• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keputusan ekonomi rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di kelurahan bandar kidul, kota kediri

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Keputusan ekonomi rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di kelurahan bandar kidul, kota kediri"

Copied!
167
0
0

Teks penuh

(1)

KASIROTUR ROHMAH

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(2)
(3)

Dengan ini penulis menyatakan bahwa skripsi Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri adalah karya penulis dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apapun pada perguruan tinggi manapun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini penulis melimpahkan hak cipta dari karya tulis penulis kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Agustus 2014

Kasirotur Rohmah

(4)
(5)

KASIROTUR ROHMAH. Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri. Dibimbing oleh BONAR M. SINAGA dan HASTUTI.

Sektor industri memegang peranan strategis dalam upaya mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan sektor industri memberikan kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sangat besar serta dapat membuka peluang dalam memperluas lapangan pekerjaan (Kementerian Perindustrian 2013). Salah satu penyumbang PDB sektor industri adalah sektor industri kecil yang merupakan subsektor industri nonmigas. Salah satu industri kecil yang memberikan peluang dalam memperluas lapangan kerja adalah industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri. Tujuan penelitian adalah untuk: (1) menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat dan (2) menganalisis dampak perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat terhadap keputusan ekonomi rumahtangga di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri. Penelitian menggunakan data cross section dengan sampel rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat tahun 2014. Model Ekonomi Rumahtangga pekerja wanita industri kain tenun ikat dibangun sebagai suatu sistem persamaan simultan dan diestimasi menggunakan metode Two Stage Least Squares (2SLS). Pada pekerja wanita industri kain tenun ikat peningkatan upah pekerja dalam industri (66 persen) merupakan simulasi terbaik dalam meningkatkan kesejahteraan rumahtangga pekerja.

(6)

KASIROTUR ROHMAH. Household Economic Decisions of Small Industry female Worker of Tenun Ikat Fabric in Bandar Kidul Village, Kota Kediri. Supervised by BONAR M. SINAGA and HASTUTI.

Industry sector hold a strategic role in order to reach the target of the economic development. This was because industry sector gave a big contribution in Gross Domestic Product (GDP) establishment and opened the big opportunity in the jobs access (Industry Ministry of Indonesia, 2013). One of GDP contributors in industry sector was the small industry sector which is non oil and gas industry sub sector. One of the small industries sector that was gave an opportunity in opening the job access was Tenun Ikat fabric industry in Bandar Kidul village, Kota Kediri. The aims of this research were (1) analyze the factors that influenced the Tenun Ikat fabric female worker household decision and (2) analyze the impact of external and internal factors on female worker household decision in Bandar Kidul village, Kota Kediri. This research was used cross section data with Tenun Ikat fabric female worker household in 2014 as the sample. The Economic Household Model of Tenun Ikat fabric female worker was built as one of simultaneously system and estimated by Two Stage Least Squares (2SLS) method. The result was in Tenun Ikat fabric female worker in industry (66 percent) was the best simulation in increasing the female worker household welfare.

(7)

KASIROTUR ROHMAH

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan

DEPARTEMEN EKONOMI SUMBERDAYA DAN LINGKUNGAN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Desember 2013 sampai Agustus 2014 adalah ekonomi rumahtangga dengan judul “Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri”.

Terima kasih penulis ucapkan kepada orang tua penulis tercinta, Drs. Zaenal Fanani dan Dra. Amining Rochmad; kakak penulis tersayang, Diniyya Iriani, SE; adik penulis tersayang, Muhammad Syakir Kautsar; atas bantuan, doa, dan kasih sayangnya. Terima kasih juga kepada Prof. Dr. Ir. Bonar M. Sinaga, MA dan Hastuti SP, MP, MSi selaku dosen pembimbing. Penghargaan penulis sampaikan kepada dosen dan staf sekretariat Departemen ESL serta seluruh staf sekretariat sekolah Pascasarjana EPN yang telah membantu penulis selama perkuliahan dan penyusunan skripsi.

Terima kasih juga kepada teman sebimbingan Marlina, Teki, Yuri, Syinta, Emilia, Fadhila, Syaepul yang banyak memberikan masukan, bantuan, dan semangat kepada penulis, sahabat penulis pn, sheanie, eja, dhana, idoth, titi serta teman penulis vita, kiki, fina, riris, rosi atas motivasi, semangat, dan bantuannya dalam penyusunan skripsi, serta seluruh teman-teman ESL 47 atas kebersamaannya.

Bogor, Agustus 2014

(12)
(13)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... vi

DAFTAR GAMBAR ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

I. PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Masalah Penelitian ... 5

1.3. Tujuan Penelitian ... 6

1.4. Manfaat Penelitian ... 7

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian ... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA ... 9

2.1. Kain Tenun Ikat ... 9

2.2. Peranan Industri Kecil dalam Peningkatan Perekonomian ... 9

2.3. Penelitian Terdahulu ... 11

2.3.1. Penelitian Terdahulu Terkait Curahan Kerja ... 11

2.3.2. Penelitian Terdahulu Terkait Pendapatan ... 12

2.3.3. Penelitian Terdahulu Terkait Konsumsi ... 12

2.3.4. Penelitian Terdahulu Terkait Investasi ... 13

2.3.5. Penelitian Terdahulu Terkait Tabungan ... 13

2.4. Kebaharuan dari Penelitian Terdahulu ... 18

III. KERANGKA PEMIKIRAN ... 19

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis ... 19

3.1.1. Teori Alokasi Waktu ... 19

3.1.2. Model Dasar Ekonomi Rumahtangga ... 22

3.1.3. Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat ... 26

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional ... 28

IV. METODE PENELITIAN ... 31

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 31

4.2. Jenis dan Sumber Data ... 31

(14)

4.4. Metode Analisis ... 32

4.5. Spesifikasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat ... 32

4.5.1. Curahan Kerja ... 33

4.5.2. Jumlah Produksi Pekerja ... 36

4.5.3. Pendapatan ... 36

4.5.4. Pengeluaran ... 38

4.6. Identifikasi dan Pendugaan Model ... 42

4.7. Evaluasi Model ... 43

4.8. Pendugaan Elastisitas ... 44

4.9. Validasi Model ... 45

4.10. Simulasi Model ... 46

4.11. Definisi Operasional ... 47

V. GAMBARAN UMUM DAN KARAKTERISTIK RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT DI KELURAHAN BANDAR KIDUL ... 49

5.1. Demografi Kelurahan ... 49

5.2. Keadaan Sosial dan Ekonomi ... 50

5.3. Keadaan Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Keluhan Bandar Kidul, Kota Kediri ... 50

5.4. Karakteristik Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat Di Kelurahan Bandar Kidul ... 51

VI. FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEPUTUSAN EKONOMI RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT ... 61

6.1. Keragaan Umum Hasil Estimasi ... 61

6.2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat .. 61

6.2.1. Curahan Kerja di Dalam Industri ... 62

6.2.2. Curahan Kerja di Luar Industri ... 63

6.2.3. Jumlah Produksi ... 64

6.2.4. Pendapatan di Luar Industri ... 66

6.2.5. Konsumsi Pangan Rumahtangga Pekerja ... 67

(15)

6.2.7. Investasi Pendidikan Rumahtangga Pekerja ... 69

6.2.8. Investasi Kesehatan Rumahtangga Pekerja ... 70

6.2.9. Tabungan ... 71

VII. DAMPAK PERUBAHAN FAKTOR EKSTERNAL DAN INTERNAL RUMAHTANGGA PEKERJA WANITA INDUSTRI KECIL KAIN TENUN IKAT TERHADAP KEPUTUSAN RUMAHTANGGA ... 73

7.1. Hasil Validasi ... 73

7.2. Dampak Perubahan Faktor Eksternal dan Internal Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat terhadap Keputusan Rumahtangga ... 74

7.2.1. Peningkatan Upah di Dalam Industri Kecil Kain Tenun Ikat Sebesar 66 Persen ... 74

7.2.2. Peningkatan Upah di Luar Industri Kecil Kain Tenun Ikat Sebesar 8 Persen ... 75

7.2.3. Peningkatan Pendapatan Non Bekerja Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat Sebesar 2 Persen ... 77

7.2.4. Peningkatan Pengeluaran Lain Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat Sebesar 15 Persen ... 78

7.2.5. Peningkatan Harga Jual Produksi Kain Tenun Ikat Sebesar 15 Persen ... 79

7.2.6. Peningkatan Curahan Kerja di Luar Industri Kecil Kain Tenun Ikat Sebesar 5 Persen ... 81

7.2.7. Peningkatan Innvestasi Pendidikan Sebesar 10 Persen ... 82

7.2.8. Ringkasan Simulasi Peningkatan Upah di Dalam Industri, Upah di Luar Industri, Pendapatan Non Bekerja, Pengeluaran Lain Rumahtangga Pekerja, Harga Jual Produksi, Curahan Kerja di Luar Industri dan Investasi Pendidikan ... 83

