• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional III Site Operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome Di Kalangan Konsumen Di Kota Bandung

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk Divisi Regional III Site Operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome Di Kalangan Konsumen Di Kota Bandung"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Strategi komunikasi didasari oleh adanya perencanaan yang matang

sehingga dapat tercapai tujuan dari kegiatan strategi komunikasi tersebut. Strategi Komunikasi yang dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia, Tbk

divisi regional III Site Operation Kopo dengan cara melalui Kegiatan Open Table (OT) dalam memperkenalkan produk IndiHome di kalangan konsumen di kota Bandung. IndiHome merupakan singkatan dari Indonesia Digital Home adalah salah satu produk layanan dari PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang berupa paket layanan komunikasi dan data seperti

telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket Indihome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation. Sejak diluncurkannya IndiHome, pelanggan berlangganan paket internet Speedy satu-per-satu diminta untuk pindah ke Indihome, karena layanan penjualan Speedy akan segera diberhentikan di tahun 2015.

Di lain pihak jika tidak ada strategi komunikasi yang baik, untuk

menilai proses komunikasi dapat ditelaah dengan menggunakan model-model

komunikasi. Dalam proses kegiatan komunikasi yang sedang berlangsung

(2)

komunikasi tersebut terutama akibat dari proses komunikasi tersebut

digunakan telaah model komunikasi.

Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku

Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi”

menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton dalam Cangara, 2013).

Dalam mensosialisasikan produknya ini, PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk memerlukan adanya strategi komunikasi yang baik agar

masyarakat dapat lebih tahu, mengerti dan paham tentang produk tersebut.

Berawal dari perhatian, pengertian dan penerimaan itu maka diharapkan

terdapat ketertarikan dari masyarakat terhadap produk yang ditawarkan. PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk melalui kegiatan Open Table (OT) yang merupakan sebuah kegiatan untuk memperkenalkan produk terbarunya pada

masyarakat yaitu Indihome.

Indihome resmi diluncurkan pada tahun 2012. Indihome juga

merupakan salah satu program dari proyek utama PT. Telekomunikasi

(3)

untuk membangun rumah berkonsep digital. Pelayanan Indihome hanya bisa

diterapkan pada rumah di wilayah yang tersedia jaringan Fiber Optik dari

Telkom yaitu Fiber to the Home (FTTH) dan area yang masih menggunakan kabel tembaga.

Indihome merupakan paket layanan komunikasi dan data seperti

telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket IndiHome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation.

Open Table (OT) merupakan salah satu kegiatan dalam memperkenalkan produk Indihome pada masyarakat. Kegitan ini bukan

merupakan kegiatan besar, Open Table dilakukan di setiap wilayah yang telah siap atau tersedia jaringan Fiber Optik dari Telkom (FTTH). Sebelum

melaksakan kegiatan Open Table (OT) PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk telah melakukan pemasangan jaringan Fiber Optik di wilayah yang akan

menjadi tempat kegiatan Open Table (OT) dan sudah siap untuk dipasarkan kepada masyarakat. Open Table (OT) merupakan kegiatan yang direncanakan dilaksanakan oleh Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk dalam memperkenalkan produk unggulan terbaru mereka.

Open Table (OT) merupakan kegiatan yang mulai dilaksakan pada bulan Juni tahun 2015 oleh Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk yang dikhususkan pada area yang telah siap dengan jaringan

(4)

yang telah melaksanakan kegiatan Open Table (OT) dari bulan Juni 2015 yang bertempat di komplek perumahan disekitar Site Operations kopo. Untuk saat ini Kopo merupakan salah satu daerah dengan konsumen tertinggi.

Upaya PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk dalam memperkenalkan

produk IndiHome dikalangan konsumen melalui kegiatan Open Table (OT) merupakan kegiatan promosi dari Marketing Public Relations PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk menurut William J. Stanton dalam buku

“Prinsip Pemasaran” menyatakan : “ Bauran promosi adalah kombinasi dari

penjualan tatap muka, periklanan, promosi penjualan, publisitas dan

hubungannya yang membantu pencapaian tujuan perusahaan”. (Stanton,

2000).

Open Table (OT) ini dilakukan dengan membuka stand kecil atau biasa juga disebut ”lapak” sebagai media untuk membantu pada saat

pelaksanaan kegitan tersebut. Para Avengers (sales promotion) membagikan brosur kepada konsumen untuk membantu proses pengenalan produk.

Kegiatan Open Table (OT) ini juga sebagai sarana registrasi bagi konsumen yang akan memakai produk Indihome. Konsumen bisa langsung

mendapatkan nomor registrasi tanpa harus mendaftarkan diri ke Plasa

Telkom.

PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk merupakan perusahaan

(5)

menyediakan jasa telepon tidak bergerak kabel (fixed wire line), jasa telepon tidak bergerak nirkabel (fixed wireless), jasa telepon bergerak (cellular), data & internet dan network & interkoneksi baik secara langsung maupun melalui perusahaan asosiasi.

PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk sebagai satu-satunya perusahaan

pertelekomunikasian negeri di Indonesia, dengan jumlah konsumen sebanyak

71,3jt pelanggan (Desember, 2014). PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk

berusaha memberikan inovasi dan pengembangan produk kepada konsumen,

salah satunya adalah dengan Indihome sebagai pengganti dari layanan

Internet Speedy. Indihome mulai dikenalkan kepada masyarakat dari tahun 2012 dimana pada tahun 2015 ini sudah memiliki konsumen sebanyak

350ribu pelanggan diseluruh Indonesia.

Adapun yang melatarbelakangi kegiatan Open Table (OT) dilihat dari jumlah tersebut jumlah konsumen produk Indihome masih sedikit dimana

masih banyak konsumen yang masih menggunakan produk lama yaitu

Speedy, maka dari itu PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk mengadakan kegiatan ini untuk lebih menarik minat konsumen lama (Pengguna Speedy) ataupun konsumen baru.

Konsumen bagi sebuah perusahaan adalah hal yang paling penting

untuk tetap berlangsungnya dari perusahaan itu sendiri. Perlu dilakukannya

inovasi, sesuatu yang baru yang tidak dimiliki oleh perusahaan lainnya.

Untuk mempertahankan konsumen, maka PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk

(6)

dengan menciptakan sebuah paket paket layanan komunikasi dan data seperti

telepon rumah (voice), internet (Internet on Fiber atau High Speed Internet), dan layanan televisi interaktif (Usee TV Cable, IP TV). Paket IndiHome juga dilengkapi dengan konten seperti layanan portal musik digital dan Home Automation. Dibutuhkan strategi komunikasi yang tepat sehingga tujuan dibuatnya inovasi terbaru tersebut bisa tercapai dengan baik. Strategi

komunikasi merupakan salah satu tugas dari Marketing Public Relations untuk membuat sebuah perencanaan komunikasi yang baik agar dapat

mencapai tujuan dari dibuatnya strategi komunikasi tersebut.

Agar komunikasi yang dilakukan dapat berjalan lancar, maka

diperlukan sebuah strategi yang matang untuk membentuk perencanaan dan

pelaksanaan yang harus dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk

dalam melakukan inovasi tersebut. Perencanaan mengembangkan sudut

pandang berjangka waktu panjang, karena perencanaan melihat semua

komponen secara menyeluruh, secara tidak langsung perencanaan

meminimalisir kegagalan. Perencanaan yang cermat dan teliti akan

menghasilkan tahapan kerja yang jelas terukur dan spesifik serta lengkap

dengan langkah-langkah alternatif, sehingga bila terjadi kegagalan bisa

diambil alternatif penyelesaian.

Dari permasalahan diatas maka penelti mengakat penelitian dengan

(7)

Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung”.

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Rumusan Masalah Makro

Bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi

Indonesia.Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

1.2.2 Rumusan Masalah Mikro

Berikut rumusan masalah mikro yang telah dirumuskan oleh

peneliti secara lebih spesifik :

1. Bagaimana Identifikasi Target Khalayak PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

2. Bagaimana Penetapan Tujuan dari PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

3. Bagaimana Penyusunan Pesan yang disampaikan PT.

(8)

Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

4. Bagaimana Pemilihan Media Yang Digunakan PT. Telekomunikasi

Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung?

