M E N T E R I K E S E H A T A N R E P U B L I K I N D O N E S I A
KATA PENGANTAR
Kesehatan adalah hak asasi manusia dan sekaligus investasi untuk
keberha-silan pembangunan bangsa. Untuk itu diselenggarakan pembangunan
kese-h a t a n s e c a r a m e n y e l u r u kese-h d a n b e r k e s i n a m b u n g a n , d e n g a n tu j u a n g u n a
meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi
seti-ap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya.
Kesinambungan dan keberhasilan pembangunan kesehatan ditentukan oleh
tersedianya pedoman penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Lebih dari
dua decade, penyelenggaraan pembangunan kesehatan di Indonesia
berpe-doman pada Sistem Kesehatan Nasional (SKN) yang ditetapkan pada tahun
1982.
Memasuki abad ke 21, Indonesia menghadapi berbagai perubahan dan
tan-tangan strategis, baik eksternal maupun internal, yang harus diperhatikan
da-lam penyelenggaraan pembangunan kesehatan. Pembaharuan kebijakan
pembangunan kesehatan telah dilakukan pada tahun 1999 dan berhasil
me-rumuskan visi pembangunan kesehatan Indonesia yang baru yakni lndonesia
Sehat 2010.
Pembaharuan kebijakan pembangunan kesehatan, selanjutnya perlu diikuti
dengan pembaharuan SKN. Diharapkan SKN yang baru ini mampu
menja-wab dan merespon semua tantangan pembangunan kesehatan dimasa kini
maupun dimasa yang akan dating. Adanya SKN yang baru tersebut menjadi
sangat penting mengingat penyelenggaraan pembangunan kesehatan pada
saat ini semakin kompleks sejalan dengan kompleksitas perkembangan
de-mokrasi, desentralisasi, dan globalisasi yang juga semakin meningkat.
Berkat rakhmat dan hidayah dari Tuhan Yang Maha Esa, SKN yang baru
tersebut telah berhasil disusun dan diharapkan dapat dipergunakan sebagai
ti-ilfill;llt",Ri"illsI
dak hanya oleh sektor kesehatan dipusat dan daerah, tetapijuga oleh semua
pihak terkait termasuk masyarakat dan swasta.
Penyusunan SKN ini dilakukan dengan peran aktif berbagai pihak yang
meli-puti sektor kesehatan dipusat dan daerah, lintas sektor, legislatif dan partai
politik, lembaga swadaya masyarakat, dunia usaha, organisasi profesi,
aka-demisi, para pakar serta media massa.
Perkenankan saya pada kesempatan ini menyampaikan penghargaan yang
setinggi-tingginya dan ucapan terima kasih yang sebesar-besamya kepada
semua pihak atas perhatian, bantuan dan masukan serta konfribusinya dalam
penyusunan SKN tersebut.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu melimpahkan rakhmat dan hidayah
serta memberikan petunjuk dan kekuatan bagi kita sekalian dalam
melaksa-nakan pembangunan kesehatan di Indonesia dengan berpedoman pada
Sis-tem Kesehatan Nasional yang baru ini.
Februari2004
KEPUTUSAN
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
NOMOR
: I 31/MENKES/SK/|U2004
TENTANG
SISTEM KESEHATAN
NASIONAL
MENTERI
KESEHATAN
REPUBLIK
INDONESIA
Menimbang
lvlengingat
1 1 .: a. bahwa
pembangunan
kesehatan
selama
iniberdasarkan
pada Sistem Kesehatan
Nasional
yang ditetapkan
de-ngan Surat
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Rl Nomor:
99a/Men.Kes/SK/lll/1
982 tentang
berlakunya
Sistem
'KESEHATAN
Nasional;
b. bahwa
untuk
mengantisipasi
berbagai
perubahan
dan
tantangan
strategis,
baik internal
rrlaupun
eksternal,
per-lu disusun
Sistem Kesehatan
Nasional
yang baru, yang
ditetapkan
dengan
Surat Keputusan
l\renteri
Kesehatan.
Ketetapan
lvlajelis
Permusyawaratan
Rakyat Nomor : X
Tahun 1998 tentang
Pokok-pokok
Reformasi;
Ketetapan
MPRRI NomorVllTahun
2001 tentang
Visi
In-donesia
Masa
DeDan:
Undang-undang
Nomor
23 Tahun
1992
tentang
keseha-tan (Lembaran
Negara
Tahun
1992
Nomor
100,
Tamba-han Lembaran
Negara
Nomor 3495);
Undang-undang
Nomor
22 Tahun
1999
tentang
Peme-rintahan
Daerah
(Lembaran
Negara
Tahun 1999 Nomor
60, Tambahan
Lembaran
Negara
Nomor 3839);
3 .
5 .
r"?H"1'"1R'""JiillI
Undang-undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang
Per-imbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan D a e r a h ( L e m b a r a n N e g a r a T a h u n 1 9 9 9 N o m o r
T2,Tambahan Lembaran Negara Nornor 3848);
Undang-undang Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program
Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 206);
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000 tentang
Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi
Se-bagai Daerah Otonomi (Lembaran Negara Tahun 2000
Nomor 41, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4091);
K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n R e p u b l i k In d o n e s i a
Nomor : 99a/Men.Kes/Sl(lll/1982 tentang Bedakunya
Sistem Kesehatan Nasional;
K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n R e p u b l i k ln d o n e s i a
Nomor . 574lMen.Kes/SK/lV12OOO tentang
Pemba-ngunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2O1O;
K e p u t u s a n M e n t e r i K e s e h a t a n R e p u b l i k In d o n e s i a Nomor : 1277 lMen Kes/Sl(Xl/2001 tentang Susunan
Or-ganisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan.
o .
7 .
8 .
9 .
1 0 .
r : t e r
-- : : a n
P:,_:-:
m
!r .: l0
ts_='rg
r::
Se-| Se-| . : , 1 0
. ! _ : ' \ '
k - = - : a E . - ' t a
& - : s a
t = a a
-f
k - = s a
1::'
)t-Menetapkan
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
Kelima
M E M U T U S K A N :
Keputusan
Menteri
Kesehatan
Tentang
Sistem Kesehatan
Nasional.
Sistem
Kesehatan
Nasional
sebagaimana
dimaksud
dalam
Diktum
Pertama
tercantum
dalam
lampiran
Keputu- san
ini.
Sistem
Kesehatan
Nasional
dimaksud
Diktum
Kedua
agar
digunakan
sebagai
pedoman
bagi
semua
pihak
dalam
pe-nyelenggaraan
pembangunan
kesehatan
di Indonesia.
D e n g a n
b e r l a k u n y a
K e p u t u s a n
i n i , m a k a K e p u t u s a n
l \ . 4 e n t e r i
K e s e h a t a n R e p u b l i k I n d o n e s i a N o m o r
99a/M
en.
Kes/SK/lll/'1
982, tentang Berlakunya
Sistem
Kesehatan
Nasional
dinyatakan
tidak
berlaku
lagi-Keputusan
ini mulai
berlaku
pada
tanggal
di tetapkan,
de-ngan ketentuan
akan diadakan
perubahan
sebagaimana
mestinya
apabila
dikemudian
hari
terdapat
kekeliruan.
Ditetapkan
di :
Jakarta
10 Februari2004
blik
lndonesia
Lampiran
Kepulusan
Menteri
Kesehatan
Nomor :131/Menkes/SK/ll/2004
Tanggal : 10 Februari2004
SISTEM
KESEHATAN
NASIONAL
BAB I
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
Tujuan
nasional
Bangsa
Indonesia
sebagaimana
yang tercantum
daiam Pembukaan
UUD 1945 adalah
melindungi
segenap
Bangsa
Indonesia
dan seluruh
tumpah
darah
Indonesia
dan untuk
memajukan
kesejahtaraan
umum,
mencerdaskan
kehidupan
bangsa,
dan ikut
me-laksanakan
ketertiban
dunia yang berdasarkan
kemerdekaan,
perda-maian
abadi,
dan keadilan
sosial.
Untuk
mencapaitujuan
tersebut
dise-ienggarakanlah
pfogram
pembangunan
nasional
secara
menyeluruh
dan berkesinambungan.
Pembangunan
kesehatan
adaiah
bagian
dari
pembangunan
nasional
yang bertujuan
menjngkatkan
kesadaran,
ke-mauan,
dan kemampuan
hidup
sehat
bagi
setiap
orang
agar
terwujud
derajat
kesehatan
masyarakat
yang setinggi-tingginya.
Pembangunan
kesehatan
tersebut me.upakan
upaya seluruh potensi Bangsa
indonesia,
baik masyarakat,
swasta
maupun
pemerintah.
Untuk menjamin
tercapainya
tujuan pembangunan
kesehatan,
diper-lukan dukungan
Sistem
Kesehatan
Nasional
yang tangguh,
Di
Indone-sia, Sistem
Kesehatan
Nasional
(SKN)
telah ditetapkan
pada
tahun
19B2.
SKN tersebut
telah
berperanan
besar
sebagai
acuan
dalam
pe-nyusunan
Garis-garis
Besar
Haluan
Negara
(GBHN)
bidang
Keseha-tan penyusunan
Undang-undang
Nomor
23 Tahun
1992 tentang
Kese-hatan,
dan juga sebagai
acuan
dalam penyusunan
berbagai
kebijakan,
pedoman,
dan arah pelaksanaan
pembangunan
kesehatan.
w
R E P L ' B L I K I \ D O \ E S I A
Memasuki millennium ketiga, Indonesia menghadapi berbagai
peruba-han dan tantangan strategis yang mendasar baik ekstemal maupun
in-ternal yang perlu dipertimbangkan dalam melaksanakan pembangunan
nasional termasuk pembangunan kesehatan.