VIII.SIMPULAN DAN SARAN ... 87

8.1. Simpulan ... 87

8.2. Saran ... 88

DAFTAR PUSTAKA ... 89

(16)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Kontribusi Produk Domestik Bruto Menurut Sektor Usaha Tahun

2010-2013 ... 1

2. Kondisi Aktual Sektor Perindustrian Di Kota Kediri Menurut Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja Dan Nilai Produksinya Tahun 2011 ... 3

3. Upah Minimum Kota (UMK) Kediri tahun 2008-2013 ... 5

4. Rangkuman Penelitian Terdahulu ... 15

5. Metode pengolahan dan analisis data ... 32

6. Karakteristik rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 52

7. Kelompok umur pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 52

8. Jumlah anak sekolah pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 53

9. Jumlah tanggungan keluarga pekerja wanita industri kecil kain tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 53

10. Tingkat pendidikan pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 54

11. Pengalaman kerja pekerja wanita di dalam industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 54

12. Rata-rata curahan kerja rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat ATBM berdasarkan kelompok umur di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 55

13. Rata-rata curahan kerja rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat berdasarkan pendapatan total di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 56

14. Rata-rata pendapatan rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 56

15. Rata-rata pendapatan total rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat berdasarkan curahan kerja total di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 57

(17)

17. Rata-rata konsumsi pangan dan non pangan rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat berdasarkan jumlah tanggungan di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri

tahun 2014 ... 59 18. Rata-rata investasi pendidikan dan investasi kesehatan

rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat berdasarkan pendapatan yang siap dibelanjakan di Kelurahan

Bandar Kidul, Kota Kediri tahun 2014 ... 59 19. Rata-rata tabungan rumahtangga pekerja wanita industri

kecil kain tenun ikat berdasarkan pendapatan yang siap dibelanjakan di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri

tahun 2014 ... 60 20. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan

curahan kerja di dalam industri ... 62 21. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan

curahan kerja di luar industri ... 64 22. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan jumlah

produksi pekerja ... 65 23. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan pendapatan

di luar industri ... 66 24. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan konsumsi

pangan rumahtangga pekerja ... 67 25. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan

konsumsi non pangan rumahtangga ... 68 26. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan

investasi pendidikan ... 69 27. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan investasi

Kesehatan ... 70 28. Hasil dugaan parameter dan nilai elastisitas persamaan tabungan ... 71 29. Hasil validasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita

Industri Kecil Kain Tenun Ikat ... 73 30. Hasil Simulasi Peningkatan Upah di Dalam Industri Kecil Kain

Tenun Ikat Sebesar 66 Persen ... 74 31. Hasil Simulasi Peningkatan Upah di Luar Industri Kecil Kain

Tenun Ikat Sebesar 8 Persen ... 76 32. Hasil Simulasi Peningkatan Pendapatan Non Bekerja

Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat Sebesar

2 Persen ... 77 33. Hasil Simulasi Peningkatan Pengeluaran Lain Rumahtangga

(18)

34. Hasil Simulasi Peningkatan Harga Jual Produksi Kain Tenun

Ikat Sebesar 5 Persen ... 80 35. Hasil Simulasi Peningkatan Curahan Kerja di Luar Industri Kecil

Kain Tenun Ikat Sebesar 5 Persen ... 81 36. Hasil Simulasi Peningkatan Investasi Pendidikan Sebesar 10

Persen ... 83 37. Ringkasan Hasil Simulasi Peningkatan Upah di Dalam Industri,

Upah di Luar Industri, Pendapatan Non Bekerja, Pengeluaran Lain Rumahtangga Pekerja, Harga Jual Produksi, Curahan Kerja

di Luar Industri, dan Investasi Pendidikan ... 84

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Kerangka Pemikiran Operasional Keputusan Ekonomi

Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di

Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri ... 29 2. Diagram Keterkaitan Variabel Dalam Model Ekonomi

Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat di

Kelurahan Bandar Kidul ... 34 3. Peta Alamat Kelurahan Bandar Kidul ... 49

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 93 2. Data Sampel Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain

Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul tahun 2014 ... 105 3. Rekapitulasi Persamaan dalam Model Ekonomi

Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat

di Kelurahan Bandar Kidul Tahun 2014 ... 109 4. Keterangan Notasi Variabel Endogen dan Eksogen dalam

Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil

Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Tahun 2014 ... 110 5. Program Komputer Estimasi Parameter Model Ekonomi

Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Menggunakan Metode 2SLS dan

Prosedur SYSLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ... 112 6. Hasil Estimasi Parameter Model Ekonomi Rumahtangga

Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Menggunakan Metode 2SLS dan Prosedur

(19)

7. Program Komputer Uji Multicollinearity Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Menggunakan Metode OLS dan

Prosedur REG dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ... 123 8. Hasil Uji Multicollinearity Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja

Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan

Bandar Kidul Menggunakan Metode OLS dan Prosedur REG

dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ... 125 9. Program Komputer Validasi Model Ekonomi Rumahtangga

Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur

SIMNLIN dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ... 134 10. Hasil Validasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita

Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur SIMNLIN

dengan Software SAS/ETS Versi 9.1 ... 136 11. Program Komputer Simulasi Peningkatan Upah di Dalam

Industri Sebesar 29 Persen Menggunakan Metode NEWTON dan

Prosedur SIMNLIN dengan Program SAS/ETS versi 9.1 ... 140 12. Hasil Simulasi Peningkatan Upah di Dalam Industri Sebesar

29 Persen Menggunakan Metode NEWTON dan Prosedur

(20)
(21)

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan industri di negara berkembang dapat merubah perekonomian negara tersebut menjadi lebih baik. Hal ini disebabkan industri merupakan salah satu sektor perekonomian yang dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak. Menurut Kementerian Perindustrian (2013) jumlah tenaga kerja pada tahun 2012 sekitar 14 juta orang (termasuk industri mikro, kecil, dan menengah), tenaga kerja sektor industri turut memberikan kontribusi sebesar 12-13 persen terhadap total tenaga kerja nasional. Penyerapan tenaga kerja pada industri akan berdampak pada berkurangnya tingkat pengangguran, sehingga secara tidak langsung akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat negara tersebut. Indonesia yang merupakan salah satu negara berkembang dengan jumlah penduduk yang cukup banyak dan tingkat pengangguran yang tinggi, memiliki potensi dalam meningkatkan perekonomian negara melalui sektor industri.

Sektor industri memegang peranan strategis dalam upaya mencapai sasaran pembangunan ekonomi. Hal ini dikarenakan sektor industri memberikan kontribusi terhadap pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB) sangat besar. Kontribusi PDB setiap sektor menurut Badan Pusat Statistik tahun 2014 dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Kontribusi Produk Domestik Bruto Menurut Sektor Usaha di Indonesia Tahun 2010-2013 (persen)

Lapangan Usaha 2010 2011 2012 2013

1. Pertanian, Peternakan, Kehutanan dan Perikanan 15.29 14.71 14.50 14.43

2. Pertambangan dan Penggalian 11.16 11.82 11.80 11.24

3. Industri Pengolahan 24.80 24.34 23.97 23.70

4. Listrik, Gas dan Air Bersih 0.76 0.75 0.76 0.77

5. Konstruksi 10.25 10.16 10.26 9.99

6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 13.69 13.80 13.96 14.33

7. Pengangkutan dan Komunikasi 6.56 6.62 6.67 7.01

8. Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 7.24 7.21 7.27 7.52

9. Jasa-jasa 10.24 10.58 10.81 11.02

Produk Domestik Bruto 100.00 100.00 100.00 100.00 Sumber: Badan Pusat Statistik, 2014

(22)

kehutanan, dan perikanan, sektor perdagangan, hotel dan restoran sebesar, pertambangan dan penggalian, sektor jasa-jasa, serta sektor konstruksi/bangunan. Besarnya kontribusi PDB pada sektor industri pengolahan juga dapat membuka peluang dalam membuka dan memperluas lapangan pekerjaan (Kementerian Perindustrian 2013).

