• Tidak ada hasil yang ditemukan

Alat Ukur Parameter Tanah Dan Lingkungan Berbasis Smartphone

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Alat Ukur Parameter Tanah Dan Lingkungan Berbasis Smartphone"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

Data Pribadi

Nama : Syam Sofyan Nurdin Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat, Tanggal Lahir : Sumedang, 13 November 1990 Kebangsaan : Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Ling. Cipameungpeuk RT 01 RW 05 Kel.

Cipameungpeuk Kec. Sumedang Selatan, Sumedang No. Ponsel : 0878 2247 3363

E-mail : syamsfn13@gmail.com

Pendidikan Formal

1997 – 2003 : SDN Ranca Bolang 1 Bandung 2003 – 2006 : SMPN 9 Sumedang

2006 – 2009 : SMAN 1 Sumedang

2009 – 2013 : Diploma Tiga Universitas Komputer Indonesia (Fakultas Teknik dan Ilmu Komputer – Teknik Komputer)

(2)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Tanah merupakan salah satu unsur penting dalam kehidupan makhluk

hidup. Tanah sangat vital peranannya bagi kehidupan, baik manusia maupun

hewan serta tumbuhan. Tanah memiliki peranan penting dalam beberapa bidang,

diantarnya dalam bidang pertanian, pemukiman, atau bahkan pariwisata.

Jenis tanah dalam suatu wilayah dapat berbeda jenis tergantung dari kontur

dan letak wilayah. Sebagai contoh, pemilihan jenis tanah yang tepat dapat

menentukan tingkat keberhasilan bercocok tanam. Faktor yang dapat menjadi

parameter keberhasilan diantaranya suhu lingkungan, kelembapan lingkungan,

kandungan air dalam tanah, ketinggian lahan, kemiringan kontur tanah, serta

lokasi lahan.

Sebuah lahan yang terdiri dari hampir 95% tanah membutuhkan

pengkajian yang cukup mendalam agar lahan tersebut dapat digunakan secara

optimal. Parameter yang terukur dapat digunakan sebagai data acuan untuk

pemilihan lahan yang tepat guna.

Saat ini belum terdapat alat ukur terintegrasi yang dapat mengetahui

parameter-parameter yang diperlukan seperti suhu, kelembapan, kandungan air

dalam tanah, kemiringan lahan, ketinggian lahan, serta luas dan keliling lahan.

Dengan pemilihan lahan yang tepat guna, akan meminimalisir akibat dari

penyalahgunaan lahan seperti kerusakan lingkungan.

Berdasarkan hasil observasi ke Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat,

diperoleh keterangan bahwa Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat sudah memiliki

alat ukur luas tanah berbasis GPS. Namun, alat yang dimiliki masih terbatas pada

fitur pengukuran luas saja dengan harga yang relatif mahal.

Berdasarkan permasalahan diatas, diperlukan sebuah alat yang terintegrasi

(3)

yang akan dibuat yaitu “Alat Ukur Parameter Tanah Dan Lingkungan Berbasis Smartphone”.

1.2 Rumusan Masalah

Permasalahan yang akan dibahas pada tugas akhir ini adalah:

1. Bagaimana merancang sebuah alat yang dapat mengukur luas tanah

dan keliling tanah yang berbasis GPS smartphone?

2. Bagaimana merancang alat yang dapat mengukur parameter

lingkungan (suhu, kelembapan, kandungan air tanah dan karakter

tanah)?

3. Bagaimana merancang sebuah software smartphone yang dapat

terintegrasi dengan mikrokontroler?

4. Bagaimana menyajikan data hasil pengukuran sebagai data master agar

dapat digunakan oleh pihak yang terkait, seperti Dinas Pertanian

ataupun Dinas Tata Wilayah?

1.3 Batasan Masalah

Pada perancangan yang akan dibuat ini terdapat beberapa batasan masalah,

yaitu:

1. Pengukuran luas tanah berbasis GPS smartphone dengan

menggunakan data latitude dan longitude.

2. Pengukuran kandungan air tanah hanya untuk top soil (tanah lapisan

atas, ketebalan ± 10 cm).

3. Hasil pengukuran parameter tanah dan lingkungan meliputi suhu,

kelembapan, kandungan air tanah, ketinggian lahan, kemiringan lahan,

dan posisi lahan berdasarkan data GPS.

4. Hasil pengukuran ditampilkan di layar smartphone dengan tampilan

Graphical User Interface (GUI).

(4)

3

1.4 Metode Penelitian

Metode yang dilakukan untuk membuat alat tugas akhir ini adalah:

a. Studi Literatur

Metode studi literatur dilakukan dengan cara mempelajari sumber

referensi yang berhubungan dengan pembuatan tugas akhir,

diantaranya melalui internet dan buku.

b. Observasi (Survei lapangan)

Pengumpulan data lapangan, untuk mengetahui apakah sudah terdapat

alat sejenis atau belum. Dan jika sudah ada, apa berbedaan dengan alat

yang dibuat oleh Penulis. Observasi dilakukan ke Dinas Pertanian

Provinsi Jawa Barat.

c. Perancangan

Metode ini meliputi perancangan hardware dan software yang

digunakan dalam alat ukur parameter tanah dan lingkungan berbasis

smartphone.

d. Pengujian

Pengujian dilakukan secara modular dan secara keseluruhan pada alat

yang telah selesai dibuat. Pengujian dilakukan untuk mengetahui

apakah alat sudah berfungsi dengan baik atau belum.

e. Wawancara

Wawancara dilakukan untuk mendapat komentar atau saran dari pihak

yang berhubungan dengan alat yang dibuat. Dengan tujuan untuk

penyempurnaan fungsi alat. Dalam hal ini sudah dilakukan wawancara

dengan Dinas Pertanian Provinsi Jawa Barat.

f. Dokumentasi

Dalam metode ini dilakukan dokumentasi tugas akhir berupa

menyusun laporan dari awal perancangan sampai menyimpulkan hasil

kerja alat yang telah dibuat. Bukti dokumentasi disimpan pada link

(5)

1.5 Sistematika Penulisan

Agar mempermudah Penulis dalam menyusun laporan akhir secara lebih

jelas dan sistematis, maka dilakukan pembagian dalam sistematika penulisan yang

terdiri dari beberapa bab pembahasan. Urutan bab pembahasan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini berisi latar belakang pemilihan judul, rumusan masalah, batasan

masalah, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II LANDASAN TEORI

Bab ini berisi uraian teori-teori yang berhubungan dengan hardware dan

software yang dibuat.

BAB III PERANCANGAN SISTEM

Dalam bab ini akan dipaparkan perancangan hardware dan software, mulai

dari komponen yang digunakan, perancangan desain hardware, pembuatan

program, dan cara menggunakan atau menjalankan hardware dan

software.

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS

Bab ini berisi hasil dan bahasan yang ditekankan pada perumusan masalah,

yaitu tentang pengujian lapangan, serta prinsip kerja dari alat tersebut.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil pembahasan serta saran yang

diberikan Penulis kepada mahasiswa yang akan mengembangkan Tugas

(6)

5

BAB II

TEORI PENUNJANG

2.1 Pengukuran Luas Tanah

Ilmu ukur tanah adalah cabang dari ilmu Geodesi yang khusus

mempelajari sebagian kecil dari permukaan bumi dengan cara melakukan

pengukuran-pengukuran guna mendapatkan peta. Pengukuran yang dilakukan

terhadap titik-titik detail alam maupun buatan manusia meliputi posisi horizontal

(x,y) maupun posisi vertikal (z) yang direferensikan terhadap permukaan air laut

rata-rata. Agar titik – titik di permukaan bumi yang tidak teratur bentuknya dapat dipindahkan ke atas bidang datar maka diperlukan bidang perantara antara lain:

bidang ellipsoid, bidang bulatan dan bidang datar. Dalam pengertian yang lebih

umum pengukuruan tanah dapat dianggap sebagai disiplin yang meliputi semua

metode untuk menghimpun dan melakukan proses informasi dan data tentang

bumi dan lingkungan fisis. Dengan perkembangan teknologi saat ini metoda

terestris konvensional telah dilengkapi dengan metode pemetaan udara dan satelit

yang berkembang melalui program – program pertanahan dan ruang angkasa.

