yang dipuasakan beberapa hari, padahal reflek hisap bayi lebih kuat pada jam-jam pertama sesudah lahir. Rangsangan payudara dini akan mempercepat timbulnya reflek prolaktin dan mempercepat produksi ASI.

(42)

b. Memisahkan bayi dari ibunya

c. Pemberian sampel susu formula harus dihilangkan karena akan membuat ibu salah sangka dan menganggap susu formula sama baiknya bahkan lebih baik dari ASI.

4. Faktor dalam diri ibu sendiri. a. Keadaan gizi

b. Pengalaman / sikap ibu terhadap menyusui. c. Keadaan emosional

d. Keadaan payudara

2.6 Pelaksanaan Rooming In (Rawat Gabung)

(43)

BAB 3

KERANGKA PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptual

Gambar 1. Kerangka Konsep

3.2. Defenisi Operasional

Defenisi operasional bermanfaat untuk membatasi ruang lingkup atau pengertian variabel-variabel tersebut diberi batasan yang bermanfaat untuk mengarahkan kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan serta pengembangan instrumen atau alat ukur (Notoatmodjo, 2002).

3.2.1. Pengetahuan Bidan

Defenisi : Seberapa banyak informasi dan pengertian bidan tentang rooming in.

Cara ukur : Skala Guttman Pengetahuan

(44)

Kriteria : Nilai 1 : Memilih jawaban benar

Nilai 2 : Memilih jawaban salah atau tidak menjawab pernyataan

Hasil ukur : Baik : P = 80% – 100 % Cukup : P = 60% - 70% Kurang : P = < 50% Alat ukur : Kuesioner

Skala Ukur : Ordinal 3.2.2. Sikap Bidan

Defenisi : Suatu bentuk evaluasi dan reaksi perasaan bidan terhadap pelaksanaan rooming in (rawat gabung).

Cara ukur : Menggunakan Skala Likert dengan memberikan jawaban Sangat Setuju (SS), Setuju (S), Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS)

Kriteria : a. Untuk pernyataan positif (favorable) diberi skor : Nilai 4 : Jawaban sangat setuju (SS)

Nilai 3 : Jawaban setuju (S)

Nilai 2 : Jawaban tidak setuju (TS)

Nilai 1 : Jawaban sangat tidak setuju (STS) b. Untuk pernyataan negatif (unfavorable) diberi skor :

(45)

Nilai 3 : Jawaban tidak setuju (TS)

Nilai 4 : Jawaban sangat tidak setuju (STS) Alat ukur : Kuesioner

(46)

BAB 4

METODELOGI PENELITIAN

4.1 Desain Penelitian

Desain penelitian yang dilakukan adalah bersifat deskriptif dengan menggunakan pendekatan Cross sectional yaitu untuk menggambarkan pengetahuan dan sikap bidan tentang pelaksanaan rooming in.

4.2 Populasi dan Sampel Penelitian

4.2.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Notoatmodjo, 2002).

Populasi dalam penelitian ini adalah Bidan di RS Awal Bros Pekanbaru tahun 2008 sebanyak 40 responden.

4.2.2 Sampel

Sampel adalah sebagian dari populasi yang digunakan untuk dapat mewakili populasi. Mengenai besar kecilnya sampel menurut Sutrisno Hadi bahwa sebenarnya tidak ada sesuatu ketetapan yang mutlak berapa persen sampel harus diambil dari populasi. Dasar dari pengambilan sampel tidak dilakukan, tetapi penelitian dilakukan dengan total populasi.

(47)

4.3 Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RS Awal Bros Pekanbaru dengan pertimbangan memenuhi kebutuhan responden penelitian.

4.4 Pertimbangan Etik

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti mendapat rekomendasi dari ketua program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Kemudian peneliti meminta izin Bapak Pimpinan RS Awal Bros Pekanbaru untuk melakukan penelitian dengan memberikan rekomendasi dari ketua Program D-IV Bidan Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.