Salah satu penyumbang PDB sektor industri adalah sektor industri kecil yang merupakan subsektor industri nonmigas. Perkembangan industri kecil selalu menunjukkan peningkatan dalam perekonomian Indonesia, karena disebabkan oleh beberapa hal, yaitu: (1) sebagian besar populasi industri kecil berlokasi di pedesaan, sehingga jika dikaitkan dengan kenyataan tenaga kerja yang semakin meningkat serta luas tanah garapan yang semakin berkurang maka industri kecil merupakan jalan keluarnya, (2) beberapa jenis kegiatan industri kecil banyak menggunakan bahan baku dari sumber lingkungan terdekat, tingkat upah yang rendah serta tingkat pendapatan yang rendah telah menyebabkan biaya produksi dapat ditekan, (3) harga jual yang relatif rendah dan tingkat pendapatan yang rendah merupakan kondisi tersendiri yang memberi peluang bagi industri kecil untuk tetap bertahan, dan (4) tetap adanya permintaan terhadap beberapa komoditi yang tidak diproduksi secara maksimal juga merupakan salah satu pendukung yang kuat (Yurfelly 1997).

Salah satu jenis industri kecil yang dapat dikembangkan yang memiliki pertumbuhan relatif tinggi adalah industri tekstil. Berdasarkan data tahun 2004-2012, industri yang secara umum mengalami tren pertumbuhan positif antara lain: (1) Industri Makanan, Minuman dan Tembakau; (2) Industri Tekstil, Barang Kulit dan Alas Kaki; (3) Industri Pupuk, Kimia & Barang dari karet; (4) Industri Semen dan Barang Galian Bukan logam; (5) Industri Logam Dasar Besi & Baja; serta (6) Industri Alat Angkut, Mesin dan Peralatannya. Keenam industri tersebut memberikan kontribusi bagi PDB industri pengolahan non-migas sebesar 90.45 persen (Kementerian Perindustrian 2013).

(23)

baja, mesin dan otomotif. Besarnya ekspor tekstil ini dapat memberikan peluang yang sangat besar untuk pembukaan lapangan kerja.

Salah satu industri tekstil yang turut menyumbang penyerapan tenaga kerja adalah industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit di Kota Kediri. Berdasarkan Tabel 2 Jumlah industri tekstil di Kota Kediri yaitu sebesar 48 unit usaha. Sedangkan penyerapan tenaga kerja Industri tekstil, pakaian jadi, dan kulit yaitu sebesar 373 orang. Besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja subsektor industri tekstil yang masih kalah dengan industri hasil pertanian dan kehutanan tetap dapat membantu dalam pengurangan tingkat pengangguran di Kota Kediri khususnya di tingkat rumahtangga.

Tabel 2. Kondisi Aktual Sektor Perindustrian di Kota Kediri Menurut Jumlah Unit Usaha, Tenaga Kerja dan Nilai Produksinya Tahun 2011

Sumber : Dinas Perindustrian Perdagangan Pertambangan dan Energi Kota Kediri 2011

Kota Kediri mempunyai sentra industri kecil yaitu di Desa Bandar Kidul di Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur, yang dikenal sebagai sentra perajinan tenun ikat dengan alat tenun bukan mesin (ATBM). Sentra perajinan tenun ikat bukan mesin ini mendorong penyerapan tenaga kerja khususnya di tingkat rumahtangga sehingga dapat meningkatkan pendapatan di tingkat rumahtangga tersebut dan mendorong peningkatan PDRB Kota Kediri. Munculnya berbagai peranan sektor industri kecil khususnya tekstil dalam menampung tenaga kerja serta sebagai sumber pendapatan, maka perlu diadakan pengkajian mengenai aspek-aspek yang terkait dengan sektor tersebut dan hal-hal yang diperlukan dalam pembangunannya untuk menuju ke arah pertumbuhan dan kesejahteraan pekerja yang lebih baik lagi.

(24)

Tenaga Kerja Kota Kediri berdasarkan peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 72 Tahun 2012 tentang Upah Minimum Kabupaten/Kota di Jawa Timur tahun 2013 menetapkan UMK Kota Kediri tahun 2013 yaitu sebesar Rp 1 128 400. Penetapan UMK dapat mendorong perusahaan untuk membuat kebijakan dalam meningkatkan upah para pekerjanya. Penetapan peningkatan upah selain meningkatkan kesejahteraan pekerja juga dapat memberikan insentif bagi pekerja untuk meningkatkan peran serta dalam melaksanakan proses produksi. Oleh karena itu, dampak adanya perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat terhadap keputusan ekonomi rumahtangga penting untuk dilakukan penelitian.

Peningkatan jumlah pekerja wanita menjelaskan bahwa peran wanita dalam memenuhi kebutuhan rumahtangga juga meningkat. Selain itu, Peningkatan tersebut antara lain disebabkan oleh tuntutan ekonomi, peningkatan pendidikan wanita, dan semakin terbukanya peluang bagi wanita untuk memasuki sektor publik (Indraswari 2000 dalam Aryanto 2012).

Pembagian kerja berdasarkan gender seringkali terjadi pada sektor industri. Pekerja wanita biasanya diberikan tugas-tugas yang dianggap tidak membutuhkan keterampilan sehingga tingkat upah yang diterima lebih rendah dibandingkan dengan yang diterima pekerja pria. Selain untuk bekerja alokasi waktu yang dicurahkan pekerja wanita digunakan untuk mengurus pekerjaan rumahtangga sehingga alokasi waktu untuk bekerja pekerja wanita lebih sedikit dibandingkan pekerja pria. Berdasarkan penjelasan tersebut perlu adanya penelitian terhadap pekerja wanita di dalam industri khususnya industri kain tenun ikat di Kota Kediri.

(25)

usaha lainnya, serta keputusan dalam melakukan pengeluaran rumahtangga yaitu konsumsi pangan, konsumsi non pangan, investasi pendidikan, dan investasi kesehatan sehingga sangat penting untuk dilakukan penelitian faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan rumahtangga pekerja industri kecil kain tenun ikat dalam mengalokasikan curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga.

1.2. Masalah Penelitian

Tenaga kerja selain merupakan faktor produksi, juga sebagai sumber pendapatan keluarga dengan tujuan memaksimalkan kepuasan dan secara tidak langsung ikut terlibat dalam kegiatan ekonomi. Selanjutnya setiap tenaga kerja akan mendapatkan upah yang menghasilkan pendapatan yang kemudian meningkatkan kesejahteraan keluarga. Setiap penambahan pendapatan akibat melakukan kegiatan ekonomi rumahtangga akan menambah waktu bekerja untuk menambah pendapatan keluarga sehingga akan mengurangi waktu luang tenaga kerja. Oleh karena itu, semua keputusan rumahtangga mulai dari keputusan curahan kerja, pendapatan, hingga pengeluaran saling mempengaruhi satu sama lain.

Pentingnya keberadaan industri kecil pada saat ini khususnya industri kecil tekstil kain tenun ikat di Kota Kediri diharapkan dapat menjadi alternatif dalam peningkatan nilai tambah dan peningkatan pendapatan bagi sebagian besar masyarakat, terutama yang memiliki latar belakang kemampuan sumberdaya manusia yang terbatas, baik dalam pengolahan maupun pengelolaan sumberdaya alam dan hasilnya. Masih rendahnya tingkat upah Kota Kediri mendorong Pemerintah Kota dalam menetapkan kebijakan peningkatan UMK Kota Kediri untuk meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan pekerja. Kebijakan penetapan peningkatan UMK dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Upah Minimum Kota (UMK) Kediri tahun 2008-2013

(26)

Berdasarkan Tabel 3 tersebut dapat dilihat bahwa setiap tahun penetapan UMK Kota Kediri terus meningkat. Kenaikan UMK ini mendorong perusahaan untuk meningkatkan upah pekerja. Peningkatan upah pekerja oleh perusahaan selanjutnya dapat berdampak pada kesejahteraan pekerja tersebut. Namun pada industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul upah yang diterima oleh pekerja masih dibawah UMK. Hal ini disebabkan para pekerja memiliki kemampuan sumberdaya yang terbatas, sehingga upah yang diterapkan tidak berdasarkan UMK yang berlaku.

