BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berpasang- pasangan adalah salah satu sunnah Allah yang berlaku pada
segenap Makhluk ciptaan-Nya1.
Allah S.W.T berfirman dalam surat :
“Dan segala sesuatu Kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu
mengingat kebesaran Allah.2”(Adz-Dzariyaat : 49)
“Hai sekalian manusia, bertakwalah kalian pada Allah yang telah
menciptakan kamu dari diri yang satu, dan daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang
biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak.3”(An- Nisa’ : 1).
Para Sarjana Ilmu Alam menyatakan bahwa segala sesuatu kebanyakan
terdiri dari dua pasangan. Misalnya, air yang kita minum (terdiri dari Oksigen dan
1
Sayyid Sabiq. 2010. Fiqih Sunnah Jilid 2. Jakarta. Al- I‟thisom. Hal. 151 .
2
Departemen Agama RI. 2005. al-Qur`an dan terjemahnya. Bandung. PT. Syaamil Cipta Media.
Adz-Dzariyaat (51): 49.
3
Hidrogen), listrik, ada positif dan ada negatifnya dan sebagainya.4 Oleh karena
itu perkawinan merupakan sunnatullah atau bagian dari hukum alam di dunia ini.
Perkawinan itu sendiri dilakukan oleh seluruh makhluk hidup di dunia ini baik itu
manusia, hewan maupun tumbuh-tumbuhan sekalipun.5
Perkawinan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap individu,
dalam perkawinan akan terbentuk suatu keluarga yang diharapkan akan tetap
bertahan hingga pasangan tersebut dipisahkan oleh keadaan dimana salah satunya
meninggal dunia. Perkawinan dianggap penyatuan antara dua jiwa yang
sebelumnya hidup sendiri-sendiri sehingga begitu gerbang perkawinan sudah
dimasuki, masing-masing individu tidak bisa lagi memikirkan diri sendiri akan
tetapi harus memikirkan orang lain yang bergantung hidup kepadanya.
Perkawinan secara bahasa berarti penggabungan dan percampuran,
dengan persetujuan dan akad. Sedangkan menurut istilah perkawinan adalah
menghalalkan pergaulan dan membatasi hak dan kewajiban serta tolong
menolong antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bukan mahram.6
Menurut Hukum Islam perkawinan adalah suatu akad yaitu akad yang
menghalalkan pergaulan (hubungan suami isteri) dan membatasi hak dan
kewajiban serta tolong menolong antara laki-laki dan seorang perempuan yang
dua-duanya bukan muhrim, artinya apabila seorang pria dan seorang perempuan
4
H.S.A Al-Hamdani. 2002. Risalah Nikah, terjemah Agus Salim. Jakarta. Pusaka Amani. Edisi ke-2. Hal. 1.
5
H.M.A. Tihami dan Sohari Sahrani. 2010. Fiqih Munakaha.. Jakarta. PT Raja Grafindo Persada. Cetakan ke-2. Hal. 9.
6
bersepakat diantara mereka untuk membentuk suatu rumah tangga, maka
hendaknya kedua calon suami isteri tersebut terlebih dahulu melakukan akad
nikah.7
Undang-Undang No.l Tahun 1974 tentang Perkawinan memberikan
pengertian bahwa perkawinan merupakan ikatan lahir bathin antara seorang pria
dengan seorang wanita sebagai suami istri dengan tujuan membentuk keluarga
(rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa.8
Sementara itu, dalam Kompilasi Hukum Islam di Indonesia dinyatakan bahwa
Perkawinan merupakan akad yang kuat atau mitsaqan ghalizhan untuk mentaati
perintah Allah dan melaksanakannya merupakan ibadah, yang bertujuan untuk
mewujudkan rumah tangga yang sakinah, mawadah, rahmah. Dijelaskan juga
bahwa perkawinan yang dilakukan di luar pengawasan pegawai pencatat nikah
tidak mempunyai kekuatan hukum9 atau dianggap tidak sah dalam pandangan
hukum.
