• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT NOMOR: 494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST. TENTANG PENOLAKAN PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL ANTARA PT.SUMBER SUBUR MAS MELAWAN TRANSPAC CAPITAL Pte. Ltd dan TRANSPAC INDUSTRIAL HOLDINGS LIMITED

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT NOMOR: 494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST. TENTANG PENOLAKAN PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL ANTARA PT.SUMBER SUBUR MAS MELAWAN TRANSPAC CAPITAL Pte. Ltd dan TRANSPAC INDUSTRIAL HOLDINGS LIMITED"

Copied!
28
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Dewasa ini Indonesia akan menghadapi ASEAN Free Trade Area atau

(AFTA) yang akan aktif pada tahun 20151. Masyarakat dikawasan ASEAN

khususnya di Indonesia mau tidak mau akan menghadapi situasi baru dalam dunia

bisnis internasional. Organisasi AFTA ini memberikan kemudahan tersendiri bagi

anggotanya untuk melakukan kegiatan perdagangan di kawasan ASEAN.

Dengan masuknya pelaku bisnis internasional ke Indonesia secara bebas akan

berimplikasi menimbulkan berbagai hubungan hukum baru misalnya mengenai

perjanjian atau kontrak kerja antara subjek hukum perdata internasional dengan

para pelaku usaha yang ada di Indonesia. Hubugan relasi atau kontrak kerja

tersebut dapat menyebabkan sebuah perbedaan-perbedaan tersendiri diantara para

pelaku usaha (para pihak). Tidak jarang perbedaan tersebut bermuara pada sebuah

sengketa yang terjadi diantara para pihak. Keegoisan serta keinginan untuk

mempertahankan argumen masing-masing menjadi salah satu penyebab terjadinya

sengketa diantara para pihak2. Tidak jarang sengketa yang timbul diantara para

pihak tersebut menyebabkan kerugian yang sangat besar bagi pihak-pihak yang

terkait dalam sebuah perjanjian bisnis nasional maupun internasional.

Adanya persengketaan yang disebabkan oleh para pihak tersebut mau tidak

mau harus diselesaikan secara cepat dan prosedur yang sederhana. Hal tersebut

1

himamanuni, Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015 Untuk Indonesia,

http://himamanuni.wordpress.com/2014, diakses tanggal 15 September 2014.

(2)

dimaksudkan agar para pelaku usaha terhindar dari kerugian yang lebih besar

akibat dari lamanya penyelesaian sengketa yang timbul diantara mereka.

Sesuai dengan ketentuan yang berlaku, bahwa satu-satunya lembaga resmi

yang merupakan pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia yang pada saat ini

masih dipercaya sebagai lembaga pemeriksa dan pemutus perkara, baik perkara

pidana maupun perkara perdata termasuk di bidang perdagangan adalah Badan

Peradilan Umum. Dalam hal ini adalah Pengadilan Negeri. Yang dimana

Pengadilan tersebut dalam memeriksa dan memutus suatu perkara harus

berdasarkan asas peradilan cepat sederhana dan biaya ringan.

Banyaknya perkara yang masuk ke Badan Peradilan Umum menyebabkan

Pengadilan kesulitan dalam menyelesaikan perkara sesuai dengan batas waktu

yang telah di tentukan oleh Mahkamah Agung. Adanya upaya hukum banding,

kasasi serta peninjauan kembali mengakibatkan waktu penyelesaian setiap

perkara menjadi terlalu lama, sehingga menyebabkan asas peradilan cepat

sederhana dan biaya ringan tidak dapat terlaksana.

Keadaan Peradilan di Indonesia yang belum mencerminkan asas peradilan

cepat, sederhana dan biaya ringan mengakibatkan para pelaku usaha yang sedang

bersengketa dominan memilih penyelesaian sengketa melalui jalan non litigasi

atau penyelesaian sengketa diluar Pengadilan. Para pihak yang bersengketa dapat

memilih penyelesaian sengketa melalui perjanjian-perjanjian seperti negosiasi,

mediasi, konsultasi maupun arbitrasi dan lain sebagainya3.

