• Tidak ada hasil yang ditemukan

Evaluasi Sifat Biologi Tanah Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Evaluasi Sifat Biologi Tanah Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal"

Copied!
54
0
0

Teks penuh

(1)

LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Ketinggian Tempat dan Suhu Lahan Kopi Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailng Natal

Kode X Y Ketinggian

Tempat (m dpl) Suhu ( o

C)

Up1 99°52'39.1" 0°32'18.9" 950 26

Up2 99°53'23.1" 0°32'33.9" 875 26

Up3 99°53'26.9" 0°32'25.6" 870 24

Up4 99°52'56.9" 0°32'27.6" 909 23

Up5 99°52'39.9" 0°32'21.4" 941 22

Up6 99°52'40.1" 0°32'22.3" 939 22

Up7 99°53'25.6" 0°32'33.9" 861 22

Up8 99°47'35.6" 0°30'19.5" 1009 25 Up9 99°47'35.7" 0°30'18.7" 1020 26 Up10 99°49'1.30" 0°29'35.4" 1164 20 Pk1 99°48'48.5" 0°29'26.4" 1315 23 Pk2 99°48'46.5" 0°29'25.2" 1340 22 Pk3 99°48'42.9" 0°29'25.6" 1353 23 Pk4 99°48'46.6" 0°29'24.5" 1348 22 Pk5 99°49'14.8" 0°29'23.3" 1215 19 Pk6 99°49'10.4" 0°29'24.2" 1210 18

Pk7 99°49'3.0" 0°32'23.2" 1191 18

(2)

Lampiran 2. Data Analisis C – organik, N – Total, C/N, Total CO2 dan Total Mikroorganisme Tanah di Laboratorium

Kode

Parameter C –

Organik (%)

N – Total (%)

Total CO2 (ml/100g/hari)

Total Mikroorganisme (MPN/g)

UP1 1.81523 0.77 8.74 >11000 x 105

UP2 1.134931 1.16 9.43 >11000 x 105

UP3 2.213695 0.77 2.91 >11000 x 105

UP4 3.196576 0.9 5.83 >11000 x 105

UP5 1.213745 1.03 5.66 >11000 x 105

UP6 2.638725 0.77 7.54 1100 x 105

UP7 1.324086 1.02 8.4 1100 x 105

UP8 0.961538 0.9 3.26 >11000 x 105

UP9 1.753247 0.9 6.17 >11000 x 105

UP10 2.24026 0.87 4.46 >11000 x 105

PK1 1.056277 0.34 2.06 1600 x 105

PK2 1.774892 0.24 8.06 21 x 105

PK3 2.372294 0.34 6.34 >11000 x 105

PK4 2.926407 0.46 4.29 460 x 105

PK5 2.857143 0.46 4.8 >11000 x 105

PK6 2.337662 0.28 4.8 1100 x 105

PK7 1.402597 0.2 3.94 2900 x 105

PSM1 1.922078 0.32 4.8 1100 x 105

PSM2 1.445887 0.29 3.94 1100 x 105

PSM3 1.886068 0.27 9.43 2900 x 105

PSM4 2.922078 0.52 6.51 >11000 x 105

PSM5 2.567887 0.37 5.14 1100 x 105

PSM6 1.385281 0.28 3.77 7.5 x 105

PSM7 3.03719 0.46 4.46 >11000 x 105

PSM8 3.187721 0.7 7.71 460 x 105

PSM9 3.03719 0.57 4.46 1100 x 105

PSM10 2.674144 1.05 4.63 2900 x 105 PSM11 1.718159 0.93 5.66 >11000 x 105 PSM12 4.343198 0.81 4.97 >11000 x 105

PSM13 2.051948 0.91 4.8 240 x 105

PSM14 3.161157 0.78 4.97 460 x 105

PSM15 0.993064 0.83 5.49 7.5 x 105

PSM16 3.046045 0.69 4.97 15 x 105

PSM17 2.497048 0.73 4.63 1100 x 105 PSM18 2.665289 0.72 6 >11000 x 105

PSM19 3.116883 0.72 6 1100 x 105

PSM20 2.895514 0.94 6.51 2900 x 105

PSM21 2.603306 0.65 7.2 460 x 105

PSM22 2.813853 0.67 2.57 1100 x 105

(3)

Lampian 3. Data Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram)

Kode Sampel Total Cabang

Produktif Total Produksi

I II III

Up 1 14 7 16 37 45 1665

Up 2 10 14 16 40 52 2080

Up 3 15 14 14 43 44 1892

Up 4 11 8 6 25 27 675

Up 5 14 15 13 42 78 3276

Up 6 9 12 13 34 38 1292

Up 7 8 10 12 30 34 1020

Up 8 7 9 10 26 66 1716

Up 9 7 7 6 20 62 1240

Up 10 2 10 12 24 9 216

Pk 1 29 37 38 104 8 832

Pk 2 12 15 28 55 15 825

Pk 3 11 16 14 41 30 1230

Pk 4 27 23 36 86 25 2150

Pk 5 21 11 11 43 18 774

Pk 6 14 12 11 37 13 481

Pk 7 22 18 24 64 17 1088

Psm 1 16 20 20 56 54 3024

Psm 2 11 7 9 27 92 2484

Psm 3 7 16 10 33 26 858

Psm 4 16 22 6 44 72 3168

Psm 5 12 16 16 44 68 2992

Psm 6 19 16 19 54 21 1134

Psm 7 13 7 7 27 6 162

Psm 8 11 11 13 35 29 1015

Psm 9 10 14 16 40 22 880

Psm 10 6 14 11 31 23 713

Psm 11 10 8 5 23 16 368

Psm 12 8 19 12 39 47 1833

Psm 13 17 7 11 35 31 1085

Psm 14 9 11 7 27 29 783

Psm 15 14 11 9 34 61 2074

Psm 16 21 15 10 46 131 6026

Psm 17 16 10 11 37 54 1998

Psm 18 15 11 12 38 64 2432

Psm 19 13 13 14 40 39 1560

Psm 20 13 5 7 25 9 225

Psm 21 6 6 12 24 15 360

(4)

Lampiran 4. Signifikansi Data Produksi Tanaman Kopi dan Berbagai Sifat Biologi Tanah Uji Normalitas

Data Kolmogorov-Smirnov Shapiro-Wilk

Statistik Sig. Statistik Sig.

Produksi 0.090 0.200* 0.970 0.381

C – organik 0.101 0.200* 0.953 0.103

N – Total 0.114 0.200* 0.944 0.050

C/N 0.071 0.200 0.963 0.226

Total CO2 0.134 0.076 0.962 0.210

Total

Mikroorganisme 0.221 0.000 0.846 0.000

Lampiran 5. Uji Data Linearitas Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram) dengan C – organik (%)

(5)

Lampiran 7. Uji Data Linearitas Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram) Total CO2 (ml/100g/hari)

(6)

Lampiran 9. Korelasi Data Produksi Tanaman Kopi Arabika (Gram) Dengan Berbagai Sifat Biologi Tanah

Data Korelasi Signifikansi

Produksi – C – Organik 0.099 0.548

Produksi – N – Total -0.052 0.754

Produksi – Total CO2 -0.054 0.746

Produksi – Tot.

(7)

Lampiran 10. Korelasi Data Antara Berbagai Sifat Biologi Tanah

Data Korelasi Signifikansi

C – Organik – N – Total 0.018 0.913

C – Organik – Total CO2 0.321* 0.034

C – Organik – Tot. Mikroorganisme 0.083 0.615

N – Total - Tot. Mikroorganisme 0.291 0.072

N – Total - Total CO2 -0.398** 0.008

Tot. Mikroorganisme - Total CO2 0.045 0.783

Lampiran 11. Koefisien Determinasi Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

Data R R2 Standar

Deviasi Estimasi error

C – Organik - Produksi 0.173 0.030 0.136472 1.146

N – Total - Produksi 0.282 0.079 0.046669 1.116

Total CO2 - Produksi 0.222 0.049 0.122329 1.134

Tot. mikro - Produksi 0.227 0.077 0.122329 0.237

Lampiran 12. Analisis Sidik Ragam Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

Data F Signifikansi

C – Organik - Produksi 0.558 0.557

N – Total - Produksi 1.552 0.226

Total CO2 - Produksi 0.935 0.402

Tot. Mikroorganisme - Produksi 1.500 0.237

Lampiran 13. Koefisien Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

Data Konstanta (B0)

B

B1 B2

C – Organik - Produksi 4.673 1.124 -0.212

N – Total - Produksi 7.769 -6.394 4.860

Total CO2 - Produksi 4.233 0.698 -0.062

Tot. Mikroorganisme -

Produksi 378.675 519.603

(8)

Lampiran 14. Kurva Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

A. C – Organik Tanah Terhadap Produksi

(9)

C. Total CO2 Tanah Terhadap Produksi

(10)

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 1988. Budidaya Tanaman Kopi. Penebar Swadaya. Jakarta.