Dewasa ini perundang-undangan telah mengatur tata cara perkawinan
dan perceraian secara jelas dan rinci, keadaan ini dapat menjamin adanya
kepastian hukum di bidang hukum perkawinan.10 Sehingga masyarakat tidak lagi
7
A. Rahman Bakri dan Ahmad Sukardja. 1981. Hukum Perkawinan Menurut Hukum Islam, Undang-undang Perkawinan dan Hukum Perdata/BW. Jakarta. Hidakarya Agung. Hal. 11.
8
Undang-undang RI No. 1 tahun 1974 Tentang Perkawinan. 2011. Bandung. Citra Umbara. Cet. VI. Hal. 2.
9
Instruksi Presiden RI.No.l Tahun 1991. Tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam. Jakarta. Dirbinbapera, Dirjen Binbaga Islam, Departemen Agama RI. Hal. 14-15.
10
KUA Muara Komam. Tata Cara dan administrasi perkawinan dan perceraian.
mengalami kebingungan ketika akan melaksanakan perkawinan di Kantor Urusan
Agama. Peraturan-peraturan tersebut dibuat agar semua pihak baik pegawai
Kantor Urusan Agama maupun masyarakat memahami akan kewajiban dan
syarat-syarat yang harus dipenuhi ketika akad nikah hendak dilaksanakan. Hal ini
dilakukan agar perkawinan dianggap sah secara hukum.
Untuk memudahkan masyarakat Indonesia dalam melakukan
pernikahan dan mengatur agar pernikahan yang terjadi tidak dikatakan ilegal
maka dibentuklah suatu lembaga khusus yang mengatur atau mengurusi segala
kebutuhan maupun syarat yang harus dipenuhi oleh pasangan yang akan
melakukan pernikahan. Baik itu berupa pengarahan kepada kedua mempelai,
mengenai apa saja syarat yang harus dilengkapi sebelum menikah, biaya
administrasi yang harus dibayar oleh kedua mempelai tersebut, termasuk
menyediakan pejabat pencatat pernikahanan dan tempat dilaksanakannya akad
nikah. Lembaga tersebut ialah Kantor Urusan Agama atau yang lebih di kenal
dengan sebutan “KUA”.
Terkait dengan tempat pelaksanaan akad nikah, Kantor Urusan Agama
telah menyediakan tempat pelaksanaan akad nikah disalah satu bagian Kantor
Urusan Agama yang biasa disebut dengan balai nikah. Namun anggota
masyarakat yang hendak melangsungkan akad nikah di luar balai nikah
diperkenankan untuk melangsungkan akad nikah di tempat lain sesuai dengan
konsekuensi bertambahnya biaya pernikahan, misalnya saja transportasi bagi
penghulu.
Baru-baru ini kantor urusan agama menjadi sorotan publik dikarenakan
tertangkapnya kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Kota Kediri, oleh
Kejaksaan Negeri Kota Kediri, Jawa Timur dalam kasus dugaan pungutan ilegal
biaya pencatatan pernikahan.11 Dalam kasus ini, kepala kantor urusan agama
diketahui memungut biaya nikah sebesar Rp 225.000,00 (dua ratus dua puluh
lima ribu rupiah) untuk pernikahan di luar kantor dan Rp 175.000,00 (seratus
tujuh puluh lima ribu rupiah) di dalam kantor. Padahal biaya pencatatan nikah dan
rujuk yang ditetapkan dalam Peraturan pemerintah Nomor 47 Tahun 2004 adalah
sebesar Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per peristiwa.
Pungutan sebesar Rp. 30.000,00 (tiga puluh ribu rupiah) per peristiwa
tersebut adalah biaya pencatatan atas peristiwa nikah dan rujuk yang terjadi di
KUA, sedangkan biaya pencatatan peristiwa yang dilangsungkan di luar KUA
(biasa disebut dengan “bedolan”) tidak diatur dalam PP tersebut.12 Sehingga
biasanya para pegawai yang mencatat penikahan diluar balai nikah akan
menerima fasilitas dan dana tambahan dari masyarakat tanpa diminta oleh pihak
Kantor Urusan Agama sebagai pengganti transport yang besarannya bervariasi.
