• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Setiap manusia diciptakan pastilah memiliki sebuah keluarga, baik keluarga

kecil maupun keluarga besar dan keluarga merupakan bagian terkecil dari

masyarakat yang mana dalam sebuah keluarga hubungan sosialisasi pertama kali

muncul sebelum bersosialisasi dengan lingkungan luar, contonya saja anak yang baru

lahir belum mengenal apapun dan dari keluargalah anak tersebut belajar menjadi

individu seperti individu pada umumnya. Peran keluarga kecil seperti ayah dan ibu

untuk membesarkan anak sangatlah penting sebelum anak mengenal lingkungan

yang lebih luas sesuai dengan norma dan adat istiadat yang berlaku di negara kita

(Sarlito W. Sarwono, 138: 2011).

Keluarga dapat dirumuskan sebagai satu kelompok individu yang

dipersatukan oleh ikatan pernikahan, pertalian darah, ataupun melalui adopsi; yang

membangun satu kesatuan rumah tangga; yang saling berinteraksi dan berkomunikasi

sesuai dengan peran sosialnya sebagai suami-istri, ibu dan bapak, anak, kakak dan

adik; serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya bersama (Burgess dan

Locke, 1999).

Anak adalah sebuah titipan dan anugrah yang diberikan Tuhan kepada

individu yang sudah siap baik secara psikologis maupun materi.

Kebutuhan-kebutuhan seorang anak untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang baik

adalah tanggung jawab orangtua dalam mendidiknya. Memberikan kebutuhan pokok

dan rohani pada anak yang meliputi perhatian, kasih sayang, agama, rasa aman,

sandang, pangan dan papan yang cukup, dapat membuat anak tumbuh dan

berkembang dengan normal.

Seperti yang ditetapkan pemerintah mengenai keluarga berencana yang terdiri

atas ayah ibu dan dua orang anak dapat membantu proses menuju keluarga harmonis

dan bahagia tetapi hal tersebut tidak menjamin pada sebuah keluarga menjadi

bahagia, ada banyak hal yang menyebabkan keluarga tidak bahagia. Permasalahan

bagi orangtua untuk memenuhi kebutuhan keluarga mungkin sudah banyak dibahas

(2)

2

sendiri yang masih sering membuat anak menjadi berfikiran negatif dan salah

mengambil keputusan sehingga muncullah kebigungan, kecurigaan, perasaan kurang

diperhatikan dan lain sebagainya dan hal tersebut sering dialami pada anak yang

menginjak usia remaja.

Perasaan kurang diperhatikan ada kalanya menyerang anak ketika orangtua

sibuk dengan kegiatannya sendiri, bukan hanya karena orangtua sibuk saja anak

merasa kurang diperhatikan dan merasa diacuhkan, kadang kala kehadiran anggota

baru dalam keluarga bisa menjadi faktor utama buat anak merasa diacuhkan.

Bagi anak yang mendapatkan anggota baru seperti adik baru memunculkan

kecemburuan bagi dirinya. Biasanya kecemburuan pada anak atas kehadiran adik

baru terjadi ketika sang kakak berusia masih kecil dan butuh perhatian dari

orangtuanya tetapi kenyataan di lapangan ada kasus di mana anak bungsu yang saat

ini usianya menginjak remaja pun mengalami yang namanya kecemburuan, di mana

merasa tersaingi oleh kehadiran adik baru yang membuat dirinya kurang bisa

menerima anggota baru dalam keluarganya sehingga mengakibatkan permasalahan

psikologis baru pada anak.

Rasa cemburu juga muncul di mana awalnya sang kakak menjadi pusat

perhatian keluarga. Kakak yang sempat menjadi anak tunggal, apalagi cucu pertama

sebuah keluarga besar yang mendapat curahan perhatian luar biasa. Tetapi ketika

adiknya lahir dan orang-orang memperhatikan adik yang baru lahir, sang kakak

merasa ditinggalkan dan merasa cemburu. Kecemburuan kakak kian menjadi parah

jika adik yang lahir menjadi anak harapan. Hal ini biasanya terjadi pada suku bangsa

yang mengistimewakan jenis kelamin tertentu sebagai status sosial masyarakat.

