• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH TERPAAN PROGRAM TALKSHOW KESEHATAN DR. OZ INDONESIA TERHADAP PERILAKU HIDUP SEHAT ( Studi Pada Siswa Kelas XI dan XII SMAN 3 Kota Bima )

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH TERPAAN PROGRAM TALKSHOW KESEHATAN DR. OZ INDONESIA TERHADAP PERILAKU HIDUP SEHAT ( Studi Pada Siswa Kelas XI dan XII SMAN 3 Kota Bima )"

Copied!
70
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH TERPAAN PROGRAM TALKSHOW

KESEHATAN DR. OZ INDONESIA TERHADAP PERILAKU

HIDUP SEHAT

( Studi Pada Siswa Kelas XI dan XII SMAN 3 Kota Bima )

SKRIPSI

Oleh :

Irwanto

NIM: 201010040311264

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(2)

PENGARUH TERPAAN PROGRAM TALKSHOW

KESEHATAN DR. OZ INDONESIA TERHADAP PERILAKU

HIDUP SEHAT

( Studi Pada Siswa Kelas XI dan XII SMAN 3 Kota Bima )

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Untuk Mendapatkan Gelar Sarjana (S-1)

Oleh :

Irwanto

NIM: 201010040311264

PROGRAM STUDI ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

Kata Pengantar

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena

atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.

Tak lupa pula penulis mengirimkan salam dan shalawat kepada Nabi Besar

Muhammad SAW yang telah membawa umat Islam ke jalan yang diridhoi Allah

SWT.

Skripsi yang berjudul “PENGARUH TERPAAN PROGRAM

TALKSHOW KESEHATAN DR. OZ INDONESIA TERHADAP PERILAKU

HIDUP SEHAT (Studi pada siswa kelas XI dan XII SMAN 3 Kota Bima)”

merupakan salah satu syarat untuk mencapai gelar sarjana Ilmu Komunikasi.

Terwujudnya skripsi ini tidak lepas dari partisipasi dan bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang

setulus-tulusnya kepada :

1. M. Himawan Sutanto, S.Sos, M.Si sebagai dosen pembimbing I dan Jamroji

M. Comm sebagai dosen pembimbing II yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan masukan, bimbingan, dan motivasi yang membangun kepada

penulis hingga skripsi ini terselesaikan dengan baik.

2. Kepada orang tua ku terutama ibu ku Nurbaiti yang sangat saya cintai dan

hormati yang tak henti-hentinya memberikan dukungan, doa, nasehat, dan

motivasi hingga sampai detik ini penulis tetap kuat dan bersemangat dalam

(8)

3. Kepada kakakku, Febri dan Ronal yang selalu mengingatkan saya untuk

menyelesaikan kuliah dan skripsi. Dan adikku, Ardi, Erwin, Nisa, dan Putri

yang selalu menyemangatiku.

4. Terima kasih untuk yang tercinta Wiwin Indriani, yang tidak pernah lepas

memberikan berbagai macam dukungan dan motivasi dalam penyelesaian

skripsi ini.

5. Keluarga besar SMAN 3 kota Bima yang telah berkenan menjadi subjek

penelitian dan membagi informasi pada penulis. Dan siswa-siswanya yang

telah membantu dalam mengumpulin data penelitian ini

6. Kepada teman-teman kampus Edison, Yeni, Dila, afil, hafis, Aga, Debrina,

Ayu, Rezi, Rio, Nungki dan Izal terima kasih atas kasih sayang dan dukungan

yang diberikan hingga saat ini

7. Serta seluruh pihak yang ikut membantu, baik secara langsung maupun tidak

langsung. Penulis hanya bisa berdoa, semoga Allah membalas

kebaikan-kebaikan mereka dengan setimpal. Amin.

Penulis berharap semoga skripsi ini tidak hanya menjadi catatan yang

lapuk menjadi tumpukan di perpustakaan tetapi ada manfaatnya bagi pembacanya

dari berbagai macam pihak baik dari segi akademis maupun segi praktis. Amin.

Malang, 25 Maret 2015

(9)

DAFTAR ISI

Halaman Judul………..i

Lembar Persetujuan ………ii

Pernyataan Orisinalitas………..….iii

Lembar Pengesahaan……….iv

Berita Acara Bimbingan………v

Abstrak………..vi

Abstrack………...vii

Kata Pengantar………...viii

Daftar Isi………..ix

Daftar Gambar………x

Daftar Tabel………....xi

Daftar Lampiran……….xii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang………..1

B. Rumusan Masalah……….6

C. Tujuan Penelitian………...6

(10)

E. Tinjauan Pustaka………...8

1. Komunikasi massa……….8

2. Media massa……….………16

3. televisi ………...24

4. Audiens Sebagai Kumpulan Penonton, Pendengar dan Pemirsa.26 5. Program Televisi………...…...28

6. Efek Komunikasi massa ……….31

7. Teori-Teori …………...………...35

8. Definisi Konseptual………..38

9. Definisi Operasional……….………39

10.Rumusan Hipotesis………...41

F. Metode Penelitian 1. Pendekatan Penelitian………...………...41

2. Tipe dan Dasar Penelitian………...…………...42

3. Tempat dan Waktu Penelitian……….……….42

4. Populasi dan Sampel………..……..…43

5. Metode Pengumpulan Data………..………....43

6. Perskalaan Data………44

7. Teknik Analisis Data………....45

8. Keabsahan Data………..………..47

BAB II DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN A. Gambaran Umum sekolah…...………...51

1. Sekilas sejarah berdirinya SMAN 3Kota Bima ………51

(11)

3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ……….……52

4. Kondisi Internal Sekolah……….…...…….……..53

5. Kondisi Eksternal Sekolah………54

6. Jumlah Siswa Kelas XI dan XII SMAN 3 Kota Bima…..………56

7. Struktur Organisasi Sekolah SMAN Kota Bima..….………57

B. Gambaran Umum Trans TV………...……….58

1. Profil Trans TV…….………58

2. Visi dan Misi……….………58

C. Sekilas Gambaran Dr. OZ Indonesia ….………59

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA A. Identitas Responden .……….………60

B. Frekuensi Data Pengaruh Terpaan Program Talkshow Kesehatan Dr. OZ Indonesia Terhadap Pengetahuan, Sikap Dan Tindakan Perilaku Hidup Sehat 1. Analisis Item Angket Variabel (X)………..62

2. Analisis Item Angket Variabel (Y1)………68

3. Analisis Item Angket Variabel (Y2)………78

4. Analisis Item Angket Variabel (Y3)………86

C. Kategori Peringkat Tiap Variabel………94

1. Peringkat Terpaan Pesan Program Dr. OZ Indonesia (Variabel X)………..94

(12)

3. Peringkat Sikap Tentang Perilaku Hidup Sehat (Variabel

Y2)………96

4. Peringkat Tindakan Tentang Perilaku Hidup Sehat (Variabel Y3)………....97

D. Uji Instrumen………..98

1. Uji Validitas...98

2. Uji Reliabilitas………....103

E. Analisi Regresi Linear Sederhana……….105

F. Implikasi Teori………...107

BAB 1V PENUTUP A. Kesimpulan………...…109

B. Saran………..…...…110

DAFTAR PUSTAKA

(13)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1.1 Paradigma media massa………..………...19

Gambar 1.2 Skema S -R………35

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Sekolah SMAN 3 Kota Bima……….59

(14)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Nominasi Kategori Berita Dan Informasi Dalam Panasonic Award

2014……….. .…. ………...………..4

Tabel 1.2 Skala likert untuk kuesioner ………45

Tabel 2.1 Jumlah Siswa XI Dan XII SMAN 3 Kota Bima………56

Tabel 3.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin………..60

Tabel 3.2 Data Jawaban Responden Tentang Frekuensi Menonton Dr.OZ Indonesia Dalam 1 Bulan………..62

Tabel 3.3 Data Jawaban Responden Tentang Jam Tayang Dr. OZ Indonesia Sudah Sesuai…...63

Tabel 3.4 Data Jawaban Responden Tentang Meluangkan Waktu Untuk Menonton Dr.OZ Indonesia………..64

Tabel 3.5 Data Jawaban Responden Tentang Menonton Dr. OZ Indonesia Dari Awal Sampai Selesai……….65

Tabel 3.6 Data Jawaban Responden Tentang Lebih Memilih Menonton Dr.OZ Indonesia Daripada Acara Lain Di Waktu Bersamaan……….66

Tabel 3.7 Data Jawaban Responden Tentang Daya Tarik Pembawa Acara Dr. OZ Indonesia………...67

Tabel 3.8 Data Jawaban Responden Tentang Kemampuan Memahami Pesan Kesehatan Yang Terkandung Dalam Acara Dr. OZ Indonesia………68

Tabel 3.9 Data Jawaban Responden Tentang Kemampuan Memahami Penjelasan Yang Diperagakan Dengan Benda………..69