3

(3)

Pasal 58 Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2009 Tentang Kekuasaan

Kehakiman telah menjelaskan bahwa upaya penyelesaian sengketa perdata dapat

dilakukan diluar Pengadilan Negeri yaitu melalui arbitrase atau alternetif

penyelesaian sengketa. Dari sinilah dapat diketahui bahwa penyelesaian sengketa

melalui arbitrase telah dikehendaki oleh Pemerintah Indonesia. Regulasi yang

kongkrit telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa.

Arbitrase berasal dari kata (Latin) yang berarti kekuasaan untuk menyelesaikan

sesuatu menurut kebijaksanaan. Definisi secara terminologi tentang arbitrase

dikemukakan berbeda-beda oleh para sarjana saat ini. Perbedaan terminologi

tersebut sebenarnya memiliki inti yang sama yaitu penyelesaian sengketa diluar

Pengadilan yang diputus oleh Arbiter.

Menurut R.Subekti arbitrase adalah penyelesaian masalah atau pemutusan

sengketa oleh seorang Arbiter atau beberapa Arbiter yang berdasarkan persetujuan

bahwa mereka akan tunduk atau akan mentaati keputusan yang diberikan oleh

Arbiter atau para Arbiter yang mereka pilih atau mereka tunjuk 4

Arbitrase sebagai sarana penyelesaian sengketa dikalangan para pelaku bisnis

nasional maupun internasional pada akhir-akhir ini dianggap sebagai sarana

penyelesaian sengketa yang sangat efektif. Hal tersebut diakibatkan karena

arbitrase memiliki beberapa kelebihan-kelebihan tersendiri dibandingkan dengan

4R.Subekti, 1987, Arbitrase Perdagangan, Bina Cipta, Bandung, hal. 1.

(4)

penyelesaian sengketa melelui Lembaga Pengadilan. Menurut Huala Adolf

kelebihan penyelesaian sengketa melalui jalur arbitrase adalah sebagai berikut5 :

1. Berperkara melalui arbitrase tidak begitu formal dan fleksibel.

2. Dalam arbitrase, para pihak yang bersengketa diberi kesempatan

untuk memilih Arbiter yang mereka anggap dapat memenuhi

harapan mereka baik dari segi keahlian maupun dari segi

pengetahuan pada suatu bidang tertentu dan.

3. Faktor kerahasiaan proses berperkara dan putusan yang

dikeluarkan merupakan alasan utama forum yang diminati.

Dari kelebihan-kelebihan arbitrase yang diungkap diatas bukan berarti bahwa

arbitrase tidak memiliki kelemahan atau kekurangan dalam menyelesaikan suatu

sengketa. Ada beberapa faktor yang menyatakan bahwa arbitrase memiliki

kelemahan atau kekurangan diantaranya adalah6 :

1. Tidak mudah untuk mempertemukan kehendak para pihak yang

bersengketa untuk membawa sengketa mereka pada forum arbitrase.

harus terdapat kesepakatan antara para pihak yang bersengketa. Dalam

menentukan kesepakatan tersebut sering terjadi konflik kepentingan

mengenai pilihan hukum pilihan forum yang berlaku atas perjanjian

tersebut.

2. Dalam hal pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase internasional

masih menjadi persoalan yang rumit. Hal tersebut dikarenakan

5 Huala Adolf, 2008, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, Cetakan ke II, Rafika Aditama, Bandung, hal 14.

(5)

masing-masing negara memiliki ketentuan yang berbeda dalam hal

pengakuan dan pelaksanaan putusan arbitrase internasional.

3. Penyelesaian sengketa melalui arbitrase tidak memakan biaya sedikit.

Hal tersebut dikarenakan biaya arbiter yang ditunjuk dapat memakan

biaya yang cukup banyak mengingat para pihak dapat memilih arbiter

yang menurut mereka ahli dibidangnya masing- masing.

4. Arbitrase dapat pula berlangsung lama dan membawa biaya yang

tinggi terutama dalam hal arbitrase dilakukan diluar negeri.

Dalam dunia bisnis internasional keberadan arbitrase internasional tidak

terlepas dari konvensi-konvensi internasional yang diselenggarakan oleh Liga

Bangsa Bangsa (LBB). Keberadaan LBB tersebut telah memberikan sumbangan

berupa wadah serta langkah kerja sama antar negara dalam bidang hukum privat.