Namun ternyata kecemburuan yang muncul ini juga bukan saja memonopoli kakak

terhadap adiknya. Tetapi, juga bisa sebaliknya jarak kehamilan yang rapat sehingga

membuat orangtua merasa bersalah pada anak pertamanya, hal ini bisa menimbulkan

perlakuan yang tidak sehat (http://www.republika.co.id/jika kakak cemburu pada

adik).

Orangtua mungkin saja bersikap dan memberikan perhatian berlebih untuk

anak pertama sebagai kompensasi rasa bersalahnya. Padahal di lain pihak anak kedua

tersebut sama membutuhkan perhatian orangtuanya. Dalam kenyataannya masih

(3)

3

dapat berbahaya bagi mental anak, dan cara bersosialisai anak di masa yang akan

datang. Orangtua masih suka membanding-bandingkan anak yang satu dengan yang

lain, kecemburuan yang disertai pemukulan, fungsi orangtua yang seharusnya

menjadi hakim dan berpihak pada satu anak, sehingga dampak yang didapatkan anak

merasa tidak mendapatkan kenyamanan didalam rumah, merasa tersisih, dan anak

akan memiliki rasa benci terhadap saudara.

Menurut ahli, perselisihan, pertengkaran, perkelahian atau sekedar adu mulut

merupakan hal biasa, hal ini muncul sejak anak usia 12 bulan atau 1 tahun (Ulfa

Darajad E.S, 2003). Namun hal ini yidak bisa dibiarkan sampai berlarut-larut selain

akan mengganggu perkembangan anak, kepribadian dan psikologis anak akan

terganggu dan akan memiliki konsep diri yang buruk dalam bersosialisasi, sesuai

dengan apa yag telah disampaikan psikologi perkembangan dari Fakultas Psikologi

Universitas Indonesia Dra. Surastuti Nurdadi, M.Psi. Rasa cemburu kakak pada

adiknya bukanlah semata-mata kesalahan anak, tetapi orang-orang dewasa di

sekitarnya yang tidak mempersiapkan anak untuk saling berbagi dengan adik

barunya (http://www.replika.co.id/jika kakak cemburu pada adiknya).

Menurut (Santrock, 2007), relasi dengan saudara kandung seringkali

melibatkan lebih banyak konflik dibandingkan relasi dengan individu. Konflik

hanyalah salah satu dari banyak dimensi dari relasi saudara kandung. Menurut

Seginer (dalam Santrock, 2007), pada sebuah studi, ditemukan bahwa relasi yang

positif di antara saudara-saudara kandung berkontribusi bagi penghayatan emosi dan

dukungan dalam kehidupan studi. Dalam beberapa kasus, saudara kandung dapat

memberikan pengaruh yang lebih kuat dalam sosialisasi dibandingkan orangtua,

(Teti dalam Santrock, 2007).

Orangtua harusnya bisa menjaga relasi tersebut agar tetap pada hubungan

yang sehat karena pertengkaran antar saudara pada umumnya adalah suatu hal yang

natural atau alamiah. Tetapi jika tidak diarahkan maka akan memberikan dampak

yang negatif. Hubungan yang menyenangkan saat bayi dengan saudara-saudaranya

akan berkurang saat anak sudah menginjak usia anak-anak, hubungan ini seringkali

mengalami pergesekan. Pergesekan ini tidak hanya merusak suasana rumah tetapi

juga mengganggu konsep diri anak. Misalnya, karena ada ejekan dari kakaknya

(4)

4

orangtua membandingkan sang kakak dengan adiknya yang sampai pada kesimpulan

bahwa sang adik jauh lebih baik dari dirinya. Reaksi yang lainnya adalah yang sulit

dikenali yaitu reaksi tidak langsung seperti misalnya, munculnya kenakalan, rewel,

mengompol atau pura-pura sakit. Bila kasus kecemburuan ini terbawa sampai dewasa

maka efek yang akan ditimbulkan akan semakin besar pula seperti pergi dari rumah

bahkan penolakan tersebut bisa menjurus pada tindakan kriminal. Kesiapan anak

untuk menghadapi adik baru baik dari segi fisik, mental ataupun psikologis perlu

disiapkan oleh orangtua sedini mungkin Daniel Fung (dalam Ulfa Darajad E.S,

2003). Konflik dengan saudara ditemukan frekuensi terbanyak terjadi pada anak usia

sekolah, yaitu sekitar 8-12 tahun (Santrock, 2007). Penelitian juga menunjukkan,

konflik akan lebih sering ditemui pada saudara kandung yang usianya tidak terpaut

jauh (Imam Musbikin, 2005).

