• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH PENDEKATAN PENGAJARAN DAN KEMAMPUAN KOSA KATA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 2 SLTP NEGERI 14 MEDAN.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH PENDEKATAN PENGAJARAN DAN KEMAMPUAN KOSA KATA TERHADAP HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA SISWA KELAS 2 SLTP NEGERI 14 MEDAN."

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

(

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan yang senantiasa memberikan taufik dan hidayahNya kepada penulis sehingga akhimya tesis ini dapat terwujud. Selesainya laporan penelitian hingga penulisan tesis ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan melalui kata pengantar ini penulis menyampaikan banyak terimakasih kepada Bapak Prof. Dr. Abdul Muin Sibuea, M.Pd dan Bapak Dr. Harun Sitompul, M.Pd, selaku dosen pembimbing yang telah banyak memberikan bimbingan dan petunjuk yang cukup berarti sehingga tesis ini dapat selesai.

Terimakasih juga penulis ucapkan kepada nara sumber, Dr. Efendi Napitupulu, M.Pd, Dr. Abdul Hamid. K., M.Pd. , Dr. M. Badiran, M.Pd. dan Dr. Julaga Situmorang, M.Pd., yang telah memberikan masukan yang begitu berarti terhadap penyempumaan tesis ini baik dari scgi teori, penulisan maupun

metodologinya, sehingga tesi~ ini dapat menjadi tesis yang baik dan berguna dalam

pembangunan ilmu pembelajaran yang efektif.

Penulis juga mengucapkan terimakasih kepada Dra. Rosdiana Pasaribu dan Kasmah br. Rcgar S.Pd., sclaku guru yang melakukan perlakuan dalam penehtian ini . Selain itu terimakaslh kcpada Bapak Drs. Syahrial, M.Pd. sebagai Kepala Sekolah SLTP Negcri \4 Medan yang telah memberikan izin dan keleluasaan pada penulis

WJtuk melakukan penelltian k~ada siswa-siswi di b ~ w~ h pengawasannya.

Kemudian terimakasih kepada Bapak dan lbu dosen PPs UNIMED u ~u rnnya

dan Bapak dan lbu dosen Prodi Teknologi khususnya yang selama ini telah memberikan ilmu pengctahuan yang luas dan mendalam bagi penulis, sehingga bcrmanfaat bagi peningkatan ilmu pengetahuan khususnya dalam teknologi

pendidikan. Khusus kepada Bapak Dr. Khairil Ansari, M.Pd., dan Dr. Berlin Sibarani

M.Pd--:- selaku dosen FI3S bahasa yang telah menyempumakan dan melayakkan rancangan pcmbelajaran yang penulis lakukan.

Ucapan terimakasih dan penghargaan yang dalam dan rasa haru yang tidak

I

terhingga kepada yang tercinta kedua orang tua saya yaitu N. Sibarani dan R Hutapea

)

(2)

yang telah membesarkan dan mendidik penulis sejak dari kandungan hingga seperti saat ini. Terimakasih pula kepada seluruh keluarga yang telah rnemotivasi dan mendoakan penulis hingga sehat dan dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Khusus kepada adikku tersayang Monahsa br Padang yang te\ah ikut berjuang dan sumber insvirasi bagi penulis dalam pembuatan tesis ini.

Akhimya kepada semua pihak yang mempunyai peran di dalam penyelesaian pendidikan hingga penyelesaian tesis ini dan tidak mungkin disebutkan satu persatu, pcnulis ucapkan terimakasih yang tidak terhingga sernoga bantuan yang telah diberikan menjadi amal yang akan mendapat balasan yang lebih baik dari Tuhan (Amin).

Medan, 11 September 2005 Penulis

(3)

ABSTRAK

Antoni Sibarani. Pengaruh Pendekatana Pengajaran dan Kemampuan Kosakata Terhadap Hasil Belajar Bahasa Indonesia SLTP Negeri 14 Medan. Tcsis. Program Pascasarjana UNIMED. 2004.

Penelitian ini bertujuan untuk mcngetahui ( 1) Perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia yang diajar dengan pcndektan pengajaran komunikaitif dan pcndekatan pengajaran struktural. (2) Perbedaan hasi l belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki kcmampuan kosakata tinggi jika diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif dan pendekatan pengajaran struktural. (3) Perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang memilik:i kemampuan kosakata rendah bila diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif dan pendekatan pengajran struktural. Hipotesis

dalam penelitian lni adalah ( 1) Hasil bela jar bahasa Indonesia siswa yang diajar

dcngan pedekatan pengajaran komunikatif berbeda secara signifikan dari yang diaj ar dengan pedekatan pcngajaran struktural (2) Hasil belajar bahasa lndonesia siswa yang memiliki kemampuan kosakata tinggi jika diajar dengan pendckatan pengajran komunikatif lebih tinggi, secara signifikan dari pada diajar dengan mcnggunakan pendekatan pengajran struktural (3) l·lasil belajar bahasa fndonesia siswa yang kcmampuan kosakatanya rcndah bila diajar dengan pendekatan pcngajaran struktural lebih tinggi secara signifikan dari pada diaj ar dengan pendekatan pengajran komuni:katif.

Penelitian m1 dilaksanakan di SLTP Negeri 14 Mcdan. Metode yang

digunakan dalam pcnelitian ini adalah eksperimcn dcsain blok 2x2 dan sampel berjumlah 56 siswa yang pcngambilannya dilakuan dengan tcknik cluster random sampling. Instrumcn pcnelitian hasil belajar bahasa Indonesia menggunakan tes

berbentuk pilihan herganda dcngan empat altematif j awaban. Untuk

mengejompokkan kemampuan kosakata siswa scbagai kemampuan awal siswa perlu di pertimbangkan, maka digunakan tes kcmampuan kosakata siswa yang herjumlah 32 butir soal dengan reliabilitas 0,92.

)

(4)

(

(

(

Teknik analisis data yang digunakan adalah ANA VA dua jalur pada taraf

signitikan <X= 5%. Pengujian hipotesis dengan ANA VA 2x2 menggambarkan bahwa

( l) Secara keseluruhan tidak ada perbedaan yang signifikan an tara hasil belajar bahasa .Indonesia yang diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif dan

pendekatan pengajaran struktural. (Q1 = 2,67 <

Q

(55 : 0,05) = 3,75. (2) Rata-rata

hasil bclajar bahasa Indonesia siswa yang kemampuan kosakatanya tinggi menunjukkan pcrbedaan yang signitikan antara siswa yang diajar dengan pendckatan

pengajaran komunikatif dan pendekatan pengajaran strul..1ural. (Q2

=

6,5 1 >

Q

(55 :

0,05) =- 3,75. (3) Rata-rata hasil belajar bahasa Indonesia yang memiliki kemampuan kosakata rendah menunjukkan perbedaan yang signifikan antara siswa yang diajar dcngan pendekatan pengajaran struktural dan siswa y(;ng dlajar dengan pendekatan

pengajaran komunikati f. Q5 = 2,74 <(55 : 0,05) = 3,75.

