• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA"

Copied!
36
0
0

Teks penuh

(1)

STANDAR AKADEMIK

PROGRAM STUDI ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadapan Tuhan Yang Maha Esa/Ida Sang Hyang Widhi Wasa akhirnya buku “Standar Akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana” tahun 2010 dapat diselesaikan sesuai dengan rencana.

Buku standar akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana ini merupakan pedoman seluruh civitas akademika untuk melangkah bersama mencapai tugas pokok berdasarkan kemampuan internal dan eksternal, faktor-faktor lain yang tercantum dalam buku ini.

Buku ini memuat 15 (lima belas) standar akademik yang tersusun sebagai berikut: 1. Standar I: Visi, Misi, Sasaran, dan Tujuan

2. Standar II: Tata Pamong

3. Standar III: Sumber Daya Manusia 4. Standar IV: Prasarana dan Sarana 5. Standar V: Keuangan

6. Standar VI: Sistem Informasi 7. Standar VII: Kemahasiswaan 8. Standar VIII: Kurikulum

9. Standar IX: Sistem Pembelajaran

10. Standar X: Penelitian, Pengabdian Masyarakat 11. Standar XI: Sistem Penjamin Mutu

12. Standar XII: Suasana Akademik 13. Standar XIII: Sistem Pengelolaan 14. Standar XIV: Lulusan

15. Standar XV: Mutu Program Studi

Untuk penjabaran dari masing-masing standar dilengkapi dengan tabel atau lampiran yang dapat menerangkan kondisi riil Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

Buku ini tentu perlu penyempurnaan sesuai dengan perubahan dan perkembangan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana dari tahun ke tahun.

(3)

Dengan demikian apabila ada yang belum terungkapkan mohon maaf dan terima kasih kepada team penyusun yang telah bersusah payah menyelesaikan buku ini.

Denpasar, 15 Februari 2016 Ketua Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK Unud

Made Wiryana

(4)

ABSTRAK

STANDAR AKADEMI PROGRAM STUDI ( PRODI ) ANESTESIOLOGI DAN REANIMASI FK UNUD

1. Standar akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana merupakan pernyataan yang berfungsi sebagai dasar atau acuan penyusunan rencana, pelaksanaan, dan evaluasi kegiatan akademik lembaga dan civitas akademika di lingkungan program studi.

2. Standar akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana berfungsi sebagai dasar dalam penyusunan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan mutu akademik dalam rangka mewujudkan keluaran yang berkualitas. 3. Standar akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran

Universitas Udayana bertujuan menjamin mutu akademik di program studi dalam rengka tercapainya visi, misi, dan tujuan fakultas.

4. Secara umum Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana merupakan landasan bagi pengembangan program akademik, sumber daya akademik, prosedur kegiatan akademik, dan evaluasi akademik.

5. Secara khusus Standar Akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana merupakan rumusan visi, misi dan tujuan fakultas, yang digunakan sebagai landasan bagi penyusunan, pengembangan kurikulum, proses pembelajaran, mahasiswa, dosen dan tenaga kependidikan, kesehatan lingkungan dan keselamatan, sumber belajar, penelitian dan pengembangan, etika, peningkatan kualitas berkelanjutan serta penyelenggaraan akademik dan administrasi.

6. Untuk kegiatan pendidikan, standar akademik mengarahkan kepada apa yang harus diketahui dan dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam mengikuti dan setelah menyelesaikan pendidikan. Untuk dosen dan tenaga kependidikan, standar akademik mengarahkan penyelenggaran proses pembelajaran yang berkualitas dan inovatif.

7. Standar akademik mengarahkan kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat sesuai dengan visi dan misi dengan memperhatikan pola ilmiah pokok universitas dalam perkembangan ilmu pengetahuan dan kesejahteraan manusia.

(5)

8. Standar akademik Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana terdiri atas 16 komponen, masing-masing komponen memiliki beberapa pernyataan. Suatu pernyataan menggunakan kata “harus” apabila pernyataan tersebut bersifat mendasar dan dapat dipenuhi pada saat evaluasi, dan menggunakan kata “seharusnya” apabila bersifat pengembangan kualitas.

(6)

BAB I

VISI, MISI, TUJUAN PENDIDIKAN, DAN ETIKA PROGRAM STUDI

1.1. Visi

1.1.1. Visi harus merupakan cita-cita bersama di masa depan yang memberikan inspirasi, motivasi, dan kekuatan pada anggota organisasi dan segenap pihak yang berkepentingan. 1.1.2. Rumusan visi harus dapat dicapai (achieveable) dan dapat diukur (measurable) serta

menunjukkan periode waktu pencapaian

1.1.3. Visi program studi harus dirumuskan oleh civitas akademika dan berbagai pihak yang berkepentingan

1.1.4. Visi harus dirumuskan secara ringkas dan ditinjau kembali secara berkala sesuai dengan perkembangan dan tantangan di masyarakat

1.1.5. Setiap bagian/program studi harus memiliki visi bagian/program studi, dengan mengacu pada visi fakultas/universitas

1.2. Misi

1.2.1. Misi merupakan mandat yang harus dilakukan oleh program studi

1.2.2. Misi memberikan arahan dalam mewujudukan visi dan dinyatakan dalam tujuan-tujuan yang dapat dicapai dalam kurun waktu tertentu

1.2.3. Misi harus mengandung pokok-pokok mengenai bentuk kegiatan utama yang dapat menjadi landasan hubungan kerja serta pengalokasian sumber daya segenap pihak yang bekepentingan

1.2.4. Misi harus menunjukkan ruang lingkup hasil yang hendak dicapai oleh lembaga, tingkat pengetahuan, ketrampilan, serta sikap dasar yang diisyaratkan bagi hasil yang dimaksud. 1.2.5. Misi harus menunjukkan ruang lingkup sasaran yang dituju

1.2.6. Misi harus menunjukkan ruang lingkup geografis yang menjadi sasaran

1.2.7. Misi harus memuat pernyataan umum dan khusus yang berkaitan dengan kebijakan lembaga

1.2.8. Misi harus menjadi tolok ukur dalam evaluasi baik di seluruh lembaga maupun bagian-bagiannya

(7)

1.2.9. Misi harus disusun berdasarkan masukan-masukan dari segenap pihak yang berkepentingan. Misi harus memberi keluwesan ruang gerak pengembangan kegiatan satuan-satuan yang terlibat

1.2.10. Setiap bagian/program studi harus memiliki misi bagian/program studi dengan mengacu pada misi fakultas/universitas.