Willis (2005), menyatakan bahwa semua individu akan mengalami beberapa

permasalahan dalam menjalani kehidupannya dan hal ini merupakan suatu keadaan

yang normal. Seorang individu dalam menghadapi permasalahan akan mengalami

proses penerimaan diri, yaitu interaksi yang terus menerus dengan dirinya sendiri,

orang lain dan lingkungannya. Dalam melakukan penerimaan diri setiap individu

berbeda satu dengan lainnya. Masalah kemampuan penerimaan diri dipengaruhi oleh

tekanan jiwa dalam diri manusia. Tekanan jiwa yang berpengaruh pada penerimaan

diri adalah rasa cemas dan takut. Hal ini jika tidak cepat diatasi, maka akan

menimbulkan kegoncangan emosi. Stres psikologis merupakan interaksi antara

kemampuan seseorang dalam penerimaan diri dengan tuntutan situasi yang menekan.

Penelitian yang menyangkut tentang penerimaan diri telah banyak dilakukan

oleh peneliti lain yang menyangkut individu dengan keluarganya salah satunya

adalah penerimaan keluarga terhadap individu yang mengalami keterbelakangan

mental yang mana orangtuanya menunjukkan sikap dan perilaku penolak terhadap

anaknya yang mengalami keterbelakangan mental (Insan Vol. 8 No. 2, Agustus

2006). Pada intinya penerimaan diri sangat berkaitan dengan pemahaman konsep diri

individu untuk menanggapi sebuah permasalahan yang mengganggu dirinya

(5)

5

Penerimaan diri dapat diartikan sebagai suatu sikap penerimaan terhadap

gambaran mengenai kenyataan diri. Rubin (Ratnawati, 2000) menyatakan bahwa

penerimaan diri merupakan suatu sikap yang merefleksikan perasaan senang

sehubungan dengan kenyataan diri sendiri. Menurut Hurlock (1973), penerimaan diri

adalah suatu tingkat kemampuan dan keinginan individu untuk hidup dengan segala

karakteristik dirinya. Individu yang dapat menerima dirinya diartikan sebagai

individu yang tidak bermasalah dengan dirinya sendiri. Calhoun dan Acocella (1990)

menambahkan bahwa individu yang bisa menerima diri secara baik tidak memiliki

beban perasaan terhadap diri sendiri, sehingga lebih banyak memiliki kesempatan

untuk beradaptasi dengan lingkungan. Kesempatan itu membuat individu mampu

melihat peluang-peluang berharga yang memungkinkan diri berkembang.

Selanjutnya Hurlock (1974) mengemukakan ada beberapa kondisi yang

mempengaruhi pembentukan penerimaan diri seseorang. Kondisi tersebut adalah: (1)

pemahaman diri, (2) harapan yang realistis, (3) bebas dari hambatan sosial, (4)

perilaku sosial yang menyenangkan, (5) konsep diri yang stabil, dan (6) adanya

kondisi emosi yang menyenangkan.

Anak yang sedang berkembang, baik fisik maupun seksual, akan

memperlihatkan suatu sikap dalam kehidupannya sejalan dengan penerimaan

terhadap perubahan dan perkembangan yang dialami dalam keluarganya.

Pemahaman terhadap perubahan struktur keluarga dan perkembangan yang terjadi

pada anak di dalam posisi sebagai kakak akan mempengaruhi sikap penerimaan

dirinya. Hal ini dikarenakan anak hidup bersama dengan segala karakter dirinya.

Menurut Azwar (1999) sikap sebagai salah satu aspek penerimaan diri, dapat

diartikan sebagai kesiapan reaksi terhadap suatu obejek dengan cara-cara tertentu.

Kecemburuan akan hadirnya anggota baru dalam keluarga tidak membedakan

jenis kelamin antara kakak perempuan yang memiliki adik laki-laki maupun

sebaliknya. Jenis kelamin tidak berpengaruh akan penerimaan diri sang kakak kepada

adiknya. Penolakan ini akan terus berlanjut sampai kakak benar-benar memiliki

penerimaan diri yang baik terhadap adiknya dan juga kecemburuan kakak tersebut

semakin menjadi jika orangtua benar-benar mengharapkan kehadiran anggota baru

(6)

6

Penerimaan diri pada anggota keluarga baru bagi sebagian anak merupakan

hal yang menyenangkan tetapi bagi sebagian anak lagi merupakan persaingan psikis

untuk mendapatkan perhatian dan kasih sayang orangtuanya.

