ii ABSTRAK
Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Proyek Pada Anak Usia Dini Di TK. Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa
Kota Bandar Lampung Oleh :
DIANA NPM 1213254006
Masalah dalam penelitian ini adalah kretivitas pada anak usia dini yang belum berkembang secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kreativitas melalui metode proyek. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang terdiri empat tahap, yakni tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak III sklus yang setiap siklusnya ada dua kali pertemuan. Teknik yang di gunakan dalam pengumpulan data penelitian adalah observasi dan dokumentasi sedangkan data dianalisis secara deskriftif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan metode proyek dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Kota Bandar Lampung. Peningkatan kreativitas ini terlihat dari rata-rata peningkatan yang semula pada siklus I hanya 41,25 persen meningkat menjadi 61,25 persen pada siklus II dan meningkat kembali sebesar 82,50 persen pada siklus III. Dentgan demikian maka hendaknya penggunaan metode proyek dalam pembelajaran lebih di tingkatkan khususnya dalam upaya meningkatkan kreativitas anak usia dini.
MENI NGKATKAN KREATI VI TAS MELALUI
METODE PROYEK PADA ANAK USI A DI NI
DI TK DARUL I KHSAN KECAMATAN RAJABASA
KOTA BANDAR LAMPUNG
Oleh
D I A N A
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDI DI KAN
Pada
Jurusan I lmu Pendidikan
Fakultas Keguruan dan I lmu Pendidikan Universitas Lampung
FAKULTAS KEGURUAN DAN I LMU PENDI DI KAN UNI VERSI TAS LAMPUNG
vi
RIWAYAT HIDUP
Penulis di lahirkan di Bandar Lampung pada tanggal 18 April 1979,
sebagai anak ke lima dari delapan bersaudara, dari pasangan Bapak Ilyas, Alm
dan Ibu Hj. Rohimah.
Pendidikan Awal adalah Sekolah Dasar (SD) di selesaikan di SDN 1
Hajimena pada tahun 1992, kemudian melanjutkan ke Sekolah Lanjutan Tingkat
Pertama (SLTP) di selesaikan di SLTP Mutiara Natar Lampung Selatan pada
tahun 1995, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) di selesaikan di SMA Surya
Darma 2 Way Halim Bandar lampung pada tahun 1998.
Tahun 2001 Penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Fakultas Keguruan
Ilmu Pendidikan (FKIP) Program Study D2 PGTK , di Universitas Lampung dan
di selesaikan pada tahun 2004, untuk melengkapi profesi sebagai sarjana peneliti
melanjutkan menjadi mahasiswa untuk kedua kalinya pada tahun 2012 sebagai
mahasiswa konversi S1 PG-PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Universitas
Lampung juga, selama menjadi mahasiswa D2 PG-TK dan S1 PG-PAUD peneliti
mengabdikan diri di TK Ismariah sebagai tenaga pengajar di Taman kanak-kanak
Darul Ikhsan dari tahun 1998 sampai tahun 2002, kemudian di Taman
Kanak-kanak Al Hairiah Bandar lampung dari tahun 2003 sampai tahun 2011 sebagai
tenaga pengajar dan di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung
x
PERSEMBAHAN
Skripsi ini di persembahkan untuk :
1) Suamiku tercinta Sujadi
2) Anak - anak ku tersayang Dinda Silvani Putri, Nauval Banu Faith, Nabila
Aisyah Ramadani
3) Kedua orang Tuaku Ilyas Alm, dan Hj.Rohimah, Ngatinem beserta
Mertuaku Dorit dan Aweng
4) Kakakku : Nurhayati, Alm, Buhari, M. Zen, Dayat, Idris Ilyas dan
kakak-kakak ipar.
5) Adik–adikku : Ridwan, Juhari dan adik ipar
6) Kepala Sekolah TK. DARUL IKHSAN dan dewan guru TK DARUL
IKHSAN.
7) Dan untuk keluargaku yang sudah membantu terlaksananya mata kuliah
S1 PG-PAUD ini.
vii MOTO
Dengan ilmu kehidupan akan menjadi mudah, dengan seni
kehidupan akan lebih indah, dengan agama kehidupan akan
lebih terarah
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulilah penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi ini dengan baik. Tugas ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
gelar sarjana di Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.
Penulis telah berusaha secara maksimal untuk menyusun Penelitian Tindakan
Kelas ini, namun sekiranya terdapat kekeliruan dan kekurangan penulis sangat
mengharapkan kritik dan sarannya sehingga dapat memotivasi peneliti untuk
dapat lebih baik
Penyusunan tugas akhir ini tentunya tidak lepas dari bimbingan dan bantuan dari
berbagi pihak. Oleh karena itu kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih
kepada:
1. Bapak Drs.Hi.Bujang Rahman, M.Si selaku Dekan Fakultas Keguruan
Dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
2. Ibu Dr.Riswanti Rini , M.Si selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan
Universitas Lampung
3. Ibu Ari Sofia, S,Psi, M.Psi selaku Ketua Program Study S1 PG-PAUD
ix
4. Ibu Dra. Sasmiati M,Hum selaku dosen Pembimbing dalam Penyusunan
Skripsi dan Laporan Penelitian Tindakan Kelas.
5. Bapak Drs. Baharuddin, M.Pd selaku Pembahas Skripsi dan Laporan
Penelitian Tindakan Kelas.
6. Bapak/Ibu Dosen Program S1 PG-PAUD yang telah memberikan ilmu
pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Lampung
7. Bapak Pembina yayasan Pendidikan Darul Ikhsan Bandar lampung beserta
Ibu Kepala TK Darul Ikhsan dan Bapak / Ibu dewan Guru TK Darul
Ikhsan yang telah membantu peneliti dalam menyelesaikan Skripsi dan
Penelitian Tindakan Kelas ini.
Akhir kata Penulis menyadari skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, akan
tetapi banyak harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan
bermanfaat bagi kita semua, khususnya untuk program S1 PG-PAUD amiiin
Yarobbal‘Alamin.