(15)

Tabel 3.11 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Duduk Secara

Benar Dapat Mencegah Terjadi Sakit Pinggang……….71

Tabel 3.12 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Olahraga Ringan

Selama 5 Menit Setiap Hari Membuat Tubuh Tetap Bugar…………72

Tabel 3.13 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Cahaya Dari

Headphone Dapat Membuat Sulit Tidur……….73

Tabel 3.14 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Seiring

Berkembangnya Jaman, Penyakit Serangan Jantung Dapat Menyerang

Segala Umur………74

Tabel 3.15 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Beraktivitas Di

Ruangan AC Dalam Waktu Yang Lama Dapat Membuat Persendian

Menjadi Nyeri………75

Tabel 3.16 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Selain Melalui

Udara, Penyakit FLU Juga Bisa Menular Melalui Sentuhan……….76

Tabel 3.17 Data Jawaban Responden Akan Informasi Tentang Coklat Adalah

Makanan Yang Dapat Menurunkan Stress………77

Tabel 3.18 Data Jawaban Responden Tentang Sikap Tidak Keberatan Meluangkan

Waktu 5 Menit Untuk Berolahraga Ringan………78

Tabel 3.19 Data Jawaban Responden Tentang Sikap Rela Menjauhkan Headphone

Pada Saat Tidur.………...79

Tabel 3.20 Data Jawaban Responden Tentang Sikap Bersedia Minum Air Putih

Sebanyak 2 Liter Atau Lebih Setiap Hari.………..80

Tabel 3.21 Data Jawaban Responden Tentang Lebih Suka Beraktivitas Dari Pada

(16)

Tabel 3.22 Data Jawaban Responden Tentang Sikap Menghindari Makanan

Berlemak Tinggu Dan Berkolestrol Jahat………..82

Tabel 3.23 Data Jawaban Responden Tentang Sikap Tidak Suka Berlama–lama Di

Ruangan AC………...………….83

Tabel 3.24 Data Jawaban Responden Tentang Suka Mengkonsumsi Coklat

Rendah Gula..…...84 Tabel 3.25 Data Jawaban Responden Tentang Sikap Menjauhi Teman Yang

Terkena FLU.………..85

Tabel 3.26 Data Jawaban Responden Tentang perilaku yang Selalu Mematikan

Headphone Setiap Mau Tidur.………86

Tabel 3.27 Data Jawaban Responden Tentang perilaku yang Selalu Berolahraga

Ringan Setiap Hari.……….87

Tabel 3.28 Data Jawaban Responden Tentang perilaku Selalu Meminum Air Putih

Sebanyak 2 Liter ATAU Lebih Setiap Hari….………...88

Tabel 3.29 Data Jawaban Responden Tentang perilaku yang Selalu Mengisi

Aktivitas Setiap Hari Dengan Tidak Duduk Dalam Waktu Yang

Lama………89

Tabel 3.30 Data Jawaban Responden Tentang Perilaku Yang Selalu makan

Makanan Rendah Lemak………..…...90

Tabel 3.31 Data Jawaban Responden Tentang Perilaku Yang Selalu Melakukan

Kegiatan Di Ruang Tanpa AC………91

Tabel 3.32 Data Jawaban Responden Tentang Perilaku Yang Selalu Menjaga

(17)

Tabel 3.33 Data Jawaban Responden Tentang Perilaku Yang Selalu

Mengkonsumsi Coklat Ketika Beristirahat Dari Kesibukan………...93

Tabel 3.34 Jumlah jawaban pada terpaan program Dr. OZ Indonesia (variabel

X)………94

Tabel 3.35 Jumlah jawaban pada pengetahuan tentang perilaku hidup sehat (variabel

Y1)………..……95

Tabel 3.36 Jumlah jawaban pada sikap tentang perilaku hidup sehat (variabel

Y2)………..………96

Tabel 3.37 Jumlah jawaban pada tindakan tentang perilaku hidup sehat (variabel

Y3)……….…………97

Tabel 3.38 Hasil Uji Valisitas Item Kuisioner Pada Variable Independent

(X)……….99

Tabel 3.39 Hasil Uji Validitas Item Kuisioner Pada Variabel Dependent (Y1)..100

Tabel 3.40 Hasil Uji Validitas Item Kuisioner Pada Variabel Dependent (Y2)..101

Tabel 3.41 Hasil Uji Validitas Item Kuisioner Pada Variabel Dependent (Y3)..102

Tabel 3.42 Hasil Uji Reliabilitas Variable X, Y1, Y2 dan Y3……….104

Tabel 3.43 ANOVA……….………105

Tabel 3.44 Koefisien Korelasi Antara Terpaan Program Dr. OZ Indonesia

(Variabel X) Terhadap Perilaku Hidup Sehat (Variabel Y)……….106

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

1. LEMBAR ANGKET

2. TABEL REKAPITULASI DATA

3. UJI VALIDITAS MENGGUNAKAN SPSS

4. UJI RELIABILITAS MENGGUNAKAN SPSS

5. KATEGORI PERINGKAT

6. MENENTUKAN NILAI ∑Y

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Adi, Rianto. 2004. Metode penelitian sosial dan hukum. Jakarta: Granit

Ardianto, Elvinaro dan Lukiati Komala Erdinaya. 2004. Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Alexander, Morissan. 2010. Peiklanan Komunikasi Pemasaran Terpadu; Kencana Prenada Media Group.

_________________. 2011. Manajemen Media Penyiaran Edisi Revisi; Kencana Prenada Media Group .

Arikunto, Suharsimi. 1998. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: RinekaCipta.

Azwar Saifuddin. 1988.Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya.Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Effendy, Onong, Uchjana., 1989, Kamus Komunikasi., Bandung, CV. Madar Maju.

_____________________., 1993. Ilmu, Teori & Filsafat Komunikasi. Bandung : PT. Citra Aditya Bakti

_____________________., 1992. Ilmu Komunikasi dan Praktek. Bandung: PT. Remadja Rosdakarya.

Hamidi. 2010. Metode Penelitian dan Teori Komunikasi. Malang; UMM Press.

Idrus, Muhammad. 2009. Metode Penelitian Ilmu Sosial. Yogyakarta : Erlangga.

Jahya, Saktityanti, Rusfadia, dan Muhammad Irvan, 2006. Menilai Tanggung Jawab Sosial Televisi. Jakarta: Pira Media

J.B Wahyudi. 1996 Dasar-Dasar Jurnalistik Radio Dan Televisi, Jakarta: Pustaka Utama Grafiti.

Kuswandi, Wawan. 1996. Komunikasi Massa Sebuah Analisis Media Televisi. Jakarta : Rhineka Cipta.

Mulyana, Daddy. 2007 Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya.

Muda, Deddy Iskandar. 2005. Jurnalistik Televisi, Menjadi Reporter Profesional. Bandung: Remaja Rosdakarya

(20)

Naratama, 2004. Menjadi Sutradara Televisi Dengan Single dan Multi Camera. Jakarta: PT Gramedia Widiasarana Indonesia.

Oemar hamalik,1987. Media. Bandung; Armiko.

Rakhmat, Jalaluddin. 2007. Psikologi Komunikasi. Bandung ; PT Remaja Rosdakarya.

Riswandi. 2009. Ilmu komunikasi. Jakarta: Graha Ilmu

Tamburaka, Apriadi. 2013. Agenda Setting Media Massa. Jakarta: PT. RajaGrasindo Persada.

Sugiyono. 2003. Statistika Untuk Penelitian. Bandung: CY Alfabeta.

________. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Bandung: CV.Alfabeta.

Santoso, Singgih dan Tjiptono, Fandy. 2001. Riset Pemasaran. Jakarta: PT. Elex

Media Komputindo.

Winarni. 2003. Komunikasi Massa: Suatu Pengantar: UMM Press.

Non buku:

(21)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Di era modern saat ini informasi sangat penting dalam kelangsungan hidup

manusia sehingga intensitas kebutuhan akan informasi terus meningkat dari hari ke

hari. Munculnya media massa untuk memenuhi kebutuhan akan informasi. Media

massa dapat memberikan informasi yang beragam. Oleh karena itu media massa

sangat vital dan berperan sangat besar pada kehidupan manusia. Secara umum media

massa mempunyai karakteristik yang sama yaitu komunikatornya telah melembaga,

komunikannnya heterogen. maksudnya heterogen ialah massa sendiri merupakan

kumpulan dari individu dengan jumlah yang ridak terbatas dam tidak mengenal satu

dengan yang lain serta tentu saja anonim. Selain itu karakteristik lainnya media massa

adalah pesan disampaikan delam waktu serempak, tetapi umpan baliknya tidak bisa

diterima secara langsung.

