• Tidak ada hasil yang ditemukan

Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara"

Copied!
110
0
0

Teks penuh

(1)

GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA DEWASA

AWAL PENDERITA KANKER PAYUDARA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan

Ujian Sarjana Psikologi

OLEH:

RINA NURUL MUSLIMAH

101301076

FAKULTAS PSIKOLOGI

(2)

LEMBAR PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya

bahwa skripsi saya yang berjudul :

Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar

kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip

dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,

kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini,

saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan

sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

Medan, Agustus 2014

Rina Nurul Muslimah

(3)

Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal berusia 18-40 tahun penderita kanker payudara di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Alat ukur yang digunakan adalah skala WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan 4 aspek kualitas hidup, yaitu aspek

physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek

environment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Berdasarkan aspek physical health, psychological, dan environment, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek social relationships berada pada kategori tinggi.

(4)

The Description of Quality of Life of Early Adulthood Woman with Breast Cancer

Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati

ABSTRACT

The research aim to know the description of quality of life of early adulthood woman with breast cancerby using descriptive quantitative research method. Quality of life is an individual’s perception of their position in life in the context of culture and value systems in which they live and in relation to their goals, expectations values and concerns (WHOQOL in Rapley, 2003). Breast cancer is malignant neoplasm which invades the breast tissue, when the breast tissue consist of the mammary gland (milk maker gland), gland duct (ducts) and supporting breast tissue (Mardiana, 2007).The population of the research is early adulthood woman with breast cancer aged 18-40 year old in Medan. There are 75 early adulthood woman with breast cancer as samples in this research.For measuring instrument the researcher uses WHOQOL-BREF scale which has been modified by researcher based on 4 aspect of quality of life, physical health aspect, psychological aspect, social relationships aspect, and environment aspect. The research results shows that quality of life of early adulthood woman with breast cancerare in the low category. Based on physical health aspect, psychological aspect, and environment aspect,the quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category, while in social relationships aspect are in the high category.

(5)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah

memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Adapun

judul skripsi yang peneliti susun untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas

Psikologi Universitas Sumatera Utara, yaitu “Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita

Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara”. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan

terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan,

bimbingan, serta saran selama peneliti menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan

ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:

1. Ayahanda tercinta Zulkifli Moeslim, MM dan ibunda tercinta Diah Mariani.

Terima kasih atas dukungan moral maupun materil, do’a, dan kasih sayang yang

telah diberikan pada peneliti, terutama bagi do’a yang dipanjatkan untuk

peneliti.

2. Ibu Prof. Dr. Irmawati, M.Si., psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU,

beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Psikologi USU.

3. Ibu Ade Rahmawati Siregar, M.Psi., psikolog yang sudah sangat baik dan sabar

kepada peneliti, dimana beliau mau meluangkan waktu dan pikirannya untuk

membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.

4. Ibu Indri Kemala, M.Psi, psikolog dan Ibu Rahmi Putri Rangkuti, M.Psi,

psikolog selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dan

(6)

5. Terimakasih untuk Andrie Kurnia Anwar yang selalu memberikan dukungan,

perhatian, dan selalu setia mendengarkan keluh kesah peneliti.

6. Terima kasih untuk Meidini, Aisya, Putri, Vika, Rivira. Sahabat – sahabat

tercinta sejak SMP yang tetap saling mendukung satu sama lain.

7. Terimakasih untuk ISEP (Mira Avrillia, Reza Indah, Reza Yoga, Junika Minda,

Sonya Lirizky, Novira Khasanah, Rocky Sihite, Dede Suhendri dan Johan

Wibawa) yang selalu mendukung dan membantu peneliti.

8. Terimakasih untuk seluruh teman – teman angkatan 2010 atas pengalaman dan

suka duka selama menjalani proses perkuliahan di Fakultas Psikologi USU,

terutama Fauziah Nami Nst.

9. Terimakasih kepada Om Ashweer Anwar dan Tante Tuti Matondang yang telah

banyak membantu peneliti dalam mencari sampel untuk penelitian ini. Tak lupa

juga terima kasih kepada kak Acid dan Kak Nanda yang telah memberikan

semangat dan dukungan pada peneliti.

10. Terimakasih kepada dr. Suhelmi, SpB, CRS, staff di SMF Bedah RSUD Dr.

Pirngadi, perawat dan staf penelitian di RSUD Dr. Pirngadi yang telah banyak

membantu peneliti untuk dapat mengambil sampel disana.

Peneliti,

(7)

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR .. ... iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... . xii

BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah ... 1

I. B. Rumusan Masalah ... 8

I. C. Tujuan Penelitian ... 8

I. D. Manfaat Penelitian ... 8

I. D. 1. Manfaat Teoritis ... 8

I. D. 2. Manfaat Praktis ... 9

(8)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. A. Kualitas Hidup ……... 11

II. A. 1. Pengertian Kualitas Hidup ... 11

II. A. 2 Aspek Kualitas Hidup ... 12

II. A. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ... 13

II. B. Wanita Dewasa Awal ... 14

II. B. 1. Pengertian Wanita Dewasa Awal ... 14

II. B. 2. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Awal ... 14

II. B. 3. Ciri – Ciri Masa Dewasa Awal ... 15

II. C. Kanker Payudara ... 16

II. C. 1. Pengertian Kanker Payudara ... 16

II. C. 2. Epidemiologi Kanker Payudara ... 16

II. C. 3. Etiologi Kanker Payudara ... 17

II. C. 4.Gejala Kanker Payudara ... 19

II. C. 5. Stadium pada Kanker Payudara ... 19

II. C. 6. Jenis – Jenis Kanker Payudara ... 20

II. C. 7. Pengobatan Kanker Payudara ... 21

(9)

BAB III METODE PENELITIAN

III. A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 27

III. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 28

III. C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28

III. C. 1..Populasi Penelitian ... 28

III. C. 2. Sampel Penelitian ... 29

III. D. Metode Pengambilan Sampel ... 29

III. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 30

III. F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 31

III. F. 1. Validitas Alat Ukur ... 31

III. F. 2. Daya Beda Item ... 32

III.F.3. Reliabilitas Alat Ukur ... 33

III. G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34

III. G. 1. Persiapan Penelitian... 34

III.G. 2. Pelaksanaan Penelitian... 38

III. H. Metode Analisis Data ... 38

(10)

BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI

IV. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 40

IV. A. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker ... 40

IV.A.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis ... 41

IV. B. Hasil Uji Asumsi Penelitian ... 41

IV. B. 1. Uji Normalitas Sebaran ... 42

IV. C. Hasil Penelitian ... 43

IV.C.1. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara ... 43

IV.C.2. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Aspek Kualitas Hidup ... 45

IV. D. Hasil Tambahan ... 51

IV. D. 1. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Kanker ... 51

(11)

IV. E. Pembahasan ... .53

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

V. A. Kesimpulan ... 59

V. B. Saran ... ....60

(12)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Blue Print Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup ... 31

Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Saat Uji Coba ... 36

Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Setelah Uji Coba ... 36

Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Penelitian ... 37

Tabel 5 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker ... 40

Tabel 6 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis ... 41

Tabel 7 Uji Normalitas ... 42

Tabel 8 Skor Empirik dan Skor Teoritik Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara ... 43

Tabel 9 Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesehatan Fisik ... 45

Tabel 10 Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesejahteraan Psikologis ... 47

Tabel 11 Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Hubungan Sosial ... 48

(13)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Data Mentah Uji Coba Alat Ukur Penelitian

Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas

Lampiran 3 Data Mentah Penelitian Pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

Lampiran 4 Kategorisasi Responden Berdasarkan Stadium Kanker dan Pengobatan Medis

Lampiran 5 Uji Normalitas

Lampiran 6 Analisa Deskriptif Skor Kualitas Hidup Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara dan Berdasarkan Aspek Kualitas Hidup

(14)

Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal berusia 18-40 tahun penderita kanker payudara di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Alat ukur yang digunakan adalah skala WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan 4 aspek kualitas hidup, yaitu aspek

physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek

environment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Berdasarkan aspek physical health, psychological, dan environment, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek social relationships berada pada kategori tinggi.

(15)

The Description of Quality of Life of Early Adulthood Woman with Breast Cancer

Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati

ABSTRACT

The research aim to know the description of quality of life of early adulthood woman with breast cancerby using descriptive quantitative research method. Quality of life is an individual’s perception of their position in life in the context of culture and value systems in which they live and in relation to their goals, expectations values and concerns (WHOQOL in Rapley, 2003). Breast cancer is malignant neoplasm which invades the breast tissue, when the breast tissue consist of the mammary gland (milk maker gland), gland duct (ducts) and supporting breast tissue (Mardiana, 2007).The population of the research is early adulthood woman with breast cancer aged 18-40 year old in Medan. There are 75 early adulthood woman with breast cancer as samples in this research.For measuring instrument the researcher uses WHOQOL-BREF scale which has been modified by researcher based on 4 aspect of quality of life, physical health aspect, psychological aspect, social relationships aspect, and environment aspect. The research results shows that quality of life of early adulthood woman with breast cancerare in the low category. Based on physical health aspect, psychological aspect, and environment aspect,the quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category, while in social relationships aspect are in the high category.

(16)

BAB I PENDAHULUAN

I. A. Latar Belakang Masalah

Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa

dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40

tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya

kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena

merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan

harapan – harapan sosial baru. Penyesuaian diri terhadap kondisi - kondisi ini

menjadikan masa dewasa awal merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang

hidup seseorang.

Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru,

seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap,

keinginan serta nilai - nilai baru sesuai dengan tugas - tugas perkembangannya.

Menurut Hurlock (1999), tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal

mencakup mulai bekerja, memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga,

mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga

negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas – tugas

pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada

(17)

Salah satu rintangan yang menghambat penguasaan tugas perkembangan masa

dewasa awal adalah hambatan fisik (Hurlock, 1999). Kesehatan yang buruk atau

hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh

orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas – tugas

perkembangan untuk sebagian atau secara total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa

cacat fisik ataupun penyakit yang berkepanjangan.

Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah

satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas

yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari

kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan

jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Kanker payudara merupakan

penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia

(Andrews, 2009). Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika yang menunjukkan

bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosis pada wanita adalah kanker payudara

(Pamungkas, 2011). Di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan penyakit ganas

yang paling sering terjadi pada wanita dewasa. Pada tahun 2013 berdasarkan

penelitian oleh American Cancer Society (2013), 39.620 wanita di Amerika Serikat

meninggal dunia karena kanker payudara.

Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak pada

wanita sesudah kanker leher rahim (Tjahjadi, 1995). Diperkirakan terdapat 100

(18)

kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari

seluruh kematian di Indonesia (Mohamad, 1997). Di Indonesia, masalah kanker

payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan

kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. (Saryono, 2008).

Pada stadium awal, gejala kanker payudara mungkin tidak disadari oleh wanita

yang menderitanya. Karena menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada

tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Satu – satunya gejala yang mungkin

dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Namun para wanita

harus berkonsultasi pada ahli medis jika mereka menemukan gejala – gejala seperti

nyeri di payudara, terdapat benjolan di area payudara, keluarnya puting, ataupun

perubahan kulit pada payudara (Smith, 2000).

Wanita yang mengidap kanker payudara pada stadium dini maupun stadium

lanjut dapat menjalani pengobatan medis untuk mengobatinya. Wanita yang

menjalani pengobatan kanker payudara memiliki reaksi yang berbeda – beda

(Rosenbaum & Roos, 2000; Spira & Reed, 2003; Yurek et al., 2000; dalam Matlin,

2008). Terdapat ketidakstabilan yang besar pada emosi mereka dari hari ke hari

(Matlin, 2008). Menurut Taylor (1999), pada wanita penderita kanker payudara yang

menjalani pengobatan mastektomi, akan muncul gejala psikologis tertentu seperti

depresi, stres, kecemasan, dan masalah-masalah psikologis lainnya. Pengobatan

kemoterapi dan terapi radiasi juga dapat memberikan dampak negatif bagi psikologis

(19)

muncul yaitu perubahan suasana hati dengan menjadi lebih emosional, stres, dan

depresi (Wagman, 1996).