Pengukuran tanah sangat diperlukan dalam kehidupan modern, terutama

oleh masyarakat karena hasil – hasil pengukuran dapat digunakan untuk:

- Memetakan bumi (daratan dan perairan).

- Menyiapkan peta navigasi perhubungan darat, laut dan udara.

- Memetakan batas – batas pemilikan tanah baik perorangan maupun perusahaan dan tanah negara.

- Merupakan bank data yang meliputi informasi tata guna lahan dan sumber daya

alam untuk pengelolaan lingkungan hidup.

- Menentukan fakta tentang ukuran, bentuk, gaya berat dan medan magnet bumi.

Di bidang teknik sipil maupun pertambangan sangat memerlukan data

yang akurat untuk pembangunan jalan, jembatan, saluran irigasi, lapangan udara,

(7)

jalur pipa, pertambangan, dan terowongan. Semua itu diperlukan pengukuran

tanah yang hasilnya berupa peta untuk perencanaan. Agar hasilnya dapat

dipertanggungjawabkan maka pengukuran harus dilakukan secara benar, tepat,

dan akurat.

2.2 Suhu dan Kelembapan

2.2.1 Suhu Udara

Suhu udara adalah ukuran energi kinetik rata-rata dari pergerakan molekul

– molekul. Pengukuran suhu dinyatakan dalam skala derajat Celcius (°C), derajat Reamur (°R), derajat Fahrenheit (°F), atau Kelvin (K). Suhu tertinggi di

permukaan bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator). Beberapa faktor yang

mempengaruhi suhu di permukaan bumi diantanya adalah:

a. Jumlah radiasi yang diterima per tahun, per bulan, per hari, dan per musim.

b. Pengaruh daratan atau lautan.

c. Pengaruh ketinggian tempat.

d. Pengaruh angin.

e. Pengaruh panas laten, yaitu panas yang disimpan dalam atmosfer.

f. Penutup tanah, yaitu tanah yang ditutupi vegetasi yang mempunyai

temperatur yang lebih rendah dari pada tanah tanpa vegetasi.

g. Tipe tanah, tanah gelap indeks suhunya lebih tinggi.

h. Pengaruh sudut datang matahari.

2.2.2 Kelembapan Relatif

Kelembapan relatif atau Nisbi atau Relative Humidity (RH) adalah rasio

tekanan parsial uap air terhadap kesetimbangan uap air pada suhu yang sama.

Kelembapan relatif membandingkan antara kandungan uap air aktual dengan

keadaan jenuh atau pada kapasitas udara untuk menampung uap air. Sebaran

kelembapan relatif terbagi menjadi 2 yaitu:

a. Sebaran kelembapan relatif menurut waktu

Pada siang hari, jika suhu tinggi maka kelembapan rendah. Berbeda pada

malam hari, jika suhu rendah maka kelembapan tinggi. Pada daerah tropis nilai

(8)

7

karena variasi suhu di daerah tropis tergolong kecil. Sedangkan pada daerah sub

tropis nilai rata-rata kelembapan harian/bulanan bervariasi karena perubahan suhu

yang besar.

b. Sebaran kelembapan relatif menurut tempat:

Pada wilayah dataran tinggi, nilai kelembapan yang besar disebabkan oleh

nilai suhu yang rendah.

2.3 GPS

GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang merupakan

sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara global dengan menggunakan

satelit. Sistem ini pertama kali dikembangkan oleh Departemen Pertahanan

Amerika yang digunakan untuk kepentingan militer maupun sipil (survei dan

pemetaan).

Sistem GPS atau disebut dengan NAVSTAR GPS (Navigation Satelit

Timming and Ranging Global Positioning System), mempunyai tiga segmen yaitu:

satelit, pengontrol, dan penerima/pengguna. Satelit GPS yang mengorbit bumi,

dengan orbit dan kedudukan yang tetap, seluruhnya berjumlah 24 satelit dimana

21 satelit aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan. Satelit ini bertugas

untuk menerima dan menyimpan data yang ditransmisikan oleh stasiun-stasiun

pengendali, menyimpan dan menjaga informasi waktu berketelitian tinggi

(ditentukan dengan jam atomic di satelit), dan memancarkan sinyal dan informasi

secara kontinyu ke perangkat penerima (receiver) dari pengguna. Segmen

pengendali bertugas untuk mengendalikan satelit dari bumi baik untuk mengecek

kesehatan satelit, penentuan dan prediksi orbit dan waktu, sinkronisasi waktu

antar satelit, dan mengirim data ke satelit. Sedangkan untuk segmen penerima

bertugas menerima data dari setelit dan memprosesnya untuk menentukan posisi

(posisi tiga dimensi yaitu koordinat di bumi dan ketinggian), arah, jarak dan

waktu yang diperlukan oleh pengguna.

Satelit GPS memancarkan dua sinyal yaitu frekuensi L1 (1575.42 MHz)

dan L2 (1227.60 MHz). Sinyal L1 dimodulasikan dengan dua sinyal

pseudo-random yaitu kode P (Protected) dan kode C/A (Coarse/Aquisition). Sinyal L2

(9)

penerima (GPS Receiver) dapat mengidentifikasi sinyal dari setiap satelit. Pada

saat fitur ”Anti-Spoofing” diaktifkan, maka kode P akan dienkripsi dan selanjutnya

dikenal sebagai kode P(Y) atau kode Y. Penghitungan posisi dilakukan dengan 2

cara yaitu dengan kode C/A dan kode P(Y). GPS receiver menghitung jarak antara

GPS receiver dengan satelit (pseudorange)

2.3.1 Penentuan Posisi dengan GPS

Pada dasarnya penentuan posisi dengan GPS adalah pengukuran jarak

secara bersama – sama ke beberapa satelit (yang koordinatnya telah diketahui) sekaligus. Untuk menentukan suatu titik di bumi, GPS receiver setidaknya

membutuhkan 4 satelit yang sinyalnya dapat ditangkap dengan baik. Secara

default posisi atau koordinat yang diperoleh mengacu ke global datum yaitu

World Geodetic System 1984.

Secara garis besar penentuan posisi dengan GPS ini dibagi menjadi dua

metode yaitu metode absolut dan metode relatif.

a. Metode absolut atau juga dikenal sebagai point positioning, menentukan

posisi hanya berdasarkan pada 1 pesawat penerima (receiver) saja.

Ketelitian posisi dalam beberapa meter (tidak berketelitian tinggi) dan

umumnya hanya diperuntukan bagi keperluan navigasi.

b. Metode relatif atau sering disebut differential positioning, menentukan

posisi dengan menggunakan lebih dari sebuah receiver. Satu GPS dipasang

pada lokasi tertentu di muka bumi dan secara terus menerus menerima

sinyal dari satelit dalam jangka waktu tertentu dijadikan sebagai acuan bagi

yang lainnya. Metode ini menghasilkan posisi dengan ketelitian tinggi dan

diaplikasikan untuk keperluan survei geodesi ataupun pemetaan yang

memerlukan ketelitian tinggi.

2.3.2 Sistem Koordinat

Sistem koordinat global yang biasa digunakan dalam sistem GPS disebut

sebagai koordinat geografi. Koordinat ini diukur dalam lintang dan bujur dalam

besaran derajat desimal, derajat menit desimal, atau derajat menit detik. Lintang

diukur terhadap ekuator sebagai titik NOL (0° sampai 90° positif kearah utara dan

(10)

9

di Greenwich NOL (0° sampai 180° kearah timur dan 0° sampai 180° kearah

barat). Titik 180° dari kedua bujur ini berada di daerah Samudra Pasifik.

