LAMPIRAN
1. Data percobaan
P(tekanan) =750,8mmHg
T(Suhu) = 27,2oC
a. Data percobaan gas nitrogen tekanan 1 bar
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
b. Data percobaan gas nitrogen tekanan 2 bar
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
Tegangan tembus gas Nitrogen (kv/cm) Jumlah sampel
I II III IV V
37 37 kali 33,2 28,1 27,8 34,4 30
38 38 kali 33,4 28,9 28,4 35,4 30,4
39 39 kali 32,6 28,4 27,6 34,9 29
40 40 kali 32,3 28,1 27,3 34,6 28,7
41 41 kali 32,1 27,9 27,1 34,4 28,5
42 42 kali 31,5 27,2 26,7 33,9 28,2
43 43 kali 31,4 27,1 26,6 33,8 28,1
44 44 kali 31,2 27,3 26,1 33,9 27,5
45 45 kali 32,9 29,3 26,6 35,7 29
46 46 kali 33 29,6 26,7 35,8 28,9
47 47 kali 32,8 29,4 26,5 35,6 28,7
48 48 kali 32 28,1 25,7 35,8 27,4
49 49 kali 31,5 27,6 25 35,2 26,7
c. Data percobaan gas nitrogen tekanan 3 bar
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
Tegangan tembus gas Nitrogen (kv/cm) Jumlah sampel
I II III IV V
37 37 kali 43 42,2 39,9 35,3 35,1
38 38 kali 43,1 42,3 40,5 35,5 36,1
39 39 kali 42,3 41,5 39,7 34,7 35,3
40 40 kali 42,6 42 40,1 34,8 35,5
41 41 kali 42,4 41,6 39,9 34,4 34,7
42 42 kali 44,8 44 41,3 34,9 35,5
43 43 kali 44,1 43,3 40,6 34,2 34,8
44 44 kali 43,9 43,1 40,4 34 34,6
45 45 kali 43 42,6 39,9 33 35
46 46 kali 43,7 43,3 40,6 33,7 35,7
47 47 kali 43,6 43 40,5 33,6 35,8
48 48 kali 42,9 42,4 39,8 32,9 35,5
49 49 kali 42,7 42 39,5 32,5 35,3
d. Data percobaan gas nitrogen tekanan 4 bar
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
Tegangan tembus gas Nitrogen (kv/cm) Jumlah sampel
I II III IV V
37 37 kali 56,5 48,4 50,4 46,5 52,7
38 38 kali 56,4 48,3 50,3 46,4 52,6
39 39 kali 55,1 46,8 49,8 47,2 52,6
40 40 kali 55,2 46,7 50 47,4 52,7
41 41 kali 53,5 45 48,8 46,2 52,5
42 42 kali 53,6 45,2 48,7 46,5 52,5
43 43 kali 53,3 46,9 49,9 46,4 53,5
44 44 kali 53,2 46,8 49,7 46,8 53
45 45 kali 50,7 46 48,2 45,2 51,4
46 46 kali 51,6 45,2 48,4 45,4 51,9
47 47 kali 50,3 44,1 47,7 43,5 50,4
48 48 kali 50,6 44,4 48,1 43,8 50,6
49 49 kali 51,6 45,4 47,1 45,8 52,6
e. Data percobaan gas nitrogen tekanan 5 bar
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
Tegangan tembus gas Nitrogen (kv/cm) Jumlah sampel
I II III IV V
37 37 kali 71,5 73,2 67,2 60,4 61,7
38 38 kali 70,4 71,9 66,1 58,9 60,2
39 39 kali 70,3 71,8 66 58,8 60,1
40 40 kali 69,9 71,7 65,9 58,7 60,3
41 41 kali 69,6 71,5 65,1 58 59,8
42 42 kali 70,1 71,8 64,9 58,7 60
43 43 kali 68,7 72,4 65,5 57,3 59,6
44 44 kali 67,5 71,2 64,3 56,1 58,4
45 45 kali 68,5 72,2 65,3 57,1 59,4
46 46 kali 69,8 73,5 67,1 56,9 59,2
47 47 kali 69,7 73,4 67 56,8 59,1
48 48 kali 69,6 72,8 66,4 56,2 58
49 49 kali 69,3 72,9 66,1 56,1 58,1
DAFTAR PUSTAKA
1. Tobing, Bonggas L. 2012. “Dasar-dasar Teknik Pengujian Tegangan
Tinggi”. Edisi Kedua, Jakarta:Penerbit Erlangga.
2. Hutauruk, Leonardo. 2007. “Pengaruh Kandungan Udara dalam Gas SF6
terhadap Kekuatan Dielektrik”. Program sarjana (S-1). Universitas
Sumatera Utara. Medan.
3. Jhony. 2007. “Pengaruh Busur Api terhadap Kekuatan Dielektrik Gas
SF6”. Program sarjana (S-1). Universitas Sumatera Utara. Medan.
4. Tobing, Bonggas L. 2012. “Peralatan Tegangan Tinggi”. Edisi Kedua,
Jakarta:Penerbit Erlangga.
5. Prihatnolo, Sasmito Teguh. 2011.“Pengukuran Tegangan Tembus
Dielektrik Udara pada Berbagai Sela dan Bentuk Elektroda Dengan
Variasi Temperatur Sekitar”. 09 Mei 2016.
6. Shandy, Rahardian. “Proses Produksi Nitrogen di Outlet Green Nitrogen”.
29 juli 2016.
http://www.green-nitrogen.com/website/detail/seperti-inilah-proses-produksi-nitrogen-berlangsung-di-outlet-green-nitrogen.html.
7. Lucas, J Rohan. 2001. “High Voltage Enginering”. Sri Lanka:University
of Moratuwa.
8. Nkt Cables. “High Voltage Cable System,Cable and Accessories up to 550
kV”. 24 Mei
9. PT PLN (Persero) P3B, 2013, “Panduan Pemeliharaan Trafo Tenaga”.
10.Klaus Olbricht, EMB Germany. “Top Solutions for Transformer Life
Time Extension”. Transformer-Life-Management Conference:Jerman.25
Mei 2016.
11.Cigre. “New Concepts for Prevention of Ageing by means of On-line
Degassing and Drying and Hermetically Sealing of Power Transformers”.
BAB III
METODOLOGI PENELTIAN
3.1.UmumMetode penelitian ini merupakan suatu langkah yang harus ditempuh
dalam kegiatan penelitian agar pengetahuan yang akan dicapai dari suatu
penelitian dapat memenuhi harga ilmiah. Dengan demikian penyusunan metode
ini dimaksudkan agar peneliti dapat menghasilkan suatu kesimpulan yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Metode penelitian ini mencakup
beberapa hal yang masing-masing menentukan keberhasilan pelaksanaan
penelitian guna menjawab permasalahan guna disampaikan dalam penelitian,
langkah-langkah yang telah ditetapkan adalah penetapan tempat dan waktu
penelitian, penetapan prosedur percobaan, dan membuat flowchart pengujian.
3.2.Tempat dan Waktu.
Penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 20 Juni 2016 sampai bulan
Juli 2016 dan bertempat di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi Universitas
Sumatera Utara.
3.3.Bahan dan Peralatan.
Adapun peralatan yang digunakan dalam menyelesaikan penelitian ini adalah :
1. Wadah Penampung gas Nitrogen.
Gas nitrogen didapatkan dari outlet Green Nitrogen. Mesin generator
nitrogen pada outlet ini menghasilkan nitrogen dengan kemurnian 95-99,5%
dan memiliki sertifikat resmi yang dapat dilihat pada lampiran 2. Wadah yang
digunakan untuk gas nitrogen merupakan tabung yang telah dimodifikasi
terlebih dahulu di vacuum agar 100% kosong, kemudian diisi dengan gas
nitrogen seperti Gambar 3.1 berikut.
Gambar 3.1 Wadah penampung gas Nitrogen
2. High Voltage Test Set Model ET-1010 (Trafo uji).
Trafo uji ini sudah dilengkapi dengan alat pengukur tegangan tinggi
yang ditempatkan pada panel kontrol. Pada auto transformator disediakan juga
terminal untuk alat ukur eksternal. Auto transformator dapat dilihat pada
Gambar 3.3 sebagai berikut.
