• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Optimalisasi Kombinasi Produksi Tahu Mentah Di Cv Laksana Mandiri Bogor

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Optimalisasi Kombinasi Produksi Tahu Mentah Di Cv Laksana Mandiri Bogor"

Copied!
49
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUKSI

TAHU MENTAH DI CV LAKSANA MANDIRI

BOGOR

TRI MUDA RUDY KURNIANSYAH SOLIN

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(2)
(3)

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN

SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Analisis Optimalisasi Kombinasi Produksi Tahu Mentah di CV Laksana Mandiri Bogor adalah benar karya saya dengan arahan dari pembimbing dan belum pernah diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya ilmiah yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam bacaan dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor.

Bogor, Januari 2016

Tri Muda Rudy Kurniansyah Solin

(4)
(5)

i

ABSTRAK

TRI MUDA RUDY KURNIANSYAH SOLIN. Analisis Optimalisasi Kombinasi Produksi Tahu Mentah di CV Laksana Mandiri Bogor. Dibimbing oleh ABDUL BASITH.

Tahu menjadi salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Tahu merupakan salah satu produk dari komoditas usaha kecil menengah berbahan baku kedelai yang banyak dijumpai di beberapa daerah, mulai dari perkotaan sampai di pedesaan. Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain untuk mengetahui alokasi sumberdaya dan faktor kendala aktual yang dimiliki oleh CV Laksana Mandiri serta menganalisa kondisi optimal untuk memaksimalkan keuntungan. Data yang digunakan yaitu data primer antara lain wawancara dan observasi langsung, sedangkan data sekunder yang digunakan meliputi gambaran umum perusahaan, penggunaan sumberdaya, data produksi dan data penjualan. Penelitian ini menggunakan linear programming dengan software Production and Operation Management (POM) for Windows 3 dan menggunakan analisis primal, dual dan sensitivitas. Hasil analisis keuntungan pada kondisi aktual dan optimal memiliki selisih cukup besar, yakni Rp18.144.000 per tahun atau dapat meningkatkan keuntungan sebesar 6,72%.

Kata-kata kunci : optimalisasi, pemrograman linier, tahu

ABSTRACT

TRI MUDA RUDY KURNIANSYAH SOLIN. Optimization Analysis Combination of Process for Raw Tofu at CV Laksana Mandiri Bogor. Supervised by ABDUL BASITH.

Tofu is one of the foods that has been well liked by the people of Indonesia. It is one of the products of small and medium businesses commodities made from soy often found in several areas, ranging from urban to rural. The aim of this study is to determine the allocation of resources and constraints factor faced by CV Laksana Mandiri and also to analyze the optimal conditions to maximize profit. Data that used in this study is primary data which is interviews and direct observation, while secondary data used general overview company, used of resources, production data and sales data. This study uses linear programming with software Production and Operation Management (POM) for Windows 3 and the analysis using primal, dual and sensitivity. The result of profit analysis showed that there is a huge profit difference on the actual and optimal conditions, which is Rp 18.144.000 per year or can rise up to 6.72%.

(6)
(7)

i

ANALISIS OPTIMALISASI KOMBINASI PRODUKSI

TAHU MENTAH DI CV LAKSANA MANDIRI

BOGOR

TRI MUDA RUDY KURNIANSYAH SOLIN

Skripsi

sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi

pada

Program Sarjana Alih Jenis Manajemen Departemen Manajemen

PROGRAM SARJANA ALIH JENIS MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

(8)
(9)
(10)
(11)

PRAKATA

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul yang dipilih dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan April 2015 sampai dengan Juni 2015 ialah Analisis Optimalisasi Kombinasi Produksi Tahu Mentah di CV Laksana Mandiri Bogor.

Terimakasih penulis ucapkan kepada Allah SWT, Bapak Dr Ir Abdul Basith, MS selaku dosen pembimbing, pihak manajemen dan staf produksi CV Laksana Mandiri atas arahan yang diberikan kepada penulis, orang tua dan keluarga penulis atas perhatian kasih sayang yang tak terhingga serta dukungan moril maupun materil yang telah dicurahkan kepada penulis selama menyelesaikan laporan ini, teman-teman satu bimbingan dan keluarga besar Program Sarjana Alih Jenis Manajemen IPB angkatan 11, serta sahabat-sahabat yang selalu memberikan dukungan dan bantuan dalam pembuatan karya ilmiah ini.

Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.

Bogor, Januari 2016

(12)
(13)

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI v

DAFTAR TABEL vi

DAFTAR GAMBAR vi

DAFTAR LAMPIRAN vi

PENDAHULUAN 1

Latar Belakang 1

Rumusan Masalah 2

Tujuan 2

Manfaat Penelitian 2

Ruang Lingkup Penelitian 2

TINJAUAN PUSTAKA 3

Kedelai 3

Manajemen Produksi dan Operasi 3

Penelitian Terdahulu 4

METODE 5

Kerangka Pemikiran Penelitian 6

Lokasi dan Waktu Penelitian 6

Metode Pengolahan Data 6

Analisis Primal 10

Analisis Dual 10

Analisis Sensitivitas 11

HASIL DAN PEMBAHASAN 11

Keadaan Umum Perusahaan 11

Proses Produksi 12

Perumusan Fungsi Tujuan 13

Perumusan Fungsi Kendala 15

Kendala Bahan Baku 16

Kendala Biaya Tenaga Kerja 17

Kendala Bahan Bakar 17

Kendala Permintaan 17

Kombinasi Produksi Optimal 18

Tingkat Produksi Optimal 18

Hasil Penilaian Status Sumberdaya 20

Nilai Rentang Batas Atas dan Batas Bawah 21 Nilai Rentang Batas Atas dan Batas Bawah pada Koefisien Fungsi Tujuan 21 Nilai Rentang Batas Atas dan Batas Bawah pada Ruas Kanan Kendala 22

IMPLIKASI MANAJERIAL 24

SIMPULAN DAN SARAN 24

DAFTAR PUSTAKA 26

(14)
(15)

DAFTAR TABEL

1 Jenis-jenis kendala 10

2 Perhitungan total biaya operasional 14

3 Kendala permintaan 18

4 Produksi aktual dan produksi optimal 18

5 Perhitungan keuntungan aktual 19

6 Analisis status sumberdaya 20

7 Analisis permintaan 20

8 Analisis nilai rentang koefisien fungsi tujuan 21 9 Analisis nilai rentang koefisien ruas kanan kendala 22

DAFTAR GAMBAR

1 Kerangka pemikiran penelitian 5

2 Peta produksi CV Laksana Mandiri 12

DAFTAR LAMPIRAN

1 Panduan pertanyaan 29

2 Hasil keuntungan maksimal 30

3 Hasil penilaian status sumberdaya 31

(16)
(17)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tahu adalah salah satu makanan yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia. Tahu merupakan makanan berbahan baku kedelai yang banyak dijumpai di beberapa daerah, mulai dari perkotaan sampai di pedesaan. Hal ini disebabkan proses produksi tahu yang cukup sederhana dan dapat dilakukan pada skala rumah tangga. Tahu tidak terbatas pada rasanya yang enak, tetapi juga dari harganya yang relatif murah, mudah untuk membuatnya dan kandungan proteinnya tinggi yang mutunya setara dengan mutu protein hewani. Pada dasarnya tahu adalah endapan protein dari sari kedelai panas yang menggunakan bahan penggumpal.

Tahu merupakan produk makanan mudah rusak karena memiliki kadar air dan protein tinggi yang merupakan media tumbuh yang potensial bagi mikroorganisme pembusuk. Produk tahu memiliki umur simpan yang singkat, hal ini menjadi faktor kendala untuk mencapai pasar yang lebih luas. Pembuatan tahu pada prinsipnya dibuat dengan mengekstrak protein yang terdapat pada kedelai, kemudian mengumpulkannya, sehingga terbentuk padatan protein. Cara penggumpalan kedelai umumnya dilakukan dengan cara penambahan bahan penggumpal berupa asam (Steva 2015). Secara umum tahu terbagi ke dalam dua jenis, yaitu tahu putih dan tahu kuning. Perbedaan hanya terletak pada tahu kuning yang menggunakan kunyit sebagai pewarna pada permukaannya.

CV Laksana Mandiri adalah salah satu pabrik yang memproduksi tahu mentah dan diduga belum berproduksi secara optimal. CV Laksana Mandiri memproduksi enam jenis tahu, yaitu tahu putih besar, tahu putih sedang, tahu putih kecil, tahu kuning besar, tahu kuning sedang, dan tahu kuning kecil. Keenam jenis tahu tersebut memiliki perbedaan dari segi ukuran maupun warna, maka dari itu terdapat alokasi sumber daya yang berbeda pula untuk memproduksinnya. CV Laksana Mandiri memiliki tujuan utama yaitu memaksimalkan keuntungan dan mengalokasi setiap faktor kendala pada tahap produksi, yaitu keterbatasan bahan baku, jam kerja karyawan, biaya tenaga kerja, dan bahan bakar. Bahan baku yang digunakan yaitu kacang kedelai. Bahan bakar yang digunakan yaitu kayu bakar.

