BAB V
GAMBARAN UMUM PROPINSI JAWA BARAT
5.1. Kondisi Geografis
Propinsi Jawa Barat secara geografis terletak di antara 5 o 50 ' - 7 o 50 '
Lintang Selatan dan 104 o 48 '- 108 o 48 ' Bujur Timur, dengan luas wilayah
37851.11 km2. Kawasan utara Jawa Barat merupakan dataran rendah sedangkan kawasan selatan merupakan daerah berbukit-bukit dengan sedikit pantai serta
kawasan tengah merupakan kawasan dengan geografi bergunung-gunung. Secara
administratif, Jawa Barat berbatasan dengan Laut Jawa dan DKI Jakarta di
sebelah utara, sebelah timur berbatasan dengan Jawa Timur, di sebelah Timur
berbatasan dengan Samudra Indonesia, dan di sebelah Barat berbatasan dengan
Propinsi Banten. Jawa Barat terdiri dari 16 Kabupaten dan 9 Kota.
Jawa Barat memiliki kondisi geografis yang strategis. Hal tersebut
merupakan keuntungan bagi propinsi Jawa Barat terutama terutama dari segi
komunikasi dan perhubungan. Selain itu, Jawa Barat memiliki lahan yang subur
yang berasal dari endapan vulkanis dan dialiri oleh banyak aliran sungai yaitu
sungai Cisadane, Sungai Ciliwung, Sungai Cisande, Sungai Cimandiri, Sungai
Citarum, Sungai Cimanuk, dan Sungai Citanduy sehingga sebagian besar
lahannya digunakan untuk pertanian.
5.2. Kependudukan
Jumlah penduduk di Propinsi Jawa Barat mencapai 40.7 juta jiwa dengan
jumlah rumah tangga 10.99 juta pada tahun 2006. Rata-rata banyaknya anggota
per rumah tangga mencapai empat orang. Komposisi penduduk di Jawa Barat
didominasi oleh penduduk laki-laki dibandingkan penduduk perempuan.
mencapai 20.3 juta jiwa. Sex rasio mencapai 102, artinya di Propinsi Jawa Barat
setiap 100 orang perempuan terdapat 102 orang laki-laki. Dilihat dari sex rasio
tersebut terlihat bahwa jumlah penduduk laki-laki dengan jumlah penduduk
perempuan berimbang. Secara ideal, dalam perkembangan pembangunan,
partisipasi penduduk laki-laki dan perempuan seimbang, peran penduduk
perempuan dalam pembangunan tidak berbeda dengan peran penduduk laki-laki.
Jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin per
[image:2.595.105.527.343.673.2]Kabupaten/Kota dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Jumlah Rumah Tangga dan Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Jawa Barat Tahun 2006
Penduduk Kabupaten/Kota Rumah Tangga
Laki-laki Perempuan Total
Rata-rata per rumah tangga Kabupaten
1. Bogor 1017278 2141513 2074673 4216186 4.14 2. Sukabumi 632460 1151103 1089798 2240901 3.54 3. Cianjur 614124 1100412 1024611 2125023 3.46 4. Bandung 1118242 2220788 2178340 4399128 3.93
5. Garut 587166 1178223 1197502 2375725 4.05
6. Tasikmalaya 480224 879406 863918 1743324 3.63 7. Ciamis 542424 781641 783480 1565121 2.89
8. Kuningan 295344 566005 552771 1118776 3.79 9. Cirebon 547520 1052676 1081980 2134656 3.90 10. Majalengka 378372 589040 608954 1197994 3.17 11. Sumedang 326922 541401 548488 1089889 3.33
12. Indramayu 538980 886264 892132 1778396 3.30
13. Subang 442180 730656 710535 1441191 3.26
14. Purwakarta 211256 396879 387918 784797 3.71 15. Karawang 560872 1037296 993832 2031128 3.62 16. Bekasi 507232 1028526 962704 1991230 3.93 Kota
17. Bogor 201648 449793 406053 855846 4.24
18. Sukabumi 73270 151158 143488 294646 4.02
19. Bandung 681990 1174528 1166096 2340624 3.43
20. Cirebon 77070 138879 146484 285363 3.70
21. Bekasi 478060 1016576 1023682 2040258 4.27
22. Depok 326118 716672 676896 1393568 4.27
23. Cimahi 135280 252500 253750 506250 3.74
24.Tasikmalaya 165396 309420 301036 610456 3.69
25. Banjar 47858 87953 89165 177118 3.70
Jawa Barat 10987322 20579308 20158286 40737594 3.71 Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2007, BPS Propinsi Jawa Barat
penduduk terbanyak terdapat di wilayah Kabupaten Bandung dengan jumlah
4399128 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil yaitu wilayah Kota Banjar.