Gambar 3.3 Auto Transformator
3. Voltmeter AC (1 set).
Pada panel kontrol disediakan terminal untuk alat ukur eksternal,
sehingga tegangan tembus dari sampel gas Nitrogen dapat diukur melalui
terminal tersebut.Agar hasil pengukuran lebih akurat, maka digunakanlah
voltmeter eksternal. Voltmeter AC dapat dilihat pada gambar 3.4 sebagai
Gambar 3.4 Voltmeter AC
4. Pompa Vacuum (Vacuum Pump)
Alat ini digunakan untuk menyedot atau memvakumkan kandungan
udara yang ada didalam tabung percobaan dan wadah penampung gas
Adapun spesifikasi dari pompa vakum yaitu sebagai berikut :
1. Model RV-001.
2. Putaran 400 RPM.
3. Motor 0,2 KV dengan frekuensi 50-60 HZ.
4. 4 Kutub pada 100 Volt untuk 5,5 Amp dan 110 Volt untuk 4,8 Amp.
5. Tahanan peredam 43 kΩ (1 set).
Tahanan peredam digunakan untuk mencegah terjadinya osilasi
tegangan tinggi saat terjadi percikan pada elektroda. Tahanan peredam yang
digunakan adalah sebesar 43 Kohm 60 watt. Tahanan peredam yang digunakan
dapat dilihat pada Gambar 3.6 sebagai berikut.
Gambar 3.6 Tahanan peredam
6. Elektroda bola-bola.
Elektroda bola-bola yang digunakan sebanyak 2 buah dan
masing-masing berdiameter 5 cm. Gambar di bawah menunjukkan 1 set elektroda
Gambar 3.7 Elektroda Bola-bola
7. Wadah pengukuran gas Nitrogen (Vacuumeter)
Wadah pengukuran gas Nitrogen yang digunakan memiliki diameter 15
cm dan tinggi 80 cm. Wadah pengukuran ini juga sudah dipasang barometer
yang bisa mengukur tekanan gas sampai 5 bar. Gambar 3.8 berikut ini
3.4.Rangkaian percobaan.
Keterangan:
AT = Autotrafo TU = Trafo Uji
Rp = Tahanan Peredam PT = Trafo Uji
MCB = Saklar Utama M1 = Saklar HVTS
OCR = Over current Relay type instanteous LAMP = Lampu Indikator
3.5.Prosedur Percobaan.
Prosedur yang dilakukan pada percobaan ini adalah :
1. Peralatan disiapkan dan rangkaian pengujian dibuat seperti Gambar 3.1.
2. Elektroda bola-bola (1 set) dimasukkan ke dalam wadah pengukuran gas
Nitrogen (vacuumeter) dan diatur jarak sela di antara elektroda sebesar 1
cm.
3. Dimasukkan sampel pertama gas Nitrogen dari tabung ke dalam wadah
pengukuran yang telah divakumkan sebelumnya dan diatur tekanan gas
Nitrogen sampai 1 bar.
4. Wadah pengukuran dihubungkan ke trafo uji.
5. Dinaikkan tegangan dari trafo uji sampai gas Nitrogen mengalami tembus
listrik kemudian dicatat nilai tegangan tembusnya.
6. Kemudian dilakukan hal yang sama sampai 50 kali tembus listrik.Setelah
itu, gas nitrogen yang sudah selesai diteliti, dibuang dan diisi dengan
sampel kedua. Lakukan hal yang sama sampai sampel kelima gas Nitrogen
7. Setelah kelima sampel diuji dan data dicatat,percobaan dilanjutkan dengan
memasukkan gas nitrogen dengan variasi tekanan 2,3,4,dan 5 bar kemudian
ulangi prosedur 3 sampai 6.
3.6.Diagram Alir Percobaan. hingga gas tembus
listrik
Tegangan tembus dicatat
Hitung rata-rata tegangan tembus
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Setelah didapat hasil percobaan yang terlampir pada Lampiran 1 bagian a-e,
dihitung nilai kuat medan listrik maksimum yang timbul di antara elektroda
bola-bola kemudian didapat nilai kekuatan dielektrik gas Nitrogen.
Sebelum menghitung kuat medan listrik di antara elektroda bola-bola, maka
terlebih dahulu dihitung nilai faktor effiensi dari elektroda bola-bola.
Nilai faktor effiensi (η) adalah :
• Jarak sela bola-bola (d) = 1 cm
• r = jari-jari elektroda bola
• � =�+�� = 1+2,5 2,5 = 1,4
• q = 1
• Dengan metode intrpolasi,dicari nilai x seperti tabel berikut ini.
Tabel 4.1 Interpolasi mencari nilai efisiensi.
p q=1
1 1
1,4 x
1,5 0,924
Maka nilai x adalah
0,5� −0,5 = −0,0304
�= 0,4696
0,5 = 0.9392
Maka nilai faktor effisiensi untuk jarak sela bola-bola 1 cm adalah 0,9392.
Untuk mendapatkan kekuatan dielektrik dari gas nitrogen dilakukan
perhitungan untuk 1 kali tegangan tembus untuk 5 sampel,maka digunakan rumus:
���������� =���� =����
Dimana berdasarkan teori,batas kekuatan dielektrik untuk gas Nitrogen
adalah 30 kV/cm
4.1. Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 1 Bar
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel pertama:
����1 =
31,4
1 � 0,9392 = 33,43 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel Kedua:
����2 =
33,6
1 � 0,9392 = 35,78 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel ketiga:
����3 =
32,7
1 � 0,9392 = 34,82�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel keempat:
����4 =
30,8
1 � 0,9392 = 32,79�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel kelima:
����5 =
29,5
1 � 0,9392 = 31,41�
Dengan cara yang sama, dihitung nilai kekuatan dielektrik sampai 50 kali
mengalami tegangan tembus. Sehingga nilai kekuatan dielektrik yang telah dihitung
dapat dibuat dalam tabel 4.2 berikut ini.
Tabel 4.2. kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 1 bar.
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
KD gas Nitrogen (kV/cm) Jumlah sampel
Maka dari Tabel 4.2 di atas, dapat dibuat grafik untuk nilai rata-rata dari
kekuatan dielektrik gas Nitrogen dan grafik batas kekuatan dielektrik yang
diijinkan, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.1.
Gambar 4.1 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 1 Bar Setelah N kali tembus listrik.
y = 0,001x2- 0,216x + 34,09
N kali tegangan Tembus
Berdasarkan grafik diatas dapat ditulis hubungan Kekuatan dielektrik (y)
dengan Banyak tegangan tembus (x) yaitu =0,0015x2 - 0,2168x + 34,091. Dimana
nilai x merupakan kenaikan 1 kali tegangan tembus. Dapat dilihat titik perpotongan
antara grafik penurunan kekuatan dielektrik gas Nitrogen dengan grafik batas
kekuatan dielektrik gas Nitrogen yang diijinkan dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
0,0015�2−0,2168�+ 34,091 = 30
Disederhanakan menjadi
0,0015�2−0,2168�+ 4,091 = 0
Dengan menggunakan rumus abc,maka harga x dapat dicari.
�1,2 =
Dari hasil persamaan dapat dilihat bahwa setelah gas nitrogen mengalami
tembus sebanyak 22 kali, penurunan kekuatan dielekktrik dari gas nitrogen sudah
4.2. Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 2 Bar.
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel pertama:
����1 =
37,8
1 � 0,9392 = 40,25 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel Kedua:
����2 =
34,5
1 � 0,9392 = 36,73 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel ketiga:
����3 =
31,2
1 � 0,9392 = 33,22�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel keempat:
����4 =
35,6
1 � 0,9392 = 37,9�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel kelima:
����5 =
33,4
1 � 0,9392 = 35,56�
�� ���
Dengan cara yang sama, dihitung nilai kekuatan dielektrik sampai 50
kali mengalami tegangan tembus. Sehingga nilai kekuatan dielektrik yang telah
Tabel 4.3. kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 2 bar.
No Banyak Tegangan tembus
No BanyakTegangantembus
KD gas Nitrogen (kV/cm) Jumlahsampel
Maka dari Tabel 4.3 di atas, dapat dibuat grafik untuk nilai rata-rata dari
kekuatan dielektrik gas Nitrogen dan grafik batas kekuatan dielektrik yang
diijinkan, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.2.
Gambar 4.2 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 2 Bar Setelah N kali tembus listrik.
Berdasarkan grafik diatas dapat ditulis hubungan Kekuatan dielektrik (y)
dengan Banyak tegangan tembus (x) yaitu = 0,0005x2 - 0,1224x + 35,859. Dimana
y = 0,000x2- 0,122x + 35,85
N kali tegangan Tembus
nilai x merupakan kenaikan 1 kali tegangan tembus. Dapat dilihat titik perpotongan
antara grafik penurunan kekuatan dielektrik gas Nitrogen dengan grafik batas
kekuatan dielektrik gas Nitrogen yang diijinkan dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
0,0005�2 − 0,1224x + 35,859 = 30
Disederhanakan menjadi
0,0005�2 − 0,1224x + 5,859 = 0
Dengan menggunakan rumus abc,maka harga x dapat dicari.