Koordinat geografi ini dapat dipetakan ke koordinat XY dengan sumbu X sebagai

bujur dan sumbu Y sebagai lintang. Koordinat XY dapat dilihat pada gambar

berikut.

Gambar II.1 Sistem koordinat Lintang dan Bujur

2.4 Formula Haversine

Formula Haversine adalah persamaan penting dalam sistem navigasi,

memberikan jarak lingkaran terjauh antara dua titik pada bumi dari latitude dan

longitude. Secara umum bentuk formula Haversine adalah sebagai berikut:

(2.1)

(11)

2.5 Mikrokontroler

Mikrokontroler merupakan sebuah IC (integrated circuit) yang di

dalamnya terdapat CPU, ROM, RAM, dan I/O. Dengan adanya CPU tersebut

maka mikrokontroler dapat melakukan proses berfikir berdasarkan program yang

telah diberikan kepadanya. Mikrokontroler umumnya digunakan pada peralatan

elektronik sebagai alat yang otomatis dalam melakukan tugasnya. Mikrokontroler

juga disebut sebagai komputer yang berukuran kecil sehingga sebuah baterai

dapat memberikan daya. Mikrokontroler terdiri dari beberapa bagian seperti yang

terlihat pada gambar di bawah ini:

Gambar II.3 Blok diagram mikrokontroler

Pada gambar II.3 diatas tampak suatu mikrokontroler standar yang

tersusun atas komponen – komponen sebagai berikut :

a) Central Processing Unit (CPU)

CPU merupakan bagian utama dalam suatu mikrokontroler. CPU pada

mikrokontroler ada yang berukuran 8 bit ada pula yang berukuran 16 bit.

CPU ini akan membaca program yang tersimpan di dalam ROM dan

melaksanakannya.

b) Read Only Memory (ROM)

ROM merupakan suatu memori (alat untuk mengingat) yang sifatnya

hanya dibaca saja. Dengan demikian ROM tidak dapat ditulisi. Dalam dunia

mikrokontroler ROM digunakan untuk menyimpan program bagi

(12)

11

‘1’). Susunan bilangan biner tersebut bila telah terbaca oleh mikrokontroler

akan memiliki arti tersendiri.

c) Random Acces Memory (RAM)

Berbeda dengan ROM, RAM adalah jenis memori selain dapat dibaca juga

dapat ditulis berulang kali. Tentunya dalam pemakaian mikrokontroler

ada semacam data yang bisa berubah pada saat mikrokontroler tersebut

bekerja. Perubahan data tersebut tentunya juga akan tersimpan ke dalam

memori. Isi pada RAM akan hilang jika catu daya listrik hilang.

d) Input / Output (I/O)

Untuk berkomunikasi dengan perangkat luar, maka mikrokontroler

menggunakan terminal I/O (port I/O), yang digunakan untuk masukan atau

keluaran.

e) Komponen lainnya

Beberapa mikrokontroler memiliki timer/counter, ADC (Analog to Digital

Converter), dan komponen lainnya. Pemilihan komponen tambahan yang

sesuai dengan tugas mikrokontroler akan sangat membantu perancangan

sehingga dapat mempertahankan ukuran yang kecil. Apabila komponen

komponen tersebut belum ada pada suatu mikrokontroler, umumnya

komponen tersebut masih dapat ditambahkan pada sistem mikrokontroler

melalui port-portnya

2.6 Sensor

Sensor atau tranduser adalah sebuah alat yang mengubah satu bentuk daya

menjadi bentuk daya lainnya untuk berbagai tujuan termasuk pengubahan ukuran

atau informasi (misalnya, sensor tekanan). Transduser dapat berupa peralatan

listrik, elektronik, elektromekanik, elektromagnetik, fotonik, atau fotovoltaik.

Suatu definisi mengatakan “transduser adalah sebuah alat yang bila digerakkan oleh energi di dalam sebuah sistem transmisi, menyalurkan energi

(13)

kedua”. Transmisi kedua ini dapat berupa listrik, mekanik, kimia, optik (radiasi) atau termal (panas).

Sebagai contoh, definisi transduser yang luas ini mencakup alat – alat yang mengubah gaya atau perpindahan mekanis menjadi sinyal listrik. Alat – alat ini membentuk kelompok transduser yang sangat besar dan sangat penting yang

lazim ditemukan dalam instrumentasi industri dan ahli instrumentasi terutama

berurusan dengan jenis pengubahan energi ini.

Banyak parameter fisis lainnya (seperti panas, intensitas cahaya,

kelembaban) juga dapat diubah menjadi energi listrik dengan menggunakan

transduser. Transduser-transduser ini memberikan sebuah sinyal keluaran bila

diransang oleh sebuah masukan yang bukan mekanis. Sebuah transmistor bereaksi

terhadap variasi temperatur, sebuah fotosel bereaksi terhadap perubahan intensitas

cahaya, sebuah berkas elektron terhadap efek-efek maknetik, dan lain-lain.

Namun dalam semua hal, keluaran elektris yang diukur menurut metoda standar

memberikan besarnya besaran masukan dalam bentuk ukuran elektris analog.

Berikut adalah salah satu jenis sensor yang mengukur suhu dan kelembapan serta

probe sensorkelembapan tanah (soil moisture).

Gambar II.4 Sensor suhu dan kelembapan (DHT-22)

(14)

13

2.7 Komunikasi Serial

Pada prinsipnya, komunikasi serial ialah komunikasi dimana pengiriman

data dilakukan per bit, sehingga lebih lambat dibandingkan komunikasi paralel

seperti pada port printer yang mampu mengirim 8 bit sekaligus dalam sekali

detak. Beberapa contoh komunikasi serial adalah mouse, scanner dan sistem

akuisisi data yang terhubung ke port COM1/COM2.

Terdapat dua cara dalam komunikasi data secara serial, yaitu komunikasi

data serial secara sinkron dan komunikasi data serial secara asinkron. Pada

komunikasi data serial secara sinkron, clock dikirimkan bersama – sama dengan data serial. Sedangkan pada komunikasi data asinkron, clock tidak dikirimkan

bersama data serial, tetapi dibangkitkan secara terpisah baik pada bagian pengirim

maupun pada bagian penerima. Kecepatan pengiriman data dan fase clock pada

bagian pengirim dan bagian penerima harus sinkron, untuk itu diperlukan

sinkronisasi antara dua bagian tersebut.

Salah satu caranya adalah dengan mengirimkan bit ‘start’ dan bit ‘stop’.

Untuk bit ‘start’ adalah data biner 0 dan untuk bit ‘stop’ adalah data biner 1.

Setelah pengiriman bit ‘start’ maka akan diikuti oleh data yang akan dikirim,

selanjutnya diakhiri dengan bit ’stop’.

Kecepatan pengiriman data (baud rate) bervariasi, mulai dari 110, 135,

150, 300, 600, 1200, 2400, 4800, dan 9600 (bit/detik). Pada komunikasi data

serial baud rate dari kedua bagian harus diatur pada kecepatan yang sama. Setelah

itu harus ditentukan panjang datanya, apakah 6, 7 atau 8 bit, juga apakah data

disertai dengan paritas genap, paritas ganjil atau tidak menggunakan paritas.

Perangkat pada komunikasi serial port dibagi menjadi 2 kelompok yaitu

Data Communication Equipment (DCE) dan Data Terminal Equipment (DTE).

Contoh dari DCE ialah modem, plotter, dan scanner. Sedangkan contoh dari DTE

adalah terminal di komputer. Spesifikasi elektronik dari serial port merujuk pada

Electronic Industry Association (EIA) :

1. “Space” (logika 0) ialah tegangan antara + 3 hingga +25 V.