Salah satu produk dari LBB yang sangat penting adalah terbentuknya dua

konvensi inernasional dalam bidang arbitrase internasional. Konvensi tersebut

adalah The Protocol on Arbitration Clauses (Protokol tentang Klausula Arbitrase)

dan The Convention on The Execution of Foreign Arbitral Awards (Konvensi

tentang Eksekusi Putusan Arbitrase Asing) yang ditandatangani di Jenewa pada

tanggal 26 September 1927 yang terkenal dengan Konvensi Jenewa 19277.

Pada masa setelah Perang Dunia Ke II perkembangan dunia bisnis

internasional mulai berkembang pesat. Hal tersebut berimplikasi ternahap

Konvensi Jenewa 1927 yang dianggap sudah terlalu banyak kekurangan atau

bahkan kegagalan. Sehingga timbul kesadaran masyarakat internasional untuk

(6)

mengubah dan memperbaiki ketentuan internasional tersebut8. Berdasarkan

inisiatif dan usulan The International Chamber of Commerce (ICC) kepada PBB

maka pada tanggal 10 Juni 1958 disahkan The Recognition and Enforsement of

Foreign Arbitral Award (Konvensi New York 1958) yaitu Konvensi tentang

Pengakuan dan Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing.

Pada masa selanjutnya yaitu tahun 1965 dibentuk Convention on the

Stettement of Investment Dispute Between States and Nationals of Other State

(ICSID). Atau sering disebut konvensi Bank Dunia yang di tandatangani di

Wasington DC pada tanggal 18 Maret 19659. Dari sinilah bisa kita lihat bahwa

konvensi-konvensi arbitrase internasional dapat dijadikan dasar sebagai

pembentukan norma hukum arbitrase di seluruh dunia. tetapi sangat disayangkan

bahwa Indonesia hanya meratifikasi beberapa konvensi-konvensi arbitrase

internasional tersebut.

Indonesia baru meratifikasi Convention on The Recognition and Enforsement

of Foreign Arbitral Award (Konvensi New York 1958 ) pada tahun 1981. Melalui

Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1981. Selanjutnya dikeluarkanlah

Keputusan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing. Menurut PERMA ini keputusan arbitrase

internasional ialah putusan yang dijatuhkan oleh suatu lembaga arbitrase atau

arbiter perorangan diluar wilayah hukum Indonesia, atau putusan suatu lembaga

arbitrase atau arbiter perorangan yang menurut hukum Republik Indonesia

8 Ibid., hal 28.

(7)

dianggap sebagai suatu putusan arbitrase asing yang berkekuatan hukum tetap

sesuai dengan KEPPRES Nomor 34 Tahun 1981.

Pasal 1 angka 9 Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelasaian Sengketa, telah dijelaskan mengenai putusan arbitrase

internasional. Putusan arbitrase internasional adalah putusan yang dijatuhkan oleh

suatu lembaga arbitrase atau arbiter perorangan di luar wilayah hukum Republik

Indonesia, atau putusan suatu lembaga arbitrese atau arbiter perorangan yang

menurut ketentuan hukum Republik Indonesia dianggap sebagai suatu putusan

arbitrase internasional. Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase

dan Alternatif Penyelasaian Sengketa ini hanya mengatur tentang pengakuan

putusan arbitrase internasional tidak mengatur secara spesifik terkait hal-hal lain

seperti pembatalan putusan arbitrase internasional.

Pasal 53 Undang – Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan

Alternatif Penyelasaian Sengketa telah menjelaskan bahwa terhadap putusan

arbitrase bersifat final and binding, tetapi di dalam Pasal 70 Undang-Undang

Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelasaian Sengketa

memberikan kesempatan kepada para pihak untuk melakukkan pembatalan

putusan arbitrase. Untuk peraturan mengenai pembatalan putusan arbitrase

internasional secara spesifik belum ada dalam Undang-Undang Nomor 30 Tahun

1999. Sehingga sering menimbulkan permasalahan-permasalahan tersendiri

apabila para pihak ingin melakukan pembatalan putusan arbitrase internasional di

(8)

Dalam hal ini selanjutnya peneliti akan membahas terkait dengan kasus

pembatalan putusan arbitrase internasional antara PT. Sumber Subur Mas

Melawan Tranpac Capital Pte.Ltd dan Tranpac Industrial Holdings Limitid. Kasus

tersebut berawal dari tersendatnya PT.Sumber Subur Mas dalam melakukan

pembayar kepada Transpac sebesar US$12.296.000. Kesulitan pembayaran

tersebut diakibatkan karena adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia pada

Tahun 1998. Dikarenakan krisis tersebut PT.Sumber Subur Mas meminta

keringanan kepada Transpac dengan mengadakan kesepakatan ulang untuk

menyelesaikan utang tersebut. Kesepakatan tersebut dituangkan dalam Akta

Perjanjian Penyelesaian Utang pada tanggal 16 Oktober 2000.

