GAMBARAN KUALITAS HIDUP PADA WANITA DEWASA
AWAL PENDERITA KANKER PAYUDARA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan
Ujian Sarjana Psikologi
OLEH:
RINA NURUL MUSLIMAH
101301076
FAKULTAS PSIKOLOGI
LEMBAR PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan dengan sesungguhnya
bahwa skripsi saya yang berjudul :
Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
adalah hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan untuk memperoleh gelar
kesarjanaan di suatu perguruan tinggi manapun.
Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan skripsi ini yang saya kutip
dari hasil karya orang lain dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma,
kaidah, dan etika penulisan ilmiah.
Apabila dikemudian hari ditemukan adanya kecurangan di dalam skripsi ini,
saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang saya sandang dan
sanksi-sanksi lainnya sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
Medan, Agustus 2014
Rina Nurul Muslimah
Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal berusia 18-40 tahun penderita kanker payudara di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Alat ukur yang digunakan adalah skala WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan 4 aspek kualitas hidup, yaitu aspek
physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek
environment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Berdasarkan aspek physical health, psychological, dan environment, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek social relationships berada pada kategori tinggi.
The Description of Quality of Life of Early Adulthood Woman with Breast Cancer
Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati
ABSTRACT
The research aim to know the description of quality of life of early adulthood woman with breast cancerby using descriptive quantitative research method. Quality of life is an individual’s perception of their position in life in the context of culture and value systems in which they live and in relation to their goals, expectations values and concerns (WHOQOL in Rapley, 2003). Breast cancer is malignant neoplasm which invades the breast tissue, when the breast tissue consist of the mammary gland (milk maker gland), gland duct (ducts) and supporting breast tissue (Mardiana, 2007).The population of the research is early adulthood woman with breast cancer aged 18-40 year old in Medan. There are 75 early adulthood woman with breast cancer as samples in this research.For measuring instrument the researcher uses WHOQOL-BREF scale which has been modified by researcher based on 4 aspect of quality of life, physical health aspect, psychological aspect, social relationships aspect, and environment aspect. The research results shows that quality of life of early adulthood woman with breast cancerare in the low category. Based on physical health aspect, psychological aspect, and environment aspect,the quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category, while in social relationships aspect are in the high category.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur Alhamdulillah peneliti panjatkan kepada Allah SWT yang telah
memberikan kesempatan kepada peneliti dalam menyelesaikan skripsi ini. Adapun
judul skripsi yang peneliti susun untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas
Psikologi Universitas Sumatera Utara, yaitu “Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita
Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara”. Peneliti juga tidak lupa mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan, bantuan,
bimbingan, serta saran selama peneliti menyelesaikan skripsi ini. Pada kesempatan
ini, peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Ayahanda tercinta Zulkifli Moeslim, MM dan ibunda tercinta Diah Mariani.
Terima kasih atas dukungan moral maupun materil, do’a, dan kasih sayang yang
telah diberikan pada peneliti, terutama bagi do’a yang dipanjatkan untuk
peneliti.
2. Ibu Prof. Dr. Irmawati, M.Si., psikolog selaku Dekan Fakultas Psikologi USU,
beserta Pembantu Dekan I, II, dan III Fakultas Psikologi USU.
3. Ibu Ade Rahmawati Siregar, M.Psi., psikolog yang sudah sangat baik dan sabar
kepada peneliti, dimana beliau mau meluangkan waktu dan pikirannya untuk
membimbing peneliti untuk menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Indri Kemala, M.Psi, psikolog dan Ibu Rahmi Putri Rangkuti, M.Psi,
psikolog selaku dosen penguji yang telah meluangkan waktunya dan
5. Terimakasih untuk Andrie Kurnia Anwar yang selalu memberikan dukungan,
perhatian, dan selalu setia mendengarkan keluh kesah peneliti.
6. Terima kasih untuk Meidini, Aisya, Putri, Vika, Rivira. Sahabat – sahabat
tercinta sejak SMP yang tetap saling mendukung satu sama lain.
7. Terimakasih untuk ISEP (Mira Avrillia, Reza Indah, Reza Yoga, Junika Minda,
Sonya Lirizky, Novira Khasanah, Rocky Sihite, Dede Suhendri dan Johan
Wibawa) yang selalu mendukung dan membantu peneliti.
8. Terimakasih untuk seluruh teman – teman angkatan 2010 atas pengalaman dan
suka duka selama menjalani proses perkuliahan di Fakultas Psikologi USU,
terutama Fauziah Nami Nst.
9. Terimakasih kepada Om Ashweer Anwar dan Tante Tuti Matondang yang telah
banyak membantu peneliti dalam mencari sampel untuk penelitian ini. Tak lupa
juga terima kasih kepada kak Acid dan Kak Nanda yang telah memberikan
semangat dan dukungan pada peneliti.
10. Terimakasih kepada dr. Suhelmi, SpB, CRS, staff di SMF Bedah RSUD Dr.
Pirngadi, perawat dan staf penelitian di RSUD Dr. Pirngadi yang telah banyak
membantu peneliti untuk dapat mengambil sampel disana.
Peneliti,
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERNYATAAN ... i
ABSTRAK ... ii
ABSTRACT ... iii
KATA PENGANTAR .. ... iv
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... xi
DAFTAR LAMPIRAN ... . xii
BAB I PENDAHULUAN I. A. Latar Belakang Masalah ... 1
I. B. Rumusan Masalah ... 8
I. C. Tujuan Penelitian ... 8
I. D. Manfaat Penelitian ... 8
I. D. 1. Manfaat Teoritis ... 8
I. D. 2. Manfaat Praktis ... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
II. A. Kualitas Hidup ……... 11
II. A. 1. Pengertian Kualitas Hidup ... 11
II. A. 2 Aspek Kualitas Hidup ... 12
II. A. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup ... 13
II. B. Wanita Dewasa Awal ... 14
II. B. 1. Pengertian Wanita Dewasa Awal ... 14
II. B. 2. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Awal ... 14
II. B. 3. Ciri – Ciri Masa Dewasa Awal ... 15
II. C. Kanker Payudara ... 16
II. C. 1. Pengertian Kanker Payudara ... 16
II. C. 2. Epidemiologi Kanker Payudara ... 16
II. C. 3. Etiologi Kanker Payudara ... 17
II. C. 4.Gejala Kanker Payudara ... 19
II. C. 5. Stadium pada Kanker Payudara ... 19
II. C. 6. Jenis – Jenis Kanker Payudara ... 20
II. C. 7. Pengobatan Kanker Payudara ... 21
BAB III METODE PENELITIAN
III. A. Identifikasi Variabel Penelitian ... 27
III. B. Defenisi Operasional Variabel Penelitian ... 28
III. C. Populasi dan Sampel Penelitian ... 28
III. C. 1..Populasi Penelitian ... 28
III. C. 2. Sampel Penelitian ... 29
III. D. Metode Pengambilan Sampel ... 29
III. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data ... 30
III. F. Validitas dan Reliabilitas Alat Ukur ... 31
III. F. 1. Validitas Alat Ukur ... 31
III. F. 2. Daya Beda Item ... 32
III.F.3. Reliabilitas Alat Ukur ... 33
III. G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34
III. G. 1. Persiapan Penelitian... 34
III.G. 2. Pelaksanaan Penelitian... 38
III. H. Metode Analisis Data ... 38
BAB IV ANALISA DATA DAN INTERPRETASI
IV. A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 40
IV. A. 1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker ... 40
IV.A.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis ... 41
IV. B. Hasil Uji Asumsi Penelitian ... 41
IV. B. 1. Uji Normalitas Sebaran ... 42
IV. C. Hasil Penelitian ... 43
IV.C.1. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara ... 43
IV.C.2. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Aspek Kualitas Hidup ... 45
IV. D. Hasil Tambahan ... 51
IV. D. 1. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Stadium Kanker ... 51
IV. E. Pembahasan ... .53
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
V. A. Kesimpulan ... 59
V. B. Saran ... ....60
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Blue Print Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup ... 31
Tabel 2 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Saat Uji Coba ... 36
Tabel 3 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Setelah Uji Coba ... 36
Tabel 4 Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Penelitian ... 37
Tabel 5 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker ... 40
Tabel 6 Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis ... 41
Tabel 7 Uji Normalitas ... 42
Tabel 8 Skor Empirik dan Skor Teoritik Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara ... 43
Tabel 9 Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesehatan Fisik ... 45
Tabel 10 Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesejahteraan Psikologis ... 47
Tabel 11 Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Hubungan Sosial ... 48
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Mentah Uji Coba Alat Ukur Penelitian
Lampiran 2 Validitas dan Reliabilitas
Lampiran 3 Data Mentah Penelitian Pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
Lampiran 4 Kategorisasi Responden Berdasarkan Stadium Kanker dan Pengobatan Medis
Lampiran 5 Uji Normalitas
Lampiran 6 Analisa Deskriptif Skor Kualitas Hidup Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara dan Berdasarkan Aspek Kualitas Hidup
Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif deskriptif. Kualitas hidup adalah persepsi individu mengenai posisi individu dalam konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (WHOQOL dalam Rapley, 2003). Kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal berusia 18-40 tahun penderita kanker payudara di Kota Medan. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 75 orang wanita dewasa awal penderita kanker payudara. Alat ukur yang digunakan adalah skala WHOQOL-BREF yang telah dimodifikasi oleh peneliti berdasarkan 4 aspek kualitas hidup, yaitu aspek
physical health, aspek psychological, aspek social relationships, dan aspek
environment. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Berdasarkan aspek physical health, psychological, dan environment, kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara berada pada kategori rendah, sedangkan pada aspek social relationships berada pada kategori tinggi.