Akan tetapi, wilayah terpadat bukan pada Kabupaten Bandung melainkan pada
Kabupaten Majalengka, kemudian Kota Bandung dengan rata-rata jumlah
penduduk per kilometer persegi mencapai 17440.59 orang per Km2 dan 13979.35 orang per Km2. Akan tetapi rata-rata jumlah pendudukper kilometer persegi yang terendah dapat dijumpai pada Kabupaten Ciamis yaitu mencapai 691.62 orang per
Km2.
Pada tahun 2006, rasio beban tanggungan di Propinsi Jawa Barat adalah
48, artinya yaitu setiap 100 orang penduduk usia produktif menanggung 48 orang
penduduk usia tidak produktif. Hal ini berarti bahwa beban ketergantungan
penduduk yang tidak produktif masih berat. Penduduk usia produktif harus
bekerja keras untuk menanggung penduduk usia tidak produktif. Diharapkan
angka beban ketergantungan ini semakin menurun dan memang berdasarkan
proyeksi Badan Pusat Statistik Propinsi Jawa Barat sampai tahun 2010 angka
ketergantungan yang terdapat di Propinsi Jawa Barat memiliki kecenderungan
untuk menurun meskipun relatif kecil. Badan Pusat Statistik Jawa Barat
memproyeksikan bahwa angka ketergantungan pada tahun 2010 adalah 46, artinya
terdapat 46 penduduk usia tidak produktif ditanggung oleh setiap 100 orang
Tabel 7. Penduduk Propinsi Jawa Barat Menurut Kelompok Umur Tahun 2006 (dalam ribu)
Kelompok Umur
Laki-laki Perempuan Jumlah
0-4 1919.04 1890.87 3809.91
5-9 1816.77 1819.00 3635.77
10-14 1945.20 1926.76 3871.96
15-19 1942.55 1955.97 3898.51
20-24 1830.58 1937.74 3768.33
25-29 1845.79 2047.67 3893.46
30-34 1861.68 1894.76 3756.44
35-39 1694.26 1565.88 3260.14
40-44 1446.93 1333.20 27 80.13
45-49 1202.27 1083.44 2285.71
50-54 937.78 813.07 1750.85
55-59 685.33 600.57 1285.91
60-64 502.83 456.75 959.58
65-69 388.17 374.05 762.23
267.44 280.53 547.97 70-74
75+ 255.47 268.97 524.43
Jumlah 20542.08 249.24 407 91.32
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2007, BPS Jawa Barat
5.3. Pendidikan dan Kesehatan
Pendidikan dan kesehatan merupakan determinan penting dalam
peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM). Kondisi pendidikan dan kesehatan
yang baik akan meningkatkan kualitas manusia yang akhirnya dapat
meningkatkan kesejahteraan manusia tersebut. Tujuan pembangunan bidang
kesehatan dan pendidikan adalah agar semua masyarakat mendapatkan pelayanan
kesehatan dan pendidikan secara mudah, merata dan terjangkau. Dengan upaya
tersebut diharapkan derajat kesehatan dan pendidikan masyarakat akan meningkat.