Salah satu media massa yang hingga saat ini masih banyak dipakai oleh

masyarakat adalah televisi. Televisi sangat disukai karena sifatnya yang audio visual,

sehingga dapat menampilkan tayangan yang sesuai dengan aslinya dan lebih mudah

terima oleh khalayak. televisi adalah alat komunikasi yang memerlukan ruang dan

setiap saat dapat dinikmati oleh khalayak, misalnya pada saat lelah setelah melakukan

aktivitas. Oleh karena itu televisi langsung mendapat respon yang sangat bagus di

hati masyarakat dan menyebabkan industri pertelevisian juga berkembang pesat dan

(22)

2

Televisi saat ini adalah media massa yang banyak dikenal oleh masyarakat

dan memiliki pengaruh yang luar biasa terhadap khalayak1. Kelebihan-kelebihan

yang dimiliki oleh televisi membuat peranannya sebagai salah satu alat komunikasi

saat ini sudah tidak dapat diragukan lagi. Perannya dalam menyampaikan informasi

atau pengetahuan kepada khalayak sangat efektif memberikan pengaruh atau efek

terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku publik. Mempengaruhi atau

memberi efek kepada khalayak merupakan tujuan dari semua peristiwa komunikasi

yang dilakukan secara terencana. Demikian juga dengan komunikasi yang dilakukan

oleh televisi dengan penontonnya. Bentuk komunikasi tersebut berupa penayangan

program acara yang ditayangkan oleh televisi. Televisi sebagai komunikatornya,

sedangkan pemirsa atau audience sebagai komunikannya. Setiap program acara pasti

mempunyai target audience dan efek yang ingin ditimbulkan kepada permirsanya.

Saat ini beberapa stasium televisi Indonesia kerap dipenuhi dengan

acara-acara hiburan yang tidak semua acara-acaranya layak ditonton dan tidak mendidik. Selain

itu dipenuhi acara infotaiment yang membicarakan para artis-artis yang tidak semua

isinya mendidik. Padahal dampak positif dari televisi adalah televisi sebagai sarana

edukasi dan informasi mampu membuka wawasan berfikir permirsa untuk menerima

dan mengetahui kejadian yang berbeda di lingkungan masyarakat2.

Mengingat peran televisi dalam menyampaikan informasi, mendidik dan

menghibur khalayak. Televisi juga sangat efektif memberikan pengaruh terhadap

perubahan pengetahuan, sikap, dan perilaku publik. Maka dewasa ini stasium televisi

1

Riswandi, Ilmu Komunikasi; Graha Ilmu, 2009 hal 9-10

2

(23)

3

Trans TV membuat program talkshow yang topiknya berfokus pada dunia kesehatan.

Tujuan dari penanyangan program tersebut adalah untuk membangkitkan kesadaran

akan pentingnya kesehatan bagi tubuh dan perlunya kita melakukan gaya hidup sehat.

Program talkshow itu ialah Dr. OZ Indonesia yang mengadopsi dari program the Dr.

OZ show yang sukses di beberapa negeri.

Acara talksow Dr. OZ Indonesia adalah sebuah tayangan talkshow yang

membahas seputar dunia kesehatan yang dikemas menghibur dan atraktif, sehingga

dapat dinikmati oleh tua maupun muda dan tidak membosankan. Acara ini

menghadirkan topik-topik seputar kesehatan yang sedang hits di Indonesia.

Topik-topik yang diangkat ialah mengenai perilaku hidup sehat dan berbagai isu kesehatan

terkini yang dijelaskan oleh para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi

kesehatan mulai dari mencegah sampai mengobati penyakit. Karena acara ini

memberikan sebuah topik kesehatan yang handal, dapat dipercaya dan berkualitas

sehingga dapat dijadikan sebagai panutan. Oleh karena itu program talkshow Dr. OZ

Indonesia masuk dalam nominasi Panasonic award 20143.

Berikut ini adalah program acara yang masuk nominasi kategori berita dan

informasi dalam Panasonic award 2014 :

(24)

4

Tabel 1.1

Nominasi Kategori Berita Dan Informasi Dalam Panasonic Award 2014

Sumber: www.okezone.com

Acara talkshow Dr. OZ Indonesia tayangan setiap hari senin – jumat pukul

07.00 – 08.00 dan jum’at – sabtu pukul 15.00 – 16.00 WIB. Acara ini dipandu oleh

orang yang memang berprofesi sebagai dokter yaitu dr. Ryan Thamrin dan dr. Raisa

Broto Asmoro. Program acara terdiri dari 5 segmen yaitu pertama, mengupas

langsung dalam sebuah diskusi seputar penyakit bersama para pakar dibidangnya dan

memberikan solusi sebagai penutupnya. Kedua, membahas pengalaman dari seorang

narasumber tentang pengalaman medisnya. Ketiga, mengungkapkan problema

kesehatan dalam konsep laboraturium yang dikemas atraktif dan fun. Keempat, para

audiens di studio dan di rumah berkesemptan bertanya langsung kepada dr Ryan atau

dr Raisa mengenai kesehatan. Dan terakhir segmen dimana dr Ryan dan Raisa

memberikan tips seputar perilaku hidup sehat. Setiap segmen memiliki topik

pembahasan yang berbeda.

Dr. OZ Indonesia dirancang untuk memberikan inspirasi bagi para bagi para

penontonnya dengan tayangan yang atraktif dan menghibur. Maka dari itu dalam

diskusi atau perbincangan dibuat lebih santai dan sedikit candaan. Sehingga talkshow

Dr. OZ Indonesia berbeda dengan acara talkshow lainnya dengan tujuan acara ini

member wawasan dan inspirasi untuk mesyarakat supaya lebih memperhatikan

No Program acara televisi

1 DR. OZ Indonesia

2 Lawyear Club

3 Tupperware She Can Enlighten

4 Meja Bundar

(25)

5

kesehatannya dengan cara melakukan perilaku hidup sehat. Dr. OZ Indonesia

terbilang acara yang banyak diminat oleh publik. Peminatnya bukan hanya kalangan

orang-orang tua tetapi banyak juga dari kalangan remaja. Itu ditandain banyaknya

pelajar yang datang ke studio untuk menonton secara langsung Dr. OZ Indonesia.

remaja adalah masa transisi dari masa kanak-kanak menuju kedewasaan baik

berupa fisik maupun pemikiran. Selain itu masa remaja adalah masa dimana seorang

individu mencari jadi dirinya. Fenomena remaja sekarang, selama mencari jati diri

banyak remaja Indonesia terjerumus ke pergaulan bebas seperti merokok, minum

minuman keras bahkan ada yang menjadi pengguna narkoba. Perilaku seperti itu juga

merupakan perilaku hidup tidak sehat sehingga bisa menimbulkan penyakit di

kemudian hari seperti stroke dan serangan jantung.

Sejak dahulu serangan stroke dan serangan jantung diyakini hanya dapat

menyerang orang yang sudah lanjut usia saja, namun belakangan ini kondisi tersebut

semakin diragukan. Seiring perkembangan jaman dimana kondisi lingkungan dan

perilaku hidup yang semakin tidak sehat membuat penyakit stroke dan serangan

jantung pada saat ini tidak hanya orang yang sudah lanjut usia tetapi beberapa kasus

penyakit tersebut mulai menyerang kalangan orang yang tergolong masih berusia

muda. Oleh karena itu usia muda tidak menjamin dapat terhindar dari penyakit

mematikan tersebut. Sebab, banyaknya perubahan yang terjadi terutama pada pola

dan gaya hidup remaja perkotaan yang jauh dari kata sehat.

Kota Bima adalah sebuah kota yang luas wilayahnya cukup kecil di

bandingkan kota-kota di provinsi Nusa Tenggara Barat. Selain itu kota Bima adalah

(26)

6

sarana-sarana kota dan meningkatkan kualitas pendidikannya. Fenomena yang terjadi

di kota Bima adalah adanya perubahan gaya hidup masyarakat terutama remajanya

dikarenakan tersentuh gaya hidup modern. Dimana remajanya mengadopsi gaya

hidup yang tidak sehat, seperti memakan makanan cepat saji seperti Burger dan

kentang goreng. Selain itu banyaknya remaja membeli makanan di pinggiran jalan

yang bisa mengandung lemak jahat dan pengawet. Dan banyaknya remaja yang malas

berolahraga sehingga pola hidupnya tidak seimbang. Selain itu fenomena yang sering

terjadi adalah tidak sedikitnya remaja pria nya menjadi merokok sebagai gaya

hidupnya.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan penjelasan latar belakang yang telah terurai di atas, maka dapat

dirumuskan permasalahnya dalam penelitian ini yaitu

1. apakah terdapat pengaruh terpaan program talkshow Dr. OZ Indonesia

terhadap perilaku hidup sehat?

2. Seberapa besar pengaruh terpaan program talkhow Dr. OZ Indonesia terhadap

perilaku hidup sehat?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mendapatkan data tentang

program Dr. OZ Indonesia yang penelitian dilakukan kepada siswa SMA sebagai

(27)

7

1. Ada tidaknya pengaruh program Dr. OZ Indonesia terhadap perilaku hidup

sehat.