Dalam memenuhi kebutuhan rumahtangganya pekerja harus menentukan keputusan dalam pencurahan waktu kerja oleh anggota rumahtangg baik di dalam maupun di luar industri kain tenun ikat yang akan mempengaruhi besar kecilnya tingkat pendapatan yang diperoleh rumahtangga. Pendapatan rumahtangga akan mempengaruhi tingkat dan pola konsumsi rumahtangga. Keputusan rumahtangga dalam mencurahkan waktu kerja, pendapatan, dan pengeluaran merupakan aktivitas atau perilaku ekonomi rumahtangga. Berdasarkan uraian di atas, beberapa permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian meliputi:

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi keputusan rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat dalam mengalokasikan curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga?

2. Bagaimana dampak perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri terhadap keputusan rumahtangga?

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan masalah penelitian di atas, penelitian ini bertujuan untuk: 1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan rumahtangga

pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri dalam mengalokasikan curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga.

(27)

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik bagi pemerintah daerah, penulis, maupun pembaca. Manfaat penelitian tersebut yaitu: 1. Bagi Pemerintah Daerah Kota Kediri penelitian ini diharapkan dapat

memberikan informasi tentang keadaan ketenagakerjaan dan kesempatan bekerja di sektor industri kecil khususnya industri kecil kain tenun ikat. 2. Bagi penulis, penelitian ini diharapkan dapat menjadi sarana yang efektif

dalam menambah wawasan dan pengetahuan, khususnya di bidang ketenagakerjaan industri kecil kain tenun.

3. Bagi pembaca, diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat sebagai bahan masukan serta bahan untuk melakukan penelitian lanjutan atau penelitian lain yang berkaitan dengan ekonomi rumahtangga pekerja industri kecil.

1.5. Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas ekonomi rumahtangga pekerja industri kecil kain tenun ikat di Desa Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Ruang lingkup dalam penelitian ini dibatasi oleh: 1. Industri kecil kain tenun ini merupakan industri kain tenun ikat yang

menggunakan ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin) pada proses utamanya. 2. Penelitian hanya berada pada lingkup pekerja tidak pada lingkup pengusaha

kain tenun ikat.

3. Populasi yang diambil pada penelitian yaitu hanya pada populasi pekerja wanita tidak pada populasi laki-laki.

4. Pekerja wanita yang dipilih yang sudah menikah dan bekerja pada proses tenun menggunakan ATBM.

5. Data yang digunakan adalah data cross section pada tahun 2014 yaitu data alokasi waktu bekerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga pekerja kain tenun ikat.

(28)
(29)

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kain Tenun Ikat

Tenun merupakan salah satu jenis seni kriya Nusantara yaitu kriya tekstil sedangkan tenun ikat atau kain tenun merupakan kriya tenun berupa kain yang ditenun dari helaian benang pakan dan lungsi yang sebelumnya diikat dan dicelupkan ke dalam pewarna (Ambarwati 2012). Fungsi kain tenun di dalam aspek kehidupan menurut Ambarwati (2012) yaitu:

1. Aspek Sosial

Aspek sosial merupakan aspek yang terkait dengan masyarakat. Pada aspek sosial kain tenun banyak digunakan untuk upacara-upacara adat seperti kelahiran, perkawinan, ataupun kematian.

2. Aspek Ekonomi

Kain tenun dalam aspek ekonomi dipakai sebagai alat pertukaran. Pertukaran dalam arti barang yang dipertukarkan dengan barang lainnya ataupun diperjual belikan untuk memperoleh keuntungaan.

3. Aspek Religi

Pada aspek religi terlihat bahwa ragam hias pada kain berbeda-beda. Ragam hias yang dilukiskan mengandung unsur perlambangan yang berhubungan dengan kepercayaan atau agama tertentu. Dalam upacara keagamaan kain tenun khusus digunakan oleh pemuka agama.

4. Aspek Estetika

Pembuatan kain tenun ikat pada dasarnya membutuhkan keterampilan yang baik. Aspek estetika terlihat pada keterampilan, ketekunan didalam menciptakan suatu kain tenun yaitu dari segi garis, motif, dan warnanya.

2.2. Peranan Industri Kecil dalam Peningkatan Perekonomian

(30)

industri kecil. Namun, dengan karakteristik tersebut industri kecil mampu menyumbang pertumbuhan ekonomi secara nasional. Pentingnya industri kecil dalam perekonomian nasional perlu adanya suatu upaya agar industri semakin efisien, efektif serta memiliki daya saing yang tinggi. Hal ini dilakukan agar dapat menembus era globalisasi dan semakin dapat mempercepat tercapainya kemakmuran masyarakat Indonesia, dalam rangka mengurangi kemiskinan serta meningkatkan pertumbuhan ekonomi nasional.

Berdasarkan Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 23/M-IND/PER/4/2013, perusahaan industri kecil adalahperusahaan dengan nilai investasi seluruhnya sampai dengan Rp 500 000 000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.Ciri-ciri industri kecil menurut Direktorat Jenderal Industri Kecil (1999),

adalah:

1. Jumlahnya besar dan tersebar di seluruh pelosok tanah air.

2. Mencakup bagian terbesar dari kelompok masyarakat golongan ekonomi lemah.

3. Mampu mendorong proses pemerataan dan penanggulangan kemiskinan karena mudah diakses oleh rakyat kecil dan masyarakat yang tergolong miskin.

4. Mampu menggali dan memanfaatkan keunggulan komparatif serta ketersediaan tenaga kerja dan sumberdaya alam.

5. Dapat hidup walaupun dengan modal yang sangat terbatas.

Penggolongan industri kecil menurut Departemen Perindustrian (1999), adalah sebagai berikut:

1. Industri pangan, yang meliputi: industri ikan olahan, kerupuk, dan makanan ringan.

2. Industri kimia, agro non pangan, dan hasil hutan, yang meliputi: industri minyak atsiri, arang kayu/tempurung, furnitur kayu, furnitur rotan, industri vulkanisir ban, industri kayu, dan industri komponen karet.

3. Industri logam, mesin, dan elektronik yang meliputi: industri pengelolaan logam, industri komponen, dan suku cadang.

(31)

5. Industri kerajinan dan umum, yang meliputi: industri kerajinan anyaman, perhiasan, sulaman bordir, batik, mainan anak, keramik/gerabah, dan kerajinan kayu.

2.3. Penelitian Terdahulu

Penelitian terdahulu dalam penelitian ini meliputi: penelitian mengenai curahan kerja, pendapatan, konsumsi, investasi, dan tabungan.

2.3.1. Penelitian Terdahulu Terkait Curahan Kerja

Berdasarkan Siadari (2013) faktor-faktor yang mempengaruhi curahan kerja pekerja di dalam industri kecil tenun ulos adalah curahan kerja di luar industri, pendapatan dari dalam industri, dan umur pekerja. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi curahan kerja pekerja di luar industri kecil kain tenun ulos adalah curahan kerja di dalam industri dan jumlah tanggungan keluarga. Menurut Yasin et al (2005) faktor-faktor yaang mempengaruhi alokasi waktu kerja keluarga pekerja adalah pendapatan dalam dan luar usaha, jumlah angkatan kerja, dan umur pekerja.

Berdasarkan penelitian Siahaan (2008) curahan kerja di luar industri dipengaruhi oleh upah di luar industri dan pengalaman di luar industri. Menurut Selometa (2000), tingkat pendidikan yang ditempuh seseorang secara formal merupakan faktor penting dalam mencari kesempatan kerja dan pendapatan karena memberikan kondisi yang sangat menunjang dalam perkembangan segala aspek kepribadian manusia. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka peluang untuk memperoleh kesempatan kerja terutama di sektor non pertanian akan semakin besar. Hal ini tentunya dapat menyebabkan curahan kerja di sektor pertanian akan berkurang.

(32)

2.3.2. Penelitian Terdahulu Terkait Pendapatan

Menurut Yasin et al (2005) pendapatan rumahtangga pekerja dipengaruhi curahan kerja keluarga pekerja dalam dan luar usaha, pengalaman kerja, jumlah angkatan kerja. Menurutt Rochaeni et al (2005) pendapatan yang siap dibelanjakan dipengaruhi oleh konsumsi non pangan dan investasi produksi.

