• Tidak ada hasil yang ditemukan

Efektivitas Komunikasi Antarpersona Customer Service PT. POS Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Efektivitas Komunikasi Antarpersona Customer Service PT. POS Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011"

Copied!
201
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Untuk Menempuh Gelar Sarjana Strata 1 Program Studi Ilmu Komunikasi Konsentrasi Humas

Oleh :

Trisna Juliansyah

41807098

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI KONSENTRASI HUMAS

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

BANDUNG

(2)

i

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauhmana Efektivitas Komunikasi

Antar Persona Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap

Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011. Untuk menjawab masalah diatas peneliti

menganalisa tingkat Keterbukaan, Empati, Sikap Mendukung, Sikap Positif, Kesetaraan,

Pemanfaatan jasa berulang, Pembelian antar liniproduk dan jasa, Mereferensikan kepada orang

lain,dan Menunjukankekebalan tarikan dari pesaing.

Pendekatan penelitian ini adalah kuantitatif, sedangkan metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik analisa deskriptif. Data dikumpulkan melalui

wawancara, angket, studi pustaka, dan internet searching. Populasi dalam penelitian ini adalah

pelanggan PT. Pos Indonesia yang berkunjung ke bagian Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung yang kemudian diperoleh jumlah sampel sebesar 55 orang. Teknik

sampling yang digunakan adalah Accidental Sampling. Teknik analisa data yang digunakan

adalah penyeleksian data, klasifikasi data, coding book, coding sheet, mentabulasikan data, olah

dan analisa data menggunakan program SPSS 13.

Hasil penelitian menunjukan adanya pengaruh antara indikator dan variabel, Korelasi Keterbukaan dengan Loyalitas Pelanggan adalah 0,368 signifikan, searah. Korelasi Empati dengan loyalitas pelanggan adalah 0,514 signifikan, searah, Korelasi Sikap Mendukung dengan loyalitas pelanggan adalah 0,585 signifikan, searah. Korelasi Sikap Positif dengan loyalitas pelanggan adalah 0,551, signifikan, searah. Korelasi Kesetaraan dengan loyalitas pelanggan adalah 0,407 signifikan, searah.Korelasi Efektivitas dengan pemanfaatan jasa berulang adalah 0,734 signifikan, searah. Korelasi Efektivitas dengan pembelian antarlini adalah 0,688 signifikan, searah. Korelasi Efektivitas dengan mereferensikan kepada orang lain adalah 0,698 signifikan, searah. Korelasi Efektivitas dengan Menunjukan kekebalan tarikan peasing adalah 0,722 signifikan, searah. Korelasi Efektivitas dengan Loyalitas pelanggan adalah 0,892 signifikan dan searah.

Kesimpulannya menunjukan terdapat pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar

Persona Customer Service PT.Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas

Pelanggannya Periode Maret 2011 sebesar 79,56% sisanya dipengaruhi faktor lain.Jadi Ho ditolak H1 diterima. Pengaruh kuat, signifikan dan searah.

Saran peneliti, Customer Service PT. Pos Indonesia mampu meningkatkan kemampuan

(3)

ii By :

Trisna Juliansyah NIM. 41807098

This study under the guidance of: Iin Rahmi H.. S.Sos., M.I.Kom

The aim of this study was to determine the extent of effectiveness of Interpersonal Communication Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung Branch Office Of Loyalty Customers. To answer the above problem the researchers analyzed the levels of Openness, Empathy, Attitudes Supports, Positive Attitude, Equality, repeated use of services, inter-line purchases of products and services, Refer to others, and showed the tug immunity from competitors.

Approach this research uses quantitative approach, while the research method used method survey with descriptive analysis techniques. Data collected technique in this research used interviews, questionnaires, literature, and internet searching. The population in this study is a customer of PT. Pos Indonesia to visit the Customer Service PT. Pos Indonesia Bandung Branch Office who then obtained the number of samples by 55 people. Sampling technique used Accidental Sampling. Data analysis techniques used data selection, data classification, coding book and coding sheets, tabulating data, data analysis process the data using SPSS 13.

The results showed the influence of indicators and variables, the correlation of Openness with Customer Loyalty is a significant 0.368, unidirectional. The correlation of Empathy with customer loyalty is a significant 0.514, direction, The correlation of attitude Supports with customer loyalty is a significant 0.585, unidirectional. The correlation Attitude Positive with customer loyalty is 0.551, significant, unidirectional. The correlation Equality with customer loyalty is a significant 0.407, unidirectional. Correlation of Effectiveness with service utilization is 0.734 significant recurrent, unidirectional. Correlation of Effectiveness with the purchase of 0.688 between the lines is significant, unidirectional.. Correlation of Effectiveness by referring to others is a significant 0.698, unidirectional. Correlation of Effectiveness with immune Indicates significant traction peasing is 0.722, the same direction. Correlation of Effectiveness with customer loyalty is 0.89, significant and direction.

The conclusion shows there is influence between the effectiveness of Interpersonal Communication Customer Service PT.Pos Indonesia Bandung Branch Office of Loyalty Customers Periode March 2011 for the remaining 79.56% influenced by other factors. So Ho is rejected H1 accepted. Strong influence, significant and unidirectional.

(4)

iii

Puji dan syukur penulis panjatkan ke khadirat Allah SWT, yang telah

melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan

kegiatan penelitian ini. Tak lupa shalawat dan salam kepada junjungan kita

Rasulullah, Nabi Muhammad SAW serta para sahabat dan seluruh pengikutnya

semoga rahmat dan hidayah selalu dilimpahkan padanya.

Dalam melaksanakan penelitian ini tidak sedikit penulis menghadapi

kesulitan serta hambatan baik teknis maupun non teknis. Namun atas izin Allah

SWT, juga berkat usaha, doa, semangat, bantuan, bimbingan serta dukungan yang

penulis terima baik secara langsung maupun tidak langsung dari berbagai pihak,

akhirnya penulis dapat menyelesaikan penelitian ini.

Penulisan penelitian ini tak lepas dari dukungan pihak keluarga, untuk itu

penulis mengucapkan terima kasih kepada Ibu dan Ayah tercinta serta keluarga

yang telah memberikan dukungan doa, moril, materi serta kasih sayangnya.

Selain itu selesainya usulan penelitian ini berkat bantuan berbagai pihak,

untuk itu dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih yang

sebesar-besarnya, kepada :

1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., M.A selaku Dekan Fakultas

(5)

iv

3. Yth. Ibu Rismawaty, S.Sos, M.Si, selaku dosen wali yang telah dengan

sangat sabar dan sangat baik memberikan motivasi kepada penulis.

4. Yth. Ibu Iin Rahmi Handayani S.Sos.,M.I.Kom. selaku dosen pembimbing

yang telah banyak memberikan bimbingan, masukan serta arahan kepada

penulis.

5. Yth. Bapak, Ibu dosen Ilmu Komunikasi pada umumnya dan konsentrasi

Ilmu Humas khususnya, untuk semua ilmu yang telah di transformasikan

kepada peneliti.

6. Yth. Ibu Ratna Widiasti A.md, selaku Sekretaris Dekan Fakultas Ilmu Sosial

dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia Bandung yang telah

membantu semua keperluan peneliti.

