• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI ( STUDI KASUS : DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI ( STUDI KASUS : DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015)"

Copied!
149
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Oleh : MELAN NUARY

20130520214

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(2)

SKRIPSI

Diajukan Guna Memenuhi Sebagai Persyarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana

Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Disusun Oleh :

MELAN NUARY 20130520214

PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

(3)

Nama : Melan Nuary

Nomer Mahasiswa : 20130520214

Menyatakan bahwa skripsi ini dengan judul :“PELAKSANAAN PENILAIAN

PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI (STUDI KASUS: DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015) ”Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya saya

sendiri, dan tidak terdapat karya orang lain kecuali yang pernah ditulis dan disebutkan dalam

daftar pustaka. Apabila dikemudian haridalam skripsi ini diketahui terdapat karya atau

pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain maka saya bersedia karya

tersebut dibatalkan.

Yogyakarta, Desember 2016 Penulis,

(4)

(MELAN NUARY)

(5)

kemudahan kepadaku dalam proses menyelesaikan karya sederhana ini, yang ku persembahkan untuk:

Untuk mamak dan bapak yang selama ini telah memberikan kasih sayang, nasehat, dan doanya yang tiada henti kepadaku

Adik-adikku Richard Yuda dan Vita Amellya dan keluarga besar yang selalu mendukungku

Untuk lelakiku Alfiannur S.IP yang selalu mendampingiku, terima kasih untuk selalu ada susah, senang bersama, insyaAllah doa kita semua

(6)

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Berbasis Teknologi Informasi (Studi Kasus: Di Kabupaten Bantul Tahun 2015)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Program Sajarna S1 pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan

baik dari isi, penulisan maupun hal-hal yang kurang sempurna. Penulis berharap agar skripsi

ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan dapat dijadikan referensi perbandingan untuk

penelitian kedepannya.

Penulis mendapatkan bantuan, arahan, dan bimbingan dari berbagai pihak dalam

penulisan skripsi ini. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Bapak Awang Darumurti S.IP., M.Si selaku Dosen pembimbing yang telah memberi

arahan, masukan dan membimbing dari awal sampai akhir dalam penyelesaian skripsi.

2. Bapak Dr. Ali muhamad, M.Sc selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik.

3. Ibu Dr. Titin Purwaningsih, S.IP. M.,Si selaku Ketua Program Studi Ilmu

Pemerintahan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Ibu Dra. Atik Septi Winarsih, M.Si selaku penguji proposal skripsi dan penguji skripsi

yang telah menguji, memberi masukan dan saran sehingga dapat memperbaiki

kesalahan yang ada.

5. Bapak Dr. Ulung Pribadi, M.Si selaku penguji skripsi yang telah menguji dan

(7)

8. Kepala Bidang Pengadaan dan Pengembangan BKD Kabupaten Bantul Ibu Setyawati,

S.PSI, Kepala Sub Bidang Penilaian dan Pengembangan Ibu Nurul Hamidah,

MPs.,MP, Kepala Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun Bapak Afandi, serta Staff

Bagian Analis Perencanaan SDM Ibu Veni Dwi Christianingrum, S.Kom., MT yang

telah memberikan waktu dan ruang kepada penulis untuk melakukan wawancara

langsung, sehingga penulis mendapatkan bahan dan pengetahuan baru sebagai isi dari

jawaban penelitian.

9. Sahabatku Tia Santia Sari, Suci Wulandari, Tiara Aprili, Ishana Raisa Hafid yang

menjadi tempat bercerita bersama.

10.Adik-adikku Elma dan Diah yang selalu memberikan cerita dan tawa mereka.

11.Teman-teman alumni SMA Negeri 1 Sambas angkatan 2010, kelas XD, XI IPS 1, dan

XII IPS 1.

12.Teman-teman Ilmu Pemerintahan Tantia Ardevina, Yuliastuti Wulandari, Ayu

Lestari, Mba Raras Prasetyaningtyas yang telah menemani di kota ini.

13.Sahabatku Ayu Vera Sari yang menjadi tempat berbagi bersama.

14.Teman-teman Ilmu Pemerintahan angkatan 2013 yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu.

15.Organisasi tempatku belajar yaitu KOMAP UMY.

16.Divisi Humas dan Pers KOMAP tahun 2013/2014, 2014/2015 yang telah menjadi

keluarga keduaku.

17.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah ikut

(8)

mengharapkan kritikan dan saran dari pembaca yang bersifat membangun untuk

penyempurnaan penulisan skripsi ini, dan nantinya dapat memberikan manfaat bagi

perkembangan ilmu pengetahuan khusunya pada program studi Ilmu Pemerintahan dan bagi

pembaca pada umumnya.

Yogyakarta, Desember 2016

MELAN NUARY

(9)

Halaman Pernyataan……… iii

Halaman Motto……… iv

Halaman Persembahan………... v

Kata Pengantar………. vi

Daftar Isi………..……. ix

Daftar Tabel………... xii

Daftar Gambar………... xiii

Sinopsis………... xiv

BAB I PENDAHULUAN………. 1

A. Latar Belakang Masalah……….………... 1

B. Perumusan Masalah………... 5

C. Tujuan Penelitian………... 5

D. Manfaat Penelitian..………... 6

E. Kerangka Dasar Teori……… 7

1. Manajemen Sumber Daya Manusia.………. 7

2. Penilaian Prestasi Kerja…..………... 12

2.1 Reward………. 19

2.2 Punishment... 21

3. E-Governance………..………... 23

F. Defenisi Konseptual……… 24

G. Definisi Operasional……….. 24

(10)

3. Jenis Data………... 26

4. Teknik Pengumpulan Data………... 27

5. Teknik Analisis Data………...………... 28

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN……….. 30

A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul………. 30

1. Sejarah Singkat Kabupaten Bantul…………...……… 30

2. Visi dan Misi Kabupaten Bantul……….. 32

3. Kondisi Geografi Kabupaten Bantul……… 35

B. Profil Badan Kepegawaian Daerah………... 36

1.Visi dan Misi Badan Kepegawaian Daerah………... 37

2.Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah…….……... 38

3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul……... 40

4. Rincian Tugas dan Fungsi Jabatan Struktural Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul………... 42

BAB III PELAKSANAAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PNS BERBASIS IT DI KABUPATEN BANTUL TAHUN 2015……… 58

a). Analisa Penilaian Prestasi Kerja………. 58

1. Faktor Kejelasan ……….… 58

a. Kejelasan Pelaksanaan………. 58

b. Tujuan Penilaian……….. 74

c. Prosedur Penilaian……… 75

d. Siapa Yang Menilai……….. 79

e. Kriteria Yang Dinilai……… 81

2. Faktor Keadilan……… 82

a. Objektivitas……….. 82

(11)

4. Faktor Tindak Lanjut……….. 92

a. Langkah-langkah Pembinaan………. 92

b). Analisa Pemberian Reward dan Punsihment………. 93

1. Faktor Motivasi………. 93

a. Kriteria Penilaian………... 93

b. Dampak penilaian terhadap promosi, kenaikan gaji, bonus dan penghargaan…. 96 BAB IV PENUTUP………. 100

A. Kesimpulan………...……... 100

B. Rekomendasi/Saran……….. 103

(12)

Tabel 1.3 Pengumpulan Data………. 28

(13)
(14)

PELAKSANAAI{ PENILAIAII PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL

BERBASIS TEKNOLOGI INFORMASI

(STUDI KASUS : DI KABUPATEN BANTUL TAH{IN 2015)

Oleh:

MELAII NUARY

20130520214

Telah dipertahankan dan disahkan di depan tim penguji

Jurusan Ilmu Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan llmu Politik

Universitas Muhammadiyah Yoryakarta

Hari lTanggal

Tempat

Waktu

Awang Da

Pada:

: Jum'at, 09 Desember 201'6

: Ruang Sidang Dekanat FisiPol

: 12.30

-

1330 WIB

SUSTJNAII TIM PENGUJI

Ketua Tim Penguji

Penguji

I

Dra. Atik Septi

Wi

qh^

P., M.Si.

erintahan ' ,5 ],'"* F Rfi - {6/\l

$,o"., 'rr5-, 'i

..J \" r.--,1"/,-.- F, *

'z

#ffif

-'

) i'-*Y[ffr ..$

*

s-*
(15)

Kabupaten Bantul menarik untuk diteliti karena penggunaan aplikasi online yang membuat seluruh PNS menggunakan sistem tersebut untuk pengisian SKP dan pejabat penilai untuk menilai prestasi kerja di dalam sistem aplikasi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS berbasis teknologi informasi di Kabupaten Bantul tahun 2015 serta dampak nilai terhadap pemberian reward dan punishment

kepada PNS. Berdasarkan tujuan tersebut maka dirumuskan permasalahan: 1).Bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS berbasis IT di Kabupaten Bantul tahun 2015. 2).Bagaimana pemberian reward dan punishment terhadap hasil penilaian prestasi kerja PNS.

Jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian kualitatif dengan metode deskriptif, untuk mengetahui dan menganalisa bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS di Kabupaten Bantul. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan dengan cara wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data dengan cara merangkum dan memilih hal pokoknya, menaratifkan kata demi kata, yang kemudian menarik kesimpulan data dari penelitian yang telah dilakukan.

Hasil dari penelitian adalah pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS melalui sistem aplikasi penilaian prestasi kerja PNS di Kabupaten Bantul sudah baik, adanya sosialisasi pengenalan sistem dilakukan dari tahun 2014 sampai akhir 2015. Pembuatan SKP oleh PNS tahun 2015 sebanyak 70% tepat waktu, dan 30% belum tepat waktu karena masih kurangnya pengetahuan pentingnya pembuatan SKP untuk jalannya kerja PNS itu sendiri. Penilaian prestasi kerja dilakukan di dalam sistem oleh pejabat penilai dan atasan pejabat penilai, yang diakumulasikan dari 60% nilai SKP dan 40% nilai perilaku kerja. Sampai saat ini belum ada pembinaan untuk PNS dalam memperbaiki kinerja karena belum ada PNS yang mendapat nilai dibawah 75. Hal tersebut dikarenakan masih adanya bias penilaian. Hasil penilaian prestasi kerja PNS di Kabupaten Bantul berdampak pada kenaikan pangkat apabila nilai PNS di atas 76, sedangkan untuk pemberian reward didapat oleh PNS dengan predikat nilai baik dalam kurun waktu 2 tahun berturut-turut, dan dengan masa kerja 10, 20, atau 30 tahun menjabat akan mendapat penghargaan Satya Lencana Karya Satya. PNS di Kabupaten Bantul belum ada yang mendapatkan punishment karena nilai prestasi kerja PNS di atas rata-rata.

Kesimpulan yang didapat penulis yaitu secara keseluruhan pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS di Kabupaten Bantul sudah berjalan dengan baik yaitu dilihat dari nilai prestasi kerja yang dikategorikan sudah baik, serta tujuan, prosedur, kriteria sudah sesuai dengan peraturan yang terkait, tetapi dalam penilaian belum semua nilai objektif. Dampak hasil penilaian terhadap reward yaitu penghargaan Satya Lencana Karya Satya dan kenaikan pangkat, sedangkan pemberian punishment belum ada. Saran yang diberikan oleh penulis adalah perlu adanya sosialisasi yang berkelanjutan, membuat SOP sebagai acuan penilaian, memahami peraturan terkait pelaksanaan penilaian prestasi kerja, perlu ada pembinaan bagi PNS mengenai pembuatan SKP tepat waktu yang nantinya berpengaruh terhadap kinerja PNS.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada sebuah organisasi diperlukan sumber daya manusia yang terampil,

berpengalaman, mempunyai kompetensi yang baik serta mampu menjalankan

tugas dan fungsinya sesuai dengan kedudukannya di organisasi. Dalam

melaksanakan tugas dan fungsinya, diperlukan adanya penilaian sebagai tolak

ukur berhasil tidaknya sumber daya manusia (SDM) tersebut melaksanakan

tugasnya. Dalam organisasi Pemerintahan, SDM yang bekerja disebut juga

Pegawai Negeri Sipil (PNS). Pegawai Negeri Sipil sebagai abdi negara

mengemban tanggung jawab yang besar demi kelancaran pembangunan bangsa.

Untuk menghasilkan pegawai yang profesional, jujur, adil dan bertanggung jawab

seperti yang diamanatkan oleh undang-undang diperlukan adanya pembinaan

PNS. Sebagai langkah awal dalam melakukan pembinaan diperlukan adanya

penilaian terhadap kinerja PNS.1

Awalnya penilaian kinerja PNS berbentuk Daftar Penilaian Pelaksanaan

Pekerjaan Pegawai Negeri Sipil (DP3 PNS) yang diatur dalam Peraturan

Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 Tentang Penilaian Pelaksanaan Pekerjaan

Pegawai Negeri Sipil. DP3 tidak dapat digunakan dalam menilai dan mengukur

seberapa besar produktivitas dan kontribusi PNS terhadap organisasi.

1

(17)

Hal ini disebabkan penilaian prestasi kerja pegawai dengan menggunakan metode

DP3 tidak didasarkan pada target tertentu.2 Hal tersebut tentu saja akan berpengaruh pada hasil penilaian akan bersifat subyektif dan tentu saja merugikan

pegawai yang dinilai. Akibat banyaknya kekurangan yang terdapat dalam

penilaian DP3 PNS, maka Pemerintah membuat peraturan yang baru sebagai

pengganti Peraturan Pemerintah Nomor 10 Tahun 1979 yang dianggap sudah

tidak relevan, peraturan pengganti tersebut yaitu Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai,

sedangkan peraturan pelaksananya yaitu terdapat dalan Peraturan Kepala Badan

Kepegawaian Negara Nomor 1 Tahun 2013. Pemberlakuan PP ini yaitu pada

tahun 2014 serentak di seluruh SKPD di Indonesia.

Perbedaan yang sangat tampak pada Peraturan Pemerintah Nomor 46

Tahun 2011 dengan peraturan sebelumnya yaitu, di dalam peraturan baru ini

sudah terdapat penilaian prestasi kerja yang merupakan akumulasi dari penilaian

Sasaran Kerja Pegawai (SKP) dengan penilaian Perilaku Kerja Pegawai. Cara

penilaian sistem ini yaitu berdasarkan akumulasi 60% nilai SKP + 40% nilai

perilaku kerja. Pegawai Negeri Sipil masing-masing wajib membuat SKP pada

awal tahun yaitu Januari dan akan di nilai oleh tim penilai prestasi kerja pegawai

di akhir tahun yaitu Desember atau paling lambat Januari di tahun berikutnya.

Penilaian ini digunakan untuk mengembangkan potensi pegawai, mengetahui

hasil kerja, serta untuk mendapatkan reward dan punishment. Penilaian prestasi

kerja sangat penting bagi suatu organisasi. Dengan penilaian prestasi kerja, suatu

2

(18)

organisasi dapat melihat sejauh mana faktor manusia dapat menunjang tujuan

suatu organisasi.Selain itu melalui penilaian prestasi kerja organisasi dapat

memilih dan menempatkan orang yang tepat untuk menduduki suatu jabatan

tertentu secara objektif.3

Perlunya disuatu organisasi diadakan penilaian prestasi kerja, pada

dasarnya merupakan salah satu faktor kunci guna mengembangkan suatu

organisasi secara efektif dan efisien. Suatu langkah mengadakan penilaian prestasi

kerja itu berarti suatu organisasi telah memanfaatkan secara baik atas sumber daya

manusia yang ada di dalam organisasi. Informasi prestasi kerja masing-masing

individu harus bersifat relevant dan relieable, karena kualitas informasi tersebut

akan mempermudah perumusan kebijaksanaan lebih lanjut yang efektif.4 Sedangkan untuk hasil penilaian tersebut diperlukan sebagai masukan dan juga

umpan balik dalam mempertimbangkan gaji atau kompensasi, promosi, tindakan

disiplin, dan juga merupakan umpan balik untuk meningkatkan motivasi dan

pengarahan perbaikan, dan perencanaan pelatihan atau pengembangan SDM

berikutnya.5

Kabupaten Bantul merupakan salah satu wilayah yang melakukan

penilaian prestasi kerja pegawai sebagai amanat dari Peraturan Pemerintah Nomor

46 Tahun 2011. Kabupaten lain yang ada di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

3

Afidatun Chasanah. 2011. Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. hal 16

4

Kolonel Kal Susilo Martoyo. 1992. Manajemen Sumber Daya Manusia Edisi 2. Yogyakarta. BPFE. hal 30

5

(19)

juga melakukan penilaian prestasi kerja di SKPD nya masing-masing, hal yang

berbeda iyalah Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kabupaten Bantul memiliki

aplikasi penilaian prestasi kerja secara online dan tersistem. Mulai tahun 2014,

BKD Kabupaten Bantul membuat sistem aplikasi online yaitu Aplikasi Penilaian

Prestasi Kerja yang berisi tentang pembuatan SKP (Sasaran Kerja Pegawai),

penilaian sasaran kerja dan perilaku kerja oleh Pejabat Penilai, hingga tercetak

lembar Penilaian Prestasi Kerja.6

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul membuat pelatihan Sistem

Aplikasi Penilaian Prestasi Kerja PNS yang meliputi pengenalan sistem aplikasi,

pelatihan operator Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD)/unit kerja, pelatihan

entri data pembuatan SKP, serta pelatihan penilaian Sasaran Kerja dan Perilaku

Kerja. Aplikasi ini dibuat untuk semua pegawai di SKPD yang ada di Kabupaten

Bantul.7Semua proses penilaian dilakukan oleh sistem, dan dapat diakses kapan saja oleh PNS dan penilai. Hal tersebut tentu saja tidak mudah untuk diterapkan

oleh seluruh PNS yang ada di Kabupaten Bantul, karena perlu adanya

penyesuaian, alat yang mendukung, pengetahuan PNS mengenai sistem

online,serta keakuratan penilaian oleh sistem itu sendiri. Beberapa PNS banyak

yang kurang mengerti dengan penggunaan sistem ini, mulai dari cara mengisi,

mengubah form isian SKP, serta belum adanya petunjuk pengisian secara

bertahap.8

6

http://bkd.bantulkab.go.id/home/berita/penyusunanSKPviaaplikasiPPK. diakses 6 September 2016 pukul 13:30 WIB

7

Ibid

8

(20)

Melihat hal tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian tentang bagaimana

pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS oleh BKD dengan menggunakan sistem

aplikasi penilaian prestasi kerja di Kabupaten Bantul tahun 2015.