Berdasarkan Selometa (2000) pendapatan para nelayan juragan dan nelayan pandega dipengaruhi oleh faktor jenis kelamin. Pada umumnya laki –laki mempunyai kesempatan yang lebih besar daripada perempuan untuk mendapatkan pekerjaan karena dianggap memiliki kondisi tubuh yang lebih kuat dibandingkan perempuan. Selain itu, pekerja laki -laki mempunyai waktu yang lebih banyak bila dibandingkan pekerja perempuan dimana sebagian waktunya dipakai untuk menrus rumahtangga dan anak.

Hasil penelitian Siadari (2013) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumahtangga pekerja di dalam indistri kecil kain tenun ulos adalah harga jual per unit dan jumlah produksi. Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi pendapatan rumahtangga pekerja di luar industri adalah upah kerja di luar industri dan pengalaman kerja di luar industri.

2.3.3. Penelitian Terdahulu Terkait Konsumsi

Setiap individu dalam suatu rumahtangga akan memprioritaskan pendapatannya untuk keperluan konsumsi pangan kemudian selanjutnya untuk keperluar yang lain. Proporsi pendapatan yang digunakan untuk keperluan konsumsi dapat digunakan sebagai ukuran kesejahteraan rumahtangga. Jika proporsi pendapatan yang digunakan untuk konsumsi selain pangan semakin besar, maka tingkat kesejahteraan rumah tangga akan semakin baik dan kualitas serta kuantitas konsumsi rumahtangga akan semakin tinggi.

(33)

Siahaan (2008) Konsumsi pangan dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan dan jumlah tanggungan dewasa.

2.3.4. Penelitian Terdahulu Terkait Investasi

Ariyanto (2004) menyatakan bahwa investasi pendidikan berhubungan positif dengan pendapatan yang siap dibelanjakan, pendidikan istri, pendidikan suami, dan jumlah anak sekolah. Artinya jika pendapatan yang siap dibelanjakan meningkat maka investasi pendidikan juga akan meningkat. Jika pendidikan istri dan suami meningkat maka investasi pendidikan juga akan ikut meningkan. Begitupula dengan peningkatan jumlah anak sekolah yang akan meningkatkan investasi pendidikan.

Penelitian menurut Siahaan (2008) menyatakan bahwa investasi pendidikan dipengaruhi oleh jumlah anak sekolah sedangkan investasi kesehatan dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, investasi pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga. Pengeluaran untuk investasi pendidikan dan investasi kesehatan berbanding lurus dengan pendapatan yang siap dibelanjakan, hal ini berarti peningkatan pengeluaran untuk investasi keduanya akan berdampak juga pada peningkatan pendapatan yang siap dibelanjakan.

Berdasarkan penelitian Siadari (2013) menyatakan bahwa investasi pendidikan rumahtangga pekerja industri dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, pengeluaran total selain pendidikan, tabungan, dan jumlah anak sekolah. Investasi kesehatan rumahtangga pekerja industri dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, investasi pendidikan, dan jumlah tanggungan keluarga.

2.3.5. Penelitian Terdahulu Terkait Tabungan

(34)
(35)
(36)
(37)

Tabel 4. Lanjutan

Metodependugaan 2SLS 1. Alokasi waktu pada pekerja priadan

(38)

2.4. Kebaharuan dari Penelitian Terdahulu

Kebaharuan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah dari segi komoditi yang digunakan serta lokasi. Komoditi dalam penelitian ini adalah kain tenun ikat ATBM. Perbedaan dengan penelitian Siahaan (2008) selain komoditi dan lokasi yaitu pada penelitian ini hanya mengambil sample dari populasi wanita saja tidak pada laki-laki. Selain itu pada penelitian Siahaan (2008) tidak dilakukan simulasi kebijakan kombinasi antara kenaikan upah dengan jumlah produksi serta kenaikan upah dengan peningkatan curahan kerja di dalam industri sedangkan pada penilitian ini dilakukan simulasi tersebut.

Perbedaan penelitian ini dengan Yasin et al (2005) selain komoditi dan lokasi yaitu pengambilan sample dan faktor yang mempengaruhui ekonomi rumahtangga pekerja. Sample penelitian Yasin et al (2005) dilakukan dengan menggunakan teknik simple random sampling sedangkan pada penelitian ini dilakuakn secara sensus. Faktor investasi kesehatan tidak dimasukkan dalam penelitian Yasin et al (2005) sebagai variabel endogen maupun variabel eksogen.

(39)

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

Kerangka pemikiran teoritis pada penelitian ini terdiri dari teori alokasi waktu, model dasar ekonomi rumahtangga, dan model ekonomi rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat. Berikut akan dijelaskan kerangka pemikiran teoritas tersebut.

3.1.1. Teori Alokasi Waktu

Becker (1976) menyatakan bahwa rumahtangga adalah produsen sekaligus konsumen. Asumsi yang digunakan dalam kegiatan konsumsi, yaitu kepuasan rumahtangga bukan hanya dari barang dan jasa yang dapat diperoleh di pasar tetapi juga dari berbagai komoditi yang dihasilkan oleh rumahtangga. Fungsi kepuasan rumahtangga dalam memaksimalkan kepuasannya, dapat dirumuskan sebagai berikut:

U = U (X1, X2, X3, … , Xn) ...(1)

dimana:

U = total kepuasan

Xj = barang ke-j yang dikonsumsi (j = 1, 2, 3, … , n)

Rumahtangga dalam memaksimalkan kepuasan berhadapan dengan kendala anggaran atau pendapatan untuk memperoleh barang dan jasa di pasar. Kendala anggaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

...(2) dimana:

Pj = harga barang dan jasa X ke-j

Xj = barang dan jasa ke-j yang dibeli di pasar

I = pendapatan total

V = pendapatan lain selain hasil bekerja Y = pendapatan dari hasil bekerja

(40)

Alokasi waktu untuk setiap kegiatan rumahtangga tidak saja ditentukan oleh tingkat upah, tetapi juga oleh faktor-faktor lain seperti harga input. Beberapa asumsi yang dipakai dalam teori ekonomi rumahtangga adalah sebagai berikut: 1. Waktu dan barang atau jasa merupakan unsur kepuasan.

2. Waktu dan barang atau jasa dapat dipakai sebagai input dalam fungsi produksi rumahtangga.

3. Rumahtangga bertindak selain sebagai konsumen juga sebagai produsen. Bentuk sederhana fungsi kepuasan rumahtangga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

U = U (Zj, ... , Zm) ...(3)

dimana:

Zj = komoditi yang dihasilkan rumahtangga, (j = 1, 2, …, m)

Rumahtangga dalam proses memaksimalkan kepuasan tersebut dibatasi oleh kendala produksi, waktu, dan pendapatan. Fungsi produksi rumahtangga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Zj = fj (Xj, Tj) ... (4)

dimana:

Xj = barang dan jasa ke -j yang dibeli di pasar

Tj = jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang Z ke -j

Kendala pendapatan untuk membeli barang dan jasa di pasar dapat dirumuskan sebagai berikut:

...(5) dimana:

Pj = harga barang dan jasa X ke -j yang dibeli di pasar

TW = waktu yang digunakan untuk bekerja

W = upah per unit TW

Kendala waktu untuk membeli barang dan jasa di pasar dapat dirumuskan sebagai berikut:

...(6) dimana:

Tj = jumlah waktu yang dipakai untuk memproduksi barang Z ke -j

(41)

T = total jumlah waktu yang tersedia TW = waktu yang digunakan untuk bekerja

Bagi suatu rumahtangga, waktu keseluruhan (total) yang dimiliki anggota rumahtangga adalah tetap. Waktu tersebut dapat digunakan untuk bekerja di pasar, bekerja di rumahtangga, dan waktu luang. Pada formulasi Becker (1965) di atas, tidak terlihat perbedaan antara waktu luang dan waktu bekerja di rumahtangga. Menurut Gronau (1977) menyatakan bahwa teori tersebut tidak secara nyata menyentuh tentang produksi rumahtangga. Gronau (1977) berpendapat bahwa terhapusnya waktu kerja di rumahtangga dalam formulasi Becker (1965) disebabkan oleh kesulitan praktis dalam membedakan antara pekerjaan rumahtangga (work at home) atau waktu luang (leisure), dan asumsi bahwa perilaku rumahtangga untuk kegiatan rumahtangga dan waktu luang bereaksi sama terhadap perubahan lingkungan.

