BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Strategi komunikasi didasari oleh adanya perencanaan yang matang
sehingga dapat tercapai tujuan dari kegiatan strategi komunikasi tersebut. Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk
divisi regional III Site Operation Kopo dengan cara melalui Kegiatan Open Table (OT) dalam memperkenalkan produk IndiHome di kalangan konsumen di kota Bandung. IndiHome merupakan singkatan dari Indonesia Digital Home adalah salah satu produk layanan dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang berupa paket layanan komunikasi dan data seperti
telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket Indihome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation. Sejak diluncurkannya IndiHome, pelanggan berlangganan paket internet Speedy satu-per-satu diminta untuk pindah ke Indihome, karena layanan penjualan Speedy akan segera diberhentikan di tahun 2015.
Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik, untuk
menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model
komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung
komunikasi tersebut terutama akibat dari proses komunikasi tersebut
digunakan telaah model komunikasi.
Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku
Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi”
menyatakan bahwa :
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton dalam Cangara, 2013).
Dalam mensosialisasikan produknya ini, PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk memerlukan adanya strategi komunikasi yang baik agar
masyarakat dapat lebih tahu, mengerti dan paham tentang produk tersebut.
Berawal dari perhatian, pengertian dan penerimaan itu maka diharapkan
terdapat ketertarikan dari masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. PT.
Telekomunikasi Indonesia,Tbk melalui kegiatan Open Table (OT) yang merupakan sebuah kegiatan untuk memperkenalkan produk terbarunya pada
masyarakat yaitu Indihome.
Indihome resmi diluncurkan pada tahun 2012. Indihome juga
merupakan salah satu program dari proyek utama PT. Telekomunikasi
untuk membangun rumah berkonsep digital. Pelayanan Indihome hanya bisa
diterapkan pada rumah di wilayah yang tersedia jaringan Fiber Optik dari
Telkom yaitu Fiber to the Home (FTTH) dan area yang masih menggunakan kabel tembaga.
Indihome merupakan paket layanan komunikasi dan data seperti
telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket IndiHome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation.
Open Table (OT) merupakan salah satu kegiatan dalam memperkenalkan produk Indihome pada masyarakat. Kegitan ini bukan
merupakan kegiatan besar, Open Table dilakukan di setiap wilayah yang telah siap atau tersedia jaringan Fiber Optik dari Telkom (FTTH). Sebelum
melaksakan kegiatan Open Table (OT) PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk telah melakukan pemasangan jaringan Fiber Optik di wilayah yang akan
menjadi tempat kegiatan Open Table (OT) dan sudah siap untuk dipasarkan kepada masyarakat. Open Table (OT) merupakan kegiatan yang direncanakan dilaksanakan oleh Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk dalam memperkenalkan produk unggulan terbaru mereka.
Open Table (OT) merupakan kegiatan yang mulai dilaksakan pada bulan Juni tahun 2015 oleh Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang dikhususkan pada area yang telah siap dengan jaringan
yang telah melaksanakan kegiatan Open Table (OT) dari bulan Juni 2015 yang bertempat di komplek perumahan disekitar Site Operations kopo. Untuk saat ini Kopo merupakan salah satu daerah dengan konsumen tertinggi.
Upaya PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam memperkenalkan
produk IndiHome dikalangan konsumen melalui kegiatan Open Table (OT) merupakan kegiatan promosi dari Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menurut William J. Stanton dalam buku
“Prinsip Pemasaran” menyatakan : “ Bauran promosi adalah kombinasi dari
penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan
hubungannya yang membantu pencapaian tujuan perusahaan”. (Stanton,
2000).
Open Table (OT) ini dilakukan dengan membuka stand kecil atau biasa juga disebut ”lapak” sebagai media untuk membantu pada saat
pelaksanaan kegitan tersebut. Para Avengers (sales promotion) membagikan brosur kepada konsumen untuk membantu proses pengenalan produk.
Kegiatan Open Table (OT) ini juga sebagai sarana registrasi bagi konsumen yang akan memakai produk Indihome. Konsumen bisa langsung
mendapatkan nomor registrasi tanpa harus mendaftarkan diri ke Plasa
Telkom.
PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk merupakan perusahaan
menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.
PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk sebagai satu-satunya perusahaan
pertelekomunikasian negeri di Indonesia, dengan jumlah konsumen sebanyak
71,3jt pelanggan (Desember, 2014). PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk
berusaha memberikan inovasi dan pengembangan produk kepada konsumen,
salah satunya adalah dengan Indihome sebagai pengganti dari layanan
Internet Speedy. Indihome mulai dikenalkan kepada masyarakat dari tahun 2012 dimana pada tahun 2015 ini sudah memiliki konsumen sebanyak
350ribu pelanggan diseluruh Indonesia.
Adapun yang melatarbelakangi kegiatan Open Table (OT) dilihat dari jumlah tersebut jumlah konsumen produk Indihome masih sedikit dimana
masih banyak konsumen yang masih menggunakan produk lama yaitu
Speedy, maka dari itu PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mengadakan kegiatan ini untuk lebih menarik minat konsumen lama (Pengguna Speedy) ataupun konsumen baru.