1.3.Tujuan Pendidikan

1.3.1. Tujuan pendidikan harus disusun selaras dengan visi dan misi program studi yang relevan dengan kebutuhan masyarakat

1.3.2. Tujuan pendidikan harus disusun dan dilaksanakan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi sesuai dengan jenjang pendidikannya

1.3.3. Tujuan pendidikan harus dikomunikasikan kepada tenada kependidikan, mahasiswa, dan pihak-pihak yang berkepentingan

1.3.4. Setiap program studi harus memiliki tujuan pendidikan yang mengacu pada tujuan pendidikan fakultas/universitas, dan disesuaikan dengan kompetensi pendidikan bagian/program studi yang ingin dicapai.

1.4. Etika Fakultas

1.4.1. Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana mengembangkan Kode Etik Akademik dan Etika Kehidupan Kampus

1.4.2. Seluruh civitas akademika: tenaga kependidikan, mahasiswa, dan tenaga penunjang di program studi harus memahami dan melaksanakan kode etik akademik, etika kehidupan kampus, dan etika profesi

1.4.3. Program studi harus menjadi lenbaga yang berwibawa, dan berkewajiban mensosialisasikan serta menegakkan etika

1.4.4. Program studi harus mengembangkan sistem yang dapat memberikan penghargaan bagi yang patuh dan memberikan sanksi bagi yang melanggar etika

1.4.5. Program studi dan bagian/program studi/laboratorium di dalamnya, seharusnya memiliki program yang jelas untuk meningkatkan kesadaran beretika bagi semua civitas akademikanya.

(8)

BAB II

KURIKULUM PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS ANESTESI

2.1. Isi

2.1.1. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan berdasarkan standar pendidikan dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif yang tertuang dalam peraturan konsil kedokteran Indonesia no 37 tahun 2015 tentang:

a. Materi dan bahan kajian

b. Wahana dan pengalaman belajar untuk mencapai kompetensi c. Penilaian yang berbasis pada potensi dan kondisi peserta didik 2.1.2. Kurikulum harus mengandung:

a. Seperangkat mata kuliah sebagai materi (content)

b. Tujuan instruksional/kompetensi yang dirumuskan secara baik untuk mengukur terjadinya perubahan perilaku mahasiswa

c. Pengalaman belajar yang dirancang untuk mencapai tujuan instruksional/kompetensi d. Pemanfaatan berbagai jenis dan cara mengajar yang mendukung terciptanya suasana

akademik yang tinggi dengan memanfaatkan “student centered approach

e. Upaya tercapainya tingkat komptensi yang paling tinggi (belajar mandiri dan sepanjang hayat), ketrampilan wirausaha, akses terhadap informasi dan derajat kesehatan yang tinggi.

2.2. Kompetensi

2.2.1. Kurikulum harus berfungsi sebagai pedoman untuk menjamin mutu/kompetensi dokter spesialis anestesiologi dan terapi intensif yang dihasilkan berdasarkan peraturan konsil kedokteran Indonesia tahun no 38 tahun 2015 tentang standar kompetensi dokters spesialis anestesiologi dan terapi intensif indonesia. Standar Kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif adalah kompetensi minimal yang harus dicapai dalam pendidikan Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif. Standar Kompetensi ditetapkan oleh Kolegium Anestesiologi dan Terapi Intensif.

Pengertian kompetensi Dokter Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif dibagi menjadi 3 (tiga) ranah pendidikan, yaitu sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan

(9)

(psikomotor). Standar Kompetensi Spesialis Anestesiologi dan Terapi Intensif disusun berdasarkan 5 (lima) ranah (domain) utama, yaitu:

1. Ranah Ilmu Kedokteran Perioperatif; 2. Ranah Ilmu Anestesia;

3. Ranah Penatalaksanaan Nyeri

4. Ranah Kedokteran Gawat Darurat (emergency) dan Critical Care; 5. Ranah Ilmiah dan Penelitian

2.2.2 Kurikulum harus dirancang secara efektif untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa, dengan akses pada sumber-sumber yang tersedia di lingkungan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana.

2.2.3. Kurikulum harus mengacu pada Sistem Kredit Semester (SKS) dan implementasinya pada rotasi stase yang sesuai dengan mata kuliah.

2.2.4. Kurikulum harus berbasis kompetensi, yaitu program pendidikan dan atau pelatihan yang dirancang secara sistemik untuk memfasilitasi mahasiswa menguasai kompetensi yang dipersyaratkan untuk bidang dan jenjang tertentu.

2.2.5. Pembelajaran harus berbasis kompetensi, yaitu menekankan interaksi antara mahasiswa dengan lingkungan belajar yang dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dipersyaratkan

2.2.6. Beberapa mata kuliah seharusnya memiliki keterkaitan dengan mata kuliah lain dalam bentuk prasyarat dan semi prasyarat

2.3. Evaluasi Kurikulum

2.3.1. Evaluasi kurikulum seharusnya dilaksanakan untuk: a. Merespon perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi b. Merespon perubahan sosial di luar sistem pendidikan c. Memenuhi kebutuhan mahasiswa

d. Merespon perubahan sistem pendidikan

2.3.2. Evaluasi kurikulum harus dilaksanakan secara berkala dengan melibatkan berbagai pihak terkait (stakeholders) maksimal setiap 2 (dua) tahun.

(10)

2.3.3. Evaluasi kurikulum seharusnya dapat dilaksanakan secara integratif maupun monolitik. Integratif adalah perubahan/pengembangan materi tidak secara menyeluruh (parsial). Monolitik adalah perubahan pada tingkat mata kuliah.

