The Role of The European Union Through the IPA (Instrumen Pre-Accession Assistance) program in Building The Economy of Kosovo
(2008-2012)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Menempuh sidang Sarjana Strata-1 (S-1) Pada Program Studi Ilmu Hubungan Internasional Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia
MIRANTI PURNAMASARI
44306004
PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA
BANDUNG
vii
ABSTRACT ………. ii
KATA PENGANTAR ……… iii
DAFTAR ISI ………. vii
DAFTAR TABEL ……….. x
DAFTAR GAMBAR ………. xi
DAFTAR LAMPIRAN ……….. xii
BAB I PENDAHULUAN ………... 1
1.1 Latar Belakang Masalah ……….... 1
1.2 Perumusan Masalah ……….. 11
1.2.1 Rumusan Masalah Mayor ……… 11
1.2.2 Rumusan Masalah Minor ……… 11
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian ……….. 11
1.3.1 Maksud Penelitian ……….. 1.3.2 Tujuan Penelitian ……… 11 12 1.4 Kegunaan Penelitian ………. 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN ……… 13
2.1 Tinjauan Pustaka ……….. 13
2.2 Kerangka Pemikiran ……… 17
2.2.1 Hubungan Internasional ……….. 17
2.2.2 Organisasi Internasional ………. 19
2.2.2.1 Definisi dan Klasifikasi Organisasi Internasional ………... 19
2.2.2.2 International Governmental Organization ……….. 22
2.2.2.3 Peranan Organisasi Internasional ……… 23
viii
BAB III OBJEK KAJIAN DAN METODE PENELITIAN ……….. 35
3.1 Objek Penelitian ……… 35
3.1.1 Uni Eropa ……… 35
3.1.1.1 Sejarah Pembentukan Uni Eropa ………. 38
3.1.1.2 Keanggotaan Uni Eropa ……… 46
3.1.1.3 Lembaga-Lembaga Uni Eropa ……… 49
3.1.2 Instrumen Pre-Accession Assistance (IPA) ………... 53
3.1.2.1 Pengelolaan dan Manjemen IPA ………. 56
3.1.3 Kosovo ………. 57
3.1.3.1 Sejarah Kosovo ……… 57
3.1.3.2 Perekonomian Kosovo ……… 62
3.2 Metode Penelitian ………. 67
3.2.1 Desain Penelitian ………. 67
3.2.2 Teknik Pengumpulan Data ……….. 67
3.2.2.1 Studi Pustaka ……….. 67
3.2.3 Teknis Analisa Data ……… 68
3.2.4 Lokasi dan Waktu Penelitian ……… 68
3.2.4.1 Lokasi Penelitian ………. 68
3.2.4.2 Waktu Penelitian ………. 69
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ………. 70
4.1 Latar Belakang Uni Eropa Membantu Kosovo melalui program IPA (Instrument Pre-Accession Assistance)……… 70
4.2 Program bantuan IPA yang diberikan Uni Eropa kepada Kosovo dan Hasil yang Diperoleh ………. 74
4.2.1 Bantuan Transisi dan Pembangunan Institusi ………. 76
ix
4.2.2 Cross Border Cooperation (CBC) ……… 84
4.2.2.1 CBC Kosovo –Albania ……… 88
4.2.2.2 CBC Kosovo –The Former Yugoslav Republic Macedonia ……… 90
4.3 Keadaan Ekonomi Kosovo Setelah Bantuan IPA ……… 91
4.4 Prospek Perekonomian Kosovo (Under UNSCR 1244/99) di Masa Mendatang …. 96 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ……….. 99
5.1 KESIMPULAN ……….. 99
5.2 SARAN ………. 102
DAFTAR PUSTAKA ……… 104
LAMPIRAN –LAMPIRAN ………. 108
104
Suherman, Ade Maman. 2003. Organisasi Internasional dan Intergrasi Ekonomi
Regional Dalam Perspektf Hukum dann Globalisasi. Jakarta: Ghalia
Indonesia.
Plano, Jack. C dan Roy Olton. 1999. Kamus Hubungan Internasional. Bandung: Abardin.
Perwita, Anak Agung Banyu dan Yanyan Mochamad Yani. 2005. Pengantar Ilmu
Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
Winardi. 1995. Pengantar Ilmu Ekonomi. Bandung: Tarsito.
Fetini, Hatanpaa, etc. 2005. Kosovo Gearing Policies Toward Growth and
Develoment. United State: IMF Multimedia Services Division.
Winardi, 1998. Pengantar Ilmu Ekonomi, Edisi IV. Tarsito. Bandung.
Djojohadikusumo Soemitro, 1995. Ekonomi Pembangunan, PT. Pembangunan. Jakarta.
DeLong, J. Bradford. 2002. Macroeconomics. New York : McGraw
Nuraeni, Deasy and Arfin. 2010. Regionalisme: dalam Studi Hubungan
Internasional. Yogyakarta : Pustaka Pelajar
Rudy, T. May. 1996. Administrasi dan Organisasi Internasional. Bandung: Bina Cipta
Perwita, A.A. Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad. 2005. Pengantar ilmu
Hubungan Internasional. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
B. PUBLIKASI
The World Bank. 2009. Private Sector and Development. IMF Country Report No. 12/100
Commission of the European Communities. 2005. European Future for Kosovo. European Commission. 2012. A Feasibility Study for a Stabilisation and
Association Agreement between the European Union and Kosovo
Commission of the European Communities. Annual programmes & Project fiches
C. JURNAL DAN KARYA ILMIAH
Bashkim Mustafa. 2001. Criteria for Allocation of Grants from the central Budget
for the Municipalities in Kosovo melalui
www.scientificpapers.org/economics/criteria-for-allocation-of-grants-from-the-central-budget-for-the-municipalities-in-kosovo/ [26 April 2014] Brillian Budi Nurani. 2013. Peran Uni Eropa dalam Menyelesaikan Krisis
Keuangan di Siprus melalui
http://prezi.com/vyppjzlm0nst/peran-uni-eropa-dalam-menyelesaikan-krisis-keuangan-di-sipru/ [1 Juli 2014] Rosi Dwi Fitri Aprilia. 2012. Peran UNMIK Dalam Pemulihan Negara Kosovo
Pasca Konflik Etnis Serbia dan Albania melalui
http://loopythecuitotter.blogspot.com/2012/12/peran-unmik-dalam-pemulihan-negara.html [1 Juli 2014]
D. WEBSITE
Uni Eropa. Melalui http://europa.eu/abc/12lesson/index_en.htm [14/01/2014] Perluasan Uni Eropa. Melalui
http://en.wikipedia.org/wiki/Enlargement_of_the_European_Union.html [27/12/2013]
http://ec.europa.eu/enlargement/the-policy/conditions-for-enlargement/index_en.htm [27/06/2014]
Dewan Uni Eropa. Melalui
http://www.consilium.europa.eu/policies.aspx?lang=en [05/01/14]
Stabilisation and Association Process (SAP). Melalui
http://ec.europa.eu/enlargement/policy/glossary/terms/sap_en.htm [13/07/14]
Instrument for Pre-Accessstion Assistance (IPA). Melalui
http://europa.eu/legislation_summaries/agriculture/enlargement/e50020_e n.htm [13/01/2014]
http://www.2007-2013.eu/by_scope_ipa.php [09/03/2014]
http://ec.europa.eu/enlargement/instruments/overview/index_en.htm [13/07/14]
http://ec.europa.eu/regional_policy/thefunds/ipa/works_en.cfm diakses pada 13 Juli 2014
Kosovo. Melalui http://id.wikipedia.org/wiki/Kosovo [13/02/2014]
Ekonomi Kosovo. Melalui http://en.wikipedia.org/wiki/Economy_of_Kosovo [17/02/2014]
Enlargement Potential Candidate. Melalui
http://ec.europa.eu/enlargement/potential-candidates/kosovo/financial-assistance/index_en.htm [23/02/2014]
Pembangunan Ekonomi. Melalui
http://id.wikipedia.org/wiki/Pembangunan_ekonomi.html [20/12/2013] Penerimaan Kosovo ke UE. Melalui
http://en.wikipedia.org/wiki/Accession_of_Kosovo_to_the_European_Uni on [5/6/2014]
Dasar Hukum IPA. Melalui
http://ec.europa.eu/regional_policy/thefunds/ipa/framework_en.cfm [15/06/2014]
Pengakuan kemerdekaan Kosovo. Melalui
http://dunia.news.viva.co.id/news/read/234981-22-7-2010--pbb-sahkan-kemerdekaan-kosovo [13/11/2011]
http://en.wikipedia.org/wiki/International_recognition_of_Kosovo [25/05/2014]
Program-program IPA untuk Kosovo. Melalui
iii
memberikan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan
skripsi dengan judul “Peranan Uni Eropa Melalui Program IPA (Instrumen
Pre-Accession Assistance) Dalam Membangun Perekonomian Kosovo
(2008-2012”. Adapun maksud dan tujuan penulisan skripsi ini adalah untuk memenuhi
salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Ilmu Hubungan Internasional dari
Program Studi Ilmu Hubungan Internasional, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik,
Universitas Komputer Indonesia.