Bandar lampung, Mei 2015
Penulis
xi
BAB. II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Definisi Kreativitas ... 8
2.2 Definisi Motorik Halus ... 10
2.3 Hubungan Kreativitas dan Kecerdasan ... 11
2.4 Kreativitas sebagai Basic Skil bagi Anak Usia Dini ... 12
xii
3.7 Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 33
3.7.1 Tahap Rancangan Tindakan Siklus I ... 33 4.1 Profil Taman Kanak-Kanan Darul Ikhsan ... 36
4.1.1 Sejarah berdirinya ... 36
4.1.2 Letak Geografis ... ... 37
4.1.3 Visi dan misi ... 38
4.1.4 Data Guru Taman Kanak-kanak Darul Ikhsan ... 40
4.1.5 Data Murid Taman Kanak-kanak Darul Ikhsan ... 40
4.1.6 Data Sarana dan prasarana Taman Kanak-kanak Darul Ikhsan ... 41
4.3.1 Aktivitas Perkembangan Kreativitas Motorik Halus ... 62
4.3.2 Kinerja Guru... 64
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 65
5.2 Saran ... 65
viii
DAFTAR GAMBAR
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Pada dasarnya manusia telah memiliki potensi kreatif sejak awal ia diciptakan.
Dengan potensi kreativitas alami yang dimilikinya, maka anak akan senantiasa
membutuhkan aktivitas yang sarat dengan ide-ide kreatif. Mereka perlu
mendapatkan pembinaan yang tepat yang memungkinkan mereka untuk dapat
mengembangkan potensi dan kemampuannya itu secara optimal dapat berguna
bagi dirinya, keluarga, dan masyarakat luas pada umumnya.
Dalam upaya mengembangkan kreativitas ini, hendaknya dilakukan semenjak
anak usia dini, sebab pada masa ini individu memiliki peluang yang sangat besar
untuk dapat mengembangkan potensinya tersebut.
Menurut pasal 28 UU Sisdiknas No. 20/2003 ayat 1 Menegaskan bahwa,
Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang
ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan
melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki
2
PAUD merupakan salah satu bentuk penyelenggaraan pendidikan yang
menitikberatkan pada peletakan dasar kearah pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar ), kecerdasan (daya pikir, daya cipta,
kecerdasan emosi, kecerdasan spritual), sosial emosional (sikap dan perilaku serta
agama), bahasa dan komunikasi, sesuai dengan keunikan dan tahap – tahap perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini.
Pendidikan usia dini adalah salah satu hal penting untuk membekali anak dalam
menghadapi perkembangan masa depan. Untuk itu proses stimulasi atau
pembelajaran yang bermakna sangat menentukan terwujudnya manusia yang
berkualitas anak perlu mendapatkan stimulasi atau pembelajaran pengamatan
sertapengetahuan tentang hal–hal yang akan diperlukan dalam kehidupanya.
Anak usia dini memiliki karakteristik yang khas, baik secara fisik, psikis, sosial,
moral dan sebagainya. Masa kanak-kanak adalah masa pembentukan pondasi dan
masa kepribadian yang akan menentukan pengalaman anak selanjutnya.
Sedemikian pentingnya usia tersebut maka memahami karakteristik anak usia dini
menjadi mutlak apa adanya bila ingin memiliki generasi yang mampu
mengembangkan dari secara optimal.
Menyikapi perkembangan anak usia dini, perlu adanya suatu program pendidikan
yang didesain sesuai dengan tingkat perkembangan anak. Kita perlu kembalikan
ruang kelas menjadi arena bermain, bernyanyi, bergerak bebas, kita jadikan ruang
kelas sebagai ajang kreatif bagi anak dan menjadikan mereka senang dan secara
3
Anak bukanlah orang dewasa dalam ukuran kecil. Oleh karena itu, anak harus
diperlakukan sesuai dengan tahap – tahap perkembangannya. Hanya saja, dalam praktik pendidikan sehari – hari, tidak selalu demikian yang terjadi. Banyak contoh yang menunjukan ada beberapa orang tua dan masyarakat pada umumnya
memberlakukan anak tidak sesuai dengan tingkat perkembanganya. Di dalam
keluarga orang tua sering memberikan tekanan tidak sesuai dengan perkembangan
anak.
Proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak-anak yaitu
melalui bermain, dapat merangsang kreativitas anak sesuai dengan potensi yang
dimilikinya sejak usia dini. Ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh
Mulyasa (2005 : 164) bahwa : "Proses pembelajaran pada hakekatnya bertujuan
untuk mengembangkan aktivitas dan kreativitas peserta didik, melalui berbagai
interaksi dan pengalaman belajar". Hasil penelitian di Baylor College Of
Medicine (Nurlaily, 2006:12) menunjukkan bahwa "lingkungan memberi peran
yang sangat besar dalam membentuk sikap, kepribadian dan pengembangan
kemampuan anak secara optimal. Anak yang tidak mendapat lingkungan yang
baik untuk merangsang pertumbuhan otaknya, misal jarang disentuh, jarang diajak
bermain, jarang diajak berkomunikasi, maka perkembangan otaknya akan lebih
kecil 20-30% dari ukuran normal seusianya". Oleh karena itu hak-hak anak usia
dini harus lebih diperhatikan lagi termasuk hak akan pendidikannya. Hal ini
menunjukkan bahwa anak-anak berhak mendapat pengajaran, baik yang
diselenggarakan di jalur pendidikan formal, informal, maupun di jalur nonformal
4
Berkenaan dengan hal tersebut, maka pendidikan yang diberikan pada anak harus
berorientasi pada perkembanganya. Menurut Nurlaily (2006:3) "Proses
pendidikan yang berorientasi pada perkembangan adalah sebanyak mungkin
melibatkan anak dalam kegiatan meneliti, menguji, memanipulasi dan
bereksperimen dengan berbagai benda yang menarik bagi anak seusia mereka".
Melakukan berbagai percobaan dengan berbagai benda adalah kegiatan yang
disukai anak usia dini dan kegiatan ini mampu mengembangkan kreativitas anak.
Nurlaily (2006:5) mengatakan:"Pentingnya masa anak usia dini dan
karakteristiknya, menuntut pendekatan yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran yang memusatkan perhatiannya pada anak. Peran pendidik dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah dengan memberikan kesempatan pada
anak untuk melakukan berbagai kegiatan dengan mengeksplorasi lingkungannya
dan melakukan interaksi yang aktif dengan orang dewasa dan lingkungannya".