Dalam konteks eksternal, perubahan dan tantangan strategis yang
ter-jadi adalah berlangsungnya era globalisasi, perkembangan teknologi,
transportasi, dan telekomunikasi-informasi yang mengarah pada
ter-bentuknya dunia tanpa batas. Globalisasi yang ditandai oleh
mening-katnya persaingan bebas, mengharuskan setiap komponen bangsa
meningkatkan daya saing. Sejalan dengan itu demokratisasi. hak asasi
manusia, dan pelestarian lingkungan hidup telah menjadi tuntutan
du-nia yang semakin mendesak. Keterikatan Indonesia dengan berbagai
k o m i t m e n i n t e r n a s i o n a l s e p e r t i M i l l e n i u m D e v e l o p m e n t G o a l s . S u s
-tainable Development Principles, World Fit for Children. dan
agenda-agenda internasional lainnya di bidang kesehatan. perlu
dipertimbang-kan dalam penyusunan kebijakan dan penyelenggaraan pembangunan
kesehatan.
Dalam konteks internal, perubahan dan tantangan strateEis yang terjadi
adalah munculnya krisis moneter pada tahun'1997 yang kemudian
ber-kembang menjadi krisis multi dimensi meliputi krisis politik. ekonomi,
social, budaya, dan keamanan yang mengarah pada disintegrasi
bang-sa. Berbagai kondisi tersebut berdampak luas terhadap perikehidupan
masyarakat dalam berbangsa dan bernegara, diantaranya
meningkat-n y a p e meningkat-n g a meningkat-n g u r a meningkat-n d a n ju m l a h p e n d u d u k m i s k i n , m e n u r u n n y a d e r a j a t
kesehatan penduduk yang pada gilirannya berpengaruh terhadap mutu
s u m b e r d a y a m a n u s i a I n d o n e s i a .
Tuntutan yang gencar terhadap perlu diselenggarakannya tata
kepe-merintahan yang baik khususnya yang bebas dari korupsi. kolusi. dan
n e p o t i s m e m e r u p a k a n t a n t a n g a n y a n g m e n g e m u k a y a n g h a r u s m e n d a p a t p e r h a t i a n . M a k i n m e n g e m u k a n y a p e r a n a n m a s y a r a k a t
madani, Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM)serta kalangan swasta
dalam menentukan kebijakan publik perlu pula mendapat tanggapan
yang seKSama.
Pengakuan
akan pentingnya
peranan
daerah dalam
rnenyeleng-garakan
pembangunan
nasionalyang
di Indonesia
diwujudkan
melalui
diberlakukannya
Undang-undang
Nomor
22 Tahun
'1999
tentang
Pe-rnerintahan
Daerah
dan Undang-undang
Nomor
25 Tahun
1999
tentang
Perimbangan
Keuangan
Pusat
dan Daerah,
adalah
perubahan
dan
tan-tangan
strategis
internal
yang perlu
diperhatikan.
Dilakukannya
aman-demen
Undang-undang
Dasar
Negara
Republik
Indonesia
Tahun
1945
(UUD
1945)
pada
tahun
2002,
yang menekankan
pentingnya
keseha-tan sebaga
hak asasi
manusia,
juga merupakan
perubahan
dan
tanta-ngan
strategis
internal
lainnya.
tMenghadapi
berbagai
perubahan
dan tantangan
strategis
yang
ada,
Si-dang
IVIPR
tahun
1998
telah
menetapkan
Ketetapan
MPR
R.l. NomorX
Tahun'1998
tentang
Pokok-pokok
Reformasi
Pembangunan.
Keteta-pan
MPR
ini mengarnanatkan
perlu
dilakukannya
pembaharuan
melalui
reformasitotal
kebijakan
pen'rbangunan
dalam
segala
bidang.
Untuk
bi-dang
kesehatan
pembaharuan
tersebuttelah
ditetapkan
Gerakan
Pem-bangunan
Berwawasan
Kesehatan,
sebagai
strategi
pembaIgunan
nasional
untuk
mewujudkan
visi pembangunan
kesehatan,
yaitu
Indo-nesia
Sehat
2010.
Se anjutnya
berdasarkan
visi tersebut,
telah berhas
I ditetapkan
puia
dasar-dasar,
rn si, strategi,
dan paradigma
pembangunan
kesehatan
yang
baru
yaitu
Paradign
a Sehatyang
intipokoknya
menekankan
pen-t ngnya
kesehatan
sebagai
hak asasi
manus
a, kesehatan
sebagai
in-vestasi
bangsa,
dan kesehatan
menjadi
tit k sentral
pembangunan
na-sional.
Dalarn
rangka
melaksanakan
kebijakan
otonomidaerah,
desen-ka isasr
merupakan
salah
satu strategi
yang ditetapkan
untuk
menca-paivisi
lndonesia
Sehat
2010
dan misi
pembangunan
kesehatan.
Untuk mendukung
keberhasilan
pembaharuan
kebijakan
pemba-ngunan
kesehatan
yang telah dilakukan
tersebut,
per u dlsusun
SKN
bafu
yang n'rampu
menjawab
dan merespon
berbaga
tantangan
pem-bangunan
kesehatan,
baik untuk
n'rasa
kini maupun
untuk
masa
men-datang.
Hasil
yang diharapkan
adalah
meningkatnya
rnutu
sumberda-ya manusia
(Hunan Development
Index) yang penting
artinya
untuk
menlngkatkan
daya saing Bangsa
lndonesla
dalam
menghadapi
era
globalisasi.
Kesehatan
bersama
pendidikan
dan ekonomi
merupakan
unsur
utama
yang
menentukan
muiu
SDI\,4
tersebut.
B .
REPUBLIK INDONESIA
MAKSUD DAN KEGUNAAN
Penyusunan SKN baru ini dimaksudkan untuk menyesuaikan SKN
1982 dengan berbagai perubahan dan tantangan eksternal dan
inter-nal, agar dapat dipergunakan sebagai landasan, arah, dan pedoman
penyelenggaraan pembangunan kesehatan baik oleh masyarakat,
swasta mau pu n oleh pemerintah (pusat, provi nsi, kabu paten/kota) serta
pi hak-pi hak terkait lai n nya.
Tersusunnya SKN baru mempertegas makna pembangunan
ke-sehatan dalam rangka pemenuhan hak asasi manusia, memperjelas
penyelenggaraan pembangunan kesehatan sesuaidengan visi dan
mi-sinya, memantapkan kemitraan dan kepemimpinan yang transformatif,
meningkatkan pemerataan upaya kesehatan yang terjangkau dan
ber-mutu, serta meningkatkan investasi kesehatan untuk keberhasilan p e m b a n g u n a n n a s i o n a l .
SKN baru merupakan acuan dalam menerapkan pendekatan
pelaya-nan kesehatan primer (Primary Health Care) yang secara global telah
diakuisebagai pendekatan yang tepat dalam mencapai kesehatan bagi
semua, yang untuk Indonesia diformulasikan sebagaivisi Indonesia
Se-hat.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESL{
BAB II
A N A L I S I S S I T U A S I D A N K E C E N D E R U N G A N SISTEM KESEHATAN NASIONAL
Sekalipun SKN 1982 secara nyata telah berhasil digunakan sebagai acuan
dalam menetapkan berbagai kebijakan kesehatan di Indonesia, namun jika
ditinjau dari pencapaian dan kinerjanya, SKN 1982 tersebut masih belum
begitu menggembirakan. Sesuai dengan laporan WHO tahun 2000 (the World
H e a lt h Re p o rt 2000 ) te nta n g " H e a I th Sysfems I m p rov i n g P e rfo rm a nce ", te
rca-tat indikator pencapaian dan indikator kinerja Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) Indonesia masih terhitung rendah.
Indikator pencapaian SKN ditentukan oleh dua determinan. Pertama, status
kesehatan yakni yang menunjuk pada tingkat kesehatan yang berhasil
dica-pai oleh SKN yang dihitung dengan menggunakan disability adjusted life
ex-pectancy (DALE). Kedua, tingkat ketanggapan (responsivenessJ sistem
ke-sehatan yakniyang menunjuk pada kemampuan SKN dalam
memenuhihara-pan masyarakat tentang bagaimana mereka ingin diperlakukan dalam
mem-peroleh pelayanan kesehatan. Hasil yang diperoleh untuk indikator ini
me-nempatkan Indonesia pada urutan ke-106 dari 191 negara anggota WHO
y a n g d i n i l a i .
Indikator kinerja SKN ditentukan oleh tiga determinan. Pertama, distribusi
tingkat kesehatan disuatu negara ditinjau dari kematian Balita. Kedua,
distri-busi ketanggapan (responsivenessJ sistem kesehatan ditinjau dari harapan
masyarakat. Ketiga, distribusi pembiayaan kesehatan ditinjau dari
penghasi-lan keluarga. Hasil yang diperoleh untuk indikator ini menempatkan Indonesia
pada urutan ke-92 dari 191 negara anggota WHO yang dinilai.
Karena indikator pencapaian SKN menunjuk pada tingkat kesehatan yang
berhasil dicapai dan tingkat ketanggapan SKN, maka indikator initerutama
di-pengaruhi oleh upaya kesehatan yang diselenggarakan disuatu negara. Jika
upaya kesehatan tersebut tidak tersedia dan tidak dapat dijangkau oleh
ma-syarakat, ma ka su I it d i harapka n men in g katnya taraf kesehatan masyarakat.