Tiap jenis tahu juga memiliki keuntungan yang berbeda. Hal ini disebabkan oleh sumberdaya pembentuknya memiliki komposisi yang berbeda, walaupun CV Laksana Mandiri memberikan harga jual yang sama. Konsumen pun memiliki selera yang berbeda untuk setiap masing-masing tahu sesuai dengan ukuran ataupun warnanya. Hal tersebut menimbulkan sebuah kendala tambahan yaitu kendala permintaan.

(18)

2

sehingga dapat menimbulkan jumlah yang sesuai, tidak kurang ataupun tidak lebih. Optimalisasi produksi terjadi karena CV Laksana Mandiri ingin mendapatkan keuntungan yang maksimal namun memiliki keterbatasan dari setiap sumber daya tersebut. Optimalisasi dengan kendala pada CV Laksana Mandiri dilakukan dengan menentukan persoalan dalam variabel suatu fungsi agar mendapat keuntungan maksimum dengan memperhatikan keterbatasan-keterbatasan.

Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas, permasalahan yang dirumuskan antara lain : 1. Bagaimana perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala aktual yang dimiliki

oleh CV Laksana Mandiri?

2. Bagaimana kondisi produksi optimal untuk memaksimalkan keuntungan bagi CV Laksana Mandiri dengan metode analisis primal dan dual?

3. Bagaimana analisis sensitivitas solusi optimal apabila ada permasalahan sumberdaya atau kendala?

Tujuan

Tujuan dilakukannya penelitian ini antara lain:

1. Menganalisis perumusan fungsi tujuan dan fungsi kendala aktual yang dimiliki oleh CV Laksana Mandiri.

2. Menganalisis kombinasi produksi optimal untuk memaksimalkan keuntungan bagi CV Laksana Mandiri dengan metode analisis primal dan dual.

3. Menganalisis sensitivitas solusi optimal apabila ada permasalahan sumberdaya atau kendala.

Manfaat Penelitian

1. Informasi dan masukan bagi manajemen perusahaan dalam menentukan kombinasi produksi agar optimal.

2. Informasi, referensi dan bahan masukan bagi penelitian selanjutnya khususnya penelitian yang terkait dengan optimalisasi produksi.

Ruang Lingkup Penelitian

(19)

3

TINJAUAN PUSTAKA

Kedelai

Amang, dkk (1996) mengatakan bahwa ada dua jenis tahu yang digunakan oleh industri tahu berdasarkan asalnya yaitu kedelai impor dan kedelai dalam negeri. Kedelai impor biasanya lebih baik dan seragam kualitasnya, terutama menyangkut butir yang relatif lebih besar dibanding dengan kedelai dalam negeri.

Tahu

Tahu merupakan gumpalan protein kedelai yang diperoleh dari hasil penyaringan kedelai yang telah digiling dengan penambahan air. Penggumpalan protein dilakukan dengan cara penambahan cairan biang atau garam-garam kalsium (Rizqi 2006).

Manajemen Produksi dan Operasi

Suatu kegiatan atau proses yang mentranformasikan masukan (input) menjadi hasil keluaran (ouput) berupa barang dan jasa dapat diartikan sebagai produksi (Hikmah 2007). Inti dari manajemen operasi adalah menunjang perusahaan memperoleh keuntungan yang langgeng dalam jangka panjang dengan basis optimasi (Prawirosentono 2007). Produksi mencakup setiap proses yang menggunakan input-input untuk menghasilkan output baik berupa barang maupun jasa dengan memanfaatkan sumberdaya yang tersedia (Zaenal 2008). Hal itu meliputi perencanaan, pelaksanaan, pengawasan dari urutan berbagai kegiatan (set of activities) untuk membuat produk termasuk dari bahan baku dan bahan penolong lain. Setiap perusahaan pasti mengharapkan keuntungan dari hasil penjualan produknya. Keuntungan maksimal dapat diperoleh dari mengoptimalkan sumber daya yang ada (Pratama 2013).

Asreza (2011) mengatakan bahwa sumber daya yang dianalisis harus berada dalam keadaan yang terbatas. Misalnya keterbatasan waktu, keterbatasan biaya, keterbatasan tenaga, keterbatasan luas tanah, keterbatasan ruangan, keterbatasan Alokasi BBM, dan lain-lain. Keterbatsan dalam sumber daya tersebut dinamakan sebagai kendala atau syarat – ikatan. Wysocki (2012) mengungkapkan bahwa sumber daya adalah aset seperti orang, peralatan, sarana dan fasilitas fisik, atau persediaan yang terbatas, dapat dijadwalkan, atau dapat disewa dari pihak luar. “Resources are assets such a people, equipment, physical fasilities, or inventory that have limited availabilities, can be scheduled, or can be leased from an outside party”. Pada optimalisasi dengan kendala faktor-faktor pada fungsi yang menjadi kendala pada fungsi tujuan diperhatikan dan turut menentukan titik maksimum dan minimum fungsi tujuan (Lathifah 2006).

(20)

4

major consideration throughout the project management life cycle”. Wysocki juga menyampaikan bahwa waktu adalah sumber daya yang menarik, tidak dapat diinventarisasi, berkurang apakah digunakan atau tidak. “Time is an interesting resource. it can't be inventoried. it is consumed whether you use it or not.”

Output berupa produk maupun jasa merupakan hasil pengkombinasian antara faktor-faktor produksi maupun input. Hubungan fisik antara variabel yang dijelaskan biasanya berupa output dengan variabel yang menjelaskan berupa input disebut fungsi produksi (Wardhani 2010). Profit atau laba merupakan suatu ukuran yang dapat dipakai untuk menilai hubungan antara pendapatan yang diterima dengan biaya-biaya atau beban-beban yang dikeluarkan oleh perusahaan selama periode tertentu (Yuliawan 2009).

Seorang pelaku usaha akan lebih efisien secara teknis maupun ekonomis daripada pelaku usaha lainnya, apabila pelaku usaha tersebut konsisten mampu menghasilkan produk yang lebih tinggi, dengan menggunakan faktor masukan yang dapat diukur (Nasikh 2009). Analisa dan optimasi biaya produksi harus dilakukan oleh manajemen perusahaan. Keberhasilan optimasi biaya produksi akan memberikan penghematan yang bisa dilokasikan pada divisi lain (Susanto dan Sarwadi 2006). Manajemen produksi pada suatu perusahaan akan selalu berusaha untuk mengatur dan merencanakan penggunaan faktor-faktor produksinya agar mampu berproduksi dengan biaya minimum dengan mencapai keuntungan pada tingkat tertentu. Tujuan perusahaan dalam memaksimalkan keuntungan ataupun meminimumkan biaya produksi dapat tercapai melalui perencanaan optimasi produksi (Octaviani 2012). Setiap perusahaan atau organisasi tentunya memiliki keterbatasan sumberdaya, baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku, tenaga kerja, mesin, maupun modal (Effendy 2006).

Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai optimasi produksi telah banyak dilakukan sebelumnya. Penelitian-penelitian tersebut kebanyakan memiliki metode yang sama yaitu linear programming. Hal yang membedakan adalah jenis produk atau komoditas yang dianalisis, alat yang digunakan, dan kendala yang berbeda pada masing-masing perusahaan. Sidiq (2015) meneliti tentang optimalisasi susu sapi dengan judul Analisis Kombinasi Optimalisasi Produksi Olahan Susu Sapi Segar pada Kelompok Tani Makmur Agro Satwa, Sukabumi, Jawa Barat. Pada penelitian ini diungkapkan bahwa tingkat produksi susu sapi segar di Makmur Agro Satwa masih belum optimal. Penelitian ini juga menggunakan software

Lindo. Alat analisisnya menggunakan analisis primal, analisis dual, dan analisis sensitivitas.

Margasetha (2014) meneliti tentang optimasi produksi brownies singkong pada Mr. Brownco Bogor. Penelitian yang dilakukan oleh Margasetha berisi tentang perumusan linear programming, yaitu fungsi tujuan dan fungsi kendala pada produksi brownies singkong Mr. Brownco. Margasetha menggunakan alat anlisis dengan bantuan software Lindo, dengan metode analisis primal, dual, sensitivitas dan post optimal.

(21)

5

dengan analisis primal, dual, sensitivitas dan post optimal. Kurniawan juga merumuskan fungsi tujuan dan fungsi kendala dari perusahaan.

METODE PENELITIAN

Kerangka Pemikiran Penelitian

Penelitian ini memiliki beberapa tahapan yang dilakukan di CV Laksana Mandiri selaku produsen tahu. Dengan memperhatikan beberapa proses tersebut maka penelitian dapat dilakukan dengan maksimal. Proses-proses yang dilakukan digambarkan dalam bentuk kerangka pemikiran penelitian, seperti yang dapat dilihat pada Gambar 1.

