• Tidak ada hasil yang ditemukan

laporan praktek lapangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "laporan praktek lapangan"

Copied!
48
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Institut pemerintahan dalam negeri sebagai lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan dan lembaga pendidikan kedinasan di lingkungan kementerian dalam negeri mempunyai visi menjadi lembaga pendidikan tinggi kepamongprajaan yang terpercaya mengemban tugas pengembangan ilmu, pembentukan perilaku kepamongan dan penyedia kader pemerintahan yang terampil.

Untuk mewujudkan visi tersebut, IPDN mempunyai misi mensinergikan kekuatan civita akademika Institut pemerintahan dalam negeri, mengembangkan kurikulum berbasis pengajaran, pelatihan dan pengasuhan (jarlatsuh), membangun jaringan kerja sama dengan berbagai kalangan yang mampu mendukung pengembangan kurikulum dan implementasinya, melaksanakan Tridarma perguruan tinggi (pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat), meningkatkan kualitas sumber daya manusia institut pemerintahan dalam negeri an memberdayakan praja sebagai subyek pendidikan dan aset nasional.

Praktek lapangan (PL) II bagi madya praja merupakan salah satu kegiatan IPDN agar para lulusan IPDN memiliki kompetensi ssebagaimana disebut dalam visi IPDN. PL II menjadi perlu untuk dilaksanakan mengingat bahwa:

1. Pengaturan penyelenggaraan pemerintahan daerah di Indonesia mengalami perubahan seiring dengan tuntutan dan kebutuhan masyarakat dan efektivitas pemerintahan. 2. Upaya peningkatan kompetensi lulusan dilakukan menyesuaikan dengan kebutuhan

penyelenggaraan pemetrintahan daerah.

3. Kemajuan IPTEK dan cepatnya perubahan sosial di masyarakat.

(2)

Agar pelaksanaan PL II tepat pada sasarannya, disusun program kerja PL II berupa Program Umum yang akan dilaksanakan dalam Bidang Pemerintahan, Bidang Kemasyarakatan dan Bidang Pembangunan, Progam Khusus dan Program Daerah. Adapun dalam pelaksanaan praktek lapangan ini ditemukan beberapa permasalahan baik dalam pemerintahan kecamatan maupun pemerintaha nagari terkait dengan pengelolaan keuangan, oleh karenan itu akan dibahas lebih mendalam mengenai permasalahan tersebut dalam laporan ini.

1.2 Identifikasi Dan Rumusan Masalah Pemerintahan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan

1.2.1 Identifikasi Masalah

Penyelenggaran pemerinthan pada setiap tingkatan, mulai dari tingkatan terendah sampai dengan tingkatan tertinggi sekalipun tentu tidak lepas dari permasalahan, begitu pula dengan penyelenggaraan pemeritahan di kecamatan Basa Ampek Balai Tapan, adapun masalah-masalah yang ditemui pada penyelenggaraan pemerintahan kecamatan berupa urusan pemerintahan, kewenangan pemerintahan, pelayanan pemerintahan, kelembagaan kecamatan, kepemimpinan camat, kinerja pegawai, personalia kecamatan, hubungan kecamatan dengan nagari-nagari, termasuk hambatan dalam penyelenggaraan pengelolaan keuangan kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.

1.2.2 Rumusan Masalah

Dalam laporan ini akan dibahas secara mendalam salah satu temuan masalah yang berkaitan dengan penyelenggaraan pemerintahan di kecamtan Basa Ampek Balai Tapan yaitu mengenai “Kewenangan Pemerintahan” dan satu temuan masalah yang berkaitan dengan pengelolaan keuangan yaitu mengenai “Perencanaan Anggaran” kecamatan Basa Ampek Balai Tapan.

1.3 Maksud Dan Tujuan

1.3.1 Maksud

(3)

Ampek Balai Tapan dalam pengelenggaraan pemerintahan kecamatan dan pengeloaan keuangan kecamatan Basa Ampek Balai Tapan dengan berdasarkan pada peraturan perundang-undangan yang berlaku.

1.3.2 Tujuan

(4)

BAB II

GAMBARAN UMUM KECAMATAN BASA AMPEK BALAI TAPAN 2.1 Dasar Hukum Pembentukan Kecamatan

Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan merupakan pemekaran dari Kecamatan Pancung Soal, hal ini terdapat pada PP No. 50 Tahun 1999 Tentang Pembentukan 6 (Enam) Kecamatan di Wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Pesisir Selatan, Solok, Sawahlunto/Sijunjung, dan Pasaman Dalam Wilayah Propinsi Daerah Tingkat I Sumatera Barat.

Pada PP No. 50 Tahun 1999 ini yang mengatur tentang Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan berada pada Pasal 1 yang berbunyi :

(1). Membentuk Kecamatan basa Ampek Balai Tapan di wilayah Kabupaten Daerah Tingkat II Pesisir Selatan, yang meliputi wilayah:

a. Desa Pasar Bukit Tapan; b. Desa Tanjung Pondok; c. Desa Sungai Gambia; d. Desa Ampang Tulak; e. Desa Nilau;

f. Desa Alangrambah; g. Desa Binjai;

h. Desa Kubu; i. Desa Talang; j. Desa Muaro Sako; k. Desa Koto Pulai;

l. Desa Kampuang Tangah; m. Desa Batang Arah.

(2). Wilayah Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), semula merupakan bagian dari wilayah Kecamatan Pancung Soal.

(3). Pusat Pemerintahan Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), berada di Desa Pasar Bukit Tapan.

(5)

K S B . P E R E N C D A N P R O G P I S K A , S . K M N I P . 1 9 8 4 0 2 2 7 2 0 1 0 0 1 2 0 2 3 K S B . K E U A N G A N S I S K A N E R I , S E N I P . 1 9 8 1 0 5 2 5 2 0 1 1 0 1 2 0 1 4 K S B . U M U M D A N K E P E G K A S M A D I A N T I P U T R I , S E N I P . 1 9 8 2 1 0 0 6 2 0 1 0 0 1 2 0 2 8

2.3 Tugas Pokok dan Fungsi Kecamatan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Pesisir Selatan (yang telah diubah menjadi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012), tugas pokok dan fungsi kecamatan terdapat pada pasal 4, yaitu :

(1)Kecamatan mempunyai tugas pokok melaksanakan urusan umum pemerintahan dan sebahagian urusan wajib dan urusan pilihan dari pelaksanaan otonomi daerah serta melakukan pembinaan penyelenggaraan pemerintahan nagari.

(2)Untuk menyelenggarakan tugas sebagaimana tersebut pada ayat (1), kecamatan melaksanakan fungsi :

K A S I P E M D A N T R A N T IB K H A IR U L S A LE H , S .S O S N IP . 1 9 5 9 0 2 0 1 1 9 8 6 0 2 1 0 0 3 K A S I E K O B A N G D A R N A T IS M A N N IP . 1 9 6 2 0 6 0 4 1 9 9 4 0 3 1 0 0 4 K A S I A D M . D A N K E P E N D D N U R ’A IN IN IP . 1 9 6 5 0 5 1 9 1 9 8 9 0 3 2 0 0 6 K A S I K E S S O S D A S R U L, A .M d N IP . 1 9 5 8 1 1 0 5 1 9 8 1 0 2 1 0 0 4 JABATAN FUNSIONAL

1. LENI FIRDAWATI, S.Pt

PEMERINTAHAN NAGARI CAMAT

Drs. FERY, Dt.Rj.Malayu NIP. 19600102 198103 1

009

1. MHD. HOSEN NIP. 19601106 199403 1 004

2. HELINDA

1. YESI NOVRITA, SE

2. RIKE RISTUTI

BENDAHARA

NUR’AINI

NIP. 19650519 198903 2 006

SEKCAM

A. HALIM, S.SOS NIP. 19641231 198602 1

038 1. RIZAL EFENDI

(6)

a. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat, pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis penyelenggaraan pemerintahan nagari, pengawasan dan pembinaan teknis administrasi anggaran pendapatan dan belanja pemerintahan nagari;

b. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum; c. mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan; d. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum; e. mengoordinasikan pemeliharaan dan pengamanan pasar inpres dan pasar nagari; f. membina penyelenggaraan pemerintahan nagari;

g. melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan oleh pemerintahan nagari;

h. pelaksanaan pelimpahan sebagian kewenangan pemerintah kabupaten; i. pelayanan penyelenggaraan pemerintahan umum kecamatan; dan j. melaksanakan tugas lainnya sesuai dengan bidang tugas dan fungsinya.

2.4 Urusan Pemerintahan dan Kewenangan Camat

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Pesisir Selatan Nomor 16 Tahun 2010 Tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Kecamatan Dalam Kabupaten Pesisir Selatan (yang telah diubah menjadi Peraturan Daerah Nomor 11 Tahun 2012) dan ditindaklanjuti dengan Peraturan Bupati Nomor 38 Tahun 2010 tentang Rincian Uraian Tugas Kecamatan dalam Kabupaten Pesisir Selatan adalah sebagai penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan, pelayanan masyarakat, pembinaan kehidupan kemasyarakatan dan pelimpahan kewenangan Bupati di Kecamatan.

