HUBUNGAN BAYI LAHIR KURANG BULAN DENGAN PENYAKIT JANTUNG BAWAAN
DI RUMAH SAKIT UMUM PUSAT HAJI ADAM MALIK MEDAN TAHUN 2012
Oleh:
INDHI VAVIRYA MESTIKA DH 100100238
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
KARYA TULIS ILMIAH INI DIAJUKAN SEBAGAI SALAH SATU SYARAT UNTUK MEMPEROLEH KELULUSAN SARJANA KEDOKTERAN
Oleh:
INDHI VAVIRYA MESTIKA DH 100100238
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN 2013
i
LEMBAR PENGESAHAN
Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012
Nama : Indhi Vavirya Mestika Dh
Nim : 100100238
Pembimbing Penguji I
(dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), Sp.A) (dr. Rina Yunita, SpMK) NIP :1982.0602.200812.2.003 NIP : 1979.0624.200312.2.003
Penguji II
(dr. T. Siti Hajar Haryuna, Sp. THT-KL) NIP :1979.0620.200212.2.003
Medan, 18 November 2013 Dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
(Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH) NIP : 195402201980111001
ABSTRAK
Penyakit Kongenital merupakan masalah yang penting dalam dunia kesehatan, terutama yang berhubungan pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya. Salah satunya adalah penyakit jantung bawaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.
Penelitian ini telah dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan subyek penelitian diambil dari data rekam medis pasien pada rentang waktu 1 januari 2012 hingga 31 Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode kasus dan kontrol dengan mengambil data rekam medis dari bayi kelompok bayi yang lahir kurang bulan sebagai kasus dan bayi cukup bulan sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 76 bayi. Data rekam medis yang dikumpulkan kemudian diinput secara acak sesuai kelompok kasus dan kelompok kontrol. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17. Analisis yang dilakukan adalah dengan uji chi square (X2) untuk menilai ada tidaknya hubungan tersebut.
Dari hasil penelitian didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square (X2) 0.009 (p<0.05).
Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.
Kata Kunci : Penyakit Jantung Bawaan, Bayi Kurang Bulan
iii
ABSTRACT
Congenital disease is an important issue in the world of health, particularly in relation to the child's growth and development in the future. One of them is a congenital heart disease. This study aimed to examine the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.
This research has been conducted in the department. H. Adam Malik with study subjects were taken from the medical records of patients in the period 1 January 2012 to 31 December 2012. This study uses a case control study by taking medical records of infants born baby groups as case preterm and term infants as controls with a total sample size of 76 infants. Medical record data collected then randomly inputted appropriate case group and the control group. The data was analyzed using SPSS version 17. Analysis is conducted with chi square (X2) to assess the relationship.
From the results of the study found a significant relationship is indicated by the value of the Pearson chi-square (X2) 0.009 (P <0.05).
It can be concluded that in this study, the results showed that the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.
Keywords: Congenital Heart Disease, Preterm Labour
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang Maha
Pengasih lagi Maha Penyayang atas segala rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini, sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh kelulusan pada blok Community Research Program (CRP) semester
VII dan Sarjana Kedokteran (S.Ked) di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera
Utara
Karya tulis ilmiah ini berjudul “Hubungan Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di Rumah Sakit Umum Pusat Haji Adam Malik Medan Tahun 2012”. Dalam penyelesaian penulisan karya tulis ilmiah ini, penulis banyak menerima bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin
menyampaikan ucapan rasa terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya
kepada:
1. Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp.PD-KGEH, Dekan Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara, yang telah banyak mendukung
saya hingga saya dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah ini.
2. dr. Karina Sugih Arto, M.Ked(Ped), Sp. A, selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak memberi arahan, masukan dan bimbingan kepada penulis,
sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.
3. dr. Lidya Imelda Laksmi, Sp.PA serta dr. Rina Yunita, SpMK dan dr. T.
Siti Hajar Haryuna, Sp.THT-KL selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan saran serta nasihat dalam penyempurnaan penulisan karya
tulis ilmiah ini.
4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
5. Rasa hormat dan terima kasih yang tiada terhingga saya persembahkan
kepada ibu saya, ibunda Hj. Heryani Spd, MM serta Kakanda Adhita
Nugraha Mestika, ST, M.Ars. dan Kukuh Gumilar Mestika, ST atas doa,
perhatian dan dukungan yang tak putus-putusnya sebagai bentuk kasih
sayang kepada saya.
v
6. Ayahanda tercinta Alm Letkol Ckm dr. H. Mestika Dhamir SpM yang
selalu memberikan motivasi tentang begitu berartinya kerja keras tanpa
kenal rasa keluh kesah. Semoga ini menjadi salah satu amal jariyah terbaik
yang selalu mengalir untuk beliau agar diberikan tempat terbaik di sisi
Allah SWT.
7. dr. Imam Kukuh Darmawan, yang telah banyak membantu, memberikan
waktu, dukungan dan semangat selama penyusunan karya tulis ilmiah ini.
8. Seluruh teman-teman FK USU Stambuk 2010 yang telah memberikan
dukungan dalam segala bentuk, yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu,
terima kasih atas dukungan dan bantuannya.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ilmiah ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini. Semoga karya tulis ilmiah
ini dapat berguna bagi kita semua.
Medan, 18 November 2013
Penulis,
Indhi Vavirya Mestika
Nim. 100100238
vii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1. Penyebab kelahiran preterm yang dapat diidentifikasikan .. 4 Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin…. 22 Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan…. 22 Tabel 5.3 Distribusi Frekwensi Penyakit Jantung Bawaan berdasarkan
Jenisnya……… 23
Tabel 5.4 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan
Penyakit Jantung Bawaan……….. . 24
ix
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 3.1. Kerangka Konsep Hubungan Antara Bayi Lahir Kurang
Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan di RSUP Haji
Adam Malik Medan ……….. 14 Gambar 3.2. Kerangka Kerja Penelitian ……… 15 Gambar 5.1. Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan……. 23 Gambar 5.5 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan
Penyakit Jantung Bawaan……… 24
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Judul
1 DAFTAR RIWAYAT HIDUP
2 SURAT IZIN PENELITIAN
3
4
DATA INDUK
TABEL STATISTIK SPSS 17.0
xi
DAFTAR SINGKATAN
BKB : Bayi Kurang Bulan
DAP : Duktus Arteriosus Persisten
DSA : Defek Septum Atrium
DSAV : Defek Septum Atrioventrikularis
DSV : Defek Septum Ventrikel
FKUI : Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
PJB : Penyakit Jantung Bawaan
PJT : Pertumbuhan Janin Terhambat
RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo
RSUP : Rumah Sakit Umum Pusat
WHO : World Health Organization
ABSTRAK
Penyakit Kongenital merupakan masalah yang penting dalam dunia kesehatan, terutama yang berhubungan pertumbuhan dan perkembangan anak ke depannya. Salah satunya adalah penyakit jantung bawaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.
