KARYA TULIS AKHIR
HUBUNGAN ANTARA KADAR HbA1c YANG TINGGI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN DM TIPE 2
DI RSU HAJI SURABAYA
Oleh :
DENNY KRISNA PURNAMA NIM 201110330311026
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA KADAR Hb1Ac YANG TINGGI DENGAN
KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN DM
TIPE 2 DI RSU HAJI SURABAYA
KARYA TULIS AKHIR Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh :
Denny Krisna Purnama NIM 201110330311026
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
LEMBAR PENGESAHAN LAPORAN HASIL PENELITIAN
Telah Disetujui Sebagai Hasil Penelitian Untuk Memenuhi Persyaratan Pendidikan Sarjana Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Malang 12 Desember 2014
Pembimbing I
dr. Meddy Setiawan, Sp.PD.
Pembimbing II
dr. Nuryati
Mengetahui,
Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang
LEMBAR PENGUJIAN
Karya Tulis Akhir oleh Denny Krisna Purnama Telah diuji dan dipertahankan di depan Tim Penguji Pada tanggal 12 Desember 2014
Tim Penguji
dr. Meddy Setiawan, Sp.PD. , Ketua
dr. Nuryati , Anggota
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Yang bertandatangan di bawah ini :
Nama Peneliti : Denny Krisna Purnama
NIM : 201110330311026
Fakultas : Kedokteran
Judul Tugas Akhir : Hubungan Antara Kadar HbA1c Yang Tinggi Dengan Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien DM Tipe 2 Di RSU Haji Surabaya
Menyatakan bahwa tugas akhir tersebut adalah karya saya sendiri dan bukan hasil karya orang lain, baik sebagian ataupun keseluruhan. Kecuali dalam bentuk kutipan yang telah disebutkan sumbernya.
Malang, 12 Desember 2014 Yang Menyatakan,
HASIL PENELITIAN
HUBUNGAN ANTARA KADAR HbA1c YANG TINGGI DENGAN KEJADIAN PENYAKIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN DM TIPE 2
DI RSU HAJI SURABAYA
KARYA TULIS AKHIR Diajukan Kepada
Universitas Muhammadiyah Malang Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Menyelesaikan Program Sarjana Fakultas Kedokteran
Oleh :
Denny Krisna Purnama NIM 201110330311026
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS KEDOKTERAN
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikumWr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta Taufiknya sehingga penyusun dapat menyelesaikan usulan penelitian yang berjudul “HUBUNGAN ANTARA KADAR HbA1C YANG TINGGI DENGAN
KEJADIAN PENYAIT JANTUNG KORONER PADA PASIEN DM TIPE 2 DI RSU HAJI SURABAYA” dengan baik. Usulan penelitian ini disusun untuk
diajukan sebagai salah satu persyaratan untuk menyelesaikan tugas akhir program sarjana Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada :
1. dr. Irma Suswati, M. Kes. selaku Dekan Fakultas Kedokteran UMM 2. dr. Meddy Setiawan, Sp.PD. selaku Dosen Pembimbing I yang telah
membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.
3. dr. Nuryati selaku Dosen Pembimbing II yang telah membantu, membimbing, dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan usulan penelitian ini.
4. Kedua orang tua penulis, Ayahanda Sigit Jaka Purnama,SKM.,M.Kes dan Ibunda Endang Sulistyorini,A.Md.Keb yang selalu mendukung penulis dalam menyelesaikan penelitian ini.
Penulis menyadari bahwa tak ada gading yang takretak, masih banyak terdapat kekurangan dalam susunan usulan penelitian ini. Untuk membuat usulan penelitian ini menjadi lebih baik, penulis selalu mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.Akhir kata, terimakasih atas perhatiannya.Semoga usulan penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin YaaRobbal ‘Alamin.
Wassalamu’alaikumWr. Wb.