Hal ini dianggap lumrah oleh masyarakat maupun KUA, sehingga kebiasaan ini
11
Asmaul Chusna. Kejaksaan Tahan Kepala KUA Kota Kediri.
http://www.antaranews.com/cari.php?k=%2C+Kejaksaan+Tahan+Kepala+KUA+Kota+Kediri, diakses tanggal 28 Februari 2014.
12
menjadi bagian dari tradisi yang tak terpisahkan saat dilaksanakannya akad nikah,
khususnya yang dilakukan diluar balai nikah.
Kenyataan sebagaimana telah dipaparkan tersebut menarik minat penelti
untuk melakukan penelitian terhadap praktek plaksanaan akad nikah yang
dilakukan di luar balai nikah dengan mengangkatnya dalam judul Analisis Yurdis
Sosiologis Praktek Pelaksanaan Akad Nikah di Luar Balai Nikah.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang sebagaimana tersebut di atas maka
permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah praktek
pelaksanaan akad nikah yang dilakukan di luar balai nikah Kantor Urusan
Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu Ditinjau dari Hukum Positif dan Hukum
Islam?”
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui dan memahami praktek pelaksanaan akad nikah yang
dilakukan di luar balai nikah Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu
apakah telah bejalan sesuai peraturan yang berlaku atau terdapat permasalahan
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Pemerintah
Bagi pemerintah dalam penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan tentang bagaimana sebenarnya praktek pelaksanaan akad nikah yang
terjadi di masyarakat untuk menjadi bahan pertimbangan penerapan hukum
sesuai dengan tiga azaz tujuan hukum yaitu keadilan, kemanfaatan dan kepastian
hukum, khususnya yang terkait dengan permasalahan pernikahan.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan masukan untuk
membuka wawasan serta memberikan pengetahuan bagi bangsa Indonesia pada
umumnya dan khususnya bagi masyarakat Kecamatan Junrejo Kabupaten Malang
tentang permasalahan pelaksanaan akad nikah, baik itu dari segi Hukum Positif
maupun Hukum Islam.
3. Bagi Universitas
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi sumbangan pemikiran terhadap
universitas dan dapat dijadikan sebagai acuan bagi mahasiswa yang hendak
melaksanakan penelitian ilmiah selanjutnya dibidang Hukum positif maupun
E. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi pengembangan
pengetahuan di bidang keperdataan, khususnya menambah khazanah keilmuan di
bidang hukum perkawinan mengenai permasalahan pelaksanaan akad nikah yang
sering dilakukan di tengah-tengah masyarakat, dengan tetap bepedoman pada
Undang-Undang No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan, peraturan menteri agama
nomor 11 tahun 2007 tentang pencatatan nikah, Kompilasi Hukum Islam,
Peraturan Pemerintah Nomor 47 tahun 2004 tentang tarif atas jenis penerimaan
negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen agama serta Kitab-kitab Fiqih
yang membahas tentang permasalahan perkawinan.
F. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Penelitian ini termasusk jenis penelitian lapangan (field research) yaitu
suatu jenis penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif tentang
latar belakang seuatu fenomena yang terjadi di lapangan sesuai dengan keadaan
sekarang, interaksi dengan lingkungan, baik individu, kelompok, lembaga,
maupun masyarakat.13
13
2. Metode Pendekatan
Pada penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian yuridis
sosiologis, yang berarti pendekatan yang dititikberatkan pada aturan hukum atau
yuridis yang dikaitkan dengan fakta-fakta tentang perilaku masyarakat. Metode
pendekatan dalam suatu penelitian dikatakan yuridis sosiologis apabila jawaban
permasalahannya dicari melalui studi kepustakaan dan studi lapangan (field
research).14
Metode pendekatan yang dilakukan melalui 2 tahapan. Pertama, penulis
melakukan pendekatan secara sosiologis kepada masyarakat guna mendapatkan
data dan informasi tentang faktor penyebab masyarakat ingin melaksanakan akad
nikah di luar Kantor Urusan Agama yang dilakukan masyarakat Desa Junrejo
Kecamatan Junrejo Kota Batu, kemudian dilakukan pembahasan dengan
menggunakan aspek yuridis yang bertumpu pada aturan-aturan hukum mengenai
perkawinan yang telah diatur dalam UU No.1 Tahun 1974 Tentang Perkawinan
dan Aturan Pelaksananya PP No. 9 Tahun 1975, peraturan menteri agama nomor
11 tahun 2007 tentang pencatatan nikah, Inpres No.1 tahun 1991 Tentang
Kompilasi Hukum Islam dan mengenai biaya Perkawinan dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 47 tahun 2004.