5. Bagaimana Evaluasi PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi

Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan

Konsumen di Kota Bandung?

1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian

Adapun maksud dan tujuan penelitian yang telah dirumuskan oleh

peneliti mengenai Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk

Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome di Kalangan Konsumen di Kota

Bandung.

1.3.1 Maksud Penelitian

Maksud dari penelitian ini adalah untuk menganalisis dan

menjelaskan mengenai Bagaimana Strategi Komunikasi PT.

(9)

1.3.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah untuk

mengetahui jumlah keseluruhan dari rumusan masalah adalah sebagai

berikut :

1. Untuk mengetahui identifikasi Target Khalayak kegiatan PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

2. Untuk mengetahui Penetapan Tujuan dari kegiatan PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

3. Untuk mengetahui Penyusunan Pesan pada kegiatan PT.

Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

4. Untuk mengetahui Pemilihan Media Yang Digunakan pada

kegiatan PT. Telekomunikasi Indonesia,Tbk Divisi Regional III

site operation Kopo Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di

Kota Bandung.

5. Untuk mengetahui Evaluasi kegiatan PT. Telekomunikasi

(10)

Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk IndiHome di Kalangan Konsumen di Kota Bandung.

1.4 Kegunaan Penelitian

Secara teoritis penulis mengharapkan penelitian ini dapat memberikan

hasil yang bermanfaat, sejalan dengan tujuan penelitian di atas. Hasil dari

penelitian ini diharapkan dapat berguna baik secara teoritis maupun praktis

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Kegunaan teoritis dari penelitian ini sebagai pengembangan Ilmu

Komunikasi, dengan bahasan Hubungan Masyarakat khususnya konteks

Komunikasi Interpersonal tentang Strategi Komunikasi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

 Bagi Peneliti

Kegunaan penelitian bagi peneliti untuk mendapatkan pengalaman

dalam mengaplikasikan ilmu yang telah peneliti dapatkan selama

masa perkuliahan dan diharapkan berguna untuk meningkatkan

wawasan serta ilmu pengetahuan dan dapat melengkapi

kepustakaan mengenai strategi komunikasi.

 Universitas

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan literatur maupun

referensi bagi mahasiswa UNIKOM pada umumnya dan khususnya

mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi, yang melakukan

penelitian pada kajian yang serupa yang berkaitan dengan bidang

(11)

 PT. Telekomunikasi Indonesia

Kegunaan penelitian ini sebagai bahan masukan dan evaluasi bagi

PT. Telekomunikasi Indonesia dalam memperkenalkan produk

(12)

2.1 Tinjauan Pustaka

2.1.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu

Studi penelitian terdahulu sangat penting sebagai bahan acuan yang

membantu peneliti dalam merumuskan asumsi dasar. Tentunya studi

terdahulu tersebut harus yang relevan baik dari konteks penelitian maupun

metode penelitian yang digunakan.

Berdasarkan studi pustaka, berikut ini peneliti menemukan beberapa

referensi penelitian terdahulu yang berkaitan dengan penelitian yang sedang

dilakukan peneliti.

1. Skrispi Strategi Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota bekasi.

Penelitian Ibnu Mukhlisin, 41805043 dengan judul “Strategi

Komunikasi Badan Keluarga Berencana Pemerintah Kota Bekasi Dalam

Mensosialisasikan Program Keluarga Berencana di Kota Bekasi” dari

Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Komputer Indonesia 2010. Penelitian ini bertujuan untuk

mengetahui strategi komunikasi badan keluarga berencana pemerintah

(13)

Kota Bekasi. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif

kualitatif.

Hasil penelitian menunjukkan BKBPP Kota Bekasi memiliki

rencana yang telah disusun dengan melihat situasi dan kondisi

dilapangan, melalui pesan yang bersifat informatif dan persuasif dan

melakukan kegiatan pelayanan khusus dengan kerjasama dengan mitra

kerja untuk mencapai tujuan yaitu terwujudnya visi Badan Keluarga

Berencana Pemerintah Kota Bekasi melalui sosialisasi program KB

dengan penggunaan media massa untuk menyampaikan informasi tentang

program KB kepada sasaran yang dituju. Berdasarkan hasil pengolahan

data dan penyajian data maka dapat disimpulkan bahwa strategi

komunikasi BKBPP Kota Bekasi dalam sosialisasi program KB lebih

banyak menggunakan media massa dan pendekatan baik secara individu

maupun kelompok serta peningkatan kualitas pelayanan program KB

dengan penambahan petugas lapangan.

2. Skripsi Strategi Komunikasi Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia.

Penelitian Ardis Tri Wahyuni dengan judul “Strategi Komunikasi

Korporat dalam Meningkatkan Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia” dari Program Studi Ilmu Hubungan Masyarakat, Fakultas

Ilmu Komunikasi Universitas Padjajaran 2011. Penelitian ini bertujuan

(14)

Employee Engagement di PT Carrefour Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Untuk mengetahui proses penyusunan hingga pelaksanaan dari

strategi komunikasi PT Carrefour Indonesia dalam meningkatkan

employee engagement di perusahaannya. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa divisi komunikasi korporat PT Carrefour Indonesia

terutama internal komunikasi harus menunjukan citranya di dalam

perusahaan serta ditambah dengan banyaknya kesimpangsiuran informasi

dari manajemen kepada karyawan (associate). Konsep strategi dengan menambah saluran komunikasi internal dan juga strategi more listening dari pihak manajemen kepada karyawan menjadi hal yang akan

dilakukan dalam setiap kegiatan. Kesimpulan berdasarkan hasil

penelitian ini adalah strategi komunikasi korporat dilakukan melalui

sebuah proses hingga pada bentuk keputusan dari strategi dan mekanisme

program kerja serta evaluasi. Dengan melaksanakan strategi tersebut

diharapkan komunikasi internal di dalam perusahaan akan semakin solid

dan menciptakan kenyamanan kerja yang lebih baik.

3. Skripsi Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan (Studi Deskriptif Kualitatif Strategi Marketing Public Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan).

Penelitian Agung Rezkina Pramesti, L 100060041 dengan judul

“Strategi Marketing Public Relations Dalam Menjaga Loyalitas

(15)

Relations Telkomsel Dalam Menjaga Loyalitas Pelanggan)” dari Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Komunikasi dan Informatika

Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun 2012. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui bagaimana strategi marketing public relations Telkomsel untuk menjaga loyalitas pelanggan Telkomsel. Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif.

Hasil penelitian menemukan bahwa: 1. Strategi Marketing Public Relations Telkomsel untuk menjaga loyalitas pelanggannya yaitu menggunakan strategi Pull, Push, Pass. 2. Bentuk dan alat kegiatan marketing public relations Grapari Telkomsel: a. Iklan: Above The Line dan Below The Line. Events, yaitu melalui on air special events dan off air special events.c.community network 3.Loyalitas pelanggan Telkomsel 1) Melakukan bentuk dan kegiatan pemasaran yang berbeda dari

competitor, seperti strategi pemasaran berbasis komunitas. Menempatkan pertumbuhan pelanggan berbasis youth, woman, netizen. 2) Terus berinovasi sesuai dengan jaman untuk menarik hati pelanggan,

Telkomsel memberikan fitur layanan internetan yang cepat di banding

kompetitornya. 3) Sekarang masyarakat membutuhkan layanan

operator-operator yang ekonomis dan nyaman dalam berkomunikasi, Telkomsel

memberikan jaringan terluas dan sinyal yang kuat hingga ke pelosok

daerah meskipun dalam kondisi cuaca yang buruk 4) Mengeluarkan

layanan program yang sesuai dengan waktunya. Adanya

(16)

banyak orang yang menggunakan Telkomsel dan menjadi pelanggan

yang loyal.