2. “Mark” (logika 1) ialah tegangan antara –3 hingga –25 V.

(15)

4. Tegangan open circuit tidak boleh melebihi 25 V.

5. Arus hubungan singkat tidak boleh melebihi 500mA.

Gambar II.6 Perangkat komunikasi serial (USB – TTL converter)

2.8 Smartphone

Smartphone atau ponsel cerdas adalah telepon genggam yang mempunyai

kemampuan dengan pengunaan dan fungsi yang menyerupai komputer. Belum

ada standar pabrik yang menentukan arti ponsel cerdas. Bagi beberapa orang,

ponsel cerdas merupakan telepon yang bekerja menggunakan seluruh perangkat

lunak sistem operasi yang menyediakan hubungan standar dan mendasar bagi

pengembang aplikasi. Bagi yang lainnya, ponsel cerdas hanyalah merupakan

sebuah telepon yang menyajikan fitur canggih seperti surel (surat elektronik),

internet, dan kemampuan membaca buku elektronik (e-book) atau terdapat papan

ketik (keyboard) dan penyambung VGA. Dengan kata lain, ponsel cerdas

merupakan komputer kecil yang mempunyai kemampuan sebuah telepon.

(16)

15

2.9 Baterai

Baterai adalah sebuah alat yang dapat mengubah energi kimia menjadi

energi listrik yang dapat digunakan oleh suatu perangkat elektronik. Hampir

semua perangkat elektronik portabel seperti handphone, laptop, senter, ataupun

remote control menggunakan baterai sebagai sumber listriknya.

Setiap baterai terdiri dari terminal positif (katoda) dan terminal negatif

(anoda) serta elektrolit yang berfungsi sebagai penghantar. Output arus listrik dari

baterai adalah arus searah atau disebut juga dengan arus DC (Direct Current).

Baterai terdiri dari 2 jenis utama yakni baterai primer yang hanya dapat sekali

pakai (single use battery) dan baterai sekunder yang dapat diisi ulang

(rechargeable battery). Beberapa jenis baterai primer diantanya adalah:

a. Baterai Zinc – Carbon b. Baterai Lithium

c. Baterai Silver Oxide

d. Baterai Alkaline

Gambar II.8 Jenis baterai primer

Baterai Sekunder adalah jenis baterai yang dapat diisi ulang atau

rechargeable battery. Reaksi kimia pada baterai sekunder ini dapat berbalik

(reversible). Pada saat baterai digunakan dengan menghubungkan beban pada

terminal baterai (discharge), elektron akan mengalir dari negatif ke positif.

Sedangkan pada saat sumber energi luar (charger) dihubungkan ke baterai

sekunder, elektron akan mengalir dari positif ke negatif sehingga terjadi pengisian

(17)

a. Baterai Ni-cd (Nickel-Cadmium)

b. Ni-MH (Nickel-Metal Hydride)

c. Li-Ion (Lithium-Ion)

Gambar II.9 Jenis baterai sekunder

2.10 Perangkat Lunak Arduino Editor

Arduino editor adalah sebuah editor yang berfungsi untuk menulis listing

program meng-compile dan men-download-nya ke mikrokontroler. Berikut ini

tampilan dari software editor yang digunakan dalam pemrograman Arduino.

(18)

17

Gambar II.11 Tombol compile dan upload program arduino editor

Gambar II.12 Proses pembuatan program di area arduino editor

Untuk melihat hasil debug dari program klik pada bagian tools > Serial

Monitor atau dapat juga menggunakan keyboard dengan menekan Ctrl +

(19)
(20)

19

BAB III

PERANCANGAN SISTEM

3.1 Diagram Blok Sistem

Secara umum sistem yang dibangun dijelaskan dalam diagram blok sistem

berikut:

Gambar III.1 Diagram blok sistem

Keterangan:

1. Baterai (Catu daya)

2. Sensor suhu dan kelembapan (DHT-22)

3. Soil Moisture Sensor/ Sensor kelembapan tanah

4. Mikrokontroler Arduino Dreamer Nano

5. USB OTG (On The Go)

(21)

Penjelasan dari digram blok sistem yang dibuat adalah sebagai berikut:

1. Sensor suhu dan kelembapan (DHT-22) akan membaca kondisi suhu dan

kelembapan lingkungan saat pengukuran.

2. Sensor kelembapan tanah berfungsi untuk mengindera kandungan air

dalam tanah saat pengukuran.

3. Mikrokontroler Arduino Dreamer Nano berfungsi untuk mengolah data

sensor yang masuk, dan mengirim kembali hasil pengolahan data ke

smartphone.

4. USB OTG (On The Go) berfungsi sebagai media penghubung antara

mikrokontroler dengan smartphone.

5. Smartphone Android berfungsi untuk melakukan pengukuran luas dan

keliling berdasarkan data latitude dan longitude GPS.

6. Hasil pengukuran luas, keliling, suhu, kelembapan lingkungan,

kelembapan tanah, karakter tanah, lokasi pengukuran, dan ketinggian

lokasi akan tampil di layar smartphone.

7. Data hasil pengukuran disimpan di database smartphone.

8. Catu daya bersumber dari baterai smartphone, berfungsi untuk menyuplai

tegangan untuk mikrokontroler dan sensor.

3.2 Perancangan Perangkat Keras

Pada perancangan perangkat keras ini meliputi pemilihan mikrokontroler,

sensor, dan desain kemasan alat. Penjelasan tentang perancangan perangkat keras

adalah sebagai berikut:

3.2.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler

Mikrokontroler yang dipilih untuk mengolah data sensor dalam alat ini

adalah jenis Arduino Dreamer Nano. Arduino Dreamer Nano yang digunakan

adalah reflika yang dibuat oleh DFRobot. Fitur yang terdapat dalam Arduino

Dreamer Nano adalah sebagai berikut:

- Menggunakan prosessor Atmega32u4

- Voltase kerja 5V

- Voltase input 6-12V

(22)

21

Pemilihan mikrokontroler jenis ini berdasarkan kemampuan

mikrokontroler untuk mengolah data sensor dan bentuk yang kecil yang sesuai

dengan desain yang dibuat. Setiap pin memiliki fungsi masing-masing, berikut

adalah konfigurasi pin yang digunakan dalam perancangan alat:

Tabel III.1 Konfigurasi pin mikrokontroler

No Pin Arduino Fungsi

1 D1 Tx Serial Tx ke USB OTG

2 D0 Rx Serial Rx dari USB OTG

3 A0 Input sensor soil moisture

4 D2 Input sensor DHT-22

3.2.2 Perancangan Sensor DHT-22

Sensor suhu yang digunakan dalam perancangan alat ini adalah jenis

DHT-22. Output DHT-22 dikalibrasi dalam sinyal digital. Sensor DHT-22

menggunakan 3 pin masukkan, yaitu Vcc, Data, dan Gnd.

Sensor DHT-22 menggunakan teknik ekslusif pengumpulan sinyal digital

dan teknologi sensor kelembapan. Sensor ini sangat handal dan stabil. Element

(23)

Gambar III.2 Skema sensor DHT-22

3.2.3 Perancangan Sensor Soil Moisture

Sensor soil moisture digunakan untuk mengetahui kadar air di suatu tanah.

Sensor ini menggunakan dua probe untuk melewatkan arus melalui tanah. Output

dari sensor soil moisture ini berupa data analog. Tegangan kerja sensor yang

digunakan adalah 5V DC. Sensor soil moisture memiliki jarak pengukuran

sebagai berikut:

- 0 ~ 300 : tanah kering

- 300 ~ 700 : tanah lembap

- 700 ~ 950 : tanah basah

(24)

23

3.2.4 Perancangan Komunikasi

Untuk perancangan komunikasi dari mikrokontroler ke smartphone

digunakan jenis komunikasi serial. Media komunikasi yang digunakan adalah

modul USB to TTL converter. Modul ini menggunakan IC USB to serial bridge

controller seri PL-2303HX untuk mengkonversi data.