Peneliti menyadari banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini,
dikarenakan keterbatasan kemampuan maupun pengalaman peneliti. Terwujudnya
penulisan skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dorongan semangat berbagai
pihak yang sangat besar artinya. Pada kesempatan ini, dengan segala kerendahan
hati, perkenankan peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang setulusnya
kepada:
1. Yth. Prof. Dr. Samugyo Ibnu Redjo, Drs., MA., selaku Dekan Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Komputer Indonesia.
2. Yth. Andrias Darmayadi, S.IP., M.Si., Phd, Ketua Program Studi Ilmu
Hubungan Internasional yang telah memberikan banyak ilmu pengetahuan
selama perkuliahan serta terima kasih atas segala masukan dan kritik saat
iv
masukan, saran, arahan serta motivasi kepada saya selama proses penulisan
skripsi ini, sehingga membuat skripsi ini menjadi lebih baik. Juga untuk
semua ilmu yang saya dapat dari ibu semasa perkuliahan hingga sekarang.
4. Bapak H. Budi Mulyana, S.IP., M.Si., selaku Dosen Wali. Saya ucapkan
terima kasih kepada Pak Budi untuk semua ilmu yang saya dapat dari Bapak
semasa perkuliahan hingga sekarang, dan terima kasih atas segala bantuan
yang diberikan selama masa perkuliahan, serta saat perwalian.
5. Ibu Dewi Triwahyuni, S.IP., M.Si., selaku Dosen Prodi Ilmu Hubungan
Internasional. Terima kasih untuk segala ilmu dan pengetahuan yang telah
Ibu ajarkan kepada saya semasa perkuliahan, juga untuk segala masukan
serta kritik yang sangat membangun untuk penulisan skripsi ini.
6. Ibu Sylvia Octa Putri, S.IP., selaku Dosen Prodi Ilmu Hubungan
Internasional. Terima kasih untuk segala ilmu dan pengetaguan, serta
motivasi selama perkuliahan.
7. Teteh Dwi Endah Susanti, S.E., selaku Sekertariat Ilmu Hubungan
Internasional. Makasih Teh buat bantuannya baik dalam hal administrasi
maupun hal-hal lainnya yang berhubungan dengan kegiatan perkuliahan.
8. Seluruh Dosen Luar Biasa Program Studi Ilmu Hubungan Internasional
v
telah memberikan bantuan dalam pemberian bahan-bahan yang diperlukan
dalam penyusunan Skripsi.
10.EUROPE Direct contact center, dan ELARG-INFO team yang telah
membantu peneliti dalam mendapatkan informasi yang dibutuhkan dalam
penyusunan skripsi.
11.Ibu Arni Sukarsah, dan Ayah Uson Karsono, selaku orangtua. Mira ucapkan
terimakasih yang teramat sangat atas doa yang tidak pernah putus
dipanjatkan, kasih sayang yang tak terhingga, didikan, nasehat,
kepercayaan, motivasi, dan dukungan sampai dengan saat ini. Terima kasih
telah menjadi orang tua yang sangat luar biasa. Serta untuk adik-adikku
tercinta, Agung Lesmana dan M. Sajida Prayoga untuk bantuan dan
semangat yang kalian berikan.
12.Terima kasih untuk keluarga besar di Garut, terima kasih banyak atas
dukungannya.
13.Teman-teman seperjuangan di Program Studi HI, serta teman-teman (tidak)
senasib tapi seperjuangan lainnya di HI 2006. Nadhea Lady, Intan Sarah
Augusta, Derliana, Amir Mubarak, Edoardo Mote, Ciptani Sita Permana,
Hario Rizki, Anggie Chintamy, Triya W Sakti, Adi Rusdinsyah, Imannuel
Keintjem, Tri Farida, Riesta Gema, Aditya N Saputra, Susi Pesta, Taufik
vi
atas segala bantuan, masukan dan semangatnya sampai sekarang, dan selalu
bisa menjadi tempat bertanya.
14.Terima kasih kepada semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu
atas bantuannya untuk menyelesaikan skripsi ini. Kalian semua selalu ada
dalam doa terima kasih terdalamku.
Penyusunan skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karena itu peneliti
terbuka untuk menerima kritik dan saran yang sifatnya membangun demi perbaikan
di masa mendatang.
Bandung, Juli 2014
Penulis
113 DATA PRIBADI
Nama : Miranti Purnamasari
Nama Panggilan : Mira
Tempat dan Tanggal Lahir : 17 November 1988
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Telepon : 085624883170
Status : Belum Menikah
Nama Ayah : Uson Karsono
Pekerjaan : Wiraswasta
Nama Ibu : Arni Sukarsah
Pekerjaan : PNS
Alamat Orang Tua : Mekarsari Timur No. 56, Bekasi
Motto : Never give up, keep trying
114 Indonesia, Bandung
2 2006-2004 SMA Negeri 1 Malangbong Bersertifikat
3 2004-2003 SMA Negeri 9 Bekasi -
4 2003-2000 SMP Negeri 1 Tambun Bersertifikat
5 2000-1994 SD Negeri Mekarsari 04 Tambun Bersertifikat
PENGALAMAN ORGANISASI
No Tahun Uraian Keterangan
1 2006-2007 Anggota, bagian Mading -
PELATIHAN DAN SEMINAR
NO TAHUN URAIAN KETERANGAN
1 2006 Peserta, “OLIMPUS”, Gedung Sasana Budaya
GANESA dan Gedung C-TRA AREA Bersertifikat
2 2007 Peserta, Seminar, “Peningkatan Kualitas Perempuan
dalam Era Globalisasi”, Auditorium UNIKOM Bersertifikat
3 2007 Peserta, Pelatihan, “Table Manner Course”, Hotel The
Jayakarta, Bandung Bersertifikat
4 2008 Panitia, Seminar, “UE dan Isu-Isu Global”, Auditorium
UNIKOM Bersertifikat
5 2008
Peserta, “Comparative Study of International Relation
Science Department of UNIKOM”, Kedutaan Palestina,
Jakarta
Bersertifikat
6 2009
Peserta, Seminar, “The Future of United States of
America –Indonesia Relationship”, Auditorium
UNIKOM
Bersertifikat
7 2009 Panitia, “MAKRAB jurusan HI”, Alam Sejuk, Bandung Bersertifikat
8 2009
Peserta, Seminar, “Membentuk Kader-Kader Pemimpin bangsa yang Berkualitas, Kompeten, Bertanggungjawab,
Penuh Dedikasi”, Auditorium UNIKOM Bersertifikat
9 2010 Peserta, Pelatihan, “Table Manner Bertaraf Internasional”, Hotel Golden Flower, Bandung Bersertifikat
10 2010 Peserta, Simulasi, “13
th ASEAN Summit Meeting on
115 2 Operasionalisasi Multimedia Design
Bandung, Agustus 2014 Hormat saya
1 1.1Latar Belakang Masalah
Berakhirnya perang dunia kedua menjadi titik tolak bagi beberapa negara di Eropa
untuk mendorong terbentuknya integrasi Eropa. Pada saat itu, Eropa mengalami
depresi ekonomi akibat perang. Selain kalah perang, negara-negara di Eropa juga harus
membayar biaya perang yang dikeluarkan negara-negara pemenang perang. Sehingga
hampir semua birokrasi pemerintahan dan infrastrukturnya tidak dapat dijalankan
dengan benar. Akibatnya terjadi keterpurukan ekonomi, kelaparan serta kekurangan
lapangan kerja juga menyebabkan angka kriminalitas semakin meninggi. Kekacauan
di Eropa pasca perang mengundang perhatian lebih dari masing-masing pemimpin
negara yang kemudian bersepakat untuk secara perlahan memperbaiki keadaan
ekonomi Eropa yang nantinya akan sedikit demi sedikit membangkitkan Eropa secara
keseluruhan.
Negara-negara di Eropa pada awalnya membentuk The European Coal and Steel
Community atau masyarakat Eropa untuk batu bara dan baja yang juga dikenal sebagai
Montanuinion pada tahun 1951. Adapun enam negara sebagai pendirinya adalah
Belgia, Jerman, Perancis, Italia, Luxemburg, dan Belanda. ECSC merupakan sebuah
Eropa selama Perang Dingin dan menciptakan fondasi bagi perkembangan modern Uni
Eropa. ECSC merupakan organisasi pertama yang didasarkan pada prinsip-prinsip
supranasionalis. ECSC kemudian berkembang menjadi European Economic
Community pada tahun 1957. Keenam negara yang tergabung dalam ECSC
memperluas kerja sama ekonomi mereka bukan hanya di bidang batu bara dan baja
tetapi juga segala aspek ekonomi. Pada tahun 1973, dimana pada saat itu EEC telah
berganti nama menjadi European Community (EC), Inggris, Denmark, dan Irlandia
bergabung dengan EC, hal ini menyebabkan komunitas regional ini berkembang.
Mereka tidak hanya bekerja sama dalam bidang ekonomi tetapi juga mulai merambah
bidang politik dan pertahanan keamanan
(http://europa.eu/about-eu/eu-history/1945-1959/index_en.htm diakses pada 20 Agustus 2014).