Abdullah, T. S.1996. Survai Tanah Dan Evaluasi Lahan. Penebar Swadaya. Jakarta.

Alexander, M. 1977. Introduction To Soil Microbiology. New York : John Wiley And Sons.

Anas, I. 1989. Biologi Tanah dalam Praktek. IPB. Bogor.

Asmarlaili, S. H., Sabrina, T., Dan Hardy, G. 2009. Biologi Dan Ekologi Tanah. Univrsitas Sumatera Utara, Medan.

Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera Utara (BPMP Sumut)., 2013. Sepuluh Komodit Ekspor Utama Provinsi Sumatera Utara. Diakses dari http://www.bkpmdsumut.go.id/ (30 Mei 2014).

Balai Penelitian Tanah. 2005. Petunjuk Teknis Analisis Kimia Tanah, Tanaman, Air, dan Pupuk. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen Pertanian. Bogor.

BPS. 2010. Madina Dalam Angka. Badan Pusat Statistik Kabupaten Mandailing Natal.

Coen, G. M. 1987. Soil Survey Handbook Volume 1. Rescarch Branch Agriculture Canada. Canada.

Damanik, M. M. B., Hasibuan, B, E., Fauzi., Sarifuddin, dan Hanum, H. 2010. Kesuburan Tanah dan Pemupukan. USU Press. Medan

Ernawati, R. R., Arief, R. W., dan Slameto. 2008. Teknologi Budidaya Kopi Poliklonal. BPPP. Bogor.

Fitri, M. F., 2002. Hubungan Respirasi Mikrob Dengan Aktivitas Fosfomonoesterase Dan Karboksimetil Selulase Tanah Pada Berbagai Tingkat Kebakaran Hutan. Ipb. Bogor.

Foth, H. D. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Tanah Edisi Ketujuh. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.

Gupta, S. R. and V. Malik. 1996. Soil ecology and sustainability. Journal Tropic Ecology 37:43-55

Hakim, A. F., Yulnafatmawita, Dan Adrinal. 2011. Pencucian Bahan Organik Tanah Pada Tiga Penggunaan Lahan Di Daerah Hutan Hujan Tropis Super Basah Pinang-Pinang Gunung Gadut Padang. J. Solum Vol Viii No.1 Januari 2011: 34-42.

(11)

Hanafiah, A. S., T. Sabrina., dan H. Guchi. 2010. Biologi dan Ekologi Tanah. FP - USU. Medan

Hardjowigeno, S., dan Widiatmaka. 2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan dan Perencanaan Tataguna Lahan. Gajah Mada University Press. Yogyakarta.

Kasno, A. 2009. Penerapan Bahan Organik Terhadap Kesuburan Tanah. Balai Penelitian Tanah.

Najiyati, S. dan Danarti. 1997. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen. Penebar Swadaya. Jakarta.

Notohadiprawiro, Tejoyuwono. 1998. Tanah dan Lingkungan. Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Departemen P dan K. Jakarta.

Rahmat Dan Suliasih. 2006. Aktivitas Fosfatase Dan Pelarutan Kalsium Fosfat Oleh Beberapa Bakteri Pelarut Fosfat. B I O D I V E R S I T A S Vol (8);1 Hal: 23-26.

Rayes, M.L. 2007. Metode Inventarisasi Sumber Daya Lahan. Penebit Andi. Yogyakarta.

Ritung,S. Wahyunto., Fahmuddin, A. Dan Hapid, H.2007. Evaluasi Kesesuaian Lahan Dengan Contoh Peta Arahan Penggunaan Lahan Kabupaten Aceh Barat.Balai Penelitian Tanah Dan World Agroforestry Centre.

Sanchez, P.A. 1992. Sifat dan Pegelolaan Tanah Tropika, terjemahan J.T. Jayadinata. Institut Teknologi Bandung.

Saridevi, G. A. A. R., Atmaja, I Wayan D., Mega, I Made. 2013. Perbedaan Sifat Biologi Tanah pada Beberapa Tipe Penggunaan Lahan di Tanah Andisol, Inceptisol, dan Vertisol. J - Agroekoteknologi Tropika Vol. 2, No. 4.

Sumarsih, S. 2003. Mikrobiologi Dasar. Yogyakarta : UPN Veteran.

Suriadikarta, R.D.M dan Simanungkalit, D.A. 2006. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati. Balai Besar Litbang Sumberdaya Lahan Pertanian Badan Penelitian Dan Pengembangan Pertanian. Bogor.

Sutanto, R. 2005. Dasar – dasar Ilmu Tanah Konsep dan Kenyataan. Kanisius, Yogyakarta.

Sutedjo, M. Mulyana, Kartasapoetra A. G., Sastroatmodjo, R. D. S. 1991. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.

Syakir, M. 2010. Budidaya Dan Pasca Panen Kopi. Pusat Penelitian Dan Pengembangan Perkebunan. Bogor.

(12)
(13)

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Kopi Arabika Kabupaten Mandailing

Natal, dan Laboratorium Ekologi dan Biologi Tanah Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara pada bulan Juni 2014 sampai dengan Oktober 2014.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah peta lokasi penelitian skala

1 : 750.000 digunakan sebagai peta dasar, sampel tanah yang diambil pada beberapa

kecamatan, es batu sebagai bahan penyimpan tanah, dan bahan bahan kimia yang

berhubungan dengan analisis laboratorium.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah GPS digunakan untuk

mengetahui koordinat lokasi penelitian, kotak gabus sebagai wadah sampel,

timbangan listrik untuk menimbang sampel tanah, oven pengering untuk

mengeringkan tanah, tabung erlenmeyer untuk pengukuran sampel tanah, ayakan

untuk menyaring tanah dan alat lainnya yang berhubungan dengan analisis

laboratorium serta kamera untuk dokumentasi.

Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei.

Pengambilan data dilakukan secara sampling dengan metode purposive random

sampling yang didasarkan pada jumlah produksi kopi arabika terbanyak pada tiap

kecamatan di daerah Mandailing Natal. Banyaknya sampel yang diambil dari

lapangan adalah 39 sampel.

(14)

Dalam pelaksanaan penelitian ini dilakukan beberapa tahapan. Adapun

tahapan kegiatan yang dilaksanakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Persiapan

Persiapan yang dilakukan sebelum pelaksanaan pekerjaan dilapangan,

pengadaan peralatan, pengadaan peta, studi literatur, dan penyusunan rencana kerja

di lapangan.

Pelaksanaan

Pekerjaan dimulai dengan survei atau pengecekan lapang, pelaksanaan

pengambilan sampel tanah dan data dengan menggunakan GPS dengan berpedoman

pada peta dasar, dan peta jenis tanah.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data yaitu berupa data

lapangan, data iklim, topografi, dan jenis tanah.

Untuk mengetahui jumlah produksi di Lapangan, dilakukan dengan cara

memilih salah satu cabang produktif dari tanaman sampel, dipilih 3 rumpun layak

panen dan menghitung jumlah biji kopi arabika matang setiap rumpunnya, kemudian

jumlah tersebut dikalikan dengan seluruh cabang produktif untuk setiap tanamannya.

Lalu total produksi dihitung dengan menggunakan rumus :

Produksi (g) = jumlah buah matang x jumlah cabang produktif x 114 g/100 butir

Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel yang dilakukan secara sengaja di lahan tanaman kopi

arabika pada kecamatan Puncak Sorik Marapi (PSM), Kecamatan Pakantan (PK),

dan kecamatan Ulu Pungkut (UP) di kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat pada

(15)

Gambar 1. Lokasi Pengambilan Titik Sampel Lahan Kopi Arabika Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Parameter Penelitian

Sampel yang telah diperoleh dianalisis dengan berbagai metode, antara lain :

1. Total Respirasi Tanah dengan Metode Verstraete (1981)

2. Total Mikroorganisme Tanah dengan menggunakan metode Most Probable

Number (MPN).

3. C – Organik Tanah dengan menggunakan metode Walkley and Black

4. N – Total Tanah dengan metode kjeldahl

Pengolahan dan Analisis Data

Data yang diperoleh dianalisis dengan menggunakan analisis regresi

kuadratik dan analisis spasial menggunakan SPSS. Output analisis spasial dan data

yang diperoleh dikelompokkan berdasarkan kriteria penilaian untuk sifat biologi

tanah.