Penelitian ini telah dilakukan di RSUP. H. Adam Malik Medan dengan subyek penelitian diambil dari data rekam medis pasien pada rentang waktu 1 januari 2012 hingga 31 Desember 2012. Penelitian ini menggunakan metode kasus dan kontrol dengan mengambil data rekam medis dari bayi kelompok bayi yang lahir kurang bulan sebagai kasus dan bayi cukup bulan sebagai kontrol dengan total sampel sebanyak 76 bayi. Data rekam medis yang dikumpulkan kemudian diinput secara acak sesuai kelompok kasus dan kelompok kontrol. Data-data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan program SPSS versi 17. Analisis yang dilakukan adalah dengan uji chi square (X2) untuk menilai ada tidaknya hubungan tersebut.
Dari hasil penelitian didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan dengan nilai pearson chi square (X2) 0.009 (p<0.05).
Dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini, diperoleh hasil bahwa adanya hubungan antara bayi yang lahir dengan usia kehamilan kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.
Kata Kunci : Penyakit Jantung Bawaan, Bayi Kurang Bulan
iii
ABSTRACT
Congenital disease is an important issue in the world of health, particularly in relation to the child's growth and development in the future. One of them is a congenital heart disease. This study aimed to examine the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.
This research has been conducted in the department. H. Adam Malik with study subjects were taken from the medical records of patients in the period 1 January 2012 to 31 December 2012. This study uses a case control study by taking medical records of infants born baby groups as case preterm and term infants as controls with a total sample size of 76 infants. Medical record data collected then randomly inputted appropriate case group and the control group. The data was analyzed using SPSS version 17. Analysis is conducted with chi square (X2) to assess the relationship.
From the results of the study found a significant relationship is indicated by the value of the Pearson chi-square (X2) 0.009 (P <0.05).
It can be concluded that in this study, the results showed that the relationship between infants born preterm with a gestational age with congenital heart disease events.
Keywords: Congenital Heart Disease, Preterm Labour
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit yang di bawa oleh anak sejak
dilahirkan akibatproses pembentukan jantung yang kurang sempurna (Harimurti,
2008). Penelitian baru menunjukkan bahwa bayi prematur lebih rentan mengalami
kematian karena penyakit serius antara lain penyakit jantung, diabetes dan asma.
Beberapa penyakit tersebut memang memiliki perkembangan penyakit yang
cukup lama. Penelitian ini melibatkan hampir 630.000 orang Swedia yang lahir
antara tahun 1973-1979. Peneliti menemukan anak yang lahir sebelum usia 37
minggu kehamilan memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk meninggal
dibandingkan bayi yang lahir dengan usia kandungan cukup (Crump, 2011).
Kurang perhatian terhadap jantung bawaan menjadi salah satu persoalan dalam
penanganan anak dengan PJB di Indonesia, selain biaya perawatan yang mahal,
kurangnya fasilitas, dan dukungan finansial yang terbatas. Hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua, pendidikan rendah, dan
lingkungan yang tidak mendukung (Rahajoe, 2007)
Menurut Sastroasmoro (1994), di poliklinik Kardiologi Ilmu Kesehatan Anak FK
UI/RSCM Jakarta, dari 3602 pasien baru yang diperiksa selama 10 tahun
(1983-1992) dijumpai 2901 penderita PJB. Berdasarkan tipe PJB, PJB asianotik
merupakan jenis yang terbanyak yaitu 1602 kasus (76,7%). Menurut Habibie
(2013), Di Indonesia dengan populasi 220 juta penduduk, dengan angka kelahiran
hidup 2,27%, diperkirakan ada sekitar 40 ribu penderita penyakit jantung bawaan
baru setiap tahunnya. Menurut Judarwanto (2012) Prevalensi PJB di Indonesia
sekitar 8-10 dari 1.000 kelahiran hidup, dengan sepertiga di antaranya
bermanifestasi dalam kondisi kritis pada tahun pertama kehidupan dan 50% dari
kegawatan pada bulan pertama kehidupan berakhir dengan kematian. Di
Indonesia, dengan populasi 200 juta penduduk dan angka kelahiran hidup 2%,
2
diperkirakan terdapat sekitar 30.000 penderita PJB. Penelitian di Amerika Serikat
menyatakan bahwa setiap tahun sedikitnya 35.000 bayi menderita kelainan ini dan
90% di antaranya dapat meninggal bila di tahun pertama kehidupan bayi tidak
dilakukan perawatan yang adekuat. Menurut Children Heart Foundation dalam
Judarwanto (2012), pada setiap tahun sebanyak 1.000.000 bayi di seluruh dunia
lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar 100.000 diantaranya tidak akan
dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan ribuan bayi lainnya akan
meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini seringkali tidak disadari
oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian anak-anak yang disebabkan oleh
penyakit jantung ini terus meningkat.
Tingginya insiden penyakit jantung bawaan juga mungkin berhubungan dengan
faktor intrauterine (dalam rahim) yang menyebabkan keterbatasan pertumbuhan
atau kelahiran prematur (kelahiran kurang bulan).
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dijabarkan di atas, dapat dirumuskan satu
masalah dalam penulisan penelitian ini, adalah :
Apakah terdapat hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit
jantung bawaan pada anak di RSUP Haji Adam Malik Medan?
1.3. Tujuan Penelitian
1.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan
penyakit jantung bawaan pada anak.
1.3.2. Tujuan Khusus
Yang menjadi tujuan khusus dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui prevalensi bayi dengan penyakit jantung bawaan
2. Untuk mengetahui distribusi frekuensi bayi lahir kurang bulan
3. Untuk mengetahui distribusi frekuensi umur bayi pada kejadian bayi
lahir kurang bulan yang menderita penyakit jantung bawaan
1.4.Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat untuk :
1. Sebagai informasi kepada masyarakat dan klinisi terdapat hubungan
antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan pada anak
2. Sebagai bahan informasi dan pengetahuan kepada tenaga medis,
mengenai hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit
jantung bawaan pada anak
3. Sebagai sarana untuk meningkatkan wawasan dan pengetahuan
peneliti tentang penyakit jantung bawaan
4
lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37 minggu usia kehamilan.
2.1.2. Epidemiologi
World Health Organization (WHO) mencatat selama periode pertengahan 1990-an
hingga tahun 2007 terdapat sekitar 130juta lahir bayi kurang bulan (BKB) atau
dengan ratio setiap 10 kelahiran bayi, terdapat 1 bayi yang lahir BKB. Dilaporkan
85% BKB terjadi di negara-negara miskin terutama Asia. Kelahiran dengan usia
kehamilan kurang dari 37 minggu mempunyai risiko tinggi terhadap berbagai
penyakit yang berhubungan dengan prematuritas. Data luaran lama rawat,
kesakitan, dan kematian BKB late preterm di Indonesia masih terbatas. (Artana,
2012).