�1,2 =
Dari hasil persamaan dapat dilihat bahwa setelah gas nitrogen mengalami
tembus sebanyak 65 kali, penurunan kekuatan dielekktrik dari gas nitrogen sudah
4.3. Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 3 Bar.
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel pertama:
����1 =
47,5
1 � 0,9392 = 50,57�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel Kedua:
����2 =
45,1
1 � 0,9392 = 48,02 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel ketiga:
����3 =
47,1
1 � 0,9392 = 50,15�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel keempat:
����4 =
40,3
1 � 0,9392 = 42,91�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel kelima:
����5 =
42
1 � 0,9392 = 44,72�
�� ���
Dengan cara yang sama, dihitung nilai kekuatan dielektrik sampai 50
kali mengalami tegangan tembus. Sehingga nilai kekuatan dielektrik yang telah
Tabel 4.4. kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 3 bar.
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
KD gas Nitrogen (kV/cm) Jumlah sampel
Maka dari Tabel 4.4 di atas, dengan persamaan linier maka dapat dibuat
grafik untuk nilai rata-rata dari kekuatan dielektrik gas Nitrogen dan grafik batas
kekuatan dielektrik yang diijinkan, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.3.
Gambar 4.3 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 3 Bar Setelah N kali tembus listrik.
Berdasarkan grafik diatas dapat ditulis hubungan Kekuatan dielektrik (y)
dengan Banyak tegangan tembus (x) yaitu = 2x10-5x2 - 0,1247x + 46,585. Dimana
y = 2E-05x2- 0,124x + 46,58
N kali tegangan Tembus
nilai x merupakan kenaikan 1 kali tegangan tembus. DapaT dilihat titik
perpotongan antara grafik penurunan kekuatan dielektrik gas Nitrogen dengan
grafik batas kekuatan dielektrik gas Nitrogen yang diijinkan dapat dicari dengan
menggunakan persamaan sebagai berikut :
2x10−5x2 − 0,1247x + 46,585 = 30
Disederhanakan menjadi
2x10−5x2 − 0,1247x + 16,585 = 0
Dengan menggunakan rumus abc,maka harga x dapat dicari.
�1,2 =
Dari hasil persamaan dapat dilihat bahwa setelah gas nitrogen mengalami
tembus sebanyak 136 kali, penurunan kekuatan dielekktrik dari gas nitrogen sudah
4.4. Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 4 Bar.
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel pertama:
����1 =
59,6
1 � 0,9392 = 64,84 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel Kedua:
����2 =
57
1 � 0,9392 = 62,07 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel ketiga:
����3 =
49,8
1 � 0,9392 = 54,41 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel keempat:
����4 =
46,9
1 � 0,9392 = 51,32�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel kelima:
����5 =
55,7
1 � 0,9392 = 60,69�
�� ���
Dengan cara yang sama, dihitung nilai kekuatan dielektrik sampai 50
kali mengalami tegangan tembus. Sehingga nilai kekuatan dielektrik yang telah
Tabel 4.5. kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 4 bar.
No Banyak Tegangan tembus
No Banyak Tegangan tembus
KD gas Nitrogen (kV/cm) Jumlah sampel
Maka dari Tabel 4.5 di atas,dengan persamaan linier maka dapat dibuat
grafik untuk nilai rata-rata dari kekuatan dielektrik gas Nitrogen dan grafik batas
kekuatan dielektrik yang diijinkan, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.4.
Gambar 4.4. Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 4 Bar Setelah N kali tembus listrik.
Berdasarkan grafik diatas dapat ditulis hubungan Kekuatan dielektrik (y)
dengan Banyak tegangan tembus (x) yaitu = -10-6x2 - 0,1178x + 59,37. Dimana
N kali tegangan Tembus
nilai x merupakan kenaikan 1 kali tegangan tembus. Dapat dilihat titik perpotongan
antara grafik penurunan kekuatan dielektrik gas Nitrogen dengan grafik batas
kekuatan dielektrik gas Nitrogen yang diijinkan dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
−10−6x2 − 0,1178x + 59,37 = 30
Disederhanakan menjadi
−10−6x2 − 0,1178x + 29,37 = 0
Dengan menggunakan rumus abc,maka harga x dapat dicari.
�1,2 =
Dari hasil persamaan dapat dilihat bahwa setelah gas nitrogen mengalami
tembus sebanyak 249 kali, penurunan kekuatan dielekktrik dari gas nitrogen sudah
4.5. Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 5 Bar.
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel pertama:
����1 =
75,6
1 � 0,9392 = 80,49�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel Kedua:
����2 =
73,9
1 � 0,9392 = 78,68 �
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel ketiga:
����3 =
68,8
1 � 0,9392 = 73,25�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel keempat:
����4 =
60,7
1 � 0,9392 = 64,63�
�� ���
Untuk 1 kali tegangan tembus sampel kelima:
����5 =
66
1 � 0,9392 = 70,27�
�� ���
Dengan cara yang sama, dihitung nilai kekuatan dielektrik sampai 50
kali mengalami tegangan tembus. Sehingga nilai kekuatan dielektrik yang telah
Tabel 4.6. kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 5 bar.
No Banyak Tegangan tembus
KD gas Nitrogen (kV/cm) Jumlah sampel
No Banyak Tegangan tembus
KD gas Nitrogen (kV/cm) Jumlah sampel
Rata-rata
Maka dari Tabel 4.6 di atas,dengan persamaan linier maka dapat dibuat
grafik untuk nilai rata-rata dari kekuatan dielektrik gas Nitrogen dan grafik batas
kekuatan dielektrik yang diijinkan, seperti yang ditunjukkan Gambar 4.5.
Gambar 4.5. Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 5 Bar Setelah N kali tembus listrik.
Berdasarkan grafik diatas dapat ditulis hubungan Kekuatan dielektrik (y)
dengan Banyak tegangan tembus (x) yaitu = 10-7x2 - 0,1273x + 74,277. Dimana
N kali tegangan Tembus
nilai x merupakan kenaikan 1 kali tegangan tembus. Dapat dilihat titik perpotongan
antara grafik penurunan kekuatan dielektrik gas Nitrogen dengan grafik batas
kekuatan dielektrik gas Nitrogen yang diijinkan dapat dicari dengan menggunakan
persamaan sebagai berikut :
10−7x2 − 0,1273x + 74,277 = 30
Disederhanakan menjadi
10−7x2 − 0,1273x + 44,277 = 0
Dengan menggunakan rumus abc,maka harga x dapat dicari.
�1,2 =
Dari hasil persamaan dapat dilihat bahwa setelah gas nitrogen mengalami
tembus sebanyak 347 kali, penurunan kekuatan dielekktrik dari gas nitrogen sudah
Dari penggabungan rata-rata kekuatan dielektrik tiap tekanan maka terlihat
perubahan kekuatan dielektrik pada masing-masing tekanan gas nitrogen seperti
yang terlihat pada Gambar 4.6 berikut.
Gambar 4.6 penggabungan tabel dan grafik percobaan
Dari analisis hasil pengujian dapat diperoleh:
1. Semakin banyak tegangan tembus yang dialami gas nitrogen maka kekuatan
dielektriknya akan mengalami penurunan. Terlihat pada analisis berikut
bahwa pada tekanan 1 bar struktur gas nitrogen mengalami kerusakan pada
22 kali tegangan tembus. Namun pada 2 - 5 bar pengujian sebanyak 50 kali
belum mengalami kerusakan struktur pada nitrogen. Oleh sebab itu,maka
dilakukan peramalan dari 50 kali pengujian dengan persamaan linier.
Diperoleh untuk tekanan 2 bar struktur gas nitrogen mengalami kerusakan
pada 65 kali tegangan tembus, untuk tekanan 3 bar struktur gas nitrogen
mengalami kerusakan pada 136 kali tegangan tembus, untuk tekanan 4 bar
struktur gas nitrogen mengalami kerusakan pada 249 kali tegangan tembus,
0
N kali tegangan Tembus
dan untuk tekanan 5 bar struktur gas nitrogen mengalami kerusakan pada
347 kali tegangan tembus.
2. Semakin besar jumlah tekanan gas nitrogen maka semakin besar nilai
tegangan tembus yang diterima oleh gas tersebut. Dapat dilihat pada gambar
4.6 bahwa setaiap kenaikan tekanan,terjadi kenaikan pada kekuatan dilektrik
gas tersebut. Hal ini disebabkan karena semakin besar tekanan maka
kerapatan juga semakin tinggi dimana jarak rata-rata antar molekul akan
semakin kecil yang mengakibatkan energi kinetik elektron menjadi lebih
kecil sehingga ionisasi molekul gas akan semakin sulit.