Untuk mempermudah proses perdagangan dan menguatkan integrasi Eropa maka
tahun 1985 ditandatanganilah perjanjian Schengen yang kemudian diikuti dengan
Single European Act pada tahun 1986. Kedua hal ini menghadirkan semangat baru
bagi terintegrasinya Eropa. Akhirnya, pada tahun 1992, terbentuklah traktat Maastrict
(Treaty of European Union (TEU)) yang melahirkan Uni Eropa yang berdiri diatas tiga
pilar utama, yaitu:
1. Komunitas Eropa (European Communities)
2. Kebijakan Luar Negeri dan Keamanan Bersama (Common Foreign and Security
Policy (CFSP), dan
Ketiga pilar inilah yang menjadi landasan kebijakan utama yang dikeluarkan dan
diterapkan secara menyeluruh pada setiap negara anggota. Kebijakan utama memang
terlihat sebagai kebijakan yang dirancang untuk internal Uni Eropa. Namun,
internalitas kebijakan-kebijakan Uni Eropa tidak terlepas nantinya dengan kebijakan
eksternal Uni Eropa sebagai organisasi kerjasama internasional. Dapat dikatakan di
dalam kesatuan wilayah Uni Eropa, batas negara tidak lagi terlalu diperhatikan, namun
bukan berarti masing-masing negara dapat mengambil wilayah negara lain. Justru
kesatuan ini dinilai dapat meminimalisasi konflik wilayah yang bisa saja terjadi ketika
mereka bukan bagian dari satu kesatuan Uni Eropa
(http://europa.eu/abc/12lesson/index_en.htm diakses pada 14 Januari 2014).
Uni Eropa sebagai kesatuan ekonomi dinilai sebagai negara dengan pencapaian
GDP yang lumayan tinggi. Akan tetapi, kemakmuran negara-negara anggotanya yang
tidak sama menjadi sandungan ketika kebijakan akan dikeluarkan. Kebijakan untuk
pencapaian ekonomi setiap negara didasarkan oleh keadaan ekonomi negara tersebut.
Di Uni Eropa terdapat negara maju dan negara berkembang yang memiliki kepentingan
ekonomi dan keadaan ekonomi yang jelas berbeda, sehingga penentuan kebijakan
ekonomi akan mengalami ketimpangan dalam pengaplikasiannya. Salah satu tujuan
pendirian Uni Eropa adalah menjadikan Eropa sebagai kekuatan ekonomi yang
diperhitungkan dalam perdagangan global saat ini. Negara-negara anggota baru Uni
Eropa yang cenderung di bawah rata-rata diharapkan mampu berkembang dengan baik
karena dibantu oleh negara-negara Uni Eropa lainnya yang merupakan satu kesatuan
Sebagai satu-satunya organisasi regional, Uni Eropa semenjak pendiriannya telah
melakukan banyak penambahan anggota atau dalam kata lain telah melakukan
perluasan keanggotaan atau enlargement. Kebijakan enlargemen ini bertujuan untuk
memperluas wilayah Uni Eropa sehingga dengan otomatis akan terjalin kerja sama
yang lebih luas. Selain itu melalui enlargement, Uni Eropa bertujuan untuk
membangun integrasi yang lebih mendalam dengan membawa nilai-nilai perdamaian
dan kebebasan, demokrasi, keadilan dan hukum, serta toleransi dan solidaritas. Saat ini
Uni Eropa telah memiliki 28 negara anggota, dengan masuknya Kroasia pada 2013, hal
ini juga menyebakan bertambah luasnya pasar tunggal yang mampu meningkatkan
kesejahteraan, kemampuan berkompetisi, dan pengaruh Uni Eropa dibandingkan
dengan sebelumnya, yaitu EEC yang hanya beranggotakan enam negara.
Setiap negara Eropa yang menghormati prinsip-prinsip kebebasan, demokrasi,
menghormati hak asasi manusia dan kebebasan dasar, dan aturan hukum dapat
mengajukan permohonan untuk menjadi anggota, sesuai dengan artikel 2 dan 49 dari
The Treaty on European Union. Setelah mengajukan diri untuk menjadi kandidat
anggota baru Uni Eropa, negara tersebut akan melalui suatu proses yang panjang dan
ketat. Aplikasi permohonan untuk bergabung dengan Uni Eropa diserahkan kepada
European Council, kemudian The European Commission akan memberikan pendapat
resmi mengenai negara tersebut. Setelah mendapat pendapat dari The European
Commission, European Council akan memutuskan apakah negara tersebut diterima
menjadi negara potensial kandidat anggota Uni Eropa atau tidak. Setelah disetujui,
Eropa dapat dimulai
(http://ec.europa.eu/enlargement/the-policy/conditions-for-enlargement/index_en.htm, diakses pada 27 Juni 2014)
Selain itu, setiap negara yang ingin bergabung dengan Uni Eropa juga harus dapat
memenuhi kriteria-kriteria yang telah ditetapkan oleh Uni Eropa yang disebut
Copenhagen Criteria. Kriteria inilah yang secara resmi dikeluarkan oleh Uni Eropa
dan wajib dipenuhi oleh setiap negara yang hendak menjadi anggota. Kriteria ini terdiri
dari tiga yaitu:
1. Politik: merupakan negara demokrasi, berdasarkan hukum, menghargai HAM
dan hak-hak kaum minoritas.
2. Ekonomi: memiliki perekonomian yang baik dan memiliki kapasitas untuk
bersaing dengan negara Uni Eropa lainnya.
3. Memenuhi acquis communautaire.
Apabila kriteria-kriteria diatas dapat terpenuhi, maka negara tersebut dapat
menjadi negara kandidat untuk bergabung dengan negara anggota. Tetapi walaupun
sebuah negara telah menjadi negara kandidat, hal ini bukan berarti perundingan formal
telah dibuka, untuk memulai sebuah negosiasi atau perundingan, negara tersebut harus
mendapat persetujuan dari semua anggota Uni Eropa. Dalam penerimaan anggota baru
terdapat dua kategori, yaitu negara kandidat, dan negara potensial kandidat.
Kriteria untuk negara kandidat dan negara potensial sama seperti yang telah
disebutkan dalam Copenhagen Criteria, namun perbedaan keduanya terletak pada
merupakan negara yang telah atau hampir memenuhi Copenhagen Criteria, sehingga
dapat memasuki tahap pembukaan perundingan untuk selanjutnya dapat menjadi
negara kandidat resmi, selain itu negara-negara anggota menyetujui kandidat-kandidat
tersebut walaupun persetujuan tersebut terkadang diikuti oleh berbagai syarat yang
diajukan negara anggota. Sedangkan untuk negara potensial merupakan negara-negara
yang masih mendapat ketidaksetujuan dari sebagian negara-negara anggota Uni Eropa.
Selain itu, negara potensial kandidat merupakan negara-negara yang diberikan prospek
oleh Uni Eropa dalam hal keanggotaan dan akan diangkat menjadi kandidat apabila
negara-negara tersebut telah siap. Negara-negara yang termasuk dalam potensial
kandidat berasal dari negara Balkan Barat.
Wilayah Balkan tidak luput dari perhatian Uni Eropa dalam hal enlargement.
Sejak awal tahun 1990-an, Eropa telah menjadikan wilayah Balkan sebagai wilayah
perluasan selanjutnya. Dari negara di wilayah Balkan, terdapat dua negara yang
sekarang menjadi anggota Uni Eropa, negara tersebut adalah Yunani, dan Kroasia.
Untuk wilayah Balkan, Hubungan Uni Eropa dengan negara-negara Balkan Barat
berlangsung dalam kerangka khusus yang dikenal sebagai proses stabilisasi dan
asosiasi (SAP) yang memiliki tujuan untuk mensstabilisasi negara secara politik dan
mendorong transisi mereka ke ekonomi pasar, mempromosikan kerjasama regional,
dan akhirnya keanggotaan Uni Eropa. Proses ini diharapkan dapat membantu
negara-negara tersebut dalam membangun kapasitas mereka untuk mengadopsi dan
(http://ec.europa.eu/enlargement/policy/steps-towards-joining/index_en.htm diakses
pada 20 Agustus 2014).
Salah satu negara potensial yang dipertimbangkan oleh Uni Eropa adalah Kosovo
(under UNSCR 1244/99). Uni Eropa sejak tahun 1999 telah membantu Kosovo (under
UNSCR 1244/99), terutama pada saat itu adalah untuk membantu Kosovo (under
UNSCR 1244/99) menyelesaikan permasalahannya yaitu mencari jalan damai bagi
perselisihan yang terjadi dengan Serbia, selain itu juga Uni Eropa mencoba untuk
meningkatkan perekonomian negara Kosovo (under UNSCR 1244/99) itu sendiri
terlepas dari konfliknya dengan Serbia. Kosovo (under UNSCR 1244/99) juga menurut
Uni Eropa memiliki “European Perspective” yang jelas, selain itu juga sejalan dengan perspektif Eropa di daerah Balkan Barat. Karena hal itulah UE tetap berkomitmen
menjalankan perannya sebagai aktor utama dalam memastikan stabilitas Kosovo
(under UNSCR 1244/99) dalam berbagai bidang. Selain itu pemilihan Kosovo (under
UNSCR 1244/99) menjadi negara potensial kandidat juga merupakan salah satu upaya
Uni Eropa untuk menggandeng wilayah Balkan Barat agar bergabung dengan UE
sehingga keinginan UE untuk bisa mengintegrasikan seluruh wilayah Eropa menjadi
satu kesatuan dapat terlaksana (http://en.wikipedia.org/wiki/Accession_of_ Kosovo
_to_the_European_Union diakses pada 5 Juni 2014).