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Karena indikator kinerja SKN menunjuk pada distribusi status kesehatan dan
ketanggapan SKN, maka indikator ini terutama dipengaruhi oleh sumberdaya
kesehatan, pemberdayaan masyarakat, dan manajemen kesehatan. Jika
ke-tiga aspek ini tidak berada pada kondisi optimal, maka dapat dipastikan
kiner-ja pelayanan kesehatan tidak akan memuaskan. Sedangkan khusus untuk
in-dikator kinerja SKN yang dikaitkan dengan keadilan dalam kontribusi
pembia-yaan kesehatan, faktor yang mempengaruhinya adalah pembiayaan
keseha-tan. Jika jumlah dan distribusi biaya kesehatan tidak sesuai dengan
kebutu-han kelompok dan atau wilayah kerja yang dilayani, maka keadilan dalam
pembiayaan kesehatan tidak akan tercapai.
Analisis situasi dan kecenderungan perkembangan berbagai aspek yang
mempengaruhi pencapaian dan kinerja sistem kesehatan nasionaldi
Indone-sia secara singkat dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Upayakesehatan
Upaya kesehatan di Indonesia belum terselenggara secara
menyelu-ruh, terpadu, dan berkesinambungan. Penyelenggaraan upaya
kese-hatan yang bersifat peningkatan (promotif) dan pencegahan (preventif)
masih dirasakan kurang.
Jumlah sarana dan prasarana kesehatan masih belum memadai.
Tercatat jumlah Puskesmas untuk seluruh Indonesia sebanyak 7.237
u n i t , P u s k e s m a s P e m b a n t u s e b a n y a k 2 1 . 2 6 7 u n i t , d a n P u s k e s m a s K e l i l i n g 6 . 3 9 2 u n i t . U n t u k r u m a h s a k i t t e r d a p a t s e b a n y a k 1 .2 1 5 R S ,
terdiri dari 420 RS milik pemerintah, 605 RS milik swasta, 78 RS milik
B U M N , d a n 1 1 2 R S m i l i k T N I / P O L R I , d e n g a n j u m l a h s e l u r u h t e m p a t t i
-dur sebanyak 130.214 buah. Penyebaran sarana dan prasarana
kese-hatan belum merata. Rasio sarana dan prasarana kesehatan terhadap
j u m l a h p e n d u d u k d i lu a r P u l a u J a w a le b i h b a i k d i b a n d i n g k a n d e n g a n d i
Pulau Jawa. Hanya saja keadaan transportasi di luar Pulau Jawa jauh
lebih buruk dibandingkan dengan Pulau Jawa.
Meskipun sarana pelayanan kesehatan dasar milik pemerintah seperti
Puskesmas telah terdapat di semua kecamatan dan ditunjang paling
sedikit oleh tiga Puskesmas Pembantu, namun upaya kesehatan belum
dapat dijangkau oleh seluruh masyarakat. Indonesia memang masih
6 Sisteml(eseftatanlfasionaf
2 .
m e n n a n man jutnl tenfl belu Sen di tu sekr a n k paki Pote mas man nyel ngar dirar Den tan r d a n k e l a
(sKr
rata-d a h r d u k i
r n o a n rrdaya ka
keK t n e r -tuk rn-
rrnbt?r S € l l ?
: b u t u
-. -. t ^ t ^ n r d l d l l l'ioang
REPUBLIK INDONESIA
menghadapi permasalahan pemerataan dan keterjangkauan
pelaya-nan kesehatan. Diperkirakan hanya sekitar 30 % penduduk yang
me-manfaatkan pelayanan Puskesmas dan Puskesmas Pembantu.
Selan-jutnya meskipun rumah sakit telah terdapat di hampir semua
kabupa-ten/kota, namun sistem rujukan pelayanan kesehatan perorangan juga
belum dapat berjalan dengan semestinya.
Sementara itu berbagai sarana pelayanan yang dikelola oleh sektor lain
di luar kesehatan, termasuk yang dikelola oleh TNI/POLRI dan BUMN,
sekalipun telah memberikan kontribusi yang besar dalam
pembangun-an kesehatpembangun-an, namun dalam kenyataannya belum sepenuhnya
meru-pakan bagian integral dari upaya kesehatan secara keseluruhan.
Potensi pelayanan kesehatan swasta dan upaya kesehatan berbasis
masyarakat yang semakin meningkat, belum didayagunakan
sebagai-mana mestinya. Sementara itu keterlibatan dinas kesehatan dalam
pe-nyelenggaraan upaya kesehatan masyarakat dan keterkaitannya
de-ngan pelayanan rumah sakit sebagai sarana pelayanan rujukan masih
dirasakan sangat kurang.
Dengan keada.an seperti ini tidak mengherankan bila derajat
keseha-tan masyarakat di Indonesia belum memuaskan. Angka Kematian Bayi
d a n A n g k a K e m a t i a n l b u m a s i h t i n g g i , y a k n i m a s i n g - m a s i n g 5 0 / 1 0 0 0 k e l a h i r a n h i d u p ( S u s e n a s 2 0 0 1 ) d a n 3 7 3 1 1 0 0 . 0 0 0 k e l a h i n a n h i d u p ( S K R T 1 9 9 5 ) . S e d a n g k a n u m u r h a r a p a n h i d u p m a s i h re n d a h , y a k n i
rata-rata 66,2 tahun (tahun 1999). Kondisi ini berakibat pada masih
ren-d a h n y a I n d e k s P e m b a n g u n a n M a n u s i a ( H D l ) In d o n e s i a , y a n g m e n d u
-duki urutan ke-112 dari 175 negara (UNDP,2003).
Pembiayaan kesehatan
Pembiayaan kesehatan di Indonesia masih rendah, yaitu hanya
rata-ra-la2,2o/o dari Produk Domestik Bruto (PDB) atau rata-rala antara USD
1 2 - 1 8 p e r k a p i t a p e r t a h u n . P e r s e n t a s e i n i m a s i h j a u h dari anjuran
Organisasi Kesehatan Sedunia yakni paling sedikit Soh dari PDB per
tahun. Tiga puluh persen dad pembiayaan tersebut bersumber dari
pe-.ryelu- !
[<ese-uentif)
n a d a i . :
7 . 2 3 7
t s m a s ' R S , i m i l i kpat ti- kese-r a d a p
g a n d i 2 .
a ja u h
eperti p a l i n g l e t u m m a s i h
r,"ill-"*"ffis"JsH
merintah dan sisanya sebesar 70% bersumber dari masyarakat
ter-masuk swasta, yang sebagian besar masih digunakan untuk pelayanan
kuratif.
Pengalokasian dana bersumber pemerintah yang dikelola oleh sektor
kesehatan sampai saat ini belum begitu efektif. Dana pemerintah lebih
banyak dialokasikah pada upaya kuratif dan sementara itu besarnya
da-na yang dialokasikan untuk upaya promotif dan preventif sangat
terba-tas. Pembelanjaan dana pemerintah belum cukup adil untuk
mengede-pankan upaya kesehatan masyarakat dan bantuan untuk keluarga
mis-k i n .
Mobilisasi sumber pembiayaan kesehatan dari masyarakat masih
ter-batas serta bersifat perorangan (out of pocket). Jumlah masyarakat
y a n g m e m i l i k i j a m i n a n kesehatan m a s i h te r b a t a s , y a k n i k u r a n g d a r i 2 0 % p e n d u d u k . M e t o d a p e m b a y a r a n k e p a d a p e n y e l e n g g a r a p e l a y a n a n m a s i h d i d o m i n a s i o l e h p e m b a y a r a n t u n a i , s e h i n g g a m e n d o r o n g p e n y e l e n g g a r a a n d a n p e m a k a i a n p e l a y a n a n k e s e h a t a n
secara berlebihan serta meningkatnya biaya kesehatan. Demikian pula
penerapan teknologi canggih dan perubahan pola penyakit sebagai
aki-bat meningkatnya umur harapan hidup akan mendorong meningkatnya
biaya kesehatan yang tidak dapat dihindari.
Tingginya angka kesakitan juga berdampak terhadap biaya kesehatan
yang pada gilirannya akan memperberat beban ekonomi. Hal initerkait
dengan besarnya dana yang harus dikeluarkan untuk berobat, serta
hilangnya pendapatan akibat tidak bekerja. Sebagai contoh beban dan
atau kerugian ekonomi uang diakibatkan penyakit TBC di"lndonesia
di-perkirakan tidak kurang dari Rp 2,5 triliun per tahun.