Dengan uji Tuckey diperoleh hasil bahwa : ( 1) Dari rata-rata hasil belajar

bahasa Indonesia secara kescluruhan pendekatan pengajaran komunikatif lebih baik

dari pendekatan pengajaran ~ truktural , hal ini ter!.Yi rata-rata skor untuk- teknik

pcndekatan pcngajaran .komunikatif 33,39 dan teknik pendekatan struktural 33,92 telapi hasil uji statistik ini tidak berarti secara signitikan sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil bel ajar bahasa Indonesia dengan pendekatan pengajaran komunikatif dan pcndekatan pengajaran struktural tidak berbeda secara signifikan pada siswa SL TP

NegerU 4 Medan. (2) Siswa yang diajar dengan pendekata n pengajaran l<omunikatif

Jebih baik hasil belajamya pada siswa yang diajar dengan pendekatan pengajaran

struktural bagi siswa yang kemampuan kosakatanya tinggi. (3) Siswa yang

kemampuan kosakatanya rendah akan lebih tinggi hasil belajamya ] ika diajar dengan pendekatan pengajaran struktural dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif.

)

)

)

(5)

(

ABSTRACT

Antoni Sibarani. The Effect Of learning Approach And Vocabulary Ability On Students' Learning Achievement in Indonesian Subject Of Sl.TP Negeri 14 Medan. Thesis. Post Graduate Program OfMedan State University. 2004.

The study is aimed to find out (1 ). the difference between Indonesian teaming

achievement of student taught by communicative and structural approach. (2) the difference of students' learning achievement in Indonesian who have low vocabulary ability taught by communicative and structural approach.(3)the difference of students' learning achievement in Indonesian who have low vocabulary ablitiy taught by communicative and structural approach. Hypothesis of this research ar (1) student' s learning achievement taught by communicative learning approach is significantly different from those who taught by structural learning approach. (2)

students' teaming achivement who have high vocabulary ability if taught by

communicative learning apQrQ_ach is signiticatly higher than taught by using

strucutural learning approach. (3) student' s learning achievement who have low

vocabulary ability if taught by structural learning approach is significantly higher

than taught by communicative learning approach.

The research was conducted at SL TP Ncgcri \4 Medan. Quasi experiment method is used ,.,.ith 2x2 block design and sample of population were 56 students icon

by cluster random sampling. lnstrument used far - nak ing .Indonesian leaming

achievement was multiple choice test which has four options. To classifiy the students' vocabulary ability as students' base ability needs to be consider, thus vocabulary ability test is used with 32 items and reliability 0,92J data were analyzed

using two way Anava with <X = 5 % level of significance. The result of hypothesis

testtld show that. (! ) In general, there is no s~ niticantly di fferencc betcween

--students' learning achievement taught by communicative learning approach and

structural learning approach (Q1 ~~ 2,67 < Q (55 : 0,05) ~ 3,75. (2) The average

l ndonesian learning achievement of student who have high vocabulary ability taught

)

(6)

by communicative 1s sihrmtlcanly difTerent than those who taught by structural

learning approach (Q2 = 6,51 >

Q

(55 : 0,05) = 3,75. (3) The average Indonesian

learning achievement of student who have low vocabulary ability taught by structural is significantly different than those who taught by communicative learning approach

Q

1 = 2,74 <(55 : 0,05) = 3,75. The average score of Indonesian learning achivement

of student tested \vith Tuckey are. (l) From the whole average Indonesian learning achievement, communicative learning approach gave better result than structural learning approach. It was proven by the average score of communicative approach

35,39 ~~ le 33,92 for structural approach but taught statistical testing this-different is

not significant, so it can be concluded that students' learning achievement in

lndonesia subject of SL TP Negeri 14 Medan taught by communicative learning

approach and structural learning approach is not significantly different. (2) Students

who thaught by communicative learning approach showed better result than those

who have high vocabulary ablity taught by structural learning approach. (3) Students

who have low vocabulary ability showed better result-if they taught by structural

(7)

DAFTAR 1S1

Halaman

1\BSTRAK ··· · ··· .. ... .. ... ... ... . .. .. ... . ... . ... .

:~~:~:~~;,:;

~ ~~;;;s.

, /

z;;;~~;

r.j .... ,

/.r.J

~ ~;

DAFTAR 1Sl . ... ... _:,;; .. ... ... .

~ -- ,.,.f

...

··· ~ ··

r;··

vii

OAHAR TABEL . , ... . . . . ...

·· ·· ~/\~

.. .. ... ...

~) -· ~ -- ·

x1

DAFTAR LAMPIRAN ..

(;~~-;..;~Q

7

...

\(_ .(;~,~

-~o · '? · ··

...

xiii

DAFTAR GAMBAR .... ... ··-=-- ··· ·- ~ - -··· XIV

BABlPENDAHULUAN

~

.

/;..~f!.s

~

NEc~'SI)\.

4f!.s

NEe~

:>:;:

0

( A Latar Belakang Masalah ..

-- ~~Y('i~·

-·· · · ··

...

~

..

;~5'{$'~

1

~, ~

:, B. ldentifikasi Masalah .... .. . ... L ... ...•.. . . . .. ... .. 10 ~

C. Pembatasan Masalah ...

-~ -J.l

..

~ ---· ·

... .

~ .H -~ ....

11 ;

~

Rumusan Masalah ....

;·:.:.'0l;/-.. \.'\:.:.. .

.;.;ititi.\:.:,;5./ ...

~

0

.. , 12

F T. P 1· . ~ -~- 12

~ . ujuan ene ltl~n ... · :~ · .. .. ... ~ .. ~ -~ ... . ... .

F Manfaat Pencht1an. . ... . .. .. .... .. . . .... .. . . .

,4

13

BAB II KERANGKA TEORI, KERANGKA BERFl!KIR, DAN v

l

(!

\"n'

:EN;;~:;:,:POTESIS

>:/

\~

:1

\~

IS

~

-

1. Hakikat Hast! Bclajar Bahasa Indonesia ...

--

__

~ -~

_.

.. -... ... ... 15

2. Hakikat Pendekatan Pcngajaran ... ... ...

7

. - f9

a. Pendekatan Komunikat.if ...

~~

...

-~~~~

. .... ..

/ . ~~ -

21

't,){$"

]). Pendekatan Struktural ... ~ ... .. ... ... ... ... 26

3. Hakikat Penguasaan Kosakata . .. .... ... ... ... .

:..H

..

~ .. . ...

29

8. Penclitian Yang Relcvan . .. ...

~

.. /. ....

~ .... ..

36

"IVIME-:.,.1' (J

Kerangka Berpikir-:-:-:-... .. ... ~ ... ... ... ....