B. Perumusan Masalah

1. Bagaimana Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil Berbasis

Teknologi Informasi di Kabupaten Bantul Tahun 2015 ?

2. Bagaimana Pemberian Reward dan Punishment Terhadap Hasil Penilaian

Prestasi Kerja PNS?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini yaitu :

1. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan penilaian prestasi kerja yang

berbasis teknologi informasi di Kabupaten Bantul tahun 2015.

2. Mengetahui bagaimana pemberian reward dan punishment kepada PNS

(21)

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini akan memberi manfaat bagi beberapa pihak, baik secara

langsung maupun tidak langsung. Adapun manfaat tersebut yaitu :

1. Manfaat Teoritis

Diharapkan dapat menjadikan acuan dari teori yang dipelajari khususnya

dalam hal penilaian prestasi kerja PNS sehingga dapat berguna dalam segi

pemahaman, penalaran, serta bagi pengembangan ilmu pengetahuan dalam bidang

ilmu sosial dan ilmu politik khususnya Ilmu Pemerintahan, sehingga dapat

dikembangkan lebih lanjut dalam penelitian-penelitian berikutnya.

2. Manfaat Praktis

a. Pemerintah Kabupaten Bantul

Bagi Pemerintah Kabupaten Bantul dapat digunakan sebagai acuan

perbandingan untuk peningkatan pelaksanaan penilaian prestasi kerja PNS di

lingkungan SKPD Kabupaten Bantul.

b. Badan Kepegawaian Daerah

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul dapat dijadikan sebagai

evaluasi kedepannya untuk perbaikan kembali sistem aplikasi yang digunakan

(22)

c. Pegawai

Manfaat bagi pegawai yaitu dapat dijadikan sebagai acuan dalam

pembuatan SKP yang sesuai, dan hasilnya dapat dijadikan sebagai motivasi dalam

meningkatkan kinerja yang lebih baik.

d. Peneliti Selanjutnya

Dapat dimanfaatkan sebagai bahan bacaan maupun referensi perbandingan

dalam penelitian penilaian prestasi kerja di instansi pemerintah.

D. Kerangka Dasar Teori

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Amstrong, mendefinisikan MSDM secara sederhana yaitu,

bagaimanaorang-orang dapat dikelola dengan cara yang terbaik dalam

kepentingan organisasi.9

Kenooy, mengemukakan bahwa MSDM adalah suatu

metodememaksimumkan hasil dari sumber daya tenaga kerja dengan

mengintegrasikan MSDM ke dalam strategi bisnis.

Gerry Dessler berpendapat bahwa : “Human resource management is the

process acquiring, training, appraising, and compensating employees, and

attending to their labor relations, health, and safety and fairness concerns”.10

9

Diah Wulansari. 2015. Pengembangan Sumber Daya Manusia Dalam Manajemen Bencana (Studi Kasus Pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (Bpbd) Kabupaten Wonosobo Tahun

2015), Yogyakarta. hal 9

10

(23)

Kiggundu berpendapat bahwa “Human resource management is the

development and utilization of personnel for the effective achievement of

individual, organizational, community, national, and international goals and

objectives”.11

Menurut Edwin B.Flippo, manajemen sumber daya manusia (MSDM)

adalah perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan

kegiatan-kegiatan pengadaan, pengembangan, pemberian kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pelepasan sumber dayan manusia agar tercapai berbagai tujuan

individu, organisasi, dan masyarakat.12

Menurut Wendell French, MSDM adalah penarikan, seleksi,

pengembangan, penggunaan, dan pemeliharaan sumber daya manusia oleh

organisasi.13

Menurut Mathis & Jackson dan Hasibuan, manajemen sumber daya

manusia (MSDM) dapat diartikan sebagai ilmu dan seni yang mengatur hubungan

dan peranan tenaga kerja agar efektif dan efisien dalam penggunaan kemampuan

manusia agar dapat mencapai tujuan di setiap perusahaan.14

11

Faustino Cardoso Gomes. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta. ANDY. hal 4

12

Ibid. hal 5

13

Ibid. hal 5

14

(24)

Menurut Noe, Hollenbeck, Gerhant, dan wright, manajemen sumber daya

manusia (MSDM) adalah kebijakan, praktik, dan sistem yang mempengaruhi

kebiasaan, sikap, dan performa seseorang karyawan.15

Menurut Bohlander dan Snell, manajemen sumber daya manusia (MSDM)

yakni suatu ilmu yang mempelajari bagaimana memberdayakan karyawan dalam

perusahaan, membuat pekerjaan, kelompok kerja, mengembangkan para karyawan

yang mempunyai kemampuan, mengidentifikasi suatu pendekatan untuk dapat

mengembangkan kinerja karyawan dan memberikan imbalan kepada mereka atas

usahanya dalam bekerja.16

Menurut Cushway, manajemen sumber daya manusia (MSDM)

merupakan bagian dari proses organisasi dalam mencapai tujuan.17

Menurut Simamora, manajemen sumber daya manusia adalah

pendayagunaan, pengembangan, penilaian, pemberian balas jasa, dan pengelolaan

individu anggota organisasi atau kelompok pekerja.18

Schuler, et al, mengartikan manajemen sumber daya manusia merupakan

pengakuan tentang pentingnya tenaga kerja organisasi sebagai sumber daya

manusia yang sangat penting dalam memberi kontribusi bagi tujuan-tujuan

organisasi, dan menggunakan beberapa fungsi dan kegiatan untuk memastikan

15

Ibid. hal 3

16

Ibid. hal 3-4

17

Ibid. hal 4

18

(25)

bahwa SDM tersebut digunakan secara efektif dan adil bagi kepentingan individu,

organisasi, dan masyarakat.19

Menurut Stoner, manajemen sumber daya manusia meliputi penggunaan

SDM secara produktif dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi dan pemuasan

kebutuhan pekerja secara individual.20

Menurut Umar, manajemen sumber daya manusia dapat dikelompokkan

atas tiga fungsi, yaitu :21

1. Fungsi managerial : perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan

pengendalian.

2. Fungsi operasional : pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian,

pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja.

3. Kedudukan manajemen sumber daya manusia dalam pencapaian tujuan

organisasi perusahaan secara terpadu.

Menurut Schuler et al, manajemen sumber daya manusia memiliki tiga

tujuan, yaitu :22

1. Memperbaiki tingkat produktivitas

2. Memperbaiki kualitas kehidupan kerja

3. Meyakinkan organisasi telah memenuhi aspek-aspek legal

19

Ibid. hal 6

20

Ibid. hal 6

21

Ibid. hal 7

22

(26)

Peranan MSDM menurut Hasibuan, yaitu :23

1. Menetapkan jumlah, kualitas, dan penempatan tenaga kerja yang efektif sesuai

dengan kebutuhan perusahaan berdasarkan job description, job specification, dan

job evaluation.

2. Menetapkan penarikan, seleksi, dan penempatan karyawan berdasarkan asas the

right man in the right job.

3. Menetapkan program kesejahteraan, pengembangan, promosi, dan

pemberhentian.

4. Meramalkan penawaran dan permintaan sumber daya manusia pada masa yang

akan datang.

5. Memperkirakan keadaan perekonomian pada umumnya dan perkembangan

perusahaan pada khususnya.

6. Memonitori dengan cermat undang-undang perburuhan dan kebijaksanaan

pemberian balas jasa perusahaan-perusahaan sejenis.