7. Yth. Ibu Astri Ikawati A.md. kom, selaku Sekertariat Jurusan Ilmu

Komunikasi, terimakasih atas bantuan administrasinya.

8. Yth. Bapak Suyud Suhendar Selaku Humas PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung.

9. Yth. Ibu Fitri, Ibu Tamie, dan Ibu Emi beserta seluruh Staff Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung.

(6)

v

12. Untuk Nenek tercinta Hj. Nani, terima kasih atas motivasi & doa nya.

13. Untuk Om Deni Wahyu, terima kasih atas semua bantuan & masukannya

dari mulai peneliti daftar kuliah sampai sekarang ini.

14. Untuk keluarga besar H. Asep, terima kasih atas semua bantuannya.

15. Para sahabat – sahabat setiaku, Asep Sandi, Kemas, Tian, Akbar, Arief,

Ijul, Akrom, Adri, Markus, Manyu, Tono, Gilang, Patah & Guy terima

kasih atas semua bantuannya dan lelucon - leluconnya yang selalu

menghibur penulis. Kalian semua memang keren.

16. Teman-teman seperjuangan, Fiona Boureno, Silfia Feronika, Dwi

Rachmawati, Juneanto Gozali, dan juga semua anak IK-Humas 1,

terimakasih atas semua bantuan, motivasi dan pengertiannya.

17. Teman-teman di IK 3 2007, Eci, Penti, Tedi, terima kasih semuanya.

18. Teman-teman di komunikasi angkatan 2007 yang telah memberikan

masukan, saran dan bantuan.

19. Teman-teman di kosan, Aciw, Om Coki, A Iyus, Rolly, Dikin, Bang

Ikrom, terima kasih atas semua motivasinya.

20. Untuk keluarga Ibu Siti & Bapak Amoy, terima kasih semua bantuaannya.

21. Serta semua pihak yang telah membantu dan memberi dukungan, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, semoga kebaikannya dibalas

(7)

vi pengembangan lebih lanjut.

Akhir kata peneliti mengharapkan semoga usulan penelitian ini dapat

bermanfaat bagi pihak lain pada umumnya rekan-rekan di UNIKOM pada

khususnya yang akan melakukan penelitian pada kajian yang sama.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Bandung, Juli 2011

(8)

1 1.1 Latar Belakang Masalah

Pada hakekatnya manusia adalah mahluk sosial yang tidak bisa hidup

sendiri dan selalu membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Salah

satu bukti bahwa manusia tidak bisa hidup sendiri adalah bahwa manusia selalu

berinteraksi dengan orang lain. Interaksi tersebut dilakukan dengan cara

berkomunikasi dengan orang lain. Kegiatan komunikasi selalu saja terjadi dalam

kehidupan manusia sehari-hari. Manusia dalam melaksanakan segala kegiatannya,

selalu berpusat pada kegiatan komunikasi. Hal ini menunjukkan bahwa tidak ada

aktivitas tanpa komunikasi, baik itu secara langsung maupun tidak langsung,

verbal maupun nonverbal dengan bentuk apapun.

Komunikasi merupakan hal yang sangat mendasar yang dilakukan oleh

manusia sebagai makhluk sosial, dalam artian manusia selalu berinteraksi dan

melakukan hubungan dengan manusia lain. Banyak definisi dan pengertian

mengenai komunikasi yang ingin disampaikan oleh para ahli komunikasi untuk

dapat menjelaskan makna utama dari komunikasi. Menurut Onong Uchjana

Effendy, “Istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication berasal

dari kata Latin communicatio, dan bersumber dari kata communis yang berarti

sama. Sama disini maksudnya adalah sama makna.” (Effendy, 2003: 9).

Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu

(9)

komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu

kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia.

Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusiaatau

dalam sering kali disebut komunikasi sosial atau social communication.

Komunikasi manusia sebagai singkatan dari komunikasi antar manusia,

dinamakan komunikasi sosial karena hanya pada manusia-manusia yang

bermasyarakat terjadinya komunikasi. Secara paradigmatis, komunikasi adalah

proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi

tahu atau untuk mengubah sikap, pandapat, atau perilaku, baik langsung secara

lisan, maupun tak langsung melalui media.

Dewasa ini kebutuhan manusia akan informasi sangatlah kritis sekali.

Dimana bisa dilihat media media dan sarana untuk kebutuhan manusia dalam

berkomunikasi sangatlah berkembang pesat. Sebuah perusahaan akan bisa

bersaing dengan perusahaan lain yang bergerak di bidang yang sama ketika

perusahaan tersebut bisa memberikan kepuasaan dan loyalitas kepada

pelanggannya. Loyalitas terhadap pelanggan tersebut bukan hanya dalam hal

pemenuhan dan memberikan kepuasaan tentang apa yang dijual, akan tetapi juga

dalam hal kepuasaan pelanggannya dalam memperoleh informasi dan

menyampaikan keluhan. Maka dari itu setiap perusahaan selalu berusaha

memberikan informasi kepada pelanggannya dengan cara membentuk suatu divisi

khusus yang berperan dalam hal memberikan informasi pelayanan dan

menanggapi keluhan bagi pelanggannya yakni dengan dibentuknya bagian

(10)

Customer Service diharapkan menjadi ujung tombak dari keberhasilan

perusahaan agar terciptanya citra positif dikalangan masyarakat dalam hal ini

pelanggan bisnis. Customer Service ini sendiri memberikan pelayanan

informasinya lewat komunikasi antar persona yang dilakukan antar petugas

customer service dengan pelanggannya. Komunikasi antar persona (antar pribadi)

merupakan komunikasi yang berlangsung antara seseorang dengan orang lain.

“Komunikasi interpersonal adalah penyampaian pesan oleh satu orang dan

penerimaan pesan oleh orang lain atau sekelompok kecil orang, dengan berbagai

dampaknya dan dengan peluang untuk memberikan umpan balik segera”

(Effendy, 2003:30). Komunikasi interpersonal merupakan komunikasi antara

orang-orang secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya

menangkap reaksi orang lain secara langsung, baik secara verbal atau nonverbal.

Adapun pengertian komunikasi antar persona (interpersonal Communication)

menurut Onong Uchjana Effendi yang dikutip dari Josep A. Devito adalah sebagai

berikut : “Proses pengiriman dan penerimaan pesan – pesan antara dua orang atau

diantara sekelompok kecil orang – orang, dengan beberapa elemen dan beberapa

umpan balik seketika” (Effendy, 2003:60)

Menurut Alo Liliweri yang dikutip dari Effendy mengenai pengertian

antar persona berikut :

(11)

Dapat diambil kesimpulan bahwa komunikasi sudah menjadi bagian dari

kehidupan manusia, seperti halnya manusia membutuhkan udara untuk bernafas.

Karena komunikasi antar persona sudah menjadi hal yang biasa dilakukan, ini

artinya bahwa komunikasi antar persona sudah menjadi hal yang lumrah dan biasa

terjadi, sehingga tanpa disadari sebagian dari orang kurang memperhatikan

bagaimana seharusnya berkomunikasi dengan baik, dan akibatnya seringkali

seseorang mengalami kegagalan dalam berinteraksi dengan sesamanya, sehingga

menimbulkan kesalahpahaman atau salah pengertian antara satu dengan yang lain.