The Description of Quality of Life of Early Adulthood Woman with Breast Cancer
Rina Nurul Muslimah dan Ade Rahmawati
ABSTRACT
The research aim to know the description of quality of life of early adulthood woman with breast cancerby using descriptive quantitative research method. Quality of life is an individual’s perception of their position in life in the context of culture and value systems in which they live and in relation to their goals, expectations values and concerns (WHOQOL in Rapley, 2003). Breast cancer is malignant neoplasm which invades the breast tissue, when the breast tissue consist of the mammary gland (milk maker gland), gland duct (ducts) and supporting breast tissue (Mardiana, 2007).The population of the research is early adulthood woman with breast cancer aged 18-40 year old in Medan. There are 75 early adulthood woman with breast cancer as samples in this research.For measuring instrument the researcher uses WHOQOL-BREF scale which has been modified by researcher based on 4 aspect of quality of life, physical health aspect, psychological aspect, social relationships aspect, and environment aspect. The research results shows that quality of life of early adulthood woman with breast cancerare in the low category. Based on physical health aspect, psychological aspect, and environment aspect,the quality of life of early adulthood woman with breast cancer are in the low category, while in social relationships aspect are in the high category.
BAB I PENDAHULUAN
I. A. Latar Belakang Masalah
Masa dewasa awal adalah masa peralihan dari masa remaja menuju masa
dewasa. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40
tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena
merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan
harapan – harapan sosial baru. Penyesuaian diri terhadap kondisi - kondisi ini
menjadikan masa dewasa awal merupakan suatu periode khusus dan sulit dari rentang
hidup seseorang.
Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat memainkan peran baru,
seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan mengembangkan sikap,
keinginan serta nilai - nilai baru sesuai dengan tugas - tugas perkembangannya.
Menurut Hurlock (1999), tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal
mencakup mulai bekerja, memilih pasangan hidup, mulai membina keluarga,
mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga
negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas – tugas
pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada
Salah satu rintangan yang menghambat penguasaan tugas perkembangan masa
dewasa awal adalah hambatan fisik (Hurlock, 1999). Kesehatan yang buruk atau
hambatan fisik yang menghalangi seseorang mengerjakan apa yang dilakukan oleh
orang lain pada usia yang sama dapat menggagalkan penguasaan tugas – tugas
perkembangan untuk sebagian atau secara total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa
cacat fisik ataupun penyakit yang berkepanjangan.
Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah
satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas
yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari
kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan
jaringan penunjang payudara (Mardiana, 2007). Kanker payudara merupakan
penyakit ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia
(Andrews, 2009). Hal ini berdasarkan penelitian di Amerika yang menunjukkan
bahwa hampir sepertiga kanker yang didiagnosis pada wanita adalah kanker payudara
(Pamungkas, 2011). Di Amerika Serikat, kanker payudara merupakan penyakit ganas
yang paling sering terjadi pada wanita dewasa. Pada tahun 2013 berdasarkan
penelitian oleh American Cancer Society (2013), 39.620 wanita di Amerika Serikat
meninggal dunia karena kanker payudara.
Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak pada
wanita sesudah kanker leher rahim (Tjahjadi, 1995). Diperkirakan terdapat 100
kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari
seluruh kematian di Indonesia (Mohamad, 1997). Di Indonesia, masalah kanker
payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan
kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. (Saryono, 2008).
Pada stadium awal, gejala kanker payudara mungkin tidak disadari oleh wanita
yang menderitanya. Karena menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada
tahap dini biasanya tidak menimbulkan keluhan. Satu – satunya gejala yang mungkin
dirasakan pada stadium dini adalah benjolan kecil di payudara. Namun para wanita
harus berkonsultasi pada ahli medis jika mereka menemukan gejala – gejala seperti
nyeri di payudara, terdapat benjolan di area payudara, keluarnya puting, ataupun
perubahan kulit pada payudara (Smith, 2000).
Wanita yang mengidap kanker payudara pada stadium dini maupun stadium
lanjut dapat menjalani pengobatan medis untuk mengobatinya. Wanita yang
menjalani pengobatan kanker payudara memiliki reaksi yang berbeda – beda
(Rosenbaum & Roos, 2000; Spira & Reed, 2003; Yurek et al., 2000; dalam Matlin,
2008). Terdapat ketidakstabilan yang besar pada emosi mereka dari hari ke hari
(Matlin, 2008). Menurut Taylor (1999), pada wanita penderita kanker payudara yang
menjalani pengobatan mastektomi, akan muncul gejala psikologis tertentu seperti
depresi, stres, kecemasan, dan masalah-masalah psikologis lainnya. Pengobatan
kemoterapi dan terapi radiasi juga dapat memberikan dampak negatif bagi psikologis
muncul yaitu perubahan suasana hati dengan menjadi lebih emosional, stres, dan
depresi (Wagman, 1996).
Bagi wanita dewasa awal yang menderita kanker payudara, penyakit tersebut
tentu akan memberi dampak bagi kehidupannya. Salah satu faktornya adalah karena
tekanan dari budaya kita bahwa payudara adalah bagian yang penting dari seorang
wanita (Matlin, 2008). Hasil penelitian oleh Saywell (dalam Chrisler, 2001; Matlin,
2008) menunjukkan bahwa wanita yang telah kehilangan payudaranya baik
seluruhnya atau sebagian, dipandang sebagai perempuan yang tidak utuh. Padahal
masa dewasa awal adalah masa dimana individu mulai memilih pasangan dan akan
membina rumah tangga serta mulai bekerja, dimana kehilangan payudara tentu akan
berdampak bagi keberhasilan tugas – tugas perkembangan tersebut.