_ :1.9

1. Pcrbedaan Pengaruh Pendektan Komunikatif dan Pengaruh

(8)

2. Perbedaan Hasil Belajar Siswa Yang Memiliki Kemampuan Kosakata Tinggi Dengan Siswa Yang Memiliki Kemampuan Kosakata Rendah

3. lnteraksi antara pendekatan pengajraan dengan kemampuan Kosa kata dalam mempengaruhi basil bel ajar bahasa Indonesia

1. Kemampuan Kosakata Untuk Kelompok Perlakuan Pendekatan Pengajaran Komunikatif ... .

2. Kcmampuan Kosakata Untuk Kelompok Perlakuan Pendekatan Pendckatan PengaJaran Struktural ... .

3. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Yang Diajarkan Dcngan

Pendekatan Pengajaran Komunikati f ... .

4. Hasil Bclajar Bahasa Indonesia Siswa Yang Dtajarkan Dengan

42

ll9

50

so

51

53

$4-55

56 59

60

62

62

63

(9)

5_ Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan Kosakata Tinggi Dengan Pendektan Pengajaran

Komunikatif --- _________________________________ __ 6_ 1:-lasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan

Kosakata Rendah Dengan Pendcktan Pengajaran

Komunikatif _________ ________ --- - ______ _ ···-···••"•" .. (

;:G).:

... .. . .

7_ Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan Kosakata Tinggi Dengan Pendektan Pengajaran

'

Cl

Struktuiral __ _ --- ________ _ _____ _ --- ______ _ j

8_ Hasil Bela jar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan Kosakata Rendah Dengan Pendektan Pengajaran

~fS

strukturat ____________ __ _ ----_--:--- ~ -- -- _________ __ _ - ~ - fr~ --

__

B. PengUJiafi Pcrsyaratan AnabslS ______ __ , __ ___ _ __ __ __ __ , __________ ____ '1.:

~:~:::"·:::~~~.~.

~LY

Pengujian

Hipot~sis

__________ : __

· _:-_ ·: ~

-a, Perbedaan Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa dengan

Perlakuan Pendekatan Pengajaran Komunikatif dan Perlakuan Pendekatan Pengajaran Struktural ____________ _____ _

Cl

66

74

74

.. Ti.

75

b_ Perbedaan Hasil Bel ajar Bahasa Indonesia An tara (, N 1M E. v

Perlakuan Pendckatan Pengajaran Komunikatif dan Perlak-uan Pengajaran Struktural Dengan Kemampuan Tinggi ________ __ --- --- --- - --

---c_ Pcrbedaan Hasil Belajar Bahasa 1ndonesia Antara Perlakuan Pendckatan Pengajaran Komunikatif dan

Perlakuan ~engajaran Struktural Dengan Kemampuan

Rendah ____ _

Deskripsi llasil Penelitian __

(10)

4. Pembahasan Penelitian .. .

5. Keterbatasan Penelitian ... ..

BAB V KES!MPULAN, IMPUKASI DAN SARAN

A.

B.

C. Saran ..

DAFTAR PUSTAKA LAMP! RAN

I

81

85

87

(11)

DAI'TAR TABEL

Halaman Tabel

1. Perbedaan Pendekatan KomunikatifDan Pendckatan Struktural Dalam

Kegiatan Pembelajaran ... _. ... ... ... 41

2. Perbandingan Pendekatan Pengajaran Dari Kelompok Siwa Dengan

K~mampuan Kosakata Tinggi . .. .. . . . .. \ " ; ···· ... ~/ · - ~ ··

3. Stswa Dengan Kemampuan Kosakata ... ,

7

... .

4. Rancangan Eksperimcn Desain Blok 2x2 . ... ..

Y~

.' - ~ ."?~

... ... .

~

5. Kisi-kisi Tes Hasil Belajar Bahasa Indonesia .... ~ ... .

6. Kisi-kisi Tes Kemampuan Kosakata ....

··· ····- ~ ·-··· · -~ -~~ ---···

.(

7. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kosakf ta Untuk Kelompok Perlakuan Pendekatan Pengajaran Komunikatif ... ... .... , .. . 8. Distribusi Frekuensi Kemampuan Kosakata Untuk Kelompok Perlakuan Pendekatan Pengajaran Struktt!Tal ... .

~

9. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Dengan

~

Perlakuan Pendekatan Pengajaran Komunikatif ... .. 10 Distribusi Frektiensi Hasil Bela jar Bahasa indonesia Siswa Dengan

Perlakuan Pendekatan Pengajaran Struktural ... .. 11. Distribusi Frekuensi Hasil Bela jar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok

Kemampuan Kosaka:ta Tinggi Dengan Pendekatan Pengajaran Komunikatif ... .

12. Distribusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan Kosakata Rendah Dengan Pendekatan Pengajaran Komunikatif ... ... .. .

13. Distfibusi Frekuensi Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan Kosakata Tinggi Dengan Pendeketan Pengajaran Struktural ... . .

14. Distribusi Frckuensi 1-lasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok

[image:11.612.131.495.96.687.2]
(12)

Kemampuan Kosakata Rcndah Dengan Pcndeketan Pengajaran Struktural ... .

15. Rangkuman Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Kelompok Kemampuan Kosakata Tinggi Dan Rendah Dengan Perlakuan Pcndekatan Pengajaran

KomunikatifDan Pendckatan Pengajaran Struktural ... .

16. Rangkuman Hasil Pengujian Normalitas Hasil Bela jar Bahasan /

~

.

r~

lndonesta. ... ... ... ... .... .. ... . . ... ... / .. ':':". .. .

17. Homogenitas Sampel Hasil Belajar Bahasa Indonesia ...

~

....

\? ..

72

73

74

75 18. Dat!_l.!:!,duk Hasil Belajar Bahasa Indonesia Pada Masing-Masing Kelompok

Yang Dibandingkan 76

19. Ringkasan Hasi1 ANA VA 2x2 Hasi1 Belajar Bahasa Indonesia Dengan

Uji 77

(13)

DAFT AR LAMPIRAN

Hamalan Lampi ran

Rumus Yang Digunakan dalam menganalisis Data Uji Coba lnstrumen Penehtian ... . ... . 8. Analisis Tingkat Kesukaran, Daya Pembeda Butir Soa1 dan Berfungsi

Tidaknya Pengecoh ... , ... ;; .. ..

9. Rencana Pembe1ajaran Pendekatan Pengajaran Komunikatif ... 0 .. ,

10. Renc ana Pembelajaran Pendckatan Struktura1 ... ~~ ... ..

11. Materi Pelajaran ... ...

~

..

~ -12 .!!1:':

... ... _,,,(:

·~... ~~

\

12. Rumus da1am Menganalis1s Data Penclit1an .. . .. ... ~ ... ~ .. ..

13 Hasil BelaJar Bahasa Indonesia Yang DiaJar Dengan Pendekatan Pengajaran Komunikatif dan Pendekatan Struktural Dengan Kemampuan

K _£ ~ kata ... , . . . .... ... ~ ... ..