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

(17)
(18)

kegiatannya. Penelitian ini meneliti tentang strategi komunikasi PT. Telekomunikasi Indonesia yang melakukan

pengenalan produk lama yang

berinovasi menjadi sebuah produk paket yang lebih lengkap untuk

(19)

2.1.2 Tinjauan Tentang Ilmu Komunikasi 2.1.2.1 Pengertian Ilmu Komunikasi

Komunikasi atau communication berasal dari bahasa Latin

communis” yang berarti 'sama'. “Communico”, “communicatio” atau “communicare” yang berarti membuat sama (make to common). Secara

sederhana komuniikasi dapat terjadi apabila ada kesamaan antara

penyampaian pesan dan orang yang menerima pesan. Oleh sebab itu,

komunikasi bergantung pada kemampuan kita untuk dapat memahami

satu dengan yang lainnya (communication depends on our ability to understand one another).

Dalam buku Jurnal Komunikasi dan Informasi menjelaskan

tentang komunikasi, yaitu:

“Komunikasi berasal dari bahasa latin “communicare” yang berarti “berbicara”, bermusyawarah, berpidato, bercakap-cakap dan berkonsultasi satu sama lain. Kata itu juga dekat dengan “communitas” (bahasa Latin) yang “tidak hanya berarti komuniti tapi juga persahabatan dan keadilan dalam pergaulan dan kehidupan antar manusia.” (Mulyana, 2005:2).

Komunikasi dalam tingkat akademi mungkin telah memiliki

departemen sendiri dimana komunikasi dibagi-bagi menjadi komunikasi

masa, komunikasi bagi pembawa acara, humas dan lainnya, namun

subyeknya akan tetap. Pekerjaan dalam komunikasi mencerminkan

(20)

2.1.2.2 Definisi Komunikasi Menurut Para Ahli

Berikut ini akan dijabarkan definisi ilmu komunikasi menurut

beberapa ahli :

Menurut Everett M. Rogers : “Komunikasi adalah proses di mana

suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan

maksud untuk mengubah tingkah laku mereka.” (Rogers dalam Mulyana,

2007:69)

Menurut Harorld D. Lasswell (1960)

“Komunikasi pada dasarnya merupakan suatu proses yang menjelaskan siapa, mengatakan apa, dengan saluran apa, kepada siapa? Dengan akibat apa atau hasil apa? (Who? Says what? In which channel? To whom? With what effect?).” (Lasswell dalam Mulyana, 2005:69)

Menurut Raymond S. Ross

“Komunikasi adalah suatu proses menyortir, memilih dan mengirimkan simbol-simbol sedemikian rupa sehingga membantu pendengar membangkitkan makna atau respons dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.” (Ross dalam Mulyana, 2005:62)

Menurut Carl I.Hovland : “Komunikasi adalah proses yang

memungkinkan seseorang (komunikator) menyampaikan rangsangan

untuk mengubah perilaku orang lain.” (Hovland dalam Mulyana,

2005:69)

Menurut Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss: ”Komunikasi adalah

proses makna diantara dua orang atau lebih.” (Moss & Tubs dalam

(21)

Dari beberapa definisi komunikasi menurut para ahli yang telah

dipaparkan sebelumnya, dapat diambil sebuah kesimpulan yang

menjelaskan apa itu komunikasi secara singkat yaitu komunikasi adalah

suatu proses penyampaian pesan yang dilakukan oleh dua orang atau

lebih yang dapat menimbulkan efek tertentu.

2.1.2.3 Model Komunikasi

Untuk lebih memahami fenomena komunikasi, maka digunakan

model-model komunikasi. Model adalah representasi suatu fenomena,

baik nyata maupun abstrak, dengan menonjolkan unsur-unsur terpenting

dari fenomena tersebut. Paradigma Lasswel yang mengatakan Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect? Mengilhami Phillip Kotler untuk membentuk suatu model proses komunikasi. Model

komunikasi yang ditampilkan oleh Phillip Kotler, berdasarkan paradigma

lasswel,yang dikutip Onong Uchjana Effendy, sebagai berikut.

Gambar 2.1

Model Proses Komunikasi

(22)

Dari model proses komunikasi di atas dapat diidentifikasi

unsur-unsur dari komunikasi sebagai berikut :

1. Sender : Komunikator menyampaikan pesan kepada

seseorang atau sejumlah orang.

2. Encoding : Penyandian yakni proses pengalihan pikiran ke

dalam bentuk lambang.

3. Message : Pesan, merupakan seperangkat lambang bermakna

yang disampaikan oleh komunikator.

4. Media : Saluran komunikasi tempat berlalunya pesan dari

komunikator ke komunikan.

5. Decoding : Proses dimana komunikan menetapkan makna

lambing yang disampaikan.

6. Receiver : Komunikan yang menerima pesan dari

komunikator.

7. Response : Tanggapan, seperangkat reaksi pada komunikan

setelah diterpa pesan

8. Feedback : umpan balilk, tanggapan komunikan apabila

pesan tersampaikan atau disampaikan kepada komunikator

9. Noise : gangguan tak terencana yang terjadi dalam proses

komunikasi sebagai akibat diterimanya pesan lain oleh

komunikan yang berbeda pesan yang diberikan oleh

(23)

2.1.2.4 Fungsi Komunikasi

Fungsi komunikasi menurut Harol D. Lasswell adalah sebagai

berikut :

The surveillance of the environment, fungsi komunikasi adalah untuk mengumpulkan dan menyebarkan informasi mengenai kejadian

dalam suatu lingkungan

The correlation of correlation of the parts of society in responding to the environment, dalam hal ini fungsi komunikasi mencakup interpretasi terhadap informasi mengenai lingkungan (disini

dapat diidentifikasi sebagai tajuk rencana atau propaganda).

The transmission of the social heritage from one generation to the next, dalam hal ini transmission of culture difokuskan kepada kegiatan mengkomunikasikan informasi, nilai-nilai, dan norma sosial dari suatu

generasi ke generasi lain.

Menurut Onong Uchjana Effendi dalam buku Dimensi-dimensi

Komunikasi mempunyai pendapat sebagai berikut:

1. Memberikan informasi (Public Information) kepada masyarakat. 2. Mendidik masyarakat (Publik Education).

(24)

William I. Gorden dalam buku Deddy Mulyana (Mulyana,

2005:5-30) mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi empat, yaitu:

1. Sebagai komunikasi sosial

Fungsi komunikasi sebagai komunikasi sosial setidaknya

mengisyaratkan bahwa komunikasi itu penting untuk membangun

konsep diri kita, aktualisasi diri, untuk kelangsungan hidup, untuk

memperoleh kebahagiaan, terhindar dari tekanan dan ketegangan,

antara lain lewat komunikasi yang bersifat menghibur, dan memupuk

hubungan hubungan orang lain. Melalui komunikasi kita bekerja sama

dengan anggota masyarakat untuk mencapai tujuan bersama.

2. Sebagai komunikasi ekspresif

Komunikasi berfungsi untuk menyampaikan perasaan-perasaan

(emosi) kita. Perasaan-perasaan tersebut terutama dikomunikasikan

melalui pesan-pesan nonverbal. Perasaan sayang, peduli, rindu,

simpati, gembira, sedih, takut, prihatin, marah dan benci dapat

disampaikan lewat kata-kata, namun bisa disampaikan secara lebih

ekpresif lewat perilaku nonverbal. Seorang ibu menunjukkan kasih

sayangnya dengan membelai kepala anaknya. Orang dapat

menyalurkan kemarahannya dengan mengumpat, mengepalkan tangan

seraya melototkan matanya, mahasiswa memprotes kebijakan

penguasa negara atau penguasa kampus dengan melakukan

(25)

3. Sebagai komunikasi ritual

Suatu komunitas sering melakukan upacara-upacara berlainan

sepanjang tahun dan sepanjang hidup, yang disebut para antropolog

sebaga rites of passage, mulai dari upacara kelahiran, sunatan, ulang

tahun, pertunangan, siraman, pernikahan, dan lain-lain. Dalam

acara-acara itu orang mengucapkan kata-kata atau perilaku-perilaku tertentu

yang bersifat simbolik. Ritus-ritus lain seperti berdoa (salat,

sembahyang, misa), membaca kitab suci, naik haji, upacara bendera

(termasuk menyanyikan lagu kebangsaan), upacara wisuda, perayaan

lebaran (Idul Fitri) atau Natal, juga adalah komunikasi ritual. Mereka

yang berpartisipasi dalam bentuk komunikasi ritual tersebut

menegaskan kembali komitmen mereka kepada tradisi keluarga, suku,

bangsa. Negara, ideologi, atau agama mereka.

