• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERSEPSI REPORTER KAMPUS TENTANG KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI(Studi Pada Reporter Tetap Bestari UMM)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PERSEPSI REPORTER KAMPUS TENTANG KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI(Studi Pada Reporter Tetap Bestari UMM)"

Copied!
24
0
0

Teks penuh

(1)

PERSEPSI REPORTER KAMPUS TENTANG

KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI

(Studi Pada Reporter Tetap

Bestari

UMM)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik

Universitas Muhammadiyah Malang

Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana (S -1) Ilmu

Komunikasi

Lia Amelia Martin

201010040311013

JURUSAN ILMU KOMUNIKASI

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Bismillahhirahmaanirrahiim

Alhamdulillahirobbilalamin, sujud syukur peneliti panjatkan karena dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “PERSEPSI REPORTER KAMPUS TENTANG KONGLOMERASI MEDIA TELEVISI (Studi Pada Reporter Tetap

Bestari UMM) dengan tepat waktu dan tanpa hambatan suatu apapun.

Dengan segala kerendahan hati, ucapan terima kasih yang tak terhingga, wajib saya berikan kepada:

1. Allah SWT yang telah memberikan rizki berupa kesehatan untuk Penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi sesuai dengan target. Untuk Nabi Muhammad SAW yang telah menjadi panutan umat Islam, sehingga Penulis dapat membuat skripsi sesuai dengan akidah ilmu yang bermanfaat. 2. Kedua orangtua Penulis, Ibu Maryatin yang selalu mendukung dan

mendoakan Penulis, dan Bapak Marjito, SH yang selalu mendukung juga memberikan masukan atau nasehatnya. You’are the best parents for me. 3. Pembimbing 1, Bapak Nurudin M.Si dan Pembimbing 2, Ibu Widiya

Yutanti M.A yang telah membimbing Penulis dari pertama pembuatan proposal, hingga skripsi ini selesai. Terima kasih atas ilmu yang bermanfaat ini, Bapak, Ibu.

(4)

5. Ketua Jurusan Ilmu Komunikasi UMM, Bapak Sugeng Winarno, S.Sos. M.A.

6. Teman-teman Kos Bukit Cemara Tujuh A4, Dwiyan Putri PH, Devi Febrianti, Galuh Nurita, Swilanda Prihardini, Milatina A, Nurisna K, Dyandy Dio P, dan Andina Safitri. Terima kasih atas semangat dan dukungan kalian yang berhasil menyokong Penulis untuk segera menyelesaikan skripsi ini.

7. Teman-teman yang hebat, Mahpudin dan Yogie Prasetyo Adi. Terima kasih atas masukan-masukan untuk skripsi ini, dan juga nasehat yang telah diberikan kepada Penulis.

8. Keluarga besar Bestari UMM. Terima kasih, sudah memberi ilmu yang bermanfaat, telah memberi kebersamaan yang indah, dan juga pengalaman yang tak terlupakan selama di Bestari UMM. Terima kasih juga untuk Nurisna Kurniawati, Aulia Risqi, Herdyani Kusumasari, dan Revina Violet telah bersedia menjadi subjek untuk penelitian ini.

9. Keluarga besar jurusan Ilmu Komunikasi UMM angkatan 2010. Terima kasih untuk Fariany Widi, Yanuar Mulia, Sheila Soraya, Putri Lia, Ignes Kharisma, dan Hesti Setiawardani. Juga untuk keluarga besar iKom A. Sampai jumpa dilain kesempatan.

(5)
(6)

DAFTAR ISI

Halaman Judul i

Lembar Persetujuan ii

Lembar Pengesahan iii

Berita Acara Bimbingan Skripsi iv

Lembar Pernyataan Orisinalitas v

ABSTRAKSI (Bahasa Indonesia) vi

ABSTRAKSI (BahasaInggris) viii

C. Tujuan Penelitian 8

D. Manfaat Penelitian 8

1. Manfaat Akademis 9

2. Manfaat Praktis 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 10

A.IPersepsi 10

A.1.1 Persepsi: DefinisidanProsesnya 10

A.1.2TeoriPersepsi 13

B.2 Konglomerasi Media 14

B.2.1 PengertianKonglomerasi Media 14

B.2.2BentukKepemilikan Media 15

(7)