Namun, wanita penderita kanker yang mendapat dukungan dari keluarga dan
teman dapat mengatasinya dengan baik (Andersen & Farrar, 2001; Bennet, 2004;
Compas & Luecken, 2002; dalam Matlin, 2008). Adanya dukungan sosial dapat
membantu penderita mengatasi penyakitnya (Sarafino, 2011). Individu yang hidup
sendiri dan hanya memiliki sedikit teman atau memiliki hubungan buruk dengan
orang-orang di sekitarnya akan mengalami kesulitan untuk menyesuaikan diri dengan
kondisi kesehatan kronis yang dideritanya (Cutrona & Gradner; Stanton, Revenson,
& Tennen dalam Sarafino, 2011).
Selain itu, ciri - ciri fisik dan sosial dari lingkungan juga mempengaruhi
Aspek fisik dari lingkungan rumah sakit yang biasanya membosankan dan membatasi
pasien dapat menganggu mood mereka (Sarafino, 2011). Lingkungan rumah juga
tidak jauh lebih baik bagi penderita. Kebanyakan individu kesulitan bergerak atau
melakukan kegiatan sendiri di rumah.
Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk
kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu:
menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari
penyakit yang diderita seperti patuh pada pengobatan yang dijalani, meminimalkan
keterbatasan fisik, mempertahankan fungsi – fungsi positif dalam aspek – aspek
penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional,
dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton,
Revenson, & Tennen, 2007, dalam Sarafino, 2011).
Bagi penderita penyakit kronis seperti kanker, ancaman bagi kualitas hidupnya
adalah tekanan emosional yang serius, yang sebagian besar terdapat dalam bentuk
depresi dan kecemasan (Sarafino, 2011). Hal tersebut juga dialami oleh penderita
kanker payudara. Penelitian yang dilakukan oleh Nurachmah (1999), menunjukkan
bahwa penderita kanker payudara mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak
sempurna lagi, malu dengan bentuk payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik
lagi, perasaan kurang diterima oleh orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka,
berlama - lama di tempat tidur, ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi
Istilah kualitas hidup sendiri digunakan untuk mengevaluasi kesejahteraan
secara umum dari individu (Heydarnejad et al, 2009). Kualitas hidup telah menjadi
topik yang penting dalam hal perawatan medis karena kualitas hidup dapat menurun
ketika individu terkena penyakit dan sakit dalam waktu yang lama, serta kualitas
hidup dapat menjadi pertimbangan untuk pencegahan pada saat sebelum dan sesudah
penyakit muncul (Sarafino, 2011). Polonsky (2000) mengatakan bahwa untuk
mengetahui bagaimana kualitas hidup seseorang maka dapat diukur dengan
mempertimbangkan penilaian akan kepuasan seseorang terhadap status fisik,
psikologis, sosial, dan lingkungan.
Kualitas hidup menurut World Health Organization Quality Of Life
(WHOQOL) didefenisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam
konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan
tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003).
Sedangkan Felce dan Perry (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup
sebagai fenomena psikologis dimana kualitas hidup adalah keseluruhan kesejahteraan
umum yang terdiri dari penjelasan objektif dan evaluasi subjektif dari kesejahteraan
fisik, material, sosial, dan emosional bersama dengan tingkat pengembangan pribadi
dan aktivitas yang mempunyai tujuan yang seluruhnya melalui pertimbangan nilai –
nilai pribadi individu.
Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), menyatakan
health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan
spirituality/religion/personal beliefs. Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui
menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang
meliputi aspek physical health, psychological, social relationships, dan environment.
Larasati (2009), menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang
positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatan, dalam
aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan
sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan
memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu
beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada
orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan
orang lain.
Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil
yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa
kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun
hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas
hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang.
Dari pembahasan yang telah dipaparkan diatas, maka peneliti tertarik untuk
melihat gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker
payudara. Peneliti tertarik untuk meneliti gambaran kualitas hidup pada wanita
WHOQOL yaitu: dimensi kesehatan fisik, dimensi kesejahteraan psikologis, dimensi
hubungan sosial, dan dimensi hubungan dengan lingkungan.
I. B. Perumusan Masalah
Berdasarkan perumusan latar belakang sebelumnya, maka perumusan masalah
dari penelitian ini adalah “Bagaimana gambaran kualitas hidup pada wanita dewasa
awal penderita kanker payudara?”
I. C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kualitas
hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker payudara.
I. D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dua manfaat, yaitu: manfaat secara
teoritis dan manfaat secara praktis.
I. D. 1. Manfaat Teoritis
a) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memperkaya konsep atau
teori yang menyokong perkembangan ilmu pengetahuan psikologi,
b) Penelitian ini juga diharapkan dapat menjadi masukan bagi peneliti lain
yang berminat untuk melakukan penelitian lebih lanjut mengenai kualitas
hidup.
I. D. 2. Manfaat Praktis
a) Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi wanita yang menderita
kanker payudara agar mendapat gambaran mengenai kualitas hidup pada
penderita kanker payudara.
b) Penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi keluarga agar dapat
menerima keadaannya serta memberikan dukungan bagi anggota
keluarga yang menderita kanker payudara. Hal ini bertujuan agar wanita
yang menderita kanker payudara dapat lebih meningkatkan kualitas
hidupnya.
I. E. Sistematika Penulisan
Penelitian ini terdiri dari lima bab dimulai dari bab I sampai bab V. Adapun
sistematika penulisan penelitian ini adalah:
Bab I : Pendahuluan
Memuat latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat
Bab II : Tinjauan Pustaka
Bab ini berisi pembahasan teoritis tentang kualitas hidup dan
kanker payudara.
Bab III : Metode Penelitian
Bab ini terdiri atas identifikasi variabel, definisi operasional
variabel penelitian, populasi dan metode pengambilan sampel, alat
ukur yang digunakan, prosedur pelaksanaan penelitian, dan metode
analisa data.
Bab IV : Analisa Data dan Interpretasi
Bab ini terdiri dari gambaran umum subjek penelitian, hasil utama
penelitian, hasil tambahan penelitian dan analisa hasil penelitian
Bab V : Kesimpulan dan Saran
Bab ini berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian yang telah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II. A. Kualitas Hidup
II. A. 1. Pengertian Kualitas Hidup
Menurut World Health Organization Quality of Life (WHOQOL) Group
(dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas hidup sebagai persepsi individu
tentang posisinya di kehidupan dalam konteks kebudayaan dan sistem nilai dimana
mereka hidup, berhubungan dengan tujuan, harapan, ukuran, dan perhatian individu
tersebut. Sedangkan Felce dan Perry (dalam Rapley, 2003) mendefinisikan kualitas
hidup sebagai fenomena psikologis dimana kualitas hidup adalah keseluruhan
kesejahteraan umum yang terdiri dari penjelasan objektif dan evaluasi subjektif dari
kesejahteraan fisik, material, sosial, dan emosional bersama dengan tingkat
pengembangan pribadi dan aktivitas yang mempunyai tujuan yang seluruhnya
melalui pertimbangan nilai – nilai pribadi individu. Menurut Donner, Karone, &
Bertoliti (1997), kualitas hidup secara umum adalah keadaan individu dalam lingkup
kemampuan, keterbatasan, gejala dan sifat psikososial untuk berfungsi dan
menjalankan bermacam-macam perannya secara memuaskan.
Dari pengertian kualitas hidup di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
pengertian kualitas hidup adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri meliputi
II. A. 2. Aspek Kualitas Hidup
Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), menyatakan
bahwa pengukuran kualitas hidup harus didasarkan pada 6 aspek yaitu aspek physical
health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan
spirituality/religion/personal belief. Namun kemudian 6 aspek tersebut diperbaharui
menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang
meliputi:
1) Aspek Physical Health, mencakup aktivitas sehari - hari; ketergantungan
pada obat – obatan, energi dan kelelahan; mobilitas; sakit dan
ketidaknyamanan; tidur dan istirahat; kapasitas kerja.