(16)

Analisis yang dilakukan untuk sifat biologi tanah terdiri atas C – organik, N –

total, total CO2, dan total mikroorganisme tanah.

b. Uji Asumsi Data Klasik

Uji ini dapat dilakukan dengan menggunakan uji data outlier, uji data normalitas

dan uji linearitas data. Jika dalama uji ini data sudah memenuhi syarat maka dapa

dilanjutkan dengan analisis korelasi dan regresi.

c. Analisis Korelasi

Untuk melihat hubungan antara biologi tanah dengan produksi kopi dan

hubungan antar setia sifat biologi tanah tersebut.

d. Analisis Regresi

Untuk melihat hubungan antara sifat biologi tanah dengan produksi kopi di

kaji dengan analisis regresi dengan bentuk persamaan :

Y = b0 + b1X + b2X2

Dengan : Y = variabel terikat (produksi kopi arabika)

b0 = intersep dari garis pada sumbu Y

b1 = koefisien regresi kuadratik

X = variable bebas (karakteristik sifat biologi tanah)

Dari persamaan tersebut dapat diketahui titik optimum dan titik kritis suatu

(17)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Kondisi Umum Lingkungan

Dari pengamatan terhadap kondisi umum dilapangan, diperoleh kondisi lahan

yang beragam. Namun sebagian besar lahan pertanaman kopi arabika ditanami

dengan sistem bertanam ganda (multiple cropping) dengan tanaman lainnya seperti

kakao, karet, aren, dan tanaman pelindung lainnya. Jarak tanam tanaman kopi di

Madina beragam, berkisar antara 2,2 x 2,4 m. Pada lahan kopi juga memiliki

kemiringan lahan yang beragam sehingga menyebabkan perbedaan jarak tanam.

Dari pengamatan, diperoleh data ketinggian tempat dan suhu wilayah sampel

pada lampiran 1 seperti yang disajikan dalam Tabel 1 dan Tabel 2 berikut ini.

Tabel 1. Ketinggian Tempat (m dpl) Sampel Lahan Kopi Arabika Di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina

Rataan Ketinggian Tertinggi Ketinggian Terendah Standar Deviasi Koefisien Variasi

1010,64 1353 861 144,394 14,29

Dari Tabel 1 diketahui bahwa ketinggian tempat tertinggi 1353 m dan

terendah 861 m dengan rataan 1010,64 m dan koefisien variasi sebesar 14,29%.

Tabel 2. Suhu (0C) Wilayah Sampel Lahan Kopi Arabika Di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina

Rataan Suhu Tertinggi Suhu Terendah Standar deviasi Koefisien variasi

23,92 31 18 3,157 13,20

Dari Tabel 2 diketahui bahwa suhu tertinggi 310C, terendah 180C dengan

rataan 23.920C dan koefisien variasi sebesar 13,20%.

Produksi Tanaman Kopi Arabika

Dari hasil analisis dari lapangan terhadap produksi kopi, maka diperoleh data

seperti pada Tabel 3 berikut ini.

(18)

Tabel 3. Produksi Kopi (gram) Lahan Kopi Arabika Di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina

Rataan Produksi Tertinggi Produksi Terendah Standar Deviasi Koefisien Variasi

1753,20 6869,64 184,68 1294,57 73,84

Dari Tabel 3 diatas diketahui bahwa produksi kopi mempunyai rataan sebesar

1753.20 gram dengan produksi tertinggi 6869.64 gram dan terendah 184.68 gram.

Koefisien variasi produksi kopi sebesar 73.84%.

Sifat Biologi Tanah

Hasil pengamatan dan analisis dari sifat biologi tanah yang telah dilakukan di

laboratorium, dapat dilihat pada lampiran 2.

Bahan Organik

Dari hasil analisis diperoleh bahwa kadar dan kriteria C – organik tanah di

lahan kopi di Kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4. Data C – organik (%) Lahan Kopi Arabika di Beberapa kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina

Rataan C – Organik Tertinggi

C – Organik Terendah

Standar Deviasi

Koefisien Variasi

2,28 4,34 0,96 0,78 0,34

Dari Tabel 4 diketahui bahwa kadar C – organik tertinggi yaitu 4,34% dan

terendah 0,96% dengan rataan 2,28%. Koefisien variasi sebesar 0,34%.

Dari hasil analisis, diketahui kriteria kadar C – organik tanah di lahan kopi

arabika di beberapa kecamatan di kabupaten Mandailing Natal yaitu dengan kriteria

sedang (41,02% dari seluruh sampel) sehingga kadar C – organik harus dijaga agar

tidak terjadi penurunan kadar C – organik.

Kadar Nitrogen Tanah

Dari hasil analisis diperoleh bahwa kadar N – total di lahan kopi di

(19)

Tabel 5. N – Total Tanah (%) Lahan Kopi Arabika di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina

Rataan N – Total Tertinggi

N – Total Terendah

Standar Deviasi

Koefisien Variasi

0,65 1,16 0,2 0,26 0,40

Dari Tabel 5 diketahui bahwa N – total tanah tertinggi yaitu 1,16% dan

terendah 0,2% dengan rataan 0,65%. Koefisien variasi sebesar 0,40%.

Dari analisis kadar N – total diketahui bahwa kadar N – total tanah di lahan

kopi arabika di beberapa kecamatan di kabupaten Mandailing Natal yaitu dengan

kriteria sangat tinggi (43,58% dari seluruh sampel) sehingga dapat dikatakan bahwa

lahan kopi memiliki kondisi N – total yang baik.

Total Karbondioksida (CO2) Tanah

Dari hasil analisis diperoleh bahwa kadar CO2 tanah di lahan kopi di

Kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

Tabel 6. Total CO2 Tanah (ml/100g/hari) Lahan Kopi Arabika di Beberapa

Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina

Rataan Total CO2 Tertinggi

Total CO2

Terendah

Standar Deviasi

Koefisien Variasi

5,52 9,43 2,06 1,78 0,32

Dari Tabel 6 diketahui bahwa kadar total CO2 tertinggi yaitu

9,43 ml/100g/hari dan terendah 2,06 ml/100g/hari dengan rataan 5,52

ml/100g/hari. Koefisien variasi sebesar 0,32%. Hal ini mengindikasikan bahwa

aktivitas mikroorganisme pada lahan lahan kopi arabika di beberapa kecamatan di

kabupaten Mandailing Natal cukup beragam.

Total Mikroorganisme Tanah

Dari hasil analisis diperoleh bahwa total mikroorganisme tanah di lahan kopi

(20)

Tabel 7. Total mikroorganisme Tanah (x 105 MPN/g) Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Kabupaten Madina Rataan Total Mikroorganisme Tertinggi Total Mikroorganisme Terendah Standar Deviasi Koefisien Variasi

4905,92 >11000 7,5 4935.23 0,99

Dari Tabel 7 diketahui bahwa kadar total mikroorganisme tertinggi yaitu

>11000 x 105 MPN/g dan terendah 7,5 x 105 MPN/g dengan rataan

4905,92 x 105 MPN/g. Koefisien variasi sebesar 0,99%.

Dari Tabel 7 diketahui bahwa kadar total mikroorganisme tertinggi yaitu

>1100 x x 105 MPN/g yang terdapat pada 15 sampel dan total mikroorganisme

terendah yaitu 7,5 x 105 MPN/g yang terdapat pada 2 sampel sehingga dapat

dikatakan pada lahan kopi di kabupaten Mandailing Natal memiliki mikroorganisme

yang cukup tinggi.

Analisis Hubungan Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi Kopi Uji Asumsi Klasik

Setelah dilakukan analisis data di lapangan dan laboratorium, maka data yang

diperoleh diuji dengan menggunakan beberapa uji data asumsi klasik seperti uji data

outlier, uji data normalitas dan uji data linearitas untuk memperoleh data yang sesuai

untuk analisis korelasi dan regresi dapat dilihat pada lampiran

Uji Data Normalitas

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada sifat biologi tanah yaitu C –

organik, N – total, C/N, dan total CO2 dengan menggunakan uji data normalitas

diketahui bahwa tidak ada data yang mempunyai angka Sig < 0.05 dan tidak terdapat

data yang jauh dari sebaran data sehingga sudah memenuhi normalitas.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada data produksi dengan

(21)

Sig < 0.05 dan terdapat data yang terletak jauh dari sebaran data sehingga perlu

dilakukan transformasi akar.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada data total mikroorganisme

dengan menggunakan uji data normalitas diketahui bahwa data total mikroorganisme

mempunyai angka Sig < 0.05 dan terdapat data yang terletak jauh dari sebaran.

Setelah dilakukan transformasi data, diketahui bahwa data total mikroorganisme

masih mempunyai angka Sig < 0.05 dan memiliki sebaran data yang jauh, sehingga

data tidak memenuhi normalitas namun tetap diuji dengan metode parametrik

Uji Data Outlier

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan dengan menggunakan metode Uji

Outlier pada, C – organik, N – total, C/N tanah, dan total CO2 dibeberapa kecamatan

di Kabupaten Madina diketahui bahwa tidak ada ditemukan data yang mengalami

outlier maupun ekstrim.

Berdasarkan analisis yang telah dilakukan pada data produksi tanaman kopi

dan total mikroorganisme menggunakan uji outlier diketahui bahwa ada data yang

mengalami outlier dan perlu ditransformasikan. Namun pada data total

mikroorganisme, data tetap mengalami outlier setelah ditransformasikan. Data data

yang ditransformasikan dapat dilihat pada Tabel 8 berikut ini.