(11)

BAB III

SUMBER DAYA MANUSIA

(DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN)

3.1. Pengembangan Dosen dan Tenaga Pendidikan

3.1.1. Rekruitmen dosen dan tenaga pendidikan harus mengacu pada kebutuhan penyelenggaraan kurikulum, yang dalam proses rekruitmen melibatkan fakultas, bagian, dan program studi. 3.1.2. Komposisi dosen dan tenaga pendidikan seharusnya sesuai dengan kebutuhan kurikulum

dalam hal kualifikasi akademik, pengalaman, umur, dan sebagainya.

3.1.3. Promosi dosen harus dilakukan berdasarkan asas prestasi, dan loyalitas yang meliputi aspek pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.

3.1.4. Pengembangan dosen dan tenaga pendidikan harus diidentifikasi secara sistematis sesuai dengan aspirasi individu, kebutuhan kurikulum, dan kelembagaan.

3.1.5. Pengembangan dosen harus memperhatkan rasio dosen: mahasiswa, sebanyak-banyaknya sebesar 1:3

3.1.6. Manajemen waktu dan sistem insentif harus dikaitkan dengan kualitas pengajaran dan pembelajaran

3.1.7. Evaluasi kinerja dosen dan tenaga pendidikan seharusnya dilakukan secara periodik sesuai dengan indikator yang ditetapkan

3.1.8. Kinerja dosen dan tenaga pendidikan seharusnya memiliki standar pelayanan minimal dan terus ditingkatkan secara berkelanjutan

3.1.9. Dosen dan tenaga pendidikan harus diberi kesempatan untuk melakukan aktivtas di luar kegiatan pengajaran dan penelitian guna pengembangan diri secara akademis dan intelektual

3.2. Keterlibatan Dosen dan Tenaga Pendidikan

3.2.1. Dosen dan tenaga pendidikan harus dimanfaatkan secara elektif: a. Peran dan hubungan harus didefinisikan dan dimengerti dengan baik

b. Tugas-tugas yang diberikan kepada dosen dan tenaga pendidikan harus sesuai dengan kualifikasi dan pengalaman yang dimiliki

(12)

c. Definisi peran dan hubungan, tugas serta mekanisma birokrasi dan manajemen antara dosen dan tenaga pendidikan harus dinyatakan secara tertulis dalam dokumen struktur organisasi serta tugas pokok dan fungsi fakultas/program studi/bagian

3.3. Keterampilan Yang Harus Dikuasai Dosen

3.3.1. Dosen harus mampu merancang dan melaksanakan program pembelajaran yang rasional, sesuai dengan tuntutan kebutuhan lokal, nasional, regional, dan internasional

3.3.2. Dosen harus mampu menggunakan berbagai metode pengajaran dan pembelajaran dan memilih yang paling cocok untuk mencapai keluaran (outcome) pembelajaran yang dikehendaki

3.3.3. Dosen harus mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai macam media untuk pembelajaran

3.3.4. Dosen harus mampu memonitor dan mengevaluasi program pembelajaran yang dilakukan 3.3.5. Dosen harus terus menerus meningkatkan kompetensi diri dan memperbaharui materi serta program pembelajaran sesuai tuntutan perkembangan bidang ilmu dan kebutuhan stakeholders

(13)

BAB IV MAHASISWA

4.1. Mahasiswa Baru

4.1.1. Program studi harus mempunyai kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru berdasarkan kesempatan yang sama

4.1.2. Program studi harus mempunyai persyaratan tertentu yang memastikan bahwa calon peserta didik memenuhi syarat-syarat spesifik yang ditentukan

4.1.3. Program studi harus menentukan jumlah mahasiswa baru yang dapat diterima disesuaikan dengan kapasitas yang ada

4.1.4. Kebijakan tentang penerimaan mahasiswa baru harus terus-menerus direvisi secara regular agar sesuai dengan kepentingan stakeholders dan kebutuhan masyarakat

4.2. Partisipasi Mahasiswa

4.2.1. Program studi harus mempunyai program pembimbingan akademik dan konseling untuk peserta didik

4.2.2. Program studi seharusnya melibatkan partisipasi perwakilan mahasiswa dalam mengevaluasi proses belajar mengajar serta hal-hal lain yang berhubungan dengan mahasiswa

4.2.3. Program studi harus mendorong peserta didik untuk berpartisipasi aktif dalam kegiatan ekstrakurikuler dan organisasi mahasiswa

4.2.4. Program studi harus mendorong mahasiswa untuk berpartisipasi akif dalam kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat

(14)

BAB V

SISTEM PEMBELAJARAN

5.1. Tujuan Instruksional

5.1.1. Proses pembelajaran harus merupakan proses yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, baik dominan kognitif, psikomotorik, maupun afektif

5.1.2. Harus dilakukan analisis kebutuhan (need assessment) untuk merumuskan tujuan instruksional

5.1.3. Analisis kebutuhan harus dilakukan bersamaan dengan pihak yang berkepentingan (stakeholders) antara lain peserta didik, pemakai lulusan, pemerintah, organisasi profesi, alumni, dan sebagainya

5.1.4. Peningkatan kualitas pembelajaran harus dilaksanakan dengan meningkatkan tingkat kompetensi secara bertahap untuk semua domain

5.1.5. Tujuan pembelajaran (tujuan instruksional) harus dijabarkan sampai pada tataran operasional melalui analisis instruksional

5.2. Tahapan Pembelajaran

5.2.1. Proses pembelajaran harus dimulai dengan tahap pendahuluan yang mencakup deskripsi ringkas materi kuliah, penjelasan tujuan instruksional dan relevansi bahan ajar

5.2.2. Proses pembelajaran harus menyediakan pengalaman belajar yang memungkinkan mahasiswa bertanggung jawab

5.2.3. Proses pembelajaran harus merancang dan memberikan kegiatan yang merangsang keinginan tahu (curiosity) peserta didik

5.2.4. Proses pembelajaran harus diakhiri dengan tes formatif, umpan balik dan tindak lanjut yang penting untuk meningkatkan motivasi peserta didik

5.2.5. Proses pembelajaran seharusnya memberi umpan balik positif dengan segera atas keberhasilan dan respon yang benar dari mahasiswa