14. Menguji Kesamaan Varians

---(

15. Hasil Belajar Bahasa Indonesia Siswa Yang Diajar Dengan Pendekatan Pengajaran Komunikatif ....

118

122 128 145 163 179

182

183

(14)

DAFTAR GAM BAR

Halaman Gam bar

1. Histogran Kemampuan Kosakata Untuk Kelompok Perlakuan pendekatan

Pengajaran Komunikatif ... ~ ... . 63

2. Histogran Kemampuan Kosakata Untuk Kelompok Perlakuan Pendekafan

Pengajaran Struktural . ... . . . .. . . . . . .

.f._ .. ... .

64

3. Histogran Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dcngan Perlakuan Pendckatan

Pen ~~ ran Komunikatif ... 65

4. Histogran Hasil Belajar Bahasa Indonesia Dengan Perlakuan Pendekatan

Pengajaran Struktura 1 ... ... .... •.. ... . ,. 67

:!!

I

5. Histogran Haisl Belajar Bahasa Indonesia Kelompok Kemampuan '

Kosakata Tinggi dengan Pcrlakuan Pendckatan Pengajaran

Komunikatif ... ... .

J

6. Histowan Haisl Belajar Bahasa Indonesia Kelompok Kemampuan Kosakata Rendah dengan Perlakuan Pendckatan Pengajaran

Komunikatif ... . . ... ... ... - - -··· · · · ~ u ~

7. Histogran Haist Belajar Bahasa Indonesia Kelompok Kemampuan

Kosakata Tinggi dengan Perlakuan Pendekatan Pengajaran

I

Struktural ... ... ... __ .... .

(15)

BAB I

PENDAHlJLlJAN

A.

Latar Belakang Masalah

/. t;' Keunikan man usia sebenamya bukanlah terletak pada kemampuan

berpikimya rnelainkan tcrletak pada kernampuan berbahasanya, Sumantri, (2000).

Goody (1977) juga berpendapat bahwa kemampuan berbahasalah yang telah

memungRinkan bcrkembangnya filsafat, ilmu pengetahuan, dan kesusastraan di

dahm kebudayaan-kebudayaan itu. Demikian juga halnya dengan bahasa Indonesia.

Bagi rnasyarakat Indonesia bahasa Indonesia rnempunyai arti yang sangat hakiki,

yakni bahasa Indonesia berfungsi sebagai pemersatu di antara suku-suku yang

beragam- dan daerah yang luas yang berbeda adat, tradisi, dan bahasanya. Di

tengah-tengah perbedaan dan keragaman inilah bahasa Indonesia hadir sebagai pemersatu.

Bahasa Indonesia sebagai alat komunikasi resmi di dalam wadah pemerintahan dan

juga dalam wadah pendidikan. Hal ini tercantum dalam Undang-undang Dasar tahun

1945 Bab XV Pasal 36, berbunyi; Bahasa negara adalah bahasa Indonesia )'ang

berfungsi sebagai alat komunikasi umum maupun sebagai bahasa pengantar dalam

dunia pendidikan.

? Dengan pentingnya bahasa, manusia sejak purbakala telah belajar bahasa,

khususnya di dalam keluarga yang diperlukan untuk berkomunikasi dcngan orang

--

--

--

--sekelilingnya. artinya untuk dapat hidup scbagai mahluk yang bermasyarakat atau

(16)

dikatakan "guru" dalam arti yang lazim, sehingga proses itu tidak boleh dikatakan

"mengajar" atau mengetahui bahasa, tidak selalu, bahkan sering tidak melibatkan

pengajar, yang harus ada dalam keadaan belajar bahasa seperti ini adalah (I)

keperluan belajar atau memperoleh suatu sistem komunikasi (bahasa), (2) ada tersedia

contoh atau model komunikasi itu.

1

=

Di Indonesia pembelajaran bahasa Indonesia sudah d,iperlakukan sedini

mungkin yakni mulai dari pendidikan Taman Kanak-kanak (TK) sampai dengan

kejenjang-yang lebih tinggi yaknrPerguruan Tinggi (P'ft Di tingkat SLTP misalnya,

pembelajaran bahasa )ndonesia dilakukan enam kali (6 x) pertemuan dalam satu

Minggu. Melihat banyaknya jam pembelajaran di sekolah dan dipergunakannya

bahasa Indonesia dalam komunikasi sehari-hari maka sudah sewajamya basil belajar

bahasa- lndonesia mendapat nilai yang tinggi. 'fapi, meskipun banyak waktu

pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah namun dalam kenyataannya prestasi siswa

masih rendah, secara khusus hal ini tercermin pada hasil belajar siswa yang diukur

dengan nilai ebtanas mumi (NEM) atau ujian akhir nasional (UAN) pada jenjang

SLTP J:.!~er i 14 Medan. Dari_hasil pra survey dipenieh. data bahwa rata-rat!! .. .!lilai

UAN dari 1992-2003 adalah kurang yaitu dengan rentangan skor terendab 4,97 dan

tertinggi 6,39. Dengan rentangan skor di atas maka dapat disimpulkan bahwa basil

bela jar bahasa Indonesia khususnya dalam hal ini SL TP Negeri 14 Medan adalah

kurang.

~ Kurangnya hasil belajar bahasa Tndonesia dari data UAN yang diperoleh salah

(17)

diberikan. Padatnya materi yang akan diajarkan membuat pembelajar tidak

mempunyai kesempatan untuk mengulangi materi pelajaran yang dianggap sulit atau

kurang jelas dan membahas soal-soal yang berhubungan dengan materi pelajaran

yang telah diberikan. Rendahnya minat dan -prestasi belajar pada mata pelajaran

bahasa Indonesia salah sa1.u penyebabnya adalah terlalu banyaknya hafalan yang

membuat siswa bosan, kurangnya praktek \angsung akan pelajaran atau teori yang

diterima pada kehidupan sehari-hari. Suriasumantri (1986) berpendapat bahwa ada

)

dua pokok permasalahan yang melatar belakangi rendahnya mutu pendidikan di

Indonesia, yaitu: tertinggalnya Indonesia di bidang IPTEK, serta kurangnya

kemampuan siswa dalam memahami dan :menerapkan teori-teori yang mereka kuasai

dalam menghadapi masalah-masalah yang kongkrit, sebab titik pokok pengajaran

pada hafalan bukan pada pengertian dan aplikasi. Selanjutnya Roojakers (1993)

manyatakan bahwa kurikulum di Indonesia sangat padat, sehingga waktu yang

tersedia tidak mencukupi, dan untuk mengatasi permasalahan ini maka setiap bidang

studi, pokok bahasan dan sub pokok bahasan diuraikan berturut-turut dengan secepat

)

mungkjrtg. Tidak tersisa waJ..."tU bagi siswa untuk !!!tiatih kemampuannya. Siswa

dianggap sudah menguasai bahan, padahal penguasaan itu sebenamya sangat

( """ mendasar, yang sifatnya menghafal bukan dengan daya nalar.