Konsumen bagi sebuah perusahaan adalah hal yang paling penting
untuk tetap berlangsungnya dari perusahaan itu sendiri. Perlu dilakukannya
inovasi, sesuatu yang baru yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya.
Untuk mempertahankan konsumen, maka PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk
dengan menciptakan sebuah paket paket layanan komunikasi dan data seperti
telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket IndiHome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation. Dibutuhkan strategi komunikasi yang tepat sehingga tujuan dibuatnya inovasi terbaru tersebut bisa tercapai dengan baik. Strategi
komunikasi merupakan salah satu tugas dari Marketing Public Relations untuk membuat sebuah perencanaan komunikasi yang baik agar dapat
mencapai tujuan dari dibuatnya strategi komunikasi tersebut.
Agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan lancar, maka
diperlukan sebuah strategi yang matang untuk membentuk perencanaan dan
pelaksanaan yang harus dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk
dalam melakukan inovasi tersebut. Perencanaan mengembangkan sudut
pandang berjangka waktu panjang, karena perencanaan melihat semua
komponen secara menyeluruh, secara tidak langsung perencanaan
meminimalisir kegagalan. Perencanaan yang cermat dan teliti akan
menghasilkan tahapan kerja yang jelas terukur dan spesifik serta lengkap
dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila terjadi kegagalan bisa
diambil alternatif penyelesaian.
Dari permasalahan diatas maka penelti mengakat penelitian dengan
Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung”.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Rumusan Masalah Makro
Bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi
Indonesia.Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?
1.2.2 Rumusan Masalah Mikro
Berikut rumusan masalah mikro yang telah dirumuskan oleh
peneliti secara lebih spesifik :
1. Bagaimana Identifikasi Target Khalayak PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?
2. Bagaimana Penetapan Tujuan dari PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?
3. Bagaimana Penyusunan Pesan yang disampaikan PT.
Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?
4. Bagaimana Pemilihan Media Yang Digunakan PT. Telekomunikasi
Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?
5. Bagaimana Evaluasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi
Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan
Konsumen di Kota Bandung?
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Adapun maksud dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan oleh
peneliti mengenai Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk
Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome di Kalangan Konsumen di Kota
Bandung.
1.3.1 Maksud Penelitian
Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan
menjelaskan mengenai Bagaimana Strategi Komunikasi PT.
1.3.2 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk
mengetahui jumlah keseluruhan dari rumusan masalah adalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengetahui identifikasi Target Khalayak kegiatan PT.
Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.
2. Untuk mengetahui Penetapan Tujuan dari kegiatan PT.
Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.
3. Untuk mengetahui Penyusunan Pesan pada kegiatan PT.
Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.
4. Untuk mengetahui Pemilihan Media Yang Digunakan pada
kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III
site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di
Kota Bandung.
5. Untuk mengetahui Evaluasi kegiatan PT. Telekomunikasi
Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.
1.4 Kegunaan Penelitian
Secara teoritis penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan
hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis
1.4.1 Kegunaan Teoritis
Kegunaan teoritis dari penelitian ini sebagai pengembangan Ilmu
Komunikasi, dengan bahasan Hubungan Masyarakat khususnya konteks
Komunikasi Interpersonal tentang Strategi Komunikasi.
1.4.2 Kegunaan Praktis
Bagi Peneliti
Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman
dalam mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama
masa perkuliahan dan diharapkan berguna untuk meningkatkan
wawasan serta ilmu pengetahuan dan dapat melengkapi
kepustakaan mengenai strategi komunikasi.
Universitas
Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan literatur maupun
referensi bagi mahasiswa UNIKOM pada umumnya dan khususnya
mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang melakukan
penelitian pada kajian yang serupa yang berkaitan dengan bidang
PT. Telekomunikasi Indonesia
Kegunaan penelitian ini sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi
PT. Telekomunikasi Indonesia dalam memperkenalkan produk
2.1 Tinjauan Pustaka
2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu
Studi penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan yang
membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar. Tentunya studi
terdahulu tersebut harus yang relevan baik dari konteks penelitian maupun
metode penelitian yang digunakan.
Berdasarkan studi pustaka, berikut ini peneliti menemukan beberapa
referensi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang
dilakukan peneliti.
1. Skrispi Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota bekasi.
Penelitian Ibnu Mukhlisin, 41805043 dengan judul “Strategi
Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam
Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi” dari
Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Komputer Indonesia 2010. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui strategi komunikasi badan keluarga berencana pemerintah
Kota Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif
kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki
rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi
dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan
melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra
kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga
Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB
dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang
program KB kepada sasaran yang dituju. Berdasarkan hasil pengolahan
data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa strategi
komunikasi BKBPP Kota Bekasi dalam sosialisasi program KB lebih
banyak menggunakan media massa dan pendekatan baik secara individu
maupun kelompok serta peningkatan kualitas pelayanan program KB
dengan penambahan petugas lapangan.