14
3. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah Kantor
Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu. Adapun alasan kenapa memilih
lokasi ini menjadi tempat penelitian dikarenakan daerah ini banyak ditemukan
praktek pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah yang dilakukan oleh berbagai
kalangan.
4. Sumber Data
a. Data Primer
Data primer merupakan data/sumber utama dalam penelitian yang
dihimpun langsung dari hasil observasi.15 Data primer dalam penelitian ini
penulis peroleh langsung dari lokasi penelitian dengan melibatkan diri dalam
kegiatan pencatatan nikah, wawancara (interview) dengan Kepala Kantor Urusan
Agama, pasangan yang melaksanakan akad nikah di luar balai nikah, dan
dokumentasi yang berkaitan dengan praktek pelaksanaan akad nikah.
b. Data Sekunder
Merupakan data penunjang data primer dalam suatu penelitian. Data
sekunder tersebut meliputi peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan
perkawinan yaitu Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang Perkawinan beserta
Aturan Pelaksanaannya PP No.9 Tahun 1974, Inpres No.1 Tahun 1991 Tentang
15
Kompilasi Hukum Islam (KHI), peraturan menteri agama nomor 11 tahun 2007
tentang pencatatan nikah, Peratu ran Pemerintah Nomor 51 tahun 2000 tentang
tarif atas jenis penerimaan negara bukan pajak yang berlaku pada Departemen
agama, Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 Tentang Disiplin PNS,
Kitab-kitab fiqh munakahat, serta data-data penunjang lain seperti buku-buku,
skripsi, tesis, jurnal dan media elektronik (internet) yang berkaitan dengan
pelaksanaan akad nikah.
c. Data Tersier
Data tersier juga merupakan data penunjang lain dalam penelitian ini
yang digunakan untuk menjelaskan pengertian-pengertian baku dalam penelitian
ini. Data tersier tersebut diperoleh melalui kamus.
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan
pengamatan dan pencatatan langsung secara sistematis terhadap gejala atau
fenomena yang diselidiki secara langsung yang dikenal dengan “partisipan
observation”.16 Pengamatan dan pencatatan dilakukan pada pelaksanaan akad
16
nikah yang terjadi wilayah kerja Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota
Batu.
b. Metode Wawancara
Teknik pengumpulan data melalui wawancara adalah teknik
memperoleh informasi secara langsung melalui permintaan
keterangan-keterangan kepada pihak pertama yang dipandang dapat memberikan keterangan-keterangan
atau jawaban terhadap pertanyaan yang diajukan.17 pada penelitian ini penulis
mewawancarai responden yang merupakan subyek dalam penelitian ini, baik
Kepala Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu, masyarakat yang
melakukan akad nikah di luar balai nikah, serta pihak-pihak yang berkaitan dalam
permasalahan pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah tersebut. Pengumpulan
data dilakukan melalui tanya jawab secara langsung sehingga diperoleh data,
pendapat, gambaran yang akurat dan seimbang berkaitan dengan permasalahan
yang akan diteliti.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan
data-data/dokumen-dokumen yang berhubungan dengan praktek pelaksanaan akad nikah seperti foto,
gambar, peta, grafik, struktur organisasi, data jumlah pelaku perkawinan yang
tercatat di Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu, data jumlah
17
pelaksanaan akad nikah yang dilakukan di balai nikah maupun di luar balai nikah,
dan hal lain yang relevan dengan penelitian ini.18
6. Analisa Data
Setelah melakukan pengumpulan data-data yang diperlukan dalam
penelitian ini, maka selanjutnya penulis menganalisa data-data tersebut dengan
menggunakan metode deskriptif analitis kritis atau yang lazim disebut juga
dengan analitis kritis, yakni metode yang mendeskipsikan gagasan manusia
denagn suatu nalisis yang bersifat kritis.19 Menurut Isaac dan Michael, yang
dimaksud dengan metode deskriptif adalah mendeskripsikan situasi atau kawasan
penting secara sistematis, faktual dan aktual.20 Setelah memperoleh dan
mendeskripsikan fakta tentang pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah maka
selanjutnya penulis akan mengaitkan dan menganalisanya dengan aturan-aturan
hukum yang mengatur tentang pelaksanaan akad nikah, sehingga ditemukan suatu
kesimpulan yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan mengenai kepastian
hukum praktek pelaksanaan akad nikah di luar balai nikah.