Gambar III.4 Skema USB-TTL converter

3.2.5 Perancangan Catu Daya

Catu daya dibutuhkan untuk memberi tegangan pada semua rangkaian

elektronik yang dirangkai. Catu daya yang digunakan dalam alat ini adalah

bersumber dari smartphone. Jenis baterai smartphone yang digunakan adalah

baterai Lithium-ion dengan spesifikasi tegangan sebesar 3,7V dan arus sebesar

2250 mAh.

3.2.6 Perancangan Desain Kemasan Alat

Desain alat ukur dirancang untuk mudah dibawa (portable) dan mudah

untuk digunakan. Berdasarkan tujuan tersebut, kemasan alat akan berbentuk

seperti koper kecil. Dimensi desain kemasan alat yang dibuat adalah sebagai

berikut:

(25)

Lebar : 20 cm

Tinggi : 7 cm

Berat : 740 gram

Bahan : plastik poly propylene

Gambar desain bentuk yang dibuat adalah sebagai berikut:

Gambar III.5 Desain kemasan alat tampak luar

(26)

25

Gambar III.7 Desain kemasan alat tampak samping kiri

Keterangan gambar:

- Gambar III.5 merupakan alat tampak luar, pada cover kotak terdapat

lubang kamera yang berfungsi untuk memberikan pencahayaan pada

kamera smartphone pada saat pengambilan gambar.

- Gambar III.6 menunjukan tata letak smartphone dan kabel USB OTG

didalam kotak kemasan alat.

- Gambar III.7 menunjukan tata letak dari sensor DHT-22 dan ext-connector

dari soil moisture sensor.

3.3 Perancangan Perangkat Lunak

Pada perancangan perangkat lunak ini meliputi flowchart rancangan sistem

dan perancangan aplikasi pengukuran luas dan keliling pada program Android.

3.3.1 Flowchart Rancangan Sistem

Untuk mendapat hasil pengukuran dari sensor-sensor yang digunakan

maka dibutuhkan sebuah alur kerja yang akan menjelaskan tahapan proses

(27)

Start

mo is ture, & luas

Enable GPS,

Gambar III.8 Flowchart sistem umum

Adapun penjelasan dari setiap poin diagram diatas adalah sebagai berikut:

Tabel III.2 Penjelasan flowchart sistem umum

Indeks Keterangan

A Memulai sistem

B Smartphone dan mikrokontroler On

C GPS dan port USBsmartphone dibuat enable

D Cek kondisi port USB? bila port sudah terbuka, masuk ke proses selanjutnya, jika belum terbuka, kembali ke indeks c

E Baca data sensor DHT-22, soil moisture sensor, dan data GPS F Simpan data hasil pengukuran di database

(28)

27

3.3.2 Flowchart Pengukuran

GPS akan memberikan data latitude dan longitude saat pengukuran luas.

Data latitude dan longitude akan dikonversi kedalam bentuk sumbu y dan x.

Berikut adalah alur proses pengukuran luas dan keliling sebuah lahan.

Start Buat Marker dan Path

Data pengukuran

Gambar III.9 Flowchart pengukuran

Adapun penjelasan dari setiap poin diagram diatas adalah sebagai berikut:

Tabel III.3 Penjelasan flowchart pengukuran

Indeks Keterangan

A Memulai sistem

b Cek kondisi GPS dan peta. Jika GPS telah aktif data latitude dan

(29)

c Sistem menerima data masukan berupa nilai latitude dan longitude

d

- Konversi data latitude ke koordinat sumbu y,

- Konversi data longitude ke koordinat sumbu x,

- Hitung luas dan keliling berdasarkan koordinat sumbu (y,x),

- Buat marker dan path di peta digital

e Simpan data hasil pengukuran ke database

f Proses pengukuran selesai

Perhitungan haversine yang dilakukan dalam perancangan ini ditunjukan

seperti pada gambar III.10. Gambar III.10 menunjukan perhitungan luas wilayah

Monumen Nasional di Jakarta dengan cara memasukan masing-masing titik acuan

latitude dan longitude ke dalam sel excel.

Gambar III.10 Perhitungan haversine pada excel

3.3.3 Perancangan Program Mikrokontroler

Dalam perancangan program mikrokontroler dibutuhkan program yang

dapat membaca nilai output dari masing-masing sensor. Untuk pembacaan data,

baudrate yang digunakan adalah 9600. Setiap nilai output sensor akan disimpan

dalam sebuah variabel terpisah.

Format pengiriman data yang dilakukan mikrokontroler adalah dengan

(30)

29

“*”. Masing – masing variabel dipisahkan dengan koma “,”. Secara lengkap, format data yang dikirim mikrokontroler adalah (#, t, H, sensorValue, *). Berikut

adalah deklarasi variabel dan tipe data yang digunakan dalam perancangan alat.

Tabel III.4 Variabel dan tipe data

Deklarasi variabel Tipe data Keterangan

sensorValue Integer Soil moisture sensor

H Float Humidity

t Float temperature

3.3.4 Perancangan Aplikasi Android

Sebagai visualisasi pengukuran, maka dibutuhkan desain Graphical User

Interface untuk memudahkan pengukuran dengan menggunakan alat yang dibuat.

Aplikasi yang dibuat memiliki tampilan dasar berupa tab – tab dalam satu layar. Berikut adalah interface dari program yang telah dibuat.

Gambar III.11 Tampilan tab pengukuran

Keterangan:

(31)

Gambar III.12 Tampilan tab capture

Keterangan:

Tab capture berfungsi untuk mengambil sampel foto tanah atau foto

lingkungan lahan yang diukur.

Gambar III.13 Tampilan tab path

Keterangan:

Tab path berfungsi untuk memvisualkan hasil pengukuran luas dan

keliling yang telah dilakukan. Peta yang digunakan dalam aplikasi ini bersifat

offline karena menggunakan library OSMdroid, sehingga ketika tidak terdapat

(32)

31

Gambar III.14 Tampilan tab data

Keterangan:

Tab data berfungsi untuk melihat hasil pengukuran yang telah disimpan

didalam database smartphone.

Gambar III.15 Tampilan tab web

Keterangan:

Tab web berfungsi untuk melihat data yang telah dikirim dari smartphone

(33)

3.3.5 Perancangan Database

Dalam perancangan database ini software yang digunakan adalah

SQLiteStudio. Database yang dirancang berfungsi untuk menyimpan data hasil

pengukuran yang telah dilakukan untuk keperluan pelaporan dan analisis yang

lebih lanjut berdasarkan data yang telah diperoleh. Berikut rancangan database

yang telah dibuat.

Tabel III.5 Perancangan database

(34)

33

3.3.6 Perancangan SKPL

Perancangan SKPL (Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak) untuk aplikasi

Alat Ukur Parameter Tanah dan Lingkungan meliputi Context Diagram dan Data

Flow Diagram.