2) Aspek Psychological, mencakup bodily image dan appearance; perasaan
negatif, perasaan positif; self-esteem,spiritual/agama/keyakinan pribadi,
berpikir, belajar; memori dan konsentrasi.
3) Aspek Social Relationships, mencakup relasi personal, dukungan sosial;
aktivitas seksual.
4) Aspek Environment, mencakup sumber finansial, kebebasan, keamanan dan
keselamatan fisik; perawatan kesehatan dan sosial termasuk aksesbilitas dan
kualitas; lingkungan rumah, kesempatan untuk mendapatkan berbagai
informasi baru maupun keterampilan; partisipasi dan mendapat kesempatan
lingkungan fisik termasuk polusi/kebisingan/lalu lintas/iklim; serta
transportasi.
II. A. 3. Faktor yang Mempengaruhi Kualitas Hidup
Menurut Brown (1996), faktor – faktor yang mempengaruhi kualitas hidup
seseorang adalah:
II. A. 3. 1. Faktor Lingkungan
Terdiri dari:
1. Lingkungan makro
Lingkungan ini meliputi lingkungan biospherik, ekonomi, sosial, budaya,
politik dan kebangsaan.
2. Lingkungan sekitar
Lingkungan ini meliputi lingkungan keluarga, tetangga, tempat dimana
kita bekerja, sekolah, rumah, dan keluarga sosial.
II. A. 3. 2. Faktor Pribadi
Terdiri dari:
2. Faktor psikologis, meliputi kebiasaan, kognisi, emosi, persepsi, dan
pengalaman yang merupakan karaterisitik individu untuk menyesuaikan
diri dengan dunianya.
II. B. Wanita Dewasa Awal
II. B. 1. Pengertian Wanita Dewasa Awal
Hurlock (1999) menyatakan bahwa masa dewasa awal dimulai pada umur 18 –
40 tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai
berkurangnya kemampuan reproduktif. Santrock (2002) menyatakan bahwa masa
dewasa awal adalah masa untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis,
terkadang menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya.
Berdasarkan pengertian dewasa awal di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
wanita dewasa awal adalah wanita yang berada pada rentang usia antara 18 – 40
tahun dimana terjadi perubahan – perubahan fisik dan psikologis, serta masa untuk
bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis.
II. B. 2. Tugas Perkembangan Wanita Dewasa Awal
Hurlock (1999) membagi tugas perkembangan pada individu dewasa awal,
antara lain:
a. Mulai bekerja
c. Mulai membina keluarga
d. Mengasuh anak
e. Mengelola rumah tangga
f. Mengambil tanggung jawab sebagai warga negara
g. Mencari kelompok sosial yang menyenangkan
II.B.3. Ciri-Ciri Masa Dewasa Awal
Hurlock (1999) mengemukakan ciri-ciri masa dewasa awal, yaitu:
1. Masa pengaturan
Pada masa ini terdapat istilah settle down dimana seseorang pada masa
dewasa awal mengurangi kebebasannya dan menerima tanggung jawab
sebagai orang dewasa.
2. Masa reproduktif
Seseorang pada masa dewasa awal setelah mereka menikah mereka
kemudian akan mempersiapkan diri untuk berperan sebagai orang tua.
3. Masa bermasalah
Mereka dituntut untuk mandiri dalam hal penyelesaian masalah baik itu
penyesuaian terhadap perkawinan, peran sebagai orang tua, dan karir.
4. Masa ketegangan emosional
Ketidakmampuan mengatasi masalah utama dalam kehidupan akan
II. C. Kanker Payudara
II. C. 1. Pengertian Kanker Payudara
Kanker adalah sebuah penyakit dari sel – sel dimana ditandai dengan
penyebaran sel yang tidak terkontrol yang biasanya membentuk neoplasma ganas
(Sarafino, 2011). Menurut Baradero (2007), kanker merupakan suatu kondisi dimana
sel telah kehilangan pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali, serta mengancam nyawa
individu penderitanya.
Kanker payudara adalah pertumbuhan serta perkembangbiakan sel yang
abnormal yang muncul pada jaringan payudara (Dewi, 2009). Menurut Mardiana
(2007), kanker payudara adalah tumor ganas yang menyerang jaringan payudara,
dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari kelenjar susu (kelenjar pembuat air
susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan jaringan penunjang payudara.
Dari pengertian – pengertian diatas, peneliti menyimpulkan bahwa kanker
payudara adalah suatu penyakit yang ditandai dengan penyebaran sel yang tidak
terkontrol yang muncul pada jaringan payudara.
II. C. 2. Epidemiologi
Kanker payudara merupakan penyakit ganas yang paling umum terjadi pada
populasi wanita di seluruh dunia (Andrews, 2009). Di Amerika Serikat, kanker
Diperkirakan 180.000 wanita didiagnosis menderita kanker payudara setiap tahunnya,
dimana jumlah tersebut mewakili 32% dari semua kanker yang menyerang wanita,
dan 46.000 orang meninggal dunia setiap tahunnya diakibatkan oleh kanker payudara
(Prett et al, 1994).
Di Indonesia sendiri, kanker payudara merupakan kanker kedua terbanyak
pada wanita sesudah kanker leher rahim (Tjahjadi, 1995). Diperkirakan terdapat 100
penderita baru untuk setiap 100.000 penduduk per tahun di Indonesia, dan angka
kematian yang disebabkan oleh kanker payudara menduduki urutan keenam dari
seluruh kematian di Indonesia (Mohamad, 1997). Di Indonesia, masalah kanker
payudara menjadi lebih besar karena lebih dari 70% penderita datang ke pelayanan
kesehatan pada stadium yang sudah lanjut. (Saryono, 2008).
II. C. 3. Etiologi
Penyebab langsung kanker payudara sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Namun menurut Smith (2000), ada beberapa faktor resiko yang dapat
menyebabkan seseorang menderita kanker payudara, diantaranya adalah:
II. C. 3. 1 Faktor Keturunan
Riwayat keluarga dengan kanker payudara atau kanker ovarium
meningkatkan resiko dari kanker payudara. Peningkatan resiko bergantung pada
didiagnosis menderita kanker payudara, dimana resiko meningkat ketika kerabat
tersebut didiagnosis saat masa premenopause
II. C. 3. 2. Riwayat Pribadi
Riwayat pribadi dari kanker endometrium, kanker ovarium, atau kanker
payudara terkait dengan peningkatan resiko dari kanker payudara berikutnya.
Wanita yang pernah mengidap kanker payudara sebelumnya, persentase resiko
terjadinya perkembangan kanker payudara kedua selama lima tahun lamanya
sebanyak 2 -5 persen.
II. C. 3. 3. Riwayat Reproduksi
Pengalaman melahirkan dan menyusui pertama di umur 30 tahun kebawah
melindungi diri dari kanker payudara. Sebaliknya, wanita yang tidak melahirkan
dan tidak menyusui beresiko lebih tinggi terjangkit kanker payudara.
II. C. 3. 4. Asupan Alkohol
Persentase asupan alkohol meningkatkan resiko terjangkit kanker payudara
adalah sekitar 30 – 40 persen bagi wanita peminum tipe sedang (1 atau lebih
minuman beralkohol per hari) dibandingkan dengan wanita yang bukan peminum
alkohol.
II. C. 3. 5. Penggunaan Terapi Hormon
Terdapat peningkatan kecil terhadap resiko terjangkit kanker payudara
ketika mereka kembali menggunakannya lima tahun setelah berhenti
menggunakan kontrasepsi oral atau HRT tersebut.