2. Skripsi Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia.
Penelitian Ardis Tri Wahyuni dengan judul “Strategi Komunikasi
Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia” dari Program Studi Ilmu Hubungan Masyarakat, Fakultas
Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran 2011. Penelitian ini bertujuan
Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Untuk mengetahui proses penyusunan hingga pelaksanaan dari
strategi komunikasi PT Carrefour Indonesia dalam meningkatkan
employee engagement di perusahaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa divisi komunikasi korporat PT Carrefour Indonesia
terutama internal komunikasi harus menunjukan citranya di dalam
perusahaan serta ditambah dengan banyaknya kesimpangsiuran informasi
dari manajemen kepada karyawan (associate). Konsep strategi dengan menambah saluran komunikasi internal dan juga strategi more listening dari pihak manajemen kepada karyawan menjadi hal yang akan
dilakukan dalam setiap kegiatan. Kesimpulan berdasarkan hasil
penelitian ini adalah strategi komunikasi korporat dilakukan melalui
sebuah proses hingga pada bentuk keputusan dari strategi dan mekanisme
program kerja serta evaluasi. Dengan melaksanakan strategi tersebut
diharapkan komunikasi internal di dalam perusahaan akan semakin solid
dan menciptakan kenyamanan kerja yang lebih baik.
3. Skripsi Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Marketing Public Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan).
Penelitian Agung Rezkina Pramesti, L 100060041 dengan judul
“Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas
Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan)” dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika
Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi marketing public relations Telkomsel untuk menjaga loyalitas pelanggan Telkomsel. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Hasil penelitian menemukan bahwa: 1. Strategi Marketing Public Relations Telkomsel untuk menjaga loyalitas pelanggannya yaitu menggunakan strategi Pull, Push, Pass. 2. Bentuk dan alat kegiatan marketing public relations Grapari Telkomsel: a. Iklan: Above The Line dan Below The Line. Events, yaitu melalui on air special events dan off air special events.c.community network 3.Loyalitas pelanggan Telkomsel 1) Melakukan bentuk dan kegiatan pemasaran yang berbeda dari
competitor, seperti strategi pemasaran berbasis komunitas. Menempatkan pertumbuhan pelanggan berbasis youth, woman, netizen. 2) Terus berinovasi sesuai dengan jaman untuk menarik hati pelanggan,
Telkomsel memberikan fitur layanan internetan yang cepat di banding
kompetitornya. 3) Sekarang masyarakat membutuhkan layanan
operator-operator yang ekonomis dan nyaman dalam berkomunikasi, Telkomsel
memberikan jaringan terluas dan sinyal yang kuat hingga ke pelosok
daerah meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk 4) Mengeluarkan
layanan program yang sesuai dengan waktunya. Adanya
banyak orang yang menggunakan Telkomsel dan menjadi pelanggan
yang loyal.
Tabel 2.1
Tinjauan Penelitian Terdahulu
kegiatannya. Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia yang melakukan
pengenalan produk lama yang
berinovasi menjadi sebuah produk paket yang lebih lengkap untuk
2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi
Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin
“communis” yang berarti 'sama'. “Communico”, “communicatio” atau “communicare” yang berarti membuat sama (make to common). Secara
sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara
penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,
komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami
satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).
Dalam buku Jurnal Komunikasi dan Informasi menjelaskan
tentang komunikasi, yaitu:
“Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti “berbicara”, bermusyawarah, berpidato, bercakap-cakap dan berkonsultasi satu sama lain. Kata itu juga dekat dengan “communitas” (bahasa Latin) yang “tidak hanya berarti komuniti tapi juga persahabatan dan keadilan dalam pergaulan dan kehidupan antar manusia.” (Mulyana, 2005:2).
Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki
departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi
masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun
subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan
2.1.2.2 Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli
Berikut ini akan dijabarkan definisi ilmu komunikasi menurut
beberapa ahli :
Menurut Everett M. Rogers : “Komunikasi adalah proses di mana
suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan
maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Rogers dalam Mulyana,
2007:69)
Menurut Harorld D. Lasswell (1960)
“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).” (Lasswell dalam Mulyana, 2005:69)
Menurut Raymond S. Ross
“Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.” (Ross dalam Mulyana, 2005:62)
Menurut Carl I.Hovland : “Komunikasi adalah proses yang
memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan
untuk mengubah perilaku orang lain.” (Hovland dalam Mulyana,
2005:69)
Menurut Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss: ”Komunikasi adalah
proses makna diantara dua orang atau lebih.” (Moss & Tubs dalam
Dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli yang telah
dipaparkan sebelumnya, dapat diambil sebuah kesimpulan yang
menjelaskan apa itu komunikasi secara singkat yaitu komunikasi adalah
suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh dua orang atau
lebih yang dapat menimbulkan efek tertentu.
2.1.2.3 Model Komunikasi
Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, maka digunakan
model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena,
baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting
dari fenomena tersebut. Paradigma Lasswel yang mengatakan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Mengilhami Phillip Kotler untuk membentuk suatu model proses komunikasi. Model
komunikasi yang ditampilkan oleh Phillip Kotler, berdasarkan paradigma
lasswel,yang dikutip Onong Uchjana Effendy, sebagai berikut.
