• Tidak ada hasil yang ditemukan

PA : Pengelolaan Informasi Dengan E-Surat Pada Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PA : Pengelolaan Informasi Dengan E-Surat Pada Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya."

Copied!
71
0
0

Teks penuh

(1)

PENGELOLAAN INFORMASI DENGAN E-SURAT

PADA BADAN ARSIP DAN PERPUSTAKAAN

KOTA SURABAYA

PROYEK AKHIR

Program Studi

DIII Komputerisasi Perkantoran dan Kesekretariatan

Oleh:

RIZAL SUHARTONO

12390150005

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

(2)

ix

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Batasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 3

1.5 Sistematika Penulisan ... 3

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN ... 5

2.2 Gambaran Umum Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya ... 5

2.2.1 Sejarah Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya ... 5

2.2.2 Visi dan Misi ... 6

2.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan ... 8

2.2.4 Logo Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya ... 12

2.3 Gambaran Umum Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya ... 13

(3)

x

2.3.2 Struktur Organisasi Bagian Tata Usaha Badan Arsip

dan Perpustakaan Kota Surabaya ... 14

2.3.3 Lokasi, Tempat dan Pelaksanaan Proyek Akhir ... 15

BAB III LANDASAN TEORI ... 16

3.1 Pengelolaan... 16

3.1.1 Pengertian Pengelolaan ... 16

3.1.2 Unsur - Unsur Pengelolaan ... 16

3.2 Informasi... 18

3.2.1 Pengertian Informasi ... 18

3.2.2 Jenis - Jenis Informasi ... 19

3.2.3 Ciri - Ciri Informasi ... 21

3.2.4 Fungsi Informasi ... 21

3.3 Surat ... 21

3.3.1 Pengertian Surat ... 21

3.3.2 Pengelolaan Surat Masuk ... 22

3.3.3 Pengelolaan Surat Keluar ... 23

3.3.4 Sarana Pengurus Surat ... 24

3.4 Kearsipan ... 27

3.4.1 Pengertian Kearsipan ... 27

3.4.2 Jenis - Jenis Kearsipan ... 27

3.4.3 Langkah - Langkah Penyimpanan Arsip ... 29

3.4.4 Pengorganisasian Arsip ... 32

3.4.5 Sistem Pengindeksan Arsip ... 35

BAB IV DESKRIPSI PEKERJAAN ... 39

4.1 Metode Pelaksanaan ... 39

(4)

xi

4.3 Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Bagian Tata

Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya ... 40

4.3.1 Pengelolaan Surat Masuk ... 41

4.3.2 Pengelolaan Surat Keluar ... 50

4.3.3 Menangani Telepon... 55

4.3.4 Mengoperasikan Mesin Printer ... 59

4.3.5 Mengoperasikan Mesin Fotocopy ... 59

4.3.6 Mengoperasikan Mesin Scanner ... 60

4.3.7 Melakukan sebagai Operator dan Photography ... 61

BAB V PENUTUP ... 65

5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Saran ... 65

(5)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahaan, penanganan arsip merupakan hal penting dalam

meningkatkan tata kelola organisasi, karena keteraturan dalam pelaksanaan arsip

secara sistematis mempermudah capaian kinerja sesuai dengan standar yang

ditetapkan. Menurut (Poerwadarminta, 2006), pengelolaan adalah proses yang

membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang

memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan

kebijaksanaan dan pencapaian tujuan.

Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya, memiliki Sumber Daya

Manusia (SDM) sebanyak 415 orang. Dari 315 orang, pada Bagian Taman Bacaan

Masyarakat (TBM) dipindah tempatkan di Taman – taman, Balai RW dan

Kelurahan yang pada sebelumnya bekerja di Bagian Badan Arsip dan

Perpustakaan Kota Surabaya. Dari sisa 100 orang tersebut, masih ditetapkan

bekerja di Bagian Kantor Badan Arsip dan Perpustakaan sampai saat ini.

Organisasi ini yang memiliki visi yaitu menjadi sumber informasi dan

mencerdaskan masyarakat surabaya. Hal ini bertujuan untuk membantu

meningkatkan kualitas SDM masyarakat surabaya.

Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Bagian Tata Usaha Badan

Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya merupakan informasi surat yang dikelola

khususnya oleh Bagian Tata Usaha melalui website e-Surat Satuan Kerja

(6)

2

lebih memudahkan pesan cepat untuk tersampaikan, mengurangi

penggunaan kertas, sarana untuk back-up arsip dan sarana untuk memudahkan

temu balik. Permasalahan pada website e-Surat adalah ketika ingin mengecek

arsip, kemudian terjadinya unable to connect di internet. Salah satu penanganan

hal tersebut yaitu bisa melihat back-up arsip di microsoft excel yang telah dibuat.

Selain itu, penanganan surat pada Bagian Tata Usaha terdiri dari 2

macam yaitu surat masuk dan surat keluar. Rata – rata setiap bulan surat yang

telah dikeluarkan oleh pihak Badan Arsip dan banyaknya juga surat yang masuk

dari instansi lain berjumlah sebanyak 215 surat.

Surat tersebut semuanya diarsipkan dengan cara pengarsipan manual

maupun secara elektronik. Oleh karena itu, diperlukan pemahaman dalam

mengarsip agar informasi surat tersimpan dengan benar pada lemari penyimpanan

ataupun melalui website e-Surat SKPD. Adapun hal - hal yang perlu diperhatikan

juga dalam pengarsipan adalah masih ada surat yang tidak disimpan secara

beraturan sehingga perlu dilakukan penataan arsip secara rutin.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah yaitu bagaimana Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Bagian Tata

Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan dari rumusan masalah diatas maka dapat dirumuskan bahwa

(7)

a. Menjelaskan prosedur pengelolaan informasi dengan e-Surat pada Bagian

Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.

b. Menjelaskan prosedur penyimpanan arsip secara manual dan elektronik pada

Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.

1.4 Tujuan

Tujuan dari Proyek Akhir ini adalah mampu memahami penerapan

Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan

Perpustakaan Kota Surabaya.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penulisan laporan Proyek Akhir ini secara umum terbagi menjadi

beberapa bab, yang terdiri dari beberapa sub bab yang bertujuan untuk

memperjelas pokok - pokok bahasan. Adapun sistematika dalam penulisan

laporan Proyek Akhir ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Membahas mengenai latar belakang permasalahan yang ada dalam

perusahaan, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan, dan

sistematika penulisan.

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Membahas tentang gambaran umum Badan Arsip dan Perpustakaan

Kota Surabaya, visi dan misi, yang meliputi sejarah dan struktur

organisasi, serta gambaran umum tempat pelaksanaan penelitian, yaitu

Bagian Tata Usaha yang meliputi tugas dan tanggung jawab, struktur

(8)

4

BAB III LANDASAN TEORI

Membahas tentang penjelasan teori yang digunakan sebagai penunjang

dan pendukung dalam menyelesaikan tugas selama Proyek Akhir

hingga menyelesaikan Proyek Akhir. Landasan teori tersebut mengenai

definisi pengelolaan, definisi informasi, definisi kearsipan, definisi

surat, jenis-jenis surat, alur penyimpanan arsip.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil dan pembahasan membahas tentang uraian pekerjaan yang

dikerjakan selama Proyek Akhir, masalah dan alternatif pemecahan

masalah yang dihadapi dan juga berisi hasil-hasil pembahasan

Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Bagian Tata Usaha.

BAB V PENUTUP

Membahas tentang kesimpulan dari Pengelolaan Informasi dengan

e-Surat pada Bagian Tata Usaha serta saran yang diusulkan agar dapat

menjadi solusi yang dapat dikembangkan setelah melakukan Proyek

(9)

5 BAB II

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2.2 Gambaran Umum Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

2.2.1 Sejarah Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

Tak bisa dipungkiri, masyarakat Indonesia khususnya masyarakat Kota

Surabaya lebih akrab dengan budaya mendengar dibandingkan budaya membaca,

lebih memprihatinkan lagi dari berbagai penelitian yang dilakukan para ahli hanya

10% masyarakat Indonesia yang dikategorikan intelek dan akrab dengan

kebiasaan membaca, padahal untuk menjadi masyarakat yang maju dan beradab

memerlukan kecerdasan yang luar biasa dan itu bisa didapatkan dari kebiasaan

membaca.

Faktor ekonomi yang minimal untuk menyediakan sarana bagi kegiatan

membaca semestinya tidak tepat dijadikan alasan, Pemerintah Kota Surabaya

dalam hal ini Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya yang mempunyai

wewenang dalam kaitannya dengan kampanye gemar membaca telah melakukan

berbagai program dan kegiatan untuk memompa semangat membaca dan

menjadikan membaca sebagai budaya masyarakat Surabaya, penyediaan sarana

dan prasarana seperti Perpustakaan, Taman Bacaan (TBM), Perpustakaan Keliling

dan penambahan koleksi buku setiap tahunnya bagi Perpustakaan Sekolah -

sekolah adalah sebagian kecil upaya untuk membantu masyarakat Surabaya untuk

gemar membaca.