Lembar persetujuan penelitian diberikan kepada responden yang akan diteliti, tujuannya untuk memberikan kebebasan kepada responden peneliti untuk menentukan sendiri keikutsertaannya dalam penelitian serta agar responden mengetahui maksud dan tujuan penelitian. Setelah itu kuesioner yang digunakan oleh peneliti diberikan kepada responden yang akan diteliti setelah responden menandatangani lembar persetujuan penelitian (nformed consent). Peneliti akan menjaga kerahasiaan responden.

4.5 Instrumen Penelitian

(48)

unfavorable (negatif) dan pernyataan untuk pengetahuan yang berjumlah 10 pertanyaan. Adapun langkah-langkah dalam instrumen ini adalah sebagai berikut :

4.5.1. Penyusunan kisi-kisi pertanyaan / pernyataan a. Untuk pernyataan Sikap Bidan :

No. Pernyataan Sikap Nomor Pernyataan Jumlah 1 Favorable (Positif) 1,2,3,4,5,6,7,8, 17, 19 10 2 Unfavorable (Negatif) 9,10,11,12,13,14,15,16

18, 20

10

b. Untuk pernyataan Pengetahuan Bidan :

Semua jawaban dari responden dikumpulkan dan diberi nilai sebagai :

Nilai 1 : Memilih jawaban benar

Nilai 0 : Memilih jawaban salah atau tidak menjawab pernyataan Menjumlahkan skor yang didapat dan dibuat persentase dengan menggunakan rumus (Sujana, 1992) sebagai berikut :

P = Xind / Xmak x 100% Keterangan :

P : Persentase skor jawaban responden X Individu : Skor jawaban benar

(49)

4.6. Pengumpulan Data dan Pengolahan Data

Metode pengumpulan data berupa data primer yaitu data yang diperoleh langsung dari responden dengan cara menggunakan kuesioner dalam bentuk pertanyaan / pernyataan tentang pengetahuan dan sikap bidan tentang pelaksanaan rooming in (rawat gabung). Adapun cara pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Dalam mengumpulkan data dibagi menjadi tiga session berdasarkan sip jaga responden yaitu dilakukan pada pagi, sore dan malam dalam sehari. 2. Responden dikumpulkan dalam satu ruangan dan diberikan pengarahan

tentang cara pengisian kuesioner.

3. Responden yang setuju untuk mengisi kuesioner diberikan lembar informed consent untuk ditanda tangani.

4. Kuesioner diberikan kepada responden tanpa diberi nama dan langsung diisi oleh responden.

Setelah semua data diperoleh kemudian dilakukan pengolahan dengan 3 langkah :

1. Editing,dilakukan pengecekan kelengkapan identitas responden dan

pengecekan kelengkapan data yang telah diisi responden.

2. Coding, yaitu memberi tanda pada data yang telah dianggap sesuai

dengan variabelnya masing-masing

(50)

4.7 Analisa Data

(51)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Pengetahuan Bidan

Setelah dilakukan penelitian dengan membagikan kuesioner terhadap objek penelitian, maka diperoleh hasil tabulasi data dengan skor pengetahuan tertinggi 90 atau 90% dan skor nilai terendah adalah 20 atau 20%, dengan rentang (range) 7 (70%) dengan rata-rata skor mean adalah 52,75 standar deviasi 22,07. Untuk lebih jelas disajikan dalam tabel sebagai berikut :

Tabel 5.1

Distribusi Frekuensi Pengetahuan Bidan tentang Rooming In Di RS Swasta dan Pemerintah di Pekanbaru Tahun 2008

No. Kategori Pengetahuan F. Absolut F. Relatif 1 Baik (68 – 100) 15 37,25% 2 Cukup (34 – 67) 21 52,75%

3 Kurang (0 – 30) 4 10%

Jumlah 40 100%

(52)

5.1.2 Sikap Bidan

Setelah dilakukan perhitungan tentang nilai sikap bidan tentang rooming in, dari angket yang telah di tabulasi maka diperoleh skor maksimal 70 dan skor minimal 34 dengan rentang (range) 36 dan rata-rata (Mean) 51,4 nilai Mo = 45,66 dengan standar deviasi (Sd) = 13,40 . Rincian uraian dapat dilihat lampiran.