2.1.3. Etiologi dan Faktor Risiko
Sulit untuk memisahkan secara sempurna faktor-faktor yang terkait dengan
prematuritas dari faktor-faktor yang terkait dengan PJT (pertumbuhan janin
terhambat). Ada korelasi yang positif kuat antara kelahiran premature maupun
PJT dengan status sosioekonomi yang rendah. Pada keluarga yang status
ekonominya rendah, kasus-kasus kurang gizi, anemia, dan penyakit pada ibu;
perawatan pranatal yang tidak adekuat, adiksi obat; komplikasi pada masa
kehamilan, maupun pada proses melahirkan; dan riwayat aborsi, lahir mati, bayi
prematur atau berat badan lahir rendah; kejadiannya relatif tinggi. Faktor-faktor
terkait lainnya seperti keluarga dengan orang tua tunggal, kehamilan pada usia
belasan tahun, jarak waktu kehamilan yang dekat, dan ibu-ibu yang sebelumnya
telah melahirkan lebih dari 4anak juga lebih sering ditemukan (Kliegman, 2011).
TABEL 2.1. Penyebab kelahiran preterm yang dapat diidentifikasikan
Serviks tidak kompeten (dilatasi prematur)
Ibu
Pre-eklamsia
Penyakit medis yang kronis (misalnya, penyakit jantung sianosis,
penyakit ginjal)
Infeksi (misalnya, streptokokus grup b, infeksi saluran kencing,
korioamnionitis)
Penyakit jantung bawaan (PJB) adalah penyakit dengan abnormalitas pada
struktur maupun fungsi sirkulasi yang telah ada sejak lahir (Sani,2007). Proses
pembentukan jantung ini terjadi pada awal pembuahan (konsepsi). Pada waktu
6
jantung mengalami proses pertumbuhan di dalam kandungan, ada kemungkinan
mengalami gangguan. Gangguan pertumbuhan jantung pada janin ini, terjadi pada
usia 3bulan pertama kehamilan, karena jantung terbentuk sempurna pada saat
janin berusia 4bulan (Dhania, 2009).
2.2.2. Epidemiologi
Penyakit Jantung Bawaan ini terjadi pada sekitar 8 dari 1000 kelahiran hidup.
Insiden lebih tinggi pada lahir mati (2%), abortus (10-25%), dan bayi prematur
(2%) (Tank, 2004).
Berdasarkan penelitian lain, 1 orang bayi dilahirkan dari bapak dengan PJB,
sedangkan tidak ada dari 4 orang ibu dengan PJB, mempunyai bayi dengan PJB.
Dari 28 bayi dengan PJB, 4 bayi meninggal (14,3%) selama 5hari pengamatan.
(Harimurti, 1996).
2.2.3. Etiologi dan Faktor Risiko
Pada sebagian kasus, penyebab dari PJB ini tidak diketahui (Sastroasmoro, 1994).
Beberapa faktor yang diyakini dapat menyebabkan PJB ini secara garis besar
dapat diklasifikasi menjadi 2, yaitu genetik dan lingkungan.
Pada faktor genetik hal yang penting kita perhatikan adalah adanya riwayat
keluarga yang menderita penyakit jantung (Fachri, 2007). Dalam hubungan
keluarga yang dekat risiko terjadinya PJB yang terjadi 79,1%, untuk Heterotaxsia,
11,7% untuk Conotruncal Defects, 24,3% untuk Atrioventricular Septal Defect,
12,9% untuk Left Ventricular Outflow Tract Obstruction, 7,1% untuk Isolated
Atrial Septal Defect dan 3,4% untuk Isolated Ventricular Septal Defect (Poulsen,
2009).Pada faktor lingkungan, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah
paparan lingkungan yang tidak baik, adanya infeksi virus pada trisemester
pertama, adanya penyakit sistemik, adanya penggunaan alkohol dan obat-obatan
(Indriwanto, 2009).
2.2.4. Klasifikasi
Secara garis besar PJB ini dapat diklasifikasikan menjadi dua bagian besar yaitu,
asianotik dan sianotik (Widyantoro, 2009).
2.2.4.1. PJB Non Sianotik
Penyakit Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan
fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis
(Roebiono, 2003). Berdasarkan ada tidaknya pirau, kelompok asianotik terbagi
atas dua kelompok, yaitu kelompok dengan pirau dari kiri kekanan dan
kelompok tanpa pirau (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994).
Kelompok dengan pirau dari kiri ke kanan adalah sebagai berikut :
A. Defek Septum Ventrikel
Defek Septum Ventrikel (DSV) adalah lesi kongenital pada jantung berupa
lubang pada septum yang memisahkan ventrikel sehinggal terdapat hubungan
antara antar rongga ventrikel (Ramaswamy, 2013). Defek septum ventrikel
merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan, yaitu
sekitar 30% dari semua jenis penyakit jantung bawaan(Soeroso dan
Sastrosoebroto, 1994)
DSV terbagi atas beberapa klasifikasi, diantaranya :
1. Defek Septum Ventrikel Perimembran, yang dibagi menjadi :
a.Defek perimembran inlet,mengarah ke posterior ke daerah inlet septum.
b.Defek perimembran outlet,mengarah ke depan, dibawah akar aorta ke
dalamseptum pars muskularis.
c.Defek trabekular, mengarah ke bawah, kearah septum trabekularis.
d.Defek perimembran konfluen, yang mencakup ketiga bagian
septummuskular, sehingga merupakan defek yang besar.
2. Defek Septum Ventrikel Muskular, yang dibagi menjadi :
a. Defek muskular inlet
b. Defek trabekular
c. Defek muskular outlet
8
Gejala klinis DSV cukup bervariasi, mulai dari asimtomatis, gagal jantung
berat, ataupun gagal tumbuh. Semua ini sangat bergantung pada besarnya defek
serta derajat piraunya sendiri, sedangkan lokasi defek sendiri tidak
mempengaruhi derajat ringannya manifestasi klinis yang akan terjadi (Soeroso
dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi,
ekokardiografi dapat menentukan perkiraan ukuran dan lokasi DSV. Koreksi
dilakukan dengan tindakan pembedahan, kecuali dalam keadaan tertentu
(Aaronson dan Ward, 2008).
B. Defek Septum Atrium
Defek septum atrium adalah defek pada sekat yang memisahkan atrium kiri dan
kanan. Secara anatomis defek ini dibagi menjadi defek septum atrium primum,
sekundum, tipe sinus venousus, dan tipe sinus koronarius. Prevalensi defek
septum atrium pada remaja lebih tinggi dibanding pada masa bayi dan anak,
oleh karena sebagian besar pasien asimtomatik sehinga diagnosis baru
ditegakkan setelah anak besar atau remaja (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994).
Klasifikasi DSA dibagi menurut letak defek pada septum atrium, yaitu :
Ostium Primum, merupakan hasil dari kegagalan fusi ostium primum dengan bantalan endokardial dan meninggalkan defek di dasar septum.
Kejadian DSA Ostium primum pada wanita sama dengan pria dan terhitung
sekitar 20% dari seluruh kasus PJB.
Ostium Sekundum, defek ini, pada daerah fosa ovalis, adalah bentuk defek
sekat atrium yang paling sering dan bersama dengan katup atrioventrikular
normal. Defek ini mungkin tunggal atau multiple. Wanita 3 kali lebih banyak
dari pada pria.