Tentu saja sangat mustahil bagi Pemerintah Kota Surabaya meraih sukses

(10)

6

kalangan masyarakat Surabaya, keluarga adalah lapis pertama yang menjadi kunci

suksesnya kampanye gerakan membaca lewat orang tua yang menularkan

kebiasaan membaca pada anak - anaknya, bantuan berupa buku - buku terutama

pada sekolah - sekolah tingkat dasar untuk terbitan terbaru dari kalangan swasta

merupakan lapisan kedua kunci sukses gerakan membaca, bahkan setiap area

publik wajib menyediakan sudut baca hingga masyarakat mudah untuk

mendapatkan akses buku - buku secara gratis yang bisa dipinjam.

Sejarah Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya dapat dilihat pada

Tabel 2.1.

Tabel 2. 1 Sejarah Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

Tahun Keterangan

1870 Pembangunan Kantor Arsip Kota Surabaya

1984

Pembangunan Kantor Perpustakaan Umum Kota Surabaya dan pengeluaran Surat Keputusan Walikotamadya Kepala Daerah Tingkat II Surabaya Nomor 605

1995 Diubah menjadi Unit Pelaksana Daerah (UPD) dan Peraturan Daerah Kotamadya Dati II Surabaya Nomor II

2001

Otonomi daerah, Perpustakaan umum berubah statusnya menjadi Kantor Perpustakaan Umum Kota Surabaya bedasarkan Peraturan Daerah nomor 4 tahun 2001 tentang Organisasi Lembaga Teknis Kota Surabaya dan Surat Keputusan Walikota Surabaya Nomor 27 tahun 2001 tentang rincian tugas dan fungsi Kantor Perpustakaan Umum Surabaya.

Sumber: (digital-library.surabaya.go.id)

2.2.2 Visi dan Misi

Visi dan Misi Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya adalah

sebagai berikut:

1. Visi

(11)

2. Misi

a. Meningkatkan kesadaran aparatur terhadap pentingnya arsip melalui

pemasyarakatan kearsipan.

b. Mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia

melalui peningkatan pengetahuan dan keterampilan aparatur tentang

kearsipan serta profesionalisme kinerja aparatur dan pemanfaatan iptek.

c. Mendorong pengembangan sistem kearsipan melalui peningkatan

pelayanan prima yang dapat dipertanggung jawabkan.

d. Menyelamatkan dan mengamankan arsip sebagai sumber informasi dan

bahan bukti pertanggung jawaban penyelenggaraan pemerintahan dan

pembangunan.

e. Membina dan mengembangkan koleksi perpustakaan.

f. Membina dan mengembangkan kualitas pelayanan perpustakaan.

g. Melestarikan koleksi sebagai hasil koleksi bangsa.

h. Membina dan mengembangkan jenis perpustakaan di lingkungan

Pemerintah Kota Surabaya.

i. Menyelenggarakan penyebaran informasi Kearsipan dan Perpustakaan.

Membina dan mengembangkan jenis perpustakaan di lingkungan

(12)

8

2.2.3 Struktur Organisasi Perusahaan

Struktur Organisasi Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya dapat

dilihat pada Gambar 2.1.

Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Sumber: (Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya)

a. Kepala Badan Arsip dan Perpustakaan

Mengkoordinasikan dan menyelia bawahan di lingkungan Badan Arsip dan

Perpustakaan serta melaksanakan pembinaan, pengelolaan dan pelayanan

bidang arsip dan perpustakaan sesuai dengan peraturan untuk pelaksanaan

tugas.

b. Sekretaris

Menyusun langkah kegiatan, membagi tugas, memberi petunjuk kepada

bawahan di lingkungan Bagian Tata Usaha merencanakan program Badan

(13)

c. Sub Bagian Umum dan Kepegawaian

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang umum dan

kepegawaian serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai

dengan peraturan yang berlaku untuk pelaksanaan tugas.

d. Sub Bagian Keuangan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis di bidang

keuangan serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai

dengan peraturan yang berlaku untuk pelaksanaan tugas.

e. Bidang Pembinaan

Merencanakan dan mengorganisir pelaksanaan kegiatan serta mengawasi

kegiatan - kegiatan antara lain pembinaan dan pengembangan kearsipan dan

perpustakaan, pengadaan dan distribusi sarana kearsipan serta distribusi

sarana perpustakaan.

f. Sub Bidang Pembinaan Kearsipan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang pembinaan kearsipan

serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan

peraturan yang berlaku untuk melaksanakan tugas.

g. Sub Bidang Pembinaan Perpustakaan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang pembinaan

perpustakaan serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai

(14)

10

h. Sub Bidang Pembinaan Perpustakaan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang pembinaan

perpustakaan serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai

dengan peraturan yang berlaku untuk melaksanakan tugas.

i. Bidang Informasi dan Layanan

Merencanakan dan mengorganisir pelaksanaan kegiatan serta mengawasi

pelayanan arsip dan perpustakaan umum, pelayanan perpustakaan keliling,

pelayanan perpustakaan sistem paket serta promosi dan penyebarluasan

informasi kearsipan dan perpustakaan.

j. Sub Bidang Informasi dan Layanan Kearsipan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang informasi kearsipan

serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai dengan

peraturan yang berlaku untuk melaksanakan tugas.

k. Sub Bidang Informasi dan Layanan Kepustakaan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang informasi perpustakaan

serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan.

l. Bidang Akuisisi, Deposit dan Pengolahan

Menyusun pelaksanaan program, petunjuk teknis, koordinasi, pengawasan,

dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan di bidang akuisisi deposit dan

(15)

m. Bidang Akuisisi, Deposit dan Pengolahan

Menyusun pelaksanaan program, petunjuk teknis, koordinasi, pengawasan,

dan pengendalian serta evaluasi dan pelaporan di bidang akuisisi deposit dan

pengolahan sesuai dengan pelaksanaan tugas.

n. Sub Bidang Akuisisi dan Deposit Kearsipan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian dan evaluasi di bidang Akuisisi dan Deposit

Kearsipan serta memberikan petunjuk dan arahan kepada bawahan sesuai

dengan peraturan yang berlaku untuk melaksanakan tugas.

o. Sub Bidang Pengadaan dan Pengolahan Kepustakaan

Menyiapkan bahan penyusunan program kerja, petunjuk teknis, koordinasi,

pengawasan dan pengendalian, dan evaluasi di bidang Pengadaan dan

Pengolahan Kepustakaan serta memberikan petunjuk dan arahan kepada

bawahan sesuai dengan peraturan yang berlaku untuk melaksanakan tugas.

p. Tugas Staf Pelayanan

1. Staf Petugas Front Office

Memberikan informasi kepada pengunjung terkait Pelayanan

Perpustakaan;- Proses awal pelayanan KTA;- Kasir/menerima denda

keterlambatan pengembalian buku.

2. Staf Petugas Loker

Menjaga tempat penitipan barang;- Mengawasi dan memberi saran

pengunjung yang membawa tas agar menitipkan barang bawaannya di

(16)

12

3. Staf Penjaga Ruang Dewasa 1 & 2

Memberikan pelayanan peminjaman buku;- Mengembalikan dan menata

buku yang selesai dibaca.

4. Staf Penjaga Ruang Referensi

Memberikan Ipelayanan baca ditempat;- Mengembalikan dan menata buku

yang telah selesai dibaca.

5. Staf Penjaga Ruang Anak

Memberikan pelayanan peminjaman buku;- Mengembalikan dan menata buku

yang selesai dibaca.

2.2.4 Logo Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

Gambar 2. 2 Logo Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Sumber: (digital-library.surabaya.go.id)

Filosofi dari Lambang Kota Surabaya yang berlaku sampai saat ini

ditetapkan oleh DPRS Kota Besar Surabaya dengan Putusan No. 34/DPRDS

tanggal 19 Juni 1955, diperkuat dengan Keputusan Presiden R.I. No. 193 tahun

(17)

1. Lambang berbentuk perisai segi enam yang distilir (gesty leerd), yang

maksudnya melindungi Kota Besar Surabaya.

2. Lukisan Tugu Pahlawan melambangkan kepahlawanan putra - putri Surabaya

dalam mempertahankan kemerdekaan melawan kaum penjajah.

3. Lukisan ikan Sura dan Baya yang berarti Sura Ing Baya melambangkan sifat

keberanian putra - putri Surabaya yang tidak gentar menghadapi sesuatu

bahaya.