~)

\ ., Pengem"im pendidikan sekarang ini adalah lulus ujian dengan nilai yang tinggi

dan itu m<:rupakan target daripada pcmbelajaran. Dengan adanya anggapan ini pada

diri pembelacilu otomatis semua yang diajarkan di sekolah harus berupa ilmu, maka

(18)

dan lain-lain yang merupakan serangkaian nama, istilah, yang harus dihafal sebagai

syarat lulus ujian. Dengan keberadaan ini pembelajar lebih sering mendominasi

proses belajar mengajar yang mwnbuat siswa merasa pada kegiatan pembelajaran

yang diterima.

/ Tujuan utama pengajaran bahasa dan sastra adalah agar s1swa dapat menerapkan

segala teori kebahasaan dan kesusastraan dalam tindak bahasa dan sa~.tra. Implikasi

dari tujuan utama 1erhadap ujian adalah (idealnya) porsi terbesar ujian pengajaran

bahasa adalah dalam tatanan keterampilan. Porsi ini harus mendapat perhatian yang

lebih besar dari dua bidang lainnya (kognitif dan afektif). Melalui ujian yang seperti

ini seseorang akan mengetahui apakah seorang siswa mampu berbahasa Indonesia

dan berapresiasi sastra secara baik dan benar. Seseorang akan mengetahui apakah

siswa memiliki ilmu dan setiap tindak bahasa dan sastra.yang dilakukannya. ~

/ Dari pengamatan peneliti dan hasil diskusi dengan kebanyakan guru bahasa,

diperoleh informasi bahwa kenyataan yang selama ini terjadi di lapangan adalah ujian

pengajaran bahasa tidak selalu demikian, artinya masih banyak ujian pengajaran dan

sastra ln..Qonesia menitik beratkan pacta aspek ko ~ tif (pengetahuan). Porsi

pengetahuan di dalam ujian itu lebih besar daripada porsl keterampilan atau sikap.

lmplikasi ujian yang seperti itu adalah proses belajar mengajar (PBM) yang juga

menitik beratkan kepada aspek teori. Semua itu dilakukan untuk mengejar

ketereapaian materi agar siswa tidak kesulitan ketika menghadapi UAN. Hal ini

menjadi permasalahan yang menakutkan bagi keban)'akan guru bahasa kita. Mereka

(19)

PBM pada bidang teori tidaklah tepat dalam rangka melahirkan siswa yang terampil

berbahasa dan bersastra Indonesia. Hal ini bukan berarti teori tidak penting. Teori

juga penting, namun teori tidak akan ada artinya bila siswa tidak dibiasakan dengan

perilaku berbahasa dan bersastra, karena keterampilan akan lahir dari peristiwa

latihan yang berulang-ulang. f,fp

,

..

f"P

I :::

Banyaknya permasalahan yang mempengaruhi basil belajar siswa, baik yang

berasal dari luar diri siswa ataupun dari dalam diri siswa sendiri, menuntut

pembelajar untuk bekerja atau berpikir lebih keras lagi, tentang bagaiman mengatasi

masalah tersebut. Proses belajar mengajar merupakan inti dari proses pendidikan dan

secara keseluruhan guru adalah pemegang kendalinya. Rendahnya hasil belajar

bahasa Indonesia, tentu disebabkan oleh berbagai faktor yang tentunya sating

berkaitan. Dalam keterkaitan itu pembelajar sebagai perancang pembelajaran harus

melihat berbagai faktor tersebut, dan menggunakan berbagai cara yang mungkin

dapat digunakan dalam menanggulangi masalah tersebut. Salah satu caranya adalah

dengan memilih dan menetapkan strategi pembe.lajaran dengan memperhatikan dan

mempe_rtimbangkan kondisi sJ.s~ a, seperti karakteri§!ik. yang diperkirakan _dillJat

mempengaruhi hasil belajar, sehingga strategi tersebut tepat dan merupakan jawaban

atas permasalahan yang dihadapi siswa dalam belajar.

? Pembelajaran bahasa Indonesia yang diperlakukan di sekolah selama ini, di

mana lebih mengutamakan teori dari pada aplikasinya ternyata kurang tepat untuk

diterapkan bahkan target pembelajaran yang dimaksudpun yakni lulus ujian dengan

(20)

dan bosan belajar. Pembe\ajaran yang ada sekarang ini adalah pembelajaran satu arah

yaitu pembelajar berperan aktif dan siswa harus menunggu dan menerima apa adanya

dari pembelajar sesuai dengan kemasan yang ditawarkan. Pembelajar mengharapkan

siswa duduk dengan tertib, diam, serta mendengarkan penjelasan pembelajar dengan

baik, dan mengingatnya, itulah yang disebut siswa yang baik. Tanpa disadari

pembelajar, bahwa mungkin sekali sebagian besar dari memperhatikan sambil diam

tanpa berbuat apa-apa, hanya suatu bentuk kesopanan bukan tanda adanya suatu

pengertia . Walauplill di sana sini ada beberapa siswa yang menganggukkan kepala

seirama dengan pembicaraan pembelajaran, ini tidak selamanya berarti adanya

pengertian dari pihak siswa. Adakalanya mereka melakukan itu karena takut dihukum

guru karena tidak mendengar. I

I

Di dalam pengambilan keputusan pembelajar terkadang kurang, sering diakhir

pembelajaran yang dilakukan, pembelajar memberikan kesempatan pada siswa untuk

bertanya hal-hal apa yang kurangjelas dan tidak dimengerti. Memang sebagian siswa

ada yang berani untuk bertanya, tetapi pada umumnya siswa pasif dan tidak

memberi~n reaksi pada keseme_a ~ n yang diberikan pembelajar, dan dengan hal ini

juga pembelajar merasa puas dan mengambil kesimpulan bahwa pembelajaran yang

telah dilakukan tidak ada permasalahan. Padahal siswa tidak bertanya atau berbuat

apa-apa karena mlillgkin mereka tidak mengerti atau bingung sama sekali mengenai

apa yang didengamya sehingga tidak tahu apa yang akan dipertanyakan. Mereka

takut minta waktu agar pembelajar mengulangi bagian yang dirasanya sukar, atau

(21)

Secara teori pembelajaran yang diterapkan di dalam dunia pendidikan nasional

memang sudah mengalami perubahan sesuai dengan kondisi siswa, tapi jauh di dalam

pelaksanaanya sistim pembelajaran masih tetap menganut teknik belajar

konvensional. Pada kurikulum 1975 metode pembelajaran cara belajar siswa aktif

(CBSA) sudah diperkenalkan di Indonesia dan bahkan kurikulum sudah disesuiakan

dengan metode CBSA tersebut. Tetapi CBSA yang diterapkan di sekolah tetap juga

masih bemuangsakan sistim pembelajaran konvensional yakni tidak terdapat interaksi

edukat:if atau tidak terdapat hubongan t:imbal balik antara pembelajar dengan siswa.

Pembelajar masih tetap terpengaruh sistim ceramah yang secara operasionalnya

mudah diselenggarakan, baik ditinjau dari segi pengajar maupun dari segi siswa,

sehingga terjadilah sistim pembelajaran CBSA yang bcrcorak ceramah atau

pemebalajar yang berperan aktif.

