• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Banyaknya Tembus dan Variasi Tekanan Gas Terhadap Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Banyaknya Tembus dan Variasi Tekanan Gas Terhadap Kekuatan Dielektrik Gas Nitrogen"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1. Sifat-sifat Dielektrik Listrik.

Dalam menentukan dimensi suatu sistem isolasi dibutuhkan

pengetahuan yang pasti mengenai jenis, besaran, dan durasi tekanan

dielektrik yang akan dialami bahan isolasi tersebut, dan disamping itu perlu

mempertimbangkan kondisi sekitar di mana isolasi akan ditempatkan.

Selain itu perlu juga diperhatikan sifat-sifat dari berbagai bahan isolasi

sehingga dapat dipilih bahan-bahan yang tepat untuk untuk suatu sistem

isolasi. Sifat-sifat bahan isolasi ditentukan pada keadaan kondisi standar.

Adapun fungsi utama dari bahan isolasi adalah :

a) Untuk mengisolasi antara penghantar dengan penghantar yang lain.

Misalnya antara konduktor fasa dengan konduktor fasa, atau

konduktor fasa dengan tanah.

b) Menahan gaya mekanis akibat adanya arus pada konduktor yang

diisolasi.

c) Mampu menahan tekanan yang diakibatkan panas dan reaksi kimia.

Tekanan yang diakibatkan medan elektrik, gaya mekanik, thermal

maupun kimia dapat terjadi serentak, sehingga perlu diketahui efek bersama

dari semua parameter tersebut. Dengan kata lain, suatu bahan isolasi

dinyatakan ekonomis jika bahan tersebut dalam jangka waktu yang lama

dapat menahan semua tekanan tersebut. Adapun sifat dielektrik yang

(2)

a) Mempunyai kekuatan dielektrik yang tinggi, agar dimensi sistem

isolasi menjadi kecil dan pengunaan bahan dielektrik semakin

sedikit, sehingga harganya semakin murah.

b) Rugi-rugi dielektrik yang rendah, agar suhu bahan isolasi tidak

melebihi batas yang ditentukan.

c) Memiliki kekuatan kerak tinggi, agar tidak terjadi erosi karena

tekanan elektrik permukaan.

d) Memiliki konstanta dielektrik yang tepat dan cocok, sehingga

membuat arus pemuatan tidak melebihi yang diijinkan.

Bahan isolasi juga merupakan bahan konstruksi peralatan. Oleh

karena itu ia juga memikul beban mekanis, sehingga bahan isolasi harus

memenuhi persyaratan mekanis yang dibutuhkan. Sifat mekanis yang

dibutuhkan tergantung dengan pemakainnya. Peralatan-peralatan listrik

akan mengalami kenaikan suhu selama beroperasi baik pada kerja normal

maupun dalam kondisi gangguan, sehingga bahan isolasi harus memiliki

sifat thermal sebagai berikut:

a) Kemampuan menahan panas tinggi (daya tahan panas).

b) Kerentanan terhadap perubahan bentuk pada keadaan panas.

c) Konduktivitas panas yang tinggi.

d) Koefisien muai panas yang rendah.

e) Tidak mudah terbakar.

(3)

Tujuan dari pengujian tegangan tinggi adalah untuk meneliti

sifat-sifat listrik dielektrik baik yang telah digunakan sebagai bahan isolasi

peralatan listrik maupun masih dalam penelitian. Ada sifat-sifat listrik

dielektrik yang perlu diketahui, yaitu:

a) Kekuatan dielektrik

b) Rugi-rugi dielektrik

c) Tahanan isolasi

d) Kekuatan kerak isolasi

2.2.Kekuatan Dielektrik

Suatu dielektrik tidak mempunyai elektron-elektron bebas,

melainkan elektron-elektron yang terikat pada inti atom unsur yang

membentuk dielektrik tersebut. Pada Gambar 2.1 ditunjukkan suatu bahan

dielektrik yang ditempatkan diantara dua elektroda piring sejajar. Bila

tegangan diberi tegangan searah V, maka timbul medan elektrik (E) didalam

dielektrik. Medan elektrik ini memberi gaya kepada elektron-elektron agar

terlepas dari ikatannya dan menjadi elektron bebas. Dengan kata lain,

medan elektrik merupakan suatu beban yang menekan dielektrik agar

berubah sifat dari isolator menjadi konduktor. Hal ini disbut sebagai tembus

(4)