2. Seberapa besar pengaruh program Dr. OZ Indonesia terhadap perilaku hidup

sehat.

D. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Akademis

Secara akademis penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan

sumbangan wawasan pada kajian ilmu komunikasi tentang pentingnya suatu media

massa untuk memberikan informasi kepada para mahasiswa maupun masyarakat

umum, khususnya program acara yang bermanfaat sehingga sesuai dengan fungsi

komunikasi massa yaitu member informasi dan mendidik kepada khalayak.

2. Manfaat Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas dan lebih

inovatif lagi dalam mengemas program acara televisi. Sehingga setiap program acara

di televisi tidak hanya menghibur saja tapi dapat bermanfaat dan menambah wawasan

(28)

8

E.Tinjauan Pustaka

1. Komunikasi Massa

1.1Pengertian Komunikasi Massa

Pengetian komunikasi massa yang dikemukakan oleh Josep A. Devito ialah “fiirst, mass.communication is communication addressed to masses, to an extremely large science. This does not mean that the audience includes all people or everyone who reads or everyone who watches television; rather it means an audience that is large and generally rather poorly defined. Seond, mass communication is communication medated by audio and/ or visual transmitter mass communication is perhaps most easly and most logically defined by its forms: television, radio,

newspaper, magazine, films, books, and tapes”.

Jika diterjemahkan secara bebas bisa berarti, “pertama, komunikasi massa

adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa

banyaknya. Ini tidak berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua

orang yang membaca atau semua orang yang menonto televisi, agaknya ini tidak

berarti pula bahwa khalayak itu besar dan pada umumnya agak sukar untuk

didefinisikan. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh

pemancar-pemancar yang audio dan atau visual. Komunikasi massa barangkali akan

lebih mudah dan lebih logis bila didefinisikan menurut bentuknya (televisi, radio,

surat kabar, majalah, film, buku dan pita)4.

Sementara itu menurut Jay Black dan Frederick C. Whitney disebutkan, “mass communication is a process whereby mass-produced message are transmitted to large, anonymous, and hetergogeneous masses of receivers (komunikasi massa adalah sebuah proses dimana pesan-pesan yang diproduksi secara massal/ tidak sedikit itu disebarkan kepada massa penerima pesan yang luas, anonim, dan heterogen)5.

Dari beberapa penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa

adalah sebuah bentuk komunikasi yang disampaikan melalui media sebagai

4 Nurudin, Pengantar Komunikasi Massa; PT RajaGrafindo Persada, 2007, hal 11-12 5

(29)

9

penunjang, dan disampaikan secara terbuka kepada masyarakat luas dan heterogen di

berbagai wilayah.

1.2Unsur komunikasi massa

Dalam proses terjadinya komunikasi ada unsur – unsur yang membuat

proses itu terjadi. Menurut Harold Laswell unsur – unsur komunikasi tersebut

adalah sebagai berikut 6:

1. Sumber (Who)

Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk

berkomunikasi. Sumber boleh jadi seseorang individu, kelompok, organisasi,

perusahaan atau bahkan suatu Negara. Dalam mennyampaikan informasi,

sumber harus mengubah apa yang ada dalam pikiran dan perasaannya ke

dalam symbol verbal dan nonverbal sehingga dapat dipahami oleh penerima

pesan. Sumber di sebut juga sebagai komunikator.

2. Pesan (Says What)

Pesan adalah apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan

dapat berupa verbal maupun nonverbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan

dan pikiran narasumber.

3. Saluran atau media (In Which Channel)

Saluran atau media merupakan alat atau wahana yang digunakan sumber untuk

menyampaikan pesannya kepada penerima. Media dapat berupa media cetak

(30)

10

(surat kabar, majalah) dan media elektronik (radio dan televisi) atau juga harus

bertatap langsung (tatap muka).

4. Penerima (To Whom)

perubahan keyakinan, perubahan perilaku, dan lain sebagainya.

Sedangkan meunurut Ardianto komunikasi massa pada dasarnya merupakan

komunikasi satu arah, artinya komunikasi berlangsung dari komunikator (sumber)

melalui media kepada komunikan (khalayak). Walaupun komunikasi massa dalam

prosesnya bersifat satu arah, namun dalam operasionalnya memerlukan komponen

lain yang turut menentukan lancarnya proses komunikasi. Komponen dalam

komunikasi massa ternyata tidak sesederhana komponen komunikasi yang lainnya.

Proses komunikasi massa lebih kompleks, karena setiap komponennya mempunyai

karakteristik tertentu adalah sebagai berikut7.

(31)

11

a. Komunikator

Dalam komunikasi massa produknya bukan merupakan karya langsung seseorang,

tetapi dibuat melalui usaha-usaha yang terorganisasikan dari beberapa partisipan,

diproduksi secara massal, dan didistribusikan kepada massa.

b. Pesan

Sesuai dengan karakteristik dari pesan komunikasi massa yaitu bersifat umum, maka

pesan harus diketahui oleh setiap orang. Penataan pesan bergantung pada sifat media

yang berbeda antara satu sama lainnya.

c. Media

Media yang dimaksud dalam proses komunikasi massa yaitu media massa yang

memiliki ciri khas, mempunyai kemampuan untuk memikat perhatian khalayak

secara serempak (simultaneous) dan serentak (instananeous).

d. Khalayak

Khalayak yang dituju oleh komunikasi massa adalah massa atau sejumlah besar

khalayak. Karena banyaknya jumlah khalayak serta sifatnya yang anonim dan

heterogen, maka sangat penting bagi media untuk memperhatikan khalayak. Dalam

komunikasi massa pesan yang disampaikan media pada umumnya ditujukan kepada

massa (khalayak) yang heterogen. Khalayak yang heterogen ini akan menerima pesan

melalui media sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi, pendidikan, agama, usia,

budaya. Oleh karena itu, pesan tersebut akan di – filter (disaring) oleh khalayak yang

menerimanya.

(32)

12

Dalam proses perjalanannya sebuah pesan dari sumber media massa kepada

penerimanya, gatekeeper ikut terlibat di dalamnya. Gatekeeper dapat berupa

seseorang atau satu kelompok yang dilalui suatu pesan dalam perjalanannya dari

sumber kepada penerima.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa unsur-unsur komunikasi

massa terdiri atas komunikator, pesan, khalayak atau komunikan, media, efek dan

Gatekeeper.

1.3Fungsi Komunikasi Massa

Ada banyak pendapat yang dikemukakan untuk mengupas fungsi-fungsi

komunikasi massa. Misalnya, ada yang mengatakan bahwa fungsi komunikasi massa

itu mendidik, tetapi secara umum fungsi komunikasi massa bisa dikemukakn, seperti

informasi, pendidikan dan hiburan. Beberapa ahli mengatkan fungsi komunikasi

massa secara umum hampir sama yaitu seperti yang dikatakan Jay Black dan

Frederick C. Whitney antara lain8:

1. Informasi

Dengan adanya media massa, masyarakat akan lebih mudah mencari dan mendapat

informasi. Karena fungsi utama dari media massa adalah untuk menyampaikan

informasi kepada masyarakat. Misalnya terjadi kecelakaan, maka dalam memberikan

informasi harus jelas dan sesuai dengan fakta yang ada. Fakta-fakta tersebut biasa

diringkas dalam istilah 5w + 1H (What, Where, Who, When, Why dan How) atau Apa,

Di mana, Siapa, Kapan, Mengapa dan Bagaimana.

8

(33)

13

2. Membujuk

Fungsi ini tidak kalah pentingnya dengan fungsi informasi dan menghibur. Karena

dalam hal ini membujuk bisa berbentuk apa saja entah itu iklan ataupun tulisan yang

ada di media cetak. Khalayak dapat terpengaruh oleh iklan-iklan yang ditayangkan

televisi maupun surat kabar. Misalnya iklan shampo di televisi yang mengatakan

boleh keramas setiap hari. Tujuan iklan ini jelas yaitu mempengaruhi atau membujuk

penonton untuk mengikuti apa yang dikatakan iklan tersebut.

3. Transmisi budaya

Fungsi pewarisan budaya atau fungsi pendidikan dari komunikasi massa ini berperan

meningkatkan keutuhan sosial dan mengurangi ketidakpastian di tengah masyarakat.

Dalam hal ini media massa memperkuat consensus nilai di masyarakat dengan selalu

memperkenalkan bibit perubahan secara terus menerus.

4. Menghibur

Fungsi ini merupakan sarana pelepas lelah baik bagi individu maupun masyarakat.

Artinya, komunikasi yang bertujuan memberikan hiburan kepada individu maupun

masyarakat. Bentuk-bentuk hiburan itu seperti memberikan program acara pada jam

prime time apakah itu tayangan sinetron, kuis, komedia dan lain sebagainya.