4. Warna-warna biru, hitam, perak (putih) dan emas (kuning) dibuat sejernih dan

secemerlang mungkin, agar dengan demikian dihasilkan suatu lambang yang

memuaskan.

2.3 Gambaran Umum Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

2.3.1 Tugas dan Tanggung Jawab Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

Tugas dan tanggung jawab Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan

Perpustakaan Kota Surabaya adalah sebagai berikut:

1. Mengelola arsip surat.

2. Melakukan entri informasi surat.

3. Melakukan kerjasama dengan sekretaris.

(18)

14

2.3.2 Struktur Organisasi Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

Struktur Organisasi Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan

Kota Surabaya dapat dilihat pada Gambar 2.3.

(19)

2.3.3 Lokasi, Tempat dan Pelaksanaan Proyek Akhir

Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan terletak di Lantai 1 di

Jalan Dukuh Kupang Barat I/ 1B, Surabaya - Jawa Timur. Tepatnya dibelakang -

Polsek Surabaya. Gambar denah lokasi dapat dilihat pada Gambar 2.4.

(20)

16 BAB III

LANDASAN TEORI

3.1 Pengelolaan

3.1.1 Pengertian Pengelolaan

Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan kebijakan dan

tujuan organisasi atau proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang

terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Poerwadarminta,

2006). Sedangkan menurut (Syamsi, 2008) pengelolaan adalah proses, cara,

perbuatan pengelolaan yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan organisasi

atau yang memberikan pengawasan suatu hal yang terlibat dalam pelaksanaan

kebijakan dan pencapaian tujuan dengan menggunakan tenaga orang lain.

3.1.2 Unsur - Unsur Pengelolaan

Menurut (Dewi, 2011) dalam kegiatan pengelolaan terdapat 8 unsur yang

saling berkaitan untuk mencapai tujuan, meliputi:

a. Organisasi

Kegiatan mengelompokkan dan menyusun kerangka kerja, jalinan hubungan

kerjasama di antara para pekerja untuk mencapai tujuan tertentu. Organisasi

sendiri memiliki 2 sifat utama, yakni:

1. Bersifat statis

Organisasi merupakan wadah dalam melakukan tugas dan wewenang secara

(21)

2. Bersifat dinamis

Organisasi merupakan pembagian tugas dan wewenang serta adanya

komunikasi dalam menjalin kerjasama.

b. Manajemen

Kegiatan yang berfungsi merencanakan, merencanakan, mengorganisasikan,

membina, menggerakkan, dan mengawasi dengan tujuan agar kerjasama yang

telah ditentukan dapat tercapai dengan baik. Menurut Henry Fayol dalam (Dewi,

2011) manajemen didukung beberapa sarana yang harus ada, meliputi:

1. Man (manusia)

Kegiatan menyampaikan informasi dan ide dari seseorang kepada orang lain yang

bersifat timbal bali, baik secara formal maupun non formal.

d. Informasi

Kegiatan menghimpun dan mengolah berbagai keterangan obyektif yang

diperlukan dalam usaha kerja sama.

e. Personalia

Kegiatan mengatur dan mengurus penggunaan Sumber Daya Manusia (SDM)

(22)

18

f. Perbekalan

Kegiatan perencanaan, pengadaan, pengaturan dan penggunaan peralatan kerja

dalam usaha kerja sama agar penggunaannya efektif dan efisien.

g. Humas

Kegiatan menciptakan hubungan dan dukungan yang baik dari lingkungan

internal maupun lingkungan eksternal terhadap usaha kerja sama perusahaan.

3.2 Informasi

3.2.1 Pengertian Informasi

Informasi Menurut (Kosasih, 2006) bisa dikatakan sebagai pengetahuan

yang didapatkan dari belajar, pengalaman atau instruksi. Namun, istilah ini masih

memiliki banyak arti tergantung pada konteksnya. Dalam beberapa pengetahuan

tentang suatu peristiwa tertentu yang telah dikumpulkan ataupun dari sebuah berita

dapat juga dikatakan sebagai informasi. Lain halnya dalam ilmu komputer, informasi

adalah data yang disimpan, diproses atau ditransmisikan. Para ahli meneliti konsep

informasi tersebut sebagai pengetahuan yang didapatkan dari pembelajaran,

pengalaman maupun instruksi.

Dari pengertian lainnya informasi adalah data yang telah diberi makna.

Misalnya dokumen berupa Spreadsheet (Ms. Excel) yang digunakan untuk membuat

informasi dari data yang ada didalamnya. Laporan laba rugi dan neraca merupakan

salah satu bentuk informasi, sedangkan angka yang terdapat didalamnya adalah data

yang telah diproses sehingga bisa digunakan oleh siapa saja yang membutuhkannya

dan pada akhrinya sifat informasi ini adalah bisa menambah pengetahuan atau

(23)

Sumber informasi adalah data. Data itu berupa fakta kenyataan yang

menggambarkan suatu kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Yang kemudian data

tersebut diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan informasi, kemudian

penerima menerima informasi tersebut, membuat suatu keputusan dan melakukan

tindakan, yang kemudian menghasilkan suatu tindakan yang lain yang akan

menimbulkan sejumlah data kembali. Data tersebut akan ditangkap sabagai input,

diproses kembali lewat suatu model dan seterusnya membentuk suatu siklus. Siklus

informasi dapat dilihat pada Gambar 3.1.

Gambar 3. 1 Siklus Informasi (Sutabri, 2005)

3.2.2 Jenis - Jenis Informasi

a. Menurut (Kosasih, 2006) informasi berdasarkan fungsi dan kegunaan adalah suatu

bentuk fakta/ kenyataan yang menggambarkan suatu kejadian - kejadian dan

(24)

20

1. Informasi yang menambah pengetahuan, misalnya: peristiwa - peristiwa,

pendidikan, kegiatan selebritis.

2. Informasi yang mengajari pembaca (informasi edukatif), misalnya makalah

yang berisi tentang cara berternak itik, artikel tentang cara membina

persahabatan, dan lain-lain.

3. Informasi berdasarkan format penyajian, yaitu informasi yang dibedakan

berdasarkan bentuk penyajian informasinya. Misalnya: informasi dalam bentuk

tulisan (berita, artikel, esai, resensi, kolom, tajuk rencana, dll).

b. Informasi berdasarkan format penyajian, adalah informasi yang berdasarkan

bentuk penyajian. Informasi jenis ini, antara lain berupa tulisan teks, karikatur,

foto, ataupun lukisan abstrak.

c. Informasi berdasarkan lokasi peristiwa, adalah informasi berdasarkan lokasi

peristiwa berlangsung, yaitu informasi dari dalam negeri dan informasi dari luar

negeri.

d. Informasi berdasarkan bidang kehidupan adalah informasi berdasarkan bidang -

bidang kehidupan yang ada, misalnya pendidikan, olahraga, musik, sastra,

budaya, dan iptek.

e. Berdasar penyampaian:

1. Informasi yang disediakan secara berkala.

2. Informasi yang disediakan secara tiba-tiba.

3. Informasi yang disediakan setiap saat.

4. Informasi yang dikecualikan.

(25)

3.2.3 Ciri - Ciri Informasi

Ciri-ciri informasi menurut (Kosasih, 2006) yang berkualitas, yaitu:

1. Informasi harus Relevan, yang artinya informasi tersebut mempunyai

manfaat oleh pemakainya.

2. Informasi harus Akurat, yang artinya informasi harus bebas dari

kesalahan-kesalahan dan harus jelas mencerminkan maksudnya.

3. Tepat pada waktunya, yang artinya informasi yang diterima tidak boleh

terlambat.

4. Konsisten, yang artinya informasi yang diterima sesuai dengan datanya

tidak mengalami perubahan yang tidak benar.

3.2.4 Fungsi Informasi

Fungsi informasi menurut (Kosasih, 2006), diantaranya:

1. Meningkatkan pengetahuan atau kemampuan pengguna.

2. Mengurangi ketidakpastian dalam proses pengambilan keputusan.

3. Menggambarkan keadaan sesuatu hal atau peristiwa yang terjadi.

3.3 Surat

3.3.1 Pengertian Surat

Menurut (Barthos, 2009) surat adalah alat komunikasi tertulis yang berasal

dari satu pihak dan ditujukan kepada pihak lain untuk menyampaikan warta.