Gambar 2.1. Medan Listrik di Antara Dua Elektroda

Hubungan antara tegangan (V), kuat medan listrik (E) dan jarak kedua

elektroda (s) adalah:

=

����

��

(2.1)

Beban yang dipikul dielektrik ini disebut juga Kuat medan elektrik,

satuannya dinyatakan dalam Volt/cm. Kuat medan elektrik tertinggi yang

dapat dipikul suatu bahan isolasi tanpa mengakibatkan tembus listrik disebut

kekuatan dielektrik [4].

2.3. Kekuatan Dielektrik Gas.

Bahan dielektrik gas mempunyai susunan molekul/ atom yang relatif

jarang dibandingkan dengan dielektrik cair atau padat. Untuk terjadinya

tembus perlu ada elektron awal. Elektron awal dapat muncul dalam gas

melalui berbagai cara seperti akibat radiasi kosmik,eksitasi thermal atau

elektron dari permukaan katoda akibat berbagai proses radiasi atau emisi

medan.

Bila suatau elektron awal telah tersedia di dalam gas maka bila

(5)

dipercepat dan akan memperoleh energi kinetik yang besar pula. Energi

kinetik yang besar yang dimiliki elektron memungkinkan mengionisasi

molekul/atom gas bila bertumbukan. Dengan adanya ionisasi gas ini maka

muncul elektron kedua. Kedua elektron akan memulai proses serupa untuk

menghasilkan dua elektron baru dan seterusnya. Sehingga di dalam gas akan

terjadi multiplikasi elektron secara eksponensial. Peristiwa ini disebut

avalanche.bila kenaikan elektron berjalan terus maka suatu ketika kedua

elektroda akan dijembatani oleh avalanche dan terjadilah tembus.

Tembus gas dipengaruhi oleh tekanan gas. Makin tinggi tekanan gas

maka kerapatan juga semakin tinggi. Hal ini mengakibatkan jarak rata-rata

antar molekul atau atom semakin kecil dan sebagai akibatnya energi kinetik

elektron lebih kecil dan ionisasi molekul atau atom gas semakin sulit.

Dengan demikian secara umum makin tinggi tekanan gas makin tinggi pula

kekuatan dielektriknya. Pada Tabel 2.1 ditunjukkan berbagai macam jenis

bahan dielektrik gas.

Tabel 2.1. Bahan dielektrik gas.

(6)

2.4. Tegangan Tembus.

Tegangan tembus (Breakdown Voltage) adalah tegangan pada

elektroda yang menyebabkan suatu bahan isolasi tembus listrik.yang mana

didefinisikan sebagai nilai tegangan yang menimbulkan kuat medan elektrik

pada suatu beban isolasi sama dengan atau lebih besar dari pada kekuatan

dielektrik bahan isolasi tersebut. Untuk tegangan impuls, tegangan tembus

dinyatakan dalam nilai tegangan yang memberi probabilitas tembus listrik

50% (V0,5) yang artinya adalah jika suatu bahan isolasi diberi n kali tegangan

impuls sebesar V50%, bahan isolasi tersebut diperkirakan akan mengalami

tembus listrik sebanyak 0,5n kali.

Ada dua syarat yang harus dipenuhi agar bahan isolasi mengalami

tembus listrik,yaitu:

1. Kuat medan elektrik yang dipikul bahan isolasi sama denganatau

lebih besar daripada kekuatan dielektrik bahan isolasi, dan

2. Lama berlangsungnya medan elektrik tersebut sama dengan atau

lebih besar dari pada waktu tunda tembus[1].

2.5. Kegagalan Isolasi Gas

Suatu peralatan listrik jika mengalami kegagalan pengisolasianmaka

akan mengakibatkan terjadinya tembus listrik. Berikut ini akan dijelaskan

secara singkat tentang peristiwa tersebut.

2.5.1. Proses ionisasi.

Ion merupakan atom atau gabungan atom yang memiliki

muatan listrik, ion terbentuk apabila pada peristiwa kimia suatu atom

(7)

dinamai dengan ionisasi[5]. Proses ionisasi dapat dilihat pada

Gambar 2.2 sebagai berikut.