Bagi wanita dewasa awal yang menderita kanker payudara, penyakit tersebut

tentu akan memberi dampak bagi kehidupannya. Salah satu faktornya adalah karena

tekanan dari budaya kita bahwa payudara adalah bagian yang penting dari seorang

wanita (Matlin, 2008). Hasil penelitian oleh Saywell (dalam Chrisler, 2001; Matlin,

2008) menunjukkan bahwa wanita yang telah kehilangan payudaranya baik

seluruhnya atau sebagian, dipandang sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal

masa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai memilih pasangan dan akan

membina rumah tangga serta mulai bekerja, dimana kehilangan payudara tentu akan

berdampak bagi keberhasilan tugas – tugas perkembangan tersebut.

Namun, wanita penderita kanker yang mendapat dukungan dari keluarga dan

teman dapat mengatasinya dengan baik (Andersen & Farrar, 2001; Bennet, 2004;

Compas & Luecken, 2002; dalam Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial dapat

membantu penderita mengatasi penyakitnya (Sarafino, 2011). Individu yang hidup

sendiri dan hanya memiliki sedikit teman atau memiliki hubungan buruk dengan

orang-orang di sekitarnya akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan

kondisi kesehatan kronis yang dideritanya (Cutrona & Gradner; Stanton, Revenson,

& Tennen dalam Sarafino, 2011).

Selain itu, ciri - ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga mempengaruhi

(20)

Aspek fisik dari lingkungan rumah sakit yang biasanya membosankan dan membatasi

pasien dapat menganggu mood mereka (Sarafino, 2011). Lingkungan rumah juga

tidak jauh lebih baik bagi penderita. Kebanyakan individu kesulitan bergerak atau

melakukan kegiatan sendiri di rumah.

Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk

kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu:

menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari

penyakit yang diderita seperti patuh pada pengobatan yang dijalani, meminimalkan

keterbatasan fisik, mempertahankan fungsi – fungsi positif dalam aspek – aspek

penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional,

dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton,

Revenson, & Tennen, 2007, dalam Sarafino, 2011).

Bagi penderita penyakit kronis seperti kanker, ancaman bagi kualitas hidupnya

adalah tekanan emosional yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk

depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011). Hal tersebut juga dialami oleh penderita

kanker payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah (1999), menunjukkan

bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak

sempurna lagi, malu dengan bentuk payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik

lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka,

berlama - lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi

(21)

Istilah kualitas hidup sendiri digunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan

secara umum dari individu (Heydarnejad et al, 2009). Kualitas hidup telah menjadi

topik yang penting dalam hal perawatan medis karena kualitas hidup dapat menurun

ketika individu terkena penyakit dan sakit dalam waktu yang lama, serta kualitas

hidup dapat menjadi pertimbangan untuk pencegahan pada saat sebelum dan sesudah

penyakit muncul (Sarafino, 2011). Polonsky (2000) mengatakan bahwa untuk

mengetahui bagaimana kualitas hidup seseorang maka dapat diukur dengan

mempertimbangkan penilaian akan kepuasan seseorang terhadap status fisik,

psikologis, sosial, dan lingkungan.

Kualitas hidup menurut World Health Organization Quality Of Life

(WHOQOL) didefenisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam

konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan

tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003).

Sedangkan Felce dan Perry (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup

sebagai fenomena psikologis dimana kualitas hidup adalah keseluruhan kesejahteraan

umum yang terdiri dari penjelasan objektif dan evaluasi subjektif dari kesejahteraan

fisik, material, sosial, dan emosional bersama dengan tingkat pengembangan pribadi

dan aktivitas yang mempunyai tujuan yang seluruhnya melalui pertimbangan nilai –

nilai pribadi individu.

Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), menyatakan

(22)

health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan

spirituality/religion/personal beliefs. Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui

menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang

meliputi aspek physical health, psychological, social relationships, dan environment.

Larasati (2009), menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang

positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatan, dalam

aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan

sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan

memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu

beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada

orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan

orang lain.

Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil

yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa

kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun

hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas

hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang.

Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk

melihat gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker

payudara. Peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kualitas hidup pada wanita

(23)

WHOQOL yaitu: dimensi kesehatan fisik, dimensi kesejahteraan psikologis, dimensi

hubungan sosial, dan dimensi hubungan dengan lingkungan.

I. B. Perumusan Masalah

Berdasarkan perumusan latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah

dari penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa

awal penderita kanker payudara?”

I. C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas

hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara.

I. D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: manfaat secara

teoritis dan manfaat secara praktis.

I. D. 1. Manfaat Teoritis

a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau

teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan psikologi,

(24)

b) Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain

yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas

hidup.

I. D. 2. Manfaat Praktis

a) Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi wanita yang menderita

kanker payudara agar mendapat gambaran mengenai kualitas hidup pada

penderita kanker payudara.

b) Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi keluarga agar dapat

menerima keadaannya serta memberikan dukungan bagi anggota

keluarga yang menderita kanker payudara. Hal ini bertujuan agar wanita

yang menderita kanker payudara dapat lebih meningkatkan kualitas

hidupnya.

I. E. Sistematika Penulisan

Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun

sistematika penulisan penelitian ini adalah:

Bab I : Pendahuluan

Memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat

(25)

Bab II : Tinjauan Pustaka

Bab ini berisi pembahasan teoritis tentang kualitas hidup dan

kanker payudara.

Bab III : Metode Penelitian

Bab ini terdiri atas identifikasi variabel, definisi operasional

variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat

ukur yang digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode

analisa data.

Bab IV : Analisa Data dan Interpretasi

Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil utama

penelitian, hasil tambahan penelitian dan analisa hasil penelitian

Bab V : Kesimpulan dan Saran

Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah

(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

II. A. Kualitas Hidup

II. A. 1. Pengertian Kualitas Hidup

Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) Group

(dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu

tentang posisinya di kehidupan dalam konteks kebudayaan dan sistem nilai dimana

mereka hidup, berhubungan dengan tujuan, harapan, ukuran, dan perhatian individu

tersebut. Sedangkan Felce dan Perry (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas

hidup sebagai fenomena psikologis dimana kualitas hidup adalah keseluruhan

kesejahteraan umum yang terdiri dari penjelasan objektif dan evaluasi subjektif dari

kesejahteraan fisik, material, sosial, dan emosional bersama dengan tingkat

pengembangan pribadi dan aktivitas yang mempunyai tujuan yang seluruhnya

melalui pertimbangan nilai – nilai pribadi individu. Menurut Donner, Karone, &

Bertoliti (1997), kualitas hidup secara umum adalah keadaan individu dalam lingkup

kemampuan, keterbatasan, gejala dan sifat psikososial untuk berfungsi dan

menjalankan bermacam-macam perannya secara memuaskan.

