• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisa Sisa Klor dan Candida albicans Serta Keluhan Kesehatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan tahun 2014

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisa Sisa Klor dan Candida albicans Serta Keluhan Kesehatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan tahun 2014"

Copied!
134
0
0

Teks penuh

(1)

78

Lampiran 1

Denah Lokasi Penelitian

Gambar Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian

(2)

79

Lampiran 2

Denah Lokasi Kolam Renang

1. Titik Sampel

2

4

3

A

(3)

80

Keterangan :

= Pintu masuk kolam renang = Tribun

A. Kamar ganti wanita B. Kamar ganti pria = Kantin

1. Kolam renang induk (Titik Sampel) 2. Kolam renang loncat indah

3. Kolam renang belajar 4. kolam renang anak-anak = Ruang security

(4)

81

Lampiran 3

Lembar Observasi Sanitasi Kolam Renang

ANALISA SISA KLOR DAN Candida albicans SERTA KELUHAN KESEHATAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU

KEOLAHRAGAAN DI KOLAM RENANG SEJAHTERA CLUB CHAIN

e. Dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit (air yang dipakai bersih dan selalu terisi penuh, tersedianya papan pengumuman larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dll, tersedianya kamar/pancuran bilas, jamban dan peturasaan, dan tempat cuci tangan). f. Tidak memungkinan bersarang dan berkembang biaknya

vektor penular penyakit (tersedianya tempat sampah, pintu yang mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang penggangu lain).

2. Bangunan Dan Peralatan

c. Memenuhi persyaratan kesehatan (bersih).

d. Dapat mencegah terjadinya kecelakaan (lantai, dinding kolam renang harus kuat, kedap air, rata, mudah dibersihkan, berwarna putih atau terang, sudut-sudut dinding dan dasar berbentuk konus, lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi jeruji yang tidak membahayakan, kalau ada fasilitas injakan, pegangan dan tangga, tidak boleh ada penonjolan dan dinding kolam renang harus rata dan vertikal).

(5)

82 kemiringan 2-3% ke arah saluran pembuangan air limbah. 2. Dinding

c. Mudah dibersihkan.

d. Permukaan yang selalu terkena percikan air dibuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

3. Ventilasi

b. Dapat menjamin peredaran udara dalam kamar dengan baik. 4. Pencahayaan

c. Intensitas sesuai dengan fungsi ruangan.

d. Untuk kolam renang yang dipergunakan malam hari didalam kolam harus dilengkapi dengan lampu berkekuatan 12 volt. 5. Atap

c. Tidak bocor.

d. Tidak memungkinkan terjadinya genangan air. 6. Langit-Langit

c. Mudah dibersihkan.

d. Tinggi minimal 2,5 meter dari lantai. 7. Pintu

b. Dapat mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang pengganggu lain.

j. Kamar ganti dan tempat penitipan barang/pakaian. k. Kamar P3K.

l. Fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, tempat cuci tangan).

m. Gudang bahan kimia. n. Perlengkapan lain.

5. PERSYARATAN BANGUNAN DAN FASILITAS SANITASI 1. Area Kolam Renang

q. Ada pemisah antara area kolam renang dengan area lainnya sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk.

r. Kolam harus selalu terisi penuh dengan air.

(6)

83

t. Lantai, dinding kolam renang harus kuat, kedap air, rata, mudah dibersihkan, berwarna putih atau terang, sudut-sudut dinding dan dasar berbentuk konus.

u. Saluran air yg masuk terjamin bersih.

v. Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar kolam yang paling rendah, berseberangan dengan air masuk.

w. Lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi jeruji yang tidak membahayakan.

x. Pada kedalaman < 1,5m, kemiringan lantai kolam renang < 10%. Pada kedalaman >1,5m, kemiringan lantai kolam renang < 30 %.

y. Dinding kolam renang harus rata dan vertikal.

z. Kalau ada fasilitas injakan, pegangan dan tangga, tidak boleh ada penonjolan.

aa. Kolam renang harus dilengkapi saluran peluap di kedua belah sisinya.

bb.Tangga kolam renang : vertikal, terbuat dari bahan berbentuk bulat dan tahan karat.

cc. Lantai di tepi kolam renang, lebar >1m, tidak licin, permukaan miring ke luar kolam.

dd.Ada tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan kedalaman kolam renang.

ee. Ada tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang dengan yang tidak dapat berenang.

ff. Bila ada papan loncat, papan luncur, harus sesuai dengan ketentuan teknis untuk mencegah kecelakaan.

2. Bak Cuci Kaki

d. Ukuran minimal : 150 x 150 x 20 cm. e. Selalu terisi air yang penuh.

f. Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki 2 ppm. 3. Fasilitas Sanitasi

i. Kamar/Pancuran Bilas

a)Minimal 1 untuk setiap 40 perenang. b)Pancuran bilas wanita terpisah dengan pria. j. Tempat Sampah

a)Terbuat dari bahan yang cukup ringan, tahan karat, kedap air, permukaan yang halus di bagian dalam.

(7)

84

dari gangguan binatang lain.

b)Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terletak di tempat yang mudah dicapai kendaraan pengangkut sampah.

c)Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dikosongkan minimal 3 x 24 jam.

l. Jamban dan peturasan

a)Jamban pria dan wanita terpisah. b)1 jamban untuk 40 pengunjung wanita. c)1 jamban untuk 60 pengunjung pria.

d)Bila fasilitas kolam renang kurang dari yang diatas, minimal harus ada 2 jamban ditambah 2 peturasan untuk pria, dan 3 buah jamban untuk wanita.

e)Kedap air, tidak licin, dinding berwarna terang, leher angsa.

f)Ventilasi dan penerangan cukup. g)Tersedia air pembersih yang cukup. h)Luas lantai minimal 1m2.

i)Konstruksi peturasan : kedap air, tahan karat, luas lantai minimal 1,5m2.

j)Peturasan sistem talang: jarak masing-masing >60cm. m. Tempat cuci tangan

a)Dilengkapi sabun pengering dan cermin.

b)Terletak di tempat yang mudah dijangkau pengunjung, dekat dengan jamban, peturasan dan kamar ganti.

n. Gudang bahan kimia

a)Khusus tempat pengolahan bahan kimia.

b)Kalium hypokhlorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau bahan kimia lainnya.

o. Perlengkapan lain

a)Papan pengumuman larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dll.

b)Perlengkapan pertolongan : pelampung dan tali penyelamat.

p. Tersedia :

a)Alat pengukur kadar pH. b)Alat pengukur sisa khlor.

c)Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang diumumkan pada pengunjung di papan pengumuman. d)Tersedia tata tertib berenang dan anjuran kebersihan

(8)

85

Lampiran 4

Kuesioner Penelitian

ANALISA SISA KLOR DAN Candida albicans SERTA KELUHAN KESEHATAN MAHASISWA FAKULTAS ILMU

KEOLAHRAGAAN DI KOLAM RENANG SEJAHTERA CLUB CHAIN

6. Frekuensi berenang dalam 1 minggu : II. KELUHAN KESEHATAN

a. Keluhan Kesehatan Karena Sisa Klor

1. Apakah anda merasakan mata merah selesai berenang ?

1. Ya 2. Tidak

2. Apakah anda merasa mata terasa gatal selesai berenang ?

1. Ya 2. Tidak

3. Apakah mata anda kotor atau belek selesai berenang ?

1. Ya 2. Tidak

(9)

86

b. Keluhan Kesehatan Karena Candida albicans

1. Apakah anda merasakan lesi-lesi (gelembung) timbul di daerah–daerah lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, antara jari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat dan lipat leher 1 hari setelah berenang ?

1. Ya 2. Tidak

2. Apakah kulit anda bersisik 1 hari setelah berenang ?

1. Ya 2. Tidak

3. Apakah pada kuku anda terdapat lesi (gelembung) berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk 1 hari setelah berenang ?