Selain hal-hal diatas, apabila Uni Eropa berhasil mengajak Kosovo (under
UNSCR 1244/99) menjadi anggota Uni Eropa, maka Kosovo (under UNSCR 1244/99)
ekonomi yang berkelanjutan yang nantinya akan membawa European Perspective
yang lebih baik, dan dapat memfasilitasi stabilisasi untuk seluruh wilayah Balkan
Barat. Hal ini juga merupakan sebuah kontribusi yang bermanfaat mengenai kebijakan
Uni Eropa terhadap negara-negara Balkan Barat. Karena hal-hal itulah Uni Eropa tetap
menjadikan Kosovo (under UNSCR 1244/99) sebagai negara potensial kandidat
walaupun terdapat lima negara anggota (Siprus, Yunani, Rumania, Slovakia, Spanyol)
yang masih tidak menyetujui kedaulatan Kosovo (under UNSCR 1244/99).
Langkah pertama yang diambil oleh Uni Eropa ketika berada di Kosovo (under
UNSCR 1244/99) adalah dengan membuka kantor sekretariat Uni Eropa di Pristina
yang merupakan ibukota Kosovo (under UNSCR 1244/99). Tujuan dari pembukaan
sekretariat ini adalah untuk mengiringi perubahan-perubahan yang akan dilakukan oleh
Kosovo (under UNSCR 1244/99) berdasarkan penerapan dari rekomendasi kemitraan
Eropa dan juga berperan untuk membantu Kosovo (under UNSCR 1244/99) dalam
masalah keuangan yang dihadapinya. Sebagai negara potensial kandidat, Kosovo
(under UNSCR 1244/99) berhak mendapatkan bantuan dana yang diberikan oleh Uni
Eropa yang dikhususkan bagi negara-negara kandidat, dan negara potensial kandidat,
yaitu pemberian dana bantuan melalui program IPA yang dicanangkan mulai dari tahun
2007 dan berakhir pada tahun 2013
(www.euintheus.org/ehat-we-do/policy-areas/european-enlargement-neighbourhood/ potential-candidate-countries diakses
pada 21 Agustus 2014).
Program IPA (Instrumen Pre-Accession Assistance) yaitu sebuah program yang
kandidat dan negara-negara potensial yang akan bergabung dengan Uni Eropa. Fokus
utama dari program IPA ini adalah memperkuat institusi demokrasi, melindungi HAM
dan kebebasan, dan menghormati hak-hak kaum minoritas, kerjasama regional yang
melewati batas negara, perubahan ekonomi dan administratif, pembangunan ekonomi
dan sosial, serta rekonsiliasi dan rekonstruksi
(http://www.2007-2013.eu/by_scope_ipa.php diakses pada 9 Maret 2014). Bantuan yang diberikan
melalui program ini merupakan bantuan dana yang diberikan dalam jumlah tertentu
yang akan dialokasikan kepada beberapa sektor-sektor agar dapat menjadi lebih baik,
sehingga negara-negara tersebut dapat memenuhi kriteria-kriteria yang diberikan oleh
Uni Eropa untuk bergabung menjadi negara anggota. Sektor-sektor tersebut adalah
kriteria politik, ekonomi, stardar Eropa dan kegiatan pendukung. Komisi Eropa adalah
badan yang diberikan tanggung jawab atas manajemen IPA.
Semenjak kemerdekaanya pada tahun 2008, keadaan Kosovo (under UNSCR
1244/99) terpuruk dengan harcurnya sistem infrastruktur, perekonomian yang semakin
memburuk yang diakibatkan oleh semakin banyaknya pengangguran, berkurangnya
lapangan pekerjaan yang diakibatkan hancurnya sebagian fasilitas-fasilitas umum,
serta kantor-kantor sebagai akibat dari perang yang terjadi. Karena itulah pembangunan
kembali berbagai infrastruktur di negara ini sangat diperlukan, hal ini dapat terlaksana
dengan adanya bantuan-bantuan yang diberikan untuk memulihkan keadaan negara
seperti semula.
Program bantuan IPA yang diberikan oleh Uni Eropa telah membantu Kosovo
Pasca kemerdekaan sampai dengan tahun 2012, bantuan dana yang diberikan melalui
program IPA kedalam berbagai sektor telah membantu Kosovo (under UNSCR
1244/99) dalam membangun kembali berbagai fasilitas-fasilitas yang telah hancur,
serta dalam memperbaiki fasilitas-fasilitas yang telah ada sehingga menjadi lebih baik.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian dengan judul:
“Peranan Uni Eropa Melalui Program IPA (Instrumen Pre-Accession Assistance) Dalam Membangun Perekonomian Kosovo (2008-2012)”.
Ketertarikan penulis untuk mengambil penelitian ini juga didasarkan atas
beberapa mata kuliah yang penulis ambil dari Program Studi Ilmu Hubungan
Internasional, diantaranya adalah:
1. Organisasi dan Administrasi Internasional, yang mempelajari tentang
organisasi internasional sebagai sebuah actor dalam hubungan internasional
yang memiliki landasan-landasan hukum yang sah sehingga dapat melakukan
kegiatan kerjasama ataupun kegiatan lain dengan organisasi lain atau dengan
sebuah negara. Hal ini membantu penulis untuk mengetahui struktur
organisasi dari Uni Eropa serta fungsi dari bagian-bagian yang ada di
organisasi ini.
2. Hubungan Internasional di Eropa, yang dapat membantu penulis dalam
memahami masalah-masalah apa saja yang terjadi di kawasan ini serta
yang sudah terjadi maupun yang masih terjadi sampai saat ini.
1.2Perumusan Masalah
1.2.1Rumusan Masalah Mayor
Bagaimana perkembangan perekonomian Kosovo (under UNSCR 1244/99)
setelah bantuan yang diberikan oleh Uni Eropa melalui program IPA?
1.2.2 Rumusan Masalah Minor:
1. Apa yang melatarbelakangi UE dalam membantu Kosovo (under UNSCR
1244/99)?
2. Bagaimanakah hasil dari bantuan-bantuan melalui program IPA terhadap
perekonomian Kosovo (under UNSCR 1244/99)?
3. Bagaimanakah keadaan perekonomian Kosovo (under UNSCR 1244/99) setelah
mendapat bantuan dari UE melalui IPA?
4. Bagaimanakah prospek perekonomian Kosovo (under UNSCR 1244/99) di masa
yang akan datang?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dilakukan penelitian ini adalah menganalisa sejauh mana bantuan yang
diberikan oleh Uni Eropa dapat membantu pengembangan ekonomi negara Kosovo
1.3.2Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mengetahui bagaimana kondisi perekonomian Kosovo (under UNSCR
1244/99) pasca kemerdekaan
2. Untuk mengetahui sejauh mana peranan dan bantuan yang diberikan Uni
Eropa melalui program IPA dalam membantu membangun perekonomian
Kosovo (under UNSCR 1244/99) menjadi lebih baik
3. Untuk mengetahui bagaimana kondisi perekonomian Kosovo (under UNSCR
1244/99) setelah mendapat bantuan dari Uni Eropa melalui program IPA
1.4 Kegunaan Penelitian
a. Kegunaan Praktis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran
bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya Ilmu Hubungan
Internasional.
b. Kegunaan Teoritis
Melalui penelitian ini diharapkan dapat membantu menambah pengetahuan dan
wawasan bagi para peneliti mengenai peranan organisasi internasional serta
pentingnya perekonomian terhadap keberlangsungan suatu negara, seperti
peranan Uni Eropa dalam membantu perekonomian Kosovo (under UNSCR
13 2.1 Tinjauan Pustaka
Dalam sebuah jurnal ilmiah yang berasal dari Journal of Knowledge
Management, Economics and Information Technology vol 5 pada hal 1-21 yang
ditulis oleh Bashkim Mustafa dengan judul “Criteria for Allocation of Grants from
the Central Budget for the Municipalities in Kosovo” pada tahun 2011, meneliti mengenai pengalokasian dana yang diberikan oleh UNMIK terhadap Kosovo.
Pemberian dana ini disalurkan melalui program “treasury system” yang merupakan sebuah sistem yang sama dengan sistem yang digunakan oleh organisasi anggaran
pemerintah pusat. Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan bahwa walaupun
telah melalui banyak tantangan yang harus dilewati dikarenakan perubahan status
negaranya, Kosovo telah memberikan kemajuan yang berarti dalam infrastruktur
resmi dalam pengalokasian dana dari pemerintah pusat ke pemerintah daerah.