Tabel 8. Uji Penanganan Data yang Tidak Memenuhi Asumsi Klasik

Data Normalitas Outlier Linear

Produksi Transf. Akar Transf. Akar ---

C – Organik --- --- ---

N – Total --- --- ---

Total CO2 --- --- ---

(22)

Uji Data Linearitas

Setelah dilakukan uji data normalitas dan uji data outlier pada data sifat

biologi tanah, maka dilanjutkan dengan uji linearitas sifat biologi tanah terhadap

produksi tanaman kopi seperti pada Tabel 9 (Lampiran 6-12) berikut ini.

Tabel 9. Uji Data Linearitas Antara Produksi dengan Berbagai Sifat Biologi Tanah

Linieritas Data Produksi

C – Organik 0,01

N – Total 0,003

Total CO2 0,003

Total Mikroorganisme 0,024

Berdasarkan Tabel 9 diatas dari semua data yang telah diuji dengan uji data

linearitas dapat diketahui bahwa hanya data total mikroorganisme yang tidak dapat

diuji dalam uji linearitas karena data total mikroorganisme tidak memenuhi

normalitas namun tetap diuji dengan uji linearitas.

Berdasarkan uji linearitas yang telah dilakukan pada data produksi tanaman

kopi terhadap C – organik dan total mikroorganisme terlihat garis regresi pada

lampiran 5 dan 7 mengarah ke kanan atas dengan nilai R Sq Linear masing masing

0,01 dan 0,024. Hal ini membuktikan adanya linearitas hubungan dua variabel

tersebut.

Berdasarkan uji linearitas yang telah dilakukan pada data produksi tanaman

kopi terhadap N – total dan total CO2 terlihat garis regresi pada lampiran 6 dan 8

mengarah ke kanan bawah dengan nilai R Sq Linear masing masing 0,003. Hal ini

membuktikan adanya linearitas hubungan dua variabel tersebut.

Analisis Korelasi

Dari hasil analisis dengan menggunakan metode analisis korelasi yang telah

(23)

biologi tanah lahan kopi arabika di kabupaten Mandailing Natal dapat dilihat seperti

pada Tabel 10 (Lampiran 9 dan 10) berikut ini.

Tabel 10. Korelasi Antara Data Produksi dengan Berbagai Sifat Biologi Tanah

Korelasi C – Organik N – Total Total CO2 Total

Mikroorganisme

Produksi 0.099 -0.052 -0.054 0.155

C – Organik 0.018 0.321 0.083

N – Total -0.398 0.291

Total CO2 0.045

Kriteria nilai korelasi : 0.00 – 0.199 = sangat rendah

0.20 – 0.399 = rendah

0.40 – 0.599 = cukup

0.60 – 0.799 = kuat

0.80 – 1.00 = sangat kuat

Dari Tabel 10 tersebut korelasi antara produksi dengan C – organik, N –

total, total CO2 dan total mikroorganisme mempunyai nilai korelasi yang sangat

rendah.

Nilai korelasi antara C – organik dengan N – total dan total mikroorganisme

sangat rendah, dan korelasi antara C – organik dengan total CO2 adalah rendah.

Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa N – total dengan total CO2 dan total

mikroorganisme mempunyai nilai korelasi yang rendah.

Dari tabel diatas diketahui bahwa terdapat korelasi yang sangat rendah antara

total CO2 dengan total mikroorganisme.

Analisis Regresi

Dari hasil analisis dengan menggunakan metode analisis regresi yang telah

dilakukan, hubungan regresi antara nilai produksi dengan berbagai sifat biologi tanah

lahan kopi arabika di kabupaten Mandailing Natal (Lampiran 11) dapat dilihat seperti

pada Tabel 11 berikut ini.

Tabel 11. Analisis Regresi Berbagai Data Sifat Biologi Tanah

Data R2 F Sig

C – Organik 0.030 0.558 0.557

N – Total 0.079 1.552 0.226

(24)

Total Mikroorganisne 0.077 1.500 0.237

Dari Tabel 11 diatas diketahui bahwa regresi antara produksi dengan sifat

biologi tanah tidak berpengaruh nyata karena mempunyai nilai Sig > 0.05 maka

dapat dinyatakan bahwa regresi tersebut tidak nyata.

Pembahasan

Dari data di dapat bahwa beberapa data memliki koefisien variasi yang sangat

rendah seperti pada data C – organik, N – total, dan total CO2 dan beberapa data

memiliki koefisien variasi yang tinggi seperti data ketinggian tempat dan total

mikroorganisme. Rendahnya koefisien variasi menunjukkan bahwa data bersifat

homogen. Koefisien variasi yang tinggi menunjukkan bahwa data memiliki tingkat

homogenitas yang rendah (heterogen) sehingga data yang bersifat heterogen atau

memiliki sebaran yang luas belum tentu memiliki penyebaran data yang normal

(memenuhi sifat normalitas). Data yang memiliki sebaran yang tidak normal, tidak

dapat di analisi dengan statistik paramertik sehingga data perlu ditransformasi agar

memiliki sebaran data yang normal.

Dari analisis yang dilakukan, diperoleh kriteria dari C – organik dan N –

total yang mewakili seluruh sampel adalah kriteria sedang dan sangat tinggi dengan

jumlah sampel masing – masing 16 sampel (41.02% dari seluruh sampel) dan 17

sampel (43,58% dari seluruh sampel) dimana kadar C – organik yaitu berkisar antara

2 – 3% dan kadar N – total yaitu > 0,75%. Dengan demikian, maka dapat dikatakan

bahwa kadar bahan organik pada tanah tersebut cukup tinggi. Hal ini juga didukung

dengan kondisi dari lahan pertanaman kopi arabika di daerah kabupaten madina yang

ditanami dengan sistem agroforestri, dimana pada areal pertanaman kopi, ditanami

(25)

Dari data total mikroorganisme didapat bahwa total mikroorganisme lahan

kopi arabika pada beberapa kecamatan di kabupaten Mandailing Natal cukup tinggi

dengan nilai tertinggi yaitu >11000 x 105 MPN/g yang terdapat pada 15 titik sampel.

Hal ini didukung dengan kadar C – organik yang sedang dan kadar N – total tanah

yang sangat tinggi dimana diketahui bahwa kadar bahan organik sebagai sumber

energi dari mikroorganisme mempengaruhi jumlah dan aktivitas dari

mikroorganisme.

Tingginya total mikroorganisme juga dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,

dimana kondisi lahan kopi arabika yang ditanami dengan sistem bertanam ganda

(multiple cropping) dengan banyak tanaman lainnya sehingga seperti kebun

campuran. Sesuai dengan hasil penelitian Saridevi dkk. (2013) yang menyatakan

bahwa total populasi bakteri dan jamur pada lahan kebun campuran lebih tinggi dari

pada lahan irigasi dan lahan sawah pada masing masing jenis tanah yaitu tanah

andisol inceptisol dan vertisol.

Dari analisis korelasi diketahui bahwa C – organik dan N – total memiliki

pengaruh yang rendah terhadap total CO2. Total CO2 hasil respirasi dari

mikroorganisme tanah tidak hanya dipengaruhi oleh C – organik tanan dan N – total

tanah, namun ada beberapa faktor lain yang berperan seperti pH, suhu, kelembaban,

dan vegetasi diatas tanah sehingga C – organik dan N – total memiliki korelasi yang

rendah terhadap total CO2.

Dari analisis korelasi antara total CO2 dan total mikroorganisme tergolong

sangat rendah. Total CO2 yang merupakan indikator dari aktivitas mikroorganisme

tidak sepenuhnya memiliki hubungan keeratan yang tinggi secara korelasi. Hal ini

dikarenakan total mikroorganisme sulit untuk dihubungkan secara korelasi karena

(26)

Dari hasil analisis korelasi antara C – organik, N – total, total CO2 dan total

mikroorganisme terhadap produksi didapat bahwa memiliki korelasi yang sangat

rendah. Hal ini menunjukkan bahwa sifat biologi tanah memiliki hubungan yang

tidak erat dan memiliki keterkaitan yang kurang baik. Dari analisis regresi kuadratik

antara C – organik, N – total, total CO2 dan total mikroorganisme terhadap produksi

juga didapat bahwa nilai Sig > 0.05 yang menyatakan bahwa tidak berpengaruh

nyata. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor yang dapat mempengaruhi data

sehingga tidak menunjukkan pengaruh yang nyata diantaranya adalah kesalahan pada

saat pengambilan data dan sampel, keragaman kondisi iklim dan kondisi sampel

(27)

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan

1. Korelasi antara produksi dengan C – organik, N – total, total CO2 dan total

mikroorganisme tergolong sangat rendah.

2. Dari analisis regresi didapat bahwa tidak ada parameter sifat biologi tanah

yang berpengaruh nyata terhadap produksi kopi arabika.