1. Ya 2. Tidak

4. Apakah anda merasa kulit merah berbatas tegas pada kaki dan sela-sela jari 1 hari setelah berenang ?

1. Ya 2. Tidak

5. Apakah terdapat gelembung-gelembung pada kaki dan sela-sela jari anda 1 hari setelah berenang ?

(10)

Lampiran 5

Master Data Kuesioner Keluhan Kesehatan Analisa Sisa Klor Dan Candida albicans Serta Keluhan Kesehatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahagaan Di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

(11)
(12)
(13)

90

Yamin

Nina Chairani 18 1 2 4 1 1 1 1 2 1 2 2 1 2 2 2 1

Pirmanto Sinaga 20 2 1 4 1 2 1 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1

Rahmat Hidayat T

19 1 1 4 1 1 1 1 2 2 2 2 1 2 1 2 1

Ramadhani Nasution

19 1 1 4 1 1 1 1 1 2 2 2 1 2 1 2 1

Riky Ahmadi 20 2 1 4 1 1 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1

Robby Priando Z 20 2 1 4 1 2 1 2 2 1 2 1 1 1 2 1 1

Sepelina

Situmorang

18 1 2 4 1 2 1 2 2 1 2 2 1 2 2 2 1

Siti Amelia Nasuha

18 1 2 4 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 1 2 1

(14)

Lampiran 6

Hasil Output Analisis Data SPSS Karakteristik Mahasiswa

Umur Responden (dalam tahun)

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 17 2 3,1 3,1 3,1

18 13 20,3 20,3 23,4

19 34 53.1 53.1 76,5

20 14 21,9 21,9 98,4

21 1 1,6 1,6 100.0

Total 64 100.0 100.0

Jenis Kelamin

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid laki-laki 52 81.3 81.3 81.3

perempuan 12 18.8 18.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

Jam Berenang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 08.00-09.40 32 50.0 50.0 50.0

10.00-11.40 32 50.0 50.0 100.0

Total 64 100.0 100.0

Lama Berenang

(15)

92

Lampiran 7

Hasil Output Data Analisa SPSS Keluhan Kesehatan

Jam Berenang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 08.00-09.40 32 50.0 50.0 50.0

10.00-11.40 26 40.6 40.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

Lama Berenang

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid 1 jam 28 43.8 43.8 43.8

2 jam 30 46.9 46.9 100.0

Total 64 100.0 100.0

Ada Keluhan

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Ada keluhan 58 90.6 90.6 90.6

Tidak ada keluhan 6 9.4 9.4 100.0

Total 64 100.0 100.0

(16)

93

Lampiran 8

Hasil Output Data Analisis SPSS Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan Mata Merah

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 52 81.3 81.3 81.3

tidak 12 18.8 18.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

Mata Kotor Atau Belek

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 22 34.4 34.4 34.4

tidak 42 65.6 65.6 100.0

Total 64 100.0 100.0

Mata Sakit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 35 54.7 54.7 54.7

tidak 29 45.3 45.3 100.0

Total 64 100.0 100.0

Air Mata Banyak Keluar Mata Gatal

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 24 37.5 37.5 37.5

tidak 40 62.5 62.5 100.0

(17)

94

Lesi di daerah Lipatan Kulit

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 17 26.6 26.6 26.6

tidak 47 73.4 73.4 100.0

Total 64 100.0 100.0

Kulit Bersisik

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 36 56.3 56.3 56.3

tidak 28 43.8 43.8 100.0

Total 64 100.0 100.0

Kuku Kemerahan, Bengkak Tidak Bernanah, Tebal, Mengeras dan Berlekuk-Lekuk

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 5 7.8 7.8 7.8

tidak 59 92.2 92.2 100.0

Total 64 100.0 100.0

Kulit Merah Berbatas Tegas pada Kaki dan Sela Jari Kak

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 9 14.1 14.1 14.1

tidak 55 85.9 85.9 100.0

Total 64 98.4 100.0

Lesi pada Kaki dan Sela-Sela Jari Kaki

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid ya 7 10.9 10.9 10.9

tidak 57 89.1 89.1 100.0

(18)

95

Lampiran 9

Dokumentasi Penelitian

(19)

96

Gambar Lampiran 5. Konstruksi Bangunan Kolam Renang (Pencahayaan)

(20)

97

(21)

98

Gambar Lampiran 9. Kelengkapan Kolam Renang (Bak Cuci Kaki)

(22)

99

(23)

100

Gambar Lampiran 13. Kelengkapan Kolam Renang (Tempat Sampah)

(24)

101

(25)

102

Gambar Lampiran 17. Area Kolam Renang

(26)

103

(27)

104

Gambar Lampiran 21. Candida albicans Pada Sampel A

(28)

105

(29)

106

Gambar Lampiran 25. Candida albicans Pada Sampel E

(30)

107

Lampiran 10

Peraturan Menteri Kesehatan No. 416 Tahun 1990

Tentang : Syarat-syarat Dan Pengawasan Kualitas Air MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA, menimbang :

a. bahwa dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, perlu dilaksanankan pengawasan kualitasa air secara intensif dan terus menerus; b. bahwa kualitas air yang digunakan masyarakat harus memenuhi syarat

kesehatan agar terhindar dari gangguan kesehatan;

c. bahwa syarat-syarat kualitas air yang berhubungan dengan kesehatan yang telah ada perlu disesuaikan dengan perkembangan teknologi dan upaya kesehatan serta kebutuhan masyarakat

d. 38, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3037); dewasa ini;

e. bahwa sehubungan dengan huruf a,b dan c perlu ditetapkan kembali syarat-syarat dan pengawasan kualitas air dengan Peraturan Menteri Kesehatan. Mengingat :

1. Undang-undang Nomor 9 Tahun 1960 tentang Pokok-pokok Kesehatan (Lembaran Negara Tamabahan Tahun 1960 Nomor 132, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2068)

2. Undang-undang Nomor 11 Tahun 1962 tentang Hygiene Untuk Usaha-usaha Bagi Umum (Lembaran Negara Tahun 1962 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 2455);

3. Undang-undang Nomor 5 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Pemerintah di Daerah (Lembaran Negara Tahun 1974 Nomor

4. Undang-undang Nomor 4 Tahun 1982 tentang Ketentuanketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup (Lembaran Negara Tahun 1982 Nomor 12, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3215);

5. Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1987 tentang Penyerahan Sebagian Urusan Pemerintahan Dalam Bidang Kesehatan Kepada Daerah (Lembaran Negara Tahun 1987 Nomor 9, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3347); 6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 558/Menkes/SK/1984 tentang

Organisasi Dan Tata Kerja Departemen Kesehatan;

(31)

108

Peraturan Menteri Kesehatan R.I No : 416/MENKES/PER/IX/1990 Tanggal : 3 September 1990

DAFTAR PERSYARATAN KUALITAS AIR KOLAM RENANG

Catatan: Sumber air kolam renang adalah air bersih yang memenuhi persyaratan sesuai Surat Keputusan Menteri Kesehatan ini

Ditetapkan di : Jakarta

Pada tanggal : 13 September 1990

Menteri Kesehatan Republik Indonesia

ttd

(32)
(33)
(34)
(35)
(36)
(37)
(38)
(39)
(40)
(41)
(42)
(43)

74

DAFTAR PUSTAKA

American Chemistry Council. 2010. Yuk, Intip Kebersihan Air Kolam Renang. http://m.kompas.com/health/read/2010/07/13/11183919/Yuk.Intip.Kebersihan. Air. 01 Maret 2014 (08:15).

Atni, M. 2010. Daya Hambat Infusum Daun Sirih Terhadap Pertumbuhan Candida Albicans Yang Diisolasi Dari Denture Stomatitis ; Penelitian In Vitro. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi USU. Medan.

Brooks, G.F, J.S. Butel, dan L.N. Ornston. 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

CDC. 2012. Yuk, Intip Kebersihan Air Kolam Renang. Diakses: Maret 2014, http://m.kompas.com/health/read/2010/07/13/11183919/Yuk.Intip.Kebersihan. Air. 01 Maret 2014 (08:15).

Chandra, B. 2006. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Depkes R.I, Regional Medan. 1983. Pengadaan Jamban Keluarga Di Daerah Pedesaan. Medan.

Fraenkel, J.R dan N.E. Wallen. 1993 How To Design And Evaluate Research In Education. McGraw-Hill Inc. New York.

Geo F., S. Janet, dan A. Stephen. 2004. Medical Microbiology. Mc Graw Hill. New York.

Halipah, N. 2011. Inspeksi Sanitasi Kolam Renang Pahoman Bandar Lampung. http://www.scribd.com/doc/52496681/19/Pengolahan-air-kolam-renang. 01 Maret 2014 (09:10).