Dari pengertian kualitas hidup di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

pengertian kualitas hidup adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri meliputi

(27)

II. A. 2. Aspek Kualitas Hidup

Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), menyatakan

bahwa pengukuran kualitas hidup harus didasarkan pada 6 aspek yaitu aspek physical

health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan

spirituality/religion/personal belief. Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui

menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang

meliputi:

1) Aspek Physical Health, mencakup aktivitas sehari - hari; ketergantungan

pada obat – obatan, energi dan kelelahan; mobilitas; sakit dan

ketidaknyamanan; tidur dan istirahat; kapasitas kerja.

2) Aspek Psychological, mencakup bodily image dan appearance; perasaan

negatif, perasaan positif; self-esteem,spiritual/agama/keyakinan pribadi,

berpikir, belajar; memori dan konsentrasi.

3) Aspek Social Relationships, mencakup relasi personal, dukungan sosial;

aktivitas seksual.

4) Aspek Environment, mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan

keselamatan fisik; perawatan kesehatan dan sosial termasuk aksesbilitas dan

kualitas; lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai

informasi baru maupun keterampilan; partisipasi dan mendapat kesempatan

(28)

lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/lalu lintas/iklim; serta

transportasi.

II. A. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup

Menurut Brown (1996), faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas hidup

seseorang adalah:

II. A. 3. 1. Faktor Lingkungan

Terdiri dari:

1. Lingkungan makro

Lingkungan ini meliputi lingkungan biospherik, ekonomi, sosial, budaya,

politik dan kebangsaan.

2. Lingkungan sekitar

Lingkungan ini meliputi lingkungan keluarga, tetangga, tempat dimana

kita bekerja, sekolah, rumah, dan keluarga sosial.

II. A. 3. 2. Faktor Pribadi

Terdiri dari:

(29)

2. Faktor psikologis, meliputi kebiasaan, kognisi, emosi, persepsi, dan

pengalaman yang merupakan karaterisitik individu untuk menyesuaikan

diri dengan dunianya.

II. B. Wanita Dewasa Awal

II. B. 1. Pengertian Wanita Dewasa Awal

Hurlock (1999) menyatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 –

40 tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai

berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002) menyatakan bahwa masa

dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis,

terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya.

Berdasarkan pengertian dewasa awal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

wanita dewasa awal adalah wanita yang berada pada rentang usia antara 18 – 40

tahun dimana terjadi perubahan – perubahan fisik dan psikologis, serta masa untuk

bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.

II. B. 2. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Awal

Hurlock (1999) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal,

antara lain:

a. Mulai bekerja

(30)

c. Mulai membina keluarga

d. Mengasuh anak

e. Mengelola rumah tangga

f. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara

g. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan

II.B.3. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal

Hurlock (1999) mengemukakan ciri-ciri masa dewasa awal, yaitu:

1. Masa pengaturan

Pada masa ini terdapat istilah settle down dimana seseorang pada masa

dewasa awal mengurangi kebebasannya dan menerima tanggung jawab

sebagai orang dewasa.

2. Masa reproduktif

Seseorang pada masa dewasa awal setelah mereka menikah mereka

kemudian akan mempersiapkan diri untuk berperan sebagai orang tua.

3. Masa bermasalah

Mereka dituntut untuk mandiri dalam hal penyelesaian masalah baik itu

penyesuaian terhadap perkawinan, peran sebagai orang tua, dan karir.

4. Masa ketegangan emosional

Ketidakmampuan mengatasi masalah utama dalam kehidupan akan

(31)

II. C. Kanker Payudara

II. C. 1. Pengertian Kanker Payudara

Kanker adalah sebuah penyakit dari sel – sel dimana ditandai dengan

penyebaran sel yang tidak terkontrol yang biasanya membentuk neoplasma ganas

(Sarafino, 2011). Menurut Baradero (2007), kanker merupakan suatu kondisi dimana

sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami

pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa

individu penderitanya.

Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel yang

abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Dewi, 2009). Menurut Mardiana

(2007), kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara,

dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air

susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara.

Dari pengertian – pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kanker

payudara adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penyebaran sel yang tidak

terkontrol yang muncul pada jaringan payudara.

II. C. 2. Epidemiologi

Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling umum terjadi pada

populasi wanita di seluruh dunia (Andrews, 2009). Di Amerika Serikat, kanker

(32)

Diperkirakan 180.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahunnya,

dimana jumlah tersebut mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita,

dan 46.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya diakibatkan oleh kanker payudara

(Prett et al, 1994).

Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak

pada wanita sesudah kanker leher rahim (Tjahjadi, 1995). Diperkirakan terdapat 100

penderita baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahun di Indonesia, dan angka

kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari

seluruh kematian di Indonesia (Mohamad, 1997). Di Indonesia, masalah kanker

payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan

kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. (Saryono, 2008).

II. C. 3. Etiologi

Penyebab langsung kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara

pasti. Namun menurut Smith (2000), ada beberapa faktor resiko yang dapat

menyebabkan seseorang menderita kanker payudara, diantaranya adalah:

II. C. 3. 1 Faktor Keturunan

Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium

meningkatkan resiko dari kanker payudara. Peningkatan resiko bergantung pada

(33)

didiagnosis menderita kanker payudara, dimana resiko meningkat ketika kerabat

tersebut didiagnosis saat masa premenopause

II. C. 3. 2. Riwayat Pribadi

Riwayat pribadi dari kanker endometrium, kanker ovarium, atau kanker

payudara terkait dengan peningkatan resiko dari kanker payudara berikutnya.

Wanita yang pernah mengidap kanker payudara sebelumnya, persentase resiko

terjadinya perkembangan kanker payudara kedua selama lima tahun lamanya

sebanyak 2 -5 persen.