Beberapa penelitian tentang penggunaan waktu (time budget atau time use) memperoleh hasil bahwa waktu kerja di rumahtangga dan waktu luang mempunyai reaksi yang berbeda terhadap lingkungan sosial ekonomi. Kemudian Gronau (1977) memisahkan secara eksplisit antara waktu luang dan waktu bekerja di rumahtangga. Konsumsi barang dan jasa (X) serta waktu luang (L) secara maksimal di rumahtangga merupakan indikator kepuasan (Z), yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Z = Z (X, L) ... (7) Barang dan jasa yang dikonsumsi (X) tersebut dapat dibeli di pasar atau dapat diproduksi di rumahtangga tetapi tidak mempengaruhi tingkat kepuasan. Bila Xm merupakan konsumsi barang yang dapat dibeli di pasar maka konsumsi

total merupakan penjumlahan dari konsumsi barang yang dapat dibeli di pasar dengan barang yang dapat diproduksi di rumahtangga (Xh), sehingga dapat

dirumuskan sebagai berikut:

X = Xm + Xh ... (8)

dimana:

Xm = barang dan jasa yang dibeli di pasar

Xh = barang dan jasa yang diproduksi rumahtangga

(42)

juga sebagai produsen, dimana Xh dihasilkan dari bekerja di rumahtangga (H).

Fungsi produksi untuk barang dan jasa yang diproduksi di rumahtangga dapat dirumuskan sebagai berikut:

Xh = f (H) ...(9)

dimana:

H = waktu untuk bekerja di rumahtangga

Rumahtangga dalam memaksimalkan kepuasannya (Z) akan dihadapkan pada dua kendala, yaitu kendala anggaran dan kendala waktu. Adapun kendala anggaran dapat dirumuskan sebagai berikut:

Xm = W N + V ... (10)

dimana:

W = tingkat upah

N = waktu untuk bekerja di pasar V = sumber penghasilan lainnya

Kendala waktu dapat dirumuskan sebagi berikut:

T = L + H + N ... (11) Syarat yang diperlukan rumahtangga untuk memaksimalkan kepuasan dapat dirumuskan sebagai berikut:

Z {[Xm+ f (H)], L} + (Xm -W N - V ) + (T - L - H - N) ... (12)

Dimana marjinal produk untuk bekerja di rumahtangga sama dengan marjinal substitusi antara konsumsi barang dan konsumsi waktu, serta sama dengan harga bayangan (W*) yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

= f’ = = W* ... (13)

Jika individu bekerja di pasar tenaga kerja (N > 0) maka harga bayangan (W*) akan sama dengan tingkat upah riil, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

= f’ = W = W* ... (14)

3.1.2. Model Dasar Ekonomi Rumahtangga

(43)

memaksimalkan kepuasan. Adapun fungsi kepuasan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

U = U (Xa, Xm, Xl) ... (15)

dimana:

Xa = konsumsi barang yang dihasilkan rumahtangga

Xm = konsumsi barang yang dibeli di pasar

Xl = konsumsi waktu luang

Rumahtangga dalam mencapai kepuasannya dihadapkan pada kendala pendapatan, kendala waktu, dan kendala produksi. Adapun kendala pendapatan tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pm Xm = Pa (Q - Xa) - W (L - F) ... (16)

dimana:

Pa = harga barang yang dihasilkan rumahtangga

Pm = harga barang dan jasa yang dibeli di pasar

(Q-Xa) = surplus produksi untuk dipasarkan

W = upah tenaga kerja L = total input tenaga kerja

F = input tenaga kerja rumahtangga

Pada persamaan di atas, jika L > F maka rumahtangga akan menyewa tenaga kerja tambahan untuk menjalankan usahanya tetapi jika L < F maka rumahtangga akan menggunakan kelebihan tenaga kerja yang terdapat dalam keluarga tersebut untuk mencari pekerjaan atau kegiatan lain.

Selain itu rumahtangga juga mengalami kendala waktu. Rumahtangga tidak dapat mengalokasikan waktu lebih banyak dari total waktu yang tersedia bagi rumahtangga. Adapun kendala waktu yang dihadapi oleh rumahtangga tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

T = Xl + F ... (17)

dimana:

(44)

Kendala produksi juga dihadapi oleh rumahtangga yang menggambarkan hubungan antara input dan output yang dihasilkan. Adapun kendala produksi tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut:

Q = q (L, A) ... (18) dimana:

Q = produksi rumahtangga L = total input tenaga kerja

A = jumlah faktor produksi lainnya (lahan)

Ketiga kendala yang dihadapi rumahtangga tersebut dapat disatukan menjadi kendala tunggal. Proses substitusi kendala produksi dan kendala waktu menjadi kendala pendapatan akan menghasilkan bentuk kendala tunggal, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Pm Xm + Pa Xa + W Xl= W T + π ... (19)

dimana:

π = Pa Q (L, A) - W L, merupakan ukuran dari keuntungan produksi

Pada persamaan tersebut di atas, menyatakan sisi sebelah kiri merupakan pengeluaran total rumahtangga untuk barang, baik yang dibeli di pasar(Xm)

maupun yang diproduksi di pasar (X a), serta waktu yang dikonsumsi (X 1). Pada

sisi sebelah kanan merupakan pengembangan dari konsep pendapatan penuh yang dikemukakan oleh Becker (1976), dimana nilai waktu yang tersedia (WT) yang dimiliki rumahtangga diperlihatkan secara eksplisit.

Model dasar di atas kemudian dikembangkan dengan memasukkan pengukuran keuntungan (PaQ – W L), dimana nilai tenaga kerja dihitung

berdasarkan upah pasar dan merupakan konsekuensi dari asumsi bahwa rumahtangga merupakan penerima harga dalam pasar. Persamaan (15) dan persamaan (19) merupakan inti dari model dasar ekonomi rumahtangga.

Model tersebut menyebutkan bahwa dalam memaksimalkan kepuasannya, rumahtangga dapat memilih tingkat konsumsi dari barang (Xm dan Xa), waktu

luang (Xl), dan input tenaga kerja (L) yang digunakan untuk kegiatan produksi.

Kondisi syarat pertama (first order condition) untuk memaksimalkan penggunaan input tenaga kerja dapat dirumuskan sebagai berikut:

(45)

Pada persamaan (20) di atas artinya rumahtangga akan menyamakan penerimaan marjinal produk dari tenaga kerja dengan upah pasar. Persamaan tersebut hanya terdiri dari satu peubah endogen (L) sedangkan peubah endogen lainnya (Xa, Xm,Xl) tidak tampak, sehingga tidak mempengaruhi pilihan

rumahtangga untuk penggunaan input tenaga kerja (L) sebagai fungsi dari Pa, W,

dan A, yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

L* = L* (W, Pa, A) ... (21)

Jika persamaan (21) disubstitusikan pada sisi sebelah kanan pada persamaan (19), maka akan diperoleh persamaan sebagai berikut:

Pm Xm + Pa Xa + W Xl= Y* ... (22)

dimana:

Y* = pendapatan penuh pada saat keuntungan maksimal

Berdasarkan persamaan (22), dapat diturunkan persamaan permintaan terhadap konsumsi barang yang dihasilkan rumahtangga (Xa), konsumsi barang

yang dapat dibeli di pasar (Xm), dan konsumsi waktu luang (X1) sesuai kondisi

syarat pertama (first order condition), yang dapat dirumuskan sebagai berikut: δU/δXm = Pm ... (23) δU/δXa = Pa ... (24) δU/δXl = W ... (25)

dan

Pm Xm + Pa Xa + W Xl= Y* ... (26)

Pada persamaan di atas, konsumsi barang yang dihasilkan rumahtangga (Xa), konsumsi barang yang dibeli di pasar (Xm) dan konsumsi waktu luang (Xl)

dipengaruhi oleh harga, upah, dan pendapatan yang dapat dirumuskan sebagai berikut:

Xm = Xm (Pm, Pa, W, Y*) ... (27)

Xa = Xa (Pa, Pm, W, Y*) ... (28)

Xl = Xl (W, Pm, Pa, Y*) ... (29)

(46)

tingkah laku konsumsi baik barang dan jasa maupun waktu tidak lepas atau saling terkait dengan tingkah laku produksi. Sesuai dengan kondisi tersebut, maka model analisis yang digunakan adalah model analisis simultan seperti yang telah dikemukakan oleh Bagi dan Singh (1974).

3.1.3. Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat

Berdasarkan model dasar ekonomi rumahtangga petani (Singh et al, 1986) dan hasil penelitian sebelumnya dapat dikembangkan model ekonomi rumahtangga untuk rumahtangga sektor lainnya. Pengembangan model ekonomi rumahtangga terdiri dari aspek curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran. Ketiga aspek tersebut kemudian saling terkait satu dengan yang lain, maka dirumuskan model simultan untuk rumahtangga pekerja industri keci kain tenun ikat.