Setelah adanya perjanjian tersebut PT.Sumber Subur Mas membayar secara

bertahap sebesar Rp 2.000.000.000,00 dan menyerahkan dua bidang tanah dan

bangunan, serta membayar lagi sebesar Rp 8.700.000.000,00 kepada Transpac

Capital.

Setelah pembayaran tersebut PT.Sumber Subur Mas melakukan kelalaian

kembali dalam pembayaran lanjutan utangnya. Karena adanya kelalaian tersebut

maka Transpac membawa permasalahan ini ke Singape International Arbitration

Center (SIAC) yang berkedudukan di Singapura.

Akta perjanjian antara PT.Sumber Subur Mas dengan Transpac pada tanggal

16 Oktober 2000 menyebutkan bahwa apabila terjadi kelalaian lagi maka akan

kembali ke perjanjian awal. Dalam perjanjian awal disebutkan apabila terjadi

(9)

Putusan dari SIAC memerintahkan kepada PT.Sumber Subur Mas untuk

melakukan pemembayaran sebesar US$12.2000.000. dan bunga sebesar 8% per

tahun mulai dari pembayaran terakhir yang dilakukan oleh PT.Sumber Subur Mas

pada bulan Juni 2002 sampai dengan pelunasan pembayaran. Serta membayar

biyaya perkara di arbitrasi sebesar US$302.801 dan US$18.000.

PT.Sumber Subur Mas menilai bahwa putusan SIAC tersebut bertentangan

dengan Akta Perjanjian Penyelesaian Utang yang dibuat pada tanggal 16 Oktober

2000. Salah satu poin dalam akta perjanjian tersebut menyebutkan, apabila terjadi

sengketa diselesaikan menurut hukum yang berlaku di Indonesia dan tidak lain

dari Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

Dengan dasar tersebut pada tanggal 2 Desember 2013 PT.Sumber Subur Mas

mengajukan permohonan pembatalan putusan arbitrase internasional ke

Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat. Tetapi Pengadilan berpendapat

bahwa Pengadilan Negeri Jakarta Pusat tidak memiliki kewenangan dalam

memeriksa perkara tersebut.

Berdasarkan diuraikan di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan

analisis kasus tersebut. Sehingga dalam hal ini peneliti menggunakan judul

”ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

(10)

B. Rumusan Permasalahan

1. Apakah Pengadilan Negeri Jakarta Pusat memiliki kewenangan

absolut maupun kewenangan relatif dalam membatalkan Putusan

Arbitrase Internasional Antara PT.Sumber Subur Mas melawan

Transpac Capital Pte.Ltd dan Transpac Industrial Holdings

limited?

2. Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat

dalam memutuskan perkara antara PT.Sumber Subur Mas melawan

Transpac Capital Pte,Ltd dan Transpac Industrial Holdings

Limited?

C. Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui kewenangan absolut dan kewengan relatif

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam Pembatalan putusan

Arbitrase Internasional Antara PT.Sumber Subur Mas melawan

Transpac Capital Pte.Ltd dan Transpac Industrial Holdings

Limited.

2. Untuk mengetahui pertimbangan hakim Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat dalam memutuskan perkara antara PT.Sumber Subur Mas

melawan Transpac Capital Pte.Ltd dan Transpac Industrial

(11)

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi para

pihak, antara lain :

1. Manfaat teoritis

Penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan sumbangan

pemikiran dalam ilmu Pengetahuan Hukum Bisnis pada umumnya serta

penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan studi, teori-teori serta menambah pengetahuan Hukum

Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa pada khususnya.