4. Sebagai komunikasi instrumental

Komunikasi instrumental mempunyai beberapa tujuan umum, yaitu:

menginformasikan, mengajak, mendorong, mengubah sikap,

menggerakkan tindakan, dan juga menghibur.

Sebagai instrumen, komunikasi tidak saja kita gunakan untuk

menciptakan dan membangun hubungan, namun juga untuk

menghancurkan hubungan tersebut. Studi komunika membuat kita

peka terhadap berbagai strategi yang dapat kita gunakan dalam

komunikasi kita untuk bekerja lebih baik dengan orang lain demi

(26)

mencapai tujuan-tujuan pribadi dan pekerjaan, baik tujuan jangka

pendek ataupun tujuan jangka panjang. Tujuan jangka pendek

misalnya untuk memperoleh pujian, menumbuhkan kesan yang baik,

memperoleh simpati, empati, keuntungan material, ekonomi, dan

politik, yang antara lain dapat diraih dengan pengelolaan kesan

(impression management), yakni taktik-taktik verbal dan nonverbal,

seperti berbicara sopan, mengobral janji, mengenakankan pakaian

necis, dan sebagainya yang pada dasarnya untuk menunjukkan kepada

orang lain siapa diri kita seperti yang kita inginkan. (Mulyana,

2005:5-30)

Sementara itu, tujuan jangka panjang dapat diraih lewat keahlian

komunikasi, misalnya keahlian berpidato, berunding, berbahasa asing

ataupun keahlian menulis. Kedua tujuan itu (jangka pendek dan panjang)

tentu saja saling berkaitan dalam arti bahwa pengelolaan kesan itu secara

kumulatif dapat digunakan untuk mencapai tujuan jangka panjang berupa

keberhasilan dalam karier, misalnya untuk memperoleh jabatan,

kekuasaan, penghormatan sosial, dan kekayaan.

2.1.2.5 Tujuan Komunikasi

Selanjutnya tujuan dari komunikasi adalah seperti yang

dikemukakan oleh Dan B. Curtis dalam buku Komunikasi Bisnis

Profesional sebagai berikut :

1. Memberikan informasi, kepada para klien, kolega, bawahan dan

(27)

2. Menolong orang lain, memberikan nasihat kepada orang lain, ataupun

berusaha memotivasi orang lain dalam mencapai tujuan.

3. Mengevaluasi perilaku secara efektif, yaitu suatu penilaian untuk

mengetahui hal-hal yang akan mereka lakukan setelah menerima

massege. (Curtis, 1992 : 9)

Sementara itu menurut Onong Uchjana Effendy dalam buku

Dimensi – dimensi Komunikasi tujuan komunikasi adalah sebagai

berikut :

A. Perubahan Sosial dan Partisipasi Sosial.

B. Perubahan Sikap.

C. Perubahan Pendapat.

D. Perubahan Perilaku. (Effendy, 2003)

2.1.2.6 Proses Komunikasi

Proses komunikasi adalah bagaimana komunikator

menyampaikan pesan kepada komunikannya, sehingga dapat

menciptakan suatu persamaan makna antara komunikan dengan

komunikatornya. Proses komunikasi ini bertujuan untuk menciptakan

komunikasi yang efektif (sesuai dengan tujuan komunikasi pada

umumnya).

Tahapan proses komunikasi adalah sebagai berikut :

1. Penginterprestasian, hal yang diinterpretasikan adalah motif

komunikasi, terjadi dalam diri komunikator. Artinya, proses

(28)

hingga akal budi komunikator berhasil menginterpretasikan apa yang

ia pikir dan rasakan ke dalam pesan (masih abstrak).

2. Penyandian. Pada tahap ini masih ada dalam komunikator dari pesan

yang bersifat abstrak berhasil diwujudkan oleh akal budi manusia ke

dalam lambang komunikasi.

3. Pengiriman. Proses ini terjadi ketika komunikator melakukan

tindakan komunikasi, mengirim lambang komunikasi dengan

peralatan jasmaniah yang disebut transmitter, alat pengirim pesan.

4. Perjalanan. Pada tahapan ini terjadi antara komunikator dan

komunikan, sejak pesan dikirim hingga pesan diterima oleh

komunikan.

5. Penerimaan. Pada tahapan ini ditandai dengan diterimanya lambang

komunikasi melalui peralatan jasmaniah komunikan.

6. Penyandian Balik. Pada tahap ini terjadi pada diri komunikan sejak

lambang komunikasi diterima melalui peralatan yang berfungsi

sebagai receiver hingga akal budinya berhasil menguraikannya

(decoding).

7. Penginterpretasian. Pada tahap ini terjadi pada komunikan, sejak

(29)

2.1.3 Tinjauan Tentang Komunikasi Interpersonal 2.1.3.1 Pengetian Komunikasi Interpesonal

Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antar orang-orang

secara tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap

reaksi orang lain secara langsung, baik verbal ataupun non verbal.

Bentuk khusus dari komunikasi antarpribadi adalah komunikasi diadik

(dyadic communication)yang melibatkan hanya dua orang, seperti

suami-istri, dua sejawat, dua sahabat dekat, guru-murid dan

sebagainya.(Mulyana, 2010:81).

Sedangkan menurut Miller dan Steinberg yang dikutip oleh

Muhamad Budyatama, dalam bukunya Teori Komunikasi Antarpribadi,

bahwa komunikasi antarpribadi terdapat tiga tingkatan analilis yaitu,

kultural, sosiologi, dan psikologis.

 Analilis Tingkat Kultural

Kultural merupakan keseluruhan kerangka kerja komunikasi:

Kata-kata, tindakan-tindakan, postur, gerak-isyarat, nada suara, ekspresi

wajah, pengguna waktu, ruang dan materi, dan cara ia bekerja,

bermain, bercinta, dan mempertahankan diri. kesemuanya itu dan

lebihnya merupakan system-sistem komunikasi yang lengkap dengan

makna-makna yang hanya dpata dibaca secara tepat apabila seseorang

(30)

 Analisis Tingkat Sosiologis

Prediksi komunikator tentang reaksi penerima atau receiver terhadap

pesan-pesan yang disampaikan didasarkan kepada keanggotaan

penerima dalam kelompok social tertentu, maka komunikator

melakukan prediksi pada tingkat sosiologi. Prediksi mengenai reaksi

pihak lain atau penerima terhadap perilaku komunikasi kita didasarkan

pada analilis dari pengalaman-pengalaman belajar individual yang

unik, maka prediksi analilis pada tingkat psikologis. (Miller &

Steinberg dalam Budyatama, 2011:4)

2.1.3.2 Fungsi Komunikasi Interpersonal

Menurut definisinya, fungsi adalah sebagai tujuan di mana

komunikasi digunakan untuk mencapai tujuan tersebut. Fungsi

komunikasi ialah mengendalikan lingkungan guna memperoleh

imbalan-imbalan tertentu berupa fisik, ekonomi, dan sosial. Sebagaimana yang

telah dikemukakan bahwa komunikasi insan atau human communication

baik non-pribadi ataupun yang antarpribadi semuanya mengenai

pengendalian lingkungan guna mendapatkan imbalan seperti dalam

(31)

2.1.3.3Tujuan Komunikasi Interpersonal

Komunikasi antar pribadi dapat digunakan untuk berbagai

tujuan. Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam tujuan

komunikasi antarpribadi yaitu komunikasi ini memberikan

kesempatan bagi kita untuk memperbincangkan diri sendiri. Dengan

memperbincangkan diri kita sendiri pada orang lain, kita akan

mendapatkan perspektif baru tentang diri kita sendiri dan memahami

lebih mendalam tentang sikap dan perilaku kita.