Salah satu strategi dalam rumahtangga untuk mencapai tingkat pendapatan tertentu adalah dengan mengalokasikan waktu mereka ke bebagai pekerjaan. Anggota rumahtangga pada pekerja industri kecil kain tenun ikat akan mencurahkan waktunya untuk bekerja di dalam industri kecil kain tenun ikat dan di luar industri kecil kain tenun ikat. Fungsi dari curahan kerja adalah:

CKDI = f (CKLI, UDI,UMP, KTR) ... (30)

CKLI = f (CKDI, ULI, PKLI, PLR)... (31) dimana:

CKDI = curahan kerja di dalam industri (jam/tahun) CKLI = curahan kerja di luar industri (jam/tahun) UDI = upah di dalam industri (rupiah/meter) UMP = umur pekerja (tahun)

ULI = upah di luar industri (rupiah/tahun) PKLI = pengalaman kerja di luar industri (bulan )

KTR = konsumsi total rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) PLR = pengeluaran lain rumahtangga (rupiah/tahun)

(47)

dalam industri kecil kain tenun ikat dan pendapatan yang diperoleh dari bekerja di luar industri kecil kain tenun ikat, sedangkan pendapatan yang siap dibelanjakan adalah pendapatan total petani setelah dikurangi pajak dan iuran lain-lainnya. Pendapatan dalam industri merupakan diperoleh dari upah dalam industri dikalikan dengan jumlah produksi. Berikut merupakan fungsi dari jumlah produksi dan pendapatan di luar industri:

JPRO = f (HJP, CKDI, UMP, PKDI) ... (32)

PLI = f (CKLI, TPP) ... (33) dimana:

JPRO = jumlah produksi pekerja (meter/tahun) HJP = harga jual produksi (rupiah/meter)

PKDI = pengalaman kerja di dalam industri (bulan) CKDI = curahan kerja di dalam industri (jam/tahun) CKLI = curahan kerja di luar industri (jam/tahun) UMP = umur pekerja (tahun)

TPP = tingkat pendidikan pekerja (tahun)

Selanjutnya pendapatan rumahtangga tersebut akan dialokasikan untuk memperoleh kepuasan rumahtangga melalui fungsi pengeluaran. Fungsi pengeluaran rumahtangga pekerja industri kecil kain tenun ikat terdiri dari pengeluaran untuk konsumsi, pengeluaran untuk investasi pendidikan dan pengeluaran untuk investasi kesehatan. Fungsi pengeluaran untuk konsumsi dan investasi dirumuskan sebagai berikut :

KPR = f (PDSD, PSP, TAB, JTK, PLR) ... (34) KNR = f (PDSD, PSNP, JTK, UMP) ... (35) IVP = f (PDSD, KTR, TAB, JAS) ... (36) IVK = f (PDSD, IVP) ... (37) Fungsi tabungan adalah sebagai berikut:

TAB = f (PDSD, KTR, IVS) ... (38) dimana:

(48)

IVK = investasi kesehatan (rupiah/tahun) PLR = pengeluaran lain rumahtangga (rupiah/tahun) JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang)

JAS = jumlah anak sekolah (orang)

PDSD = pendapatan yang siap dibelanjakan (rupiah/tahun) IVS = investasi sumberdaya manusia (rupiah/tahun) PSP = pengeluaran total selain pangan (rupiah/tahun) PSNP = pengeluaran total selain non pangan (rupiah/tahun) TAB = tabungan (rupiah/tahun)

UMP = umur pekerja (tahun)

3.2. Kerangka Pemikiran Operasional

(49)

Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri

Perkembangan industri non migas

Industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri

Rumahtangga pekerja wanita

Faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan

ekonomi rumahtangga pekerja

Dampak perubahan faktor eksternal dan internal rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat

terhadap keputusan rumahtangga Membutuhkan

tenagakerja

Ke

se

jahte

ra

an

Kebijakan industri kecil kain tenun ikat di

Kelurahan Bandar Kidul Upah di bawah

(50)
(51)

IV. METODE PENELITIAN

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Desember 2013 sampai dengan Agustus 2014 di Kelurahan Bandar Kidul, Kecamatan Mojoroto, Kota Kediri, Jawa Timur. Penentuan lokasi penelitian ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan Desa Bandar Kidul merupakan sentra industri kecil kain tenun di Kota Kediri.

4.2. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pekerja, dengan menggunakan kuesioner yang telah dipersiapkan sebelumnya. Berdasarkan data Disperindagtamben (2013) jumlah unit usaha kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul yaitu sebanyak 7 unit usaha dengan total pekerja laki-laki dan wanita sebanyak 129 orang pada proses tenun menggunakan ATBM. Populasi dari penelitian ini adalah pekerja wanita kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul. populasi yang diambil yaitu pekerja wanita kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul yang berperan sebagai pengambil keputusan dalam rumahtangga. Sedangkan data sekunder dari instansi terkait, seperti Kantor Badan Pusat Statistik (BPS), Kantor Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Kediri, Kantor Kementerian Perindustrian Republik Indonesia, Kantor Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kota Kediri, dan Dinas Sosial dan Tenaga Kerja Kota Kediri, serta Kantor Kelurahan Bandar Kidul Kota Kediri.

4.3. Metode Pengambilan Contoh

(52)

ikat di Kelurahan Bandar Kidul yang sudah menikah dan bekerja pada proses tenun menggunakan ATBM.

4.4. Metode Analisis

Pada penelitian ini metode analisis yang digunakan untuk setiap tujuan penelitian pertama yaitu dengan metode pendugaan 2SLS serta proses pengolahan data menggunakan software SAS/ETS (Statistical Analysis System/Econometric Time Series) versi 9.1. Sedangkan pada tujuan kedua menggunakan metode Newton. Metode analisis tersebut dapat dilihat pada Tabel.5.

Tabel 5. Metode Pengolahan dan Analisis Data

No. Tujuan Penelitian Metode Analisis

1. Menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi

keputusan rumahtangga pekerja industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri dalam mengalokasikan curahan kerja, pendapatan, dan pengeluaran rumahtangga.

Metode pendugaan 2SLS

2. Menganalisis dampak perubahan faktor eksternal

dan internal rumahtangga pekerja wanita industri kecil kain tenun ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri terhadap keputusan rumahtangga

Metode Newton

4.5. Spesifikasi Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat

Spesifikasi model meliputi (1) penentuan variabel endogen dan variabel eksogen yang relevan yang dimasukan pada setiap persamaan dalam model, (2) tanda dan besaran parameter estimasi dari setiap persamaan berdasarkan teori, dan (3) bentuk model matematis terkait dengan jumlah persamaan, bentuk persamaan linear, dan lain-lain (Koutsoyiannis, 1997). Diagram keterkaitan variabel dalam Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat (Gambar 3).

Dalam model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat, sejumlah persamaan dalam model dikelompokkan ke dalam empat blok, yaitu blok curahan kerja, jumlah produksi pekerja, pendapatan, dan pengeluaran. Model tersebut sudah melalui beberapa tahap respesifikasi model.

(53)

meliputi konsumsi dan investasi kesehatan, adapun konsumsi terdiri dari konsumsi pangan dan konsumsi non pangan sedangkan investasi terdiri dari investasi pendidikan dan investasi kesehatan. Jika terdapat kelebihan pada pendapatan maka pekerja akan menyimpannya sebagai tabungan. Dugaan hubungan antar peubah dapat dinyatakan dalam suatu model ekonometrika, yaitu berupa model persamaan simultan.

Dalam model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat, sejumlah persamaan dalam model dikelompokkan ke dalam empat blok, yaitu blok curahan kerja, jumlah produksi pekerja, pendapatan, dan pengeluaran. Model tersebut sudah melalui beberapa tahap respesifikasi model.

4.5.1. Curahan Kerja

Curahan kerja rumahtangga pekerja adalah keseluruhan waktu yang dicurahkan pekerja. Curahan kerja rumahtangga pekerja terdiri dari curahan kerja di dalam industri dan di luar industri.