Sedangkan menurut (Silmi, 2008) surat adalah sehelai kertas atau lebih yang

digunakan untuk mengadakan komunikasi secara tertulis. Menurut (Rahardi, 2008)

surat adalah pernyataan tertulis dari pihak satu kepihak lain, atas nama perseorangan

(26)

22

3.3.2 Pengelolaan Surat Masuk

Menurut (Rahardi, 2008) dalam pengelolaan surat masuk diperlukan

langkah-langkah yang baik dan sistematis. Adapun pengelolaan surat masuk adalah

sebagai berikut:

a. Penerimaan

Surat pertama kali diterima atau diambil dari kurir yang mengantar surat

tersebut. Tugas penerima adalah:

1. Mengumpulkan dan menghitung jumlah surat yang masuk.

2. Meneliti ketepatan alamat si pengirim surat.

3. Menggolongkan surat sesuai dengan urgensi penyelesaian.

4. Menandatangani bukti pengiriman sebagai tanda bahwa surat telah diterima.

b. Penyortiran

Penyortiran dapat dilakukan berdasarkan atas golongan surat biasa, rutin

dan rahasia. Penyortiran adalah kegiatan memisah-misahkan surat untuk pengolahan

lebih lanjut.

c. Pencatatan

Setelah surat dicatat, distempel (dicap) serta memeriksa ketepatan jenis

ataupun jumlah lampiran yang harus diterima maka langkah berikutnya adalah

melakukan pencatatan.

d. Mengagendakan surat masuk

Mengagendakan surat masuk adalah kegiatan mencatat surat masuk dan

surat keluar kedalam buku agenda (buku harian). Setiap surat yang masuk dicatat dan

(27)

e. Pengarahan dan penerusan

Surat-surat yang perlu diproses lebih lanjut, harus diarahkan dan diteruskan

kepada pejabat yang berhak mengolahnya.

f. Penyampaian surat

Penyampaian surat dilakukan oleh petugas pengarah yang dilaksanakan

dengan langkah - langkah sebagai berikut:

1. Surat yang sudah berdisposisi terlebih dahulu dicatat dalam buku agenda.

2. Menyampaikan surat terlebih dahulu melalui buku agenda yang bersangkutan.

3. Petugas pengarah mengembalikan kepada petugas untuk dicatat dalam buku

pengarahan.

4. Penggandaan surat dapat dilakukan dengan mesin fotokopi.

5. Penyimpanan berkas atau arsip surat masuk.

Penyimpanan berkas atau arsip surat dari pimpinan dilakukan oleh unit pengolah

dengan mempergunakan metode kearsipan yang berlaku pada instansi tersebut.

3.3.3 Pengelolaan Surat Keluar

Menurut (Rahardi, 2008) prosedur pengelolaan surat keluar yang baik

hendaknya menggunakan langkah-langkah sebagai berikut:

a. Pembuatan konsep surat:

Konsep surat disebut juga dengan istilah draft. Konsep surat disusun dan dibuat

sesuai bentuk surat yang benar atau yang dikehendaki pimpinan.

b. Mengetik surat dalam bentuk akhir

Konsep yang telah disetujui pimpinan kemudian diketik dalam bentuk akhir

(28)

24

c. Penandatanganan

Net surat itu kemudian disampaikan kepada pimpinan, atau pejabat yang

berewenang untuk menandatangani.

d. Pencatatan

Dalam pencatatan ini kegiatan- kegiatan yang dilakukan yaitu sebagai berikut:

a. Net surat yang telah ditandatangani, dicap disertai kelengkapan lainnya,

seperti lampiran dan amplop.

b. Surat dinas resmi ini lebih dulu dicatat dalam agenda oleh petugas yang

disebut agendaris.

c. Surat dinas telah selesai dicatat dalam buku agenda, kemudian surat tersebut siap

untuk dikirim.

f. Pengiriman surat

Pengiriman surat dapat dilakukan dengan dua macam cara yaitu dikirim secara

langsung atau melalui pos.

g. Penyimpanan surat

Lembar utama dikirim ke alamat yang dituju, sedangkan lembar kedua disimpan

dengan menggunakan sistem kearsipan yang dipakai oleh suatu organisasi.

3.3.4 Sarana Pengurus Surat

Dalam penanganan surat diperlukan alat-alat sebagai berikut:

a. Kartu kendali

Kartu kendali adalah alat yang berfungsi untuk menelusuri dan

mengendalikan proses pengelolaan surat-surat dinas. Kartu kendali dapat digunakan

sebagai pengganti dari buku agenda, karena dengan menggunakan buku agenda

(29)

kendali yaitu prosedur pencatatan dan pengendalian surat sehingga surat dapat

dikontrol sejak masuk sampai disimpan. Menurut (Amsyah, 2005).

Kartu kendali dapat digunakan untuk mendapatkan informasi suatu surat

agar lebih mudah dibanding dengan buku agenda. Sebab kartu 30 kendali disusun

sistematis didalam kotak, sedangkan buku agenda susunannya kronologis.

b. Lembar Disposisi

Lembar disposisi adalah lembaran untuk menuliskan disposisi suatu surat baik

yang diberikan oleh atasan kebawahan maupun sebaliknya.

Menurut (Barthos, 2009) lembar disposisi digunakan untuk mencatat pendapat

singkat dari pimpinan mengenai suatu surat. Oleh sebab itu surat tidak perlu

digandakan walaupun pemrosesan surat melalui lebih dari satu unit kerja. Lembar

disposisi disiapkan oleh petugas tata usaha pada satuan kerja pengarah dan pimpinan

tinggal mengisi kolom isi disposisi serta penerusannya kepada pejabat siapa. Lembar

disposisi dibuat dengan ukuran setengah kuarto.

c. Folder

Folder adalah semacam map tetapi tidak dengan daun penutup. Pada folder

terdapat tab yaitu bagian yang menonjol pada sisi atas untuk menempatkan titel file

yang bersangkutan. Lipatan pada dasar folder dibuat sedemikian rupa sehingga dapat

membuat daya muat dokumen. Pada umumnya folder terbuat dari kertas manila,

panjang 35 cm, lebar 24 cm, tabnya berukuran panjang 8-9 cm, lebar 2 cm. Folder

diisi dengan (tempat memasukkan) dokumen atau arsip hingga merupakan bagian

(30)

26

d. Guide (Penunjuk atau Pemisah)

Guide merupakan penunjuk tempat berkas-berkas itu disimpan, sekaligus

berfungsi sebagai pemsah antara berkas-berkas tersebut. Guide berbentuk segi

panjang dan terbuat dari kertas setebal 1 cm, dengan panjang 33-35 cm dan tinggi

23-24 cm. Guide mempunyai tab (bagian yang menonjol) diatasnya yang berguna

untuk menempatkan atau mencantumkan kode klasifikasi dan disusun secara berdiri.

(Barthos, 2009)

e. Tickler file (Berkas Pengingat)

Alat ini semacam kotak dipergunakan untuk menyimpan kartu kendali atau

kartu pinjam arsip. (Barthos, 2009)

f. Filing Cabinet (Lemari Arsip)

Filing cabinet dipergunakan untuk menyimpan folder yang telah berisi

lembaran-lembaran arsip bersama guide-guidenya. Filing Cabinet berlaci empat dan

terbuat dari logam yang kuat, tahan air, tahan panas serta praktis. (Barthos, 2009).

Menurut Barthos dalam (Fajri, 2012) kata arsip meliputi 3 pengertian:

1. Kumpulan naskah atau dokumen yang disimpan.

2. Gedung (ruang) penyimpanan kumpulan naskah atau dokumen.

Organisasi atau lembaga yang mengelola dan menyimpan kumpulan naskah atau

dokumen.

g. Buku Agenda

Buku agenda berisi kolom-kolom keterangan (data) dari surat yang dicatat.

Buku agenda juga digunakan sebagai alat bantu untuk mencari surat yang disimpan

di file dan merupakan referensi pertama untuk mencari surat, terutama petunjuk

(31)

3.4 Kearsipan

3.4.1 Pengertian Kearsipan

Secara umum kearsipan dapat diartikan rangkaian aktivitas menghimpun,

mengatur dan menyimpan data atau salinannya tersebut agar dapat ditemukan

dengan mudah sewaktu - waktu diperlukan. Menurut Amsyah dalam (Sibali, 2010)

sistem penyimpanan kearsipan adalah sistem yang dipergunakan pada penyimpanan

warkat agar kemudahan kerja penyimpanan dapat diciptakan dan penemuan warkat.