Selain tugas sebagaimana dimaksud diatas, Camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh Bupati untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek:

(7)

c. Koordinasi; d. Pembinaan; e. Pengawasan; f. Fasilitasi; g. Penetapan;

h. Penyelenggaraan; dan

i. Kewenangan lain yang dilimpahkan.

2.5 Uraian Tugas Jabatan di Kecamatan

Berdasarkan Peraturan Bupati Pesisir Selatan nomor 38 tahun 2011 tentang Rincian Uraian Tugas Kecamatan Dalam Kabupaten Pesisir Selatan. Rincian tugas jabatan struktural kecamatan dalam Kabupaten Pesisir Selatan.

I. Camat

Rincian Tugas :

 Merumuskan program dan kegiatan baik rutin maupun anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas;

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas;

 Memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas;

 memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya;

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan Kinerja;

 Menginterivasi permasalahan-permasalahan guna menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

(8)

 Mengkoordinasikan Sekretaris camat, para kepala seksi dan bawahan agar terjalin kerjasama yang baik dan saling mendukung;

 Mendelegasikan sebagian tugas dan wewenang kepada sekretaris camat, para kepala seksi secara berjenjang sesuai dengan bidang permasalahannya;

 Menandatangani dan / atau memaraf persuratan dan dokumen lainnya sesuai kewenangan menurut peraturan dan ketentuan;

 Memelihara dan mengupayakan peningkatan kinerja pegawai, disiplin, meningkatkan dedikasi, loyalitas dan kejujuran dalam lingkungan kecamatan;

 mengendalikan pengelolaan keuangan dan ketatausahaan serta perlengkapan kecamatan serta memberikan pembinaan dan bimbingan terhadap kelompok jabatan fungsional sesuai dengan peraturan perundang-undangan;

 Menyelenggarakan tugas umum pemerintahan meliputi:

o Mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat yaitu :

 Mendorong partisipasi masyarakat untuk ikut serta dalam perencanaan pembangunan lingkup kecamatan dalam forum musyawarah perencanaan pembangunan di Desa dan Kecamatan.;

 Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap keseluruhan unit kerja baik pemerintah maupun swasta yang mempunyai program kerja kegiatanpemberdayaan masyarakat di wilayah Kecamatan;

 Melakukan evaluasi terhadap berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah Kecamatan baik yang dilakukan oleh unit kerja pemerintah maupun swasta;

 Melakukan tugas-tugas lain di bidang pemberdayaan masyarakat sesuai dengan peraturan perundang-undangan;dan

 Melaporkan pelaksanaan tugas pemberdayaan masyarakat di wilayah kerja Kecamatan kepada Bupati dengan tembusan kepada satuan kerja perangkat daerah yang membidangi urusan pemberdayaan masyarakat..

(9)

 Melakukan koordinasi dengan kepolisian Negara Republik Indonesia dan /atau Tentara Nasional Indonesia mengenai program dan kegiatan penyelenggaraan ketentraman dan ketertiban umum di wilayah Kecamatan;

 Melakukan koordinasi dengan pemuka agama yang berada di wilayah kerja kecamatan untuk mewuudkan ketentraman dan ketertiban umum masyarakat di wilayah Kecamatan

 Melaporkan pelaksanaan pembinaan ketentraman dan ketertiban kepada Bupati.

o Mengoordinasikan penerapan dan penegakan peraturan perundang-undangan yaitu:

 Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang penerapan peraturan perundang-undangan;

 Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah yang tugas dan fungsinya di bidang penegakan peraturan perundang-undangan dan/atau Kepolisian Negara Republik Indonesia;dan

 Melaporkan pelaksanaan penerapan dan penegakan paraturan perundang-undangan di wilayah Kecamatan kepada Bupati.

o Mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum yaitu:

 Melakukan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan/atau instansi vertikal yang tugas dan fungsinya di bidang pemeliharaan prasarana pelayanan umum;

 Melakukan koordinasi dengan pihak swasta dalam pelaksanaan pemeliharaan prasarana dan fasilitas pelayanan umum;dan

 Melaporkan pelaksanaan pemeliharaan prassana dan fasilitas pelayanan umum di wilayah Kecamatan kepada Bupati.

(10)

 Melakuakan koordinasi dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

 Melakukan koordinasi dan sinkronasi perencanaan dengan satuan kerja perangkat daerah dan instansi vertikal di bidang penyelenggaraan kegiatan pemerintahan;

 Melakukan evaluasi penyelenggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat pemerintahan di tingkat Kecamatan;dan

 Melaporkan penyelnggaraan kegiatan pemerintahan di tingkat kecamatan kepada Bupati.

o Membina penyelenggaraan pemeerintahan nagari yaitu:

 Melakukan pembinaan dan pengawasan tertib administrasi pemerintahan nagari;

 Memberikan bimbingan,sepervisi, fasilitasi, dan konsultasi pelaksanaan administrasi Nagari;

 Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap wali nagari melakukan pembinaan danpengawasan trhadap perangkat Nagari;

 Melakukan evaluasi penyelenggaraaan pemerintahan dan dan/atau kelurahn di tingkat Kecamatan;dan

 Melaporkan pelaksanaan pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan pemerintahan Nagarai di tingkat kecamatan kepada Bupati.

o Melaksanakan pelayanan masyarakat yang menjadi ruang lingkup tugasnya dan/atau yang belum dapat dilaksanakan pemerintahan desa yaitu:

 Melakukan perencanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di kecamatan;

 Melakukan percepatan pencapaian standar pelayanan minimal di wilayahnya;

(11)

 Melakukan evaluasi terhadap pelaksanaan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan;

 Melaporkan pelaksanaan kegiatan pelayanan kepada masyarakat di wilayah kecamatan kepada Bupati.

II. Sekcam

Rincian Tugas :

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas;

 Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksaan tugas;

 Mengawasi pelaksaan tugas bawahan agar tidak terjadi penyimpangan;

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya;

 Menilai hasil kerja bawahan secra periodic guna bahan peningkatan kinerja;

 Menilai dan menyempurnakan konsep surat dan telaahan kepada subbagian umum dan kepegawaian,subbagian keuangan dan subbagian perencanaan dan pelaporan;

 Menandatangani dan/atau memaraf surat dan dokumen lainnya sesuai dengan kewenangan menurut ketentuan;

 Menyiapkan bahan koordinasi dan pengendalian rencana dan program kerja kecamatan;

 Menyiapkan bahan perencanaan, pelayanan administrasi fdan teknis bidang umum, kepegawaian, keuangan,perencanaan dan pelaporan;

 Menyusun rencana program kerja dan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi sekretaris serta sumber daya yang ada berpedoman kepada rencana strategis kecamatan sebagai pedoman pelaksaaan tugas;

 Melaksanakan pengelolaan program administrasi umum dan kepegawaian meliputi pengelolaan administrasi surat menyurat, pengarsipan,kepegawaian, perlengkapan, dan alat serta urusan rumah tangga;

 Melaksanakan urusan perlengkapan perlengkapan rumah tangga dan barang inventaris, serta melakukan pembinaan terhadap asset asset Desa baik yang bergerak dan tidak bergerak;

 Melaksanakan pengelolaan administrasi keuangan, perencanaan, evaluasi pelaporan;

 Pengelolaan administrasi keuangan yang meliputi rencana anggaran, pembukaan, pertanggung jawaban dan laporan keuangan;

 Melaksanakan urusan hukum, organisasi dan tata laksana serta kehumasan;

(12)

 Pembinaan camat dalam mengoordinasikan kegiatan kegiatan kepala seksi, UPT, dan Desa;

 Menginventarisasi permasalahan permasalahan yang berhubungan dengan bidang perangkat Desa serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah;

 Menyiapkan bahan dan memberikan saran tentang upaya peningkatan kesejahteraan perangkat kecamatan

 Mewakili camat apabila berhalangan sepanjang kewenangan yang diberikan;

 Mengoordinasikan penyusunan rencana strategis dan rencana kerja tahunan (renja) kecamatan;

 Mengusulkan penetapan pelaksana, pengelola dan bendahara kegiaan kecamatan;

 Membuat, merumuskan dan mensosialisasikan hasil rapat dan peraturan-peraturan yang berhbungan dengan kecamatan;

 Mempersiapkan penyelenggaraan rapat-rapat,pertemuan dan acara rutin keprotokolan dan acara resmi lainnya;

 Mengoordinasikan penyusunan laporan bulanan,berkala dan tahunan pelaksanaan tugas pemerintahan kecamtan;

 Memantau serta mengevaluasi realisasi pelaksanaan kegiatan sekretaris utuk mengetahui perkembangan,hambatan dan permasalahan yang timbul serta upaya tindak lanjut penyelesaian nya;

 Memberika usul dan saran kepada camat dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas

 Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sebagai pembinaan staf.;

 Menyimpan dan pemeliharaan dokumen menurut ketentuan;

 Menyiapkan data bahan evaluasi dan laporan kegiatan dinas secara berkala sebagai pertanggungjawaban tugas kepada atasan;

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai bidang tugas. III. Kasubag Umum dan Kepegawaian

Rincian tugas :

 Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan, pedoman, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan ketatausahaan kepegawaian, urusan Rumah tangga, perlengkapan sebagai pedoman dan landasan kerja;

 Menginventarisir masalah yang ada berhubungan dengan urusan ketatausahaan, kepegawaian, urusan rumah tangga dan perlengkapan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecah masalah;

(13)

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasa pelaksana tugas.

 Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan guna kejelasan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk menegtahui kesulitandan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan kinerja.

 Menginventarisasi permasalahan-permasalahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Melaksanakan koordinasi guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Melaksanakan administrasi surat masuk dan surat keluar, perjalanan dinas, keprotokoleran, penyimpanan berkas kerja, kepegawaian, data dan bahan, pengadaan serta mendistribusikannya.

 Menyusun dan melaksanakan pengadaan barang, mengusulkan pelelangan barang dan penghapusan barang dilingkungan kantor kecamatan.

 Melaksanakan pengaturan bahan administrasi tanah, bangunan dan rumah dinas.

 Menyiapkan bahan dan mengatur administrasi alat tulis kantor, penyaluran serta pemakaian dan penggunaan inventaris kantor dan kepustakaan kantor kecamatan.

 Menjaga dan memelihara kebersihan, ketertiban, keindahan, kenyamanan, kelestarian, lingkungan dan keamanan kantor.

 Menyiapkan barang dan perlengkapan kantor kecamatan.

 Memelihara DP3, menyusun DUK dan Bezetting Pegawai.

 Memnyiapkan bahan dan meneliti usulan kenaikan pangkat, gaji berkala, cuti dan pensiun pegawai.

 Menyiapkan permintaan kartu pegawai, kartu isteri, kartu suami dan kartu taspen.

 Mengusulkan penetapan Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan dan Bendahara.

 Menyiapkan surat teguran pelanggaran disiplin pegawai.

 Menyiapkan surat teguran pelanggaran disiplin pegawai.

 Menyiapkan bahan usulan pegawai yang akan mengikuti tugas belajar, izin belajar, diklat structural dan fungsisional.

 Menyiapkan bahan pegawai yang ditempatkan dan akan pindah.

 Melaksanakan dan melaporkan kehadiran pegawai dan apel.

 Menyiapkan bahan urusan organisasi, tatalaksana dan kehumasan Kantor Kecamatan.

 Menyiapkan bahan usulan kesejahteraan pagawai.

 Memberikan pembinaan administrasi dalam pelaksanaan tugas tenaga fungsional.

(14)

 Menyampaikan laporan pegawai yang mengikuti diklat, bintek, sosialisasi dan sejenisnya ke BKD secara berkala.

 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan sub Bagian Umum dan kepegawaian.

 Memberikan usul dan saran kepada sekretaris dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

 Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sebagai pembinaan staf.

 Menyimpan dan memelihara berkas kerja, data dan bahan lainnya menurut ketentuan.

 Membuat laporan kegiatan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas; dan

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas IV. Kasubag Perencanaan dan Pelaporan

Rincian Tuggas :

 Menghimpun dan menganalisa peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pelaksanaan urusan dan tugas badan

 Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan urusan program serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

 Mempelajari dan mengimplementasikan peraturan, kebijakan daerah, dan dasar hukum lainnya yang berkaitan dengan tugas Sub Bagian Perencanaaan dan Pelaporan.

 Mengonsep rencana kegiatan Sub Bagian Perencanaan dan pelaporan berdasarkan tugas pokok dan fungsi serta sumber daya yang ada berpedoman kepada rencana strategis kecamatan sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Member petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas.

 Pengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi penyimpangan

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna peningkatan kerja.

 Mengiventarisasi permasalahan-permasalahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Melaksanakan koordinasi guna kelancaran pelaksanaan tuigas.

 Menyusun rencana, program kerja dan mengoordinir penyusunan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Kecamatan berpedoman kepada rencana strategis kecamatan

(15)

 Mengumpulkan, menghimpun dan mengolah serta mengaji data, informasi, sinkrinisasi dan analisis sata di bidang pemerintahan, ekonomi, pembangunan dan masyarakat lingkup kecamatan.

 Mengumpulkan, mengkoordinasikan dan menyiapkan bahan perumusan program rencana pembangunan pada masing-masing seksi.

 Mengumpulkan, mengkoordinasikan dan membuat rencana strtegis Kecamatan.

 Melakukan monitoring dan pengendalian terhadap pelaksanaan rencana strategis dan program kerja kecamatan.

 Melakukan analisa dan evaluasi hasil pelaksanaan rencana strtegis dan program kerja kecamatan.

 Membuat laporan pelaksanaan rencana strategis dan program kerja tahunan Kecamatan.

 Melaksanakan inventarisasi dan dokumentasi kegiatan pembangunan kantor kecamatan;

 Memfasilitasi perancangan produk hukum daerah di bidang pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan lingkup kecamatan.

 Melaksanakan pengawasan dan evaluasi administrasi pelaksanaan kegiatan pembangunan kantor Kecamatan.

 Mengkoordinasikan penyusunan Recana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA), Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPPA) Kecamatan.

 Melaksanakan penyusunan laporan tahunan, Laporan Akutantabilitasi Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) kecamatan dan Penetapan Kinerja Kecamatan.

 Mengumpulkan, menghimpun, mengkoodinasikan dan membuat bahan laporan kegiatan berkala, kemajuan pelaksanaan kegiatan dan laporan kegiatan berkala, kegiatan berkala, kemajuan pelaksanaan kegiatan dan laporan lain yang bersifat insidentil sebagai bahan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

 Memberikan usul dan saran kepada sekretris dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

 Mengevaluasi dan menilai kinerja jawaban sebagai binaan staf.

 Menyimpan dan memelihara berkas kerja, data dan bahan lainnya menurut ketentuan.

 Menyusun laporan pelaksanaan tugas dan kegiatan secara berkala.

 Mempertanggungjawabkan kegiatan Sub bagian program sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan; dan

 Melaksanakan tugas lain diberikan atasan. V. Kasubag Keuangan

(16)

 Menghimpun dan mengolah peraturan perundang-undangan pedoman, petunjuk teknis, data dan informasi serta bahan-bahan lainnya yang berhubungan dengan keuangan, pendataan, evaluasi dan pelaporan sebagai pedoman dan landasan kerja.

 Menginventarisir permasalahan yang berhubungan dengan urusan keuangan, Pendataan, Evaluasi dan pelaporan serta menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

 Mengonsep rencana program kerja dan mengkoordinir penyusunan anggaran berbasis kinerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi kecamatan berpedoman kepada rencana strategis kecamatan.

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Member petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksaan tugas.

 Mengawasi pelaksaan tugas bawahan agar tidak terjadi penyimpangan.

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan kinerja

 Menginvertarisasi permasalahan-permasalahan guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Melaksanakan koordinasi guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Mengawasi dan mengendalikan pelaksanaan kegiatan Sub Bagian Keuangan .

 Mengumpulkan/menyiapkan dokumen dan memproses Rencana Kerja Anggaran (RKA), Dokumen Pelaksaan Anggaran (DPA) kecamatan.

 Menyiapkan dan mengkoordinasikan bahan dalam rangka penyusunan rencana kerja anggaran.

 Menyelenggarakan anggaran belanja kantor kecamatan dengan berpedoman kepada APBD yang telah ditetapkan .

 Mengkoordinir menyiapkan daftar gaji, tunjangan, honor pegawai, lembur, perjalanan Dinas dan transport serta kesejahteraan pegawai.

 Mengkoordinasikan pelaksanaan anggaran satuan kerja, penerimaan, penyimpanan, pengeluaran, pertanggungjawaban, pembukuan keuangan dan menyiapkan laporan hasil verifikasi.

 Menyiapkan bahan serta memberikan pelayanan dalam rangka pemeriksaan keuangan.

 Mengkoordinir perbuatan laporan SPJ Bendahara.

 Menyelenggarakan anggaran belanja kantor kecamatan dengan berpedoman kepada APBD yang telah ditetapkan.

(17)

 Menyiapkan dan memelihara dokumen keuangan sesuai dengan ketentuan dan peraturan.

 Memberikan usul dan saran kepada sekretaris dalam rangka kelancaran peleksanaan tugas.

 Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sebagai pembinaan staf.

 Menyimpan dan memelihara berkas kerja, data dan bahan lainnya menurut ketentuan.

 Menyusun laporan bulanan triwulan, dan tahunan keuangan sesuai dengan peraturan sebagai pertanggungjawaban pelaksanaan tugas.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan sesuai dengan bidang tugas. VI. Kasi Pemerintahan dan Trantib

Rincian tugas :

 Menyusun rencana kegiatan, program kerja berdasarkan tugas pokok dan fungsi Seksi Pemerintahan dan Trantib serta sumber daya yang ada berpedoman kepada rencana strategis sebagai pedoman pelaksanaan tugas.

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Member petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas.

 Menguasai pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi penyimpangan.

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan kinerja.

 Melaksanakan koodinasi guna kelancaran pelaksanaan tugas

 Menyiapkan bahan penyelenggaraan pemerintahan umum dan pemerintahan nagari.