5.3. Komponen Pembelajaran

5.3.1 Tiga (3) komponen pembelajaran yaitu komponen inti, komponen pengayaan dan komponen motivasi harus dilaksanakan secara proporsional

(15)

5.3.2. Komponen inti harus terdiri dari:

a. Uraian penjelasan baik konsep, prinsip,maupun prosedur

b. Memberi contoh-contoh yang actual, relevan, dan menarik termasuk yang bukan contoh (non-example)

b. Merancang dan atau melaksanakan latihan (practice) untuk peserta didik

5.3.3. Komponen pengayaan (enrichment) seharusnya dilaksanakan dengan mengaplikasikan teori pada masalah kesehatan yang actual

5.3.4. Komponen motivasi harus dilaksanakan dalam wujud munculnya perhatian, relevansi bahan ajar, menimbulkan percaya diri dan kepuasan di pihak peserta didik

5.4. Partisipasi Peserta Didik Dalam Pembelajaran

5.4.1. Mahasiswa harus dibuat aktif untuk memberi respon melalui metode diskusi, simulasi, bermain peran (role playing) dan penggunaan media dan teknologi informasi

5.4.2. Penyampaian kegiatan belajar mengajar harus dilakukan dengan menggunakan metode yang inovatif dan variatif dalam bentuk diskusi, brainstorming, studi kasus, role playing, demonstrasi, dan sebagainya

5.4.3. Penyampaian kegiatan belajar mengajar selain menggunakan media konvensional seharusnya menggunakan berbagai media terkini (LCD, teleconference, e-learning, dan sebagainya)

5.5. Materi Pembelajaran

5.5.1. Materi kuliah harus dirinci dalam, bagian-bagian kecil mulai dari matakuliah, pokok bahasan, dan sebagainya.

5.5.2. Penguasaan materi kuliah harus merupakan prasyarat sebelum memperlajari materi lanjutan dengan menggunakan cara belajar berkesinambungan (learning to learn). Materi kuliah yang merupakan dasar dari mata kuliah berikutnya harus diambil terlebih dahulu.

(16)

5.6. Keterampilan Pembelajaran

5.6.1.Kegiatan belajar mengajar harus memahami pendidikan berwawasan diffable (different abilities), sehingga ada perbedaan perlakuan melalui bimbingan, pemberian tugas, metode instruksional yang tepat, dan sebagainya.

5.6.2. Proses pembelajaran harus dilengkapi dengan keterampilan dasar mengajar, meliputi: pemberian acuan, pemindahan giliran, penyebaran pertanyaan ke seluruh peserta didik, pemberian tuntunan.

5.6.3. Proses pembelajaran diperlukan keterampilan mengajar tingkat lanjut antara lain penguatan kognitif, afektif dan psikomotorik; dan mendorong terjadinya interaksi. 5.6.4. Keterampilan pemberian penguatan (reinforcement) harus melalui penguatan verbal

dan non-verbal, serta suasana yang kondusif.

5.6.5. Proses pembelajaran adalah interaksi sejumlah sistem yaitu tujuan, kondisi awal mahasiswa, bahan, metode, dosen dan evaluasi. Proses pembelajaran harus direncanakan dalam bentuk:

a. Rumusan tujuan instruksional,

b. Garis Besar Program Perkuliahan (GBPP), c. Silabus

d. Satuan Acara perkuliahan (SAP), e. Kontrak Perkuliahan,

f. Bahan Ajar, g. Buku Ajar.

5.6.6.Kontrak Perkuliahan seharusnya dapat diakses oleh mahasiswa melalui Sistem Informasi Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi

5.6.7. Proses pembelajaran harus berlangsung sesuai jadwal yang telah direncanakan oleh program studi Antestesiologi dan Reanimasi

5.7. Penilaian Pembelajaran

5.7.1. Satuan kredit semester (SKS) harus dilaksanakan sepenuhnya, baik unsur tatap muka, tugas terstruktur, tugas mandiri, kegiatan profesi, praktikum maupun praktek lapangan.

(17)

5.7.3. Komponen dan bobot (weight) penilaian untuk memperoleh nilai akhir (final grade) Harus mencakup kompentensi kognitif psikomotorik dan afektif, dan diberitahukan kepada mahasiswa pada kuliah pertama tiap semester serta tertulis/terdokumentasi dalam Kontrak Perkuliahan.

5.7.4. Semua tes sumatif harus mengacu pada tujuan instruksional.

5.7.5. Tingkat kompetensi (level of competence) harus tercermin dalam evaluasi.

5.7.6. Semua catatan tentang semua tes sumatif harus disusun rapi agar dapat memberi penjelasan kepada mahasiswa yang memerlukan.

5.7.7. Semua penilaian dan komentar atas responsi, ujian tengah semester, makalah, tugas-tugas, ujian akhir semester harus disampaikan pada mahasiswa.

(18)

BAB VI

SARANA DAN PRASARANA

6.1. Sarana dan prasarana pengajaran dan pembelajaran seharusnya direncanakan secara sistematis dan terintegrasi agar efisien, selaras dan sejalan dengan rencana pengembangan kegiatan akademik dan atau kurikulum serta dituangkan dalam master plan sarana dan prasarana.

6.2. Infrastruktur fakultas seharusnya memenuhi persyaratan teknis dan peraturan bangunan serta standar keamanan dan kesehatan lingkungan yang ditentukan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi, dengan mempertimbangkan penyandang cacat.

6.3. Program Studi harus memiliki standar fasilitas pembelajaran secara umum. Ruang kuliah minimal harus dilengkapi dengan papan tulis, OHP, LCD Projector, komputer dan pengeras suara.

6.4. Program Studi harus menyediakan akses internet.

6.5. Setiap sub divisi harus memiliki rancangan fasilitas dengan mengacu standar pembelajaran yang berlaku untuk program studi tersebut.

6.6. Setiap sub divisi harus menyusun prioritas pengembangan fasilitas sesuai dengan tujuan pendidikan dan kurikulum masing-masing.

6.7. Kebutuhan ruang dan peralatan laboratorium seharusnya sejalan dengan tuntutan dan perkembangan IPTEK.

6.8. Manual penggunaan peralatan di laboratorium harus disediakan untuk memandu dan menghindari terjadinya kerusakan alat akibat penggunaan yang salah serta menjamin keselamatan pengguna.