Sedangkan menurut Dominick ada beberapa fungsi komunikasi massa sebagai

berikut9:

1. Surveillance (pengawasan)

Fungsi pengawasan komunikasi massa dibagi dalam bentuk pengawasan

peringatan dan pengawasan instrumental

9

(34)

14

 Fungsi pengawasan peringatan terjadi ketika media massa menginformasikan

tentang ancaman dari angin topan, meletus gunung berapi, tayangan inflasi atau

adanya serangan militer. Peringatan ini dapat serta merta menjadi ancaman. Sebuah

stasiun televisi mengelolah program untuk menyangkan sebuah peringatan. Sebuah

surat kabar secara berkala memuat bahaya polusi udara dan pengangguran. Kendati

banyak informasi yang menjadi peringatan dan ancaman serius bagi masyarakat yang

dimuat di media, banyak pula orang yang tidak mengetahui tentang ancaman tersbut.

 Fungsi pengawasan instrumental adalah penyampaian atau penyebaran

informasi yan memiliki kegunaan atau dapat membentu khalayak dalam kehidupan

sehari-hari. Berita tentang film apa yang sedang dimainkan di bioskop, bagaimana

harga-harga saham di bursa efek, produk-produk baru, ide-ide tentang mode, resep

makanan dan sebagainya adalah contoh-contoh pengawasan instrumental.

1. Interoretation (penafsiran)

Fungsi penafsiran hampir mirip dengan fungsi pengawasan . media massa

tidak hanyak pemasok fakta dan data, tetapi juga memberikan penafsiran terhadap

kejadian-kejadian penting. Organisasi atau industry media memilih dan memutuskan

peristiwa-peristiwa yang dimuat atau ditayangkan. Tujuan penafsiran media ingin

mengajak para pembawa atau pemirsa untuk memperluas wawasan dan

membahasnya lebih lanjut dalam komunikasi antarpribadi atau komunikasi

(35)

15

2. Lingkage (pertalian)

Media massa dapat menyatukan anggota masyarakat yang beragam, sehingga

membentuk lingkage (perhatian) berdasarkan kepentinagn dan minat yang sama

tentang sesuatu.

3. Transmission of values (penyebaran nilai-nilai)

fungsi penyebaran tidak kelihatan. Fungsi ini juga disebut sosialisasi.

Sosialisasi mengacu kepada cara, dimana individu mengadopsi perilaku dan nilai

kelompok. Media massa memperhatikan kepada kita bagaimana mereka bertindak

dan apa yang diharapkan merek. Dengan perkataan lain, media mewakili kita dengan

model peran yang kit amati dan harapan untuk menirunya.

4. Entertainment (hiburan)

Penyiaran drama, tarian, kesenian, sastra, music, olahraga, permainan melalui

isyarat-isyarat, lambing-lambang, suara dan gambar bertujuan untuk menciptakan

kesenagan yang bersifat hiburan. Melalui berbagai macam program acara yang

ditayangkan, khalayak dapat memperoleh hiburan yang dihendakinya. Fungsi

mengibur dari komunikasi massa tidak lain tujuannya adalah untuk mengurangi

ketegangan pikiran khalayak, karena dengan melihat tayangan-tayangan menghibur

dapat membuat pikiran khayalaksegar kembali.

Dapat disimpulkan dari penjelasan di atas bahwa selain fungsi komunikasi

massa memberikan informasi mendidik, membujuk, dan menghibur. Komunikasi

massa juga dapat berfungsi sebagai transmisi budaya, pengawas, penafsir, dan

(36)

16

2. Media Massa

2.1Pengertian Media Massa

Pengertian media massa mulai menunjukkan batasan yang tidak jelas atau

dianggap tidak jelas oleh sebagian orang, dengan munculnya sejumlah media baru

yang memiliki karakteristik yang berbeda dengan media massa yang sudah ada

sebelumnya. Media massa baru atau lebih sering disebut dengan “media baru” (new

media) ini bersifat lebih individual, lebih beragam (diversified) dan lebih interaktif.

Salah satu contoh penting media massa baru saat ini adalah internet. Walaupun media

baru menunjukkan pertumbuhan yang cepat, namun belum terlihat tanda-tanda

bahwa media lama akan berkurang peranannya dibandingkan sebelumnya.

Peranannya tetap bertahan dengan cara terus menurus menanbah kemampuannya

dalam upaya menghadapi tantangan yang dimunculkan media baru. Dari perspektif

budaya, media massa telah menjadi acuan utama untuk menentukan definisi-definisi

terhadap suatu perkara dan media massa memberikan gambaran atas realitas sosial.

Media massa juga menjadi perhatian utama masyarakat untuk mendapatkan hiburan

dan menyediakan lingkungan budaya bersama bagi semua orang. Peran media massa

dalam ekonomi juga terus meningkat bersamaan dengan meningkatnya industri

media, diversifikasi media massa, dan konsolidasi kekuatan media massa di

Indonesia10.

Menurut Apriadi Tamburaka, media massa adalah sarana penyampaian

komunikasi dan informasi yang melakukan penyebaran informasi secara massal dan

dapat diakses oleh masyarakat secara luas pula. Sedangkan informasi massa adalah

10

(37)

17

infprmasi yang diperuntukkan kepada masyarakat secara massal, bukan informasi

yang hanya boleh dikonsumsi oleh pribadi11.

Dari penjelasan diatas bahwa media massa adalah sarana komunikasi dan

informasi yang penyebarannya secara massal dan dapat diakses oleh masyaakat luas.

Dan media massa juga merupakan alat yang menjadi perhatian utama masyarakat

untuk mendapatkan hiburan dan menyediakanlingkungan budaya bersama bagi semua

orang.

2.2Jenis-Jenis Media Massa

Media massa sebagai media yang menunjang komunikasi massa terbagi

menjadi 2 jenis, yaitu media cetak dan media elektronik.

a. Media cetak

Media cetak adalah suatu media statis yang mengutamakan fungsinya sebagai

media penyapaian informasi. Maka media cetak terdiri dari lembaran dengan

sejumlah kata, gambar, atau dalam tata warna dan halaman putih, dengan fungsi

utama untuk memberikan informasi atau menghibur. Media cetak juga adalah suatu

dokumen atas segala hal yang dikatakan orang lain dan rekaman peristiwa yang

ditangkap oleh jurnalis dan diubah dalam bentuk kata-kata, gambar, foto, dan

sebagainya12.

11 Apriadi Tamburaka, Agenda Setting Media Massa; PT. RajaGrasindo Persada, 2013, hal 13 12

(38)

18

b. Media elektronik

Media elektronik merupakan media komunikasi atau media massa yang

menggunakan alat-alat elektronik, media elektronik kini terdiri dari13:

1. Radio

Radio adalah media massa elektronik tertua dan paling fleksibel. Keunggulan

radio siaran ini adalah berada dimana saja, apabila surat kabar memperoleh julukan

sebagai kekuatan keempat, maka radio siaran mendapat julukan kekuatan kelima. Hal

ini disebabkan karena radio siaran juga dapat melakukan fungsi kontrol sosial seperti

surat kabar, di samping empat fungsi lainnya, yaitu member informasi, menghibur,

mendidik, dan melakukan persuasi.

2. Televisi

Televisi adalah sebuah alat perangkap siaran bergambar. kata televisi berasal

dari kata tele dan vision; yang memiliki arti masing-masing jauh (tele) dan tampak

(vision). jadi televisi berarti tampak atau dapat melihat dari jarak jauh. Pada dasarnya

media televisi lahir karena perkembangan teknologi. Peletak dasar utama teknologi

pertelevisian adalah Paul Nipkow dari jerman yang dilakukannya pada tahun 1884. Ia

kemudian menemukan sebuah alat yang kemudian disebut sebagai Jantra Nipkow

atau Nipkow Sheibe. Penemuannya tersebut melahirkan televisi elektris.

Menurut sumber lain berikut ini akan disajikan beberapa contoh media massa

dari paradigma lama dengan paradigma baru14:

13

Deddy Iskandar Muda, Jurnalistik Televisi: Menjadi Reporter Professional; Remaja Rosdakarya, 2005, hal 4

14

(39)

19

(40)

20

Jika dilihat dari dua bagan di atas, ada perbedaan mencolok antara paradigma

lama dengan paradigma baru. Dalam paradigma lama yang disebut alat-alat

komunikasi massa, meliputi surat kabar, majalah, tabloid, buku, televisi, radio,

kaset/CD, dan film. Sementara dalam paradigma baru ada penambahan dan

pengurangan, yakni surat kabar, majalah, tabloid, televisi, radio dan internet.

Perubahan tersebut dimungkinkan karena perkembangan teknologi komunikasi massa

yang kiat cepat. Perubahan tersebut akan membawa konsekuensi perubahan ciri yang

melekat pada media massa tersebut15.