18
ibid
19
Mastuhu dan Deden Ridwan (eds).1998. TradisiBaru penelitian agama tinjauan antar disiplin ilmu.
Bandung.Nuansa. Hal.44.
20
G. Sistematika Penulisan
Pembahasan dalam skripsi ini agar menjadi suatu kesatuan dalam suatu
susunan yang utuh dan runtut, disusun dengan sistematika penulisan sebagai
berikut:
BAB I : PENDAHULUAN
Pada Bab ini akan penulis uraikan mengenai Latar Belakang, Rumusan
Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, dan Metode Penelitian yang
digunakan.
BAB II : TINJAUAN PUSTAKA
Bab II merupakan sebuah landasan teori yang berisi tentang pengertian
perkawinan, dasar hukum perkawinan, hukum perkawinan di Indonesia,
pencatatan perkawinan, Kantor Urusan Agama sebagai penyelenggara pencatatan
nikah, ketentuan dasar penyelenggaraan pencatatan nikah, akad nikah syarat dan
rukun.
BAB III : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Bab ini akan menguraikan tentang pembahasan dari hasil penelitian,
yang dikaji dan dianalisa secara yuridis dan sistematis sesuai dengan rumusan
masalah yang disampaikan, yaitu berkaitan dengan bagaimana praktek
Junrejo Kota Batu dan bagaimana akibat hukumnya dalam perspektif yuridis dan
sosiologis.
BAB IV : PENUTUP
Bagian ini akan berisi kesimpulan dari hasil analisa hukum dan
pembahasan terkait penelitian yang dilakukan, serta saran yang memuat
ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PRAKTEK
PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI LUAR BALAI NIKAH
DITINJAU DARI HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM
(Studi di Kantor Urusan Agama Kecamatan Junrejo Kota Batu)
SKRIPSI
Oleh:
Abdilbarr Isnaini Wijaya 09120001 / 09400284
SYARI’AH
TWINNING PROGRAM
FAKULTAS AGAMA ISLAM & FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat,
hidayah, kekuatan, kasih sayang-Nya Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas
berkat, rahmat, dan ridho-Nya lah penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi
ini dengan sebaik-baiknya. Shalawat serta salam penulis haturkan kepada
junjungan kita semua Nabi Muhammad SAW, beserta para keluarga, sahabat, dan
para pengikutnya hingga akhir zaman.
Skripsi yang berjudul “ANALISIS YURIDIS SOSIOLOGIS PRAKTEK
PELAKSANAAN AKAD NIKAH DI LUAR BALAI NIKAH DITINJAU DARI
HUKUM POSITIF DAN HUKUM ISLAM (Studi di Kantor Urusan Agama
Kecamatan Junrejo Kota Batu)” ini ditulis sebagai syarat untuk meraih gelar
sarjana pada Jurusan Syariah Twinning Program, Fakultas Agama Islam dan
Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Malang.
Dalam skripsi ini penulis Untuk mengetahui dan memahami praktek
pelaksanaan akad nikah yang dilakukan di luar balai nikah Kantor Urusan Agama
Kecamatan Junrejo Kota Batu apakah telah bejalan sesuai peraturan yang berlaku
atau terdapat permasalahan terkait penerapan peraturan yang telah berlaku.