6.9. Laboratorium tiap sub divisi seharusnya dapat digunakan oleh sivitas akademika dalam bentuk praktikum, penelitian, dan melaksanakan pelatihan dan konsultasi pihak lain.

6.10. Laboratorium seharusnya bisa digunakan secara terintegrasi antar sub divisi.

6.11. Perpustakaan program studi harus dikembangkan menggunakan sarana prasarana terkini dan dikelola oleh tenaga profesional guna mendukung dan melengkapi fungsi perpustakaan secara keseluruhan dan terintegrasi.

(19)

6.12. Perpustakaan program studi harus bisa diakses dari seluruh perpustakaaan sub divisi baik internal maupun eksternal dengan memanfaatkan Sistem Informasi Manajemen Program Studi.

6.13. Perpustakaan Program studi harus menyediakan minimal buku referensi yang menunjang ilmu dasar keahlian dan selalu diperbarui sesuai dengan tuntutan dan perkembangan IPTEK, dalam bentuk jurnal-jurnal.

6.14. Perpustakaan Program studi harus dilengkapi dengan fasilitas untuk memudahkan penelusuran judul dan pengarang buku serta kemudahan untuk pinjaman.

6.15. Fasilitas fisik untuk aktivitas ekstra kulikuler mahasiswa seharusnya disediakan sesuai dengan perkembangan kegiatan mahasiswa.

(20)

BAB VII

SUASANA AKADEMIK

7.1. Dosen dan tenaga pendidikan harus berusaha maksimal untuk menciptakan lingkungan sosial yang kondusif untuk terciptanya atmosfer akademik yang efisien.

7.2. Dosen dan tenaga pendidikan harus berusaha maksimal untuk memberikan lingkungan psikologis kepada mahasiswa, sehingga mendukung proses pembelajaran.

7.3. Dosen harus berusaha maksimal untuk mengembangkan intelektualitas, sikap, dan perilaku mahasiswa.

7.4. Kegiatan penelitian yang dilakukan dosen seharusnya melibatkan mahasiswa.

7.5. Mahasiswa harus diberi kesempatan untuk mempublikasikan karya ilmiah melalui media ilmiah.

7.6. Mahasiswa harus diberi kemudahan untuk mendapatkan informasi tentang perkembangan ilmu pengetahuan, baik melalui perpustakaan (jumlah buku dan judul yang memadai, jam pelayanan yang cukup, sistem penelurusran judul elektronik) maupun melalui media elektronik (internet).

7.7. Mahasiswa harus diberi kesempaan untuk melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler, yang mampu meningkatkan pemahaman terhadap materi perkuliahan yang diberikan dan mendorong mereka untuk meng-hasilkan karya ilmiah.

7.8. Tiap program studi seharusnya menyelenggarakan pertemuan ilmiah melibatkan dosen dan mahasiswa secara berkala, berupa seminar sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun, diskusi ilmiah sekurang-kurangnya 2 kali dalam setahun.

(21)

BAB VIII KEUANGAN

8.1. Sumber dan jumlah dana yang dikelola oleh program studi harus disosialisasikan kepada sub divisi untuk menjamin adanya pengelolaan dana yang akuntabel.

8.2.Penentuan alokasi dana fakultas harus mengacu pada program-program yang telah ditentukan pada Rapat Kerja Tahunan (RAKERTA) Program Studi Anestesi dan Reanimasi.

8.3.Program studi harus mempunyai prosedur dalam penyusunan anggaran yang memperhatikan masukan dari tingkat sub divisi sehingga memungkinkan adanya subsidi silang dalam pengembangan program studi di lingkungan bagian Anestesi dan Reanimasi. 8.4.Bagian Anestesi dan Reanimasi harus mempunyai prosedur pencairan anggaran yang mampu mendukung lancarnya pelaksanaan kegiatan akademik seccara baik dan berkualitas.

8.5.Bagian Anestesi dan Reanimasi harus berupaya untuk dapat menggalang dana di luar dana rutin, sehingga mampu melakukan pengembangan SDM dan sarana prasarana guna meningkatkan kualitas proses pembelajaran di Program Studi Anestesi dan Reanimasi. 8.6.Bagian Anestesi dan Reanimasi harus mengalokasikan dana sebagai penunjang penelitian

dan pengabdian masyarakat bagi dosen dan mahasiswa, sekurang-kurangnya 20% dari DIPA.

(22)

BAB XI PENELITIAN

9.1. Penelitian

9.1.1. Penelitian harus dilakukan dalam rangka pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

9.1.2. Strategi, kebijakan, dan prioritas penelitian harus ditetapkan sesuai dengan misi dan tujuan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi.

9.1.3. Penelitian seharusnya dilakukan sesuai roadmap induk penelitian tingkat universitas udayana dan tingkat fakultas kedokteran dengan baku mutu yang telah ditentukan oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) dengan mengacu pada baku mutu penelitian nasional maupun internasional, serta sesuai dengan kaidah-kaidah keilmuan dan etika dalam bidangnya masing-masing. 9.1.4. Hasil penelitian, seharusnya dipublikasikan minimal di jurnal nasional tak terakreditasi, sekurang-kurangnya berupa abstrak harus disebarluaskan dalam media-media termasuk Sistem Informasi Manajemen Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi yang mudah diakses oleh masyarakat luas.

9.1.5. Penelitian seharusnya melibatkan peran serta mahasiswa.

9.1.6. Penelitian seharusnya meliputi penelitian dasar dan / atau terapan.

9.1.7. Penelitian harus memberikan masukan untuk kegiatan pendidikan, pengajaran, dan pengabdian kepada masyarakat.

9.1.8. Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi harus dapat menciptakan hubungan kerjasama penelitian dengan universitas / pihak lain dalam dan luar negeri untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas kinerja dan hasil penelitian.

9.1.9. Fakultas seharusnya mendukung dana untuk melakukan penelitian para peneliti di program studi Anestesiologi dan Reanimasi

9.1.10 Fakultas seharusnya mendukung dana untuk diseminasi hasil penelitian para peneliti program studi Anestesiologi dan Reanimasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

(23)

9.1.11. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud harus mendukung dana untuk melakukan penelitian para dosen dan mahasiswa program studi anestesiologi dan reanimasi.