2. Manfaat Praktik

a. Bagi peneliti sendiri

Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan peneliti dan

mengembangkan cakrawala berfikir peneliti dalam bidang arbitrase

dan alternatif penyelesaian sengketa serta penelitian ini diharapkan

dapat dijadikan syarat untuk memperoleh gelar sarjana hukum strata

satu.

b. Bagi masyarakat pencari keadilan

Penelitian ini diharapakan dapat berguna bagi seluruh masyarakat dan

dapat dijadikan referensi bagi masyarakat pencari keadilan yang

melakukan perjanjian dengan klasula penyelesaian sengketa melalui

arbitrase .

(12)

Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan masukan dalam

penyempurnaan peraturan perundang-undangan terkait arbitrase dan

alternatif penyelesaian sengketa khususnya dalam bidang pembatalan

putusan arbitrase internasional bagi Dewan Perwakilan Rakyat

Republik Indonesia serta penelitian ini diharapkan dapat berguana

bagi para Advokat dan Hakim yang sedang menangani kasus

pembatalan arbitrase internasional.

E. Metode Penelitian

Dalam melakukan penelitian hukum ini, peneliti menggunakan metode

pendekatan yuridis normatif yaitu suatu metode pendekatan yang menggunakan

metode penelitian hukum kepustakaan10. Dalam hal ini penulis mengambil kasus

Pembatalan Putusan Arbitrase Internasional yang diajukan oleh PT.Sumber Subur

Mas di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

E.I. Jenis Bahan Hukum

Dalam menulis skripsi ini penulis menggunakan beberapa bahan hukum yaitu:

1. Bahan Hukum Primer .

Bahan hukum primer ialah bahan hukum yang diperoleh dari Putusan

Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor :

494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST.

2. Bahan Hukum Skunder

Bahan hukum skunder ialah bahan hukum yang berupa :

(13)

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa, Konfensi New York Tahun 1956 serta peraturan

hukum yang erat dengan pembatalan putusan arbitrase internasional, buku

jurnal hasil penelitian dan hasil kegiatan ilmiah yang relefan sehingga

mendukung bagi bahan hukum primer.

3. Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier ialah bahan hukum yang berupa kamus dan

eksikopedia serta hasil wawancara dari ahli hukum internasional.

E.II. Teknik Pengumpulan Bahan

Teknik yang dipergunakan untuk melakukan pengumpulan bahan, peneliti

menggunakan teknik Studi pustaka (library research) dan pencarian bahan hukum

melalui browsing internet yang terkait dengan kumpulan subjek dan obyek

penyelesaian sengketa melalui arbitrase internasional.

F. Rencana Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran terhadap isi skripsi yang dibuat oleh peneliti,

maka secara garis besar sistematika skripsi terdiri dari beberapa bab yaitu :

BAB I PENDAHULUAN

Dalam bab ini menyajikan dan menerangkan mengenai garis-garis besar

permasalahan dari skipsi ini, harapanya akan mengetahui tentang

permasalahan yang telah terjadi terkait pembatalan arbitrase internasional,

(14)

permasalahan, manfaat penelitian, kegunaan,metode penulisan, sistematika

penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Dalam bab ini akan disajikan tentang kajian teoritis (pustaka) sebagai

sumber didalam berfikir serta menganalisis permasalahan yang diangkat

dalam penelitian ini sehingga mendapatkan analisis hukum yang tepat

terhadap tema penelitian.

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan tentang data yang telah dikumpulkan sebagai

hasil yang telah dicapai dari suatu penelitian untuk dijadikan sumber utama

dalam mengkaji dan melakukan pembahasan.

Dalam pembahasan penulisan skripsi ini akan menjawab permasalahan

yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya dengan memaparkan data

hasil penelitian dan menganalisa permasalahan yang penulis angkat.

BAB IV PENUTUP

Pada bab ini, berisikan tentang kesimpulan dari seluruh uraian yang telah

dilakukan pada bab-bab sebelumnya serta memberikan saran tentang

(15)

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT NOMOR: 494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST. TENTANG PENOLAKAN PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL ANTARA PT.SUMBER SUBUR MAS MELAWAN TRANSPAC CAPITAL Pte. Ltd

dan TRANSPAC INDUSTRIAL HOLDINGS LIMITED

PENULISAN HUKUM

Oleh:

DENI BUSTANUL ARIF 201110110311187

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

(16)

PENULISAN HUKUM

ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT NOMOR: 494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST. TENTANG PENOLAKAN PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL ANTARA PT.SUMBER SUBUR MAS MELAWAN TRANSPAC CAPITAL Pte. Ltd

dan TRANSPAC INDUSTRIAL HOLDINGS LIMITED

Disusun dan Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Kesarjanaan dalam Bidang Ilmu Hukum