Malang, Desember 2014
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
LEMBAR PENGESAHAN ... ii
LEMBAR PENGUJIAN ... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
KATA PENGANTAR……… v
ABSTRAK ... vii
ABSTRACK ... viii
DAFTAR ISI ... ix
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR TABEL ... xiv
DAFTAR SINGKATAN ... xvi
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 4
1.3. Tujuan Penelitian ... 4
1.3.1. Tujuan Umum ... 4
1.3.2. Tujuan Khusus ... 5
1.4.Manfaat Penelitian ... 5
1.4.1. Akademik ... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 6
2.1. Diabetes Melitus ... 6
2.1.1. Definisi Diabetes Melitus ... 6
2.1.2.Klasifikasi Diabetes Melitus ... 6
2.1.3. Prevalensi ... 8
2.1.4. Patofisiologi ... 9
2.1.5. Gambaran Klinis ... 10
2.1.6. Diagnosis ... 12
2.1.7. Parameter Kendali Diabetes Mellitus ... 15
2.1.8. Terapi ... 18
2.1.9. Komplikasi ... 20
2.2.Penyakit Jantung Koroner ... 22
2.2.1.Definisi Penyakit Jantung Koroner... 22
2.2.2. Etiologi Penyakit Jantung Koroner... 22
2.2.3. Faktor-Faktor Resiko ... 23
2.2.4. Patofisiologi ... 25
2.2.5. Gejala Klinis ... 26
2.2.6. Pemeriksaan Fisik ... 27
2.2.7. Pemeriksaan Penunjang ... 28
2.2.8. Tata Laksana Medis ... 28
2.2.9. Perjalanan Penyakit Dan Prognosis ... 30
2.3.Keterkaitan Antara Kadar HbA1c pasien DM dengan PJK ... 30
2.3.2. Pembentukan Prekursor AGE ... 33
2.3.3. Aktifasi PKC ... 34
2.3.4. Jalur Hexosamin ... 34
2.3.5. Penginduksi COX2 ... 34
BAB III KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS ... 36
3.1. Kerangka Konsep ... 36
3.2. Hipotesis ... 39
BAB IV METODOLOGI PENELITIAN ... 40
4.1. Jenis Penelitian ... 40
4.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 40
4.3. Populasi dan Sampel ... 40
4.3.1. Populasi ... 40
4.3.2. Sampel ... 40
4.3.3. Teknik Pengambilan Sampel ... 41
4.3.4. Variabel Penelitian ... 41
4.3.5. Definisi Operasional ... 41
4.4.Instrumen Penelitian ... 43
4.5.Prosedur Penelitian ... 43
4.6. Analisis Data ... 44
BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 45
5.1.Karakteristik Responden ... 45
5.1.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 45
5.1.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 46
5.1.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Kriteria HbA1c ... 46
5.1.4. Karakteristik Responden Berdasarkan Status PJK ... 47
5.2.Hubungan Antara Kriteria HbA1C Dengan Status PJK... 47
BAB VI PEMBAHASAN ... 48
6.1. Deskripsi Data Umum Karakteristik Responden ... 48
6.2. Deskripsi HbA1C Pada Pasien DM Tipe 2 ... 49
6.3. Deskripsi Penyakit Jantung Koroner Pada Pasien DM Tipe 2 ... 49
6.4. Hubungan Antara Kadar HbA1c Dengan Kejadian PJK ... 50
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 51
7.1. Kesimpulan... 51
7.2. Saran ... 51
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Langkah diagnostik DM dan TGT dari TTGO Alur Penelitian ... 13
Gambar 2.2 Langkah-langkah diagnostik DM dan toleransi glukosa terganggu ... 14
Gambar 4.1 Profil Lipid ... 42
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Klasifikasi DM ... 7 Tabel 2.2 Kriteria diagnosis DM ... 12 Tabel 2.3 Konsentrasi Glukosa Darah Sewaktu dan Puasa Sebagai Patokan
DAFTAR SINGKATAN
ACE : Angiotensin Converting Enzyme
AGE : Advanced Glycation Endproducts