9.1.12. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud harus mendukung dana untuk diseminasi hasil penelitian para dosen dan mahasiswa program studi anestesiologi dan reanimasi, baik di tingkat nasional maupun internasional.

9.1.13. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud harus mendukung upaya dalam mempublikasikan hasil penelitian para peneliti program studi dalam jurnal ilmiah nasional terakreditasi dan jurnal internasional.

9.1.14. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud harus mendukung pengembangan jurnal ilmiah di lingkungan Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud

9.1.15. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud seharusnya mengadakan pelatihan, seminar, lokakarya, serta transformasi ke program studi lain di dalam dan luar negeri guna meningkatkan kemampuan dan kualitas penelitian.

9.1.16. Program Studi Anestesiologi dan reanimasi dapat mengembangkan paten hasil penelitian dengan membangun kerjasama dengan industri untuk memperoleh sumber dana penelitian lebih lanjut.

(24)

BAB X

PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT

10.1. Pengabdian Kepada Masyarakat

10.1.1. Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan dalam rangka penerapan dan pendayagunaan ilmu pengetahuan dan teknologi untuk masyarakat luas.

10.1.2. Strategi, kebijakan, dan prioritas pengabdian kepada masyarakat harus ditetapkan sesuai dengan misi dan tujuan Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi. 10.1.3. Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan sesuai dengan standar/peraturan

yang telah ditentukan oleh program studi dan atau Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat.

10.1.4. Pengabdian kepada masyarakat harus dilakukan sesuai atau merujuk pada kebutuhan nyata dalam masyarakat.

10.1.5. Pengabdian kepada masyarakat harus melibatkan peran serta mahasiswa.

10.1.6. Pengabdian kepada masyarakat seharusnya memberikan pencerahan atau peningkatan kesejahteraan masyarakat.

10.1.7. Pengabdian kepada masyarakat seharusnya memberikan masukan untuk kegiatan pendidikan maupun penelitian.

10.1.8. Program studi Anetesiologi dan Reanimasi dapat menjalin hubungan kerjasama dengan dunia industri/swasta dan pemerintah daerah, sebagai landasan kerjasama secara proaktif dalam meningkatkan kinerja dan manajemen pengabdian kepada masyarakat.

10.1.9. Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi dapat merancang sivitas akademika pada semua tingkat untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat untuk mentransfer pengetahuan, inovasi serta memfasilitasi proses pengembangan sumberdaya manusia.

10.2. Paten

10.2.1 Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi harus mendorong penelitian dan pengabdian masyarakat yang menghasilkan paten untuk diterapkan pada industri

(25)

sesuai dengan target penelitian yang digariskan oleh Universitas Udayana yang diharapkan dapat tercapai pada tahun 2025.

10.2.2. Penemu, pemegang hak paten dan pembagian royalti harus mengacu pada peraturan Fakultas dan Universitas yang berkaitan dengan hal tersebut.

10.3. Dukungan Fakultas

10.3.1. Fakultas Kedokteran Universitas Udayana harus memberikan dukungan sumber daya kegiatan penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.

10.3.2. Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi harus menciptakan pola insentif dan disinsentif bagi para peneliti dan pelaksana pengabdian kepada masyarakat.

(26)

BAB XI TATA PAMONG

11.1. Struktur

11.1.1. Program Studi/Sub divisi dan unit organisasi yang lain di lingkungan fakultas harus memiliki struktur organisasi yang jelas.

11.1.2. Setiap unit organisasi yang dimaksud dalam butir 11.1.1., Harus menunjukkan hubungan lini dan fungsional baik secara hirarki maupun lintas unit.

11.1.3. Struktur organisasi di semua tingkatan harus disertai dengan deskripsi tugas yang jelas yang menunjukkan wewenang dan tanggung jawab masing-masing unit. 11.1.4. Struktur organisasi yang dimaksud dalam butir 11.1.1., harus diterbitkan Surat

Keputusan Kepala Bagian Anestesi dan Reanimasi.

11.2. Proses

11.2.1. Unit sebagaimana pada butir 11.1.1. Harus bertanggung jawab atas pelaksanaan penjaminan mutu di unit masing-masing sesuai standar pelayanan minimal.

11.2.2. Setiap unit organisasi harus memiliki pedoman pengambilan keputusan yang demokratis.

11.2.3. Setiap unit organisasi harus memiliki pedoman pendelegasian wewenang.

11.2.4. Kepemimpinan akademik harus dievaluasi secara berkala, sekurang-kurangnya 1 kali dalam setahun, untuk melihat sejauh mana visi, misi dan tujuan dari Program studi/bagian yang telah tercapai.

11.2.5. Setiap unit organisasi harus memiliki indikator keberhasilan yang dimuat dalam dokumen pedoman monitoring dan evaluasi.

11.3. Program

11.3.1. Program Studi/Sub divisi harus didukung oleh tenaga kependidikan dengan kualifikasi yang memadai untuk menyelenggarakan pendidikan, pelayanan penyelenggaraan pendidikan secara optimal.

(27)

11.3.2. Program Studi/Sub divisi harus memiliki Tim Pelaksana Penjaminan Mutu (TPPM) untuk administrasi pendidikan, pelayanan penyelenggaraan pendidikan termasuk dilakukan audit keuangan dan audit sumber daya manusia.

(28)

BAB XII

SISTEM PENGELOLAAN

12.1. Kepemimpinan

12.1.1. Program Studi/Sub divisi harus merumuskan program, tujuan, sasaran serta kegiatan tahunan yang bersifat operasional dan terukur berdasarkan visi, misi lembagam dengan mempertimbangkan kebutuhan lingkungan internal maupun eksternal.

12.1.2. Kepemimpinan Program Studi/Sub divisi seharusnya bersifat chairpersonship (ketua), dengan mengispirasi, mendukung dan menghargai kontribusi civitas akademika dan stakeholders lainnya serta menumbuhkan rasa saling percaya dan kebebasan dalam berkarya dengan penuh tanggung jawab.