Gambar 2.1
Model Proses Komunikasi
Dari model proses komunikasi di atas dapat diidentifikasi
unsur-unsur dari komunikasi sebagai berikut :
1. Sender : Komunikator menyampaikan pesan kepada
seseorang atau sejumlah orang.
2. Encoding : Penyandian yakni proses pengalihan pikiran ke
dalam bentuk lambang.
3. Message : Pesan, merupakan seperangkat lambang bermakna
yang disampaikan oleh komunikator.
4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari
komunikator ke komunikan.
5. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna
lambing yang disampaikan.
6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari
komunikator.
7. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan
setelah diterpa pesan
8. Feedback : umpan balilk, tanggapan komunikan apabila
pesan tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator
9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses
komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh
komunikan yang berbeda pesan yang diberikan oleh
2.1.2.4 Fungsi Komunikasi
Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai
berikut :
The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian
dalam suatu lingkungan
The correlation of correlation of the parts of society in responding to the environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini
dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda).
The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu
generasi ke generasi lain.
Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi
Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut:
1. Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. 2. Mendidik masyarakat (Publik Education).
William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana (Mulyana,
2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:
1. Sebagai komunikasi sosial
Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya
mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun
konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk
memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,
antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk
hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama
dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.
2. Sebagai komunikasi ekspresif
Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan
(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan
melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,
simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat
disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih
ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih
sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat
menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan
seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan
penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan
3. Sebagai komunikasi ritual
Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan
sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog
sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang
tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam
acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu
yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat,
sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera
(termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan
lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka
yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut
menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku,
bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.
4. Sebagai komunikasi instrumental
Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:
menginformasikan, mengajak, mendorong, mengubah sikap,
menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.
Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk
menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk
menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita
peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam
komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi
mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka
pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek
misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,
memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan
politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan
(impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal,
seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian
necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada
orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. (Mulyana,
2005:5-30)
Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian
komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing
ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang)
tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara
kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa
keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan,
kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.
2.1.2.5 Tujuan Komunikasi
Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang
dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku Komunikasi Bisnis
Profesional sebagai berikut :
1. Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan
2. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun
berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.
3. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk
mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima
massege. (Curtis, 1992 : 9)
Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku
Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai
berikut :
A. Perubahan Sosial dan Partisipasi Sosial.
B. Perubahan Sikap.
C. Perubahan Pendapat.
D. Perubahan Perilaku. (Effendy, 2003)
2.1.2.6 Proses Komunikasi
Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator
menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat
menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan
komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan
komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada
umumnya).
Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif
komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses
hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang
ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).
2. Penyandian. Pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan
yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke
dalam lambang komunikasi.
3. Pengiriman. Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan
tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan
peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.
4. Perjalanan. Pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan
komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh
komunikan.
5. Penerimaan. Pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang
komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.
6. Penyandian Balik. Pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak
lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi
sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya
(decoding).
7. Penginterpretasian. Pada tahap ini terjadi pada komunikan, sejak
2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal 2.1.3.1 Pengetian Komunikasi Interpesonal
Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang
secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap
reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal.
Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik
(dyadic communication)yang melibatkan hanya dua orang, seperti
suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan
sebagainya.(Mulyana, 2010:81).
Sedangkan menurut Miller dan Steinberg yang dikutip oleh
Muhamad Budyatama, dalam bukunya Teori Komunikasi Antarpribadi,
bahwa komunikasi antarpribadi terdapat tiga tingkatan analilis yaitu,
kultural, sosiologi, dan psikologis.
Analilis Tingkat Kultural
Kultural merupakan keseluruhan kerangka kerja komunikasi:
Kata-kata, tindakan-tindakan, postur, gerak-isyarat, nada suara, ekspresi
wajah, pengguna waktu, ruang dan materi, dan cara ia bekerja,
bermain, bercinta, dan mempertahankan diri. kesemuanya itu dan
lebihnya merupakan system-sistem komunikasi yang lengkap dengan
makna-makna yang hanya dpata dibaca secara tepat apabila seseorang
Analisis Tingkat Sosiologis
Prediksi komunikator tentang reaksi penerima atau receiver terhadap
pesan-pesan yang disampaikan didasarkan kepada keanggotaan
penerima dalam kelompok social tertentu, maka komunikator
melakukan prediksi pada tingkat sosiologi. Prediksi mengenai reaksi
pihak lain atau penerima terhadap perilaku komunikasi kita didasarkan
pada analilis dari pengalaman-pengalaman belajar individual yang
unik, maka prediksi analilis pada tingkat psikologis. (Miller &
Steinberg dalam Budyatama, 2011:4)
2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal
Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan di mana
komunikasi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi
komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh
imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial. Sebagaimana yang
telah dikemukakan bahwa komunikasi insan atau human communication
baik non-pribadi ataupun yang antarpribadi semuanya mengenai
pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam
2.1.3.3Tujuan Komunikasi Interpersonal
Komunikasi antar pribadi dapat digunakan untuk berbagai
tujuan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan
komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi ini memberikan
kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri sendiri. Dengan
memperbincangkan diri kita sendiri pada orang lain, kita akan
mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami
lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.