Atas dasar hal tersebut di atas, maka guru hendaknya bisa menciptakan situasi
yang memungkinkan berkembangnya potensi yang dimiliki anak sehingga
kreativitas anak bisa berkembang secara optimal. Namun demikian, berdasarkan
pengamatan yang dilakukan di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar
Lampung Nampak bahwa mayoritas anak masih kesulitan dalam
mengembangkan kreativitasnya, hal ini terlihat bahwa jika anak disuruh
mengerjakan sesuatu, selalu bertanya, mereka tidak tahu apa yang akan mereka
kerjakan, mereka Nampak kebingungan. Hal ini disebabkan metode pembelajaran
yang dilakukan oleh guru sangat bersifat akademistik, dimana anak hanya
mengerjakan contoh yang diberikan guru, dalam pembelajaran guru seringkali
5
untuk melakukan suatu kegiatan yang memberikan kesempatan anak untuk
mengembangkan kreativitasnya, jika ada tugas, maka tugas tersebut semua
dicontohkan oleh guru, baik dalam mengenalkan huruf atau angka, menggambar
maupun membuat sesuatu, sehingga anak hanya meniru persis apa yang
dicontohkan oleh guru, akibatnya kreativitas anak tidak bias berkembang sesuai
dengan yang diharapkan
Atas dasar hal tersebut maka perlu ada suatu kegiatan pembelajaran yang dapat
membantu anak untuk meningkatkan kreativitasnya. Adapun salah satu metode
pembelajaran yang dianggap bisa membantu anak mengembangkan kreativitasnya
adalah metode proyek, mengingat metode proyek merupakan salah satu metode
pembelajaran yang dapat mewadahi pengembangan kreativitas anak, mengingat
melalui metode proyek, anak bekerja secara kelompok bertukar ide gagasan untuk
menuangkan kreativitasnya melalui pekerjaan yang mereka lakukan,
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut diatas, maka masalah yang muncul
dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1) Dalam pembelajaran, guru masih menggunakan metode ceramah.
2) Dalam pembelajaran, guru hanya memberi tugas untuk dikerjakan dengan
menirukan persis seperti yang dilakukan guru.
3) Anak jarang diberi kesempatan melakukan kegiatan yang dapat
meningkatkan kreativitasnya.
6
1.3 Rumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang ditemukan maka masalah yang diteliti
adalah : kreativitas anak belum berkembang secara optimal.
1.4 Permasalahan Penelitian
Berdasarkan identifikasi masalah dan rumusan masalah tersebut ditas maka
permasalahan yang akan diteliti adalah: Bagaimana meningkatkan kreativitas
melalui metode proyek anak usia dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa
Bandar Lampung .
Atas dasar permasalahan diatas, maka judul penelitian ini adalah
“Meningkatkan Kreativitas Melalui Metode Proyek Pada Anak Usia Dini di TK
Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung”.
1.5 Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kreativitas melalui metode
proyek anak usia dini di TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa Bandar Lampung .
1.6 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini sebagai berikut :
1.6.1 Manfaat Bagi siswa
Dapat membantu meningkatkan kreativitas anak usia dini melalui metode
proyek
1.6.2 Manfaat Bagi Guru
Dapat membantu guru dalam upaya memperbaiki pembelajaran terutama
7
1.6.3 Manfaat Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi informasi
bagi pengembangan karya tulis ilmiah khususnya dalam bidang penerapan
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Definisi Kreativitas
James J. Gallagher (1985) mengatakan bahwa “Creativity is a mental proceess by
which an individual creates new ideas or products, or recombines exiting ideas
and product, in fashion that is novel to him or her” Dengan demikian maka
kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
gagasan ataupun produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang
pada akhirnya akan melekat pada dirinya
Lebih lanjut Supriadi (1994) mengutarakan bahwa kreativitas adalah kemampuan
seseorang untuk melahirkan sesuatu yang baru, baikberupa gagasan maupun karya
nyata yang relatif berbeda apa yang pernah ada. Selanjutnya ia menambahkan
bahwa kreativitas merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi yang
mengimplikasikan terjadinya askalasi dalam kemampuan berfikir , di tandai oleh
suksesi, diskontinuitas, diferensiasi, dan integrasi antara setiap tahap
perkembangan. Selanjutnya Monstakis (dalam Munandar, 1995) mengemukakan
bahwa kreativitas merupakan kemampuan pengalaman dalam mengekspresikan
dan mengaktualisasikan identitas individu dalam bentuk terpadu antara hubungan
diri sendiri, alam dan orang lain. Pada umumnya definisi kreativitas dirumuskan
dalam istilah pribadi (person), proses, dan produk dan press, seperti yang
9
Dari beberapa definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sesorang bisa dikatakan
kreatif jika bisa melahirkan gagasan, proses, metode ataupun produk baru yang
efektif yang bersifat imajinatif, estetis, fleksibel, integrasi, suksesi, diskontinuitas,
dan diferensiasi yang berdayaguna dalam berbagai bidang untuk pemecahan suatu
masalah.
Adapun proses kreatif hanya akan terjadi jika dibangkitkan melalui masalah yang
memacu pada lima macam perilaku kreatif, sebagaimana yang dipaparkan oleh
Parnes ( dalam Nursito : 2000) sebagi berikut;
a. Fluency (kelancaran),yaitu kemampuan mengemukakan ide-ide yang serupa
untuk memecahkan suatu masalah.
b. Flexibility (keluesan), yaitu kemampuan untuk menghasilkan berbagai
macam ide guna memecahkan suatu masalah diluar kategori yang biasa.
c. Originality (keaslian), yaitu kemampuan memberikan respon yang unik atau
luar biasa.
d. Elaboration (keterperincian), yaitu kemampuan menyatakan pengarahan ide
secara terperinci untuk mewujudkan ide menjadi kenyataan.
e. Sensitivity (kepekaan), yaitu menangkap dan menghasilkan masalah sebagai
10
2.2 Definisi Motorik Halus
Menurut Santrock (1995: 225) Pada usia 4 tahun, koordinasi motorik halus
anak-anak telah semakin meningkat dan menjadi lebih tepat dan pada usia 5 tahun
koordinasi motorik halus akan semakin meningkat. Saputra dan Rudyanto
(2005:118) mengatakan bahwa motorik halus adalah kemampuan anak
beraktivitas dengan menggunakan otot-otot halus (kecil) seperti menulis,
meremas, menggambar, menggenggam, menyusun balok dan memasukkan
kelereng.
Sujiono (2009:1.14) berpendapat, motorik halus adalah gerakan yang hanya
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu saja dan dilakukan oleh otot-otot kecil,
seperti keterampilan menggunakan jari jemari tangan dan gerakan pergelangan
tangan yang tepat. Sehingga gerakan ini tidak memerlukan tenaga melainkan
membutuhkan koordinasi mata dan tangan yang cermat. Dalam melakukan
gerakan motorik halus, anak juga memerlukan dukungan keterampilan fisik lain
serta kematangan mental.