Jumlah fasilitas pendidikan yang ada di Propinsi Jawa Barat yaitu 5025
unit Taman Kanak-kanak, 19949 unit Sekolah Dasar, 2933 unit Sekolah
Menengah Pertama, 1175 unit Sekolah Menengah Atas, dan 944 unit Sekolah
Menengah Kejuruan. Jumlah fasilitas pendidikan di Propinsi Jawa Barat dapat
Tabel 8. Jumlah Fasilitas Pendidikan di Propinsi Jawa Barat Tahun 2006/2007
TK SD SMP SMA SMK
Kabupaten
/Kota
Seko-lah Murid
Seko-lah Murid
Seko-lah Murid
Seko-lah Murid
Seko-lah Murid Kabupaten
Bogor 392 18086 1624 503350 304 123012 105 30687 98 29200 Sukabumi 143 6612 1176 263646 144 60389 51 17388 37 20150 Cianjur 108 2464 1224 268631 122 55005 41 16320 33 11106 Bandung 368 14065 2174 527759 311 144457 139 47972 66 16147 Garut 260 9027 1526 317735 155 77912 51 25419 35 12655 Tasikmalaya 196 6425 1089 184793 127 45428 34 10586 17 2989 Ciamis 325 8303 1059 148682 97 42741 30 12951 23 6909 Kuningan 183 6316 692 106908 80 35807 27 12965 26 10704 Cirebon 167 7821 902 248973 122 68305 45 17668 50 18442 Majalengka 237 7197 826 126244 69 36768 18 11372 21 6868 Sumedang 184 5093 604 109766 81 40852 24 13868 27 9345 Indramayu 205 8355 880 193294 126 54241 42 14378 32 10298 Subang 83 2.955 882 157475 97 52644 38 16069 22 7073 Purwakarta 53 1962 451 104021 48 30162 19 10448 21 9484 Karawang 70 3423 1063 210077 96 75161 37 20164 62 19605 Bekasi 258 15375 773 254334 148 71316 67 24411 47 17258 Kota
Bogor 134 3870 302 99692 104 40987 51 22390 62 28331 Sukabumi 43 2252 122 31715 33 13057 17 6471 17 6833 Bandung 454 23052 938 232466 218 98824 134 55323 65 28115 Cirebon 58 3345 155 37488 42 16940 26 11334 17 8040 Bekasi 616 31002 630 217735 182 72702 82 40718 65 37430 Depok 314 14061 362 125581 137 44601 51 14937 55 18276 Cimahi 88 4490 143 51602 34 20340 16 11451 17 10612 Tasikmalaya 60 2750 265 64439 43 22435 25 11791 23 9590 Banjar 26 776 87 17307 13 6955 5 2360 6 3709
Jawa Barat 5025 209077 19949 4603713 2933 1351041 1175 479441 944 359619
Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2007, BPS Jawa Barat (Diolah)
Fasilitas kesehatan yang ada di Propinsi Jawa Barat bervariasi. Hal ini
Tabel 9. Jumlah Fasilitas Kesehatan di Propinsi Jawa Barat
Jenis Fasilitas Tingkat Pelayanan (Penduduk/Fasilitas) Kabupaten/K ota Jumlah Penduduk Rumah Sakit Puskes-mas Puskesmas Pembantu Rumah Sakit Puskes -mas Puskesmas Pembantu Kabupaten
Bogor 4216186 9 101 72 468466 41745 58559 Sukabumi 2240901 4 57 99 560226 39315 22636 Cianjur 2125023 3 42 105 708341 50596 20239 Bandung 4399128 10 92 103 439913 47817 42710 Garut 2375725 3 62 127 791909 38319 18707 Tasikmalaya 1743324 - 40 146 - 43584 11941 Ciamis 1565121 4 51 110 391281 30689 14229 Kuningan 1118776 6 35 69 186463 31966 16215 Cirebon 2134656 8 53 61 266832 40277 34995 Majalengka 1197994 3 29 74 399332 41311 16190 Sumedang 1089889 2 32 68 544945 34060 16028 Indramayu 1778396 7 50 67 254057 35568 26544
Subang 1441191 4 39 73 360298 36954 19743
Purwakarta 784797 4 19 42 196200 41306 18686 Karawang 2031128 12 43 72 169261 47236 28211 Bekasi 1991230 10 34 50 199123 58566 39825
Kota