Gambar 2.2. Proses ionisasi

Pada Gambar ditunjukkan model dari suatu atom helium. Inti

atom ini terdiri dari dua proton bermuatan positif dan dua neutron

yang tidak bermuatan. Dua elektron bermuatan negatif berputar

mengelilingi inti atom dengan lintasan yang berbeda. Dalam keadaan

normal akan bersifat netral.

Oleh suatu proses, misalnya karena benturan suatu partikel

dari luar, maka elektron dapat keluar dari lintasannya dan terlepas

menjadi elektron bebas, sehingga partikel yang tersisa dalam atom

tinggal berupa dua proton, dua neutron dan satu elektron. Karena

muatan positif lebih banyak dari muatan negatif, maka total muatan

atom sekarang menjadi positif. Terlepasnya elektron dari ikatan atom

netral sehingga terjadi elektron bebas dan ion positif disebut ionisasi.

Ionisasi dalam gas dapat terjadi karena tiga hal, yaitu: karena adanya

radiasi sinar kosmis, adanya massa yang membentur gas (Ionisasi

(8)

2.5.1.1.Radiasi Sinar Kosmis

Ruang di atas bumi secara terus-menerus dibombardir

dengan partikel-partikel-partikel submikroskopis yang berenergi

tinggi. Sebagian berasal dari matahari yang sering disebut dengan

sinar kosmis. Sebagian berasal dari pemisahan bahan radioaktif yang

setiap menit terjadi di dalam bumi, di langit dan didalam organisme

makhluk hidup. Partikel berenergi tinggi ini membentur elektron

molekul netral. Peristiwa ini membuat gas selalu mengandung

elektron-elektron bebas.

Gambar 2.3 Ionisasi karena radiasi sinar Kosmis

Dari Gambar 2.3 terlihat bahwa energi yang berasal dari

radiasi sinar kosmis yang menimbulkan partikel submikroskopis

yang berenergi tinggi yang disebut juga energi radiasi akan

membentur atom netral yang ada di bumi. Walaupun ada energi

ikat elektron pada atom tersebut atau disebut juga dengan energi

ikat elektron akan tetapi jika energi radiasi lebih besar dari energi

(9)

ionisasi radiasi sinar kosmis. Dimana proses kimianya adalah

sebagai berikut:

A + Energi A+ + e

Dimana

A = Atom netral

A+ = ion Positif

e = elektron bebas

2.5.1.2. Ionisasi karena benturan elektron.

Suatu gas berada diantara dua dua elektroda plat sejajar.

Kedua elektroda diberi tegangan searah, akibatnya timbul medan

listrik diantara kedua elektroda yang arahnya dari anoda ke katoda.

Hal ini dapat dilihat pada Gambar 2.4 sebagai berikut.

(10)

Didalam gas dimisalkan ada satu elektron bebas hasil radiasi

sinar kosmis (ea). Karena adanya medan listrik, elektron tersebut

akan mengalami gaya yang arahnya menuju anoda. Dalam

perjalanan menuju anoda, elektron itu membentur molekul-molekul

netral gas. Jika energi kinetis elektron pembentur lebih besar dari

energi ikat elektron gas, maka elektron gas akan keluar dari

lintasannya menjadi elektron bebas baru dan menyisakan ion positif.

Ion positif akan mengalami gaya dan bergerak menuju katoda

sedang elektron bebas baru akan bergerak menuju anoda. Elektron

baru ini akan mengadakan ionisasi benturan lagi, sehingga elektron

bebas dan ion positif didalam gas semakin banyak jumlahnya.

Pada proses pelepasan (discharge) pada udara dan gas dapat

dibagi menjadi 2 bagian yaitu pelepasan bertahan sendiri

(selfsustainingdischarge) dan pelepasan tak bertahan sendiri

(nonsustainingdischarge). Dalam hal ini mekanisme kegagalan gas

dan udara adalah suatu bentuk transisi dari keadaan pelepasan tak

bertahan menuju pelepasan bertahan sendiri[5].

2.5.1.3. Ionisasi thermis.

Jika temperatur gas dalam suatu bejana tertutup dinaikkan,

maka molekul-molekul gas akan bersirkulasi dengan kecepatan

tinggi sehingga terjadi benturan antar molekul dengan molekul. Jika

temperatur semakin tinggi, maka kecepatan molekul semakin tinggi,

(11)

terlepasnya elektron dari molekul netral. Hal ini dapat dilihat pada

Gambar 2.5 sebagai berikut.