Bukan hal mudah bagi penulis untuk menganalisis dan meneliti
bahan-bahan yang terkait, karena membutuhkan waktu yang cukup lama dan juga
pendekatan secara intensif dengan masyarakat Kecamatan Junrejo serta pejabat
Kantor Urusan Agama Junrejo Kota Batu agar bisa mendapatkan data yang akurat
terkait praktek pelaksanaan akad nikah di Kecamatan Junrejo. Oleh karena itu,
dalam skripsi ini penulis akan berusaha untuk menjelaskan secara jelas berkaitan
dengan praktek serta kebiasaan masyarakat Kecamatan Junrejo dalam
melaksanaan akad nikah, khususnya yang dilakukan di luar balai nikah Kantor
nikah tersebut telah bejalan sesuai dengan peraturan yang berlaku atau terdapat
permasalahan terkait penerapan peraturan yang telah berlaku. Harapan penulis
dengan adanya skripsi ini dapat menambah referensi bagi siapa saja yang
membutuhkan atau menambah wawasan dalam dunia hukum Perdata Islam
khususnya hukum Perkawinan.
Berkat rahmat Allah SWT, Dengan ketulusan hati, Peneliti ingin
menghanturkan banyak terima kasih kepada Ibu Drs. Sunkanah, SH., M.Hum dan
Bapak M. isrok, S.H, CN., selaku dosen pembimbing atas arahan, kesempatan,
dukungan, kepercayaan, perhatian, dan kesabaran selama proses bimbingan
sampai skripsi ini dapat diselesaikan.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam
penulisan skripsi ini, baik itu dalam pemaparan materi, substansi, pemilihan
kata-kata, maupun tata cara penulisannya. Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua
pihak sangat berguna bagi penulis untuk kedepannya. Semoga skripsi ini dapat
bermanfaat bagi pembaca dalam memperkaya ilmu pengetahuan, khususnya di
bidang perbankan syari‟ah.
Malang, 14 Oktober 2014
PENULIS
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL... LEMBAR PENGESAHAN... PERNYATAAN ORISINALITAS... MOTTO ………...……… HALAMAN PERSEMBAHAN... ABSTRAK ………... ABSTRACT ………. KATA PENGANTAR... PEDOMAN TRANSLITERASI………...…….. DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL……….. DAFTAR BAGAN………. DAFTAR GAMBAR……….DAFTAR LAMPIRAN ………...………
i ii iv v vi viii ix x xii xiii xvi xvii xviii xix
BAB I PENDAHULUAN... A. Latar Belakang...
B. Rumusan Masalah…...
C. Tujuan Penelitian…….………....
D. Manfaat Penelitian...
1. Bagi Pemerintah...
2. Bagi Masyarakat………
3. Bagi Universitas……….
E. Kegunaan Penelitian………....
F. Metode Penelitian………
1. Jenis Penelitian………
2. Metode Pendekatan……….
3. Lokasi Penelitian………..
4. Sumber Data……...………..
5. Teknik Pengumpulan Data………
6. Analisa Data………..
G. Sistematika Penulisan………
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...
A. Perkawin………...
1. Pengertian Perkawinan...
2. Dasar Hukum Perkawinan………...
3. Hukum Perkawinan di Indonesia………
B. Pencatatan Perkawinan………….……….
1. Pencatatan Perkawinan Bagi yang Beragama
Non-Islam………...
2. Pencatatan Perkawinan Bagi yang Beragama Islam……..
C. Kantor Urusan Agama Sebagai Penyelenggara Pencatatan
Nikah………...
1. Ketentuan Dasar Penyelenggaraan Pencatatan Nikah…..
2. Sturuktur Organisasi Kantor Urusan Agama Sebagai
Penyelenggara Pencatatan Pernikahan………...
D. Akad Nikah………....
1. Syarat Akad Nikah……….
2. Rukun Akad Nikah………...
3. Ketentuan Umum Pencatatan Nikah………
BAB III PEMBAHASAN... A. Deskripsi Data Penelitian...
1. Gambaran Umum Kecamatan Junrejo Batu ………
2. Profil Kantor Urusan Agama Junrejo Batu………
3. Radius Wilayah Kerja Kantor Agama Junrejo Batu …...
4. Jumlah pelaksanaan pernikahan di Kantor urusan Agama
Junrejo Batu……….
5. Proses Pelaksanaan Akad Nikah di Luar Kantor urusan
Agama Junrejo Batu………...