 Melaksanakan pembinaan keagrarian.

 Melaksanakan pembinaan kesatuan bangsa, organisasi sosial politik, organisasi kemasyarakatan dan lembaga kemasyarakatan lainnya.

 Menyelenggarakan urusan pemilihan umum.

 Mencari, mengumpulkan menghimpun dan mengolah data serta informasi yang berhubungan dengan bidang pemerintahan Nagari.

 Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis bidang pendapatan dan kelayakan Nagari.

 Mengiventarisir permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan bidang pendapatan dan kekayaan nagari dan menyiapkan bahan petunjuk pemecahan masalah.

(18)

 Menyiapkan bahan penyusunan kebijakan, pedoman dan petunjuk teknis peningkatan pemeliharaan ketertiban pemerintahan nagari.

 Menyusun dan menyiapkan laporan pelaksanaan tugas bidang pemerintahan.

 Menyiapkan bahan penyusun pedoman dan petunjuk teknis pembinaan lembaga nagari.

 Menyiapkan bahan penyusunan pedoman dan petunjuk teknis penyusutan program dan pembinaan perubahan batas wilayah nagari serta perubahan nagari serta perubahan nama pusat penyelenggaraan pemerintahan nagari.

 Mengusahakan sarana dan prasarana dalam rangka penyelenggaraan ketertiban pemerintahan nagari.

 Memfasilitasi penyelenggaraan pemilihan Wali Nagari.

 Melaksanakan pengambilan sumpah/janji dan pelantikan Wali Nagari.

 Melakukan Evaluasi dan membuat laporan pelaksanaan tugas dibidang pemerintahan.

 Melakukan pembinaan inventarisasi tanah-tanah nagari, bangunan nagari, bahan usaha nagari.

 Memfasilitasi penyusunan Peraturan nagari.

 Melaksanakan penyelenggaraan lomba/penilaian desa tingkat kecamatan.

 Memberikan usul dan sarana kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

 Mengevaluasi dan manila kinerja bawahan sebagai pembinaan staf.

 Menyimpan berkas kerja, data dan bahan lainnya menurut ketentuan.

 Melakukan evaluasi dan membuat laporan peleksanaan tugas di bidang pemerintahan.

 Melaksanakan tugas yang diberikan oleh atasa dalam lingkup penugasan kaontor. VII. Kasi Ekonomi dan Pembangunan

Rincian tugas ;

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas.

 Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi penyimpangan.

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan serta periodik guna bahan peningkatan kerja.

 Melaksanakan koordinasi guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Menyusun program fisik dan non fisik Kecamatan.

 Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam pelaksanaan pembangunan fisik dan non fisik.

(19)

 Melakukan pembinaan pemberdayaan masyarakat dalam rangka meningkatkan perekonomian, produksi dan distribusi.

 Melakukan pembinaan terhadap pemberdayaan lembaga social masyarakat.

 Menyiapkan bahan penyusunan petunjuk pembinaan tetang tata cara pelaksanaan musyawarah nahari.

 Menyusun program dan pembinaan lingkungan hidup.

 Menyusun program dan pembinaan dalam upaya meningkatkan peran serta masyarakat dalam pembangunan, penghijauan dan pengendalian pencemaran lingkungan.

 Membantu pemprosesan rekomendasi perizinan.

 Mengumpulkan, megolah dan mengevaluasi data di bidang pembangunan dan perekonomian.

 Melakukan pelayanan masyarakat di bidang pembangunan perekonomian.

 Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat dalam meningkatkan dan perekonomian.

 Melakukan pembinaan kepada masyarakat di bidang Kimpraswil, Pertanian, Peternakan, Kelautan, Dan Perikanan, Koperasi Pertambangan Perindusrtian dan Perdagangan, usaha kecil dan menengah dan Golongan Ekonomi Lemah, Kehutanan dan perkebunan, Keparawisataan.

 Membina kegiatan pemberian makanan tambahan anak sekolah (PMTAS).

 Membantu, membina dan menyaipkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah lembaga perekonomian / koperasi yang ada.

 Melaksanakan pengawasan, penyaluran dan pengembalian kredit dalam rangka keberhasilan program produksi pertanian.

 Melakukan pencegahan atas pengambilan Sumber Daya Alam tanpa izin yang dapat mengganggu serta membahayakan lingkungan hidup.

 Melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas di bidang pembangunan dan perekonomian.

 Memberikan usul dan saran kepada atasan dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas.

 Mengevaluasi dan menilai bawahan sebagai bawahan staf.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup kedinasan. VIII. Kasi Kesejahteraan Sosial

Rincian tugas :

 Membagi tugas kepad bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Memeberi petunjuk dan arahan kepada bahan yang guna kejelasan pelaksanaan tuga.

(20)

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk mengetahui kesulitan dan hambatanm serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan kinerja.

 Melaksanakan koordinasi guna kelancaran pelaksanaan tugas.

 Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data bidang Kesejahteraan Sosial.

 Melakukan pelayanan masyarakat dibidang kesejahteraan social.

 Menyusun program dan pembinaan dibidang kepemudaan, peranan wanita kebudayaan, kepramukan dan kegiatan olahraga.

 Menyusun program dan pembinaan di bidang kehidupan keagamaan, pendidikan dan kebudayaan.

 Menysun program dan pembinaan di bidang keserhatan masyarakat dan keluarga berencana.

 Melakukan pembinaan kepada masyarakat dalam rangka pemberdayaan masyarakat dan keluarga berencana.

 Melakukan pembinaan kepada masyarakat di bidang keagamaan, pendidikan, kebudayaan, kesehatan, kelestarian lingkungan, perdayaan perempuan dan keluarga berencana, generasi muda dan Karang Tunda, anak nakal dan korban narkoba.

 Membantu mengumpulkan dan menyalurkan dana bantuan bencana alam dan bencana lainnya.

 Membantu pelaksanaan dan menyalurkan data bantuan bencana alam dan bencana lainnya.

 Membina kegiatan pengumpulan zakat, infak dan sedekah sesuai dengan ketentuan.

 Membantu, membina, dan menyiapkan bahan-bahan dalam rangka musyawarah lembaga sosial yang ada.

 Melaksanakan penyuluhan Program wajib Belajar.

 Memfasilitasi penyelenggaraan sarana pendidi

 kan dan pelayanan kesehatan.

 Melaksanakan pembinaan dan pengawasan kegiatan pendidikan dan pelayanan kesehatan.

 Melakukan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan tugas bidang kesejahteraan sosial.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup kedinasan.

(21)

 Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sebagai pembinaan staf.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam lingkup kedinasan.

IX. Kasi Administrasi Kependudukan Rincian tugas :

 Membagi tugas kepada bawahan sesuai bidang tugas agar tercipta pemerataan tugas.

 Memberi petunjuk dan arahan kepada bawahan guna kejelasan pelaksanaan tugas.

 Mengawasi pelaksanaan tugas bawahan agar tidak terjadi penyinpangan.

 Memeriksa hasil kerja bawahan untuk menegetahui kesulitan dan hambatan serta memberikan jalan keluarnya.

 Menilai hasil kerja bawahan secara periodik guna bahan peningkatan kinerja.

 Melaksanakan koordinasi guna kelancaran pelaksanaan.

 Mengumpulkan, mengolah, dan mengevaluasi data di bidang Administrasi kependudukan.

 Melakukan pelayanan kepada masyarakat dibidang pelayanan administrasi kependudukan.

 Melakukan pembinaan dan memberikan petunjuk Teknis Administrasi kependudukan kepada petugas registrasi kependudukan kecamatan dan nagari.

 Menghimpun dan menyingkronkan data kependudukan kecamatan dengan data kependudukan nagari-nagari yang ada dalam kecamatan serta melaporkan data tersebut secara periodic kepada Dinas kependudukan dan cacatan sipil.

 Melakukan pengawasan terhadap proses pelayanan administrasi kependudukan baik teknis administrasi maupun penggunaan tarif pelayanan oleh petugas registrasi nagari dan kecamatan.

 Melekukan pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat dalam rangka penerbitan administrasi kependudukan.

 Mengevaluasi dan menilai kinerja bawahan sebagai pembinaan staf.

 Menyimpan dan memelihara berkas kinerja, data dan bawahannya menurut ketentuan.

 Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan dalam ringkup kedinasan. 2.6 Visi, Misi, Program, Kegiatan dan Anggaran Kecamatan

(22)

mulai dari penyampaian Visi dan Misi serta program kegiatan yang akan dilaksanakan serta estimasi anggaran berdasarkan hasil Musrenbang.

1. Visi dan Misi Visi

Terwujudnya masyarakat Basa Ampek Balai Tapan yang sejahtera Misi

a. Melanjutkan mengembangkan perekonomian local dan pusat-pusat pertumbuhan ekonomi dengan mengoptimalkan pengembangan kawasan ekonomi secara terpadu.

b. Melanjutkan pembangunan Sumber Daya Manusia yang berkualitas yang siap menghadapi tantangan dunia global.

c. Revitalisasi prinsip-prinsip kepemerintahan yang baik serta meningkatkan kapasitas kelembagaan pemerintah daerah dan masyarakat.