3. Pada hasil pengujian terlihat bahwa hasil pada tiap-tiap sampel percobaan
memiliki nilai yang tidak sama dan pada grafik juga terlihat bahwa terjadi
penurunan yang tidak konstan. Hal ini dapat terjadi dikarenakan ada nya
gangguan pada peralatan pengujian akibat usia peralatan yang sudah tua dan
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
Dari hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan, diperoleh
kesimpulan sebagai berikut:
1. Banyaknya tembus listrik yang dialami oleh gas nitrogen mengakibatkan
kekuatan dielektrik dari gas nitrogen cenderung menurun.
2. Untuk gas nitrogen tekanan 1 bar terjadi penurunan kekuatan dielektrik dari
33,65 kV/cm menjadi 27,26 kV/cm,untuk tekanan 2 bar terjadi penurunan
dari 36,73 kV/cm menjadi 30,98 kV/cm,untuk tekanan 3 bar terjadi
penurunan dari 47,27 kV/cm menjadi 41,63 kV/cm,untuk tekanan 4 bar
terjadi penurunan dari 58,67 kV/cm menjadi 53,29 kV/cm dan untuk
tekanan 5 bar terjadi penurunan dari 73,47 kV/cm menjadi 67,61 kV/cm.
3. Semakin banyak tegangan tembus yang dialami gas nitrogen maka gas
nitrogen akan mengalami kerusakan. Terlihat bahwa pada tekanan 1 bar
struktur gas nitrogen mengalami kerusakan pada 22 kali tegangan tembus.
Untuk tekanan 2 bar struktur gas nitrogen mengalami kerusakan pada 65
kali tegangan tembus, untuk tekanan 3 bar struktur gas nitrogen mengalami
kerusakan pada 136 kali tegangan tembus, untuk tekanan 4 bar struktur gas
nitrogen mengalami kerusakan pada 249 kali tegangan tembus, dan untuk
tekanan 5 bar struktur gas nitrogen mengalami kerusakan pada 347 kali
4. Semakin besar tekanan dari gas nitrogen maka semakin besar pula kekuatan
dielektrik dari gas tersebut. Hal ini disebabkan karena semakin besar
tekanan maka kerapatan juga semakin tinggi dimana jarak rata-rata antar
molekul akan semakin kecil yang mengakibatkan energi kinetik elektron
menjadi lebih kecil sehingga ionisasi molekul gas akan semakin sulit.
5.2.Saran
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan didapat beberapa
saran untuk penelitian selanjutnya
1. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan dengan menambah jumlah
banyak tegangan tembus agar dapat terlihat perubahan yang lebih
signifikan.
2. Karena banyak jenis gas yang dapat dijadikan sebagai bahan isolasi listrik
maka pada penelitian yang akan datang dapat dilakukan penelitian kekuatan
dielektrik dengan menggunakan bahan isolasi gas yang lain.
3. Pada penelitian yang akan datang dapat dilakukan penelitian nilai kekuatan
dielektrik dari pencampuran antara gas Nitrogen dengan SF6.
4. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan kalibrasi pada peralatan
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Sifat-sifat Dielektrik Listrik.
Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi dibutuhkan
pengetahuan yang pasti mengenai jenis, besaran, dan durasi tekanan
dielektrik yang akan dialami bahan isolasi tersebut, dan disamping itu perlu
mempertimbangkan kondisi sekitar di mana isolasi akan ditempatkan.
Selain itu perlu juga diperhatikan sifat-sifat dari berbagai bahan isolasi
sehingga dapat dipilih bahan-bahan yang tepat untuk untuk suatu sistem
isolasi. Sifat-sifat bahan isolasi ditentukan pada keadaan kondisi standar.
Adapun fungsi utama dari bahan isolasi adalah :
a) Untuk mengisolasi antara penghantar dengan penghantar yang lain.
Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau
konduktor fasa dengan tanah.
b) Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang
diisolasi.
c) Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.
Tekanan yang diakibatkan medan elektrik, gaya mekanik, thermal
maupun kimia dapat terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama
dari semua parameter tersebut. Dengan kata lain, suatu bahan isolasi
dinyatakan ekonomis jika bahan tersebut dalam jangka waktu yang lama
dapat menahan semua tekanan tersebut. Adapun sifat dielektrik yang
a) Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem
isolasi menjadi kecil dan pengunaan bahan dielektrik semakin
sedikit, sehingga harganya semakin murah.
b) Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak
melebihi batas yang ditentukan.
c) Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena
tekanan elektrik permukaan.
d) Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga
membuat arus pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.
Bahan isolasi juga merupakan bahan konstruksi peralatan. Oleh
karena itu ia juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus
memenuhi persyaratan mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang
dibutuhkan tergantung dengan pemakainnya. Peralatan-peralatan listrik
akan mengalami kenaikan suhu selama beroperasi baik pada kerja normal
maupun dalam kondisi gangguan, sehingga bahan isolasi harus memiliki
sifat thermal sebagai berikut:
a) Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).
b) Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.
c) Konduktivitas panas yang tinggi.
d) Koefisien muai panas yang rendah.
e) Tidak mudah terbakar.
Tujuan dari pengujian tegangan tinggi adalah untuk meneliti
sifat-sifat listrik dielektrik baik yang telah digunakan sebagai bahan isolasi
peralatan listrik maupun masih dalam penelitian. Ada sifat-sifat listrik
dielektrik yang perlu diketahui, yaitu:
a) Kekuatan dielektrik
b) Rugi-rugi dielektrik
c) Tahanan isolasi
d) Kekuatan kerak isolasi
2.2.Kekuatan Dielektrik
Suatu dielektrik tidak mempunyai elektron-elektron bebas,
melainkan elektron-elektron yang terikat pada inti atom unsur yang
membentuk dielektrik tersebut. Pada Gambar 2.1 ditunjukkan suatu bahan
dielektrik yang ditempatkan diantara dua elektroda piring sejajar. Bila
tegangan diberi tegangan searah V, maka timbul medan elektrik (E) didalam
dielektrik. Medan elektrik ini memberi gaya kepada elektron-elektron agar
terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas. Dengan kata lain,
medan elektrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik agar
berubah sifat dari isolator menjadi konduktor. Hal ini disbut sebagai tembus
Gambar 2.1. Medan Listrik di Antara Dua Elektroda
Hubungan antara tegangan (V), kuat medan listrik (E) dan jarak kedua
elektroda (s) adalah:
�
=
� ��
����
��
�
(2.1)Beban yang dipikul dielektrik ini disebut juga Kuat medan elektrik,
satuannya dinyatakan dalam Volt/cm. Kuat medan elektrik tertinggi yang
dapat dipikul suatu bahan isolasi tanpa mengakibatkan tembus listrik disebut
kekuatan dielektrik [4].
2.3. Kekuatan Dielektrik Gas.
Bahan dielektrik gas mempunyai susunan molekul/ atom yang relatif
jarang dibandingkan dengan dielektrik cair atau padat. Untuk terjadinya
tembus perlu ada elektron awal. Elektron awal dapat muncul dalam gas
melalui berbagai cara seperti akibat radiasi kosmik,eksitasi thermal atau
elektron dari permukaan katoda akibat berbagai proses radiasi atau emisi
medan.
Bila suatau elektron awal telah tersedia di dalam gas maka bila
dipercepat dan akan memperoleh energi kinetik yang besar pula. Energi
kinetik yang besar yang dimiliki elektron memungkinkan mengionisasi
molekul/atom gas bila bertumbukan. Dengan adanya ionisasi gas ini maka
muncul elektron kedua. Kedua elektron akan memulai proses serupa untuk
menghasilkan dua elektron baru dan seterusnya. Sehingga di dalam gas akan
terjadi multiplikasi elektron secara eksponensial. Peristiwa ini disebut
avalanche.bila kenaikan elektron berjalan terus maka suatu ketika kedua
elektroda akan dijembatani oleh avalanche dan terjadilah tembus.
Tembus gas dipengaruhi oleh tekanan gas. Makin tinggi tekanan gas
maka kerapatan juga semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan jarak rata-rata
antar molekul atau atom semakin kecil dan sebagai akibatnya energi kinetik
elektron lebih kecil dan ionisasi molekul atau atom gas semakin sulit.
Dengan demikian secara umum makin tinggi tekanan gas makin tinggi pula
kekuatan dielektriknya. Pada Tabel 2.1 ditunjukkan berbagai macam jenis
bahan dielektrik gas.
Tabel 2.1. Bahan dielektrik gas.