 Mengenal diri sendiri dan orang lain

Nasihat seorang filsuf terkenal Socrates yaitu : cogito ergosum yang

memiliki arti kurang lebih ”kenalilah dirimu”. Salah satu cara

untuk mengenal diri kita sendiri adalah melalui komunikasi antar

pribadi.

 Mengetahui dunia luar

Komunikasi antar pribadi memungkinkan kita untuk memahami

lingkungan kita secara baik yakni tentang objek dan kejadian

kejadian orang lain.

 Menciptakan dan memelihara hubungan menjadi bermakna

Manusia diciptakan sebagai makhluk individu sekaligus makhluk

sosial. Sehingga dalam kehidupan sehari-hari, orang ingin

(32)

 Mengubah sikap dan perilaku

Dengan komunikasi interpersonal sering kita berupaya mengubah

sikap dan perilaku orang lain.

 Bermain dan mencari hiburan

Bermain mencakup semua kegiatan untuk memperoleh kesenangan.

 Membantu

Psikiater, psikolog klinik dan ahli terapi adalah contoh profesi

yang mempunyai fungsi menolong orang lain.

2.1.4 Tinjauan Tentang Strategi Komunikasi 2.1.4.1 Definisi Strategi

Strategi sering digunakan oleh organisasi-organisasi dalam

mencapai tujuannya. Biasanya istilah stategi sering dipergunakan dalam

perang guna memenangkan pertempuran dengan lawannya, namun kali

ini strategi juga digunakan oleh perusahaan-perusahaan dalam

memasarkan poduknya. Adapun pengertian strategi sendiri ada beberapa

tokoh yang mengemukakan pendapatnya, salah satu diantaranya adalah:

Menurut Boyd dalam buku Manajemen Perusahaan: Suatu

Pendekatan Strategis dengan Orientasi Global mengemukakan bahwa,

strategi (strategy) adalah pola fundamental dari tujuan sekarang dan yang direncanakan, pengarahan sumber daya, interaksi dari organisasi dengan

(33)

2.1.4.2 Definisi Strategi Komunikasi

Strategi adalah rencana yang cermat mengenai kegiatan untuk

mencapai sasaran khusus. Strategi dibutuhkan untuk mengatur suatu

kegiatan berdasarkan arah yang telah ditentukan agar dapat mencapai

sasaran atau tujuan dengan cara yang baik dan benar.

Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku

Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi”

menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton dalam Cangara, 2013).

Strategi komunikasi merupakan suatu proses kegiatan yang

berjalan secara terus-menerus dalam kegiatan komunikasi. Strategi

komunikasi menjadi sebuah alat untuk menentukan arah dari bentuk

komunikasi yang dilakukan,karenaberhasil tidaknya kegiatan komunikasi

secara efektif tidak dapat dipungkiri banyak ditentukan oleh strategi

komunikasi.

Strategi komunikasi tidak lepas dari proses perencanaan atau

langkah yang menggunakan pesan dan media. Pesan adalah suatu gagasan

atau ide yang telah dituangkan ke dalam lambang untuk disebarkan atau

diteruskan oleh komunikator kepada komunikan. Pesan adalah setiap

pemberitahuan, kata, atau komunikasi baik lisan maupun tulisan yang

(34)

setiap proses komunikasi yang terjalin. Secara umum, jenis pesan terbagi

menjadi dua, yakni pesan verbal dan non-verbal.

Pesan verbal adalah jenis pesan yang penyampaiannya

menggunakan kata-kata, dan dapat dipahami isinya oleh penerima

berdasarkan apa yang didengarnya. Sedangkan, pesan non-verbal adalah

jenis pesan yang penyampaiannya tidak menggunakan kata-kata secara

langsung, dan dapat dipahami isinya oleh penerima berdasarkan

gerak-gerik, tingkah laku, mimik wajah, atau ekspresi muka pengirim pesan.

Pada pesan non-verbal mengandalkan indera penglihatan sebagai

penangkap stimuli yang timbul.

Media adalah alat yang digunakan untuk mengantarkan atau

menyalurkan pesan kepada komunikan untuk mencapai sasaran

komunikasi. Dalam penggunaan media tergantung dari tujuan yang akan

dicapai, pesan yang akan disampaikan dan khalayak yang akan dituju.

Media adalah alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator

kepada komunikan. Media sendiri ada dua jenis yang pertama adalah

media cetak yang terdiri dari koran, majalah, spanduk, pamflet,dan

lain-lain. Media elektronik yang terdiri dari radio, internet, dan televisi.

Masing-masing media memiliki kelemahan dan kelebihan masing-masing

yang juga dapat menjadi karakteristik khusus dari media tersebut. Perlu

diketahui bahwa arah sasaran komunikasi berorientasi pada efek yang

positif atau efektivitas, untuk itu dalam mencapai efektifitas komunikasi

(35)

Dengan demikian strategi komunikasi adalah keseluruhan

perencanaan, taktik, cara yang akan dipergunakan untuk melancarkan

komunikasi dengan memperhatikan keseluruhan aspek yang ada pada

proses komunikasi untuk mencapai tujuan yang dinginkan. Apabila

strategi komunikasi tersebut berhasil dilakukan dan tujuan yang dicapai

maka komunikasi yang terjadi sudah efektif karena terjadi saling

pengertian antara komunikator dan komunikan dimana apa yang

diharapkan dan diinginkan oleh komunikator dapat mengubah sikap

komunikannya.

2.1.5 Tinjauan Tentang Marketing Public Relations 2.1.5.1Sejarah Marketing Public Relations

Berawal dari pertentangan, Public Relations itu fungsi tersendiri dalam organisasi, Public Relations merupakan bagian dari pemasaran. Akan tetapi dibanding berkonflik lebih baik kita menemukan solusi. Dan

pemasaran dalam hal ini mendominasi, menurunkan teori, serta

menggenggam Marketing Public Relations. Dimulai dari konsep pemasaran, turun kepada bauran pemasaran yang telah begitu menggema

produk, harga, distribusi, dan promosi. Promosi pun demikian mempunyai

(36)

Relations dimana berlangsung percampuran konsep Public Relations dengan pemasaran.

Pada awalnya kegiatan pemasaran dan Public Relations merupakan bagian yang terpisah. Satu perbedaan utama adalah pemasaran berorientasi

pada hasil akhir berupa pencapaian tujuan-tujuan pemasaran yang salah

satunya adalah penjualan, sedangkan Public Relations adalah kegiatan menyiapkan dan menyebarkan informasi dengan tujuan mendidik dan

menanamkan pemahaman yang baik pada publik sasaran. Namun

perbedaan tersebut sudah mulai hilang karena perusahaan membentuk

Public Relations yang lebih berorientasi kepada pasar dan perusahaan membentuk kelompok Public Relations yang berorientasi pemasaran untuk secara langsung mendukung promosi dan citra perusahaan. Sinergi antara

pemasaran dan Public Relations ini kemudian dinamakan sebagai Marketing Public Relations.

Hal tersebut, telah diteliti sendiri Marketing Public Relations berpengaruh terhadap citra perusahaan, citra perusahaan berpengaruh

terhadap keputusan pembelian. Namun, secara langsung Marketing Public Relations tidak berpengaruh terhadap keputusan pembelian. Singkatnya, Marketing Public Relations tidak begitu serta merta mendorong keputusan pembelian melainkan meski secara tidak langsung melalui citra

perusahaan. Tidak sekedar berguna meningkatkan volume penjualan,

(37)

2.1.5.2Peran Marketing Public Relations

Marketing Public Relations (MPR) sebagai suatu proses perencanaan, pelaksanaan dan pengevaluasian program-program yang

memungkinkan terjadinya pembelian dan pemuasan konsumen melalui

komunikasi yang baik mengenai impresi dari perusahaan dan

produk-produknya sesuai dengan kebutuhan, keinginan, perhatian dan kesan dari

konsumen. Keberadaan MPR di perusahaan dianggap efektif, hal ini

dikarenakan :

1. MPR dianggap mampu dalam membangun brand awareness (kesadaran akan merek) dan brand knowledge (pengetahuan akan merek).