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian CV Laksana Mandiri

Observasi terhadap proses produksi di CV Laksana Mandiri

Analisis kegiatan produksi CV Laksana Mandiri saat ini menggunakan metode

linear programming

Pembandingan antara kuantitas sebelum dilakukan optimasi dan setelah

dilakukan optimasi

Kondisi Optimal

Konfirmasi dan penetapan prioritas pemecahan masalah

(22)

6

Gambar 1 menjelaskan bahwa penelitian diawali dengan melakukan studi tahap awal di CV Laksana Mandiri, yaitu mengenai struktur organisasi, ruang lingkup, tujuan serta target yang ingin dicapai. Setelah itu dilakukan pengamatan atau observasi terhadap lingkungan dan fasilitas produksi perusahaan untuk mengetahui proses produksi dan jumlah produksi aktual. Setelah pengamatan dilakukan maka dilakukan pengolahan data yang telah didapat. Hasil pengolahan data dibandingkan dengan kondisi aktual. Setelah dibandingkan maka didapatlah hasil yang optimal, kemudian dilakukan rekomendasi.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di CV Laksana Mandiri yang berlokasi di Jalan Bangbarung Bantarjati, Kota Bogor. Penentuan lokasi ini dilakukan dengan pertimbangan bahwa perusahaan tersebut merupakan perusahaan berskala kecil dalam industri makanan dan belum menggunakan alat analisis tertentu dalam menentukan kombinasi produk yang optimal. CV Laksana Mandiri belum dapat menentukan berapa banyak kombinasi jumlah produk yang harus dihasilkan untuk setiap produk agar dapat memperoleh keuntungan maksimal. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2015 - Juni 2015.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang didapat langsung dari sumber saat pengumpulan data berlangsung. Data sekunder adalah sumber data yang tidak memberikan informasi secara langsung kepada pengumpul data. Sumber data sekunder ini dapat berupa hasil pengolahan lebih lanjut dari data primer yang disajikan dalam bentuk lain atau dari orang lain (Sugiyono 2012).

Jenis data primer yang digunakan dalam penelitian ini antara lain wawancara dan observasi langsung mengenai proses produksi dan kondisi pabrik. Pedoman wawancara pada penelitian ini dapat dilihat pada Lampiran 1 panduan pertanyaan. Jenis data sekunder yang diperoleh dari arsip perusahaan yaitu data gambaran umum perusahaan meliputi sejarah perusahaan, ketenagakerjaan, data produksi, data penjualan, dan ketersediaan sumberdaya tiap bulan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan secara deskriptif untuk menggambarkan keadaan CV Laksana Mandiri, pengadaan sarana produksi dan proses produksi pada CV Laksana Mandiri. Pengolahan kuantitatif diperlukan untuk mengkaji data pemakaian bahan baku dan jam kerja tenaga kerja langsung yang tersedia. Data yang diperoleh dari perusahaan akan diolah secara manual. Dari aktivitas tersebut disusun suatu persamaan fungsi tujuan serta persamaan, dan pertidaksamaan itu diolah dengan menggunakan program POM for Windows 3.

(23)

7

tujuan perusahaan tercapai (optimal). Linear berarti hubungan-hubungan antara faktor-faktor yang bersifat konstan, atau fungsi matematik yang disajikan dalam bentuk sebuah model, contohnya adalah pengupahan tenaga kerja atas dasar satuan jam kerja (Handoko 2008). Untuk mengetahui pendapatan yang diperoleh maka dalam fungsi tujuan dimasukkan harga masing-masing produk dikurangi oleh harga masing-masing bahan baku (Widhiani 2001).

Linear programming (or, more generally, mathematical programming) has been an important tool for logistics planning for a wide variety of operations management problems. As computer technology improves and inexpensive desktop computing becomes more accessible to a large group of professionals, general-purpose solution techniques such as linear programming should play an important role in productions and operations planning in the next decade.”

Nahmias (2005) mengungkapkan bahwa pemrograman linear telah menjadi alat penting untuk perencanaan untuk berbagai macam masalah manajemen operasi. Sebagai teknologi yang berkembang dan murah, program komputer menjadi pilihan tepat untuk diakses oleh orang-orang profesional, pemrograman linier menjadi sebuah teknik dan solusi untuk keperluan umum dan harus memberikan peran penting dalam perencanaaan produksi dan operasi dalam dekade berikutnya. Penerapan linear programming harus disesuaikan dengan asumsi-asumsi dasar, sebagai berikut (Handoko 2008)

1. Selisih tujuan dan persamaan setiap batasan harus linear. Hal ini mencakup pengertian bahwa perubahan nilai Z dan penggunaan sumber daya terjadi secara proporsional dengan perubahan tingkat kegiatan (proporsionality) contohnya adalah bila produksi satu unit memerlukan tiga orang maka dibutuhkan enam orang untuk memproduksi dua unit dalam waktu yang sama. 2. Parameter-parameter harus diketahui atau dapat diperkiraan dengan pasti

(deterministic), dengan kata lain probablilitas terjadinya setiap nilai dianggap 1,0.

3. Variabel-variabel keputusan harus dapat dibagi, ini berarti bahwa suatu penyelesaian feasible yaitu berupa bilangan pecahan misal: 0,5 X1 atau 0,25 X2

Metode pemecahan masalah dengan linear programming ada dua macam, yaitu metode grafik dan metode simpleks (Haming 2014). Metode grafik layak dipakai untuk memecahkan kasus dengan maksimum tiga peubah keputusan, namun pemakaian yang paling lazim adalah dua buah peubah keputusan. Metode simpleks dipakai untuk memecahkan kasus dengan jumlah peubah keputusan yang lebih banyak.

In LP problems containing several variables, we may not be able to graph, the feasible region, but the optimal solution will still lie at a corner point of the many-sided, many-dimensional figure (called an n-dimensional polyhedron) that represents the area of feasible solutions.”

(24)

8

batasan tertentu, seperti batasan sumber daya atau suatu formula atau juga suatu panduan produksi. Perusahaan manufaktur mengembangkan program linier untuk membantu menentukan berapa unit yang akan diproduksi untuk tiap jenis produk sehingga dapat memaksimalkan keuntungan atau meminimalkan biaya dengan memperhatikan kelangkaan sumber daya seperti modal, tenaga kerja, dan fasilitas lainnya.

Terdapat beberapa software yang biasa digunakan untuk memecahkan kasus linear programming, misalnya program Lindo, WinQSB dan POM for Windows. Setiap masalah yang dipecahkan dengan linear programming pasti memecahkan masalah optimasi (maksimasi atau minimasi).

Masalah optimasi produksi untuk perencanaan dirumuskan ke dalam model linear programming dengan langkah-langkah sebagai berikut

1. Menentukan Variabel Keputusan

Variabel keputusan dinyatakan dalam simbol matematika. Variabel ini yang akan digunakan untuk menentukan simbol variabel fungsi tujuan dan fungsi kendala. Variabel keputusan dalam model program linear adalah menentukan jumlah atau kuantitas produksi tahu yang nilainya optimal berdasarkan data yang didapat selama beberapa bulan terakhir. Jumlah variabel keputusan didasarkan pada enam jenis produk tahu yang akan dioptimalkan yaitu:

X1 = Tahu Putih Besar

Fungsi tujuan pada model linear programming adalah keinginan mencapai suatu tingkat produksi yang memberikan keuntungan maksimum.Fungsi tujuan yang ditentukan merupakan hubungan linier koefisien dengan variabel keputusan. Keuntungan maksimum yang dimaksud adalah total penjumlahan keuntungan yang diperoleh dari kombinasi produksi optimal setiap jenis tahu. Nilai keuntungan setiap jenis tahu yang merupakan koefisien variabel keputusan pada fungsi tujuan diperoleh dari perhitungan selisih harga jual dengan total biaya produksi setiap jenis tahu. Data yang digunakan untuk menentukan koefisien variabel keputusan pada fungsi tujuan adalah dari besarnya keuntungan yang diperoleh setiap produk tahu. Fungsi tujuan dari kegiatan produksi tahu dengan menggunakan program linier sebagai berikut Maksimum Z = i=1CiXi…………..………(1)

Keterangan

Z : Keuntungan yang ingin dimaksimumkan (rupiah)

Ci : Keuntungan per-satuan produk tahu ke-i (rupiah)

Xi : Variabel pengambil keputusan atau aktivitas ke-i, dimana i1 sampai i5 adalah produk yang akan dioptimasi

3. Menentukan Kendala

(25)

9

Tabel 1 Jenis-jenis kendala

No Jenis kendala Kendala ke-n

1 Bahan baku f. Jumlah permintaan X6 10 Sumber: Hasil olahan data yang diperoleh

Tabel 1 berisi penjelasan bahwa terdapat empat kendala secara umum yang dapat digunakan untuk pengolahan data produksi pada CV Laksana Mandiri. Kendala pertama yaitu bahan baku. Bahan baku yang digunakan untuk membuat tahu adalah kedelai. Kendala kedua yaitu tenaga kerja. Tenaga kerja terbagi ke dalam dua bagian yaitu jam tenaga kerja dan biaya tenaga kerja. Kendala ketiga yaitu bahan bakar. Bahan bakar yang digunakan adalah kayu bakar. Kendala keempat adalah permintaan. Ada enam kendala permintaan sesuai dengan jenis tahu yang diproduksi, yaitu jumlah permintaan tahu putih besar (X1), tahu putih sedang (X2), tahu putih kecil (X3), tahu kuning besar (X4), tahu kuning sedang

ani adalah koefisien penggunaan bahan baku ke-n untuk satu-satuan produk ke-i, dimana n=1 untuk kedelai (kg). BBn yaitu jumlah ketersediaan kedelai. 2. Kendala Jam Tenaga Kerja

biXi≤JTn……….(3)

Dimana :

bi adalah koefisien kebutuhan tenaga kerja langsung untuk memproduksi produk ke-i (jam per satuan produk). JTn adalah ketersediaan tenaga kerja langsung pada jam kerja normal.