Menurut Sumantri (2005:143) keterampilan motorik halus adalah
pengorganisasian penggunakan sekelompok otot-otot kecil seperti jari jemari dan
tangan yang sering membutuhkan kecermatan dan koordinasi mata dengan tangan,
keterampilan yang mencakup pemanfaatan dengan alat-alat untuk bekerja dan
obyek yang kecil atau pengontrolan terhadap mesin misalnya mengetik, menjahit
11
2.3 Hubungan Kreativitas dan Kecerdasan
Kecerdasan dan kreativitas memiliki kaitan yang erat walaupun tidak mutlak
orang yang kreatif dapat dipastikan ia orang yang cerdas, namun tidak selalu
orang yang cerdas pasti kreatif. Lahirnya sebuah karya kreatif, membutuhkan
lebih dari sekedar kecerdasan. Sebagai contoh; jika seorang dihadapkan pada
permasalahan, ia akan disebut cerdas jika ia mampu menyelesaikan permasalahan
itu dengan cepat dan tepat, walaupun jawaban yang diberikan bersifat umum. Pola
berpikir seperti ini disebut berpkir konvergen. Namun bagi seseorang yang kreatif
ia akan memperkaya penyelesaian masalahnya dengan berbagai alternatif
jawaban, dengan berbagai cara dan sudut pandang, bersifat unik dan berbeda
dengan yang lain atau dengan katan lain ‘tidak umum’. Berpikir alternatif
merupakan kemampuan berpikir yang tidak hanya membutuhkan kecepatan dan
ketepatan dalam menganalisa permasalahan , namun ia dapat menentukan
berbagai alternatif jawaban yang benar dari berbagai sudut pandang secara cepat
dan benar dari berbagai sudut pandang secara cepat dan benar. Seseorang tidak
mungkin dapat melakukannya jika ia bukan seorang yang cerdas. Pola berpikir
seperti ini disebut dengan berpikir divergen. Kreativitas merupakan salah satu ciri
perilaku yang menunjukkan perilaku inteligent (cerdas), namun kreativitas dan
Intlegensi tidak selalu menunjukkan korelasi yang memuaskan. Sebab skor IQ
(Intelligensi Quotient) yang rendah memang selalu diikuti oleh tingkat kreativitas
yang rendah pula, namun skor IQ yang tinggi ternyata tidak selalu dibarengi oleh
12
Menurut Lowenfeld yang dikutip oleh Barret (1984) kreativitas adalah
seperangkat kemampuan seseorang untuk (a) Kepekaan mengamati berbagai
masalah melalui indera, (b) Kelancaran mengeluarkan berbagai alternative
pemecahan masalah, (c) Keluwesan melihat atau memandang suatu serta
kemungkinan jawaban pemecahannya, (d) Kemampuan merespon atau
membuahkan gagasan dalam pemecahan masalah originilitas yang biasa
ditemukan, (e) Kemampuan yang berkaitan dengan keunikan cara atau
nengungkapkan gagasan dalam menciptakan karya seni, (f) Kemampuan
mengabstrasi hal-hal yang bersifat umum dan mengaitkannya menjadi hal-hal
spesifik, (g) Kemampuan memandukan atau mengkombinasikan unsur-unsur seni
menjadi karya seni yang utuh dan (h) Kemampuan memadukan atau
mengkombinasikan unsur-unsur seni.
2.4 Kreativitas sebagai Basic Skill bagi Anak Usia Dini
Anak usia 3-4 tahun pun dapat menciptakan apapun yang dia inginkan melalui
benda-benda sekitarnya. Ia dapat menciptakan roket dengan ember cucian ibunya,
mobil bus dengan kursi terbalik.
Persoalan yang terjadi pada perkembangan selanjutnya daya kreatif anak semakin
berkurang. Peraturan – peraturan yang tidak perlu, pola kebiasaan, pola
penghargaan dan pola asuh orang dewasa disekitar anak dapat menghambat daya
13
Ayan (2002) menandaskan bahwa hasil riset menujukkan kreativitas mulai hilang
pada masa kanak – kanak menuju masa dewasa. Salah satu kajiaannya telah
mencermati kemampuan individu dalam memunculkan ide orsinil. Nilai
perbandingan jawaban jawaban “orisinil” (unik) dan standar “ (biasa) yang
dihasilkan adalah sebagai berikut:
Tabel 2.4.1 Tingkat Orisinalitas berdasarkan Usia
Umur 5 atau kurang 90% Orisinil
Umur 7 20% Orisinil
Orang dewasa 2% Orsinil
Sumber : Ayan (2002)
Hilangnya orisinalitas ini sungguh mengejutkan. Tak heran jika menjelang usia 40
tahunan keatas, banyak orang dewasa yang cepat merasa kecewa dan menyerah
ketika mencoba melakukan perubahan, pembahuruan dan produk kreatif lainnya
padahal pada usia – usia tersebut, masyarakat justru sedangkan menunggu karya
mereka.
2.5 Metode Proyek
2.5.1 Pengertian Metode Proyek
Istilah proyek diambil dari manual arts (pekerjaan tangan), di mana siswa harus
menyelesaikan suatu pekerjaan tertentu yang disebut proyek. Apakah itu membuat
sandiwara, mengadakan karyawisata atau menikmati hasil-hasil kesenian. Yang
pokok dalam metode proyek ialah “the active purpose of the learner”. Siswa itu
14
Menurut Ahmadi dan Prasetya (1997: 70) mengemukakan bahwa metode proyek
(unit) adalah suatu metode mengajar dimana bahan pelajaran diorganisasikan
sedemikian rupa sehingga merupakan suatu keseluruhan atau kesatuan bulat yang
bermakna dan mengandung suatu pokok masalah. Sedangkan menurut Roestiyah
(1994: 81) metode proyek berarti rencana, suatu problem atau kesulitan, dan
bentuk pengajaran dimana murid mengelola sendiri.
Dalam melaksanakan proyek siswa secara berkelompok dan bekerjasama dengan
rekan sekelompoknya. Dengan demikian, hubungan sosial dan rasa solidaritas
dengan sesama siswa dapat terlatih.