3. Sifat biologi tanah tidak berpengaruh nyata terhadap produksi kopi arabika.

Saran

Sebaiknya dilakukan pengambilan jumlah sampel yang lebih banyak pada

(28)

TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah

Kegiatan survei tanah adalah suatu proses penelitian dan pemetaan

permukaan bumi dimana istilah unitnya disebut tipe tanah yang dimana terdiri dari

berjalan di atas lahan dengan interval yang sama dan mencatat perbedaan –

perbedaan tanah dan gambaran yang berhubungan dengan permukaan seperti tingkat

kemiringan lereng, erosi yang terjadi, penggunaan lahan, penutup vegetatif serta

gambaran alami (Foth, 1991). Sedangkan menurut Abdullah (1996), survei tanah

merupakan pekerjaan pengumpulan data kimia, fisik, dan biologi di lapangan

maupun di laboratorium, dengan tujuan penggunaan lahan umum maupun khusus.

Tujuan survei tanah adalah mengklasifikasikan dan memetakan tanah dengan

mengelompokkan dengan tanah – tanah yang sama atau hampir sama sifatnya ke

dalam satu satuan peta tanah yang sama serta melakukan interpretasi kesesuaian

lahan dari masing – masing satuan peta tanah tersebut untuk penggunaan lahan –

lahan tertentu (Hardjowigeno dan Widiatmaka, 2007). Laporan survei yang berisi

keadaan fisik dan lingkungan lokasi survei, keadaan tanah, klasifikasi dan

interpretasi kemampuan lahan, serta saran atau rekomendasi (Sutanto, 2005).

Survei tanah sebagian besar dilakukan untuk daerah yang cukup besar untuk

memiliki lebih dari satu jenis penggunaan lahan penting dan beberapa pengguna

dengan beragam kepentingan. Beberapa survei yang dilakukan untuk melayani

pengguna yang membutuhkan informasi yang tepat tentang sumber daya tanah

meliputi beberapa hektar atau kurang (Coen, 1987).

Suatu survei tanah baru memiliki kegunaan yang tinggi jika diteliti dalam

meletakkannya. Relevansi sifat – sifat yang ditetapkan dengan penggunaannya atau

(29)

menetapkan pola penyebaran tanah yang dibagi – bagi berdasarkan kesamaan sifat –

sifatnya, sehingga terbentuk soil mapping unit atau SPT. Dengan adanya pola

penyebaran tanah ini, maka dimungkinkan untuk menduga sifat – sifat tanah yang

dihubungkan dengan potensi penggunaan lahan dan responnya terhadap perubahan

pengelolaannya (Abdullah, 1996).

Dalam survei tanah dikenal 3 macam metode survei, yaitu metode grid

(menggunakan prinsip pendekatan sintetik), sistem fisiografi dengan bantuan

interprestasi foto udara (menggunakan prinsip pendekatan analitik), dan grid bebas

yang merupakan penerapan gabungan dari kedua pendekatan (Rayes, 2007).

Sifat Biologi Tanah

Biologi tanah mencakup bidang botani, mikrobiologi, dan zoologi. Botani

tanah meliputi akar akar tanaman, sedang zoologi tanah mencakup hewan hewan

tanah seperti serangga tanah, cacing tanah, dan sebagainya. Tanah mengandung

banyak senyawa organik dan memberi tempat bagi bermacam macam organisme.

Senyawa senyawa organik tersebut akan dimanfaatkan oleh organisme tanah melalui

berbagai proses baik proses yang menguraikan maupun yang menyusun komponen

tanah, selain bagi organisme hidup itu sendiri (Yulipriyanto, 2010)

Di dalam suatu ekosistem terdiri dari komponen abiotik seperti air, tanah, suhu,

cahaya matahari dan lain sebagainya serta komponen biotic seperti organisme dan

mikroorganisme. Di dalam tanah ada kehidupan, berupa akar tumbuhan dan flora

serta fauna tanah. Sifat dan tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan hayati

ialah nisbah C/N, kadar bahan organik atau kandungan biomassa, tingkat

perombakan bahan organik, dan permintaan oksigen ( Notohadiprawiro, 1998).

Aktivitas biologi ditentukan oleh tiga tingkat yang berbeda. Pertama pada skala

(30)

temperatur dan kelembaban dalam habitat mikroorganisme. Kedua, pada skala

populasi, aktivitas biologi ditentukan oleh jumlah keragaman habitat, jenis

pengganggu habitat, dan keanekaragaman dan interaksi interaksi antara berbagai

populasi tanah. Ketiga pada skala proses biologi, fungsi fungsi seperti siklus hara

atau pengendalian dipengaruhi oleh interaksi interaksi populasi dengan sifat sifat

kimia dan fisik tanah (Yulipriyanto, 2010).

Mikroorganisme Tanah

Mikrobia tanah terdiri dari bakteri, jamur, aktinomisetes, ganggang (alga) dan

protozoa. Bakteri, jamur, aktinomisetes, dan ganggang (alga) memegang peranan

penting dalam transformasi kimia yang terjadi di dalam tanah. Mikrobia tanah

dijumpai diseluruh profil tanah, dan setiap jenis membutuhkan kondisi pertumbuhan

tertentu (Asmarlaili dkk., 2009).

Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut sebagai mikroba atau

mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut sebagai mikroba bukan hanya

karena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat dengan mata, tetapi juga

pengaturan kehidupannya yang lebih sederhana dibandingkan dengan jasad tingkat

tinggi (Sumarsih, 2003).

Jika mikrobia tanah tidak ikut berperan di dalam ekosistem tanah tanaman,

maka senyawa-senyawa karbon hasil fotosistem akan menumpuk, dengan kata lain

akan terjadi penumpukan sampah-sampah organik. Keadaan ini akan menghambat

ketersediaan gas karbon dan dan unsur hara tanaman yang berakibat akan

menghambat pula seluruh aktivitas kehidupan di muka bumi ini. Diantara aspek

biologi, maka mikrobia memegang peranan paling penting. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa mikrobia tanah bertanggung jawab terhadap

(31)

ini tanah akan mandul, peredaran unsur hara akan terhalang dan kesuburan tanah

akan mundur (Asmarlaili dkk., 2009).

Keberadaan mikroorganisme juga tergantung pada kondisi lahan. Menurut

hasil penelitian Saridevi dkk. (2013) tentang perbandingan sifat biologi tanah pada

ketiga jenis lahan yaitu lahan kebun campuran, lahan irigasi dan lahan sawah pada

masing masing jenis tanah yaitu tanah andisol, inceptisol dan vertisol didapat bahwa

total populasi bakteri dan jamur leih banyak terdapat pada lahan kebun campuran

dari pada lahan irigasi dan lahan sawah.

Keberadaan mikroorganisme di dalam sangat beragam. Mikroorganisme di

dalam tanah bersama dengan berbagai organisme dan berbagai jenis tanaman

membentuk suatu sistem yang tidak terpisahkan dari bahan mineral dan bahan

organik di dalam tanah. Populasi Selain bahan mineral dan bahan organik populasi

mikroorganisme dipengaruhi oleh keadaan iklim daerah, tanaman yang tumbuh,

reaksi yang berlangsung didalam tanah dan kelembaban tanah (Sutedjo

dkk., 1996).

Total Respirasi Tanah

Di dalam tanah terjadi penyerapan O2 oleh mikroorganisme tanah dan akar

tanaman dan menghasilkan CO2. Menurut Gupta dan Malik (1996) respirasi dalam

tanah didefenisikan sebagai penggunaan oksigen dan pelepasan CO2 oleh bakteri,

fungi, ganggang (alga) dan protozoa dan termasuk pertukaran gas hasil metabolisme

secara aerob maupun anaerob. Analisis respirasi tanah melalui pengukuran CO2 yang

dibebaskan dapat mengindikasikan aktivitas metabolisme tanah.

Tinggi rendahnya respirasi tanah dapat memperlihatkan tingkat aktivitas

mikroorganisme tanah. Pengukuran respirasi tanah merupakan cara yang pertama

(32)

Pengukuran respirasi juga dapat berkaitan dengan aktivitas mikroorganisme tanah

seperti perombakan bahan organik tanah, transformasi N, pH, dan rata-rata jumlah

mikroorganisrne (Anas, 1989).

Variasi kuantitas CO2 yang dilepaskan dari tanah dapat dipengaruhi iklim dan

cuaca. Pada daerah curah hujan tinggi CO2 yang dilepaskan lebih besar dibandingkan

daerah musim sedang dan musim dingin. Faktor lain yang mempengaruhi respirasi

tanah antara lain populasi mikrobia tanah, jumlah bahan organik dalam tanah,

temperatur serta metode pengukuran respirasi tanah (Fitri, 2002).