3.4.2 Jenis - Jenis Kearsipan

Arsip memiliki beragam bentuk, tidak hanya arsip yang berupa kertas yang

ditumpuk dalam satu tempat (arsip konvensional), tetapi sudah berkembang dalam

bentuk softcopy. Arsip yang seperti ini disebut dengan arsip elektronik. Berikut ini

jenis-jenis arsip menurut (Haryadi, 2009):

a. Arsip menurut Subjek atau Isinya

Arsip ini adalah arsip keuangan, seperti laporan keuangan, surat perintah, atau

arsip kepegawaian, seperti data riwayat hidup pegawai, surat lamaran, dan surat

pengangkatan.

b. Arsip menurut Bentuk atau Wujudnya

Arsip dalam bentuk ini sangat banyak ragamnya, seperti naskah perjanjian, akte

pendirian perusahaan, notulen rapat, laporan-laporan, kuitansi, berita acara, bon

penjulan, pita rekaman, microfilm, dan compact disk.

c. Arsip menurut Nilai dan Kegunaannya

Arsip yang memiliki nilai informasi, seperti pengumuman, pemberitahuan, dan

(32)

28

ketentuan-ketentuan organisasi, surat keputusan, prosedur kerja, dan urain tugas

pegawai. Selain itu, arsip yang memiliki kegunaan hukum, seperti akte pendirian

perusahaan, akte kelahiran, peraturan-peraturan, surat perjanjian, surat kuasa,

kuitansi, berita acara, dan keputusan peradilan.

d. Arsip menurut Sifat Kepentingannya

Arsip non-esensial, seperti surat permohonan cuti, surat pesanan barang, dan surat

permintaan. Arsip penting, seperti surat keputusan, daftar riwayat hidup, laporan

keuangan, buku kas, dan daftar gaji. Selain itu ada juga arsip vital, seperti akte

kelahiran pendirian perusahaan, buku induk pegawai dan dokumen kepemilikan

tanah.

e. Arsip Menurut Fungsinya

Menurut fungsinya terdiri dua macam, yaitu arsip dinamis dan arsip statis:

1. Arsip Dinamis (dokumen), yaitu arsip yang setiap hari digunakan secara

langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan

oprasional perusahaan.

2. Arsip Statis, yaitu arsip yang setiap hari digunakan, tetapi tidak secara

langsung untuk perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian kegiatan,

operasional perusahaan. Arsip seperti ini tetap disimpan dengan alasaan

(33)

f. Arsip menurut Tempat atau Tingkatan Pengelolaannya

Arsip jenis ini dapat dibedakan antara arsip pusat dan arsip unit, berkaitan dengan

kearsipan lembaga pemerintah. Bentuknya dapat berupa arsip nasional atau arsip

daerah.

g. Arsip menurut Keasliannya

Arsip jenis ini dapat dibedakan menjadi arsip asli, arsip tembusan, arsip salinan,

dan arsip petikan.

3.4.3 Langkah - Langkah Penyimpanan Arsip

Penanganan arsip dalam organisasi merupakan pengelolaan warkat dalam

organisasi yang berisi kumpulan dokumen atau non dokumen agar dapat ditemukan

dengan mudah sewaktu - waktu diperlukan. Menurut (Dewi, 2011) tata kearsipan

meliputi enam kegiatan utama, yaitu :

a. Penciptaan Arsip/ Warkat

Kegiatan manajemen warkat berangkat dari penciptaan arsip/warkat. Arsip

bersumber pada individu/ kelompok. Sumber arsip suatu organisasi berasal dari

arsip intern dan ekstern. Perwujudannya ketika suatu badan usaha mengirim/

menerima surat.

b. Pemilihan Arsip

Dimaksudkan untuk memilih warkat yang berguna/ tidak berguna sehingga arsip

benar-benar berisi info yang mendukung kegiatan kantor atau organisasi.

c. Pengendalian Arsip

Arsip perlu dikendalikan agar tidak terjadi penyakit formitis. Penyakit formitis

artinya kebiasaan menciptakan formulir/warkat baru dengan mudah

(34)

30

lama. Bila timbul gejala formitis dan arsip sudah mulai jarang diperlukan oleh

pihak-pihak manajemen maka merupakan indikator bahwa mulai saat itu perlu

diadakan pengerdalian arsip. Langkah - langkah pengendalian arsip tersebut

sebagai berikut :

1. Perlu perencanaan penciptaan formulir/ warkat antara lain standarisasi,

penghapusan, dan penggabungan formulir.

2. Perlu diambil langkah-langkah penyusutan arsip.

Menurut (Haryadi, 2009) dalam penyimpanan arsip terdapat beberapa

langkah, yaitu sebagai berikut:

a. Pemeriksaan Dokumen

Dokumen harus diperhatikan terlebih dahulu apakah sudah siap disimpan atau

harus ditindaklanjuti, lalu disetujui, dan ditanda tangani terlebih dahulu oleh pihak

yang berwenang. Setelah itu, arsip baru bisa disimpan.

b. Pemberian Indeks dan Pencatatan Arsip

Pemberian indeks dan pencatatan dilakukan dengan cara memilih serta membuat

klasifikasi yang tepat untuk dokumen, seperti nama subjek atau wilayah. Selain

itu, juga mencatatnya secara digital atau manual di agenda.

c. Pembuatan Cross Reference

Tujuan pembuatan Cross Reference adalah agar satu dokumen dapat dicari dengan

beberapa cara yang berbeda. Biasanya, arsip terlebih dahulu telah dimasukkan

nama, subjek, atau tanggalnya di database komputer, sehingga saat diperlukan

(35)

Setelah langkah-langkah diatas dilakukan, pekerjaan selanjutnya adalah

memilih alat penyimpanannya. Berikut ini kriteria pemilihan peralatan menurut

(Sukoco, 2007):

a. Jenis dari dokumen yang akan disimpan

Jenis dokumen yang akan disimpan perlu diperhatikan, misalnya dokumen yang

akan dibuat terbuat dari kertas, kartu, bentuk mikro, bentuk magnetik dan

elektronik atau media lain dimana masing – masing media mempunyai perlakuan

khusus yang berbeda dalam perawatannya.

b. Kecepatan pemanfaatan yang diperlukan

Peralatan yang bersifat mobile agar mampu melayani berbagai lokasi dan dapat

secepatnya ditemukan dan dimanfaatkan oleh pengguna. Hal ini akan

meningkatkan nilai sebuah dokumen dalam menunjang operasional organisasi.

c. Kebutuhan ruangan

Lazimnya kantor sebuah perusahaan atau organisasi perlu mempertimbangkan

rasio ruang kantor dalam melakukan pemilihan peralatan penyimpanan dokumen.

Rasio ruang kantor biasanya menggunakan perbandingan antara kapasitas simpan

per meter persegi dibagi dengan kemampuan perlengkapan penyimpanan yang

dimiliki.

d. Pertimbangan keamanan

Yang tentunya berbeda antara satu organisasi dengan organisasi dokumen lain.

Beberapa dokumen dapat diakses oleh semua karyawan, misalnya dokumen

kebijakan perusahaan, sementara dokumen lain seperti data personalia maupun

data keuangan perusahaan tentunya harus dibatasi pada orang yang mempunyai

(36)

32

e. Biaya peralatan

Faktor lain yang perlu diperhatikan adalah ketersediaan peralatan. Patut

dipertimbangkan bahwa tidak semua peralatan luar negeri lebih baik, bahkan ada

juga yang mutunya lebih rendah daripada buatan dalam negeri. Setelah

melakukan survei peralatan dalam negeri yang diperbandingkan dengan luar

negeri, misalnya jaminan after sales service, garansi, dan lain-lain; biaya per

peralatan harus sesuai dengan kemampuannya.

f. Biaya operasional penyimpanan

Termasuk biaya personil yang bertugas menyimpan dan mengelola dokumen,

biaya alat tulis kantor yang setara, dan biaya ruang yang diperlukan untuk

menyimpan peralatan.

g. Jumlah pemakai yang mengakses dokumen secara teratur

Jumlah pemakai yang mengakses dokumen merupakan hal yang perlu

dipertimbangkan sebelum membeli peralatan, bila pemakainya banyak, perlu

pertimbangan lebih seksama apabila banyak orang yang menyimpan dan

membutuhkan dokumen yang disimpan. Kondisi ini dapat disiasati dengan

mendistribusikan penyimpanan dokumen sehingga penyimpanan dan pemakai

tidak berkumpul di satu tempat saja.

3.4.4 Pengorganisasian Arsip

Pengorganisasian arsip merupakan pembagian tugas dan wewenang

pengelolaannya agar dapat dilaksanakan sebaik – baiknya dalam organisasi. Dengan

adanya kejelasan siapa yang mengelola dan siapa yang bertanggung jawab, maka

pengelolaan arsip dapat dilakukan dengan tertib dan teratur sehingga dalam

(37)

Menurut (Sibali, 2010) dalam penyelenggaraan penyimpanan warkat,

dikenal 3 macam azas, yaitu:

a. Azas Sentralisasi

Penyimpanan warkat yang di pusatkan pada satu unit kerja khusus yang lazim

disebut sentral arsip. Berikut ini keuntungan dan kelemahan azas sentralisasi,

yaitu:

Keuntungan:

1. Ruang dan peralatan arsip dapat dihemat.

2. Petugas dapat mengkonsentrasikan diri khusus pada pekerjaan kearsipan.

3. Kantor hanya menyimpan satu arsip, duplikasinya dapat dimusnahkan.

4. Sistem penyimpanan dari berbagai macam arsip dapat diseragamkan.

Kelemahan:

1. Sentralisasi arsip hanya efisien dan efektif untuk organisasi yang kecil.

2. Tidak semua jenis arsip dapat disimpan dengan satu sistem penyimpanan

ketentuan kantor yang bersangkutan. Semua kegiatan kearsipan, mulai dari

pencatatan, penyimpanan, peminjaman, pengawasan, pemindahan dan

pemusnahan dilaksanakan masing – masing oleh unit kerja. Berikut ini

(38)

34

Keuntungan:

1. Pengelolaan arsip dapat dilakukan sesuai dengan kebutuhan unit kerja masing

- masing.