Diagram konteks (Context Diagram) adalah diagram yang terdiri dari suatu

proses dan menggambarkan ruang lingkup suatu sistem. Diagram konteks

merupakan level tertinggi dari DFD yang menggambarkan seluruh input ke sistem

atau output dari sistem. Diagram konteks akan memberi gambaran tentang

keseluruan sistem. Berikut adalah diagram konteks yang dibuat untuk aplikasi

sistem informasi pengukuran:

Sistem Informasi

Pengukuran Tanah 1. Data GPS

1. Menu Utama 2. Data GPS

3. Data sensor suhu & kelembapan 4. Data sensor soil moisture

5. Data pengukuran luas dan keliling 6. Database pengukuran

1. ID user

Gambar III.16 Konteks diagram

DFD (Data Flow Diagram) merupakan salah satu diagram yang

mengunakan notasi – notasi untuk menggambarkan arus dari data sistem. Penggunaan DFD sangat membantu untuk memahami sistem secara logika,

terstruktur dan jelas. Berikut adalah DFD untuk aplikasi Sistem Informasi

(35)

1. Pengukuran

(36)

35

BAB IV

PENGUJIAN DAN ANALISA

Dalam bab ini akan dijelaskan hasil pengujian yang telah dilakukan pada

hardware dan software yang telah dibuat. Pengujian tersebut meliputi pengujian

sensor DHT22, sensor soil moisture, pengujian baca data serial di smartphone,

serta pengujian pengukuran luas dan keliling. Pengujian dilakukan dalam skala

laboratorium dan skala lapangan. Tujuan dari pengujian ini adalah untuk

mengukur fungsional, akurasi pengukuran, dan kehandalan dari alat yang sudah

dibuat. Adapun hasil pengujian yang Penulis lakukan adalah sebagai berikut.

4.1 Pengujian Perangkat Keras

4.1.1 Pengujian Soil Moisture Sensor

Pengujian soil moisture sensor dilakukan dalam skala lab dengan

mengambil beberapa sample tanah yang ada disekitar lab. Pengujian dilakukan

pada tiga jenis sampel tanah yang berbeda. Waktu pengujian dilakukan pada

tanggal 10 Maret 2015 pukul 09.00 – 10.00. Cara pengujian yaitu dengan

memasukan probe sensor (terhubung ke mikrokontroler) kedalam wadah yang

berisi tanah, kemudian pembacaan sensor dilihat pada menu debug didalam PC.

Untuk pengukuran tegangan keluaran dilakukan dengan multimeter digital dikaki

keluaran sensor. Berikut hasil pengujian yang telah dilakukan:

Tabel IV.1 Pengujian soil moisture sensor

No. Tegangan (volt) Output sensor Kondisi tanah Lokasi

1 2,6 675 Basah Lab. Elka

2 1,29 325 Lembap Lab. Elka

(37)

4.1.2 Pengujian Sensor DHT22

Pengujian sensor DHT22 dilakukan di beberapa tempat yang berbeda

dengan tujuan untuk mengetahui tingkat sensitifitas dan respone sensor. Sebelum

melakukan pengujian, sensor sudah terhubung dengan mikrokontroler yang akan

membaca keluaran sensor yang sudah terkalibrasi dalam derajat Celcius (°C).

Berikut hasil pengujian yang dilakukan pada sensor DHT22:

Tabel IV.2 Pengujian Sensor DHT22

No. Waktu Output DHT22 /

4.2 Pengujian Perangkat Lunak

4.2.1 Pengujian Pengukuran Luas dan Keliling

Pengujian pengukuran luas dan keliling dilakukan pada beberapa lokasi

yang berbeda. Pengujian dilakukan sebanyak 10 kali pada masing-masing area

yang diukur. Data yang ditampilkan dalam masing – masing tabel dibawah ini

adalah bersumber dari database yang tersimpan dalam smartphone selama

pengujian luas dan keliling dilakukan. Database yang terdapat dalam smartphone

dikonversi kedalam bentuk CSV (Comma Separated Values) agar mudah untuk

(38)

37

Tabel IV.3 Pengujian pengukuran luas dan keliling lokasi ke-1

Pengukuran

ke-Waktu Pengambilan

Data

Latitude Longitude Altitude Luas (m2) Keliling (m) Selisih Luas

(m2)

Selisih keliling (m)

1 16:43:59 -6,863511 107,914033 480,1 482,000 91,100 151,971 9,502

2 16:51:20 -6,863331 107,914059 490,2 432,958 86,645 102,929 5,048

3 16:56:10 -6,863302 107,914099 490,3 343,756 96,838 13,727 15,240

4 16:59:36 -6,863318 107,913921 483,7 238,264 78,803 91,765 2,795

5 17:03:01 -6,863225 107,914020 485,0 456,224 99,543 126,195 17,945

6 17:09:52 -6,863357 107,913938 482,7 267,458 65,667 62,571 15,931

7 17:14:03 -6,863317 107,913953 484,7 245,808 68,015 84,221 13,583

8 17:17:21 -6,863303 107,913934 484,7 252,067 67,719 77,962 13,879

9 17:19:56 -6,863296 107,913939 484,5 348,891 84,902 18,862 3,305

10 17:23:07 -6,863247 107,913926 486,3 232,865 76,743 97,164 4,854

330,029 81,598 82,737 10,208

Rata-rata

(39)

Grafik IV.1 Pengujian lokasi ke-1

(40)

39

(41)

40

Tabel IV.4 Pengujian pengukuran luas dan keliling lokasi ke-2

Pengukuran

ke-Waktu Pengambilan

Data

Latitude Longitude Altitude Luas (m2) Keliling (m) Selisih Luas

(m2)

Selisih keliling (m)

1 9:56:58 -6,863740 107,914602 487,5 700,887 125,844 38,616 0,140

2 10:03:31 -6,863734 107,914575 486,8 631,173 119,784 31,098 6,200

3 10:09:38 -6,863741 107,914594 487,8 652,142 124,881 10,129 1,103

4 10:15:14 -6,863739 107,914600 488,7 691,47 126,683 29,199 0,699

5 10:20:31 -6,863746 107,914589 489,3 697,799 127,733 35,528 1,749

6 10:26:10 -6,863757 107,914579 488,4 695,084 126,851 32,813 0,867

7 10:31:14 -6,863760 107,914609 488,8 638,85 130,125 23,421 4,141

8 10:36:20 -6,863759 107,914586 492,3 635,433 124,091 26,838 1,893

9 10:40:58 -6,863754 107,914598 489,7 631,019 125,059 31,252 0,925

10 10:47:07 -6,863756 107,914604 492,4 648,855 128,79 13,416 2,806

662,271 125,984 27,231 2,052

Rata-rata

(42)

41

Grafik IV.2 Pengujian lokasi ke-2

(43)
(44)

43

Tabel IV.5 Pengujian pengukuran luas dan keliling lokasi ke-3

Pengukuran

ke-Waktu Pengambilan

Data

Latitude Longitude Altitude Luas (m2) Keliling (m) Selisih Luas

(m2)

Selisih keliling (m)

1 10:09:32 -6.854.744 107.916.970 499,9 1760,862 183,432 78,777 0,744

2 10:14:21 -6.854.745 107.916.977 501,9 1798,965 180,28 40,674 3,896

3 10:20:12 -6.854.747 107.916.988 500,5 1763,49 180,805 76,149 3,371

4 10:26:00 -6.854.744 107.916.981 502 1815,742 183,479 23,897 0,697

5 10:31:22 -6.854.745 107.916.991 500,4 1829,354 182,295 10,285 1,881

6 10:36:19 -6.854.750 107.916.976 502,1 1813,267 181,686 26,372 2,490

7 10:41:02 -6.854.751 107.916.998 499,8 1940,026 190,377 100,387 6,201

8 10:45:48 -6.854.769 107.916.987 498 1747,403 177,433 92,236 6,743

9 10:50:30 -6.854.771 107.916.990 498,9 2096,355 195,416 256,716 11,240

10 10:55:59 -6.854.766 107.916.979 496,6 1830,924 186,557 8,715 2,381

1839,639 184,176 71,421 3,964

Rata-rata

(45)

Grafik IV.3 Pengujian lokasi ke-3

(46)

45

(47)

46

Tabel IV.6 Pengujian pengukuran luas dan keliling lokasi ke-4

Pengukuran

ke-Waktu Pengambilan

Data

Latitude Longitude Altitude Luas (m2) Keliling (m) Selisih Luas

(m2)

Selisih keliling (m)