II. C. 3. 3. Riwayat Reproduksi

Pengalaman melahirkan dan menyusui pertama di umur 30 tahun kebawah

melindungi diri dari kanker payudara. Sebaliknya, wanita yang tidak melahirkan

dan tidak menyusui beresiko lebih tinggi terjangkit kanker payudara.

II. C. 3. 4. Asupan Alkohol

Persentase asupan alkohol meningkatkan resiko terjangkit kanker payudara

adalah sekitar 30 – 40 persen bagi wanita peminum tipe sedang (1 atau lebih

minuman beralkohol per hari) dibandingkan dengan wanita yang bukan peminum

alkohol.

II. C. 3. 5. Penggunaan Terapi Hormon

Terdapat peningkatan kecil terhadap resiko terjangkit kanker payudara

(34)

ketika mereka kembali menggunakannya lima tahun setelah berhenti

menggunakan kontrasepsi oral atau HRT tersebut.

II. C. 4. Gejala Kanker Payudara

Menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak

menimbulkan keluhan. Satu – satunya gejala yang mungkin dirasakan pada stadium

dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila penyakit sudah

memasuki stadium lanjut, dimana keluhan yang dirasakan seperti adanya benjolan

pada payudara bila diraba dengan tangan, bentuk dan ukuran payudara berbeda dari

sebelumnya, luka pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh dengan

pengobatan, eksim pada puting dan area sekitanya, keluar darah, nanah, atau cairan

encer dari puting susu, puting susu tertarik ke dalam, dan kulit payudara mengerut

seperti kulit jeruk.

II. C. 5. Stadium Pada Kanker Payudara

American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma (dalam

Smith, 2000) membagi stadium karsinoma menjadi:

(35)

Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negatif

Stadium II A Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif

lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dan kelenjar getah

bening negatif

Stadium IIB Karsinoma invasif dengan diameter lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif, atau

karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cm dan kelenjar getah

bening negatif

Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapapun dengan kelenjar getah bening terfiksasi atau karsinoma berukuran garis tengah lebih

dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi

Stadium IIIB Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang manginvasi kulit, atau setiap karsinoma

dengan metastasis ke kelenjar getah bening

Stadium IV Karsinoma yang sudah bermetastasis ke tempat yang jauh.

II. C. 6. Jenis – Jenis Kanker Payudara

Menurut Pamungkas (2011), jenis – jenis kanker payudara yang umum terjadi

(36)

II. C. 6. 1. Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)

Jenis kanker ini paling umum dari kanker payudara yang tidak

berbahaya (noninvasif). Kanker ini tidak meluas melalui dinding – dinding

duct ke jaringan payudara. Hampir semua wanita yang mengalami kanker

jenis ini bisa diobati dengan baik.

II. C. 6. 2. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)

Pada LCIS (Lobular Carsinoma Insitu), pertumbuhan jumlah sel jelas

terlihat berada didalam kelenjar susu (lobules). Kondisi ini bermula dari

kelenjar – kelenjar yang berperan dalam memproduksi air susu, tapi tidak

melalui dinding lobula.

II. C. 6. 3. Invasive Ductal Carcinoma (IDC)

Jenis kanker ini adalah yang paling sering terjadi. Kanker ini bermula

dari duct, menerobos dinding duct, dan menyerang jaringan payudara. Dari

sini, kanker dapat menyebar ke bagian – bagian tubuh yang lain.

II. C. 6. 4. Invasive Lobular Carcinoma (ILC)

Kanker jenis ini bermula dari kelenjar susu atau lobula. Kanker ini dapat

(37)

II. C. 7. Pengobatan Kanker Payudara

Menurut Pamungkas (2011), pengobatan - pengobatan kanker payudara yang

umum dilakukan yaitu:

II. C. 7. 1. Mastektomi

Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat

payudara. Tipe mastektomidan pengobatan kanker payudara bergantung pada

beberapa faktor, yakni usia, kesehatan secara menyeluruh, status menopause,

dimensi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya,

stadiumtumor dan keganasannya, status reseptor hormon tumor, dan

penyebaran tumor apakah sudah mencapai simpul limfe atau belum.

II. C. 7. 2. Lumpektomi

Lumpektomi merupakan tindak operasi penyelamatan payudara, dengan

mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama jaringan normal

payudara di sekitarnya. Prosedur penyelamatan payudara dapat dilakukan

dengan anestesi (bius) lokal ataupun total. Lumpektomi biasanya akan diikuti

dengan terapi radiasi.

II. C. 7. 3. Kemoterapi

Perawatan kemoterapi menggunakan obat untuk memperlemah dan

(38)

kanker aslinya, dan beberapa sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian

lain dari tubuh tersebut.

II. C. 7. 4. Terapi Radiasi

Terapi radiasi, yang juga disebut dengan radioterapi, adalah cara yang

sangat efektif dengan target yang maksimal dalam menghancurkan sel – sel

kanker pada payudara yang mungkin masih berada di sekitar jaringan tubuh

setelah pembedahan. Radiasi dapat mengurangi resiko kanker payudara

datang kembali sampai 70%.

II. D. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

Kualitas hidup menurut World Health Organization Quality Of Life

(WHOQOL) didefenisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam

konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan

tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003).

Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL) (dalam Rapley, 2003), menyatakan

bahwa pengukuran kualitas hidup didasarkan pada 6 aspek yaitu aspek physical

health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan

(39)

menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang

meliputi aspek physical health, psychological, social relationships, dan environment.

Larasati (2009), menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang

positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatan, dalam

aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan

sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan

memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu

beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada

orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan

orang lain.

Kualitas hidup yang baik penting bagi semua individu, termasuk pada individu

dewasa awal. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40

tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya

kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena

merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan

harapan – harapan sosial baru. Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat

memainkan peran baru, seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan

mengembangkan sikap, keinginan serta nilai - nilai baru sesuai dengan tugas - tugas

perkembangannya.