Pelaksanaan pembelajaran dengan metode proyek akan menghasilkan suatu hasil
proyek yang dapat diamati secara langsung (nyata). Siswa akan melaporkan
penemuannya dengan tertulis, lisan atau dalam beberapa bentuk penyajian lain di
depan kelas, kelompok belajar atau guru. Metode ini memberikan kesempatan
kepada siswa untuk sangat kreatif, selain itu, dengan mempresentasikan laporan
hasil proyek, dapat meningkatkan kemampuan peserta didik dalam
berkomunikasi.
Metode proyek membawa perubahan esensial dalam kegiatan siswa. Belajar
dengan baik tidak tercapai dengan cara penyajian yang bagaimanapun baiknya.
Belajar dengan hasil baik hanya tercapai dengan membangkitkan kemauan dan
15
Menurut Ahmadi (1997) langkah-langkah pembelajaran dengan menggunakan
metode proyek sebagai berikut:
1. Penyelidikan dan observasi (exkploration)
Guru mengajukan pertanyaan lisan, memberi keterangan singkat tentang
sesuatu hal untuk mengetahui sejauh mana kreativitas anak dalam menaggapi
kegiatan apa yang akan dilakukan bersama guru.
2. Penyajian bahan (presentation)
Dengan metode ceramah, guru dengan metode ceramah memberikan garis
besar tentang bahan pelajaran.
3. Asimilasi / pengumpulan keterangan atau data
Para pelajar mencari informasi, keterangan atau fakta-fakta untuk mengisi
pokok-pokok yang penting. Dalam langkah ini pelajar mencari data dari
sumber-sumber unit (resource unit = sumber yang berisi berita, fakta,
informasi dan sebagainya tentang unit yang sedang dipelajari).
4. Mengorganisasikan data (organization)
Dalam langkah ini, pelajar dibawah pimpinan guru aktif mengorganisasikan
data, fakta dan informasi, missal menggolongkan data, mengolah data untuk
mengambil kesimpulan. Daya berpikir dan daya menganalisis memainkan
16
Para pelajar mempertanggung jawabkan atau menyajikan hasil yang
diperolehnya. Laporan pertanggungjawaban ini dapat dilakukan dengan lisan
maupun tertulis atau keduanya. Metode ini memantapkan pengetahuan yang
diperoleh anak didik. Menyalurkan minat dan melatih anak didik menelaah
suatu materi pelajaran dengan wawasan yang lebih luas.
2.5.2 Manfaat Metode Proyek bagi Anak Usia Dini
Perkembangan suatu metode terletak pada kekuatannya dalam memotivasi anak.
Metode proyek merupakan salah satu metode umtuk memberikan pengalaman
belajar dalam memecahkan masalah yang memiliki nilai praktis yang sangat
penting bagi pengembangan pribadi yang sehat dan realistis.
Metode proyek dapat diterapkan secara luas untuk memcahkan masalah dalam
lingkup kehidupan anak sehari-hari. Kehidupan anak sehari-hari dalam keluarga,
sekolah dan masyarakat yang lebih luas. Karena itu metode proyek bila digunakan
secara tepat dapat memperluas wawasan anak tentang segi-segi kehidupan dalam
keluarga, sekolah dan masyarakat. Anak memperoleh pengalaman belajar dalam
pengembangan sikap positif dalam kegiatan bekerja dengan anak lain. Sikap
positif ini antara lain sikap mandiri, penyesuaian diri, tanggung jawab, tenggang
rasa, saling bantu dan sebaginya. Dengan demikian metode proyek dapat
digunakan guru untuk melatih anak memecahkan persoalan sehari-hari denga
17
Karena dalam penggunaan metode proyek itu tekanan tanggung jawab beralih dari
guru ke anak, maka dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan dan membina
sikap kerjasama dan interaksi sosialdiantara anak-anak yang terlibat dalam
proyek, agar mampu menyelesaikan bagian pekerjaannya dalam kebersamaan
secara efektif dan harmonis. Masing-masing belajar bertanggung jawab terhadap
bagian pekerjaannya dengan kesepakatan bersama.
Pemberian pengalaman belajar dengan menggunakan metode proyek dapat
dipergunakan untuk mengeksplorasi kemampuan, minat serta kebutuhan anak.
Dan juga melatih anak menerima tanggung jawabdan prakarsa untuk
mengembangkan kreativitas dalam menjelaskna pekerjaan yang menjadi bagian
proyek secara tuntas.
Dalam kegiatan dengan mengunakan metode proyek anak mendapat kesempatan
untuk menggunakan kebebasan secara fisik maupun secara intelektual untuk
menyelesaikan pekerjaan yang menjadi tanggung jawab menurut cara yang
dikuasi dan tidak harus duduk tenang di bangku masing-masing. Berbagai
seumber belajar yang disediakan dapat dipergunakan dalam kegiatan membentuk,
membangun, menata, mengukur, menggambar, menganyam dan sebagainya.
2.5.3 Tujuan Kegiatan Proyek bagi Anak Usia Dini
Metode proyek merupakan salah satu cara yang ditempuh guru untuk memberikan
pengalaman belajar agar anak memperoleh keterampilan dalam memecahkan
persoalan sehari-hari lebih baik. Pemecahan masalah bagi siapa pun pasti
18
bermanfaat dalam mengembangkan kemampuan mengadakan hubungan dengan
anak lain dalam kelompok, yang dapat menimbulkan kecenderungan berfikir,
merasakan dan bertindak lebih kepada tujuan kelompok daripada diri sendiri.
Anak usia dini selain memiliki kemampuan, keterampilan, kebutuhan dan miat
yang sama juga memiliki perbedaan-perbedaan. Oleh karena itu metode proyek
member peluang kepada tiap anak untuk berperan serta dalam memecahkan
masalahyang dihadapi dengan memilih bagian pekerjaan kelompok sesuai dengan
kemampuan, keterampilan, kebutuhan dan minat masing-masing. Oleh karena itu
dalam menggunkan metode proyek agar tujuan pengajaran tercapai kegiatan
proyek perlu memperhatika hal-hal sebagai berikut :
a. Merupakan kegiatan yang bersumber dari pengalaman anak sehari-hari dalam
lingkungan keluarga, sekolah, maupun di luar sekolah
b. Kegiatan itu merupakan kegiatan yang sedemikian konplek yang menuntut
bermacam penanganan yang tidak mungkin dilakukan anak secara
perseorangan dalam jangka waktu yang sudah ditetapkan.
c. Kegiatan merupakan kegiatan yang dapat membantu mengembangkan
kemampuan berfikir dan nalar, kemampuan bekerjasama dengan anak laindan
memperluas wawasan anak
d. Kegiatan itu cukupmenantang bagi anak dalam pengembangan kesehatan
fisik dan kesejahtraan.