Sinus Venosus, defek terletak pada bagian atas sekat atrium berhubungan dekat dengan masuknya vena cava superior. Seringkali, satu atau lebih vena
pulmonalis (biasanya dari paru kanan) secara anomali mengalirkan kedalam
vena cava superior (Bernstein, 2011).
Defek yang terjadi dapat berbagai jenis, mulai dari yang berukuran kecil
sampai sangat besar dan menyebabkan pirau dari atrium kiri ke atrium kanan
dengan beban volume lebih banyak di atrium dan ventrikel kanan.Gejala pada
anak dan neonatus umumnya asimtomatis, namun bila pirau cukup besar pasien
dapat mengalami sesak nafas dan sering mengalami infeksi paru (Soeroso dan
Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis DSA ditegakkan dengan memasukkan kateter
secara langsung untuk mengetahui adanya defek atau tidak. Penatalaksanaan
DSA dapat dilakukan dengan pembedahan untuk melakukan penutupan pada
defek di septumnya atau dengan kateterisasi (Markham, 2012).
C. Defek Septum Atrioventrikularis
Defek septum atrioventrikularis ( DSAV) ditandai dengan penyatuan DSA dan
DSV disertai abnormalitas katup atrioventrikular (Bernstein, 2007). Kelainan
ini sering menyertai sindrom down. Gejala dapat timbul pada minggu pertama
dan gagal jantung pada bulan-bulan pertama kelahiran. Biasanya pasien dengan
defek septum atrioventrikularis memerlukan operasi korektif pada umur
dibawah 1 tahun (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994).
D. Duktus Arteriosus Persisten
Duktus Arteriosus Persisten (DAP) disebabkan oleh duktus arteriosus yang
tetap terbuka setalah bayi lahir. Kelainan ini merupakan 7% dari PJB dan
sering dijumpai pada bayi BBLR (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994)
Jika duktus tetap terbuka setelah penurunan resistensi vaskular paru,maka
darah aorta dapat bercampur kedarah arteri pulmonalis. Gejala klinis yang
muncul tergantung ukuran duktus, duktus berukuran kecil tidak menyebabkan
gejala,dan biasanya diketahui jika terdapat suara murmur saat dilakukan
pemeriksaan fisik. Pada pasien dengan DAP berukuran besar, pasien akan
mengalami gejala gagal jantung. Gangguan pertumbuhan fisik dapat menjadi
gejala utama pada bayi yang menderita DAP besar (Bernstein, 2011).
10
Diagnosis dengan menggunakan ekokardiografi atau dengan EKG (Kim,
2012).Tindakan penatalaksanaan dari DAP ini adalah ligasi (Aaronson dan
Ward, 2008).
Kelompok tanpa pirau meliputi :
A. Stenosis Pulmonalis
Istilah stenosis pulmonalis digunakan secara umum untuk menunjukan adanya
terdapat obstruksi pada jalan keluar ventrikel kanan atau arteri pulmonalis dan
cabang-cabangnya (Soeroso dan Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan
dengan ekokardiografi dan penatalaksanaan dilakukan dengan tindakan bedah
valvulotomy (Ren, 2012).
B. Stenosis Aorta
Stenosis aorta adalah penyempitan aorta yang dapat terjadi pada tingkat
subvalvular, valvular, atau supravalvular. Kelainan ini mungkin tidak
terdiagnosis pada masa anak karena katup berfungsi normal, hanya pada
auskultasi ditemukan bising sistolik yang lunak di daerah aorta (Soeroso dan
Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis ditegakkan dengan ekokardiografi dan
radiografi dada. Penatalaksanaannya adalah dengan penggantian katup aorta
(Ren, 2012).
C. Koarktasio Aorta
Koarktasio aorta adalah penyempitan terlokalisasi pada aorta yang umumnya
terjadi pada daerah duktus arteriosus. Koarktasio aorta dapat pula terjadi
praduktal atau pascaduktal. Gejala dapat timbul mendadak. Tanda klasik
koarktasio aorta adalah nadi brakialis yang teraba normal atau kuat, sedangkan
nadi femoralis serta dorsalis pedis tidak teraba atau teraba kecil (Soeroso dan
Sastrosoebroto, 1994). Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan
radiografi dada atau dapat pula dengan ekokardiografi. Penatalaksanaan dapat
dilakukan dengan pemberian obat-obatan maupun dengan tindakan operatif
tergantung dari keadaannya (Rao, 2012).
2. PJB Sianotik
Sianosis adalah warna kebiruan pada mukosa yang disebabkan oleh
terdapatnya >5g/dl hemoglobin terreduksi dalam sirkulasi. Manifestasi klinis
pasien penyakit jantung bawaan sianotik sangat bervariasi. Sebagian pasien
menunjukan gejala sianosis akibat hipoksemia. Walaupun jumlahnya lebih
sedikit, PJB sianotik menyebabkan morbiditas dan mortalitas yang lebih tinggi
dari pada PJB non sianotik (Prasodo, 1994)
A. Tetralogi Fallot
Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan sianotik yang paling
banyak ditemukan yakni merupakan lebih kurang 10% dari seluruh penyakit
jantung bawaan. Tetralogi fallot merupakan kombinasi 4 komponen, yaitu
defek septum ventrikel, over-raiding aorta, stenosis pulmonal, serta hipertrofi
ventrikel kanan. Komponen yang paling penting, yang menentukan derajat
beratnya penyakit, adalah stenosis pulmonal. Stenosis pulmonal ini bersifat
progresif, semakin lama semakin berat. Dengan terdapatnya defek septum
ventrikel besar yang disertai stenosis pulmonal, maka tekanan sistolik puncak
ventrikel kanan menjadi sama dengan tekanan sistolik puncak ventrikel kiri.
Karena tekanan ventrikel kiri ini berada di bawah pengawasan baroreseptor,
maka tekanan sistolik ventrikel kanan tidak akan melampaui tekanan sistemik.
Hal inilah yang menerangkan mengapa pada tetralogi of fallot tidak atau jarang
terjadi gagal jantung, karena tidak ada beban volume sehingga ukuran jantung
umumnya normal (Prasodo, 1994). Diagnosis penyakit ini dapat dilakukan
dengan pemeriksaan ekokardiografi, radiografi dada, maupun EKG.
Penatalaksanaa penyakit ini dengan melakukan tindakan operatif (Bhimji,
2013).
B. Transposisi Arteri Besar
Pada anomali ini, vena sistemik kembali secara normal ke atrium kanan dan
vena-vena pulmonalis ke atrium kiri. Hubungan antara atrium dan ventrikel
juga normal. Namun, aorta keluar dari ventrikel kanan dan arteri pulmonalis
12
keluar dari ventrikel kiri (Bernstein, 2011). Akibatnya, aorta menerima darah
vena sistemik dari vena kava, atrium kanan, ventrikel kanan, dan darah
diteruskan ke sirkulasi sistemik. Sedang darah dari vena pulmonalis dialirkan
ke atrium kiri, ventrikel kiri, dan diteruskan ke arteri pulmonalis dan seterusnya
keparu.Manifestasi klinis pasien dengan transposisi arteri besar bergantung
pada adanya pencampuran yang adekuat antara sirkulasi sistemik dan paru, dan
ada tidaknya stenosis pulmonal.