II. C. 4. Gejala Kanker Payudara
Menurut Luwia (2003), gejala kanker payudara pada tahap dini biasanya tidak
menimbulkan keluhan. Satu – satunya gejala yang mungkin dirasakan pada stadium
dini adalah benjolan kecil di payudara. Keluhan baru timbul bila penyakit sudah
memasuki stadium lanjut, dimana keluhan yang dirasakan seperti adanya benjolan
pada payudara bila diraba dengan tangan, bentuk dan ukuran payudara berbeda dari
sebelumnya, luka pada payudara yang sudah lama dan tidak sembuh dengan
pengobatan, eksim pada puting dan area sekitanya, keluar darah, nanah, atau cairan
encer dari puting susu, puting susu tertarik ke dalam, dan kulit payudara mengerut
seperti kulit jeruk.
II. C. 5. Stadium Pada Kanker Payudara
American Joint Committee on Cancer Staging of Breast Carcinoma (dalam
Smith, 2000) membagi stadium karsinoma menjadi:
Stadium I Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang serta kelenjar getah bening negatif
Stadium II A Karsinoma invasif dengan ukuran 2 cm atau kurang disertai metastasis ke kelenjar getah bening atau karsinoma invasif
lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dan kelenjar getah
bening negatif
Stadium IIB Karsinoma invasif dengan diameter lebih dari 2 cm tetapi kurang dari 5 cm dengan kelenjar getah bening positif, atau
karsinoma invasif berukuran lebih dari 5 cm dan kelenjar getah
bening negatif
Stadium IIIA Karsinoma invasif ukuran berapapun dengan kelenjar getah bening terfiksasi atau karsinoma berukuran garis tengah lebih
dari 5 cm dengan metastasis kelenjar getah bening nonfiksasi
Stadium IIIB Karsinoma inflamasi, karsinoma yang menginvasi dinding dada, karsinoma yang manginvasi kulit, atau setiap karsinoma
dengan metastasis ke kelenjar getah bening
Stadium IV Karsinoma yang sudah bermetastasis ke tempat yang jauh.
II. C. 6. Jenis – Jenis Kanker Payudara
Menurut Pamungkas (2011), jenis – jenis kanker payudara yang umum terjadi
II. C. 6. 1. Ductal Carcinoma In Situ (DCIS)
Jenis kanker ini paling umum dari kanker payudara yang tidak
berbahaya (noninvasif). Kanker ini tidak meluas melalui dinding – dinding
duct ke jaringan payudara. Hampir semua wanita yang mengalami kanker
jenis ini bisa diobati dengan baik.
II. C. 6. 2. Lobular Carcinoma In Situ (LCIS)
Pada LCIS (Lobular Carsinoma Insitu), pertumbuhan jumlah sel jelas
terlihat berada didalam kelenjar susu (lobules). Kondisi ini bermula dari
kelenjar – kelenjar yang berperan dalam memproduksi air susu, tapi tidak
melalui dinding lobula.
II. C. 6. 3. Invasive Ductal Carcinoma (IDC)
Jenis kanker ini adalah yang paling sering terjadi. Kanker ini bermula
dari duct, menerobos dinding duct, dan menyerang jaringan payudara. Dari
sini, kanker dapat menyebar ke bagian – bagian tubuh yang lain.
II. C. 6. 4. Invasive Lobular Carcinoma (ILC)
Kanker jenis ini bermula dari kelenjar susu atau lobula. Kanker ini dapat
II. C. 7. Pengobatan Kanker Payudara
Menurut Pamungkas (2011), pengobatan - pengobatan kanker payudara yang
umum dilakukan yaitu:
II. C. 7. 1. Mastektomi
Mastektomi adalah pembedahan yang dilakukan untuk mengangkat
payudara. Tipe mastektomidan pengobatan kanker payudara bergantung pada
beberapa faktor, yakni usia, kesehatan secara menyeluruh, status menopause,
dimensi tumor, tahapan tumor dan seberapa luas penyebarannya,
stadiumtumor dan keganasannya, status reseptor hormon tumor, dan
penyebaran tumor apakah sudah mencapai simpul limfe atau belum.
II. C. 7. 2. Lumpektomi
Lumpektomi merupakan tindak operasi penyelamatan payudara, dengan
mengambil atau mengangkat tumor (benjolan) bersama jaringan normal
payudara di sekitarnya. Prosedur penyelamatan payudara dapat dilakukan
dengan anestesi (bius) lokal ataupun total. Lumpektomi biasanya akan diikuti
dengan terapi radiasi.
II. C. 7. 3. Kemoterapi
Perawatan kemoterapi menggunakan obat untuk memperlemah dan
kanker aslinya, dan beberapa sel kanker yang mungkin menyebar ke bagian
lain dari tubuh tersebut.
II. C. 7. 4. Terapi Radiasi
Terapi radiasi, yang juga disebut dengan radioterapi, adalah cara yang
sangat efektif dengan target yang maksimal dalam menghancurkan sel – sel
kanker pada payudara yang mungkin masih berada di sekitar jaringan tubuh
setelah pembedahan. Radiasi dapat mengurangi resiko kanker payudara
datang kembali sampai 70%.
II. D. Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
Kualitas hidup menurut World Health Organization Quality Of Life
(WHOQOL) didefenisikan sebagai persepsi individu mengenai posisi individu dalam
konteks budaya dan sistem nilai dimana individu hidup dan hubungannya dengan
tujuan, harapan, standar yang diterapkan dan perhatian seseorang (Rapley, 2003).
Menurut WHO Quality of Life (WHOQOL) (dalam Rapley, 2003), menyatakan
bahwa pengukuran kualitas hidup didasarkan pada 6 aspek yaitu aspek physical
health, psychological, level of independence, social relationships, environment, dan
menjadi 4 aspek kualitas hidup (WHOQOL-BREF dalam Rapley, 2003) yang
meliputi aspek physical health, psychological, social relationships, dan environment.
Larasati (2009), menyatakan bahwa seseorang dengan kualitas hidup yang
positif dapat terlihat dari gambaran fisiknya yang selalu menjaga kesehatan, dalam
aspek psikologisnya berusaha meredam emosi agar tidak mudah marah, hubungan
sosial baik dengan banyaknya teman yang dimiliki, lingkungan yang mendukung dan
memberi rasa aman kepadanya. Seseorang dapat mengenali diri sendiri, mampu
beradaptasi dengan kondisi yang dialami saat ini, mempunyai perasaan kasih kepada
orang lain dan mampu mengembangkan sikap empati dan merasakan penderitaan
orang lain.
Kualitas hidup yang baik penting bagi semua individu, termasuk pada individu
dewasa awal. Menurut Hurlock (1999), masa dewasa awal dimulai pada umur 18 – 40
tahun, saat perubahan – perubahan fisik dan psikologis yang menyertai berkurangnya
kemampuan reproduktif. Masa usia dewasa awal adalah masa yang berat karena
merupakan periode penyesuaian diri terhadap pola – pola kehidupan baru dan
harapan – harapan sosial baru. Wanita pada masa dewasa awal diharapkan dapat
memainkan peran baru, seperti peran sebagai istri, orang tua, pencari nafkah, dan
mengembangkan sikap, keinginan serta nilai - nilai baru sesuai dengan tugas - tugas
perkembangannya.
Menurut Hurlock (1999), tugas – tugas perkembangan pada masa dewasa awal
mengasuh anak, mengelola rumah tangga, mengambil tanggung jawab sebagai warga
negara dan mencari kelompok sosial yang menyenangkan. Menguasai tugas – tugas
pada masa perkembangan selalu sulit, dan kesulitan ini meningkat apabila ada
rintangan yang menghambat perkembangan seseorang. Salah satu rintangan yang
menghambat penguasaan tugas perkembangan masa dewasa awal adalah hambatan
fisik. Kesehatan yang buruk atau hambatan fisik yang menghalangi seseorang
mengerjakan apa yang dilakukan oleh orang lain pada usia yang sama dapat
menggagalkan penguasaan tugas – tugas perkembangan untuk sebagian atau secara
total. Hambatan fisik tersebut dapat berupa cacat fisik ataupun penyakit yang
berkepanjangan.