19
2.5.4 Rancangan Kegiatan Proyek bagi Anak Usia Dini
Ada tiga tahap dalam merancang kegiatan proyek bagi anak usia dini yaitu
adalah :
a. Rancangan persiapan yang dilakukan guru
Ada beberapa hal yang perlu mendapatkan perhatian dalam merancang
persiapan melaksanakan kegiatan pengajaran dengan menggunkan metode
proyek :
1. Menetapkan tujuan dan tema kegiatan pengajaran dengan menggunkan
metode proyek
2. Menetapkan rancangan bahan dan alat yang diperlukan dalam kegiatan
proyek
3. Menetapkanrancangan pengelompokan anak untuk melaksanakan kegiatan
proyek
4. Menetapkan rancangan langkah-langkahkegiatan sesuai dengan tujuan
yang ingin dicapai
5. Menetapkan rancangan penilaian kegiatan pengajaran dengan metode
20
b. Merancang pelaksanakan kegiatan proyek bagi anak
Dalam melaksanakan kegiatan proyek bagi anak usia dini ada tiga tahap yang
harus dilakukan oleh guru antara lain :
1. Kegiatan Pra-pengembangan
Kegiatan Pra-Pengembangan merupakan persiapan yang harus dilakukan
sebelum pelaksanaan kegiatan proyek. Kegiatan persiapan akan
berpengaruh pada kelancaran kegiatan pelaksanaan kegiatan proyek. Oleh
karena itu, kegiatan persiapan guru garus dilakukan secara cermat, jangan
sampai unsur-unsur penting yang harus ada terlewatkan.
Kegiatan pra-pengembangan meliputi :
a. Kegiatan menyiapkan bahan dan alat yang diperlukan bagi
pelaksanaan kegiatan proyek dengan tujuan dan tema yang dirancang
b. Kegiatan penyiapan kelompok anak sesuai dengan kreteria yang telah
ditetapkan yang dianggap penting
c. Menyusun deskripsi pekerjaan bagi masing-masing kelompok.
d. Kegiatan penyiapan anak dalam mengikuti kegiatan peroyek
2. Kegiatan Pengembangan
Kegiatan pengembangan merupakan kegiatan pengembangan dari
kegiatan pra- pengemangan dengan kata lain pelaksanaan kegiatan
proyek. Kegiatan ini sangat berpengaruh terhadap hasil dari kegiatan
21
3. Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup merupakan akhir dari kegiatan proyek, kegiatan
penutup biasanya adalah mengembalikan bahan dan alat yang
dipergunakan pada tempat semua, membersihkan dan merapikan tempat
kerja.
c. Merancang penilaian kegiatan proyek bagi penilaian kegiatan proyek
merupakan bagian yang tak terpisahkan dalam kegiatan pemberian
pengalaman belajar dengan menggunakan metode proyek.
2.6 Kerangka Pikir Penelitian
Kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa
gagasan ataupun berupa produk baru atau mengkombinasikan antara keduanya
yang melekat pada diri seseorang. Dalam upaya mengembangkan kreatifitas
hendaknya dilakukan semenjak anak usia dini sebab pada masa ini individu
memiliki peluang yang sangat besar untuk dapat mengembangkan potensinya dan
dengan proses pembelajaran dengan kegiatan yang menyenangkan bagi anak
yaitu melalui bermain, dapat merangsang kreativitas anak sesuai dengan
potensinya yang diliki sejak usia dini.
Anak hendaknya diberi kesempatan untuk melakukan berbagai aktivitas melalui
pengamatan, penyelidikan dan percobaan untuk mencari tahu, metode proyek
merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat memberi kesempatan
kepada anak untuk mengekplorasi potensi yang dimiliki anak. Atas dasar hal
22
Gambar. 2.6.1 Kerangka Pikir Penelitian
2.7 Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian teori dan kerangka pikir tersebut diatas maka hipotesis yang
diajukan sebagai berikut “Jika pembelajaran di lakukan dengan menggunakan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Pedekatan Penelitian
Penelitian tentang upaya peningkatan kreativitas anak usia dini melalui metode
proyek ini merupakan penelitian tindakan kelas sebanyak tiga siklus yang setiap
siklusnya terdiri dari empat tahapan, yakni tahap perencanaan, tahap pelaksanaan,
tahap observasi dan tahap refleksi.
3.2. Setting Penelitian
3.2.1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester kedua tahun pelajaran 2014 - 2015
3.2.2. Tempat Penelitian
Dalam penelitian ini dilakukan di TK Darul Ikhsan Bandar Lampung Kecamatan
Rajabasa Kelurahan Rajabasa Bandar Lampung,
3.3. Subyek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah anak siswa TK Darul Ikhsan Kecamatan Rajabasa
Bandar Lampung di kelompok B1 yang berjumlah 16 anak terdiri dari 10 anak
perempuan dan 6 anak laki-laki.
Data primer adalah sumber data dalam penelitian adalah suyek dari mana data
24
3.4. Teknik dan Alat Pengumpulan Data
3.4.1. Teknik Pengumpulan Data
Tenik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan teknik non tes
wawancara, pengamatan, dan cek list.
3.4.2. Alat Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah adalah
teknik non tes, alat pengumpulan datanya adalah :
a. Observasi
Adalah hasil pengamatan langsung terhadap fenomena, objek yang diteliti
secara objektif dan hasilnya akan sistematis agar diperoleh gambaran yang
konkrit tentang kondisi dilapangan (Sutrisno Hadi, 1984). Observasi
dijadikan sebagai teknik pengumpulan data yang utama dalam penelitian
tindakan (Action Research) karena dengan observasi dapat diketahui
perkembangan penerapan model pembelajaran yang menjadi sasaran
penelitian yakni berupa peningkatan kreativitas anak usia dini melalui metode
proyek guna memperoleh gambaran tentang keberhasilan penelitian yang
dilakukan.
b. Portofolio
Hasil kumpulan pekerjaan / karya anak
c. Dokumentasi
25
3.5. Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian adalah deskriftif kuantitatif
data kuantitatif dengan membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, siklus
1, siklus 2 dan seterusnya.
Setelah semua data dianalisis dengan rumus persentase tersebut, memberikan
indikator keberhasilan peningkatan kemampuan bahasa anak dalam mengenal
huruf sesuai dengan kemampuan yang dimiliki oleh setiap anak. Tabel dibawah
ini merupakan kriteria indikator penilaian peneliti.