7. Memonitor kemajuan teknik dan perkembangan serikat buruh.

8. Melaksanakan pendidikan, latihan, dan penilaian prestasi karyawan.

9. Mengatur mutasi karyawan baik vertikal maupun horizontal.

10. Mengatur pension, pemberhentian, dan pesangonnya.

23

(27)

Penyelenggaraan manajemen SDM menggunakan empat pendekatan,

yaitu:24

1. Pendekatan kemanusiaan, mengacu pada pertimbangan bahwa martabat

manusia jangan sampai dikorbankan hanya demi kepentingan organisasi saja.

2. Pendekatan manajemen, mengacu kepada pertimbangan bahwa manajemen

SDM merupakan tanggung jawab dari semua manager.

3. Pendekatan sistem, mengacu pada pertimbangan bahwa pada hakikatnya

manajemen SDM hanyalah merupakan bagian (subsistem) dari sistem manajemen

organisasi secara keseluruhan.

4. Pendekatan proaktif, mengacu pada pertimbangan bahwa manajemen SDM

akan lebih berhasil dalam memberikan kontribusinya kepada individu, manajer,

dan organisasi bila dapat mengantisipasi terlebih dahulu tantangan dan hambatan

apa yang akan dihadapi oleh organisasi.

2. Penilaian Prestasi Kerja

Menurut Pangabean, penilaian prestasi merupakan sebuah proses formal

untuk melakukan peninjauan kembali dan evaluasi prestasi kerja seseorang secara

periodik. Proses penilaian prestasi ditujukan untuk memahami prestasi kerja

seseorang. Tujuan ini memerlukan suatu proses, yaitu serangkaian kegiatan yang

24

(28)

saling berkaiatan, kegiatan-kegiatan itu terdiri dari identifikasi, observasi,

pengukuran, dan pengembangan hasil kerja karyawan dalam sebuah organisasi.25 Menurut Murphy dan Cleveland, penilaian prestasi kerja adalah untuk

memperoleh informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang

berkaitan dengan kegiatan manajemen sumber daya manusia yang lain, seperti

perencanaan dan pengembangan karier, program-program kompensasi, promosi,

demosi, pensiun, dan pemberhentian karyawan atau pemecatan.26

Menurut Handoko, penilaian prestasi kerja memberikan suatu gambaran

akurat mengenai prestasi kerja karyawan. Untuk mencapai tujuan ini,

sistem-sistem penilaian harus mempunyai hubungan dengan pekerjaan, praktis,

mempunyai standar-standar, dan menggunakan berbagai ukuran yang dapat

diandalkan.27

Menurut Hani Handoko, penilaian prestasi kerja adalah proses melalui

mana organisasi-organisasi mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan.28 Menurut Amirullah, yang dimaksud penilaian prestasi kerja adalah proses

penilaian prestasi karja pegawai yang dilakukan oleh pemimpin organisasi secara

sistematis berdasarkan pekerjaan yang ditugaskan kepadanya.29

25

Edy Sutrisno. 2009. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta. Prenada Media Grup. hal 153

26

Ibid. hal 154

27

Ibid. hal 155

28

Afidatun Chasanah. 2011. Pelaksanaan Penilaian Prestasi Kerja Dinas Kependudukan Dan

Pencatatan Sipil Kabupaten Semarang. Skripsi. Universitas Negeri Semarang. hal 23

29

(29)

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian

Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, penilaian prestasi kerja PNS adalah suatu

proses penilaian secara sistematis yang dilakukan oleh pejabat penilai terhadap

sasaran kerja pegawai dan perilaku kerja PNS.30

Menurut Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian

Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil, Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan

berdasarkan prinsip objektif, terukur, akuntabel, partisipatif, dan transparan.31 Menurut Bacal penilaian prestasi kerja atau evaluasi kinerja adalah suatu

proses yang melibatkan manajer dan karyawan yang bekerja sama untuk menilai

kemajuan yang telah dicapai karyawan ke arah sasaran yang telah ditentukan

dalam perencanaan kinerja dan untuk menyimpulkan apa yang berjalan baik

sepanjang periode yang sedang dikaji ulang dan apa pula yang berjalan kurang

baik.32

Menurut Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Nomor 1 Tahun

2103 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2011, penilaian

prestasi kerja PNS dilaksanakan oleh Pejabat Penilai sekali dalam1 (satu) tahun

30

Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011 Tentang Penilaian Prestasi Kerja Pegawai Negeri Sipil. pasal 1

31

Ibid. pasal 3 32

Wulandari, Eliana. 2013. Hubungan Penilaian Prestasi Kerja Karyawan Dengan Efektifitas Penilaian Prestasi Kerja Karyawan (Studi Kasus Di Pt. Campina Ice Cream Industri Kantor

Cabang Parung, Bogor).

(30)

yang dilakukan setiap akhir Desember pada tahun yang bersangkutan atau paling

lama akhir Januari tahun berikutnya.33

Unsur-unsur Sasaran Kerja Pegawai (SKP) yaitu :34 1. Kegiatan Tugas Jabatan

Setiap kegiatan tugas jabatan yang akan dilakukan harus mengacu pada penetapan

kinerja/RKT, sebagai implementasi kebijakan dalamrangka mencapai tujuan dan

sasaran organisasi yang telah ditetapkan dan harus berorientasi pada hasil secara

nyata dan terukur.

2. Angka Kredit

Satuan nilai dari tiap butir kegiatan dan f ata:u akumulasi nilai butir-butirkegiatan

yang harus dicapai oleh seorang pejabat fungsional dalam rangka pembinaan

karier yang bersangkutan ditetapkan dengan jumlah angka kredit yang akan

dicapai. Oleh sebab itu pejabat fungsional tertentu harus menetapkan target angka

kredit yang akandicapai dalam 1 (satu) tahun.

3. Target

Setiap pelaksanaan kegiatan tugas jabatan harus ditetapkan target yang akan

diwujudkan secara jelas, sebagai ukuran prestasi kerja.

Penilaian perilaku kerja meliputi aspek:35 1. Orientasi pelayanan

2. Integritas

3. Komitmen

33

Peraturan Kepala Badan Kepegawaian Daerah Nomor 1 Tahun 2103 Tentang Ketentuan Pelaksanaan PP Nomor 46 Tahun 2011. hal 3

34

Ibid. hal 5

35

(31)

4. Disiplin

5. Kerjasama

6. Kepemimpinan

Penilaian prestasi kerja PNS terdiri atas unsur:36 1. SKP dengan bobot nilai 60% (enam puluh persen)

2. Perilaku kerja dengan bobot nilai 40% (empat puluh persen)

Penilaian prestasi kerja PNS dinyatakan dengan angka dan sebutan sebagai

berikut:37

a. 91 - ke atas: sangat baik

b. 76 - 90: baik

c. 61 -75: cukup

d. 51 - 60: kurang

e. 50 ke bawah: buruk

Persyaratan penilaian kinerja yang baik menurut Simamora adalah sebagai

berikut :38

a. Relevansi (relevance) menyiratkan bahwa terdapat kaitan yang jelas antara

standar kinerja utnuk suatu pekerjaan tertentu dan tujuan organisasi dan kaitan

yang jelas antara elemen-elemen kerja yang kritis yang akan dinilai pada formulir

penilaian.

b. Sensitivitas (sensitivity) menyatakan bahwa suatu sistem penilaian kinerja

mampu membedakan antara pelaksana yang efektif dengan yang tidak efektif.

36

Op.cit. pasal 15

37

Ibid. hal 63

38

(32)

c. Keandalan (reliability) dalam konteks konsistensi penilaian yang harus saling

bersesuaian. Penilaian yang andal berarti bebas dari kelemahan-kelemahan

signifikan serta harus berisi subyektivitas minimal yang menyebabkan distorsi.

d. Kemamputerimaan (acceptability) merupakan persyaratan yang paling penting

dari semuanya karena program SDM harus mendapat dukungan dari semua

lapisan yang akan menggunakannya.

e. Kepraktisan (practicality) artinya instrument penilaian mudah untuk dipahami

dan digunakan oleh pimpinan dan karyawan.

Penilaian prestasi kerja didefinisikan sebagai suatu prosedur yang

mencakup :39

1. Menetapkan standar kerja

2. Menilai prestasi kerja pegawai secara nyata dibandingkan dengan standar kerja

yang telah ditetapkan

3. Memberikan umpan balik kepada pegawai dengan tujuan untuk memotivasi

pegawai agar meninggalkan prestasi yang buruk dan mempertahankan bahkan

meningkatkan prestasi yang sudah baik.