(http://www.scribd.com/doc/22094435/penerimaan-diri).

Salah satu contoh kasus adalah BJ yang mendapati anggota baru dalam

keluarganya yaitu adik, sang kakak akan menjaga dan melindungi adiknya. Namun

yang ditemukan di lapangan semenjak kehadiran adik baru, sang kakak menjadi lebih

jarang di rumah, mulai memberontak kepada orangtua, tidak peduli dengan kondisi

rumah dan lebih cenderung tertutup kepada orang-orang di sekitarnya menyangkut

kondisi keluarga.

Untuk itulah peneliti mencoba mencari tahu penyebab masalah yang terjadi

terhadap penerimaan diri kakak terhadap kehadiran anggota baru dalam keluarga

(adik), dengan mengangkat judul penelitian “Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya Anggota Keluarga Baru (Adik)”.

B.Rumusan Masalah

Rumusan permasalahan penelitian ini adalah:

Bagaimana proses penerimaan diri kakak terhadap hadirnya anggota keluarga baru

(adik)?

C.Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui:

Memberi gambaran proses penerimaan diri kakak terhadap hadirnya anggota

keluarga baru (adik).

D.Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penelitian ini, di antaranya:

1. Manfaat Praktis

a. Bagi peneliti sebagai sarana untuk memperdalam wacana, dan pengetahuan

khususnya mengenai proses penerimaan diri.

b. Bagi orangtua yang mana hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam mengambil kebijakan menangani penerimaan diri kakak

(7)

7

c. Bagi anak (kakak dan adik) bahwa penelitian ini dapat dijadikan informasi

mengolah penerimaan diri negatif menjadi penerimaan diri positif

2. Manfaat Akademis

a. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan studi perbandingan untuk

penelitian selanjutnya atau untuk menambah khasanah pengetahuan pembaca

mengenai penerimaan diri.

b. Sebagai bahan pertimbangan teori yang dapat memberikan manfaat bagi dunia

pendidikan serta sebagai sumbangan pemikiran dan bahan kepustakaan dalam

kegiatan belajar mengajar dan kegiatan penelitian serta bahan kajian lebih

(8)

PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP

HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)

SKRIPSI

Disusun Oleh : Anita Erie Suviana

05810176

FAKULTAS PSIKOLOGI

(9)

PROSES PENERIMAAN DIRI KAKAK TERHADAP

HADIRNYA ANGGOTA KELUARGA BARU (ADIK)

SKRIPSI

Diajukan kepada Universitas Muhammadiyah Malang sebagai salah satu persyaratan memperoleh

gelar Sarjana Psikologi

Disusun Oleh : Anita Erie Suviana

05810176

FAKULTAS PSIKOLOGI

(10)

i

LEMBAR PERSETUJUAN

1. Judul Skripsi : Proses Penerimaan Diri Terhadap Hadirnya Anggota

Keluarga Baru (Adik)

2. Nama Peneliti : Anita Erie Suviana

3. No. Induk Mahasiswa : 05810176

4. Fakultas : Psikologi

5. Perguruan Tinggi : Universitas Muhammadiyah Malang

6. Waktu Penelitian : 14-27 Desember 2011

Malang, 11 Agustus 2012

Pembimbing I, Pembimbing II,

(11)

LEMBAR PENGESAHAN

Skripsi telah diuji oleh dewan penguji

Pada tanggal :

Dewan Penguji

Ketua Penguji : Dra. Siti Suminarti. F., M.Si ( )

Anggota : Nimatuzahroh, S.Psi, M.Si ( )

Ari Firmanto, S.Psi, M.Si ( )

Siti Maimunah, S.Psi, M.A ( )

Mengesahkan,

Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

(12)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Segala puji syukur ke hadirat Allah Tuhan Semesta Alam yang telah

memberikan nikmat iman dan Islam. Shalawat dan salam semoga tercurahkan kepada

Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat, dan kita sebagai generasi penerusnya

hingga akhir jaman.

Alhamdulillah, akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“Proses Penerimaan Diri Kakak Terhadap Hadiranya Anggota keluarga Baru

(Adik)”. Sebuah penelitian “kualitatif deskriptif” ini mencoba menjelaskan

bagaimana proses penerimaan seorang kakak terhadap hadirnya seorang adik dalam

kehidupannya.