Wanita sering mengidap berbagai penyakit selama masa hidupnya, salah
satunya adalah kanker payudara (Matlin, 2008). Kanker payudara adalah tumor ganas
yang menyerang jaringan payudara, dimana jaringan payudara tersebut terdiri dari
kelenjar susu (kelenjar pembuat air susu), saluran kelenjar (saluran air susu) dan
jaringan penunjang payudara (Mardiana 2007). Kanker payudara merupakan penyakit
ganas yang paling umum terjadi pada populasi wanita di seluruh dunia (Andrews,
2009).
Penyesuaian diri yang baik bagi individu dengan penyakit kronis termasuk
kanker payudara, melibatkan beberapa tugas adaptif yang berlanjut tanpa henti, yaitu:
menguasai tuntutan yang berkaitan dengan manajemen yang berkelanjutan dari
keterbatasan fisik, mempertahankan fungsi – fungsi positif dalam aspek – aspek
penting seperti pekerjaan, hubungan, dan rekreasi, menghindari tekanan emosional,
dan mempertahankan kualitas hidup yang positif secara keseluruhan (Stanton,
Revenson, & Tennen, 2007, dalam Sarafino, 2011).
Penelitian kualitas hidup pada penderita kanker payudara sendiri memiliki hasil
yang beragam. Penelitian yang dilakukan oleh Avis et al (2004) menyatakan bahwa
kualitas hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori rendah. Namun
hasil penelitian yang dilakukan oleh Gokgoz et al (2010) menyatakan bahwa kualitas
hidup pada penderita kanker payudara berada pada kategori sedang. Penelitian yang
dilakukan oleh Nurachmah (1999) menunjukkan bahwa penderita kanker payudara
mengekspresikan ketidakberdayaan, merasa tidak sempurna lagi, malu dengan bentuk
payudara, tidak bahagia, merasa tidak menarik lagi, perasaan kurang diterima oleh
orang lain, merasa terisolasi, takut, berduka, berlama - lama di tempat tidur,
ketidakmampuan fungsional, gagal memenuhi kebutuhan keluarga, kurang tidur, sulit
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan unsur yang paling penting dalam penelitian
ilmiah karena metode yang digunakan dalam penelitian dapat menentukan apakah
penelitian tersebut dapat dipertanggungjawabkan hasilnya (Hadi, 2000).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode
deskriptif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan secara sistematik dan
akurat, fakta, karakteristik mengenai populasi atau bidang tertentu (Hadi, 2000).
III. A. Identifikasi Variabel Penelitian
Variabel merupakan segala sesuatu yang akan menjadi objek pengamatan
penelitian. Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat-sifat atau nilai dari
seseorang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiono, 2004).
Variabel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah variabel tunggal yaitu
III. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Kualitas hidup adalah penilaian individu tentang dirinya sendiri meliputi
kesejahteraan fisik, psikologis, hubungan sosial, dan hubungan dengan lingkungan.
Kualitas hidup dalam penelitian ini akan diukur dengan menggunakan skala
berdasarkan aspek kualitas hidup yang dikemukakan oleh WHO Quality of Life
(WHOQOL)(dalam Rapley, 2003), yaitu:
a. Physical Health (Kesehatan Fisik)
b. Psychological (Psikologis)
c. Social Relationships (Hubungan Sosial)
d. Environment (Lingkungan)
Skor total pada skala kualitas hidup merupakan petunjuk gambaran kualitas
hidup yang tinggi dan rendah. Skor kualitas hidup yang tinggi menunjukkan bahwa
individu memiliki kualitas hidup yang tinggi dan skor kualitas hidup yang rendah
menunjukkan bahwa individu memiliki kualitas hidup yang rendah.
III. C. Populasi dan Sampel Penelitian III. C. 1. Populasi
Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi
sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki sifat yang sama
2000). Populasi dalam penelitian ini adalah wanita dewasa awal penderita kanker
payudara di kota Medan.
III. C. 2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagai subjek yang akan diteliti (Hadi,
2000). Menurut Azwar (2002), secara tradisional statistika menganggap jumlah
sampel yang lebih dari 60 subjek sudah cukup banyak. Sampel yang akan digunakan
oleh peneliti berjumlah 75 orang.
Adapun karakteristik subjek dalam penelitian ini adalah:
a. Wanita dewasa awal usia 18 – 40 tahun yang menderita kanker payudara.
b. Sedang menjalani pengobatan medis kanker payudara
c. Menderita kanker payudara stadium IIB – IIIB
III. D. Metode Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel adalah cara yang digunakan untuk mengambil
sampel dari populasi dengan menggunakan prosedur tertentu agar diperoleh sampel
yang mewakili populasi (Hadi, 2000). Metode pengambilan sampel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode non probability sampling jenis accidental
sampling, yaitu accidental sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang
dilakukan terhadap responden yang secara kebetulan ditemui pada obyek penelitian
III. E. Metode dan Alat Pengumpulan Data
Alat ukur merupakan metode pengumpulan data dalam kegiatan penelitian
yang mempunyai tujuan untuk mengungkapkan fakta mengenai variabel yang diteliti.
Metode yang digunakan dalam pengumpulan data pada penelitian ini adalah metode
self-reports. Metode self-reports berasumsi bahwa subjek adalah orang yang paling
tahu tentang dirinya sendiri, apa yang dinyatakan subjek kepada peneliti adalah benar
dan dapat dipercaya, dan interpretasi subjek tentang pertanyaan – pertanyaan yang
diajukan kepadanya adalah sama dengan apa yang dimaksudkan oleh peneliti (Hadi,
2000). Sesuai dengan metode self-reports maka penelitian ini menggunakan skala
kualitas hidup untuk memperoleh gambaran kualitas hidup pada penderita kanker
payudara.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan skala yang dimodifikasi dari
instrument WHOQOL-BREF yang didalamnya terdapat empat aspek dari kualitas
hidup, yaitu physical health (kesehatan fisik), psychological (psikologis), social
relationships (hubungan sosial), dan environment (lingkungan). Skala ini
menggunakan skala model Likert. Skala ini terdiri dari 5 pilihan jawaban yaitu
Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Netral (N), Tidak Sesuai (TS), dan Sangat Tidak
Tabel 1. Blueprint Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
Aspek – Aspek
Social Relationships 7, 16, 19, 27, 35,
38, 58
III. F. Validitas dan Reabilitas Alat Ukur III. F. 1. Validitas Alat Ukur
Untuk mengetahui apakah skala psikologi mampu menghasilkan data yang
akurat sesuai dengan tujuan ukurnya, diperlukan suatu pengujian validitas (Azwar,
2010). Di dalam penelitian ini akan diuji validitasnya berdasarkan validitas isi.
dalam proses telaah aitem. Pendapat profesional diperoleh dengan cara berkonsultasi
dengan dosen pembimbing.
III. F. 2. Daya Beda Aitem
Daya beda aitem yaitu kemampuan aitem dalam membedakan antara subjek
yang memiliki atribut yang diukur dan yang tidak diukur. Selain itu, indeks daya beda
aitem merupakan indikator keselarasan atau konsistensi antara fungsi aitem dengan
fungsi skala secara keseluruhan yang dikenal dengan konsistensi aitem total.
Pengujian daya diskriminasi aitem pada skala dilakukan dengan mengkorelasikan
antara skor tiap aitem dengan skor total, dengan menggunakan teknik korelasi
Pearson Product Moment dengan bantuan program SPSS.