Oleh:

DENI BUSTANUL ARIF 201110110311187

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG FAKULTAS HUKUM

(17)
(18)
(19)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Puji dan syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT,

karena berkat rahmat dan hidayahnya peneliti dapat menyelesaikan Penelitian

Hukum atau Skripsi ini sesuai dengan harapan peneliti. Skripsi ini diajukan guna

memenuhi persyaratan kelulusan sarjana strata satu Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang. Dalam penelitian hukum ini peneliti memberikkan

judul ANALISIS PUTUSAN PENGADILAN NEGERI JAKARTA PUSAT

NOMOR: 494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST. TENTANG PENOLAKAN

PEMBATALAN PUTUSAN ARBITRASE INTERNASIONAL ANTARA

PT.SUMBER SUBUR MAS MELAWAN TRANSPAC CAPITAL,Pte.Ltd. dan

TRANSPAC INDUSTRIAL HOLDINGS LIMITID.

Penyelesaian penelitian hukum ini merupakan ikhtiar dari rangkaian proses yang

harus peneliti tempuh di Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

Oleh karena itu, kesuksesan yang telah diraih tak lepas dari dorongan dan bantuan

dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan trimakasih yang

sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak dan Ibu Peneliti yang senantiasa memberikan doa dan

dukungan dalam proses perkuliahan selama menjadi Mahasiswa

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Prof.Dr.Muhadjir Effendy ,M.Ap. selaku Rektor Universitas

(20)

3. Dr.Sulardi,S.H.,M.Si. Selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang.

4. Dr.Tongat,S.H.M.Hum. selaku Pembantu Dekan I Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Malang

5. Ibu Fifik Wiryani,S.H.,M.Si.,M.Hum. Selaku Pembantu Dekan II

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

6. Bapak Shofian Arief,S.H.M.Kn. Selaku Pembantu Dekan III

Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang

7. Ibu Komariah,S.H.,M.Si,M.Hum. Selaku dosen pembimbing 1

dalam melakukan penelitian ini.

8. Ibu Herwastuti,S.H.,M.Si. Selaku dosen Pembimbing 2 dalam

melakukan penelitian ini.

9. Bapak Nu’man Ainuh, S.H.M.Hum. Selaku Kepala Bidang

Program Study Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Malang.

10.Seluruh Dosen Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah

Malang.

11.Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Hukum Universitas

Muhammadiyah Malang.

(21)

13.Kawan-Kawan senasib dan seperjuangan Wedy Daris Redi,

M.Erlangga Saputra, Nailul Rahman Abdillah, Handrean

Herlambang, Kerina Hapsari Kusuma Wardani, Dini Fadiah

Nadillah dan seluruh mahasiswa angkatan 2011 Fakultas Hukum

Universitas Muhammadiyah Malang.

14.Instuktur Laboratorium Hukum Ririn Novianti,S.H. M. Lutfi, S.H.

Kasful Kulub,S.H. Edi,S.H. dan seluruh tenaga pengajar di Laborat

Hukum Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.

15.Seluruh anggota Himpunan Mahasiswa Islam Komisariat Hukum

Korkom UMM cabang Malang

Peneliti menyedari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

ditemukan kekurangan dan kesalahan Oleh karena itu kritik dan saran dari

pembaca sangat peneliti harapkan guna penyempurnaan penelitian hukum ini.

Billahi Taufiq Wal Hidayah Wassalamualaikum Wr.wb.

Malang, 9 Februari 2015

Peneliti

(22)

DAFTAR ISI

Lembar Cover/Sampul Dalam ... i

Lembar Pengesahan ... ii

Surat Pernyataan Penulisan Hukum Bukan Hasil Plagiat ... iv

Ungkapan Pribadi / Moto ... v

Abstraksi ... vi

Abstact ... vii

Kata Pengantar ... ix

Daftar Isi ... xii

Daftar Lampiran ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 10

C. Tujuan Penelitian ... 10

D. Manfaat Penelitian ... 11

E. Metode Penelitian ... 12

F. Rencana Sistematika Penulisan ... 13

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Umum Tentang Arbitrase 1. Pengertian Arbitrase ... 15