B.2.4KonsentrasiKepemilikan 17

B.2.5DampakKonglomerasi Media 19

C.3Media Televisi 24

C.3.1IndustriTelevisi 24

C.3.2Peran Media Televisi 25

C.3.3ManajemenPenyiaran Media Televisi 27

BAB III METODE PENELITIAN 29

A.1 Pendekatan Penelitian 29

A.2 Tipe Penelitian 29

A.3 Fokus Penelitian 30

A.4Subjek Penelitian 30

A.5 Teknik Pengumpulan Data 31

A.6 Teknik Analisis Data 31

A.7 Uji Validitas Data 32

BAB IV GAMBARAN UMUM INFORMAN &BESTARI UMM 34

A. Profil Informan 34

B. Sejarah Bestari UMM 35

C. Logo Bestari UMM 37

D. Lokasi Penelitian 37

E. Struktur Keredaksian Bestari UMM 38

F. Sistematika Kinerja Bestari UMM 40

G. Rubrik Bestari UMM 40

(8)

I. Fasilitas Bestari UMM 44

J. Ragam Kegiatan Bestari UMM 44

BAB V PENYAJIAN DATA DAN PEMBAHASAN 47

A. Pengetahuan Subjek Tentang Strukturalisasi & Konsentrasi

Media Besar di Indonesia 47

B. Persepsi Reporter KampusTentangKonglomerasi

Pada Media Televisi 53

C. Konglomerasi Pada Media Televisi 56

D. Konglomerasi Media Televisi Berdampak

Pada Isi Media 60

E. Program dari Media Televisi yang Dipengaruhi

oleh Adanya Konglomerasi Media 62

F. Konglomerasi Media di Indonesia 65

G. Dampak Baik dan Buruk dari Konglomerasi Media 66

BAB VI PENUTUP 71

A. Kesimpulan 71

B. Saran 72

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar1.1 : Proses Persepsi 10

(10)

DAFTAR BAGAN

Bagan1.1 :Konglomerasri Media ElektronikPadaTelevisi 20

(11)

DAFTAR TABEL

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran1 :TabelPenentuanSubjek 75

Lampiran2 : Draft Pertanyaan 77

Lampiran3 :TabelAnalisis Data 78

(13)

DaftarPustaka

Dari Buku :

Baran, J Stanley. 2008. PengantarKomunikasi Massa Melek Media danBudaya. Jakarta: Erlangga.

Devito, Joseph. 1997. KomunikasiAntarmanusia. Jakarta: Professional Books.

Devereux, Eoin. 2003. Understanding The Media. London: SAGE Publication.

Kriyantono, Rachmat. 2006. TeknikPraktisRisetKomunikasi. Jakarta: KencanaPrenada Media Group.

Ks, Usman. 2009. Ekonomi Media, PengantarKonsepdanAplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Littlejohn. 2009. TeoriKomunikasi. Jakarta: SalembaHumanika. Moleong, Lexy. 2011. MetodologiPenelitianKualitatif. Bandung: PT.

RemajaRosdakarya

Miles danHuberman. 1992. Analisis Data Kualitatif:

BukuSumberTentangMetode-MetodeBaru (alihbahasa:

TjetjepRohendiRohidi). Jakarta: UI Press.

McQuail, Denis. 2011. TeoriKomunikasi Massa. Jakarta: SalembaHumanika.

Morissan.2008. Manajemen Media Penyiaran. Jakarta: Kencana

Mosco, Vincent. 1996. The Political Economy of Communication. London: SAGE Publication

(14)

Peter K. Pringle, etc. 1991. Electronic Media Management. Boston: Focal Press.

Parwito, 2008.PenelitianKomunikasiKualitatif. Yogyakarta: LKIS. Schiller, Herbert. 1996. The Corporate Takeover of Public Expression,

Inggris: Oxford University Press.

Subiakto, Henry-Ida, Rachmah. 2012. KomunikasiPolitik, Media, &Demokrasi.Jakarta :PrenadaKencana Media Group. Sugiyono. 2013. MemahamiPenelitianKualitatif. Bandung: CV.

AlfabetaSunarjo,

Launa, SIP MM, “MenyoalKonglomerasi Media” diaksesdari

http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/20/7059 0/menyoal_konglomerasi_media/#.Uvbd4Pu1fMw , padatanggal 12 Februari 2012 pukul 14.17 WIB.