6. Alasan Pelaksanaan Akad Nikah Di Luar Kantor Urusan
Agama ………...
7. Peran Kepala Kantor Urusan Agama Junrejo dalam
pelaksanaan Akad Nikah di Kecamatan Junrejo……….
8. Problematika Pelaksanaan Akad Nikah di Luar Balai
Nikah Kantor Urusan Agama Junrejo...
9. Berlakunya Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun
2014...
B. Analisis Yuridis Sosiologis Pelaksanaan Akad Nikah di Kecamatan Junrejo Kota Batu... 1. Hari Pelaksanaan Akad Nikah Masyarakat Kecamatan
Junrejo Kota Batu... 2. Pencatatan Nikah di Kantor Urusan Agama Junrejo Kota
Batu... 3. Manfaat Nikah di Balai Nikah dan di Luar Balai Nikah.... BAB IV PENUTUP... A. Simpulan ...
B. Saran ...
DAFTAR PUSTAKA……….. INDEKS………
86
91
97
103
109
109
113 116 128
128
129
130
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Surat Tugas Dekan Fakultas Agama Islam dan Fakultas
Hukum Tentang Pembimbing Skripsi
Lampiran 2. Surat izin penelitian dari Kemenag Kota Batu
Lampiran 3. Surat izin penelitian ke Kantor Urusan Agama Junrejo
Lampiran 4. Surat bukti penelitian di Kantor Urusan Agama Junrejo
Lampiran 5. Data observasi dan studi dokumen
Lampiran 6. Surat Edaran Kemenag Republik Indonesia Sekretariat
Jendral Nomor SJ/B.III/KU.001/3649/2014 tentang Nomor
Rekening Bendahara Penerimaan Biaya Nikah Rujuk.
Lampiran 7. Kwitansi Pembayaran Nikah di Kantor Urusan Agama
Junrejo
Lampiran 8. Peraturan Pemerintah Nomor 51 Tahun 2000
Lampiran 9. Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2004
Lampiran 10. Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2014
Lampiran 11. Berita acara seminar proposal
Lampiran 12. Berita acara pengesahan proposal
Lampiran 13. Berita acara bimbingan skripsi
DAFTAR PUSTAKA
Buku-buku
Abdurrahman, Muslan. 2009. Sosisologi dan Metode Penelitian Hukum. Malang.
UMM Press.
Al-Hamdani, H.S.A. 2002. Risalah Nikah, terjemah Agus Salim. Jakarta. Pusaka
Amani. Edisi ke-2.
Bakri, A. Rahman dan Ahmad Sukardja. 1981. Hukum Perkawinan Menurut
Hukum Islam, Undang-undang Perkawinan dan Hukum
Perdata/BW. Jakarta. Hidakarya Agung.
Basyir , Ahmad Azhar. 1977. Hukum Perkawinan Islam. Yogyakarta. Fakultas
Hukum UII.
Departemen Agama RI. 2005. al-Qur`an dan terjemahnya. Bandung. PT.
Syaamil Cipta Media.
Isaac dan Michael dalam Cik Hasan Bisri. 2004. Pilar-Pilar Penelitian Hukum
Islam dan Pranata Sosial. Jakarta. PT RajaGrafindo Persada.
Komariah. 2008. Hukum Perdat., Cetakan ke-.3. Malang. UMM Press.
Mastuhu dan Deden Ridwan (eds).1998. TradisiBaru penelitian agama tinjauan
antar disiplin ilmu. Bandung.Nuansa.
Mukhtar. 2013. Metode Praktis Penelitian Deskriptif kualitatif. Jakarta Selatan.
Referensi.
Mukhtar, Kamal. 1947. Azas-azas Hukum Islam Tentang Perkawinan. Jakarta.
Muslim, Imam. Shahih Muslim. Bab Istihbab an-Nikah, Juz II. Nomor 1400.
Darul Alim al-Kutub.
Noeradyo, Siti Woerjan Soemadiyah. Kitab Primbon Betaljemur Adammakna
Bahasa Indonesia. Yogyakarta. CV BUANA RAYA.
Partino. 2006. Metodologi Penelitian. Jayapura. Pustaka Mahasiswa.