Apabila pencampuran hanya melalui foramen ovale, atau duktus arteriosus
yang kecil maka keadaan tidak adekuat dan bayi akan tampak sianotik
(Prasodo, 1994). Diagnosis penyakit ini ditegakkan dengan pemeriksaan
radiografi dada dan ekokardiografi. Adapun penatalaksanaan yang dilakukan
adalah dengan tindakan operatif, namun tindakan ini bergantung pada umur
dan tingkat keparahan pasien (Charpie, 2012)
C. Atresia Pulmonal dengan Defek Septum Ventrikel
Kelainan ini merupakan 20% dari pasien dengan gejala menyerupai tetralogi
fallot dan merupakan penyebab penting sianosis pada neonatus (Prasodo,
1994).Keadaan ini merupakan bentuk ekstrem dari tetralogi fallot (Bernstein,
2011).
D. Ventrikel Kanan dengan Jalur Ganda
Sesuai dengan namanya, maka pada kelainan ini kedua arteri besar keluar dari
ventrikel kanan, masing-masing dengan konusnya. Presentasi klinis pasien
dengan ventrikel kanan dengan jalur ganda sangat bervariasi, bergantung
kepada kelainan hemodinamiknya: kelainan ini dapat menyerupai defek septum
ventrikel, transposisi, atau tetralogi fallot. Oleh karena itu tidak mungkin
dilakukan atas dasar gambaran klinis (Prasodo,1994).
E. Trunkus Arteriosus
Trunkus arteriosus ditandai oleh keluarnya pembuluh tunggal dari jantung yang
menampung aliran darah dari kedua ventrikel, yang memasok darah
sistemik,paru dan koroner. Secara normal trunkus primitif yang keluar dari
ventrikel primitif terbagi menjadi aorta dan arteri pulmonalis. Apabila
pembagian ini tidak terjadi, maka dari kedua ventrikel hanya keluar satu
pembuluh darah, yaitu trunkus arteriosus. Presentasi klinis pasien trunkus
arteriosus mirip dengan pada defek septum ventrikel yang besar (Prasodo,
1994).
2.3. Hubungan bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan
Pada penelitian sebelumnya yang disebutkan dalam jurnal preterm birth and
congenital heart defects (Lass, et al,2012) bayi lahir kurang bulan menjadi risiko
untuk terjadinya penyakit jantung bawaan pada beberapa kategori. Untuk sebagian
besar kategori PJB, terdapat asosiasi dengan kromosom ataupun anomali yang
terjadi. ASD (atrium septal defek) diketahui memiliki frekuensi yang tinggi pada
bayi lahir kurang bulan, bahkan yang disertai dengan down syndrome.
Diketahui juga bahwa lingkungan menjadi faktor risiko untuk terjadinya bayi
kurang bulan maupun penyakit jantung bawaan,misalnya polusi udara, infeksi
virus seperti rubella juga memiliki peran untuk terjadinya penyakit jantung
bawaan.Pada ibu dengan riwayat diabetes juga ditemukan peningkatan kejadian
PJB.
Bayi kurang bulan secara langsung maupun tidak langsung dapat menyebabkan
penyakit jantung bawaan. Polihidramnion yang diikuti dengan penyakit jantung
bawaan sejak fetus dapat meningkatkan risiko bayi kurang bulan. PJT
(pertumbuhan janin terhambat) biasanya akan diikuti oleh bayi lahir kurang bulan,
yang kemudian akan meningkatkan risiko penyakit jantung bawaan.
14
Bahkan dalam studi diketahui penyakit janin terhambat menyebabkan bayi lahir
kurang bulan dengan total kasus mencapai 20%. Tetralogi offallot dan atresia
pulmonal yang disertai defek septum ventrikel diketahui memiliki hubungan
dengan pertumbuhan terhambat, kematian janin, dan bayi lahir kurang bulan.
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
3.1. Kerangka Konsep dan Kerangka Kerja
Berdasarkan tujuan penelitian di atas, maka kerangka konsep dalam
penelitian ini adalah :
Variable independen variable dependen
Bayi Lahir Kurang Bulan Penyakit Jantung Bawaan
Gambar 3.1.Kerangka Konsep Hubungan Antara Bayi Lahir Kurang Bulan
dengan Penyakit Jantung Bawaan di RSUP H. Adam Malik Medan.
Rekam Medik
Bayi Lahir
Cukup Bulan Kurang Bulan
PJB Non-PJB PJB Non-PJB
Gambar 3.2. Kerangka Kerja Penelitian
- Diagnosis PJB ditegakkan berdasarkan diagnosa yang tertulis di rekam
medis.
16
3.2. Definisi Operasional
Variabel yang diteliti mencakup :
1. Bayi Lahir Kurang Bulan
Bayi lahir kurang bulan adalah bayi yang dilahirkan kurang dari37minggu
masa gestasi yang dialami oleh sampel penelitian.
Cara menilai seorang bayi dikatakan lahir kurang bulan adalah dengan
mengetahui usia gestasi pada saat bayi tersebut dilahirkan.
Alat ukur yang digunakan adalah data sekunder berupa rekam medik.
Hasil ukur terhadap bayi kurang bulan berupa:
Bayi lahir kurang bulan : jika lahir < 37 minggu usia gestasi
Bayi lahir cukup bulan : jika lahir antara 37 – 42 minggu gestasi
Skala ukur yang digunakan adalah skala nominal
2.Penyakit Jantung Bawaan
Penyakit jantung bawaan adalah penyakit dengan abnormalitas pada
jantung yang terjadi sejak dalam kandungan yang dialami oleh sampel
penelitian.
Cara menilai penyakit jantung bawaan pada kelompok kasus ini
adalahdengan melihat diagnosis pada rekam medik
Alat ukur yang digunakan adalah rekam medik
Hasil ukur adalah memiliki penyakit jantung bawaan atau tidak memiliki
penyakit jantung bawaan
Skala ukur yang digunakan adalah skala nominal
3.3. Hipotesis
Hipotesis untuk penelitian ini adalah : “Terdapat hubungan antara bayi
lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan”
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian yang bersifat analitik observasional dengan
metode pengambilan data secara case control untuk melihat hubungan bayi lahir
kurang bulan dengan kejadian penyakit jantung bawaan.
4.2. Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di bagian rekam medik RSUP Haji Adam Malik Medan
pada bulan Agustus 2013 hinggaOktober 2013. Penelitian ini dilakukan di RSUP
Haji Adam Malik Medan karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan
sehingga banyak kasus yang dapat diperhitungkan dan dapat mewakili kasus bayi
yang lahir kurang bulan dan memiliki penyakit jantung bawaan.