Manfaat atau kegunaan penilaian prestasi kerja menurut Wether dan Davis

yaitu :40

1. Memperbaiki prestasi kerja

2. Untuk dapat melakukan penyesuaian kompensasi

3. Untuk bahan pertimbangan penempatan (promosi, transfer, dan demosi)

4. Untuk menetapkan kebutuhan latihan dan pengembangan

39

Justine T. Sirait. 2006. Memahami Aspek-Aspek Pengelolaan Sumber Daya Manusia Dalam

Organisasi. Jakarta. Grasindo. hal 128

40

(33)

5. Untuk membantu perencanaan dan pengembangan karier

6. Mengetahui kekurangan-kekurangan dalam proses penempatan staf

7. Dapat dijadikan patokan dalam menganalisis informasi analisis jabatan

8. Untuk mendiagnosis kesalahan-kesalahan rancangan jabatan

9. Mencegah adanya diskriminasi

Siagian mengungkapkan kriteria-kriteria yang digunakan dalam

menentukan pelaksanaan penilaian prestasi kerja, antara lain:41

1. Faktor kejelasan, yaitu kejelasan pelaksanaan, tujuan penilaian, prosedur

penilaian, siapa yang menilai, dan kriteria yang dinilai.

2.Faktor motivasi, yaitu kriteria penilaian, dampak penilaian terhadap promosi,

kenaikan gaji, bonus dan penghargaan.

3.Faktor keadilan, yaitu objektivitas dan keadilan dalam melaksanakan penilaian.

4.Faktor feedback(umpan balik), yaitu salinan hasil penilaian dan wawancara

evaluasi.

5. Faktor tindak lanjut, seperti langkah-langkah pembinaan untuk meningkatkan

dan memperbaiki prestasi kerja karyawan.

41

Jessica Avelina Pribadi dan Dhyah Harjanti. 2014. Pengaruh Penilaian Prestasi Kerja Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Dengan Kompensasi Sebagai Variabel Intervening Pada Pt. Enseval

Putera Megatrading Cabang Surabaya 2. Volume 2. Nomor

(34)

Menurut Bernardin & Russel, untuk mengukur prestasi kerja karyawan

dapat digunakan beberapa kriteria, yaitu:42

1.Kualitas (Quality) merupakan tingkatan dimana proses atau hasil dari

penyelesaian suatu kegiatan mendekati sempurna.

2.Kuantitas (Quantity) merupakan produksi yang dihasilkan dapat ditunjukkan

dalam satuan mata uang, jumlah unit, atau jumlah siklus kegiatan yang

diselesaikan.

3. Ketepatan waktu (Timeliness) merupakan dimana kegiatan tersebut dapat

diselesaikan, atau suatu hasil produksi dapat dicapai.

4. Kerjasama (Interpersonal Impact) merupakan tingkatan di mana seorang

karyawan mampu untuk mengembangkan kerjasama dengan atasan dan rekan

kerja.

2.1 Reward

Menurut Nawawi, reward adalah usaha menumbuhkan perasaan

diterima (diakui) di lingkungan kerja, yang menyentuh aspek kompensasi dan

aspek hubungan antara para pekerja yang satu dengan yang lainnya.43

Nugroho mengungkapkan bahwa reward adalah ganjaran, hadiah,

penghargaan atau imbalan yang bertujuan agar seseorang menjadi lebih giat lagi

usahanya untuk memperbaiki atau meningkatkan kinerja yang telah dicapai.44

42

Cindi Ismi Januari, Hamidah Nayati Utami, Ika Ruhana. 2015. Pengaruh Penilaian Kinerja

Terhadap Kepuasan Kerja Dan Prestasi Kerja “Studi pada Karyawan PT. Telekomunikasi

Indonesia, Tbk Wilayah Malang”. Jurnal Administrasi Bisnis. Volume 24. Nomor

2.http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id/index.php/jab/articele/viewFile/968/1150. diakses 10 September 2016 pukul 15:00 WIB. hal 3

43

Silfia Febrianti, Mochammad Al Musadieq, Arik Prasetya. 2014. Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Motivasi Kerja Serta Dampaknya Terhadap Kinerja (Studi Pada Karyawan

Pt. Panin Bank Tbk. Area Mikro Jombang., Volume 12. Nomor

(35)

Menurut Dr.Martin Leman, reward ialah sesuatu yang diberikan

kepada perorangan atau kelompok jika mereka melakukan suatu keunggulan di

bidang tertentu.45

Menurut Davis et al reward dalam perusahaan kerap dalam bentuk

literature.46

Menurut Handoko, ada beberapa fungsi reward sebagai berikut :47 a. Memperkuat motivasi untuk memacu diri agar mencapai prestasi.

b. Memberikan tanda bagi seseorang yang memiliki kemampuan lebih.

c. Bersifat universal.

Tujuan Reward menurut Taylor, yaitu :48

a. Menarik (merangsang) seseorang agar mau bergabung dengan perusahaan.

b. Mempertahankan karyawan yang ada agar tetap mau bekerja di perusahaan.

c. Memberi lebih banyak dorongan agar para karyawan tetap berprestasi.

Pencapaian tujuan perusahaan agar sesuai dengan yang diharapkan maka fungsi

reward harus dilakukan sebelum terjadinya penyimpangan – penyimpangan

sehingga lebih bersifat mencegah dibandingkan dengan tindakan – tindakan

reward yang sesudah terjadinya penyimpangan.

44

Febrilia Sikstin. 2014. Pengaruh Komitmen Profesional Auditor, Religiusitas Dan Reward

Terhadap Whistleblowing Intention. Skripsi. Yogyakarta. hal 4

45

Rumiris Siahaan. 2013. Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Disiplin Kerja Karyawan

Pada Pt. Perkebunan Nusantara Iii Rambutan. Volume 1. Nomor

1.http://www.stiebinakarya.ac.id/fpdfbrita/BAB%20III.pdf. diakses 4 Oktober 2016 pukul 15:00 WIB. hal 20

46

Ibid. hal 20

47

Ibid. hal 21

48

(36)

Menurut Winardi, bentuk – bentuk reward atau insentif dapat

diklasifikasikan sebagai berikut :49 a. Material berupa gaji/upah.

Kenaikan gaji/upah, rencana-rencana bonus, rencana-rencana perangsang.

b. Imbalan diluar gaji, berupa istrahat kerja, dan bonus.

c. Penghargaan sosial

Berupa reward informal, pujian, senyum, umpan balik evaluatif, isyarat-isyarat

nonverbal, tepukan dibahu, meminta saran, undangan minum kopi bersama atau

makan bersama, penghargaan formal, dan plakat dinding.

d. Tugas itu sendiri

Seperti perasaan berprestasi, pekerjaan dengan tanggung jawab lebih besar rotasi

kerja, dan sebagainya.

e. Diterapkan sendiri

Berupa reward terhadap diri sendiri, pujian untuk diri sendiri, ucapan selamat

untuk diri sendiri.

2.2 Punishment

Menurut Ali, punishment diartikan sebagai suatu konsekuensi yang

tidak menyenangkan terhadap suatu respon perilaku tertentu dengan tujuan untuk

memperlemah perilaku tersebut dan mengurangi frekuensi perilaku yang

berikutnya.50

49

Ibid. hal 21-22

50

(37)

Menurut Soerjono Soekanto, fungsi punishment dalam sebuah

organisasi yaitu adanya keteraturan dalam membentuk sebuah organisasi dengan

displin yang kuat dan tanggung jawab yang tinggi untuk menciptakan kepribadian

yang baik pula pada setiap anggota organisasi tersebut.51

Menurut Mangkunegara, punishment merupakan ancaman hukuman

yang bertujuan untuk memperbaiki karyawan pelanggar, memelihara peraturan

yang berlaku dan memberikan pelajaran kepada pelanggar.52

Menurut Rivai dalam Koencoro jenis-jenis punishment dapat

diuraikan seperti berikut :53

1. Hukuman ringan, dengan jenis: teguran lisan kepada karyawan yang

bersangkutan, teguran tertulis dan pernyataan tidak puas secara tidak tertulis.

2. Hukuman sedang, dengan jenis: penundaan kenaikan gaji yang sebelumnya

telah direncanakan, sebagaimana karyawan lainya, penurunan gaji yang besaranya

disesuai dengan peraturan perusahaan dan penundaan kenaikan pangkat atau

promosi.

3. Hukuman berat, dengan jenis: penurunan pangkat atau demosi. pembebasan

dari jabatan, pemberhentian kerja atas permintaan karyawan yang bersangkutan

dan pemutusan hubungan kerja sebagai karyawan di perusahaan.