2. Syarat Subjektif dan Objektif Perjanjian Arbitrase ... 16

3. Klasula dalam Perjanjian Arbitrase ... 17

4. Jenis-Jenis Arbitrase ... 19

5. Pengertian Putusan Arbitrase Internasional ... 21

B. Tinjauan Umum Tentang Kewenangan Absolut dan Relatif Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dalam Pembatalan Putusan Arbitrase 1. Lex Arbitreri dalam Perjanjian Arbitrase ... 22

2. Pembatalan putusan Arbitrase ... 23

(23)

4. Pembatalan Putusan Arbitrase Ditinjau Dari Konvensi New York 1958 ... 27 C. Tinjauan Umum Subjek Hukum Perdata Internasional dalam Menentukan

Kewenangan Arbitrase Internasional

1. Status Personal Badan Hukum Perdata ... 29 2. Pilihan Forum ... 31 3. Pilihan Hukum ... 33 D. Tinjauan Umum Tentang Pertimbangan Hakim

1. Pengertian Putusan ... 37 2. Pertimbangan Hakim ... 37 3. Implikasi Putusan ... 42

BAB III ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Kasus Posisi

1. Pokok sengketa ... 45 2. Posita Penggugat dalam Gugatan Tertanggal 1 Desember 2011

Yang Diajukan Kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat ... 50 3. Petitum PenggugatGugatan Tertanggal 1 Desember 2011 Yang

Diajukan Kepada Kepaniteraan Pengadilan Negeri Jakarta

Pusat... 51 4. Pertimbangan HakimPengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor:

494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST yang memutus Sengketa Antara PT.Sumber Subur melawan Transpac Capital Pte.Ltd. dan

Transpac Industrial Holdings Limited... 52 5. Putusan Hakim Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor:

494/PDT.ARB/2011/PN.JKT.PST yang memutus Sengketa Antara PT.Sumber Subur melawan Transpac Capital Pte.Ltd. dan

Transpac Industrial Holdings Limited... 62

B. Analisis Kewenangan Absolut Maupun Kewenangan Relatif Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Dalam Perkara Nomor: 494/ PDT.ARB/ 2011/ PN. JKT. PST. Tentang Pembatalan Putusan Arbitrase.

(24)

C. Analisis Pertimbangan Hakim Pengadilan Negeri Jakata Pusat Nomor: 494 /PDT. ARB/2011/PN.JKT.PST. Yang Mengadili Sengketa Antara PT.Sumber Subur melawan Transpac Capital Pte.Ltd. dan Transpac Industrial Holdings Limited ... 70

BAB IV PENUTUP

1. Kesimpulan ... 87 2. Saran ... 88

(25)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Surat Tugas

2. Kartu Kendali Bimbingan Tugas Akhir

3. Putusan Pengadilan Negeri Jakarta Pusat Nomor:

(26)

DAFTAR PUSTAKA

Cicut Sutriasno, 2011, Pelaksanaan Putusan Arbitrase dalam Sengketa Bisnis,

Jakarta, Yayasan Pustaka Obor.

Fran Hendra Winarta, 2013, Hukum Penyelesaian Sengketa Arbitrase Nasional

Indonesia dan Internasional, Jakarta, Sinar Grafika.

Gunawa Widjaya dan Ahmad Yani, 2000, Hukum Arbitrase, , Jakarta, Raja

Grafindo Persada.

Huala Aldoft, 1991, Arbitrase Komersial Internasional, Jakarta,Rajawali Pers.

..., 2008, Dasar-Dasar Hukum Kontrak Internasional, Cetakan ke II,

Bandung, Rafika Aditama.

Komariah, 2010, Hukum Perdata,Cet ke 4, Malang, UMM Press,.

Mahkamah Agung Republik Indonesia, 2007, Pedoman Teknis Administrasi dan

Teknis Pradilan Umum dan Perdata Khusus Mahkamah Agung Republik

Indonesia, Jakarta, Mahkamah Agung.

Munir Fuady, 2000, Arbitrase Nasional Alternatif Penyelesaian Sengketa Bisnis,

Bandung, PT.Citra Aditia Bakti.

M. Yahya Harahap, 2003, Arbitrase, Jakarta,Sinar Grafika.

M.Yahya Harahap, 2008,Hukum Acara Perdata, Jakarta, Sinar Grafika.