Proses Penerimaan Diri Kakak Terhadap Adiknya ini melalui lima proses

atau tahapan yaitu dengan Penolakan, Kemarahan, Tawar-menawar, Depresi, dan

Penerimaan. Dalam pembahasan ini penulis mencoba menguraikan bentuk-bentuk

reaksi dari tahapan-tahapan yang muncul tersebut.

Selama mengerjakan skripsi ini, penulis telah banyak mendapatkan bantuan,

dukungan baik dalam bentuk moril maupun materiil serta nasehat-nasehat yang

secara psikis menguatkan penulis sejak persiapan, pelaksanaan, sampai pada

penyusunan laporan ini. Untuk semua itu, penulis menyampaikan penghargaan dan

terimakasih kepada :

1. Dra. Cahyaning Suryaningrum, M.si, selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Muhammadiyah Malang

2. Ibu Dra. Siti Suminarti F, M.Si sebagai pembimbing I, yang membimbing dan

menyediakan waktu bagi penulis hingga sekripsi ini selesai.

3. Ibu Nimatuzahroh, S.Psi., M.Si sebagai dosen pembimbing II, yang dengan

sabar dan teliti memberikan arahan dan bimbingan hingga sekripsi ini selesai.

4. Bapak Yudi Suharsono, S.Psi., M.Si selaku dosen wali yang telah mendukung

dan memberi pengarahan sejak awal perkuliahan hingga selesainya skripsi ini.

5. Bapak dan Ibu dari masing-masing keluarga subjek yang telah mengijinkan dan

(13)

6. Ayah dan Ibu (semoga Allah selalu memberikan kesehatan dan sayangnya

kepada kalian), yang menjadi motivasi untuk segera menyelesaikan skripsi,

memberikan doa dan kasih sayangnya yang tidak pernah berhenti selama penulis

menuntut ilmu hingga selesai, serta selalu berprasangka baik terhadap setiap

langkah yang penulis tempuh.

7. Adek Richo yang menjadi kebanggaan kami yang selalu menjadi motivasi dan

wakil untuk menjaga ayah dan ibu serta memberi hiburan di rumah ketika

penulis masih berkutat dengan kegiatan di Malang.

8. Eyang kakung dan putri, Om dan tante, semua keluaraga yang tidak hentinya

mendoakan dan memberi semangat penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

9. Udie sahabat sekaligus teman terdekat yang membantu ketika penulis menemui

kesulitan, dan tidak hentinya memberi semangat, serta mendoakan penulis dalam

menyelesaikan skripsi.

10. Sahabat dan saudaraku Puri Kharisma Putri dan teman-teman Asrama Mandau

yang merupakan keluarga kedua saya ketika di Malang, dan teman-teman

Psikologi kelas D, terkhusus untuk teman saya Mas Ucok yang bersedia

memberikan motivasi, membantu, dan mengingatkan serta memberi pelajaran

yang berarti tentang kehidupan.

11. Semua pihak yang memberi andil berbentuk apapun dalam rangka penyusunan

skripsi ini, yang tidak dapat penulis sebutkan namanya satu per satu.

Bagaimanapun juga skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu

penulis membutuhkan saran dan kritik terhadap skripsi ini secara keseluruhan baik

dari segi isi maupun tata cara penulisannya, sehingga dapat menjadi bahan ajaran

dalam penulisan-penulisan berikutnya. Dengan segala kerendahan hati penulis

persembahkan skripsi ini, semoga karya ini bermanfaat. Amien.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Malang, 11 Agustus 2012

Penulis,

(14)

DAFTAR ISI

2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Penerimaan Diri ... 9

3. Tahapan atau Proses dalam Penerima Penerimaan Diri ... 11

4. Aspek-aspek Penerimaan Diri ... 12

5. Karakteristik Individu yang Memiliki Penerimaan Diri Baik ... 16

6. Cara Penerimaan Diri ... 17

(15)

BAB III METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian ... 24

B. Definisi Oprasional ... 25

C. Subyek Penelitian ... 26

D. Tempat dan Waktu Penelitian ... 26

E. Teknik Pengumpulan Data ... 26

F. Tahap-tahap Penelitian ... 27

G. Keabsahan dan Keajegan Penelitian ... 28

H. Teknik Analisis Data ... 28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Data ... 31

B. Deskripsi Hasil Wawancara ... 34

c. Analisis Data ... 40

D. Pembahasan ... 48

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 52

B. Saran ... 52

DAFTAR PUSTAKA

(16)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Gambaran Subjek Penelitian ... 31