Dimana pada komunikasi antar pribadi ini, diharapkan pelanggan bisa

memperoleh kepuasaan dan memperoleh loyalitas dari para pelanggannya untuk

instansi sendiri. Diharapkan kegiatan komunikasi antar pribadi ini dilakukan

secara efektif sehingga mencapai hasil.

Seperti halnya di PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung ini terdapat

bagian Customer Service dimana bagian Customer Service ini memiliki peran

yang sangat penting dalam memberikan layanan informasi kepada pelanggannya.

PT. Pos Indonesia merupakan sebuah perusahaan negara yang pada awalnya

bergerak dalam bidang jasa pengiriman surat dan paket. Akan tetapi seiring

berjalannya waktu, PT. Pos Indonesia ini memberikan fasilitas pelayanan jasa

tambahan seperti jasa keuangan meliputi Western Union, pembayaran rekening

listrik, tagihan telpon, wesel dan giro. Maka dari itu, bukan hanya pelayanan dari

Costumer Service saja yang harus baik dalam melayani pelanggannya, tetapi

(12)

sama dalam melayani pelanggannya dengan baik. Hal ini bisa dilihat dari cara

kerja tiap divisi di PT. Pos Indonesia Kantor Cabang bandung tersebut.

Adapun peranan dari Customer Service di PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung ini meliputi beberapa peranan. Disini Customer Service

menjembatani antara PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung sendiri dengan

pelanggannya dalam hal pelayanan informasi dan penanggapan keluhan

pelanggan. Di PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Customer Service

dituntut untuk mampu berkomunikasi dengan baik dalam memberikan pelayanan

dan tanggap dalam menanggapi keluhan pelanggan dan memberikan informasi

bagi pelanggannya. Pelayanan disini tidak hanya mengenai bukti fisik dan produk

akan tetapi meliputi beberapa hal. Dalam hal ini, Pelayanan tidak hanya terbatas

pada fasilitas fisik pelayanan akan tetapi meliputi juga dimensi empati, yaitu

tingkat perhatian dan kepedulian penyedia jasa atau kepentingan, kebutuhan,

keluhan pelanggan.

Customer Service diharapkan mampu berkomunikasi dengan baik. Dengan

kata lain diperlukan adanya efektivitas komunikasi antar persona dari Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap pelanggannya dalam

hal pemenuhan kebutuhan informasi bagi pelanggannya sehingga timbulah

loyalitas dari pelanggannya. Jika komunikasi antar persona yang terjadi antara

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung dengan

pelanggannya bisa efektif, Maka kemungkinan besar akan menimbulkan efek

yang baik pula dari pelanggannya bagi perusahaan sehingga perusahaan bisa

(13)

Istilah efektivitas atau efektif mempunyai arti berhasil atau tepat guna.

Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat adalah efektivitas. Menurut

Onong Uchjana Effendy efektivitas adalah “Komunikasi yang prosesnya

mencapai tujuan direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 1989 : 14). Menurut

Josep A. Devito Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima

kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu :

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Aspek keterbukaan yang kedua

mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimulus yang datang. Dan aspek ketiganya Terbuka dalam pengertian ini adalah

mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik

anda dan anda bertanggungjawab atasnya.

2. Empati ( Empathy )

Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,

berada di kapal yang sama dan merasakan perasaan yang sama dengan cara yang

sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang

lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa

mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun

non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan

(14)

gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh

yang penuh perhatian dan kedekatan fisik, sentuhan atau belaian yang

sepantasnya.

3. Sikap mendukung ( Supportiveness )

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat

berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap

mendukung dengan bersikap

4. Sikap positif ( Positiveness )

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan sedikitnya dua cara yakni menyatakan sikap positif dan secara positif

mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu

pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi

interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka

sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat

penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan

daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak

bereaksi secara menyenangkan terhadap situasi atau suasana interaksi.

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang

mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis

daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam

(15)

efektif bila suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam

bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing

pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Dalam suatu

hubungan interpersonal yang ditandai oleh kesetaraan, perbedaan pendapat dan

konflik lebih dillihat sebagai upaya untuk memahami perbedaan yang pasti ada

daripada sebagai kesempatan untuk menjatuhkan pihak lain.kesetaraan tidak

mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal

dan nonverbal pihak lain.

Komunikasi antar persona yang efektif merupakan modal utama dari

Customer Service dalam memberikan pelayanan informasi dan tanggapan keluhan

bagi pelanggannya sehingga pelanggan memperoleh kepuasaan dan pada akhirnya

muncul loyalitas dari pelanggan terhadap perusahaan. Apalagi khusus untuk PT.

Pos Indonesia sendiri, mencari pelanggan yang loyal sangatlah penting sekali

dikarenakan adanya persaingan yang ketat sekali antar perusahaan lain yang

bergerak di bidang jasa yang sama dengan PT. Pos Indonesia. Pelanggan yang

loyal bisa menjaga jalannya kelangsungan usaha dari PT. Pos Indonesia untuk

kedepannya. Sehingga jasa dari PT. Pos Indonesia ini akan selalu dibutuhkan.

“Loyalitas adalah konsep yang subjektif, konsep yang paling baik didefinisikan

(16)

Sebagaimana yang diungkapkan oleh Barnes bahwa loyalitas pelanggan

yaitu:

”Loyalitas sejati tidak berasal dari ikatan semu yang membuat salah satu pihak mendapat kegiatan untuk mengakhiri hubungan tersebut. Pondasi loyalitas adalah dalam menunjang kepuasan pelanggan ini adalah hubungan emosional dan sikap bukan sekedar perilaku. Lamanya seorang pelanggan berbisnis dengan sebuah perusahaan hanyalah salah satu indikator loyalitas.” (Barnes, 2003:40).

Untuk mengetahui lebih mengenai loyalitas pelanggan PT Pos. Indonesia

tidak terlepas dari peranan Customer Service nya. Karena dalam aktivitasnya

seorang Customer Service harus selalu optimal. Kualitas pelayanan yang

ditujukan akan menghasilkan citra dan loyalitas dari pelanggan.

Customer Service harus memiliki kemampuan melayani pelanggan secara

tepat dan cepat serta memiliki kemampuan berkomunikasi yang baik. Customer

Service yang baik harus diikuti dengan tersedianya sarana dan prasarana yang

mendukung kecepatan, ketepatan, dan keakuratan pekerjaannya. Selain itu,

Customer Service dituntut untuk memberikan pelayanan yang prima kepada

pelangganya, agar pelayanan yang diberikan dapat memuaskan pelanggan

bisnisnya. Untuk itu seorang Customer Service harus memiliki dasar-dasar

pelayanan yang kokoh seperti etiket pelayanan, pengenalan produk, dan

dasar-dasar lainnya. Pelayanan yang diberikan akan berkualitas jika setiap petugas

Customer Service dibekali pengetahuan tentang dasar-dasar pelayanan yang sesuai

dengan bidang pekerjaan yang akan dihadapinya, termasuk kemampuannya

menguasai pengetahuan tentang segala sesuatu yang berhubungan dengan layanan

(17)

Bertolak dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas maka

peneliti dapat menetapkan Rumusan Masalah yaitu “Sejauhmana Efektivitas

Komunikasi Antar Persona Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011.”