12.2. Komitmen

12.2.1. Komitmen pimpinan harus ada dalam upaya pencapaian visi, misi, program, tujuan, sasaran serta kegiatan tahunan.

12.2.2. Komitmen sivitas akademika terhadap peningkatan mutu akademik harus ditunjukkan dengan implementasinya melalui pengukuran, pemantauan, analisis, dan peningkatan kinerja secara terus menerus.

12.2.3. Komitmen mahasiswa terhadap upaya peningkatan mutu proses pembelajaran seharusnya diberi saluran yang luas.

12.3. Manajemen Proses

12.3.1. Proses-proses pokok harus terdefinisikan dengan jelas dan tersedia indikator untuk menilai kinerjanya.

12.3.2. Setiap proses pokok harus jelas penanggung jawab dan pelaksananya.

12.3.3. Proses-proses pokok harus didukung dengan ketersediaan sumber daya yang memadai.

12.3.4. Keterkaitan antara proses-proses pokok dengan misi sub divisi, program studi, fakultas dan universitas seharusnya teridentifikasi dan terumuskan dengan baik.

(29)

12.3.5. Proses pendidikan dan pembelajaran di Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi harus mengacu pada standar pendidikan dokter spesialis anestesiologi tang tertuang dalam peraturan konsil kedokteran Indonesia no 37 tahun 2015. 12.3.6. Upaya penyederhanaan (simplifikasi) tata kerja harus dilakukan untuk menjamin

upaya peningkatan mutu pendidikan secara berkelanjutan.

12.3.7. Pada tahap pelaksanaan proses seharusnya menerapkan manajemen partisipatif dengan memanfaatkan:

a. Kepemimpinan demokratik. b. Komunikasi dua arah. c. Pengelolaan konflik. d. Partisipasi bawahan. e. Motivasi intrinsik. f. Perbedaan persepsi.

12.4. Evaluasi Diri

12.4.1 Program studi harus melaksanakan audit akademik secara periodik. 12.4.2. Evaluasi diri program studi/sub divisi harus dilakukan secara periodik.

12.4.3. Evaluasi diri sub divisi harus dilakukan setiap tahun berdasarkan data dan informasi yang akurat.

12.4.4. Program Pengendalian Mutu seharusnya meliputi semua butir mutu sebagai berikut:

a. Visi, misi; b. Kurikulum;

c. Sumber daya manusia; d. Mahasiswa;

e. Proses pembelajaran; f. Prasarana dan sarananya; g. Suasana akademik; h. Keuangan;

i. Penelitian dan publikasi;

(30)

k. Tata pamong (Governance); l. Manajemen lembaga; m. Sistem informasi;

n. Kerjasama dalam dan luar negeri.

12.4.5. Pengawasan melekat harus dilakukan oleh setiap pimpinan unit organisasi berdasarkan kebijakan program, prosedur dan standar lain yang telah disepakati, dan temuan tersebut dijadikan dasar untuk pengambilan tindakan.

12.4.6. Tiap unit organisasi seharusnya melakukan pendekatan sistem terhadap semua kegiatan yang menjadi lingkup tugasnya.

12.4.7. Hasil analisis pendekatan sistem seharusnya digunakan untuk meningkatkan kinerja unit organisasi secara terus menerus (Continue Improvement).

12.5. Perencanaan

12.5.1. Perencanaan pengembangan program studi/bagian harus mempertimbangkan misi universitas dan fakultas.

12.5.2. Perencanaan harus mencakup aspek teknis dan aspiratif yang didasarkan pada evaluasi diri.

12.5.3. Perencanaan seharusnya dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak yang terkait.

(31)

BAB XIII

SISTEM PENJAMIN MUTU

13.1. Kepemimpinan program studi harus merumuskan visi pengembangan yang jelas, penetapan target dan sasaran pengembangan, penciptaan dan pemeliharaan nilai-nilai bersama, kebebasan akademik dan kode etik secara berkelanjutan.

13.2. Kepemimpinan program studi seharusnya bersifat menginspirasi, mendukung, dan menghargai kontribusi sivitas akademika dan stakeholder lainnya serta menimbulkan kesaling percayaan dan kebebasan dalam berkarya dengan penuh tanggung jawab.

13.3. Penjaminan mutu harus memiliki tim tersendiri yang harus dipimpin oleh seorang koordinator Tim Pelaksana Penjaminan Mutu (TPPM)

13.4. Komitmen civitas akademika prodi terhadap peningkatan mutu akademik harus ditunjukkan dan diimplementasikan melalui pengukuran, pemantauan, analis dan peningkatan kinerja secara terus menerus.

13.5. Pelaksanaan penjaminan mutu harus dilakukan secara berkesinambungan dan periodik. 13.6. Komitmen mahasiswa terhadap upaya peningkatan mutu proses pembelajaran seharusnya

diberi saluran yang luas.

13.7. Komunikasi antar civitas akademika harus dilaksanakan secara efisien dan efektif.

13.8. Komunikasi antar civitas akademika dengan masyarakat seharusnya dilaksanakan secara efisien dan efektif.

13.9. Proses-proses pokok harus didefinisikan dengan jelas dan tersedia indikator untuk menilai kinerja.

13.10. Proses-proses pokok harus jelas penanggungjawab dan pelaksananya.

13.11. Proses-proses pokok harus didukung dengan ketersediaan sumber daya yang memadai. 13.12. Keterkaitan antara proses-proses pokok dengan misi program studi, fakultas dan

universitas seharusnya teridentifikasi dan terumuskan dengan baik.

13.13. Program studi dan sub divisi harus melaksanakan audit akademik secara periodik. 13.14. Evaluasi diri program studi dan subdivisi harus dilakukan secara periodik.

13.15. Evaluasi diri prodi harus dilakukan setiap tahun berdasarkan data dan informasi yang sahih. 13.16. Evaluasi diri prodi seharusnya dilakukan dengan menggunakan informasi dari berbagai

(32)

13.16. Perencanaan pengembangan sub divisi harus mempertimbangkan misi program studi dan fakultas.

13.17. Perencanaan harus didasarkan pada evaluasi diri.

13.18. Perencanaan pengembangan seharusnya dituangkan dalam dokumen yang mudah dibaca dan dimengerti oleh pihak-pihak terkait.