51

Ibid. hal 22

52

Op.cit. hal 3

53

(38)

3. E-Governance

Menurut Zaenal Abidin, e-governance adalah suatu sistem manajemen

informasi dan layanan masyarakat berbasis internet untuk merekam dan melacak

informasi publik, dan memberi akses layanan publik oleh instansi.54

Campo dkk.mendeskripsikan beberapa keuntungan (benefits) bagi

pelayanan publik yang akan diperoleh secara nyata dari penerapan e- governance

tersebut antara lain:55

1. Biaya administrasi yang lebih murah (low administrative cost)

2. Respon terhadap permintaan dan keluhan masyarakat yang lebih cepat dan tepat

(faster and more accurate response)

3. Memudahkan akses ke semua departemen dan level pemerintah di berbagai

daerah (access to all department and levels)

4. Meningkatkan kapabilitas pemerintah (better govt. capability)

5. Mendorong ekonomi local dan nasional melalui penyediaan fasilitas interface

pemerintah – pengusaha (assistance to local and national economies)

54

Sri Woro Astuti Yuni. Peluang Dan Tantangan Penerapan E-Governance Dalam Konteks

Otonomi Daerah. http://www.journal.unair.ac.id/filerPDF/05-Yuni.pdf. diakses 4 Oktober 2016

pukul 15:30 WIB. hal 4

55

(39)

E. Definisi Konseptual

1. Manajemen Sumber Daya Manusia

Manajemen sumber daya manusia adalah suatu ilmu yang mempelajari

bagaimana memberdayakan karyawan dalam suatu organisasi dengan melakukan

pekerjaan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan organisasi.

2. Penilaian Prestasi Kerja

Penilaian prestasi kerja adalah suatu proses penilaian pekerjaan yang telah

dilaksanakan oleh pegawai secara berkala melalui suatu ukuran-ukuran yang telah

ditetapkan.

3. E-Governance

E-Governance adalah suatu sistem pelayananan kepada masyarakat dari

Pemerintah yang menggunakan sarana internet untuk mengakses segala informasi

yang ada di suatu Pemerintahan.

F. Definisi Operasional

Pengukuran dalam penelitian ini menggunakan kriteria-kriteria yang

diungkapkan oleh Siagian, karena faktor-faktor yang disampaikan dalam teori

Siagian sesuai dengan ruang lingkup pelaksanaan penilaian prestasi kerja

pegawai, yaitu dalam menentukan pelaksanaan penilaian prestasi kerja, maka

(40)

a). Indikator Analisa Penilaian Prestasi Kerja :

1. Faktor Kejelasan :

a. kejelasan pelaksanaan

b. tujuan penilaian

c. prosedur penilaian

d. siapa yang menilai

e. kriteria yang dinilai

2.Faktor Keadilan

a. objektivitas

b. keadilan dalam melaksanakan penilaian

3.Faktor Feedback (umpan balik)

a. salinan hasil penilaian

b. wawancara evaluasi

4. Faktor Tindak Lanjut

a. langkah-langkah pembinaan

b). Indikator Analisa Pemberian Reward dan Punishment

1. Faktor Motivasi

a. kriteria penilaian

b. dampak penilaian terhadap promosi, kenaikan gaji, bonus dan

(41)

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Sesuai dengan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, maka

jenis penelitian yang akan digunakan adalah jenis penelitian kualitatif, dengan

metode penelititan yang dilakukan adalah metode deskriptif, dengan pendekatan

kualitatif. Penelitian deskriptif memiliki ciri-ciri yaitu: Pertama, memusatkan pada

pemecahan masalah-masalah yang ada pada masa sekarang atau masalah-masalah

aktual. Kedua, data-data yang dikumpulkan pertama-tama disusun, dijelaskan, dan

kemudian dianalisa.56

2. Lokasi Penelitian

Proses pencarian dan pengumpulan data dilakukan di Badan Kepegawaian

Daerah (BKD) Kabupaten Bantul, karena peneliti ingin melihat pelaksanaan

penilaian prestasi kerja di lingkungan pemerintah kabupaten bantul yang berbasis

IT. Peneliti tertarik melakukan penelitian di BKD karena BKD Kabupaten Bantul

sudah membuat sistem aplikasi online untuk melakukan penilaian prestasi kerja.

3. Jenis Data

3.1 Data Primer

Sumber data yang diperoleh peneliti secara langsung dari Badan

Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul yang dikumpulkan oleh peneliti.

56

(42)
[image:42.595.124.496.84.500.2]

Tabel 1.1 Data Primer

No Narasumber Metode

1 Kepala Bidang Pengadaan dan Pengembangan Wawancara 2 Kepala Sub Bidang Penilaian dan

Pengembangan

Wawancara

3 Kepala Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun Wawancara

4 Staff Bagian Analis Perencanaan SDM Wawancara

3.2 Data Sekunder

Tabel 1.2 Data Sekunder

No Jenis data/instansi Bentuk Data Peran

1 Laporan Kinerja

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2015

Dokumen Mengetahui bagaimana

pertanggungjawaban kinerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul Tahun 2015

4. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data-data yang diperlukan, maka peneliti

menggunakan teknik pengumpulan data, yaitu :

4.1 Wawancara

Wawancara dilakukan antara dua orang atau lebih untuk memperoleh

informasi yang diperlukan, baik itu berupa persepsi atas fakta yang ada, saran dan

pendapat maupun komentar terhadap suatu hal. Wawancara ini dilakukan kepada

[image:42.595.133.493.147.263.2]
(43)

Pengembangan, Kepala Sub Bidang Kepangkatan, dan Staff Analis Perencanaan

SDM.

4.2 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dari dokumen-dokumen

[image:43.595.120.506.347.540.2]

yang terkait dengan penelitian ini.57 Dokumen-dokumen yang menjelaskan data hasil wawancara dari pihak Badan Kepegawian Daerah Kabupaten Bantul.

Tabel 1.3 Pengumpulan Data No Indikator Analisa Penilaian Prestasi

Kerja dan Indikator Analisa Pemberian

Reward dan Punishment

Teknik Pengumpulan Data

1 Faktor Kejelasan Wawancara dan

Dokumentasi

2 Faktor Keadilan Wawancara dan

Dokumentasi

3 Faktor Feedback (Umpan Balik) Wawancara

4 Faktor Tindak Lanjut Wawancara

5 Faktor Motivasi Wawancara dan

Dokumentasi

5. Teknik Analisa Data

Manurut Patton, teknik analisis data adalah proses kategori urutan data,

mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori dan satuan uraian dasar, Ia

membedakannya dengan penafsiran, yaitu memberikan arti yang signifikan

57

(44)

terhadap analisis, menjelaskan pola uraian dan mencari hubungan di antara

dimensi-dimensi uraian yang terdiri dari:58 1. Reduksi Data

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya. Dengan

demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas,

dan mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan.

2. Penyajian Data

Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Yang paling

sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah dengan

teks yang bersifat naratif.

3. Menarik Kesimpulan atau Verifikasi

Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfigurasi

yang utuh.Kesimpulan juga diverivikasi selama penelitian berlangsung.Verifikasi

itu mungkin sesingkat pemikiran kembali yang melintas dalam pikiran, suatu

tinjauan ulang pada catatan lapangan atau juga upaya-upaya yang luas untuk

menempatkan salinan suatu temuan dalam seperangkat data yang lain.

58

(45)

1

BAB II

DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

A. Gambaran Umum Kabupaten Bantul 1. Sejarah Singkat Kabupaten Bantul

Kabupaten Bantul memang tak bisa dilepaskan dari sejarah Yogyakarta

sebagai Kota perjuangan dan sejarah perjuangan Indonesia pada umumnya. Bantul

menyimpan banyak kisah kepahlawanan antara lain, perlawanan Pangeran

Mangkubumi di Ambar Ketawang, upaya pertahanan Sultan Agung di Pleret, dan

perjuangan Pangeran Diponegoro di Selarong. Selain itu ada juga kisah

perjuangan pioner penerbangan Indonesia yaitu Adisucipto, pesawat yang

ditumpanginya jatuh ditembak Belanda di Desa Ngoto dan yang tidak kalah

pentingnya yaitu sebuah peristiwa yang penting dicatat adalah Perang Gerilya

melawan pasukan Belanda yang dipimpin oleh Jenderal Sudirman (1948) yang

banyak bergerak di sekitar wilayah Bantul. Wilayah ini pula yang menjadi basis,

"Serangan Oemoem 1 Maret" (1949) yang dicetuskan oleh Sri Sultan

Hamengkubuwono IX.

Tolak awal pembentukan wilayah Kabupaten Bantul adalah perjuangan

gigih Pangeran Diponegoro melawan penjajah yang bermarkas di Selarong sejak

tahun 1825 hingga 1830. Seusai meredam perjuangan Diponegoro, Pemeritah

Hindia Belanda kemudian membentuk komisi khusus untuk menangani daerah

Vortenlanden yang antara lain bertugas menangani pemerintahan daerah Mataram,

(46)

2

Kontrak kasunanan Surakarta dengan Yogyakarta dilakukan baik hal pembagian

wilayah maupun pembayaran ongkos perang, penyerahan pemimpin pemberontak,

dan pembentukan wilayah administratif. Tanggal 26 dan 31 Maret 1831

Pemerintah Hindia Belanda dan Sultan Yogyakarta mengadakan kontrak kerja

sama tentang pembagian wilayah administratif baru dalam Kasultanan disertai

penetapan jabatan kepala wilayahnya.