1.2 Identifikasi Masalah

Seperti yang telah diketahui diatas bahwa perumusan masalah penulis

masih suatu pertanyaan yang sangat luas, maka untuk memberi arah pada

penulisan ini, penulis menyusun identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Sejauhmana Keterbukaan Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung Terhadap Loyalitas PelanggannyaPeriode Maret 2011?

2. Sejauhmana Empati Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang

Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011?

3. Sejauhmana Sikap Mendukung Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011?

4. Sejauhmana Sikap Positif Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011?

5. Sejauhmana Kesetaraan Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011?

6. Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer Service PT.

Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Pemanfaatan Jasa

(18)

7. Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer Service PT.

Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Pembelian Antarlini

Produk Atau Jasa Oleh Pelanggannya Periode Maret 2011?

8. Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer Service PT.

Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Mereferensikan Kepada

Orang Lain Oleh Pelanggannya Periode Maret 2011?

9. Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer Service PT.

Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Menunjukan Kekebalan

Tarikan Dari Pesaing Oleh Pelanggannya Periode Maret 2011?

10.Sejauhmana Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer Service PT.

Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

1.3.1 Maksud Penelitian

Untuk mendeskripsikan fenomena yang terjadi dengan menggunakan

kalimat yang tepat, dengan demikian maksud penelitian menunjukan apa yang

diteliti oleh peneliti dan dapat membantu peneliti dalam menentukan metode yang

akan digunakan. Maksud pokok dari peneliti dalam melakukan penelitian ini ialah

untuk mengetahui sejauhmana efektivitas komunikasi antar persona Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung sehingga bisa memperoleh

(19)

1.3.2 Tujuan penelitian

Berkaitan dengan masalah yang akan diteliti, maka tujuan dari penelitian

ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk Mengetahui Keterbukaan Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011.

2. Untuk Mengetahui Empati Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor

Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011.

3. Untuk Mengetahui Sikap Mendukung Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011.

4. Untuk Mengetahui Sikap Positif Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011.

5. Untuk Mengetahui Kesetaraan Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011.

6. Untuk Mengetahui Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap

Pemanfaatan Jasa Berulang Oleh Pelanggannya Periode Maret 2011.

7. Untuk Mengetahui Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Pembelian

(20)

8. Untuk Mengetahui Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap

Mereferensikan Kepada Orang Lain Oleh Pelanggannya Periode Maret

2011.

9. Untuk Mengetahui Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Menunjukan

Kekebalan Tarikan Dari Pesaing Oleh Pelanggannya Periode Maret 2011.

10.Untuk Mengetahui Efektivitas Komunikasi Antar Persona Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas

Pelanggannya Periode Maret 2011.

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat berguna dan memberikan kontribusi dalam

pengembangan Ilmu Komunikasi pada umumnya dan Humas pada khususnya,

yakni dibidang Customer Service. Utamanya untuk memberikan pengetahuan

tentang efektivitas komunikasi antar persona yang dilakukan para Customer

Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung dengan tujuan memperoleh

loyalitas dari para pelanggannya.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Peneliti

Menambah berbagai ilmu dan pengtahuan serta pengalaman bagi peneliti

(21)

loyalitas pelanggan pada unit usaha jasa sehingga dapat berguna di masa yang

akan datang.

2. Bagi Universitas

Penelitian ini diharapkan berguna bagi mahasiswa UNIKOM secara

umum, Program Studi Ilmu Komunikasi secara khusus sebagai bahan literatur

atau bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian dalam kajian yang sama.

3. Bagi Perusahaan

Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan masukan dan

pertimbangan bagi pihak PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung dalam

menentukan kebijakan perusahaan dimasa mendatang, sehingga dapat lebih

meningkatkan kualitas pelayanannya sehingga terbentuk loyalitas pelanggan

terhadap perusahaan.

1.5 Kerangka Pemikiran

1.5.1 Kerangka Teoritis

Di dalam sebuah perusahaan Customer Service selalu berhubungan dengan

pelanggan perusahaannya. Komunikasi adalah dasar dari hubungan tersebut.

Komunikasi yang terjadi antar Customer Service dengan pelanggannya

perusahaan ini adalah komunikasi antar persona dimana melibatkan antara dua

orang. Customer Service harus dapat mengemas setiap pesan komunikasi dengan

baik, rapi dan terencana. Hal ini diperlukan sekali dalam hal pemenuhan

(22)

dari pelanggan. Komunikasi antar pribadi yang dilakukan oleh Costumer Service

haruslah bisa berlangsung secara efektif. Karena efektivitas dari komunikasi antar

persona ini bisa memberika kepuasan bagi pelanggannya dalam hal pelayanan

informasi dan keluhan sehingga nantinya bisa memunculkan loyalitas dari

pelanggannya terhadap perusahaan.

Istilah efektivitas atau efektif mempunyai arti berhasil atau tepat guna.

Efektif merupakan kata dasar, sementara kata sifat adalah efektivitas. Menurut

Onong Uchjana Effendy efektivitas adalah “Komunikasi yang prosesnya

mencapai tujuan direncanakan sesuai dengan biaya yang dianggarkan, waktu yang

ditetapkan dan jumlah personil yang ditentukan” (Effendy, 1989 : 14). Menurut

Josep A. Devito Efektivitas Komunikasi Interpersonal dimulai dengan lima

kualitas umum yang dipertimbangkan yaitu :

1. Keterbukaan (Openness)

Kualitas keterbukaan mengacu pada sedikitnya tiga aspek dari komunikasi

interpersonal. Pertama, komunikator interpersonal yang efektif harus terbuka

kepada orang yang diajaknya berinteraksi. Aspek keterbukaan yang kedua

mengacu kepada kesediaan komunikator untuk bereaksi secara jujur terhadap

stimulus yang datang. Dan aspek ketiganya Terbuka dalam pengertian ini adalah

mengakui bahwa perasaan dan pikiran yang anda lontarkan adalah memang milik

anda dan anda bertanggungjawab atasnya.

2. Empati ( Empathy )

Berempati adalah merasakan sesuatu seperti orang yang mengalaminya,

(23)

sama. Orang yang empatik mampu memahami motivasi dan pengalaman orang

lain, perasaan dan sikap mereka, serta harapan dan keinginan mereka untuk masa

mendatang. Kita dapat mengkomunikasikan empati baik secara verbal maupun

non verbal. Secara nonverbal, kita dapat mengkomunikasikan empati dengan

memperlihatkan keterlibatan aktif dengan orang itu melalui ekspresi wajah dan

gerak-gerik yang sesuai, konsentrasi terpusat meliputi kontak mata, postur tubuh

yang penuh perhatian dan kedekatan fisik, sentuhan atau belaian yang

sepantasnya.