Pengujian daya diskriminasi aitem mengkehendaki dilakukannya komputasi
korelasi antara distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini akan menghasilkan
koefisien korelasi aitem total (rix) yang dikenal dengan sebutan paramater daya beda
aitem. Besarnya koefisien korelasi aitem total bergerak dari 0 sampai dengan 1.00
dengan nilai positif dan negatif. Semakin baik daya diskriminasi aitem maka
koefisien korelasinya semakin mendekati angka 1.00 (Azwar, 2010). Kriteria
pemilihan aitem berdasarkan korelasi aitem pada penelitian ini menggunakan batasan
rix≥ 0,25. Peneliti menggunakan batasan rix≥ 0,25 dikarenakan seluruh aitem yang
berjumlah dua aitem pada indikator mobilitas pada aspek kesehatan fisik gugur,
sehingga peneliti menurunkan batasan menjadi 0,25. Dimana dalam Azwar (2010)
kriteria sehingga jumlah aitem yang diinginkan dapat tercapai.
III. F. 3. Reliabilitas Alat Ukur
Menurut Azwar (2010), reliabilitas mengacu pada konsistensi atau
keterpercayaan hasil ukur adalah untuk mencari dan mengetahui sejauh mana hasil
pengukuran dapat dipercaya. Prosedur pengujian reliabilitas yang akan digunakan
dalam penelitian ini adalah koefisien reliabilitas alpha. Data untuk menghitung
koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang
dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok responden (single-trial
administration).
Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (rxx) yang angkanya berada
dalam rentang 0 sampai dengan 1. Koefisien reliabilitas semakin mendekati angka 1
menandakan semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya, koefisien yang semakin
mendekati angka 0 berarti semakin rendah reliabilitas yang dimiliki. Teknik yang
digunakan untuk pengukuran reliabilitas alat ukur penelitian ini adalah teknik
koefisien Alpha Cronbach. Untuk menguji reliabilitas ini menggunakan bantuan
III. G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian
Prosedur pelaksanaan penelitian terdiri dari 3 tahap. Ketiga tahap tersebut
adalah tahap persiapan penilitian, tahap pelaksanaan penelitian dan tahap pengolahan
data.
III. G. 1. Persiapan Penelitian
Pada tahapan ini peneliti melakukan langkah – langkah sebagai berikut:
1) Pada tahap awal penelitian, peneliti akan membuat alat ukur dengan
melakukan modifikasi serta melakukan uji coba terhadap alat ukur tersebut.
Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala kualitas hidup
yang dimodifikasi dari skala WHOQOL-BREF. Model skala yang digunakan
adalah skala Likert. Pada pengisian skala kualitas hidup, subjek diminta untuk
menjawab pernyataan dengan memilih salah satu dari 4 alternatif jawaban
yang tersedia, yaitu Sangat Sesuai (SS), Sesuai (S), Tidak Sesuai (TS), dan
Sangat Tidak Sesuai (STS). Masing-masing aitem diberi bobot nilai
berdasarkan pernyataan favourable atau unfavourable. Favourable artinya
bentuk pernyataan mendukung gejala yang akan diungkap dan sebaliknya
unfavourable artinya pernyataan tersebut tidak mendukung gejala yang akan
diungkap. Penilaian untuk aitem yakni 1=STS, 2=TS, 3=S, 4=SS. Sedangkan
untuk aitem unfavourable 4=STS, 3=TS, 2=S, 1=SS.
2) Pelaksanaan uji coba alat ukur penelitian dilaksanakan mulai dari tanggal 23
sampel yang sudah ditentukan. Uji coba ini bertujuan untuk menyeleksi aitem
yang benar-benar sesuai dengan variabel yang hendak diukur. Selanjutnya,
peneliti melakukan penilaian terhadap masing-masing aitem skala dengan
format penilaian yang sudah dibuat berdasarka skor-skor aitem. Kemudian,
skor yang merupakan pilihan responden pada setiap aitem ditabulasikan dan
akhirnya diperoleh aitem-aitem yang layak untuk diikutsertakan dalam skala
penelitian.
3) Uji coba alat ukur dilakukan pada 30 orang penderita kanker. Skala kualitas
hidup untuk uji coba berisi 60 aitem. Adapun distribusi aitem-aitem dalam
skala kualitas hidup pada saat uji coba dengan jumlah proporsional yaitu
dengan pembagian aspek physical health 15 aitem, psychological 15 aitem,
social relationships 15 aitem dan environment 15 aitem. Setelah dilakukan uji
coba, dengan menggunakan SPSS versi 17.0 for windows maka diperoleh hasil
uji daya beda aitem dan reliabilitas dengan koefisien alpha keseluruhan aitem
sebesar 0,962. Dari 60 aitem yang diuji coba terdapat 52 aitem yang valid
dengan nilai r yang bergerak dari 0,255 sampai 0,845. Sedangkan 8 aitem
Tabel 2. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Saat Uji Coba
Social Relationships 7, 16, 19, 27, 35,
38, 58
Tabel 3. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Setelah Uji Coba
38, 58 55, 56, 60
Keterangan Tabel 3:
Nomor yang ditebalkan memiliki daya diskriminasi < 0.25
Aitem yang valid sebanyak 52 butir seluruhnya digunakan dalam pengambilan
data. Sebelum dilakukan pengambilan data, aitem-aitem tersebut disusun kembali ke
dalam skala kualitas hidup. Distribusi aitem skala kualitas hidup dalam penelitian
terlihat dalam tabel sebagai berikut:
Tabel 4. Distribusi Aitem Skala Kualitas Hidup Pada Penelitian
Environment 2, 9, 10, 14, 24,
37, 42, 51
17, 21, 22, 25, 30,
45, 49
15
Jumlah 25 aitem 27 aitem 52 item
III.G. 2. Pelaksanaan Penelitian
Setelah peneliti melakukan uji coba, merevisi alat ukur dan telah menyusun
kembali aitem-aitem yang sesuai pada saat uji coba, maka peneliti akan mengambil
data penelitian pada penderita kanker payudara sebanyak 75 orang. Penelitian
berlangsung dari tanggal 24 April 2014 sampai tanggal 6 Juni 2014 kepada 75 wanita
dewasa awal penderita kanker payudara di Kota Medan. Pengambilan sampel ini
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive sampling. Sebelum memberikan
skala, peneliti akan bertanya pada subjek penelitian apakah subjek sesuai dengan
karakteristik sampel yang telah ditentukan sebelumnya.
III. H. Metode Analisis Data
Hadi (2000) menyatakan bahwa penelitian deskriptif menganalisa dan
menyajikan fakta secara sistematis sehingga dapat lebih mudah dipahami dan
disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas data faktualnya sehingga
semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang diperoleh. Untuk
diolah yaitu skor minimum, skor maksimum, mean dan standar deviasi. Hadi (2000)
menyatakan bahwa uraian kesimpulan dalam penelitian deskriptif didasari oleh data
yang diolah tidak terlalu mendalam. Data yang berhasil dikumpulkan kemudian
diolah dengan menggunakan bantuan program SPSS. Sebelum data-data yang
terkumpul dianalisa menggunakan metode deskriptif, terlebih dahulu dilakukan uji
asumsi yang meliputi uji normalitas.
III. H. 1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data penelitian yang
dianalisis sudah terdistribusi sesuai dengan prinsip - prinsip distribusi normal
agar dapat digeneralisasikan terhadap populasi. Pada penelitian ini uji
normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov Smirnov dengan
bantuan SPSS version 17.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika
BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan diuraikan hasil penelitian dan analisa hasil penelitian
sesuai dengan data yang diperoleh dari lapangan. Pembahasan akan dimulai dengan
memberikan gambaran umum subjek penelitian, hasil penelitian, beserta analisa
hasil penelitian.