Sementara itu anggaran pembangunan berbagai sektor lain belum
se-p e n u h n y a m e n d u k u n g p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n . A n g g a r a n p e m b a
-ngunan sektor pertanian, misalnya tidak memperhitungkan biaya
pe-n a pe-n g g u l a pe-n g a pe-n e f e k s a m p i n g p e n g g u n a a n p e s t i s i d a . D e m i k i a n p u l a u n t u k b i a y a p e n a n g g u l a n g a n d a m p a k p e n c e m a r a n l i n g k u n g a n y a n g d i t e m u k a n a n t a r a l a i n p a d a s e k t o r p e r h u b u n g a n , p e r i n d u s t r i a n , d a n pertambangan.
g istem'I(e s e fi atan !{asiona I
, e'a kat
ter-I ter-IE:?!?r-l?fl
: 3n sektor , r -: a h le b i h
3sarnya
oa-" - - ^ + * n r h a I J C L T U I U c l
-. j . . ^ o . l o -v i ' Y v v v
. r n 2 m t q
-- -- ^ ^ ; t \ + ^ f - . : J i l l t u r
-* - - , ^ - ^ l ' a l
t : , d l d n d L
" . 2 . , n d' ri : r : , "' "
: = 1 i l tg v d
^ - ^ h ^ l a n
' = : U l l d L d l l
- { an pula
- - - - ^ ^ i ^ t , i : = * 3 | f d l d A l
-:- ^Elatnya
I " = > U I t d r . d r l
e rr terkait
_ - d L . 5 U l t c l
: : 3 a n o a n
. ^ - ^ ^ ^ i ^ , { i
- Selum se-' a -
Demoa-! q r s Y v
* {ian pula . , , ' j a n y a n g
r > | t d l i l . u o r l
3 .
REPUBLIK INDONESIA
Sumberdaya Manusia Kesehatan
Jumlah surnberdaya manusia (SDM)kesehatan belum memadai. Rasio
tenaga kesehatan dengan jumlah penduduk masih rendah. Produksi
dokter setiap tahun sekitar 2.500 dokter baru, sedangkan rasio dokter
terhadap jumlah penduduk 1:5000. Produksi perawat setiap tahun
se-kitar 40.000 perawat baru, dengan rasio terhadap jumlah penduduk
1:2850. Sedangkan produksi bidan setiap tahun sekitar 600 bidan baru,
dengan rasio terhadap jumlah penduduk 1:2600. Namun daya serap
tenaga kesehatan oleh jaringan pelayanan kesehatan masih terbatas.
Penyebaran SDM Kesehatan juga belum menggembirakan, sekalipun
sejak tahun 1992 telah diterapkan kebijakan penempatan tenaga dokter
dan bidan dengan sistem PTT. Tercatat rasio dokter terhadap
Puskes-mas untuk kawasan Indonesia bagian barat, jauh lebih tinggi
dibanding-kan dengan wilayah bagian timur. Rasio tenaga dokter terhadap
Pus-kesmas di Provinsi Sumatera Utara = 0,84 dibanding dengan Provinsi
N T T = 0 , 2 6 d a n P r o v i n s i P a p u a = 0,12.
Mutu SDM Kesehatan masih membutuhkan pembenahan. Hal ini
tercermin dari kepuasan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan
yang belum optimal. Menurut Susenas 2001 , ditemukan 23,2o/o
masya-rakat yang bertempat tinggal di Pulau Jawa dan Bali menyatakan
ti-dakikurang puas terhadap pelayanan rawat jalan yang
diselenggara-kan oleh rumah sakit pemerintah di kedua pulau tersebut.
Sistem penghargaan dan sanksi, peningkatan karier, pendidikan dan
pelatihan berjenjang dan berkelanjutan, akreditasi pendidikan dan
pela-tihan, serta sertifikasi, registrasi dan lisensi SDM kesehatan belum
mantap. Sampaisaat inisistem sertifikasi, registrasi, dan lisensi SDM di
Indonesia belum mencakup aspek profesionalisme. Sistem yang
diper-gunakan pada saat ini, karena hanya dilakukan oleh Departemen
Kese-hatan masih bersifat administratif. Kerja sama lintas program, lintas
sektor, dan dengan organisasi profesi serta lembaga swadaya
masyarakat dalam pengembangan tenaga kesehatan masih terbatas.
4 .
fr"i'$"#"5"^B""iffiI
Sumberdaya Obat dan Perbekalan Kesehatan
Industri farmasi di Indonesia telah sejak lama berhasil dikembangkan.
Tercatat jumlah industrifarmasidi Indonesia sebanyak 198 buah, terdiri
d a r i 3 4 P M A , 4 B U M N , d a n 1 6 0 P M D N / S w a s t a N a s i o n a l . J u m l a h p e r u
-sahaan yang bergerak dalam distribusi obat (PBF) tercatat sebanyak
1.473 buah. Sedangkan jumlah apotek tercatat sebanyak 6.058 buah
serta toko obat sebanyak 4.743 buah. Mutu industri farmasi juga telah
berhasil distandarisasi, yakni dengan ditetapkannya cara pembuatan
obat yang baik (CPOB). Untuk menunjang upaya kesehatan, terutama
yang diselenggarakan oleh pemerintah, telah ditetapkan kebijakan obat
generik yang mencakup 22ojenis obat. Hal yang masih menjadi
masa-lah dibidang pelayanan kefarmasian, obat, sediaan farmasi, alat
kese-hatan, vaksin, kosmetik, perbekalan kesehatan rumah tangga (PKRT),
insektisida, dan reagensia adalah yang menyangkut ketersediaan,
ke-amanan, manfaat, serta mutu dengan jumlah dan jenis yang cukup
ser-ta terjangkau, merata, dan mudah diakses oleh masyarakat.
Pengawasan perbekalan dan alat kesehatan sejak dari produksi,
distri-busi sampai dengan pemanfaatannya belum dilakukan dengan optimal.
Sedangkan pengadaannya untuk sarana kesehatan pemerintah belum
sesuai dengan kebutuhan.
Pem berdayaan Masyarakat
Keberhasilan pembangunan kesehatan di Indonesia tidak terlepas dari
partisipasi aktif masyarakat. Untuk itu berbagai bentuk upaya
kese-hatan berbasis masyarakat banyak didirikan, antara lain dalam bentuk
Posyandu yang berjumlah sekitar 240.000 buah, 33.083 Polindes,
12.414 Pos Obat Desa, serta 4.049 Pos Upaya Kesehatan Kerja.
Sedan g kan dalam pem biayaan kesehatan, pem berd ay aan masyarakat
diwujudkan melalui bentukdanasehat yang berjumlah 23.316 serta
berbagai yayasan peduli dan penyandang dana kesehatan seperti
Ya-yasan Kanker Indonesia, Yayasan Jantung Indonesia, Yayasan
Thala-semia I ndonesia, serta Yayasan Ginjal Indonesia.
S is t e m I(e s e fr at an I'fasiona I
5 .
a n g k a n . h. terdiri rh peru-rbanyak i8 buah 3a telah rbuatan )rutama ran obat l i m a s a -at
kese-PKRT), ran. ke-(up
ser-;i. distri-: p t i m a l . r b e l u m
ras dari a
kese-bentuk r l i n d e s , r Kerja. yarakat 6 serta rertiYar T h a l a
-i""J$llliRi"Jli#i
Dalam rangka mempercepat tercapainya Indonesia Sehat 2010,
pem-berdayaan masyarakat dilaksanakan pula dalam berbagai bentuk,
se-perti Koalisi Indonesia Sehat, Gebrak Malaria, Gerdunas TB, Gerakan
Sayang lbu, Gerakan Anti Madat, serta Gerakan Pita Putih (Kesehatan
l b u ) , d a n G e r a k a n P i t a M e r a h (G e r a k a n N a s i o n a l P e n a n g g u l a n g a n
Hrv/ArDS).
Sayangnya pemberdayaan masyarakat dalam arti mengembangkan
kesempatan yang lebih luas bagi masyarakat dalam mengemukakan
pendapat dan mengambil keputusan tentang kesehatan masih
dilaksa-nakan secara terbatas. Kecuali itu lingkup pemberdayaan masyarakat
m a s i h d a l a m b e n t u k m o b i l i s a s i m a s y a r a k a t . S e d a n g k a n p e m b e r d a
-yaan masyarakal dalam bentuk pelayanan, advokasi kesehatan, serta
p e n g a w a s a n s o s i a l d a l a m p r o g r a m p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n b e l u m b a n y a k d i l a k s a n a k a n .
J a r i n g a n k e m i t r a a n a n t a r a s e k t o r p e m e r i n t a h d a n s w a s t a b e l u m d i
-kembangkan secara optimal. Program-program kemitraan pemerintah
d a n s w a s t a (p u b l i c a n d p r i v a t e p a r t n e r s h i p m i x ) m a s i h d a l a m ta h a p p e r i n t i s a n . K e m i t r a a n y a n g t e l a h d i b a n g u n b e l u m m e n a m p a k k a n k e p e k a a n , k e p e d u l i a n , d a n r a s a m e m i l i k i t e r h a d a p p e r m a s a l a h a n d a n upaya kesehatan.
6. Manajemen Kesehatan
Keberhasilan manajemen kesehatan sangat ditentukan antara lain oleh
tersedianya data dan informasi kesehatan, dukungan kemajuan ilmu
p e n g e t a h u a n , d a n te k n o l o g i k e s e h a t a n , d u k u n g a n h o k u m k e s e h a t a n ,
serta administrasi kesehatan.
S e l a m a in i s i s t e m in f o r m a s i m a n a j e m e n k e s e h a t a n t e l a h b e r h a s i l
dikembangkan. Sistem tersebut mencakup antara lain sistem informasi
m a n a j e m e n P u s k e s m a s ( S I M P U S ) , s i s t e m in f o r m a s i m a n a j e m e n r u m a h s a k i t ( S I M R S ) , s i s t e m in f o r m a s i m a n a j e m e n k e p e g a w a i a n
(SIMKA), sistem survailans penyakit menular, sistem survailans
penya-kit tidak menular, serta sistem.jaringan penelitian dan pengembangan
kesehatan nasional (JPPKN). Dengan berlakunya kebijakan
desentrali-sasi berbagai sistem informasi ini perlu ditinjau dan ditata ulang.