/ CBSA merupakan suatu tuntutan dasar di mana siswa yang harus berperan aktif.

Untuk mencapai itu, pembelajar harus memahami hakikat belajar, apa yang

mempengaruhi aktivitas belajar, bagaimana proses itu bisa berlangsung, serta apa

ciri-ciri atau sifat belajar kogr~it if, psikomotorik, dan afektif. Dengan memahami

hakikat belajar dibarapkan pembelajar dapat menyusun program atau rancangan

pengajaran yang memungkinkan terjadinya ak"iivitas belajar mengajar atau secara

lebih khusus terjadinya kegiatan bela,jar dengan pendekatan CBSA, (M. Atar Semi.

19&9). ~ ~ - ~ ~IM"t;.-:,...r

/".. Oalam memberhasilkan pembelajaran, kemampuan pembelajar dalam

menerapkan strategi pembelajaran sangat penting, yakni memotivasi siswa melalui

'\->

Cl ••

<_·_'r-. - '.

7
(22)

berbagai pendekatan. Dengan pendekatan yang tepat stswa diharapkan akan

meningkatkan keterlibatannya dalam kegiatan pembelajaran. Banyak cara yang dapat

digunakan untuk menarik perhatian siswa agar aktif dalam pembelajaran khususnya

dalam hal ini mempelajari bahasa Indonesia. Tantangan dalam pengajaran babasa

Indonesia lebih besar lagi, mengingat hampir semua siswa sudah tahu berbahasa

Indonesia dan bahkan menganggap dirinya sudah tahu betul berbahasa Indonesia, hal

ini harus dimaklumi karena kita umumnya secak kecil sudah bel ajar bahasa Indonesia

dan bahlcan sebagai bahasa pertama bagi kebanyakan orang. Seringnya didengar dan

dipergunakan dalam interaksi komunikasi sehari-hari membuat siswa merasa bosan

dan jenuh mempelajarinya dan menjadi tantangan bagi para guru bidang studi bahasa

Indonesia bagaimana meramu pembelajaran bahasa Indonesia itu menjadi pelajaran

yang menarik.

r

Kemampuan berbahasa yang baik harus didukung oleh. kemampuan kosakata

yang baik pula, karena kosakata adalah daftar kata-kata bersamaannya dengan artinya

yang diketahui oleh penutumya yang digunakan dalam mengutarakan pesan atau tujuan ia_ berkomunikasi. · Pemb:i.£ara atau penulis men.!!_angkan pikiran, gagasan,

maksud dengan kata-kata terpilih. Pemilihan dilakukan secara cermat untuk menjaga

kesimpang siuran makna. Pembendaharaan kata yang baik akan membantu pengguna

bahasa dalam menghindari kata yang tidak tepat. Makin luas perbendaharaan yang

dimiliki, makin gampang memilih kata yang tepat untuk menyatakan maksud

pembicaraan. Banyak kata yang berlainan tetapi rnempunyai arti yang sama

(23)

(

sebagai objek dalarn pernbelajaran adalah merupakan sebuah pendekatan

pembelajaran yang interaksi komunikasinya terjadi atau datang dari segala arah, baik

dari guru kepada siswa, atau dari siswa kepada guru dan dari siswa ke siswa atau

bahkan dari sumber pembelajaran lain yang berhubungan dengan pelajaran yang

dapat membantu pembelajaran siswa.

R.

ldentifikasi Masalah

/.. ~ Bertitik tolak dari semakin rnenurunnya hasil belajar bahasa Indonesia, maka

dapat diidentifikasikan faktor-faktor kemungkinan penyebabnya, antara Jain;

1) Kurang terarnpilnya guru memodifikasi suatu pernbelajaran yang sesuai dengan

situasi dan kondisi siswa.

:n

Kurang terampilnya guru meramu materi pelajaran

sehingga tampil sccara monoton dan tidak bervariasi. 3) Guru tidak dapat

menemukan permasaJahan yang betul-betul menantang keaktlfan berpikir siswa.

4) Guru kurang menguasai materi yang akan disajikan. 5) Motivasi guru dan siswa

yang rendah. 6) Persiapan guru dalam rnengajar masih jauh dari yang diharapkan

7) Minimnya selera siswa untuk membaca. &) Minimnya media pembelajaran yang

mendukung proses belajar siswa. 9) Kurangnya keseriusan guru di dalam mengajar.

1 0) Minat bel ajar siswa yang masih rendah. 11) Kemampuan kosakata siswa yang

minim. 12) Faktor usia siswa. 13) Fak,tor ekonomi keluarga siswa.

)

(24)

C.

Pembatasan Masalah

Banyaknya faktor yang mempengaruhi hasil belajar, maka peneliti perlu

membatasi masalah yang sangat beraneka ragam tersebut. Proposal penelitlan mi

dibatasi pada ruang lingkup lokasi penelitian, subjek penelitian, -.vaktu dan variabcl

_penelitan. Penelitian dircncanakan akan diadakan di SLTP Ncgcri 14 Medan. Adapun

yang menjadi alasan dipilihnya sekolah tersebut sebagai lokasi penelitian adalah,

karcna--sekolah tersebut berstatus ncgeri yang berarti sekolah tersebut telah diakui

negara yang berstandard nasional yang karakter dan asalusul sis\va bersifat heterogen

yang nantinya dapat mewakili sampc] pe ~ clitian secara umum. Sclain itu tenaga

pengajar di sekolah tersebut sudah memiliki pengalaman mengajar yang cukup dan

mempl!DyJti Ia tar belakang pe!llli.Qikan yang bcrstrata_lsj_ yang memiliki akam .IV

Penelitian ini direncanakan akan diadakan pada semester l tahun ajaran 2004/2005.

Penelitian ini terdirj dari tiga variabel antara lain; satu variabel terikat yakni ha~il

belaJar bahasa Indonesia yang meliputi ranah kognitif antara lain, pengetahuan

/ingata ~.i_ CI), pemahaman ( ~l:_ aphkasi (C3), ana ~~ (C4), sintesis (C5), dan evaluasi (C6). Satu variahel bebas primer yakni pendekatan komunikatif dan

pendekatan struktural. Satu variabel bebas sckundcr yakni (moderator) yakni

kemampuan kosakata siswa yang terd1ri atas kcmampuan kosakata tinggi dan

(25)

p.

Rumusan Masalah

Oari identifikasi dan pembatasan masalah dapat dirumuskafl masalah-masalah

penelitian sebagai berikut;

a. Apakah ada perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia apabila diajarkan deng'l!l

pendekatan komunikatif dan pendekatan struktural? ..: 1 1

b. Apakah hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang kemampuan kosakatanya tinggi

akan.lebih baik jika diajar dengan pendekatan pengaiaran komunikatif dari paqa

/"'.c.~;>.

--~~y

c. Apakah hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang kemampuan kosakata rendah

~.