Handayani, P. 2008. Pengaruh Penambahan Kaporit Terhadap Kandungan Klorin Air Olahan Didalam Filter Tank Di Pt. Coca-Cola Bottling Indonesia Unit Medan. Skripsi. Program Diplomat III Analisis Farmasi Fakultas Farmasi USU. Medan.

Harahap dan Marwali. 2000. Penyakit Kulit. Penerbit PT Gramedia. Jakarta.

Hendrawati, D.Y. 2008. Candida albicans. Tesis. Mikrobiologi Farmasi Indonesia. Jakarta.

(44)

75

Hermawan dan Sartono. 2013. Kamus Pintar Kedokteran. Bhana Publishing. Yogyakarta.

Isnawati, S. Ansyari, dan S. Hamzani. 2010. Efektivitas Desain Alat Desinfeksi Dalam Menurunkan Cemaran candida,sp Pada Air Sungai Untuk Keperluan Jamban Umum Pasar Banjarmasin. Badan Penelitian Kesehatan Dan Pengembangan. Kementerian Kesehatan R.I. Kalimantan Selatan.

Illinois Public Health. 2012. Waspasai Bahaya Saat Berenang (Dr. Widodo

Judarwanto Spa babykidsmassage.

http://babykidsmassage.wordpress.com/2012/12/30/waspadai-bahaya-saat-berenang/. 01 Maret 2014 (08:20).

Ilyas, S. 2008. Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FK-UI. Jakarta.

Indriasari, D. 2009. 100% Sembuh Tanpa Dokter : A-Z Deteksi, Obati Dan Cegah Penyakit. Pustaka Grhatama. Yogyakarta.

Jawetz E., J.L Melnick, dan E.A. Adelberg. 1984. Mikrrobiologi Untuk Profesi Kesehatan. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta.

Joko, Tri. 2010. Unit Air Baku Dalam Sistem Penyediaan Air Minum. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Judarwanto. 2010. Penyakit Kulit Panu atau Pityriasis Versicolor. http://koranindonesiasehat.wordpress.com/2009/12/10/penyakit-kulit-panu-atau-pityriasis-versicolor/. 29 Maret 2014 (12:15).

Kasjono, H.S dan Yasril. 2009. Teknik Sampling Untuk Penelitian Kesehatan. Graha Ilmu. Yogyakarta.

Krisnarto, E. 2004. Hubungan Antara Kandida Dalam Air Bak Kamar Mandi Penderita Vaginitis Dengan Kejadian Dengan Kejadian Vulvoganitis. Tesis. Master Program in Biomedical Science. Semarang.

Kurniasih, D. 2011. Waspadai Bahaya Di Kolam Renang.

(45)

76

Marsito. 2013. Inspeksi Sanitasi Tempat-Tempat Umum. Bapelkes Cikarang. Cikarang.

Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Airlangga University Press. Surabaya.

Notoatmodjo, S. 2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta. Jakarta. Nurhasanah, D. 2010. Pengaruh Pemakaian Gigitiruan Lepasan Terhadap

Perumbuhan Candida albicans Pada Pasien Klinik Prostodonsia RSGMP. Skripsi. Fakultas Kedokteran Gigi USU. Medan.

Permana, T. dan D. Suryani. 2013. Hubungan Sisa Klor Dengan Keluhan Iritasi Kulit Dan Mata Pada Pemakai Kolam Renang Hotel Di Wilayah Kota Yogyakarta. Jurnal Kesehatan Masyarakat Universitas Ahmad Dahlan 7(1):4-5.

Pipes W.O, 1982. Bacterial Indicators Of Pollution. CRC Press, Inc. Boca Raton, Florida.

PerMenKes R.I No. 416/Menkes/Per/IX/1990. Daftar Persyaratan Kualitas Air Kolam Renang. Jakarta.

 No. 61/Menkes/Per/I/1991. Persyaratan Kesehatan Kolam Renang dan Pemandian Umum. Jakarta.

Ramadhina, D. 2013. Pemeriksaan Sisa Klor Dari Air Reservoir Pada PDAM Tirtanadi Instalasi Sunggal Medan. Skripsi. Program S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Setiyawati, I.N. 2004. Pengaruh Jumlah Pemakai Kolam Renang Terhadap Kadar Sisa Khlor Di Kolam Renang Umbang Tirta Di Kotamadya Yogyakarta. Skripsi. Program S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

(46)

77

Siregar. 2004. Penyakit Jamur Kulit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. Sitanggang. 2000. Tinjauan Sanitasi Pada Kolam Renang Kotamadya Pematang

Siantar Tahun 2000. Skripsi. Program S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat USU. Medan.

Slamet, S.J. 1996. Kesehatan Lingkungan. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

SNI. 2008. Metoda Pengambilan Contoh Air Permukaan. BSN. Serpong, Tangerang-Banten.

Suci. 2014. Ih... Kok Jamuran. http://www.tanyadok.com/kesehatanihh-kok-jamuran. 29 Maret 2014 (12:00).

Sugiono. 2007. Metode Penelitian Administrasi Edisi Revisi. CV Alfabeta. Bandung.

Sutanto, H.D. 2011. Studi Jumlah Angka Kuman Dalam Air Kolam Renang Di Waterboom Tiara Park Jepara Jawa Tengah. Skripsi. Program S1 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Diponegoro. Semarang.

Suyoso, S. 2013. Kandidiasis Mukosa. Skripsi. Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga. Surabaya.

Wachidin, G. 2004. Perilaku Perenang, Fasilitas Sanitasi, Sisa Klor Dan Koliform Total Air Kolam Renang Di Kota Jogjakarta. Tesis. Program Pascasarjana Universitas Gadjah Mada. Jogjakarta.

(47)

36

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian bersifat survai deskriptif, yang bertujuan untuk mengetahui kandungan sisa klor dan Candida albicans serta keluhan kesehatan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan tahun 2014.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan. Adapun alasan penulis memilih lokasi tersebut sebagai tempat penelitian adalah karena :

1. Kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan adalah kolam renang yang dibangun dan dikelola Universitas Negeri Medan dengan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan sebagai pengunjung tetap.

2. Fasilitas sanitasi kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan seperti kamar/pancuran bilas dengan pancuran bilas yang tidak berfungsi lagi.

3. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan sebagai pengunjung tetap kolam renang Sejahtera Club Chain selesai berenang banyak yang tidak mandi dengan memakai sabun.

(48)

37

4. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan sebagai pengunjung tetap kolam renang Sejahtera Club Chain 10% merasakan keluhan seperti mata merah dan kulit terasa gatal.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Mei 2014. 3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan (stambuk 2013) sebagai pengunjung tetap kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan sebanyak 173 orang dengan perincian, yaitu :

Kelas A : 45 orang Kelas B : 45 orang Kelas C : 42 orang Kelas D : 41 orang 3.3.2 Sampel

Berdasarkan rumus Taro Yamane jika populasi <1000 maka besar sampel dalam penelitian ini diperoleh dari rumus :

(49)

38

d=Tingkat kepercayaan/ketetapan yang diinginkan (0,1)

Dengan jumlah populasi sebesar 173 orang, maka sampel populasi yang akan diteliti adalah 64 orang. Sedangkan untuk menentukan besar sampel untuk setiap kelas mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan ditentukan secara proporsional menurut Sugiono (2007) :

Kelas A : 45 orang =

orang

Kelas B : 45 orang =

orang

Kelas C : 42 orang =

Kelas D : 41 orang =

orang

(50)

39

N2:Besar populasi seluruh mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan stambuk 2013 jurusan PJKR yang mengambil mata kuliah renang

lanjutan.

n :Sampel dari seluruh kelas Fakultas Ilmu Keolahragaan stambuk 2013 yang mengambil mata kuliah renang lanjutan.

n1 : besar sampel kelas A. n2 : besar sampel kelas B. n3 : besar sampel kelas C. n4 : besar sampel kelas D.

Dari rumus di atas, dapat disimpulkan besar sampel yang diambil untuk kelas A sebanyak 17 orang, kelas B sebanyak 17 orang, kelas C sebanyak 15 orang dan kelas D sebanyak 15 orang. Pengambilan sampel untuk setiap kelas dengan menggunakan sistematik random sampling menurut Jack et al. (1993) yaitu :

Kelas A : 17 orang interval

(51)

40

angka, jika angka dua yang keluar maka sampel adalah nomor 2, 4, 6 dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel 17 orang.