Penerapan kpmajuan J;;;". or. teknotosi kesehatan tetah d i l a k s a n a k a n s e s u a i d e n g a n p e r k e m b a n g a n . P e n e r a p a n t e r s e b u t
diutamakan pada IPTEK tepat guna untuk pelayanan kesehatan tingkat
pertama (Puskesmas)serta IPTEK canggih untuk pelayanan kesehatan
rujukan. Pada saat ini banyak rumah sakit di Indonesia, terutama rumah
sakit kelas A dan kelas B pendidikan telah dilengkapi dengan berbagai
peralatan kedokteran mutakhir. Mengingat tantangan yang besar pada
e r a g l o b a l i s a s i , m a k a u n t u k h a s i l y a n g o p t i m a l , b e r b a g a i k e m a j u a n I P T E K in i p e r l u d i k e m b a n g k a n s e c a r a le b i h te r a r a h d a n s i s t e m a t i s .
H u k u m k e s e h a t a n , t e r u t a m a y a n g m e n y a n g k u t u p a y a k e s e h a t a n
masyarakat, secara bertahap telah dikembangkan. Hukum tersebut
an-tara lain tertuang dalam Undang-undang Nomor: 4 tahun 1984 tentang
W a b a h P e n y a k i t M e n u l a r , U n d a n g - u n d a n g N o m o r : 1 t a h u n 1 9 6 2
tentang Karantina Laut, Undang-undang Nomor: 2 tahun 1962 tentang
K a r a n t i n a U d a r a , U n d a n g - u n d a n g N o m o r : 5 t a h u n 1 9 9 7 t e n t a n g P s i k o t r o p i k a , U n d a n g - u n d a n g N o m o r : 2 2 t a h u n 1 9 9 7 t e n t a n g
Narkotika, Undang-undang nomor: 23 tahun 1992 tentang Kesehatan
s e r t a U n d a n g - u n d a n g N o m o r : 8 t a h u n 1 9 9 8 te n t a n g P e r l i n d u n g a n K o n s u m e n . M e n g i n g a t k e s a d a r a n h u k u m m a s y a r a k a t m a k i n
meningkat, maka pada masa mendatang hukum kesehatan tersebut
p e r l u le b i h d i k e m b a n g k d n , s e h i n g g a d a p a t d i j a m i n a d a n y a k e p a s t i a n h u k u m b a g i s e m u a p i h a k y a n g te r k a i t d e n g a n S K N .
Administrasi kesehatan, yang mencakup perencanaan, pelaksanaan,
dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban
pem-b a n g u n a n k e s e h a t a n d i b e r b a g a i t i n g k a t d a n b i d a n g , s u d a h d i k e m -b a n g k a n . P a d a s a a t in i te l a h d i s u s u n b e r b a g a i p a n d u a n a d m i n i s t r a s i
kesehatan, termasuk didalamnya Rencana Pembangunan Kesehatan
Menuju Indonesia Sehat 2010, Rencana Strategis Pembangunan
Ke-sehatan 2001-2004 serta sistem perencanaan dan penganggaran
k e s e h a t a n t e r p a d u ( P 2 K T ) . P a d a m a s a y a n g a k a n d a t i n g b e r b a g a i
panduan ini perlu disempurnakan, seperti sistem penganggaran yang
berbasis kinerja, untuk selanjutnya dilengkapi dengan panduan tentang
K e w e n a n g a n W a j i b s e r t a S t a n d a r P e l a y a n a n M i n i m a l ( S P M ) d a l a m
rangka desentralisasi.
1 2
5 6 t e m ' 4 e s e h a t d n W a s t o n a IA. P E i
SKI I n d r jat 1 taa Dar pur sek ber kes Del d a r yan lanr
LAI
S K I b a r Der b a n
t .
n t e l a h r s e b u t ttingkat enatan
ruman rriragai r r p a o a n a J u a n : m a t i s .
= i l d t a r l
b u t a n -entang t 1962 entang e n t a n g e n t a n g e h a t a n l u n g a n
n r a k i n l r s e b u t l a s t i a n
a n a a n , n p e m d i k e m -'rstrasi e n a l a n
an Ke-J g a r a n r n b a g a i
n yang :entang
d a l a m
A.
ffJ$"*l"J..iilif,{I
POKOK.POKOK SISTEM KESEHATAN NASIONAL
PENGERTIAN SKN
SKN adalah suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa
Indonesia secara terpadu dan saling mendukung, guna menjamin
dera-jat kesehatan yang setinggi-tingginya sebagai perwujudan
kesejahte-raan umum seperti dimaksud dalam Pembukaan UUD 1945.
Dari rumusan pengertian di atas, jelaslah SKN tidak hanya
menghim-pun upaya sektor kesehatan saja melainkan juga upaya dari berbagai
sektor lainnya termasuk masyarakat dan swasta. Sesungguhnyalah
ke-berhasilan pembangunan kesehatan tidak ditentukan hanya oleh sektor
kesehatan saja.
Dengan demikian, pada hakikatnya SKN adalah juga merupakan wujud
d a n s e k a l i g u s m e t o d e p e n y e l e n g g a r a a n p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n ,
yang memadukan berbagai upaya Bangsa Indonesia dalam satu derap
langkah guna menjamin tercapainya tujuan pembangunan kesehatan.
LANDASAN SKN
S K N y a n g m e r u p a k a n w u j u d d a n m e t o d e p e n y e l e n g g a r a a n p e m -b a n g u n a n k e s e h a t a n a d a l a h b a g i a n d a r i P e m b a n g u n a n N a s i o n a l .
Dengan demikian landasan SKN adalah sama dengan landasan
Pem-bangunan Nasional. Secara lebih spesifik landasan tersebut adalah:
1 . L a n d a s a n i d i i l y a i t u P a n c a s i l a : K e t u h a n a n Y a n g M a h a E s a , K e
-manusiaan yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia,
Kerak-y a t a n Kerak-y a n g d i p i m p i n o l e h h i k m a h k e b i j a k s a n a a n d a l a m p e r m u
-syawaratan/perwakilan, dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat
l n d o n e s i a .
S ist em't{e s e fi atdn tVasiona I
1 3
REPUBLIK INDONESIA
2. Landasan konstitusional yaitu UUD '1945, khususnya:
a . P a s a l 2 8 A ; s e t i a p o r a n g b e r h a k u n t u k h i d u p s e r t a b e r h a k m e m p e r t a h a n k a n h i d u p d a n k e h i d u p a n n y a .
b. Pasal 28B ayal (2); setiap anak berhak atas kelangsungan
hi-d u p , tu m b u h , d a n b e r k e m b a n g .
c. Pasal 28 C ayat (1); setiap orang berhak mengembangkan diri
m e l a l u i p e m e n u h a n k e b u t u h a n d a s a r n y a , b e r h a k m e n d a p a t p e n d i d i k a n d a n m e m p e r o l e h m a n f a a t d a r i il m u p e n g e t a h u a n d a n te k n o l o g i , s e n i d a n b u d a y a , d e m i m e n i n g k a t k a n k u a l i t a s h i d u p n y a d a n d e m i k e s e j a h t e r a a n u m a t m a n u s i a .
d. Pasal 28 H ayal (1); setiap orang berhak hidup sejahtera lahir
dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan lingkungan
hi-dup yang baik dan sehat serta berhak memperoleh pelayanan
kesehatan, dan ayat (3); setiap orang berhak atas jaminan
so-s i a l y a n g m e m u n g k i n k a n p e n g e m b a n g a n d i r i n y a s e c a r a u t u h
sebagai manusia yang bermartabat.
e. Pasal 34 ayal (2); negara mengembangkan sistem
jaminanso-s i a l b a g i jaminanso-s e l u r u h ra k y a t d a n m e m b e r d a y a k a n m a s y a r a k a t y a n g l e m a h d a n t i d a k m a m p u s e s u a i d e n g a n m a r t a b a t
kemanusiaan, dan ayat (3); negara bertanggung jawab atas
p e n y e d i a a n f a s i l i t a s p e l a y a n a n k e s e h a t a n d a n f a s i l i t a s p e l a y a n a n u m u m y a n g la y a k .
C . P R I N S I P D A S A R S K N
P r i n s i p d a s a r S K N a d a l a h n o r m a , n i l a i , d a n a t u r a n p o k o k y a n g b e r s u m b e r d a r i f a l s a f a h d a n b u d a y a B a n g s a In d o n e s i a , y a n g d i -p e r g u n a k a n s e b a g a i a c u a n b e r f i k i r d a n b e r t i n d a k d a l a m p e n y e
-lenggaraan SKN. Prinsip-prinsip dasar tersebut meliputi :
14 SistemT(esefiatanlVasiona[
1 .
2 .
3 .
1 .
MENTERI KESEHATAN
Perikemanusiaan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip
perikema-nusiaan yang dijiwai, digerakkan, dan dikendalikan oleh
keiman-an dkeiman-an ketaqwakeiman-an terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
Terabaikan-nya pemenuhan kebutuhan kesehatan adalah bertentangan
cle-ngan prinsip kemanusiaan. Tenaga kesehatan dituntut untuk tidak
diskriminatif serta selalu menerapkan prinsip-prinsip
perikema-nusiaan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan.
H a k A s a s i M a n u s i a
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip hak asasi
manusia. Diperolehnya derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia
tanpa membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial
ekonomi. Setiap anak berhak atas perlindungan dari kekerasan
d a n d i s k r i m i n a s i .