2. Program, Kegiatan dan Anggaran A. Bidang Fisik Sarana dan Prasarana

KEGIATAN TUJUAN SASARAN VOLUME PERKIRAANBIAYA (RP)

Pembangunan Gedung UDKP

Kantor Camat

Kelengkapan Fasilitas

Kecamatan Masyarakat 1 Paket 600.000.000 Pengadaan Mmobil

Truk Sampah Peningkatan K3 Masyarakat 1 Unit 250.000.000 Pembangunan

Posko Pemadam Kebakaran

Menekan peristiwa

kebakaran Masyarakat 1 Unit 400.000.000 Pembangunan

Pagar Kantor BPK UPTD Pertanian

Peningkatan Keamanan

Kantor Masyarakat 1 Paket 150.000.000 Pengerasan dan

Pengaspalan Jalan masuk UPTD

Memperlancar

Transportasi Masyarakat 1 Paket 200.000.000 B. Bidang Sosial Budaya

KEGIATAN TUJUAN SASARAN VOLUME PERKIRAAN

(23)

Kesenian Lengkap

Fasilitas

Kesenian seni Pelatihan dan

Seminar ABSK

Peningkatan Pengetahua

n tentang Adat

Masyarakat 120 orang 24.000.000

Pelatihan Mubaliq

Peningkatan Pengtahuan

tentang agama

Mubaliq 100 orang 15.000.000

Pembangunan SLB

Tersedianya sarana bagi

anak cacat

Masyarakat 1 Paket 1.000.000.000

Pembuatan Kaki Palsu

Peningatan motovasi penyandang

cacat

Masyarakat 5 orang 125.000.000

2.7 Pejabat Perbendaharaan dan Pengelola Keuangan Kecamatan, Uraian Tugas dan Fungsi

I. Camat selaku pejabat pengguna anggaran (PA) mempunyai tugas sebagai berikut:

 Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

 Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

 Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

 Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

 Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

 Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

 Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

II. Pejabat pembuat komitmen (PPK) :

Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) adalah pejabat yang bertanggung jawab atas pelaksanaan pengadaan barang atau jasa, tugas pokok dan fungsi PPK adalah sebagai berikut :

 Menetapkan rencana pelaksanaan pengadaan barang atau jasa yang meliputi: o spesifikasi teknis barang atau jasa;

o harga perkiraan sendiri; o rancangan kontrak;

(24)

 Menyetujui bukti pembelian atau menandatangani kuitansi/Surat Perintah Kerja (SPK)/surat perjanjian;

 Melaksanaan kontrak dengan penyedia barang atau jasa

 Mengendalikan pelaksanaan kontrak

 Melaporkan pelaksanaan atau penyelesaian pengadaan barang atau jasa kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran

 Menyerahkan hasil pekerjaan pengadaan barang atau jasa kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran dengan Berita Acara Penyerahan

 Melaporkan kemajuan pekerjaan termasuk penyerapan anggaran dan hambatan pelaksanaan pekerjaan kepada pengguna anggaran atau kuasa pengguna anggaran setiap triwulan; dan

 menyimpan dan menjaga keutuhan seluruh dokumen pengadaan barang atau jasa III. Pejabat pelaksana teknis kegiatan (PPTK) :

Pejabat pelaksana teknis kegiatan adalah pejabat yang mengatur penyelenggaraan kegiatan. PPTK lebih pada penyiapan dokumen administrasi terkait dengan persyaratan pembayaran, sedangkan tugas dan wewenang PPK lebih pada pelaksanaan pengadaan barang/jasa.

2.8 Siklus Pengelolaan Keuangan Kecamatan

Penyusunan program kerja dan kegiatan kecamatan sebagai dasar dalam menyusun anggaran mengacu pada tugas pokok dan fungsi yang merupakan penjabaran dari kewenangan atributif (Pasal 126 UU Nomor 32 Tahun 2004) dan kewenangan delegatif yang diberikan oleh Kepala Daerah. Penyusunan anggaran kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan Surat Edaran Kepala Daerah (SE KDH) tentang Permintaan anggaran dari satuan kerja pemerintah daerah, selanjutnya Camat menyusun RKA SKPD Kecamatan.

2. SE KDH berisi tentang jumlah atau pagu anggaran sementara, petunjuk teknis (juknis) pengisian RKA SKPD dan lampiran Keputusan Kepala Daerah tentang Harga Satuan Barang dan Jasa.

(25)

Secara garis besar, siklus pengelolaan keuangan kecamatan dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Perencanaan, pada siklus ini berisi :

a. Pelaksanaan Musrenbang (Musyawarah Perencanaan Pembangunan) tingkat kecamatan,

b. Penyusunan Renstra Kecamatan (periode 5 tahunan), c. Penyusunan Renja Kecamatan (periode 1 tahunan).

2. Penganggaran, pada siklus ini berisi penyusunan Anggaran Kecamatan yang terdiri dari :

a. Pendapatan Kecamatan

Pendapatan kecamatan adalah semua unsur pendapatan asli daerah yang pemungutannya didelegasikan kepada Camat.

b. Belanja Kecamatan

Belanja kecamatan terdiri atas Belanja Tidak Langsung (BTL) dan Belanja Langsung (BL).

 Belanja tidak langsung adalah belanja (pengeluaran) yang tidak dipengaruhi oleh ada atau tidak adanya program/kegiatan. Belanja tidak langsung terdiri dari :

a) Belanja pegawai b) Belanja bunga c) Belanja subsidi d) Belanja hibah

e) Belanja bantuan sosial f) Belanja bagi hasil

g) Belanja bantuan keuangan h) Belanja tidak terduga

 Belanja langsung adalah belanja (pengeluaran) yang dipengaruhi oleh adanya program/kegiatan. Belanja langsung terdiri dari :

a) Belanja pegawai.

(26)

c) Belanja modal c. Pembiayaan Kecamatan

 Pembiayaan adalah selisih antara pendapatan dengan belanja

 Pendapatan > Belanja = surplus ~> dipakai untuk apa

 Pendapatan < Belanja = devisit ~< ditutup dari mana

Untuk anggaran kecamatan tidak disarankan ada defisit, kecuali untuk pengeluaran mendesak atau darurat seperti penanggulangan bencana alam, wabah penyakit dsb.

3. Penatausahaan Keuangan Kecamatan a. Penatausahaan Penerimaan

Bendahara Kecamatan wajib mempertanggungjawabkan penerimaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban penerimaan. b. Penatausahaan pengeluaran

Bendahara Kecamatan wajib mempertanggungjawabkan penggunaan uang yang menjadi tanggung jawabnya melalui laporan pertanggungjawaban pengeluaran. 4. Pelaporan

Setelah berakhirnya tahun anggaran, Camat wajib menyusun pelaporan pelaksanaan anggaran yang disampaikan kepada Kepala Daerah.

5. Pertanggungjawaban Pelaksanaan Anggaran

Setelah berakhirnya tahun anggaran, Camat wajib menyusun pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran yang disampaikan kepada Kepala Daerah.

6. Evaluasi

Evaluasi dilakukan oleh Kepala Daerah untuk melihat sejauhmana perkembangan antara perencanaan dan capaian.

2.9 Inovasi Camat dan atau Masyarakat Kecamatan

(27)
(28)

BAB III

PEMBAHASAN TEMUAN PRAKTEK LAPANGAN 3.1 Pendelegasian Kewenangan Pemerintahan

3.1.1 Urgensi Pendelegasian Kewenangan Pemerintahan

A. Konsep Pelimpahan Kekuasaan

Pendelegasian atau pelimpahan kewenangan (delegation of authority) dapat dilihat dari beberapa aspek, yakni aspek tugas, tanggung jawab dan wewenang. Pada prinsipnya, pendelegasian atau pelimpahan sama dengan penyerahan, jadi pendelegasian atau pelimpahan kewenangan berarti penyerahan sebagian hak untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas dan tanggung jawabnya dapat dilaksanakan dengan baik dari pejabat satu kepada pejabat lainnya.

Menurut Hodge dan Anthony (1998), menyebutkan pendelegasian dapat diartikan sebagai (responsibility dan authority). Penjelasan tersebut menggambarkan bahwa bentuk pendelgasian kewenangan adalah pemberian tugas dan pemberian hak berupa tanggung jawab dan kewenangan. Sedangkan menurut Sutarto (2002), mengatakan bahwa pelimpahan kewenangan itu bukan penyerahan hak dari atasan kepada bawahan, melainkan penyerahan hak dari pejabat kepada pejabat. Format pendelegasian wewenang dapat dilakukan oleh pejabat yang berkedudukan lebih tinggi (superior) kepada pejabat yang berkedudukan rendah (subordinate) atau pejabat atasan kepada pejabat bawahan, di samping itu pelimpahan wewenang dapat pula dilakukan di antara pejabat yang berkedudukan pada jenjang yang sama atau antara pejabat yang sederajat. Pelimpahan wewenang menegak atau vertikal, sedangkan pelimpahan kewenangan yang kedua diartikan pelimpahan kewenangan mendatar atau horizontal.