3. Sikap mendukung ( Supportiveness )

Hubungan interpersonal yang efektif adalah hubungan dimana terdapat sikap

mendukung (supportiveness). Komunikasi yang terbuka dan empatik tidak dapat

berlangsung dalam suasana yang tidak mendukung. Kita memperlihatkan sikap

mendukung dengan bersikap

4. Sikap positif ( Positiveness )

Kita mengkomunikasikan sikap positif dalam komunikasi interpersonal

dengan sedikitnya dua cara yakni menyatakan sikap positif dan secara positif

mendorong orang yang menjadi teman kita berinteraksi. Sikap positif mengacu

pada sedikitnya dua aspek dari komunikasi interpersonal. Pertama, komunikasi

interpersonal terbina jika seseorang memiliki sikap positif terhadap diri mereka

sendiri. Kedua, perasaan positif untuk situasi komunikasi pada umumnya sangat

penting untuk interaksi yang efektif. Tidak ada yang lebih menyenangkan

daripada berkomunikasi dengan orang yang tidak menikmati interaksi atau tidak

(24)

5. Kesetaraan (Equality)

Dalam setiap situasi, barangkali terjadi ketidaksetaraan. Salah seorang

mungkin lebih pandai. Lebih kaya, lebih tampan atau cantik, atau lebih atletis

daripada yang lain. Tidak pernah ada dua orang yang benar-benar setara dalam

segala hal. Terlepas dari ketidaksetaraan ini, komunikasi interpersonal akan lebih

efektif bila suasananya setara. Artinya harus ada pengakuan secara diam-diam

bahwa kedua pihak sama-sama bernilai dan berharga, dan bahwa masing-masing

pihak mempunyai sesuatu yang penting untuk disumbangkan. Kesetaraan tidak

mengharuskan kita menerima dan menyetujui begitu saja semua perilaku verbal

dan nonverbal pihak lain.

Sedangkan loyalitas adalah konsep yang subjektif, konsep yang paling

baik didefinisikan oleh pelanggan itu sendiri (Barnes, 2003 :33). Sebagaimana

yang diungkapkan oleh Barnes bahwa loyalitas pelanggan yaitu:

”Loyalitas sejati tidak berasal dari ikatan semu yang membuat salah satu pihak mendapat kegiatan untuk mengakhiri hubungan tersebut. Pondasi loyalitas adalah dalam menunjang kepuasan pelanggan ini adalah hubungan emosional dan sikap bukan sekedar perilaku. Lamanya seorang pelanggan berbisnis dengan sebuah perusahaan hanyalah salah satu indikator loyalitas.” (Barnes, 2003:40).

Menurut Griffin, terdapat empat karakteristik loyalitas pelanggan, yaitu:

1. Melakukan pembelian berulang secara teratur.

2. Membeli antarlini produk dan jasa

3. Mereferensikan kepada orang lain

(25)

Dasar teori dalam penelitian ini adalah Model Pertukaran Sosial Thibault

dan Kelly. Model ini memandang hubungan interpersonal sebagai suatu transaksi

dagang. Orang berhubungan dengan orang lain karena mengharapkan sesuatu

yang memenuhi kebutuhannya. Amsumsi dasar yang mendasari analisis Thibault

dan Kelly adalah Setiap individu secara sukarela memasuki dan tinggal dalam

hubungan sosial hanya selama hubungan tersebut memuaskan ditinjau dari segi

ganjaran dan biaya. Thibault dan Kelly menjelaskan bahwa terdapat empat konsep

pokok dalam teori pertukaran sosial, yaitu:

1. Ganjaran adalah setiap akibat yang dinilai positif yang diperoleh seseorang

dari suatu hubungan. Ganjaran berupa uang, penerimaan sosial, atau

dukungan terhadap nilai yang dipegangnya.

2. Biaya adalah akibat yang dinilai negatif yang terjadi dalam suatu

hubungan. Biaya ini dapat berupa waktu, usaha, konflik, kecemasan, dan

keruntuhan harga diri dan kondisi-kondisi lain yang dapat menghabiskan

sumber kekayaan individu atau dapat menimbulkan efek-efek yang tidak

menyenangkan.

3. Hasil atau laba adalah ganjaran dikurangi biaya. Bila seseorang individu

merasa dalam suatu hubungan interpersonal, bahwa ia tidak memperoleh

laba sama sekali, ia akan mencari hubungan lain yang mendatangkan laba.

4. Tingkat perbandingan menunjukan ukuran baku (standar) yang dipakai

sebagai kriteria dalam nilai hubungan individu pada waktu sekarang,

ukuran baku ini dapat berupa pengalaman individu pada masa lalu atau

(26)

Penerapan teori pertukaran sosial ini digunakan kerena teori ini

mengungkapkan bahwa suatu hubungan dari segi ganjaran dan biaya, oleh karena

itu PT. Pos Indonesia akan sangat mempertimbangkan dan memperhatikan

pelanggannya karena pelanggan akan memperhitungkan ganjaran dalam

menggunakan jasa yang ditawarkan melalui kualitas pelayanan informasi dan

keluhan lewat bagian Customer Service. Bila ganjaran yang mereka terima sesuai

atau bahkan lebih dari harapan pelanggan setelah biaya yang mereka keluarkan

dalam menikmati fasilitas dan jasa yang ditawarkan, maka para pelanggan akan

menunjukan loyalitasnya kepada perusahaan, yang dapat dilihat dari pembelian

ulang, kekebalan pelanggan dari daya tarik pesaing, memberikan referensi kepada

orang lain dan pelanggan akan membeli di luar lini produk. Hal tersebut akan

menguntungkan bagi perusahaan, maka inilah tujuan dari PT. Pos Indonesia untuk

memperoleh loyalitas pelanggannya lewat hal pemenuhan kebutuhan informasi

dan tanggapan keluhan oleh Customer Service yakni dengan cara terjalinnya

komunikasi antar persona yang efektif.

Berdasarkan pengertian tersebut, pelayanan informasi dan keluhan yang

diterima oleh pelanggan dari Customer Service PT. Pos Indonesia adalah tolak

ukur dalam loyalitas pelanggan. Jika komunikasi antar persona berjalan efektif

dan pelanggan terpuaskan dalam memperoleh informasi dan tanggapan keluhan,

(27)

1.5.2 Kerangka Konseptual

Dalam penelitian ini, penulis ingin melihat sejauhmana efektivitas

komunikasi antar persona Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang

Bandung terhadap loyalitas pelanggannya. Dimana hal ini menunjukan bahwa

peran Costumer Service sangatlah dibutuhkan keberadaanya dalam hal pelayanan

informasi dan keluhan pelanggannya. Sehingga diharapkan terciptanya

komunikasi antar persona yang efektif antara Customer Service dengan

pelanggannya sehingga muncul loyalitas dari pelanggannya.

Komunikasi antar persona yang efektif dalam hal pelayanan informasi dan

keluhan pelanggan oleh Costumer Service diharapkan bisa memberikan pengaruh

yang positif bagi perusahaan sehingga bisa menarik hati serta memberikan

kepuasan akan kebutuhan informasinya dan pada akhirnya bisa menjadikan

pelanggan tersebut menjadi loyal kepada perusahaan

Loyalitas pelanggan merupakan tujuan utama PT Pos Indonesia. Dapat

dikatakan bahwa pelanggan yang mempunyai fanatisme yang relatif permanen

dalam jangka panjang terhadap suatu produk/ jasa atau perusahaan yang telah

menjadi pilihannya.