Adildan Merata
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip adil dan
mera-ta. Dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang
setinggi-tingginya, perlu diselenggarakan upaya kesehatan yang bermutu
dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat secara adil dan
merata, baik geografis maupun ekonomis.
Pemberdayaan dan Kemandirian Masyarakat
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip
pemberdaya-an dpemberdaya-an kempemberdaya-andiripemberdaya-an masyarakat. Setiap orang dan masyarakat
bersama dengan pemerintah berkewajiban dan
bertanggung-ja-wab untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan
perorangan, keluarga, masyarakat beserta lingkungannya.
Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus berdasarkan
pada kepercayaan atas kemampuan dan kekuatan sendiri,
kepribadian bangsa, semangat solidaritas sosial, dan gotong
royong.
Sisteml{esefiatanlfasionaf 15
: c e r h a K
- ^ ^ ^ h i r J d l I l l l
-' : < a n diri ' e . 0 a p a r
. - - ^ h , , ^ ^
. , ^ t ; * ^ ^' J d l l L d D
- ^ . ^ r ^ h i .
- = d t d t i l l - - ^ ^ h i - - o t t |
-= -= , d l l a l l
' a n s o
-- i J u L u r l
^ a n s o
-- -- . ^ t , ^ +
: . - d n d t - - - - ^ ' 1 ^ +
a t t o u d t
,,, e 3 atas
- ' - ^ i t i + ^ ^ J > | i t d D
2 .
3 .
4.
-il"*uu"r"r*on"rto'
Kemitraan
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip kemitraan.
Pembangunan kesehatan harus diselenggarakan dengan
meng-galang kemitraan yang dinamis dan harmonis antara pemerintah
dan masyarakat termasuk swasta, dengan mendayagunakan
po-tensiyang dimiliki. Kemitraan antara pemerintah dengan
masya-rakat termasuk swasta serta kerjasama lintas sektor dalam
pem-bangunan kesehatan diwujudkan dalam suatu jejaring yang
berhasil-guna dan berdaya-guna, agardiperoleh sinergisme yang
lebih mantap dalam rangka mencapai derajat kesehatan
masya-rakat yang setinggitingginya.
Pengutamaan dan Manfaat
Penyelenggaraan SKN berdasarkan pada prinsip pengutamaan
dan manfaat. Pembangunan kesehatan diselenggarakan
de-ngan lebih mengutamakan kepentingan umum daripada
kepenti-ngan perorakepenti-ngan maupun golongan. Upaya kesehatan yang
ber-mutu dilaksanakan dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan
t e k n o l o g i s e r t a h a r u s l e b i h m e n g u t a m a k a n p e n d e k a t a n p e n i n g k a t a n k e s e h a t a n d a n p e n c e g a h a n p e n y a k i t .
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara berhasil-guna
dan berdaya-guna, dengan mengutamakan upaya kesehatan
yang mempunyai daya ungkit tinggi agar memberikan manfaat
yang sebesar-besarnya bagi peningkatan derajat kesehatan
masyarakat beserta lingkungannya.
Tata kepemerintahan Yang baik
Pembangunan kesehatan diselenggarakan secara demokratis,
berkepastian h u ku m, terbu ka (tran spa re nf), rasional/profesional,
serta bertanggung jawab dan bertanggung gugat (accountable)'
5.
6 .
7 .
1 6
Sistem Ke se natan T'fasionafTU
Tuj sef se( der
KE
1 .
D .
E .
D .
MENTERI KESTHATAN
TUJUAN SKN
Tujuan SKN adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan oleh
semua potensi bangsa, baik masyarakat, swasta maupun pemerintah
s e c a r a s i n e r g i s , b e r h a s i l - g u n a d a n b e r d a y a - g u n a , s e h i n g g a t e c a p a i
derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya.
K E D U D U K A N S K N
'1. Suprasistem SKN
Suprasistem SKN adalah Sistem Penyelenggaraan Negara. SKN
bersama dengan berbagai subsistem lain, diarahkan untuk
men-capai Tujuan Bangsa Indonesia seperti yang tercantum dalam
P e m b u k a a n U U D 1 9 4 5 , y a i t u m e l i n d u n g i s e g e n a p B a n g s a I n d o
-nesia dan seluruh tumpah darah Indonesia dan untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut
melaksanakan keterliban dunia yang berdasarkan kemerdekaait,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.
2. Kedudukan SKN terhadap Sistem Nasional lain
Terwujudnya keadaan sehat dipengaruhi oleh berbagai faktor,
yang tidak hanya menjadi tanggung jawab sektor kesehatan,
me-lainkan juga tanggung jawab dari berbagai sektor lain terkait yang
terwujud dalam berbagai bentuk sistem nasional. Dengan
demi-kian, SKN harus berinteraksi secara harmonis dengan berbagai
sistem nasional tersebut, seperti:
' Sistem Pendidikan N a s i o n a l ,
' Sistem Perekonomian Nasional,
' Sistem Ketahanan Pangan Nasional,
' Sistem Hankamnas, dan
' Sistem-sistem nasional lainnya.
Dalam keterkaitan dan interaksinya, SKN harus dapat
mendo-rong kebijakan dan upaya dari berbagai sistem nasional
sehing-Sistem'\{esefiataniVasiona[ 17
nitraan. 1 m e n g -nerintah rkan
po- rnasya-trn
pem-x E y a n g E .
-ne yang
rnasya-.itamaan k a n d e
w
MENTERI KESEHAIAN REPUBLIK INDONESIA
ga oerwawasan kesehatan. Dalam arti sistem-sistem nasional
tersebut berkontribusi positif terhadap keberhasilan pembangunan
kesehatan.
3. Kedudukan SKN terhadap Sistem Kesehatan Daerah (SKD)
U n t u k m e n j a m i n k e b e r h a s i l a n p e m b a n g u n a n k e s e h a t a n d i
daerah perlu dikembangkan Sistem Kesehatan Daerah (SKD)'
Dalam kaitan'ini kedudukan sKN merupakan suprasistem dari
S K D .
S K D m e n g u r a i k a n s e c a r a s p e s i f i k u n s u r - u n s u r u p a y a k e s e -h a t a n , p e m b i a y a a n k e s e h a t a n , s u m b e r d a y a m a n u s i a k e s e
-hatan, sumberdaya obat dan perbekalan kesehatan,
pemberda-yaan masyarakat dan manajemen kesehatan sesuai dengan
po-iensi dan kondisi daerah. SKD merupakan acuan bagi berbagai
pihak dalam penyelengg araan pembangunan kesehatan di
dae-rah..
4. Kedudukan sKN terhadap berbagai sistem kemasyarakatan
termasuk swasta
Keberhasilan pembangunan kesehatan sangat ditentukan oleh
d u k u n g a n s i s t e m n i l a i d a n b u d a y a m a s y a r a k a t y a n g s e c a r a
bersama terhimpun dalam berbagai sistem kemasyarakatan. Di
pihak lain, berbagai sistem kemasyarakatan merupakan bagian
integral yang membentuk SKN. Dalam kaitan ini SKN merupakan
bagian dari iistem kemasyarakatan yang dipergunakan sebagai
a c u a n u t a m a d a l a m m e n g e m b a n g k a n p e r i l a k u d a n li n g k u n g a n s e h a t s e r t a p e r a n a k t i f m a s y a r a k a t d a l a m b e r b a g a i u p a y a k e s e h a t a n . S e b a l i k n y a s i s t e m n i l a i d a n b u d a y a y a n g h i d u p d i m a s y a r a k a t h a r u s m e n d a p a t p e r h a t i a n d a l a m S K N '
Keberhasilan pembangunan kesehatan juga ditentukan oleh
pe-ran aktif swasta. Dalam kaitan ini potensi swasta merupakan
ba-gian integral dari sKN. Untuk keberhasilan pembangunan
kese-hatan peilu digatang kemitraan yang setara, terbuka, dan saling
menguntungkan dengan berbagai potensi swasta. sKN harus
da-S i s t e m I(e s e fi at an I{a si on a I
n a s i o n a l ) a n g u n a n
h ( s K D )
r a t a n d i
r s K D ) .
i:3,.n dari
^ t , ^ ^ ^ * 5 A U J U
-^ t , -^ -^ -^ ' - A U J U -; t J U t u a
-- g a n - po-b e r po-b a g a i ^ .{; ,{^^i t u d u
-a r -a k -a t -a n
< a r o l e h r s e c a r a - t a i a n . D i
- 3agran
- . ^ ^ t , ^ ^ : J P d A c l r l
^ ^ h ^ ^ ^ ,
s U U d 9 d l
; < u n g a n r u p a y a
r i d u p d i n S K N .
^ p h n o
-- . ^ ^ t - ^ d | \ d t I L J c l
a n K e s e -a n s -a l i n g
'a!-us
oa-F.
K"JIff#"\"-i"ffiT
pat mewarnai potensi swasta sehingga sejalan clengan tujuan
pembangunan nasional yang berwawasan kesehatan.
S U B S I S T E M S K N
sesuai dengan pengertian sKN, maka subsistem pertama sKN
ada-lah upaya kesehatan. Untuk dapat mencapai derajat kesehatan
ma-syarakat yang setinggitingginya perl u diselenggarakan berbagai upaya
kesehatan dengan menghimpun seruruh potensi Bangsa Indonesia.