Mengenal diri sendiri dan orang lain
Nasihat seorang filsuf terkenal Socrates yaitu : cogito ergosum yang
memiliki arti kurang lebih ”kenalilah dirimu”. Salah satu cara
untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antar
pribadi.
Mengetahui dunia luar
Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami
lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian
kejadian orang lain.
Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna
Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk
sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin
Mengubah sikap dan perilaku
Dengan komunikasi interpersonal sering kita berupaya mengubah
sikap dan perilaku orang lain.
Bermain dan mencari hiburan
Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.
Membantu
Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh profesi
yang mempunyai fungsi menolong orang lain.
2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 2.1.4.1 Definisi Strategi
Strategi sering digunakan oleh organisasi-organisasi dalam
mencapai tujuannya. Biasanya istilah stategi sering dipergunakan dalam
perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya, namun kali
ini strategi juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam
memasarkan poduknya. Adapun pengertian strategi sendiri ada beberapa
tokoh yang mengemukakan pendapatnya, salah satu diantaranya adalah:
Menurut Boyd dalam buku Manajemen Perusahaan: Suatu
Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global mengemukakan bahwa,
strategi (strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengarahan sumber daya, interaksi dari organisasi dengan
2.1.4.2 Definisi Strategi Komunikasi
Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk
mencapai sasaran khusus. Strategi dibutuhkan untuk mengatur suatu
kegiatan berdasarkan arah yang telah ditentukan agar dapat mencapai
sasaran atau tujuan dengan cara yang baik dan benar.
Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku
Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi”
menyatakan bahwa :
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton dalam Cangara, 2013).
Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang
berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi
komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk
komunikasi yang dilakukan,karenaberhasil tidaknya kegiatan komunikasi
secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi
komunikasi.
Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau
langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan
atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau
diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap
pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang
setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi
menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.
Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya
menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima
berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah
jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara
langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan
gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.
Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai
penangkap stimuli yang timbul.
Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau
menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran
komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan
dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju.
Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator
kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah
media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dan
lain-lain. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi.
Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing
yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut. Perlu
diketahui bahwa arah sasaran komunikasi berorientasi pada efek yang
positif atau efektivitas, untuk itu dalam mencapai efektifitas komunikasi
Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan
perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan
komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada
proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Apabila
strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai
maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling
pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang
diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap
komunikannya.
2.1.5 Tinjauan Tentang Marketing Public Relations 2.1.5.1Sejarah Marketing Public Relations
Berawal dari pertentangan, Public Relations itu fungsi tersendiri dalam organisasi, Public Relations merupakan bagian dari pemasaran. Akan tetapi dibanding berkonflik lebih baik kita menemukan solusi. Dan
pemasaran dalam hal ini mendominasi, menurunkan teori, serta
menggenggam Marketing Public Relations. Dimulai dari konsep pemasaran, turun kepada bauran pemasaran yang telah begitu menggema
produk, harga, distribusi, dan promosi. Promosi pun demikian mempunyai
Relations dimana berlangsung percampuran konsep Public Relations dengan pemasaran.
Pada awalnya kegiatan pemasaran dan Public Relations merupakan bagian yang terpisah. Satu perbedaan utama adalah pemasaran berorientasi
pada hasil akhir berupa pencapaian tujuan-tujuan pemasaran yang salah
satunya adalah penjualan, sedangkan Public Relations adalah kegiatan menyiapkan dan menyebarkan informasi dengan tujuan mendidik dan
menanamkan pemahaman yang baik pada publik sasaran. Namun
perbedaan tersebut sudah mulai hilang karena perusahaan membentuk
Public Relations yang lebih berorientasi kepada pasar dan perusahaan membentuk kelompok Public Relations yang berorientasi pemasaran untuk secara langsung mendukung promosi dan citra perusahaan. Sinergi antara
pemasaran dan Public Relations ini kemudian dinamakan sebagai Marketing Public Relations.
Hal tersebut, telah diteliti sendiri Marketing Public Relations berpengaruh terhadap citra perusahaan, citra perusahaan berpengaruh
terhadap keputusan pembelian. Namun, secara langsung Marketing Public Relations tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Singkatnya, Marketing Public Relations tidak begitu serta merta mendorong keputusan pembelian melainkan meski secara tidak langsung melalui citra
perusahaan. Tidak sekedar berguna meningkatkan volume penjualan,
2.1.5.2Peran Marketing Public Relations
Marketing Public Relations (MPR) sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang
memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui
komunikasi yang baik mengenai impresi dari perusahaan dan
produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kesan dari
konsumen. Keberadaan MPR di perusahaan dianggap efektif, hal ini
dikarenakan :
1. MPR dianggap mampu dalam membangun brand awareness (kesadaran akan merek) dan brand knowledge (pengetahuan akan merek).
2. MPR dianggap potensial untuk membangun efektivitas pada area
”increasing category usage” dan “increasing brand sales”.
3. Dengan adanya MPR dalam beberapa hal dianggap lebih hemat biaya
bila dibandingkan dengan perusahaan memasukkan produknya
melalui iklan. Lebih cost-effective dari biaya media yang semakin meningkat.
Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi menurut Rosady Ruslan :
1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk
yang tengah diluncurkan itu.
2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau
3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.
4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik
maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.
5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan kepada
konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggannya.
6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan
sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama
7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup agar
tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat / publik.
8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang
dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang
diberikan kepada konsumennya
9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif
yang mungkin akan muncul di masa mendatang . (Ruslan : 2008)
2.1.5.3Tujuan Marketing Public Relations
Marketing Public Relations mempunyai tujuan sebagai berikut :
1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan positif publik eksternal atau
2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran
dengan perusahaan.
3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations. 4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.
5. Mendukung bauran pemasaran keberadaan Marketing Public Relations yang dilandasi tujuan telah dikemukakan semakin penting dengan berperannya beberapa faktor, yaitu :
a. Pecahnya pasar yang bersifat masal
b. Peledakan informasi dan teknologi
c. Peningkatan persaingan
d. Jaringan periklanan semakin kurang kuat
e. Peningkatan biaya iklan
f. Penekanan biaya promosi
g. Ketahanan iklan berkurang
2.1.6 Tinjauan Tentang Promosi
Menurut Michael Ray yang dikutip oleh Morissan mendefinisikan
promosi sebagai:
“The coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea”. “Koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan”. (Morissan, 2010:16)
Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang
digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumenya. Promosi
pemasaran yang menggunakan istilah promosi mengacu pada promosi
penjualan yaitu “kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau
insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan
dapat meningkatkan penjualan” (Morrissan,2010:25).
Promosi bertujuan untuk membangun citra merek dan pengenalan
produk baru yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan. Sedangkan tujuan dari
promosi penjualan dapat disebutkan sebagai berikut:
Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.
Mengkomunikasikan produk baru.
Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal
secara luas.
Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas
produk.
Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan
produk
Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk.
Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi
perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix, yang terdiri dari empat elemen yaitu periklanan, personal selling, promosi penjualan dan
hubungan masyarakat (Machfoedz, 2010 : 2).
2.1.7 Tinjauan Tentang Konsumen
Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang
lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk dipedagangkan. Konsumen
dapat dikelompokan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen
antara adalah distributor, agen, dan pengecer. Mereka membeli barang bukan
untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna
barang adalah konsumen akhir, yang dimaksud konsumen akhir adalah
konsumen akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali,
melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga,
2.2 Kerangka Pemikiran
Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan
sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam
kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah
penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan
masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini didasari pula pada
kerangka pemikiran secara teoritis maupun praktis.
Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur pikir peneliti. Tentunya
kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan hukum atau teori
yang relevan dengan masalah yang diteliti dan berdasarkan teknik pengutipan
yang benar. Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi
peneliti untuk diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori
sebagai penguat peneliti.
Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku
Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi”
menyatakan bahwa :
“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton, Cangara, 2013)
Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan
penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika
fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Menetapkan
tujuan harus dimulai dengan apa yang ingin dicapai, penetapan tujuan
akan menentukan isi pesan yang akan disampaikan, selanjutnya bagaimana
menyampaikan dan dimana disampaikan akan menentukan saluran atau
media yang akan dipilih.
Terdapat beberapa model yang menjelaskan mengenai perencanaan
dan strategi komunikasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
model perencanaan komunikasi Alur Tanda “?” menurut Hafied Cangara
sebagai teori digunakan dalam penelitian ini. Model perencanaan
komunikasi alur tanda “?” terdiri dari beberapa langkah diantaranya,
yakni:
1.Identifikasi Target Khalayak
Dalam langkah ini, perencanan komunikasi mengidentifikasikan atau
membuat segmentasi khalayak sasaran yang mereka tuju. Segmentasi
ini dibuat untuk dapat mengenal khalayak sasaran agar komunikasi
yang dilakukan lebih mudah dan efektif.
2.Penetapan Tujuan
Tujuan dari dibuatnya rencana komunikasi harus dibuat dengan
sejelas-jelasnya. Penetapan tujuan yang jelas akan mempermudah
langkah-langkah perencanaan komunikasi yang berikutnya. Perubahan
yang dikehendaki setelah pelaksanaan perencanaan komunikasi yang
3.Penyusunan Pesan
Tahap ini merupakan tahap yang penting. Pemilihan dan penyusunan
pesan yang tepat akan membuat komunikasi lebih efektif dan
selanjutnya berimbas pada hasil yang dikehendaki dari pelaksanaan
perencanaan komunikasi tersebut lebih mudah untuk dicapai.
Pemilihan dan penyusunan pesan harus disesuaikan dengan khalayak
sasaran yang telah ditetapkan.
Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang
disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan
dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa
ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.
Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret
agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal
budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara,
mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan.
4.Pemilihan Media
Media berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan perencanaan
komunikasi yang dilakukan. Media yang dipilih haruslah media yang
sesuai dengan khalayak sasaran dan yang banyak digunakan oleh
khalayak sasaran tersebut.