Menurut Hurlock (1999), tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal

(40)

mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga

negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas – tugas

pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada

rintangan yang menghambat perkembangan seseorang. Salah satu rintangan yang

menghambat penguasaan tugas perkembangan masa dewasa awal adalah hambatan

fisik. Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang

mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat

menggagalkan penguasaan tugas – tugas perkembangan untuk sebagian atau secara

total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa cacat fisik ataupun penyakit yang

berkepanjangan.

Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah

satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas

yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari

kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan

jaringan penunjang payudara (Mardiana 2007). Kanker payudara merupakan penyakit

ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia (Andrews,

2009).

Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk

kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu:

menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari

(41)

keterbatasan fisik, mempertahankan fungsi – fungsi positif dalam aspek – aspek

penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional,

dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton,

Revenson, & Tennen, 2007, dalam Sarafino, 2011).

Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil

yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa

kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun

hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas

hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang. Penelitian yang

dilakukan oleh Nurachmah (1999) menunjukkan bahwa penderita kanker payudara

mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk

payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh

orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama - lama di tempat tidur,

ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit

(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian

ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah

penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya (Hadi, 2000).

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode

deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan

akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu (Hadi, 2000).

III. A. Identifikasi Variabel Penelitian

Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan

penelitian. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari

seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004).

Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu

(43)

III. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Kualitas hidup adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri meliputi

kesejahteraan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan hubungan dengan lingkungan.

Kualitas hidup dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala

berdasarkan aspek kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHO Quality of Life

(WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), yaitu:

a. Physical Health (Kesehatan Fisik)

b. Psychological (Psikologis)

c. Social Relationships (Hubungan Sosial)

d. Environment (Lingkungan)

Skor total pada skala kualitas hidup merupakan petunjuk gambaran kualitas

hidup yang tinggi dan rendah. Skor kualitas hidup yang tinggi menunjukkan bahwa

individu memiliki kualitas hidup yang tinggi dan skor kualitas hidup yang rendah

menunjukkan bahwa individu memiliki kualitas hidup yang rendah.

III. C. Populasi dan Sampel Penelitian III. C. 1. Populasi

Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi

sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama

(44)

2000). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal penderita kanker

payudara di kota Medan.

III. C. 2. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai subjek yang akan diteliti (Hadi,

2000). Menurut Azwar (2002), secara tradisional statistika menganggap jumlah

sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Sampel yang akan digunakan

oleh peneliti berjumlah 75 orang.

Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah:

a. Wanita dewasa awal usia 18 – 40 tahun yang menderita kanker payudara.

b. Sedang menjalani pengobatan medis kanker payudara

c. Menderita kanker payudara stadium IIB – IIIB

III. D. Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil

sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel

yang mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel yang digunakan

dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling jenis accidental

sampling, yaitu accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang

dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian

(45)

III. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data

Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian

yang mempunyai tujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti.

Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode

self-reports. Metode self-reports berasumsi bahwa subjek adalah orang yang paling

tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar

dan dapat dipercaya, dan interpretasi subjek tentang pertanyaan – pertanyaan yang

diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti (Hadi,

2000). Sesuai dengan metode self-reports maka penelitian ini menggunakan skala

kualitas hidup untuk memperoleh gambaran kualitas hidup pada penderita kanker

payudara.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala yang dimodifikasi dari

instrument WHOQOL-BREF yang didalamnya terdapat empat aspek dari kualitas

hidup, yaitu physical health (kesehatan fisik), psychological (psikologis), social

relationships (hubungan sosial), dan environment (lingkungan). Skala ini

menggunakan skala model Likert. Skala ini terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu

Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak

(46)

Tabel 1. Blueprint Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

Aspek – Aspek

Social Relationships 7, 16, 19, 27, 35,

38, 58

III. F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur III. F. 1. Validitas Alat Ukur

Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang

akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar,

2010). Di dalam penelitian ini akan diuji validitasnya berdasarkan validitas isi.

(47)

dalam proses telaah aitem. Pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi

dengan dosen pembimbing.

III. F. 2. Daya Beda Aitem

Daya beda aitem yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek

yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak diukur. Selain itu, indeks daya beda

aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan

fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem total.

Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala dilakukan dengan mengkorelasikan

antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi

Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS.

Pengujian daya diskriminasi aitem mengkehendaki dilakukannya komputasi

korelasi antara distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan

koefisien korelasi aitem total (rix) yang dikenal dengan sebutan paramater daya beda

aitem. Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1.00

dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka

koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.00 (Azwar, 2010). Kriteria

pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem pada penelitian ini menggunakan batasan

rix0,25. Peneliti menggunakan batasan rix0,25 dikarenakan seluruh aitem yang

berjumlah dua aitem pada indikator mobilitas pada aspek kesehatan fisik gugur,

sehingga peneliti menurunkan batasan menjadi 0,25. Dimana dalam Azwar (2010)

(48)

kriteria sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai.

III. F. 3. Reliabilitas Alat Ukur

Menurut Azwar (2010), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau

keterpercayaan hasil ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran dapat dipercaya. Prosedur pengujian reliabilitas yang akan digunakan

dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas alpha. Data untuk menghitung

koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang

dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (single-trial

administration).

Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada

dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1

menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin

mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik yang

digunakan untuk pengukuran reliabilitas alat ukur penelitian ini adalah teknik

koefisien Alpha Cronbach. Untuk menguji reliabilitas ini menggunakan bantuan

(49)

III. G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut

adalah tahap persiapan penilitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pengolahan

data.

III. G. 1. Persiapan Penelitian

Pada tahapan ini peneliti melakukan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Pada tahap awal penelitian, peneliti akan membuat alat ukur dengan

melakukan modifikasi serta melakukan uji coba terhadap alat ukur tersebut.

Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kualitas hidup

yang dimodifikasi dari skala WHOQOL-BREF. Model skala yang digunakan

adalah skala Likert. Pada pengisian skala kualitas hidup, subjek diminta untuk

menjawab pernyataan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban

yang tersedia, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan

Sangat Tidak Sesuai (STS). Masing-masing aitem diberi bobot nilai

berdasarkan pernyataan favourable atau unfavourable. Favourable artinya

bentuk pernyataan mendukung gejala yang akan diungkap dan sebaliknya

unfavourable artinya pernyataan tersebut tidak mendukung gejala yang akan

diungkap. Penilaian untuk aitem yakni 1=STS, 2=TS, 3=S, 4=SS. Sedangkan

untuk aitem unfavourable 4=STS, 3=TS, 2=S, 1=SS.