(17)

DAFTAR TABEL

Gambar 4.1 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 1 (NR) ... 44

Gambar 4.2 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 2 (MH) ... 45

Gambar 4.3 Bagan Proses Penerimaan Diri Kakak terhadap Hadirnya Anggota Keluarga Baru (Adik) Subjek 3 (RK) ... 46

(18)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Pedoman Wawancara dengan Subjek

Lampiran 2. Pedoman Wawancara dengan Orangtua

(19)

DAFTAR PUSTAKA

Astiyanto, Heniy. (2006). Filsafat Jawa: menggali butir-butir kearifan lokal. Warta Pustaka.

Azwar, Saifuddin. (1999). Reliabilitas dan validitas: seri pengukuran psikologi. Yogyakarta: Sigma Alpha

Darajad, Ulfa E.S. (2003). Pengaruh pola asuh orang tua terhadap munculnya sibling rivalry (studi kasus pada usia 3-6 tahun). Skripsi. Fakultas Keperawatan Universitas Muhammadiyah Malang

Endraswara,. (2003). Metodologi penelitian sastra. Yogyakarta: Pustaka

Hurlock, E. B. 1996. Psikologi perkembangan anak jilid I. Alih bahasa: Meitasari Tjandrasa dan Muslichah Zarkasih. Jakarta: Erlangga. Edisi keenam

Hurlock, E.B. (1973). Adolecent development, Tokyo: McGraw-Hill, Kogakusha, Ltd

Kerlinger. (1993). Asas-asas behavioral. Jakarta: Gramedia

Moleong, Lexy J. (1990). Metodologi penelitian kualitatif. Bandung: Rosdakarya

Ratnawati, S. (2000). Keluarga, kunci sukses anak. Jakarta: Kompas

Rizkiana, Ulfa. Penerimaan diri pada remaja penderita leukimia. Skripsi. Diakses Pada Tanggal 21 Januari 2012.

Santrock, W. (2007). Remaja jilid 2. Terjemahan. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, W. (2011). Buku psikologi remaja. Jakarta: Rajawali Pers.

Wijayanti, Retno. (2005). Penerimaan diri remaja atas perceraian orang tua. Skripsi. Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang.

INTERNET

http://groups.yahoo.com/group/AyahBunda-Indonesia/message/3088. Sibling Rivalry Dapat Diatasi dalam Keluarga. Diakses tanggal 23 Januari 2012.

http://www.kesimpulan.com/2009/04/sibling-rivalry-atau-rivalitas-saudara.html. Sibling Rivalry Atau Rivalitas Saudara Kandung. Diakses pada tanggal 23 Januari 2012

Referensi

Dokumen terkait

Karena keadaan lanjut usia dan ketidakberdayaannya, maka penulis berusaha mengangkat penelitian dengan judul Penyesuaian Diri Lansia Yang Hidup Dengan Keluarga Anak.. Karena

Penerimaan Diri Lnajut Usia (lansia) pada Anggota PWRI Ranting Pedurungan Semarang Ditinjau Dari Dukungan Sosial Keluarga, Skripsi, (tidak diterbitkan), Semarang, Fakultas

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimana penerimaan diri pegawai, bagaimana kepuasan kerja pegawai, dan apakah ada hubungan antara penerimaan diri dengan

Survei yang dilakukan pada 10 anggota keluarga yang tinggal dengan pasien skizofrenia dan sedang melakukan rawat jalan di RSJ Provinsi Lampung pada tahun 2013

Menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah (KTI) yang berjudul : “Perilaku Keluarga dalam Meningkatkan Harga Diri Anggota Keluarga yang Mengalami Gangguan Alam Perasaan

Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Rusdiana (2018) dengan judul hubungan antara dukungan keluarga dengan penerimaan diri pada orang tua

Faktor-faktor yang berperan penting dalam penerimaan diri yang ada pada diri subjek dari hasil penelitian adalah pemahaman tentang diri sendiri, sikap anggota masyarakat yang

Berdasarkan rumusan tersebut, penulis tertarik untuk menjawab pertanyaan di atas dengan melakukan penelitian dengan judul “ Penerimaan Diri Pada Wanita Bekerja