Menindaklanjuti pembagian wilayah baru Kasultanan Yogyakarta,

tanggal 20 Juli 1831 atau Rabu Kliwon 10 sapar tahun Dal 1759 (Jawa) secara

resmi ditetapkan pembentukan Kabupaten Bantul yang sebelumnya di kenal

bernama Bantul karang. Seorang Nayaka Kasultanan Yogyakarata bernama Raden

Tumenggung Mangun Negoro kemudian dipercaya Sri Sultan Hamengkubuwono

V untuk memangku jabatan sebagai Bupati Bantul. Tanggal 20 Juli ini yang setiap

tahunnya diperingati sebagai Hari Jadi Kabupaten Bantul. Selain itu tanggal 20 Juli tersebut juga memiliki nilai simbol kepahlawanan dan kekeramatan bagi

masyarakat Bantul mengingat Perang Diponegoro dikobarkan tanggal 20 Juli

1825. Pada masa pendudukan Jepang, Pemerintahan berdasarkan pada Usamu

Seirei nomor 13 sedangakan stadsgemente ordonantie dihapus, dan Kabupaten

memiliki hak mengelola rumah tangga sendiri (otonom).

Setelah kemerdekaan, Pemerintahan ditangani oleh Komite Nasional

Daerah untuk melaksanakan UU No 1 tahun 1945, tetapi di Yogyakarta dan

Surakarta Undang-Undang tersebut tidak diberlakukan hingga dikeluarkannya UU

Pokok Pemerintah Daerah No 22 tahun 1948 dan selanjutnya mengacu pada UU

(47)

3

seluruh Indonesia. Seiring dengan perjalanan Negara Kesatuan Republik

Indonesia dan silih bergantinya kepemimpinan Nasional, kini Kabupaten Bantul

telah mengalami kemajuan pesat diberbagai bidang dibawah kepemimpinan Drs.

[image:47.595.120.454.222.445.2]

HM. Idham Samawi yang menjabat sejak akhir tahun 1999.

Gambar 1.1 Peta Kabupaten Bantul

Sumber: www.bantul.kab.go.id

2. Visi dan Misi Kabupaten Bantul

a. Visi

Untuk mewujudkan tujuan pembangunan Kabupaten Bantul

ditetapkan visi daerah, yaitu : "Bantul Projotamansari Sejahtera, Demokratis, Dan Agamis".Visi tersebut mengandung pengertian bahwa kondisi Kabupaten Bantul yang ingin diwujudkan dimasa yang akan datang adalah Bantul yang

produktif profesional, ijo royo-royo, tertib, aman, sehat dan asri, sejahtera, dan

(48)

4

Dengan makna-makna yang terkandung sebagai berikut :

1. Produktif dalam arti bahwa semua potensi daerah baik sumber daya alam

maupun sumber daya manusianya dapat berproduksi sehingga mampu

memberikan andil terhadap pembangunan daerah.

2. Profesional dalam arti penekanan kepada setiap warganya dari berbagai profesi,

agar mereka betul-betul matang dan ahli di bidangnya masing-masing. Tolak ukur

profesionalisme ini dapat dilihat dari kualitas hasil kerja dihadapkan kepada

efisiensi penggunaan dana, sarana, tenaga serta waktu yang diperlukan.

3. Ijo Royo-Royo dalam arti tidak ada sejengkal tanah pun yang ditelantarkan

sehingga baik di musim hujan, baik di musim kemarau dimanapun akan tampak

suasana yang rindang. Dalam hal ini perlu diingatkan kepada masyarakat Bantul

bahwa bagaimanapun Kabupaten Bantul tumbuh terlebih dahulu sebagai kawasan

agronomi yang tangguh dalam rangka mendukung tumbuh berkembangnya sektor

industri yang kuat di masa mendatang.

4. Tertib dalam arti bahwa setiap warga negara secara sadar menggunakan hak

dan menjalankan kewajibannya dengan sebaik-baiknya sehingga terwujud

kehidupan pemerintahan dan kemasyarakatan yang tertib semuanya secara pasti,

berpedoman pada sistem ketentuan hukum/ perundang-undangan yang esensial

untuk terciptanya disiplin nasional.

5. Amandalam arti bahwa terwujudnya tertib pemerintahan dan tertib

(49)

5

masyarakat. Kondisi aman ini perlu ditunjang demi terpeliharanya stabilitas

daerah.

6. Sehat dalam arti bahwa tertibnya lingkungan hidup yang akan dapat menjamin

kesehatan jasmani dan rohani bagi masyarakat/manusia yang menghuninya.

7. Asri dalam arti bahwa upaya pengaturan tata ruang di Desa dan di Kota dapat

serasi, selaras, dan seimbang dengan kegiatan-kegiatan manusia yang

menghuninya sehingga akan menumbuhkan perasaan kerasan, asri tidak mewah

tetapi lebih cenderung memanfaatkan potensi lingkungan yang berstandar pada

kreativitas manusiawi.

8. Sejahteradalam arti bahwa kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Bantul telah

terpenuhi secara lahir dan batin.

9. Demokratis dalam arti bahwa adanya kebebasan berpendapat, berbeda

pendapat, dan menerima pendapat orang lain. Akan tetapi apabila sudah menjadi

keputusan harus dilaksanakan bersama-sama dengan penuh rasa tanggungjawab.

10. Agamis dalam arti bahwa kehidupan masyarakat Bantul senantiasa diwarnai

oleh nilai-nilai religiusitas dan budi pekerti yang luhur. Pentingnya aspek agama

tidak diartikan sebagai bentuk primordialisme untuk suatu agama tertentu, tetapi

harus diartikan secara umum bahwa nilai-nilai luhur yang dianut oleh semua

agama semestinya dapat ditentukan dalam interaksi sosial sehari-hari.

b. Misi

Misi merupakan pernyataan tentang tujuan operasional organisasi

(Pemerintah) yang diwujudkan dalam produk dan pelayanan, sehingga dapat

(50)

6

masa mendatang. Sebagai penjabaran dari Visi yang ditetapkan diatas, pernyataan

Misi mencerminkan tentang segala sesuatu yang akan dilaksanakan untuk

pencapaian Visi tersebut. Dengan adanya pernyataan Misi organisasi, maka akan

dapat dijelaskan mengapa organisasi eksis dan apa maknanya pada masa yang

akan datang.

Adapun MisiKabupaten Bantul sesuai RPJMD tahun 2011 - 2015 adalah sebagai

berikut :

1. Meningkatkan kapasitas Pemerintah daerah menuju tata kelola Pemerintahan

yang empatik.

2. Meningkatkan kualitas hidup rakyat menuju masyarakat Bantul yang sehat,

cerdas, berakhlak mulia,dan berkepribadian Indonesia dengan memperhatikan

pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

3. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas pertumbuhan

ekonomi, pemerataan pendapatan berbasis pengembangan ekonomi lokal, dan

pemberdayaan masyarakat yang responsif gender.

4. Meningkatkan kewaspadaan terhadap resiko bencana dengan memperhatikan

penataan ruang dan pelestarian lingkungan.

3. Kondisi Geografis Kabupaten Bantul

Profinsi Daerah Istimewa Yogyakarta mempunyai lima Kabupaten dan

satu Kotamadya, salah satu Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bantul. Apabila

dilihat dari bentang alamnya, wilayah Kabupaten Bantul terdiri dari daerah

(51)

7

bagian timur dan barat, serta kawasan pantai di sebelah selatan. Kondisi bentang

alam tersebut relatif membujur dari utara ke selatan. Secara geografis, Kabupaten

Bantul terletak antara 07º44'04" 08º00'27" Lintang Selatan dan 110º12'34" -

110º31'08" Bujur Timur. Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gunung

Kidul, di sebelah utara berbatasan dengan Kota Yogyakarta dan Kabupaten

Sleman, di sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Kulon Progo, dan di

sebelah selatan berbatasan dengan Samudra Indonesia.

Luas wilayah Kabupaten Bantul 506,85 Km2 (15,90 5 dari Luas wilayah

Propinsi DIY) dengan topografi sebagai dataran rendah 140% dan lebih dari

setengahnya (60%) daerah perbukitan yang kurang subur, secara garis besar terdiri

dari bagian barat , adalah daerah landau kurang perbukitan yang membujur dari

Utara ke Selatan seluas 89,86 km2 (17.73% dari seluruh wilayah). Bagian Tengah,

adalah datar dan landai merupakan daerah pertanian yang subur seluas 210.94

km2 (41,62%). Bagian Timur, adalah daerah yang landai, miring dan terjal yang

keadaanya masih lebih baik dari daerah bagian Barat, seluas 206,05 km2

(40,65%). Bagian Selatan, merupakan bagian dari daerah Tengah dengan keadaan

alamnya yang berpasir dan sedikir berlagun, terbentang di pantai Selatan dari

(52)

8

B. Profil Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul dibentuk berdasarkan

Peraturan Daerah Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pembentukan Organisasi

Lembaga Teknis Daerah di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bantul, dengan

kedudukan sebagai pendukung atas penyelenggaraan pemerintahan daerah di

bidang kepegawaian serta perumusan kebijakan teknis bidang kepegawaian.