MusdalifahFachri, “LSPP:

LembagaPenyiaranTidakDapatDikuasaiSekelompok Orang”

diaksesdarihttp://www.jurnas.com/news/50050#sthash.cLh8Ta76.dp uf, padatanggal 10 Januari 2012 pukul 22.55 WIB.

MYS, “HakAtasInformasiTerancamKonglomerasi Media”

(15)
(16)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media massa ialah suatu alat penyampaian informasi dari sumber kepada khalayak. Media massa selalu mengalami peningkatan. Dari yang semula hanya berupa media cetak, kini media elektronik juga telah mendapat tempat dihati masyarakat. Tidak hanya peningkatan, media massa pun juga telah memiliki fungsi lain selain sebagai penyampaian informasi. Yaitu, media massa dijadikan sebagai institusi ekonomi.

Salah satu institusi ekonomi dengan memanfaatkan keuntungan melalui media ialah dengan adanya konglomerasi media massa. Dalam kamus besar Bahasa Indonesia, konglomerasi ialah keutuhan yang terjadi dari bermacam-macam unsur. Maka, maksud dari konglomerasi media massa ialah penggabungan media-media dalam kepemilikan. Masalah konglomerasi media massa merupakan masalah yang cukup berpengaruh di dunia media. Pasalnya, pemilik media akan mempengaruhi pola pikir masyarakat. Peran media sebagai penyampaian informasi kini tidak berlaku lagi, justru berperan sebagai pendukung pemilik media melakukan sesuatu, tak terkecuali pencitraan.

(17)

2

menjadi arus informasi masyarakat di Indonesia1. Dengan adanya konglomerasi media, pemilik media semakin gencar untuk melakukan penggabungan pada perusahaan-perusaan mereka. Dan, semakin suksesnya perusahaan yang mereka gabung, akan semakin memperlihatkan loyalitas kekuasaan para pemilik media. Itu berarti, mereka juga mulai dapat mempengaruhi opini publik dengan informasi yang disebarluaskan melalui medianya.

Konglomerasi industri media dicirikan dengan munculnya gelombang akuisisi dan merger oleh konglomerat media terhadap berbagai media cetak dan elektronik sepanjang satu dekade terakhir2. Adanya penggabungan perusahaan media, jumlah media yang di gabungkan, dan semakin banyak terjadi konglomerasi pada media massa di Indonesia. Akuisisi ialah pengambil-alihan sebuah perusahaan dengan membeli saham atau aset perusahaan tersebut, perusahaan yang dibeli tetap ada. Sementara merger adalah penggabungan dua perusahaan menjadi satu.

Menguatnya fenomena konglomerasi media (pers industri) sebagai dampak dominasi private sektor atas institusi media kita saat ini telah berada pada fase berbahaya karena mengancam keragaman kepemilikan, isi, maupun suara media3. Hasil dari konglomerasi media di Indonesia, akan

mempengaruhi opini publik. Hal tersebut dikarenakan, produk dari media

1Cahyadi, Ko glo erasi Media da Politik Oligarki Tempo, 21 Maret 2012. 2Lau a, “IP MM, Me yoal Ko glo erasi Media diakses dari

http://www.medanbisnisdaily.com/news/arsip/read/2012/02/20/70590/menyoal_konglomerasi_ media/#.Uvbd4Pu1fMw , pada tanggal 12 Februari 2012 pukul 14.17 WIB.

(18)

3

yang melakukan konglomerasi akan ada kemungkinan mengubah isi suatu produk.

Direktur Lembaga Studi Pers dan Pembangunan (LSPP) Hanif Suranto mengungkapkan, pemusatan kepemilikan lembaga penyiaran swasta akan berpotensi dimanfaatkan untuk menggiring opini publik4. Penguasaan media, baik cetak, elektronik maupun online oleh para konglomerat media, menurut Dedy Nur Hidayat5 ,saat ini sudah sampai

pada tahap predatorik. Konglomerasi yang memberi ancaman serius bagi eksistensi demokrasi. Peneliti Komnas HAM, Asep Mulyana 6, berpendapat bahwa konglomerasi media bukan hanya berdampak pada akses informasi tetapi juga pada kualitas informasi yang disajikan. Jika media mempekerjakan wartawan untuk beberapa media sekaligus, kualitas konten informasi menjadi berkurang. Akan sulit bagi publik untuk menerima informasi secara lengkap, beragam, dan objektif.