Dilihat dari sumbernya, kewenangan dapat dibedakan menjadi dua jenis (Wasistiono : 2005), yaitu :

1. Kewenangan atributif adalah kewenangan yang melekat dan diberikan kepada suatu institusi atau pejabat yang berdasarkan peraturan perundang-undangan;

(29)

Masing-masing pejabat diberikan tugas melekat sebagai bentuk tanggung jawab agar tugas yang diberikan itu dapat dilaksanakan dengan baik. Tanggung jawab merupakan keharusan pada seseorang pejabat untuk melaksanakan secara layak segala sesuatu yang telah dibebankan kepadanya. Tanggung jawab hanya dapat dipenuhi bila pejabat yang bersangkutan disertai dengan wewenang tertentu dalam bidang dan tugasnya. Dengan tiadanya otoritas itu, tanggung jawab tidak dapat dilaksanakan dengan sebaikbaiknya. Jadi ada korelasi antara tugas, tanggung jawab dan wewenang.

B. Alasan pentingnya pendelegasian wewenang

Ada dua alasan penting perlunya pendelegasian kewenangan, yaitu: (1) kemampuan seseorang menangani pekerjaan ada batasnya; dan (2) perlu adanya pembagian tugas dan kaderisasi kepemimpinan. Pelimpahan wewenang dari Bupati kepada Camat ini sebenarnya merupakan upaya untuk optimalisasi peran dan fungsi kecamatan dalam rangka meningkatkan pelayanan kepada masyarakat. Hasil yang diharapkan adalah terealisasikannya kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat yang mudah, murah, cepat dan berkualitas.

Lebih lanjut Koswara (2007:69) mengatakan, agar pelimpahan wewenang kepada camat dapat diiimplementasikan dengan efektif, maka diperlukan sejumlah prasyaratan, yaitu:

a. Adanya keinginan politik dari bupati untuk melimpahkan wewenang ke Camat.

b. Adanya kemauan politik dari pemerintah daerah (Bupati dan DPRD) untuk menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat, terutama untuk pelayanan yang bersifat sederhana, seketika, mudah, dan murah serta berdaya lingkup setempat.

c. Adanya ketulusan hati dari dinas/lembaga teknis daerah untuk melimpahkan sebagian kewenangan teknis yang dapat dijalankan oleh kecamatan.

d. Adanya dukungan anggaran, infrastruktur dan personil untuk menjalankan kewenangan yang telah didelegasikan.

lebih lanjut oleh Handoko (2003:224) bahwa ada beberapa alas an mengapa perlu dilakukan pendelegasian wewenang, yaitu :

1. Pendelegasian memungkinkan manejer dapat mencapai lebih dari bila mereka menangani setiap tugas sendiri.

(30)

3. Delegasi juga memungkinkan manejer memusatkan tenaganya pada tugas-tugas prioritas yang lebih penting.

4. Delegasi memungkinkan bawahan untuk tumbuh dan berkembang, bahkaan dapat digunakan sebagai alat untuk belajar dari kesalahan.

3.1.2 Pendekatan Pola Pendelegasian A. Pendekatan Pendelegasian

Penetapan suatu pendelegasian wewenang pada dasarnya dapat dilakukan melalui 2 (dua) pendekatan yaitu :

a. Pendekatan yuridis/top down

Pendekatan yuridis adalah pendekatan yang melimpahkan kewenangan beserta rincian kewenangan ditentukan secara limitatif melalui peraturan perundang-undangan tertentu. Dalam hal ini, contoh produk hukum yangmengatur mengenai pelimpahan kewenangan menggunakan pendekatan yuridis adalah sebagai berikut :

Pasal 66 ayat (4) UU Nomor 22 Tahun 1999 yang berbunyi: “Camat menerima pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan dari Bupati/Walikota”.

Lampiran Kepmendagri 158/2004 yang mengatur bahwa kewenangan pemerintahan yang dapat dilimpahkan oleh Bupati/Walikota kepada Camat meliputi 5 Bidang dengan 43 rincian kewenangan, yakni:

o Pemerintahan (17 rincian)

o Ekonomi dan Pembangunan (8 rincian)

o Pendidikan dan Kesehatan (8 rincian)

o Sosial dan Kesejahteraan Rakyat (6 rincian)

(31)

Keputusan Bupati / Walikota suatu daerah otonom tentang “Pelimpahan sebagian kewenangan pemerintahan kepada Camat”.

b. Pendekatan sosiologis/bottom up

Pendekatan sosiologis adalah pendekatan Pola Pendelegasian pendekatan yang melimpahkan kewenangan beserta rincian kewenangan ditentukan dari aspirasi masyarakat atas dasar kemempuan riil dan kebutuhan obyektif mereka. Jika model ini diterapkan, maka yang ada sesungguhnya bukanlah “pelimpahan atau penyerahan wewenanag”, melainkan “pengakuan kewenangan”. Kondisi ini serupa dengan model otonomi yang dianut UU Nomor 22 Tahun 1999, dimana pemerintah Pusat melakukan pengakuan terhadap kewenangan Kabupaten/Kota (Kepmendagri No. 130-67 Tahun 2002). Memang Kecamatan hanyalah merupakan perangkat daerah dan bukan unit kewilayahan yang otonom. Namun demi alasan efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan, pendekatan sosiologis (bottom-up) ini penting untuk dipertimbangkan.

Jika pendekatan sosiologis dipakai, ada kemungkinan bahwa besaran kewenangan yang dihasilkan akan sangat berbeda dibanding melalui pendekatan yuridis. Boleh jadi, besaran kewenangan menjadi sangat kecil, jika memang potensi kecamatan dan masyarakatnya belum tergali secara optimal. Sebaliknya, kewenangan tadi bisa saja lebih besar, tergantung pada kondisi obyektifnya. Intinya adalah, kewenangan kecamatan akan berjalan secara efektif apabila sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki kecamatan tersebut.

Adanya perbedaan orientasi dalam menentukan besaran kewenangan kecamatan tadi menunjukkan adanya ketidakkonsistenan dalam memetakan potensi dan kebutuhan kecamatan. Inilah akibat logis yang timbul ketika pendekatan yuridis menjadi pilihan tunggal dalam proses pelimpahan kewenangan. Sehubungan dengan hal tersebut, untuk mendekatkan kesenjangan penafsiran yang muncul, maka dua penjelasan berikut kiranya dapat dipertimbangkan:

(32)

dilimpahkan kepada Kecamatan, sementara Bupati/Walikota dapat mengadopsi dan memodifikasi (menambah, mengurangi, atau mengubah) sesuai keadaan dan kebutuhan daerahnya.

2. Pelaksanaan kewenangan yang dilimpahkan harus dievaluasi secara periodik, sehingga dapat diketahui secara pasti kemampuan aparat kecamatan dalam mengimplementasikan kewenangan tersebut. Selanjutnya, atas dasar evaluasi ini, dapat ditentukan langkah-langkah assessment yang diperlukan, baik berupa pengurangan / pencabutan atau penambahan kewenangan, penyesuaian pemberian sumber daya, dan sebagainya.

B. Pola pendelegasian

Pada prinsipnya terdapat dua kelompok, yaitu pola homogen dan pola heterogen. Dalam pola homogen, kecamatan diasumsikan memiliki potensi dan karakteristik yang relatif sama, sehingga diberikan kewenangan delegatif yang sama pula. Sedangkan dalam pola heterogen, setiap kecamatan hanya menerima kewenangan yang disesuaikan dengan kebutuhan, kemampuan, dan kondisi obyektif kecamatan yang bersangkutan.

Dalam prakteknya, opsi pertama-lah yang banyak diterapkan. Namun, tentu saja pola ini mengandung kelemahan yang cukup mendasar. Pola ini mengabaikan kondisi dan karakteristik yang berbeda-beda untuk tiap wilayah / kecamatan. Padahal, setipis apapun perbedaannya, setiap kecamatan pasti memiliki ciri khas yang membedakannya dengan kecamatan lainnya.

Katakanlah dalam kewenangan bidang pertambangan, tidak semua kecamatan memiliki potensi tambang. Kecamatan yang tidak memiliki potensi tambang namun tetap diberi delegasi wewenang untuk mengurus / mengatur bidang ini, adalah sebuah kesia-siaan, kalau tidak dikatakan kesalahan administrasi. Dampaknya jelas bahwa kewenangan tadi tidak mungkin dapat dioperasionalkan. Dan jika pendelegasian kewenangan ini dijadikan sebagai alat ukur menilai kinerja kecamatan, maka dapat dipastikan bahwa tingkat kinerja kecamatan dalam bidang itu sangat rendah (bahkan nol).

(33)

menyatakan suatu kewenangan tertentu “tidak dapat dilaksanakan” atas dasar pertimbanganpertimbangan yang rasional.

3.1.3 Kriteria Pendelegasian

Persoalan yang menyangkut besaran kewenangan kecamatan sebagaimana dikemukakan diatas, juga bersumber dari tidak jelasnya kriteria yang dipakai dalam melimpahkan kewenangan. Kewenangan kecamatan baik yang tercantum dalam Kepmendagri No. 158/2004 maupun dalam Keputusan Bupati/Walikota, terkesan “turun begitu saja dari langit”, tanpa didahului oleh forum konsultasi dari bawah. Padahal, tanpa adanya kriteria yang jelas, maka dapat dipastikan bahwa implementasi kewenangan tadi tidak dapat berjalan dengan baik.