Gambar 2.5 Ionisasi thermis

2.5.2. Deionisasi

Jika suatu elektron bebas bergabung dengan suatu ion positif

akan dihasilkan suatu molekul netral. Peristiwa penggabungan ini

disebut dengan deionisasi. Deionisasi akan mengurangi partikel

bermuatan dalam suatu gas. Jika pada suatu gas terjadi aktivitas

deionisasi yang lebih besar dari aktivitas ionisasi, maka muatan-muatan

bebas didalam gas itu akan berkurang. Hal ini dapat dilihat pada Gambar

2.6 sebagai berikut.

(12)

2.5.3. Emisi.

Emisi adalah peristiwa pelepasan elektron dari permukaan suatu

logam menjadi elektron bebas didalam gas. Ada dua proses emisi yang

berhubungan dengan pembentuk busur api pada pemutus daya, yaitu

emisi thermis dan emisi medan tinggi.

Gambar 2.7 Proses terjadinya emisi

2.6. Proses-proses dasar dalam kegagalan gas.

Mekanisme kegagalan dalam udara yang disebut percikan (spark

breakdown) adalah peralihan dari peluahan tak bertahan sendiri ke berbagai

jenis peluahan yang bertahan sendiri. Sifat mendasar dari kegagalan

percikan ini adalah tegangan pada (across) sela antara elektroda akan

menurun karena adanya proses yang menghasilkan konduktifitas tinggi

antara anoda dan katoda[5].

Ada dua jenis mekanisme dasar yang berperan yaitu:

1) Mekanisme primer, yang memungkinkan terjadinya banjiran

(13)

2) Mekanisme sekunder, yang memungkinkan terjadinya

peningkatan banjiran (avalanche) elektron.

Pada mekanisme primer, proses yang terpenting adalah katoda.

Dalam hal ini katoda akan melepas (discharge) elektron, yang akan

mengawali terjadinya suatu kegagalan percikan (spark breakdown).

Sehingga untuk hal ini elektroda yang mempunyai potensial yang lebih

rendah, yaitu katoda akan menjadi elektroda yang melepaskan elektron.

Adapun fungsi katoda selaku elektroda pelepas elekton adalah [5]:

1) Menyediakan elektron awal yang harus dilepaskan

2) Mempertahankan pelepasan ( discharge )

3) Menyelesaikan pelepasan ( discharge )

2.7. Mekanisme tembus listrik pada gas.

Mekanisme tembus listrik yang digunakan adalah metode tembus

listrik townsend. Metoda ini digunakan untuk di daerah yang mempunyai

tekanan rendah dan jarak sela antara kedua plat sejajar yang sempit. Oleh

karena itu, akan diuraikan mekanisme tembus listrik townsend yaitu sebagai

berikut.

(14)