Pada lahan tertentu, respirasi juga dipengaruhi kondisi lahan. Seperti pada

hasil penelitian Saridevi dkk. (2013) tentang perbandingan sifat biologi tanah pada

ketiga jenis lahan yaitu lahan kebun campuran, lahan irigasi dan lahan sawah pada

masing masing jenis tanah yaitu tanah andisol, inceptisol dan vertisol didapat bahwa

total respirasi tertinggi terdapat pada lahan kebun campuran dari pada lahan irigasi

dan lahan sawah dari masing masing jenis tanah. Sesuai dengan hal itu, total

mikroorganisme pada lahan kebun campuran juga lebih tinggi dari pada lahan irigasi

dan lahan sawah. hal ini dikarenakan pada lahan kebun campuran, memiliki bahan

organik yang lebih tinggi dibandingkan dengan lahan irigasi dan lahan sawah.

Bahan Organik Tanah

Bahan organik berperan penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk

mendukung pertumbuhan tanaman. Peran bahan organik adalah meningkatkan

kesuburan tanah, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kemampuan tanah

memegang air, meningkatkan pori-pori tanah, dan memperbaiki media

perkembangan mikroba tanah. Tanah berkadar bahan organik rendah berarti

kemampuan tanah mendukung produktivitas tanaman rendah. Hasil dekomposisi

(33)

serta hara mikro yang dapat meningkatkan kesuburan tanaman. Hasil dekomposisi

juga dapat berupa asam organik yang dapat meningkatkan ketersediaan hara bagi

tanaman (Kasno, 2009).

Di samping itu, kandungan bahan organik tanah suatu lahan juga akan

berbeda dengan waktu. Hal ini disebabkan karena bahan organik merupakan sumber

energi mikroba. Aktifitas mikroba merombak bahan organik sangat tergantung

kondisi lingkungan, terutama suhu dan kelembaban. Musim yang berbeda akan

membedakan suhu dan kelembaban tanah, sehingga laju dekomposisi bahan organik

tidak akan sama, di samping laju pertumbuhan tanaman dan jumlah bahan organik

yang disumbangkannya ke tanah juga berbeda. Oleh sebab itu, jika tidak ada

penambahan bahan organik kepada suatu tanah, maka bahan organiknya akan

menurun dengan waktu (Hakim dkk., 2011). Menurut Yulipriyanto (2010), tanah

olah mengandung bahan organik kira – kira 1 – 5% yang sebagian besar terdapat

pada kedalaman 25 cm.

Umumnya bahan organik di tanah mineral berkisar 0,5 – 5,0%. Terlepas dari

kadarnya yang sangat rendah, fraksi organik sangat mempengaruhi sifat – sifat tanah,

fungsi ekosistem, dan banyak proses ekosistem. Sifat – sifat tanah yang

dipengaruhinya adalah sifat biologi, kimia dan fisika tanah. Unsur penyusun utama

dari bahan organik tanah adalah C (52 – 58%), O (34 – 39%), H

(3,3 – 4.8%) dan N (3,7 – 4,1%) (Mukhlis dkk., 2011).

Karbon organik yang ada dalam bahan organik telah lama dikenal sebagai

salah satu penciri kesuburan tanah dan lahan produktif. Sebaliknya, tanah merupakan

tempat pencadangan bahan organik terbesar dalam ekosistem darat, dan berperan

penting dalam siklus karbon global. Tanah dan bahan organik merupakan dua hal

(34)

proses oksidasi, sedangkan tanah butuh bahan organik untuk kesuburan fisik, kimia,

dan biologinya (Hakim dkk., 2011).

Perombakan bahan organik dalam tanah dapat berlangsung secara terbatas

ataupun tuntas (Notohadiprawiro, 1998). Perombakan secara terbatas menghasilkan

zat-zat organik yang lebih sederhana, sedangkan perombakan secara tuntas

membebaskan unsur-unsur yang semula berada dalam ikatan molekul organik

menjadi senyawa anorganik (mineralisasi) (Fitri, 2002).

Nilai prosentase karbon atau C-organik dalam tanah dikelompokkan dalam

lima kategori berikut: (i) Sangat rendah untuk C (%) <1,00; (ii) Rendah untuk C (%)

berkisar antara 1,00 s/d 2,00; (iii) Sedang untuk C (%) berkisar antara 2,01 s/d 3,00;

(iv) Tinggi untuk C (%) berkisar antara 3,01 s/d 5,00; (v) Sangat tinggi untuk C (%)

lebih dari 5,00 (Balai Penelitian Tanah, 2005).

Nitrogen merupakan unsur hara esensil (keberadaannya mutlak ada untuk

kelangsungan pertumbuhan dan perkembangan tanaman) dan dibutuhkan dalam

jumlah yang banyak sehingga disebut unsur hara makro. Tanah mengandung N total

sekitar 0,02% (sub soil) hingga 2,5% (tanah organik). Tiga sumber utama N tanah

berasal dari: (1) bahan organik tanah, (2) fiksasi N2 biologis, dan (3) pupuk

anorganik. Sumber N terbesar adalah gas N2 Nitrogen diserap oleh tanaman dalam

bentuk ion NO yang dijumpai sekitar 78% dari komposisi gas diudara

(Hanafiah dkk., 2009).

Unsur hara N tidak diperoleh dari hasil pelapukan batuan, melainkan sumber

utama N berasal dari hasil dekomposisi bahan organik. Selain unsur N, hampir

semua unsur hara seperti P, K, Ca dan S serta unsur hara mikro diperoleh dari

pelapukan bahan organik. Kehilangan hara Nitrogen dari dalam tanah dalam bentuk

(35)

dioksidasi menjadi NO ), akibat pencucian dan panen. Dalam bentuk gas, N hilang

dalam reaksi denitrifikasi dan volatilisasi amonium (Damanik dkk., 2010).

Tambahan nitrogen pada tanah berasal dari hujan dan debu, penambatan

secara tak-simbiosis, penambatan secara simbiosis, dan kotoran hewan dan manusia.

Kehilangan nitrogen dari tanah disebabkan oleh penguapan, pencucian, denitrifikasi,

pengikisan, dan penyerapan oleh tanaman (Sanchez, 1992).

Nilai persentase nitrogen dalam tanah dikelompokkan dalam lima kategori

berikut: (i) Sangat rendah untuk N (%) < 0,10; (ii) Rendah untuk N (%) berkisar

antara 0,10 s/d 0,20; (iii) Sedang untuk N (%) berkisar antara 0,21 s/d 0,50; (iv)

Tinggi untuk N (%) berkisar antara 0,51 s/d 0,75; (v) Sangat tinggi untuk N (%) lebih

dari 0,75 (Balai Penelitian Tanah, 2005).

Bahan organik dan nitrogen di dalam tanah mempunyai hubungan yang erat.

Karbon merupakan bagian yang menyusun sebagian besar dan perbandingannya

tertentu di dalam bahan organik. Perbandingan karbon dengan nitrogen di dalam

tanah olah umumnya berkisar dari 8 : 1 sampai 15 : 1 dengan rata – rata antara 10

dan 12 banding 1 (Yulipriyanto, 2010)

Tanaman Kopi (Coffea arabica L.)

Di dunia perdagangan, dikenal beberapa golongan kopi, namun hanya tiga

jenis kopi yang paling sering dibudidayakan, yaitu kopi arabika, robusta, dan

liberika. Kopi arabika berasal dari Ethiopia dan Albessinia dan merupakan jenis kopi

yang pertama kali dikenal dan dibudidayakan manusia. Kopi arabika terdiri dari

beberapa varietas, namun umumnya tumbuh pada suhu 16 – 20oC dengan ketinggian

700 – 1700 m dpl (Najiyati dan Danarti, 1997).

Tanaman kopi (Coffea sp.) sebagian besar merupakan perkebunan rakyat

(36)

budidaya di perkebunan kopi rakyat tersebut diperbaiki, produksinya bisa

ditingkatkan. Teknologi yang dianjurkan untuk diterapkan adalah teknologi budidaya

kopi poliklonal (Ernawati dkk., 2008).

Kopi arabika di Indonesia pada umumnya termasuk varietas typica (Coffea

arabika var Typica) dan dari varietas ini telah diperoleh suatu kultivar yang banyak

di tanam di Jawa Timur (Dataran Tinggi Ijen), yaitu kultivar Blawan Pasumah yang

peka sekali terhadap penyakit karat daun, sehingga hanya dapat di tanam pada

ketinggian 1000 m ke atas. Oleh karena kopi Robusta secara komersial hanya

optimal di tanam pada ketinggian sampai 800 m, ini berarti terdapat suatu zona

ketinggian dengan jarak vertikal 200 m yang kosong yang tidak optimal jika ditanam

kopi. Untuk memperkecil zona gap ini, telah diusahakan mencari jenis jenis kopi

arabika yang lebih tahan terhadap karat daun, sehingga dapat ditanam pada

ketinggian lebih rendah. Dalam rangka ini, pada tahun 1929 telah dimasukkan

varietas abessinia (C. arabika var. Abyssinica), yang relatif lebih resisten, sehingga

dapat ditanam pada ketinggian 700 m ke atas. Dengan demikian maka zonal gap

tersebut secara potensial telah dapat diatasi (Syakir, 2010).