Pelanggan yang loyal merupakan aset terbesar dari perusahaan dalam

menjalankan bisnisnya, sehingga banyak perusahaan khususnya usaha di bidang

jasa mengutamakan loyalitas pelanggannya. Terciptanya loyalitas pelanggan dan

usaha dalam rekomendasi mulut ke mulut (word of mouth) sangat menguntungkan

(28)

1.6 Operasional Variabel

1. Variabel X : Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Indikator X1 : Keterbukaan

Alat Ukur :

1. Kejujuran Memberikan Informasi dan Tanggapan Keluhan

2. Keterbukaan Memberikan Informasi dan Tanggapan Keluhan

Indikator X2 : Empati

Alat Ukur :

1. Pemahaman Perasaan Dalam Memberikan Infomasi dan Menanggapi Keluhan

2. Kepedulian Dalam Memberikan Informasi dan Menanggapi Keluhan

Indikator X3 : Sikap Mendukung

Alat Ukur :

1. Keinginan Dalam Memberikan Informasi dan Menanggapi Keluhan

2. Daya Tanggap

3. Tepat Sasaran

Indikator X4 : Sikap Positif

Alat Ukur :

1. Kesopanan Dalam Memberikan Informasi dan Menanggapi Keluhan

(29)

3. Interaktif

Indikator X5 : Kesetaraan

Alat Ukur :

1. Pandangan Status Dalam Memberikan Informasi dan Menanggapi Keluhan

2. Bersikap Netral Dalam Memberikan Informasi dan Menanggapi Keluhan

2. Variabel Y : Loyalitas Pelanggan

Indikator Y1 : Pemanfaatan Jasa Berulang

Alat Ukur :

1. Memanfaatkan Semua Layanan Jasa

2. Intensitas Penggunaan Jasa

Indikator Y2 : Pembelian Antar Lini Produk dan Jasa

Alat Ukur :

1. Penggunaan Jasa Pengiriman Paket

2. Penggunaan Jasa Pengiriman Surat

3. Penggunaan Jasa Keuangan

Indikator Y3 : Mereferensikan Kepada Orang Lain

Alat Ukur :

(30)

2. Memberikan Informasi Seputaran Jasa Yang Diberikan

Indikator Y4 : Menunjukan Kekebalan Tarikan Dari Pesaing

Alat Ukur :

1. Memilih Jasa PT. Pos sebagai pilihan utama

2. Ketertarikan Terhadap Jasa Perusahaan Lain

(31)

4.Sikap Positif

2 Loyalitas 1.Pemanfaatan Jasa

(32)

Orang Lain

4.Menunjukan Kekebalan

Dari Tarikan Pesaing

Untuk Menggunakan Jasa

-Memberikan Informasi

Seputaran Jasa Yang

Diberikan

- Memilih Jasa PT. Pos

sebagai pilihan utama

- Ketertarikan Terhadap Jasa

Perusahaan Lain

Sumber : Aplikasi Peneliti 2011

1.7 Hipotesis

Hipotesis adalah dugaan sementara atau jawaban sementara dan masih

harus dibuktikan kebenarannya (Arikunto, 1995:121). Hipotesis dalam penelitian

sebagai berikut:

H1 : Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas

Pelanggannya Periode Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung Terhadap Loyalitas

Pelanggannya Periode Maret 2011.

Untuk dapat mempermudah penelitian ini, maka peneliti menjabarkan

(33)

1. H1 : Ada pengaruh antara Keterbukaan Customer Service PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Keterbukaan Customer Service PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

2. H1 : Ada pengaruh antara Empati Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Empati Customer Service PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

3. H1 : Ada pengaruh antara Sikap Mendukung Customer Service PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Sikap Mendukung Customer Service PT.

Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

4. H1 : Ada pengaruh antara Sikap Positif Customer Service PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Sikap Positif Customer Service PT. Pos

(34)

5. H1 : Ada pengaruh antara Kesetaraan Customer Service PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya Periode Maret

2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Kesetaraan Customer Service PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap Loyalitas Pelanggannya

Periode Maret 2011.

6. H1 : Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Pemanfaatan Jasa Berulang oleh pelanggannya Periode Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Pemanfaatan Jasa Berulang oleh pelanggannya Periode Maret 2011.

7. H1 : Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Pembelian Antarlini Produk Atau Jasa oleh pelanggannya Periode Maret

2011.

H0 : Tidak Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Pembelian Antarlini Produk Atau Jasa oleh pelanggannya Periode Maret

2011.

8. H1 : Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

(35)

Mereferensikan Kepada Orang Lain oleh pelanggannya Periode Maret

2011.

H0 : Tidak Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Mereferensikan Kepada Orang Lain oleh pelanggannya Periode Maret

2011.

9. H1 : Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Menunjukan Kekebalan Tarikan Dari Pesaing oleh pelanggannya Periode

Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Menunjukan Kekebalan Terhadap Tarikan Dari Pesaing oleh

pelanggannya Periode Maret 2011.

10.H1 : Ada pengaruh antara Efektivitas Komunikasi Antar Persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

Loyalitas Pelanggannya Periode Maret 2011.

H0 : Tidak ada pengaruh antara Efektivitas komunikasi antar persona

Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung terhadap

(36)

1.8 Teknik Pengumpulan Data

Dalam mengembangkan penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa

teknik pengumpulan data, teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan yaitu:

1. Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan untuk mengumpulkan data dari

populasi yang akan ditujukan pada responden. Adapun pengertian lain dari angket

adalah sebagai berikut :

“Kuesioner atau angket adalah suatu masalah yang umumnya banyak menyangkut kepentingan umum (orang banyak), dilakukan dengan jalan mengedarkan suatu daftar pertanyaan berupa formulir-formulir, yang diajukan secara tertulis kepada sejumlah subjek untuk mendapatkan jawaban atau tanggapan (respon) tertulis seperlunya”. (Kartono, 1996:200).

Angket ini berisikan pertanyaan pertanyaan seputaran komunikasi antar

persona yang dilakukan Customer Service PT. Pos Indonesia Kantor Cabang

Bandung terhadap pelanggannya dalam menyampaikan informasi dan

menanggapi keluhan. Angket ini disebarkan kepada pelanggan PT. Pos Indonesia

Kantor Cabang Bandung yang datang berkunjung ke bagian Customer Service.

2. Studi Pustaka

Selain teknik pengumpulan data yang telah disebutkan di atas, peneliti

melakukan studi kepustakaan yaitu teknik pengumpulan data dengan

menggunakan buku atau referensi sebagai penunjang penelitian, dan dengan

(37)

majalah, makalah, dan yang lainnya. Sehingga peneliti memperoleh data-data

yang tertulis melalui telaah bacaan yang ada kaitannya dengan masalah penelitian.

3. Internet Searching

Penggunaan internet sebagai salah satu sumber dalam teknik pengumpulan

data dikarenakan dalam internet terdapat banyak informasi yang berkaitan dengan

penelitian. Beragam informasi ini tentunya sangat berguna bagi penelitian, serta

dilengkapi sengan beragam literatur yang berasal dari penelitian yang telah

dilakukan sebelumnya dari berbagai belahan dunia. Aksesibilitas yang fleksibel

dan aplikasi yang mudah juga menjadi point penting untuk menjadikan pencarian

data dalam intenet sebagai salah satu teknik pengumpulan data dalam penelitian

ini.

1.9 Teknik Analisa Data

Setelah memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini, maka

selanjutnya akan dilakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Penyeleksian data, pemeriksaan kelengkapan dan kesempurnaan data serta

kejelasan data.

2. Klasifikasi data, yaitu mengelompokan data dan dipilah-pilah sesuai

dengan jenisnya.

3. Data dimasukan kedalam cooding book (buku koding) dan cooding sheet

(38)

4. Uji Validitas dan Reliabilitas data pada angket yang telah disebar

sebelumnya, valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk

mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan reliabilitas menunjukan

pada adanya konsistensi dan stabilitas nilai hasil skala pengukuran.