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Sikap Bidan tentang Rooming In Di RS Swasta dan Pemerintah di Pekanbaru Tahun 2008

No. Nilai Sikap F. Absolut F. Relatif

Dari tabel di atas dapat diketahui skor sikap bidan tentang pelaksanaan

rooming in adalah 51,4% disebut sikap positif. Sedangkan yang dibawah atau

(53)

5.2. Pembahasan

5.2.1. Pengetahuan Bidan

Dari hasi penelitian ditemukan bahwa 15 orang (37,25%) berpengetahuan baik tentang pelaksanaan rooming in dan 4 orang (10%) berpengetahuan kurang.

Pengetahuan kurang disebabkan oleh berbagai faktor yang antara lain disebabkan karena kurangnya bidan mengikuti perkembangan ilmu, dimana hal ini bisa diperoleh melalui seminar-seminar baik yang dilakukan oleh organisasi maupun yang dilakukan oleh pemerintah. Dalam hal ini, pihak Departemen Kesehatan atau Dinas Kesehatan yang mensosialisasikan, atau bisa juga dengan mengikuti pendidikan berkelanjutan.

5.2.2. Sikap Bidan

Sikap bidan tentang pelaksanaan rooming in diperoleh 29 orang (62,75%) bersikap positif dan 11 orang (37,25%) bersikap negatif. Ini menunjukkan bahwa pelaksanaan rooming in belum dapat dilakukan sepenuhnya, dengan berbagai kemungkinan yang antara lain bisa disebabkan karena belum disosialisasikan secara merata terhadap ibu-ibu dan juga terhadap bidannya, atau bisa juga karena sebuah rumah sakit belum siap untuk melakukannya dengan fasilitas yang ada.

(54)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian yang sudah diuraikan maka dapat diambil kesimpulan bahwa dari 40 responden diperoleh 15 orang (37,25%) berpengetahuan baik, 21 orang (52,25%) berpengetahuan cukup dan 4 orang (10%) berpengetahuan kurang, sedangkan dari 40 responden sikap bidan tentang pelaksanaan rooming in diperoleh 29 orang (62,75%) bersikap positif dan 11 orang (37,25%) bersikap negatif.

6.2 Saran

Diharapkan kepada pihak rumah sakit agar bisa memfasilitasi pelaksanaan

rooming in dan seluruh tenaga bidan diberikan pelatihan tentang pelaksanaan

rooming in agar dapat mensukseskan usaha asuhan sayang bayi.

(55)

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ghifari, A. 2000. Pernikahan Dini, Dilema Generasi Ekstravaganza. Bandung : Mujahid.

Al-Mighwar, Muhammad. 2006. Psikologi Remaja. Bandung : Pustaka Setia.

Azwar, Azrul. 2002. Kesehatan Reproduksi Remaja di Indonesia. Dalam : Surjadi (Peny.). Kesehatan Reproduksi Narkoba dan Kota Sehat. Jakarta : Jaringan Epidemiologi Nasional.

Eoh. O.S. 2001. Perkawinan Antar Agama dalam Teori dan Praktek. Ed. 1. Cet. 2. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Glasier, Anna. 2005. Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.

Gunarsa, Yulia Singgih, D. 2002. Asas-asas Psikologi Keluarga Idaman. Cetakan ke-3. Jakarta : Gunung Mulia.

Hidayat, Azil Alimul. 2007. Metode Penelitian Kebidanan, Teknik Analisis Data. Jakarta : Salemba Medika.