2. Keperluan akan arsip mudah terpenuhi karena berada pada unit kerja sendiri.

3. Penanganan arsip lebih mudah dilakukan karena jenis arsipnya sudah dikenal

dengan baik.

Kelemahan:

1. Penyimpanan arsip tersebar di berbagai lokasi dan dapat menimbulkan

duplikasi arsip yang tersimpan.

2. Kantor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan arsip pada setiap unit

kerja, sehingga penghematan pemakaian peralatan dan perlengkapan sukar

dihindari.

3. Penataran dan pelatihan kearsipan perlu diadakan karena petugas – petugas

pada umumnya bertugas rangkap dan tidak mempunyai latar belakang

pendidikan kearsipan.

4. Memerlukan tidak menghemat tempat atau ruangan karena penyimpanannya

pada setiap unit kerja.

c. Kombinasi Sentralisasi dan Desentralisasi

Untuk mengatasi kelemahan dari dua cara pengelolaan baik sentralisasi atau

desentralisasi, maka dalam penanganan arsip dapat dilakukan dengan cara

mengelola arsip yang masih aktif pada setiap unit kerja (desentralisasi) sedangkan

arsip-arsip inaktif dikelola dengan cara sentralisasi. Berikut ini keuntungan dan

(39)

Kelebihan:

1. Adanya sistem penyimpanan dan temu balik yang seragam.

2. Menekan seminimum mungkin kesalahan pemberkasan serta dokumen yang

hilang.

3. Menekan duplikasi dokumen.

4. Memungkinan pengadaan dokumen yang terpusat dengan imbas efisiensi

biaya yang lebih baik.

5. Memudahkan kontrol gerakan dokumen sesuai dengan jadwal retensi dan

pemusnahan.

Kelemahan:

1. Karena dokumen yang bertautan tidak ditempatkan pada tempat yang sama

akan menyebabkan sulitnya penggunaan dokumen yang dimaksud.

2. Kurang luwes karena keseragaman di seluruh unit belum atau tidak ada.

3. Masalah yang berasal dari sistem sentralisasi dan desentralisasi akan dibawa

ke sistem kombinasi, walaupun dapat diminimalisir apabila pengelolaannya

dilakukan secara cermat dan tepat.

3.4.5 Sistem Pengindeksan Arsip

Sistem pengindeksan adalah sistem yang mengatur urutan unit atau bagian

dari kata kunci yang digunakan sebagai pengenal untuk memudahkan penentuan

tempat penyimpanan dan penemuan kembali arsip. Menurut Gie dalam (Sukoco,

2007) ada beberapa sistem yang digunakan dalam mengindeks dokumen maupun

(40)

36

1. Sistem Kronologis

Menggunakan kalender sebagai patokan pengindeksan. Sistem ini didasarkan

pada urutan waktu dokumen atau arsip diterima atau waktu dikirim ke luar

organisasi. Dalam administrasi, tanggal dapat menunjukan:

a. Saat ditandatanganinya sebuah surat atau dokumen atau arsip.

b. Saat dimulai ketentuan yang ada dalam surat atau dokumen atau arsip tersebut.

c. Saat surat atau dokumen atau arsip tersebut dikirimkan keluar dari organisasi.

d. Saat yang menunjukkan hari, bulan, dan tahun berlangsungnya suatu peristiwa

atau ditulisnya surat atau dokumen atau arsip.

2. Sistem Abjad

Sistem ini digunakan untuk menyimpan dokumen yang ada berdasarkan urutan

abjad dan nama dokumen bersangkutan. Nama terdiri dari 2 jenis, yaitu nama

orang dan nama badan organisasi). Sistem ini juga disebut direct filling system,

dimana petugas dapat menuju file penyimpanan dalam mencari dokumen tanpa

melalui alat bantu (Indeks).

3. Sistem Subyek

Sistem subjek, sistem ini didasarkan pada isi dari dokumen yang bersangkutan,

misalnya perihal, pokok masalah, permasalahan, pokok surat. Ada 2 macam

sistem subjek, yaitu sistem subjek murni (berdasarkan urutan abjad) dan sistem

subjek bernotasi (berdasarkan notasi/ kode tertentu). Untuk sistem yang terdiri

dari banyak subjek diperlukan daftar indeks agar istilah yang dipergunakan dapat

(41)

Daftar indeks dapat dibagi 2, yaitu:

a. Daftar klasifikasi standar yang umum dipakai di seluruh dunia, misalnya

DDC (Dewey gress classfication), UDC (universal decimal classification),

dan LCC (Library of congress classification). Misalnya 000 (umum), 300

ilmu sosial, 100 (ilmu filsafat).

b. Daftar klasifikasi buatan sendiri ada dua macam:

1. Daftar klasifikasi subjek murni yang berisi istilah-istilah subyek tanpa

disertai dan disusun menurut urutan abjad berdasarkan abjad kamus dan

dan abjad ensiklopedia.

2. Daftar klasifikasi subjek berkode, yang berisi istilah-istilah subjek yang

dilengkapi dengan kode tertentu. Daftar klasifikasi subjek berkode

terdapat 3 macam, yaitu berdasarkan angka, huruf dan gabungan.

4. Sistem Numerik

Sistem ini merupakan sistem penyimpanan warkat yang berdasarkan kode nomor

sebagai pengganti dari nama orang/badan, yang disebut juga indirect filling

system (karena penentuan nomor yang akan digunakan memerlukan

pengelompokan masalahnya terlebih dahulu). Misalnya:

90 perjalanan dinas

91 perjalanan dinas direktur dan wakil direktur

92 perjalanan dinas manajer

Sistem numerik terdapat 3 macam :

a. Filing menurut nomor urut.

b. Filing menurut dua nomor akhir (middle digit).

(42)

38

5. Sistem Geografis

Sistem ini didasarkan pada pengelompokan menurut nama tempat. Sistem ini

dapat dikelola menurut 3 tingkatan, yaitu:

a. Nama negara, surat/dokumen yang diterima nantinya dikelompokan

berdasarkan negara yang bersangkutan.

b. Nama wilayah administrasi negara setingkat propinsi

c. Nama wilayah administrasi khusus

(43)

39

Peserta : Rizal Suhartono

NIM : 12.39015.0005

Dalam pelaksanaan Proyek Akhir yang berlangsung dalam kurun waktu

tiga bulan di Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya, berikut ini adalah

rincian kegiatan yang dilakukan selama Proyek Akhir pada Bagian Tata Usaha

Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya yang dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4. 1 Daftar Kegiatan Selama Pelaksanaan Proyek Akhir

No. Kegiatan/ Pekerjaan

1. Menangani telepon

2. Menjadi operator dan photography

3. Memberikan isi pada lembar disposisi

4. Melakukan pemberian nomor kode surat

5. Melakukan pengarsipan manual dan elektronik

6. Mengoperasikan mesin printer, fotocopy dan scanner

7. Melakukan pencetakan hasil laporan keuangan dari berbelanja

8. Melakukan pengecekan buku Taman Bacaan Masyarakat (TBM)

4.2 Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan untuk menyelesaikan laporan Proyek

Akhir pada Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

(44)

40

a Studi Observasi, yaitu dengan pengamatan dan mempelajari secara

langsung pada Bagian Tata Usaha.

b Wawancara, yaitu dengan mengadakan tanya jawab dengan pembimbing

pada tempat pelaksanaan Proyek Akhir yaitu pada Bagian Tata Usaha.

c Studi Literatur atau Perpustakaan, yaitu dengan mencari dan membaca

literatur dan buku - buku yang mendukung penyelesaian laporan Proyek

Akhir yang tersedia di perpustakaan.

d Penyusunan Laporan, yaitu setelah melakukan kegiatan Proyek Akhir,

langkah selanjutnya adalah menyusun laporan Proyek Akhir yang menjadi

prasyarat dalam menyelesaikan masa studi.

e Konsultasi (Bimbingan), yaitu dengan mengajukan laporan secara

bertahap kepada dosen pembimbing atas hasil laporan Proyek Akhir yang

telah dilaksanakan.