Dari Gambar 2.8 dapat dijelaskan bahwa didalam Udara terdapat

elektron bebas yang disebabkan karena peristiwa ionisasi foton radiasi sinar

ultraviolet dan juga terdapat molekul-molekul netral. Apabila kedua elektroda

dihubungkan dengan sumber tegangan, maka timbul medan listrik (E) yang

arahnya dari anoda ke katoda. Akibat adanya medan listrik, maka ea (elektron

bebas) akan mengalami gaya (F) yang arahnya berlawanan dengan arah

medan listrik (E). Karena adanya gaya (F) maka ea bergerak dari katoda ke

anoda. Dalam perjalanan menuju anoda, elektron bebas membentur atom

netral. Jika Energi kinetis elektron awal lebih besar dari energi ikat elektron

molekul netral maka akan terjadi ionisasi. Ionisasi benturan menghasilkan

satu elektron bebas baru (eb ) dan satu ion positif. Jadi, ea dan eb terus

bergerak menuju anoda. Dalam perjalanannya menuju anoda ea dan eb

membentur lagi atom netral sehingga terjadi lagi ionisasi sehingga jumlah

elektron bebas dan ion positif semakin banyak. Ion positif bergerak menuju

katoda dan terjadilah benturan ion positif dengan dinding katoda sehingga

timbullah emisi benturan ion positif. Dari permukaan katoda muncul

elektron-elektron baru hasil emisi ion positif membentur lagi atom netral

sehingga terjadi lagi ionisasi sehingga jumlah elektron elektron bebas dan ion

positif semakin banyak. Selama medan listrik masih ada maka proses ionisasi

benturan dan emisi ion positif akan terus berlangsung sehingga terjadilah

banjiran elektron dan ion positif. Ion positif yang membentur katoda semakin

banyak sehingga elektron hasil emisi ion positif semakin banyak yang

menyebabkan banjiran muatan. Muatan yang berpindah dari katoda ke anoda

(15)

dalam selang waktu tertentu perpindahan muatan akan terus bertambah yang

menyebabkan banjir muatan dan arus pun semakin besar yang kemudian

terjadilah tembus listrik. Dan dapat kita lihat pada Gambar 2.9 sebagai

berikut.

Gambar 2.9 Banjiran elektron menyebabkan tembus listrik.

2.8. Gas Nitrogen

Nitrogen ditemukan oleh dokter Skotlandia Daniel Rutherford pada

tahun 1772. Nitrogen adalah unsur kelima yang paling melimpah di alam

semesta dan terdapat sekitar 78% dari atmosfer bumi, yang berisi sekitar

4.000 triliun ton gas. Nitrogen diperoleh dari udara cair melalui proses yang

dikenal sebagai distilasi fraksional[3].

2.8.1. Struktur dan sifat gas Nitrogen.

Nitrogen merupakan unsur kimia dalam tabel periodik yang memiliki

lambang N dan nomor atom 7. Biasanya ditemukan sebagai gas tanpa warna,

tanpa bau, tanpa rasa dan merupakan gas diatomik bukan logam yang stabil,

(16)

Gambar 2.10. Bentuk Molekul Nitrogen[4].

Dinamakan zat lemas karena zat ini bersifat malas, tidak aktif

bereaksi dengan unsur lainnya. Nirogen merupakan senyawa penting

seperti asam amino, amoniak, asam nitrat, dan sianida. Nitrogen

mengembun pada suhu 77 oK (-196oC) pada tekanan 1 atmosfir dan

membeku pada suhu 63 oK (-210oC). Adapun sifat-sifat dari Nitrogen

yaitu:

1. Mempunyai massa atom 14,0067 sma

2. Mempunyai nomor atom 7

3. Titik didih -196 oC dan Titik beku -210 oC

4. Mempunyai volume atom 17,30 cm3 /mol

5. Mempunyai struktur heksagonal

6. Mempunyai massa jenis 1,2151 gram/cm3

7. Mempunyai kapasitas panas 1,042 J/goK

8. Mempunyai potensial ionisasi 14,534 Volt

9. Mempunyai nilai elektronegativitas 3,04

10.Mempunyai konduktivitas kalor 0,02598 W/mK

11.Tegangan tembus 30 kV/cm

12.Mempunyai harga entalpi pembentukan 0,36 kJ/mol

(17)

14.Berupa gas tidak berwarna, tidak berasa, tidak berbau, tidak

beracun, Mudah menguap, Tidak reaktif dan Bersifat

diamagnetik.

Kekuatan dielektrik dari gas nitrogen dipengaruhi oleh tekanan

dimana semakin besar tekanan suatu gas maka semakin besar pula

kekuatan dielektriknya. Untuk mendapatkan nilai kekuatan dielektrik

gas Nitrogen dari nilai tegangan tembusnya, maka dipergunakan

Persamaan 2.2 berikut.

���

=

��

�η (2.2)

Dimana

Emax = Kuat Medan Listrik Tertinggi Di Antara Elektroda Bola-Bola

Vt = Tegangan Tembus Media Isolasi Di Antara Elektroda Bola-Bola

d = Jarak Sela Elektroda Bola-Bola

η = Faktor Efisiensi

Faktor efisiensi merupakan fungsi dari karakteristik-karakteristik

geometri elektroda bola-bola. Karakteristik-karakteristik geometri

elektroda bola-bola tersebut adalah :

=

�+�

� (2.3)

=

� (2.4)

Untuk elektroda bola-bola yang identik, maka nilai q sama

dengan satu. Sehingga faktor efisiensi adalah :

(18)

Gas Nitrogen tepat akan tembus listrik pada saat kuat medan

listrik maksimum yang menerpanya sama dengan kekuatan dielektriknya.