2. MPR dianggap potensial untuk membangun efektivitas pada area

”increasing category usage” dan “increasing brand sales”.

3. Dengan adanya MPR dalam beberapa hal dianggap lebih hemat biaya

bila dibandingkan dengan perusahaan memasukkan produknya

melalui iklan. Lebih cost-effective dari biaya media yang semakin meningkat.

Peranan Marketing Public Relations dalam upaya mencapai tujuan utama organisasi menurut Rosady Ruslan :

1. Menumbuhkembangkan kesadaran konsumennya terhadap produk

yang tengah diluncurkan itu.

2. Membangun kepercayaan konsumen terhadap citra perusahaan atau

(38)

3. Mendorong antusiasme (sales force) melalui suatu artikel sponsor (advertorial) tentang kegunaan dan manfaat suatu produk.

4. Menekan biaya promosi iklan komersial, baik di media elektronik

maupun media cetak dan sebagainya demi tercapainya efisiensi biaya.

5. Komitmen untuk meningkatkan pelayanan-pelayanan kepada

konsumen, termasuk upaya mengatasi keluhan-keluhan (complain handling) dan lain sebagainya demi tercapainya kepuasan pihak pelanggannya.

6. Membantu mengkampanyekan peluncuran produk-produk baru dan

sekaligus merencanakan perubahan posisi produk yang lama

7. Mengkomunikasikan terus menerus melalui media Public Relations (House PR Journal) tentang aktivitas dan program kerja yang berkaitan dengan kepedulian sosial dan lingkungan hidup agar

tercapainya publikasi yang positif di mata masyarakat / publik.

8. Membina dan mempertahankan citra perusahaan atau produk barang

dan jasa, baik dari segi kuantitas maupun kualitas pelayanan yang

diberikan kepada konsumennya

9. Berupaya secara proaktif dalam menghadapi suatu kejadian negatif

yang mungkin akan muncul di masa mendatang . (Ruslan : 2008)

2.1.5.3Tujuan Marketing Public Relations

Marketing Public Relations mempunyai tujuan sebagai berikut :

1. Menumbuhkembangkan citra perusahaan positif publik eksternal atau

(39)

2. Mendorong tercapainya saling pengertian antara publik sasaran

dengan perusahaan.

3. Mengembangkan sinergi fungsi pemasaran dengan Public Relations. 4. Efektif dalam membangun pengenalan merek dan pengetahuan merek.

5. Mendukung bauran pemasaran keberadaan Marketing Public Relations yang dilandasi tujuan telah dikemukakan semakin penting dengan berperannya beberapa faktor, yaitu :

a. Pecahnya pasar yang bersifat masal

b. Peledakan informasi dan teknologi

c. Peningkatan persaingan

d. Jaringan periklanan semakin kurang kuat

e. Peningkatan biaya iklan

f. Penekanan biaya promosi

g. Ketahanan iklan berkurang

2.1.6 Tinjauan Tentang Promosi

Menurut Michael Ray yang dikutip oleh Morissan mendefinisikan

promosi sebagai:

“The coordination of all seller-iniated efforts to setup channels of information and persuasion to sell goods and services or promote an idea”. “Koordinasi dari seluruh upaya yang dimulai pihak penjual untuk membangun berbagai saluran informasi dan persuasi untuk menjual barang dan jasa atau memperkenalkan suatu gagasan”. (Morissan, 2010:16)

Promosi merupakan elemen atau bagian dari pemasaran yang

digunakan perusahaan untuk berkomunikasi dengan konsumenya. Promosi

(40)

pemasaran yang menggunakan istilah promosi mengacu pada promosi

penjualan yaitu “kegiatan pemasaran yang memberikan nilai tambah atau

insentif kepada tenaga penjualan, distributor, atau konsumen yang diharapkan

dapat meningkatkan penjualan” (Morrissan,2010:25).

Promosi bertujuan untuk membangun citra merek dan pengenalan

produk baru yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan. Sedangkan tujuan dari

promosi penjualan dapat disebutkan sebagai berikut:

 Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.

 Mengkomunikasikan produk baru.

 Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal

secara luas.

 Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas

produk.

 Mengajak konsumen untuk mendatangi toko tempat penjualan

produk

 Memotivasi konsumen agar membeli suatu produk.

Instrumen dasar yang digunakan untuk mencapai tujuan komunikasi

perusahaan disebut dengan bauran promosi atau promotional mix, yang terdiri dari empat elemen yaitu periklanan, personal selling, promosi penjualan dan

hubungan masyarakat (Machfoedz, 2010 : 2).

2.1.7 Tinjauan Tentang Konsumen

Konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa yang

(41)

lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk dipedagangkan. Konsumen

dapat dikelompokan yakni konsumen antara dan konsumen akhir. Konsumen

antara adalah distributor, agen, dan pengecer. Mereka membeli barang bukan

untuk dipakai, melainkan untuk diperdagangkan. Sedangkan pengguna

barang adalah konsumen akhir, yang dimaksud konsumen akhir adalah

konsumen akhir memperoleh barang atau jasa bukan untuk dijual kembali,

melainkan untuk digunakan, baik bagi kepentingan dirinya sendiri, keluarga,

(42)

2.2 Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran merupakan alur pikir peneliti yang dijadikan

sebagai skema pemikiran yang melatarbelakangi penelitian ini. Dalam

kerangka pemikiran ini, peneliti akan mencoba menjelaskan pokok masalah

penelitian. Penjelasan yang disusun akan menggabungkan antara teori dengan

masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Penelitian ini didasari pula pada

kerangka pemikiran secara teoritis maupun praktis.

Kerangka pemikiran merupakan pemetaan (mind maping) yang dibuat dalam penelitian untuk menggambarkan alur pikir peneliti. Tentunya

kerangka pemikiran memiliki esensi tentang pemaparan hukum atau teori

yang relevan dengan masalah yang diteliti dan berdasarkan teknik pengutipan

yang benar. Dengan kerangka pemikiran, memberikan dasar pemikiran bagi

peneliti untuk diangkatnya sub fokus penelitian, serta adanya landasan teori

sebagai penguat peneliti.

Seorang pakar perencaanaan komunikasi Middleton dalam buku

Hafied Cangara yang berjudul “Perencanaan & Strategi Komunikasi”

menyatakan bahwa :

“Strategi komunikasi adalah kombinasi yang terbaik dari semua elemen komunikasi mulai dari komunikator, pesan, saluran (media), penerima pesan sampai dengan pengaruh (efek) yang di rancang untuk mencapai tujuan komunikasi yang optimal”. (Middleton, Cangara, 2013)

Pemilihan strategi merupakan langkah krusial yang memerlukan

penanganan secara hati-hati dalam perencanaan komunikasi, sebab jika

(43)

fatal, terutama kerugian dari segi waktu, materi dan tenaga. Menetapkan

tujuan harus dimulai dengan apa yang ingin dicapai, penetapan tujuan

akan menentukan isi pesan yang akan disampaikan, selanjutnya bagaimana

menyampaikan dan dimana disampaikan akan menentukan saluran atau

media yang akan dipilih.

Terdapat beberapa model yang menjelaskan mengenai perencanaan

dan strategi komunikasi. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

model perencanaan komunikasi Alur Tanda “?” menurut Hafied Cangara

sebagai teori digunakan dalam penelitian ini. Model perencanaan

komunikasi alur tanda “?” terdiri dari beberapa langkah diantaranya,

yakni:

1.Identifikasi Target Khalayak

Dalam langkah ini, perencanan komunikasi mengidentifikasikan atau

membuat segmentasi khalayak sasaran yang mereka tuju. Segmentasi

ini dibuat untuk dapat mengenal khalayak sasaran agar komunikasi

yang dilakukan lebih mudah dan efektif.