Apabila masalah tentang konglomerasi media massa semakin banyak muncul, dan dapat mengganti sudut pandang masyarakat, maka Indonesia telah dikuasai oleh pengusaha-pengusaha yang menggunakan media untuk mengubah masyarakat. Data dari sebuah sumber menyebutkan, bahwa di Indonesia telah banyak terjadi konglomerasi media massa elektronik terutama pada media televisi. Diantaranya, TVOne dan ANTV

4Musdalifah Fachri, LSPP: Lembaga Penyiaran Tidak Dapat Dikuasai “ekelo pok Ora g diakses dari http://www.jurnas.com/news/50050#sthash.cLh8Ta76.dpuf, pada tanggal 10 Januari 2012 pukul 22.55 WIB.

5Launa, SIP MM, loc. cit

6MY“, Hak Atas I for asi Tera ca Ko glo erasi Media diakses dari

(19)

4

dalam Viva Grup. RCTI, Global TV, MNC TV dalam MNC Grup. SCTV, Indosiar, O-Channel, dalam Surya Citra Media. TransTV, Trans7 dalam TransCorp, dan masih banyak lainnya7.

Pada kenyataannya pun, tahun 2006 Media Nusantara Citra (MNC) Grup dapat meraup keuntungan Rp.4,8 triliun (32% dari total belanja iklan TV). Kemudian Trans TV, dan Trans 7 mampu mengumpulkan keuntungan sebesar Rp.3,4 triliun (23,2%). ANTV dan Lativi (ketika itu memperoleh pendapatan, Rp.2,3 triliun (15%) dari total belanja iklan televisi8. Tentu hal tersebut mengubah citra media dari yang semula menyuguhkan informasi dan hiburan lebih berorientasi pada keuntungan.

Herbert Schiller 9salah seorang tokoh dalam ilmu komunikasi menggambarkan bahwa perkembangan signifikan dalam industri media dan komunikasi global terjadi setelah Perang Dunia II. Makin lama terlihat bahwa perusahaan-perusahaan yang dominan di Amerika maupun dunia terkonsolidasi dalam perusahaan-perusahaan besar dengan aset yang mencapai nilai milyaran dollar. Di antara mereka sendiri terjadi merger antara satu perusahaan dengan perusahaan lain sehingga kekuatan kapital mereka makin lama makin terkonsentrasi di tangan sejumlah perusahaan baja, sementara itu trend lain yang juga terjadi dalam industri media global adalah trend kepemilikan silang yang terjadi antara satu industri dengan

7 Ariana, Media Mass Conglomerates, diakses dari

http://www.agbnielsen.com/search/search.asp?txtQuery=indonesia+media+mass+conglomerates +2006, pada tanggal 10 Januari 2014 pukul 21.08 WIB.

8 Ariana, loc. cit

(20)

5

industri lainnya. Satu perusahaan bisa memiliki industri televisi, surat kabar, radio, film, musik rekaman, telekomunikasi, sebagai satu kesatuan.

Edward S. Herman dan Robert W. McChesney dalam bukunya The Global Media: A New Missionaries to Corporate Capitalism (1997) menunjukkan bahwa sejak pertengahan tahun 1980-an, industri media global menunjukkan perkembangan terjadinya kapitalisasi dan industri media yang makin lama hanya dikuasai oleh beberapa pelaku industri. Pada buku yang lain, Rich Media, Poor Democracy: Communication Politics in Dubious Times (1999) menyindir konglomerasi ini sebagai kondisi Rich Media Poor Democracy, meski menguntungkan secara ekonomi, konglomerasi merupakan ancaman bagi iklim demokrasi. Demokrasi menghendaki adanya akses kepemilikan media yang merata dan tidak terpusat segelintir orang atau sekelompok orang dengan agenda kepentingan masing-masing.

(21)

6

bisnisnya semakin lama semakin tinggi, dan terus membuat rekor atas perjanjian bisnis sebelumnya10.

Alasan peneliti mengambil penelitian tentang konglomerasi media, karena kasus konglomerasi media menarik untuk diteliti. Konglomerasi media, terlebih pada media elektronik yaitu televisi, merupakan kasus kecil tapi berdampak besar bagi masyarakat. Misalnya, karena kepentingan individu, pada media televisi, contohnya, Vivagrup (TVOne dan ANTV), menyebutkan kasus Lumpur Lapindo ialah Lumpur Sidoarjo, bukan Lumpur Lapindo. Hal itu dikarenakan Lapindo merupakan perusahaan milik Abu Rizal Bakri yang juga pemilik Vivagrup. Akhirnya terjadi ketimpangan pemberitaan.