Tabel 3.5.1 Kriterian penelitian
Jenis penilaian Kriteria
BB (belum berkembang) Apabila anak belum dapat
mencapai satu pun indicator yang
ditetapkan
MB (Mulai berkembang) Apabila anak sudah dapat
mencapai satu indicator yang
ditetapkan
BSH (berkembang sesuai
harapan)
Apabila anak sudah dapat
mencapai semua indicator yang
ditetapkan
BSB (Berkembang sangat baik) Apabila anak sudah dapat
mencapai lebih dari semua indicator
26
Adapun dalam memperoleh data untuk mengetahui keberhasilan pada indikator
yang diberikan :
a. Anak dikatakan belum berkembang (BB) apabila anak belum dapat mencapai
satu pun indicator yang ditetapkan.
b. Anak dikatakan mulai berkembang (MB) apabila anak sudah bisa mencapai
satu indicator yang ditetapkan.
c. Anak dikatakan berkembang sesuai harapan (BSH) apabila anak dapat
mencapai semua indicator yang ditetapkan.
d. Anak dikatakan berkembang sangat baik (BSB) apabila anak dapat mencapai
lebih dari semua indicator yang ditetapkan.
Teknik analisis data tersebut adalah sebagai berikut :
a. Data berbentuk bilangan/ kuantitatif di analisis secara deskriptif yatu dengan
membandingkan data kuantitatif dari kondisi awal, yaitu siklus ke 1 sampai
siklus ke 3
b. Data yang berbentuk kualitatif dianalisis secara kualitatif berdasarkan hasil
observasi/ pengamatan dan refleksi dari kondisi awal yaitu siklus ke 1 sampai
27
SIKLUS I
PERENCANAAN
Sebelum melaksanakan Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) peneliti membuat
rencana kegiatan pembelajaran agar dalam pelaksanaannya dapat berhasil dengan
baik dan sesuai harapan.
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman dalam melaksanakan
langkah-langkah pembelajaran dan lembar analisis untuk mencatat proses dan
hasil yang diperoleh siswa saat mengikuti permainan untuk meningkatkan
kreativitas motorik halus melalui metode proyek.
TINDAKAN
Setelah semua komponenn diatas dipersiapkan, peneiti dibantu dengan teman
sejawat sebagai observer melaksanakan kegiatan permainan yang pertama yaitu
menirukan bentuk dari kotak bekas seperti mobil, televisi, kereta api, dan boneka
spongbob untuk meningkatkan kreativitas motorik halus melalui metode proyek
tindakan dalam kegiatan ini dilakukam dalam 2 kali Pertemuan, pada pertemuan
yang kedua peneliti memberikan riview kepada Anak untuk mengetahui seberapa
pemahaman dan kemampuan anak dalam meningkatkan kreativitas motorik halus.
Pelaksanaan tindakan dapat diuraikan sebagai berikut :
Rencana Kegiatan Harian
1. Kegiatan Pembukaan
a. Berdoa, menyanyi bersama, salam.
28
2. Inti
a. Menjelaskan tentang kotak bekas
b. Tanya jawab tentang kegunaan kotak bekas
c. Anak dibagi menjadi 2 kelompok
d. Masing-masing kelompok membuat kreasi dari kotak bekas
3. Penutup
a. Anak diajak berdiskusi tentang kegiatan hari ini
b. Diskusi tentang kegiatan hari esok.
c. Menyanyi, doa, pulang, salam.
PENGAMATAN / OBSERVASI
Observasi merupakan upaya mengamati pelaksanaan tindakan dalam
melaksanakan konteks, Penelitian Tindakan Kelas merupakan aktivitas yang
dirancang dengan sengaja untuk menghasilkan adanya peningkatan dalam praktek
pendidikan dan pengajaran dalam kondisi kelas tertentu.Observasi berfungsi
untuk mendokumentasikan pengaruh pelaksanaan tindakan yang dapat diharapkan
akan menghilangkan perubahan yang diinginkan. Observasi dilakukan peneliti
pada saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung kedalam lembar pengamatan
yang telah dipersiapkan. Selain itu perencanaan observasi bersifat fleksibel dan
terbuka dengan mencatat hal-hal yang tidak terduga kedalam jurnal yang
berkaitan dengan apa yang terjadi pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Teman sejawat sebagai observer melakukan pengamatan selama proses kegiatan
29
SIKLUS II
PERENCANAAN
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus I yang hasilnya
belum terlihat atau kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan melakukan
tindakan perbaikan pembelajaran pada siklus II.
Hal yang sama dilakukan peneliti adalah dengan mempersiapkan Rencana
Kegiatan Harian yang dijadikan pedoman dalam langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran, lembar evaluasi yang digunakan untuk mengukur kemampuan anak
pada saat melaksanakan permainan yang berbeda pada siklus I, pada siklus II ini
peneliti menggunakan permainan “playdought“
TINDAKAN
Tindakan pada siklus II dibantu dengan teman sejawat sebagai observer, peneliti
melaksanakan tindakan perbaikan pada siklus II, selama peneliti melakukan
tindakan perbaikan, peneliti berpedoman pada Rencana Kegiatan harian dan
melihat kekurangan-kekurangannya yang ada pada siklus I
Pelaksanaan tindakan dapat di uraikan sebagai berikut :
Rencana Kegiatan Harian
1. Pembukaan
a. Salam, berdoa sebelum kegiatan,
30
2. Inti
a. Bercerita tentang playdough,
b. Anak dibagi menjadi 3 kelompok,
c. 1 kelompok mengadon dengan menggunakan tepung, minyak, pewarna
hijau,
d. Kelompok 2 mengadon dengan mengguakan pewarna coklat,
e. Sedangkan kelompok 3 mengadon dengan menggunakan pewarna
merah,
f. Anak mengamati hasil palydough,
g. Anak menceritakan proses percobaan yang dilakukan,
h. Anak menghitung jumlah warna yang didapat pada kertas.
3. Penutup
a. Anak berdiskusi tentang kegiatan hari ini
b. Guru memotivasi anak untuk kegiatan esok hari
c. Doa, salam, pulang
PENGAMATAN / OBSERVASI
Observasi kegiatan di siklus II di lakukan bersama guru dan di temukan 5 dari
16 anak yang masih mengalami kesulitan dan masih memerlukan bimbingan dan
31
SIKLUS III
PERENCANAAN
Setelah melaksanakan tindakan perbaikan pembelajaran siklus II yang hasilnya
kurang memuaskan maka peneliti melanjutkan tindakan perbaikan pembelajarn
siklus III, pada siklus III ini peneliti mencoba dengan model permainan yang lain.