Kelas C : 15 orang interval

Berdasarkan nama-nama absen mahasiswa dipilih sampel berdasarakan per empat mahasiswa disusun nomor dari 1 sampai 4 lalu diundi untuk memilih satu angka, jika angka dua yang keluar maka sampel adalah nomor 2, 4, 6 dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel 15 orang.

Kelas D : 15 orang interval

Berdasarkan nama-nama absen mahasiswa dipilih sampel berdasarakan per empat mahasiswa disusun nomor dari 1 sampai 4 lalu diundi untuk memilih satu angka, jika angka dua yang keluar maka sampel adalah nomor 2, 4, 6 dan seterusnya sampai diperoleh jumlah sampel 15 orang.

3.4 Objek Penelitian

(52)

41

pengambilan sampel yang mewakili seluruh bagian kolam renang dengan pengambilan pada permukaan dan dasar kemudian dicampurkan, yaitu :

Gambar 3. Titik pengambilan sampel Keterangan :

A = Titik pengambilan sampel 1, sudut kiri sebelah barat kolam renang B = Titik pengambilan sampel 2, sudut kiri sebelah utara kolam renang C = Titik pengambilan sampel 3, titik tengah kolam renang

D = Titik pengambilan sampel 4, sudut kanan sebelah timur kolam renang E = Titik pengambilan sampel 5, sudut kanan sebelah selatan kolam renang 3.5 Metode Pengumpulan Data

3.5.1 Data Primer

1. Melakukan pengumpulan data sanitasi kolam renang dengan observasi E

D

B

A

(53)

42

2. Data hasil pemeriksaan laboratorium sisa klor dan Candida albicans pada kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan yang akan dilaksanakan.

3. Melakukan wawancara dengan kuesioner kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan yang berenang di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan.

3.5.2 Data Sekunder

Data Sekunder diperoleh dari literatur perpustakaan maupun instansi terkait yang ada hubungannya dengan objek penelitian.

3.6 Definisi Operasional

1. Sanitasi kolam renang adalah upaya pencegahan penyakit melalui pengawasan, yaitu diantaranya pengawasan kualitas air, tata bangunan, kelengkapan kolam renang, persyaratan bangunan area kolam renang, bak cuci kaki kolam renang, fasilitas sanitasi dan perlengkapan lain.

2. Sisa klor adalah kadar klor yang tersisa setelah proses desinfeksi. Berdasarkan PerMenKes No.416/Menkes/Per/IX/1990 sisa klor yang diharapkan adalah 0,2-0,5 mg/L. Sisa klor dianalisa dengan Test Kit Spektrofotometri dengan satuan mg/L.

(54)

43

PerMenKes No.416/Menkes/Per/IX/1990 diharapkan jumlah Candida albicans yaitu jumlah 0/100 ml. Candida albicans dianalisa dengan media Potato Dekstro Agar (PDA) dengan satuan koloni.

4. Keluhan kesehatan adalah bagian dari gangguan yang dirasakan dan dialami perenang dengan ciri-ciri mata merah, mata terasa gatal, mata kotor atau belek, mata terasa sakit dan banyak air mata dirasakan langsung setelah kontak dengan air. Lesi-lesi timbul di daerah–daerah lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, antara jari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat dan lipat leher dan sela-sela jari. Kuku terdapat lesi berupa kemerahan, pembengkakan yang tidak bernanah, kuku menjadi tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk. Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang berbatas tegas, erosi dan bersisik dapat terjadi 1 hari setelah berenang. 3.7. Aspek Pengukuran

3.7.1 Sanitasi Kolam Renang

Sanitasi kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan diukur dengan observasi kemudian hasil observasi dibandingkan dengan persyaratan kesehatan kolam renang PerMenKes No.61/Menkes/Per/I/1991.

3.7.2 Sisa Klor

(55)

44

No.416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu 0,2-0,5 mg/L di laboratorium kimia Balai Teknik Kesehatan Lingkungan (BTKL).

3.7.3 Candida albicans

Candida albicans di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan diukur dengan sistem kultur kemudian hasil pengukuran dibandingkan dengan baku mutu Candida albicans di kolam renang menurut PerMenKes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 yaitu jumlah 0/100 ml di laboratorium biologi Balai Teknis Kesehatan Lingkungan (BTKL).

3.7.4 Keluhan Kesehatan Mahasiswa Fakultas Olahraga di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

Keluhan kesehatan yang dirasakan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan diukur dengan menggunakan kuesioner untuk observasi yang berisi pertanyaan tertutup kepada mahasiswa yang melakukan aktivitas renang di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan dengan hasil yang diperoleh dapat berupa ada atau tidaknya keluhan kesehatan yang dirasakan mahasiswa.

3.8 Prosedur Pengukuran Sisa Klor Dan Candida albicans 3.8.1 Prinsip Pengukuran Sisa Klor

Analisa sisa klor dilakukan dengan Test Kit Spektrofotometri. 3.8.2 Peralatan dan Bahan

a. Peralatan :

(56)

45

2. Kuvet

3. Spektroquant NOVA 60 4. Tabung barcode untuk Cl2 b. Bahan :

1. Sampel air kolam renang

2. Pereaksi DPD (N-Dietil-p-fenilendiamin) 3.8.3 Prosedur

1. Diukur sampel sebanyak 500ml. 2. Dimasukkan kedalam Erlenmeyer. 3. Ditambahkan 1 mikro blue DPD . 4. Diaduk sampai rata.

5. Didiamkan selama ± 3 menit sampai terbentuk warna merah jingga. 6. Dihidupkan alat spektroquant NOVA 60.

7. Dimasukkan tabung barcode untuk analisa Cl pada layar 0599 sampai muncul kode.

8. Dimasukkan larutan sampel kedalam kuvet berukuran 10mm. 9. Dimasukkan kuvet kedalam spektroquant.

(57)

46

3.8.4 Prinsip Pengukuran Candida albicans

Analisa Candida albicans dengan media Potato Dekstro Agar (PDA). 3.8.5 Peralatan dan Bahan

1. Potato Dekstro Agar (PDA) 2. Aquades

3.8.6 Prosedur

1. Siapkan media dengan cara preparasi, yaitu 30gr dilarutkan dalam 1 liter aquades.

2. Dipanaskan pada hitter dengan tujuan menyempurnakan kelarutan. 3. Lalu pindahkan ke dalam tabung reaksi sejumlah 15ml.

4. Sterilkan dalam autoclave pada suhu 121ºC selama 90 menit.

5. Keluarkan media dari autoclave dan biarkan sampai suhu media sekitar 30-45ºC.

6. Masukkan sampel air sejumlah 1ml ke dalam petridish lalu tuangkan media Potato Dekstro Agar (PDA) ke dalam petridish tersebut.

(58)

47

8. Buat juga blanko sebagai kontrol dengan cara menuangkan media dalam petridish tanpa diisi dengan sampel air.

9. Diinkubasi selama 2-3 hari pada suhu 35ºC-37ºC dan pada suhu kamar selama 5-7 hari.

10.Lalu dibaca di colony counter. 3.9 Teknik Pengolahan Data

Data yang telah dikumpulkan kemudian diolah dengan cara : 1. Editing

Memeriksa data terlebih dahulu apakah telah sesuai seperti yang diharapkan, misalnya memeriksa kelengkapan, kesinambungan, dan keseragaman data. 2. Koding

Menyederhanakan semua jawaban jika cara pengumpulan data menggunakan pertanyaan. Menyederhanakan jawaban tersebut dilakukan dalam bentuk memberikan simbol – simbol tertentu.

3. Tabulasi

Mengelompokkan data dalam suatu tabel tertentu menurut sifat – sifat yang dimilikinya sesuai dengan tujuan penelitian.

3.10 Teknik Analisa Data

(59)

48

BAB IV

HASIL PENELITIAN 4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan di Jl. William Iskandar Pasar V Desa Medan Estate Komplek/Kampus Universitas Negeri Medan. Kolam renang ini merupakan milik Universitas Negeri Medan yang terletak di kampus Universitas Negeri Medan. Kolam renang ini di bangun pada tahun 1995 dan diresmikan pada tanggal 29 April 1997.

Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan mulai beroperasi pada tahun 1997 yang diresmikan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Sekarang bangunan ini sudah 17 tahun berdiri dengan menampung kurang lebih 25 pegawai. Kolam renang ini terdiri atas 4 kolam renang, namun ada 1 kolam renang yang sedang tidak difungsikan yaitu kolam renang loncat indah.

Adapun keterangan setiap kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan adalah :

1. Kolam renang induk, 2. Kolam renang loncat indah, 3. Kolam renang belajar dan 4. Kolam renang anak-anak.

Penelitian saya lakukan hanya pada satu kolam yaitu kolam renang induk dengan kedalaman 1,5 meter dan 3 meter, karena di kolam renang ini mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan berenang secara teratur sehingga memungkinkan adanya gangguan kesehatan yang terjadi.

(60)

49

4.1.1 Keadaan Geografi

Keadaan geografi kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan ditinjau dari letaknya memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut :

a. Sebelah Timur berbatasan dengan jalan tol,

b. Sebelah Tenggara berbatasan dengan Universitas Amir Hamzah, c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Administrasi Kantor Gubernur dan d. Sebelah Barat berbatasan dengan Rumah Sakit Haji.

4.1.2 Gambaran Umum Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan merupakan kolam renang yang dimiliki oleh Universitas Negeri Medan tetapi dikelola oleh swasta yaitu PT. Mega Group dan perusahaan pengelola yaitu Sejahtera. Kolam renang ini memiliki luas  2 hektar dengan jumlah pengunjung  100 orang setiap hari. Bangunan kolam renang pada saat ini sedang mengalami perbaikan lantai. 4.1.3 Fasilitas dan Keadaan Fisik Bangunan Kolam

(61)

50

Kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan untuk pengisian air kolam air yang dipakai berasal dari air PDAM Tirtanadi. Kolam renang seluruhnya menggunakan klor sejenis kaporit dengan sistem injeksi melalui pipa secara otomatis sebagai desinfektan, namun apabila banyak pengunjung maka akan ditambah dengan manual.

Fasilitas kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan terdiri dari bak cuci kaki, gudang bahan kimia, kamar ganti dan tempat penitipan barang. Fasilitas sanitasi kolam renang, yaitu bak sampah, jamban dan kamar/pancuran bilas. 4.2 Hasil Observasi Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri

Medan

Berdasarkan hasil pengamatan dan pengumpulan data di lapangan, hasil observasi terhadap inspeksi sanitasi kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1 Hasil Observasi Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan Tahun 2014.

No Variabel Ya Tidak

1 UMUM 1. Lingkungan

a. Bersih.

b. Dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit (air yang dipakai bersih dan selalu terisi penuh, tersedianya papan pengumuman larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dll, tersedianya kamar/pancuran bilas, jamban dan peturasaan, dan tempat cuci tangan).

c. Tidak memungkinan bersarang dan berkembang biaknya vektor penular penyakit (tersedianya tempat sampah, pintu yang mencegah masuknya serangga, tikus dan binatang penggangu lain).

(62)

51

a. Memenuhi persyaratan kesehatan (bersih). b. Dapat mencegah terjadinya kecelakaan (lantai, dinding

kolam renang harus kuat, kedap air, rata, mudah dibersihkan, berwarna putih atau terang, sudut-sudut dinding dan dasar berbentuk konus, lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi jeruji yang tidak membahayakan, kalau ada fasilitas injakan, pegangan dan tangga, tidak boleh ada penonjolan dan dinding kolam renang harus rata dan vertikal).

2 TATA BANGUNAN

a. Ditata dan dipergunakan sesuai fungsinya. b. Tidak mengakibatkan pencemaran terhadap air (lantai

yang selalu kontak dengan air mempunyai kemiringan 2-3% ke arah saluran pembuangan air limbah).

bahan yang kuat dan kedap air.

3. Ventilasi

a. Intensitas sesuai dengan fungsi ruangan. b. Untuk kolam renang yang dipergunakan malam hari

didalam kolam harus dilengkapi dengan lampu berkekuatan 12 volt.

5. Atap

a. Tidak bocor.

(63)

52

a. Bak cuci kaki.

b. Kamar/pancuran bilas.

c. Kamar ganti dan tempat penitipan barang/pakaian.

d. Kamar P3K.

e. Fasilitas sanitasi (bak sampah, jamban dan peturasan, tempat cuci tangan).

f. Gudang bahan kimia.

g. Perlengkapan lain.

5 PERSYARATAN BANGUNAN DAN FASILITAS SANITASI

1. Area Kolam Renang

a. Ada pemisah antara area kolam renang dengan area lainnya sehingga orang yang tidak berkepentingan tidak dapat masuk.

b. Kolam harus selalu terisi penuh dengan air. c. Maksimum jumlah perenang sebanding dengan luas

permukaan kolam dibagi 3 (tiap orang punya area 3m2). d. Lantai, dinding kolam renang harus kuat, kedap air, rata,

mudah dibersihkan, berwarna putih atau terang, sudut-sudut dinding dan dasar berbentuk konus.

e. Saluran air yg masuk terjamin bersih. f. Lubang pembuangan air kotor harus berada di dasar

kolam yang paling rendah, berseberangan dengan air masuk.

g. Lubang saluran pembuangan kolam renang dilengkapi jeruji yang tidak membahayakan.

h. Pada kedalaman < 1,5m, kemiringan lantai kolam renang

< 10%. Pada kedalaman > 1,5m, kemiringan lantai kolam renang < 30 %.

i. Dinding kolam renang harus rata dan vertikal. j. Bila ada fasilitas injakan, pegangan dan tangga, tidak

berbentuk bulat dan tahan karat.

m. Lantai di tepi kolam renang, lebar > 1 m, tidak licin,

permukaan miring ke luar kolam.

n. Ada tanda-tanda yang jelas yang menunjukkan

kedalaman kolam renang.

o. Ada tanda pemisah untuk orang yang dapat berenang

dengan yang tidak dapat berenang.

p. Bila ada papan loncat, papan luncur, harus sesuai dengan

ketentuan teknis untuk mencegah kecelakaan.

(64)

53

2. Bak Cuci Kaki

a. Ukuran minimal: 150 x 150 x 20 cm.

b. Selalu terisi air yang penuh.

c. Kadar sisa khlor pada air bak cuci kaki 2 ppm. 3. Fasilitas Sanitasi

a. Kamar/Pancuran Bilas

a)Minimal 1 untuk setiap 40 perenang. b)Pancuran bilas wanita terpisah dengan pria. b. Tempat Sampah

c)Mudah diisi dan dikosongkan.

d)Jumlah dan volume sesuai dengan produk sampah. e)Sampah dibuang setiap hari.

c. Tempat Pembuangan Sampah

a)Tidak terbuat dari bak beton permanen, tidak jadi tempat perindukan serangga dan binatang pengerat serta terhindar dari gangguan binatang lain.

b)Tempat Pembuangan Sampah (TPS) terletak di tempat yang mudah dicapai kendaraan pengangkut sampah.

c)Tempat Pembuangan Sampah (TPS) dikosongkan minimal 3 x 24 jam.

d. Jamban dan peturasan

a)Jamban pria dan wanita terpisah.

b)1 jamban untuk 40 pengunjung wanita.

c)1 jamban untuk 60 pengunjung pria.

d) Bila fasilitas kolam renang kurang dari yang diatas, minimal harus ada 2 jamban ditambah 2 peturasan untuk pria, dan 3 buah jamban untuk wanita.

e)Kedap air, tidak licin, dinding berwarna terang, leher angsa.

f)Ventilasi dan penerangan cukup.

g)Tersedia air pembersih yang cukup.

h)Luas lantai minimal 1m2.

i)Konstruksi peturasan : kedap air, tahan karat, luas lantai minimal 1,5m2.