1. Visi Misi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul

a. Visi

Visi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul yang telah

dirumuskan dan disepakati bersama adalah "Pengelola Manajemen Kepegawaian

yang Profesional dan Handal". Visi tersebut mengandung pengertian bahwa BKD

Kabupaten Bantul ingin mewujudkan manajemen kepegawaian yang lebih

berorientasi kepada profesionalisme SDM aparatur (ASN), yang bertugas

memberikan pelayanan kepada masyarakat secara jujur, adil, dan merata dalam

penyelenggaraan tugas negara, pemerintahan dan pembangunan, tidak partisan

dan netral, keluar dari pengaruh semua golongan dan partai politik dan tidak

diskriminatif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Sehingga dapat

mendukung misi Kabupaten Bantul yang tercantum dalam RPJMD Kabupaten

Bantul yaitu Meningkatkan Kapasitas pemerintah daerah menuju tata kelola

(53)

9

b. Misi

Dari visi yang telah ditetapkan dapat dirumuskan Misi yang diemban oleh

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul sebagai berikut:

1. Meningkatkan Kualitas Manajemen Kepegawaian.

2. Meningkatkan Pelayanan Prima Bidang Kepegawaian.

2. Tugas Pokok, Fungsi, dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul mempunyai tugas pokok,

yaitu:

a. Badan Kepegawaian Daerah merupakan pendukung penyelenggaraan

pemerintah daerah yang dipimpin oleh seorang Kepala Badan yang

berkedudukan di bawah dan bertanggungjawab kepada Bupati melalui

Sekretaris Daerah.

b. Badan Kepegawaian Daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan

dan pelaksanaan kebijakan daerah Bidang Kepegawaian, pendidikan dan

pelatihan.

Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul dalam melaksanakan tugasnya

menyelenggarakan fungsi :

(54)

10

b. pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintah daerah dibidang

Kepegawaian

c. pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang Kepegawaian

d. pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan

fungsinya.

Tata Kerja Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul sebagai berikut:

a. Setiap pimpinan satuan organisasi dalam melaksanakan tugasnya wajib

menerapkan prinsip koordinasi, integrasi dan sinkronisasi.

b. Setiap pimpinan satuan organisasi berkewajiban menjadi teladan dan

memimpin bawahan masing-masing serta memberikan bimbingan,

petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahan.

c. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib menyampaikan laporan

pelaksanaan tugas secara berkala dan tepat waktu kepada atasan.

d. Setiap laporan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi dari

bawahan wajib diolah dan dipergunakan sebagai salah satu bahan

penyusunan laporan lebih lanjut dan petunjuk kepada bawahan.

e. Setiap laporan yang disampaikan wajib ditembuskan kepada pejabat lain

yang secara fungsional mempunyai hubungan kerja.

f. Dalam rangka koordinasi dan pemberian bimbingan kepada bawahan,

setiap pimpinan satuan organisasi mengadakan rapat berkala.

g. Setiap pimpinan satuan organisasi wajib mengawasi bawahannya dan

mengambil langkah-langkah yang diperlukan sesuai peraturan

(55)

11

h. Hubungan kerja antara pimpinan satuan organisasi dengan kelompok

Jabatan Fungsional diatur oleh Kepala Badan.

i. Uraian tugas masing-masing personil dalam satuan organisasi perangkat

daerah diatur lebih lanjut oleh Kepala Dinas.

3. Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul

Susunan Organisasi Badan Kepegawaian Daerah, terdiri atas :

a. Kepala Badan

b. Sekretariat, terdiri atas :

1. Sub Bagian Umum

2. Sub Bagian Program

3. Sub Bagian Keuangan dan Aset

c. Bidang Pengadaan dan Pengembangan,terdiri atas:

1. Sub Bidang Pengadaan

2. Sub Bidang Penilaian dan Pengembangan.

d. Bidang Pendidikan dan Pelatihan, terdiri atas :

1. Sub Bidang Analisis dan Perencanaan Pendidikan dan Latihan

2. Sub Bidang Penyelenggaraan Pendidikan dan Pelatihan

e. Bidang Mutasi dan Kepangkatan,terdiri atas:

1. Sub Bidang Mutasi

2. Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun.

f. Bidang Administrasi dan Kesejahteraan, terdiri atas :

1. Sub Bidang Administrasi Kepegawaian

(56)

12

g. Unit Pelaksana Teknis

(57)

13

Bagan Struktur Organisasi BKD Kabupaten Bantul

Sumber : Laporan Kinerja BKD Kabupaten Bantul Tahun 2015

Kepala Badan

UP

Sub Bidang Penyelenggaraan Diklat Sub Bidang Analisis dan

Perencanaan Diklat

Sub Bidang Kesejahteraan Sub Bidang Administrasi

Kepegawaian

Sub Bidang Kepangkatan dan Pensiun

Sub Bidang Mutasi

Sub Bidang Penilaian dan Pengembangan Sub Bidang Pengadaan

Bidang Pendidikan dan Pelatihan Bidang Administrasi dan

Kesejahteraan Bidang Mutasi dan Kepangkatan

Bidang Pengadaan dan Pengembangan

Sub Bagian Keuangan dan Aset Sub Bagian Program

Sub Bagian Umum Kelompok Jabatan

Fungsional

[image:57.842.88.765.108.441.2]
(58)

4. Rincian Tugas dan fungsi Jabatan Sruktural Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Bantul

a. Kepala Badan Kepegawaian Daerah

Kepala Badan mempunyai tugas :

1. Memimpin penyelenggaraan tugas dan fungsi Badan sesuai ketentuan

perundang-undangan yang berlaku

2. Melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas

dan fungsinya.

b. Sekretariat

Sekretariat mempunyai tugas :

1. Menyusun rencana kegiatan

2. Menyiapkan bahan kerja

3. Merumuskan kebijakan teknis dalam menentukan sasaran kegiatan

sekretariat

4. Mengumpulkan, mengolah, menyajikan dokumen perencanaan dan data

rencana anggaran dan belanja kegiatan dari masing-masing unit kerja

5. Mengkoordinasikan bidang-bidang dalam rangka kelancaran pelaksanaan

tugas Badan

6. Menyelenggarakan urusan umum, surat-menyurat, perlengkapan dan

rumah tangga, urusan hukum, administrasi keuangan, gaji pegawai,

(59)

7. Menyelenggarakan pembinaan dan pelayanan administrasi umum,

administrasi kepegawaian, keuangan, sarana dan prasarana, serta

perpustakaan Badan

8. Menyelenggarakan kebutuhan naskah dinas yang diperlukan berdasarkan

Peraturan perundangan-undangan yang berlaku

9. Memberikan saran dan atau pertimbangan kepada atasan mengenai

Gambar

Tabel 1.1 Data Primer
Tabel 1.3 Pengumpulan Data
Gambar 1.1 Peta Kabupaten Bantul
Gambar 1.2
+7

Referensi

Dokumen terkait

Keuntungan (kerugian) dari perubahan nilai aset keuangan dalam kelompok tersedia untuk dijual (3,779).. Pajak penghasilan terkait pos-pos yang akan direklasifikasi ke laba

Menyusun bahan pelaksanaan kegiatan promosi pada Seksi Promosi Wisata Minat Khusus Alam II (terkait wisata petualangan dan wisata sejenisnya) Menyusun bahan pelaksanaan

Pemilik Warung dapat bekerja sama dengan karyawan dalam mengembangkan usaha bubur kacang hijaub. Jelaskan dan

profesional, karena kompetensi ini berkaitan dengan kualitas guru dalam pembelajaran, sehingga berpengaruh pada peningkatan prestasi belajar siswa di sekolah. Usman menjelaskan

- Jika peserta didik dapat menyebutkan minimal 2 langkah yang akan dilakukan apabila menemukan teman yang tidak membayar makanan di kantin dengan tepat, mendapat

(1999), unsur-unsur yang terdapat dalam kredit sebagai berikut: 1) Kepercayaan, yaitu dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang atau

2. Perilaku kerja dengan bobot 40%. Selain penilaian prestasi kerja, guru pegawai negeri sipil juga diwajibkan mengikuti penilaian kinerja guru. Secara jelas pelaksanaan

Skripsi ini memiliki perbedaan terhadap penelitian terdahulu diatas, adapun perbedaan terdapat pada apa yang akan dicapai oleh penulis yaitu lebih kepada manajemen