Sehingga dapat dinyatakan dalam persamaan :

KDgas nitrogen = Emax (2.6)

Dalam hal ini :

KD = Kekuatan Dielektrik

Berikut ini disajikan nilai faktor efisiensi η untuk berbagai nilai

karakteristik geometri elektroda bola-bola yang identik yang dapat

dilihat pada Tabel 2.2 sebagai berikut.

Tabel 2.2. Nilai faktor efisiensi Ƞ

p q=1

1 1

1,5 0,924

2 0,861

3 0,760

4 0,684

5 0,623

6 0,574

8 0,497

10 0,442

(19)

20 0,291

50 0,1574

100 0,094

300 0,038

500 0,025

800 0,0168

1000 0,0138

2.8.2. Proses produksi Nitrogen.

Dalam memproduksi nitrogen,diperlukan dua alat yaitu Generator

Nitrogen dan kompresor bertekanan tinggi. Dalam proses

produksi,kompresor berfungsi sebagai penyuplai ke mesin generator

nitrogen. Kompresor bertekanan tinggi akan mendorong udara dimana

terdiri dari 79% nitrogen,20% oksigen dan gas lain serta 1% uap air.

Didalam mesin,dengan sistem PSA (Pressure Swing Absorber),angin yang

masuk akan disaring menggunakan CMS (Carbon Molecular Sieve). Fungsi

dari CMS adalah untuk memisahkan gas nitrogen dengan gas oksigen dan

yanga lainya. Sistem PSA pada mesin menjamin kemurnian nitrogen

mencapai 95-99,5%. Indikator kemurnian dapat dilihat langsung pada mesin

generator Nitrogen. Proses produksi dapat dilihat pada Gambar 2.11 sebagai

(20)

Gambar 2.11 Proses produksi Nitrogen[6].

2.8.3. Pengaplikasian Gas Nitrogen pada Peralatan Listrik.

Beberapa pengaplikasian gas Nitrogen pada peralatan listrik yaitu:

1. High Voltage Gas Pressure Cable

Kabel tegangan tinggi ini menggunakan gas nitrogen sebagai

penguat isolator. Pada Gambar 2.12 dapat kita lihat,bahwa nitrogen

akan diisi pada bagian pipa besi diluar kabel dengan tiga inti. Didalam

pipa besi,diisi gas nitrogen dengan tekanan 200 p.s.i. Kabel ini

biasanya dipasang dibawah tanah. Kabel ini digunakan pada jaringan

tegangan tinggi eropa [7].

Dengan tekanan gas yang bekerja inti kabel berbentuk oval,

pembentukan void dicegah, memberikan kekuatan listrik yang

(21)

Gambar 2.12. High Voltage Gas Pressure Cable [7].

2. Penggunaan nitrogen sebagai fire protection Transformator.

Kegagalan fungsi dari sistem isolasi trafo dapat menyebabkan

gangguan pada trafo itu sendiri. Kegagalan isolasi tersebut dapat

berdampak pada terbakarnya trafo dikarenakan besarnya energi

gangguan yang menyebabkan suhu tinggi yang melewati titik bakar

sistem isolasi (minyak dan kertas). Untuk

meminimalisir/mengeliminasi dampak gangguan yang berpotensi

membakar trafo, dilengkapilah trafo tersebut dengan fire protection.

Prinsip dasar sebuah sistem fire protection adalah dengan

menguras dan memutar minyak trafo dengan menggunakan aliran gas

nitrogen (N2) yang bersifat tidak terbakar.

Pada saat terjadi kegagalan fungsi isolator pada isolator,gas

nitrogen diinjeksikan pada main tank trafo. Gas ini akan melingkupi

bagian atas permukaan minyak trafo dan dengan cepat menurunkan

temperatur minyak sampai mencapai di bawah temperatur titik

(22)

diinjeksikan terus menerus selama 45 menit sehingga trafo akan

dingin dan tercegah dari kemungkinan menyalanya api kembali [9].

Proses ini dapat dilihat pada Gambar 2.13 sebagai berikut.

Gambar 2.13. Gas Nitrogen pada Main Tank Trafo [9].