2.3Efek media massa

Menurut Winarni media massa memiliki efek-efek sebagai berikut16:

Efek kognitif : efek kognitif merupakan akibat yang timbul pada diri individu yang

terkena terpaan media yang bersifat informative bagi dirinya. Dari semula yang tidak

tahu menjadi tahu, tidak jelas menjadi jelas, ragu-ragu menjadi yakin, dan

sebagainya. Ini berarti melalui media massa akan memperoleh informasi tentang

orang, peristiwa atai kejadian, tempat-tempat yang belum pernah dikunjungi, dan

sebagainya.

Efek afektif : efek afektif lebih mengacu pada aspek emosional atau perasaan.

Maksudnya disini ialah, efek yang ditimbulkan tidak hanya sekedar khalayak tahu

tentang orang, benda dan peristiwa yang ada di dunia ini melainkan khalayak dapat

merasakannya. Media massa dapat menimbulkan rangsangan emosional pada

15 Nurudin, op. cit., hal 14 16

(41)

21

khalayak. misalnya merasa sedih, senang, gembira, marah, jengkel dan sebagainya

terhadap informasi yang diterimanya media massa.

Efek behavioral : efek behavioral mengacu pada perilaku, tindakan atau kegiatan

khalayak yang tampak pada kegiatan sehari-hari. Efek ini meliputi perilaku antisosial

dan prososial, antisocial atau perilaku agresi merupakan setiap bentuk perilaku yang

diarahkan untuk merusak atau melukai orang lain yang menghindari perlakuan seperti

itu. Misalnya adegan kekerasan ditelevisi akan menyebabkan orang brutal dan

beringas. Sedangkan perilaku prososial behavioral ialah memiliki keterampilan yang

bermanfaat bagi dirinya dan bagi orang lain. Misalnya media televisi, radio atau film

sering dipergunakan sebagai media pendidikan.

Menurut steven m. chaffe efek media massa dapat dilihat dari beberapa

pendekatan. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaiatan dengan

pesan itu sendiri. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang

terjadi pada diri khalayak yaitu komunikasi massa yang berupa perubahan sikap,

perasaan dan perilaku atau dengan istilah lain dikenal sebagai perubahan kognitif,

afektif, dan behavioral dengan uraian sebagai berikut17:

a. Pendekatan pertama yaitu efek media massa yang berkaitan dengan pesan atau

media itu sendiri:

1. Efek ekonomi

kehadiran media massa di tengah kehidupan manusia dapat menumbuhkan

sebagai usaha produksi, distribusi, dan konsumsi jasa media massa. Keberadaan

(42)

22

televisi baik itu televisi pemerintah maupun televisi swasta dapat memberikan

lapangan pekerjaan gantarlainnya.

2. Efek sosial

Efek sosial berkaiatan dengan perubahan pada struktur atau interaksi sosial

sebagai akibat dari kenhadiran media massa. Misalnya kehadiran televisi dapat

meningkatkan status dari pemiliknya.

3. Penjadwalan kegiatan sehari-hari

Terjadinya penjadwalan kegitan sehari-hari, misalnya sebelum pergi ke kantor

masyarakat kota akan terlebih dahulu melihat siaran berita di televisi.

4. Efek hilangnya perasaan tidak nyaman

Orang menggunakan media massa untuk memasukkan kebutuhan

psikologinya dengan tujuan menghilangkan perasaan tidak nyaman, misalnya untuk

menghilangkan perasaan kesepian, marah, kesal, kecewa dab sebagainya.

5. Efek menumbuhkan perasaan tertentu

Kehadiran media massa bukan saja dapat menghilangkan perasaan tidak

nyaman pada diri seseorang, tetapi juga dapat menumbuhkan perasaan tertentu.

Terkadang seseorang akan mempunyai perasaan positif atau negatif terhdap media

massa tertentu. Tumbuhnya perasaan senang atau percaya pada suatu media massa

(43)

23

b. Pendekatan kedua yaitu dengan melihat jenis perubahan yang terjadi pada

khalayak.

1. Efek kognitif

Efek kognitif adalah akibat yang timbul pada diri komunikan yang sifatnya

informative bagi dirinya. Efek kognitif ini membahas bagaimana media massa dapat

membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan

mengembangkan leterampilan kognitifnya. Melalui media massa kita memperoleh

informasi tentang benda, orang atau tempat yang belum pernah kita kunjungi secara

langsung. Realitas yang ditampilkan oleh media adalah realitas yang sudah diseleksi.

Efek proposional kognitif adalah bagaimana media massa memberikan manfaat yang

dihendaki oleh masyarakat. Bila televisi menyebabkan kita lebih mengerti tentang

bahasa Indonesia yang baik dan benar, maka televisi telah menimbulkan efek

proposional kognitif.

2. Efek afektif

Efek ini kadarnya lebih tinggi daripada efek kognitif. Tujuan dari komunikasi

massa bukan sekedar memberitahu khalayk tentang sesuatu, tetapi lebih dari itu,

khlayak dihara[kan dapat turut merasakan perasaan iba, terharu, sedih gembira, marah

setelah menerima pesan dari massa.

3. Efek behavional

Efek behavional merupakan akibat yang timbul pada diri khalayak dalam

(44)

24

1. Menyangkut isi dan bentuk, media televisi walaupun direkayasa mampu

membedakan fakta dan fiksi, realistis dan tidak terbatas.

2. Menyangkut hubungan dengan khalayaknya, media televisi mempunyai

khalayak yang tetap, memerlukan keterlibatan tanpa perhatian sepenuhnya

dan intim.

3. Media televisi memiliki tokoh watak (baik itu riil maupun yang direkayasa),

sementara media lain khususnya film hanya memiliki tokoh yang direkayasa.

Sementara kelemahannya:

1. Kecenderungan televisi untuk menempatkan khalayak sebagai objek yang

pasif, sebagai penerima pesan.

2. Media televisi yang mendorong proses pengalihan nilai dan pengetahuan yang

cepat, tanpa mempertimbangkan perbedaan tingkat perkembangan budaya dan

peradaban yang ada berbagai wilayah jangkauannya.

3. Media televisi bersifat sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya,

karena kekuatan media itu mampu menyita waktu dan perhatian khalayaknya.

(45)

25

Menurut Effendi, televisi mempunyai daya tarik kuat yang disebabkan unsur

kata-kata, musik sound effect dan unsur visual berupa gambar hidup yang tidak ada

dalam media massa lainnya dan mampu menimbulkan kesan yang mendalam pada

penontonnya. Daya tarik ini selain melebihi radio dan film bioskop, televisi dapat

dinikmati dalam rumah dengan aman dan nyaman. Sedangkan pesawat televisi yang

kecil mungil itu tidak hanya dapat menghidangkan tontonan film saja tetapi televisi

juga memberikan program tayangan yang menarik seperti berita, komedi, talk show,

kuis dan lain sebagainya19.

Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa televisi memiliki kelebihan

dan daya tarik yang kuat dibandingi media lain yaitu unsur kata-kata, musik sound

effect dan unsur visual berupa gambar hidup. Sehingga seakan-akan televisi

menyajikan sesuatu yang nyata. Tetapi akan kelemahan dimana televisi bersifat

sangat terbuka dan sulit dikontrol dampak negatifnya.

3.2Televisi Sebagai Media Komunikasi Massa

Televisi sebagai media komunikasi massa yang banyak dimiliki oleh masyarakat.

Televisi memiliki kelebihan pada audio visualnya dalam menyampaikan pesan

kepada khalayak. Sifat audio visual yang tidak lain penayangannya yang mempunyai

jangkauan tidak terbatas dan dengan modal audio visualnya yang memiliki oleh

televisi sangat komunikatif dalam memberikan pesannya. Karena itulah televisi

sangat bermanfaat sebagai upaya pembentukan pola berfikir, prilaku dan sekaligus

perubahan dalam berkomunikasi. Menurut Nurudin, begitu kuat pengaruhnya

televisi, penonton tidak kuasa untuk melepaskan diri dari keterpengaruhan itu. Jika

19

(46)

26

dibandingkan dengan media massa lain, televisi sering dituduh sebagai agen yang

bisa memengaruhi lebih banyak sikap dan perilaku masyarakat20.

Sedangkan Menurut Effendy yang dimaksud dengan televisi adalah televisi

siaran yang merupakan media dari jaringan komunikasi dengan ciri – ciri yang

dimiliki komunikasi massa, yaitu berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga,

pesannya bersifat umum, sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya

bersifat heterogen21.

Dari penjelasan di atas bahwa televisi adaalah media komunikasi massa yang

banyak dimiliki oeh masyarakat dan juga memliki ciri-ciri komunikasi massa yaitu

berlangsung satu arah, komunikatornya melembaga, pesannya bersifat umum,

sasarannya menimbulkan keserempakan dan komunikasinya bersifat heterogen.