2.4. Tegangan Tembus.
Tegangan tembus (Breakdown Voltage) adalah tegangan pada
elektroda yang menyebabkan suatu bahan isolasi tembus listrik.yang mana
didefinisikan sebagai nilai tegangan yang menimbulkan kuat medan elektrik
pada suatu beban isolasi sama dengan atau lebih besar dari pada kekuatan
dielektrik bahan isolasi tersebut. Untuk tegangan impuls, tegangan tembus
dinyatakan dalam nilai tegangan yang memberi probabilitas tembus listrik
50% (V0,5) yang artinya adalah jika suatu bahan isolasi diberi n kali tegangan
impuls sebesar V50%, bahan isolasi tersebut diperkirakan akan mengalami
tembus listrik sebanyak 0,5n kali.
Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar bahan isolasi mengalami
tembus listrik,yaitu:
1. Kuat medan elektrik yang dipikul bahan isolasi sama denganatau
lebih besar daripada kekuatan dielektrik bahan isolasi, dan
2. Lama berlangsungnya medan elektrik tersebut sama dengan atau
lebih besar dari pada waktu tunda tembus[1].
2.5. Kegagalan Isolasi Gas
Suatu peralatan listrik jika mengalami kegagalan pengisolasianmaka
akan mengakibatkan terjadinya tembus listrik. Berikut ini akan dijelaskan
secara singkat tentang peristiwa tersebut.
2.5.1. Proses ionisasi.
Ion merupakan atom atau gabungan atom yang memiliki
dinamai dengan ionisasi[5]. Proses ionisasi dapat dilihat pada
Gambar 2.2 sebagai berikut.
Gambar 2.2. Proses ionisasi
Pada Gambar ditunjukkan model dari suatu atom helium. Inti
atom ini terdiri dari dua proton bermuatan positif dan dua neutron
yang tidak bermuatan. Dua elektron bermuatan negatif berputar
mengelilingi inti atom dengan lintasan yang berbeda. Dalam keadaan
normal akan bersifat netral.
Oleh suatu proses, misalnya karena benturan suatu partikel
dari luar, maka elektron dapat keluar dari lintasannya dan terlepas
menjadi elektron bebas, sehingga partikel yang tersisa dalam atom
tinggal berupa dua proton, dua neutron dan satu elektron. Karena
muatan positif lebih banyak dari muatan negatif, maka total muatan
atom sekarang menjadi positif. Terlepasnya elektron dari ikatan atom
netral sehingga terjadi elektron bebas dan ion positif disebut ionisasi.
Ionisasi dalam gas dapat terjadi karena tiga hal, yaitu: karena adanya
radiasi sinar kosmis, adanya massa yang membentur gas (Ionisasi
2.5.1.1.Radiasi Sinar Kosmis
Ruang di atas bumi secara terus-menerus dibombardir
dengan partikel-partikel-partikel submikroskopis yang berenergi
tinggi. Sebagian berasal dari matahari yang sering disebut dengan
sinar kosmis. Sebagian berasal dari pemisahan bahan radioaktif yang
setiap menit terjadi di dalam bumi, di langit dan didalam organisme
makhluk hidup. Partikel berenergi tinggi ini membentur elektron
molekul netral. Peristiwa ini membuat gas selalu mengandung
elektron-elektron bebas.
Gambar 2.3 Ionisasi karena radiasi sinar Kosmis
Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa energi yang berasal dari
radiasi sinar kosmis yang menimbulkan partikel submikroskopis
yang berenergi tinggi yang disebut juga energi radiasi akan
membentur atom netral yang ada di bumi. Walaupun ada energi
ikat elektron pada atom tersebut atau disebut juga dengan energi
ionisasi radiasi sinar kosmis. Dimana proses kimianya adalah
sebagai berikut:
A + Energi A+ + e
Dimana
A = Atom netral
A+ = ion Positif
e = elektron bebas
2.5.1.2. Ionisasi karena benturan elektron.
Suatu gas berada diantara dua dua elektroda plat sejajar.
Kedua elektroda diberi tegangan searah, akibatnya timbul medan
listrik diantara kedua elektroda yang arahnya dari anoda ke katoda.
Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 sebagai berikut.
Didalam gas dimisalkan ada satu elektron bebas hasil radiasi
sinar kosmis (ea). Karena adanya medan listrik, elektron tersebut
akan mengalami gaya yang arahnya menuju anoda. Dalam
perjalanan menuju anoda, elektron itu membentur molekul-molekul
netral gas. Jika energi kinetis elektron pembentur lebih besar dari
energi ikat elektron gas, maka elektron gas akan keluar dari
lintasannya menjadi elektron bebas baru dan menyisakan ion positif.
Ion positif akan mengalami gaya dan bergerak menuju katoda
sedang elektron bebas baru akan bergerak menuju anoda. Elektron
baru ini akan mengadakan ionisasi benturan lagi, sehingga elektron
bebas dan ion positif didalam gas semakin banyak jumlahnya.
Pada proses pelepasan (discharge) pada udara dan gas dapat
dibagi menjadi 2 bagian yaitu pelepasan bertahan sendiri
(selfsustainingdischarge) dan pelepasan tak bertahan sendiri
(nonsustainingdischarge). Dalam hal ini mekanisme kegagalan gas
dan udara adalah suatu bentuk transisi dari keadaan pelepasan tak
bertahan menuju pelepasan bertahan sendiri[5].
2.5.1.3. Ionisasi thermis.
Jika temperatur gas dalam suatu bejana tertutup dinaikkan,
maka molekul-molekul gas akan bersirkulasi dengan kecepatan
tinggi sehingga terjadi benturan antar molekul dengan molekul. Jika
temperatur semakin tinggi, maka kecepatan molekul semakin tinggi,
terlepasnya elektron dari molekul netral. Hal ini dapat dilihat pada
Gambar 2.5 sebagai berikut.
Gambar 2.5 Ionisasi thermis
2.5.2. Deionisasi
Jika suatu elektron bebas bergabung dengan suatu ion positif
akan dihasilkan suatu molekul netral. Peristiwa penggabungan ini
disebut dengan deionisasi. Deionisasi akan mengurangi partikel
bermuatan dalam suatu gas. Jika pada suatu gas terjadi aktivitas
deionisasi yang lebih besar dari aktivitas ionisasi, maka muatan-muatan
bebas didalam gas itu akan berkurang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar
2.6 sebagai berikut.
2.5.3. Emisi.
Emisi adalah peristiwa pelepasan elektron dari permukaan suatu
logam menjadi elektron bebas didalam gas. Ada dua proses emisi yang
berhubungan dengan pembentuk busur api pada pemutus daya, yaitu
emisi thermis dan emisi medan tinggi.
Gambar 2.7 Proses terjadinya emisi
2.6. Proses-proses dasar dalam kegagalan gas.
Mekanisme kegagalan dalam udara yang disebut percikan (spark
breakdown) adalah peralihan dari peluahan tak bertahan sendiri ke berbagai
jenis peluahan yang bertahan sendiri. Sifat mendasar dari kegagalan
percikan ini adalah tegangan pada (across) sela antara elektroda akan
menurun karena adanya proses yang menghasilkan konduktifitas tinggi
antara anoda dan katoda[5].
Ada dua jenis mekanisme dasar yang berperan yaitu:
1) Mekanisme primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran
2) Mekanisme sekunder, yang memungkinkan terjadinya
peningkatan banjiran (avalanche) elektron.
Pada mekanisme primer, proses yang terpenting adalah katoda.
Dalam hal ini katoda akan melepas (discharge) elektron, yang akan
mengawali terjadinya suatu kegagalan percikan (spark breakdown).
Sehingga untuk hal ini elektroda yang mempunyai potensial yang lebih
rendah, yaitu katoda akan menjadi elektroda yang melepaskan elektron.
Adapun fungsi katoda selaku elektroda pelepas elekton adalah [5]:
1) Menyediakan elektron awal yang harus dilepaskan
2) Mempertahankan pelepasan ( discharge )
3) Menyelesaikan pelepasan ( discharge )
2.7. Mekanisme tembus listrik pada gas.
Mekanisme tembus listrik yang digunakan adalah metode tembus
listrik townsend. Metoda ini digunakan untuk di daerah yang mempunyai
tekanan rendah dan jarak sela antara kedua plat sejajar yang sempit. Oleh
karena itu, akan diuraikan mekanisme tembus listrik townsend yaitu sebagai
berikut.