AHA : American Heart Association
ATP : Adenosin Trifosfat
CAD : Coronary Artery Disease
CHD : Coronary Heart Disease
COX : Cyclooxygenase
DAG : Diacyl Gliserol
DM : Diabetes Melitus
DPP : Dipeptidyl Peptidase
GDP : Glukosa Darah Puasa
GDPT : Glukosa Darah Puasa Terganggu GDS : Glukosa Darah Sewaktu
GFAT : Glutamine Fructose-6 Phosphate Amidotransferase
GLP : Glucagon-like Peptide
HbA1c : Hemoglobin A1c
HDL : High Density Lipoprotein
HLA : Human Leukocyte Antigen
HNK : Hiperglikemia Non Ketotik
HRT : Hormone Replacement Therapy
IDDM : Insulin Depedent Diabetes Melitus
KAD : Ketoasidosis Diabetik
LDL : Low Density Lipoprotein
LVDEP : Left Ventricular End-Diastolic Pressure MODY : Maturity Onset Diabetes of the Young mRNA : messenger-Ribonucleic Acid
NADPH : Nicotimide Adenine Dinucleotide Phosphate NIDDM : Non Insulin Depedent Diabetes Melitus
NO : Nitrit Oksida
PJK : Penyakit Jantung Koroner
PKC : Protein Kinase C
PPRARɣ : Peroxisome Proliferatior Activated Receptor Gamma
ROS : Reactive Oxygen Species
SUR : Sulfonilurea
TG : Trigliserida
TGF-β1 : Transforming Growth Factors β1
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
TSH : Tiroid Stimulating Hormone
TTGO : Tes Toleransi Glukosa Oral
UCP : Uncoupling Protein
UDP : Uridine Diphosphate
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih Roro U. 2011. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian Diabetes Mellitus. Padang: Fakultas Kedokteran Universitas Andalas (respiratory.unand.ac.id, diakses pada 23 Oktober 2013)
Boedisantoso, A. dalam Suyono, Slamet dkk.2011. Penatalaksanaan Diabetes Melitus Terpadu.Jakarta :Badan Penerbit FK UI [hal: 40-44]
Foster, Daniel W. 2013. Dalam Isselbacher, Kurt J. et.al. Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : EGC [hal: 2196-2201; 2205-2207]
Yuliani Fadma, Oenzil Fadil, Iryani Detty. 2014. Hubungan Berbagai Faktor Risiko Terhadap Kejadian Penyakit Jantung Koroner Pada Penderita Diabetes Melitus Tipe 2. Padang : Jurnal FK Andalas (http://jurnal.fk.unand.ac.id/images/articles/vol3/no1/37-40.pdf, diakses 3 Agustus 2014)
Greenstein, Ben dan Wood, Diana. 2010. At a Glance Sistem Endokrin Edisi II. Jakarta : Penerbit Erlangga [hal: 84-85]
Majid Abdul,2007. Penyakit Jantung Koroner: Patofisiologi, Pencegahan, dan
Pengobatan terkini. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar Tetap
dalam Bidang Ilmu Fisiologi Pada Fakultas Kedokteran diucapkan dihadapan rapat terbuka Universitas Sumatera Utara Medan Universitas Sumatera Utara.
Manaf,Asman. 2009. The Common Unifying Mechabism :Pathobiologic Of
Chronic Complication in T2DM.Padang: Fakultas Kedokteran Universitas
Andalas Padang (respiratory.unand.ac.id/113/, diakses 3 Desember 2013) Maulana, Irfan. 2012. Analisis Komplikasi yang Berhubungan dengan Kejadian
Silent Coronary Artery Disease pada PasienRiwayat DM Tipe 2.Tesis.
Jakarta : FK UI ( https://www.google.ac.id/search?safe=off&sclient=psy-ab+q+pasien+riwayat+DM+tipe+2&oq=analisis+komplikasi+yang+berhu
bungan+dengan+kejadian+silent+coronary+artery+disease, diakses 3
Desember 2013)
Perkumpulan Endokrinologi Indonesia.2011. Konsensus Pengelolaan dan Pencegahan Diabetes Mellitus tipa II di Indonesia. Jakarta: PB
PERKENI (www.perkeni.org).