2) Pelaksanaan uji coba alat ukur penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 23

(50)

sampel yang sudah ditentukan. Uji coba ini bertujuan untuk menyeleksi aitem

yang benar-benar sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Selanjutnya,

peneliti melakukan penilaian terhadap masing-masing aitem skala dengan

format penilaian yang sudah dibuat berdasarka skor-skor aitem. Kemudian,

skor yang merupakan pilihan responden pada setiap aitem ditabulasikan dan

akhirnya diperoleh aitem-aitem yang layak untuk diikutsertakan dalam skala

penelitian.

3) Uji coba alat ukur dilakukan pada 30 orang penderita kanker. Skala kualitas

hidup untuk uji coba berisi 60 aitem. Adapun distribusi aitem-aitem dalam

skala kualitas hidup pada saat uji coba dengan jumlah proporsional yaitu

dengan pembagian aspek physical health 15 aitem, psychological 15 aitem,

social relationships 15 aitem dan environment 15 aitem. Setelah dilakukan uji

coba, dengan menggunakan SPSS versi 17.0 for windows maka diperoleh hasil

uji daya beda aitem dan reliabilitas dengan koefisien alpha keseluruhan aitem

sebesar 0,962. Dari 60 aitem yang diuji coba terdapat 52 aitem yang valid

dengan nilai r yang bergerak dari 0,255 sampai 0,845. Sedangkan 8 aitem

(51)

Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Saat Uji Coba

Social Relationships 7, 16, 19, 27, 35,

38, 58

Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Setelah Uji Coba

(52)

38, 58 55, 56, 60

Keterangan Tabel 3:

Nomor yang ditebalkan memiliki daya diskriminasi < 0.25

Aitem yang valid sebanyak 52 butir seluruhnya digunakan dalam pengambilan

data. Sebelum dilakukan pengambilan data, aitem-aitem tersebut disusun kembali ke

dalam skala kualitas hidup. Distribusi aitem skala kualitas hidup dalam penelitian

terlihat dalam tabel sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Penelitian

(53)

Environment 2, 9, 10, 14, 24,

37, 42, 51

17, 21, 22, 25, 30,

45, 49

15

Jumlah 25 aitem 27 aitem 52 item

III.G. 2. Pelaksanaan Penelitian

Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur dan telah menyusun

kembali aitem-aitem yang sesuai pada saat uji coba, maka peneliti akan mengambil

data penelitian pada penderita kanker payudara sebanyak 75 orang. Penelitian

berlangsung dari tanggal 24 April 2014 sampai tanggal 6 Juni 2014 kepada 75 wanita

dewasa awal penderita kanker payudara di Kota Medan. Pengambilan sampel ini

dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sebelum memberikan

skala, peneliti akan bertanya pada subjek penelitian apakah subjek sesuai dengan

karakteristik sampel yang telah ditentukan sebelumnya.

III. H. Metode Analisis Data

Hadi (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisa dan

menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan

disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas data faktualnya sehingga

semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Untuk

(54)

diolah yaitu skor minimum, skor maksimum, mean dan standar deviasi. Hadi (2000)

menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh data

yang diolah tidak terlalu mendalam. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian

diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS. Sebelum data-data yang

terkumpul dianalisa menggunakan metode deskriptif, terlebih dahulu dilakukan uji

asumsi yang meliputi uji normalitas.

III. H. 1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang

dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip - prinsip distribusi normal

agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Pada penelitian ini uji

normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan

bantuan SPSS version 17.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika

(55)

BAB IV

ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisa hasil penelitian

sesuai dengan data yang diperoleh dari lapangan. Pembahasan akan dimulai dengan

memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, beserta analisa

hasil penelitian.

IV.A. Gambaran Umum Subjek Penelitian

Subjek penelitian berjumlah 75 wanita yang merupakan penderita kanker

payudara di Medan. Berdasarkan skala yang diberikan, diperoleh gambaran subjek

penelitian menurut stadium kanker dan pengobatan medis.

IV.A.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker

Berdasarkan stadium kanker, penyebaran subjek penelitian dapat

digambarkan seperti pada tabel 5 berikut:

Tabel 5. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker

Stadium Kanker N Persentase (%)

IIB 40 53.3%

IIIA 28 37.3%

(56)

Berdasarkan Tabel 5 diatas, dapat dilihat dari stadium kanker terbanyak

pada subjek adalah stadium IIB sebanyak 40 orang (53,3%), kemudian disusul

oleh stadium IIIA sebanyak 28 orang (37,3%), dan yang paling sedikit adalah

stadium IIIB sebanyak 7 orang (9,3%).

IV.A.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis

Berdasarkan pengobatan medis, penyebaran subjek penelitian dapat

digambarkan seperti pada tabel 6 berikut:

Tabel 6. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis

Pengobatan Medis N Persentase (%)

Mastektomi 26 35%

Mastektomi dan Kemoterapi 46 61%

Mastektomi, Kemoterapi dan Terapi Radiasi 3 4%

Berdasarkan Tabel 6 diatas, dapat dilihat dari pengobatan medis terbanyak

pada subjek adalah mastektomi dan kemoterapi sebanyak 46 orang (61%),

kemudian disusul oleh mastektomi sebanyak 26 orang (35%), dan yang paling

sedikit adalah mastektomi, kemoterapi, dan terapi radiasi sebanyak 3 orang (4%).

IV.B. Hasil Uji Asumsi Penelitian

Sebelum menganalisa data utama penelitian dengan t-test, maka terlebih

dahulu dilakukan pengujian asumsi penelitian. Uji asumsi penelitian terdiri dari uji

(57)

IV.B.1. Uji Normalitas Sebaran

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian

telah menyebar secara normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan

analisa data selanjutnya apakah menggunakan t-test atau tidak, mengingat t-test

merupakan uji parametrik. Selain itu, bila sebaran sampel penelitian ini tidak

normal, maka analisa data selanjutnya tidak dapat menggunakan t-test (Sugiyono,

2002). Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan

Kolmogorov-Smirnov.