Dari Gambar 2.8 dapat dijelaskan bahwa didalam Udara terdapat
elektron bebas yang disebabkan karena peristiwa ionisasi foton radiasi sinar
ultraviolet dan juga terdapat molekul-molekul netral. Apabila kedua elektroda
dihubungkan dengan sumber tegangan, maka timbul medan listrik (E) yang
arahnya dari anoda ke katoda. Akibat adanya medan listrik, maka ea (elektron
bebas) akan mengalami gaya (F) yang arahnya berlawanan dengan arah
medan listrik (E). Karena adanya gaya (F) maka ea bergerak dari katoda ke
anoda. Dalam perjalanan menuju anoda, elektron bebas membentur atom
netral. Jika Energi kinetis elektron awal lebih besar dari energi ikat elektron
molekul netral maka akan terjadi ionisasi. Ionisasi benturan menghasilkan
satu elektron bebas baru (eb ) dan satu ion positif. Jadi, ea dan eb terus
bergerak menuju anoda. Dalam perjalanannya menuju anoda ea dan eb
membentur lagi atom netral sehingga terjadi lagi ionisasi sehingga jumlah
elektron bebas dan ion positif semakin banyak. Ion positif bergerak menuju
katoda dan terjadilah benturan ion positif dengan dinding katoda sehingga
timbullah emisi benturan ion positif. Dari permukaan katoda muncul
elektron-elektron baru hasil emisi ion positif membentur lagi atom netral
sehingga terjadi lagi ionisasi sehingga jumlah elektron elektron bebas dan ion
positif semakin banyak. Selama medan listrik masih ada maka proses ionisasi
benturan dan emisi ion positif akan terus berlangsung sehingga terjadilah
banjiran elektron dan ion positif. Ion positif yang membentur katoda semakin
banyak sehingga elektron hasil emisi ion positif semakin banyak yang
menyebabkan banjiran muatan. Muatan yang berpindah dari katoda ke anoda
dalam selang waktu tertentu perpindahan muatan akan terus bertambah yang
menyebabkan banjir muatan dan arus pun semakin besar yang kemudian
terjadilah tembus listrik. Dan dapat kita lihat pada Gambar 2.9 sebagai
berikut.
Gambar 2.9 Banjiran elektron menyebabkan tembus listrik.
2.8. Gas Nitrogen
Nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel Rutherford pada
tahun 1772. Nitrogen adalah unsur kelima yang paling melimpah di alam
semesta dan terdapat sekitar 78% dari atmosfer bumi, yang berisi sekitar
4.000 triliun ton gas. Nitrogen diperoleh dari udara cair melalui proses yang
dikenal sebagai distilasi fraksional[3].
2.8.1. Struktur dan sifat gas Nitrogen.
Nitrogen merupakan unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki
lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna,
tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil,
Gambar 2.10. Bentuk Molekul Nitrogen[4].
Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif
bereaksi dengan unsur lainnya. Nirogen merupakan senyawa penting
seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida. Nitrogen
mengembun pada suhu 77 oK (-196oC) pada tekanan 1 atmosfir dan
membeku pada suhu 63 oK (-210oC). Adapun sifat-sifat dari Nitrogen
yaitu:
1. Mempunyai massa atom 14,0067 sma
2. Mempunyai nomor atom 7
3. Titik didih -196 oC dan Titik beku -210 oC
4. Mempunyai volume atom 17,30 cm3 /mol
5. Mempunyai struktur heksagonal
6. Mempunyai massa jenis 1,2151 gram/cm3
7. Mempunyai kapasitas panas 1,042 J/goK
8. Mempunyai potensial ionisasi 14,534 Volt
9. Mempunyai nilai elektronegativitas 3,04
10.Mempunyai konduktivitas kalor 0,02598 W/mK
11.Tegangan tembus 30 kV/cm
12.Mempunyai harga entalpi pembentukan 0,36 kJ/mol
14.Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak
beracun, Mudah menguap, Tidak reaktif dan Bersifat
diamagnetik.
Kekuatan dielektrik dari gas nitrogen dipengaruhi oleh tekanan
dimana semakin besar tekanan suatu gas maka semakin besar pula
kekuatan dielektriknya. Untuk mendapatkan nilai kekuatan dielektrik
gas Nitrogen dari nilai tegangan tembusnya, maka dipergunakan
Persamaan 2.2 berikut.
�
���=
���η (2.2)
Dimana
Emax = Kuat Medan Listrik Tertinggi Di Antara Elektroda Bola-Bola
Vt = Tegangan Tembus Media Isolasi Di Antara Elektroda Bola-Bola
d = Jarak Sela Elektroda Bola-Bola
η = Faktor Efisiensi
Faktor efisiensi merupakan fungsi dari karakteristik-karakteristik
geometri elektroda bola-bola. Karakteristik-karakteristik geometri
elektroda bola-bola tersebut adalah :
�
=
�+�� (2.3)
�
=
�� (2.4)
Untuk elektroda bola-bola yang identik, maka nilai q sama
dengan satu. Sehingga faktor efisiensi adalah :
Gas Nitrogen tepat akan tembus listrik pada saat kuat medan
listrik maksimum yang menerpanya sama dengan kekuatan dielektriknya.
Sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan :
KDgas nitrogen = Emax (2.6)
Dalam hal ini :
KD = Kekuatan Dielektrik
Berikut ini disajikan nilai faktor efisiensi η untuk berbagai nilai
karakteristik geometri elektroda bola-bola yang identik yang dapat
dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.
Tabel 2.2. Nilai faktor efisiensi Ƞ
p q=1
1 1
1,5 0,924
2 0,861
3 0,760
4 0,684
5 0,623
6 0,574
8 0,497
20 0,291
50 0,1574
100 0,094
300 0,038
500 0,025
800 0,0168
1000 0,0138
2.8.2. Proses produksi Nitrogen.
Dalam memproduksi nitrogen,diperlukan dua alat yaitu Generator
Nitrogen dan kompresor bertekanan tinggi. Dalam proses
produksi,kompresor berfungsi sebagai penyuplai ke mesin generator
nitrogen. Kompresor bertekanan tinggi akan mendorong udara dimana
terdiri dari 79% nitrogen,20% oksigen dan gas lain serta 1% uap air.
Didalam mesin,dengan sistem PSA (Pressure Swing Absorber),angin yang
masuk akan disaring menggunakan CMS (Carbon Molecular Sieve). Fungsi
dari CMS adalah untuk memisahkan gas nitrogen dengan gas oksigen dan
yanga lainya. Sistem PSA pada mesin menjamin kemurnian nitrogen
mencapai 95-99,5%. Indikator kemurnian dapat dilihat langsung pada mesin
generator Nitrogen. Proses produksi dapat dilihat pada Gambar 2.11 sebagai
Gambar 2.11 Proses produksi Nitrogen[6].
2.8.3. Pengaplikasian Gas Nitrogen pada Peralatan Listrik.
Beberapa pengaplikasian gas Nitrogen pada peralatan listrik yaitu:
1.High Voltage Gas Pressure Cable
Kabel tegangan tinggi ini menggunakan gas nitrogen sebagai
penguat isolator. Pada Gambar 2.12 dapat kita lihat,bahwa nitrogen
akan diisi pada bagian pipa besi diluar kabel dengan tiga inti. Didalam
pipa besi,diisi gas nitrogen dengan tekanan 200 p.s.i. Kabel ini
biasanya dipasang dibawah tanah. Kabel ini digunakan pada jaringan
tegangan tinggi eropa [7].
Dengan tekanan gas yang bekerja inti kabel berbentuk oval,
pembentukan void dicegah, memberikan kekuatan listrik yang
Gambar 2.12. High Voltage Gas Pressure Cable [7].
2. Penggunaan nitrogen sebagai fire protection Transformator.
Kegagalan fungsi dari sistem isolasi trafo dapat menyebabkan
gangguan pada trafo itu sendiri. Kegagalan isolasi tersebut dapat
berdampak pada terbakarnya trafo dikarenakan besarnya energi
gangguan yang menyebabkan suhu tinggi yang melewati titik bakar
sistem isolasi (minyak dan kertas). Untuk
meminimalisir/mengeliminasi dampak gangguan yang berpotensi
membakar trafo, dilengkapilah trafo tersebut dengan fire protection.
Prinsip dasar sebuah sistem fire protection adalah dengan
menguras dan memutar minyak trafo dengan menggunakan aliran gas
nitrogen (N2) yang bersifat tidak terbakar.
Pada saat terjadi kegagalan fungsi isolator pada isolator,gas
nitrogen diinjeksikan pada main tank trafo. Gas ini akan melingkupi
bagian atas permukaan minyak trafo dan dengan cepat menurunkan
temperatur minyak sampai mencapai di bawah temperatur titik
diinjeksikan terus menerus selama 45 menit sehingga trafo akan
dingin dan tercegah dari kemungkinan menyalanya api kembali [9].
Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.13 sebagai berikut.
Gambar 2.13. Gas Nitrogen pada Main Tank Trafo [9].
3. Penggunaan nitrogen sebagai bantal gas minyak tertutup
(Hermatically Oil with nitrogen gas cushion)
Gas Nitrogen pada trafo type tertutup (hermatically)
mempunyai fungsi sama dengan konservator. Udara sifatnya
kompresible sedangkan juga nitrogen sifatnya kompresible. Sifat
kompresible nitrogen ini sama dengan fungsi udara dan breather
pada konservator.