Purnamasari, Diah dalam Sudoyo, Aru W. Dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta Pusat :Interna Publishing [hal: 1880-1882]
Riskesdas. 2013. Badan Penelitian da Pengembangan Kesehatan Kementrian Kesehatan RI. Jakarta; Kemenkes RI [hal: 90-92]
Setiawan, Meddy.2008.Buku Ajar Endokrin .Malang: FK UMM [hal: 22; 25-26] Silbernagl, Stefan dan Lang, Florian. 2012. Teks dan Atlas Berwarna
Patofisiologi. Jakarta : EGC [hal: 286-287]
Soegondo, Sidartawan dalam Sudoyo, Aru W. Dkk. 2010. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta Pusat :Interna Publishing [1884-1890]
(https://www.google.co.id/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd= 7&cad=rja&sqi=2&ved=0CFcQFjAG&url=http%3A%2F%2Fwww.med.u
mich.edu, di akses 25 Oktober 2013)
Suastika Ketut. 2010. Peranan Hiperglikemia dalam Terjadinya Komplikasi Kronik Diabetes Melitus. Majalah Kedokteran Udayana Vol 31. No.110.
Denpasar: FK UNUD [hal: 181-182]
Suyono Slamet dalam Sudoyo,Aru W, dkk. 2010. Diabetes Mellitus di Indonesia, dalam: Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta pusat: Interna Publishing [hal: 1873-1876]
Tjandra, 2009.Tahun 2030 Prevalensi Diabetes Melitus Di Indonesia Mencapai 21,3 Juta Jiwa. Majalah Kesehatan Vol 8. Jakarta: FK UI [hal: 20-22]
Waspadji, Sarwono dalam Sudoyo, Aru W. Dkk. 2010.Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta Pusat :Interna Publishing [hal: 1865-1867]
Yanti, dkk. 2008. Risk Factors Coronary Heart Disease in Type 2 Diabetes Mellitus Patient (Case Study at RSUP Dr. Kariadi Semarang).Semarang:
FK Undip (eprints.undip.ac.id/6495/, diakses 12 November 2013)
1 BAB I
PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang
Diabetes Melitus merupakan penyakit kronis yang disebabkan oleh ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hormon insulin atau karena penggunaan insulin yang tidak efektif. Hal ini ditandai dengan tingginya kadar gula dalam darah (Tjandra, 2009). Menurut American Diabetes Association (ADA) dalam Perkeni 2011, DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau kedua-duanya.
Hasil survey yang dilakukan oleh WHO menunjukkan bahwa Indonesia menempati urutan ke-7 jumlah penderita Diabetes Mellitus terbesar di dunia setelah China, India, USA, Brazil, Rusia, Mexico. WHO memprediksi di Indonesia akan ada kenaikan jumlah pasien dari 8,4 juta pada tahun 2000 menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun 2030. Meningkatnya penderita DM tipe 2 disebabkan oleh peningkatan obesitas, kurangnya aktivitas fisik, kurang mengkonsumsi makanan yang berserat, merokok, dan konsumsi makanan tinggi lemak (Adiningsih, 2011).
2
Penyakit jantung koroner (PJK) ialah penyakit jantung yang terutama disebabkan karena penyempitan arteri koronaria akibat proses aterosklerosis atau spasme atau kombinasi kedua-duanya (Majid Abdul, 2007). Sampai saat ini PJK masih merupakan penyebab kematian utama di berbagai benua mulai dari Amerika Utara, Eropa dan Asia yang meliputi juga Indonesia. Meskipun sudah digunakan bermacam strategi pengobatan atau perubahan gaya hidup, namun dari tahun ke tahun angka penderitanya selalu cenderung meningkat. Menurut Standiford J Connie 2013, salah satu penyebab jantung koroner diantaranya adalah DM (Diabetes Melitus).
Angka kejadian PJK pada DM (DM tipe 1 dan DM tipe 2) berkisar antara 45-70%, angka ini jauh lebih tinggi dibandingkan dengan kejadian yang bukan akibat DM antara 8-30% (Abdul Majid, 2007). Berdasarkan North Catalonia Diabetes Study di Spanyol, prevalensi penyakit kardiovaskular pada pasien DM
tipe 2 adalah 22% dengan komposisi 4,6% iskemik perifer, dan 18,9% PJK (Fadma dkk, 2014).