2.Penetapan Tujuan

Tujuan dari dibuatnya rencana komunikasi harus dibuat dengan

sejelas-jelasnya. Penetapan tujuan yang jelas akan mempermudah

langkah-langkah perencanaan komunikasi yang berikutnya. Perubahan

yang dikehendaki setelah pelaksanaan perencanaan komunikasi yang

(44)

3.Penyusunan Pesan

Tahap ini merupakan tahap yang penting. Pemilihan dan penyusunan

pesan yang tepat akan membuat komunikasi lebih efektif dan

selanjutnya berimbas pada hasil yang dikehendaki dari pelaksanaan

perencanaan komunikasi tersebut lebih mudah untuk dicapai.

Pemilihan dan penyusunan pesan harus disesuaikan dengan khalayak

sasaran yang telah ditetapkan.

Pesan yang dimaksud dalam proses komunikasi adalah sesuatu yang

disampaikan pengirim kepada penerima. Pesan dapat disampaikan

dengan cara tatap muka atau media komunikasi. Isinya bisa berupa

ilmu pengetahuan, hiburan, informasi, nasihat atau propaganda.

Pesan pada dasarnya bersifat abstrak. Untuk membuatnya konkret

agar dapat dikirim dan diterima oleh komunikan, manusia dengan akal

budinya menciptakan sejumlah lambang komunikasi berupa suara,

mimik, gerak – gerik, bahas lisan, dan bahasa tulisan.

4.Pemilihan Media

Media berpengaruh pada keberhasilan pelaksanaan perencanaan

komunikasi yang dilakukan. Media yang dipilih haruslah media yang

sesuai dengan khalayak sasaran dan yang banyak digunakan oleh

khalayak sasaran tersebut.

5.Evaluasi

Perencanaan komunikasi yang telah dilaksanakan perlu dibuat

(45)

dicapai selama rencana tersebut dilaksanakan, bagaimana perubahan

dari khalayak sasaran, kekurangan dalam pelaksanaan, dan lain-lain.

Peneliti memilih model perencanaan komunikasi alur tanda “?” ini

dikarenakan model perencanaan komunikasi alur tanda “?” ini dirasa sesuai

untuk menjelaskan bagaimana Strategi Komunikasi PT. Telekomunikasi

Divre III Site Operation Kopo Indonesia Melalui Kegiatan Open Table (OT) Dalam Memperkenalkan Produk Indihome Di Kalangan Konsumennya.

Strategi komunikasi adalah Perencanaan komunikasi dengan

Manajemen komunikasi seperti halnya dengan strategi komunikasi yang

dilakukan oleh PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk Divre III site operation Kopo dalam memperkenalkan produk IndiHome melalui kegiatan Open Table (OT) bahwa jika melakukan strategi komunikasi tentunya dibutuhkan :

1. Identifikasi Target Khalayak

Sebelum melakukan strategi pihak PT. Telekomunikasi

Indonesia.Tbk Divre III site operation Kopo diperlukan pemahaman siapa sasaran yang akan dituju dengan melakukan

identifikasi sasaran khlayak. Identifikasi target khalayak atau biasa

disebut dengan pemetaan pemangku kepentingan (stakeholders mapping). Disini pemetaan dilakukan untuk mengetahui apakah khalayak yang menjadi target sasaran bentuknya perorangan atau

perkelompok. Sudah tentu ini bergantung pada tujuan strategi

(46)

(informatif) atau agar komunikan melakukan tindakan tertentu

(persuasif).

2. Penetapan Tujuan

Setelah adanya gambaran mengenai siapa sasaran khalayak, tahap

selanjutnya adalah PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site opeartion Kopo menetapkan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan tersebut harus jelas, dan perubahan harus dikehendaki bisa terbaca,

untuk itu diperlukan komitmen yang tinggi untuk mendorong ke

arah tujuan yang ingin dicapai.

3. Penyusunan Pesan

Pesan PT. Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo melakukan kegiatan strategi komunikasi baik lisan maupun

tulisan yang dikirimkan dari satu orang ke orang lainnya. Pesan

dapat menjadi inti dari setiap proses komunikasi yang terjalin.

Dengan memahami tipe khalayak dan tujuan yang ingin dicapai

dari kegiatan tersebut. Maka perencanaan komunikasi harus

mampu memilah pesan apa yang sesuai dengan pengetahuan,

kebutuhan, dan pengalaman khalayak yang menjadi target sasaran.

Setiap khalayak memiliki keragaman yang berbeda satu sama

lainnya. Untuk itu diperlukan kunci-kunci pesan yang cocok

(47)

4. Pemilihan Media

Penggunaan media saluran oleh pihak PT. Telekomunikasi

Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo melalui kegitan Open Table (OT) sebagai alat bantu untuk menyampaikan pesan dari komunikator kepada komunikan. Memilih media yang tepat

terlebih dahulu harus mengetahui infomasi lapangan yang telah

dipetakan, yakni apakah khalayak yang menjadi target sasaran

rata-rata mengetahui dan memiliki media yang digunakan dalam

kegiatan tersebut.

5. Evaluasi

Evaluasi kegiatan dalam pelaksanaan strategi komunikasi PT.

Telekomunikasi Indonesia.Tbk divre III site operation Kopo merupakan bagian dari manajemen secara umum. Manajemen

harus mampu memahami arah organisasi yang inginkan sebelum

mulai melangkah ke arah tersebut. Pada tahap ini, program

komunikasi yang dijalankan perlu evaluasi untuk mengetahui

sejauh mana keberhasilan yang diperoleh. Apakah khalayak sudah

menerima dan mengerti isi pesan yang disampaikan, dan apakah

ada perubahan perilaku dan sikap yang ada pada khalayak sesuai

dengan tujuan program.

Kegiatan strategi komunikasi merupakan kegiatan komunikasi yang

(48)

Kopo dalam proses kegiatan, penyebaran pesan melalui media yang

digunakan serta sasaran khalayak dalam kegiatan tersebut.

Peneliti dapat menggambarkan dari definisi strategi komunikasi

sebagai fokus penelitian ini, yang mencankup dalam kajian peneliti ini

(49)

Gambar 2.2

Kerangka Pemikiran Peneliti

Sumber : Peneliti, 2016

Marketing Public Reliations PT. Telekomunikasi Indonesia divre III site

operation Kopo

Strategi komunikasi Kegiatan Open Table (OT)

Sasaran

Khalayak Tujuan Media Evaluasi

Memperkenalkan Produk Indihome

(Mengetahui, Menggunakan Produk IndiHome)

(50)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Desain Penelitian

Pada desain penelitian ini, peneliti melakukan suatu penelitian dengan

pendekatan secara Kualitatifdimana untuk mengetahui dan mengamati segala

hal yang menjadi ciri sesuatu hal.

Menurut David Williams dalam buku Lexy Moleong menyatakan:

“Bahwa penelitian kualitatif adalah pengumpulan data pada suatu latar

alamiah, dengan menggunakan metode alamiah, dan dilakukan oleh orang

atau peneliti yang tertarik secara alamiah” (Williams dalam Moleong,

2007:5).