Sementara alasan peneliti mengambil informan dari reporter Bestari, karena Bestari merupakan lembaga pers yang menaungi mahasiswa dari berbagai jurusan di UMM. Dari berbagai jurusan itu akan memunculkan persepsi-persepsi yang berbeda dari masing-masing reporter. Lalu alasan peneliti mengambil reporter tetap karena reporter tetap merupakan jenjang tengah dalam keredaksian, dan merupakan reporter yang paling lama di

Bestari, sehingga akan ada kemungkinan mereka memahami banyak tentang media televisi.

Dari tahun ke tahun semakin banyak perusahaan media massa yang melakukan konglomerasi. Hal tersebut akan berdampak pada pemberitaan

(22)

7

yang disebarluaskan, juga pada kepentingan individu pemilik media. Pentingnya kasus konglomerasi untuk diteliti, ialah untuk mengetahui seberapa banyak audience yang mempertimbangkan konsumsi media. Apakah media yang mereka tonton ialah media yang berkonglomerasi atau tidak, jika iya, apakah menurut audience akan berpengaruh ke pemberitaan, dan lain sebagainya.

Media massa hanyalah sebuah perantara yang dijadikan kendali oleh pemiliknya. Itupun media yang melakukan konglomerasi, sementara media yang berdiri sendiri juga hanya beberapa yang murni menyebarluaskan informasi dan hiburan. Selebihnya, tetap berorientasi pada keuntungan. Meskipun sebuah media massa lahir dari penggabungan, maupun berdiri sendiri, masih banyak masyarakat, khususnya mahasiswa yang mengonsumsi media massa sebagai sumber informasi. Dalam konteks para

audience mengetahui atau tidaknya informasi yang fakta dan berimbang. Di zaman era teknologi saat ini, sudah banyak masyarakat yang melek akan media. Maksudnya, para audience tahu mana informasi yang disuguhkan secara benar atau tidak, hanya saja mereka tidak mempertimbangkan baik buruknya. Baginya, apa yang disajikan media, itulah yang dikonsumsi, sehingga hal tersebut membuat para pemilik modal semakin gila-gilaan menggabungkan media, atau bahkan menciptakan media massa baru.

(23)

8

penelitian yang dilakukan oleh Deni Hardianto mahasiswa Fakultas Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta, minat baca masyarakat saat ini, terlebih mahasiswa lebih cenderung pada bacaan yang singkat, padat, dan jelas pada televisi. Selain itu, masyarakat cenderung lebih memilih media elektronik berupa televisi untuk mengonsumsi berita dibandingkan dengan media cetak. Hal itu semakin menandakan bahwa media cetak kini turun peminat dan media elektronik lebih diminati masyarakat.

B. Rumusan Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Bagaimana persepsi Reporter

Tetap Bestari UMM tentang konglomerasi pada media televisi?”

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi reporter tetap Bestari UMM tentang konglomerasi pada media televisi.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Akademis

(24)

9

Ilmu Komunikasi, khususnya pemahaman mahasiswa tentang konglomerasi pada media televisi.

2. Manfaat Praktis

Referensi

Dokumen terkait

3 Putri Ayuardiani SMP Plus Nurul Hikmah 126 Perwakilan 1. 4 Sigma Farah Annisa' Yuniar SMPN 2 Pamekasan 122

• Terdapat perbezaan yang signifikan antara persepsi pelajar kelas lemah dengan pelajar kelas pandai terhadap iklim bilik darjah daripada aspek pengajaran, jangkaan guru dan

Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perubahan atas Undang-Undang Nomor 27 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil, perlu menetapkan

Orangtua sebagai lingkungan terdekat dan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kesiapan bersekolah anak memiliki peranan yang penting dalam meningkatkan kesiapan

Dalam tugas akhir ini akan dilakukan kajian mengenai analisa tegangan riser clamp pada ULA Platform menggunakan software Autopipe untuk mengetahui beban-beban yang

Penulis ingin mengetahui lebih mendalam tentang faktor mana yang lebih mempengaruhi keputusan pembelian konsumen dalam pembelian mobil bekas di showroom Melaju

Perlindungan Desain Industri dalam upaya memajukan produk lokal dalam Usaha Kecil dan Menengah (UKM). Pentingnya masalah perlindungan Desain Industri sehingga