5. Mentabulasikan data yaitu menyajikan data dalam sebuah tabel (tabel

induk kemudian kedalam tabel tunggal) sesuai tujuan analsisis data.

Data yang ditabulasi, di analisis dengan koefisien korelasi Rank

Spearman. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan cara memindahkan data

kuantitatif, dengan cara pemberian skors atas pilihan yang diberikan oleh setiap

responden. Pemberian skors tersebut dimaksudkan untuk memindahkan data

kuantitatif yang berupa jawaban responden atas pertanyaan-pertanyaan dalam

angket ke dalam nilai-nilai kuantitatif.

Untuk mengolah data peneliti menggunakan program SPSS (Stastitical

Product and Service Solution) yang merupakan program komputer.

Untuk menganalisa hubungan variabel X dan Variabel Y digunakan

Teknik analisa Korelasi Rank Spearman dengan rumus :

6 Σ di² rs = 1 -

n (n² - 1)

Di mana : Σ di² = Σ [ n(xi) – n ( yi) ]²

Keterangan : rs = Korelasi rank spearman

(39)

n = Jumlah sampel

(Sugiyono, 2003:116)

Untuk menganalisa adanya pengaruh atau hubungan menggunakan

koefisien determinasi (KD) antara variabel X dan Variabel Y dengan rumus:

Keterangan : r = Hasil korelasi rank spearmant

Untuk menguji hipotesis digunakan rumus uji t, yaitu

Keterangan : r = Besarnya korelasi

n = Besarnya sampel

(Sugiyono, 2003 : 215)

1.10 Populasi dan Sampel

1.10.1 Populasi

Populasi merupakan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian.

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang

KD= r² x 100%

 

2

1

2

r

n

r

hitung

t

(40)

mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Yang menjadi populasi pada penelitian ini adalah pelanggan PT. Pos

Indonesia Kantor Cabang Bandung yang berkunjung ke bagian Customer Service

pada periode tertentu. Pada periode dimana dilaksanakan penelitian dilapangan.

Populasi penelitian ini berjumlah 121 orang.

1.10.2 Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi. Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang

ada pada populasi, misalnya karena keterbasan dana, tenaga dan waktu, maka

peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi itu. Untuk itu

sampel yang diambil dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).

Dalam hal ini untuk penarikan sampel penelitian, peneliti menggunakan

teknik Accidental Sampling. Disini dengan cara memilih siapa saja responden

yang kebetulan ditemui pada kurun waktu tertentu Accidental Sampling

merupakan pemilihan sampel dari siapa saja yang kebetulan ada atau dijumpai

menurut keinginan peneliti. orang yang dipilih sebagai anggota atau bagian dari

sampel adalah siapa saja mereka yang kebetulan ditemukan atau mereka yang

mudah ditemui atau dijangkau tanpa pertimbangan apapun. ini mencakup

pengumpulan informasi dari angota populasi yang secara cepat atau sekenanya

(41)

Besarnya jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus Yamane

yang dikutip oleh Jalaluddin Rakhmat, yaitu sebagai berikut:

Keterangan :

n = ukuran sampel

N= ukuran populasi

d= presisi = 10% dengan tingkat kepercayaan 95%

(Rakhmat, 2000: 82)

Jumlah populasi yang akan di teliti di PT. Pos Indonesia Bandung adalah

121 orang pelanggan.

Kemudian dari rumus Yamane diatas populasi dan sampel dapat dihitung

sebagai berikut :

N Rumus: n =

N.(d)2 + 1

121

n =

121.(10/100)2 + 1

121

n = = 54,75 2,21

N

n =

(42)

Dari hasil perhitungan rumus Yamane mengenai jumlah sampel diatas

dinyatakan jumlah sampel penelitian ini berjumlah 54,75 dan dibulatkan menjadi

55 responden.

1.11 Metode Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan pendekatan penelitian

kuantitatif jenis Penelitian survei dengan teknik analisis Deskriptif.

Tipe penelitian Kuantitatif menurut Sugiyono adalah :

”.... digunakan dalam meneliti status kelompok manusia, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun kelas peristiwa pada waktu tertentu, sehingga melalui metode ini akan diperoleh data dan informasi tentang gambaran suatu fenomena, fakta, sifat serta hubungan fenomena tertentu serta secara komprehensif dan integral. Dengan demikian pengulangan dalam penelitian kuantitatif dilakukan dalam rangka mendapatkan konsistensi atau reabilitas data penelitian dan membuktikan penelitian yang telah ada”. (Sugiyono, 2003 : 19)

Dalam bukunya yang berjudul Metode Penelitian Kuantitatif: Teori dan

aplikasi, Bambang Prasetyo dan Lina Miftahul Janah mengatakan bahwa

“Penelitian survei merupakan suatu penelitian kuantitatif dengan menggunakan

pertanyaan terstruktur/sistematis yang sama kepada banyak orang, untuk

kemudian seluruh jawaban yang diperolehpeneliti dicatat, diolah, dan dianalisis”

(43)

1.12 Lokasi dan Waktu Penelitian

1.12.1 Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti melaksanakan penelitiannya yang berlokasi

di PT. Pos Indonesia Kantor Cabang Bandung, yang berlokasi di jalan Asia Afrika

No. 49, Bandung 40111 Tlp. (022) 4207081 – (022) 4207082 .

1.12.2 Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan dalam periode waktu tertentu, terhitung mulai dari

bulan Februari – Juli 2011. Mulai dari persiapan, pelaksanaan, hingga ke

(44)
(45)

1.13 Sistematika Penelitian

Pada penelitian ini peneliti menampilkan sistematika penelitian yang

terdiri dari lima bab yaitu sebagai berikut:

BAB 1 : Pendahuluan

Latar belakang masalah, identifikasi masalah, maksud dan tujuan

penelitian, kegunaan penelitian, kerangka pemikiran, operasional variabel,

hipotesis, metode penelitian, teknik pengumpulan data dan analisis data, populasi

dan sampel, lokasi dan waktu penelitian, sistematika penelitian.

BAB II : Tinjauan Pustaka

Pada Bab ini membahas tinjauan tentang komunikasi, tinjauan tentang

komunikasi antar persona, tinjauan tentang efektivitas, tinjauan tentang loyalitas,

tinjauan tentang Customer Service, tinjauan tentang pelanggan.

BAB III : Objek Penelitian

Pada Bab ini membahas mengenai gambaran secara umum tentang

perusahaan PT. Pos Indonesia di mana tempat peneliti mengadakan penelitian

meliputi; sejarah perusahaan, visi dan misi perusahaan, struktur organisasi

perusahaan, job descriptions, sarana dan prasarana perusahaan.

BAB IV : Hasil Penelitian

Bab ini membahas cara pengumpulan data melalui kuesioner yang di

sebarkan kepada responden dan telah di isi oleh responden, serta pengolahan data

(46)

menjelaskan mengenai analisa dari hasil pengolahan data yang telah diperoleh

melalui SPSS.

BAB V : Penutup

Memuat tentang kesimpulan hasil penelitian dan saran – saran dari

peneliti, baik penulis dalam melakukan penelitian yang sejenis bagi program studi

Ilmu Komunikasi lainnya, dan untuk PT Pos Indonesia sehubungan dengan

efektivitas komunikasi antar persona oleh Customer Service terhadap loyalitas

pelanggannya periode mei 2011.