Bogor 855846 9 26 20 95094 32918 42793
Sukabumi 294646 6 15 - 49108 19641 -
Bandung 2340624 33 71 - 70928 32967 -
Cirebon 285363 10 21 14 28537 13589 20384
Bekasi 2040258 27 31 26 75566 65815 78472 Depok 1393568 14 27 10 99541 51614 139357
Cimahi 506250 5 9 5 101250 56250 101250
Tasimalaya 610456 11 18 19 55496 33915 32130
Banjar 177118 1 7 1 177118 25303 177118
Jawa Barat 40737594 205 1004 1433 198720 40576 28429 Sumber: Jawa Barat Dalam Angka 2007, BPS Jawa Barat (Diolah)
Berdasarkan Tabel 9 di atas, Jumlah rumah sakit terbanyak terdapat di
wilayah Kota Bandung yang berjumlah 33 rumah sakit dan setiap rumah sakit di
wilayah ini melayani 70928 penduduk. Jumlah fasilitas rumah sakit paling sedikit
terdapat di wilayah Banjar dan bahkan tidak terdapat rumah sakit di Kabupaten
penduduk relatif lebih kecil dibandingkan dengan daerah lain maka satu rumah
sakit tersebut melayani 177118 penduduk dan jumlah itu masih di bawah rata-rata
pelayanan rumah sakit untuk seluruh wilayah di Jawa Barat. Meskipun begitu
fasilitas kesehatan harus terus diperbaiki baik dari segi kualitas dan kuantitas,
terutama di wilayah dimana satu rumah sakit melayani penduduk dengan jumlah
yang lebih besar dari tingkat pelayanan rumah sakit secara umum di wilayah
propinsi Jawa Barat seperti wilayah Kabupaten Bogor, Kabupaten Bandung,
Kabupaten Bekasi, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Garut, dan Kabupaten
Cianjur secara merata agar dapat dinikmati oleh seluruh masyarakat.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa terdapat ketidakmerataan antara
jangkauan pelayanan rumah sakit antara wilayah Kabupaten dengan wilayah Kota
di Jawa Barat. Hal ini terlihat dari nilai jangkauan pelayananan rumah sakit yang
berada diatas jangkauan rumah sakit secara umum untuk wilayah Jawa Barat,
sebagian besar adalah wilayah Kabupaten kecuali untuk Kabupaten Kuningan dan
Karawang. Hal ini terjadi karena wilayah Kabupaten memiliki wilayah yang luas
dengan penduduk menyebar sehingga pengadaan fasilitas kesehatan menjadi tidak
efisien.
Untuk mengatasi kekurangan jangkauan rumah sakit tersebut, diperlukan
adanya fasilitas-fasilitas kesehatan lainnya berupa puskesmas dan puskesmas
pembantu. Jangkauan puskesmas pembantu lebih kecil dibandingkan dengan
puskesmas karena jumlahnya lebih banyak. Jangkauan puskemas pembantu di
Propinsi Jawa Barat adalah 28429 penduduk per puskemas pembantu sedangkan
jumlah fasilitas kesehatan di Propinsi Jawa Barat adalah 205 rumah sakit, 1004
puskesmas dan 1433 puskesmas pembantu.
5.4. Kondisi Perekonomian Propinsi Jawa Barat
Berdasarkan Tabel 10 dapat dikemukakan bahwa perekonomian propinsi
Jawa Barat secara umum semakin baik dari tahun ke tahun. Hal ini terlihat dari
perkembangan Produk Domestik Bruto (PDRB) yang semakin meningkat setiap
tahun, baik dengan Migas maupun tanpa Migas. Laju pertumbuhan ekonomi yang
dapat dicapai pun meningkat sepanjang tahun. Pertumbuhan ekonomi yang
dicapai pada tahun ini mencapai 6.01 persen, angka ini merupakan tertinggi yang
dapat dicapai selama empat tahun terakhir.