Penyelenggaraan berbagai upaya kesehatan tersebut mLmerlukan
du-kungan dana, sumberdaya manusia, sumberdaya obat, dan perbekalan
kesehatan sebagai masukan SKN.
Dukungan dana sangat berpengaruh terhadap pembiayaan kesehatan
yang semakin penting dalam menentukan kinerja sKN. Mengingat
kom-pleksnya pembiayaan kesehatan, maka pembiayaan kesehatan
meru-pakan subsistem kedua SKN.
sebagai pelaksana upaya kesehatan, diperrukan sumberdaya man usia
yang mencukupi dalam jumlah, jenis, dan kualitasnya sesuai tuntutan
kebutuhan pembangunan kesehatan. oleh karenanya sumberdaya
manusia kesehatan juga sangat penting dalam meningkatkan kinerla
SKN dan merupakan subsistem ketiga dariSKN.
sumberdaya kesehatan lainnya yang penting dalam menentukan
kiner-ja sKN adalah sumberdaya obat dan perbekaran kesehatan.
permasa-lahan obat dan perbekalan kesehatan sangat kompleks karena
me-nyangkut aspek mutu, harga, khasiat, keamanan, ketersediaan, dan ke_
terjangkauan bagi konsumen kesehatan. oleh karena itu, obat dan
per-bekalan kesehatan merupakan subsistem keempat dari SKN.
Selanjutnya, sKN akan berfungsi optimal apabira ditunjang oleh
pem-berdayaan masyarakat. Masyarakat termasuk swasta bukln
semata-mata sebagai obyek pembangunan kesehatan, melainkan juga sebagai
subjek atau penyelenggara dan pelaku pembangunan keseh-atan. oleh
karenanya pemberdayaan masyarakat menjadi sangat penting, agar
masyarakat termasuk swasta dapat mampu dan mau berperan s-eoagai
W
%t&F
\fffi)Jr
,uNxJil;"*l*^i"iff.fl
pelaku pembangunan kesehatan. Sehubungan dengan itu,
pemberda-yaan masyarakat merupakan subsistem kelima SKN.
Untuk menggerakkan pembangunan kesehatan secara berhasil-guna
dan berdaya-guna, diperlukan manajemen kesehatan. Peranan
mana-jemen kesehatan adalah koordinasi, integrasi, sinkron isasi serta
penye-rasian upaya kesehatan, pembiayaan kesehatan, sumberdaya
kese-hatan, dan pemberdayaan masyarakat. Berhasil atau tidaknya
pem-bangunan kesehatan ditentukan oleh manajemen kesehatan. Oleh
karena itu manajemen kesehatan merupakan subsistem keenam SKN.
Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa SKN terdiri dari enam
subsistem, yakni:
1. Subsistem Upaya Kesehatan
2. Subsistem Pembiayaan Kesehatan
3. Subsistem Sumberdaya Manusia Kesehatan
4. Subsistem Obatdan Perbekalan Kesehatan
5. SubsistemPemberdayaanMasyarakat
6. Subsistem Manajemen Kesehatan
20
S istem Ke s e fi atan 7'[asiona[A.
P E N
Subs
gai I orarl tercaTUJI
Tujui kese berm kese' tingg
U N S
Subs upay perol
1 .
B .
A.
MENTERI KESEHATAN R E P L B L I K I N D O N E S I A
BAB IV
SU BSISTEM UPAYA KESEHATAN
PENGERTIAN
Subsistem upaya kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
berba-gai upaya kesehatan masyarakat (UKM) dan upaya kesehatan
per-orangan (UKP) secara terpadu dan saling mendukung guna menjamin
terca pai nya derajat kesehatan masyarakat ya n g seti n gg iti ng g i nya.
TUJUAN
Tujuan subsistem upaya kesehatan adalah terselenggaranya upaya
kesehatan yang tercapai (accessible), terjangkau (affordable),dan
bermutu (quality) untuk menjamin terselenggaranya pembangunan
kesehatan guna meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang
se-tinggitingginya.
U N S U R . U N S U R U T A M A
Subsistem upaya kesehatan terdiri dari dua unsur utama, yakni u p a y a k e s e h a t a n m a s y a r a k a t ( U K M ) dan upaya kesehatan
perorangan (UKP).
1. UKM adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
mening-katkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya
masalah kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya
promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan, pemberantasan
penyakit menular, kesehatan jiwa, pengendalian penyakit tidak
menular, penyehatan lingkungan, dan penyediaan sanitasi dasar,
perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan
alat kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan
B .
c.
t a m b a h a n ' " J ; ; ; ; m a k a n a n d a n m i n u m a n ,
pengamanan narkoti ka, psi kotropika, zatad i ktif dan bahan
berba-haya, serta penanggulangan bencana dan bantuan
kemanusia-a n .
UKP adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan
atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkat-kan kesehatan serta mencegah dan menyembuhmeningkat-kan penyakit
serta memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup
upaya-upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan
rawat jalan, pengobatan rawat inap, pembatasan dan pemulihan
kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam UKP juga
termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan
kebugaran fisik dan kosmetika.
Kedua upaya kesehatan tersebut bersinergi dan dilengkapi
de-ngan berbagai upaya kesehatan penunjang. Upaya penunjang
untuk UKM antara lain adalah pelayanan laboratorium kesehatan
masyarakat dan pelayanan sediaan farmasi, alat kesehatan dan
perbekalan kesehatan lainnya. Sedangkan upaya penunjang
un-tuk UKP antara lain adalah layanan laboratorium klinik, apotek,
optik, dan toko obat.
UKP
diselenggarakan
oleh masyarakat,
swasta,
dan pemerintah.
Penyelenggaraan
upaya
kesehatan
oleh swasta
harus
memper-hatikan
fungsi
sosial.'
2 .
3 .
D .
P R I N S I PPenyelenggaraan Subsistem l)paya Kesehatan menqacu pada
prinsip-prinsip sebagai berikut:
L UKM terutama diselenggarakan oleh pemerintah dengan peran
aktif masyarakat dan swasta.
2 .
3 .
ffiiiT"lltffi"ilt#x
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus bersifat menyeluruh,
terpadu, berkelanjutan, terjangkau, berjenjang, profesional, dan
bermutu.
Penyelenggaraan upaya kesehatan, termasuk pengobatan
tradi-sional dan alternatif, harus tidak bertentangan dengan kaidah
ilmi-a h .
Penyelenggaraan upaya kesehatan harus sesuai dengan nilai dan
norma sosial budaya, moral, dan etika profesi.
E .
B E N T U K P O K O KUpaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
a. UKM strata pertama
Yang dimaksud dengan UKM strata pertama adalah UKM
ting-kat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat.
U j u n g to m b a k p e n y e l e n g g a r a U K M s t r a t a p e r t a m a a d a l a h
Puskesmas yang didukung secara lintas sektor dan didirikan
s e k u r a n g - k u r a n g n y a s a t u d i s e t i a p k e c a m a t a n . p u s k e s m a s
bertanggung jawab atas masalah kesehatan di wilayah
kerja-nya.
Terdapat tiga fungsi utama Puskesmas, yakni sebagai (1) pusat
penggerak pembangunan berwawasan kesehatan, (2) pusat
pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan, dan (3) pusat
pelayanan kesehatan tingkat dasar.
Sekurang-kurangnya ada enam jenis pelayanan tingkat dasar
yang harus dilaksanakan oleh Puskesmas, yakni promosi
ke-sehatan; kesehatan ibu dan anak, dan keluarga berencana;
perbaikan gizi; kesehatan lingkungan; pemberantasan
penya-kit menular; dan pengobatan dasar
4 .
E
o .
1 .
MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
Peran aktif masyarakat dan swasta dalam penyelenggaraan
UKM strata pertama diwujudkan melalui berbagai upaya yang
dimulai dari diri sendiri, keluarga sampai dengan upaya
kese-hatan bersama yang bersumber masyarakat (UKBM). Pada
s a a t in i te l a h b e h a s i l d i k e m b a n g k a n b e r b a g a i b e n t u k U K B M
seperti Posyandu, Polindes, Pos Obat Desa, Pos Upaya
Kese-hatan kerja, dan Dokter Kecil dalam Usaha Kesehatan
Seko-l a h .
b. UKM strata kedua
Yang dimaksud dengan UKM strata kedua adalah UKM tingkat
lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengaetahuan dan
t e r k n o l o g i k e s e h a t a n s p e s i a l i s t i k y a n g d i t u j u k a n k e p a d a masYarakat.
Penanggung jawab UKM strata kedua adalah Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota yang didukung secara lintas sektor. Dinas
Ke-sehatan Kabupaten/Kota mempunyai dua fungsi utam"a yakni
fungsi menajerial dan fungsi teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
p e n g e n d a l i a n , s e r t a p e n g a w a s a n d a n p e r t a n g g u n g j a w a b a n
penyelen gg araan pem bang u nan kesehatan d i kabu paten/kota'
Fungsi teknis kesehatan mencangkup penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat lanjutan, yakni dalam rangka
melayani kebutuhan rujukan Puskesmas.