Hurlock, E. 2000. Psikologi Perkembangan. Jakarta : PT. Glora Aksara Pratama. Ikhsan, Azam Syukur Rahmatullah. 2004. Menikah Muda, Siapa Takut !. Cetakan

ke-1, Yogyakarta : Indiebooks Yogyakarta.

Martaadisoebrata, Djamhoer, dkk. (Edi). 2005. Bunga Rampai Obstetri dan

Ginekologi Sosial. Ed. 1. Cet. 1. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Notoatmodjo, S. 2002. Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta. ________. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

(56)

Sarwono, Sarlito Wirawan. 2006. Psikologi Remaja. Ed. 10. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Shappiro, Frank. 2000. Mencegah Perkawinan Yang Tidak Bahagia. Cetakan Ke-1. Jakarta. Restu Agung.

Surjadi, Charles, dkk. 2002. Kesehatan Reproduksi. Ed. 1. Jakarta : Jaringan Epidemiologi Nasional.

Walgito, Bimo. 2000. Bimbingan dan Konseling Perkawinan. Cetakan ke-1, Yogyakarta.

________. 2004. http://www.bkkbn. Diakses Tanggal 18 Juli 2007.

Braja, A. (2005). Psikologi Perkembangan, Tahapan-Tahapan dan Aspek-Aspeknya Dari 0 Tahun Sampai Akhir Baliq. Studi Press. Jakarta

Dinas Kesehatan. 2004. Asuhan Persalinan Normal. Jakarta. Balai Pustaka. Jakarta. Depdiknas. 2005. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Dwiloka & Riana. 2005. Teknik Menulis Karya Ilmiah.: Rineka Cipta. Jakarta

Fauzi, A. 2005. Program ASI Eksklusif Hingga Bayi Enam Bulan. Suara Karya Online. Diakses 27 September 2007.

Hanifah, L. 13 Agustus 2005. Membangun Kasih Sayang Lewat ASI. Suara Karya Online. Diakses 27 September 2007.

Hidayat, A. (2007). Metode Penelitian Kebidanan Teknik Analisa Data. Salemba Medika. Jakarta

Manuaba, (1998). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana Untuk Pendidikan Bidan.Erlangga. Jakarta.

(57)

Machfoedz, I. (2007). Tehnik Membuat Alat Ukur Penelitian Bidang Kesehatan, Rajawali Pers. Jakarta.

Notoatmodjo, S. (2002). Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta _________.S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta Prasetyo. B. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif. Rajawali Pers. Jakarta

Subekti, N (Ed). (2003). Perawatan Dalam Kelahiran Normal.Buku Kedokteran. Jakarta

Sovyan. M. (2006). Bidan Menyongsong Masa Depan. Pengurus Pusat IBI. Jakarta Soraya, L. 11 Oktober 2007. Rooming In (Rawat Gabung). http://www.sehat.group,

web.id/isihigh.asp.ID-4. Diakses 6 Oktber 2007.

Widyastuti, P. (Ed). 2003. Perawatan Ibu dan Bayi. Buku Kedokteran. Jakarta

(58)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Hari/Tanggal

MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK-USU

Materi Saran Tanda Tangan Pembimbing Mahasiswa 20/9-2007 Pengajuan judul dan latar

belakang

Latar belakang berangkat dari masalah dapat dilihat secara induktif dan deduktif

Cari referensi + 20 buku yang terbaru < 5 tahun terakhir

25/9-2007 Bab I Latar belakang ditambah 27/9-2007 Bab II Pengaturan pengkodean

atau penomoran

2/10-2007 Bab II Perbaikan penulisan bab I dan Bab II

15/10-2007 Bab III Perbaikan dan baca beda sikap dan perilaku

Cara pengukuran sikap pengetahuan dan perilaku 13/11-2007 Bab III - Perbaikan skala ukur