3. Kendala Biaya Tenaga Kerja

cniXi≤BTn………..(4)

Dimana :

(26)

10

4. Kendala Bahan Bakar

niXi≤BBn…...(5) Dimana :

dni adalah koefisien bahan bakar ke-n untuk memproduksi satu satuan produk ke-i. BBn adalah ketersediaan bahan bakar selama produksi.

5. Kendala Permintaan

Xi≤Di………...(6)

Dimana :

Di = permintaan terhadap produk ke-i (potong)

Berdasarkan hasil wawancara dengan pemilik CV Laksana Mandiri diketahui bahwa perusahaan belum dapat memenuhi semua permintaan karena adanya keterbatasan kapasitas produksi sehingga pesanan dalam jumlah besar tidak dapat dipenuhi. Jumlah permintaan yang digunakan dalam fungsi kendala ini adalah rata-rata penjualan tertinggi tiap bulan yang dikalikan sebanyak jumlah hari produksi.

Metode Analisis Data

Program linier dipilih untuk menjawab penyelesaian atas permasalahan dalam mengoptimalkan alokasi penggunaan sumberdaya untuk mencapai tingkat produksi yang optimal dan mengetahui kombinasi produksi optimal yang dapat memaksimumkan keuntungan. Berdasarkan hal tersebut dapat dilakukan beberapa analisis yaitu analisis primal, analisis dual, dan analisis sensitivitas.

Analisis Primal

Analisis primal dilakukan untuk mengetahui kombinasi produk terbaik yang dapat menghasilkan keuntungan maksimal dengan tetap mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang tersedia. Dalam analisis primal dapat ditunjukkan aktivitas-aktivitas yang masuk ke dalam skema optimal dan kuantitas dari kegiatan yang bersangkutan. Dengan membandingkan hasil produksi optimal dengan produksi aktual maka perusahaan akan mengetahui apakah kegiatan produksi yang dilakukan sudah optimal atau belum. Kegiatan yang tidak termasuk dalam skema optimal akan memiliki nilai reduced cost (Muslich 2009).

Analisis Dual

Analisis dual dilakukan dengan mengetahui penilaian terhadap sumberdaya, yaitu dengan melihat nilai slack atau surplus dari nilai dual yang dihasilkannya. Nilai dual (dual price atau shadow price) menunjukkan perubahan yang akan terjadi pada fungsi tujuan apabila sumberdaya berubah sebesar satu satuan. Nilai dual juga menunjukkan batas harga tertinggi (maksimum) dari suatu sumberdaya yang masih memungkinkan bagi perusahaan untuk membeli tambahan satu unit sumberdaya. Oleh karena itu nilai dual sangat berperan dalam pengambilan keputusan, terutama dalam pembelian sumberdaya.

Analisis dual dapat digunakan perusahaan untuk mengetahui apakah sumberdaya yang digunakan dalam proses produksi merupakan sumberdaya langka atau sebaliknya. Apabila nilai slack atau surplus sama dengan nol dan nilai

(27)

11

yang bersifat langka (pembatas). Sumberdaya yang bersifat langka ini termasuk kedalam kendala aktif yaitu kendala yang membatasi fungsi tujuan. Namun apabila nilai slack atau surplus lebih dari nol dan nilai dualnya sama dengan nol maka sumberdaya tersebut tergolong kedalam sumberdaya tidak aktif atau kendala yang tidak habis terpakai dalam proses produksi serta tidak mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi penambahan sebesar satu satuan. Kendala tidak aktif merupakan kendala yang tidak habis terpakai dalam proses produksi serta tidak mempengaruhi fungsi tujuan jika terjadi penambahan sebesar satu satuan (Muslich 2009).

Analisis Sensitivitas

Analisis sensitivitas adalah salah satu cara untuk menentukan parameter dalam model yang sangat kritis atau sensitif dalam menentukan suatu solusi. Analisis sensitivitas terbagi menjadi dua bagian yaitu yang berhubungan dengan perubahan salah satu koefisien fungsi tujuan dan perubahan salah satu sisi sebelah kanan. Analisis sensitivitas nilai-nilai koefisien dari fungsi tujuan digunakan untuk mengetahui selang kepekaan dari koefisien fungsi tujuan yang dapat mempertahankan kondisi optimal awal. Sedangkan analisis sensitivitas nilai ruas kanan kendala digunakan untuk mengetahui selang kepekaan dari nilai ruas kanan kendala yang dapat mempertahankan kondisi optimal awal.

Selang kepercayaan pada analisis sensitivitas ditunjukkan pada batas maksimum dan batas minimum nilai koefisien fungsi tujuan dan nilai ruas kanan kendala pada hasil optimalisasi produksi. Batas maksimum menggambarkan batas kenaikan yang diijinkan model (allowable increase) dari nilai kendala yang tidak mengubah pemecahan optimal, sedangkan batas minimum menunjukkan batas penurunan yang diijinkan model (allowable decrease) dari nilai kendala agar pemecahan optimal tidak berubah. Analisis sensitivitas diperlukan untuk mengetahui sejauh mana jawaban optimal tersebut dapat diterapkan apabila terjadi perubahan pada parameter yang membentuk model (Taha 1999).

PEMBAHASAN

Gambaran Umum Perusahaan

Perusahaan ini didirikan dengan nama CV Laksana Mandiri pada tahun 1997 oleh Bapak Mumu Mulyana. Perusahan berlokasi di Jalan Gagalur 1, Bantarjati, Kota Bogor, Jawa Barat ini memiliki karyawan sebanyak 10 orang. Jam kerja di perusahaan ini dibagi menjadi dua shift. Shift pertama dimulai pada jam pukul 06.00 sampai dengan pukul 13.00. Shift kedua dimulai pada pukul 13.00 dan berakhir pada pukul 19.00. Luas area yang dimiliki perusahaan adalah 150 m².

(28)

12

tetap. Konsumen perusahaan ini antara lain adalah restoran, rumah sakit dan ibu rumah tangga. Contoh restoran yang menjadi konsumen CV Laksana Mandiri adalah restoran Gili-Gili dan restoran Saung Mirah. Rumah sakit PMI dan rumah sakit BMC juga merupakan konsumen dari CV Laksana Mandiri. Lokasi atau tata letak pabrik merupakan salah satu hal yang berpengaruh terhadap jalannya produksi. Setiap departemen produksi saling berkaitan dalam alur produksinya. Terdapat sebelas departemen di antaranya pencucian, perendaman, perebusan, pencetakan, penggumpalan, penyaringan, penggilingan, penirisan, gudang bahan baku, gudang bahan bakar, dan tempat tahu. Peta proses produksi CV Laksana Mandiri dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Peta produksi CV Laksana Mandiri

Proses Produksi

(29)

13

mengolah masukan (input) berupa sumber daya menjadi keluaran (output) berupa produk dalam jangka waktu penyelesaian tertentu. Proses produksi yang baik akan menghasilkan produk berkualitas dengan tingkat produktivitas, efisiensi dan efektivitas yang tinggi. Berikut penjelasan mengenai tahapan proses produksi tahu di CV Laksana Mandiri

1. Perendaman

Proses perendaman kedelai adalah langkah awal dalam proses pembuatan tahu. Proses perendaman ini berkisar selama dua jam atau 120 menit.

2. Pencucian

Setelah kedelai direndam, akan dilakukan proses pencucian untuk membersihkan kedelai. Proses pencucian ini membutuhkan waktu selama lima menit.

3. Penggilingan

Proses penggilingan kedelai ini bertujuan untuk menghaluskan kedelai. Proses ini membutuhkan waktu selama 15 menit.

4. Perebusan

Setelah penggilingan selesai, selanjutnya kedelai akan masuk ke dalam proses perebusan. Lamanya proses perebusan adalah 30 menit.

5. Penyaringan

Proses penyaringan dilakukan setelah proses perebusan selesai. Proses ini membutuhkan waktu selama lima menit.

6. Penggumpalan

Setelah proses penyaringan selesai, maka dilakukan proses penggumpalan. Proses ini memakan waktu selama lima menit.

7. Pencetakan

Tahu yang sudah melalui proses penggumpalan kemudian akan di proses melalui pencetakan. Pencetakan dilakukan dengan cetakan tahu yang berukuran 50 cm x 50 cm. Proses pencetakan ini membutuhkan waktu selama 30 menit.

8. Penirisan

Proses penirisan ini merupakan proses terakhir pada pembuatan tahu. Tujuan proses penirisan ini adalah menghindari penyusutan tahu. Lama waktu yang dibutuhkan adalah 30 menit.

CV Laksana Mandiri dapat mengolah kedelai sebanyak 100 kg dalam satu shift. 100 kg bahan baku kedelai dapat menghasilkan 50 cetak tahu mentah yang akan dijual ke pembeli. Harga per cetak tahu adalah Rp 40.000.