4.3 Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya

E-Surat merupakan transformasi surat dalam bentuk digital yang

diciptakan untuk merespon informasi yang masuk dan keluar. Adanya sistem

e-Surat memudahkan dan mempercepat waktu dalam merespon informasi yang

masuk, sehingga seorang pejabat bisa memberikan respon dengan cepat. Yang

tidak kalah penting adalah pengarsipan dokumen akan menjadi lebih tertata

karena database tersimpan dalam sistem IT. Alasan dibuat sistem e-Surat adalah

karena telah terjadi beberapa masalah, misalnya e-Surat dibuat berawal dari

penemuan dokumen palsu, oleh karena itu penyusunan e-Surat juga ditujukan

(45)

Adapun tujuan aplikasi ini yaitu untuk mempermudah kegiatan

surat-menyurat dalam pemerintahan di Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.

Beberapa keunggulan aplikasi e-Surat:

a. Penyampaian disposisi menjadi lebih cepat sehingga mempercepat

penanganan permasalahan.

b. Proses pencarian surat (searching) dilakukan lebih mudah, lebih cepat dan

dapat dicetak pada saat dibutuhkan.

c. Penghematan biaya kertas karena paperless, penghematan waktu.

d. Terdapat fitur remainder batas waktu pelaksanaan disposisi.

e. Dapat dikembangkan fitur lain sesuai kebutuhan.

Dalam melakukan Pengelolaan Informasi dengan e-Surat pada Badan Arsip dan

Perpustakaan Kota Surabaya mempunyai alur yang harus dilewati.

4.3.1 Pengelolaan Surat Masuk

Penanganan surat masuk harus sesuai dengan prosedur ketentuan yang

sudah ditetapkan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. Surat

tersebut harus jelas dengan alamat yang ditujukan kepada siapa. Jika tidak ada

alamat jelas maka satpam ataupun bagian sekretaris akan menghubungi pihak

pengirim surat. Surat masuk ditangani oleh bagian Tata Usaha Badan Arsip dan

Perpustakaan. Adanya Document Flow ini dapat mempermudah dalam membaca

penanganan pada Bagian Tata Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota

Surabaya.

Berikut ini salah satu pengelolaan surat masuk yang berada di Badan

(46)

42

Flow dan penjelasan alur pengelolaan surat masuk. Gambar Document Flow

pengelolaan surat masuk dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Gambar 4. 1 Document Flow Alur Pengelolaan Surat Masuk

A. Melakukan Entri Surat Masuk

Pada alur pengelolaan surat masuk mempunyai 2 jalur, yaitu secara

manual dan elektronik. Proses surat masuk yang pertama adalah melalui

elektronik. Penggunaan surat masuk secara elektronik pada instansi ini sering

digunakan karena masih banyak instansi lain yang menggunakan mengirim surat

lewat jalur internet dan tidak terlalu banyak juga orang lain menggunakan jalur

surat masuk manual. Jadi, elektronik dari pihak instansi selalu menerapkan sistem

tersebut. Sedangkan, jalur yang selalu dipergunakan pada Badan Arsip dan

Perpustakaan Kota Surabaya adalah menerapkan jalur surat masuk elektronik dan

manual.

Surat masuk yang berasal dari luar akan diterima oleh pihak penerima

(47)

Perpustakaan Kota Surabaya. Bagian Tata Usaha langsung scan surat untuk

menjadikan back-up lalu di entrikan di e-Surat melalui internet oleh pegawai yang

memiliki hak wewenang. Ada beberapa langkah-langkah pengentrian data surat ke

website e-Surat, meliputi:

1. Login e-Surat SKPD

Tahap pertama yaitu ketika menerima surat, hal yang harus dilakukan

adalah melakukan back-up informasi surat melalui internet. Setiap harinya

sekretariat harus membuka aplikasi website e-surat.surabaya.go.id dari Pemerintah

Kota Surabaya karena terdapat email masuk yang harus di print dan surat masuk

tersebut diberi disposisi serta harus disampaikan ke unit terkait. Mulanya

sekretariat harus membuka username dan password, username dan password ini

hanya bisa dibuka oleh sekretariat. Gambar login e-Surat SKPD dapat dilihat pada

Gambar 4.2.

(48)

44

2. Menu Surat Masuk

Tahap kedua yaitu setelah login ke website e-Surat SKPD. Lalu ada

tampilan berupa menu, lalu pilih surat masuk. Gambar menu surat masuk dapat

dilihat pada Gambar 4.3.

Gambar 4. 3 Tampilan Menu Surat Masuk

3. Pengisian Form

Tahap ketiga yaitu setelah masuk pada menu surat masuk. Lalu ada

tampilan berupa bentuk form/ tempat surat masuk yang diperintahkan untuk

mengisi informasi surat kedalam e-Surat. Bertujuan memback-up informasi surat

intansi untuk mengantisipasi jika fisik surat hilang, maka bisa dilihatkan kembali

melalui website tersebut. Dan ada 2 tempat back-up yaitu melalui secara

(49)

Gambar 4. 4 Tampilan Pengisian Form

Sifat Surat berdasarkan jenisnya, ada lima jenis yaitu:

Berdasarkan Wujud Surat

1. Surat Biasa

Surat yang isinya tidak mengandung rahasia walaupun terbaca oleh orang

lain, seperti surat undangan pernikahan atau khitanan, surat pertemuan para siswa

untuk rekreasi dan sebagainya.

Berdasarkan Keamanan Isinya

2. Surat Rahasia

Surat yang isinya harus dirahasiakan, tidak boleh dibaca oleh orang lain,

karena bila jatuh ketangan orang yang tidak berhak, akan merugikan perusahaan

(50)

46

Berdasarkan Proses Penyelesaiannya

3. Surat Penting

Surat penting yang harus diberikan konfirmasi secepatnya dan segera

dikirimkan supaya mendapat tanggapan. Gambar pengisian form dapat dilihat

pada Gambar 4.5.

4. Surat Amat Segera

Surat yang harus dikirimkan dengan sangat segera atau kilat adalah surat

yang harus ditangani secepat mungkin pada kesempatan yang pertama karena

surat ini harus segera dikirimkan secepatnya karena penerima harus cepat

menanggapi dan menyelesaikannya.

(51)

5. Surat Segera

Surat yang secepatnya diselesaikan tetapi tidak perlu pada kesempatan

yang pertama dan segera dikirimkan supaya mendapat tanggapan dan

penyelesainya dari pihak penerima. Gambar pengisian form dapat dilihat pada

Gambar 4.6.

B. Melakukan Pendisposisian Surat

Saat melakukan pendisposisian surat, pihak sekretariat akan memberikan

lembaran disposisi yang telah dibuat setelah itu lalu ditujukan ke kepala bagian

lalu mencatat pada lembar disposisi yang berisikan ditujukan kemana akan

dilanjutkan untuk menerima surat ini pada setiap sub bidang, kemudian surat

(52)

48

tersebut diterima, nomor pengendalian dan diteruskan kepada kepala sub bidang

atau tidak serta menandatangani bukti surat masuk untuk organisasi atau

perusahaan yang mengirim surat tersebut.

Sekretariat akan memasukkan surat masuk pada website e-Surat SKPD

hari itu juga, sehingga dapat diproses secara cepat penyampaian kepada unit-unit

terkait perihal surat masuk tergantung kepada pimpinan cabang untuk

disampaikan dan diteruskan ke unit mana surat masuk tersebut dan setelah alur

tersebut selesai. Maka, berkas surat instansi akan diserahkan sesuai sub bidang

yang dipilih.

Pencatatan dan distribusi surat masuk, semua surat masuk pada bagian

sekretariat akan diberikan disposisi surat, pencatatan disposisi surat ini merupakan

alur wajib karena berguna untuk penyampaian surat kepada pimpinan dan

unit-unit terkait dan untuk di arsipkan agar jika dikemudian hari terdapat pencarian

surat kembali maka surat dapat dengan mudah ditemukan. Surat masuk di Badan

Arsip dan Perpustakaan terdiri dari surat masuk umum dan memo surat masuk

dari kantor pusat, kantor cabang dan kantor wilayah.