13.19. Akreditasi program studi harus dilakukan lembaga lain yang bersifat independen.

13.20. Akreditasi seharusnya dilakukan secara periodik sesuai dengan masa berlakunya status akreditasi.

(33)

BAB XIV

SISTEM INFORMASI

14.1. Program studi dan sub divisi harus memiliki dan menerapkan sistem informasi manajemen untuk semua bidang yang efektif dan efisien.

14.2. Bagian Anestesi dan Terapi Intensif FK Unud harus menyiapkan jaringan internet dan (Local Area Network-LAN) yang memadai.

14.3. Program studi dan sub divisi harus memiliki jaringan internet dan menerapkan jaringan lokal (Local Area Network-LAN).

14.4. Program Studi dan sub divisi harus menyediakan fasilitas informasi yang mudah di akses. 14.5. Semua unit di lingkungan program studi harus memelihara sistim informasi manajemen yang

(34)

BAB XV LULUSAN

15.1. Program studi harus menetapkan perkiraan produktifitas yang dihasilkan, khususnya lulusan dalam rentang waktu tertentu (4 tahun).

15.2. Program Studi harus menetapkan target waktu penyelesaian studi mahasiswa di semua jenjang pendidikan yang ada di Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi.

15.3. Program Studi harus menetapkan IPK kelulusan (minimum, maksimum dan rata-rata) dalam rentang waktu tertetntu (4 tahun).

15.4. Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi harus menghasilkan lulusan dokter spesialis anestesi dan terapi intensif yang sesuai dengan standar kompetensi minimal dokter spesialis anestesi yang tertuang dalan peraturan konsil kedokteran Indonesia no 38 tahun 2015 15.5. Program Studi harus mengantisipasi dan menyiapkan kebijakan berkenaan dengan jumlah

mahasiswa drop out.

15.6. Program Studi dan sub divisi seharusnya menyiapkan terus menerus menggalang komunikasi antar alumni dengan institusi seta mengoptimalkan pemanfaatannya.

(35)

BAB XVI

MUTU PROGRAM STUDI

16.1. Program Studi dan subdivisi harus menetapkan jumlah dan peringkat akreditasi program studi dalam kurun waktu tertentu (4 tahun) dan mengupayakan untuk dapat terwujud. 16.2. Dikaitkan dengan relevansi keperluan masyarakat, ketersediaan dukungan sumber daya

manusia, prasarana dan sarana, serta kelayakan. Program Studi seharusnya dapat mengembangkan kelembagaan dengan cara mengembangkan sub divisi.

16.3. Program Studi Anestesiologi dan Reanimasi FK UNUD harus berhasil mencapai akreditasi perguruan tinggi oleh LAM-PTKES dengan nilai A yang dilakukan secara periodik

(36)

BAB XVII

KERJASAMA DALAM DAN LUAR NEGERI

17.1. Program studi seharusnya menyelenggarakan kerjasama dengan sektor swasta maupun lembaga pemerintahan baik skala nasional maupun internasional.

17.2. Penyelenggaraan kerjasama harus dikoordinasikan di program studi, fakultas dan universitas.

17.3. Kerjasama harus dilakukan untuk:

a. Mendayagunakan sumber daya yang dimiliki oleh program studi, fakultas dan universitas, b. Meningkatkan kinerja program studi dan subdivisi,

c. Menyediakan akses bagi tenaga dosen untuk dapat mengembangkan diri, d. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi,

e. Meningkatkan citra fakultas.

17.4. Kerjasama seharusnya dilaksanakan untuk:

a. Menyediakan akses bagi mahasiswa untuk berlatih dan praktek,

b. Menciptakan peluang dan akses bagi mahasiswa / lulusan dalam mendapatkan lapangan kerja,

c. Menciptakan revenue generating activity.

17.5. Kerjasama seharusnya dapat dilaksanakan dalam bentuk kegiatan: a. Kontrak manajemen,

a. Program kembaran (twinning program), b. Penelitian,

c. Pengabdian kepada masyarakat,

d. Tukar menukar dosen dan / atau mahasiswa dalam penyelenggaraan kegiatan akademik, e. Pemanfaatan bersama sumber daya dalam pelaksanaan kegiatan akademik,

f. Program pemindahan kredit (transfer of credit), g. Penerbitan bersama karya ilmiah,

h. Penyelenggaraan bersama pertemuan ilmiah atau kegiatan ilmiah lain, i. Lain-lain yang dianggap perlu.

Referensi

Dokumen terkait

meliputi rumusan tujuan, tujuan, dan landasan teori yang ada dalam materi buku panduan pemilihan karier. 4) Kepatutan, aspek ini mengacu pada penyelenggaraan

Pendefinisian tanah kosong yang memberikan beban kepada wajib pajak badan tersebut dinilai belum dapat memastikan bahwa regulasi yang ditetapkan melalui pergub DKI nomor

“pelajar” ertinya seseorang pelajar berdaftar yang sedang mengikuti kursus yang ditawarkan oleh Universiti bagi sesuatu program pengajian Ijazah dan disenaraikan

Baru kemudian, seorang di antara mereka, justru orang dari Perguruan Sad, berkata, "Aku mendapat perintah dari guru, menawarkan kerja sama di antara kita, permusuhan dan

$ada ins+eksi terli%at adan/a &entuk dan ukuran /an" &er&eda antara kaki kanan dan kaki kiri. (idak munul airan &er3arna +uti% kental atau+un dara%

Membantu Pengguna Jasa dan Pemimpin Kegiatan dalam melaksanakan tugas dan kewajiban untuk mengendalikan pelaksanaan pekerjaan agar pekerjaan dapat diselesaikan

Adapun diagnosa keperawatan pada pasien kanker pankreas yaitu : 1. Nyeri berhubungan dengan obstruksi pankreas. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan obstruksi saluran

Bila penderita sadar, neurologis normal, tidak mengeluh adanya nyeri leher atau nyeri pada tulang belakang, dan tidak terdapat nyeri tekan pada saat palpasi tulang