(65)

54

a)Khusus tempat pengolahan bahan kimia. b)Kalium hypokhlorit harus terpisah dengan aluminium sulfat atau bahan kimia lainnya.

g. Perlengkapan lain

a)Papan pengumuman larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsi, penyakit jantung dll.

b)Perlengkapan pertolongan : pelampung dan tali penyelamat.

h. Tersedia :

a)Alat pengukur kadar pH.

b)Alat pengukur sisa khlor.

c)Hasil pengukuran sisa khlor dan pH air kolam renang diumumkan pada pengunjung di papan pengumuman.

d)Tersedia tata tertib berenang dan anjuran kebersihan

Berdasarkan Tabel 4.1. Hasil observasi sanitasi kolam renang diperoleh kesimpulan bahwa sanitasi kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan 85% sudah memenuhi syarat sesuai PerMenKes No.61/Menkes/Per/I/1991. Hasil kesimpulan dapat dilihat sebagai berikut :

No Variabel MS TMS Keterangan

1 UMUM

1. Lingkungan √ Tidak dapat mencegah

kemungkinan terjadinya penularan penyakit

2. Bangunan dan Peralatan √

(66)

55

5 Persyaratan Bangunan dan Fasilitas Sanitasi

2) Tempat Sampah √ Tidak mempunyai tutup

3) Tempat Pembuangan

7) Perlengkapan Lain √ 1.Tidak memiliki papan

pengumuman larangan berenang bagi penderita penyakit kulit, penyakit kelamin, penyakit epilepsy, penyakit jantung, dll. 2.Tidak memiliki perlengkapan pertolongan yaitu pelampung dan tali penyelamat

8) Persediaan Lain √ Tidak memiliki papan

pengumuman hasil pengukuran sisa klor dan pH

Keterangan :

(67)

56

Tabel 4.2 Hasil Pemeriksaan Kandungan Sisa Klor Air Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan Tahun 2014. No Lokasi Sampel Kandungan

Sisa Klor TMS : Tidak Memenuhi Syarat

Berdasarkan Tabel 4.2. Hasil pemeriksaan sisa klor dalam air kolam renang induk yaitu sebesar 0,024 mg/L pada lokasi sampel sudut kiri sebelah barat kolam renang, 0,024 mg/L pada lokasi sampel sudut kiri sebelah utara kolam renang, 0,023 mg/L pada lokasi sampel titik tengah kolam renang, 0.033 mg/L sudut kanan sebelah timur kolam renang dan 0,024 mg/L pada lokasi sampel sudut kanan sebelah selatan kolam renang. Maka dapat diketahui bahwa semua sampel air kolam renang induk memiliki kandungan sisa klor yang tidak memenuhi syarat sesuai PerMenKes No.416/Menkes/Per/Ix/1990 yaitu 0,2-0,5 mg/L.

4.4 Hasil Pemeriksaan Candida albicans Air Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

(68)

57

Tabel 4.3 Hasil Pemeriksaan Kandungan Candida albicans Air Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan Tahun 2014.

No Lokasi Sampel Kandungan Candida

albicans 1 Sudut kiri sebelah barat kolam renang Positif 2 Sudut kiri sebelah utara kolam renang Negatif

3 Titik tengah kolam renang Positif

4 Sudut kanan sebelah timur kolam renang Positif 5 Sudut kanan sebelah selatan kolam renang Negatif

Berdasarkan tabel 4.3. Hasil pemeriksaan air kolam renang induk pada lokasi sampel sudut kiri sebelah barat kolam renang, titik tengah kolam renang dan sudut kanan sebelah timur kolam renang ditemukan positif Candida albicans. Sedangkan pada lokasi sampel sudut kiri sebelah utara kolam renang dan sudut kanan sebelah selatan kolam renang negatif Candida albicans. Maka dapat diketahui bahwa sampel pada lokasi sudut kiri sebelah barat kolam renang, titik tengah kolam renang dan sudut kanan sebelah timur kolam renang tidak memenuhi syarat mikrobiologi air kolam renang berdasarkan PerMenkes No.416/Per/Menkes/Ix/1999 yaitu jumlah koloni 0/100 ml air.

4.5 Karakteristik Responden

(69)

58

Tabel 4.4 Distribusi Responden Berdasarkan Umur Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Tahun 2014.

No Umur Responden (Tahun) Jumlah Persentase (%)

1 17 2 3,1

Berdasarkan tabel 4.2 diketahui responden lebih banyak berumur 19 tahun yaitu 34 orang (53,1%), diikuti dengan umur 20 tahun sebanyak 14 orang (21,9%), umur 18 tahun sebanyak 13 orang (20,3%), umur 17 tahun 2 orang (3,1%), dan paling sedikit berumur 21 tahun yaitu 1 orang (1,6%).

4.5.2 Jenis Kelamin

Distribusi responden menurut jenis kelamin mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan dapat dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Tahun 2014. No Jenis Kelamin Jumlah Persentase (%)

1

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa responden lebih banyak berjenis kelamin laki-laki yaitu sebanyak 52 orang (81,3%) dan responden perempuan sebanyak 12 orang (18,8%).

4.5.3 Jam Berenang

Distribusi responden menurut jam berenang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan dapat dilihat pada Tabel 4.6.

(70)

59

Berdasarkan tabel di atas, dapat dilihat bahwa jam berenang responden sama yaitu jam 08.00-09.40 sebanyak 32 orang (50,0%) dan jam 10.00-11.40 sebanyak 32 orang (50,0%).

4.5.4 Lama Berenang

Distribusi responden menurut lama berenang mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Distribusi Responden Berdasarkan Lama Berenang Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Tahun 2014. No Lama Berenang berenang di kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan ini selama 2 jam adalah 34 orang (53,1%), selebihnya berenang 1 jam adalah 30 orang (46,9%). 4.6 Keluhan Kesehatan Responden

(71)

60

4.6.1 Responden yang Mengalami Keluhan Kesehatan

Tabel 4.8 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Kesehatan Berdasarkan Jam Berenang Mahasiswa di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan Tahun 2014. No Jam berenang

(WIB)

Ada keluhan Tidak ada keluhan Total

n % n % n %

1 08.00-09.40 32 50 32 50 64 100

2 10.00-11.40 26 40.6 38 59,4 64 100

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa keterikatan antara jam berenang dengan keluhan kesehatan diperoleh terbanyak pada pukul 08.00-09.40 WIB yaitu 32 (50%) dan paling sedikit pukul 10.00-11.40 WIB yaitu 26 orang (40,6%).

Tabel 4.9 Distribusi Responden yang Mengalami Keluhan Kesehatan Berdasarkan Lama Berenang Mahasiswa dalam di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan Tahun 2014.

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa keterikatan antara lama berenang dengan keluhan kesehatan diperoleh terbanyak lama berenang 2 jam yaitu 30 orang (46,9%) dan paling sedikit lama berenang 1 jam yaitu 28 orang (43,8%). Tabel 4.10 Distribusi Responden Berdasarkan Keluhan Kesehatan

Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan di Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negei Medan Tahun 2014. No Keluhan Kesehatan yang

Dirasakan

Jumlah Persentase (%)

1 Ada Keluhan 58 90,6

2 Tidak Ada Keluhan 6 9,4

(72)

61

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan yang mengalami keluhan kesehatan lebih banyak yaitu 58 orang (90,6%) dan yang tidak ada keluhan paling sedikit yaitu 6 orang (9,4%).

4.6.2 Jenis Keluhan Kesehatan

Distribusi responden berdasarkan jenis keluhan kesehatan mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Keluhan Kesehatan Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan Universitas Negeri Medan Tahun 2014.

8 Kuku kemerahan, bengkak tidak bernanah, tebal, mengeras dan berlekuk-lekuk

5 7,8 59 92,2 64 100

9 Kulit merah berbatas tegas pada kaki dan sela jari kaki

9 14,1 55 85,9 64 100

(73)

62

(74)

63

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Sanitasi Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan Air yang dipergunakan untuk air kolam renang berasal dari PDAM Tirtanadi bersih dan sesuai standar air minum PerMenkes 416/Menkes/Per/IX/1990. Kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan berdasarkan jenisnya menurut PerMenKes R.I No.61/Menkes/Per/I/1991 dari tipe pengisian air adalah tipe resirkulasi. Tipe resirkulasi merupakan tipe dengan air kolam renang dialirkan melalui saringan (filter), air yang telah bersih diberi disinfektan. Lalu dialirkan kembali kedalam kolam renang. Kolam renang tipe resirkulasi pengolahan airnya merupakan hal yang sangat penting, sebab kualitas air kolam tersebut untuk seluruhnya adalah bergantung kepada bagaimana air tersebut diolah (hasil pengolahan).

Kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan memakai kaporit berupa butiran yaitu grenuler 70% buatan Jepang sebagai desinfektan. Sistem pemberian klor untuk tipe kolam renang resirkulasi sebaiknya menggunakan alat yaitu clorin feeder yakni suatu alat untuk pemberian zat-zat klor ke dalam air guna pendesinfeksian.

Chlorin feeder ada tiga macam, yaitu :

(75)

64

3. Batch Feeding = Pemberian klor dengan cara menarik karung goni berpori-pori yang berisi kaberpori-porit pada bak-bak kemudian dialirkan ke kolam melalui slang.

Berdasarkan hasil penelitian pada kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan sistem pemberian klor dilakukan secara otomatis dengan alat balanching tank dengan cara dosing pump yaitu bila pompa air berjalan maka air disaring dalam filter-filter kemudian dosing pump berjalan secara otomatis untuk pemberian klor. Cara seperti ini mendapatkan hasil yang baik karena kemungkinan besar hasil yang diperoleh akan merata di semua titik kedalaman.

Pembersihan kolam renang dilakukan setiap hari pada waktu pagi dan sore hari kecuali pada hari sabtu dan minggu serta tergantung situasi seperti saat hujan tidak dibersihkan. Pembersihan kotoran kolam renang dengan sikat dan vacum pada bagian yang dirasa kotor saja dengan sistem pemusatan di bagian tengah kolam renang berarti kotoran yang berada di bagian pinggir akan di alirkan ke bagian bawah kolam, baru kemudian kotoran beserta air dialirkan ke pengolahan dari lubang pengurasan di bagian tengah. Sebaiknya dilakukan pemusatan dalam pembersihan atau disemua bagian dilakukan pembersihan namun resiko yang akan didapat ialah air kolam renang akan kotor karena kotoran-kotoran yang dihasilkan akan mengapung atau terangkat ke bagian atas dan menyebabkan air menjadi kotor.

(76)

65

terisi air penuh, kategori fasilitas sanitasi tempat sampah tidak memilki penutup, kategori perlengkapan lain yaitu tidak memiliki papan pengumuman larangan berenang bagi penyakit kulit dan tidak tersedia papan pengumuman hasil pengukuran sisa klor dan pH).

5.2 Kandungan Sisa Klor Air Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

Pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 04 Mei 2014. Sampel diperiksa dengan Test Kit Spektrofotometri. Hasil pemeriksaan diperoleh sampel di lokasi sudut kiri sebelah barat kolam renang (0,024 mg/L), pada lokasi sampel sudut kiri sebelah utara kolam renang (0,024 mg/L), titik tengah kolam renang (0,023 mg/L), sudut kanan sebelah timur kolam renang (0,033 mg/L) dan sudut kanan sebelah selatan kolam renang (0,024 mg/L). Berdasarkan PerMenKes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 syarat kimia air kolam renang untuk sisa klor adalah 0,2-0,5 mg/L. Ini menunjukkan air kolam renang tersebut tidak memenuhi syarat.

(77)

66

Pada umumnya menurut PerMenKes No.416/Menkes/Per/IX/1990 sampel air kolam renang hotel yang tidak memenuhi syarat menggunakan klorin berbentuk serbuk, karena klorin berbentuk serbuk ini banyak di pasaran dan harganya lebih murah serta mudah dalam penggunaannya. Selain itu, cara pemberian klorin pada air kolam renang oleh petugas tidak sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam pemberian klorin. Demikian juga pada pemberian klor yang tidak sesuai kebutuhan dengan jumlah pengunjung, seperti hasil penelitian (Setiyawati, 2004) terdapat hubungan yang signifikan antara jumlah pemakai kolam renang dengan kadar sisa klor air kolam renang sebsar 75%, makakebutuhan klor kolam renang sebaiknya disesuaikan dengan jumlah pengunjung.

5.3 Kandungan Candida albicans Air Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

Pengambilan sampel air dilakukan pada tanggal 05 Mei 2014. Sampel diperiksa di laboratorium dengan media Potato Dextro Agar. Berdasarkan pengamatan hasil yang dilakukan pada sampel di temukan jamur berbentuk oval yang berwarna putih kekuningan dan berbau tape yang merupakan ciri-ciri dari Candida albicans. Ini menunjukkan hasil positif adanya Candida albicans di dalam sampel air

kolam renang. Candida albicans ini hidup pada lingkungan yang lembab dan hangat. Candida albicans dapat tumbuh pada variasi pH yang luas, tetapi pertumbuhannya

(78)

67

mengandung Candida Sp secara tidak sengaja mencemari air kolam renang maka akan menjadi sumber infeksi bagi orang lain (Isnawati, 2010).

Berdasarkan pengukuran sampel air menurut Isnawati et al. (2010) parameter kualitas air minum/air bersih yang ditetapkan dalam PerMenkes hanya mencantumkan coli tinja dan total coliform sebagai indikator parameter mikrobiologis. Di luar negeri, misalnya Government Of British Columbia memasukkan E. coli, Enterococci, Pseudornonas uerogenosa dan Fecal coliforms sebagai kriteria indikator mikrobiologi, disamping merekomendasikan memonitor secara berselang-seling, diantaranya adalah Candida albicans sejalan dengan PerMenKes No.416/Menkes/Per/IX/1990 syarat mikrobiologi air kolam renang untuk koliform total adalah nol dalam setiap 100ml. Ini menunjukkan air kolam renang induk tersebut belum memenuhi standar baku mutu.

Candida albicans ditemukan positif di air kolam renang. Hal ini menunjukkan

(79)

68

5.4 Keluhan Kesehatan pada Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan yang Berkaitan dengan Penggunaan Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan

5.4.1 Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil analisis data diketahui bahwa karakteristik responden yaitu sebagian besar berumur 19 tahun yaitu 34 orang (53,13%) yang berarti para mahasiswa dalam usia produktif, dengan jumlah mahasiswa laki-laki sebanyak 52 mahasiswa (81,25%) dan mahasiswa perempuan 12 pegawai (18,75%), diikuti dengan jam berenang yang memiliki jumlah yang sama yaitu jam 08.00-09.40 sebanyak 32 orang (50,0%) dan jam 10.00-11.40 sebanyak32 orang (50,0%). Lama berenang terbanyak adalah 2 jam sebanyak 34 mahasiswa (53,1%) sedangkan yang paling sedikit adalah 1 jam sebanyak 30 mahasiswa (46,9%) yang berarti sebagian besar lama berenang responden cukup lama sehingga responden akan lebih mudah terkontaminasi air kolam renang.

5.4.2 Keluhan Kesehatan

(80)

69

Keolahragaan khususnya jurusan PJKR stambuk 2013 yang mengambil mata kuliah renang lanjutan sebagian besar mengalami keluhan kesehatan.

5.4.3 Jenis Keluhan Kesehatan

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa responden yang mengalami keluhan kesehatan terbanyak berkaitan dengan mata adalah mata merah yaitu 52 mahasiswa (81,3%). Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan (Permana et al., 2010) untuk melihat hubungan antara sisa klor dengan keluhan iritasi kulit dan mata, diperoleh hasil ada hubungan antara sisa klor dengan keluhan iritasi kulit dan mata pada pemakai kolam renang hotel bintang 3 dan 4 di wilayah kota Yogyakarta. Kemudian dilihat dari nilai Ratio Prevalen (RP) adalah 1,83 yang artinya air kolam renang dengan sisa klor yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan terjadinya keluhan iritasi kulit dan mata pada pemakai kolam renang 1,83 kali lebih besar dibandingkan dengan air kolam renang yang memiliki sisa klor memenuhi syarat.

(81)

70

(daging tumbuh), yang lama-kelamaan dapat menutupi pupil mata dan mengganggu penglihatan (Indriasari, 2009). Pencegahan dengan berenang memakai kacamata khusus renang yang memiliki ukuran yang sesuai dan tidak longgar agar dapat menahan air tidak masuk ke mata (Kurniasih, 2011).