Prevalensi penyakit jantung koroner (PJK) akan meningkat seiring dengan bertambahnya umur, tertinggi pada kelompok umur 65 -74 tahun yaitu 2,0 persen dan 3,6 persen, menurun sedikit pada kelompok umur ≥ 75 tahun. Semakin tinggi angka kejadian Penyakit Koroner pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2, akan meningkatkan mortalitas pada pasien tersebut.
3
trigliserida, merokok, latihan fisik yang kurang, jenis kelamin pria, umur (penuaan), riwayat penyakit keluarga, dan obesitas (Yanti dkk, 2008). Menurut penelitian yang dilakukan Yanti, dkk di RSUP dr. Kariadi Semarang pada tahun 2008 ada 5 faktor risiko yang secara bersama-sama yang berpengaruh terhadap kejadian PJK pada pendrita DM tipe 2 yaitu hipertensi, kadar trigliserida ≥150
mg/dl, HDL ≥45 mg/dl, kadar GDP ≥126 mg/dl, dan kurangnya latihan fisik
(Yanti dkk, 2008).
HbA1C adalah hemoglobin (zat warna dalam sel darah yang berfungsi mengangkut oksigen dan karbondioksida) yang berikatan dengan glukosa/gula darah lewat proses glikosilasi. Meningginya kadar gula darah menunjukan nilai HbA1c yang meningkat. Nilai HbA1c normal adalah < 7%. Peningkatan kadar HbA1c dapat mendiagnosis diabetes melitus dan beberapa Diabetes Mellitus Tipe 2 jika tidak diterapi dengan benar dapat menyebabkan kadar gula darah tinggi dalam jangka waktu yang lama. Pada hiperglikemia, di dalam darah terjadi pembentukan ikatan hemoglobin dengan glukosa darah melalui proses glikosilasi yang bersifat reversible. Akan tetapi karena terjadi hiperglikemia kronis, ikatan berubah menjadi irreversible. Sehingga kadar HbA1c dalam darah meningkat. Glikohemoglobin ini sangat stabil dalam darah, sehingga pengukuran kadar HbA1c dapat mencerminkan kadar gula dalam darah. Karena sel-sel darah merah kita memiliki umur kurang lebih 3 bulan, maka hasil pengukuran HbA1c dapat menggambarkan kadar gula darah hingga kurang lebih tiga bulan sebelum pemeriksaan.
4
seperti hiperlipidemia, hipertensi, obesitas, dan lain-lain sering melatar belakangi komplikasi kronis mikro ataupun makroangiopati.
komplikasinya. Salah satu diantaranya adalah Penyakit Jantung Koroner (Majid Abdul, 2007).
Berdasarkan latar belakang diatas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan antara kadar HbA1c yang tinggi dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner pada pasien DM tipe 2 di RSU Haji Surabaya. 1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah yang ditentukan oleh peneliti adalah : Adakah Hubungan Antara Kadar HbA1C yang tinggi dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner pada pasien DM tipe 2 di RS Haji Surabaya ? 1.3 Tujuan Penelitian .
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui adanya hubungan antara kadar HbA1C yang tinggi dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner pada pasien DM tipe 2 di RS Haji Surabaya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui prevalensi PJK pada pasien DM tipe 2 di RS Haji Surabaya
5
1.4 Manfaat Penelitian 1.4.1 Akademis
1. Memberi masukan untuk pengembangan penelitian lebih lanjut
2. Memberi masukan untuk pemahaman konsep PJK sebagai komplikasi DM Tipe 2.
1.4.2 Klinis
1. Memberi pengetahuan kepada masyarakat mengenai Penyakit Jantung Koroner sebagai komplikasi dari DM tipe 2
2. Memberikan pengetahuan bagi pasien DM tipe 2 mengenai pengaruh kadar HbA1c yang tinggi dengan kejadian Penyakit Jantung Koroner 3. Menambah pengetahuan tentang pencegahan Penyakit Jantung Koroner
pada pasien Diabetes Mellitus tipe 2