Untuk menghindari terjadinya kegagalan kebijakan mengenai pelimpahan kewenangan tadi, maka beberapa kriteria dibawah ini perlu dipertimbangkan secara seksama:

a. Dilihat dari lokus dan kepentingannya, kewenangan tersebut lebih banyak dioperasionalisasikan di Kecamatan sehingga berhubungan erat dengan kepentingan strategis Kecamatan yang bersangkutan. Contoh: penanganan penyakit masyarakat seperti perjudian, PSK, dan lain-lain

b. Dilihat dari fungsi administratifnya, kewenangan tersebut lebih bersifat rowing (pelaksanaan) dari pada steering (pengaturan), sehingga kurang tepat jika terdapat campur tangan dari pemerintah Kabupaten/Kota. Contoh: pemberian ijin IMB (untuk luas tertentu), administrasi kependudukan, dan lain-lain.

c. Dilihat dari kebutuhan dasar masyarakat, kewenangan tadi benar-benar dibutuhkan secara mendesak oleh masyarakat setempat. Contoh: pelayanan sampah dan kebersihan, sanitasi dan kebutuhan air bersih, pendidikan dasar khususnya yang berkaitan dengan pemberantasan 3 B (Buta huruf, Buta aksara, dan Buta pendidikan dasar), dan lain-lain.

(34)

keterbatasan sumber daya. Contoh: perbaikan dan pemeliharaan jalan-jalan dan jembatan perintis, pelayanan penyuluhan pertanian / KB, dan lain-lain.

e. Dilihat dari penggunaan teknologi, suatu kewenangan tidak membutuhkan pemakaian teknologi tinggi atau menengah. Contoh: pembinaan usaha kecil dan rumah tangga (small and micro business), dan lain-lain.

f. Dilihat dari kapasitas, kecamatan memiliki kemampuan yang memadai untuk melaksanakan kewenangan tersebut, baik dari aspek SDM, keuangan, maupun sarana dan prasarana.

3.1.4 Implementasi Pendelegasian Kewenangan Terhadap Pelaksanaan PATEN Penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat merupakan fungsi yang harus diemban pemerintah dalam rangka mewujudkan kesejahteraan, sebagai tolak ukur terselenggaranya tata kelola pemerintahan yang baik (good governance). Banyak hal yang menyebabkan belum optimalnya penyelenggaraan pelayanan tersebut, misalnya terbatasnya sarana pelayanan, perilaku petugas yang belum bersifat melayani, serta prosedur yang kurang jelas.

Oleh karenanya, daerah diharapkan dapat meningkatkan pelayanan publik di masyarakat melalui program PATEN (Pelayanan Administrasi Terpadu Kecamatan). Diharapkan program paten dapat memenuhi kebutuhan masyarakat di era new public management yang selanjutnya berkembang menjadi new public

service. Dengan kata lain, posisi pemerintah sebagai penyelenggaraan pelayanan

publik berubah dari “dilayani” menjadi “melayani”.

Perubahan paradigma pemerintahan dari sentralisasi menuju desentralisasi pada hakekatnya harus diikuti dengan perubahan konsep penyelenggaraan pelayanan publik yang lebih meyakinkan akan terciptanya akses dan mutu pelayanan. Peningkatan pelayanan publik di daerah dapat dilakukan dengan inovasi manajemen pada unit layanan di SKPD atau pada tingkat yang secara langsung berhadapan dengan masyarakat yaitu kecamatan.

(35)

menjadi sangat penting mengingat banyak pihak berharap agar kecamatan mampu berperan sebagai pusat pelayanan bagi masyarakat. Fungsi kecamatan sebagai pusat pelayan masyarakat ini menjadi relevan bila dilihat dari segi kedekatan jarak, kecepatan waktu dan kualitas pelayanan yang diberikan. Bila fungsi ini dapat dijalankan dengan baik maka secara bertahap akan berdampak strategis dalam menekan inisiatif pemekaran daerah kabupaten.

Secara filosofis, kecamtan yang dipimpin oleh camat perlu diperkuat dari aspek sarana prasarana, sistem administrasi, keuangan dan kewenangan bidang pemerintahan. Untuk itu, camat melaksanakan kewenangan pemerintahan dari dua sumber yakni :

(1) Bidang kewenangan dalam lingkup tugas umum pemerintahan (kewenangan atributif); dan

(2) Kewenangan bidang pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota dalam rangka pelaksanaan otonomi daerah (kewenangan delegatif).

Di kecamatan Basa Ampek Balai Tapan pemerintahnya sudah berupaya meningkatkan kualitas pelayanannya melalui pelayanan administrasi terpadu kecamatan. Namun, upaya ini tak berjalan optimal, karena sebagian besar urusan pelayanan publik, terutama pelayanan administrasi yang ditangani kecamatan seperti surat keterangan atau rekomendasi masih harus dilanjutkan ke pemerintah kabupaten untuk penyelesaiannya. Aikbatnya warga masyarakat harus mengeluarkan biaya dan waktu tambahan untuk mengeluarkan biaya dan waktu tambahan untuk menyelesaikan pelayanan administrasi terpadu.

(36)

Salah satu upaya agar pelayanan administrsi dapat diselesaikan di kecamatan, pelimpahan wewenang dari bupati/walikota kepada camat untuk menyelenggarakan sebagian urusan pemerintahan, salah satunya adalah pelayanan administrasi. Hal ini jelas akan memberikan semangat yang cukup kuat kepada pemerintah kecamatan untuk meningkatkan kinerjanya terutamaa dalam pemberian pelayanan kepada masyarakat dan memudahkan warga masyarakat untuk memperoleh pelayanan yang murah, cepat dan berkualitas.

Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, khususnya pasal 226 ayat (1) yang berbunyi “ Selain melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 225 ayat (1), camat mendapatkan pelimpahan sebagian kewenangan bupati/wali kota untuk melaksanakan sebagian Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah kabupaten/kota.” Hal ini diperjelas oleh PP No. 19 Tahun 2008 tentang Kecamatan, yang menyatakan bahwa “Selain melaksanakan tugas umum pemerintahan, camat melaksanakan kewenangan pemerintahan yang dilimpahkan oleh bupati/walikota untuk menangani sebagian urusan otonomi daerah, yang meliputi aspek: perizinan, rekomendasi, koordinasi, pembinaan , pengawasan, fasilitasi, penetapan, penyelenggaraan, dan kewenangan lain yang dilimpahkan.”

Pelimpahan sendiri dapat berjalan efektif bila sejumlah persyaratan terpenuhi, yaitu :

a. Adanya keinginan politik dari bupati/walikota untuk melimpahkan wewenang ke camat.

b. Adanya kemauan politik dari pemerintahan daerah (bupati/walikota dan DPRD) untuk menjadikan kecamatan sebagai pusat pelayanan masyarakat, terutama pelayanan yang bersifat sederhana, seketika, mudah, dan murah serta berdaya lingkup setempat.

c. Adanya ketulusan hati dari dinas/lembaga teknis daerah untuk melimpahkan sebagian kewenangan teknis yang dapat dijalankan oleh kecamatan.

(37)

Meski pelimpahan berarti ada sejumlah kewenangan berkurang dari pemerintahan daerah, namun sebenarnya itu tak berarti dibanding manfaat yang diperoleh. Pelimpahan juga bukan berarti memindahkan kekuasaan kepada camat, namun justru membagi beban dari bupati/walikota dan dinas/lembaga teknis daerah di kabupaten/kota kepada camat, sehingga bupati/walikota dan dinas/lembaga teknis daerah dapat berkonsentrasi kepada hal-hal yang strategis.

Manfaat utamanya adalah mendekatkan pelayanan pemerintahan kepada masyarakat sehingga pelayanan menjadi lebih berkualitas, dan mempersempit rentang kendali dari bupati/walikota kepada kepala desa/lurah. Manfaat lain adalah mempercepat pengambilan keputusan terkait dengan kepentingan dan kebutuhan masyarakat setempat, sehingga program-progran pemberdayaan masyarakat pun dapat diimplementasikan.

Terakhir adalah bermanfaat untuk memunculkan kader kepemimpinan pemerintahan yang lebih handal, karena lebih teruji dengan tanggung jawab yang lebih besar.

3.2 Perencanaan Anggaran

3.2.1 Perencanaan Anggaran Kecamatan

Pada saat kecamatan sebagai wilayah administrasi pemerintahan dalam rangka asas dekonsentrasi, anggaran kecamatan bersumber dari APBN dan bantuan dari APBD (Provinsi dan kabupaten/kota). Setelah kedudukan kecamatan berubah menjadi wilayah kerja perangkat daerah dan Camat sebagai perangkat daerah, sumber utama anggaran penyelenggaraan pemerintahan kecamatan berasal dari APBD kabupaten/kota. Konsekuensi logis dari perubahan tersebut, maka anggaran kecamatan disusun dengan prinsip anggaran berbasis kinerja (Kepmendagri Nomor 29 Tahun 2002) dan anggaran berdasarkan prestasi kerja.