Perumusan Fungsi Tujuan

Fungsi utama dari penelitian ini yaitu menentukan kombinasi tingkat produksi yang dapat memaksimumkan keuntungan. Untuk mendapakan kombinasi tersebut harus dirumuskan terlebih dahulu fungsi tujuan dan fungsi kendalanya. CV Laksana Mandiri memproduksi enam jenis tahu yaitu Tahu Putih Besar (X1), Tahu Putih Sedang (X2), Tahu Putih Kecil (X3), Tahu Kuning Besar (X4), Tahu Kuning Sedang (X5), dan Tahu Kuning Kecil (X6).

(30)

14

dengan biaya produksi per satuan masing-masing produk tahu. Biaya produksi terdiri dari biaya bahan baku, biaya tenaga kerja, dan biaya bahan bakar. Biaya produksi belum mewakili biaya sebenarnya pada perusahaan karena ada beberapa pos-pos biaya yang tidak dimasukkan karena biaya tersebut memiliki koefisien nilai yang sangat kecil dan tidak diperhatikan. Berikut biaya yang dihitung berdasarkan 1 shift produksi terdapat pada Tabel 2.

Tabel 2 Perhitungan total biaya operasional per shift produksi

Biaya Harga (satuan, kg) Total perhitungan total biaya operasional, di antaranya kedelai, garam, kayu bakar, listrik, dan upah pekerja. Lima biaya tersebut memiliki jumlah Rp 1.625.000.

Setelah menghitung total biaya operasional maka selanjutnya dihitung harga pokok produksi tahu per potong. Satu cetak tahu memiliki ukuran 50 X 50 cm atau setara dengan 2500cm2, maka asumsinya:

a. Satu cetak tahu besar (X1 dan X4) = 5,5 cm X 5,5 cm = 81 potong,

(31)

15

Total biaya = Rp1.625.000 = Rp32.500 Kuantitas 50 cetak

Setelah diketahui harga percetak tahu, selanjutnya dapat dihitung Harga Pokok Produksinya. Perhitungan Harga Pokok Produksi tahu per potong sebagai berikut.

HPP X1 = 32.500 = Rp400 80 potong

HPP X2 = 32.500 = Rp325 100 potong

HPP X3 = 32.500 = Rp270 120 potong

HPP X4 = 32.500 = Rp400 80 potong

HPP X5 = 32.500 = Rp325 100 potong

HPP X6 = 32.500 = Rp270 120 potong

Setelah mengetahui Harga Pokok Produksi, langkah selanjutnya adalah mencari Harga Pokok Penjualan, dengan menambahkan biaya-biaya yang dikeluarkan pasca produksi sebelum penjualan. Namun, CV Laksana Mandiri tidak mengeluarkan biaya apapun pasca produksi. Maka dari itu, Harga Pokok Produksinya sama dengan Harga Pokok Penjualan. Selanjutnya fungsi tujuan dapat dirumuskan dengan cara menghitung selisih atau keuntungan dari setiap potong tahu, yang didapat dari pengurangan antara harga jual dengan Harga Pokok Penjualan. Keuntungan dari setiap potong tahu sebagai berikut.

C1X1 = Rp500 - Rp400 = Rp100 C2X2 = Rp400 - Rp325 = Rp75 C3X3 = Rp340 - Rp240 = Rp70 C4X4 = Rp500 - Rp400 = Rp100 C5X5 = Rp400 - Rp325 = Rp75 C6X6 = Rp340 - Rp240 = Rp70

Fungsi tujuan yang didapat dari perhitungan keuntungan tahu perpotong: Z Max = 100X1 + 75X2 + 70X3 + 100X4 + 75X5 + 70X6……….(7)

Perumusan Fungsi Kendala

(32)

16

Kendala Bahan Baku

Kegiatan produksi dapat berlangsung dengan tersedianya bahan baku. Bahan baku utama yang digunakan dalam memproduksi tahu mentah adalah kedelai. Bahan baku kedelai didapat dari PRIMKOPTI Kota Bogor. Kedelai yang didapat rata-rata sebanyak 200 kg per hari atau 100 kg per shift. Nilai koefisien dari pertidaksamaan fungsi kendala bahan baku merupakan penggunaan bahan agar dapat menghasilkan setiap satu satuan produk, dengan asumsi sebagai berikut. 100 kg kedelai dapat menghasilkan 50 cetak tahu, maka:

1. Tahu besar: 50 cetak x 80 potong = 4000 potong 100 kg = 0,025

4000 potong

2. Tahu sedang : 50 cetak x 100 potong = 5000 potong 100 kg = 0,020 5000 potong

3. Tahu kecil : 50 cetak x 120 potong = 6000 potong 100 kg = 0,017 6000 potong

Dari perhitungan tersebut dapat dirumuskan bahwa kendala bahan baku:

0,025X1 + 0,020X2 + 0,017X3 + 0,025X4 + 0,020X5 + 0,017X6 ≤ 100……....(8)

Kendala Jam Tenaga Kerja

Tenaga kerja langsung merupakan tenaga kerja yang berhubungan langsung dengan proses produksi. Tenaga kerja langsung untuk produksi tahu mentah berjumlah 10 orang. Kendala jam kerja langsung dihitung berdasarkan jam kerja langsung yang digunakan untuk memproduksi 100 kg kedelai. Hal ini dikarenakan adanya hubungan antara jam kerja dengan tenaga kerja yang berkaitan langsung dengan produksi tahu mentah. Koefisien fungsi kendala merupakan jam kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 100 kg tahu mentah. Koefisien jam tenaga kerja langsung diperoleh dengan cara membagi ketersediaan jam kerja per hari dengan rata-rata tahu mentah yang dihasilkan per satu shift produksi. Satu shift dalam produksi berjumlah 7 jam, sama dengan 420 menit. Berikut perhitungannya.

1. Tahu besar : 420 menit = 0,105 4000 potong

2. Tahu sedang : 420 menit = 0,084 5000 potong

3. Tahu kecil : 420 menit = 0,070 6000 potong

(33)

17

Kendala Biaya Tenaga Kerja

Biaya tenaga kerja langsung merupakan biaya yang dikeluarkan untuk membayarkan upah pada tenaga kerja yang melakukan kegiatan pembuatan tahu mentah. Kendala biaya tenaga kerja dihitung berdasarkan jumlah karyawan dan upah masing-masing pada saat melakukan produksi 100 kg kedelai.

Koefisien fungsi kendala merupakan biaya tenaga kerja yang dibutuhkan untuk menghasilkan 50 cetak tahu mentah dengan satuan rupiah. Koefisien biaya tenaga kerja langsung diperoleh dengan cara membagi biaya dengan rata-rata tahu mentah yang dihasilkan per satu shift produksi. Satu shift dalam produksi membutuhkan upah total Rp500.000. Berikut perhitungannya.

1. Tahu besar : Rp500.000 = 125 4000 potong

2. Tahu sedang : Rp500.000 = 100 5000 potong 3. Tahu kecil : Rp500.000 = 83

6000 potong

Dari perhitungan tersebut dapat dirumuskan bahwa kendala biaya tenaga kerja: 125X1 + 100X2 + 83X3 + 125X4 + 100X5 + 83X6 ≤ 50000………(10)

Kendala Bahan Bakar

Bahan bakar merupakan biaya yang dikeluarkan untuk menjalankan kegiatan pembuatan tahu mentah, dalam hal ini bahan bakar yang digunakan adalah kayu bakar, mengingat setiap peralatan yang digunakan masih tradisional. Kendala biaya bahan bahar dihitung berdasarkan jumlah bahan bakar dan biaya bahan bakar pada saat melakukan produksi 100 kg kedelai.

1. Tahu besar: Rp100.000 = 25 4000 potong

2. Tahu sedang : Rp100.000 = 20 5000 potong 3. Tahu kecil : Rp100.000 = 16,7

6000 potong

Dari perhitungan tersebut dapat dirumuskan bahwa kendala bahan bakar:

25X1 + 20X2 + 16,7X3 + 25X4 + 20X5 + 16,7X6 ≤ 100000………(11)

Kendala Permintaan

(34)

18

Tabel 3 Kendala permintaan

Jenis tahu Jumlah permintaan

Tahu putih besar ≤3360

Tahu putih sedang ≥100-400

Tahu putih kecil ≤240

Tahu kuning besar ≤640

Tahu kuning sedang ≥100-200

Tahu kuning kecil ≤120

Sumber: CV Laksana Mandiri

Tabel 3 menunjukkan bahwa jumlah permintaan tahu kuning yang paling besar, sejumlah 4000 potong. Jumlah permintaan tahu putih sebanyak 960 potong. Jadi total permintaan tahu pada CV Laksana Mandiri adalah 4960 potong.

Kombinasi Produksi Optimal

Kondisi produksi optimal adalah kondisi di mana CV Laksana Mandiri mendapatkan keuntungan maksimal. Hal ini dapat diketahui dengan melihat hasil olahan data dan membandingkan dengan data produki aktual. Selanjutnya dilakukan analisis primal, dual, dan sensitivitas guna mengetahui hal-hal lain yang berkaitan dengan kondisi produksi aktual CV Laksana Mandiri.