Ramulyo, Idris. 1999. Hukum Perkawinan Islam. Cet. 2. Jakarta. Sinar Grafika
Offset.
Rasjid, Sulaiman. 2002. Fiqh Islam. Bandung. Sinar Baru Algensindo.
Sabiq, Sayyid. 2010. Fiqih Sunnah Jilid 2. Jakarta. Al- I‟thisom.
Sabiq, Sayyid. 2010. Fiqih Sunnah Jilid 6. Jakarta. Al- I‟thisom.
Saleh, K.Wantjik. 1980. Hukum Perkawinan Indonesia. Cetakan ke-6. Jakarta.
Ghalia Indonesia.
Shihab, M. Quraish. 1997. Wawasan al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Pelbagai
Persoalan Umat. Cetakan ke-6. Bandung. Mizan.
Soemiyati. 1982. Hukum Perkawinan Islam dan Undang-Undang Perkawinan.
Yogyakarta. Liberty.
Syarifudin, Amir. 2006. Hukum Perkawinan Islam di Indonesia. Jakarta. Fajar
Interpratama offset.
Tihami, H.M.A. dan Sohari Sahrani. 2010. Fiqih Munakaha.. Jakarta. PT Raja
Grafindo Persada. Cetakan ke-2.
Undang-undang
Kompilasi Hukum Islam
Peraturan Pemerintah Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 1 Tahun
1974. No. 1975. LN Tahun 1975 Nomor 9.
Undang-undang Tentang Perkawinan. No. 1 Tahun 1974. LN Tahun 1974 Nomor
1
Instruksi Presiden Tentang Penyebarluasan Kompilasi Hukum Islam. No.l Tahun
1991.
Internet
Asmaul Chusna. Kejaksaan Tahan Kepala KUA Kota Kediri.
http://www.antaranews.com/cari.php?k=%2C+Kejaksaan+Tah
an+Kepala+KUA+Kota+Kediri, diakses tanggal 28 Februari
2014.
KPK. Mengenai Gratifikasi.
http://www.kpk.go.id/id/layanan-publik/gratifikasi/mengenai-gratifikasi, diakses pada tanggal 25
Mei 2014.
KUA Muara Komam. Tata Cara dan administrasi perkawinan dan perceraian.
http://kuamuarakomam.blogspot.com/2012/03/tata-cara-dan-administrasi-perkawinan.html, . diakses tanggal 25 Januari
2014.
KUA Junrejo. Profil Kantor Urussan Agama Kecamatan Junrejo.
Lain-lain
Abu Daud Sulaiman bin al-Asy‟ab bin Ishaq bin Basyir bin Syaddad bin „Amru
Azdi Sijistani, Sunnan abi Daud, (Dar Risalah
al-Alamiah), diambil dari Maktabah al-Syamilah 3.53, Program
yang Diproduksi oleh al-Maktab al-Ta‟awuni lil Da‟wi bi al
-Rawdhah, Saudi Arabia, 2014.
Muhammad bin „Isa bin Saurah bin Musa bin al-Dhahhak, al-Tirmidzi, Abu Isa,
Sunnan al-Tirmidzi, (Mesir: Syirkah wa Mathba‟ah al
-Mushtafa al-Babi al-Halabi, 1975), hal. 391 diambil dari
Maktabah al-Syamilah 3.53, Program yang Diproduksi
Wawancara dengan Imam Zainal. Kepala Kantor Urusan Agama Junrejo. Batu. 17
September 2014.
Mukhtashar, (Beirut:Dar Ihya‟ al-Turats al-Arabi), diambil dari Maktabah
al-Syamilah 3.53, Program yang Diproduksi oleh Maktab
al-Ta‟awuni lil Da‟wi bi al-Rawdhah, Saudi Arabia, 2014.
Wawancaradengan Erfan Efendi. Pengantin Pria. Batu. 5 Mei 2014.
Wawancara dengan Sutris. Pengantin Pria. Batu. 19 September 2014.
Wawancara dengan Agus. Pengantin Pria. Batu. 20 September 2014.
Muslim bin al-Hajjaj Abu al-Hasan al-Qusyairi al-Naisaburi, Musnad
Shahih