Kosovo telah berkelanjutan membuat perubahan dalam pengalokasian dana, yang
disesuaikan dengan perubahan keadaan negaranya, walaupun terdapat banyak
masalah dan juga kurangnya data yang akurat mengenai sensus kependudukan
(www.scientificpapers.org/economics/criteria-for-allocation-of-grants-from-the-central-budget-for-the-municipalities-in-kosovo/ diakses 26 April 2014).
Dalam penelitian ini terdapat beberapa kriteria yang harus dimasukkan
ekonomi dari tiap daerah, tingkat kerusakan akibat perang, serta pembentukan dana
tambahan untuk kota berkembang. Apabila kriteria-kriteria diatas dapat
dimasukkan dalam pertimbangan ketika akan menyalurkan dana yang diberikan
kepada pemerindah daerah, maka pengalokasian dana-dana untuk memajukan
daerah tersebut akan lebih efektif dan lebih merata di berbagai bidang, sehingga
ketidakpuasan akan lebih berkurang bila dibandingkan dengan pengalokasian dana
yang tidak merata. Pengalokasian dana-dana ini seperti dalam bidang pendidikan
dan kesehatan, terutama dalam bidang pendidikan, yang akan dijadikan standar
pendidikan masyarakat Kosovo, yang mempunyai misi untuk bergabung dengan
UE
Hal ini sama seperti pemberian bantuan yang diberikan oleh UE melalui IPA
(Instrumen Pre-Accession Assistance) yang dialokasikan ke berbagai bidang
perekonomian Kosovo yang diharapkan dapat mampu menigkatkan pertumbuhan
dan perkembangan ekonomi negara Kososo (under UNSCR 1244/99) di saat ini dan
masa yang akan datang. Pengalokasian dana ini juga diharapkan dapat dibagikan
secara merata di semua bidang-bidang perekonomian, sehingga hasil yang
diharapkan dapat tercapai dengan sempurna.
Dalam penelitian ilmiah yang dilakukan oleh Brillian Budi Nurani pada
tahun 2003 yang berjudul Peran Uni Eropa dalam Menyelesaikan Krisis Keuangan
di Siprus, penulis merujuk penelitian ini karena penelitian ini merupakan salah satu
dari sedikit kajian yang membahas bagaimana peran Uni Eropa sebagai organisasi
kawasan dalam membantu permasalahan yang terjadi pada negara di kawasan
organisasi kawasan membantu Siprus agar keluar dari krisis yang terjadi sebagai
dampak dari Domino Effect krisis Yunani.
Budi Nurani selaku penulis menjelaskan bahwa krisis yang terjadi di Siprus
sebagai Domino Effect dari krisis Yunani yang menyebabkan tertahannya investasi
keuangan Siprus dan ketidaksanggupan Yunani untuk mengembalikannya sesuai
dengan tanggal jatuh temponya. Selain itu, juga mengakibatkan terhambatnya
kegiatan perekonomian Siprus dan terancam tertutupnya bank-bank di Siprus.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Siprus namun masih tidak berhasil,
karena itulah Siprus meminta bantuan dari Uni Eropa sebagai organisasi regional
untuk membantu menyelesaikan permasalahan di negaranya. Uni Eropa yang
merupakan satu-satunya organisasi regional di Eropa berkewajiban membantu
negara yang kesulitan di kawasan Eropa, bantuan yang di berikan oleh Uni Eropa
kepada Siprus berupa bantuan bailout sebesar 9 miliar Euro yang disertai dengan
paket program penyesuaian ekonomi yang akan membahas tentang tantangan fiscal
dan structural keuangan jangka pendek dan jangka menengah yang dihadapi oleh
Siprus.
Berdasarkan penelitian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa Uni Eropa
sebagai organisasi kawasan di Eropa benar-benar menjalankan perannya sebagai
satu-satunya organisasi regional dengan berupaya semampunya dalam membantu
setiap permasalahan yang terjadi di wilayah Eropa. Hal ini juga termasuk bantuan
yang diberikan kepada Kosovo yang merupakan salah satu negara termiskin di
Eropa yang memiliki tingkat kemiskinan yang tinggi, serta rendahnya lapangan
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Rosi Dwi Fitri Aprilia dari
Universitas Negeri Malang pada tahun 2012 yang berjudul Peran UNMIK Dalam
Pemulihan negara Kosovo Pasca Konflik Etnis Serbia dan Albania, dalam
penelitian tersebut Aprilia menyimpulkan bahwa PBB sebagai sebuah organisasi
penjaga pendamaian dunia yang berkewajiban untuk melakukan tindakan-tindakan
yang dianggap perlu untuk menjaga dunia agar dapat tertib, aman dan damai perlu
mengambil tindakan dalam konflik yang terjadi di Kosovo sehingga masalah tidak
berlarut-larut. Peranan PBB dalam hal ini, yaitu dengan membentuk suatu
organisasi yang disebut UNMIK (United Nations Interim Administration for
Kosovo), yaitu badan khusus yang ditugaskan untuk membentuk pemerintahan
administrasi di Kosovo pasca lengsernya Milosevic. Tugas UNMIK meliputi
pembangunan kembali sarana dan prasarana yang ada di Kosovo antara lain sarana
kesehatan, pendidikan, perbankan, keuangan, pos dan telekomunikasi, hukum, dan
ketertiban masyarakat. Pasca konflik yang terjadi di Kosovo, negara ini banyak
mengalami kehancuran di berbagai bidang.
PBB mempunyai agenda perdamaian yang disebut dengan An Agenda for
Peace (Agenda untuk Perdamaian) yang dijadikan dasar UNMIK untuk bertugas di
Kosovo meliputi Diplomasi Preventif, Peacemaking, Peacekeeping, dan
Peacebuilding. Melalui dasar-dasar inilah UNMIK mulai melakukan
perbaikan-baikan dalam sector ekonomi dengan membangun kembali sarana kesehatan dan
pendidikan yang rusak pada saat konflik, secara bertahap UNMIK juga mendorong
pertumbuhan ekonomi dengan cara memberikan bantuan kepada masyarakat yag
bidang ekonomi menjadi prioritas utama UNMIK dikarenakan pembangunan di
bidang ini dapat membantu pembangunan di bidang-bidang lainnya.
Melalui penelitian diatas, penulis melihat pentingnya peranan suatu
organisasi internasional dalam pembangunan ekonomi suatu negara terutama pasca
konflik yang terjadi, sama seperti Uni Eropa yang telah berada di Kosovo ketika
negara ini masih berkonflik dengan Serbia hingga saat ini Kosovo telah merdeka,
Uni Eropa tetap memberikan bantuan agar Kosovo tetap dapat memulihkan
perekonomian pasca perang, serta dapat melanjutkan pembangunan ekonomi
menjadi lebih maju dan lebih stabil di masa yang akan datang.
2.2. Kerangka Pemikiran
2.2.1. Hubungan Internasional
Hubungan internasional merupakan suatu hubungan yang dilakukan oleh
bangsa-bangsa atau negara-negara, atau merupakan suatu hubungan yang bersifat
global yang meliputi semua hubungan yang terjadi yang melewati dan melampaui
suatu batas-batas kenegaraan. Menurut Johari, hubungan internasional pada
dasarnya merupakan suatu studi mengenai interaksi antar aktor, baik negara
maupun aktor non-negara, yang berlangsung di dalam sistem internasional dan
hubungan yang dijalin dapat berbentuk hubungan ekonomi, sosial budaya, maupun
politik, yang memiliki konsekuensi-konsekuensi penting bagi aktor-aktor lainnya
Pada dasarnya hubungan internasional terjadi karena keinginan
negara-negara untuk mengadakan kerjasama dalam rangka memenuhi kebutuhan hidup,
serta untuk mencapai tujuan negaranya, suatu negara tidak akan bisa memenuhi
kebutuhan hidupnya sendiri, ia akan membutuhkan bantuan dari negara lain agar
dapat terus bertahan. Oleh karena itu, dalam pemenuhan kebutuhan serta
pencapaian tujuan yang diinginkan, maka suatu negara akan mengadakan suatu
hubungan internasional dengan negara lain. Hubungan internasional menjadi
penting bagi suatu negara, karena tidak ada negara yang dapat berdiri sendiri tanpa
ada bantuan dari negara lain. Melalui hubungan internasional yang terjalin inilah,
pencapaian tujuan negara akan lebih mudah dilakukan dan akan lebih cepat
terlaksana.
Perwita dan Yani dalam buku Pengantar Ilmu Hubungan Internasional,
menyatakan bahwa:
"Studi tentang Hubungan Internasional banyak diartikan sebagai suatu studi tentang interaksi antar aktor yang melewati batas-batas negara. Terjadinya Hubungan Internasional merupakan suatu keharusan sebagai akibat adanya saling ketergantungan dan bertambah kompleksnya kehidupan manusia dalam masyarakat internasional sehingga interdependensi tidak memungkinkan adanya suatu negara yang menutup diri terhadap dunia luar.” (Perwita & Yani, 2005: 3-4).