":; akan leb1h baik Jlka diaJar dengan pendckatan pcngaJaran struktural dari pada

diajar dengan pendekatan pergajaran struktural ?

diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatiP ' : / ~

~... ~ ~ ...

.r-<..~~

·

--~~~

ft~s

NEe~

E. Tujuan Penelitian

~

if

~

? Pcnelit1an ini secara umum bcrtujuan untuk mendapat gambaran tentang

bagai ~~ a pengaruh pendek ~ a .E_ komunikatif dan pendekatan struktural terhadap hasil belajar bahasa Indonesia. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk

mcngetahui :

1n (

J UJ ::0 1 T

Pcrbedaan sccara keseluruhan hasil belajar bahasa Indonesia yang dibcrikan

perlakuan pendekatan komunikatif dan pendekatan struktural den gun mengadakan

(26)

2. Pcrbedaan basil belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki kemampuan

kosakata tinggi yang diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif dan yang

diajar dengan pendekatan pengajaran struktural.

3. Perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang memiliki kemampuan

kosakata rendah yang diajar dengan pendekatan pengajaran struktural dan yang

diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif r _..~ ~ · c

J

..:·...:.~

~

~

F. Manfaat Penelitian

~

~

I

~ Dari hasil penelitian yang dilakukan di lapangan, diharapkan

memberikan manfaat baik secara teoritis maupun secara praktis.

r

Manfaat teoritisnya adalah;

I. Sumbangan pemikiran bagi pembelajar, pcngelola, pcngembang, bagi lembaga~

lembaga yang berkecimpung di dunia pendidikan dalam mcnanggulangi dinamika

perkembangan kebutuhan siswa.

2. Rahan masukan bagi sekolah dan para pcmbelajar dalam upaya .memahami

kegiatan perancangan pembelajaran sebagai bagian. aplikasi teoritis teknologi

pembelajaran.

3. Rahan pcrtimbangan bagi yang lain yang mcmbahas dan meneliti pcrmasalahan

(27)

Manfaat praktisnya;

I. Sumbangan pcmikiran untuk kemajuan dan peningkatan hasil belajar khususnya

bidang studi bahasa Indonesia di SL TP Negeri 14 Medan .

2. Usaha peningkatan ilmu pengetahuan dan pengalaman dan keterampilan peneliti

(28)

BAR\"

. -- ~--- ·· . ' ...

I

.. ...

~

M ll ' l ' • ''• · · - • •

Ifi ll. i t"· ._..,,. ),.· 4 . ' . • • • ·...i.,J ~ .!~ . ' ' ' ·t ;

I

• J

_,. ,

f';..l ::. :·.

.... ·.. . ..

-~ ~- :;

KESIMPtlLAN, IMPUKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

/ Berdasarkan analisis data maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Secara keseluruhan terdapat perbedaan hasil belajar bahasa Indonesia siswa yang

diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif dengan pendekatan pengajaran

struktural. Siswa yang diajar dengan pendekatan komunikatif lebih tinggi basil

belajamya dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan pengajaran structural.

)

Secara umum siswa yang mempunyai kemampuan kosakata tin g~ memperoleh )

hasil belajar bahasa Indonesia yang berbeda dengan siswa yang

mempunyai-kemampuan kosakata rendah. / / w

3. Terdapat interaksi antara pendekatan pengajaran dengan kemampuan kosakata

terhadap basil belajar bahasa Indonesia. Siswa yang mempunyai kosakata tinggi,

dan diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif memperoleh hasil bela jar

~

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang kemampuan kosakatanya

tinggi diajar dengan pendekatan pengajaran struktural.

Siswa yang kemampuan kosakatanya rendah akan lebih baik hasilnya belajamya

jika diajar dengan pendekatan pengajaran struktural dari pada hasil belajar siswa

yang kemampuan kosakatanya rendah yang diajar dengan pendekatan pengajaran

(29)

BABY

KESIMPliLAN, 1!\tPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

/

Berdasarkan anal isis data maka dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut :

Secara keseluruhan terdapat perbedaan basil belajar bahasa Indonesia siswa yang

diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif dengan pendekatan pengajaran

struktural. Siswa yang diajar dengan pendekatan komunikatif lebih tinggi hasil

belajamya dari pada siswa yang diajar dengan pendekatan pengajaran struct-;;ral.

Secara umum siswa yang mempunyai kemampuan kosakata tinggi memperoleb

hasil belajar bahasa Indonesia yang berbeda dengan siswa yang mempunyai

kemampuan kosakata rendah. C /

3. Terdapat interaksi antara pendekatan pengajaran dengan kemampuan kosakata terhadap basil belajar bahasa Indonesia. Siswa yang mempunyai kosakata tinggi,

)

)

dan diajar dengan pendekatan pengajaran komunikatif memperoleb hasil belajar

i

yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang kemampuan kosakatanya

tlnggi diajar dengan pendekatan pengajaran struktural.

Siswa yang kemampuan kosakatanya rendah akan lebih baik hasilnya belajamya

jika diajar dengan pendekatan pengajaran struktural dari pada hasil belajar siswa

yang kemampuan kosakatanya rendah yang diajar dengan pendekatan pengajaran

(30)

C. Saran

1. Pembelajaran bahasa Indonesia Sebaiknya diberlakukan sistem pembelajaran

yang mengaktifkan siswa, karena bahasa Indonesia adalah salah satu materi

pelajaran yang tujuannya hanya untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam

penggunaannya.

yang ~)

Pendekatan pengaJaran komunikatif sebaiknya diberlakukan pada siswa

mempunyai kosakata tinggi. Dengan demikian tertantang keterampilan siswa

dalam penggunaan bahasa dan tingkat kemampuan kosakatanya akan bertambah.

Pendekatan pengajaran stuktural sebaiknya d1ber\akukan kepada siswa yang

0\eh karena dalam pembelajaran siswa akan terbantu dalam memahami materi

)

kemampuan kosakatanya rendah, agar hasil belajamya dapat dimaksimalkan.

yang dipe\ajarinya. . .

-pendekatan struktural secara bergantian dengan materi yang akan disajikan,

)

Bagai kelas yang memiliki kemampuan kosakata heterogen sebaiknya

~ ·

menggunakan teknik pembelajaran campuran antara pendekatan komunikatif dan
(31)

I

DAFTAR PUSTAKA

Amril A. 2002. Penerapan Teknik Drama dalam Pembelajaran Bahasa dan

Keterampilan Berbahasa. Jurnal Pendidikan. Komposisi.

Anthony, Eduard M. 1956 Approach, Method, and Techmque. New York:

McGraw-HilL

Atar Semi, M. 1989. Rancangan l'engajaran Bahasa Indonesia dan Sa.Hra

indonesia. FPBS IKIP Padang.

Bloom, J3S. 1990. Taxonomy of Educational Objectives: The Classification

Fducational Goals. New york: David Me Kay. Inc.

of

Briggs Leslie J. Gagne. 1979. Principles of /nslruc.:tiona/ Design. New York: Holt

Rinehart and Einston.