1 15:56:33 -6,863490 107,913810 487,8 335,71 85,681 11,177 1,565

2 16:00:17 -6,863482 107,913781 489,1 346,021 85,12 21,488 2,126

3 16:04:03 -6,863503 107,913802 488,6 288,575 89,761 35,958 2,515

4 16:08:21 -6,863498 107,913796 488,9 364,959 80,515 40,426 6,731

5 16:12:23 -6,863498 107,913809 488,7 338,868 88,612 14,335 1,366

6 16:16:32 -6,863504 107,913784 489,4 289,102 84,285 35,431 2,961

7 16:20:02 -6,863509 107,913790 490,4 325,286 90,033 0,753 2,787

8 16:24:07 -6,863505 107,913783 491,4 314,038 87,515 10,495 0,269

9 16:28:21 -6,863503 107,913786 491,9 321,993 96,39 2,540 9,144

10 16:32:53 -6,863506 107,913773 490,3 320,774 84,551 3,759 2,695

324,533 87,246 17,636 3,216

Rata-rata

(48)

47

Grafik IV.4 Pengujian lokasi ke-4

(49)

(50)

49

Tabel IV.7 Pengujian pengukuran luas dan keliling lokasi ke-5

Pengukuran

ke-Waktu Pengambilan

Data

Latitude Longitude Altitude Luas (m2) Keliling (m) Selisih Luas

(m2)

Selisih keliling (m)

1 9:03:22 -6,871880 107,920130 485,7 1034,402 127,975 0,277 1,220

2 9:15:45 -6,871880 107,920130 487,3 1042,141 129,708 8,016 0,513

3 9:30:10 -6,871893 107,920142 483 983,747 125,633 50,378 3,562

4 9:43:44 -6,871893 107,920142 487,6 997,685 128,135 36,440 1,060

5 9:50:34 -6,871892 107,920131 486,3 1078,956 129,274 44,831 0,079

6 10:03:22 -6,871895 107,920138 485 1072,221 127,700 38,096 1,495

7 10:16:02 -6,871888 107,920127 487,3 1082,287 129,842 48,162 0,647

8 10:28:37 -6,871889 107,920153 486,8 979,056 128,236 55,069 0,959

9 10:41:19 -6,871895 107,920147 485,9 1022,114 131,573 12,011 2,378

10 10:53:49 -6,871893 107,920139 487,4 1048,636 133,878 14,511 4,683

1034,125 129,195 30,779 1,660

Rata-rata

(51)

Grafik IV.5 Pengujian lokasi ke-5

(52)

51

Gambar IV.10 Plotting pengukuran lokasi ke-5

4.2.2 Pengujian Penerimaan Data Di Smartphone

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui hasil pembacaan sensor oleh

mikrokontroler. Data yang terdapat dalam mikrokontroler akan dikirim secara

serial ke smartphone melalui kabel USB OTG. Format data yang dikirim dari

mikrokontroler berupa (#, temperature, humidity, sensorValue, *). Berikut hasil

pengujian yang telah dilakukan:

Tabel IV.8 Pengujian pengiriman data ke smartphone

No Data yang dikirim mikrokontroler

Data yang diterima

smartphone Status

1 #,28.7,56.70,345,* #,28.7,56.70,345,* Terkirim

2 #,30.2,47.66,233,* #,30.2,47.66,233,* Terkirim

3 #,24.3,62.47,38,* #,24.3,62.47,38,* Terkirim

4 #,26.7,60.22,441,* #,26.7,60.22,441,* Terkirim

5 #,27.3,65.31,377,* #,27.3,65.31,377,* Terkirim

6 #,27.8,65.73,15,* #,27.8,65.73,15,* Terkirim

7 #,32.3,41.62,10,* #,32.3,41.62,10,* Terkirim

8 #,32.5,41,60,18,* #,32.5,41,60,18,* Terkirim

9 #,25.9,58.35,645,* #,25.9,58.35,645,* Terkirim

(53)

Persentase keberhasilan untuk pengiriman data dari mikrokontroler ke

smartphone dengan media kabel USB OTG adalah sebagai berikut:

(4.1)

4.3 Analisa

Dari data hasil pengujian diatas maka Penulis melakukan analisa untuk

mengetahui apakah kualitas dan tujuan dari perancangan alat tersebut telah

tercapai atau tidak. Adapun analisa yang dilakukan adalah sebagai berikut:

Tabel IV.9 Rata-rata hasil pengukuran luas dan keliling

Lokasi

Lokasi dan kondisi lahan pengukuran

Waktu pengukuran

1 330,029 81,598 Kolam, Dsn. Sepat; Area

terbuka, cuaca mendung 16.43 - 17.28

2 662,271 125,984

Tabel IV.9 menunjukan rata-rata hasil pengukuran luas dan keliling dari

kelima lokasi yang berbeda serta durasi waktu yang dibutuhkan untuk melakukan

(54)

53

antara 40 – 110 menit. Hasil ini menunjukan daya tahan baterai dapat digunakan

selama ± 2 jam.

Dari nilai luas dan keliling, diperoleh hasil pengukuran dengan selisih nilai

yang cukup bervariasi. Sebagai contoh, dalam Tabel IV.7 diperoleh hasil

pengukuran rata-rata di lokasi ke-5 dengan nilai luas sebesar 1034,125 m2 dan

nilai keliling sebesar 129,195 m. Jika masing-masing luas dikurangkan dengan

luas rata-rata maka selisih terbesar mencapai nilai 55, 069 m2 dan selisih terkecil

mencapai nilai 0,277 m2.

Selisih nilai atau bervariasinya nilai hasil pengukuran tersebut dapat

disebabkan oleh beberapa faktor seperti :

- Kondisi lahan pengukuran; misal lahan dikelilingi pohon atau bangunan

yang dapat mempengaruhi carrier band GPS.

- Cuaca saat pengukuran; cerah atau berawannya kondisi langit saat

pengukuran dapat mempengaruhi carrier band GPS.

- Waktu pengukuran.

- Akurasi data GPS; pengaruh dari chipset GPS dan error correction yang

(55)

54

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengujian dan analisis yang dilakukan pada Alat Ukur

Parameter Tanah dan Lingkungan Berbasis Smartphone ini dapat diperoleh

beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Alat ukur parameter tanah dan lingkungan yang berbasis smartphone sudah

berhasil dibuat. Alat yang berhasil dibuat sudah dapat melakukan

pengukuran luas dan keliling lahan, pengukuran suhu lingkungan,

pengukuran kelembapan lingkungan, dan mengukur kandungan air tanah.

2. Disisi perangkat lunak, sudah berhasil dibuat aplikasi mobile berbasis

Android yang berfungsi untuk user interface saat pengukuran. Aplikasi

Android yang dibuat sudah dapat menampilkan data – data hasil pengukuran

parameter tanah dan lingkungan, menampilkan foto sampel pengukuran,

menampilkan visualisasi pengukuran luas dan keliling di peta offline, dan

menampilkan data yang tersimpan di database.

3. Data yang bervariasi dari hasil pengukuran dapat disebabkan oleh beberapa

faktor seperti kondisi lahan, cuaca, dan waktu saat pengukuran, serta akurasi

data GPS (pengaruh chipset GPS dan error corretion yang tertanam dalam

chipset).

4. Ditunjukan pada tabel IV.9, daya tahan baterai yang digunakan seperti yang

dijelaskan dalam perancangan sistem dapat bertahan selama ± 2 jam.

5.2 Saran

Untuk tambahan fungsi dari alat ukur ini, penulis memberikan saran

sebagai berikut:

1. Perbaikan akurasi dapat dilakukan dengan penggantian chip GPS yang

(56)

55

2. Penambahan sensor pH tanah dan sensor gas CO2 akan melengkapi data

pengukuran yang memenuhi kebutuhan data pertanian.