Pada trafo konservator,breather berfungsi sebagai lubang
pernafasan dari transformator sehingga tidak ada tekanan pada
transformator karena tekanan (akibat pengembangan volume
breather dan disaring oleh silica gell pada breather. Silica gell saat
baru berwarna ungu,jika sudah jenuh berisi air akan berubah warna
menjadi merah muda dan rusak akan berwarna coklat atau hitam.
Pada trafo tipe tertutup ini, gas nitrogen yang kompresible
menggantikan prinsip konservator. Tangki tidak diisi oli penuh,
sebagian diisi gas nitrogen. Sewaktu ada tekanan, oli akan ekspansi
ke atas dan menekan nitrogen, nitrogen akan mampat dan memberi
ruang pada oli untuk ekspansi. Pada Gambar 2.14 ditunjukkan jenis
trafo bertipe hermetically sealed.
Gambar 2.14. Trafo tipe Hermetically sealed [11].
Jika terjadi over pressure, akan diamankan oleh pengaman
pressure seperti seperti vacuum bleeder. Fungsi vacuum bleeder
tekanan di dalam tangki melebihi setting bleeder karena
pengembangan volume minyak, maka tekanan bleader akan
membuang tekanan tersebut. Pada saat temperatur udara dingin maka
volume minyak akan menyusut sehingga terjadi tekanan minus
dibawah setting (vacuum pada tangki trafo) untuk mencegah
kerusakan tangki maka melalui bleeder udara luar akan masuk ke
dalam tangki. Sebagaimana diketahui, udara dari luar ada
kemungkinan kandungan H2O yang bisa merusak minyak trafo [10]
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Dielektrik adalah suatu bahan yang memiliki daya hantar arus yang
sangat kecil atau bahkan hampir tidak ada. Bahan dielektrik dapat berwujud
gas.Tidak seperti konduktor, pada bahan dielektrik tidak terdapat
elektron-elektron konduksi yang bebas bergerak di seluruh bahan oleh pengaruh medan
listrik. Medan listrik tidak akan menghasilkan pergerakan muatan dalam bahan
dielektrik. Sifat inilah yang menyebabkan bahan dielektrik itu merupakan
isolator yang baik.[1]
Salah satu gas yang dapat dikategorikan sebagai bahan isolator adalah
gas nitrogen. Gas nitrogen merupakan gas terbesar yang ada dibumi dimana
sekitar 78% kandungan udara dibumi adalah nitrogen. Gas nitrogen juga
memiliki tegangan tembus sebesar 30 kV/cm.
Beberapa peralatan listrik menggunakan gas nitrogen sebagai isolasi
terhadap peralatan. Gas ini membantu untuk mendinginkan
konduktor-konduktor berarus listrik yang berada di dalam gas. Selain itu Gas Nitrogen
juga dapat digunakan sebagai media untuk memadamkan busur api. Pada saat
pemutus daya memutuskan arus listrik, maka akan timbul busur api. Gas inilah
Pada tulisan ini akan dibahas mengenai pengaruh banyaknya tegangan
tembus dan variasi tekanan gas terhadap kekuatan dielektrik gas nitrogen. Dari
penelitian ini diharapkan dapat menentukan suatu parameter baru terhadap
penentuan kekuatan dilektrik dari gas pada peralatan listrik.
1.2.Rumusan masalah
Adapun rumusan masalah dari tugas akhir ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh tegangan tembus terhadap kekuatan dielektrik gas
Nitrogen?.
2. Bagaimana perbandingan kekuatan dielektrik dari gas Nitrogen setelah
terjadi tegangan tembus berulang kali dalam jumlah tertentu?
3. Bagaimana pengaruh tegangan tembus terhadap kekuatan dielektrik
pada berbagai tekanan gas nitrogen?
1.3.Batasan Masalah.
Untuk membatasi materi yang akan dibicarakan pada tugas akhir ini,
maka penulis perlu membuat batasan cakupan masalah yang akan dibahas.
Sehingga penulis membatasi penulisan Tugas Akhir ini kepada hal-hal sebagai
berikut :
1. Tekanan gas yang diujikan adalah 1,2,3,4 dan 5 bar.
2. Tidak membahas sampai terjadinya busur api.
3. Tidak membahas pengaruh korosi.
4. Gas nitrogen yang diteliti adalah gas nitrogen komersil.
5. Pengujian menggunakan elektroda bola-bola berdiameter 5 cm dengan
7. Tidak membahas reaksi kimia pada kandungan Nitrogen jika terjadi dan
sesudah terjadi tembus listrik
8. Tidak dipengaruhi kondisi lingkungan sekitar.
1.4.Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan Tugas Akhir ini adalah
1. Untuk mengetahui pengaruh tegangan tembus terhadap kekuatan
dielektrik pada berbagai tekanan gas nitrogen .
2. Untuk mengetahui kekuatan dielektrik dari Gas Nitrogen setelah
menerima tegangan tembus berulang kali dalam jumlah tertentu.
1.5.Manfaat Penulisan
Manfaat yang diharapkan dari penulisan tugas akhir ini adalah untuk
menentukan sebuah parameter baru dalam penentuan kekuatan dielektrik Gas
ABSTRAK
Bahan isolasi gas nitrogen pada peralatan listrik digunakan sebagai media
isolasi maupun sebagai pendingin. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik,
maka gas harus memiliki kekuatan dielektrik yang memenuhi standar. Kekuatan
dielektrik pada gas dipengaruhi oleh banyaknya tegangan tembus dan besar tekanan
gas. Pada tulisan ini dilakukan pengujian yang dimaksudkan sebagai studi untuk
mengetahui pengaruh banyaknya tegangan tembus dan variasi tekanan gas
terhadap kekuatan dielektrik gas nitrogen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan elektroda bola - bola diameter 5 cm dengan tembus listrik sebanyak
50 kali pada variasi tekanan sebesar 1-5 bar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
semakin banyak tembus listrik maka kekuatan dielektrik gas nitrogen menurun.
Selain itu, semakin besar tekanan gas maka kekuatan dielektrik gas nitrogen juga
besar. Terlihat bahwa untuk gas nitrogen tekanan 1 bar terjadi penurunan kekuatan
dielektrik dari 33,65 kV/cm menjadi 27,26 kV/cm dengan batas kerusakan gas
setelah 22 kali tembus listrik, untuk tekanan 2 bar terjadi penurunan dari 36,73
kV/cm menjadi 30,98 kV/cm dengan batas kerusakan gas setelah 65 kali tembus
listrik, untuk tekanan 3 bar terjadi penurunan dari 47,27 kV/cm menjadi 41,63
kV/cm dengan batas kerusakan gas setelah 136 kali tembus listrik, untuk tekanan 4
bar terjadi penurunan dari 58,67 kV/cm menjadi 53,29 kV/cm dengan batas
kerusakan gas setelah 249 kali tembus listrik dan untuk tekanan 5 bar terjadi
penurunan dari 73,47 kV/cm menjadi 67,61 kV/cm dengan batas kerusakan gas
setelah 347 kali tembus listrik.
PENGARUH BANYAKNYA TEMBUS DAN VARIASI TEKANAN
GAS TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK
GAS NITROGEN
Diajukan untuk memenuhi persyaratan
menyelesaikan pendidikan sarjana (S-1) pada
Departemen Teknik Elektro Sub konsentrasi Teknik Energi Listrik
Oleh :
VALENTINO TARIGAN 120402065
DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
ABSTRAK
Bahan isolasi gas nitrogen pada peralatan listrik digunakan sebagai media
isolasi maupun sebagai pendingin. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik,
maka gas harus memiliki kekuatan dielektrik yang memenuhi standar. Kekuatan
dielektrik pada gas dipengaruhi oleh banyaknya tegangan tembus dan besar tekanan
gas. Pada tulisan ini dilakukan pengujian yang dimaksudkan sebagai studi untuk
mengetahui pengaruh banyaknya tegangan tembus dan variasi tekanan gas
terhadap kekuatan dielektrik gas nitrogen. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan elektroda bola - bola diameter 5 cm dengan tembus listrik sebanyak
50 kali pada variasi tekanan sebesar 1-5 bar. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
semakin banyak tembus listrik maka kekuatan dielektrik gas nitrogen menurun.