Peneliti mempersiapkan RKH yang akan dijadikan pedoman didalam
langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran, lembar observasi untuk mencatat kekurangan
anak dan guru selama proses pembelajaran, lembar evaluasi yang digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa pada saat melaksanakan permainan.
TINDAKAN
Pada siklus III ini peneliti masih dibantu teman sejawat sebagai observer, peneliti
melaksanakan tindakan perbaikan siklus III. Selama peneliti melaksanakan
tindakan perbaikan, peneliti berpedoman pada RKH dan melihat
kekeuranagn-kekurangannya yang ada pada siklus II.
Pelaksanaan tindakan dapat diuraikan sebagai berikut :
Rencana Kegiatan Harian
1. Pembukaan
a. Guru memberi salam
b. Anak duduk membuat lingkaran
32
2. Inti
a. Tanya jawab tentang kreativitas menggambar
b. Guru mendemonstrasikan menggambar sesuai dengan gagasannya
c. Anak menggambar bebas sesuai gagasannya
3. Penutup
a. Anak mencoba menjelaskan bahan & alat yang telah digunakan
b. Guru memotivasi anak
c. Doa, salam, pulang
PENGAMATAN / OBSERVASI
Teman sejawat yang peneliti minta menjadi observer selama kegiatan pada
siklus III.
Indikator Keberhasilan
Penelitian ini dikatakan berhasil apabila 75 % anak sudah memenuhi minimal
tiga indikator yang ditetapkan, yakni :
1. Kreatif dalam membentuk
2. Kreatif menyelesaikan bentuk yg dibuat
3. Kreatif dalam menggambar
4. Kreatif dalm merangkai gambar
33
3.7 Prosedur Penelitian Tindakan Kelas
3.7.1 Tahap Perencanaan Tindakan Siklus 1
Perencaan tindakan merupakan tahapan sebelum melakukan tindakan, yakni
mempersiapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam kegiatan
pembelajaran dengan menggunakan metode proyek untuk meningkatkan
kreativitas anak usia ini. Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada saat
perencanaan adalah:
1. Menetapkan TPP yang digunakan dalam pembelajaran
2. Mengembangkan TPP menjadi indikator
3. Menentukan tema kegiatan
4. Merancang media yang akan digunakan
5. Merancang skenario pembelajaran melalui metdode proyek
6. Merancang evaluasi yang akan digunakan
7. Merancang instrumen observasi, baik kepada guru maupun anak
3.7.2 Tahap Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan, guru melaksanakan kegiatan pembelajaran melalui
metode proyek untuk meningkatkan kreativitas anak usia dini sesuai dengan
34
3.7.3 Tahap Observasi
Pada tahap observasi, mengingat peneliti dalam hal ini guru tidak bisa sekaligus
sebagai observer, maka observer ditunjuk teman sejawat/mitra untuk melakukan
pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung. Observer melakukan
pengamatan terhadap peneliti dengan mengacu pada instrumen yang dibuat pada
saat perencanaan.
3.7.4.Tahap Refleksi
Setelah kegiatan pembelajaran selesai, maka guru bersama mitra observer
melakukan refleksi bersama untuk mencari kelebihan dan kekurangan yang terjadi
saat pembelajaran. Jika ada kelebihannya, maka kelebihan tersebut akan
diteruskan pada siklus berikutnya, namun jika terdapat kekukarangan, maka
kekurangan tersebut akan dijadikan perbaikan pada siklus berikutnya sampai
indikator keberhasilan yang ditetapkan tercapai.
3.7.5.Analisis Data
Teknik analisis data disesuaikan dengan datanya. Pada umumnya data yang
berbentuk kuantitatif dianalisis dengan analisis deskriptif, yaitu menggambar kan
35
3.8. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan pada penelitian ini menggunakan beberapa alat
instrument yaitu :
1. Silabus
Silabus merupakan seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran kelas yang digunakan sebagai landasan dalam penyusunan
RKH.
2. Rencana Kegiatan Harian
RKH adalah perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru
dalam mengajar dan disusun tiap putaran.Dalam RKH, memuat indikator
pembelajaran ,tujuan pembelajaran,skenario pembelajaran, alat peraga, dan
kegiatan belajar mengajar.
3. Lembar Observasi Siswa
Lembar observasi ini digunakan untuk memantau setiap perkembangan siswa
mengenai kemampuan anak mengenal konsep sains secara sederhana yang
menjadi patokan dalam pengukuran tingkat kecerdasan mengenal konsep
sains sederhana.
4. Lembar Observasi Guru
Lembar observasi ini disusun untuk memantau setiap perkembangan dari
proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, penguasaan terhadap metode
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tidakan kelas dan pembahasan yang dilakukan maka
dapat disimpulkan bahwa pembelajaran yang dilakukan melalui metode proyek
dapat meningkatkan kreativitas anak usia dini. Hal ini terbukti dengan adanya
peningkatan aktivitas pembelajaran pada setiap siklusnya dan berdampak pada
peningkatan kreativitas yang semula pada siklus I hanya 41,25 persen meningkat
menjadi 61,25 persen pada siklus II dan 82,50 persen pada siklus III.
5.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan tersebut diatas maka saran yang diajukan dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1) Guru hendaknya lebih meningkatkan penggunaan metode proyek dalam
upaya meningkatkan kreativitas.
2) Metode proyek bisa dijadikan alternatif dalam upaya meningkatkan
66
DAFTAR PUSTAKA
Hurlock B. Elisabeth. 1978.Perkembangan Anak Jilid 2.Jakarta : Erlangga.
Suyanto, Slamet. 2005. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas.
Yeni Rachmawati, S.Pd dan Euis Kurniati, S.Pd, M.Pd. 2001. Strategi pengembangan kreativitas pada anak.
Mujib, Fathul dan Nailur Rahmawati. 2011. Metode Permainan-Permainan Edukatif Dalam Belajar Bahasa Arab. Jogjakarta: Diva Press
Departemen Pendidikan Nasional 2006, Pedoman Penerapan Pendekatan “Beyond
Centers and Cirles Time” (BCCT) dalam Pendidikan Usia Dini.
Hurloock, E.B.,1999. Perkembangan Anak Julid 1 (edisi 6). Penerbit Erlangga: Jakarta.