4.5.1.1. Curahan Kerja di Dalam Industri

Curahan kerja rumahtangga pekerja di dalam industri diduga dipengaruhi oleh curahan kerja di luar industri, upah di dalam industri, umur pekerja, dan konsumsi total rumahtangga. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

CKDIi = a0 + a1 CKLIi + a2 UDIi + a3 UMPi + a4 KTRi + u1i ... (1)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: a1 < 0 dan a2, a3, a4 > 0

dimana:

CKDI = curahan kerja di dalam industri (jam/tahun) CKLI = curahan kerja di luar industri (jam/tahun) UDI = upah di dalam industri (rupiah/tahun) UMP = umur pekerja (tahun)

(54)

Keterangan: = variabel endogen = variabel eksogen

Gambar 2. Diagram Keterkaitan Variabel Dalam Model Ekonomi Rumahtangga Pekerja Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul

UDI

UMP

ULI PKLI

PLR

CKDI

CKLI

CKT

JPR

PTP PDI

PLI

PDSD

D

KPR

KTR

IVK IVS

PSNP

P

PTR

TAB

PKDI

TPP

PJK JTK

HJP

PSP

IVP

JAS

(55)

i = sampel ke-i

u = variabel pengganggu

4.5.1.2. Curahan Kerja di Luar Industri

Curahan kerja rumahtangga pekerja di luar industri diduga dipengaruhi oleh curahan kerja di dalam industri, pendapatan di luar industri, pengalaman kerja di luar industri, dan pengeluaran lain rumahtangga. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

CKLIi = b0 + b1 CKDIi + b2 ULIi + b3 PKLIi + b4 PLRi + u2i ... (2)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: b1 < 0 dan b2, b3, b4 > 0

dimana:

CKLI = curahan kerja di luar industri (jam/tahun) CKDI = curahan kerja di dalam industri (jam/tahun) ULI = upah di luar industri (rupiah/tahun)

PKLI = pengalaman kerjadi luar industri (bulan) PLR = pengeluaran lain rumahtangga (rupiah/tahun) i = sampel ke-i

u = variabel pengganggu

4.5.1.3. Curahan Kerja Total Rumahtangga

Curahan kerja total rumahtangga pekerja merupakan penjumlahan antara curahan kerja di dalam industri dan curahan kerja di luar industri. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

CKTi = CKDIi + CKLIi ... (3)

dimana:

CKT = curahan kerja total (jam/tahun)

(56)

4.5.2. Jumlah Produksi Pekerja

Jumlah produksi kain tenun ikat dipengaruhi oleh curahan kerja dalam industri, umur pekerja, dan pengalaman kerja di dalam industri. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

JPROi = c0 + c1 HJPi + c2 CKDIi + c3 UMPi + c4 PKDIi + u3i ... (4)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: c1, c2, c4 > 0 dan c3 < 0

dimana:

JPRO = jumlah produksi pekerja (meter/tahun) CKDI = curahan kerja di dalam industri (jam/tahun) UMP = umur pekerja (tahun)

PKDI = pengalaman kerja di dalam industri (bulan) HJP = harga jual produksi (rupiah/meter)

i = sampel ke-i

u = variabel pengganggu

4.5.3. Pendapatan

Pendapatan rumahtangga pekerja adalah keseluruhan pendapatan yang didapat, baik dari dalam industri maupun keseluruhan pendapatan yang diperoleh, baik dari dalam industri maupun luar industri.

4.5.3.1. Pendapatan Rumahtangga Pekerja di Dalam Industri

Pendapatan rumahtangga pekerja di dalam industri merupakan perkalian antara upah pekerja di dalam industri dan jumlah produksi pekerja. Hubungan tersebut dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

PDIi = UDIi * JPROi ... (5)

dimana:

(57)

4.5.3.2. Pendapatan Rumahtangga Pekerja di Luar Industri

Pendapatan rumahtangga pekerja di luar industri kain tenun ikat dipengaruhi oleh curahan kerja di luar industri dan tingkat pendidikan pekerja. Hubungan ini dapat dituliskan dalam persamaan sebagai berikut:

PLIi = d0 + d1 CKLIi + d2 TPPi + u4i ... (6)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: d1, d2 > 0

dimana:

PLI = pendapatan di luar industri (rupiah/tahun) CKLI = curahan kerja di luar industri (jam/tahun) TPP = tingkat pendidikan pekerja (tahun) i = sampel ke-i

u = variabel pengganggu

4.5.3.3. Pendapatan Total Rumahtangga Pekerja

Pendapatan total rumahtangga pekerja adalah jumlah keseluruhan pendapatan yang diperoleh baik dari dalam industri maupun dari luar industri. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

PTPi = PDIi + PLIi + PNB i ... (7)

dimana:

PTP = pendapatan total rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) PDI = pendapatan di dalam industri (rupiah/tahun)

PLI = pendapatan di luar industri (rupiah/tahun)

PNB = pendapatan non bekerja rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) i = sampel ke-i

4.5.3.4. Pendapatan Rumahtangga Pekerja yang Siap Dibelanjakan

Pendapatan rumahtangga pekerja yang siap dibelanjakan yaitu pendapatan total dikurangi pajak, iuran, dan pungutan lainnya. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

PDSDi = PTPi – PJKi ... (8)

dimana:

(58)

PTP = pendapatan total rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) PJK = pajak, iuran, dan pungutan lainnya (rupiah/tahun) i = sampel ke-i

4.5.4. Pengeluaran

Pengeluaran rumahtangga pekerja meliputi pengeluaran konsumsi serta pengeluaran investasi. Pengeluaran konsumsi terdiri dari konsumsi pangan dan non pangan sedangkan pengeluaran investasi terdiri dari investasi pendidikan dan investasi kesehatan.

4.5.4.1. Konsumsi Pangan Rumahtangga Pekerja

Pengeluaran konsumsi pangan rumahtangga pekerja dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, konsumsi non pangan, tabungan, dan jumlah tanggungan dewasa. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

KPRi = e0 + e1 PDSDi + e2 PSPi + e3 TABi + e4 JTKi + e5 PLRi + u5i ... (9)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: e1, e4 > 0 dan e2, e3, e5 < 0

dimana:

KPR = konsumsi pangan rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) PDSD = pendapatan yang siap dibelanjakan (rupiah/tahun) PSP = pengeluaran total selain pangan (rupiah/tahun) TAB = tabungan (rupiah/tahun)

JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang)

PLR = pengeluaran lain rumahtangga (rupiah/tahun) i = sampel ke-i

u = variabel pengganggu

4.5.4.2. Konsumsi Non Pangan Rumahtangga Pekerja

(59)

KNRi = f0 + f1 PDSDi + f2 PSNPi + f3 JTKi + f4 UMPi + u6i ... (10)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: f1, f3 > 0 dan f2, f4 < 0

dimana:

KNR = konsumsi non pangan rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) PDSD = pendapatan yang siap dibelanjakan (rupiah/tahun)

PSNP = pengeluaran total selain non pangan (rupiah/tahun) JTK = jumlah tanggungan keluarga (orang)

UMP = umur pekerja (tahun) i = sampel ke-i

u = variabel pengganggu

4.5.4.3. Konsumsi Total Rumahtangga Pekerja

Konsumsi total rumahtangga pekerja adalah jumlah antara konsumsi pangan dan konsumsi non pangan. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

KTRi = KPRi + KNRi ... (11)

dimana:

KTR = konsumsi total rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) KPR = konsumsi pangan rumahtangga pekerja (rupiah/tahun) KNR = konsumsi non pangan (rupiah/tahun)

i = sampel ke-i

4.5.4.4. Investasi Pendidikan Rumahtangga Pekerja

Investasi pendidikan rumahtangga pekerja diduga dipengaruhi oleh pendapatan yang siap dibelanjakan, konsumsi total rumahtanggapekerja, tabungan, dan jumlah tanggungan anak sekolah. Hubungan tersebut dapat ditulis dalam persamaan sebagai berikut:

IVPi = g0 + g1 PDSDi + g2 KTRi + g3 TABi + g4 JASi + u7i ... (12)

Tanda dugaan parameter yang diharapkan: g1, g4 > 0 dan g2, g3 < 0

dimana:

IVP = investasi pendidikan (rupiah/tahun)

Gambar

Tabel 4. Rangkuman Penelitian Terdahulu
Tabel 4. Lanjutan
Tabel 4. Lanjutan
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Operasional Keputusan Ekonomi Rumahtangga Pekerja Wanita Industri Kecil Kain Tenun Ikat di Kelurahan Bandar Kidul, Kota Kediri
+7

Referensi

Dokumen terkait