Perekonomian Propinsi Jawa Barat didominasi oleh sektor industri
pengolahan yang menyumbang 45.94 persen terhadap Produk Domestik Regional
Bruto (PDRB) atas dasar harga konstan tahun 2000, yang kedua yaitu sektor
perdagangan hotel dan restoran baru kemudian sektor pertanian, yang
menyumbang sebesar 13.96 persen terhadap PDRB. Persentase distribusi ketiga
sektor dominan tersebut semakin meningkat setiap tahun mulai dari tahun 2003
sedangkan sektor pertambangan memiliki kontribusi yang menurun. Mengacu
pada Tabel 10 Juga dapat disimpulkan bahwa Migas atau sektor pertambangan
dan penggalian bukan sektor yang dominan. Hal ini terlihat dari besarnya PDRB
dengan Migas yang memiliki perbedaan yang tidak terlalu besar dengan Jumlah
Tabel 10. Perkembangan Produk Domestik Bruto (PDRB) Propinsi Jawa Barat Tahun 2003-2006 Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000
Dengan Migas Tanpa Migas
Tahun
Juta Rupiah Pertumbuhan Juta Rupiah Pertumbuhan
2003 220965313.81 4.53 201770359.65 5.12
2004 233057690.94 5.16 223349891.67 5.94
2005 242935199.00 5.62 234062245.46 na
2006 257535975.14 6.01 248810922.86 na
Sumber: BPS, Jawa Barat Dalam Angka (diolah)
Berdasarkan uraian diatas, sektor pertanian bukan merupakan sektor yang
paling dominan dalam perekonomian Propinsi Jawa Barat. Akan tetapi persentase
penduduk Jawa Barat yang bekerja di sektor pertanian masih menduduki urutan
pertama yaitu sebesar 26.37 persen pada tahun 2006 sedangkan penduduk yang
bekerja di sektor industri relatif lebih rendah dari persentase penduduk yang
bekerja disektor pertanian dan perdagangan. Fakta tersebut dapat disimpulkan
bahwa sektor pertanian tidak dapat begitu saja dikesampingkan dari
perkembangan perekonomian. Hal ini terjadi karena sektor tersebut dapat
menyerap banyak tenaga kerja terutama di pedesaan. Pernyataan tersebut
diperkuat dengan fakta bahwa sebagian besar wilayah di Propinsi Jawa Barat yang
memiliki persentase pekerja di sektor pertanian dominan adalah wilayah
Kabupaten, lebih tepatnya seluruh Kabupaten di Jawa Barat kecuali Kabupaten
Bogor, Cirebon, dan Kabupaten Bekasi, sedangkan wilayah di Kota, sektor
pertanian bukan merupakan sektor yang dominan dalam menyerap tenaga kerja.
Persentase penduduk yang bekerja menurut lapangan kerja utamanya dapat dilihat
Tabel 11. Presentase Penduduk Berumur 10 Tahun Keatas yang Bekerja Menurut Lapangan Pekerjaan Utama di Jawa Barat Tahun 2006
No. Lapangan Kerja Persentase (persen)
1. Pertanian 26,37
2. Pertambangan dan Penggalian 0,70
3. Industri 17,37
4. Listrik, Gas dan Air Minum 0,28
5. Bangunan/Konstruksi 5,57
6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 25,60
7. Angkutan 8,34
8. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya 1,88
9. Jasa-jasa 13,61
10. Lainnya 0,19
Jumlah 100,00
Sumber: BPS Propinsi Jawa Barat, Jawa Barat Dalam Angka 2007 (Diolah)
Berdasarkan Tabel 11 terlihat bahwa PDRB per kapita pada tahun
2003-2006 mengalami peningkatan. Atas harga berlaku PDRB per kapita tahun 2003
adalah Rp. 7134248.76 meningkat menjadi Rp. 11112163.00 pada tahun 2006.
Hal yang sama juga terjadi pada PDRB per kapita atas dasar harga konstan 2000,
PDRB per kapita tahun 2003 juga mengalami peningkatan dari Rp. 5823607.80
menjadi Rp. 6162961.23 pada tahun 2006. Perkembangan PDRB per kapita Propinsi
[image:10.595.94.513.65.819.2]Jawa Barat dapat dilihat pada Tabel 12.
Tabel 12. PDRB Perkapita Propinsi Jawa Barat Tahun 2003-2006
Tahun Harga Berlaku
(Rp/Kapita/Tahun)
Harga Konstan 2000 (Rp/Kapita/Tahun)
2003 7134248.76 5823607.80
2004 7796043.91 6036063.44
2005 9374055.09 5918551.18
2006 11112163.00 6162961.23