4.3. Populasi dan Sampel 4.3.1. Populasi Penelitian
Dalam penelitian ini, peneliti membedakan populasi menjadi 2, yaitu populasi
kasus dan populasi kontrol.
a. Populasi kasus
Populasi kasus adalah semua bayi yang lahir kurang bulan yang ada di Divisi
Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012.
b. Populasi Kontrol
Populasi Kontrol disebut juga populasi pembanding yaitu semua bayi yang lahir
cukup bulan yang ada di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2012.
4.3.2. Sampel Penelitian
18
Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah probability sampling
dengan metode systematic sampling. Sampel kasus yang digunakan adalah rekam
medis bayi yang lahir kurang bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik
Medan tahun 2012, yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.Sementara
sampel kontrol adalah rekam medis bayi yang lahir cukup bulan di Divisi
Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan tahun 2012, yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi.
a. Kriteria inklusi
Kriteria inklusi kelompok kasus :
Bayi lahir kurang bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2012
Kriteria inklusi kelompok kontrol :
Bayi lahir cukup bulan di Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan
tahun 2012
b. Kriteria Eksklusi
Kriteria Eksklusi kelompok kasus :
Rekam medik yang tidak lengkap
Kriteria Eksklusi kelompok kontrol : Rekam medik yang tidak lengkap
Penentuan besarnya jumlah sampel pada penelitian ini dihitung berdasarkan
rumus studi kasus kontrol berpasangan (Madiyono, et al, 2008), berikut ini :
1
Keterangan:
n = besar sampel minimum
zα = derivat baku normal untuk α tertentu
zβ = derivat baku normal untuk β tertentu
OR = Odds Ratio
Diketahui Odds Ratio hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit
jantung bawaan dari penelitian terdahulu adalah sebesar 2,6, maka diperoleh besar
sampel berdasarkan rumus di atas adalah :
n
=
37
Dari perhitungan di atas, didapatkan jumlah sampel minimal sebanyak 37 sampel,
dengan perbandingan besar sampel kasus : kontrol = 1 : 1, sehingga sampel terdiri
atas 37 sampel sebagai kelompok kasus dan 37 sampel sebagai kelompok kontrol.
Jumlah sampel secara keseluruhan adalah 74 sampel.
4.4. Teknik Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah data sekunder yang diambil
dari rekam medis departemen Perinatologi di RSUP Haji Adam Malik Medan.
Cara pengambilan data dengan menggunakan rekam medis bayi yang memenuhi
kriteria inklusi dan eksklusi. Pengambilan rekam medis dilakukan dengan metode
systematic sampling pada 37 sampel kelompok kasus dan 37 sampel kelompok
kontrol.
4.5. Pengolahan dan Analisis Data
Pengolahan data yang digunakan dengan bantuan komputer melalui
program Statistical Product and Service Solution (SPSS). Untuk nemperoleh hasil
penelitian, dilakukan analisis sebagai berikut:
a. Analisis univariat
20
Analisis univariat dilakukan dengan tujuan melihat gambaran distribusi
frekuensi dan proporsi dari bayi lahir kurang bulan dan penyakit jantung
bawaan.
b. Analisis bivariat
Analisis bivariat dilakukan untuk melihat kemaknaan dan besarnya hubungan
bayi lahir kurang bulan dengan penyakit jantung bawaan. Metode statistik
yang digunakan adalah uji Chi-Square (X2).
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1. Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
RSUP Haji Adam Malik Medan merupakan rumah sakit tipe A dengan SK
Menkes No. 335/Menkes/SK/VII/1990 dan juga sebagai Rumah Sakit Pendidikan
sesuai dengan SK Menkes No. 502/Menkes/SK/IX/1991 yang memiliki visi
sebagai pusat unggulan pelayanan kesehatan dan pendidikan juga merupakan
pusat rujukan kesehatan untuk wilayah pembangunan A yang meliputi Provinsi
Sumatera Utara, Aceh, Sumatera Barat dan Riau. Lokasinya dibangun di atas
tanah seluas kurang lebih 10 Ha dan terletak di Jalan Bunga Lau No. 17 Km 12
Kecamatan Medan Tuntungan, Kotamadya Medan, Provinsi Sumatera Utara.
RSUP Haji Adam Malik Medan memiliki fasilitas pelayanan yang terdiri dari
pelayanan medis (instalasi rawat jalan, rawat inap, perawatan intensif, gawat
darurat, bedah pusat, hemodialisa), pelayanan penunjang medis (instalasi
diagnostik terpadu, patologi klinik, patologi anatomi, radiologi, rehabilitasi medis,
kardiovaskular, mikrobiologi), pelayanan penunjang non medis (instalasi gizi,
farmasi, Central Sterilizatio Supply Depart (CSSD), bioelektrik medik,
Penyuluhan Kesehatan Masyarakat Rumah Sakit (PKMRS), dan pelayanan
non-medis (instalasi tata usaha pasien, teknik sipil pemulasaraan jenazah).
Bagian rekam medis terletak di lantai dasar tepat di belakang poliklinik Obstetri
Ginekologi RSUP Haji Adam Malik Medan.
5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden
Sampel pada penelitian ini sebanyak 76 sampel, 38 sampel kasus dan 38 sampel
kontrol. Sampel kasus adalah semua bayi yang lahir kurang bulan yang ada di
Divisi Perinatologi RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 Januari 2012 hingga
22
31 Desember 2012 yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Sementara
sampel kontrol adalah semua bayi yang lahir cukup bulan di Divisi Perinatologi
RSUP Haji Adam Malik Medan periode 1 januari 2012 hingga 31 Desember 2012
yang telah memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Untuk memperoleh gambaran distribusi atau besarnya proporsi variable-variabel
yang diteliti, dilakukan analisis univariat dengan menggunakan tabel distribusi
frekuensi. Analisis ini dilakukan dengan cara mendistribusikan frekuensi subjek
penelitian ke dalam variabel-variabel yang diamati untuk menilai kesebandingan
karakteristik yang diteliti antara kasus dan kontrol.
Sebaran frekwensi jenis kelamin dan usia gestasi pada bayi penderita penyakit
jantung bawaan dengan bayi tanpa penyakit jantung bawaan dari 76 sampel yang
diteliti, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 5.1 Distribusi Frekwensi Sampel berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frekwensi %
Laki-laki 40 52.6
Perempuan 36 47.4
Total 76 100
Berdasarkan tabel disribusi frekwensi sampel berdasarkan jenis kelamin,
mayoritas sampel, yaitu sebesar 52,6 % sampel berjenis kelamin laki-laki,
sedangkan 47,4% sampel berjenis kelamin perempuan.