Carrol, Brendan J. 1980. Testing Communicative Performance. Oxford: Pegamon

Press.

Dahar, R. W. 1989. Teori-teori 1Jelajar. Jakarta: Erlangga.

Davies, lkor K. 1991 , Pengelolaan Be/ajar. Jakarta: CV. Rajawali.

Debdikbud, 1982. Teknologi Instruksional Buku III ( . Jakarta: Proyek

Pengembangan lnstitusi Pendidikan Tinggi.

Djamah, Syaiful Bakri. 1994. Prestasi Be/ajar Kompetensi Guru. Surabaya: Usal)a

- NasionaL

Finocchiaro, Mary and Christopher, Brumfit. 1983. The Functional nolional

Approach: From Theory to Practice. Nevv York: Oxford University Press.

GagneR. M. 1977. The Condition.~ Of Learning. Toronto: Rinehart ang Winston,

Inc.

Galingging Haserepan. 1999""_:.:pengaruh Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS)

Terhadap Kemampuan- Membaca Siswa --sekolah Dasar (SD)" ~ J urnal

/ ~ Pendidikan. Komposisi.

Gay. 1981. f ducaliona/ Reseach Comp_elencies For Analysis and Applicalion. Ohio

ABell

(32)

(

Gerl&ph, Vernon S. C. Dpnald P

qy

1980. Teaching and Media A Systqnatic

Approach Epgle Wqod N. J: Prentice Hall. Inc.

Goody. 1977. The Cognitive Physi<:olpgy

ol

School !>earning. Torqntp: LitfJe,

Brown.

Guming Rusmin. 2001. "Pengaruh Strategi Pengajaran Terhadap Kemajuan

Membaca Padii Siswa

S'"

TP". Jurnal Pendidikan. Komposisi.

Hamalik, 0. 1993 . . 'l'trategi Relajar ,\1engajar. Bandung: Mandat Maju.

tfarahap, Dasrin dkk. 1979 . Teknik Penilaian Hasil Belajar. Jak!lJta: I3ulan Bint!ll\g.

Huda, Nurul. 1987. Metude Audiolinguul vs. Metode Komunikatif Suatu

Perbandingun. Jakarta: Atma Jaya.

Hybles, Saudra and Richard, Weaver L. 1974. Speech Communication. New York:

D. Van NostJ;llnd

lrwandy. 1990. Pengaruh Pendekatan Pengajaran dan Kemampuan Awal Terhadap

Prestasi Belajar Keterampilan Berbicara Bahasa Perancis: Suatu Studi di

FPBS !KIP Medan. Tesis:-Jakarta. !KIP.

lsbani, Sam.1983. Eksperimcntasi Teraputik Kesukaran Mcmbaca Komprehensif.

Yogyakarta: Disertusi Doktor IKIP.

Karo-karo ION, Uhhbukit. 1984. Suatu Pengantar Ke Dalam Metodo/ogi

Pengujan.m. Salatiga: Saudara.

Keraf, Goris. 1984. Komposisi, Elores: Nusa Indah.

Littlewood, William. )983. Comunicative Language Teachinr, an Instruction.

London: Cambridge University Press.

Margono. S. 2003. Metode l'enelitian Pendidikan. Jakarta: Reneka Cipta.

Moh. Nazir. 1999. Cetakan Kecmpat, Metode Penelitian. Jakarta: Gha1ia Indonesia.

Morris L. Bigge. 1982. Le;;;.iJng Theories For Teachers. New York: Harper dan Row, Inc.

Munandar S. C. , Utami.2000. Kemampuan Berbahasa indonesia Secura ljektif.

(33)

Mursini. 2002. "Peranan Simulasi Kreatif Dalam f1eningkatan Kemal!lpuan Ba)lasa

Indonesia:'. Jumal Pendidikan. Komposisi. '

Nflsution, N. daQ SpryantQ, A. 2002. l~valuasi Pengajaran: Jak'lrta: Pj:'UT.

Nasut1on, S. M. & Thpp1.as. 2000. Buku Penuntun Memfmul Tesis, Skripsi, Disertasi, Makalah. Jakatia. Bumi Aksara.

Nida. 1954. Learning A Foreign Language. New York.

Paul H. Boase and Richard F. Whitman. 1974. Speech Communication. New York. Collier Macmilan f3!blishers.

Pusat BP-7. 1992. Bahan Penataran P-.J. Jakarta: BP-7 Pusat.

Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa, Departemen Pendidikan dan

l

-Kebudayaan Republik Indonesia. 1993. Pedoman Umum Pembentukan

Jstilah. Jakarta: Gramedia Widiarsana Indonesia.

Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Aksara.

SL TP- 14 Medan. Dokumentmi. Tahun Pemb~lajaran 2003/2004. :fidak

Dipl)blikasikan.

Socdjlta 1992. Kosakala Bahasa lndonesw. Jakarta. Gramedta

~~~t-Soekanto, So<onno. 1985. 1/mu So.<wlog<. Jakarta' Rajawali. : )

0 ,

Soerahmad. 196 1. MetodeMenga;ar. Bandung: Tarsito.

J

Subyakto. 1993. Metodologi Pengaiaran Bahasa. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama

I

Suriasumantri, Jujun S. 2000. Filsafat llmu: Sebuah Pengantar Populer.

Pustaka Sinar Harapan.

Sudjana. 1992. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.

,...,

Tarigan, Henry Guntur. 1986 ...:.... ~ ngajaran Kosakata. Bandung Angkasa.

Gambar

Tabel

Referensi

Dokumen terkait

Sindanglaya, Segunung, Pacet-Cianjur 43253, Telp. merupakan kendala utama dalam budi daya krisan di Indonesia. Kehilangan hasil krisan oleh patogen tersebut pada varietas rentan

Sama halnya dengan persepsi siswa tentang layanan bimbingan kelompok, hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan diperoleh hasil bahwa adanya pengaruh yang signifikan antara

制の撤廃が行われている。)。また,マスメディア集中排除原則は,「放送をすることがで

Hasil dari analisis data dipergunakan untuk mendeskripsikan dengan jelas tentang pengguasaan kaidah kebahasaan teks berita dan pemakaian kata baku dalam teks berita

Berg juga menyunting beberapa kidung Majapahit, di antaranya “Kidung Harsawijaya’ (1932), “Kidung Ranggalawe” (1931), dan “Kidung Sunda” dalam dua versi yang berbeda yakni

4.Penyetoran penyertaan modal yang telah disetor sebelum dikeluarkan Surat Keputusan ini dan telah mencapai nilai nominal satu saham atau lebih, sahamny diserahkan paling

Berdasarkan hasil analisis data, deskripsi, pengujian hasil penelitian, dan pembahasan, dapat diambil kesimpulan bahwa ada hubungan yang signifikan antara tingkat

Kako bismo imali pregled, unutar grafičkog prikaza ispisat ćemo donju i gornju sumu korištenjem alata Tekst iz skupine Akcijski alati.. Klikom unutar grafičkog