(38)

Kebijakan penyelenggaraan pemerintahan kecamatan oleh masing-masing daerah mengalami peralihan. Kondisi obyektif perlakuan kecamatan khususnya anggaran kecamatan belum sepenuhnya dilakukan sesuai dengan tugas pokok dan fungsi serta beban kerja kecamatan, tetapi masih menggunakan pendekatan pragmatis dan praktis dalam menentukan kriteria dan besaran alokasi anggaran sehingga cenderung dibuat seragam.

Menurut Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara, bahwa setiap Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah selaku pejabat pengguna anggaran/barang daerah – termasuk Camat sebagai salah satu Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah - mempunyai tugas sebagai berikut :

a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;

c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;

e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;

f. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya; dan

g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya.

Uraian lebih lanjut mengenai pengelolaan keuangan kecamatan dapat dilihat dalam butir – butir berikut :

1. Dilihat dari segi pengelolaannya, keuangan daerah dapat dibagi menjadi keuangan daerah yang pengelolaannya dilakukan secara terpisah (contoh BUMD) dan pengelolaan keuangan daerah yang pengelolaannya dilakukan secara tidak terpisah (contoh APBD).

2. Kecamatan sebagai bagian integral dari satuan kerja perangkat daerah (SKPD) memiliki kewenangan untuk menyusun dan mengelola anggarannya sendiri.

3. Camat sebagai pengguna anggaran setiap tahun memiliki kewajiban untuk menyusun rencana kerja dan anggaran satuan kerja perangkat daerah (RKA SKPD) dalam rangka mencapai visi dan misi yang telah ditetapkan.

4. Kecamatan sebagai SKPD wajib menyusun program dan anggaran sesuai pedoman (Permendagri No. 13/2006).

(39)

6. Program tahunan yang sudah diselaraskan dengan RKPD dirinci lebih lanjut dalam kegiatan atau aktivitas sesuai dengan jenis urusan atau fungsinya.

7. Berdasarkan rincian program (kegiatan/aktivitas) sebagaimana butir 3 di atas disusunlah anggaran kecamatan.

Adapun penyusunan program dan kegiatan satuan kerja perangkat daerah, termasuk untuk kecamatan mekanismenya adalah sebagai berikut :

1. Berdasarkan kewenangan atributif (Pasal 126 UU No. 32/2004) dan kewenangan delegatif yang dilimpahkan oleh kepala daerah serta berdasarkan potensi unggulan daerah, Camat menyusun visi misi kecamatan yang dituangkan dalam renstra kecamatan.

2. Renstra kecamatan berisi program kerja indikatif dan terukur yang akan dicapai selama lima tahun guna mendukung atau memberikan kontribusi pencapaian visi dan misi yang tertuang dalam RPJMD.

3. Program-program indikatif dan terukur yang tercantum di dalam renstra kecamatan harus digunakan sebagai dasar penyusunan anggaran kecamatan. 4. Program kerja lima tahunan tersebut secara sistematis dan logis dijabarkan ke

dalam program kerja tahunan sebagai dasar penyusunan anggaran kecamatan. 5. Program kerja tahunan kecamatan setelah diselaraskan dengan RKPD dirinci

ke dalam kegiatan menurut jenis urusan dan fungsinya.

6. Jenis urusan terbagi menjadi 2 (dua) yakni : (1) Urusan wajib dan (2) Urusan pilihan.

Untuk kecamatan, urusan wajib dan urusan pilihannya mengikuti urusan tersebut pada tingkat kabupaten/kota dengan penekanan sesuai dengan potensi kecamatan masing-masing.

1. Jenis urusan menurut fungsi terbagi menjadi 9 (sembilan), yaitu :

 Fungsi pelayanan umum;

 Fungsi ketertiban dan ketentraman;

 Fungsi ekonomi;

 Fungsi lingkungan hidup;

 Fungsi perumahan dan fasilitas umum;

 Fungsi kesehatan;

 Fungsi pariwisata dan budaya;

 Fungsi pendidikan;

 Fungsi perlindungan sosial;

(40)

1. Berdasarkan Surat Edaran Kepala Daerah (SE KDH) tentang permintaan anggaran dari kerja satuan pemerintah daerah, Camat menyusun RKA SKPD kecamatan.

2. SE KDH berisi tentang jumlah atau plafond anggaran sementara, petunjuk teknis pengisian RKA SKPD dan lampiran Keputusan Kepala Daerah tentang harga satuan barang dan jasa.

3.2.2 Permasalahan Prencanaan Anggaran di Kecamatan Basa Ampek Balai Tapan

Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran di susun dua kali dalam setahun, yaitu pada akhir tahun dan pertengahan tahun. Penyusunan RKA tahun 2015 disusun pada akhir tahun 2014. Setelah RKA disusun dengan baik sesuai dengan prosedur, terdapat perubahan yang perlu dilakukan pada RKA tahun 2015, hal ini dikarenakan terdapat ketidak jelasan aturan yang ditetapkan antara pemerintah pusat dan pemerintah kabupaten.

Kecamatan menerima Surat Gubernur yang didalamnya berisi tentang pelarangan beberapa jenis pengeluaran yang tidak boleh dimasukkan kedalam RKA, jenis pengeluaran yang dilarang diantaranya adalah biaya makan minum harian pegawai dan transportasi pegawai. Karena adanya perubahan aturan ini kecamatan terpaksa merubah kembali RKA yang sebelumnya sudah disusun, akan tetapi terdapat ketidaksesuaian antara aturan yang ditetapkan oleh surat gurbernur dan pemberitahuan dari DPPKAD.

(41)

BAB IV

REKOMENDASI ATAS TEMUAN PRAKTEK LAPANGAN 4.1 Pendelegasian Kewenangan Pemerintahan

Tataran praktis, pendelegasian harus diawali dengan melakukan penilaian (assessment) terhadap tugas pokok, fungsi dan kewenangan kedua belah pihak yang terlibat daalam proses pendelegasian kewenangan pemerintah daerah, mulai dari Bupati sampai ke Camat. Langkah ini berguna untuk institutional assessment (penilaian kelembagaan). Selanjutnya dilakukan inventarisasi secara umum kewenangan yang dilimpahkan serta dampak implementasinya kepada pelayanan publik dan kesejahteraan masyarakat, khususnya dalam kerangka mengatasi atau mengantisipasi persoalan yang muncul. Terungkapnya pola-pola umum pendelegasian yang dilakukan Bupati serta degree of achiefment (tingkat pencapaian) Camat dipandang bermanfaat untuk analisis manajemen mengenai kewenangan minimal yang dilimpahkan Bupati/Walikota kepada Camat.

Langkah kedua ini dapat digunakan sebagai landasan untuk melakukan penilaian terhadap optimalisasi peran dan fungsi Camat dalam menjalankan kewenangan-kewenangan yang telah dilimpahkan kepadanya, termasuk dalam melakukan koordinasi lintas institusional dan kerjasama dengan masyarakat. Sesuai dengan konsep Good Governance. keberhasilan implementasi kewenangan yang dilimpahkan bergantung pada sinergi antara kecamatan, masyarakat dan kalangan usaha swasta. Terbukanya peluang partisipasi dan koordinasi merupakan kunci kepuasan masyarakat atas pelayanan yang diberikan oleh institusi publik.

Langkah kedua juga menyiratkan penentuan skala penilaian karakteristik geografis/wilayah masing-masing kecamatan. Secara eksistensi suatu kecamatan berbeda dengan kecamatan lain, mulai dari lingkup wilayah, keadaan penduduk maupun adat istiadat (budaya). Perbedaan tersebut menjadi salah satu pertimbangan Bupati

Referensi

Dokumen terkait

AICS - Inventarisasi Bahan Kimia Australia; ASTM - Masyarakat Amerika untuk Pengujian Bahan; bw - Berat badan; CERCLA - Undang-Undang Tanggapan, Kompensasi, dan Tanggung Jawab

Penelitian ini menggunakan metode survey, menurut Sugiyono (2011:35) metode survey adalah metode yang digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang

Tabel 4 menunjukkan bahwa galur Patir 10 memiliki berat biji per malai lebih tinggi dibandingkkan seluruh genotipe sorgum manis yang diuji ; namun berbeda nyata dengan

Menegur siswa yang bekerjasama dalam kuis individu Memberikan sesi tanya jawab dengan siswa mengenai permasalahan yang didapat selama mengerjakan kuis 4

Pada hari ini Jum’at Tanggal Dua Puluh Sembilan Juli Tahun 2016 (29/07/2016) Kelompok Kerja (Pokja) Pengadaan Barang/ Jasa Konstruksi Bidang Bina Marga

[r]

Another thing that is great about a park is that it is a place that people gather for special celebrations.. Summertime holidays like the Fourth of July and Memorial Day are spent

Because of all the cards in play, and the fact that often times there are two winning hands and the pot will split, a lot of action is created in Omaha Hi-Lo, and even the best pros