(47)

40

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Tentang Komunikasi

2.1.2 Pengertian Komunikasi

Manusia merupakan mahluk sosial yang tidak bisa hidup sendiri dan selalu

membutuhkan orang lain untuk kelangsungan hidupnya. Hal itu bisa dibuktikan

dengan adanya interaksi antar manusia tersebut. Interaksi tersebut dilakukan

dengan cara berkomunikasi dengan orang lain. Kegiatan komunikasi selalu saja

terjadi dalam kehidupan manusia sehari-hari.

Banyak definisi dan pengertian mengenai komunikasi yang ingin

disampaikan oleh para ahli komunikasi untuk dapat menjelaskan makna utama

dari komunikasi. Menurut Onong Uchjana Effendy, “Istilah komunikasi atau

dalam bahasa Inggris communication berasal dari kata Latin communicatio, dan

bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama disini maksudnya adalah

sama makna.” (Effendy, 2003: 9).

Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu

pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa

komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu

kepada orang lain. Jadi, yang terlibat dalam komunikasi itu adalah manusia.

Karena itu, komunikasi yang dimaksudkan disini adalah komunikasi manusiaatau

(48)

Dari definisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengertian secara umum

komunikasi adalah proses penyampaian suatu pernyataan yang dilakukan oleh

seseorang kepada orang lain sebagai konsekuensi dari hubungan sosial.

Komunikasi dalam pengertian ini sering terlihat dalam perjumpaan dua orang.

Mereka saling memberikan salam, bertanya tentang kesehatan dan mengenai

keluarga, dan sebagainya. Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses

penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu

atau untuk mengubah sikap, pandapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan,

maupun tak langsung melalui media. Sedangkan dalam pengertian paradigmatis,

komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara

tatap muka, atau melalui media. Baik melalui media massa seperti surat kabar,

radio, televisi atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan

pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.

Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis ini banyak definisi

yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak definisi itu dapat

disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki.

Dalam definisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau

mengubah sikap (Attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behavior). Jadi

ditinjau dari segi si penyampai pernyataan, komunikasi yang bertujuan bersifat

informatif dan persuasif. Komunikasi yang persuasif (persuasive communication)

lebih sulit dari pada komuniksi informatif (informative communicantion) kerana

memang tidak mudah untuk mengubah sikap, pendapat atau perilaku seseorang

(49)

paradigmatis yang penting untuk dipahami sebagai landasan bagi penguasaan

teknik berkomunikasi.

2.1.2 Unsur-Unsur Komunikasi

Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, maka digunakan

model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena, baik

nyatanmaupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting dari

fenomena tersebut.

Paradigma Lasswel yang mengatakan Who Says What In Which Chanel To

Whom With What Effect?, mengilhami Philip Kotler untuk membentuk suatu

model proses komunikasi. Model komunikasi yang ditampilkan oleh Philip

Kotler, berdasarkan kepada paradigm Lasswel, dan dikutip Onong Uchjana

Effendy, sebagai berikut :

Gambar 2.1

Model Proses Komunikasi

(50)

Dari model proses komunikasi di atas dapat di identifikasi unsure-unsur

dari komunikasi sebagai berikut :

Sender : Komunikator menyampaikan pesan kepada seseorang

Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari komunikator.

Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikasn setelah

Dalam melakukan komunikasi, perlu adanya suatu proses yang

memungkinkannya untuk melakukan komunikasi secara efektif. Proses

komunikasi inilah yang membuat komunikasi berjalan dengan baik dengan

berbagai tujuan. Dengan adanya proses komunikasi, berarti ada suatu alat yang

digunakan dalam prakteknya sebagai cara dalam pengungkapan komunikasi

(51)

Menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku “Ilmu Komunikasi, Teori

dan Praktek”, Proses komunikasi terbagi menjadi dua tahap yakni proses

komunikasi secara primer dan secara sekunder, yakni:

“Proses komunikasi secara primer adalah proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang lain dengan menggunakan lambang (symbol) sebagai media. Lambang sebagai media primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, isyarat, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu “menerjemahkan” pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan.” (Effendy, 2003: 11).

Onong Uchjana Effendy mengatakan bahwa, “Bahasa digambarkan paling

banyak dipergunakan dalam proses komunikasi karena dengan jelas bahwa bahasa

mampu menerjemahkan pikiran seseorang untuk dapat dimengerti dan dipahami

oleh orang lain secara terbuka.” (Effendy, 2003: 11). Apakah penyampaian bahasa

tersebut dalam bentuk ide, informasi atau opini mengenai hal yang jelas

(kongkret) maupun untuk hal yang masih samar (abstrak), bukan hanya mengenai

peristiwa atau berbagai hal yang sedang terjadi melainkan pada waktu dulu dan

masa yang akan datang.

Kial (gesture) merupakan terjemahan dari pikiran seseorang sehingga

dapat terekspresikan secara nyata dalam bentuk fisik, tetapi kial ini hanya dapat

mengkomunikasikan hal-hal tertentu secara terbatas.

Isyarat juga merupakan cara pengkomunikasian yang menggunakan alat

kedua selain bahasa yang biasa digunakan seperti misalnya kentongan, semaphore

(bahasa isyarat menggunakan bendera), sirine, dan lain-lain. Pengkomunikasian

(52)

Warna sama seperti halnya isyarat yang dapat mengkomunikasikan dalam

bentuk warna-warna tertentu sebagai pengganti bahasa dengan kemampuannya

sendiri. dalam hal kemampuan menerjemahkan pikiran seseorang, warna tetap

tidak “berbicara” banyak untuk menerjemahkan pikiran seseorang karena

kemampuannya yang sangat terbatas dalam mentransmisikan pikiran seseorang

kepada orang lain.

Gambar sebagai lambang yang lebih banyak porsinya digunakan dalam

komunikasi memang melebihi kial, isyarat, dan warna dalam hal kemampuan

menerjemahkan pikiran seseorang, tetapi tetap tidak dapat melebihi kemampuan

bahasa dalam pengkomunikasian yang terbuka dan transparan. Penggunaan

bahasa sebagai penerjemah pikiran dapat didukung dengan menggunakan gambar

sebagai alat bantu pemahaman, tetapi posisinya hanya sebagai pelengkap bahasa

untuk lebih mempertegas maksud dan tujuannya.

Media primer atau lambang yang paling banyak digunakan dalam

komunikasi adalah bahasa, tetapi tidak semua orang dapat mengutarakan pikiran

dan perasaan yang sesungguhnya melalui kata-kata yang tepat dan lengkap. Hal

ini juga diperumit dengan adanya makna ganda yang terdapat dalam kata-kata

yang digunakan, dan memungkinkan kesalahan makna yang diterima. Oleh karena

itu bahasa isyarat, kial, sandi, simbol, gambar, dan lain-lain dapat memperkuat

kejelasan makna.

B. Proses Komunikasi Sekunder

Selain proses komunikasi primer, maka proses komunikasi kedua adalah

Gambar

tabel 1.1 berikut :
Tabel 1.2
Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi
Gambar 3.2
+7

Referensi

Dokumen terkait