Untuk dapat melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas
Ke-sehatan Kabupaten/ Kota dilengkapi dengan berbagai unit
pe-laksana teknis seperti: unit pencegahan dan pemberantasan
penyakit; promosi kesehatan; pelayanan kefarmasian; kesehatan
i i n g k u n g a n ; p e r b a i k a n g i z i ; d a n k e s e h a t a n i b u , a n a k , d a n
keluarga berencana. Unit-unit tersebut di samping memberikan
pelayanan langsung juga membantu Puskesmas dalam bentuk
pelayanan rujukan kesehatan masyarakat'
Sistem Kg s e ftat an !'fasiona I
ilHitT"llitrfi"Jif#il
Yang dimaksud dengan rujukan kesehatan masyarakat adalah
pelimpahqn wewenang dan tanggung jawab atas masalah ke_
sehatan masyarakat yang dilakukan secara timbal balik, baik
vertikal maupun horizontal. Rujukan kesehatan masyarakat
di-bedakan atas tiga aspek, yakni: rujukan sarana, rujukan
tekno-logi, dan rujukan operasional.
c. UKM strata ketiga
Yang dimaksud dengan UKM strata ketiga adalah UKM tingkat
unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuaa.dan
teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada
ma-syarakat.
Penanggung jawab UKM strata ketiga adalah Dinas
Keseha-tan Provinsidan Departemen Kesehatan yang didukung secara
lintas sektor. Dinas Kesehatan provinsidan Departemen
Kese-hatan mempunyai dua fungsi, yaknifungsi manajerial dan
fung-siteknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan dan
pengendalian, serta pengawasan dan pertanggung-jawaban
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di provinsi/nasio_
nal. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan
kesehatan masyarakat tingkat unggulan, yakni dalam rangka
melayani kebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan provinsi.
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas
Kese-hatan Provinsidan Departemen Kesehatan perlu didukung oleh
berbagai pusat unggulan yang dikelola oleh sektor kesehatan
dan sektor pembangunan lainnya. Contoh pusat unggulan
yang dimaksud adalah Institut Gizi Nasional, Institut penyakit
Infeksi Nasional, Institut Kesehatan Jiwa Nasional, Institut
Ketergantungan Obat Nasional, Institut promosi Kesehatan
Nasional, Institut Kesehatan Kerja Nasional, dan pusat
Laboratorium Nasional, Institut Survailans dan Teknologi
pe-nyakit dan Kesehatan Lingkungan, serta berbagai pusat
H""il:i;"#,r*i".iffix
'
U1'rggulan lainnya. Pusat unggulan ini disamping
menyeleng-ghrakan pelayanan langsung juga membantu Dinas Kesehatan
dalam bentuk pelayanan rujukan kesehatan.
2. Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)
a. UKPstrata Pertama
Yang dinraksud dengan UKP strata pertama adalah UKP
tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu
pengeta-huan dan teknologi kesehatan dasar yang ditujukan
kepa-da perorangan.
Penyelenggara UKP strata pertama adalah pemerintah,
masyarakat, dan swasta yang diwujudkan melalui berbagai
bentuk pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik
perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai
pengobatan, praktik dokter/klinik 24 iam, praktik bersama,
dan rumah bersalin.
UKP strata pertama oleh pemerintah juga diselenggarakan
oleh Puskesmas. Dengan demikian Puskesmas memiliki
dua fungsi pelayanan, yakni pelayanan kesehatan
masya-rakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Untuk
mening-katkan cakupan, Puskesmas dilengkapi dengan
Puskes-mas Pembantu, Puskesmas Keliling, Pondok Bersalin
De-sa, dan Pos Obat Desa. Pondok Bersalin Desa, dan Pos
Obat Desa termasuk dalam sarana kesehatan bersumber
masYarakat.
Dalam UKP strata pertama juga termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif, serta pelayanan
kebugaran fisik dan kosmetika. Pelayanan pengobatan
tradisional dan alternatif yang diselenggarakan adalah yang
secara ilmiah telah terbukti keamanan dan khasiatnya'
S ist e m I{e s e hat an ltfas ion a I
REPUBLIK INDONESIA
UKP strata pertama didukung oleh berbagai pelayanan
penun-jang seperti toko obat dan apotek (dengan kewajiban
menye-diakan obat esensial generik), laboratorium klinik, dan optik.
Untuk menjamin dan meningkatkan mutu UKp strata pertama
perlu dilakukan berbagai program kendali mutu, baik yang
ber-s i f a t p r o ber-s p e k t i f m e l i p u t i l i s e n s i , s e r t i f i k a s i , d a n a k r e d i t a s i ,
maupun yang bersifat konkuren ataupun retrospektif seperti
g u g u s k e n d a l i m u t u .
Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan
na-sional telah berkembang, pemerintah tidak lagi
menyelengga-rakan UKP strata pertama melalui Puskesmas.
penyelengga-raan UKP strata pertama akan diserahkan kepada masyarakat
dan swasta dengan menerapkan konsep dokter keluarga,
ke-cuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan
pelayanan Puskesmas.
b. UKP srata kedua
Yang dimaksud dengan UKP strata kedua adalah UKp tingkat
lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
t e k n o l o g i k e s e h a t a n s p e s i a l i s t i k y a n g d i t u j u k a n k e p a d a perorangan.
P e n n y e l e n g g a r a U K P s t r a t a k e d u a a d a l a h p e m e r i n t a h ,
masyarakat, dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktik
d o k t e r s p e s i a l i s , p r a k t i k d o k t e r g i g i s p e s i a l i s , k l i n i k s p e s i a l i s ,
balai pengobatan penyakit paru-paru (Bp4), balai kesehatan
mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa masyarakat
( B K J M ) , r u m a h s a k i t k e l a s C d a n B n o n p e n d i d i k a n m i l i k
pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN), dan rumah sakit
swasta.
B e r b a g a i s a r a n a p e l a y a n a n i n i d i s a m p i n g m e m b e r i k a n
pelayanan langsung juga membantu sarana UKp strata peftama
dalam bentuk pelayanan rujukan medik.
REPUBLIK INDONESIA
Yang dimaksud dengan pelayanan rujukan medik adalah
pe-limpahan wewenang dan tanggung jawab atas kasus penyakit
yang dilakukan secara timbal balik, baik secara vertikal
mau-punhorizontal. Rujukan medik terdiri dari tiga aspek, yakni
ruju-kan kasus, rujuruju-kan ilmu pengetahuan, serta rujukan
bahan-ba-han pemeriksaan laboratorium.
UKP strata kedua inijuga didukung oleh berbagai pelayanan
penunjang seperti apotek, laboratorium klinik, dan optik.
U n t u k m e n i n g k a t k a n m u t u p e r l u d i l a k u k a n b e r b a g a i b e n t u k
program kendali mutu.
c. UKP strata ketiga
Yang dimaksud dengan UKP strata ketiga adalah UKP tingkat
unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
t e k n o l o g i k e s e h a t a n s u b s p e s i a l i s t i k y a n g d i t u j u k a n k e p a d a perorangan.
Penyelenggara UKP strata ketiga adalah pemerintah,
masya-rakat, dan swasta yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter
spesialis konsultan, praktik dokter gigi spesialis konsultan,
kli-nik spesialis konsultan, rumah sakit kelas B pendidikan dan
ke-las A milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN), serta
rumah sakit khusus dan rumah sakit swasta. Berbagai sarana
pelayanan ini disamping memberikan pelayanan langsung
ju-ga membantu sarana UKP strata kedua dalam bentuk
pelaya-nan rujukan medik. Seperti UKP strata kedua, UKP strata
keti-g a i n i ju keti-g a d i d u k u n keti-g o l e h b e r b a g a i p e l a y a n a n p e n u n j a n g
seperti apotek, laboratorium klinik, dan optik.
Untuk menghadapi persaingan global, UKP strata ketiga perlu
dilengkapi dengan beberapa pusat pelayanan unggulan
nasio-n a l , s e p e r t i p u s a t u n g g u l a n j a n t u n g n a s i o n a l , p u s a t u n g g u l a n k a n k e r n a s i o n a l , p u s a t p e n a n g g u l a n g a n s t o k e n a s i o n a l , d a n sebagainYa
U n t u k m e n i n g k a t k a n m u t u p e r l u d i l a k u k a n b e r b a g a i b e n t u k
program kendali mutu.
S is tem K,p s e liatan !'[asiona[
A.
REPUBLIK INDONESIA
BAB V
SUBSISTEM
PEMBIAYAAN
KESEHATAN
PENGERTIAN
Subsistem Pembiayaan Kesehatan adalah tatanan yang menghimpun
b e r b a g a i u p a y a p e n g g a l i a n , p e n g a l o k a s i a n , d a n p e m b e l a n j a a n s u m
-berdaya keuangan secara terpadu dan saling mendukung guna
menja-mi n tercapai nya derajat kesehatan masyarakat yan g seti n g g itingg i nya.
T U J U A N
Tujuan subsistem pembiayaan kesehatan adalah tersedianya
pem-biayaan kesehatan dengan jumlah yang mencukupi, teralokasi secara
adil dan termanfaatkan secara berhasil-guna dan berdaya-guna, untuk
menjamin terselenggaranya pembangunan kesehatan guna
mening-katkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi{ingginya.
U N S U R . U N S U R U T A M A
S u b s i s t e m p e m b i a y a a n k e s e h a t a n t e r d i r i d a r i t i g a u n s u r u t a m a , y a k n i p e n g g a l i a n d a n a , a l o k a s i d a n a , d a n p e m b e l a n j a a n .
Penggalian dana adalah kegiatan menghimpun dana yang
diper-lukan untuk penyelenggaraan upaya kesehatan dan atau
peme-liharaan kesehatan.
A l o k a s i d a n a a d a l a h p e n e t a p a n p e r u n t u k a n p e m a k a i a n d a n a
yang telah berhasil dihimpun, baik yang be