Selain itu, semakin besar tekanan gas maka kekuatan dielektrik gas nitrogen juga
besar. Terlihat bahwa untuk gas nitrogen tekanan 1 bar terjadi penurunan kekuatan
dielektrik dari 33,65 kV/cm menjadi 27,26 kV/cm dengan batas kerusakan gas
setelah 22 kali tembus listrik, untuk tekanan 2 bar terjadi penurunan dari 36,73
kV/cm menjadi 30,98 kV/cm dengan batas kerusakan gas setelah 65 kali tembus
listrik, untuk tekanan 3 bar terjadi penurunan dari 47,27 kV/cm menjadi 41,63
kV/cm dengan batas kerusakan gas setelah 136 kali tembus listrik, untuk tekanan 4
bar terjadi penurunan dari 58,67 kV/cm menjadi 53,29 kV/cm dengan batas
kerusakan gas setelah 249 kali tembus listrik dan untuk tekanan 5 bar terjadi
penurunan dari 73,47 kV/cm menjadi 67,61 kV/cm dengan batas kerusakan gas
setelah 347 kali tembus listrik.
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur saya ucapkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan baik.
Tugas akhir ini merupakan bagian kurikulum yang harus diselesaikan untuk
memenuhi persyaratan menyelesaikan pendidikan Sarjana Strata Satu di
Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik, Universitas Sumatera Utara.
Adapun judul Tugas Akhir ini adalah:
PENGARUH BANYAKNYA TEMBUS DAN VARIASI TEKANAN GAS
TERHADAP KEKUATAN DIELEKTRIK GAS NITROGEN.
Penulis menyadari bahwa dalam menyelesaikan tugas akhir ini tidak
terlepas dari dukungan, bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, saya ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada
beberapa pihak yang berperan penting yaitu :
1. Buat keluarga saya, terutama kepada kedua orang tua saya, Bapakku tercinta
Jacob Tarigan dan Mamakku tersayang Rosida Malau yang telah
memberikan dukungan finansial, motivasi, semangat, dan nasihat kepada
saya. Saya persembahkan Tugas Akhir ini untuk Bapak, Mamak dan
Saudari Kak Febri dan Kak Mita.
2. Bapak Ir. Hendra Zulkarnain selaku Dosen Pembimbing penulis yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan tugas akhir ini.
4. Bapak Rahmad Fauzi S.T, M.T selaku Sekretaris Departemen Teknik
Elektro Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak Ir. Zulkarnaen Pane, M.T dan Bapak Ir. Syahrawardi selaku dosen
penguji penulis yang banyak memberikan masukan dan arahan selama
proses pengerjaan Tugas Akhir ini.
6. Bapak Ir. Syahrawardi selaku Kepala Laboratorium Tegangan Tinggi yang
telah mengijinkan penulis untuk mengambil data di Laboratorium Tegangan
Tinggi FT-USU.
7. Bapak Tigor Hamonangan Nasution S.T., M.T., selaku dosen wali yang
selalu mengawasi, membimbing, dan menyemangati saya selama masa
perkuliahan.
8. Seluruh staf pengajar Departemen Teknik Elektro, Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
9. Seluruh staf pegawai Departemen Teknik Elektro,Fakultas Teknik,
Universitas Sumatera Utara.
10. Sahabat-sahabat asisten di Laboratorium Teknik Tegangan Tinggi TA.
2015/2016 yaitu Gomgom,dan Nova yang banyak memberi semangat dan
masukan dalam pengerjaan Tugas Akhir.
10. Sahabat-sahabat saya yaitu Binsar, Bobby, Desy, Ira, Johannes, Marco, dan
Ray Calvin yang banyak memberi semangat dan dengan kerelaan hati
meluangkan waktunya untuk membantu pengambilan data Tugas Akhir.
11. Sahabat-sahabat stambuk 2012 yang telah banyak memberikan masukan, doa
12. Seluruh abang dan kakak senior serta adik-adik junior yang telah
memberikan dukungan dan bantuan selama penyelesaian Tugas Akhir ini.
13. Serta untuk semua yang telah mendukung penyelesaian Tugas Akhir ini yang
tidak dapat disebutkan penulis satu persatu.
Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini jauh dari sempurna, oleh karena
itu penulis sangat mengharapkan adanya kritik dan saran yang bertujuan untuk
menyempurnakan dan memperkaya kajian Tugas Akhir ini.
Akhir kata saya mengucapkan terima kasih dan semoga Tugas Akhir ini
dapat bermanfaat bagi para pembaca.
Medan, 21 September 2016 Penulis,
DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
KATA PENGANTAR ... ii
DAFTAR ISI ... v
DAFTAR GAMBAR ... viii
DAFTAR TABEL ... x
BAB I PENDAHULUAN ... 1
1.1.Latar Belakang ... 1
1.2.Rumusan Masalah ... 2
1.3.Batasan Masalah ... 2
1.4.Tujuan Penulisan ... 3
1.5.Manfaat Penulisan ... 3
BAB II LANDASAN TEORI ... 4
2.1.Sifat-sifat Dielektrk Listrik ... 4
2.2.Kekuatan Dielektrik ... 6
2.3.Kekuatan Dielektrik Gas ... 7
2.4.Tegangan Tembus ... 9
2.5.Kegagalan Isolasi Gas ... 9
2.5.1.Proses Ionisasi ... 9
2.5.1.2.Ionisasi karena Benturan Elektron ... 12
2.5.1.3.Ionisasi Termis ... 13
2.5.2.Deionisasi ... 14
2.5.3.Emisi ... 15
2.6.Proses-proses Dasar dalam Kegagalan Gas ... 15
2.7.Mekanisme Tembus Listrik pada Gas ... 16
2.8.Gas Nitrogen ... 18
2.8.1.Struktur dan Sifat Gas Nitrogen ... 18
2.8.2.Proses Produksi Nitrogen ... 22
2.8.3.Pengaplikasian Gas Nitrogen pada Peralatan Listrik ... 23
BAB III METODOLOGI PENELITIAN... 28
3.1.Umum ... 28
3.2.Tempat dan Waktu ... 28
3.3.Bahan dan Peralatan ... 28
3.4.Rangkaian Percobaan ... 34
3.5.Prosedur Percobaan ... 35
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37
4.1.Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 1 Bar ... 38
4.2.Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 2 Bar ... 42
4.3.Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 3 Bar ... 46
4.4.Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 4 Bar ... 50
4.5.Pengujian Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen 5 Bar ... 54
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 60
5.1.Kesimpulan ... 60
5.2.Saran ... 61
DAFTAR PUSTAKA ... 62
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Medan Listrik di Antara Dua Elektroda ... 7
2. Gambar 2.2 Proses ionisasi ... 10
3. Gambar 2.3 Ionisasi karena radiasi sinar Kosmis ... 11
4. Gambar 2.4 Benturan ionisasi ... 12
5. Gambar 2.5 Ionisasi thermis ... 14
6. Gambar 2.6 Proses deionisasi ... 14
7. Gambar 2.7 Proses terjadinya emisi ... 15
8. Gambar 2.8 Elektron-elektron bebas di udara ... 16
9. Gambar 2.9 Banjiran elektron menyebabkan tembus listrik. ... 18
10.Gambar 2.10 Bentuk Molekul Nitrogen ... 19
11.Gambar 2.11 Proses produksi Nitrogen ... 23
12.Gambar 2.12 High Voltage Gas Pressure Cable ... 24
13.Gambar 2.13 Gas Nitrogen pada Main Tank Trafo ... 25
14.Gambar 2.14 Trafo type Hermetically sealed ... 26
15.Gambar 3.1 Wadah penampung gas Nitrogen ... 29
16.Gambar 3.2 Trafo uji ... 29
17.Gambar 3.3 Auto Transformator ... 30
18.Gambar 3.4 Voltmeter AC ... 31
19.Gambar 3.5 Pompa Vacuum ... 31
20.Gambar 3.6 Tahanan peredam ... 32
21.Gambar 3.7 Elektroda Bola-bola ... 33
24.Gambar 3.10 Diagram alir percobaan ... 36
25.Gambar 4.1 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 1 Bar Setelah N kali tembus listrik. ... 40
26.Gambar 4.2 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 2 Bar Setelah N kali tembus listrik ... 44
27.Gambar 4.3 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 3 Bar Setelah N kali tembus listrik ... 48
28.Gambar 4.4 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 4 Bar Setelah N kali tembus listrik ... 52
29.Gambar 4.5 Grafik Nilai Kekuatan Dielektrik Rata-Rata Gas Nitrogen
Tekanan 5 Bar Setelah N kali tembus listrik ... 56
DAFTAR TABEL
1. Tabel 2.1 Bahan dielektrik gas. ... 8
2. Tabel 2.2Nilai faktor efisiensi Ƞ ... 21
3. Tabel 4.1Interpolasi mencari nilai efisiensi. ... 37
4. Tabel 4.2 Kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 1 bar. ... 39
5. Tabel 4.3 Kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 2 bar ... 43
6. Tabel 4.4 Kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 3 bar ... 47
7. Tabel 4.5 Kekuatan dielektrik gas nitrogen tekanan 4 bar ... 51