Sebagian besar produksi kopi dunia adalah kopi arabika, karena rasa da n

aromanya lebih unggul, kemudian menyusul kopi robusta dan liberika. Baik

perkembangan kopi dunia maupun Indonesia, kopi arabika inilah yang paling banyak

dan paling dahulu dikembangkan. Tetapi karena jenis ini tidak tahan terhadap

penyakit Hemileia vastratis, kemudian jenis ini digantikan dengan jenis yang lain

(37)

GAMBARAN UMUM KABUPATEN MANDAILING NATAL

Kabupaten Mandailing Natal merupakan salah satu kabupaten di Sumatera

Utara yang terletak antara 00 10” - 10 50” Lintang Utara dan 980 10” - 1000 10” Bujur

Timur pada ketinggian 0 – 1.315 m dpl. Kabupaten Mandailing Natal memiliki luas

wilayah 6,620 km2 atau 9,23% dari luas Sumatera Utara. Kabupaten ini berbatasan

dengan Kabupaten Tapanuli Selatan di bagian Utara, Propinsi Sumatera Barat pada

sebelah timur dan selatan. Sedangkan di sebelah barat berbatasan dengan Samudera

Indonesia.

Kabupaten Mandailing Natal terbagi dalam tiga bagian topografi, yaitu :

1. Dataran Rendah, merupakan daerah pesisir dengan kemiringan 0 – 20 dengan luas

sekitar 160.500 ha atau 18,68% dari luas Kabupaten Mandailing Natal.

2. Dataran Landai, dengan kemiringan 2 – 150, dengan luas 36,385 ha atau 4,24%

dari luas Kabupaten Mandailing Natal.

3. Dataran Tinggi, dengan kemiringan 7 – 400 , dengan luas 662,139 ha atau 77,08%

dari luas Kabupaten Mandailing Natal.

Dataran Tinggi ini dibedakan lagi menjadi dua jenis, yaitu :

- Daerah Perbukitan, dengan luas 308,954 ha atau 46,66%

- Daerah Pegunungan, dengan luas 353,185 ha atau 53,34%.

Suhu di daerah ini berkisar antara 23 – 320C dengan kelembaban antara 80 –

85%. Kabupaten ini terdiri dari 23 kecamatan dan 386 desa/kelurahan dengan jumlah

penduduk 413,750 jiwa, terdiri dari 203,565 laki-laki (49,20%) dan 210,185

(38)

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Kopi adalah salah satu komoditi ekspor negara Indonesia, khususnya daerah

Sumatera Utara. Menurut Badan Penanaman Modal dan Promosi Provinsi Sumatera

Utara (2014), kopi dan teh merupakan komoditi ekspor terbesar ke empat di

Sumatera Utara setelah CPO, lateks, dan produk – produk kimia, dengan nilai ekspor

sebesar USD. 479,53 Juta. Sebaran tanaman kopi di Sumatera meliputi pada daerah

dengan ketinggian 700 – 1650 m dpl yang tersebar luas pada beberapa kabupaten di

wilayah Provinsi Sumatera Utara yang pada umumnya dikelola oleh rakyat atau

petani.

Daerah Mandailing bagian selatan sangat sesuai untuk ditanami kopi.

Bahkan, kopi dari daerah ini pada zaman Belanda cukup dikenal di pasar

internasional, yang biasa disebut “Kopi Mandily”. Pada daerah mandailing, luas

lahan perkebunan kopi rakyat di daerah tersebut yaitu 3.249,56 Ha dengan produksi

kopi pada tahun 2009 yaitu 432,37 ton, yang terbagi atas dua jenis varietas kopi,

yaitu robusta dan arabika. Luas perkebunan kopi arabika rakyat di mandailing yaitu

1.653,96 Ha dengan luas untuk tanaman menghasilkan sebesar 1.047 Ha dan untuk

tanaman belum menghasilkan sebesar 524,77 Ha (BPS, 2010).

Saat ini, kopi sangat diminati dan sudah menjadi tren untuk mengkonsumsi

kopi. Banyaknya outlet dan gerai minuman kopi mengindikasikan bahwa kopi

semakin digemari oleh masyarakat sehingga kebutuhan kopi juga meningkat. Untuk

itu perlu peningkatan produksi kopi. Untuk mengoptimalkan produksi kopi suatu

lahan terlebih dahulu harus diketahui sumber daya yang terdapat pada lahan agar

dapat memberdayakan sumber daya tersebut menjadi lebih optimal. Untuk

(39)

Evaluasi lahan adalah suatu proses penilaian sumber daya lahan untuk tujuan

tertentu dengan menggunakan suatu pendekatan atau cara yang sudah teruji. Hasil

evaluasi lahan akan memberikan informasi dan/atau arahan penggunaan lahan sesuai

dengan keperluan (Ritung dkk., 2007).

Tanah memiliki sifat yang bervariasi, yang terdiri dari sifat fisik, kimia, dan

biologi. Perbedaan dari ketiga sifat tersebut mempengaruhi kemampuan dari tanah

tersebut. Sifat biologi tanah memiliki peran penting dalam meningkatkan

produktivitas lahan karena makin meluasnya lahan pertanian yang dikelola dengan

kurang baik yang tidak berlandaskan lingkungan dan semakin terbatasnya sumber

daya pupuk anorganik. Berbagai jenis mikroba dan fauna tanah telah diketahui

berpotensi sebagai pupuk hayati dan berbagai atribut biologi tanah mulai banyak

digunakan sebagai indikator kualitas dan kesehatan tanah

Namun penggunaan tanah dalam jangka waktu lama, penggunaan pupuk dan

pestisida kimia secara terus menerus, dan sedikitnya pemberian bahan organik tanah

dapat menyebabkan kemiskinan tanah sehingga tidak dapat memberikan produksi

yang maksimal dan mengancam agroekosistem berkelanjutan. Sehingga peningkatan

pengetahuan tentang ekosistem bawah tanah dan proses – prosesnya dapat akan lebih

memahami pengelolaan lahan dan tanah berkelanjutan (Yulipriyanto, 2010).

Untuk itu, perlu diketahui sifat – sifat biologi tanah yang dapat

mempengaruhi produktivitas suatu lahan untuk meningkatkan produksi lahan

tersebut. Terkhusus pada tanaman kopi arabika agar dapat mengoptimalkan produksi

kopi. Berdasarkan beberapa pernyataan diatas maka perlu dilakukan penelitian

terhadap sifat biologi lahan kopi arabika pada beberapa kecamatan di Kabupaten

(40)

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi hubungan sifat biologi tanah

terhadap produksi tanaman kopi Arabika (Coffea arabica L.) pada beberapa

kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal.

Kegunaan Penelitian

- Sebagai dasar pengembangan tanaman kopi arabika dari segi sifat biologi tanah.

- Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara, Medan.

(41)

ABSTRACT

Coffee is one of the agricultural commodities that has a sufficiently high economic value. Mandailaing Natal is the one of the coffee-producing areas in Indonesia. This study aimed to evaluate the biological properties of the soil, among others organic carbon, total nitrogen, total soil respiration and total soil microorganisms to the production of coffee. This study conducted using survey method. Samples were taken at random method deliberately based on deployment coffee plants from various altitudes. The measured parameters were soil organic carbon, total nitrogen, soil respiration and total soil microorganisms. Data were tested with the data assuming a classic, correlation and regression analysis. The results showed that the biological properties of soil associated with the production were not significant. The correlation between biological properties of the soil with the production of coffee was low.

(42)

ABSTRAK

Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Daerah Mandailing Natal merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat biologi tanah antara lain C – organik, N – total, respirasi tanah dan total mikroorganisme tanah terhadap produksi kopi. Penelitian ini dilakukan metode survei. Sampel diambil dengan metode acak sengaja berdasarkan ketinggian tempat dengan parameter yang diukur yaitu C – organik, N – total, respirasi tanah dan total mikroorganisme tanah. Data diuji dengan asumsi data klasik, analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat biologi tanah berhubungan tidak nyata dengan produksi. Korelasi antara sifat biologi tanah terhadap tanaman kopi tergolong rendah.