5.Evaluasi
Perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan perlu dibuat
dicapai selama rencana tersebut dilaksanakan, bagaimana perubahan
dari khalayak sasaran, kekurangan dalam pelaksanaan, dan lain-lain.
Peneliti memilih model perencanaan komunikasi alur tanda “?” ini
dikarenakan model perencanaan komunikasi alur tanda “?” ini dirasa sesuai
untuk menjelaskan bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi
Divre III Site Operation Kopo Indonesia Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome Di Kalangan Konsumennya.
Strategi komunikasi adalah Perencanaan komunikasi dengan
Manajemen komunikasi seperti halnya dengan strategi komunikasi yang
dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divre III site operation Kopo dalam memperkenalkan produk IndiHome melalui kegiatan Open Table (OT) bahwa jika melakukan strategi komunikasi tentunya dibutuhkan :
1. Identifikasi Target Khalayak
Sebelum melakukan strategi pihak PT. Telekomunikasi
Indonesia.Tbk Divre III site operation Kopo diperlukan pemahaman siapa sasaran yang akan dituju dengan melakukan
identifikasi sasaran khlayak. Identifikasi target khalayak atau biasa
disebut dengan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping). Disini pemetaan dilakukan untuk mengetahui apakah khalayak yang menjadi target sasaran bentuknya perorangan atau
perkelompok. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan strategi
(informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu
(persuasif).
2. Penetapan Tujuan
Setelah adanya gambaran mengenai siapa sasaran khalayak, tahap
selanjutnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site opeartion Kopo menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut harus jelas, dan perubahan harus dikehendaki bisa terbaca,
untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi untuk mendorong ke
arah tujuan yang ingin dicapai.
3. Penyusunan Pesan
Pesan PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo melakukan kegiatan strategi komunikasi baik lisan maupun
tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan
dapat menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.
Dengan memahami tipe khalayak dan tujuan yang ingin dicapai
dari kegiatan tersebut. Maka perencanaan komunikasi harus
mampu memilah pesan apa yang sesuai dengan pengetahuan,
kebutuhan, dan pengalaman khalayak yang menjadi target sasaran.
Setiap khalayak memiliki keragaman yang berbeda satu sama
lainnya. Untuk itu diperlukan kunci-kunci pesan yang cocok
4. Pemilihan Media
Penggunaan media saluran oleh pihak PT. Telekomunikasi
Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo melalui kegitan Open Table (OT) sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Memilih media yang tepat
terlebih dahulu harus mengetahui infomasi lapangan yang telah
dipetakan, yakni apakah khalayak yang menjadi target sasaran
rata-rata mengetahui dan memiliki media yang digunakan dalam
kegiatan tersebut.
5. Evaluasi
Evaluasi kegiatan dalam pelaksanaan strategi komunikasi PT.
Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo merupakan bagian dari manajemen secara umum. Manajemen
harus mampu memahami arah organisasi yang inginkan sebelum
mulai melangkah ke arah tersebut. Pada tahap ini, program
komunikasi yang dijalankan perlu evaluasi untuk mengetahui
sejauh mana keberhasilan yang diperoleh. Apakah khalayak sudah
menerima dan mengerti isi pesan yang disampaikan, dan apakah
ada perubahan perilaku dan sikap yang ada pada khalayak sesuai
dengan tujuan program.
Kegiatan strategi komunikasi merupakan kegiatan komunikasi yang
Kopo dalam proses kegiatan, penyebaran pesan melalui media yang
digunakan serta sasaran khalayak dalam kegiatan tersebut.
Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi
sebagai fokus penelitian ini, yang mencankup dalam kajian peneliti ini
Gambar 2.2
Kerangka Pemikiran Peneliti
Sumber : Peneliti, 2016
Marketing Public Reliations PT. Telekomunikasi Indonesia divre III site
operation Kopo
Strategi komunikasi Kegiatan Open Table (OT)
Sasaran
Khalayak Tujuan Media Evaluasi
Memperkenalkan Produk Indihome
(Mengetahui, Menggunakan Produk IndiHome)
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Desain Penelitian
Pada desain penelitian ini, peneliti melakukan suatu penelitian dengan
pendekatan secara Kualitatifdimana untuk mengetahui dan mengamati segala
hal yang menjadi ciri sesuatu hal.
Menurut David Williams dalam buku Lexy Moleong menyatakan:
“Bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar
alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang
atau peneliti yang tertarik secara alamiah” (Williams dalam Moleong,
2007:5).
Menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang
diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln dalam buku Lexy Moleong,
menyatakan: “Bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan
latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan
dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” (Denzin &
Lincoln dalam Moleong, 2007:5)
Pengertian kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Denzin
dan Lincoln dalam Moleong, menyatakan:
kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. (Denzin & Lincoln, Moleong dalam 2007:5)
Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan
sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Riset ini
tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data yang terkumpul sudah
mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu
mencari sampling lainnya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti
dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode
deskriptif menurut penjelasan Elvinaro dalam buku Metode Penelitian Public Relations :
“Metode deskriptif adalah metode yang menitik beratkan pada observasi suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan bertindak sebagai pengamat dan membuat obsrevasi tanpa berusaha memanipulasi variabel”. (Elvinaro, 2010:60).
Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan
proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang
dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinnya di analisis
sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah peneliti menggunakan metode
deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari
segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun
3.2. Teknik Penentuan Informan 3.2.1 Subjek Peneltian
Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga
(organisasi), yang sifat keadaannya (attribut-nya) akan diteliti. Dengan kata
lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau
terkandung objek penelitian
3.2.1.1 Informan Penelitian
Informan penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi
(data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi
mengenai objek penelitian tersebut.
Pada penelitian ini, teknik penentuan informan yang dilakukan
oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono, “teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010:300).
Pemilihan informan didasari dari kualitas informasi terkait
dengan penelitian. Kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti
dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:
a. Terlibat dalam perencanaan kegiatan strategi komunikasi PT.
Telekomunikasi Indonesia divre III site operation Kopo melalui kegiatan Open Table (OT). Sepeti misalnya Asst. Manager Home Service III dan juga Supervisor.
b. Terlibat secara langsung dalam kegiatan strategi komunikasi PT.
kegiatan Open Table (OT). Seperti misalnya Koordinator, Avenger (sales), dan para pengunjung kegitan open table.
Adapun untuk pemilihan tempat penelitian merupakan atas
kesepakatan bersama antara peneliti dengan informan dan disesuaikan
dengan kajian peneliti. Untuk lebih jelas, informan penelitian dapat
dilihat pada tabel sebagai berikut:
Tabel 3.1 Informan Penelitian
Sumber: Peneliti, 2016
No Nama Jabatan Lama
Bekerja Usia
Pendidikan Terakhir
1. Kusnandar
Asst.Manager Home Service
III
29 tahun 53th D1
2 Zurianti, A.Md Suprevisor 31 tahun 52th D3
3 Jojo Koordinator 18 tahun 50th SMA
4 Yuki Pramukti, A.Md Avenger
3.2.1.2 Informan Pendukung Penelitian
Informan pendukung yaitu orang-orang yang menggunakan
produk Indihome melalui kegiatan Open Table (OT), dimana informasi tersebut dapat melengkapi data-data yang dianggap kurang dan sekiranya
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Sebagai bentuk penunjang dari penelitian yang valid tidak hanya
berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, melainkan informasi-informasi
dalam bentuk data yang relevan dan dijadikan bahan-bahan penelitian untuk
di analisis pada akhirnya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan,
sebagai berikut:
3.3.1 Studi Pustaka
Memahami apa yang di teliti, maka upaya untuk menjadikan
penelitian tersebut baik. Perlu adanya materi-materi yang diperoleh dari
pustaka-pustaka lainnya.
Menurut J.Supranto dalam buku Rosadi Ruslan, mengemukakan:
“Studi pustaka adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan
bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” (Supranto dalam
Ruslan, 2003:31).
a. Tinjauan Pustaka
Tinjauan pustaka adalah mengumpulkan data melalui buku-buku
literatur dan sumber data lainnya, dilengkapi dengan pendapat para
ahli yang berhubungan dengan permasalahan dibahas untuk
mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan
pembanding dalam pembahasan masalah. Seluruh data yang telah
diperoleh melalui cara ini merupakan data yang disajikan dengan cara
berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan demi
menunjang kesempurnaan dari hasil penelitian.
b. Penelusuran Data Online
Melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau
media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga
memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online
yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah
mungkin, sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dan peneliti
menggunakan data online seperti dari: www.elib.ac.id, www.indihome.co.id. Karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini.
3.3.2 Studi Lapangan
Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk
memperoleh data yang valid dan faktual yang diharapkan berkenaan dengan
penelitian yang dilakukan mencakup beberapa cara diantaranya yakni :
a. Wawancara mendalam
Dalam penelitian perlu adanya data-data yang relevan untuk
dijadikan sebagai penunjang dalam penelitian yang berlangsung,
salah satunya adalah melalui wawancara.
Wawancara mendalam dalam buku Metode Penelitian
Kualitatif menurut Lexy J. Moleong menyebutkan bahwa
wawancara mendalam adalah:
pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong, 2007:135).
Wawancara juga dimaksudkan untuk memverifikasi
khususnya pengumpulan data, wawancara yang akan dilakukan
secara terstruktur bertujuan mencari data yang mudah
dikuantifikasi, digolongkan, diklasifikasikan dan tidak terlalu
beragam, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan daftar
pertanyaan.
Menurut Rachmat Kriyantoro dalam buku Teknik Praktis
Riset Komunikasi wawancara dibagi dua, yaitu :
1. Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai
wawancara mendalam (depth interview), atau
2. Wawancara secara intensif (intensive interview) dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan
data kualitatif yang mendalam. (Kriyantoro, 2007:96)
Maka, dalam hal ini peneliti pun mengumpulkan data-data
dengan salah satu caranya melalui wawancara untuk mendapatkan
informasi yang benar-benar relevan dari narasumber terkait.
Wawanacara akan dilakukan kepada Asst. Manager Home Service III serta yang terlibat dalam kegiatan strategi komunikasi yang
dilakukan dan kepada khalayak yang datang dalam kegiatan.
b. Observasi Non Partisipan