Suatu hubungan inernasional tercipta dengan adanya interaksi antar
beberapa aktor yang berpartisipasi dalam politik internasional, yang meliputi
negara-negara, organisasi internasional, organisasi non pemerintah, kesatuan
sub-nasional seperti birokrasi dan pemerintah domestik serta individu-individu. Negara
merupakan aktor penting yang berperan dalam terciptanya suatu hubungan
memenuhi kebutuhan warga negaranya. Akan tetapi sekarang ini, dalam melakukan
suatu hubungan internasional tidak hanya terbatas bagi negara saja, tetapi hal ini
juga dapat dilakukan oleh organisasi-organisasi yang ada di negara tersebut, bahkan
juga dapat dilakukan oleh individu secara langsung untuk memenuhi kebutuhan
masing-masing.
Tujuan utama dari studi hubungan internasional seperti yang disampaikan oleh Mas’oed adalah:
Tujuan utama dari studi hubungan internasional adalah mempelajari perilaku internasional, yaitu perilaku aktor, negara maupun non negara, didalam arena transaksi internasional, dimana perilaku tersebut bisa berwujud perang, kerjasama, pembentukan aliansi, interaksi dalam organisasi internasional dan sebagainya (Mas’oed, 1994: 31-32).
Berdasarkan tujuan diatas, studi hubungan internasional mempelajari setiap
perilaku yang dilakukan oleh para aktor internasional ketika melakukan hubungan
dengan aktor-aktor internasional lainnya, proses pembelajaran perilaku ini tidak
hanya terbatas pada kerjasama yang dilakukan, tetapi juga mencakup perselisihan
yang berakibat terjadinya perang antar negara, serta mempelajari bagaimana sebuah
interaksi yang dilakukan oleh para aktor internasional akan mengahsilkan sebuah
aliansi dengan aktor lain yang memiliki kepentingan yang sama.
2.2.2 Organisasi Internasional
2.2.2.1 Definisi dan Klasifikasi Organisasi Internasional
Berbagai pengertian mengenai organisasi internasional dikemukakan untuk
komunitas internasional sehingga dapat diakui sebagai salah satu aktor
internasional. Salah satunya adalah yang diungkapkan oleh T. May Rudi, yaitu
organisasi internasional merupakan pola kerjasama yang melintasi batas-batas
negara, dengan didasari pada struktur organisasi yang lingkupnya jelas serta
melaksanakan fungsi secara berkesinambungan dan melembaga guna
mengusahakan tercapainya tujuan-tujuan yang disepakati bersama, baik antara
pemerintah dengan pemerintah maupun sesame kelompok non pemerintah pada
negara yang berbeda (May Rudi, 1993: 3).
Organisasi internasional akan mempengaruhi kebijakan luar negeri
anggotanya melalui partisipasi mereka dalam organisasi tersebut. Keberadaan
organisasi internasional ini serta kebutuhan partisipasi dianggap sebagai magnet
yang menarik kearah perubahan dalam perilaku politik luar negeri dan proses
pembuatan keputusan dari negara-negara anggotanya. Salah satu alasan
terbentuknya organisasi internasional juga dikarenakan adanya kepentingan dan
kebutuhan setiap negara, serta adanya keinginan untuk bekerjasama secara
internasional yang memberikan manfaat dengan tidak melanggar kedaulatan dan
kekuasaan negara anggota.
Organisasi internasional biasanya terbagi menjadi dua klasifikasi, yaitu
Intergovernmental Organizations (IGOs) yang merupakan institusi yang
anggotanya adalah wakil delegasi resmi pemerintah negara-negara, serta
International NonGovernmental Organizations (INGOs) yang merupakan institusi
yang anggotanya terdiri dari anggota-anggota yang bukan perwakilan dari negara
individu dari suatu negara, serta International Organization Hybrid merupakan
suatu institusi yang anggotanya terdiri dari gabungan wakil-wakil pemerintah dan
non-pemerintah.
Dalam perkembangannya pengklasifikasian ini belum mencangkup aspek
penting lain yang terdapat dalam organisasi internasional. Karena itu
pengklasifikasian organisasi internasional ini kemudian dikembangkan kembali
oleh Frederic S. Pearson dan J. Martin Rochester kedalam tiga tipe, yaitu:
1. Keanggotaan
Berdasarkan keanggotaannya organisasi internasional dibagi dua tipe, yaitu: a. Inter Governmental Organizations (IGOs) merupakan bentuk organisasi internasional yang anggotanya dari pemerintahan nasional dan dibentuk melalui perjanjian antar negara.
b. Non Governmental Organizations (NGOs), organisasi ini beranggotakan individu-individu atau kelompok-kelompok privat yang berasal dari berbagai negara.
Beberapa organisasi internasional tidak seratus persen masuk dalam kategori IGO maupun NGO, contohnya seperti International Labour Organization (ILO) yang tidak hanya beranggotakan agen dari pemerintah saja tetapi juga beranggotakan persatuan-persatuan buruh dan kelompok-kelompok pekerja.
2. Letak Geografi
Berdasarkan letak wilayah suatu negara, organisasi internasional dapat dibedakan kedalam dua bentuk yaitu regional dan global. IGOs dan NGOs dapat berbentuk organisasi internasional regional bila anggota-anggotanya berasal dari kawasan tertentu, seperti Assosiation South East Asian Nation merupakan bentuk dari IGOs yang beranggotakan negara-negara Asia Tenggara saja. Sedangkan organisasi internasional yang dikatakan global bila anggota-anggotanya bebas dari seluruh negara dan ruang kerjanya tidak sebatas hanya suatu kawasan tertentu seperti halnya organisasi regional. Contoh dari organisasi yang bersifat global adalah International Civil Aviation Organization (ICAO) yang merupakan organisasi Penerbangan Sipil Internasional.
3. Fungsi
organizations, contohnya WHO dan FAO (Pearson dan Rochester, 1984: 319-324).
2.2.2.2 International Governmental Organizations (IGOs)
Organisasi antar pemerintah atau IGO merupakan salah satu bentuk dari
Organisasi Internasional yang terbentuk dari dua negara atau lebih. Di dalam
organisasi-organisasi ini, kepentingan dan kebijakan dari para anggota negara
diajukan oleh perwakilan dari negara-negara yang bersangkutan, keanggotaan di
IGOs ini bersifat penuh, legal sukarela dan terbuka bagi semua negara. Otoritas para
pembuat keputusan diberikan pada perwakilan pemerintah yang bergabung dalam
IGO (Willets dalam Baylis dan Smith, 2001: 376). Salah satu bentuk dari organisasi
internasional adalah IGO, dimana keanggotaan dalam organisasi ini merupakan
negara secara individual, dimana negara berperan dalam segala pengambilan
keputusan.
Menurut Coloumbis dan Wolfe, IGOs berdasarkan keanggotaan dan
tujuannya diklasifikasikan atas empat kategori, yaitu:
1. Organisasi yang keanggotaan dan tujuannya juga umum, organisasi ini ruang lingkupnya global dan melakukan berbagai fungsi, seperti keamanan, kerjasama sosial-ekonomi, dan lain-lain. Contohnya seperti PBB.
2. Organisasi yang keanggotaannya umum dan tujuannya terbatas dikenal juga dengan nama organisasi fungsional karena organisasi ini dikhususkan pada suatu fungsi yang spesifik. Contohnya seperti badan-badan PBB untuk kesehatan dunia (WHO).
3. Organisasi yang keanggotaannya terbatas dan tujuannya umum, merupakan organisasi regional yang fungsi dan tanggung jawab politik, sosial ekonomi dan keamanannya berskala luas. Contohnya seperti Organisasi Persatuan Afrika (OAU).
militer/pertahanan. Contoh organisasi sosial-ekonomi adalah Asosiasi Perdagangan Bebas Amerika Latin (LAFTA), sedangkan untuk contoh organisasi militer/pertahanan adalah aliansi yang pembentukannya berhubungan dengan militer, seperti pada perang dingin yaitu Pakta Warsawa dan NATO.
Berdasarkan kategori yang telah disebutkan diatas, Uni Eropa merupakan
salah satu IGOs yang dapat dikategorikan kedalam organisasi yang keanggotaannya
terbatas dan tujuannya umum. Anggota Uni Eropa harus negara-negara yang berada
di kawasan Eropa, terdapat persyaratan-persyaratan tertentu bila ingin menjadi
anggota Uni Eropa, selain itu Uni Eropa juga memiliki badan-badan khusus yang
menangani berbagai kajian masalah dan memiliki ruang lingkup yang luas seperti
kerjasama sosial ekonomi, perlindungan hak asasi manusia, serta keamanan.
2.2.2.3 Peranan Organisasi Internasional
Peranan dapat dikatakan sebagai pelaksanaan dari fungsi oleh
struktur-struktur tertentu, yang bergantung pada posisi atau kedudukan struktur-struktur serta
harapan lingkungan sekitar terhadap struktur tersebut. Peranan juga dapat
dipengaruhi oleh situasi dan kondisi serta kemampuan dari si pemeran dalam hal
ini individu maupun organisasi. Menurut Mas’oed, teori peranan merupakan
perilaku yang diharapkan akan dilakukan oleh suatu entitas yang menduduki suatu
posisi. Ini adalah perilaku yang dilekatkan pada posisi tersebut, diharapkan
berperilaku sesuai dengan sifat posisi tersebut.