Dengan menggunakan program POM for Windows 3 dapat diketahui hasil optimal yang diperoleh perusahaan. Output komputer menggunakan program POM for Windows 3 yang menunjukkan keadaan optimal dapat dilihat pada Lampiran 2 Hasil keuntungan maksimal.

Tingkat Produksi Optimal

Produksi optimal adalah kombinasi dari setiap dari masing-masing tahu mentah yang seharusnya dihasilkan agar perusahaan mencapai keuntungan yang maksimal. Hal ini dapat tercapai bila jumlah penjualan dari masing-masing produk selama periode April 2015 sampai dengan Juni 2015 sama dengan jumlah tiap jenis tahumentah yang diproduksi per shift seperti yang terlihat di Tabel 4.

Tabel 4 Produksi aktual dan produksi optimal

Jenis Tahu Produksi Aktual Produksi Optimal Selisih

Tahu Putih Besar 2640 3360 -720

Sumber: Data olahan yang diperoleh dari CV Laksana Mandiri dan data olahan

software POM for Windows 3

(35)

19

dibandingkan dengan jumlah yang seharusnya diproduksi pada kondisi optimal. Hal ini dapat terlihat dari besarnya nilai selisih antara banyaknya produksi pada kondisi aktual dengan banyaknya produksi pada kondisi optimal.

Dalam kondisi aktual CV Laksana Mandiri memproduksi tahu putih besar sebanyak 2640 potong. Jumlah ini jauh berbeda dengan hasil analisis primal yang diperoleh yaitu produksi sebanyak 3360 potong untuk dapat memperoleh keuntungan maksimal. Selisih produksi bernilai negatif karena produksi aktual kurang dari solusi optimal yang seharusnya diproduksi. Perbedaan jumlah produksi pada kondisi optimal dan aktual adalah sebanyak 720 potong atau setara dengan 9 cetak tahu besar. Sedangkan selisih produk tahu lainnya bernilai positif dan 0.

Tabel 4 menunjukkan bahwa jika CV Laksana Mandiri ingin memperoleh keuntungan maksimal maka sebaiknya mengurangi produksi tahu putih sedang, sehingga hanya memproduksi sejumlah 100 potong. Pada tahu putih kecil, jumlah produksinya tetap. CV Laksana Mandiri tidak perlu menambah atau mengurangi jumlah produksinya.

Produksi jenis tahu kuning besar seharusnya dikurangi. Kondisi aktual produksi tahu kuning besar yaitu 560 potong, sedangkan kondisi optimalnya berjumlah 400 potong. Pada jenis tahu kuning sedang, CV Laksana Mandiri seharusnya mengurangi produksi tahu jenis ini agar mencapai tingkat produksi optimal, jumlah produksi seharusnya 100 potong. Sedangkan pada jenis tahu kuning kecil CV Laksana Mandiri hanya tetap memproduksi tahu seperti pada jumlah biasanya, yakni 120 potong. Hal ini dikarenakan oleh jumlah aktual dan optimalnya sama, tidak memiliki selisih. Dari jumlah yang sudah disebutkan maka diharapkan CV Laksana Mandiri mendapat keuntungan maksimal. Hal tersebut didapat dari membandingkan keuntungan aktual dan optimal. Perhitungan keuntungan aktual terdapat pada Tabel 5.

Tabel 5 Perhitungan keuntungan aktual

Keterangan Per shift produksi

Tahu yang dihasilkan 50 cetak

Harga tahu per cetak Rp 40.000

Total Penjualan Rp 2.000.000

Total Biaya Operasional Rp 1.625.000

Keuntungan Rp 375.000

Sumber: Data olahan yang diperoleh

(36)

20

Hasil Penilaian Status Sumberdaya

Analisis dual berisi analisis atau penilaian terhadap sumberdaya melalui nilai slack/surplus. Sumberdaya dengan nilai slack/surplus “nol” atau 0

menunjukkan sumberdaya bersifat terbatas dan masuk dalam sumberdaya aktif. Sumberdaya dengan nilai slack/surplus lebih besar dari nol merupakan sumberdaya berlebih dan termasuk dalam sumberdaya tidak aktif.

Koefisien nilai dual dapat dilihat pada Lampiran 3 Hasil penilaian status sumberdaya. Nilai dual menjelaskan pengaruh akibat penambahan atau pengurangan pada nilai ruas kanan kendala terhadap nilai fungsi tujuan. Nilai dual pada sumberdaya terbatas atau kendala aktif mengindikasikan bahwa perubahan satu satuan pada suatu kendala akan menyebabkan nilai fungsi tujuan berubah sebesar nilai dual dari sumberdaya tersebut. Sebaliknya sumberdaya dengan nilai dual sama dengan nol memperlihatkan sumberdaya tersebut berstatus kendala tidak aktif dimana penambahan persediaan pada sumberdaya tidak akan mempengaruhi fungsi tujuan. Oleh karena itu, nilai dual sangat berperan dalam pengambilan keputusan seperti yang terlihat di Tabel 6.

Tabel 6 Analisis status sumberdaya

Jenis sumber daya Satuan Nilai Slack/Surplus Nilai Dual Kategori

Bahan baku Kg 0 4000 Aktif

Jam tenaga kerja Menit 0.504 0 Tidak aktif Biaya tenaga kerja Rupiah 720 0 Tidak aktif Kayu bakar Rupiah 9853.203 0 Tidak aktif Sumber: Hasil olahan software POM for Windows 3

Tabel 6 menunjukkan bahwa sumberdaya yang menjadi pembatas atau kendali aktif adalah bahan baku atau kedelai dengan nilai dual price sebesar 4000. Nilai dual price 4000 artinya setiap penambahan satu satuan bahan baku akan meningkatkan fungsi tujuan atau keuntungan sebesar Rp4000.

Sumberdaya yang memiliki nilai dual prices sama dengan nol merupakan sumberdaya yang bersifat bukan pembatas atau tidak aktif. Berdasarkan tabel di atas yang termasuk sumberdaya tidak aktif adalah jam tenaga kerja, biaya tenaga kerja, dan bahan bakar. Setelah melakukan analisis status sumberdaya, maka dilakukan analisis permintaan yang terdapat pada Tabel 7.

Tabel 7 Analisis permintaan

Permintaan Satuan Nilai Slack/Surplus Nilai Dual Kategori

X1 Potong 0 0 Tidak aktif

Sumber: Hasil olahan software POM for Windows 3

(37)

21

kuning besar memiliki nilai slack/surplus yang lebih besar daripada nol. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan memiliki kemampuan untuk memproduksi dalam jumlah yang lebih besar, namun tidak seharusnya memproduksi dalam jumlah tersebut karena pada kondisi keuntungan maksimal seharusnya dialokasikan pada produk yang lain.

Analisis permintaan untuk tahu putih besar, tahu putih kecil, dan tahu kuning kecil tidak memiliki nilai slack/surplus. Hal ini berarti bahwa porduksi dalam jumlah tersebut sudah optimal. Nilai dual price untuk ketiga produk ini positif karena pada kondisi optimal jumlah tahu yang diproduksi sudah sama dengan permintaan maksimalnya, kecuali tahu putih besar.

Nilai Rentang Batas Atas dan Batas Bawah

Analisis sensitivitas bertujuan untuk melihat pengaruh perubahan pada dua parameter input dalam program linier yaitu keuntungan per unit produk dan ketersediaan sumberdaya yang menjamin tidak adanya perubahan pada solusi optimal. Analisis ini memberikan selang perubahan fungsi tujuan tanpa mempengaruhi tingkat produksi optimal serta perubahan ketersediaan sumberdaya yang masih diperbolehkan tanpa merubah nilai dual price. Selang perubahan fungsi tujuan dan perubahan nilai ruas kanan model ditunjukkan pada nilai batas atas (allowable increase) dan nilai batas bawah (allowable decrease). Nilai batas atas bertujuan untuk melihat sejauh mana nilai koefisien fungsi tujuan dan sejauh mana nilai ruas kanan fungsi kendala dapat ditingkatkan agar tidak merubah solusi awal. Sedangkan nilai batas bawah menunjukkan sejauh mana nilai-nilai tersebut dapat diturunkan tanpa merubah solusi optimal awal.

Nilai Rentang Batas Atas dan Batas Bawah pada Koefisien Fungsi Tujuan

Analisis sensitivitas nilai koefisien fungsi tujuan dapat digunakan untuk melihat perubahan nilai koefisien fungsi tujuan yang dapat mempertahankan solusi optimal awal. Pada analisis sensitivitas ini dapat dilihat berapa perubahan kontribusi keuntungan dari tiap produk yang dimiliki sehingga tingkat produksi optimal awal tidak mengalami perubahan seperti yang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8 Analisis nilai rentang koefisien fungsi tujuan

Variabel Koefisien Batas bawah Batas atas

X1 100 100 Infinity

Sumber: Hasil olahan software POM for Windows 3

(38)

22

atau infinity dan batas bawah yang diijinkan sebesar 100 dari keuntungan awal atau tidak boleh mengalami penurunan keuntungan.