- Kuesioner disesuaikan dengan kisi

- Buat kisi sesuai teori

15/11-2007 Bab IV - Perbaikan kuesioner sikap dan pengetahuan 17/11-2007 - Perbaikan kuesioner

- Tambahan uji validitas dan realibilitas

20/11-2007 - Perbaikan tulisan 20/11-2007 Bab I, II, III, IV ACC

Dosen Pembimbing,

(59)

LEMBAR KONSUL KARYA TULIS ILMIAH (KTI)

Hari/Tanggal

MAHASISWA PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK-USU

Materi Saran Tanda Tangan Pembimbing Mahasiswa 15/12-2008 Perbaikan kuesioner - Instrumen

pengetahuan - Instrumen sikap

10/03-2008 Perbaikan Bab III Defenisi operasional diperbaiki

12/03-2008 Perbaikan Bab IV Perbaikan instrumen penelitian

1/4-2008 Bab V Hasil dan pembahasan - Pengetahuan diperbaiki - Sikap diperbaiki

5/4-2008 Bab V Hasil dan pembahasan diperbaiki

17/5-2008 Bab V Pembahasan tentang sikap diperbaiki, pengetahuan diperbaiki

18/5-2008 Bab VI Kesimpulan dan saran diperbaiki

8/6-2008 Bab V & VI Perbaikan penulisan dan penomoran

9/6-2008 Lampiran Perbaikan daftar pustaka 10/6-2008 Bab I, II, III, IV, V, VI Perbaikan susunan KTI 12/6-2008 KTI yang baik dan benar 13/6-2008 Bab I, II, III, IV,V,VI KTI ACC

Dosen Pembimbing,

(60)

JADWAL KEGIATAN (TIME TABLE) PENYUSUNAN KARYA TULIS ILMIAH (KTI) PROGRAM D-IV BIDAN PENDIDIK FK. USU

T.A. 2007 - 2008

No Kegiatan September Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

1 Searching judul

Pengajuan judul

2 Searching Proposal

Pendahuluan

3 Pengajuan Izin Penelitian

Melakukan Data Collection

Analisa Data

4 Searching Literatur

Gambar

Gambar 1. Kerangka Konsep
Tabel 5.1
Tabel 5.2

Referensi

Dokumen terkait

Mahasiswa Program Diploma III Agrobisnis, Konsentrasi Penyuluhan Pertanian dan Pemberdayaan Masyarakat, melaksanakan PKL I pada desa desa yang telah ditentukan, sesuai dengan

Berdasarkan hasil temuan karakteristik pengguna jalan dan survei ukuran lalu lintas di Kecamatan Denpasar Barat, Jalan Gunung Sanghyang dilalui 5 jenis moda

Pengamatan morfologi bakteri dilakukan dengan mengamati koloni bakteri yang meliputi bentuk koloni, ukuran, margin, elevasi, pertumbuhan pada media miring dan tegak seperti

Hal ini dapat dijelaskan bahwa variabel Islamic Branding tidak berpengaruh terhadap keputusan Konsumen Islam dalam pemilihan Hotel Semesta Semarang maka ada variabel

Pemerintahan Republik Indonesia, yang mendasarkan diri pada Pancasila dan bukan merupakan negara agama atau negara sekuler, telah melakukan formalisasi syariat Islam

Ia berasal dari kalangan keluarga besar yang terkenal dengan keutamaan dan mempunyai kedudukan tinggi di Andalusia (Spanyol). Ayahnya adalah seorang hakim terutama dalam

Penyebaran Mahasiswa terbanyak masih pada jenjang prodi S1 dan yang terkecil adalah prodi S2.Penyebaran Mahasiswa terbanyak adalah di pulau Jawa dengan total

(2) Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam pola rehabilitasi dimaksud ayat (1) selain tersebut dalam Pasal 3 ayat (2) adalah pemanfaatan hasil hutan kayu setelah mendapat ijin