Semua organisasi internasional memiliki struktur organisasi untuk
mencapai tujuannya. Apabila struktur-struktur tersebut telah menjalankan
demikian, peranan dapat dianggap sebagai fungsi baru dalam rangka pengejaran
tujuan-tujuan kemasyarakatan.
Konsep peranan dalam organisasi internasional baik intergovernmental
organizations (IGOs) maupun International NonGovernmental Organizations
(INGOs) menurut Clive Archer memiliki tiga peranan yang dapat dibedakan
menjadi tiga, yaitu:
1. Sebagai instrument, dalam artian organisasi internasional merupakan suatu alat bagi negara-negara untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu serta untuk memaksimalkan tujuan sesuai dengan kebijakan luar negerinya.
2. Sebagai arena atau forum, dimana tindakan-tindakan yang berhubungan dengan pembahasan suatu masalah yang terjadi. Dalam hal ini, organisasi internasional menyediakan sebuah tempat pertemuan diantara anggota-anggotanya untuk berdiskusi maupun berargumen dalam mengungkapkan pandangannya mengenai suatu permasalahan. 3. Sebagai aktor. Dimana peran ini menunjukkan organisasi internasional
sebagai sebuah badan independen yang melaksanakan kebijakan-kebijakan yang telah disepakati bersama sebelumnya. Organisasi internasional sebagai sebuah aktor harus dapat bertindak secara independen tanpa dipengaruhi oleh suatu kekuatan tertentu (Archer, 1983: 130-147).
Dalam hubungan internasional, negara merupakan aktor utama, dan
non-negara merupakan aktor sampingan, namun dalam hal ini organisasi internasional
bisa dikatakan merupakan sebuah sarana bagi negara untuk menyebarkan
kepentingan atau interest ke negara lain. Selain itu organisasi internasional juga
memiliki peran untuk membina perdamaian internasional dan juga menyelesaikan
sengketa maupun konflik yang terjadi baik bersifat regional maupun internasional.
Hal ini dikarenakan sebagian besar negara-negar yang berkonflik akan meminta
menyelesaikan konflik atau permasalahan yang sedang terjadi di negara tersebut,
baik itu masalah regional maupun masalah dengan negara lain.
2.2.2.4 Fungsi Organisasi Internasional
Organisasi internasional selain memiliki peranan tertentu dalam
organisasinya juga memiliki berbagai fungsi yang berguna agar organisasi
internasional tersebut tidak menyimpang dari tujuannya semula yang telah
disepakati bersama. Dalam melihat fungsi yang dijalankan oleh organisasi
internasional, Hass membagi fungsi organisasi internasional kedalam dua bagian
yaitu fungsi input dan output. Fungsi input yang dijalankan oleh organisasi
internasional pada dasarnya berhubungan dengan lembaga-lembaga pemerintah
dari system politik domestik negara-negara anggotanya. Fungsi input tersebut
antara lain:
1. Artikulasi, organisasi internasional merupakan tempat dimana aspirasi atau
keinginan dari negara-negara anggotanya disampaikan.
2. Agregasi, merupakan penyatuan dari berbagai macam aspirasi untuk
membentuk suatu sikap terpadu yang dijadikan sebagai acuan tindakan
organisasi internasional tersebut.
3. Sosialisasi, organisasi internasional mempunyai tugas sebagai agen uuntuk
mensosiialisasikan keputusan-keputusan yang telah disepakati kepada individu
atau kelompok dalam negara-negara anggotanya.
4. Rektuitmen, merupakan proses pencarian anggota baru dalam organisasi
5. Transaksi, berhubungan erat dengan komunikasi yang dilakukan antarnegara
anggota organisasi internasional tersebut.
Sementara itu, fungsi output menurut Haas merupakan fungsi-fungsi yang
berhubungan dengan peratura-peraturan dari suatu organisasi internasional, fungsi
output ini meliputi:
1. Rule Making, organisasi internasional memiliki fungsi sebagai pembuat peraturan-peraturan melalui prosedur dan mekanisme tertentu yang dimilikinya.
2. Rule Application, ketika peraturan ditetapkan, maka organisasi internasional tersebut juga harus menjadi pelaksana dari peraturan-peraturan tersebut.
3. Rule Supervision, organisasi internasional melalui badan khususnya bertugas untuk mengawasi sejauh mana pelaksanaan peraturan-peraturan yang telah ditetapkan dan dijalankan (Haas dalam Rosenau, 1969: 133-134)
2.2.3 Bantuan Luar Negeri
Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrumen kebijakan yang sering
digunakan dalam hubungan luar negeri, secara umum bantuan luar negeri dapat
diartikan sebagai transfer sumber daya dari suatu pemerintah ke pemerintah yang
lain, baik itu berbentuk barang ataupun dana.
Menurut Sukirno dalam Perwita dan Yani, bahwa bantuan luar negeri pada
umumnya tidak ditujukan hanya untuk kepentingan jangka pendek, melainkan
untuk prinsip-prinsip kemanusiaan dan pembangunan ekonomi jangka panjang.
Setidaknya terdapat dua syarat aliran modal luar negeri yang merupakan bantuan
luar negeri :
1. Aliran modal dari luar negeri tersebut bukan didorong untuk mencari
2. Aliran modal dari luar negeri tersebut diberikan kepada negara penerima
atau dipinjamkan dengan syarat yang lebih ringan daripada yang berlaku
dalam pasar internasional.
Menurut Michael Todaro dalam buku Yanuar Ikbar, bantuan luar negeri
adalah bantuan yang meliputi semua pinjaman konsesional (suku bunga dan jangka
pembayaran kembali modal yang dipinjamkan secara lunak dibandingkan dengan
syarat-syarat yang berlaku bagi pinjaman komersial) dan bantuan pemerintah dalam
bentuk uang atau barang, mengalihkan sumber-sumber dari negara kaya ke negara
dunia ketiga dengan tujuan untuk pembangunan atau pemerataan pendapatan.
Bantuan luar negeri dapat dipilah menjadi bantuan berupa pemberian (hibah),
bantuan pinjaman dan bantuan berupa penanaman modal (investasi) asing (Ikbar,
1995: 207).
Saat ini masalah-masalah pembangunan dan kerjasama ekonomi menjadi
agenda utama dalam politik internasional. Teknik pemberian bantuan dapat
dilakukan secara bilateral maupun multilateral. Dengan kata lain, pemberian
bantuan luar negeri dapat dilakukan antar pemerintah (government to government),
melalui suatu organisasi internasional ataupun melalui lembaga keuangan
internasional seperti IMF dan World Bank. Ada empat motivasi dari negara para
pemberi bantuan atau negara donor dalam memberikan bantuan, diantaranya :
1. Motif kemanusiaan yang bertujuan untuk mengurangi kemiskinan di negara-negara dunia ketiga melalui dukungan kerjasama ekonomi 2. Motif politik yang memusatkan tujuan untuk meningkatkan image
3. Motif keamanan nasional, yang mendasarkan pada asumsi bahwa bantuan luar negeri dapat menghasilkan pertumbuhan ekonomi yang akan mendorong stabilitas politik dan akan memberikan keuntungan pada kepentingan negara donor. Dengan kata lain, motif keamanan memiliki sisi ekonomi
4. Motif yang berkaitan dengan kepentingan nasional negara donor (Rix Alan dalam Perwita&Yani, 2005: 84).
Berdasarkan keempat motivasi diatas, dapat dilihat bahwa pada hakekatnya
bantuan luar negeri (foreign aid) merupakan bantuan yang diberikan kepada suatu
negara oleh pemerintahan negara lain ataupun lembaga internasional baik berupa
bantuan ekonomi, sosial dan militer yang diberikan secara bilateral maupun
multilateral, yang tujuannya antara lain untuk mendukung persekutuan,
membangun ekonomi, meraih dukungan ideologis, memperoleh bahan baku
strategis, kemanusiaan, serta menyelamatkan kehidupan bangsa dari bahaya
keruntuhan ekonomi ataupun bencana alam.
Bantuan luar negeri merupakan salah satu instrumen kebijakan yang sering
dan telah digunakan dalam hubungan luar negeri selama berabad-abad pada masa
lampau, instrumen ini tidak hanya digunakan untuk permasalahan politik jangka
pendek melainkan untuk prinsip-prinsip kemanusiaan atau pembangunan ekonomi
jangka panjang. Dalam jangka panjang, bantuan luar negeri dimaksudkan untuk
membantu menjamin beberapa tujuan politik negara donor yang tidak dapat dicapai
hanya melalui diplomasi, propaganda atau kebijakan publik.
Salah satu bentuk bantuan luar negeri yang diberikan yaitu berupa bantuan
ekonomi. Bantuan ekonomi merupakan pemberian bantuan dalam bentuk fisik san
keuangan kepada negara-negara yang sedang berkembang sebagai sarana untuk
dengan pemerintah, maupun dari sebuah organisasi internasional kepada
pemerintah. Seperti contohnya adalah World Bank, IMF, ataupun badan Uni Eropa
yang membentuk program khusus untuk pemberian bantuan ekonomi bagi negara
anggota maupun negara bukan anggota.