(43)

EVALUASI SIFAT BIOLOGI TANAH TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN

MANDAILING NATAL

SKRIPSI

OLEH :

DANIEL MATONDANG 100301241

AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(44)

EVALUASI SIFAT BIOLOGI TANAH TANAMAN KOPI ARABIKA (Coffea arabica L.) DI BEBERAPA KECAMATAN DI KABUPATEN

MANDAILING NATAL

SKRIPSI

OLEH :

DANIEL MATONDANG 100301241

AGROEKOTEKNOLOGI-ILMU TANAH

Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Di Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara

DEPARTEMEN AGROEKOTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN

(45)

Judul Skripsi : Evaluasi Sifat Biologi Tanah Tanaman Kopi Arabika (Coffea arabica L.) di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

Nama : Daniel Matondang

NIM : 100301241

Program Studi : Agroekoteknologi

Disetujui Oleh: Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

(46)

ABSTRACT

Coffee is one of the agricultural commodities that has a sufficiently high economic value. Mandailaing Natal is the one of the coffee-producing areas in Indonesia. This study aimed to evaluate the biological properties of the soil, among others organic carbon, total nitrogen, total soil respiration and total soil microorganisms to the production of coffee. This study conducted using survey method. Samples were taken at random method deliberately based on deployment coffee plants from various altitudes. The measured parameters were soil organic carbon, total nitrogen, soil respiration and total soil microorganisms. Data were tested with the data assuming a classic, correlation and regression analysis. The results showed that the biological properties of soil associated with the production were not significant. The correlation between biological properties of the soil with the production of coffee was low.

(47)

ABSTRAK

Kopi merupakan salah satu komoditas pertanian yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi. Daerah Mandailing Natal merupakan salah satu daerah penghasil kopi di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi sifat biologi tanah antara lain C – organik, N – total, respirasi tanah dan total mikroorganisme tanah terhadap produksi kopi. Penelitian ini dilakukan metode survei. Sampel diambil dengan metode acak sengaja berdasarkan ketinggian tempat dengan parameter yang diukur yaitu C – organik, N – total, respirasi tanah dan total mikroorganisme tanah. Data diuji dengan asumsi data klasik, analisis korelasi dan regresi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sifat biologi tanah berhubungan tidak nyata dengan produksi. Korelasi antara sifat biologi tanah terhadap tanaman kopi tergolong rendah.

(48)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir pada tanggal 20 Desember 1992 di Banjarmasin, Kalimantan

Selatan. Anak kedua dari tiga bersaudara. Anak dari pasangan bapak Alpon

Matondang dan ibu Eslimawati Marpaung, SKM.

Adapun pendidikan yang pernah ditempuh hingga saat ini adalah:

menyelesaikan pendidikan Sekolah Dasar di SD Assisi Tebing Tinggi tahun 2004,

menyelesaikan pendidikan SLTP di SMP N 4 Tebing Tinggi tahun 2007,

menyelesaikan pendidikan SMA di SMA N 1 Tebing Tinggi tahun 2010. Terdaftar

sebagai mahasiswa di Universitas Sumatera Utara, Fakultas Pertanian di Jurusan

Agroekoteknologi pada tahun 2010 melalui jalur SNMPTN.

Selama memulai perkuliahan, penulis aktif sebagai anggota Ikatan Mahasiswa

Ilmu Tanah (IMILTA), anggota Himpunan Mahasiswa Agroekoteknologi

(Himagrotek), dan UKM Kebaktian Mahasiswa Kristen (KMK) Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Penulis melaksanakan Praktek Kerja Lapangan di kebun Ambalutu, PTPN IV

(49)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini tepat pada

waktunya. Adapun judul dari skripsi ini adalah “Evaluasi Sifat Biologi Tanah

Tanaman Kopi (Coffea arabica L.) Beberapa Kecamatan Di Kabupaten Mandailing

Natal”.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya kepada kedua orang tua penulis yang telah membesarkan dan mendidik

penulis. Tak lupa penulis menyampaikan ucapan terima

Prof. Dr. Ir. T. Sabrina, M.Sc. dan Ir. Hardy Guchi, MP. selaku ketua dan anggota

komisi pembimbing yang telah membantu penulis dari menetapkan judul, melakukan

penelitian sampai menyelesaikan skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran demi kesempurnaan skripsi ini.

Akhir kata penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga skripsi ini

dapat menjadi bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, Februari 2015

(50)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

RIWAYAT HIDUP ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... v

DAFTAR TABEL ... vii

DAFTAR GAMBAR ... viii

DAFTAR LAMPIRAN ... ix

PENDAHULUAN Latar Belakang ... 1

Tujuan Penelitian ... 3

Kegunaan Penelitian ... 3

TINJAUAN PUSTAKA Survei Tanah ... 4

Sifat Biologi Tanah ... 5

Mikroorganisme Tanah ... 5

Total Respirasi Tanah ... 7

Bahan organik Tanah ... 8

Tanaman Kopi Arabika ... 12

GAMBARAN UMUM WILAYAH ... 14

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian ... 15

Bahan dan Alat ... 15

Metode Penelitian ... 15

Pelaksanaan Penelitian ... 15

Persiapan... 16

Pelaksanaan ... 16

Pengumpulan Data... 16

Pengambilan Sampel ... 16

Analisis Sampel ... 17

Pengolahan dan Analisis Data ... 18

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil ... 19

Kondisi Umum lingkungan ... 19

Produksi Tanaman Kopi Arabika ... 20

(51)

Bahan Organik ... 20

Kadar Nitrogen Tanah ... 21

Total Karbondioksida (CO2) Tanah ... 21

Total Mikroorganisme Tanah... 22

Analisis Hubungan Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi Kopi .. 22

Uji Asumsi Data Klasik ... 22

Analisis Korelasi ... 27

Analisis Regresi ... 25

Pembahasan ... 26

KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan ... 30

Saran ... 30

DAFTAR PUSTAKA ... 31

(52)

DAFTAR TABEL

No Keterangan Hal.

1. Ketinggian Tempat (m dpl) Sampel Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

19

2. Suhu (0C) Wilayah Sampel Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

19

3. Produksi Kopi (gram) Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

20

4. Data C – organik (%) Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

20

5. N– Total Tanah (%) Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

21

6. Total CO2 Tanah (ml/100g/hari) Lahan Kopi Arabika di Beberapa

Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

21

7 Total Mikroorganisme Tanah (x 105 MPN/g) Lahan Kopi Arabika di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

22

8. Uji Penanganan Data yang Tidak Memenuhi Asumsi Klasik 24 9. Uji Data Linearitas Antara Produksi dengan Berbagai Sifat Biologi

Tanah

24

(53)

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Hal.

1. Lokasi Pengambilan Titik Sampel Lahan Kopi Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal

(54)

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Hal.

1. Data Ketinggian Tempat dan Suhu Lahan Kopi Arabika Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailng Natal

33

2. Data Analisis C – organik, N – Total, Total CO2 dan Total Mikroorganisme Tanah di Laboratorium

34

3. Data Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram) 35

4. Signifikansi Data Produksi Tanaman Kopi Arabika dan Berbagai Sifat Biologi Tanah Uji Normalitas

36

5. Data Linearitas Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram) dengan C – organik (%)

36

6. Uji Data Linearitas Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram) dengan N – Total (%)

36

7. Uji Data Linearitas Produksi Tanaman Kopi Arabika (gram) dengan Total CO2 (ml/100g/hari)

37

8. Korelasi Data Produksi Tanaman Kopi Arabika (Gram) Dengan Berbagai Sifat Biologi Tanah

37

9. Korelasi Data Antara Berbagai Sifat Biologi Tanah 38 10. Koefisien Determinasi Berbagai Sifat Biologi Tanah

Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

38

11. Analisis Sidik Ragam Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

38

12. Koefisien Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

38

13. Kurva Berbagai Sifat Biologi Tanah Terhadap Produksi dengan Uji Regresi

Gambar

Gambar 1.  Lokasi Pengambilan Titik Sampel Lahan Kopi Arabika Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal
Tabel 1. Ketinggian Tempat (m dpl) Sampel Lahan Kopi Arabika Di Beberapa Kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal Ketinggian Ketinggian Standar Koefisien
Tabel 4. Data C – organik (%) Lahan Kopi Arabika di Beberapa kecamatan di Kabupaten Mandailing Natal C – Organik C – Organik  Standar Koefisien
Tabel 5. N – Total Tanah (%) Lahan Kopi Arabika di Kabupaten Mandailing Natal N – Total  N – Total   Standar Koefisien
+5

Referensi

Dokumen terkait

Dari hasil penelitiannya, Thorndike menyimpulkan bahwa respon untuk keluar kandang secara bertahap diasosiasikan dengan suatu situasi yang menampilkan stimulus

Proyek Operasional Perawatan Fasilitas IKIP Padang Tahun Anggaran 1993/ 1994. Surat Perjanjian Kerja

Seiring dengan perkembangan zaman ini, Indonesia pun sebagai Negara yang.. berpenduduk mayoritas muslim dan salah satu Negara tengah berkembang ikut

jasa Keamanan (Security) IAIN Ambon Tahun 2017 mengumumkan sebagai berikut:. No Nama Penyedia

[r]

[r]

Pihak lain yang bukan Direktur Utama/Pimpinan Perusahaan/Pengurus Koperasi yang namanya tidak tercantum dalam Akta Pendirian/ Anggaran Dasar, sepanjang pihak lain tersebut

[r]