3. Penggunaan nitrogen sebagai bantal gas minyak tertutup

(Hermatically Oil with nitrogen gas cushion)

Gas Nitrogen pada trafo type tertutup (hermatically)

mempunyai fungsi sama dengan konservator. Udara sifatnya

kompresible sedangkan juga nitrogen sifatnya kompresible. Sifat

kompresible nitrogen ini sama dengan fungsi udara dan breather

pada konservator.

Pada trafo konservator,breather berfungsi sebagai lubang

pernafasan dari transformator sehingga tidak ada tekanan pada

transformator karena tekanan (akibat pengembangan volume

minyak) akan dibuang lewat breather dan jika temperatur minyak

(23)

breather dan disaring oleh silica gell pada breather. Silica gell saat

baru berwarna ungu,jika sudah jenuh berisi air akan berubah warna

menjadi merah muda dan rusak akan berwarna coklat atau hitam.

Pada trafo tipe tertutup ini, gas nitrogen yang kompresible

menggantikan prinsip konservator. Tangki tidak diisi oli penuh,

sebagian diisi gas nitrogen. Sewaktu ada tekanan, oli akan ekspansi

ke atas dan menekan nitrogen, nitrogen akan mampat dan memberi

ruang pada oli untuk ekspansi. Pada Gambar 2.14 ditunjukkan jenis

trafo bertipe hermetically sealed.

Gambar 2.14. Trafo tipe Hermetically sealed [11].

Jika terjadi over pressure, akan diamankan oleh pengaman

pressure seperti seperti vacuum bleeder. Fungsi vacuum bleeder

(24)

tekanan di dalam tangki melebihi setting bleeder karena

pengembangan volume minyak, maka tekanan bleader akan

membuang tekanan tersebut. Pada saat temperatur udara dingin maka

volume minyak akan menyusut sehingga terjadi tekanan minus

dibawah setting (vacuum pada tangki trafo) untuk mencegah

kerusakan tangki maka melalui bleeder udara luar akan masuk ke

dalam tangki. Sebagaimana diketahui, udara dari luar ada

kemungkinan kandungan H2O yang bisa merusak minyak trafo [10]

Gambar

Gambar 2.1. Medan Listrik di Antara Dua Elektroda
Tabel 2.1. Bahan dielektrik gas.
Gambar 2.2 sebagai berikut.
Gambar 2.3 Ionisasi karena radiasi sinar Kosmis
+7

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian yang relevan oleh Alfian Pragustomo (2017) “Dampak Relokasi Pedagang Olahan Ikan Terhadap Pendapatan dan Lingkungan Di Sentra Ikan Bulak Kota Surabaya (Studi

3.1.3 Analisis Unsur Shinto Oharai dalam Sanja Matsuri pada Torii dan Shimenawa Sehari sebelum Sanja matsuri , bagian dalam kuil akan dibersihkan dan dipasang tali – tali jerami

Kegiatan Pendampingan Kegiatan DAK Infrastruktur Irigasi Pekerjaan Paket 26 Rehabilitasi Sarana Irigasi DI Gedong Ds Gedongjetis Kec Tulung.

PEKERJAAN : PAKET 27 REHABILITASI SARANA IRIGASI DI TEMON KIDUL DS BANYUAENG KEC KARANGNONGKO SUMBER DANA : DAK Dan APBD Kab Klaten. HPS

Cilacap, Kebumen, Purworejo, Wonogiri, Rembang, Pati, Jepara, Demak, Kendal, Batang, Pekalongan, Pemalang, Tegal, Brebes, Kota Semarang, Pekalongan, Tegal.

Pada hari ini RABU Tanggal DUA PULUH EMPAT Bulan FEBRUARI Tahun DUA RIBU ENAM BELAS (24 – 02 – 2016) , Pokja Pengadaan Jasa Konsultansi dan Konstruksi pada

Permasalahan yang menjadi kajian dalam penelitian ini adalah bagaimana faktor pendorong dan penghambat yang memacu pembentukan buah kopi, bagaimana tingkat kontribusi usaha

produk yang ditawarkan untuk item core switch dan router sekurang-kurangnya 1 orang. Memiliki keahlian dalam bidang IT khususnya sistem jaringan dibuktikan dengan