Tabel 5.2 Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan
Diagnosis Frekwensi %
PJB 15 19.7
Non PJB 61 80.3
Total 76 100
Gambar 5.1 Distribusi Frekwensi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel yang diambil, terdapat
bayi dengan PJB sebanyak 19,7% dan bayi tanpa PJB sebanyak 80,3%. Distribusi
Penyakit Jantung Bawaan berdasarkan jenisnya pada sampel dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 5.3 Distribusi Kejadian Penyakit Jantung Bawaan berdasarkan Jenisnya
Peny. Jantung Bawaan Frekwensi %
Asianotik 11 73.3
Sianotik 4 26.7
Total 15 100
Dari tabel di atas, dapat dilihat bahwa dari seluruh sampel yang diambil, terdapat
bayi dengan PJB sebanyak 73.3% merupakan PJB Asianotik dan 26.7%
merupakan PJB sianotik.
5.1.3 Analisis Bivariat
Analisis bivariat bertujuan untuk mengetahui kemaknaan hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen. Analisis ini disajikan dengan
menggunakan analisis statistik uji Chi Square (X2) untuk hipotesis pada tingkat
kepercayaan CI 95% (α=0.05) .
24
5.1.4 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan
Dari hasil penelitian ini, jumlah sampel dengan penyakit jantung bawaan adalah
sebesar 19.7% yang didominasi oleh sampel bayi dengan usia gestasi kurang
bulan (15.8%).
Tabel 5.4 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan
UsiaGestasi Penyakit Jantung Bawaan Total p Value
PJB % Non
PJB
% F %
Kurang Bulan 12 15.8 26 34.2 38 50
0.009
Cukup Bulan 3 3.9 35 46.1 38 50
Total 15 19.7 61 80.3 76 100
Gambar 5.2 Hubungan antara Bayi Lahir Kurang Bulan dengan Penyakit Jantung Bawaan
Berdasarkan tabel hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit
jantung bawaan, didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan
dengan nilai pearson chi square 0.009 (p<0.05).
5.2 Pembahasan
Berdasarkan tabel dan grafik distrisbusi sampel berdasarkan jenis kelamin di
RSUP H. Adam Malik Medan, mayoritas sampel berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 52.7% dan sisanya yaitu berjenis kelamin perempuan sebanyak 47.4%.
Dari penelitian ini didapati bahwasanya, bayi lahir kurang bulan juga terlahir
dengan berat badan lahir rendah. Ini dikarenakan sulit untuk memisahkan secara
sempurna faktor-faktor yang terkait dengan prematuritas dari faktor-faktor yang
terkait dengan pertumbuhan janin terhambat. Ada korelasi yang positif kuat antara
kelahiran premature maupun PJT dengan status sosioekonomi yang rendah. Hal
ini juga telah disebutkan Kligman (2011) dalam Nelson Textbook of Pediatric.
Berdasarkan tabel dan grafik distribusi frekwensi kejadian penyakit jantung
bawaan di RSUP H. Adam Malik Medan, didapatkan hasil bahwa sebesar 19.7%
sampel menderita penyakit jantung bawaan, dan sisanya yaitu sebanyak 80.3%
sampel tidak menderita penyakit jantung bawaan. Dari 15 sampel yang menderita
penyakit jantung bawaan, 73.3% diantaranya menderita penyakit jantung bawaan
asianotik. Hal ini sesuai dengan penelitian sebelumnya, yang disebutkan dalam
Buku Ajar Kardiologi Anak, dimana dari 3602 pasien baru yang diperiksa selama
10 tahun (1983-1992) yang di lakukan di poliklinik Kadiologi Ilmu Kesehatan
Anak FK UI/RSCM dijumpai 2901 penderita PJB. Berdasarakan tipe PJB, PJB
asianotik merupakan jenis yang terbanyak yaitu 1602 kasus (76,7%)
(Sastroasmoro, 1994)
Berdasarkan tabel hubungan antara bayi lahir kurang bulan dengan penyakit
jantung bawaan, didapati adanya hubungan yang signifikan yang ditunjukkan
dengan nilai pearson chi square 0.009 (p<0.05). Hal ini sesuai dengan penelitian
26
sebelumnya, yang disebutkan dalam jurnal preterm birth and congenital heart
defects,dimana bayi lahir kurang bulan menjadi risiko untuk terjadinya penyakit
jantung bawaan pada beberapa kategori.
Kurang perhatian terhadap jantung bawaan menjadi salah satu persoalan dalam
penanganan anak dengan PJB di Indonesia, selain biaya perawatan yang mahal,
kurangnya fasilitas, dan dukungan finansial yang terbatas. Hal ini dapat
disebabkan karena kurangnya pengetahuan orang tua, pendidikan rendah, dan
lingkungan yang tidak mendukung (Rahajoe, 2007).
Penelitian di Amerika Serikat menyatakan bahwa setiap tahun sedikitnya 35.000
bayi menderita kelainan ini dan 90% di antaranya dapat meninggal bila di tahun
pertama kehidupan bayi tidak dilakukan perawatan yang adekuat. Menurut
Children Heart Foundation dalam Judarwanto (2012), pada setiap tahun sebanyak
1.000.000 bayi di seluruh dunia lahir dengan penyakit jantung bawaan. Sekitar
100.000 diantaranya tidak akan dapat melewati tahun pertama kehidupannya, dan
ribuan bayi lainnya akan meninggal sebelum mencapai usia dewasa. Keadaan ini
seringkali tidak disadari oleh masyarakat awam, sehingga angka kematian
anak-anak yang disebabkan oleh penyakit jantung ini terus meningkat.
Pada penelitian ini, peneliti tidak mengklasifiasikan jenis penyakit jantung
bawaan terhadap sampel yang diteliti. Peneliti juga tidak mengklasifikasikan
penyebab kelahiran prematur, faktor-faktor pada bayi, dan faktor-faktor pada ibu
sehingga tidak dapat ditemukan adanya hubungan dari berbagai faktor tersebut
terhadap kelahiran prematur, dan kaitannya dengan penyakit jantung bawaan.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian selanjutnya yang dapat melengkapi
penelitian ini.
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1Kesimpulan
Terdapat hubungan yang signifikan antara bayi lahir kurang bulan
dengan kejadian penyakit jantung bawaan, yang ditunjukkan
dengan nilai pearson chi square (X2) sebesar 0.009 (p<0.05)..
6.2 Saran
1. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peneliti menyarankan ibu
hamil untuk lebih sering memeriksakan kandungannya ke pusat
kesehatan terdekat untuk mengurangi resiko terjadinya kelahiran
kurang bulan dan penyakit kongenital lainnya.
2. Diperlukan edukasi yang menyeluruh kepada ibu hamil baik oleh
pihak Puskesmas, Dinas Kesehatan, Pemerintah Kota Medan, dan
pihak – pihak terkait.
3. Edukasi yang menyeluruh akan meningkatkan kesadaran ibu hamil
akan pentingnya antenatal care pada usia hamil sehingga
kesehatan kehamilan dan pencegahan terhadap kecacatan pada bayi
dapat diturunkan.
4. Perlunya peran keluarga untuk lebih serius dalam menanggapi
kasus ini agar pencegahan primer dapat terlaksana dengan baik.
5. Bagi peneliti diharapkan dapat menerapkan dan memanfaatkan
ilmu yang didapat selama pendidikan dan menambah pengetahuan
dan pengalaman dalam membuat penelitian ilmiah. Serta
menambah pengetahuan peneliti tentang Penyakit Jantung Bawaan
dan pencegahannya.