3. Data – data hasil pengukuran dapat dikirim ke webserver untuk diolah

sebagai data master, yang kemudian ditampilkan dalam sebuah laman

website. Data master ini dapat digunakan oleh pihak terkait seperti Dinas

(57)

TUGAS AKHIR

Disusun untuk memenuhi syarat kelulusan pada

Program Studi Strata Satu Sistem Komputer di Jurusan Teknik Komputer

oleh

Syam Sofyan Nurdin

10209750

Pembimbing

Agus Mulyana, M.T.

JURUSAN TEKNIK KOMPUTER

FAKULTAS TEKNIK DAN ILMU KOMPUTER

UNIVERSITAS KOMPUTER INDONESIA

(58)

viii

BAB II TEORI PENUNJANG... 5

Pengukuran Luas Tanah ... 5

Suhu dan Kelembapan ... 6

2.2.1 Suhu Udara... 6

2.2.2 Kelembapan Relatif... 6

GPS... 7

2.3.1 Penentuan Posisi dengan GPS... 8

2.3.2 Sistem Koordinat... 8

(59)

ix

Komunikasi Serial ... 12

Smartphone... 14

Baterai ... 15

Perangkat Lunak Arduino Editor ... 16

BAB III PERANCANGAN SISTEM ... 19

Diagram Blok Sistem ... 19

Perancangan Perangkat Keras ... 20

3.2.1 Konfigurasi Pin Mikrokontroler... 20

3.2.2 Perancangan Sensor DHT-22... 21

3.2.3 Perancangan Sensor Soil Moisture... 22

3.2.4 Perancangan Komunikasi... 23

3.2.5 Perancangan Catu Daya ... 23

3.2.6 Perancangan Desain Kemasan Alat ... 23

Perancangan Perangkat Lunak ... 25

3.3.1 Flowchart Rancangan Sistem... 25

3.3.2 Flowchart Pengukuran ... 27

3.3.3 Perancangan Program Mikrokontroler ... 28

3.3.4 Perancangan Aplikasi Android ... 29

3.3.5 Perancangan Database... 32

3.3.6 Perancangan SKPL... 33

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA ... 35

Pengujian Perangkat Keras... 35

4.1.1 Pengujian Soil Moisture Sensor ... 35

(60)

x

Pengujian Perangkat Lunak... 36

4.2.1 Pengujian Pengukuran Luas dan Keliling ... 36

4.2.2 Pengujian Penerimaan Data Di Smartphone ... 51

Analisa... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

Kesimpulan... 54

Saran ... 54

DAFTAR PUSTAKA ... 56

(61)

56

[1] Abidin, H. Z., 2011, Survei dengan GPS, Penerbit ITB, Bandung.

[2] Frick, H., 1979, Ilmu dan Alat Ukur Tanah, Kanisius, Yogyakarta.

[3] Hanafiah, Kemas. Ali., 2012, Dasar-dasar Ilmu Tanah, Rajawali Pers,

Jakarta.

[4] M. Syahwil, 2013, Panduan Mudah Simulasi & Praktek Mikrokontroler

Arduino, Yogyakarta.

[5] Maulana, A., 2013, Tugas Akhir: Perancangan Sistem Pengukuran Warna

Tanah dengan Metode Teaching dan Running. Skripsi Unikom: Bandung.

[6] Adafruit, DHT22 Temperature-Humidity Sensor + Extras, diakses pada

tanggal 9 Maret 2015, dari world wide web:

https://www.adafruit.com/products/385

[7] Kho, Dickson., 2014, Pengertian Baterai dan Jenis-jenisnya, diakses pada

28 Juli 2015, dari world wide web:

http://teknikelektronika.com/pengertian-baterai-jenis-jenis-baterai/

[8] Naftali, Y., 2008, GPS (Global Positioning System), diakses pada 29 Juli

2015, dari world wide web:

http://www.yohanli.com/gps-global-positioning-system.html

[9] Robot Wiki, 2015, Moisture Sensor (SKU:SEN0114), diakses pada 18

Maret 2015, dari world wide web:

http://www.dfrobot.com/wiki/index.php?title=Moisture_Sensor_(SKU:SE

(62)

vi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT., Pencipta dan Pemelihara alam semesta,

shalawat serta salam semoga terlimpah bagi Muhammad SAW., keluarga dan para

pengikutnya yang setia hingga akhir masa.

Atas rahmat Allah SWT., ahkirnya Penulis dapat menyelesaikan Tugas

Akhir ini, meskipun proses belajar sesungguhnya tak akan pernah berhenti. Tugas

Akhir ini sesungguhnya bukanlah sebuah kerja individual dan akan sulit

terlaksana tanpa bantuan banyak pihak yang tak mungkin Penulis sebutkan satu

persatu, namun dengan segala kerendahan hati, Penulis mengucapkan terima kasih

kepada seluruh Dosen Teknik Komputer selama melaksanakan studi dan

menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penyusunan Tugas Akhir ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak

sehingga pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayah, Ibu, dan keluarga besar yang sudah memberikan dukungan baik

secara moril dan materi, terima kasih atas semua do’a, nasihat, dan

kepercayaan yang diberikan kepada Penulis.

2. Bapak Dr. Wendi Zarman, M.Si., selaku Ketua Jurusan Teknik Komputer

dan Dosen Wali.

3. Bapak Agus Mulyana, M.T., selaku pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan, saran, dan bimbingan kepada Penulis.

4. Bapak dan Ibu Dosen di Jurusan Teknik Komputer Universitas Komputer

Indonesia, yang telah banyak memberikan ilmu, wawasan, motivasi, serta

bimbingan, baik secara akademik maupun non akademik.

5. Seluruh staff administrasi di Unikom, terima kasih atas segala pelayanan

akademiknya.

6. Teman-teman asisten di Lab. Elektronika Jurusan Teknik Komputer,

terima kasih atas semua dukungan dan bantuannya.

7. Semua orang yang telah membantu Penulis dalam mengerjakan Tugas

(63)

vii

kata sempurna, untuk itu dengan senang hati penulis menerima segala saran dan

kritik yang sifatnya membangun demi lebih baiknya tugas akhir ini.

Akhirnya, Penulis berharap semoga penelitian ini menjadi sumbangsih

yang bermafaat bagi dunia sains dan teknologi di Indonesia, khususnya disiplin

keilmuan yang Penulis dalami.

Bandung, Agustus 2015

(64)
(65)
(66)

Gambar

Gambar III.12 Tampilan tab capture
Gambar III.14 Tampilan tab data
Tabel III.5 Perancangan database
Gambar III.16 Konteks diagram
+7

Referensi

Dokumen terkait

Siapa saja dan berapa banyak partisipan yang terlibat dalam aksi kolektif tersebut.. Dan bagaimana hubungan dari individu yang

Peneliti melakukan penelitian di Feni Collection karena Feni Collection adalah toko pakaian yang menjual pakaian wanita yang mempunyai koleksi model terbaru dan memberikan

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif komparatif, yang bertujuan untuk mengetahui perbedaan jumlah unit penjualan dan besarnya dana FLPP sebelum dan

Model pembelajaran ini menurut Ibrahim (dalam Zubaedi, 2011: 228) terdiri dari beberapa langkah utama, yaitu pembentukan kelompok, penomoran, diskusi, memanggil

Berdasarkan lesi yang terbentuk dan nilai indeks ulkus, maka metode induksi yang dapat digunakan pada pengujian anti tukak lambung adalah metode dengan penginduksi etanol 80%, dosis

Pelayanan medik hiperbarik merupakan pengobatan oksigen hiperbarik yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan dengan mengunakan Ruang Udara Bertekanan Tinggi

Selain Faisal Islamic Bank, terdapat bank lain, yaitu Islamic International Bank for Investment and Development yang beroperasi dengan menggunakan instrument keuangan Islam

New York Public Library memiliki sekitar 53,1 juta item yang menjadikannya perpustakaan umum terbesar kedua di Amerika Serikat dan juga terbesar ketiga di