Tabel 7. Uji Normalitas

Variabel Kolmogorov-Smirnov

Statistic df Sig.

Kualitas Hidup .095 75 .090

Berdasarkan tabel 7, keseluruhan variabel penelitian terdistribusi normal

(p ≥ 0.05) dimana kriterianya menurut Hadi (2000) adalah apabila p ≥ 0.05 maka

sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya, bila p < 0.05 maka sebarannya

dinyatakan tidak normal. Dari data yang diperoleh pada tabel diatas menunjukkan

(58)

IV.C. Hasil Penelitian

IV.C.1 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara

Analisa deskriptif pada penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan

program SPSS versi 17. Berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa

deskriptif pada penelitian ini:

Tabel 8. Skor Empirik dan Skor Teoritik Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa

Awal Penderita Kanker Payudara

Variabel Empirik Teoritik

Kualitas Hidup Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

97 197 145.83 28.75 52 260 156 34.667

Selanjutnya, subjek akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu tinggi

dan rendah. Kategorisasi tingkat kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan

batas kisaran skor atau fluktuasi skor mean dimana ketika peneliti ingin

membuat kategorisasi menjadi dua bagian, sebaiknya dapat dilakukan dengan

menggunakan batas kisaran skor atau fluktuasi skor mean (Azwar, 2010).

Pengelompokan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker

payudara dilakukan dengan pengkategorian subjek berdasarkan kategorisasi skor

(59)

Grafik 1. Kriteria Kategorisasi Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita

Kanker Payudara

Berdasarkan Grafik 1 diatas, individu yang memperoleh skor 168 keatas

dapat disebut memiliki kualitas hidup yangtinggi atau baik, sedangkan individu

yang memperoleh skor 144 kebawah dapat dikatakan memiliki kualitas hidup

yang rendah atau buruk. Dari hasil tersebut diperoleh sebanyak 39 (28%) orang

masuk ke dalam kategori rendah dan 21 (52%) orang ke dalam kategori tinggi,

sedangkan 15 orang (20%) tidak diklasifikasikan karena tujuan peneliti hanya

memisahkan subjek ke dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. 28%

52%

20%

0 20 40 60

Tinggi Rendah Tidak Diklasifikasikan

(60)

IV.C.2 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Aspek Kualitas Hidup

IV.C.2.1 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Aspek Kesehatan Fisik

Komponen kesehatan fisik dalam skala kualitas hidup ini terdiri dari 12

aitem dengan rentang nilai 1-5. Hasil perhitungan mean empirik dan mean

hipotetik disajikan dalam Tabel 9 berikut:

Tabel 9. Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesehatan Fisik

Variabel Empirik Teoritik

Aspek Kesehatan Fisik pada Kualitas Hidup

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

18 46 31.27 7.431 12 60 36 8

Pengelompokan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita

kanker payudara berdasarkan aspek kesehatan fisik dilakukan dengan

pengkategorian subjek berdasarkan kategorisasi skor aspek kesehatan fisik,

(61)

Grafik 2. Kategorisasi Aspek Kesehatan Fisik pada Wanita Dewasa Awal Penderita

Kanker Payudara

Berdasarkan Grafik 2, dapat dilihat dari 75 subjek penelitian dengan 12

aitem yang mengungkap kualitas hidup berdasarkan aspek kesehatan fisik

bahwa ada 45 orang (60%) memiliki skor kesehatan fisik dari kualitas hidup

yang rendah, 17 orang (22.7%) memiliki skor kesehatan fisik dari kualitas hidup

yang tinggi, dan 13 orang subjek (17.3%) yang berada pada rentang nilai antara

38 sampai 34 tidak perlu diklasifikasikan karena tujuan peneliti hanya

mengklasifikasi menjadi dua kategori saja.

IV.C.2.2 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara pada Aspek Kesejahteraan Psikologis

Komponen psikologis dalam skala kualitas hidup ini terdiri dari 12 aitem

dengan rentang nilai 1-5. Hasil perhitungan mean empirik dan mean teoritik

(62)

Tabel 10. Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesejahteraan

Psikologis

Variabel Empirik Teoritik

Aspek Kesejahteraan Psikologis pada

Kualitas Hidup

Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD

20 49 32.88 8.018 12 60 36 8

Pengelompokan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita

kanker payudara berdasarkan aspek kesejahteraan psikologis dilakukan dengan

pengkategorian subjek berdasarkan kategorisasi skor aspek kesejahteraan

psikologis, sebagaimana yang tertera pada Grafik 3.

Grafik 3. Kategorisasi Aspek Kesejahteraan Psikologis pada Wanita Dewasa Awal

Penderita Kanker Payudara

Berdasarkan Grafik 3, dapat dilihat dari 75 subjek penelitian dengan 12

Gambar

Tabel 1. Blueprint Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Setelah Uji Coba
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Penelitian
Tabel 5. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker
+7

Referensi

Dokumen terkait

Selain melaksanakan pengawasan aktif, bank syariah perlu juga menambahkan penerapan beberapa hal dalam tiap aspek pengawasan aktif oleh dewan komisaris, direksi dan DPS, yang

Melalui outdoor study atau pembelajaran dilingkungan luar kelas dapat digunakan sebagai sumber belajar (Afandi dkk. Suatu strategi pembelajaran yang memanfaatkan

Gambar 2.9 Bentuk Gelombang Arus dan Tegangan yang Tidak Terdistorsi

Dilihat dari bentuk dan ambitus suara Musik Bambu Sorume dapat di kategorikan dengan beberapa jenis: (1) Bass; (2) Tenor Badan Satu; (3) Tenor Badan Dua; (4) Kendang; (5)

10 Mukhlisin dengan skripsinya yang berjudul “ Kompetensi Kepribadian Guru PAI Terhadap Motivasi Belajar PAI Siswa Di UPTD SM PN 1 Sumbergempol Tulungagung”,

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan seberapa besar pengaruh kesadaran membayar pajak, pemahaman peraturan pajak, kualitas layanan dan sanksi perpajakan terhadap

[r]

Setelah penulis mengadakan penelitian baik melalui pengisian angket, wawancara dengan guru PAI dan Kepala Sekolah, serta melihat langsung kondisi motivasi belajar siswa terutama