Pada tahu putih sedang (X2) batas kenaikan per unit sebesar 80 dari keuntungan awal sebesar 70, sedangkan batas bawahnya –infinity atau tidak terhingga. Batas kenaikan per unit atau batas atas pada tahu putih kecil (X3) yang diijinkan adalah infinity, sedangkan batas bawahnya bernilai 68. Tahu kuning besar (X4) memiliki nilai kenaikan keuntungan atau batas atas sebesar 100 atau sama dengan nilai koefisien awal, sedangkan nilai penurunan keuntunga atau batas bawahnya yaitu 93,75. Tahu kuning sedang (X5) memiliki batas kenaikan keuntungan atau batas atas pada nilai 80 dan kondisi awalnya 75, sedangkan batas bawahnya yaitu –infinity. Pada tahu kuning kecil (X6) batas kenaikan keuntungannya infinity sedangkan batas bawahnya yaitu 68 pada nilai koefisien awalnya 70.

Nilai Rentang Batas Atas dan Batas Bawah pada Ruas Kanan Kendala

Analisis sensitivitas ruas kanan kendala atau yang disebut Right Hand Side

(RHS) bertujuan untuk melihat sejauh mana nilai ruas kanan kendala dapat ditingkatkan atau diturunkan untuk mempertahankan solusi optimal awal yang telah diperoleh. Selang perubahan ditunjukkan oleh nilai kenaikan yang diperbolehkan (allowable increase) dan penurunan yang diperbolehkan (allowable decrease). Semakin sempit selang perubahan suatu sumberdaya, maka semakin peka sumberdaya tersebut terhadap perubahan ketersediaan. Hal ini menunjukkan bahwa sumberdaya tersebut merupakan sumberdaya penting dalam proses produksi karena perubahannya sangat mempengaruhi solusi optimal.

Analisis sensitivitas nilai ruas kanan kendala berkaitan dengan status sumberdaya. Jika suatu sumberdaya merupakan sumberdaya pembatas, maka sumberdaya tersebut memiliki nilai kenaikan dan penurunan sebesar nilai tertentu. Jika sumberdaya merupakan kendala bukan pembatas, maka sumberdaya tersebut memiliki nilai kenaikan (batas atas) tidak terbatas (infinity) dan nilai penurunan (batas bawah) sebesar nilai slack/surplus seperti yang dapat dilihat pada Tabel 9.

Tabel 9 Analisis nilai rentang koefisien ruas kanan kendala

Kendala Batas bawah Batas atas Nilai Ruas Kanan

Bahan baku 90,12 100,12 100

Jam tenaga kerja 419,496 Infinity 420 Biaya tenaga kerja 499280 Infinity 500000 Bahan bakar 90110,8 Infinity 100000

Permintaan X1 3115,2 3755,2 3360

Permintaan X2 100 Infinity 400

Permintaan X2 0 394 100

Permintaan X3 0 821,1764 240

Permintaan X4 359,2 Infinity 640

Permintaan X5 0 Infinity 200

Permintaan X5 0 200 100

Permintaan X6 0 701,1764 120

(39)

23

Tabel 9 menunjukkan besarnya perubahan pada kapasitas kendala akan sebanding dengan kontribusi yang diterima dari nilai dual pricenya, selama perubahan tersebut masih berada dalam selang kepekaan. Sumber daya yang tergolong ke dalam sumber daya pembatas akan memiliki nilai kenaikan dan penurunan sebesar nilai tertentu, sedangkan sumber daya yang tergolong ke dalam sumberdaya bukan pembatas akan memiliki nilai kenaikan yang tidak terbatas dan penurunan sebesar nilai tertentu.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala bahan baku menunjukkan rentang nilai antara 90,12 pada batas bawahnya dan 100,12 pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa bahan baku kedelai merupakan sumber daya terbatas. Apabila penggunaan bahan baku kedelai masih berada dalam rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS tidak akan mengalami perubahan, namun apabila penggunaannya berada di luar rentang nilai kepekaan maka akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala jam tenaga kerja menunjukkan rentang nilai antara 419,496 pada batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa jam tenaga kerja merupakan sumber daya tidak terbatas. Apabila penggunaan jam tenaga kerja berada di bawah 419,496 koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan, namun apabila penggunaannya berada di atas rentang nilai tersebut hingga infinity maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala biaya tenaga kerja menunjukkan rentang nilai antara 499280 pada batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa biaya tenaga kerja merupakan sumber daya tidak terbatas pula, sama seperti jam tenaga kerja. Apabila penggunaan biaya tenaga kerja berada di bawah 499280 koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan, namun apabila penggunaannya berada di atas rentang nilai tersebut hingga infinity maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala bahan bakar menunjukkan rentang nilai antara 90110,8 pada batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa bahan bakar merupakan sumber daya tidak terbatas sama seperti jam tenaga kerja dan biaya tenaga kerja. Apabila penggunaan bahan bakar berada di bawah rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan, namun apabila penggunaannya berada di dalam rentang nilai kepekaan maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala permintaan X1 menunjukkan rentang nilai antara 3115,2 pada batas bawahnya dan 3755,2 pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan X1 merupakan kendala terbatas. Apabila permintaan X1 berada di dalam rentang nilai kepekaan maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya, namun apabila berada di bawah atau di atas rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan.

(40)

24

bawah rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala permintaan X3 menunjukkan rentang nilai antara 0 pada batas bawahnya dan 821,1764 pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan X3 merupakan kendala terbatas. Apabila permintaan X3 berada di dalam rentang nilai kepekaan maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya, namun apabila berada di bawah atau di atas rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan. Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala permintaan X4 menunjukkan rentang nilai antara 359,2 pada batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan X4 merupakan kendala tidak terbatas. Apabila permintaan X4 berada di dalam rentang nilai kepekaan maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya, namun apabila berada di bawah rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala permintaan X5 menunjukkan rentang nilai antara 100 pada batas bawahnya dan 200 pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan X5 merupakan kendala tidak terbatas. Apabila permintaan X5 berada di dalam rentang nilai kepekaan maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya, namun apabila berada di bawah rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan.

Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala permintaan X6 menunjukkan rentang nilai antara 0 pada batas bawahnya dan 701,1764 pada batas atasnya. Hal ini menunjukkan bahwa permintaan X6 merupakan kendala terbatas. Apabila permintaan X6 berada di dalam rentang nilai kepekaan maka tidak akan terjadi perubahan pada koefisien RHSnya, namun apabila berada di bawah atau di atas rentang nilai kepekaan maka koefisien nilai RHS akan mengalami perubahan. Nilai analisis sensitivitas juga dapat dilihat pada Lampiran 4 Hasil analisis nilai rentang.

Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di CV Laksana Mandiri maka dapat direkomendasikan beberapa hal yang berguna untuk kegiatan produksi tahu mentah. CV Laksana Mandiri sebaiknya melakukan pengkajian ulang terhadap kuantitas produksi jika proses produksi yang dilakukan sampai saat ini masih sama dengan proses produksi pada saat dilakukan pengambilan data penelitian. Berdasarkan hasil olah data produksi bulan April 2015 sampai Juni 2015 diketahui bahwa CV Laksana Mandiri belum dapat berproduksi secara optimal sehingga perlu meningkatkan jumlah produksi sesuai dengan jumlah optimal jika ingin mendapatkan keuntungan maksimal.

(41)

25

dalam jumlah yang sama pada kondisi aktual, yakni 240 potong dan 120 potong. Pada jumlah tersebut CV Laksana Mandiri akan mendapatkan keuntungan yang maksimal sehingga produksi yang dilakukan akan berada titik optimal.

CV Laksana Mandiri dapat memperhatikan pula analisis sensitivitas pada penelitian ini, di mana seluruh sumberdaya memiliki nilai rentang produksi, sehingga keuntungan dan kondisi optimal tidak berubah. Nilai rentang yang dapat digunakan tersebut memiliki batas atas dan batas bawah di mana CV Laksana Mandiri dapat menentukan jumlah nilai suatu sumberdaya pada produksinya agar tetap melakukan produksi pada kondisi yang optimal.

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

Berdasarkan hasil analisis mengenai optimalisasi kombinasi produksi tahu mentah di CV Laksana Mandiri Bogor maka dapat disimpulkan

1. CV Laksana Mandiri memproduksi enam jenis tahu yaitu Tahu Putih Besar (X1), Tahu Putih Sedang (X2), Tahu Putih Kecil (X3), Tahu Kuning Besar (X4), Tahu Kuning Sedang (X5), dan Tahu Kuning Kecil (X6). Fungsi tujuan didapat dengan cara menghitung selisih atau keuntungan dari setiap potong tahu, yang didapat dari pengurangan antara harga jual dengan Harga Pokok Penjualan, yaitu 100 untuk X1 dan X4, 75 untuk X2 dan X5, dan 70 untuk X3 dan X6. Sedangkan nilai koefisien fungsi kendala bahan baku, jam tenaga kerja, biaya tenaga kerja, dan bahan bakar merupakan penggunaan sumberdaya masing-masing dalam menghasilkan setiap satu satuan produk. 2. Produksi tahu mentah diketahui belum optimal, sehingga tingkat kombinasi

produksi yang dihasilkan belum mendatangkan keuntungan yang maksimal. Pada kondisi aktual CV Laksana Mandiri mendapatkan keuntungan sebesar Rp 365.000 per shift atau Rp 270.000.000 per tahun. Pada kondisi optimal seharusnya CV Laksana Mandiri dapat memperoleh keuntungan sebesar Rp 400.200 per shift atau setara dengan Rp 288.144.000 per tahun. Keuntungan pada kondisi aktual dan optimal memiliki selisih cukup besar, yakni Rp18.144.000 per tahun atau dapat meningkatkkan keuntungan sebesar 6,72%.