4. Audiens Sebagai Kumpulan Penonton, Pendengar dan Pemirsa

Tidak bisa dipungkiri, audiens yang dimaksud dalam komunikasi massa ini

sangat beragam, dari jutaan penonton televisi, ribuan pembaca buku atau ratusan

pembaca jurnal ilmiah. Masing-masing audiens ini berbeda satu dengan yang lainnya,

mereka berbeda dalam cara berpakaian, berpikir, menanggapi pesan yang

diterimanya, pengalaman dan orientasi hidupnya. Tetapi masing-masing individu ini

juga bisa saling meaksi satu sama lainnya terhadap pesan yang diterimanya22.

20 Nurudin, op. cit., hal 166

21

Onong Uchjana Effendi, Ilmu Komunikas teori dan praktek; PT Remaja Rosdakarya, 1992, hal 21

22

(47)

27

Menurut Hiebert dan kawan-kawan bahwa audiens dalam komunikasi massa

memiliki lima kharakteristik antara lain sebagai berikut:

1. Audience cenderung berisi individu-individu yang condong untuk berbagai

pengalaman dan dipengaruhi oleh hubungan sosial diantara mereka.

Individu-individu tersebut memilih produk media yang mereka gunakan berdasarkan

seleksi kesadaran

2. Audience cenderung besar. Luas disini berarti tersebar keberbagai wilayah

jangkauan sasaran komunikasi massa. Meskipun beitu ukuran luas ini sifatnya

bisa jadi relatif. Sebab, ada media tertentu yang khalayaknya mencapai ribuan,

ada yang mencapai jutaan. Baik ribuan atau jutaan itu tetap bisa disebut

audience meskipun jumlahnya berbeda. Tetapi, perbedaan ini bukan suatu

yang prinsip. Jadi ada ukuran pasti tentang luasnya audiens itu.

3. Audience cenderung heterogen. Mereka berasal dari berbagai lapisan dan

kategori sosial. Beberapa media tertentu punya sasaran, tetapi

heterogenitasnya juga tetap ada.

4. Audience cenderung anonim, yakni tidak mengenal satu sama lain.

Bagaimana mungkin audience bisa mengenal khalayak televisi yang

jumlahnya jutaan? Tidak mengenal ini tidak ditekankan satu kasus per satu

kasus tetapi meliputi semua audience.

secara fisik dipisahkan dari komunikator. Anda berasal di Yogyakarta yang

(48)

28

dipisahkan dengan jarak ratusan kilometer? Dapat juga dikatakan audience

dipisahkan oleh ruang dan waktu23.

5. Program Televisi

5.1Jenis-jenis Program Televisi

Kata program berasal dari bahasa inggris programme yang berarti acara atau

rencana. Di Indonesia kata program lebih sering digynakan dalam penyiaran tanah

air. Meskipun pada dasarnya undang-undang Indonesia tidak menggunakan kata

program untuk acara tetapi menggunakan istilah “siaran” yang didifinisikan sebagai

pesan atau rangkaian pesan yang disajikan dalam berbagai bentuk24.

Stasium televisi setiap harinya menyajikan berbagai jenis program yang

jumlahnya sangat banyak dan jenisnya sangat beragam. Berbagai jenis program itu

dapat dikelompokkanmenjadi dua bagian besar berdasarkan jenisnya yaitu program

informasi (berita) dan program hiburan (entertainment). Program informasi adalah

segala jenis siaran yang tujuannya untuk memberikan tambahan pengatuhan

(informasi) kepada khalayak audien. Daya tarik program ini adalah informasi,dan

informasi itulah yang “dijual” kepada audien. Dengan demikian, program informasi

tidak hanya melulu program berita di mana presenter atau penyiar membacakan berita

tetapi segala bentuk penyajian informasi termasuk juga talk show (perbincangan)25.

23

Nurudin, op. cit., hal 105-106 24

Morissan, Manajemen Media Penyiaran Edisi Revisi; Kencana Prenada Media Group , 2011, hal 209-210

25

(49)

29

Sedangkan program hiburan adalah segala bentuk siaran yang bertujuan untuk

menghinur audien dalam bentuk musik, lagu, cerita, dan permainan. Program yang

termasuk dalam kategori hiburan adalah drama, permainan (game), musik dam

pertunjukan26.

Dari sumber lain menyatakan bahwa adapun pembagian program acara

televisi biasanya dibedakan sebagai berikut27:

1. Drama (Fiksi)

Drama adalah sebuah program acara televisi yang diproduksi dan diciptakan

melalui proses imaginatif kreatif dari kisah-kisah drama atau fiksi yang direkayasa

dan dikreasi ulang, contoh, komedi, legenda, horor, aksi, (action) dan sebagainya.

2. Non Drama (Non fiksi)

Non drama adalah sebuah program acara televisi yang diproduksi dan

diciptakan melalui proses imaginative kreatif darii realitas kehidupan sehari-hari

tanpa harus menginterpretasi dan tanpa harus menjadi dunia khayalan. Contoh :

musik, talk show, game show, kuis dan sebagainya.

3. Berita

Berita adalah sebuah program acara televisi yang diproduksi berdasarkan

informasi dan fakta atas kejadian dan peristiwa yang berlangsung pada kehidupan

masyarakat sehari-hari.

Dari penjelasan diatas bahwa program televisi terdiri dari 2 bagian yaitu

pertama, program non fiksi berupa program yang memberikan pengetahuan atau

26

Ibid., hal 223

(50)

30

informasi, berita dan realitas kehipan sehari. Kedua, program fiksi berupa program

yang bersifat menghibur seperti games, music, komedi dan sebagainya.

5.2PROGRAM TALKSHOW

Program talkshow merupakan salah satu kategori program informasi yang

bersifat berita lunak (sorf news). Program talkshow atau perbincangan adalah

program yang menampilkan satu atau beberapa orang untuk mambahas suatu topik

tertentu yang dipandu oleh seorang pembawa acara (host). Mereka yang diundang

adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan peristiwa atau topic yang

tengah dibahas28.

Program talkshow juga merupakan perpaduan antara seni panggung dan

teknik wawancara jurnalistik. Wawancara dilakukan di tengah atau di sela-sela

pertunjukan, apakah itu musik, lawak, peragaan busana, dan sebagainya. Jadi sifatnya

santai. Pemandu acara dalm talkshow memiliki peran ganda, yakni sebagai pembawa

acara, sekaligus pewawancara. Pertanyaan diajukan secara santai, tetapi harus tetap

berbobot, misalnya tentang keberhasilan usaha pelayanan kepada masyarakat. Acara

talkshow diudarakan untuk pertama kali pada 27 september 1954 oleh jaringan

televisi NB, dengan judul acara tonight show. Acara ini dengan cepat menjadi

kegemaran khalayak permirsa karena narasumber yang ditampilkan sangat variatif

dan dinamis. Jika suatu wawancara di tengah-tengah show, maka acara ini disebut

talkshow. Disini pembawa acara juga berfungsi sebgai pewawanacara. Pembawa

28

(51)

31

acara bisa juga dibantu oleh pewawancara untuk melakukan wawancara dengan

narasumber29.

Dengan kata lain talkshow adalah program yang dihasilkan dari perpaduan

antara seni panggung dan teknik wawancara jurnalistik yang memberikan informasi

bersifat berita lunak (sorf news). Dimana pembawa acara (host) dalm talkshow

memiliki peran ganda, yakni sebagai pembawa acara, sekaligus pewawancara.

Mereka yang diundang adalah orang-orang yang berpengalaman langsung dengan

peristiwa atau topic yang tengah dibahas.

6. Efek Komunikasi Massa

Steven M. Chafree (Wilhoit & Harold,) berpendapat bahwa ada empat efek

dari komunikasi massa, yaitu efek kehadiran media massa, efek kognitif komunikasi

massa, efek afektif komunikasi massa, dan efek behavioral komunikasi massa30.

a. Efek kehadiran media massa

The medium is the message”, pendapat Mcluhan tersebut menjelaskan bahwa

bentuk media saja sudah mempengaruhi kita. Dia berpendapat bahwa media adalah

perluasan dari alat indra manusia; telepon adalah perpanjangan telinga dan televisi

adalah perpanjangan mata. Ada beberapa efek dari kehadiran media massa di

masyarakat, seperti efek sosial berupa kehadiran televisi meningkatkan status sosial

pemiliknya. Lalu kehadiran media massa juga menimbulkan penjadwalan kembali

kegiatan sehari-hari. Scramm, Lyle dan parker (1961) menunjukkan dengan cemat

29 J.B Wahyudi, Dasar-Dasar Jurnalistik Radio dan Televisi, Pustaka Utama Graffiti, 1996, hal 90-92 30

(52)