2.2.4 Ekonomi Politik Internasional
Pada masa sekarang setiap negara saling bergantung dan membutuhkan
kerjasama antara satu dengan yang lainnya dalam pemenuhan kebutuhan serta
memperoleh kepentingan nasional. Ketika membahas mengenai kerjasama, maka
tidak hanya unsur ekonomi sajayang berperan didalamnya, tetapi juga unsur politik
seperti kekuasaan. Begitu juga dengan hubungan internasional pada masa kini
dimana tidak hanya berbicara mengenai penyelesaian
masalah-masalah dunia yang hanya berkaitan dengan konflik dan kesiagaan militer saja,
namun juga telah melibatkan dimensi ekonomi dalam proses pelaksanaan hubungan
antar aktor internasional. Pada saat ini pula, politik dunia tidak bisa di pahami lagi
hanya sebatas melalui satu perpekstif saja, studi hubungan internasional tidak
cukup bila hanya membahas soal politik tanpa mempelajari
ekonomi. Maka dari itu, dikarenakan keterkaitan antara ekonomi (kesejahteraan)
dan politik (kekuasaan) inilah sehingga dikenaldalam hubungan internasional
sebagai ekonomi politik internasional.
Studi tentang ekonomi politik internasional merupakan studi yang termasuk
baru muncul dibandingkan dengan studi lainnya. Gilpin dalam bukunya yang
internasional merupakan dinamika interaksi global antara pengejaran kekuasaan
(politik) dan pengejaran kekayaan (ekonomi), yang terdapat hubungan timbal balik
diantara keduanya. Dalam hal ini pengertiannya dapat dikatakan bahwa ketika suatu
negara dapat memainkan poltiknya secara benar, maka perekonomian pun akan
dapat dikuasai. Ekonomi politik internasional sendiri secara sederhana dapat
diartikan menjadi dua kata yaitu state (negara) dan market (pasar). Ketika negara
berusaha secara maksimal mengendalikan pasar untuk kepentingannya maka telah
terjadi hubungan antara politik dan ekonomi.
Sedangkan menurut DR. Mohtar Mas’oed dalam bukunya Ekonomi Politik
Internasional, ekonomi politik internasional didefinisikan sebagai studi tentang
saling hubungan antara ekonomi dan politik dalam arena internasional. Ketika
sebuah negara melakukan suatu hubungan dengan negara lain ataupun dengan
sebuah organisasi internasional, hubungan itu tidak lagi semata-mata hanya atas
dasar kepentingan politik ataupun kepentingan ekonomi saja, melainkan adanya
keterkaitan tujuan politik serta ekonomi dalam hubungan tersebut.
Menurut Spero terdapat empat cara faktor politik mempengaruhi ekonomi,
yaitu:
1. Struktur dan operasi sistem ekonomi internasional dipengaruhi oleh struktur dan operasi politik internasional
2. Kepedulian-kepedulian politik selalu mempengaruhi kebijakan ekonomi. 3. Kebijakan-kebijakan ekonomi dituntun oleh kebijakan politik
4. Hubungan dalam ekonomi internasional adalah hubungan politik interaksi ekonomi internasional dimana aktor negara dan non-negraa mengatur kerjasama untuk mencapai suatu tujuan (Spero, 1985: 10).
Melalui faktor-faktor di atas, dapat dilihat bahwa factor politik suatu negara
ekonomi yang akan diambil oleh negara tersebut. Hal ini dikarenakan keadaan
politik suatu negara akan berpengaruh dalam perekonomian negara, apabila kondisi
politik negara tidak stabil, maka hal ini akan membuat keputusan yang diambil oleh
negara mengenai perekonomian tidak akan berjalan dengan sempurna. Karena
untuk mencapai perekonomian yang maju dan stabil, maka keadaan politik negara
tersebut pun harus dalam keadaan stabil, sehingga diharapkan tidak akan
mengganggu perkembangan ekonomi negara tersebut.
Konsep-konsep dan teori yang dipandang paling banyak diperbincangkan
dalam ekonomi politik internasional pada bentang kontemporer yakni politik
ekonomi, keterbelakangan, ketergantungan, saling ketergantungan, rejim
internasional, pembangunan ekonomi, ekonomi kesejahteraan, dan teori ekonomi
politik kontemporer lainnya.
Secara Umum Ekonomi Politik Internasional merupakan studi yang
memperlajari keerhubungan antara ekonomi internasional dengan politik
internasional yang muncul akibat berkembanganya masalah-masalah yang terjadi
dalam sistem internasional. Sehingga secara empirik, tingkat saling ketergantungan
dalam masyarakat internasional yang semakin tinggi sebagai akibat proses
transnasionalisme dalam ekonomi yang melewati batas negara seperti peningkatan
perdagangan, proses globalisasi dan terciptanya kelompok ekonomi regional telah
menjadikan suatu kondisi dimana tidak ada lagi suatu kebijakan ekonomi politik
Konfigurasi pendekatan ekonomi politik internasional adalah tidak tunggal
(monodisiplin), artinya bahwa implementasi alat-alat analisisnya dapat dilihat pada
sejumlah teori dan konsep-konsep yang mendasari substansi ekonomi politik,
seperti interdepedensi, depedensi, keterbelakangan, pertumbuhan, perkembangan,
pembangunan ekonomi sosial, sistem-sistem ekonomi dan termasuk juga persoalan
power politics, realisme dan idealisme, linier dan strukturalis internasional,
globalisasi, atau regionalisme, dan lain-lain (Ikbar, 2002:21).
2.2.4.1 Konsep Perekonomian
Kajian mengenai ekonomi kurang mendapat perhatian pada saat perang,
seorang presiden Perancis Charles de Gaulle mengistilahkan persoalan ekonomi
dengan quarter master’s stuffatau politik tingkat rendah. Secara sederhana pernyataan ini menunjukan mengenai perhatian akan persoalan ekonomi sebagai
persoalan yang hanya perlu dilihat sekedarnya saja, sementara yang lebih penting adalah
politik tingkat tinggi yang berkaitan dengan isu besar, seperti perang dan damai.
Namun seiring berjalannya waktu, serta juga diiringi oleh perubahan zaman, maka
konsep perekonomian pun tidak dapat terpisahkan dari politik. Ketika sebuah
negara ingin melakukan hubungan politik dengan negara lain, maka negara tersebut
tidak hanya semata-mata memiliki kepentingan politik dengan negara itu, tetapi
juga akan memiliki kepentingan ekonomi.
Ilmu Ekonomi (Economics) merupakan sebuah istilah yang digunakan
untuk menunjukkan setiap tindakan atas proses yang bersangkut paut dengan
manusia dan secara lebih spesifik, istilah ekonomi digunakan untuk menerangkan
produksi barang-barang dan jasa yang dihasilkan dengan pengetahuan teknis yang
berlaku. Menurut economic dictionary “Sloan and Zurcher”, economic adalah keseluruhan pengetahuan yang mempercoalkan penciptaan dan penggunaan barang
atau jasa untuk pemenuhan kebutuhan manusia, dalam ilmu ekonomi biasanya
dimaksudkan persoalan-persoalan sebagai berikut: apply economics, consumer
economics, macro and micro economics, international economics, institutional
economics.
Berdasarkan tingkat pertumbuhan ekonomi, negara-negara dibagi menjadi
beberapa kategori, seperti negara dunia kesatu (Negara-negara dengan
pertumbuhan ekonomi maju), negara dunia kedua (negara-negara dengan
pertumbuhan ekonomi lumayan maju), dan negara dunia ketiga (negara-negara
dengan pertumbuhan ekonomi sangat rendah). Sering terjadinya ketimpangan
pertumbuhan pada negara dunia kesatu dan ketiga pada dasarnya disebabkan oleh
persoalan ekonomi politik sebagai kegagalan perencanaan dalam tata dunia yang
berkepanjangan dan pendekatan yang tidak alami. Tidak meratanya pembagian
kekayaan di sebagian besar negara dunia ketiga dan melebihi tidak meratanya
pembagian kekayaan yang maksimal sebagian besar di negara dunia ketiga
menyebabkan rakyatnya hidup di garis kemiskinan. Menurut Robert Gilpin isu-isu
yang ada ini, dibagi menjadi tiga unsur inti, yaitu:
Penyebab dan hal-hal yang mempengaruhi kebagkitan rasa
Hubungan antara perubahan ekonomi dan perubahan politik
Berdasarkan pemaparan di atas, dapat dilihat bahwa terdapat hubungan
antara ekonomi dan politik suatu negara. Hal ini dikarenakan ketika terjadi
perubahan politik di sebuah negara, maka hal itu juga akan berdampak pada
keputusan ekonomi yang akan diambil oleh negara tersebut. Begitu juga sebaliknya,
ketika perekonomian suatu negara berubah, maka keadaan politik di negara tersebut
juga akan berubah.
35 BAB III
OBJEK DAN METODE PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Uni Eropa
Berakhirnya Pera