Berdasarkan hasil analisis data, diketahui bahwa responden yang mengalami keluhan kesehatan berkaitan dengan kulit terbanyak adalah kulit bersisik yaitu 36 mahasiswa (56,25%).Gejala dengan keluhan kesehatan yaitu kulit bersisik merupakan salah satu kelainan yang tampak dari kandidiasis kulit. Kandidiasis intertriginosa (kulit) lesi-lesi timbul pada tempat predileksi, yaitu daerah–daerah lipatan kulit, seperti ketiak, bawah payudara, lipat paha, intergluteal, antara jari-jari tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat dan lipat leher. Kelainan yang tampak berupa kemerahan kulit yang berbatas tegas, erosi dan bersisik. Lesi-lesi tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi satelit berupa vesikel-vesikel dan pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-daerah yang erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi primernya (Siregar, 2004).

(82)

71

lingkungan yang kotor akan menjadi sumber munculnya berbagai macam penyakit antara lain penyakit kulit.

(83)

72

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan

1. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di kolam renang 15% tidak memenuhi syarat yaitu tata bangunan dan kelengkapan bagian fasilitas sanitasi tidak memiliki tempat cuci tangan, bangunan dan fasilitas sanitasi kategori bak cuci kaki tidak selalu terisi air penuh, kategori fasilitas sanitasi tempat sampah tidak memilki penutup, kategori perlengkapan lain tidak memiliki papan pengumuman larangan berenang bagi penyakit kulit dan tidak tersedia papan pengumuman hasil pengukuran sisa klor dan pH.

2. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium kadar sisa klor pada semua lokasi sampel tidak memenuhi syarat yaitu 0,024mg/L-0,033mg/L. Hal ini sesuai PerMenKes No.416/Menkes/Per/IX/1990 tidak memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu 0,2-0,5 mg/L.

3. Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium ditemukan positif Candida albicans pada lokasi sampel sudut kiri sebelah barat kolam renang, titik

tengah kolam renang dan sudut kanan sebelah timur kolam renang. Hal ini sesuai PerMenKes No.416/Menkes/Per/IX/1990 tidak memenuhi syarat yang ditetapkan yaitu jumlah koloni 0/100 ml air.

4. Mahasiswa Fakultas Ilmu Keolahragaan yang mengalami keluhan kesehatan sebanyak 58 orang (90,6%). Keluhan kesehatan berdasarkan jenisnya berkaitan dengan mata terbanyak mata merah yaitu 52 mahasiswa (81,3%)

(84)

73

dan yang berkaitan dengan kulit terbanyak kulit bersisik yaitu 36 mahasiswa (56,3%).

6.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, peneliti dapat menyarankan sebagai berikut: 1. Sanitasi kolam renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan 85%

sudah memenuhi syarat, maka pengelola kolam renang harus mempertahankan dan meningkatkan sanitasi agar tetap memenuhi syarat. 2. Pengelola kolam renang sebaiknya melakukan pemantauan pemberian klor

secara berkala dan pembubuhan klor disesuaikan dengan kebutuhan dengan melakukan percobaan daya sergap klor serta memberi peringatan untuk memakai bak cuci kaki selesai berenang.

(85)

6

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sanitasi Tempat-Tempat Umum

Tempat umum merupakan tempat penyebaran segala penyakit terutama penyakit-penyakit yang media transmisinya adalah makanan, minuman, udara dan air. Tempat umum sangat erat kaitannya dengan sanitasi dalam penularan penyakit (Mukono, 2000). Yang dimaksud dengan sanitasi adalah suatu usaha pencegahan penyakit yang menitikberatkan kegiatan pada usaha kesehatan lingkungan hidup manusia (Yuliarsih et al., 2002). Maka sanitasi tempat-tempat umum adalah suatu usaha untuk mengawasi dan mencegah kerugian akibat dari tempat-tempat umum terutama yang erat hubungannya dengan timbulnya atau menularnya suatu penyakit (Marsito, 2013).

2.2 Sanitasi Kolam Renang

Kolam renang adalah suatu usaha bagi umum yang menyediakan tempat untuk berenang, berekreasi, berolahraga serta jasa pelayanan lainnya menggunakan air bersih yang telah diolah. Kolam renang sebagai tempat umum perlu memperhatikan sanitasi dalam mencegah penularan penyakit. Sanitasi kolam renang adalah suatu upaya pencegahan penyakit melalui pengendalian atau pengawasan terhadap faktor lingkungan yang berada di kolam renang yang berpengaruh pada manusia guna memutuskan mata rantai penularan penyakit (Mukono, 2004).

(86)

7

2.2.1 Syarat-Syarat yang Harus Diperhatikan dalam Pengawasan Sanitasi Kolam Renang

1. Penyediaan Air Kolam Renang

Menurut Mukono (2000) air yang dipakai di dalam kolam renang sebaiknya harus sama kualitasnya dengan air minum sehingga memenuhi kualitas fisik, kimia dan mikrobiologi. Sesuai dengan syarat air kolam renang PerMenKes No. 416/Menkes/Per/IX/1990 adalah sebagai berikut :

a. Syarat Fisik

Syarat fisik air kolam renang adalah bebas dari bau yang mengganggu, bebas dari benda terapung dan jernih. Piringan sechi yang diletakkan pada dasar kolam renang yang terdalam dapat dilihat jelas dari tepi kolam pada jarak lurus 9 meter.

b. Syarat Kimiawi

Persyaratan air kolam renang secara kimia adalah sebagai berikut :

a) Kadar maksimum aluminium (Al) yang diperbolehkan adalah 0,2 mg/l.

b) Air untuk kandungan kebasaan (CaCO3) antara 50-500 mg/L.

c) Kadar oksigen terabsorbsi (O2) maksimum yang diperbolehkan 1 mg/L.

(87)

8

c. Syarat Mikrobiologi

Syarat mikrobiologi air kolam renang adalah 200 jumlah koloni per 1ml untuk jumlah kuman, sedangkan untuk koliform total adalah nol dalam setiap 100ml.

Menurut Isnawati et al. (2010) parameter kualitas air minum/air bersih yang ditetapkan dalam Permenkes hanya mencantumkan coli tinja dan total coliform sebagai indikator parameter mikrobiologis. Di luar negeri, misalnya Government Of British Columbia memasukkan E. coli, Enterococci, Pseudornonas uerogenosa dan Fecal coliforms sebagai kriteria indikator mikrobiologi, disamping merekomendasikan memonitor secara berselang-seling, diantaranya adalah Candida albicans.

2. Kesehatan Kolam Renang

Persyaratan kolam renang sesuai dengan PerMenKes No. 61/Menkes/Per/I/1991 menyangkut beberapa hal, yaitu :

1. Umum

a. Lingkungan kolam renang harus selalu dalam keadaan bersih dan dapat mencegah kemungkinan terjadinya penularan penyakit serta tidak memungkinkan bersarang dan berkembangbiaknya vektor penular penyakit. b. Bangunan kolam renang serta peralatannya harus memenuhi persyaratan

(88)

9

2. Tata Bangunan

Setiap bangunan di lingkungan kolam renang harus ditata dan dipergunakan sesuai dengan fungsinya, serta memenuhi persyaratan kesehatan antara lain tidak mengakibatkan pencemaran terhadap air kolam renang.

3. Konstruksi Bangunan a. Lantai

a) Setiap lantai harus terbuat dari bahan yang kuat, kedap air, permukaan rata, tidak licin dan mudah dibersihkan.

b) Lantai yang selalu kontak dengan air harus mempunyai kemiringan yang cukup (2-3 persen) kearah saluran pembuangan air limbah. b. Dinding

a) Permukaan dinding harus mudah dibersihkan.

b) Permukaan dinding yang selalu terkena percikan air harus terbuat dari bahan yang kuat dan kedap air.

c. Ventilasi

Sistem ventilasi dapat menjamin peredaran udara di dalam kamar/ruang dengan baik.

d. Sistem Pencahayaan

Gambar

Gambar Lampiran 1. Denah Lokasi Penelitian
Gambar Lampiran 2. Denah Lokasi Kolam Renang
Gambar Lampiran 3. Kolam Renang Sejahtera Club Chain Universitas Negeri Medan
Gambar Lampiran 5. Konstruksi Bangunan Kolam Renang (Pencahayaan)
+7

Referensi

Dokumen terkait

Sedangkan dilihat dari nilai Ratio Prevalen (RP) adalah 1,83 yang artinya air kolam renang dengan sisa klor yang tidak memenuhi syarat dapat menyebabkan