28
DAFTAR PUSTAKA
Aaronson, P. I. & Ward, J. P., 2008. The Cardiovascular System at a Glance. 3rd ed. New Jersey: Wiley-Blackwell.
Artana, I. W. D., 2012. Luaran Bayi Kurang Bulan Late Preterm.
Bernstein, D., 2011. Nelson Textbook of Pediatric. 19th ed. Philadelphia: Saunders Company.
Bhimji, S., 2013. Tetralogy of Fallot. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/2035949-overview [Accessed May 2013].
Charpie, J. R., 2013. Transposition of the Great Arteries. [Online] Available at: http://emedicine.medscape.com/article/900574-overview [Accessed May 2013].
Crump, C., Sundquist, K. & Sundquist, J., 2011. Prematurity and Mortality in Childhood and Early Adulthood. Journal of American Medical Association.
Damanik, S. M., 2008. Neonatologi. Jakarta: Universitas Indonesia.
Dhania, 2009. Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Orang Tua Tentang PJB Dengan Optimisme Tentang Kesehatan Anak Mereka.
Fachri, D., 2007. Upaya Medis yang Dapat di Kerjakan pada Penyakit Jantung Bawaan. [Online]
Available at:
http://www.pjnhk.go.id/index2.php?option=com_content&do_pdf=1&id=21 [Accessed May 2013].
BIBLIOGRAPHY \l 1033 Habibie, Y. A., 2013. Apa itu penyakit jantung bawaan?. [Online]
Available at: http://atjeh.co/read/2013/05/27/53261/18/18/Apa-Itu-Penyakit-Jantung-Bawaan
[Accessed Juli 2013].
Harimurti, G., 1996. Penelitian Penyakit Jantung Bawaan Pada Bayi Baru Lahir di Beberapa Rumah Sakit di Indonesia. litbang.depkes.go.id.
Indriwanto, S., 2009. Standar Pelayanan Medik atau SPM Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita. 3rd ed. Jakarta: RS Jantung Harapan Kita.
Judarwanto, W., 2012. 5 Penyakit Jantung Bawaan dan Pencegahannya. [Online] Available at:
http://health.kompas.com/read/2012/12/24/17204326/5.Penyakit.Jantung.Bawaan. dan.Pencegahannya
[Accessed Juli 2013].
Kim, L. K., 2012. Patent Ductus Arteriosus. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/891096-overview [Accessed May 2013].
Kliegman, R. M., 2011. Nelson Textbook of Pediatric. 19 ed. Philadelphia: Saunders Company.
Lass, E. et al., 2012. Preterm Birth and Congenital Heart Defects: A Population-based Study. Journal of the American Academy of Pediatrics.
Markham, L. W., 2012. Atrial Septal Defect. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/162914-overview [Accessed May 2013].
Poulsen, G., 2009. Recurrence of Congenital Heart Defects in Families. [Online] Available at: http://circ.ahajournals.org/content/120/4/295.full
[Accessed May 2013].
Prasodo, A. M., 1994. Penyakit Jantung Bawaan Sianotik. In: Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Binarupa Aksara, pp. 234-277.
Rahajoe, A. U., 2007. Management of Patients with Congenitally Malformed Hearts in Indonesia. Jakarta: Cardi.
Ramaswamy, P., 2013. Ventricular Septal Defect. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/892980-overview [Accessed May 2013].
Rao, P. S., 2012. Coarctation of the Aorta. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/895502-overview [Accessed May 2013].
Ren, X., 2012. Pulmonic Stenosis. [Online]
Available at: http://emedicine.medscape.com/article/157737-overview [Accessed May 2013].
Roebiono, P. S., 2003. Diagnosis & Tata Laksana Penyakit Jantung Bawaan. s.l.:s.n.
30
Sani, M. U., Mukhtar-Yola, M. & Karaye, K. M., 2007. Spectrum of Congenital Heart Disease in Tropical Environment : an Echocardiography Study. J Natl Med Assoc, pp. 665-669.
Sastroasmoro, S., 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Binarupa Aksara.
Soeroso , S. & Sastrosoebroto, H., 1994. Buku Ajar Kardiologi Anak. Jakarta: Binarupa Aksara.
Tank, S., Malik, S. & Joshi, S., 2004. Epidemiology of Congenital Heart Disease among Hospitalised Patient. [Online]
Available at:
http://www.bhj.org/journal/2004_4602_april/html/epidemiology_144.htm. [Accessed May 2013].
WHO, 2012. Preterm Birth. [Online]
Available at: http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs363/en/ [Accessed May 2013].
Widyantoro, B., 2009. Penyakit Jantung Bawaan : Haruskah Selalu Berakhir di Ujung Pisau Bedah. [Online]
Available at: http://io.ppijepang.org/article.php?id=157 [Accessed May 2013].
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Indhi Vavirya Mestika
Tempat/Tanggal Lahir : Medan / 1 Juli 1993
Agama : Islam
Alamat : Jalan Balam no. 8, Kelurahan Sei Sikambing B,
Kecamatan Medan Sunggal, Medan
Riwayat Pendidikan :
1. TK Aysiah Bustanul Afhal Binjai (1997 – 1998) 2. Sekolah Dasar Swasta Tunas Pelita Binjai (1998-1999)
3. Sekolah Dasar Swasta Ikal Medan (199-2004)
4. Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Medan (2004 – 2007)
5. Sekolah Menengah Atas Negeri 1 Medan (2007 – 2010) 6. Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara (2010
– sekarang)
Riwayat Organisasi :
1. Sekretaris Sanggar Seni SMANSA, SMA Negeri 1
Medan (2008-2009) FOTO
3x4
32
2. Ketua Departemen Bakti Sosial, Social Science Club
SMA Negeri 1 Medan (2008-2009)
3. Anggota bidang Perguruan Tinggi Kemahasiswaan dan
Kepemudaan (PTKP) HMI Komisariat FK USU
(2010-2011)
Surat Izin Penelitian
34
LAMPIRAN 4 Data Induk
No. MR Usia Gestasi Jenis Kelamin BBL Diagnosis Kriteria
36
LAMPIRAN 5
Tabel Statistik SPSS 17.0
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Perempuan 36 47.4 47.4 47.4
Laki-laki 40 52.6 52.6 100.0
Total 76 100.0 100.0
Diagnosis
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Non PJB 61 80.3 80.3 80.3
PJB 15 19.7 19.7 100.0
Total 76 100.0 100.0
PJB
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak PJB 61 80.3 80.3 80.3
PJB Asianotik 11 14.5 14.5 94.7
PJB Sianotik 4 5.3 5.3 100.0
Total 76 100.0 100.0
Gestasional
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Continuity Correctionb 5.316 1 .021
Likelihood Ratio 7.115 1 .008
Fisher's Exact Test .019 .010
N of Valid Cases 76
a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7.50.
b. Computed only for a 2x2 table