R.Subekti, 1987, Arbitrase Perdagangan, Bandung, Bina Cipta.

Sarwono, 2011, Hukum Acara Perdata Teori dan Praktek ,Jakarta, Sinar Grafika.

Soerjono Soekanto, 2006, Pengantar Penelitian Hukum Normatif Suatu Tinjauan

(27)

Sudargo Gautama, 2001, Undang-Undang Arbitrase Baru 1999, Bandung

PT.Citra Aditia Bakti.

..., 2005, Indonesia dan Konvensi-Konvensi Hukum Perdata

Internasional, Bandung , PT.Alumni,.

..., 2004, Hukum Perdata Internasional Indonesia Jilid III bagian

I, Buku ke tujuh, Bandung, Alumni.

..., 1987, Pengantar Hukum Perdata Internasional Indonesia, jilid

III, bagian 2,buku ke 8, Bandung, Alumni.

..., 1972, Hukum Perdata Internasional Indonesia, Jilid II, bagian

1 buku ke 2,Cet 2, Bandung, Alumni.

Sudikno Mertokusumo, 2002, Hukum Acara Perdata Indonesia, Yogyakarta,

Liberty.

Tinneke Lauise Tuegeh Longdrong, 1985, Asas Ketertiban Umum dan Konvensi

New York 1958, Bandung, Aditya Bakti,.

Tin Zuraida, 2006, Prinsip Eksekusi Putusan Arbitrase Internasional di

Indonesia, Surabaya,Airlangga.

Hikmawanto Juana, 2002, Pembatalan Putusan Arbitrase internasional oleh

Pengadilan Nasional, Jurnal Hukum Bisnis, Vol, 21.

Himamanuni, Tantangan dan Keuntungan AFTA 2015 Untuk Indonesia,

http://himamanuni.wordpress.com /2014, diakses tanggal 15 September 2014

Muhammad Arifin, Arbitrase Penyelesaian Sengketa Non Litigasi, http://

(28)

Rewiuw, Putusan Pengadilan Dalam Hukum Acara Perdata, http: //rewiuw. Blog

sport. com /2011, diakses 20 Desember 2014.

Keputusan Presiden Nomor 34 Tahun 1981 Tentang Pengakuan Konvensi New

York 1958.

Konvensi New York 1958

Surat Keputusan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 1990 Tentang Tata Cara

Pelaksanaan Putusan Arbitrase Asing

Undang-Undang Nomor 30 Tahun 1999 Tentang Arbitrase dan Alternatif

Penyelesaian Sengketa

Undang-Undang Nomor 48 Tahun 2004 Tentang Kekuasaan Kehakiman

Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok

Referensi

Dokumen terkait

Berkaitan dengan masalah tersebut, Program pengabdian kepada masyarakat (IbM) khususnya di desa Bangoan dan desa Tulungrejo ini memberikan solusi untuk

Pada hari yang ketiga bangkit pula dari antara orang mati, naik ke sorga, duduk disebelah kanan Allah, Bapa yang Mahakuasa, dan dari sana Ia akan datang untuk

Data kunjungan neonatal minimal 3 kali, neonatal komplikasi yang ditangani dan kunjungan bayi minimal 4 kali menurut Puskesmas di wilayah Kota Mataram tahun 2012

Berdasarkan nilai mean pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol serta hasil uji independent sample t-test maka dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh pemberian metode

Pulau Sempu adalah kawasan cagar alam yang terletak di sebelah selatan Kabupaten Malang. Selain fungsinya sebagai kawasan konservasi ekosistem alami, Pulau Sempu juga menjadi

Periode tahun 1990-an, mulai tumbuh kesadaran dalam diri perempuan perupa untuk memanfaatkan karya seni rupa sebagai media ekspresi mengungkapkan berbagai persoalan gender yang

PENGARUH KOMPENSASI, LINGKUNGAN KERJA DAN GAYA KEPEMIMPINAN SITUASIONAL TERHADAP SEMANGAT KERJA KARYAWAN PADA KANTOR OTORITAS BANDAR UDARA WILAYAH IV DI TUBAN, BADUNG.

Dari hasil analisis tersebut dapat diketahui zonasi daerah yang rawan terhadap kebakaran di Kecamatan Mariso yang terbagi menjadi tiga zona yaitu zona tingkat