Menurut penulis pada buku kualitatif lainnya, seperti yang

diungkapkan oleh Denzin dan Lincoln dalam buku Lexy Moleong,

menyatakan: “Bahwa penelitian kualitatif adalah penlitian yang menggunakan

latar alamiah, dengan maksud menafsirkan fenomena yang terjadi dan

dilakukan dengan jalan melibatkan berbagai metode yang ada” (Denzin &

Lincoln dalam Moleong, 2007:5)

Pengertian kualitatif lainnya, seperti yang diungkapkan oleh Denzin

dan Lincoln dalam Moleong, menyatakan:

(51)

kualitatif adalah berbagai macam metode penelitian. Dalam penelitian kualitatif metode yang biasanya dimanfaatkan adalah wawancara, pengamatan, dan pemanfaatan dokumen. (Denzin & Lincoln, Moleong dalam 2007:5)

Riset kualitatif bertujuan untuk menjelaskan fenomena dengan

sedalam- dalamnya melalui pengumpulan data sebanyak-banyaknya. Riset ini

tidak mengutamakan besarnya populasi. Jika data yang terkumpul sudah

mendalam dan bisa menjelaskan fenomena yang diteliti, maka tidak perlu

mencari sampling lainnya. Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti

dalam melaksanakan penelitian ini yaitu metode penelitian deskriptif. Metode

deskriptif menurut penjelasan Elvinaro dalam buku Metode Penelitian Public Relations :

“Metode deskriptif adalah metode yang menitik beratkan pada observasi suasana alamiah (natural setting). Peneliti terjun langsung ke lapangan bertindak sebagai pengamat dan membuat obsrevasi tanpa berusaha memanipulasi variabel”. (Elvinaro, 2010:60).

Metode penelitian deskriptif ini dilakukan untuk menggambarkan

proses atau peristiwa yang sedang berlaku pada saat ini di lapangan yang

dijadikan objek penelitian, kemudian data atau informasinnya di analisis

sehingga diperoleh suatu pemecahan masalah peneliti menggunakan metode

deskriptif ini dikarenakan suatu perhatian pada informan yang menarik dari

segi bagaimana para pelaku komunikasi baik komunikator maupun

(52)

3.2. Teknik Penentuan Informan 3.2.1 Subjek Peneltian

Subjek penelitian adalah sesuatu, baik orang, benda ataupun lembaga

(organisasi), yang sifat keadaannya (attribut-nya) akan diteliti. Dengan kata

lain subjek penelitian adalah sesuatu yang di dalam dirinya melekat atau

terkandung objek penelitian

3.2.1.1 Informan Penelitian

Informan penelitian adalah seseorang yang memiliki informasi

(data) banyak mengenai objek yang sedang diteliti, dimintai informasi

mengenai objek penelitian tersebut.

Pada penelitian ini, teknik penentuan informan yang dilakukan

oleh peneliti adalah teknik purposive sampling. Menurut Sugiyono, “teknik purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu” (Sugiyono, 2010:300).

Pemilihan informan didasari dari kualitas informasi terkait

dengan penelitian. Kriteria-kriteria yang ditentukan oleh peneliti

dalam penelitian ini yaitu sebagai berikut:

a. Terlibat dalam perencanaan kegiatan strategi komunikasi PT.

Telekomunikasi Indonesia divre III site operation Kopo melalui kegiatan Open Table (OT). Sepeti misalnya Asst. Manager Home Service III dan juga Supervisor.

b. Terlibat secara langsung dalam kegiatan strategi komunikasi PT.

(53)

kegiatan Open Table (OT). Seperti misalnya Koordinator, Avenger (sales), dan para pengunjung kegitan open table.

Adapun untuk pemilihan tempat penelitian merupakan atas

kesepakatan bersama antara peneliti dengan informan dan disesuaikan

dengan kajian peneliti. Untuk lebih jelas, informan penelitian dapat

dilihat pada tabel sebagai berikut:

Tabel 3.1 Informan Penelitian

Sumber: Peneliti, 2016

No Nama Jabatan Lama

Bekerja Usia

Pendidikan Terakhir

1. Kusnandar

Asst.Manager Home Service

III

29 tahun 53th D1

2 Zurianti, A.Md Suprevisor 31 tahun 52th D3

3 Jojo Koordinator 18 tahun 50th SMA

4 Yuki Pramukti, A.Md Avenger

(54)

3.2.1.2 Informan Pendukung Penelitian

Informan pendukung yaitu orang-orang yang menggunakan

produk Indihome melalui kegiatan Open Table (OT), dimana informasi tersebut dapat melengkapi data-data yang dianggap kurang dan sekiranya

(55)

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Sebagai bentuk penunjang dari penelitian yang valid tidak hanya

berdasarkan pengetahuan yang dimiliki, melainkan informasi-informasi

dalam bentuk data yang relevan dan dijadikan bahan-bahan penelitian untuk

di analisis pada akhirnya. Adapun teknik pengumpulan data yang dilakukan,

sebagai berikut:

3.3.1 Studi Pustaka

Memahami apa yang di teliti, maka upaya untuk menjadikan

penelitian tersebut baik. Perlu adanya materi-materi yang diperoleh dari

pustaka-pustaka lainnya.

Menurut J.Supranto dalam buku Rosadi Ruslan, mengemukakan:

“Studi pustaka adalah Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

materi data atau informasi melalui jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan

bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan” (Supranto dalam

Ruslan, 2003:31).

a. Tinjauan Pustaka

Tinjauan pustaka adalah mengumpulkan data melalui buku-buku

literatur dan sumber data lainnya, dilengkapi dengan pendapat para

ahli yang berhubungan dengan permasalahan dibahas untuk

mendapatkan data teoritis yang akan dijadikan sebagai bahan

pembanding dalam pembahasan masalah. Seluruh data yang telah

diperoleh melalui cara ini merupakan data yang disajikan dengan cara

(56)

berhubungan dengan penelitian yang sedang dilakukan demi

menunjang kesempurnaan dari hasil penelitian.

b. Penelusuran Data Online

Melakukan penelusuran data melalui media online seperti internet atau

media jaringan lainnya yang menyediakan fasilitas online, sehingga

memungkinkan peneliti dapat memanfaatkan data-informasi online

yang berupa data maupun informasi teori, secepat atau semudah

mungkin, sesuai dengan kebutuhan peneliti. Dan peneliti

menggunakan data online seperti dari: www.elib.ac.id, www.indihome.co.id. Karena didalam situs ini banyak informasi-informasi yang dibutuhkan untuk kepentingan penelitian ini.

3.3.2 Studi Lapangan

Adapun studi lapangan yang dilakukan oleh peneliti untuk

memperoleh data yang valid dan faktual yang diharapkan berkenaan dengan

penelitian yang dilakukan mencakup beberapa cara diantaranya yakni :

a. Wawancara mendalam

Dalam penelitian perlu adanya data-data yang relevan untuk

dijadikan sebagai penunjang dalam penelitian yang berlangsung,

salah satunya adalah melalui wawancara.

Wawancara mendalam dalam buku Metode Penelitian

Kualitatif menurut Lexy J. Moleong menyebutkan bahwa

wawancara mendalam adalah:

(57)

pertanyaan dan yang diwawancarai yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu” (Moleong, 2007:135).

Wawancara juga dimaksudkan untuk memverifikasi

khususnya pengumpulan data, wawancara yang akan dilakukan

secara terstruktur bertujuan mencari data yang mudah

dikuantifikasi, digolongkan, diklasifikasikan dan tidak terlalu

beragam, dimana sebelumnya peneliti menyiapkan daftar

pertanyaan.

Menurut Rachmat Kriyantoro dalam buku Teknik Praktis

Riset Komunikasi wawancara dibagi dua, yaitu :

1. Wawancara dalam riset kualitatif, yang disebut sebagai

wawancara mendalam (depth interview), atau

2. Wawancara secara intensif (intensive interview) dan kebanyakan tak berstruktur. Tujuannya untuk mendapatkan

data kualitatif yang mendalam. (Kriyantoro, 2007:96)

Maka, dalam hal ini peneliti pun mengumpulkan data-data

dengan salah satu caranya melalui wawancara untuk mendapatkan

informasi yang benar-benar relevan dari narasumber terkait.

Wawanacara akan dilakukan kepada Asst. Manager Home Service III serta yang terlibat dalam kegiatan strategi komunikasi yang

dilakukan dan kepada khalayak yang datang dalam kegiatan.

b. Observasi Non Partisipan

Gambar

Tabel 2.1
Gambar 2.1 Model Proses Komunikasi
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Peneliti
Tabel 3.1 Informan Penelitian
+4

Referensi

Dokumen terkait