3. Hasil analisis sensitivitas tahu putih besar (X1) memiliki batas kenaikan

(42)

26

batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya. Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala biaya tenaga kerja menunjukkan rentang nilai antara 499280 pada batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya. Analisis sensitivitas terhadap nilai ruas kanan kendala bahan bakar menunjukkan rentang nilai antara 90110,8 pada batas bawahnya dan infinity pada batas atasnya.

Saran

Berdasarkan hasil analisis tersebut, maka saran yang diberikan pada CV Laksana Mandiri yaitu:

1. Sebaiknya CV Laksana Mandiri meningkatkan atau menurunkan produksi untuk mencapai kondisi optimal di antaranya tahu putih besar (X1) menjadi 3360 potong, tahu putih kecil (X3) dan dan tahu kuning besar (X4) menjadi 240 potong, tahu kuning kecil (X6) menjadi 120 potong, dan mengurangi produksi tahu putih sedang (X2) dan tahu kuning sedang (X5) menjadi 100 potong.

2. CV Laksana Mandiri sebaiknya menggunakan sumberdaya yang berlebih antara lain tenaga kerja dan bahan bakar sehingga pemanfaatannya akan optimal dengan melakukan perencanaan produksi yang baik yang bertujuan untuk memaksimumkan keutungan.

3. Sumberdaya yang perlu diperhatikan oleh CV Laksana Mandiri adalah bahan baku kedelai. Hal ini dikarenakan kedelai merupakan sumberdaya pembatas, dengan penambahan kedelai maka dapat menaikkan keuntungan.

DAFTAR PUSTAKA

Amang, Beddu, dkk. 1996. Ekonomi Kedelai di Indonesia. Bogor (ID): IPB Press.

Asreza. 2011. Optimasi Alokasi BBM Solar Subsidi pada Suatu Wilayah Distribusi menggunakan Program Linier [tesis]. Jakarta (ID): Universitas Indonesia.

Effendy, Hendrik. 2006. Optimalisasi Produksi Madu Kemasan pada PT Madu Pramuka Cibubur Jakarta Timur [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Haming, Murdifin dan Nurnajamuddin, Mahfud. 2014. Manajemen Produksi Modern: Operasi Manufaktur dan Jasa. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Handoko, T Hani. 2008. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi. Yogyakarta (ID): BPFE.

Hikmah, Lisza Nurul. 2007. Optimalisasi Produksi Sepatu di Perusahaan Defanada, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Intitut Pertanian Bogor.

(43)

27

Lathifah, Masayu Azka. 2006. Optimalisas Produksi Cocoa Butter dan Cocoa Powder pada PT Cacao Wangi Murni Tangerang [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Margasetha, Gravi. 2014. Optimalisasi Produksi Brownies Singkong pada Mr.BrownCo Bogor[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Muslich, M. 2009. Metode Pengambilan Keputusan Kuantitatif. Jakarta (ID): PT Bumi Aksara.

Nahmias, Steven. 2005. Production and Operation Analysis Fifth Edition. Singapore (SG): McGraw-Hill.

Nasikh. 2009. Model Optimalisasi Faktor Produksi Usaha Industri Kecil Mebel Kayu Jati di Pasuruan Jawa Timur Malang, Jurnal Manajemen dan Kewirausahaan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang, 11(1):85-93.

Octaviany, Shanty. 2012. Analisis Optimalisasi Produksi Roti pada Marbella Bakery [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Pratama, Denny Sindi. 2013. Optimalisasi Produksi Industri Sambal menggunakan Pemrograman Linier, Jurnal Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas Gunadarma, 1(1):1-15.

Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manajemen Operasi (Operations Management): Analisis dan Studi Kasus. Jakarta (ID): Bumi Aksara.

Render, Barry dan Stair Jr, Ralph M. 1991. Quantitative Analysis for Management. Massachusetts (US): Allyn and Bacon.

Rizqi, Arty. 2006. Optimalisasi Produksi Tahu pada CV Harum Legit [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Sidiq, Muhammad Arief. 2015. Analisis Kombinasi Optimalisasi Produksi Olahan Susu Sapi Segar pada Kelompok Tani Makmur Agro Satwa, Sukabumi, Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Steva, Oryza. 2015. Industri Tahu di Kecamatan Nanggalo Padang [skripsi]. Padang (ID): Universitas Negeri Padang.

Sugiyono. 2012. Memahami Penelitian Kuantitatif. Bandung (ID): Alfabeta. Susanto, Tedy dan Sarwadi. 2006. Optimasi Produksi dan Pengendalian Bahan

Baku Studi Kasus pada PT Joshua Indo Export, Jurnal Matematika Universitas Diponegoro, 9(1):133-138.

Taha A. 1996. Riset Operasi Suatu Pengantar, Jilid I Edisi Kelima. Jakarta (ID): Binarupa Aksara.

Taylor, Bernard W. 2008. Introduction to Management Science (Sains Management). Jakarta (ID): Salemba Empat.

Wardhani, Mawar Kharisma. 2010. Optimalisasi Produksi Susu Pateurisasi di KBPS Pangalengan Kabupaten Bandung Jawa Barat [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Widhiani, Anita Primaswari. 2001. Optimalisasi Produksi Susu Kental Manis pada PT Frieche Vlag Indonesia, Jakarta [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

Wysocki, Robert K. 2012. Effective Project Management: Traditional, Agile, Extreme. Indianapolis (CA): Wiley Publishing, Inc.

(44)

28

Yusup, Maulana. 2009. Optimalisasi Produksi Kain Tenun Sutera pada CV Batu Gede di Kecamatan Tamansari Kabupaten Bogor [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.

(45)

29

Lampiran 1 Panduan pertanyaan

Pedoman Wawancara Mendalam CV Laksana Mandiri

Hari/tanggal: Selasa, 9 Juni 2015 Lokasi: CV Laksana Mandiri Nama informan: Mumu Mulyana Jabatan: Pemilik CV Laksana Mandiri

Pertanyaan

1. Ada berapa jenis tahu yang diproduksi? Berapa jumlah produksinya dan harga masing-masing?

2. Berapa jumlah permintaannya? Apakah didistribusikan ke pasar?

3. Apa saja bahan baku yang digunakan untuk proses produksi tahu? Berapa jumlah dan harganya?

4. Ada berapa banyak tenaga kerja dalam satu shift produksi dan berapa gaji per pekerja?

5. Berapa jam yang digunakan untuk produksi dalam satu shift?

(46)

30

Lampiran 2 Hasil keuntungan maksimal

(47)

31

Lampiran 3 Hasil penilaian status sumberdaya

(48)

32

Lampiran 4 Hasil analisis nilai rentang

(49)

Gambar

Gambar 1 Kerangka pemikiran penelitian
Tabel  1  Jenis-jenis kendala
Gambar 2 Peta produksi CV Laksana Mandiri
Tabel  2 Perhitungan total biaya operasional per shift produksi
+4

Referensi

Dokumen terkait

Management yang bertujuan untuk memperoleh tingkat pertumbuhan investasi yang stabil dan tingkat pengembalian yang menarik, serta tingkat risiko yang serendah mungkin

Alhamdulillahirabbil’alaamiin, Maha Suci Allah SWT, Sang pemilik Segala Ilmu dan Semesta Alam yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya dalam penulisan tugas akhir ini,

Adapun dari sisi komunikator atau sumber pesan, peubah yang terkait dengan saluran adalah (1) saluran yang mana yang paling banyak digunakan oleh orang banyak, (2) saluran mana

Anak-anak dan remaja dengan tinggi badan rendah atau tingkat pertumbuhan yang rendah, umur tulang melambat, kulit kering dan aspek lain terkait hipotiroidisme, bahkan tanpa

Untuk itu tidak bisa tidak, dan lalu lintas perdagangan tidak bisa terlepas dari peredaran mata uang asing dalam suatu negara dan untuk itu dengan sendirinya di tengah

Analisis Komponen Utama parameter kualitas air perairan bagian hulu Sungai Cileungsi menunjukkan bahwa parameter yang paling berperan pada setiap stasiun berbeda-beda,

Agen Marketing pada dunia bisnis saat ini tidak memiliki suatu standar tertentu, sehingga masalah yang dihadapi oleh setiap agen marketing dan kinerjanya tidak

Dilihat dari faktor-faktor penyebab terjadinya hilang sirkulasi, tekanan bukan penyebabnya karena berdasarankan hasil perhitungan kedua seumur ini, tekanan hidrostatik yang di dapat