IV.A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Subjek penelitian berjumlah 75 wanita yang merupakan penderita kanker
payudara di Medan. Berdasarkan skala yang diberikan, diperoleh gambaran subjek
penelitian menurut stadium kanker dan pengobatan medis.
IV.A.1. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker
Berdasarkan stadium kanker, penyebaran subjek penelitian dapat
digambarkan seperti pada tabel 5 berikut:
Tabel 5. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Stadium Kanker
Stadium Kanker N Persentase (%)
IIB 40 53.3%
IIIA 28 37.3%
Berdasarkan Tabel 5 diatas, dapat dilihat dari stadium kanker terbanyak
pada subjek adalah stadium IIB sebanyak 40 orang (53,3%), kemudian disusul
oleh stadium IIIA sebanyak 28 orang (37,3%), dan yang paling sedikit adalah
stadium IIIB sebanyak 7 orang (9,3%).
IV.A.2. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis
Berdasarkan pengobatan medis, penyebaran subjek penelitian dapat
digambarkan seperti pada tabel 6 berikut:
Tabel 6. Gambaran Umum Subjek Penelitian Berdasarkan Pengobatan Medis
Pengobatan Medis N Persentase (%)
Mastektomi 26 35%
Mastektomi dan Kemoterapi 46 61%
Mastektomi, Kemoterapi dan Terapi Radiasi 3 4%
Berdasarkan Tabel 6 diatas, dapat dilihat dari pengobatan medis terbanyak
pada subjek adalah mastektomi dan kemoterapi sebanyak 46 orang (61%),
kemudian disusul oleh mastektomi sebanyak 26 orang (35%), dan yang paling
sedikit adalah mastektomi, kemoterapi, dan terapi radiasi sebanyak 3 orang (4%).
IV.B. Hasil Uji Asumsi Penelitian
Sebelum menganalisa data utama penelitian dengan t-test, maka terlebih
dahulu dilakukan pengujian asumsi penelitian. Uji asumsi penelitian terdiri dari uji
IV.B.1. Uji Normalitas Sebaran
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah sampel penelitian
telah menyebar secara normal. Uji normalitas perlu dilakukan untuk menentukan
analisa data selanjutnya apakah menggunakan t-test atau tidak, mengingat t-test
merupakan uji parametrik. Selain itu, bila sebaran sampel penelitian ini tidak
normal, maka analisa data selanjutnya tidak dapat menggunakan t-test (Sugiyono,
2002). Uji normalitas sebaran dilakukan dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov.
Tabel 7. Uji Normalitas
Variabel Kolmogorov-Smirnov
Statistic df Sig.
Kualitas Hidup .095 75 .090
Berdasarkan tabel 7, keseluruhan variabel penelitian terdistribusi normal
(p ≥ 0.05) dimana kriterianya menurut Hadi (2000) adalah apabila p ≥ 0.05 maka
sebarannya dinyatakan normal dan sebaliknya, bila p < 0.05 maka sebarannya
dinyatakan tidak normal. Dari data yang diperoleh pada tabel diatas menunjukkan
IV.C. Hasil Penelitian
IV.C.1 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara
Analisa deskriptif pada penelitian ini dilaksanakan dengan bantuan
program SPSS versi 17. Berikut merupakan tabel penyajian hasil analisa
deskriptif pada penelitian ini:
Tabel 8. Skor Empirik dan Skor Teoritik Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa
Awal Penderita Kanker Payudara
Variabel Empirik Teoritik
Kualitas Hidup Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
97 197 145.83 28.75 52 260 156 34.667
Selanjutnya, subjek akan digolongkan ke dalam 2 kategori yaitu tinggi
dan rendah. Kategorisasi tingkat kualitas hidup dilakukan dengan menggunakan
batas kisaran skor atau fluktuasi skor mean dimana ketika peneliti ingin
membuat kategorisasi menjadi dua bagian, sebaiknya dapat dilakukan dengan
menggunakan batas kisaran skor atau fluktuasi skor mean (Azwar, 2010).
Pengelompokan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita kanker
payudara dilakukan dengan pengkategorian subjek berdasarkan kategorisasi skor
Grafik 1. Kriteria Kategorisasi Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita
Kanker Payudara
Berdasarkan Grafik 1 diatas, individu yang memperoleh skor 168 keatas
dapat disebut memiliki kualitas hidup yangtinggi atau baik, sedangkan individu
yang memperoleh skor 144 kebawah dapat dikatakan memiliki kualitas hidup
yang rendah atau buruk. Dari hasil tersebut diperoleh sebanyak 39 (28%) orang
masuk ke dalam kategori rendah dan 21 (52%) orang ke dalam kategori tinggi,
sedangkan 15 orang (20%) tidak diklasifikasikan karena tujuan peneliti hanya
memisahkan subjek ke dalam dua kategori yaitu tinggi dan rendah. 28%
52%
20%
0 20 40 60
Tinggi Rendah Tidak Diklasifikasikan
IV.C.2 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Aspek Kualitas Hidup
IV.C.2.1 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara Berdasarkan Aspek Kesehatan Fisik
Komponen kesehatan fisik dalam skala kualitas hidup ini terdiri dari 12
aitem dengan rentang nilai 1-5. Hasil perhitungan mean empirik dan mean
hipotetik disajikan dalam Tabel 9 berikut:
Tabel 9. Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesehatan Fisik
Variabel Empirik Teoritik
Aspek Kesehatan Fisik pada Kualitas Hidup
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
18 46 31.27 7.431 12 60 36 8
Pengelompokan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita
kanker payudara berdasarkan aspek kesehatan fisik dilakukan dengan
pengkategorian subjek berdasarkan kategorisasi skor aspek kesehatan fisik,
Grafik 2. Kategorisasi Aspek Kesehatan Fisik pada Wanita Dewasa Awal Penderita
Kanker Payudara
Berdasarkan Grafik 2, dapat dilihat dari 75 subjek penelitian dengan 12
aitem yang mengungkap kualitas hidup berdasarkan aspek kesehatan fisik
bahwa ada 45 orang (60%) memiliki skor kesehatan fisik dari kualitas hidup
yang rendah, 17 orang (22.7%) memiliki skor kesehatan fisik dari kualitas hidup
yang tinggi, dan 13 orang subjek (17.3%) yang berada pada rentang nilai antara
38 sampai 34 tidak perlu diklasifikasikan karena tujuan peneliti hanya
mengklasifikasi menjadi dua kategori saja.
IV.C.2.2 Gambaran Kualitas Hidup pada Wanita Dewasa Awal Penderita Kanker Payudara pada Aspek Kesejahteraan Psikologis
Komponen psikologis dalam skala kualitas hidup ini terdiri dari 12 aitem
dengan rentang nilai 1-5. Hasil perhitungan mean empirik dan mean teoritik
Tabel 10. Skor Empirik dan Skor Teoritik Berdasarkan Aspek Kesejahteraan
Psikologis
Variabel Empirik Teoritik
Aspek Kesejahteraan Psikologis pada
Kualitas Hidup
Min Maks Mean SD Min Maks Mean SD
20 49 32.88 8.018 12 60 36 8
Pengelompokan kualitas hidup pada wanita dewasa awal penderita
kanker payudara berdasarkan aspek kesejahteraan psikologis dilakukan dengan
pengkategorian subjek berdasarkan kategorisasi skor aspek kesejahteraan
psikologis, sebagaimana yang tertera pada Grafik 3.
Grafik 3. Kategorisasi Aspek Kesejahteraan Psikologis pada Wanita Dewasa Awal
Penderita Kanker Payudara
Berdasarkan Grafik 3, dapat dilihat dari 75 subjek penelitian dengan 12