32

bagaimana kehadiran televisi telah mengurangi waktu bermain, tidar, membaca, dan

menonton film pada sebuah kota di amerika. Efek lainnya adalah hilangnya perasaan

tidak enak dan tumbuhnya perasaan tertentu pada media massa. Orang seringkali

menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologis. Sering terjadi juga

orang menggunakan media massa untuk mengatasi perasaan tidak enak, misalnya

kesepian, marah, kecewa, dan sebagainya. Tidak hanya menghilangkan perasaan, ia

pun menumbuhkan perasaan tertentu kita. Memiliki perasaan positif atau negatif pada

media tertentu.

b. Efek kognitif komunikasi massa

Efek kognitif media massa berkaitan erat dengan pembentukan dan perubahan

citra. Citra terbentuk informasi yang kita terima. Media massa bekerja untuk

menyampaikan informasi. Untuk khalayak, informasi tersebut dapat membentuk,

mempertahankan, atau meredefinisikan citra. Realitas yang ditampilkan media adalah

realitas yang sudah diseleksi. Gerbner melapotkan penelitian berkenaan dengan

persepsi penonton televisi tentang realitas sosial. Ia menemukan bahwa penonton

televisi kelas berat (heavy viewers) cenderung memandang lebih banyak orang yang

berbuat jahat, lebih merasa bahwa berjalan sendiri berbahaya, dan lebih berpikir

bahwa orang hanya memikirkan dirinya sendiri. Lazarfeld dan merton juga

membicarakan fungsi media dalam memberikan status (status conferral). Karena

namanya, gambarnya, atau kegitannya dimuat oleh media, maka orang, organisasi,

atau lembaga mendadak mendapatkan reputasi yang tinggi.

(53)

33

Yang dimaksud dengan efek ini adalah media massa mempengaruhi

pembentukan dan perubahan sikap. Apabila dilihat dari segi afektif, pengaruh media

massa dapat disimpulkan pada 4 prinsip umum:

1. Pengaruh komunikasi massa diantarai oleh faktor-faktor seperti predisposisi

personal, proses selektif, keanggotaan kelompok.

2. Komunikasi massa biasaanya berfungsi memperkokoh sikap dan pendapat

yang ada, walaupun kadang-kadang berfungsi sebagai media pengubah.

3. Bila komunikasi massa menimbulkan perubahan sikap, perubahan kecil pada

intensitas sikap lebih umum terjadi daripada perubahan seluruh sikap dari satu

sisi masalah ke sisi yang lain.

4. Komunikasi massa cukup efektif dalam mengubah sikap pada bidang-bidang

di mana pendapat orang lemah, misalnya pada iklan komersial.

d. Efek behavioral komunikasi massa

Bandura menjelaskan melalui teori belajar sosial, bahwa kita belajar bukan

saja dari pengalaman langsung, tetapi dari peniruan atau peneladanan (modeling).

Jadi menurut teori tersebut orang cendering meniru perilaku yang diamatinya. Efek

perilaku yang paling sering ditimbulkan adalah efek komunikasi massa pada perilaku

sosial yang diterima (efek proposional behavioral) dan pada perilaku agresif.

Perhatian saja tidak cukup menghasilkan efek proposional. Khalayak harus

menympan hasil pengamatannya dalam benaknya dan memanggilnya kemabali

terkala mereka akan bertindak sesuai dengan teladan yang diberikan. Peneladanan

tertangguh (delayed modeling) hanya terjadi bila mereka sanggup mengingat

(54)

34

Sedangkan menurut Keith R. Stamm dan John E. Bowes yang membagi

menjadi 2 bagian dasar yaitu efek primer dan efek sekunder:

a. Efek primer

Efek primer meliputi terpaan, perhatian dan pemahaman. Efek primer terjadi

ketika adanya terpaan media massa yang mengenai audiens, seperti saat kita

memperhatikan orang yang sedang berbicara, berarti ada efek primer yang terjadi

pada diri kita, bahkan yang kita lebih memahami pesan yang terima maka semakin

kuat terjadi efek primer.

b. Efek sekunder

Efek sekunder meliputi perubahan pengetahuan, sikap, perubahan perilaku

(memilih dan menerima), seperti saat kita memperhatikan orang yang sedang

berbicara, lalu kita merespon pesan yang kita terima dengan melakukan perubahan

memlih atau menerima pesan tersebut31.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa komunikasi massa memiliki efek

yang membuat penonton atau audiens pada dirinya terjadi perubahan berupa

perubahan pengetahuan, sikap dan perubahan perilaku. Selain itu efek komunikasi

massa membuat penonton menjadi nyaman dan efek berupa perhatian, terpaan dan

pemahaman.

31

(55)

35

7. Teori-Teori

7.1 Teori Stimulus-Respon

Teori stimulus – respons ini pada dasarnya merupakan suatu prinsip belajar

yang sederhana, dimana efek merupakan reaksi terhadap stimulus tertentu32. Dengan

demikian, seseoarang dapat menjelaskan suatu kaitan erat antara pesan-pesan media

dan reaksi audience. Model stimulus –respon adalah model komuikas paling dasar.

Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi, khususnya yang beraliran

behavioristik33. Model tersebut menggambarkan hubungan stimulus- respons.

Gambar 1.2

Skema model S-R

Sumber : Deddy mulyana, suatu pengantar ilmu komunikasi;PT Remaja Rosdakarya, 2008, hal 143

model ini menunjukan komunikasi sebagai proses aksi – reaksi yang sangat

sederhana. Model S – R mengasumsi bahwa kata-kata verbal (lisan – tulisan),

isyarat-isyarat non verbal, gambar-gambar, dan tindakan-tindakan tertentu akan

merangsang orang lain untk memberikan respons dengan cara tertentu34. Oleh karena

itu proses ini dapat dianggap sebagai pertukaran atau pemindahan informasi. Proses

ini bersifat timbal- balik dan memiliki banyak efek.

32

Burhan bungin, sosiologi komunikasi; prenada media group, 2009, hal 281

33 Deddy mulyana, suatu pengantarilmu komunikasi;PT Remaja Rosdakarya, 2008, hal 143 34

Ibid., hal 144

(56)

36

Jika dihubungkan dengan penelitian ini mengenai pengaruh terpaan program

talkshow Dr. OZ Indonesia terhadap pengetahuan, sikap, dan tindakan tentang

perilaku hidup sehat. Maka hubungan tersebut dapat dikemukakan sebagai berikut:

1. Stimulus: yang dimaksud stimulus dalam penelitian ini adalah terpaan

program Dr. OZ Indonesia berupa informasi seputar kesehatan

2. Respon: yang dimaksud adalah efek berupa pengetahuan, sikap, dan tindakan

tentang perilaku hidup sehat pada penonton

7.2 Teori Jarum Hipodermik

Graeme Burton dalam bukunya mengenai media dan masyarakat mengatakan

bahwa pada umumnya khalayak dianggap hanya sekumpulan orang yang homogen

danmudah dipengaruhi. Sehingga, pesan-pesan yang disampaikan pada mereka akan

selalu diterima. Fenomena tersebut melahirkan teori ilmu komunikasi yang dikenal

dengan teori peluru35. Teori ini menganggap media massa memiliki kemampuan

penuh dalam mempengaruhi seseorang.Teori peluru ini merupakan konsep awal

sebagai efek komunikasi massa yang oleh para teoritis komunikasi tahun 1970an

dinamakan pula hypodermic needle theory yang dapat diterjemahkan sebagai teori

jarum hipodermik. Teori ini ditampilkan pada tahun 1950an setelah peristiwa

penyiaran kaleidoskop stasiun radio CBS di Amerika berjudul “The Invasion From

Mars”.

Gambar

Tabel 1.1
Gambar 1.1
Tabel 1.2

Referensi

Dokumen terkait

 Kartu ini harap dikembalikan ke Departemen Matematika bila bimbingan telah selesai.. Ketua Prog.Studi D3Teknik Informatika,

[r]

Aspek khusus dalam rancangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan berhubungan dengan konteks kemasyarakatan, kondisi ideal madrasah, harapan orang tua, perkembangan

Proses pelatihan cascade melibatkan dua tipc 'trade-off. Pada sebagian besar kasus, pengklasifikasi dengan banyak fitur akan lebih dapat mencapai tingkatan deteksi yang tinggi

Terdapat pengaruh positif secara tidak langsung antara kepemimpinan transformasional terhadap kinerja karyawan melalui kepuasan kerja pada Kampus Pariwisata X sebesar

Pada hari ini Senin tanggal Dua Puluh Sembilan bulan Agustus tahun Dua Ribu Enam Belas (29-08-2016) bertempat di Sekretariat ULP Kabupaten Sumbawa, Kelompok Kerja 43

Survei larva merupakan kegiatan pemeriksaan tempat penampungan air yang menjadi tempat perkembangbiakan larva Aedes untuk mengetahui ada tidaknya larva. Pemeriksaan

Kriteria inklusi sampel meliputi seluruh responden yang mempunyai salah satu atau lebih dari faktor risiko seperti umur berisiko, paritas primipara, ibu hamil