Surat masuk umum yaitu terdiri dari surat-surat dari perusahaan, organisasi,

atau pun badan-badan lain yang ingin bekerja sama dengan Badan Arsip dan

Perpustakaan atau pun kepentingan lain. Surat masuk dari kantor pusat merupakan

memo intern dari kepentingan intern Badan Arsip dan Perpustakaan yang

disampaikan kepada unit-unit terkait. Semua surat-surat tersebut harus diberikan

disposisi dan disampaikan kepada pimpinan cabang untuk di paraf dan disampaikan

dan diteruskan ke pimpinan bagian masing-masing unit. Gambar lembar disposisi

(53)

Gambar 4. 7 Lembar Disposisi

C. Melakukan Penyimpanan Arsip

Pada saat lembar disposisi tidak diberikan tujuan ke sub bidang. Maka,

hal yang harus dilakukan adalah melakukan penyimpanan arsip. Yang lembar

disposisi dan surat masuk dijadikan satu dan dilakukan pencatatan kedalam

Microsoft Excel, setelah di entrikan kedalam Microsoft Excel sekretariat langsung

menyampaikan disposisi surat masuk tersebut kepada pimpinan cabang, kemudian

pimpinan cabang melakukan koreksi surat tersebut, lalu disposisi surat masuk

tersebut kembali ke sekretariat untuk di fotocopy, setelah di fotocopy disposisi

surat masuk tersebut di sampaikan dan diteruskan ke pimpinan bagian unit yang

sudah ditentukan oleh pimpinan dan sekretariat juga menyimpan disposisi surat

masuk tersebut untuk diarsipkan. Gambar Back-up data isi surat melalui Microsoft

(54)

50

Gambar 4. 8 Back-up Data Isi Surat

4.3.2 Pengelolaan Surat Keluar

Melakukan surat keluar harus sesuai dengan prosedur ketentuan yang

sudah ditetapkan oleh Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya. Surat

tersebut harus jelas dengan alamat yang ditujukan kepada siapa. Pembuatan surat

keluar harus ditangani oleh bagian sekretaris Badan Arsip dan Perpustakaan,

karena semua surat masuk dan keluar ditangani oleh sekretaris. Adanya Document

Flow ini dapat mempermudah dalam membaca penanganan pada Bagian Tata

Usaha Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.

Berikut ini salah satu pengelolaan surat keluar yang berada di Badan

Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya dapat dilihat sebagai berikut Document

Flow dan penjelasan alur pengelolaan surat keluar. Gambar Document Flow

(55)

Gambar 4. 9 Document Flow Alur Pengelolaan Surat Keluar

A. Melakukan Pembuatan Konsep Surat

Pertama, ka. sub bagian pada Badan Arsip dan Perpustakaan Kota

Surabaya yaitu membuat konsep surat. Selanjutnya, konsep surat disampaikan

kepada bagian pengetikan untuk diketik oleh staf sub bagian tata usaha.

Selanjutnya, pengetikan surat keluar. Sebelum diketik, konsep surat yang

telah dibuat diteliti terlebih dahulu. Namun pada sub bagian, apabila sebelumnya

sudah ada surat sejenis yang diketik, maka seringkali pada file surat yang sudah

ada tersebut hanya dilakukan pengeditan. Tujuannya agar waktu pembuatan surat

lebih efektif.

B. Melakukan Entri Kode Verifikasi

Pada surat yang telah selesai diketik dan telah dikoreksi oleh ka. sub

bagian. Selanjutnya, surat disampaikan kepada sekretaris untuk meminta

(56)

52

mengentrikan verifikasi kode surat/ tanda tangan untuk mendapat persetujuan.

Apabila masih terdapat kesalahan, maka surat segera diperbaiki dan diajukan

kembali kepada kepala badan.

Surat dicatat dalam buku daftar pengendali kemudian diberi nomor dan

tanggal. Nomor surat diperoleh dari buku daftar pengendali, pencatatan surat

dalam buku daftar pengendali dilakukan oleh staf sub bagian Tata Usaha. Gambar

daftar pengendali dapat dilihat pada Gambar 4.10.

Gambar 4. 10 Daftar Pengendali

Tahap untuk memberikan nomor surat yaitu harus memiliki konsep surat

yang telah disetujui dan berisikan kesediaan kode klasifikasi, surat ditujukan ke

bidang dan tahun. Lalu, diberikan pendisposisian, selanjutnya melakukan Ditujukan

pada Nomor Halaman

(57)

pencatatan pada buku daftar pengendali untuk mendapatkan nomor surat. Jika

konsep surat ditujukan pada Bagian Informasi dan Layanan (BIL), maka

dituliskan pada buku daftar pengendali diisi kode klasifikasi, surat diturunkan ke

bidang (BIL), perihal pada lembar isi disposisi dan tahun. Diteruskan kedalam

konsep surat dan diberikan nomor surat yang dilakukan dengan cara diisi nomor

halaman terlebih dahulu dilanjutkan dengan nomor urut. Gambar pemberian

nomor surat dapat dilihat pada Gambar 4.11.

Gambar 4. 11 Pemberian Nomor Surat

Selanjutnya, penggandaan surat, surat di copy sebanyak kebutuhan.

Setelah di copy, semua surat diberi stempel instansi. Satu rangkap surat disimpan

sebagai arsip. Kemudian surat dilipat dan dimasukkan ke dalam amplop. Pada

masing-masing amplop dituliskan kemana surat tersebut ditujukan.

C. Melakukan Pengiriman Surat

Setelah tahap tersebut terselesaikan maka surat langsung akan

disampaikan ke seluruh SKPD yang telah ditujukan. Penyampaian surat dilakukan

(58)

54

Perpustakaan Kota Surabaya melalui secara manual pengiriman. Selain itu,

penerima surat harus membutuhkan parafnya pada buku tanda terima tersebut.

Surat yang telah disampaikan dengan melampirkan tanda terima dari SKPD

tersebut dilaporkan kepada ka. bagian umum selaku kepala badan. Gambar daftar

pengendali dapat dilihat pada Gambar 4.12 sampai dengan Gambar 4.13.

Gambar 4. 12 Tanda Terima Surat

(59)

4.3.3 Menangani Telepon

Telepon merupakan alat komunikasi untuk menyampaikan dan menerima

informasi dengan cepat dan bersifat komunikasi tidak langsung, sebab antara

komunikator dan komunikan tidak bertatap muka. Sehingga Kantor Badan Arsip

dan Perpustakaan Kota Surabaya yang telepon dapat merasa disegani dan

menimbulkan image baik bagi Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya.

Ketika telepon berdering sudah pasti si penelepon mempunyai maksud

penting, maka hendaknya penerima telepon secepat mungkin menangani telepon

masuk tersebut. Jangan sampai si penelepon merasa tidak nyaman karena

menunggu lama atau bahkan memutuskan untuk menghentikan telepon tersebut.

Penerima telepon harus dapat menunjukkan bahwa kantor tersebut

merupakan perusahaan yang profesional dengan cara menangani telepon dengan

sigap, dan profesional.

Hal-hal yang harus diperhatikan ketika menerima telepon adalah sebagai

berikut:

1. Mengangkat telepon sesegera mungkin. Secara umum bila telepon sudah

berdering sebanyak dua atau tiga kali hendaklah penerima telephon segera

mengangkat dan menjawab telepon tersebut. Jangan biarkan si penelepon

menunggu terlalu lama.

2. Mengangkat gagang telepon dengan menggunakan tangan kiri dan tangan

kanan memegang alat tulis serta kertas Lembar Pesan Telepon (LPT), namun

bila pegawai menulis dengan tangan kiri, maka hal kebalikannya yang

Gambar

Tabel 2.1.
Gambar 2. 1 Struktur Organisasi Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya Sumber: (Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya)
Gambar 2. 2 Logo Badan Arsip dan Perpustakaan Kota Surabaya  Sumber: (digital-library.surabaya.go.id)
Gambar 2. 3 Struktur Organisasi Bagian Tata Usaha
+7

Referensi

Dokumen terkait

pemasukan buku dari bantuan dan pendistribusian dari donatur pada Badan Arsip.. dan Perpustakaan Kota Surabaya, maka saran yang dapat disampaikan untuk. pengembangan

Dengan adanya Sistem Informasi Kearsipan Statis pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, dapat menangani pengelolaan data Arsip. Statis sesuai dengan

Aplikasi Perpustakaan Digital Berbasis Web Pada Badan Arsip, Perpustakaan dan Dokumentasi Kota Palembang dibangun untuk mempermudah proses keperpustakaan seperti mempermudah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode dan implementasi transformasi digital bahan pustaka di Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Propinsi Sulawesi Selatan koleksi

Hasil penelitian tentang rancangan e-katalog pada Badan Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi Daerah Lampung akan mempermudah pihak perpustakaan khususnya pengelola

Hasil penelitian yang telah dilakukan di Kantor Badan Pertanahan Nasional (BPN) Kabupaten Klaten bahwa pengelolaan surat masuk yaitu surat masuk diterima di Bagian Tata Usaha untuk

Dengan adanya Sistem Informasi Kearsipan Statis pada Badan Arsip dan Perpustakaan Provinsi Jawa Tengah, dapat menangani pengelolaan data Arsip. Statis sesuai dengan

SISTEM INFORMASI PENGELOLAAN ARSIP SURAT BERBASIS WEB PADA BADAN KESBANGPOL Dedi Irawan1, Budi Asmanto, Frica Nanda Puspita Program Studi Sistem Informasi UM Metro